Top Banner
115

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Oct 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Page 2: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

113

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmatNya juga, maka Buku Adat Perkawinan Melayu Kabupaten

Karimun ini dapat tersusun. Ucapan terimakasih juga saya

sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam

segala hal, sehingga penyusunan buku ini dapat berjalan dengan

lancar.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak hal yang

belum terangkum dalam penulisan buku ini. Semoga Buku Adat

Perkawinan Melayu Kabupaten Karimun ini bisa memberikan

sedikit sumbangan bagi masyarakat Melayu Karimun khususnya

generasi muda

Tanjung Balai Karimun, Mei 2019

i

Page 3: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

114

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................ ii

BAB I Pengantar .................................................................................1

BAB II Kabupaten Karimun Selayang Pandang ................................ 5

BAB III Prosesi Adat Perkawinan ................................................... 25

BAB IV Perlengkapan Adat Perkawinan Melayu ........................... 79

BAB V Pantun Adat Dalam Adat Perkawinan Melayu ...................88

BAB VI Penutup ............................................................................. 109

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 111

ii

Page 4: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

1

BAB I

PENGANTAR

Kondisi wilayah Kabupaten Karimun yang berdekatan dengan

negara lain disinyalir mudah terpengaruh oleh budaya negatif dari

luar.1 Setidaknya bila jika dibandingkan dengan Batam dan Tanjung

Pinang dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau yang mudah terjadi

gesekan dengan budaya luar.

Karimun pernah dijadikan basis kekuatan angkatan laut untuk

menentang Portugis sejak masa pemerintahan Sultan Mahmud

Syah I (1518-1521) hingga Sultan Ala Jala Abdul Jalil Ri’ayat Syah

(1559-1591).Pada kurun waktu 1722-1784, Karimun berada dalam

kekuasaan Kerajaan Riau-Lingga dan pada masa itu daerah

Karimun, terutama Kundur dikenal sebagai penghasil gambir dan

penghasil tambang (seperti : timah, granit, dll) dan Karimun

berkembang menjadi daerah perdagangan serta mencapai

kejayaan pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Raja Haji

Fisabilillah. Sehingga dapat dikatakan Karimun memiliki peran

dalam sejarah. Sebagai daerah yang memiliki peran dalam sejarah,

daerah ini memiliki budaya Melayu yang sangat kental.

1Dahulu, Karimun berada di bawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya hingga keruntuhannya

pada abad ke-13, dan pada masa itu pengaruh agama Budha mulai masuk. Hal ini

dibuktikan dengan adanya Prasasti di Desa Pasir Panjang. Pada masa itu disebutkan

Karimun sering dilalui kapal-kapal dagang hingga pengaruh Kerajaan Malaka (Islam) mulai

masuk tahun 1414.

Page 5: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

2

Secara umum kebudayaan merupakan wujud dari budi daya

manusia yang mencakup berbagai pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan

lainnya yang diperoleh manusia sebagai mahluk sosial. Kebudayaan

diwujudkan dalam bentuk tata kehidupan yang mencerminkan nilai

budaya yang dikandungnya. Pada dasarnya tata kehidupan dalam

masyarakat tertentu merupakan pencerminan yang konkrit dari

nilai budaya yang diterapkan dalam dinamika kehidupannya.

Dengan demikian karakteristik dari kelompok masyarakat atau

etnik tertentu, akan terlihat dengan jelas dari karakteristik budaya

yang mencakup seluruh aspek kehidupannya seperti tradisi seni

budaya yang membedakannya dengan etnik lainnya. Salah satu

etnis yang memegang teguh kebudayaannya adalah Melayu.

Masyarakat Melayu tetap memegang teguh identitas

kemelayuannya. Dalam tradisi Melayu sendiri, ada semacam

ungkapan "Adat Bersendikan Syarak, dan Syarak Bersendikan

Kitabullah". Hal ini menyiratkan bahwa, secara langsung atau tidak,

tradisi kebudayaan Melayu di Kepulauan Riau khususnya Karimun

tetap berpegang teguh pada ajaran Islam.

Kebudayaan juga terdapat dalam adat perkawinan orang

melayu yang didalamnya terdapat kepercayaan Islam. Pengaruh

Islam dalam perkawinan masyarakat Melayu di Kepulauan Riau

khususnya Karimun adalah dikarenakan masuknya Islam di

Kepulauan Riau tersebut menyebabkan perubahan dalam

kehidupan masyarakat Kepulauan Riau. Masyarakat Melayu di

Kepulauan Riau mengenal prinsip Adat sebenar adat merupakan

prinsip yang bersumber pada agama Islam, aturan adat ini tidak

bisa dirubah, adat ini terungkap berdiri karena syara. Hal ini

menyebabkan hukum adat Melayu Kepulauan Riau khususnya

Karimun tidak dapat dipisahkan dari nilai keislaman.

Page 6: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

3

Dalam masyarakat tradisi Alam Melayu, konsep adat

memancarkan hubungan mendalam dan bermakna di antara

manusia dengan manusia juga manusia dengan alam sekitarnya,

termasuk bumi dan segala isinya, alam sosiobudaya, dan alam gaib.

Setiap hubungan itu disebut dengan adat, diberi bentuk tegas dan

khas, yang diekspresikan melalui sikap aktivitas, dan upacara-

upacara. Adat ditujukan maknanya kepada seluruh kompleks

hubungan itu, baik dalam arti intisari eksistensi sesuatu,

dasarukuran buruk dan baik, peraturan hidup seluruh masyarakat,

maupun tatacara perbuatan serta perjalanan setiap kelompok

institusi.Adat muncul sebagai struktur dasar dari seluruh kehidupan

dan menegaskan ciri kepribadian suatu masyarakat. Oleh karena

itu, adat biasanya memiliki cerita atau mitos suci, watak-watak asal-

usul yang gagah dan unggul, serta memberikan dasar makna

terhadap setiap peristiwa dalam siklus hidup manusia, serta

eksistensi institusi dalam masyarakatnya.Dengan demikian, dalam

masyarakat tradisi, adat memiliki kedudukan suci hingga mencapai

martabatnya; dipancarkan oleh kelakuan yang benar serta halus;

sebuah ciri kehidupan yang menyerap sistem kepercayaan,

hukuman, dan denda. Setiap individu yang melanggar,

menyelewengkan, melebihi, mengurangi, atau menafikannya, akan

menerima balasan dan hukuman, baik melalui pemegang

kekuasaan adat itu sendiri maupun Tuhan dalam kepercayaan

mereka. Sebaliknya, setiap yang berhasil melaksanakan adat, akan

berkuasa, berwibawa, juga memegang, menjalankan, dan patuh

kepada adat. Dengan demikian, adat memberi makna konfigurasi

yang mendalam, serta makna kestrukturan dalam sebuah

masyarakat dan kebudayaannya. Adat merupakan identitas yang

berfungsi untuk mengintegrasikan seluruh masyarakat dan

kelompok kecil masyarakat tersebut. Setiap kelompokakan dikenali

oleh kelompok lain dengan perbedaan adatnya.

Page 7: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

4

Namun demikian, pada masa sekarang, masih banyak

masyarakat khususnya masyarakat Karimun yang belum mengerti

bagaimana prosesi adat terutama adat pernikahan. Oleh karena

melalui tulisan ini diharapkan masyarakat lebih memahami

pengetahuan tentang potensi sejarah dan budaya Karimun

khususnya prosesi adat perkawinan Kabupaten Karimun.

Page 8: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

5

BAB II

KABUPATEN KARIMUN SELAYANG PANDANG

Mengenal Karimun

Asal-usul penyebutan nama Karimun ada beberapa versi. Sindu

Galba dkk (2001), menyebutkan ada 3 (tiga) versi. Pertama, nama

Pulau Karimun diberikan oleh pedagang yang berasal dari Gujarat.

Dengan amannya pulau ini dari bahaya laut terutama perompak,

maka banyak pedagang dari India Selatan dating ke daerah ini

seperti dari Arab, Yaman, India dan Mesir. Pada umumnya mereka

berdagang permata. Dikisahkan, suatu ketika ada sebuah kapal

yang sedang berlayar di Selat Malaka dihantam gelombang badai.

Kapal tersebut kemudian terdampat di suatu pulau yang sekarang

ini bernama Karimun anak. Kemudian, dikisahkan ada seorang

pedagang bernama Sech Jalaluddin berada di kapal tersebut.

Dikarenakan kapal yang membawanya mengalami kerusakan, ia

tidak dapat melanjutkan perjalanannya menuju ke Pulau Jawa. Oleh

karena itu, ia dan rombongannya terpaksa bermalam di pulau

tersebut. Sebagai seorang penganut agama Islam, ia

memperhatikan alam sekitarnya. Betapa terkejutnya ketika ia

melihat cahaya yang keluar dari gunung yang ada di tempat itu.

Warna cahayanya sangat menakjubkan yaitu kuning keemasan

yang belum pernah dilihatnya. Secara spontan ia mengangkat

tangan dan berdoa serta memuji kebesaran Allah dengan

menyebut “Ya Allah Ya Karim Yang Mulia”. Selanjutnya,

penyebutan Karim itu berkembang menjadi Karimun untuk

menyebut tempat yang bercahaya tersebut. Jadilah pulau itu

bernama Karimun.

Page 9: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

6

Versi kedua menyebutkan bahwa asal-usul nama Karimun

terjadi saat kapal-kapal dagang dari Gujarat yang melintasi pulau itu

kehabisan air. Selanjutnya, mereka berhenti di suatu pulau setelah

mencari kesana kemari. Suatu ketika beberapa orang dari mereka

melihat sumur yang terletak di tepi pantai, lalu mereka mencicipi air

tersebut. Setelah merasakan air itu pedagang-pedagang itu

terkejut karena air sumur itu tawar rasanya. Karena begitu

bahagianya menemukan air tawar yang baik dijadikan air mun,

maka mereka ungkapkan dengan rasa syukur kepada Allah yang

berbunyi: “Ya Allah Ya Karim yang artinya Allah Yang Mulia.

Penyebutan Karim ini kemudian berkembang menjadi Karimun,

Versi ketiga, Karimun diyakini sebagai nama sepasang suami

istri yang merupakan orang pertama yang tinggal di Pulau Karimun.

Nama suami itu diyakini bernama Karim, sedangkan istrinya

bernama Maimun. Keduanya menginjakkan kaki di Batu besar

(Teluk Lekop) yang diyakini pada malam hari 27 Rajab. Namun

tahunnya tidak pasti. Bukti sejarah di Karimun tepatnya di Desa

Pasir Panjang Kecamatan Meral berupa Prasasti Pasir Panjang.

Dalam prasasti ini tertulis aksara nagari yang berasal dari abad 9-10.

Hal ini membuktikan bahwa pada abad 9-10, di wilayah Karimun

sudah berkembang agama Budha. Selanjutnya, Karimun mulai

dicatat dalam sumber tertulis pada abad ke-14. Sumber ini ditulis

oleh Taa-I Chihyang disusun kembali oleh Wan Tay (seorang

pengelana Cina) yang mengunjungi daerah Kepulauan Riau sekitar

tahun 1330-1340. Menurutnya di kawasan Chi ke Wanyang diyakini

sebagai Karimun merupakan basis operasional bajak laut. Mereka

berjumlah Antara 200-300 pasukan. Oleh karena itu, apabila akan

melintasi daerah Pulau Karimun para pelaut asing sering

menggunakan perisai kulit yang dilapisi kapas untuk melindungi diri

dari serangan bajak laut.

Page 10: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

7

Karimun kembali tercatat dalam sejarah pada perjanjian Antara

Inggris dengan Belanda pada tanggal 17 Maret 1824. Perjanjian ini

menjelaskan, bahwa kedua negara diijinkan untuk tukar menukar

wilayah pada British India, Ceylon (Sri Lanka) dan Indonesia,

berdasarkan kepada negara yang paling diinginkan, dengan

pertimbangan masing-masing negara harus mematuhi peraturan

yang ditetapkan secara local antara lain (Sindu Galba dkk, 2001 : 59).

Isi perjanjian tersebut yaitu :

1. Belanda mengakui Singapura sebagai milik Inggris

2. Belanda setuju tidak campur tangan dalam urusan atau

menduduki daerah Semenanjung Tanah Melayu atau

membuat perjanjian dengan raja-rajanya.

3. Malaka diserahkan kembali kepada Inggris dan Bengkulu

yang berada dalam tangan Inggris akan diserahkan kepada

Belanda.

4. Pulau Karimun dan Pulau Buru yang letaknya sangat dekat

dengan Singapura termasuk dalam wilayah kekuasaan

Kerajaan Riau-Lingga.

Selanjutnya, pada masa pendudukan Jepang wilayah pulau-

pulau Karimun dapat dikatakan tidak ada pengerahan tenaga kerja

(romusha) terhadap pemuda di daerah ini. Kemudian pada

pertengahan bulan September 1945, Belanda menduduki beberapa

tempat di Kepulauan Riau diantaranya Karimun. Hal ini dilakukan

oleh Belanda sebagai pangkalan untuk merebut Riau daratan dan

Sumatera pada umumnya. Dalam perkembangannya di tahum

1960-an, Karimun dikenal sebagai wilayah penambangan timah,

pasir laut, pasir darat dan batu granit.

Page 11: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

8

Dalam perkembangannya, masyarakat Karimun yang

didominasi masyarakat Melayu juga terdapat suku pendatang lain

seperti WNI keturunan Cina, Bugis, Flores, Buton, Sumbawa, Jawa,

Sumatera Barat, Batak dan lain-lain. Selain itu terdapat pula orang

laut (Suku Mantang) yang menempati salah satu kawasam Pantai

Desa Teluk Setimbul Kecamatan Meral.

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Karimun tidak hanya

bergaul dengan etnisnya masing-masing melainkan juga dengan

etnis lainnya. Untuk itu, diperlukan suatu bentuk tata cara bergaul

yang dapat berlaku umum dan diterima oleh semua pihak.

Beberapa wujud system pergaulan dalam berintegrasi dengan

sesame warga yang tampak lebih mudah diaamati adalah yang

berkaitan dengan bahasa dan adat perkawinan.

Karimun, Negeri Bumi Berazam

Di Indonesia nama Karimun melekat pada dua daerah.

Karimun Jawa sebuah kepulauan yang masuk Kabupaten Jepara,

Jawa Tengah dan satu lagi Kabupaten Karimun di Provinsi Kepri.

Kabupaten Karimun yang beribukota Tanjungbalai Karimun dikenal

dengan julukan Bumi Berazam.

H.M Muhammad Sani, mantan Gubernur Kepri yang pernah dua

kali memimpin Kabupaten Karimun yang menelurkan gagasan

empat azam dalam membangun Karimun. Saat ini ajaran itu sudah

menjagi motto tersendiri bagi masyarakat Karimun dalam

membangun daerahnya. Keempat azam itu adalah, Azam

Peningkatan Iman dan Taqwa, Azam Peningkatan kualitas Sumber

Daya Manusia, Azam Pembangunan Ekonomi yang berdimensi

Ekonomi Kerakyatan, Azam Pengembangan Seni dan Budaya.

Page 12: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

9

Pulau Karimun merupakan sebuah pulau kecil yang berada di

perbatasan antara Indonesia dengan negara tetangga Singapura

dan Malaysia. Posisinya yang dekat dengan kedua negara tetangga

tersebut, menjadikan Pulau Karimun sebagai salah satu tujuan

wisata mancanegara serta tempat transit bagi warga pulau

sekitarnya yang ingin menuju ke Singapura maupun Malaysia.

Pada tahun 2016, kepadatan penduduk Kabupaten Karimun

sebesar 30 jiwa per Km2. Penduduk Kabupaten Karimun terpusat di

berbagai sentra-sentra ekonomi dan pemerintahan. Beberapa

daerah yang cukup banyak dihuni adalah Kecamatan Karimun,

Kecamatan Meral dan Kecamatan Kundur. Data dari Badan Pusat

Statistik Kabupaten Karimun Tahun 2016, jumlah penduduk

Kabupaten Karimun tercatat sebanyak 237.720 jiwa yang terdiri dari

122.605 penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 115.115 penduduk

berjenis kelamin perempuan sedangkan Perbandingan banyaknya

penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada

suatu daerah dan waktu tertentu (RasioJenis Kelamin) berjumlah

106,51%.

Akses ke Karimun

Transportasi laut, dan udara merupakan akses untuk menuju ke

Pulau Karimun. Terminal feri utama yang digunakan adalah

Terminal feri Tanjung Balai Karimun yang berada di pusat kota

Tanjung Balai sedangkan Bandara Raja Haji Abdullah merupakan

Bandara yang ada di pulau Karimun yang melayani Rute Pekanbaru,

Batam dan Lingga. Dari Jakarta, terdapat kapal Pelni yang melayani

transportasi Laut antara Jakarta dan Karimun. Beberapa Kota Lain

di Pulau Sumatera, seperti: Dumai; Selat Panjang; Pekanbaru (Riau);

Kuala Tungkal (Jambi), juga mempunyai akses jalur transportasi

Page 13: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

10

laut ke Pulau Karimun. Sedangkan dari Kota Batam, dapat

menggunakan Terminal Feri Sekupang dengan banyak pilihan

operator feri serta jadwal keberangkatan yang lebih padat.

Diantaranya kapal Dumai Express, Mikonatalia;, dan Batam Jet

dengan waktu perjalanan sekitar satu setengah jam.

Disamping itu juga, dapat menggunakan Terminal Ferri Harbour

Bay di Jodoh, Batam dengan menggunakan Kapal Mv. Oceanna

yang memiliki 5 trip jadwal keberangkatan dengan 80 menit waktu

perjalanan. Dari Tanjungpinang, untuk menuju ke Pulau Karimun,

dapat juga menggunakan operator pelayaran Mv. Arena dari

Terminal Feri Sri Bintan Pura.

Oplet merupakan angkutan umum utama di Pulau Karimun,

dengan trayek Tanjung Balai – Meral, yang menggunakan warna

biru sebagai tanda pengenalnya.Trayek Tanjung Balai – Tebing,

menggunakan warna coklat sebagai tanda pengenal jalur

trayeknya. Selain oplet, bus juga merupakan salah satu moda

transportasi yang penting di Pulau Karimun. Bentuk bus di Pulau

Karimun sangat unik dan berbeda dengan bus pada umumnya.

Sangat cocok sebagai ikon khusus pariwisata Karimun. Bus

Karimun tidak mengambil penumpang seperti halnya angkutan

umum oplet. Busnya jenis bus lama yang dikenal dengan nama bas

kayu. Pada umumnya bus ini dipakai oleh masyarakat Karimun

untuk rekreasi ke tempat wisata, acara pernikahan, dan sering juga

di pakai sebagai bus untuk mengangkut para wisatawan.

Page 14: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

11

Bus kayu yang jadi ikon pariwisata Karimun (foto:batamnews.com)

Pulau Karimun tidak memiliki pusat perbelanjaan atau mal yang

besar. Hanya ada hanya supermarket atau departemen store

swalayan, seperti: Padi Mas Department Store dan Indo A Yani

Swalayan & Department Store. Pusat perbelanjaan, dapat

ditemukan di sepanjang Jalan Nusantara yang berbentuk rumah

toko –ruko. Hampir semua keperluan, dapat ditemukan di pusat

pertokoan Jalan Nusantara ini. Disamping pertokoan di Jalan

Nusantara, Jalan Ahmad Yani –yang merupakan jalan utama di

Kecamatan Meral Karimun juga memberikan pengalaman

berbelanja yang sama dengan Jalan Nusantara di Tanjung Balai

Karimun.

Page 15: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

12

Menyusuri kota lama Tanjung Balai, Pulau Karimun di

Kepulauan Riau bisa menjadi pilihan para penyuka wisata kota lama

atau kota tua. Wilayah kota lama Tanjung Balai terletak di dekat

Pelabuhan Laut Tanjung Balai. Kawasannya terletak di sepanjang

Jalan Trikora dan Jalan Nusantara. Hanya perlu melangkahkan kaki

sekitar 10 menit dari pelabuhan Tanjung Balai, kita akan segera tiba

di wilayah kota lama yang dulunya merupakan salah satu

permukiman masyarakat Tionghoa Karimun.

Permukiman masyarakat Tionghoa di Karimun pun tersebar

sampai ke daerah Kampung Baru dan Meral. Sebenarnya tak hanya

masyarakat Cina Tanjung Balai yang tinggal di wilayah itu, sebagai

kota pelabuhan tua, wilayah kota lama Tanjung Balai juga ditinggali

oleh masyarakat Keling, Melayu, bahkan Jawa, dan Bugis.

Masyarakat Tionghoa hidup berdampingan dengan etnis lainnya

terutama masyarakat muslim. Bahkan di tengah-tengah

permukiman tersebut terdapat masjid Baitul Karim yang dibangun

tahun 1987, namun sejatinya ia berdiri di atas tanah tilas masjid

kuna yang dibangun tahun 1913. Di wilayah itu, terdapat beberapa

rumah ibadah. 2

Tak jauh dari pelabuhan berdiri bangunan tua Gereja Katolik

Santo Joseph dan pastorannya yang masih mempertahankan

bentuk aslinya. Gereja tersebut beralamat di Jalan Trikora No. 1. Di

beberapa lokasi tersebar terdapat beberapa kelenteng yang telah

berubah dari bentuk aslinya karena telah direnovasi menjadi lebih

besar untuk memenuhi kebutuhan umat yang membeludak pada

hari-hari perayaan tertentu.

2https://nationalgeographic.grid.id/read/13967167/harmonisasi-masyarakat-tanjung-balai-dalam-arsitektur-dan-kuliner, 1 November 2018

Page 16: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

13

Seperti kota lama yang ditinggali oleh kebanyakan masyarakat

Tionghoa di Indonesia lainnya, pemandangan rumah dengan

interior yang memiliki altar sembahyang dari pelbagai ukuran

tampak menjadi elemen utama rumah-rumah toko tersebut.

Mayoritas bagunan-bangunan itu berfungsi sebagai rumah toko

yang masih ditinggali, toko-toko yang hanya berfungsi sebagai

kegiatan bisnis, dan juga hotel-hotel atau penginapan, kedai makan

dan kedai kopi.

Kuliner

Kuliner di Karimun, berbeda dengan daerah-daerah lainnya.

Jika di Pulau Jawa untuk sarapan adalah nasi, tapi di Karimun,

sarapan pagi bisa dengan: kuih muih (epok-epok, putu piring, roti

goreng, dan sebagainya) serta makan lainnya, seperti: nasi lemak,

lakes, dan pulut berinti. Bila anda datang ke Tanjung Balai Karimun,

jangan lupa untuk mencicipi makanan khas yang enak, lezat, dan

penuh cita rasa ini yang pasti dijamin anda ketagihan. Gulai Asam

Pedas, mungkin kita sering mendengar masakan gulai ikan, tapi

masakan gulai khas Karimun berbeda dengan masakan gulai

lainnya. Rasanya yang lezat, sekaligus bikin kita ingin berulang-

ulang untuk menghirup kuahnya yang terasa sangat segar. Pada

umumnya kunci kenikmatan gulai asam pedas Melayu, adalah: ikan

lautnya yang segar. Nasi Goreng Kampung, nasi goreng ini memang

makanan biasa tapi nasi goreng kampung ini memiliki bumbu

sederhana dan simpel dengan aroma khas, yaitu: belacan atau

terasi. Nasi Lemak, biasanya nasi lemak dimakan pada saat pagi hari

atau untuk sarapan, nasi ini dimasak menggunakan: sambal bilis;

santan; dan telur. Lemang, adalah makan kuih muih yang ada di

Karimun. Biasanya, lemang dimakan atau dibuat disaat momen-

momen tertentu, seperti: bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Page 17: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

14

Lemang dibuat dengan cetakan bambu. Laksa, laksa ada dua

macam, yaitu: ada laksa kuah dan laksa goreng. Laksa ini, adalah

mie yang dibuat dari sagu. Makanan khas Melayuini sangat

sederhana, namun memiliki rasa yang gurih dan mantap. Biasanya,

laksa disajikan beserta sambal belacan. Kue Pulut Berinti, inilah

makanan khas Kepulauan Riau –khusus Tanjung Balai Karimun,

yang masih kental dengan budaya Melayunya.

Roti Kirai (Roti Jala), makanan ini sungguh-sungguh sedap.

Makanan Melayu itu selalu simpel, tapi rasanya dahsyat. Bentuknya

yang unik pun, bikin kita semakin penasaran untuk menambah

terus. Roti Jala khas Timur Tengah, bentuknya menyerupai jala –roti

ini juga disajikan sebagai pendamping kari atau Gulai. Roti Prata,

merupakan santapan yang dapat disajikan pada saat sarapan,

makan siang atau bahkan pada saat makan malam. Roti Prata ini

biasanya disajikan bersama kari atau Gulai.

Mie Lendir, tempat favorit makan mie ini adalah di dekat Pasar

Sri Karimun. Sebenarnya mie lendir ini awalnya populer di

Tanjungpinang, namun makin lama makin berkembang di Batam

dan Karimun. Mie Siam Kuning, mie siam ini makanan yang terbuat

dari bahan mie suun, berwarna kuning dan biasa disajikan bersama

kuah tauco. Pacri Nanas, makanan pacri nanas biasa disajikan pada

saat kenduri. Masakan Melayu adalah masakan yang penuh lemak

dan berkolesterol, sehingga berkemungkinan untuk kolesterol

tinggi, dan nanas merupakan buah yang bisa mengurangi

kolesterol, untuk itu biasanya orang Melayu selalu menyajikan pacri

nanas di acara-acara tertentu. Makanan-makanan ini, harus selalu

dilestarikan. Dengan pengetahuan yang baik, kita dapat juga

mengembangkan makanan khas Karimun ini dengan

memperkenalkan kepada khalayak agar lebih dapat dikenal ke

belahan dunia manapun.

Page 18: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

15

Kekayaan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Karimun

Kabupaten Karimun dengan julukan Bumi Berazam memiliki

karakter masyarakat Melayu yang budayanya kental bernafaskan

Islam mewarnai kehidupan masyarakatnya. Tradisi masyarakatnya

juga beragam. Ada sejumlah kekayaan warisan tak benda (WBTB)

Kabupaten Karimun.

1. Syariful Anam

Syariful Anam ditetapkan jadi Warisan Budaya Tak Benda

(WBTB) Indonesia tahun 2018 ini. Acara Ritual Syariful Anam ini

untuk melestarikan budaya Melayu yang turun menurun yang

sudah dilaksanakan puluhan tahun. Prosesi ini bertujuan

mengharapkan keberkahan bagi anak-anak yang menjalankan

prosesi Syariful Anam ini. Di Karimun, tradisi Syariful Anam hidup

disejumlah desa.

Bupati Karimun, mencukur rambut anak dalam kegiatan Syariful Anam

Sumber :https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/syariful-anam-

tradisi-cukur-rambut-anak-di-karimun/

Page 19: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

16

Ritual Syariful Anam ini terdiri dari prosesi potong rambut si

anak yang diiringi syair puja-puji terhadap Nabi Muhammad SAW.

Syair puji-pujian ini sering disebut sebagai masyarakal dan barzanzi

yang isinya tentang kebaikan-kebaikan sifat nabi dan keluarganya

yang patut ditiru umat pengikutnya.

Rangkaian prosesinya terbilang unik. Pertama, si anak yang

akan dicukur sedikit rambutnya, dijemput ketika memasuki masjid

dengan iringan asyarakal yang mendayu-dayu. selanjutnya, si anak

akan ditaburkan serbuk saat di tempat acara, atau kegiatan ini

kerap disebut tepung tawar.

Syariful Anam biasa digelar bertepatan dengan perayaan hari

besar Islam, Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Prosesi syariful anam ini tidak semua daerah Melayu

melakukannya, Salahsatu desa yang rutin melaksanakan tradisi ini

adalah Desa Parit, Kecamatan Karimun.

2. Joget Dangkong

Karya budaya dari Kabupaten Karimun yang pertama

ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia

adalah joget dangkong tahun 2015 lalu. Ada anggapan bahwa

kesenian joget sangat dipengaruhi oleh tarian rakyat Portugis.

Orang-orang Portugis yang datang ke Melaka pada abad ke-15

memperkenalkan sejenis tarian yang diiringi dengan iringan musik

yang terdiri dari sebuah gendang tambur dan sebuah biola. Jenis

tari dan rentak musik tersebut sangat menarik perhatian

masyarakatMelayu. Lama-kelamaan kesenian itu berkembang

dalam masyarakat Melayu Kepulauan Riau termasuk di wilayah

Moro. Joget dipersembahkan untuk hiburan para nelayan di pantai.

Seiring dengan perjalanan waktu, joget inilah yang dikenali dengan

nama Joget Dangkong.

Page 20: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

17

Joget Dangkong pernah populer dalam masyarakat Melayu di

Kepulauan Riau kira-kira sejak masa pemerintahan kerajaan Melayu

Bentan, Riau-Lingga, hingga pada era tahun 1960an. Pada masa ini,

kesenian joget dangkong banyak ditampilkan baik pada upacara

adat Melayu maupun sebagai hiburan yang dijajakan kepada

masyarakat umum.3

Alat Musik

Alat musik yang digunakan dalam suatu pertunjukan joget

dangkong di Moro saat ini tidak hanya terbatas pada empat alat

musik tradisional (yaitu: gong, gendang tambur, gendang bebane

dan bjole tempurung), melainkan telah mengalami perubahan dan

penambahan beberapa alat musik seperti : Akordeon, Biola,

marwas, gitar elektrik, dan organ tunggal.

Akordeon, merupakan alat musik sejenis organ yang berasal

dari Eropa yang kemudian digunakan oleh masyarakat Melayu

sebagai alat musik dalam berbagai ragam kesenian Melayu. Biola,

merupakan alat musik yang telah lama digunakan masyarakat

Melayu sebagai alat musik joget dangkong, sebagai pengganti bjole

tempurung. Marwas, merupakan sebuah gendang yang berukuran

lebih kecil dari gendang biasa. Marwas berbentuk bulat tabung

dengan ukuran diameter (bawah dan atas) 18cm dan tinggi 12 cm.

Marwas terbuat dari kayu cempedak yang sudah tua, kulit kambing

atau kulit pelanduk dan rotan yang berfungsi sebagai pengikat.

Kesenian joget dangkong sekarang banyak dimainkan sebagai

hiburan dalam beberapa kegiatan yaitu : dalam suatu acara adat

Melayu, acara kepemudaan dan dalam kegiatan Pemerintah

Daerah Kabupaten Karimun. Dalam upacara adat, seperti upacara

3https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/joget-dangkong/17 Desember 2015

Page 21: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

18

adat perkawinan, kesenian joget dangkong umumnya dimainkan

pada malam hari sebelum atau setelah pelaksanaan upacara

perkawinan. Dalam pertunjukan ini, semua yang hadir

dipersilahkan berjoget tanpa harus membeli tiket. Pertunjukan

joget pada kesempatan ini tidak hanya didominasi oleh kaum laki-

laki tetapi juga kaum perempuan. Selain itu, penonton tidak hanya

berjoget dengan anak joget yang disukainya, melainkan berjoget

bersama-sama dengan sukaria.

Bentuk Pertunjukan

Pertunjukan joget tidak hanya dilaksanakan pada malam hari,

tetapi juga pada siang hari tergantung kepada jenis kegiatan/acara

yang ditetapkan oleh pelaksana kegiatan. Dalam pertunjukan joget

dangkong yang ditujukan sebagai hiburan dalam suatu kegiatan

kepemudaan (yang bersifat swadana masyarakat), kelompok joget

dangkong masih meminta tips kepada penonton atas hiburan yang

telah diberikan.

Dalam pertunjukan kesenian joget dangkong saat ini juga telah

terjadi perubahan formasi anak joget, yang ditandai dengan adanya

anak joget laki-laki dalam suatu kelompok joget. Selain itu, seorang

anak joget tidak lagi merangkap sebagai penyanyi, karena dalam

pertunjukan joget dangkong saat ini terdapat seorang penyanyi

yang semata-mata bertugas sebagai penyanyi dan tidak ikut

berjoget bersama penonton. Keberadaan seorang penyanyi dalam

kelompok joget dangkong saat ini tentunya juga membuat struktur

organisasi kelompok joget dangkong menjadi sedikit berubah dari

bentuk asalnya. Perubahan struktur organisasi kelompok joget juga

disebabkan oleh berubahnya bentuk kelompok joget menjadi

sanggar kesenian.

Page 22: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

19

Gerakan joget dangkong juga mengalami berbagai perubahan.

Perubahan gerak saat ini banyak terjadi pada gerak rentakkan kaki

yang tidak sesuai dengan irama musik gendang dan gong. Merubah

gerakan joget boleh saja dilakukan, selama tetap sesuai dengan

irama musik dan tetap menggunakan nama judul lagu yang asli.

Misalkan seorang koreografer mengubah pola gerakan joget

tandak gula batu, maka nama yang dipakai untuk joget kreasi

tersebut tetap joget tandak gula batu. Perubahan gerakan joget

jelas terlihat dalam kegiatan festival joget dangkong (yang

merupakan agenda tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Karimun).

Lagu Joget Dangkong

Dalam pertunjukan joget dangkong masa kini sudah sangat

jarang dimainkan lagu-lagu lama (lagu-lagu yang telah ramai

dimainkan pada sebelum masa kemerdekaan). Kesempatan

pertunjukan yang lebih terbuka dalam upacara perkawinan, telah

mendorong perkembangan lagu-lagu joget baru yang bertemakan

upacara perkawinan, pengantin baru, atau aktivitas malam berinai.

Perubahan lagu joget sebanarnya bukanlah suatu hal yang buruk,

karena dapat menambah khasanah lagu dalam kesenian joget

dangkong. Akan tetapi sangat disayangkan, bertambahnya lagu-

lagu baru menyebabkan lagu-lagu joget dangkong tempo dulu

semakin terlupakan dan punah.

Kostum dan Tatarias Joget Dangkong

Perubahan juga terjadi pada kostum dan tata rias anak joget.

Saat ini anak joget tidak hanya mengenakan baju kurung labuh atau

baju kurung biasa yang dipadankan dengan kain batik, tetapi juga

telah memakai berbagai macam pakaian seperti baju kebaya yang

dipadukan dengan rok atau celana panjang. Anak joget saat ini juga

telah mengenakan baju kaos dan celana jeans panjang yang ketat

Page 23: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

20

dan menonjolkan lekuk-lekuk tubuh. Tata rias anak joget saat ini

telah menggunakan alat-alat rias modren. Anak joget tidak lagi

menggunakan rambut asli sebagai sanggul tetapi telah

mengenakan beraneka macam sanggul. Untuk hiasan rambut, anak

joget tidak lagi mengenakan bunga hidup, melainkan telah

menggunakan berbagai hiasan rambut seperti bando atau jepitan

rambut yang terbuat dari plastik dengan berbagai model dan

warna, sunting, kembang goyang, dan berbagai hiasan rambut

yang terbuat dari kuningan atau tembaga. Kostum anak joget saat

ini juga telah ditambah dengan beragai aksesoris seperti gelang,

kalung, ikat pinggang, dan selendang.

3. Tradisi Lampu Colok

Kalau Kabupaten Lingga memiliki tradisi 7 Likur saat bulan

Ramadhan, Kabupaten Karimun juga memiliki tradisi yang sama

dengan nama berbeda. Namanya Festival Lampu Colok. Ini

merupakan tradisi setempat yang diwariskan turun-temurun yang

dirayakan setiap malam 27 Ramadan.

Pada malam itu, masyarakat Karimun menyalakan lampu colok

(lampu pelita) di sekeliling rumah. Tujuannya untuk menyambut

turunnya malaikat pada malam Lailatur Qodar. Festival Lampu

Colok ini sudah menjadi event tahunan masyarakat Karimun dalam

memeriahkan Ramadan. Pemerintah setempat juga mendukung

penuh tradisi ini. Buktinya, tradisi ini sudah diangkat menjadi

festival dalam bentuk perlombaan.

Dalam festival ini sendiri, menyalakan lampu colok atau sejenis

lampu pelita akan disusun sedemikian rupa dalam jumlah yang

banyak hingga membentuk suatu arsitektur religi dan sejenisnya.

Nantinya, pihak panitia akan menilai arsitektur bangunan gapura

Page 24: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

21

yang bernuansa Islami, serta kemeriahan dan keindahan lampu

colok di kawasan gapura juga menjadi penilaian juri nantinya.

Partisipasi masyarakat dalam memeriahkan festival lampu colok ini

juga menjadi penilaian juri, sedangkan gapura yang akan dibangun

nanti harus memiliki tinggi minimal 4 meter dan lebar asal tidak

mengenai drainase dan badan jalan.

4. Ritual Talam Dua Muka

Ritual Talam Dua Muka adalah upacara ritual yang digunakan

untuk menjaga atau membela kampung. Ritual Talam Dua Muka

merupakan tradisi yang masih di lestarikan sampai saat inidi Desa

Teluk Setimbul, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun.4

Tradisi Talam Dua Muka di Karimun, Kepri.

(foto:Jurnal KOBA)

4 Dewi Susanti dan Mutia Rizky Oktaviani, Ritual Talam Dua Muka di Desa Teluk Setimbul, Kabupaten Karimun. Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017

Page 25: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

22

Ritual ini sudah ada sejak zaman dahulu kala, sekitar abad ke 18.

Ritual Talam Dua Muka merupakan ritual yang sakral. Masyarakat

setempat mempercayai terhadap roh leluhur mereka yang di yakini

bisa menjaga keamanan kampung dan melindungi kampung. Ritual

ini sudah ada sejak kedatangan suku laut pada pesisir Kepulauan

Riau. Tidak tahu pasti siapa yang membawa dan kapannya, namun

kedatangan suku laut ke daerah pesisir Kepulauan Riau sekitar

abad 18. Ritual dikembangkan didaerah pesisir tempat mereka

tinggal, dengan cara melindungi dan membela kampung agar

terhindar dari gangguan roh jahat.

Pelaksanaan Ritual Talam Dua Muka hanya dilaksanakan disatu

tempat yaitu tempat yang mereka sakralkan. Sewaktu ritual

belangsung keluarga dukun atau atuk mempersiapkan semua

persyaratan dan diikuti oleh keluarga dan kerabat. Adapun tata

cara pelaksanaan dukun atau atuk dalam melakukan Ritual pasien

yaitu: pertama, keluarga mempersiapkan syarat-syarat yang perlu

untuk sesajian. Kedua, dukun atau atuk membersihkan tangan,

kaki, dengan air yang diambil dari suur sakral. Ketiga, dukun atau

atuk mulai memanggil roh leluhur. Keempat, setelah selesai

dilakukan ritual hingga selesai. Apabila tata cara dukun atau atuk

tersebut dilanggar maka akan mendapat bahaya pada yang

melakukan.

Ritual Talam Dua Muka ini dipandang dari aspek Agama Islam

suatu ritual yang bersifat syirik. Hal ini disebabkan karena Ritual

Talam Dua Muka ini mengandung unsur mantra–mantra yang tidak

berdasarkan kitab suci Al-Quran, dan Ritual Talam Dua Muka ini juga

merupakan tradisi masyarakat di Desa Teluk Setimbul. Dalam Ritual

Talam Dua Muka juga menggunakan mantra-mantra untuk

membela kampung dan menyembuhkan penyakit.Mantra ada dua

jenis. Pertama, mantra yang sebetulnya adalah doa kepada tuhan.

Page 26: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

23

Kedua,mantra yang berupa kalimat-kalimat untuk menghadirkan

atau meminta bantuan kepada arwa leluhur atau makhluk halus

(jin). Berkembangnya mantra-mantra dalam sistem pengobatan

melayu berkaitan erat dengan persepsi mereka terhadap bahaya

atau gangguan.

Menurut mereka bahaya atau ganggua ntidak hanya

disebabkan oleh faktor-faktor nyata, tetapi juga disebabkan oleh

faktor atau hal tidak nyata atau gaib. Dalam konteks ini keberadaan

matra berfungsi sebagai pemutus hubungan antara bahaya atau

gangguandengan faktor gaib yang menjadi penyebabnya selain itu

pembacaan mantra juga diyakini dapat memperkuat keampuhan

dan ekfetifitas perlindungan. Peran yang berwenang atau memiliki

otoritas untuk membaca mantra adalah dukun atau bomohyang

telah mendapat kepercayaan dari masyarakat.Dalam hal ini Desa

Teluk Setimbuldukun atau bomoh disebut dengan

atuk.Mantrayang digunakan dalamRitual Tradisi Talam Dua Muka

ini banyak diambil dari bahasa para mahluk halus yang memasuki

mimpi dan berdialog denganatuk, namun mantra tersebut

tidakdapat dilampirkan karena menurut beliau tidak sembarang

orang dapat mengetahui mantra Ritual Talam Dua Muka ini, jika

ingin mengetahui mantra hendaknya seseorang tersebut

mempercayai kajian ini disamping itu memiliki ilmu agama yang

tinggi.

Terdapat beberapa syarat yang perlu di penuhi oleh pemimpin

ritual. Syarat-syarat pemimpin ritual yaitu harus berpakaian sopan

dan serba putih, memahami maksud dan tujuan ritual dan

menyiapkan bahan-bahan yang ditentukan dalam. RitualTalam Dua

Muka yaitu talam yang berisi (beteh, pisang, telur ayam, beras

kunyit, Pulut kuning, kopi, air, dan rokok.

Page 27: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

24

Begitu juga dalam pelaksanaan RitualTalam Dua Muka ini,

dimana pelaksanaanya dilakukan pada waktu tertentu,sekitar jam

14.00 siang di tempat atau rumah yang telah di tentukan. Waktunya

setiap tiga bulan sekali setiap 15 hari bulan (tanggal di tentukan

setiap bulannya). Proses Ritual Talam Dua Muka ini terdapat nilai-

nilai yang didalamnya. Seperti nilai agama, etika, pendidikan dan

nilai budaya. Nilai agama serta dapat dilihat pada proses

pelaksanaan ritual ini seperti mengenakan pakaian yang sopan nilai

etika yang terdapat pada proses membawa makanan jika ingin

mengikuti ritual untuk dimakan bersam-sama, nilai pendidikan yang

terdapat dalam pelaksanaan Ritual Talam Dua Muka yaitu nilai

bersikap tenang saat pelaksanaan, serta nilai budaya yaitu dimana

masyarakat Desa Teluk Setimbul sampai sekarang masih

mempertahankan dan melestarikan kebudayaan terutama ritual

Talam Dua Muka.

Selain Kekayaan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Karimun

seperti tersebut di atas, terdapat adat istiadat Melayu dalam

prosesi perkawinan Melayu saat ini dinilai sudah mulai perlahan

jauh ditinggalkan oleh masyarakat. Bahkan sudah dicampur aduk

dengan beberapa adat sehingga kemurnian Melayu mulai tergerus.

Berikut uraian terkait proses perkawinan adat Karimun.

Page 28: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

25

BAB III

PROSESI ADAT PERKAWINAN MELAYU

KABUPATEN KARIMUN

Perkawinan merupakan suatu upacara penyatuan dua insan

dalam sebuah ikatan yang diresmikan secara norma agama, adat,

hukum, dan sosial. Adanya beragam suku bangsa, agama, budaya

serta kelas sosial menimbulkan bervariasinya upacara adat

perkawinan. Perkawinan merupakan fase penting dalam

kehidupan yang dilalui manusia yang bernilai sakral. Menurut ajaran

islam, sebenarnya tahapan upacara perkawinan tidaklah rumit dan

memberatkan. Perkawinan dikatakan sah asalkan sesuai dengan

syarat-syarat dan rukun- rukunnya. Namun jika mengikut adat akan

terlihat sedikit rumit karena banyaknya tahapan-tahapan yang

harus dilalui. Namun hal tersebut sah-sah saja karena adat melayu

tetap berpegang teguh pada ajaran agama Islam seperti dalam

istilah “adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah” atau

“Syarak mengata, adat memakai ” (apa yang diterapkan oleh

syarak itulah yang harus digunakan dalam adat). Tahapan-tahapan

yang dilalui menurut adat melayu Karimun dibagi menjadi 3 yaitu:

prosesi sebelum perkawinan (tahap pra-nikah), prosesi persiapan

perkawinan (tahap Pernikahan)dan prosesi setelah perkawinan

(tahap sesudah menikah). Adapun urutannya adalah sebagai

berikut.

Page 29: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

26

A. PROSESI SEBELUM PERKAWINAN

1. Menjodoh

Menjodoh adalah prosesi yang dilakukan oleh orang tua untuk

mencari dan mencocokkan calon suami/istri untuk anaknya.

Mencari jodoh merupakan tanggung jawab orang tua terhadap

anaknya dan oleh sebab itulah prosesi ini dilakukan dengan sangat

hati-hati dan sangat rahasia, yang diawali dengan niat dan

penglihatan. Penglihatan ini tidak hanya dengan mata kasar akan

tetapi juga dengan mata hati. Umumnya yang menjadi penilaian di

dalam kegiatan mencari jodoh adalah tentang kepercayaan. Calon

pasangan anak harus se-iman yaitu agama Islam, garis

keturunannya, pekerjaannya, tingkah laku dan perangainya, dan

terkhir adalah tentang status.

Dalam proses menjodoh ini sering sekali orang tua yang

langsung mencari, namun ada beberapa juga yang

memercayakannya pada orang lain yang dipercaya. Biasanya orang

ini disebut dengan tali barut atau mak comblang. Pada masa lalu,

orang-oramg tua memiliki kemampuan untuk melihat sifat dan

prilaku seseorang dari berbagai media; telaah nama, tanggal

kelahiran, tanda badan, dan lain-lain yang sifatnya abstrak. Prosesi

ini merupakan langkah awal untuk menentukan apakah nantinya

pasangan yang dipilih cocok atau tidak dengan anaknya.

Namun demikian, seiring perkembangan zaman, masyarakat

Melayu Karimun secara umum sudah tidak lagi melakukan proses

menjodoh ini. Orang tua secara utuh memberikan kepercayaan

kepada anaknya untuk memilih jodohnya sendiri. Dan peranan

orang tua zaman sekarang hanya memberi nasehat agar pilihan

anaknya jangan sampai salah.

Page 30: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

27

2. Merisik

Merisik adalah suatu prosesi adat dimana pihak keluarga laki-

laki mengunjungi keluarga pihak perempuan. Prosesi ini

merupakan pertemuan antara dua keluarga sebagai ajang

perkenalan satu sama lain, sekaligus untuk merencanakan upacara

pernikahan kedua calon pengantin. Merisik juga bertujuan untuk

mendapatkan informasi lebih teliti, penuh kearifan dan bijaksana

tentang calon pengantin yang dirisik atau diinginkan.

Orang yang diunjuk menjadi perisik haruslah sopan, ramah dan

amanah. Ahli dalam bertutur kata yang bermakna tersirat atau

berupa bahasa kias. Biasanya orang tersebut berasal dari keluarga

atau kerabat terdekat yang mempunyai hubungan keakraban yang

kuat dengan orang tua si gadis.

Dalam prosesi merisik juga dilakukan berbalas

pantun.5Diantaranya sebagai berikut :

Tumbuh sebatang, pokok ceremai

Ceremai tumbuh, dekat pangkalan

Kami datang, beramai-ramai

Untuk kita berkenal-kenalan

5Menurut Effendy (2004:1) dalam Budaya melayu dan dalam adat istiadat melayu khusunya, ungkapan sangatlah penting karena setiap ungkapan mampu menyimpul dan membakukan nilai-nilai utama budayanya. Lazimnya, ungkapan dijalin dengan bahasa yang indah serta sarat dengan simbol dan makna. Dengan demikian nilai-nilai budaya Melayu yang intinya bersumber dan berasaskan nilai agama Islam dapat dirangkai ke dalam ungkapan baik berupa pantun, gurindam, pepatah, petitih dan sebagainya.

Page 31: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

28

Disebutkan dalam kajian Erni dkk (2014). Pantun tersebut

bermakna pihak keluarga laki-laki memperkenalkan diri kepada

pihak perempuan untuk menyampaikan maksud dan tujuan

kedatangannya, yaitu berniat hendak meminang seorang gadis

yang disukainya. Lebih lanjut Erni dkk (2014) menyebutkan bahwa

acara merisik sebenarnya dirahasiakan oleh pihak kelurga yang

meminang (pihak laki-laki), karena apabila maksudnya ditolak oleh

pihak keluarga yang menerima pinangan (pihak perempuan), hal ini

akan memerikan aib kepada keluarga yang bersangkutan.

Selanjutnya, pihak perempuan membalas pantun pihak laki-laki

seperti tersebut di atas dengan pantun berikut.

Malam hari teranglah bulan

Sayup-sayup terdengar suara

Bila sudah berkenal kenalan

Antara kita bertambah mesra

Pihak perempuan menyampaikan maksud dan amanah yang

ingin disampaikan adalah untuk berkenalan, agara terjalin

keakraban diantara kedua belah pihak. Demikian juga dari pihak

laki-laki, prosesi ini juga untuk mempererat tali silaturahmi antara

kedua belah pihak keluarga.

Pihak perempuan kemudian membalasnya dengan pantun

berikut :

Sungguh cantik, nak dara sunti

Duduk berhias memakai anting

Bunga ditaman sedang menanti

Menunggu kumbang datang menyunting

Page 32: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

29

Pantun tersebut bermakna sebagai kewajiban terhadap dirinya

sendiri untuk menemukan pasangan hidup dengan menunggu

pinangan pihak laki-laki. Selanjutnya, pantun terebut dilanjutkan

dengan pantun :

Jika bersembang diwaktu senja

Masa yang lalu terkenang-kenang

Jangan setakat merisik saja

Kami menunggu hari meminang

Pantun tersebut bermakna kewajiban menunaikan sesuatu

yang harus dilaksanakan yaitu menunggu hari meminang.

3. Menyampaikan Hajat

Setelah proses merisik terlaksana dengan baik, lalu diutuslah

keluarga atau orang tua yang “dituakan” sebagai wakil pihak laki-

laki untuk memberitahu orang tua si gadis bahwa akan ada utusan

pihak lelaki untuk menyampaikan hajat meminang. Pada saat ini

terjadi perundingan kedua belah pihak untuk menentukan waktu

yang tepat untuk meminang.

Pemberitahuan ini merupakan etika adat Melayu yang

berguna agar pihak perempuan dapat memberitahu sanak keluarga

atau kerabatnya untuk hadir dalam acara tersebut dan atau dengan

kata lain agar pihak perempuan “punya” persiapan untuk

menerima tamu yang akan datang. Secara umum tujuan

memberitahu ini adalah meluahkan apa yang tersirat di hati untuk

disampaikan kepada pihak perempuan.

Page 33: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

30

4. Meminang

Meminang merupakan tahapan selanjutnya setelah merisik dan

merupakan bentuk keseriusan untuk melakukan hajat pernikahan.

Sebelum proses meminang dilaksanakan, terlebih dahulu perlu

mempersiapkan se-tepak sirih lengkap, masing-masing

kelengkapan yang diletakkan di dalam tepak sirih juga

mengandung lambang tertentu.

Persiapan selajutnya, pihak laki-laki menunjuk orang yang di-

tuakan dan sangat faham dalam hal pinang meminang. Biasanya

orang tersebut juga memiliki pengaruh dalam masyarakat, seperti;

tok lebai, tok haji, tokoh adat, pemantun, dan pak imam. Sebelum

berangkat meminang, di rumah pihak laki-laki diadakan pembacaan

doa selamat dan hidangan. Perundingan dalam acara pinang

meminang ini selalu dibuka dengan bait-bait pantun.Dalam

meminang juga dimulai dengan sebuah pantun berikut.

Sungguh indah bulan purnama

Kapal berlayar menuju pangkil

………………..,saya bernama

Disebelah lelaki saya berwakil

Dalam pantun tersebut, pihak laki-laki mengirimkan utusan

kepada pihak perempuan. Utusan pihak laki-laki tersebut

memperkenalkan dirinya kepada juru pihak perempuan dan

mengatakan bahwa dirinya adalah seorang utusan yang diutus oleh

keluarga pihak laki-laki. Pihak perempuan pun juga diwakilkan oleh

seorang utusan dan menjawab pantun di atas dengan pantun

berikut:

Page 34: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

31

Untuk memakan ikan haruan

Ikan dipancing unpan berongan

Sayalah wakil pihak pempuan

Mari kita berjabat tangan

Kemudian, prosesi dilanjutkan dengan pantun

Jika membuat sipengat nangka

Banyakkan santan, sedap dirasa

Jangan ada syak wasangka

Cincin kami harap diperiksa

Pantun dibalas

Sungguh manis buah keroma

Dijual orang, dipulau kasu

Setelah diteliti dengan seksama

Ternyata asli dan tidak palsu

Pantun dibalas

Sampan kolek, bertali kalas

Layar terkembang, bertiang kayu

Bukan hendak, balas membalas

Sudah adat resam, orang Melayu

Pantun dibalas

Petik sehelai sidaun talas

Digupal-gumpal menjadi padat

Kami juga tak minta balas

Cuma untuk sempurnanya adat

Page 35: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

32

Pantun dibalas

Tumbuh sebatang pokok delima

Tumbuhnya dekat pokok selasih

Balasan tuan kami terima

Mohon maaf dan terima kasih

Pantun dibalas

Sungguh sedap, buah berangan

Buat santapan tuan putrid

Kepada tuan beserta rombongan

Mewakili tuan rumah saya berperi

Pantun dibalas

Jika tuan pergi memukat

Tahankan saya ikan sebelah

Kata dan janji sama di ikat

Sambil berdo’a kepada Allah

Pantun penutup tersebut bermakna pihak laki-laki dalam acara

meminang mengucapkan “sambil berdo’a kepada Allah”, kutipan

tersebut menjelaskan puji syukur kehadirat Allah SWT serta

memanjatkan doa agar pertemuan yang dilaksanakan diberkati-

Nya.

Page 36: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

33

5. Berjanji Waktu

Setelah pinangan diterima maka kedua belah pihak berunding

untuk menentukan hari pelaksanaan pernikahan yang tepat (hari

baik, bulan baik). Waktu yang lazim digunakan untuk melaksanakan

pernikahan tersebut adalah pada bulan Rabi’ul Awal, Rabi’ul Akhir,

Jumadil Awal, Jumadi Akhir, Sa’ban, dan Zulhijah. Bulan yang jarang

diambil untuk pelaksanaan pernikahan adalah bulan Syafar dan

Zulkaedah atau disebut juga dengan nama bulan Apit, pada

umumnya ada kepercayaan dalam masyarakat, pada bulan apit ini

banyak mendatangkanmudaharat. Dalam memilih hari, yang

dianggap hari baik adalah hari senin, kamis, jum’at, sabtu, dan

minggu. Sedangkan hari selasa dan rabu dianggap juga

mendatangkan mudharat.

Maksud dan tujuan diadakan berjanji waktu ini adalah untuk

mencari hari baik dan bulan baik agar pasangan yang menikah nanti

mendapatkan hal yang baik-baik dan terhindar dari kemudharatan.

6. Menghantar Belanja

Merupakan istiadat dimana keluarga pihak laki-laki menghantar

barang-barang keperluan untuk prosesi perkawinan. Prosesi ini

seringkali juga disebut dengan prosesi Meminang Adat.Dalam

tradisi melayu, menghantar belanja bermaksud menunjukkan rasa

tanggung jawab dari pihak laki-laki untuk mempersunting gadis

idamannya. Pada hakekatnya mengantar belanja mencerminkan

rasa senasib sepenanggungan, se-aib se-malu, yang berat sama

dipikul, yang ringan sama dijinjing. Antar belanja bukan bersifat jual

beli atau menghitung untung rugi, tetapi sepenuhnya mengacu

pada nilai kekeluargaan dan kekerabatan.

Prosesi menghantar belanja diawali dengan pantun

Page 37: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

34

Tolong ditimbang barang sekati

Dacing diikat bertali simpai

Sebelum disampai hajat dihati

Terimalah dulu sibunga rampai

Inti dari prosesi ini adalah pihak laki-laki berniat menyerahkan

bunga rampai.

Pantun dibalas

Sungguh indah bulan purnama

Terdengar madah, Ibunda ratu

Bunga rampai kami terima

Bermacam bunga menjadi satu

Pantun bermakna menjelaskan pihak perempuan menerima bunga

pemberian pihak laki-laki.

Pantun dibalas

Sungguh manis rasanya madu

Madu disimpan diatas para

Kedua keluarga bersatu padu

Bertambah ramai sanak saudara

Pantun bermakna gambaran ketulusan hati untuk menjalin

hubungan baik.

Buat putu pakai acuan

Acuan diikat, tali jerami

Jika bergitu bicara tuan

Alangkah senang dihati kami

Page 38: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

35

Pantun menggambarkan menjelaskan pihak perempuan

menyampaikan rasa senang.

Pantun dibalas

Seluruh dunia jadi terperanjat

Tidur dan makan jadi tak tenang

Kami dating membawa hajat

Maksud hati hendak meminang

Pantun dibalas

Acuan ikat, tali jerami

Sambil dimasak, duduk bersenda

Alangkah senang dihati kami

Apakah tuan membawa tanda

Pantun dibalas

Sungguh bijak datuk menteri

Didalam negeri membuat bakti

Dipersilahkan tuan untuk berperi

Sila sampaikan hajat dihati

Pantun dibalas

Di atas pohon sarang tembuan

Lebah bersarang didalam semak

Alangkah sedap sirihnya tuan

Rasanya pedas bercampur lemak

Pantun dibalas

Sungguh tajam simata tombak

Dapat menikam seekor kutu

Bunga rampai tuan harum semerbak

Berbagai macam menjadi satu

Page 39: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

36

Pantun dibalas

Kirimkan saya si udang pepai

Berikut juga, sekilo bilis

Terimalah setalam, sibunga rampai

Baunya harum, menyeri majelis

Pantun dibalas

Dapat menikam seekor kutu

Badannya putus menjadi tiga

Berbagai macam menjadi satu

Lambang berpadunya dua keluarga

Terkait dengan prosesi mengantar belanja ini, dalam ungkapan

Melayu disebutkan :

Adat orang mengantar belanja

Tanda beban sama dipikul

Tanda hutang sama dibayar

Tanda adat sama diisi

Tanda lembaga sama dituang

Antar belanja bukan bersifat jual beli atau menghitung untung

rugi, tetapi sepenuhnya mengacu pada nilai kekeluargaan dan

kekerabatan, seperti dalam ungkapan sebagai berikut ;

Yang lebih tambah menambah

Yang kurang isi mengisi

Yang berat sama dipikul

Yang ringan sama dijinjing

Yang pahit sama dirasa

Yang manis sama dicecah

Page 40: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

37

Adat Melayu melarang serta memantangkan tawar menawar

dalam menentukan besar kecilnya hantaran. Dalam memberikan

hantaran terbagi atas dua cara, yaitu Hantaran tidak sama naik dan

Hantaran sama naik. Hantaran tidak sama naik maksudnya, uang

hantaran (uang hangus) dihantarkan jauh-jauh hari sebelum acara

pernikahan dilaksanakan. Sedangkan uang hantaran sama naik

bermaksud, uang hantaran diberikan pihak laki-laki sewaktu

pelaksanaan pernikahan. Jumlah uang hantaran tidak menjadi

konsumsi umum, yang mengetahui besaran uang hantaran yang

diberikan hanya keluarga dan kerabat dekat pengantin saja.

7. Gadai Cupak

Gadai Cupak adalah kegiatan menyerahkan cupak (sukatan

beras) sebagai jaminan pinjaman yang pada saat tertentu akan

ditebus kembali. Maksudnya adalah untuk menghindari segala

macam yang tidak diinginkan seperti kekurangan hidangan, barang

pecah belah dan lai-lain.

8. Ajak Mengajak

Maksud dan tujuan mengajak adalah untuk membantu

bergotong royong membuat bangsal, tempat berkhatam –

berzanzi, mencari kayu api, dan segala hal yang perlu disiapkan.

Page 41: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

38

9. Beganjal

Beganjal mengandung makna gotong royong. Pekerjaan yang

digotongroyongkan antara lain; mengambil kayu untuk

membangun bangsal (rumah perlengkapan dan masak); meminjam

barang pecah belah; mengupas kelapa, dan lain-lain. Dengan

perkembangan zaman, adat beganjal ini sudah jarang ditemukan.

Apatah lagi pelaksnaan pernikahan tidak dilaksanakan di rumah,

dan tuan rumah tidak juga masak melainkan menyewa jasa tukang

masak (catering).

10. Betanggas

Bertanggas adalah untuk mengeluarkan serta menghilangkan

bau keringat serta untuk mengharumkan dan menyegarkan badan

calon pengantin perempuan. Peralatan dan bahan-bahan yang

diperlukan; (a) satu buah bangku, (b) tepak bara lengkap, (c)

setanggi, serai wangi, kayu cendana, gaharu, (d) air panas, dan (e)

tikar.

Cara bertanggas dimulai dengan mendudukkan calon

pengantin (perempuan) di atas bangku, pengantin duduk tanpa

baju. Dibawah bangku diletakkan tepak bara dan ramuan,

kemudian calon pengantin ditutup dengan kain sebatas leher.

Mengenai lamanya calon pengantin berada di dalam kain tersebut,

tidak ditentukan secara pasti.

Setelah bertanggas selesai, dilanjutkan dengan belangi. Bahan-

bahan untuk belangi, antara lain; (a) beras kunyit, (b) daun

kemuning, (c) bedak sejuk, dan (d) air limau purut.Pengantin

zaman sekarang lebih senang menempuh jalur praktis untuk

bertanggas dan belangi ini. Mereka lebih suka ke Salon karena

dianggap lebih praktis, efektif, dan efisien

Page 42: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

39

11. Gantung-gantung

Prosesi gantung-gantung ini biasanya dilakukan empat atau

lima hari sebelum hari pernikahan.Gantung-gantung merupakan

kegiatan menaikkan langit-langit berupa kain yang fungsinya sama

seperti plafon rumah. Dan,menggantung tabir warna warni

beberapa lapis yang diletakkan di sekitar tempat berlangsungnya

upacara perkawinan yaitu di sekitar pelaminan dan kamar

pengantin. Proses ini juga merupakan suatu prosesi adat dimana

pihak keluarga perempuan memasang hiasan yang biasanya

terbuat dari daun kelapa atau benda lainya sebagai tanda di rumah

tersebut akan diadakan hajatan. Menjelang dilangsungkannya akad

nikah, Di rumah pengantin terutama rumah pengantin wanita telah

dimulai persiapan menjelang upacara perkawinan. Pekerjaan yang

dilakukan di rumah calon pengantin perempuan ini adalah berupa

persiapan-persiapan.Yaitu membersihkan dan menghias rumah

dengan menggunakan bermacam-macam tabir yang digantung dan

membuat langit-langit dari kain, mengganti dan memasang “lansi

tingkap”,memasang dan menghias tempat tidur baru yang lengkap

untuk pengantin baru, dan hal-hal lainnya yang diperlukan untuk

menghadapi majelis pernikahan tersebut, termasuklah membuat

dapur dan bangsal, membuat “peterakne” atau “peti ratna / peti

rakna” yaitu tempat pengantin duduk bersanding, dan membuat

pelaminan tempat tidur pengantin.

Prosesi gantung-gantung ini pada umumnya diawali dengan

tepung tawar dan kenduri kecil atau do’a selamat supaya semua

kerja yang dilakukan akan mendapat berkah dari Allah SWT.

Sedangkan bagian yang ditepung-tawari ialah tempat disekitar

pelaminan.Setelah selesai pembacaan doa selamat, barulah akan

dimulai kerja-kerja membangun dan menghias.

Page 43: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

40

Tugas menghias rumah dan seluruh peralatan pernikahan

dilakukan oleh Mak Andam dan Mak Inang serta pembantu-

pembantunya.Selama prosesi ini, para kerabat dan tetangga dekat

datang membantu dengan membawa lauk pauk seperti ikan, ayam,

sayur, kayu api, gula, teh, kopi, nyiur, beras dan lain sebagainya.

Tentulah berdasarkan kepada kemampuannya yang dimiliki oleh

masing-masing.

12. Mandi Tolak Bala

Dalam acara adat perkawinan melayu juga dilaksanakan ritual

mandi tolak bala. Ritual mandi tolak bala yaitu memandikan

pengantin dengan menggunakan air bunga 5,7, atau 9 jenis bunga

agar terlihat segar dan berseri. Kegiatan ini harus dilakukan

sebelum waktu sholat ashar. Mandi tolak bala kadang disebut juga

dengan istilah mandi bunga. Tujuan mandi ini adalah

menyempurnakan kesucian, menaikkan seri wajah, dan

menjauhkan dari segala bencana. Dalam ungkapan adat

disebutkan: Mandi Bunga atau Mandi Tolak Bala bukan sekadar

untuk mengharumkan raga, namun agar jiwa bersih suci, jauh dari

iri dengki

Hakekat mandi tolak bala Menolak segala bala

Menolak segala petaka Menolak segala celaka

Menolak segala yang berbisa Supaya menjauh dendam kesumat Supaya menjauh segala yang jahat Supaya menjauh kutuk dan laknat

Supaya setan tidak mendekat Supaya iblis tidak melekat

Supaya terkabul pinta dan niat Supaya selamat dunia akhirat

Page 44: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

41

Mandi Tolak Bala

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun

(2018)

Page 45: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

42

13. Mohon Doa Restu

Prosesi ini mengandung maksud untuk memohon doa dan restu

sebelum istiadat pernikahan di laksanakan.

Mohon Doa Restu

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Page 46: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

43

14. Berandam

Berandam (ber-andam) adalah suatu kegiatan yang dilakukan

kepada kedua calon pengantin sehari sebelum menikah. Kegiatan

berandam ini dapat pula dikatakan “bergunting rambut kecil”,

yaitu mencukur atau merapikan bulu roma pada bagian dahi,

pelipis, alis, tengkuk, bulu tangan dan bagian kaki.

Berdasarkan kepada pandangan yang dimiliki masyarakat

Melayu, bahwa keindahan pada diri seseorang tidak saja terletak

pada yang ternampak di luarnya saja, melainkan keindahan itu

terdapat di dalam tubuh dan jiwa seseorang itu. Pandangan dan

pendapat yang sedemikian itulah agaknya yang melatar-belakangi

kepada pekerjaan berandam ini dalam adat istiadat perkawinan

Melayu di Kepulauan Riau. Pekerjaan tersebut dilaksanakan dalam

bentuk upacara yang khas.

Dan orang yang paling bertanggung jawab dalam pekerjaan ini

adalah Mak Andam yang dibantu oleh beberapa orang. Mak Andam

adalah tukang rias sekaligus pelindung kedua calon pengantin dari

berbagai gangguan penyakit dan gangguan yang datang secara

gaib.

Pekerjaan mengandam ini selain bertujuan untuk mempercantik

calon pengantin perempuan dan membuat kacaknya calon

pengantin lelaki, juga mempunyai keterkaitan dengan keselamatan

dan kesehatan kepada kedua calon pengantin sebelum dan pada

saat bersanding nantinya.

Sebagaimana telah digambarkan, bahwa Mak Andam

mempunyai peranan yang penting berkenaan dengan pelaksanaan

kegiatan berandam. Melalui pekerjaan ini dipercayai bahwa Mak

Andam dapat membuat wajah kedua calon pengantin jauh lebih

Page 47: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

44

berseri bila dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.Upacara

berandam lebih ditekankan pada kehikmatan dan memerlukan

ketenangan. Oleh sebab itu, bagi yang tiada berkepentingan, tiada

diperkenankan berada di kamar calon pengantin perempuan yang

akan berandam, selain Mak Andam dan pembantunya.Selain itu

biasanya yang diperkenankan berada di bilik itu adalah Emak dan

saudara-saudaranya yang ikut membantu pada pekerjaan upacara

berandam itu. Setelah masuk ke dalam bilik calon pengantin

perempuan, Mak Andam menengok ke kiri dan ke kanan, lalu

menyuruh kepada pembantunya untuk mengambil bara

api.Kemudian calon pengantin perempuan disuruh duduk di

hadapannya. Mak Andam memberi setanggi atau kemenyan di

tempat bara api, lalu menyalakan lilin dan memeriksa beberapa

kelengkapan seperti

1. Alas tempat duduk calon pengantin; biasanya berupa

lipatan kain songket atau kain pelikat;

2. Kain putih untuk selimut tubuh calon pengantin;

3. Pisau cukur;

4. Sepasang lilin sebagai simbol penerang hati;

5. Selingkar benang putih (benang tukal) yang

digantungkan di leher calon pengantin sebagai

lambang kesucian;

6. Kelapa separuh tua yang dibuang kulit luar dan

dibentuk seperti kerucut sebagai lambang kesuburan.

Apabila semua perlengkapan sudah cukup, kemudian Mak

Andam membentangkan kain putih di pundak dan paha calon

pengantin perempuan. Selanjutnya Mak Andam memanjatkan do’a

ke hadhirat Allah SWT semoga merestui semua yang dihajatkan.

Page 48: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

45

Mak Andam menepuk tepung tawar pada calon pengantin

dengan peralatan yang telah tersedia. Sesudah selesai menepuk

tepung tawar, Mak Andam mengambil cukur, tangan kanan dan

tangan kirinya memegang kepala calon pengantin, kemudian

mulutnya komat-kamit membaca mantra.Usai pembacaan mantra,

Mak Andam mengambil pisau cukur. Rambut di dahi, bulu roma

tangan dan kaki dan pipi pengantin dicukur. Begitu juga alis

matanya dibentuk sekaligus dirapikan.Setelah ke semua itu selesai

dilaksanakan, dilanjutkan dengan kegiatan berdoa bersama di

kamar calon pengantin perempuan. Pemimpin doa Mak Andam dan

diikuti oleh kedua orang yang diperkenankan berada di kamar

tersebut.Kegiatan ini merupakan tahap akhir pelaksanaan upacara

berandam. Mak Andam dan pembantunya keluar dari kamar

upacara, diajak oleh Emak atau ibu calon pengantin untuk

menyantap kue yang telah disediakan.

Berandam Yang Didahului Dengan Tepuk Tepung Tawar

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaa

Kabupaten Karimun (2018)

Page 49: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

46

B. PROSESI PERSIAPAN PERKAWINAN

1. Khatam Quran

Kalangan orang tua pada masyarakat Melayu Kepulauan Riau

umumnya, secara mutlak menekankan anak-anaknya pandai

membaca Al-Qur’an. Hal ini tidak dibedakan baik pada laki-laki

maupun perempuan.Belajar membaca Al-Qur’an, menjadi bagian

budaya terpenting bagi masyarakat Melayu di daerah ini. Ini

dianggap sebagai bagian terpenting dalam kehidupan untuk

mendambakan anak menjadi manusia yang shaleh.

Menurut pandangan masyarakat Melayu, kepandaian

membaca Al-Qur’an menjadi dasar bagi seseorang untuk dapat

menjalankan perintah agama seperti halnya shalat lima waktu. Ini

ada dalam bait pantun: 6

Dari kecil cincilak padi,

Sudah besar cincilak padang,

Dari kecil duduk mengaji,

Sudah besar tegak sembahyang.

Dalam Al-Qur’an berisi petunjuk yang dapat dijadikan pedoman

membentuk jiwa yang Islami. Kepandaian membaca Al-Qur’an

sebagai persyaratan yang penting bagi bujang dan dara untuk

berkahwin atau mendirikan rumah tangga, baik buat laki-laki

maupun perempuan.

6http://www.butang-emas.net/2008/11/10-khatam-al-quran.html, diakses 26 Maret

2019.

Page 50: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

47

Anak akan sulit mendapat jodoh jika tidak pandai membaca Al-

Qur’an. Sebab hal ini, menjadi bagian pelaksanaan adat

perkawinan. Bagi anak dara, untuk menikah dan menjalankan adat

atau tradisi khatam Al-Qur’an, telah menjadi budaya yang

berketetapan pada masyarakat Melayu.Oleh sebab itu, orang tua di

kalangan masyarakat bersangkutan, menekankan anak perempuan

harus pandai membaca Al-Qur’an, baru diperkenankan kawin.

Sebab hal ini, bagian unsur pembentukan adat-istiadat perkawinan

yang dikuasai. Adat-istiadat perkawinan Melayu selalunya

bernafaskan Islam. Oleh karenanya untuk melangsungkan akad

nikah sekaligus pesta perkawinan, calon pengantin perempuan

berkhatam terlebih dahulu. Tempatnya di rumah calon pengantin

perempuan, waktunya pagi hari. Pelaksanaannya melibatkan

khalayak ramai. Pada hari pelaksanaan khatam Al-Qur’an, para

jemputan atau undangan hadir. Laki-laki dan perempuan duduk

terpisah. Khalayak terlibat melaksanakan upacara tersebut,

semuanya pandai membaca Al-Qur’an. Pemimpin upacara adalah

guru mengaji sang calon pengantin perempuan.

Setelah pelaksanaan upacara, calon pengantin perempuan

keluar dari kamarnya diapit dua orang sahabatnya yang terdiri dari

kalangan perempuan. Mereka berpakaian baju kurung, marhamah,

selendang kelingkang atau tudung manto. Pada ruangan tempat

upacara, pihak yang dikhatamkan beserta dua sahabatnya duduk di

atas tilam yang berada dekat “tabak” di depan “petirakhna”. Guru

mengaji calon pengantin perempuan membimbing hadirin

membaca ayat-ayat pendek.Sang calon pengantin membaca surat-

surat atau ayat pendek yang terdapat dalam Al-Qur’an yang sudah

dibuka dihadapannya. Selanjutnya membaca doa khatam Al-Qur’an

yang dipimpin guru mengaji sang pengantin.

Page 51: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

48

Kitab Al-Qur’an secara bergilir dipegang dan dibaca hadirin.

Adapun sang calon pengantin, menyimak bacaan sambil menunjuk

huruf-huruf dengan lidi kalam yang telah dipersiapkan. Khatam

selesai, guru mengaji atau imam membaca do’a.

Usai pembacaan do’a, hidangan dikeluarkan untuk disuguhkan

kepada segenap pelaksana upacara khatam. Hidangan berupa kue

yang terdiri dari beberapa jenis diletakkan pada baki atau talam.

Satu talam untuk dimakan sebanyak 5 orang. Adapun calon

pengantin perempuan dibawa masuk ke biliknya oleh Mak Inang.

Dalam bilik itulah dia menyantap makanan yang telah

dipersiapkan.Selesai makan tambul, hadirin termasuk guru mengaji

sang calon pengantin salin bersalaman terutama kepada tuan

rumah dan pulang ke rumah masing-masing.

Tidak lama kemudian, pihak calon pengantin perempuan

mengutus beberapa orang kerabatnya pergi ke rumah guru

mengaji sang calon pengantin tersebut.

Para utusan membawa makanan berupa pulut kuning, bunga telur

ditempatkan pada pahar atau talam berkaki dan sebuah talam lagi

berisi seperangkat alat sembahyang yakni : kain sarung pelikat,

sajadah, kopiah atau peci atau mukena, dan payung.

Semua itu dipersembahkan kepada guru mengaji, sebagai pertanda

ucapan terima kasih orang tua dan calon pengantin terhadap guru

tersebut. Berkat didikan dia sang calon pengantin pandai membaca

Al-Qur’an. Hal ini merupakan prosesi terakhir dari upacara

berkhatam Al-Qur’an mewarnai adat-istiadat perkawinan Melayu.

Page 52: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

49

Khatam Qur’an

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

2. Berinai

Sesudah upacara berandam, kegiatan berikutnya dilakukan

oleh kedua calon pengantin adalah berinai.7 Pada masyarakat

Melayu, tanda-tanda orang menjadi pengantin baru, jari tangan dan

kaki, telapak tangan dan kakinya diberi inai sehingga kelihatan

kuning kemarah-merahan.Jadi pada masyarakat Melayu, tidak

boleh sembarangan menggunakan inai. Sebab berinai memberi

isyarat dan pelambangan bercorak tertentu.Pemasangan inai pada

calon pengantin juga dilakukan oleh Mak Andam. Kegiatan ini

berbeda suasananya dengan kegiatan berandam. Menginai calon

pengantin dalam suasana santai dan diwarnai kemeriahan.

7Prosesi berinai dibedakan antara berinai kecil yang disebut juga dengan curi inai dan berinai besar. Berinai besar dilakukan di atas peterakne.Tahapan pelaksanaan berinai besar dan tepk tepung tawar dimulai dengan mempelai laiki-laki didudukkan di atas peterakne yang dipandu oleh Mak Andam.

Page 53: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

50

Khalayak ramai terutama sahabat calon pengantin

diperkenankan menyaksikannya. Lain halnya dengan kegiatan

berandam, orang yang menyaksikan terbatas jumlahnya. Berinai

dilakukan pada malam hari, di rumah kediaman calon pengantin

laki-laki maupun perempuan.

Dilaksanakan malam hari menurut kepercayaan masyarakat

Melayu adalah lebih baik, karena warna inai akan lebih merah,

sebaliknya apabila dilakukan pada siang hari warnanya akan

memudar. Selain itu mengenakan inai tidak boleh mendengar ayam

berkokok. Oleh sebab itulah, kegiatan dilakukan pada malam

sebelum jadwal ayam berkokok menunjukkan waktu. Telah

disampaikan di atas, bahwa malam berinai adalah malam suka

cita.Suasana pada malam itu lebih meriah, karena rumah calon

pengantin perempuan banyak yang datang untuk melihat

persiapan terakhir, sebab tinggal 1 hari lagi akan diadakan hari

pernikahan.

Biasanya sahabat-sahabat yang datang berkumpul di bilik

pengantin untuk melihat keindahan bilik pengantin sekaligus

menggoda calon pengantin perempuan.Persiapan untuk berinai

antara lain tilam yang sudah dihias, daun inai yang sudah

dihaluskan, dan kain tambal atau sobekan kain untuk membungkus

inai di jari.Keadaan calon pengantin perempuan pada saat akan

diberi inai berbaring telentang dengan tangan diangkat agar daun

inai yang sudah dihaluskan tidak mengotori tempat yang lainnya.

Pada saat melakukan kegiatan ini, Mak Andam menuturkan

beberapa buah pantun.

Page 54: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

51

Sayang cik Dollah meracik punai,

Punai diracik di pohon belimbing,

Dengan bismillah ku lepekkan inai,

Inai di lepek di jari kelingking.

Sayang cik Dollah meracik punai,

Punai diracik di pohon senduduk,

Dengan bismillah ku lepekkan inai,

Inai dilepek di jari telunjuk.

Sayang cik Dollah meracik punai,

Punai diracik si limau manis,

Dengan bismillah ku lepekkan inai,

Inai dilepek di jari manis.

Sayang cik Dollah meracik punai,

Punai diracik oleh Pak Ngah,

Dengan bismillah ku lepekkan inai,

Inai dilepek di jari tengah.

Sayang cik Dollah meracik punai,

Punai diracik limau kesturi,

Dengan bismillah ku lepekkan inai,

Inai dilepek di ibu jari.

Sayang cik Dollah meracik punai,

Punai diracik di tengah halaman,

Dengan bismillah ku lepekkan inai,

Inai dilepek di jari telapak tangan.

Page 55: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

52

Setelah pemasangan inai, Mak Andam membiarkan calon

pengantin perempuan bersama teman-temannya di bilik pengantin

malam itu. Inai yang sudah dipasang sebaiknya dibuka pagi hari,

agar warnyanya bagus. Hal ini dilakukan oleh pembantu Mak

Andam atau pengasuh pengantin perempuan.Selesai pemasangan

inai pada calon pengantin perempuan, Mak Andam dan

pembantunya pergi ke rumah pengantin laki-laki. Pengantin ini

berinai, berbeda suasananya bila dibandingkan dengan rumah

calon istrinya.Di rumah calon pengantin laki-laki, tidak semeriah di

rumah calon istrinya. Ini terjadi, karena keramaian lebih

terkonsentrasi di rumah calon pengantin perempuan.

Berinai

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Page 56: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

53

3. Berarak Menjelang Pernikahan

Pada prosesi ini, calon pengantin laki-laki turun dari rumahnya

untuk menikah ke rumah calon pengantin perempuan. Sebelum

berangkat ke rumah calon pengantin perempuan, di rumah calon

pengantin laki-laki diadakan acara kenduri yang dihadiri oleh

keluarga dan tetangga terdekat saja. Kenduri ini sebagai do’a

selamat supaya Allah SWT memberikan keselamatan atas calon

pengantin dan keluarganya. Disamping itu juga sebagai do’a restu

orang tua beserta seluruh keluarga, handai taulan terhadap calon

pengantin laki-laki supaya acara akad nikah berjalan dengan lancar.

Setelah pembacaan do’a selesai, dilanjutkan dengan makan

bersama berupa makanan ringan yang disebut “pengalas perut”

atau pengganjal perut. Sajian ini berupa : roti jala, roti perata atau

roti canai yang kesemuanya ini dinamakan dengan lauk masak kari

ayam, daging kambing, udang atau ikan. Selain itu sebagai “pencuci

mulut” yaitu sejenis makanan yang dimakan setelah makan

makanan yang pedas seperti : buah-buahan, kue-mue manis. Buah-

buahan yang menjadi pencuci mulut antara lain pisang dan

semangka, pencuci mulut berupa kue-mue manis seperti anta-

kesuma (hantu kesuma), dodol, kole-kole, dan wajik. Apabila para

utusan atau penyongsong menyatakan siap, maka calon pengantin

laki-laki melakukan “sembah” kepada kedua orang ibu bapaknya

untuk minta ampun atas segala dosanya serta minta do’a restu

kepada seluruh kerabatnya. Selanjutnya orang tua calon pengantin

laki-laki menyerahkan anaknya kepada orang kepercayaannya

sebagai wakilnya yang akan memimpin serta mengantarkan ke

rumah calon pengantin perempuan untuk dinikahkan.

Page 57: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

54

Keberangkatan calon pengantin laki-laki menuju rumah menuju

rumah calon pengantin perempuan ditandai dengan “shalawat

nabi” dengan membawa sirih nikah, bunga rampai, mas kawin

(mahar) dan barang-barang “serba satu” serta lengkap dengan

kapur sirih, gambir, pinang dan tembakau. Posisi sirih disusun

telungkup. Sedangkan serba satu adalah berupa seperangkat

pakaian seperti baju, kain (sarung), dan sandal. Di rumah calon

pengantin perempuan, calon pengantin laki-laki disambut dengan

bunyi-bunyian kompang dan ditabur dengan beras kunyit sebelum

masuk rumah, tepatnya di muka pintu rumah. Bunyi-bunyian

kompang ini berfungsi sebagai penghibur kedua calon pengantin

serta para undangan. Sedangkan tabur beras kunyit fungsinya

sebagai do’a restu.

4. Serah Terima Hantaran

Serah terima hantaran adalah penyerahan mahar mas kawin

dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang kemudian

dilanjutkan dengan acara ijab kabul atau akad nikah. Selanjutnya

calon pengantin laki-laki didudukkan di atas tikar nikah dengan

gading-gading pengiringnya yang duduk di sebelah kiri dan kanan.

Tikar nikah terbuat dari lapisan kain “plekat” dan dibungkus

dengan kain songket atau kain-kain yang bercorak gemerlap.

Setelah calon pengantin laki-laki duduk dengan tenang, acara

pernikahan dimulai dengan dengan “penyerahan” calon pengantin

laki-laki kepada keluarga calon pengantin perempuan untuk

dinikahkan.Sementara itu, calon pengantin perempuan berada

dalam bilik pengantin. Serah terima ini dimulai dengan ucapan

salam dari ketua rombongan kedua belah pihak dengan berpantun-

pantun.

Page 58: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

55

Serah Terima Hantaran

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaa

Kabupaten Karimun (2018)

Page 59: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

56

5. Ijab Kabul

Acara akad nikah merupakan puncak dari segala rangkaian

upacara perkawinan. Sah atau tidaknya perkawinan ditentukan

oleh akad nikah, sedangkan acara lainnya hanya sebagai pelengkap

yang diatur oleh adat istiadat.

Acara akad nikah adalah untuk mengesahkan perkawinan baik

menurut agama maupun adat. Sedangkan acara akad nikah

lazimnya dilaksanakan di rumah calon pengantin perempuan pada

malam hari.Tetapi pada masa sekarang, acara akad nikah sering

dilaksanakan pagi hari sejalan dengan hari persandingan atau hari

pesta perkawinan.

Ijab Kabul

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Page 60: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

57

Dalam ungkapan adat Melayu dikatakan :

Seutama-utama upacara pernikahan ialah ijab kabulnya

Di situlah ijab disampaikan

Disitulah kabul dilahirkan

Disitulahsyara ditegakkan

Disitulah adat didirikan

Disitulah janji dibubul

Disitulah simpul dimatikan

Tanda sah bersuami isteri

Tanda halal hidup serumah

Tanda bersatu tali darah

Tanda terwujud sunnah nabi

6. Tepung Tawar

Dalam rangkaian prosesi akad nikah ini kemudian dilanjutkan

dengan “Tepuk Tepung Tawar”8. Acara ini adalah “menepuk”

dengan beras kunyit dan bertih (padi yang disangrai), yang

dilanjutkan dengan mencecah inai di telapak tangan

pengantin.Tepuk Tepung Tawar adalah simbol pemberian doa dan

restu bagi kesejahteraan kedua pengantin, di samping sebagai

penolakan terhadap bala dan gangguan.Harapannya, keadaan

orang yang kena tepung ini menjadi tawar, tidak terjadi apa-apa

yang dapat mendatangkan malapetaka. Begitu juga ramuan yang

bernama sedingin telah tersisip harapan, agar sesuatu yang panas

menjadi dingin, sedangkan setawar diharapkan kembali seperti

sediakala.

8Upacara Tepuk Tepung Tawar ini menyertai berbagai peristiwa penting dalam masyarakat tidak hanya dalam adat perkawinan tetapi juga pada saat upacara kelahiran, pindah rumah, pembukaan lahan baru, jemput semangat bagi orang yang baru luput dari mara bahaya, dan sebagainya.

Page 61: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

58

Dalam ungkapan orang melayu Karimun, yang disebut Tepuk

Tepung Tawar, adalah bermakna menawar segala yang berbisa,

menolak segala yang menganiaya, menjauhkan segala yang

menggila, mendindingkan segala yang menggoda, menepis segala

yang berbahaya. Selanjutnya juga disebutkan di dalam Tepuk

Tepung Tawar, terkandung segala restu, terhimpun segala doa,

terpatri segala harap, tertuang segala kasih sayang. Informan Oki

Supriadi (29 tahun) menyebutkan beberapa kecamatan di

Kabupaten Karimun pada saat prosesi Tepuk Tepung Tawar ini

diiringi dengan Salawat Nabi ataupun Syarakal Marhaban.

Mencecah Inai di Telapak Tangan Pengantin

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Page 62: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

59

Kepada orang-orang yang telah memberikan tepuk tepung

tawar biasanya diberikan sebuah bunga telur oleh Mak Andam

sebagai ucapan terima kasih.Bunga telur adalah bunga yang dibuat

dari kertas, diikat pada lidi atau bambu kecil dan ditancapkan pada

pulut kuning yang dibungkus dengan daun pisang. Bagian ujung

dari lidi atau bambu kecil yang diraut itu, diikat dengan telur merah

yang sudah dirajut dengan benang.

Tetapi kepada masa sekarang pekerjaan seperti itu telah

diubah suai dengan bentuk yang beraneka ragam, sesuai dengan

kemajuan zaman.Orang-orang yang memberikan tepuk tepung

tawar adalah undangan ataupun jemputan dari kalangan orang

yang terpandang, seperti tokoh adat, tokoh pemerintahan, orang-

orang tua kerabat yang datang dari jauh kemudian diakhiri dengan

pembacaan do’a oleh seorang ulama.Tepuk tepung tawar berguna

sebagai do’a supaya kedua pengantin meruah rezekinya, ikhlas

dalam berbuat, memperoleh kedamaian, ketentraman hati dalam

hidup berumah tangga dan bermasyarakat.

Didalam ungkapan adat Melayu dikatakan :

Yang disebut tepuk tepung tawar

Menawar segala yang berbisa

Menolak segala yang menganiaya

Menjauhkan segala yang menggila

Meninding segala yang menggoda

Menepis segala yang berbahaya

Page 63: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

60

Selain ungkapan tersebut ada juga ungkapan lain :

Didalam tepuk tepung tawar

Terkandung segala restu

Terhimpun segala doa

Terpatri segala harap

Tertuang segala kasih sayang

Tata cara menepuk tepuk tawar :

1. Ambil “sejemput” beras kunyit, beras putih, dan beretih

lalu taburkan melewati atas kepala, ke bahu kanan dan

bahu kiri pengantin. Pada saat menaburkan, lafaskan

salawat nabi 1 kali. Mencecahkan daun perenjis ke dalam air

tepung tawar, lalu direnjiskan di atas dahi, bahu kanan dan

telapak tangan kiri, telapak tangan kanan lalu bahu kiri

sehingga membentuk huruf Lam Alif (posisi tangan

pengantin harus telungkup). lam alif yang yang dilakukan

tersebut mengandung filosofi Allah Berkehendak.

2. Mengambil sebutir telur, lalu memutari telur di muka

pengantin. Setelah itu telur tersebut diletakkan di tempat

semula. (untuk penggunaan telur, tidak semua kecamatan

di Kabupaten Karimun menerapkan penggunaannya)

3. Mengambil sejemput inai lalu dioleskan di telapak tangan

kanan dan kiri.

4. Setelah semua orang yang ditunjuk sebagai penepuk

tepung tawar selesai, acara ditutup dengan doa selamat.

Jumlah penepuk tepuk tawar adalah bilangan ganjil,

dimulai dari 3,5,7,9, dan 13.

Page 64: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

61

Sedangkan makna prosesi tepuk tepung tawar adalah :

1. Beras kunyit, beras basuh, dan beretih yang dihamburkan

bermakana ucapan selamat dan turut bergembira.

2. Merenjis kening bermakna berfikirlah sebelum bartindak

atau teruslah menggunakan akal yang sehat.

3. Merenjis di bau kanan dan kiri bermakna haru siap memikul

beban dengan penuh rasa tanggung jawab.

4. Merenjis punggung tangan bermakna jangan pernah putus

asa dalam mencari rezeki, selalu dan terus berusaha.dalam

menjalani kehidupan

5. Mengalin telur bermakna pengharapan untuk dapat

melahirkan keturuanan yang saleh dan ketulusan hati yang

sakinah, mawaddah, dan warrahmah.

6. Menginai telapak tangan bermakna penanda bahwa

mempelai sudah berakad nikah. Dalam konsekuensinya

penyadaran bahwa “sekarang” sudah tidak bujang atau

dara lagi (sudah ada pendamping).

7. Doa selamat di penutup acara bermakna pengharapan apa

yang dilakukan mendapat berkah dan ridho dari Allah Swt.

Page 65: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

62

7. Upacara Menyembah

Setelah upacara Ijab Kabul selesai, kedua pengantin kemudian

melakukan upacara menyembah kepada ibu, bapak, dan seluruh

sanak keluarga. Makna dari upacara ini tidak terlepas dari harapan

agar berkah yang didapat pengantin nantinya berlipat ganda. Acara

ini dipimpin oleh orang yang dituakan, sembah sujud kepada orang

tua tiada boleh lupa, agar tuah dibadan dan berkah turun berlipat

ganda.

Upacara Menyembah

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Page 66: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

63

8. Istiadat Makan Beradap

Biasanya pelaksanaan makan bersuap disejalankan dengan

makan berhadap. Artinya setelah kedua pengantin makan bersuap,

kemudian mereka makan berhadap.Perangkat peralatan

dipersiapkan untuk melaksanakan upacara ini, yaitu : sprei (alas

kain/permadani), talam, pahar, gelas, balang ceret untuk cuci

tangan, piring tempat nasi dan piring yang telah berisi lauk-

pauk.Setelah peralatan dipersiapkan, maka Mak Inang (Mak

Andam) memandu pengantin perempuan mengenai cara-cara

melayani suaminya untuk makan. Melalui pelayanan ini terpancar

kesetiaan, kepatuhan dan kasih sayang seorang isteri kepada

suami.

Istiadat Makan Beradab

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Page 67: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

64

9. Pengantin Berarak (Dari Prosesi Membuka Pintu di Halaman

Rumah Pengantin Perempuan Hingga Buka Kipas)

Merupakan prosesi dimana pengantin laki-laki diarak dari lokasi

tertentu menuju tempat bersanding/peterakne. Informan Oki

Supriadi (29 tahun) menyebutkan prosesi pernikahan adat Melayu

di Karimun sama seperti daerah lainnya walau terdapat sedikit

perbedaan. Salah satunya di istiadat berarak ini di Kabupaten

Karimun terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu Membuka Pintu di

halaman rumah pengantin perempuan (lokasi berarak) yang

disebut alang pagar, membuka pintu di pintu masuk rumah

pengantin perempuan yang dikenal dengan alang pintu dan

membuka kipas. Pada prosesi ini, pengantin laki-laki diarak menuju

rumah pengantin perempuan. Sebelumnya, rombongan pihak

pengantin laki-laki menerima utusan pihak pengantin perempuan

yang membawa sirih lelat (sirih lat-lat). Alat ini dibawa sebagai

pertanda bahwa pengantin perempuan sudah dipelaminan atau

sudah siap menanti kehadiran pengantin laki-laki untuk bersanding.

Pakaian yang dibawa utusan diserahkan dan dipasangkan Mak

Andam kepada pengantin laki-laki.Setelah berpakaian, sang

pengantin diarak beramai-ramai menuju rumah pengantin

perempuan.

Ketua rombongan ini adalah orang yang menguasai adat-

istiadat perkawinan dan ahli berpantun. Pendamping yang lainnya

bertugas membawa tepak sirih, pakaian sang pengantin dan bunga

manggar.Bagian atas tepak sirih menyerupai kepala burung merak

jantan. Pakaian sang pengantin yang dibawa dalam bentuk

bungkusan. Kanan dan kiri pengantin terdapat orang yang

memegang bunga manggar. Bunga ini dibuat dari bahan lidi kelapa

yang dibalut kertas warna-warni.Bagian pangkal lidi ditusukkan

atau ditancapkan pada batang pisang atau gabus atau pepaya

Page 68: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

65

muda berukuran 25 cm, kemudian batang pisang atau gabus atau

pepaya muda tadi ditusuk dengan kayu agar mudah memegang

sekaligus membawa bunga itu dalam perarakan.Hal yang menarik

dari bunga manggar tersebut, pada ujung lidi diikatkan uang logam

dan permen. Fungsi bunga sebagai pertanda pemberitahuan

kepada pihak pengantin perempuan mengenai kehadiran

rombongan pengantin laki-laki.

Berarak Menjelang Bersanding

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Jalannya prosesi ini bentuknya adalah mengarak pengantin laki-

laki ke rumah orang tua pengantin perempuan. Tujuan dari upacara

ini sebagai media pemberitahuan kepada seluruh masyarakat

sekitar tempat dilangsungkannya perkawinan bahwa salah seorang

dari warganya telah sah menjadi pasangan suami-istri. Disamping

itu, tujuannya adalah memberitahukan kepada semua lapisan

masyarakat agar turut meramaikan acara perkawinan tersebut,

termasuk ikut memberikan doa kepada kedua pengantin.

Page 69: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

66

Rombongan Pengantin Pria

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Di gerbang rumah pengantian perempuan, mereka disambut

dengan persembahan pencak silat, diiringi gendang, gong, dan

seruling. Ketika memasuki halaman rumah, mempelai laki-laki

ditaburi beras kunyit, pertanda keberhasilan si bujang

mempersunting sang dara.

Sebelum tiba di pelaminan, rombongan pengantin pria

dihadangtali lawa. Dalam prosesi ini yang juga dikenal Membuka

Pintu di halaman pengantin perempuan, lagi-lagi kedua wakil

mempelai berbalas pantun tawar-menawar ''biaya retribusi''.

Maksudnya, untuk menunjukkan bahwa tak mudah memetik sang

dara. Setelah sejumlah uang disepakati, rombongan pengantin pria

boleh melanjutkan ke prosesi berikutnya.

Page 70: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

67

Membuka Pintu di Halaman Rumah Pengantin Perempuan

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Page 71: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

68

Prosesi Tebus Pintu

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Sesampainya rombongan arak-arakan pengantin laki-laki di

kediaman keluarga pengantin perempuan, kemudian dilanjutkan

dengan upacara penyambutan. Dalam budaya Melayu Karimun,

upacara penyambutan tersebut mempunyai makna yang sangat

dalam. Oleh karenanya, pengantin laki-laki perlu disambut dengan

penuh kegembiraan sebagai bentuk ketulushatian dalam

menerima kedatangan mereka. Prosesi pencak silat merupakan

perlambang kepiawaian pengantin laki-laki menghadapi tantangan.

Page 72: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

69

Permainan Pencak Silat

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Upacara penyambutan arak-arakan pengantin laki-laki ini

terdapat 3 (tiga) kegiatan yang harus dilakukan yaitu permainan

pencak silat, bertukar tepak induk, dan berbalas pantun pembuka

pintu. Dalam kegiatan permainan pencak silat, makna yang

terkandung di dalamnya adalah bahwa pengantin laki-laki sebagai

calon kepala rumah tangga perlu ditantang kejantanan dan

kepiawainnya. Meski hanya sebagai simbol, pencak silat juga

mengandung makna persahabatan dan kasih sayang yang

dibungkus dengan jiwa kepahlawanan. Setelah permainan silat,

rombongan pengantin melanjutkan perjalanannya, biasanya

diteruskan dengan kegiatan perang beras kunyit antara pihak

pengantin laki-laki dan pihak yang menyambutnya.

Page 73: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

70

Perang Beras Kunyit antar kedua pihak pengantin, bukan

mengobarkan permusuhan, melainkan menyuburkan

persaudaraan. Setelah permainan silat dan perang beras kunyit

selesai, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bertukar tepak

induk. Kenapa tepak perlu ditukar? Sebab, simbol tepak

melambangkan rasa tulus hati dalam menyambut tamu dan juga

sebagai lambang persaudaraan. Isi dalam tepak berupa daun sirih,

kapur, gambir, pinang, dan tembakau. Kegiatan ini dilakukan

setelah rombongan pengantin laki-laki masuk ke halaman rumah

pengantin perempuan. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam atau

di luar rumah. Bertukar Tepak melambangkan ketulusan hati dan

bersebatinya dua keluarga menjadi satu.

Kegiatan terakhir dalam prosesi ini adalah berbalas pantun

pembuka pintu yang dilakukan di ambang pintu rumah pengantin

perempuan. Kegiatan ini bentuknya adalah saling bersahutan

pantun antara pemantun pihak pengantin laki-laki dengan

pemantun pihak pengantin perempuan yang disaksikan oleh Mak

Adam. Fungsi dari kegiatan ini biasanya dipahami sebagai bentuk

izin untuk memasuki rumah pengantin perempuan.

Pantun menghadang pengantin laki-laki di muka pintu

Pantun pihak perempuan:

Kalau Memilih, Bunga Kenanga

Pilih Yang Dekat Di Tengah Batang

Kalau Boleh Kami Bertanya

Apa Hajat Awak Yang Datang

Di Ujung Dahan Sibunga Kapas

Terbang Melayang Bila Ditepuk

Awak Ditahan Takkan Dilepas

Sebelum Menunjukkan Surat Ijin Masuk

Page 74: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

71

Kain Satin Dibuat Basahan

Kain Ditenun Berserat-Serat

Sebab Penganten Terpaksa Ditahan

Karena Belum Memenuhi Syarat

Kelat Rasa Buah Mengkudu

Kalau Busuk Jangan Dibawa

Adat Kita Ditanah Melayu

Sebelum Masuk Berilah Tanda

Dari Petang Sampai Ke Subuh

Ikan Menari Kesana Kesini

Awak Ni Datang Dari Jauh-Jauh

Takkan Memberi Cuma Segini

Kalau Tuan Tersalah Arah

Cari Penuntun Janganlah Risau

Wahai Tuan Janganlah Marah

Kami Berpantun Cuma Bergurau

Kalau Menggulai Rasanya Hambar

Elok Tambahkan Sesendok Garam

Karena Mempelai Sudah Tak Sabar

Silakan Rombongan Masuk Kedalam

Jawaban Pihak Laki-laki

Puteri Raja Daten Melati

Asyik Bermain Sampai Ke Petang

Kami Membawa Penganten Laki-Laki

Kenapa Kain Yang Awak Bentang

Page 75: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

72

Kalau Paten Didalam Lokah

Kenapa Dibiarkan Nanti Membusuk

Kalau Penganten Sudah Menikah

Kenapa Ditahan Dilarang Masuk

Berlayar Kebarat Dari Selatan

Angin Ribut Sampai Sepekan

Kalaulah Syarat Yang Dipermasalahkan

Tolong Sebut Akan Kami Siapkan

Gunung Daek Bercabang Dua

Hawanya Sejok Tidak Bersalju

Terimalah Ini Sebagai Tanda

Kami Nak Masuk Bukalah Pintu

Orang Jepun Pergi Ke Kukup

Belok Ke Dumai Memakai Tongkang

Kalau Segitupun Belum Juga Cukup

Eloklah Kami Mundur Kebelakang

Gulai Berkuah Dimasak Pindang

Sedap Bertangkup Dengan Sagu Rendang

Wahai Tuan Rumah Janganlah Bimbang

Sebelum Dapat Masuk Kami Takkan Pulang

Kalau Tuan Mencari Bumbu

Kami Sediakan Daun Selasih

Kalau Tuan Kata Begitu

Kami Ucapkan Terima Kasih

Rombongan: Assalamu Alaikum!

Tuan Rumah: Walaikumsalam

Page 76: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

73

Berbalas Pantun Pembuka Pintu di Pintu Rumah Pengantin Perempuan

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Setelah Mak Adam atau pemantun pihak pengantin perempuan

membuka kain penghalang pintu dan mempersilahkan tamu untuk

masuk, maka kegiatan ini dianggap selesai. Berbalas pantun

Pembuka Pintu menunjukkan adab sopan santun pengantin laki-laki

memasuki kehidupan pengantin perempuan. Pada saat prosesi ini,

mak andam menutupi wajah pengantin wanita dengan kipas.

Setelah seluruh rangkaian selesai yang ditandai dengan dibukanya

kipas oleh Mak Andam yang menutupi wajah pengantin

perempuan (Buka Kipas), kedua mempelai duduk bersanding. Mak

Amdam kemudian menaburi pasangan pengantin dengan beras

kunyit diiringi doa.

Page 77: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

74

Mak Andam Menutupi Wajah Pengantin Wanita Dengan Kipas

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Page 78: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

75

10. Bersanding

Upacara Bersanding atau Acara bersanding merupakan puncak

dari seluruh upacara perkawinan.Setelah Akad Nikah selesai,

pengantin perempuan dimandikan oleh Mak Andam dengan air

bunga tujuh warna (jenis).Selesai dimandikan kemudian dilangir

atau dibedaki dengan bedak yang terbuat dari bahan tradisional.

Kemudian pengantin perempuan dirias dan mengenakan baju

kurung teluk belanga.

Pengantin perempuan dipasangkan kain samping. Baju

pengantin tersebut biasanya adalah jenis songket atau kain yang

terbuat dari benang berwarna emas atau perak. Selesai digauni

diberi sanggul bernama “lipat pandan”. Bentuk sanggul

menyerupai lipatan daun pandam berisi pelepah batang pisang

yang digulung dengan rambut pengantin atau dengan cemara

yakni rambut palsu.Jika pengantin berambut pendek, hiasan

pengantin berupa gandik, cocok siput atau sunting, dokoh,

pending, kembang goyang, pandan mayang, anting-anting dan

cincin. Sewaktu pengantin perempuan dirias Mak Andam, diadakan

acara marhaban, berdah, hadrah dan lain sebagainya.Seni budaya

bernafaskan Islam ini ditampilkan pada dasarnya bertujuan

menjunjung tradisi. Keadaan rumah pengantin akan terasa

semarak.Dengan ditampilkan seni budaya yang telah dikemukakan,

khalayak di lingkungan terutama anak-anak tertarik untuk datang,

sehingga sekitar rumah pengantin menjadi ramai. Sedangkan

bagian dalam sudah jelas padat karena ditempati pelaku-pelaku

pelaksana adat yang berhubungan dengan upacara pesta

perkawinan.Begitu juga halnya dengan pengantin laki-laki, setelah

pulang ke rumahnya dan waktu mendekati shalat Dzuhur, maka dia

dipakaikan pakaian pengantin. Pakaian pengantin ini dibawa dan

diantarkan utusan Mak Andam dari rumah pengantin perempuan.

Page 79: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

76

Pakaian pengantin laki-laki yang dikenakan berupa baju teluk

belanga tidak berlengan, celana panjang menyerupai pasangan

baju kurung. Kemudian, dipasangkan ikat pinggang berukuran

besar yang terbuat dari bahan kain yang lazim disebut “sabuk” atau

“bengkung”.Selanjutnya pula dipasangkan pula baju luar atau

“jubah” dan berserban. Jubah adalah pelapis baju teluk belanga.

Oleh sebab itu, baju ini disebut baju luar. Ukurannya besar,

berlengan panjang dan bagian bawahnya mencapai betis dan diberi

perhiasan.Demikian juga serban berhiaskan kembang mayang.

Adapun alas kakinya berupa sendal jepit bertali yang dinamakan

“capal”. Kedua pengantin sudah dirias dan diberi berpakaian, maka

mereka dipersandingkan. Persandingan dilakukan di rumah

pengantin perempuan. Waktu bersanding hampir tiba, pihak

pengantin perempuan mengirim utusan menjemput pengantin laki-

laki. Utusan ramai dan didampingi para pemain musik kompang.

Bersanding

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Page 80: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

77

C. PROSESI SETELAH PERKAWINAN

1. Mandi Sampat

Mandi pengantin atau yang lebih dikenal dengan sebutan

mandi sampat ini, ialah mandi yang diperuntukkan bagi pasangan

pengantin yang baru selesai melaksanakan Ijab Kabul

serta rangkaian pernikahan lainnya. Menurut kepercayaan mereka,

Mandi sampat dilaksanakan untuk memohon doa restu kepada

kedua orang tua agar kelak dapat membina keluarga yang rukun.

Prosesi ini juga merupakan istiadat mandi atau menyucikan diri

yang dilakukan kedua pengantin dengan harapan dan

membersihkan diri dari hal-hal buruk sebelum memulai hidup baru.

Prosesi istiadat ini juga didahului dengan istiadat Tepung Tawar.

Hal menjadi keistimewaaan tersendiri pada tradisi ini ialah

bahan-bahan yang digunakan untuk mandi sangatlah unik seperti,

air berzanzi, 2 biji kelapa, 2 batang lilin, benang, santan, sagu dan

beras. Selain keunikan pada bahan-bahan yang digunakan, prosesi

atau tatacara mandi sampat pun begitu unik dan menarik. Langkah

awal yang dilakukan saat upacara mandi sampat ialah

mempersiapkan dua buah bangku untuk pasangan pengantin yang

akan dimandikan sampat, kedua letakkan dua buah kelapa dan dua

batang lilin yang dihidupkan didepan pengantin, ketiga siramkan air

berzanzi pada pasangan pengantin yang sebelumnya sudah

didudukkan pada bangku hingga basah, keempat sampho serta

sabunkan pengantin dengan santan kelapa, kelima pasangan

pengantin harus melangkahkan benang sebanyak tujuh kali, yang

sebelumnya benang sudah di ikat bulat sebesar ukuran badan

pengantin, benang tersebut dimasukkan kedalam badan kita dan

langkahkan sebanyak tujuh kali setelah selesai benang tersebut

diputus mengunakan tangan.

Page 81: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

78

Keenam bersihkan badan pengantin dengan air untuk

menghilangkan santan pada kepala dan badan. Ketujuh pengantin

akan melemparkan kelapa ke lantai/tanah secara bersamaan, hal ini

dilakukan dan dipercaya untuk melihat karakter dari kedua

pengantin, jika kelapa yang dilemparkan bergoyang maka karakter

si pengantin ialah banyak ngomong, cerewet, centil dan lain

sebagainya. Sedangkan untuk kelapa yang di lemparkan dan jatuh

diam maka si pengantin biasanya diartikan berkarakter

pendiam. Kedelapansetelah pengantin bersih dan sudah berganti

pakaian pengantin akan menginjak sagu dan beras yang sudah di

taburkan di lantai menuju kedua orang tua mereka untuk

melakukan proses sungkeman, memohon doa restu.

Rangkaian mandi sampat ini tidaklah begitu rumit, namun

harus dilakukan oleh orang-orang tua yang sudah berpengalaman

dan benar-benar ahli dalam melakukannya.

Mandi Sampat

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Page 82: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

79

BAB IV

PERLENGKAPAN ADAT PERKAWINAN MELAYU

KABUPATEN KARIMUN

A. Tepak Sirih

Adapun isi dari tepak sirih dan perlambangan tersebut :

1. Buah pinang, sebutir pinang yang telah diupas

kulitnya dan diraci. Tidak boleh dibelah dua (utuh).

Buah pinang melambangkan keikhlasan dan

ketulusan hati seseorang. Lurusnya hati seumpama

mempulur pinang. Buah tersebut diletakkan di

dalam cembul, yaitu tempat di dalam tepak sirih.

2. Kapur sirih, Kapur sirih berwarna putih

melambangkan kebersihan dan kesucian hati.

Kapur ini juga diletakkan di dalam cembul.

3. Gambir, melambangkan keberkatan dan obat

penawar. Gambir juga diletakkan di dalam cembul.

4. Tembakau, diletakkan di dalam cembul, gunanya

untuk menyugi gigi sesudah memakan sirih.

Tembakau melambangkan kebersihan jasmani.

5. Daun sirih, melambangkan kebesaran,

persaudaraan, dan persatuan. Hal tersebut

disebabkan sifat dari sirih yang mudah tumbuh dan

memiliki khasiat untuk mengobati beragam

penyakit. Daun sirih dari pihak laki-laki disusun

dalam posisi telungkup dalam jumlah ganjil. Daun

sirih telungkup bermakna rendah hati dan berserah

diri. Lain halnya sirih dari pihak perempuan yang

Page 83: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

80

disusun telentang. Hal ini melambangkan

penerimaan dan penyerahan diri. Daun sirih yang

bertemu ujung bermakna tercapainya kesepakatan

di kedua belah pihak.

6. Kacip, merupakan alat pembelah atau peracik buah

pinang. Terbuat dari besi. Selain untuk meracik juga

digunakan untuk mengupas kulit pinang. Kacip

melambangkan se-iya se-kata, kemufakatan

bersama dalam keputusan yang baik.

Semua peralatan di atas disusun di dalam cembul tepak.

Penyusunan dimulai dari cembul kapur, cembul pinang, cembul

gambir, cembul tembakau, dan kacip di sebelahnya serta daun sirih.

Secara keseluruhan tepak sirih melambangkan persaudaraan,

keterbukaan, persatuan, dan kesatuan dalam keutuhan saling

melengkapi.

B. Pelaminan

Pelaminan adalah tempat tidur pengantin yang bertingkat-

tingkat, ada yang bertingkat tiga, tingkat lima, dan tingkat tujuh

sesuai dengan status sosial orang tua pengantin.Alat-alat untuk

perlengkapan pelamin, yaitu sebagai berikut :

1. Ulas untuk tangga pelamin yang bertekadkan perade.

2. Tiga jenis tabir yaitu tabir gulung,tabir gantung dan

tabir poking ayam.

3. Di sekeliling pelamin digantung tabir lepas

4. Tilam beserta alasnya

5. Sebuah bantal gaduk

Page 84: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

81

6. Dua buah bantal seraga, bentuknya sama dengan

bantal gaduk, tetapi ukurannya lebih kecil dan letaknya

di bagian kaki, bertampuk tekat benang emas hanya

sepenampang.

7. Dua buah bantal sesuari (swari), bertekad benang emas

pada semua sisi, tempatnya di atas bantal gaduk.

8. Dua buah bantal telur buaya (sebagai bantal kepala)

bertampuk tekat benang emas ujung pangkalnya.

9. Dua buah bantal guling (bantal peluk) berbentuk bulat

panjang bertampuk tekat benang emas ujung

pangkalnya.

Semua tekad (sulaman) yang digunakan di atas berupa tekat

tanah dan tekat kasur atau tekat timbul. Bahan tekat yang

digunakan, sebagai berikut : kelingkan atau geng-geng, benang

emas atau benang perak, paku-paku,mutu danparade emas atau

parade perak serta parade gesek.

Pada tingkat yang paling atas pelamin disusun bantal gaduk

dengan urutan sebagai berikut :

1. Bantal Serage bersusun tiga tingkat.

2. Di atas bantal serage disusun dua buah bantal buah

pauh.

3. Di bagian ujung kaki diletakkan dua buah bantal guling

dan dua buah bantal kepala yang bertampuk serta

diletakkan selimut tidur.

Ukuran bantal gaduk tidak sama, semakin ke atas semakin kecil

dan warna kain sampul serta tampuknya pun berbeda. Pelamin

pengantin dihiasi kain yang bertekat dengan manik-manik atau ulas

dan dipasang kelambu serta tabir.

Page 85: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

82

C. Hiasan Di Depan Pelaminan

Bagian depan pelamin, sebagai pusat perayaan upacara adat

perkawinan, dihiasi dengan beberapa alat, diantaranya :

1. Nasi Besar. Nasi Besar adalah pulut yang sudah dimsak

diberi warna dengan kunyit dan dihiasi dengan bunga telor.

2. Nasi Adab. Nasi Adab adalah nasi yang berada disamping

kanan dan kiri nasi besar, untuk dimakan pengantin

bersama-sama tamu utama antara lain orang tua-tua,

alimulama dan keluarga terdekat.

3. Ketor. Ketor sebagai tempat untuk membuang ludah,

disiapkan sebanyak dua buah.

4. Tepak Sirih Majelis, merupakan sebuah telepak sirih yang

diletakkan di tingkat pertama puade.

D. Petirakne

Petirakne adalah peti yang dibuat bertingkat-tingkat seperti

tangga sebagai tempat duduk pengantin yang dipakai untuk

bertepuk tawar dan bersanding. Pada umumnya petirakne dibuat

satu hingga tiga tingkat. Di belakangnya diletakan bantal serage

sebagai tempat bersandar dan dilengkap dengan bantal sesuari

untuk bertepuk tepung tawar.

Dengan demikian perbedaan antara petirakne dengan pelaminan

adalah sebagai berikut:

Page 86: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

83

2. Di depan petirakne tidak memakai tabir sedangkan di

pelaminan menggunakan tabir.

3. Petirakne dibuat paling tinggi tiga tingkat sementara

pelaminan sampai lima tingkat.

4. Petirakne menggunakan bantal serage sementara di

pelaminan beraneka macam bantal seperti bantal gaduk, telur

buaya, buah pauh, susuari dan bantal guling.

5. Petirakne tempat bersanding pengantin sedangkan

pelaminan tempat tidur pengantin.

Peterakne

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Page 87: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

84

E. Perlengkapan Akad Nikah

Alat yang disediakan untuk melangsungkan aakd nikah antara

lain:

1. Tepak sirih

2. Sirih nikah yang diletakkan dalam senjong besar

3. Sirih puan yang diletakkan dalam senjong kecil

4. Tikar niah

5. Lilin berkaki

6. Tempat bara / cungap dari kuningan

7. Bunga rampai dalam dulang perak / tembaga

F. Perlengkapan prosesi Tepuk Tepung Tawar

1. Beras kunyit, yaitu beras yang diaduk dengan kunyit yang

sudah dihaluskan.

2. Beras basuh, yaitu beras yang direndam dan atau dicuci

dengan air biasa.

3. Beretih, yaitu padi yang digonseng (digoreng tanpa

menggunakan minyak goreng).

4. Air tepung tawar, yaitu air yang diadu dengan beras giling

5. Perenjis (alat untuk merenjis) merepukan gabungan atau

ikatan dari beberapa jenis daun yang berjumlah ganjil (5-7)

helai.

6. Embat-embat, yang berisikan air wewangian.

Page 88: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

85

Perlengkapan Tepuk Tepung Tawar

Sumber : Dokumentasi Dinas Pariwisata & Kebudayaan

Kabupaten Karimun (2018)

Sedangkan Tepung Tawar merujuk pada alat yang digunakan

seperti bedak sejuk dicampur air perenjis, yang manfaatnya diyakini

bisa meneduhkan hati dan kalbu. Kemudian daun sitawar, daun

sidingin (sosor bebek), daun juang-juang, daun ati-ati dan daun rusa

(gandarusa). Diikat daun ribu-ribu atau benang 7 rupa. Beragam

tumbuhan ini juga diyakini dapat menjadi penawar berbagai

penyakit.

Page 89: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

86

G. Busana dan Perhiasan Pengantin

1. Pakaian Pengantin

Pakaian yang dikenakan pada pengantin laki-laki pada masa lalu

ketika berandam, berinai dan akad nikah sangat sederhana yaitu

mengenakan baju kurung cekak musang memakai songkok dan ikat

kain Gumbang. Namun ketika bersanding memakai serban dan

jubah. Menggunakan perhiasan dokoh dan memakai pontoh di

lengannya. Di bagian pinggang dipakaikan bengkong. Namun

seiring perkembangan zaman,pakaian pengantin laki-laki ketika

bersanding mengalami perubahan dengan menggantikannnya

dengan baju kurung cekakmusang dan bertanjak. Ikat kainnya pun

sudah menggunakan ikat bunga.

Sedangkan pengantin perempuan memakai sanggul lipat

pandan berselendang manto dan bermahkota kecil ketika acara

akad nikah. Sedangkan ketika bersatu memakai baju urung kekek

dan bersanggul pengantin dengan motif hiasan kepala burung

merak jantan. Sedangkan assesoris memakai gandik,kembang

goyang, jurai besar dan jurai kecil, dokoh,pending, pontoh, beserta

cincin, gelang dan anting.

2. Sanggul

Sanggul yang selalu dikenakan pengantin perempuan adalah

sanggul lipat pandan. Pada saat bersanding, pengantin perempuan

memakai sanggul pengantin atau sanggul lintang yaitu sanggul

yang memakai acuan yang terbuat dari kulit batang pisang basah.

Sanggul-sanggul ini sengaja dibuat tinggi yang melambangkan

perempuan yang memakainya masih gadis. Apabila sanggulnya

rendah agak menempel di tengkuk, berarti perempuan yang

memakai sanggul tersebut sudah bersuami atau janda.

Page 90: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

87

3. Kembang Goyang atau Bunga Tajuk

Kembang goyang atau bunga tajuk yang dikenakan pada

pengantin perempuan merupakan hiasan kepala berbentuk bunga

dan mudah bergoyang. Hal itu melambangkan lemah lembut. Juga

melambangkan keopanan dan kesantunan.

4. Jurai

Jurai merupakan alat perhiasan yang berfungsi sebagai penjaga

(pendiding diri dari gangguan roh-roh halus atau ilmu-ilmu hitam

yang dibuat oleh orang yang ingin berbuat jahat). Jurai juga berarti

kesucian pengantin. Jumlah pemakaiannya selalu ganjil sesuai

dengan strata sosial. Rakyat biasa 3, bangsawan 5, raja-raja 7 buah.

5. Gelang

Jumlah gelang yang dipakai pengantin sama dengan jumlah

tingkatan puade yag dibuat untuk pengantin, karena ia juga

melambangkan status sosialnya.

6. Pending

Pending merupakan pelindung kesehatan bagi pengantin yang

sedang bersanding.

7. Rantai

Rantai dipakai sebagai symbol penolak bala. Biasanya diujung

rantai diletakkan wafak atau tangkal sebagai penjaga pengantin.

8. Dokoh

Dokoh dipakai di leher dan dada. Pengantin yang memakai dokoh diharapkan selalu berperilaku sabar dan penuh pengertian. 9. Pontoh

Gelang yang dipakaikan pada lengan pengantin berbentuk

naga atau burung yang bermakna sebagai pelindung dan

menjadikan pengantin kuat terhadap berbagai cobaan hidup.

BAB V

Page 91: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

88

PANTUN ADAT DALAM PERKAWINAN

MELAYU KABUPATEN KARIMUN

Sastra lisan sebagai kebudayaan daerah merupakan mata

rantai yang tidak dipisah-pisahkan dari kebudayaan nasional,

termasuk masyarakat Melayu Riau yang masih memegang adat

sebagai aturan-aturan yang dijadikan panutan dalam bertutur kata,

bertindak dan bersikap. Dapat ditegaskan bahwa pantun bagi

masyarakat Melayu Kabupaten Karimun merupakan suatu bentuk

yang digemari masyarakat. Pantun senantiasa digunakan dalam

acara adat perkawinan terutama dalam upacara pengantin laki-laki

kerumah pengantin perempuan. Dalam tradisi pantun ini

terkandung pedoman kehidupan sehari-hari, baik yang tersurat

maupun yangtersirat.9

Pantun dalam adat perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten

Karimun mengandung nilai-nilai yang berguna bagi masyarakat.

Pantun yang dituturkan dalam adat nikah kawin tersebut dapat

dijadikan pedoman untuk menjalani bahtera kehidupan, karena

pantun yang dituturkan.

9Erni, dkk, Analisis Nilai Moral Pada Pantun Adat Perkawinan Masyarakat Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau”. Jurnal Perspektif Pendidikan dan Keguruan Vol V, No 9 April 2014, hal.2

Page 92: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

89

Nilai Dalam Pantun

1. Nilai Moral Tanjungjawab

Nilai moral yang berkaitan dengan tanggungjawab yang

terdapat dalam pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau adalah

sebagai berikut:

Tumbuh sebatang, pokok ceremai

Ceremai tumbuh, dekat pangkalan

Kami datang, beramai-ramai

Untuk kita berkenal-kenalan

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa nilai

moral yang terkandung di dalamnya berkaitan dengan

tanggungjawab. Hal ini dapat dilihat ketika pihak laki-laki dalam

acara merisik mengucapkan “kami datang, beramai- ramai, untuk

kita berkenal-kenalan”. Dikatakan tanggungjawab karena disini

melekat pada nilai-nilai moral yang berlaku pada manusia. Dalam

kutipan tersebut menjelaskan pihak keluarga laki- laki

memperkenalkan diri kepada pihak perempuan untuk

menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya, yaitu berniat

hendak meminang seorang gadis yang disukainya. Acara merisik

kecil sebenarnya dirahasiakan oleh pihak kelaurga yang

meminang (pihak laki-laki), karena apabila maksudnya ditolak oleh

pihak keluarga yang menerima pinangan (pihak perempuan), hal

ini akan memerikan aib kepada keluarga yang bersangkutan.

Page 93: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

90

2. Nilai Moral Hati Nurani

Nilai moral yang berkaitan dengan hati nurani yang terdapat

dalam pantun merisik adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau adalah

sebagaiberikut:

Malam hari teranglah bulan

Sayup-sayup terdengar suara

Bila sudah berkenal kenalan

Antara kita bertambah mesra

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa nilai moral yang terkandung didalamnya

berkaitan dengan hati nurani. Hal ini dapat dilihat ketika pihak

perempuan dalam acara merisik mengucapkan “ bila sudah

berkenal kenalan, antara kita bertambah mesra”. Kutipan tersebut

menjelaskan manusia harus menjaga tingkah laku dengan baik,

dalam pantun tersebut pihak perempuan menyampaikan maksud

dan amanah yang ingin disampaikan adalah untuk berkenalan,

agara terjalin keakraban diantara kedua belah pihak.Selanjutnya

pantun yang berkaitan dengan nilai moral yang berkaitan hati

nurani dapat dilihat pada pantun berikut ini:

Page 94: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

91

Ceremai tumbuh dekat pangkalan

Tidaklah jauh dari jerami

Untuk kita berkenal-kenalan

Mempererat tali siturahmi

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa nilai moral yang terkandung didalamnya

berkaitan dengan hati nurani. Hal ini dapat dilihat ketika pihak laki-

laki dalam acara merisik mengucapkan “ untuk kita berkenal-

kenalan, mempererat tali silaturahmi”. Dikatakan hati nurani

karena mempunyai tingkah laku yang nyata dan jelas dialami

setiap manusia, harus saling menjaga komunikasi yang baik.

Kutipan tersebut menjelaskan maksud dan amanah yang ingin

disampaikan adalah untuk mempererat tali silaturahmi antara

kedua belah pihak keluarga. Selanjutnya pantun yang berkaitan

dengan nilai moral yang berkaitan hati nurani dapat dilihat pada

pantun berikutini:

Batang jerami dikerat-kerat

Jerami dikerat si anak dara

Tali siturahmi sudah dipererat

Bertambah pula sanak saudara

Page 95: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

92

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa nilai moral yang terkandung didalamnya

berkaitan dengan hati nurani. Hal ini dapat dilihat ketika pihak

perempuan dalam acara merisik mengucapkan “tali siturahmi

sudah dipererat, bertambah pula sanak saudara”. Kutipan

tersebut menjelaskan apabila mempererat tali silaturahmi antara

kedua belah pihak keluarga, akan menambah saudara. Selain itu

pantun yang terkait dengan hati nurani terdapat dalam pantun

adat perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten Karimun Provinsi

Kepulauan Riau juga terdapat dalam acara meminang berikutini:

Sungguh rindang, pokok bidara

Tempat berehat tuan putri

Jika begitu tuan bicara

Harap dengarkan kami berperi

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan

masyarakat Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau

tersebut dapat dijelaskan bahwa bahwa pantun tersebut memiliki

nilai moral yang berkaitan dengan hati nurani. Hal ini dapat dilihat

ketika pihak laki-laki dalam acara merisik mengucapkan “ harap

dengarkan kami berperi”. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa

pihak laki-laki bermaksud menjelaskan kedatangannya. Selain itu

pantun lain yang terkait dengan hati nurani terdapat dalam pantun

merisik adat perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten Karimun

Provinsi Kepulauan Riau berikutini:

Page 96: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

93

Tanam sebatang sipokok turi

Turinya tumbuh berbunga rendah

Sudah mendengar tuan berperi

Dengarkan pula kami bermadah

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang

berkaitan dengan hati nurani. Hal ini dapat dilihat ketika pihak

perempuan dalam acara merisik mengucapkan “ dengarkan pula

kami bermadah”. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa pihak

perempuan menjelaskan tanggapannya. Selain itu pantun lain yang

terkait dengan hati nurani terdapat dalam pantun merisik adat

perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten Karimun Provinsi

Kepulauan Riau berikutini:

Datuk hulubalang, bijaklaksana

Bermain silat ditengah malam

Kami ada kumbang kencana

Hendak menyunting bunga ditaman

Page 97: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

94

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang

berkaitan dengan hati nurani. Hal inidapat dilihat ketika pihak laki-

laki dalam acara merisik mengucapkan “ hendak menyunting

bunga ditaman”. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa

kedatangan pihak laki-laki ingin meminang. Selain itu pantun lain

yang terkait dengan hati nurani terdapat dalam pantun merisik

adat perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten Karimun

Provinsi Kepulauan Riau berikutini:

Tangkap seekor sicumi-cumi

Pancing diumpan, ikan gelampai

Alangkah senang hati kami

Maksud terkabul hajatpun sampai

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang

berkaitan dengan hati nurani. Hal ini dapat dilihat ketika pihak laki-

laki dalam acara merisik mengucapkan “alangkah senang hati

kami, maksud terkabul hajatpun sampai”. Kutipan tersebut

menjelaskan rasa perasaan hati yang tulus pihak laki- laki karena

maksud dan tujuan kedatangannya telah terkabul. Selain itu

pantun lain yang terkait dengan hati nurani terdapat dalam

pantun merisik adat perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten

Karimun Provinsi Kepulauan Riau berikutini:

Page 98: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

95

Kain kasa, di atas para

Habis terbakar kena pelita

Terkasar bahasa sumbang bicara

Mohon maaf yang kami pinta

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang

berkaitan dengan hati nurani. Hal ini dapat dilihat ketika pihak laki-

laki dalam acara merisik mengucapkan “mohon maaf yang kami

pinta”. Kutipan tersebut menjelaskan ketulusan hati nurani untuk

memintan maaf. Selain itu pantun lain yang terkait dengan hati

nurani terdapat dalam pantun adat perkawinan

masyarakatMelayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau berikut ini:

Pergi kepasar seorang diri

Hendak membeli sikain satin

Kami menyusun sepuluh jari

Harap maafkan zahir dan bathin

Page 99: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

96

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang

berkaitan dengan hati nurani. Hal ini dapat dilihat ketika pihak

perempuan dalam acara merisik mengucapkan “harap maafkan

zahir dan bathin”. Kutipan tersebut menjelaskan para pihak saling

maaf memaafkan Selain itu pantun lain yang terkait dengan hati

nurani terdapat dalam pantun merisik adat perkawinan

masyarakat Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau

berikutini:

Jika tuan pergi ke Masai

Kirimkan saya ikan tenggiri

Acara kita sudah selesai

Kami berdua bermohon diri

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang

berkaitan dengan hati nurani. Hal ini dapat dilihat ketika pihak

perempuan dalam acara merisik mengucapkan “kami berdua

bermihon diri”. Kutipan tersebut menjelaskan tingkah laku yang

baik. Selain itu pantun yang terkait dengan hati nurani terdapat

dalam pantun merisik adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau juga terdapat dalam

acara meminang berikutini:

Page 100: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

97

Sungguh harum bunga seruni

Harum semerbak diwaktu pagi

Pertemuan kita sampai disini

Sampai masanya berjumpa lagi

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa pantun tersebut memiliki nilai moralyang

berkaitan dengan hati nurani. Hal ini dapat dilihat ketika pihak

perempuan dalam acara merisik mengucapkan “sampai masanya

berjumpa lagi”. Kutipan tersebut menjelaskan harapan untuk

berjumpalagi.

3. Nilai Moral Kewajiban

Nilai moral yang berkaitan dengan kewajiban yang terdapat

dalam pantun merisik adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai

berikut:

Berlayar perahu ke Tapaktuan

Singgah berlabuh di negeri Langkat

Wahai encik, Tuan dan Puan

Datang kami membawa hajat

Page 101: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

98

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang

berkaitan dengan kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak laki-

laki dalam acara merisik mengucapkan “ datang kami membawa

hajat”. Kutipan tersebut menjelaskan keharusan pihak laki-laki

menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya. Selain itu

pantun lain yang terkait dengan kewajiban terdapat dalam pantun

adat perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten Karimun Provinsi

Kepulauan Riau berikutini:

Singgah berlabuh di Negeri Langkat

Penuh muatan ikan gurami

Jika tuan membawa hajat

Sila sampaikan kepada kami

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang

berkaitan dengan kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak

perempuan dalam acara merisik mengucapkan “ jikatuan

berkaitan dengan hati nurani. Hal ini dapat dilihat ketika pihak

perempuan dalam acara merisik mengucapkan “sampai masanya

berjumpa lagi”. Kutipan tersebut menjelaskan harapan untuk

berjumpalagi.Selain itu pantun lain yang terkait dengan kewajiban

terdapat dalam pantun adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau berikut ini:

Page 102: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

99

Sungguh cantik, nak dara sunti

Duduk berhias memakai anting

Bunga ditaman sedang menanti

Menunggu kumbang datang menyunting

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dapat dijelaskan bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang

berkaitan dengan kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak

perempuan dalam acara merisik mengucapkan “menunggu

kumbang datang menyunting”. Kutipan tersebut menjelaskan

bahwa kewajiban terhadap dirinya sendiri untuk menemukan

pasangan hidup dengan menunggu pinangan pihak laki-laki. Selain

itu pantun lain yang terkait dengan kewajiban terdapat dalam

pantun adat perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten Karimun

Provinsi Kepulauan Riau berikutini:

Jika bersembang diwaktu senja

Masa yang lalu terkenang-kenang

Jangan setakat merisik saja

Kami menunggu hari meminang

Berdasarkan pantun merisik adat perkawinan

masyarakat Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau

tersebut dapat dijelaskan bahwa pantun tersebut memiliki nilai

moral yang berkaitan dengan kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika

pihak perempuan dalam acara merisik mengucapkan “jangan

setakat merisik saja, kami menunggu hari meminang”. Kutipan

tersebut menjelaskan kewajiban menunaikan sesuatu yang harus

dilaksanakan yaitu menunggu hari meminang.

Page 103: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

100

Selanjutnya pantun yang berkaitan dengan nilai moral yang

berkaitan kewajiban dalam acara meminang dapat dilihat pada

pantun berikutini:

Bunyi suling tersendat-sendat

Bunyi mengalun bulan purnama

Tepak sirih pelambang adat

Saya serahkan tuan terima

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa nilai

moral yang terkandung didalamnya berkaitan dengan kewajiban.

Hal ini dapat dilihat ketika pihak laki-laki dalam acara meminang

mengucapkan “tepak sirih pelambang adat”, kutipan tersebut

menjelaskan kewajiban menyerahkan sesuatu yang harus

dilaksanakan sesuai adat. Selanjutnya pantun yang berkaitan

dengan nilai moral yang berkaitan kewajiban dalam acara

meminang dapat dilihat pada pantun berikutini:

Sungguh manis buah delima

Manis lagi buah keroma

Sirih tuan kami terima

Mari kita santap bersama

Berdasarkan pantun adatperkawinanmasyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, dapat dikatakan

bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang berkaitan

dengan kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak perempuan

dalam acara meminang mengucapkan “sirih tuan kami terima”.

Page 104: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

101

Kutipan tersebut menjelaskan kewajiban menerima pemberian.

Selain itu pantun yang terkait dengan kewajiban terdapat dalam

pantun adat perkawinanmasyarakatMelayu Kabupaten Karimun

Provinsi Kepulauan Riau dalam acara meminang berikut ini:

Bunyi mengalun bulan purnama

Sampan bertambat diatas lumpur

Saya serahkan tuan terima

Sila disantap barang sekapur

Berdasarkan pantun adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, penulis jelaskan

bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang berkaitan dengan

kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak laki-laki dalam acara

meminang mengucapkan “saya serahkan tuan terima”. Kutipan

tersebut menjelaskan kewajiban menyerahkan dan menerima

pemberian. Selain itu pantun yang terkait dengan kewajiban

terdapat dalam pantun adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau dalam acara

meminang berikutini:

Manis lagi buah keroma

Tolong ditimbang barang sekati

Sirih sudah disantapsama

Sila sampaikan maksud dihati

Page 105: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

102

Berdasarkan pantun adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, penulis jelaskan

bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang berkaitan dengan

kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak perempuan dalam

acara meminang mengucapkan “sila sampaikan maksud dihati”.

Kutipan tersebut menjelaskan kewajiban memberikan kesempatan

untuk menyampaikan maksud dan tujuan.Selain itu pantun yang

terkait dengan kewajiban terdapat dalam pantun adat perkawinan

masyarakat Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau

dalam acara meminang berikutini:

Dacing diikat bertali simpai

Bahan dibuat dari tembaga

Terimalah sitalam sibunga rampai

Tanda bersatu dua keluarga

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa nilai

moral yang terkandung didalamnya berkaitan dengan kewajiban.

Hal ini dapat dilihat ketika pihak laki-laki dalam acara meminang

mengucapkan “tanda bersatu dua keluarga”, kutipan tersebut

menjelaskan perlunya menjaga hubungan baik dengan sesama.

Selanjutnya pantun yang berkaitan dengan nilai moral yang

berkaitan kewajiban dalam acara meminang dapat dilihat pada

pantun berikut ini:

Bom Jatuh di Nagasaki

Seluruh dunia jadi terperanjat

Sebagai wakil pihak lelaki

Kami datang membawa hajat

Page 106: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

103

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa nilai

moral yang terkandung didalamnya berkaitan dengan

kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak laki-laki dalam

acara meminang mengucapkan “kami datang membawa

hajat”, kutipan tersebut menjelaskan pihal laki-laki

menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya.

Selanjutnya pantun yang berkaitan dengan nilai moral yang

berkaitan kewajiban dalam acara meminang dapat dilihat

pada pantun berikutini:

Terbang seekor sirama-rama

Terbang hinggap, ranting seruni

Tanda sudah dibawa sama

Sebentuk cincin emas murni

Berdasarkan pantun adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, penulis jelaskan

bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang berkaitan

dengan kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak laki-laki dalam

acara meminang mengucapkan “tanda sudah dibawa sama”.

Kutipan tersebut menjelaskan kewajiban untuk membawa tanda.

Selain itu pantun yang terkait dengan kewajiban terdapat dalam

pantun adat perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten Karimun

Provinsi Kepulauan Riau dalam acara meminang berikutini:

Terang cahaya, ulan purnama

Sampan kolek mudik kehulu

Sebelum cincin kami terima

Kami periksa terlebih dahulu

Page 107: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

104

Berdasarkan pantun adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, penulis jelaskan

bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang berkaitan dengan

kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak perempuan dalam

acara meminang mengucapkan “ sebelum cincin kami terima, kami

periksa terlebih dahulu”. Kutipan tersebut menjelaskan kewajiban

memeriksa cincin. Selain itu pantun yang terkait dengan kewajiban

terdapat dalam pantun adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau dalam acara

meminang berikutini:

Buat wajik, pakai acuan

Bila siap letak dipiring

Encik-encik, tuan dan puan

Kami serahkan,hantaran pengiring

Berdasarkan kutipan diatasdapat dijelaskan bahwa nilai moral

yang terkandung didalamnyaberkaitandengan kewajiban. Hal ini

dapatdilihatketika pihak laki-laki dalamacarameminang

mengucapkan “kami serahkan, hantaran pengiring”, kutipan

tersebut menjelaskan kewajiban pihak laki-laki menyerahkan

hantaran kepada pihak perempuan. Selanjutnya pantun

yang berkaitan dengan nilai moral yang berkaitan kewajiban

dalam acara meminang dapat dilihat pada pantun berikut ini:

Mari makan bersama-sama

Piring dibasuh hingga lah bersih

Hantaran pengiring kami terima

Kami ucapkan terima kasih

Page 108: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

105

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa nilai moral

yang terkandung didalamnya berkaitan dengan kewajiban. Hal ini

dapat dilihat ketika pihak perempuan dalam acara meminang

mengucapkan “hantaran pengiring kami terima”, kutipan tersebut

menjelaskan kewajiban pihak perempuan menerima hantaran

kepada pihak laki-laki. Selanjutnya pantun yang berkaitan dengan

nilai moral yang berkaitan kewajiban dalam acara meminang dapat

dilihat pada pantun berikutini:

Bila siap letak dipiring

Mari makan bersama-sama

Kami serahkan hantaran pengiring

Harap sudi tuan terima

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa nilai

moral yang terkandung didalamnya berkaitan dengan kewajiban.

Hal ini dapat dilihat ketika pihak laki-laki dalam acara meminang

mengucapkan “kami serahkan hantaran pengiring”, kutipan

tersebut menjelaskan kewajiban laki-laki menyerahkan hantaran

kepada pihak perempuan. Selanjutnya pantun yang berkaitan

dengan nilai moral yang berkaitan kewajiban dalam acara

meminang dapat dilihat pada pantun berikut ini:

Piring dibasuh hinggalah bersih

Untuk menjemur siudang pepai

Kami ucapkan terima kasih

Kepada yang berhak tetap disampai

Page 109: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

106

Berdasarkan pantun adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, dapat dikatakan

bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang berkaitan

dengan kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak perempuan

dalam acara meminang mengucapkan “Kepada yang berhak tetap

disampai”. Kutipan tersebut menjelaskan kewajiban

menyerahkan kepada yang berhak. Selain itu pantun yang terkait

dengan kewajiban terdapat dalam pantun adat perkawinan

masyarakat Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau

juga terdapat dalam acara meminang berikutini:

Tumbuh sebatang, pokok delima

Tumbuhnya tegak di atas bumi

Hantaran tuan, sudah terima

Terimalah pula, balasan kami

Berdasarkan pantun adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, penulis jelaskan

bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang berkaitan

dengan kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak perempuan

dalam acara meminang mengucapkan “terimalah pula, balasan

kami”. Kutipan tersebut menjelaskan kewajiban untuk

membalaspemberian.Selain itu pantun yang terkait dengan

kewajiban terdapat dalam pantun adat perkawinan masyarakat

Melayu Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau dalam acara

meminang berikutini:

Makan sagu, sedap ditangkup

Kuah gulai, didalam rantang

Kami terima, sirih telungkup

Kami serahkan, sirih telentang

Page 110: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

107

Berdasarkan pantun adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, dapat dikatakan

bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang berkaitan dengan

kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak perempuan dalam

acara meminang mengucapkan “kami serahkan, sirih telentang”.

Kutipan tersebut menjelaskan kewajiban untuk menyerahkan

sesuatu. Selain itu pantun yang terkait dengan kewajiban terdapat

dalam pantun adat perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten

Karimun Provinsi Kepulauan Riau dalam acara meminang

berikutini:

Dari kecik diberi nama

Sampailah besar hingga dewasa

Sirih tuan kami terima

Mari bersama kita merasa

Berdasarkan pantun adatperkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, dapat dikatakan

bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang berkaitan dengan

kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak laki-laki dalam acara

meminang mengucapkan “sirih tuan kami terima”. Kutipan

tersebut menjelaskan kewajiban untuk menerima pemberian.

Selain itu pantun yang terkait dengan kewajiban terdapat dalam

pantun adat perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten

Karimun Provinsi Kepulauan Riau dalam acara meminang berikut

ini:

Jika bunga mulai bersemi

Petik sekuntum, dibelai-belai

Bila diterima, sirihnya kami

Harap rasakan, agak sehelai

Page 111: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

108

Berdasarkan pantun adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, dapat dikatakan

bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang berkaitan

dengan kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak perempuan

dalam acara meminang mengucapkan “bila diterima, sirihnya

kami, harap rasakan, agak sehelai”. Kutipan tersebut menjelaskan

kewajiban mencicipi pemberian orang lain. Selain itu pantun yang

terkait dengan kewajiban terdapat dalam pantun adat

perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten Karimun Provinsi

Kepulauan Riau juga terdapat dalam acara meminang berikutini:

Jika tuan, ke Tanjung Uma

Kirimkan saya, siudang pepai

Tepak sirih kami, sudah diterima

Berikut diserah, sibunga rampai

Berdasarkan pantun adat perkawinan masyarakat Melayu

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, dapat dikatakan

bahwa pantun tersebut memiliki nilai moral yang berkaitan dengan

kewajiban. Hal ini dapat dilihat ketika pihak perempuan dalam

acara meminang mengucapkan “Berikut diserah, sibunga rampai”.

Kutipan tersebut menjelaskan kewajiban untuk menyerahkan

sesuatu. Selain itu pantun yang terkait dengan kewajiban terdapat

dalam pantun adat perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten

Karimun Provinsi Kepulauan Riau

Page 112: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

109

BAB VI

PENUTUP

Ajaran dan syariat agama Islam menjadi bagian yang paling

utama termasuk pada upacara sakral helat perkawinan, sehingga

disebut Adat Melayu bersendikan Syarak, Syarak bersendikan

Kitabullah. Oleh karena itu rangkaian prosesi adat pernikahan

khususnya prosesi pernikahan adat Melayu Karimun harus dapat

dipahami dengan baik.

Adat perkawinan Melayu adalah sebuah institusi tradisi yang

tidaklapuk di hujan dan lekang di panas. Adat ini mengandung

berbagaisistem nilai yang diwariskan dari zaman ke zaman dan dari

generasi kegenerasi. Adat ini kontinu dalam budaya Melayu karena

ia fungsional.Artinya selagi masih dijumpai institusi perkawinan

dalam konteksbudaya Melayu, pastilah adat Melayu ini yang

digunakan oleh orang-orangMelayu. Adat ini juga pasti mengalami

perubahan di sana-sini.

Adat perkawinan Melayu mengandung proses kreatif, baik

yangdatangnya dari dalam kebudayaan Melayu sendiri, yakni

proses inovasi,maupun pengelolaan peradaban dari luar

kebudayaan Melayu yang kitasebut dengan akulturasi. Proses

kreativitas ini menjadi sebuah identitastersendiri dalam

kebudayaan Melayu. Kreativitas budaya dalam adatperkawinan

Melayu ini menjadi suatu bidang telaah yang menarikdalam

konteks budaya Melayu sebagai salah satu kebudayaan dunia,yang

mengandung unsur peradaban dunia, tidak tersekat secara

sempitdan lokal saja, tetapi telah memperhitungkan keberadaan

budaya global.

Page 113: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

110

Oleh karenanya dalam rangka melestarikan keberadaanya

disadariperlunya dokumentasi baik visual, auditif, dan juga adalah

dokumentertulis, terutama dalam bentuk buku ini.Diharapkan

tulisan ini dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat Karimun yang

akan menjalankan prosesi adat perkawinan. Selanjutnya, budaya

Melayu yang ada hendaknya dipertahankan, karena masyarakat

Melayu khususnya Karimun perlu punya identitas dan perlu ada

sosialisasi dan regenerasi dari generasi muda.Beberapa prosesi

adat perkawinan Melayu Karimun yang kemudian menjadi identitas

prosesi adat perkawinan Melayu Karimun diantaranya pada prosesi

tepuk tepung tawar dan tahap Berarak Menjelang Bersanding.

Pada saat prosesi Tepuk Tepung Tawar ini beberapa kecamatan di

Kabupaten Karimun diiringi dengan Salawat Nabi ataupun Syarakal

Marhaban. Selanjutnya, ada 3 (tiga) tahap yang harus dilalui dalam

prosesi Berarak Menjelang Bersanding yaitu Membuka Pintu di

halaman rumah pengantin perempuan, membuka pintu di pintu

masuk rumah pengantin perempuan dan membuka kipas.

Page 114: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

111

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan dkk. 2006. Adat Istiadat Perkawinan Tradisional

Kepulauan Riau. Lembaga Adat Kota Tanjungpinang

Dewi Susanti dan Mutia Rizky Oktaviani. 2017. Ritual Talam Dua

Muka di Desa Teluk Setimbul. Kabupaten Karimun. Jurnal

KOBA Volume 4, No 1 April 2017

Erni, dkk. 2014. Analisis Nilai Moral Pada Pantun Adat Perkawinan

Masyarakat Melayu. Kabupaten Karimun Provinsi

Kepulauan Riau. Jurnal Perspektif Pendidikan dan

Keguruan Vol V, No 9 April 2014

Muhammad Ishak Thaib dkk. 2009. Tata Cara Adat Perkawinan

Melayu di Daik Lingga. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Lingga

Raja Suzana Fitri. Tt. Tata Rias Pengantin Tradisional Melayu (Arti

Lambang dan Fungsinya).Makalah Sindu Galba dkk. 2001.

Sejarah Daerah Kabupaten Karimun. Dinas Pariwisata Seni

dan Budaya Kabupaten Karimun Dengan Balai Kajian

Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang

Page 115: Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat