PULAU GILI BANTA, BIMA, NUSA TENGGARA BARAT. Nama Gili Banta tentu sangat menyeramkan bagi orang-orang yang melewati selat yang berada di jalur pelayaran Sape-Labuan Bajo ini. arusnya sangat deras dan berputar-putar. Setiap kapal yang masuk dalam lingkaran arus ini tidak pernah selamat. Maut pasti menghadang. Gili Banta adalah nama yang diberikan nenek moyang untuk pulau kecil di selat yang memang menyeramkan ini. Namun dibalik keganasan arusnya, Gili Banta menyimpan sejuta pesona, dan potensi alam yang luar biasa. Selat Gilibanta terkenal dengan arusnya yang deras dan ganas. Sehingga setiap kapal yang melewati selat ini harus berhati- hati. Tetapi dibalik arusnya yang deras serta keganasannya, menyimpan pesona alam sebagai anugerah yang tak tertandingi. Wisata bawah air diantaranya terumbu karang yang warnanya bisa berbeda violet dan hitam di Gili Banta sudah menjadi salah satu tujuan kapal perahu pesiar yang pada musim liburan Pemerintah Kabupaten Bima telah menetapkan Gilibanta menjadi Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bupati Bima Nomor 686 tahun 2005 tanggal 31 Desember 2005. Penetapan tersebut dimaksudkan untuk melindungi dan merehabilitasi terumbu karang dan biota laut lainnya yang ada di kawasan Gilibanta dari upaya eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan secara berlebihan dari oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Namun demikian, Pemerintah Kabupaten Bima tetap memberi kesempatan dan peluang kepada masyarakat untuk memanfaatkan dan mengelola sebagian kawasan Gilibanta sepanjang masyarakat mampu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PULAU GILI BANTA, BIMA, NUSA TENGGARA BARAT.
Nama Gili Banta tentu sangat menyeramkan bagi orang-orang yang melewati selat
yang berada di jalur pelayaran Sape-Labuan Bajo ini. arusnya sangat deras dan
berputar-putar. Setiap kapal yang masuk dalam lingkaran arus ini tidak pernah
selamat. Maut pasti menghadang. Gili Banta adalah nama yang diberikan nenek
moyang untuk pulau kecil di selat yang memang menyeramkan ini. Namun dibalik
keganasan arusnya, Gili Banta menyimpan sejuta pesona, dan potensi alam yang
luar biasa.
Selat Gilibanta terkenal dengan arusnya yang deras dan ganas. Sehingga setiap
kapal yang melewati selat ini harus berhati-hati. Tetapi dibalik arusnya yang deras
serta keganasannya, menyimpan pesona alam sebagai anugerah yang tak
tertandingi. Wisata bawah air diantaranya terumbu karang yang warnanya bisa
berbeda violet dan hitam di Gili Banta sudah menjadi salah satu tujuan kapal perahu
pesiar yang pada musim liburan
Pemerintah Kabupaten Bima telah menetapkan Gilibanta menjadi Kawasan
Konservasi Laut Daerah (KKLD) sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bupati
Bima Nomor 686 tahun 2005 tanggal 31 Desember 2005. Penetapan tersebut
dimaksudkan untuk melindungi dan merehabilitasi terumbu karang dan biota laut
lainnya yang ada di kawasan Gilibanta dari upaya eksploitasi dan pemanfaatan
sumber daya perikanan dan kelautan secara berlebihan dari oknum-oknum yang
tidak bertanggungjawab. Namun demikian, Pemerintah Kabupaten Bima tetap
memberi kesempatan dan peluang kepada masyarakat untuk memanfaatkan dan
mengelola sebagian kawasan Gilibanta sepanjang masyarakat mampu menerapkan
prinsip-prinsip pengelolaan yang serasi, seimbang, berwawasan lingkungan dan
bertanggungjawab.
Gilibanta adalah salah satu pulau tak berpenduduk yang ada di Kabupaten Bima
dikelilingi pantai dan laut dengan beragam biota laut serta terumbu karang yang
beraneka jenis. Sebagai kawasan yang terbuka, perairan Gilibanta begitu rentan
terhadap penyalahgunaan eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan
kelautan dari oknum yang tidak bertanggungjawab.
Pada beberapa areal terjadi kerusakan terumbu karang dan biota laut. Kondisi ini
menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Bima sehingga mengeluarkan
Surat Keputusan Bupati yang menetapkan Kawasan Gilibanta menjadi Kawasan
Konservasi Laut Daerah.
Sebagai langkah awal pelaksanaannya Pemerintah Daerah mendapatkan alokasi
anggaran dari Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam sebesar
Rp.700 juta untuk kegiatan pengelolaan dan pengembangan Kawasan Konservasi
Laut Daerah. Dana tersebut antara lain diperuntukkan bagi penyediaan peralatan
senam, pengadaan kapal kayu, pembangunan pondok jaga dan pembangunan