DOKUMEN POLA PENGELOLAAN FINAL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT i KATA PENGANTAR Laporan Dokumen Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam ini dibuat sebagai realisasi Perjanjian Kerja Sama antara Satuan Kerja Direktorat Irigasi dengan PT. Multimera Harapan, dengan Surat Perjanjian / Kontrak No. KU.08.08/07/SKBWSS-IV/V/2007, tanggal 24 Mei 2007, tentang pekerjaan Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam. Dalam laporan ini berisikan uraian Pendahuluan, kondiis dan potensi Wilayah Sungai Batam, visi dan misi pengelolaan sumber daya air, arahan kebijakan pola pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai BAtam dan strategi pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai Batam. Atas segala arahan dan bantuan dari berbagai pihak terkait demi kelancaran pembuatan laporan ini diucapkan terima kasih. Demikian Laporan Dokumen Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam ini disampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan untuk melaksanakan program selanjutnya. Batam, Desember 2007 PT. MULTIMERA HARAPAN (Ir. Bambang Pramono ) Direktur
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
i
KATA PENGANTAR
Laporan Dokumen Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam ini dibuat sebagai realisasi
Perjanjian Kerja Sama antara Satuan Kerja Direktorat Irigasi dengan PT. Multimera Harapan, dengan Surat
Perjanjian / Kontrak No. KU.08.08/07/SKBWSS-IV/V/2007, tanggal 24 Mei 2007, tentang pekerjaan
Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam.
Dalam laporan ini berisikan uraian Pendahuluan, kondiis dan potensi Wilayah Sungai Batam, visi dan misi
pengelolaan sumber daya air, arahan kebijakan pola pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai BAtam
dan strategi pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai Batam. Atas segala arahan dan bantuan dari
berbagai pihak terkait demi kelancaran pembuatan laporan ini diucapkan terima kasih.
Demikian Laporan Dokumen Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam ini disampaikan,
semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan untuk
melaksanakan program selanjutnya.
Batam, Desember 2007
PT. MULTIMERA HARAPAN
(Ir. Bambang Pramono )
Direktur
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum I -1
1.2. Pengertian I - 2
1.3. Kedudukan dan Fungsi I – 3
1.4. Maksud dan Tujuan I - 4
1.5. Landasan Hukum I - 4
1.6. Ruang Lingkup I - 5
BAB II KONDISI DAN POTENSI WILAYAH SUNGAI BATAM
2.1. Kondisi Geografi II -1
2.2. Kondisi Tata Ruang II -2
2.2.1 Tata Guna Lahan Eksisting dan Yang Akan Datang II -2
2.2.2 Kondisi Hutan II -5
2.3. Kondisi Topografi dan Geomorfologi II -5
2.3.1 Kondisi Topografi II -5
2.3.2 Kondisi Morfologi II -6
2.3.3 Kondisi Geologi II -9
2.4. Kondisi Sosial Ekonomi II -10
2.4.1 Kependudukan II -10
2.4.2 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Batam II -12
2.4.3 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi II -15
2.4.4 Proyeksi Sistem Kebutuhan Air Bersih II -16
2.4.5 Proyeksi Kebutuhan Sistem Jaringan Listrik II -18
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
iii
2.4.6 Proyeksi Sektor Parawisata II -18
2.5. Kondisi Hidrologi II -20
2.6. Kondisi Kualitas Air WS Batam II -30
2.7. Kondisi Fisik WS Batam II -34
2.7.1 Erosi dan Sedimentasi II -34
2.7.2 Erosi Eksisting Batam Tahun 2007 II -35
2.7.3 Prediksi Erosi dan Sedimentasi II -36
2.7.4 Dasar dan Asumsi Yang digunakan dalam Prediksi II -38
2.7.5 Hasil Prediksi Erosi Tahun 2010, 2020, dan 2025 II -38
2.8 Kondisi Pengembangan Sumber Daya Air II -44
2.8.1 Infrastruktur Kondisi Eksisting II -44
2.8.2 Kebutuhan Air Rumah Tangga, Perkotaan, dan Industri II -45
2.8.3 Rencana Infastruktur Masa Depan II-46
BAB -III VISI DAN MISI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WS BATAM
3.1. Visi Pengeloaan SDA Wilayah Sungai Batam III-2
3.2. Misi Pengeloaan SDA Wilayah Sungai Batam III-2
BAB -IV ARAHAN KEBIJAKAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH
SUNGAI BATAM
4.1. Konservasi Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam IV-1
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-15
2.4.3. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan data sekunder yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik Kota Batam didapatkan angka
dalam kurun waktu 4 tahun, yaitu tahun 2002 – 2005. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Batam
sesuai dengan data tersebut dapat dikatakan tinggi karena mencapai angka 6% per tahun. Meskipun
demikian masih terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.68%, yaitu di tahun 2005.
Pertumbuhan ekonomi Kota Batam Tahun 2002 – 2005 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.9. Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam Tahun 2002 – 2005
TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI (%)
2002 7.01 2003 7.73 2004 8.28 2005 7.6
Sumber : BPS Kota Batam
Angka pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang cenderung tinggi dikarenakan Kota Batam sebagai
daerah tujuan investasi terutama bagi pemodal asing. Angka pertumbuhan ekonomi tidak tergantung
lepada pendapatan di daerah tersebut. Hal ini dibuktikan dengan fakta pendapatan asli daerah Kota
Batam tahun 2004 sebesar 162.16, yang mengalami peningkatan menjadi 178.28 pada tahun 2005 dan
pada tahun 2006 meningkat lagi, menjadi sebesar 229,99 ( Milyar Rupiah). Bila dilihat dari Investasi di
Kota Batam pada tahun 2006 sebesar 12.41 (Milyar Rupiah), yang terdiri dari : Investasi Pemerintah
sebesar 2.45 (Milyar Rupiah), Investasi Asing sebesar 4.46 (Milyar Rupiah) dan Investasi Domestik
sebesar 5.5 (Milyar Rupiah). Sedangkan berdasarkan data pertumbuhan ekonomi di atas, justru terjadi
penurunan pada tahun 2005.
Kalau dilihat per sektor ekonomi dapat diketahui bahwa ada tujuh sektor dan sektor jasa-jasa. Sedangkan
bila kita melihat kontribusi masing-masing sektor pendapatan regional pada tahun 2004 masih sangat
dominan berasal dari sektor industri pengolahan sebesar 71.28%. Sedangkan sektor lainnya yang juga
cukup dominan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10.94% dan sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan sebesar 4.61%.
Laju pertumbuhan ekonomi kota Batam per sektor pada tahun 2004 di dominasi oleh sektor-sektor
industri pengolahan sebesar 8.45%. Pendapatan per kapita masyarakat juga menunjukkan peningkatan.
Berdasarkan harga berlaku (current price), pada tahun 2004 pendapatan per kapita telah mencapai Rp.
17.176.162,49 sedangkan pada tahun 2003 sebesar Rp.15.935.049,96.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditemukan proyeksi pertumbuhan ekonomi dengan
mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi Kota Batam Tahun 2002 – 2005 sebagaimana dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-16
Tabel 2.10. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam Tahun 2007 - 2030
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BATAM (%) 2007 2010 2015 2020 2025 2030 8.46 9.16 10.32 11.48 12.64 13.80
Sumber : Data Diolah
2.4.4. Proyeksi Sistem Kebutuhan Air Bersih
Adapun dalam menghitung perkiraan kebutuhan air bersih bagi penduduk Kota Batam di masa
mendatang, digunakan standar dari Direktorat Air Bersih Departemen Perkerjaan Umum yang
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan rata-rata untuk masing-masing aktivitas di setiap penggunaa
lahan.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diperkirakan total kebutuhan air bersih untuk penduduk Kota Batam
hingga tahun 2014 seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.11. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Melalui PDAM Di Kota Batam Hingga Tahun 2014
No Uraian Satuan Tahun
2006 2009 2011 2014 1 Jumlah Total Penduduk Kota Batam Jiwa 711,184 879,657 1,020,507 1,300,315 2 Kebutuhan Air Bersih
a Sambungan Rumah (SR) I/jiwa/hari 130 130 130 130 Jumlah Jiwa/SR Jiwa 5 5 5 5 b Kebutuhan Industri I/Ha/hari 40,000 40,000 40,000 40,000 c Kebutuhan untuk pariwisata I/Ha/hari 4,800 4,800 4,800 4,800 d Kebutuhan untuk perdagangan dan jasa I/Ha/hari 5,210 5,210 5,210 5,210 e Kebutuhan Pertanian I/Ha/hari 4,150 4,150 4,150 4,150 f Hidran Umum (HU) I/jiwa/hari 30 30 30 30 g Jumlah Jiwa / HU Jiwa 100 100 100 100
3 Tingkat Pelayanan Air Bersih Sistem Perpipaan %
a Sambungan Rumah % 75 75 75 85 b Sambungan industri % 100 100 100 100 c Sambungan pariwisata % 100 100 100 100 d Sambungan perdagangan dan jasa % 100 100 100 100 e Sambungan pertanian % 80 80 80 85 f Hidran umum % 5 5 5 5
4 Jumlah Pelanggan a Sambungan Rumah Unit 106,678 140,745 173,486 221,054 b Sambungan industri Ha 1,500 3,000 6,755 6,755 c Sambungan pariwisata Ha 3,250 5,100 8,370 8,370 d Sambungan perdagangan dan jasa Ha 800 928 1,927 1,927 e Sambungan pertanian Ha 2,255 4,130 11,947 11,947 f Hidran umum Unit 356 440 510 650
5 Kebutuhan Air Domestik a Sambungan Rumah liter/detik 803 1,059 1,305 1,663 b Sambungan industri liter/detik 694 1,389 3,127 3,127 c Sambungan pariwisata liter/detik 181 283 465 465
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-17
No Uraian Satuan Tahun
2006 2009 2011 2014 d Sambungan perdagangan dan jasa liter/detik 48 56 116 116 e Sambungan pertanian liter/detik 87 159 488 488 f Hidran umum liter/detik 0 0 0 0 g Total Debit Kebutuhan Air Domestik liter/detik 1,812 2,946 5,501 5,859
6 Kebutuhan Air Non Domestik a Persentase dari kebutuhan Domestik % 20 20 20 20
b Total Debit Kebutuhan Air Non Domestik liter/detik 362 589 1,100 1,172
7 Sub Total Kebutuhan Air liter/detik 2,175 3,535 6,601 7,031 8 Kebocoran Air Bersih
a Persentase kebocoran % 25 25 25 25 b Total Debit Kebocoran liter/detik 544 884 1,650 1,758
9 Total Kebutuhan Air Rata-rata liter/detik 2,719 4,419 8,252 8,789 10 Faktor Kebutuhan Air Maksimum Harian 1 1 1 1 11 Kebutuhan Air Maksimum Harian liter/detik 2,991 4,860 9,077 9,668 12 Faktor Kebutuhan Puncak Harian 1 1 1 1 13 Kebutuhan Air Puncak Harian liter/detik 3,262 5,302 9,902 10,546
Sumber : RTRW Kota Batam, 2004
2.4.5. Proyeksi sistem Kebutuhan Jaringan Listrik
Pengembangan jaringan listrik diarahkan untuk mendukung kegiatan budidaya dan kegiatan sosial-
ekonomi kota di masa mendatang. Upaya pengembangan jaringan listrik di wilayah Barelang pada
masa mendatang dilakukan dengan mengembangkan pembangkit listrik melalui peningkatan kualitas
dan kuantitas pembangkit yang ada agar dapat melayani kebutuhan masyarakat pada tahun 2014 serta
melakukan pengembangan jaringan listrik yang ada melalui peningkatan kapasitas terpasang dan
kapasitas terpakai agar dapat menjangkau daerah pelayanan yang cukup luas. Sebagai acuan untuk
rencana pengembangan jaringan listrik, terlebih dahulu diperlukan perkiraan besarnya energi listrik
maksimum rata-rata yang dibutuhkan tiap-tiap keluarga, yaitu 900 VA/KK. Sedangkan rata-rata untuk
kebutuhan sarana sosial dan sarana umum mencapai 250% dari keseluruhan kebutuhan listrik rumah
tangga. Bagian terkecil kebutuhan listrik dimanfaatkan untuk penerangan jalan yang proporsinya hanya
15% dari seluruh kebutuhan listrik rumah tangga. Berikut ini ini perkiraan kebutuhan listrik Kota Batam
hingga tahun 2014.
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-18
Tabel 2.12 Perkiraan Kebutuhan Listrik Kota Batam Hingga Tahun 2014
No Uraian Satuan Tahun
2006 2009 2011 2014 1 Jumlah Penduduk Kota Batam Jiwa 711,184 879,657 1,020,507 1,300,315 2 Jumlah KK KK 142,237 175,931 204,101 260,063 3 Target Pelayanan
a Rumah Tangga % 85% 85% 85% 85% b Non Rumah Tangga % 150% 150% 150% 150% c Penerangan Jalan % 15% 15% 15% 15%
4 Daya Pasang Listrik Watt/KK 900 900 900 900 5 Kebutuhan Listrik
a Rumah Tangga KW 76,808 95,003 156,138 198,948 b Non Rumah Tangga KW 115,212 142,504 234,206 298,422 c Penerangan Jalan KW 11,521 14,250 23,421 29,842 Total Kebutuhan KW 203,541 251,758 413,765 527,213
Sumber : RTRW Kota Batam , 2004
2.4.6. Proyeksi Sektor Parawisata
Kota Batam selain sebagai daerah tujuan investasi juga ingin mencanangkan diri sebagai daerah tujuan
wisata. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kota Batam Tahun 2000 – 2006 jumlah wisatawan yang
berkunjung di Batam mengalami peningkatan cukup drastis pada tahun 2004 dengan angka kenaikan
sebesar 18,81%. Meskipun demikian pada tahun 2005 juga terjadi penurunan kunjungan yang sangat
signifikan, yaitu sebesar 32,90% dikarenakan kebijakan politik yang meniadakan judi.
Data selengkapnya tentang jumlah wisatawan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.13 Jumlah Wisatawan Kota Batam Tahun 2000 – 2006
Tahun Jumlah Wisatawan Rasio Per Tahun (%) 2000 1.134.051 - 2001 1.145.396 1.00 2002 1.101.048 -3.87 2003 1.285.394 16.74 2004 1.527.132 18.81 2005 1.024.758 -32.90 2006 1.012.711 -1.18
Sumber : Data diolah
Berdasarkan dari data di atas, maka ditemukan proyeksi jumlah wisatawan tahun 2007 – 2030
sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel 4.12. Menurut tabel tersebut, jumlah wisatawan cenderung
menurun dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena kecenderungan penurunan telah terjadi sejak
tahun 2005, sehingga setelah dihitung secara regresi maka ditemukanlah proyeksi tersebut. Namun
proyeksi ini dapat diatasi jika pemerintah Kota Batam melakukan tindakan untuk mengatasi dampak
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-19
yang bisa mengurangi penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung. Data lengkap tentang proyeksi
dimaksud dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.14 Proyeksi Jumlah Wisatawan Kota Batam Tahun 2007 – 2030
Seiring jumlah wisatawan yang berkunjung, diimbangi dengan pembangunan fasilitas akomodasi yang
memadai. Jumlah hotel di Kota Batam telah memadai untuk menampung jumlah wisatawan di atas,
bahkan setiap tahun ada kecenderungan jumlah hotel meningkat. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini :
Tabel 2.15 Jumlah Hotel Di Kota Batam Tahun 2000 - 2005
Tahun Jumlah Hotel Rasio Per Tahun (%)
2000 133 9.02
2001 137 3.01
2002 144 5.11
2003 147 2.08
2004 139 -5.44
2005 146 5.04
Sumber : Data BPS Kota Batam diolah
Untuk melihat proyeksi jumlah hotel tahun-tahun ke depan, perlu melihat dahulu data sekunder di atas
yang kemudian diolah dengan menggunakan metode regresi. Pada akhirnya ditemukan proyeksi
sebagaimana disebutkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.16 Proyeksi Jumlah Hotel Di Kota Batam Tahun 2007 – 2030
Proyeksi Jumlah Hotel
2007 2010 2015 2020 2025 2030
155 165 182 199 215 232
Sumber : Data Diolah
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-20
2.5. Kondisi Hidrologi
Ketersediaan Data Hujan
Pada wilayah studi ini menggunakan pos pengamatan hujan dengan data yang kurang mendukung
dikarenakan data-data yang didapat dari berbagai pos atau dam/waduk rata-rata tingkat operasinya
kurang dari 10 tahun bahkan ada beberapa yang sudah dibangun akan tetapi belum dioperasionalkan
atau dioptimalkan pemanfaatannya. Berikut ini data yang diperoleh pos pengamatan , yaitu :
1. Pos Hidroklimatologi Dam Sei Ladi
2. Pos Hidroklimatologi Dam Muka Kuning
3. Pos Hidroklimatologi Dam Baloi
4. Pos Hidroklimatologi Dam Sei Harapan
5. Pos Hidroklimatologi Dam Nongsa
6. Pos Hidroklimatologi Hang Nadim
Lokasi dari pos pengamatan disajikan pada Gambar 2.5 berikut.
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-21
Gam
bar
2.5
Lok
asi P
os H
idro
klim
atol
ogi
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-22
Gambar 2.6 Bar-chart Ketersediaan Data Hujan
Pos Hidroklimatolgi Hang nadim memiliki data bulanan yang cukup panjang, untuk itu pada tahap
selanjutnya analisis data hujan yang hilang akan diverifikasi berdasarkan pos tersebut. Sebaliknya, pos
hidroklimatologi Duriangkang memiliki data hujan yang pendek, sehingga data pos ini tidak akan
dianalisis.
Curah Hujan Rencana
Berdasarkan data curah hujan maksimum tiap tahun di 6 lokasi Pos Hujan yang tersebar di daerah
Sungai Batam dapat dianalisa frekuensi dengan beberapa metode dan didistribusikan ke dalam hujan
jam-jaman, hasil perhitungan hujan rencana untuk periode ulang 2 th, 5 th, 10 th, 25 th, 50 th dan 100
th di masing-masing Pos Hujan disajikan pada table dibawah ini.
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-23
Tabel 2.17 Hujan Rencana (mm)
No Nama
Pos
Periode Ulang
2 5 10 25 100
1 Dam Nongsa 366.583 408.279 436.248 469.802 515.115
2 Hang Nadim 386.938 432.308 462.741 499.252 548.557
3 Dam Baloi 323.054 359.636 384.174 413.613 453.367
4 Dam Sei Ladi 414.069 459.080 489.272 525.493 574.408
5 Dam Muka Kuning 428.531 476.476 508.636 547.218 599.321
6 Dam Sei Harapan 422.820 468.348 498.887 535.525 585.002
Sumber : Data Diolah
Data hujan rencana diatas kemudian diinterpolasi dengan menggunakan metode Inverse Distance
Weighting (IDW) dengan persamaan kuadratik sehingga sebagai hasil akhirnya adalah Peta Isohiet
untuk masing-masing periode ulang hujan rencana.
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-24
Gam
bar
2.7
Pet
a Is
ohie
t Huj
an R
enca
na 2
Tah
unan
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-25
Gam
bar
2.8
Pet
a Is
ohie
t Huj
an R
enca
na 5
Tah
unan
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-26
Gam
bar
2.9
Pet
a Is
ohie
t Huj
an R
enca
na 1
0 Ta
huna
n
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-27
Gam
bar
2.10
Pet
a Is
ohie
t Huj
an R
enca
na 2
5 Ta
huna
n
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-28
Gam
bar
2.11
Pet
a Is
ohie
t Huj
an R
enca
na 1
00 T
ahun
an
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-29
Debit Banjir Rencana
Debit banjir rencana untuk masing-masing Dam disajikan pada gambar dibawah ini.
Sumber : Data Diolah
Gambar 2.12 Hidrograf Banjir Masing-masing Dam
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-30
2.6. Kondisi Kualitas Air WS Batam
Kualitas air WS Batam dipantau pada lima lokasi, yaitu : (1).Dam Duriangkang; (2).Dam Muka Kuning;
(3).Dam Baloi; (4). Dam Sei Ladi ; dan Da.m RSOB. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat dalam Tabel
2.18 berikut ini:
Tabel 2.18 Hasil Pengamatan Kualitas Air di WS Batam
Standar Baku Mutu Kelas I PP No. 82/2001 Sumber : Bapedal Kota Batam Selain hasil pemantauan di atas, PT. Multimera Harapan juga melakukan pengambilan sample untuk
kualitas air WS Batam yang diambil dari empat lokasi, yaitu : (1).Waduk Bulang Lintang ; (2).Sumur di P.
Bulang Lintang; (3). Danau Mungga di Rempang; (4). Danau Sekanak di P. Belakang Padang.
A. Evaluasi Kualitas Air
Evaluasi kualitas pada sumber air di lokasi-lokasi tersebut dilakukan berdasarkan Baku Mutu Kelas I dari
PP 82/2001.
1) Kualitas Air Waduk Bulang Lintang
Berdasarkan data pemantauan kualitas Waduk Bulang Lintang, dibandingkan dengan air baku air minum (
Klas I PP 82/2001) terdapat beberapa parameter yang telah melampaui persyaratan, yaitu : Free Chlorine
dan Phenol compound as Phenol, yang dapat dilihat pada Tabel 2.19
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-31
Tabel 2.19 Kualitas Air Waduk Bulang Lintang
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium,2007
2) Kualitas Air Sumur di P. Bulang Lintang
Berdasarkan data pemantauan kualitas Sumur di P. Bulang Lintang, dibandingkan dengan air baku air
minum ( Klas I PP 82/2001) terdapat beberapa parameter yang telah melampaui persyaratan, yaitu : pH,
COD, Total Phospate as P, Zinc (Zn) dan Phenol compound as Phenol, dapat dilihat pada Tabel 2.20.
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-32
Tabel 2.20 Kualitas Air Sumur di P. Bulang Lintang
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium,2007
3) Kualitas Air Danau Mungga di Rempang.
Berdasarkan data pemantauan kualitas Danau Mungga di Rempang, dibandingkan dengan air baku air
minum ( Klas I PP 82/2001) terdapat beberapa parameter yang telah melampaui persyaratan, yaitu : pH,
Total Phospate as P, dan Phenol compound as Phenol, dapat dilihat pada Tabel 2.21.
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-33
Tabel 2.21. Kualitas Air Danau Mungga di Rempang
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium,2007
4) Kualitas Air Danau Sekanak di P. Belakang Padang
Berdasarkan data pemantauan kualitas Danau Sekanak di P. Belakang Padang, dibandingkan dengan air
baku air minum ( Klas I PP 82/2001) terdapat beberapa parameter yang telah melampaui persyaratan,
yaitu : pH, Free Chlorine, dan Phenol compound as Phenol, dapat dilihat pada Tabel 2.22.
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-34
Tabel 2.22. Danau Sekanak di P. Belakang Padang
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium, 2007
2.7. Kondisi Fisik WS Batam
2.7.1. Erosi Dan Sedimentasi
Erosi merupakan proses pengikisan dan perpindahan partikel tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh
tenaga air. Erosi akan menyebabkan hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur dan mengakibatkan
kerusakan lahan. Jika proses ini terus berlangsung, dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas
lahan dan perubahan lingkungan. Faktor yang menentukan laju besarnya erosi dapat dipengaruhi,
keadaan iklim terutama curah hujan, kemiringan lereng, jenis tanah, vegetasi dan tindakan manusia.
Keterkaitan antara ekosistem bagian hulu dan hilir sangat penting dilihat dari sisi konservasi. Dari aspek
konservasi maka tempat-tempat yang diprioritaskan dikelola adalah lokasi bagian hulu, baik bagian hulu
sungai maupun bagian hulu anak sungai. Hal ini disebabkan makin ke arah hulu makin besar wilayah
yang akan dipengaruhinya.
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-35
2.7.2. Erosi Eksisting Batam Tahun 2007
Nilai erosi merupakan informasi yang diperlukan dalam menyusun kebijakan pengelolaan suatu sub
basin. Besar kecilnya erosi dalam kajian ini ditentukan dari Indeks Erodibilitas Tanah (K), Erosivitas Hujan
(R), Parameter Panjang Lereng (LS), dan Penggunaan Lahan (LM) dengan data tersebut maka dapat
dihitung besarnya erosi yang dinyatakan dalam ton/ha/tahun dengan metode USLE.
Erodibilitas dipengaruhi jenis tanah. Jenis tanah di Batam umumnya adalah tanah aluvial yang memiliki
kepakaan terhadap erosi. Erodibilitas mengandung makna peka tidaknya tanah terhadap daya hancur
butiran curah hujan dan gerusan partikel yang terbawa oleh aliran permukaan. Makna angka erodibilitas
adalah semakin tinggi nilai erodibilitas tanah, maka makin mudah tanah tererosi.
Hasil penentuan erosi permukaan eksisting
Nilai erosivitas (R) curah hujan ditentukan pada setiap DTA berdasarkan curah hujan rata-rata tahunan
dari sejumlah stasiun pengamat curah hujan terdekat dengan suatu DTA. Nilai erodiblitas tanah
merupakan kepekaan tanah terhadap erosi (K) untuk setiap DTA.
Nilai indeks kemiringan lereng juga (LS) merupakan rata-rata lereng suatu basin. Nilai faktor penutupan
lahan (LM) ditentukan berdasarkan rata-rata penutupan lahan pada suatu DTA.
Berdasarkan nilai-nilai indeks erosi diatas, ditentukan nilai erosi rata-rata aktual pada setiap DTA
sebagaimana disajikan pada tabel di bawah ini.
Penentuan Bobot Erosi untuk Kedalaman Efektif kurang dari 30 Cm berpedoman pada kriteria berikut.
Tabel 2.23 Kriteria Erosi
Kelas Kisaran Erosi (to/ha/th) Bobot
1 0 s/d < 5 Ringan 2 5 s/d < 10 Sedang 3 10 s/d < 15 Berat 4 > 15 Sangat Berat
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-36
Tabel 2.24 Erosi Aktual Masing-Masing DTA
No. Nama Sub DTA
Luas (Km2) Nilai R Nilai K Nilai LS Nilai
LM Erosi Aktual
Kriteria Erosi (ton/ha/thn)
1 A1 2.88 2782 0.09 1.6 0.001 0.20 Rendah 2 A2 7.64 2782 0.09 1.6 0.001 0.20 Rendah 3 A3 14.06 2782 0.09 1.6 0.001 0.20 Rendah 4 A4 18.46 2782 0.09 1.6 0.001 0.20 Rendah 5 A5 9.51 2457 0.09 1.6 0.001 0.18 Rendah 6 A6 11.46 2782 0.09 1.6 0.001 0.20 Rendah 7 A7 9.99 2782 0.09 1.6 0.001 0.20 Rendah 8 A8 3.79 2717 0.09 1.6 0.001 0.20 Rendah 9 A9 6.03 2717 0.09 1.6 0.001 0.20 Rendah
10 A10 10.08 2717 0.09 1.6 0.001 0.20 Rendah 11 A11 3.78 2178 0.09 1.6 0.001 0.16 Rendah 12 A12 6.76 2178 0.09 1.6 0.001 0.16 Rendah 13 A13 8.74 2178 0.09 1.6 0.001 0.16 Rendah 14 A14 6.46 2178 0.09 1.6 0.001 0.16 Rendah 15 A15 8.06 2178 0.09 1.6 0.001 0.16 Rendah 16 A17 21.56 2457 0.09 1.6 0.001 0.18 Rendah 17 A18 15.25 2389 0.09 1.6 0.001 0.17 Rendah 18 A19 7.54 2389 0.09 1.6 0.001 0.17 Rendah 19 A20 6.90 2717 0.09 1.6 0.001 0.20 Rendah 20 A21 9.63 2717 0.09 1.6 0.001 0.20 Rendah 21 A22 7.61 2717 0.09 0.35 0.039 1.67 Rendah 22 A23 3.48 2717 0.09 1.6 0.039 7.63 Sedang 23 A24 5.50 2717 0.09 1.6 0.039 7.63 Sedang 24 A25 5.71 2717 0.09 0.35 0.039 1.67 Rendah 25 A26 85.40 2734 0.09 0.35 0.039 1.68 Rendah 26 A27 7.54 2734 0.09 0.35 0.039 1.68 Rendah 27 A28 5.82 2734 0.09 0.35 0.039 1.68 Rendah 28 A29 6.80 2734 0.09 1.6 0.039 7.68 Sedang 29 A30 21.17 2734 0.09 1.6 0.039 7.68 Sedang 30 A31 5.39 2734 0.09 1.6 0.039 7.68 Sedang 31 A32 4.72 2734 0.09 1.6 0.039 7.68 Sedang 32 A33 9.58 2734 0.09 1.6 0.039 7.68 Sedang 33 A34 18.62 2782 0.09 0.35 0.039 1.71 Rendah 34 A35 3.30 2782 0.09 0.35 0.039 1.71 Rendah 35 A36 13.16 2782 0.09 0.35 0.039 1.71 Rendah
Sumber : Data Diolah
2.7.3. Prediksi Erosi dan Sedimentasi
Perkiraan atau prediksi erosi dimasa yang akan datang penting dalam mengelola wilayah sungai serta
dalam menentukan kebijakan. Dalam kajian ini pengelolaan sumberdaya air wilayah sungai Batam akan
lebih terarah dengan adanya pola pengelolaan masing-masing DTA, yang terdiri dari 35 DTA. Sketsa
Pembagian DTA di Kota Batam disajikan pada gambar dibawah ini.
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-37
Gam
bar
2.13
Ske
tsa
Pem
bagi
an D
TA P
ulau
Bat
am
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
II-38
2.7.4. Dasar dan Asumsi Yang Digunakan dalam Prediksi
Prediksi erosi dan sedimentasi pada masing masing sub basin berdasarkan waktu merupakan informasi
yang berharga dalam pengelolaan sumberdaya air wilayah sungai Batam dilihat dari sisi konservasi.
Berhubung data time series erosi tidak tersedia, maka perkiraan erosi dilakukan dengan asumsi :
Erosivitas hujan tidak tetap sampai tahun 2025,
Sifat erodiblitas tanah relatif konstan sampai tahun 2025,
Faktor kelerengan tetap sampai 2025,
Salah satu faktor penting dalam menentukan besar kecilnya erosi dan sedimentasi adalah tindakan
konservasi tanah dan penutupan lahan. Variabel konservasi lahan sangat tergantung tata guna lahan,
sedangkan variabel penutupan lahan sangat tergantung dari upaya rehablitasi dan penghijauan yang akan
dilakukan. Baik variabel tindakan konservasi lahan maupun penutupan lahan sangat dipengaruhi kebijakan
tata ruang wilayah Kota Batam.
2.7.5. Hasil Prediksi Erosi Tahun 2010, 2020 dan 2025
Prediksi erosi dibuat berdasarkan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah disebutkan pada Sub Bab
3. Dari asumsi tersebut, maka prediksi peningkatan laju erosi per tahun per DTA seperti disajikan pada
Tabel dibawah ini.
Tabel 2.25 Prediksi Erosi 2007, 2010, 2020, dan 2025
B. Didalam Kawasan Hutan 1. Reboisasi kawasan hutan negara : HL, HSAW, HPT, HPK
tidak dikuasai masyarakat penutupan lahan terbuka/semak belukar lokasi jauh potensi hutan rendah
2. Pengkayaan Tanaman didalam kawasan hutan negara vegetasi sekunder (log over area) potensi kawasan menurun/rendah tanaman yang ditanam merupakan jenis tanaman komersil
3 Hutan Kemasyarakatan kawasan hutan negara ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan tinggi penutupan lahan terbuka atau semak belukar ada kelembagaan formal (misalnya: koperasi, dll) maupun non formal (misalnya: masyarakat adat, dll)
C. Didalam dan Diluar Kawasan Hutan
1 Grass Barrier diluar/didalam kawasan hutan negara terutama tebing sungai
run off tinggi
lahan kritis atau lahan terbuka
2 Aneka Usaha Kehutanan kegiatan didalam dan diluar kawasan hutan negara
ada masyarakat
tersedia tanaman pokok : kayu-kayuan dan mpts
komoditi yang dikembangkan cenderung tanaman semusim
hasil yang diharapkan adalah non kayu
3 Dam Penahan Sedimen diluar/didalam kawasan hutan
penutupan lahan jelek (lahan kritis)
kemiringan berkisar 15 – 35 %
solum tanah sedang sampai dalam
tingkat laju erosi lahan tinggi
luas daerah tangkapan maksimal 75 ha.
Sumber : Data Olahan, 2007
4.1.2.2 Upaya Konservasi Ekosistem DTA D. Duriangkang (Ekosistem Hulu)
Dari penentuan erosi eksisting pada tahun 2006 sebagaimana telah diuraikan pada bagian erosi, dapat
dilihat bahwa erosi pada masing-masing sub basin/sungai saat ini (tahun ini) antara sangat ringan sampai
berat dengan sebaran luas lahan tertentu. Meskipun saat ini termasuk sedang, tapi hasil prediksinya tahun
2010, 2015 dan 2030 apabila tidak ada upaya perbaikan memperlihatkan erosi dengan kategori berat
sampai sangat berat. Kondisi erosi yang demikian mengindikasikan bahwa betapa pentingnya perhatian
akan upaya konservasi dilakukan.
DOKUMEN POLA PENGELOLAAN FINAL PPeennyyuussuunnaann KKoonnsseepp PPoollaa PPeennggeelloollaaaann SSuummbbeerr DDaayyaa AAiirr WWiillaayyaahh SSuunnggaaii BBaattaamm
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
V-2
Tabel 5.1. Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PILAR SUB PILAR STRATEGI TAHAPAN PROGRAM
INSTANSI YANG BERTANGGUNG JAWAB JANGKA PENDEK
(2007 – 2012) JANGKA MENENGAH
(2013 – 2020) JANGKA PANJANG
(2021 – 2030)
KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
Perlindungan dan pelestarian SDA
melindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang disebabkan oleh daya alam, termasuk kekeringan dan yang disebabkan oleh tindakan manusia
Reboisasi dan perlindungan hutan
Menetapkan kawasan di wilayah sungai yang perlu dikonservasikan dan dipelihara kelestariannya
Melakukan resetlement penduduk dari kawasan konservasi
Departemen Kehutanan, BPDAS, Pemko
Pola rehabilitasi hutan Pengendalian dan pengawasan perlindungan sempadan sungai, danau, dan mata air
Menyusun perda tentang sempadan sungai, dalam rangka mengantisipasi perkembangan pemukiman di sempadan sungai
Departemen Kehutanan, BPDAS, Pemko
Penghijauan lahan kritis dan penutupan lahan terbuka/semak belukar
Mensinkronkan implementasi UU, PP, KPTS menteri Perda, SK Gub, SK Bupati, dalam pemberian ijin HTI, perkebunan, IUPHH, Pertambangan dan Konservasi
Membuat rencana dan program comunity development, yaitu suatu program peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian/konservasi WS Batam (baik ekosistem hulu) secara konsisten dan berkesinambungan
Departemen Kehutanan, BPDAS, Pemko
Pembangunan hutan rakyat dengan jenis tanaman keras produktif pada lahan kurang produktif
Pembangunan hutan rakyat dengan jenis tanaman keras produktif pada lahan kurang produktif
Pemanfaatan lahan tidur dan terlantar disepanjang wilayah sungai sebagai lahan produktif
Departemen Kehutanan, BPDAS, Pemko
Menetapkan kawasan di wilayah sungai/danau yang perlu dikonservasikan dan dipelihara kelestariannya
Penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan sepanjang sungai yang pertumbuhannya cepat
Penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan sepanjang sungai yang pertumbuhannya cepat
Departemen Kehutanan dan Departemen PU, Balai WS, KLH, Pemda, BPDAS
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
V-3
Tabel 5.2. Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam (Lanjutan)
PILAR SUB PILAR STRATEGI TAHAPAN PROGRAM
INSTANSI YANG BERTANGGUNG JAWAB JANGKA PENDEK
(2007 – 2012) JANGKA MENENGAH
(2013 – 2020) JANGKA PANJANG
(2021 – 2030)
Rehabilitasi dan pengayaan tanaman di kawasan hutan
Mencari mata pencaharian alternatif bagi penduduk melakukan usaha tani berupa enclave pada kawasan hutan lindung (kawasan konservasi)
Membangun kelembagaan yang bergerak di bidang konservasi tanah dan air dalam rangka pelestarian SDA WS sungai Batam yang difasilitasi pemerintah
Departemen Kehutanan, BPDAS, Pemko
Pengendalian dan pengawasan perlindungan sempadan sungai, danau, dan mata air
Departemen PU, Dinas Lingkungan Hidup, Pemko
Penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan sepanjang sungai yang pertumbuhannya cepat
Departemen PU, Dinas Lingkungan Hidup, Pemko
PENDAYAGUNAAN SDA
Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air
mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang ada pada sumber-sumber air seperti potensi SDA ; danau, sungai dan pond buatan
Pengolahan limbah industri dan domestik secara individu atau terpusat
Kali bersih/pengolahan limbah industri dan domestik secara indvidu atau terpusat
Kali bersih/pengolahan limbah industri dan domestik secara indvidu atau terpusat
Departemen PU, Bappedalda, Dep. Perindustrian, Pemko
Pemantauan, penyelidikan, pelanggaran, dan evaluasi kualitas air
Pemantauan, penyelidikan, pelanggaran, dan evaluasi kualitas air
Pemantauan, penyelidikan, pelanggaran, dan evaluasi kualitas air
Bappedalda, Pemko
Pengendalian dan pengawasan pembuangan limbah domestik, limbah non domestik dan industri
Pengelolaan sampah domestik secara terpadu
Pengelolaan sampah domestik secara terpadu
Departemen PU, Bappedalda, Pemda
Pengelolaan limbah industri secara terpadu
Pengelolaan limbah industri secara terpadu
Pengelolaan limbah industri secara terpadu
Departemen PU, Bappedalda, Dep. Perindustrian, Dinas Lingkungan Hidup
Pengelolaan sampah domestik secara terpadu
Pengelolaan sampah domestik secara terpadu
Pengelolaan sampah domestik secara terpadu
Pemko dan Dinas Terkait, Bappedalda
Pengelolaan limbah cair domestik secara terpadu
Pengelolaan Limbah cair domestik secara terpadu
Pengelolaan Limbah cair domestik secara terpadu Dinas Terkait dan Bappedalda
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
V-4
Tabel 5.3. Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam (Lanjutan)
PILAR SUB PILAR STRATEGI TAHAPAN PROGRAM
INSTANSI YANG BERTANGGUNG JAWAB JANGKA PENDEK
(2007 – 2012) JANGKA MENENGAH
(2013 – 2020) JANGKA PANJANG
(2021 – 2030)
Panatagunaan SDA
Menetapkan zona pemanfaatan air Penetapan zona pemanfaatan air
Penyusunan zonasi peruntukan lokasi untuk berbagai kepentingan di seluruh waduk
Penyusunan zonasi peruntukan lokasi untuk berbagai kepentingan di seluruh waduk
Departemen PU, Wadah koordinasi WS, Balai Wilayah Sungai Sumatera IV
Melindungi sumber air, danau, dan mata air dalam rangka penyediaan air baku untuk keperluan air bersih
Optimasi penggunaan air yang ada, yaitu dengan alokasi air secara real time
Departemen PU, ATB, Pemko, Balai WS Sumatera IV
Pengelolaan sungai, danau, mata air dan sumber daya air
Pengelolaan sungai, danau, mata air dan sumber daya air
Pengelolaan sungai, danau, mata air dan sumber daya air
Pengelolaan sungai, danau, mata air dan sumber daya air
Departemen PU, Departemen Pertambangan, Pemko, Balai WS Sumatera IV
PENDAYAGUNAAN SDA
Penyediaan SDA
Menyediakan air baku untuk keperluan rumah tangga perkotaan dan industri bagi masyarakat kota wilayah sungai Batam berasal dari sungai, danau, mata air, sumur dalam atau kombinasinya
Perlindungan sumber air, danau, dan mata air dalam rangka penyediaan air baku untuk keperluan air bersih
Perlindungan sumber air, danau, dan mata air dalam rangka penyediaan air baku untuk keperluan air bersih
Perlindungan sumber air, danau, dan mata air dalam rangka penyediaan air baku untuk keperluan air bersih
Pemko dan ATB
Menyediakan air baku dan PLTA di wilayah Sungai Batam, dengan peningkatan operasi danau/waduk yang ada
Memelihara, mengendalikan dan meningkatkan mutu lingkungan hidup serta mengoptimasikan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkesinambungan di kawasan Danau / Waduk
Memelihara, mengendalikan dan meningkatkan mutu lingkungan hidup serta mengoptimasikan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkesinambungan di kawasan Danau / Waduk
Memelihara, mengendalikan dan meningkatkan mutu lingkungan hidup serta mengoptimasikan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkesinambungan di kawasan Danau / Waduk
Pemko, Otorita Batam
Penggunaan SDA
Mengoptimalkan penggunaan air yang ada, yaitu dengan alokasi air secara real time
Mengoptimalkan penggunaan air yang ada, yaitu dengan alokasi air secara real time
Mengoptimalkan penggunaan air yang ada, yaitu dengan alokasi air secara real time
Mengoptimalkan penggunaan air yang ada, yaitu dengan alokasi air secara real time
Pemko, Otorita Batam
Pengembangan SDA
Pengembangan angkutan sungai dalam wilayah provinsi
Pengembangan angkutan sungai dalam wilayah provinsi
Pengembangan angkutan sungai dalam wilayah provinsi
Pengembangan angkutan sungai dalam wilayah provinsi
Departemen PU, Departemen Perhubungan, Pemko
Pengembangan kelistrikan tenaga air (PLTA)
Pengembangan kelistrikan tenaga air (PLTA)
Pengembangan kelistrikan tenaga air (PLTA)
Pengembangan kelistrikan tenaga air (PLTA)
Departemen PU, Departemen Energi dan SDM, Departemen Perindustrian, Pemko
Pengusahaan SDA
Fasilitas pengusahaan air yang berlebih, antara lain untuk PLTA, industri, dan lainnya
Fasilitas pengusahaan air yang berlebih, antara lain untuk PLTA, industri, dan lainnya
Fasilitas pengusahaan air yang berlebih, antara lain untuk PLTA, industri, dan lainnya
Fasilitas pengusahaan air yang berlebih, antara lain untuk PLTA, industri, dan lainnya
Departemen PU, PDAM ,Pemko , Departemen Perindustrian
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
V-5
Tabel 5.4. Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam (Lanjutan)
PILAR SUB PILAR STRATEGI TAHAPAN PROGRAM
INSTANSI YANG BERTANGGUNG JAWAB JANGKA PENDEK
(2007 – 2012) JANGKA MENENGAH
(2013 – 2020) JANGKA PANJANG
(2021 – 2030)
PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
Pencegahan
Penghijauan & Pemeliharaan tebing sungai
Penghijauan & Pemeliharaan tebing sungai
Penghijauan & Pemeliharaan tebing sungai
Penghijauan & Pemeliharaan tebing sungai
Pemko dan Departemen Pekerjaan Umum
Pengembangan dan pembangunan bendungan
Pengembangan dan pembangunan bendungan
Pengembangan dan pembangunan bendungan
Pengembangan dan pembangunan bendungan
Program pengelolaan bendungan Program pengelolaan bendungan Program pengelolaan bendungan Program pengelolaan bendungan
Penanggulangan Daya Rusak Air
Perlindungan tebing sungai Perlindungan tebing sungai Perlindungan tebing sungai Perlindungan tebing sungai
Pemko dan Departemen Pekerjaan Umum
Pelurusan sungai Pelurusan sungai Pelurusan sungai Pelurusan sungai Pembangunan kolam/rawa retensi banjir
Pembangunan kolam/rawa retensi banjir
Pembangunan kolam/rawa retensi banjir
Pembangunan kolam/rawa retensi banjir
Pemulihan Daya Rusak Air
Rehabilitasi bangunan bendungan Rehabilitasi bangunan bendungan Rehabilitasi bangunan bendungan Rehabilitasi bangunan bendungan
Pemko dan Departemen Pekerjaan Umum
Rehabilitasi konstruksi tebing sungai Rehabilitasi konstruksi tebing sungai
Rehabilitasi konstruksi tebing sungai Rehabilitasi konstruksi tebing sungai Pemko
Rehabilitasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Rehabilitasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Rehabilitasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Rehabilitasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Bappedalda, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perindustian
Pengerukan sedimen sungai Pengerukan sedimen sungai Pengerukan sedimen sungai Pengerukan sedimen sungai
Pemko dan Departemen Pekerjaan Umum
Normalisasi sungai Normalisasi sungai Normalisasi sungai Normalisasi sungai Departemen Pekerjaan Umum
PERAN SERTA MASYARAKAT
Meningkatkan kinerja pengelolaan SDA
Pemberdayaan dan Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan, sempadan sungai, bendungan dan mata air
Pemberdayaan dan Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan, sempadan sungai, bendungan dan mata air
Pemberdayaan dan Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan, sempadan sungai, bendungan dan mata air
Pemberdayaan dan Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan, sempadan sungai, bendungan dan mata air
Pemko dan Dinas Kehutanan
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan, perkebunan, HTI dan IUPHH
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan, perkebunan, HTI dan IUPHH
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan, perkebunan, HTI dan IUPHH
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan, perkebunan, HTI dan IUPHH
Dinas Kehutanan, BPDAS,
Pemda
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
V-6
Tabel 5.5. Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam (Lanjutan)
PILAR SUB PILAR STRATEGI TAHAPAN PROGRAM
INSTANSI YANG BERTANGGUNG JAWAB JANGKA PENDEK
(2007 – 2012) JANGKA MENENGAH
(2013 – 2020) JANGKA PANJANG
(2021 – 2030)
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan hidup (LH)
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan hidup (LH)
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan hidup (LH)
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan hidup (LH)
Pemko, Bappedalda, Dinas Lingkungan Hidup
Penataan hukum dan kelembagaan dalam pengelolaan SDA dan LH
Penataan hukum dan kelembagaan dalam pengelolaan SDA dan LH
Penataan hukum dan kelembagaan dalam pengelolaan SDA dan LH
Penataan hukum dan kelembagaan dalam pengelolaan SDA dan LH
Bappeda,Dinas PU, Pemko
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis pengelola SDA WS yang secara struktural berada di bawah Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (atau dengan nama lain) yang bertanggungjawab dalam pengelolaan SDA wilayah sungai yang bersangkutan
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis pengelola SDA WS yang secara struktural berada di bawah Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (atau dengan nama lain) yang bertanggungjawab dalam pengelolaan SDA wilayah sungai yang bersangkutan
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis pengelola SDA WS yang secara struktural berada di bawah Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (atau dengan nama lain) yang bertanggungjawab dalam pengelolaan SDA wilayah sungai yang bersangkutan
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis pengelola SDA WS yang secara struktural berada di bawah Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (atau dengan nama lain) yang bertanggungjawab dalam pengelolaan SDA wilayah sungai yang bersangkutan
Pemko dan Departemen Pekerjaan Umum
Peningkatan kemampuan sumber daya manusia aparat dinas teknis yang bertanggung jawab dalam pengelolaan SDA dan kehutanan
Peningkatan kemampuan sumber daya manusia aparat dinas teknis yang bertanggung jawab dalam pengelolaan SDA dan kehutanan
Peningkatan kemampuan sumber daya manusia aparat dinas teknis yang bertanggung jawab dalam pengelolaan SDA dan kehutanan
Peningkatan kemampuan sumber daya manusia aparat dinas teknis yang bertanggung jawab dalam pengelolaan SDA dan kehutanan
Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kehutanan, BPDAS
Pembentukan Dewan SDA Provinsi/Kab./Kota dan Dewan SDA wilayah sungai
Pembentukan Dewan SDA Provinsi/Kab./Kota dan Dewan SDA wilayah sungai
Pembentukan Dewan SDA Provinsi/Kab./Kota dan Dewan SDA wilayah sungai
Pembentukan Dewan SDA Provinsi/Kab./Kota dan Dewan SDA wilayah sungai
Pemko dan Dinas Pekerjaan
Umum
DDOOKKUUMMEENN PPOOLLAA PPEENNGGEELLOOLLAAAANN FFIINNAALL Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam
PT. MULTIMERA HARAPAN ENGINEERING CONSULTANT
V-7
Tabel 5.6. Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batam (Lanjutan)
PILAR SUB PILAR STRATEGI TAHAPAN PROGRAM
TAHAPAN PROGRAM JANGKA PENDEK
(2007 – 2012) JANGKA PENDEK
(2007 – 2012) JANGKA PENDEK
(2007 – 2012)
SISTEM INFORMASI SDA
Mendukung Pengelolaan SDA
Menyusun nota kesepahaman dalam pengelolaan SDA wilayah sungai dan forum koordinasi
Menyusun nota kesepahaman dalam pengelolaan SDA wilayah sungai dan forum koordinasi
Menyusun nota kesepahaman dalam pengelolaan SDA wilayah sungai dan forum koordinasi
Menyusun nota kesepahaman dalam pengelolaan SDA wilayah sungai dan forum koordinasi
Pemko dan Departemen Pekerjaan Umum
Menyebarluaskan informasi ke seluruh stakeholder (fungsi, tugas pokok dan tanggung jawab BPDAS), serta melibatkan BPDAS dalam proses perijinan usaha yang terkait dengan pemanfaatan lahan di DAS yang berdampak pada pelestarian hutan
Menyebarluaskan informasi ke seluruh stakeholder (fungsi, tugas pokok dan tanggung jawab BPDAS), serta melibatkan BPDAS dalam proses perijinan usaha yang terkait dengan pemanfaatan lahan di DAS yang berdampak pada pelestarian hutan
Menyebarluaskan informasi ke seluruh stakeholder (fungsi, tugas pokok dan tanggung jawab BPDAS), serta melibatkan BPDAS dalam proses perijinan usaha yang terkait dengan pemanfaatan lahan di DAS yang berdampak pada pelestarian hutan
Menyebarluaskan informasi ke seluruh stakeholder (fungsi, tugas pokok dan tanggung jawab BPDAS), serta melibatkan BPDAS dalam proses perijinan usaha yang terkait dengan pemanfaatan lahan di DAS yang berdampak pada pelestarian hutan
Pemko dan Dinas Kehutanan
Pembangunan sistem informasi SDA Pembangunan sistem informasi SDA
Pembangunan sistem informasi SDA
Pembangunan sistem informasi SDA Departemen PU, Balai Wilayah Sungai Sumatera IV Pengelolaan sistem informasi SDA Pengelolaan sistem
informasi SDA Pengelolaan sistem informasi SDA Pengelolaan sistem informasi SDA