PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Public Expose 2014 Jakarta, 2 Juni 2014
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Public Expose 2014 Jakarta, 2 Juni 2014
Daftar Isi
I. Sekilas Perusahaan
II. Perkembangan Industri Petrokimia
III. Kinerja Keuangan & Operasional
IV. Inisiatif Strategis
2
I. Sekilas Perusahaan
3
Produsen Olefins dan Polyolefins terbesar dan
terintegrasi di Indonesia.
Memiliki satu-satunya Naphtha Cracker, Styrene
Monomer, dan pabrik Butadiene di Indonesia.
Memproduksi bahan kimia dan plastik yang digunakan
dalam berbagai produk konsumen dan industri sehari-
hari termasuk bahan kemasan, wadah, penyimpanan
material, ban, dan lain-lain.
Pemakai akhir konsumen produk plastik sebesar 70% dari
total penjualan CAP (30% berasal dari pasar industri).
Memiliki posisi unik untuk memanfaatkan prospek
pertumbuhan industri petrokimia yang kuat di Indonesia
dan meningkatkan permintaan konsumen.
Didukung oleh Pemegang Saham utama yang kuat, Barito
Pacific Grup (65,20%)* dan SCG Chemicals Co. Ltd.
(30,15%) – kepemilikan per 30 April 2014.
Sekilas Perusahaan (“CAP”)
Kompleks manufaktur yang terintegrasi
Pabrik Styrene Monomer Pabrik Butadiene
Pabrik Ethylene Pabrik Polypropylene
Catatan: (*) Termasuk kepemilikan saham CAP milik Marigold Resources Pte. Ltd. dan Magna Resources Corp. Pte. Ltd.
4
Visi & Misi CAP
VISI Perusahaan Petrokimia Terkemuka dan Pilihan di Indonesia
MISI
Terus berkembang dan mengukuhkan posisi kepemimpinan Perusahaan melalui integrasi, pengembangan sumber daya manusia dan kemitraan terpilih, secara berkelanjutan yang akan berkontribusi terhadap pertumbuhan Indonesia
5
Portofolio Produk yang Variatif
Operasional Bisnis yang Terintegrasi
Manajemen yang Solid & Berpengalaman serta
didukung oleh Komitmen Kuat dari Pemegang
Saham
Basis Pelanggan yang Luas & Loyal Lokasi yang Strategis
Keunggulan CAP
6
1
2
3
Tingkat Operasional yang Tinggi
5 4
Persediaan Bahan Baku yang Stabil dan Fleksibel
6
7
Olefins Polyolefins Butadiene Styrene Monomer
Ethylene
Py-Gas
Propylene
Mixed C4 Polypropylene
Polyethylene
Mendirikan JV antara PBI dengan Michelin untuk membangun fasilitas pabrik Styrene Butadiene
Rubber (“SBR”).
Pendapatan Bersih FY-2013 : US$1.272 juta
Pendapatan Bersih FY-2013 : US$616 juta
Pendapatan Bersih FY-2013 : US$556 juta
Pendapatan Bersih FY-2013 : US$62 juta
51% dari Pendapatan Bersih 25% dari Pendapatan Bersih 22% dari Pendapatan Bersih
Pendapatan Bersih FY-2013: US$2.506 juta
Portofolio Produk yang Variatif
7
1
2% dari
Pendapatan
Bersih
Operasional bisnis terintegrasi secara vertikal dari hulu sampai hilir membuat lebih efisien dan berbiaya rendah.
New generation Synthetic Rubber
Polypropylene Polyethylene
Styrene Monomer
Up
stre
am
Pe
tro
che
mic
als
Ethylene Propylene Py-Gas Mixed C4
Mid
stre
am
Pe
tro
che
mic
als
O
il &
Gas
D
ow
nst
ream
Pe
tro
che
mic
als
Company Products Company future products via joint
venture with Michelin
Crude Oil
Diesel Kerosene Gasoline
Refinery
Naphtha Cracker
Naphtha LPG
Operasional Bisnis yang Terintegrasi
Raffinate - 1 Butadiene
8
2
Homopolymer
Random
Copolymer
Impact Copolymer
Catatan: (1) LLDPE: Linear Low Density Polyethylene (2) HDPE: High Density Polyethylene
Ethylene
Produk Utama Proses Utama Pabrik Pasar Utama
330 ktpa
600 ktpa
170 ktpa
100 ktpa
Propylene
320 ktpa
Pyrolysis-gasoline
(Pygas)
280 ktpa
Crude C4
220 ktpa
Domestik
Ekspor
Domestik
Domestik
Ekspor
Ekspor
Domestik
Ekspor
Domestik
Naphtha Cracker
berlisensi Lummus
(USA) Polypropylene
Union Carbide (USA) 480 ktpa
Styrene Monomer
Licensed by Lummus (USA), 340 ktpa
LLDPE(1)
HDPE(2)
Polyethylene
336 ktpa
Naphtha
1,700 ktpa
Butadiene
BASF/Lummus 100ktpa
Peningkatan marjin yang menangkap rantai nilai produk
2 Operasional Bisnis yang Terintegrasi Terintegrasi secara penuh dari bahan baku hingga ke produk-produk hilir.
Saling berdekatan dan terhubung dengan fasilitas pelanggan.
Lokasi yang Strategis
10
3
Persediaan Bahan Baku yang Stabil dan Fleksibel
• Berbagai bahan baku dapat digunakan untuk Cracker, seperti:
› Naphtha
› LPG
› Condensates
• Hubungan jangka panjang & stabil dengan pemasok.
• Tidak ada gangguan terkait dengan bahan baku selama lima tahun terakhir.
• Kombinasi pengaturan pasokan dan pembelian spot memberikan fleksibilitas.
• Beragam pemasok Naphtha: tidak ada ketergantungan terhadap pemasok tunggal.
› Perusahaan Perdagangan di Singapura dan Malaysia.
› Pembelian langsung dari refineries.
Tinjauan Bahan Baku
Sumber Bahan Baku Utama FY-2013
Pembelian Naphtha: Spot vs. Kontrak
11
4
70% 67% 72% 55%
30% 33% 28% 45%
2010 2011 2012 2013
Contract Purchase Spot Purchase
100%
36%
100%
100%
64%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Naphtha / LPG
Ethylene
Propylene
Benzene
Externally Sourced Internally Sourced
Tingkat Utilisasi CAP
Polyethylene, Polypropylene, Styrene Monomer, Butadiene Ethylene
2011: shutdown
maintenance
selama 45 hari di
bulan Okt-Nov
CAP terus mencapai tingkat utilisasi kapasitas yang tinggi, terutama karena permintaan yang kuat dari pasar domestik di Indonesia yang merupakan negara pengimpor petrokimia.
Tingkat Operasional yang Tinggi
12
5
95%
78%
89% 99%
2010 2011 2012 2013
102%
89%
100% 94%
105%
90% 96% 95%
76%
90% 89% 95%
75%
2010 2011 2012 2013
Polyethylene Polypropylene Styrene Monomer Butadiene
Rincian Penjualan 10 Pelanggan Terbaik Diversifikasi 10 pelanggan terbaik,
terhitung hanya 37% dari pendapatan
selama tahun 2013.
Hubungan jangka panjang yang kokoh
dengan pelanggan utama.
Pelanggan yang terintegrasi dengan
fasilitas produksi dari CAP melalui jalur
pipa CAP.
Pemasaran dan pendistribusian yang baik
dengan jaringan luas, mampu melayani
~300+ pelanggan.
Tren waktu pengiriman yang singkat serta
harga yang disesuaikan dengan patokan
harga.
Pelanggan Utama
Basis Pelanggan yang Luas & Loyal
13
6
Total Pendapatan Bersih CAP – FY-2013: US$2.506 juta
37%
63%
Top 10Customer's Sales
Others
Erwin Ciputra Presiden Direktur
Dewan Komisaris
Paramate Nisagornsen
Wakil Presiden Direktur
Raymond Budhin
Wakil Presiden Direktur
Terry Lim Chong Thian
Direktur
George Allister Lefroy
Tan Ek Kia Hanadi Rahardja Agus Salim Pangestu
Loeki Sundjaja Putera
Chaovalit Ekabut
Direksi
Baritono Pangestu Direktur
Paisan Lekskulchai
Direktur
Suryandi Direktur
Cholanat Yanaranop
Manajemen yang Solid dan Berpengalaman
14
7
Struktur Pemegang Saham – per 30 April 2014
Siam Cement Group
Konglomerat industri terbesar di Thailand dan produsen petrokimia terkemuka di Asia.
Berinvestasi di CAP melalui SCG Chemicals Co. Ltd. dengan mengakuisisi 30% saham CAP dari Barito Pacific dan Temasek pada tahun 2011.
Pemegang saham jangka panjang dengan pengalaman dan keahlian dalam bidang petrokimia, berkomitmen untuk mendukung perkembangan bisnis.
Barito Pacific
Grup usaha berbasis di Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta.
Terlibat dalam berbagai diversifikasi usaha, termasuk petrokimia, properti, dan perkebunan sawit.
Tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1993.
Pemegang saham mayoritas oleh Prajogo Pangestu.
Komitmen yang Kuat dari Pemegang Saham
15
7
Catatan: (*) Termasuk kepemilikan saham CAP milik Marigold Resources Pte. Ltd. dan Magna Resources Corp. Pte. Ltd.
65.20% (*) 4.65% 30.15%
Publik
II. Perkembangan Industri Petrokimia
16
Sumber: Nexant , Sep 2013
Packaging
Films and sheets
Fibers and filaments
Toys
Automotive parts
Polypropylene
Styrene Monomer
Butadiene
Polyethylene
Plastic films
Containers
Bottles
Plastic bags
Drinks cups
Food containers
Car interiors
Helmet padding
Vehicle tires
Synthetic rubber
Gloves and footwear
Produk Hilir Pertumbuhan Permintaan
CAGR (2013 – 2019)F
Kebutuhan akan produk-produk petrokimia masih tinggi untuk beberapa periode ke depan. Produk petrokimia sangat penting untuk memproduksi berbagai macam produk konsumen dan industri, seperti bahan pembuat kemasan, kontainer, dan tempat penyimpanan lainnya.
Pertumbuhan Permintaan yang Tinggi di Indonesia
3.1%
3.0%
4.7%
4.6%
4.3%
5.6%
5.1%
5.0%
Indonesia Global
17
Top 10 Produsen Polyolefins Terbesar di Asia Tenggara Perusahaan Petrokimia Terbesar di Indonesia(1)
Ethylene (2012) Polyethylene (2012)
1
Polypropylene (2012) Styrene Monomer (2012)
Total Kebutuhan: 1,28 juta ton
Sumber: Nexant, Sep 2013 Catatan: (1) Tidak termasuk produsen pupuk
CAP 100%
CAP 47%
Import 53% CAP
31%
Import 27%
Lainnya42%
CAP 29%
Import 45%
Lainnya 26%
Total Kebutuhan: 1,06 juta ton
Total Kebutuhan: 1,66 juta ton Total Kebutuhan: 0,16 juta ton
Tetap mempertahankan posisinya sebagai market leader pada berbagai kategori produk-produk petrokimia di Indonesia. Satu-satunya produsen Ethylene, Styrene Monomer, dan Butadiene.
Pangsa Pasar CAP di Indonesia
6
Sumber: Nexant, Sep 2013 18
III. Kinerja Keuangan & Operasional
19
Tren Volume Penjualan dan Volume Produksi
Catatan: (1) Produksi Ethylene selebihnya digunakan sendiri untuk memproduksi Polyethylene dan Styrene Monomer.
Ethylene (1)
Polypropylene
Polyethylene
Styrene Monomer
KT
KT KT
KT
181 129 120 201
567
468 531 596
0
150
300
450
600
2010 2011 2012 2013
Sales Volume Production Volume
322 293 330 321 325 284
337 317
0
150
300
450
600
2010 2011 2012 2013
Sales Volume Production Volume
382 410
458 471
380 416 461
458
0
150
300
450
600
2010 2011 2012 2013
Sales Volume Production Volume
259 322 309 326
254 305 302
329
0
150
300
450
600
2010 2011 2012 2013
Sales Volume Production Volume
21
15, 70, 165
63, 189, 212
220, 31, 41
105, 89, 225
92, 138, 230
173, 228, 237
240, 148, 152
205, 219, 247
31 Desember 2013
Diaudit
31 Desember 2012
DiauditPerubahan
US$'000 US$'000 %
Akun Neraca
• Kas dan Setara Kas 241,873 123,393 96%
• Aset Lancar
(tidak termasuk Kas dan Setara Kas)
569,810 571,456 -0.3%
• Aset Tidak Lancar 1,095,755 992,266 10.4%
Jumlah Aset 1,907,438 1,687,115 13.1%
• Liabilitas Lancar 617,699 484,305 27.5%
• Liabilitas Tidak Lancar 434,416 481,980 -9.9%
• Ekuitas 855,323 720,830 18.7%
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 1,907,438 1,687,115 13.1%
31 Desember 2013
Diaudit
31 Desember 2012
DiauditPerubahan
US$'000 US$'000 %
Akun Rugi Laba
• Pendapatan Bersih 2,506,414 2,285,158 9.7%
• Laba Kotor 98,044 22,789 330.2%
• Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan 11,030 (87,213) 112.6%
• EBITDA 107,180 21,186 405.9%
Ikhtisar Keuangan
IV. Inisiatif Strategis
22
Harga Ethylene Berbanding Naphtha
Paska tahun 2012, profitabilitas industri petrokimia berangsur pulih seiring dengan membaiknya permintaan. Terbatasnya penambahan kapasitas di periode 2013-2016 yang akan meningkatkan profitabilitas. Tingkat keuntungan industri diperkirakan akan mencapai puncaknya pada periode 2016-2017.
Fundamental Industri yang Menarik: Industri petrokimia diproyeksikan akan memasuki siklus pemulihan (recovery)
23 Sumber: Nexant, Sep 2013
Inisiatif Strategis Utama
24
1. Meningkatkan arus kas dari ramp-up pabrik Butadiene.
2. Memastikan penyelesaian ekspansi Naphtha Cracker tepat pada waktunya.
3. Melanjutkan tahapan pelaksanaan JV dengan Michelin untuk
pembangunan pabrik Styrene Butadiene Rubber (“SBR”).
4. Melanjutkan pengoperasian dan inisiatif penghematan biaya dalam rangka
meningkatkan performa lebih lanjut sekaligus memanfaatkan sinergi
potensial dengan SCG.
5. Optimalisasi human capital melalui program pengembangan sumber daya
manusia berbasis kompetensi.
Pabrik Butadiene
25
• Pembangunan pabrik Butadiene dimulai di
tahun 2011 dan beroperasi sejak 4Q-2013.
• Biaya investasi US$130 juta.
• Kapasitas 100 KTPA.
Latar Belakang Proyek Ekspansi Cracker
26
1. Meningkatkan skala ekonomis dari total produksi.
2. Mempertahankan keunggulan posisi di dalam memenuhi pertumbuhan
permintaan petrokimia di Indonesia.
3. Memperkuat daya saing portofolio Polypropylene yang menguntungkan.
4. Mengintegrasikan industri hilir petrokimia.
Tinjauan
Perencanaan ekspansi Cracker
didorong oleh minimnya
produksi Ethylene di Indonesia.
Kapasitas produksi yang baru
diharapkan dapat beroperasi
pada 2015.
Kelebihan produksi Ethylene
akan dijual pada pelanggan di
Indonesia.
Proyek ini dipersiapkan untuk
menghadapi kondisi puncak
industri yang diperkirakan
terjadi pada 2016 .
Nilai proyek: US$380 juta.
Kapasitas saat ini
Kapasitas pasca ekspansi Cracker
Ethylene Propylene Mixed C4
Proyek Ekspansi Cracker
27
600
430
170
860
430
430
Capacity
Requirement
Surplus/(Deficit)
Capacity
Requirement
Surplus/(Deficit)
320
480
(160)
470
480
(10)
220
220
0
315
315
0
Satuan dalam KTPA (Kilo Ton per Annum)
• Bentuk Usaha : Joint Venture – CAP (45% melalui PBI) dan Michelin (55%). PT Synthetic Rubber Indonesia.
• Teknologi : Teknologi Proprietary (resiko teknologi rendah).
• Target beroperasi : 4Q2016 – 1Q2017.
• Biaya investasi : US$435 juta.
• Latar belakang investasi CAP:
Integrasi hilir Butadiene.
Memasuki bisnis baru dengan potensi besar – bisnis karet sintetik.
Memperkuat hubungan dengan mitra kelas dunia sebagai penyedia teknologi.
Styrene Butadiene Rubber
28
Rights Issue
Fasilitas Pinjaman Berjangka (Baru)
Fasilitas Pinjaman Berjangka (Saat ini)
• Melaksanakan PUT I dengan HMETD (“rights issue”) pada bulan Oktober 2013 dengan menerbitkan 220.766.142 saham baru.
• Dana yang diperoleh sebesar US$127,9 juta pada akhir pelaksanaan rights issue di bulan November 2013 akan digunakan sebagian besar untuk pembiayaan ekspansi Naphtha Cracker dan juga penyertaan modal PT Synthetic Rubber Indonesia, usaha patungan dengan Michelin, untuk pembangunan pabrik Styrene Butadiene Rubber.
• Menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka - 7 tahun pada tanggal 5 Desember 2013, sebesar US$265 juta melalui club deal basis dengan sejumlah bank lokal dan internasional.
• Dana yang diperoleh akan digunakan untuk pembiayaan ekspansi Naphtha Cracker yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar US$380 juta.
• Pinjaman Berjangka sebesar US$150 juta - 7 tahun melalui sindikasi dari sejumlah bank lokal dan internasional, yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan pabrik Butadiene. Perjanjian ditandatangani pada bulan November 2011.
• Pinjaman Berjangka sebesar US$220 juta - 7 tahun melalui sindikasi dari Siam Commercial Bank PCL dan Bangkok Bank PCL , yang digunakan untuk pembelian kembali (refinancing) Senior Secured Guaranteed Notes. Perjanjian ditandatangani pada bulan September 2012.
Struktur Pembiayaan
29
30
Terima Kasih
Disclaimer: Pemberitahuan Penting
• Dokumen ini disusun semata-mata dan secara eksklusif untuk pihak-pihak yang saat ini diundang dengan tujuan diskusi. Dokumen ini maupun isinya tidak diperbolehkan untuk direproduksi, diungkapkan atau digunakan tanpa izin tertulis dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
• Dokumen ini mungkin berisi pernyataan yang menyampaikan ekspektasi yang berorientasi masa depan yang mewakili pandangan dari Perusahaan pada peristiwa dan rencana keuangan yang mungkin terjadi di masa depan. Pandangan tersebut didasarkan atas asumsi saat ini, yang dipengaruhi oleh berbagai risiko dan perubahan yang terjadi kapan pun. Asumsi yang disajikan dianggap benar dan berdasarkan pada data yang tersedia pada tanggal pembuatan dokumen ini. Perusahaan tidak menjamin terwujudnya pandangan tersebut. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda secara signifikan dari yang diproyeksikan. Informasi dalam dokumen ini dapat berubah tanpa pemberitahuan, akurasinya tidak diverifikasi atau dijamin, dan mungkin tidak lengkap atau dipersingkat dan mungkin tidak berisi semua informasi material mengenai Perusahaan.
• Tidak satu pun dari Perusahaan, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk atau orang yang bersangkutan dengan Perusahaan menerima tanggung jawab apapun atas kerugian yang timbul dari penggunaan dokumen ini, atau isinya, atau lainnya yang muncul dan berhubungan dengan dokumen ini.
Alamat Kantor: PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Wisma Barito Pacific Tower A, Lt. 7 Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 62-63 Jakarta 11410
Kontak: Investor Relations Email: [email protected] Telp: +62 21 530 7950 Faks: +62 21 530 8930
Kunjungi website kami di www.chandra-asri.com