Top Banner
STUDI KASUS DENGAN MASALAH PUBERTAS PREKOKS
22

Pubertas prekoks

May 16, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pubertas prekoks

STUDI KASUS DENGAN MASALAH

PUBERTAS PREKOKS

Page 2: Pubertas prekoks

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal

pada umumnya, yaitu sekitar umur 9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17

tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau

dikarenakan pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai

diakhir-akhir masa kanak-kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya

tanda-tanda kematangan organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa

pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini bisa merupakan bagian dari variasi

perkembangan normal seseorang, namun bisa pula merupakan penyakit atau paparan

hormon pertumbuhan yang tidak normal.

Hingga saat ini penyebab dari Pubertas Prekoks masih belum diketahui secara pasti.

Beberapa hal internal yang dapat menyebabkan terjadinya Pubertas Prekoks adalah

gangguan organ endokrin, genetika keluarga (autosomal dominan), abnormalitas

genetalia (gangguan organ kelamin), penyakit pada otak, dan tumor yang menghasilkan

hormon reproduksi. Namun disamping itu, terdapat faktor psikologis (emosi) dan stressor

lingkungan ekternal yang cukup memegang peranan.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum

Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung

kegiatan belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah

keperawatan Endokrin I mengenai “Asuhan Keperawatan kline dengan gangguan

perkembangan pubertas”.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui konsep dasar mengenai pubertas seperti:

1).    Definisi

2).    Etiologi dan klsifikasi berdasarkan penyebab

3).     Patofisiologi

4).    Manifestasi klinik

Page 3: Pubertas prekoks

5).    Komplikasi

6).     penatalaksanaan

7).    Perumusan diagnostik

b. Untuk mengetahui mengenai proses keperawatan klien dengan gangguan pubertas.

C. SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini terdiri dari 5 bab, yaitu bab I pendahuluan, bab II tinjauan pustaka

membahas tentang konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan pada klien dengan

pubertas prekoks, Bab III scenario kasus berisi tentang masalah yang akan diberikan

asuhan keperawatan.  Bab IV pembahasan, memberikan penjelasan tentang proses

keperawatan yang telah dilakukan dan menemukan kesenjangan antara konsep teoritis

dan kasus dilapangan, dan yang terakhir adalah bab V penutup yang terdiri dari

kesimpulan dan saran

Page 4: Pubertas prekoks

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISIPubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal

pada umumnya, yaitu sekitar umur sebelum 8 tahun pada anak perempuan dan usia

sebelum 9 tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan

atau dikarenakan pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai

diakhir-akhir masa kanak-kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya

tanda-tanda kematangan organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa

pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini bisa merupakan bagian dari variasi

perkembangan normal seseorang, namun bisa pula merupakan penyakit atau paparan

hormon pertumbuhan yang tidak normal (Adhie 2013).

Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber

yaitu pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda

kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.

Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam

perkembangan dimana terjadi kematangan alat–alat seksual dan tercapai kemampuan

reproduksi.

B. EPIDEMOLOGIDari berbagai sumber seluruhnya menyatakan bahwa insiden Pubertas Prekoks

dominan terjadi pada anak-anak perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini

dimungkinkan karena Pubertas Prekoks membawa sifat genetik yang autosomal dominan

dan lebih sering akibat paparan hormon estrogen dini pada usia bayi. Untuk anak

perempuan sering diakibatkan etiologi yang idiopatik dan sebaliknya pada anak laki-laki

secara signifikan terbanyak diakibatkan adanya penyakit pada otak.

C. ETIOLOGIHingga saat ini penyebab dari Pubertas Prekoks masih belum diketahui secara pasti.

Beberapa hal internal yang dapat menyebabkan terjadinya Pubertas Prekoks adalah

gangguan organ endokrin, genetika keluarga (autosomal dominan), abnormalitas

genetalia (gangguan organ kelamin), penyakit pada otak, dan tumor yang menghasilkan

Page 5: Pubertas prekoks

hormon reproduksi. Namun disamping itu, terdapat faktor psikologis (emosi) dan stressor

lingkungan ekternal yang cukup memegang peranan.

Pada dasarnya konsep paparan hormon yang paling sering digunakan untuk

menjelaskan penyebab kejadian Pubertas Prekoks pada anak-anak. Sebuah penelitian

pernah menyatakan bahwa seorang anak perempuan yang gemuk atau memiliki body

mass index (BMI) bernilai obesitas seringkali menunjukkan ciri-ciri fisik terjadinya

pubertas dini. Penelitian lain mengungkapkan zat Bisphenol-A (BPA) yang merupakan

bahan baku pembuatan barang-barang dari plastik dan sering digunakan oleh bayi

maupun anak kecil (dot atau botol plastik) dapat menstimulus peningkatan kadar hormon

estrogen yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya Pubertas Prekoks.

D. FAKTOR RESIKO

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kejadian pubertas prekoks meliputi :

1. Jenis kelamin perempuan.

2. Umumnya pada ras Afrika-Amerika.

3. Seseorang yang mengalami Obesitas (Kegemukan).

4. Terpapar hormone seksual (kosmetik ataupun makanan).

5. Sedang mengidap suatu penyakit genetik ataupun gangguan metabolik.

Pubertas prekoks banyak ditemui pada pasien dengan sindrom McCune-Albright atau

Hiperplasia Adrenal Kongenital, yaitu suatu kondisi perkembangan abnormal dari

produksi hormon androgen pada laki-laki. Pada kasus yang jarang, Pubertas Prekoks

memiliki hubungan dengan kejadian hipotiroidism.

E. PATOFISIOLOGI

Secara sederhana, gambaran perjalanan kasus Pubertas Prekoks diawali produksi

berlebihan GnRH yang menyebabkan kelenjar pituitary meningkatkan

produksi luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Peningkatan

jumlah LH menstimulasi produksi hormon seks steroid oleh sel Leydig pada testis atau

sel granul pada ovarium. Peningkatan kadar androgen atau esterogen menyebabkan fisik

berubah dan mengalami perkembangan dini meliputi pembesaran penis dan tumbuhnya

rambut pubis pada anak laki-laki dan pembesaran payudara pada anak perempuan, serta

Page 6: Pubertas prekoks

mendorong pertumbuhan badan. Peningkatan kadar FSH mengakibatkan pengaktifan

kelenjar gonad dan akhirnya membantu pematangan folikel pada ovarium dan

spermatogenesis pada testis.

F. KLASIFIKASI

Perkembangan dini rambut pubis (bulu kemaluan), payudara atau alat-alat kelamin

bisa terjadi dari proses pematangan yang alamiah atau dari beberapa kondisi patologis.

Pubertas Prekoks bisa dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu :

1. Secara alamiah pubertas dini dapat terjadi dalam berbagai aspek fisik, kondisi ini

disebut idiopathic central precocious puberty atau GnRH-dependent (Pubertas Prekoks

Sentral). Hal ini bisa terjadi parsial ataupun transien. Pubertas sentral bisa muncul secara

dini bila terjadi gangguan pada sistem penghambatan hormon yang diproduksi otak, atau

adanya hamartoma hipotalamus yang memproduksi sedikit gonadotropin-releasing

hormone (GnRH).

2. Perkembangan organ seksual sekunder dipengaruhi oleh hormon steroid yang berasal

dari keadaan abnormal lainnya (tumor gonad atau adrenal, hiperplasi adrenal kongenital

dan lainnya). Keadaan ini tidak dipengaruhi gonadotropin-releasing hormone (GnRH-

independent) disebut peripheral precocious puberty atau precocious pseudopuberty

(Pubertas Prekoks Perifer).

G. GEJALA KLINISPada anak perempuan, maka tanda-tanda klinis yang memberikan petunjuk pasti

apabila dialami pada usia kurang dari 8 tahun, antara lain :

1. Payudara membesar.

2. Tumbuhnya rambut pubis dan rambut tipis pada lengan bawah.

3. Bertambah tinggi dengan cepat.

4. Mulainya menstruasi.

5. Tumbuh jerawat.

6. Munculnya bau badan.

Sedangkan pada anak laki-laki, tanda-tanda terjadinya Pubertas Prekoks akan muncul

saat umur kurang dari 9 tahun meliputi :

Page 7: Pubertas prekoks

1. Pembesaran testis dan penis.

2. Tumbuhnya rambut pubis, lengan bawah dan wajah.

3. Peningkatan tinggi dengan cepat.

4. Suara memberat

5. Tumbuh jerawat

6. Munculnya bau badan

Banyak anak yang menunjukkan gejala pubertas lebih awal yang dikenal sebagai

Pubertas Prekoks parsial. Beberapa anak perempuan umumnya mulai muncul keluhan

diantara umur 6 bulan dan 3 tahun dengan ditandai terjadinya pembesaran payudara yang

kemudian akan berhenti atau akan tetap bertahan tanpa perubahan fisik.

H. PENATALAKSANAANPenatalaksanaan Pubertas Prekoks ditentukan tipenya sebagai berikut :

a. Tata Laksana Pubertas Prekoks Sentral ; Kebanyakan anak dengan Pubertas Prekoks

sentral tidak disertai penyakit lainnya. Terapinya dinamakan GnRH analogue yang

biasanya terdiri dari suntikan bulanan berupa leuprolide yang menghentikan aksis

HPG dan menghambat perkembangan. Terapi tersebut dilanjutkan hingga pasien

mencapai umur pubertas normal yang sesuai. Apabila mereka lupa atau menghentikan

pengobatan, maka proses pubertas akan dimulai lagi.

b. Tata Laksana Pubertas Prekoks Perifer ; Tujuannya adalah melakukan penanganan

pada penyakit yang mendasari timbulnya Pubertas Prekoks ; misalnya karena

konsumsi obat, maka obat tersebut dihentikan ; contohnya pada tumor, maka segera

lakukan pembedahan reseksi tumor agar menghentikan agresifitas pubertas.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANGPertimbangkan untuk melakukan tes laboratorium : CBC, erithrocyte sedimentation

rate ( ESR ), thyroid- stimulating hormone ( TSH ), boneage, FSH dan LH, fungsi hati,

BUN, kreatinin, urinalisis ( UA ), urin HCG, karyotyping, dehydroepiandrosterone sulfat

( DHEAS ), androstenedione, testosterone, adrenal suppresion test untuk 17-

hydroxyprogesterone, ahli yang lebih memilih MRI daripada radiograf untuk melihat

sella apabila mencari CNS penyebab amenore.pelvic ultrasound, MRI, dan kemungkinan

radiograf untuk melihat sella turcica. Yang terakhir ini dapat mendeteksi lesi hipofise di

Page 8: Pubertas prekoks

dasar kelenjar hipofise dan dapat mengganggu sella itu sendiri. Banyak ahli yang lebih

memilih MRI daripada radiograf untuk melihat sella apabila mencari CNS penyebab

amenore.

J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

o   Identitas klien

o   Riwayat penyakit sekarang

o   Riwayat penyakit dahulu

o   Riwat penyakit keluarga

o   Riwayat psikososial

2. PEMERIKSAAN FISIK

Pada pemeriksaan fisik, yang pertama kali diperiksa adalah tanda vital, termasuk

tinggi badan, berat badan dan perkembangan seksual. Pemeriksaan fisik yang lain

adalah sebagai berikut :

a. Keadaan umum :

o   Anoreksia-cacheksia, bradikardi, hipotensi, dan hipotermi.

o   Tumor hipofise-perubahan pada funduskopi, gangguan lapang pandang, dan

tanda-tanda saraf kranial.

o    Sindroma polikistik ovarium-jerawat, akantosis, dan obesitas.

o   Inflammatory bowel disease-Fisura, skin tags, adanya darah pada pemeriksaan

rektal.

o   Gonadal dysgenesis ( sindroma Turner )- webbed neck, lambatnya

perkembangan payudara.

b. Keadaan payudara

o   Galactorrhea-palpasi payudara.

o   Terlambatnya pubertas- diikuti oleh rambut kemaluan yang jarang.

o   Gonadal dysgenesis (sindroma Turner )- tidak berkembangnya payudara

dengan normalnya pertumbuhan rambut kemaluan.

c. Keadaan rambut kemaluan dan genitalia eksternal

Page 9: Pubertas prekoks

o   Hiperandrogenisme- distribusi rambut kemaluan dan adanya rambut di wajah.

o   Sindroma insensitifitas androgen- Tidak ada atau jarangnya rambut ketiak dan

kemaluan dengan perkembangan payudara.

o   Terlambatnya pubertas- tidak disertai dengan perkembangan payudara.

o   Tumor adrenal atau ovarium- clitoromegali, virilisasi.

o   Massa pelvis- kehamilan, massa ovarium, dan genital anomali.

d. Keadaan vagina

o   Imperforasi himen- menggembung atau edema pada vagina eksternal.

o   Agenesis ( Sindroma Rokitansky-Hauser )- menyempitnya vagina tanpa uterus

dan rambut kemaluan normal.

o   Sindroma insensitifitas androgen- menyempitnya vagina tanpa uterus dan tidak

adanya rambut kemaluan.

e. Uterus :

Bila uterus membesar, kehamilan bisa diperhitungkan.

f. Cervix :

Periksa lubang vagina, estrogen bereaksi dengan mukosa vagina dan sekresi

mukus. Adanya mukus adalah tanda bahwa estradiol sedang diproduksi oleh

ovarium. Kekurangan mukus dan keringnya vagina adalah tanda bahwa tidak

adanya estradiol yang sedang diproduksi.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.   Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan

2.   Gangguan citra tubuh berhubungan dengan faktor biofisika/psikososial seperti

pandangan pasien terhadap diri

4. INTERVENSI KEPERAWATAN

  DX 1. Kecemasan berhubunngan dengan kurang pengetahuan

Tujuan : cemas dapat diatasi

Kreterial hasil:

o   Klien mampu mengungkapkan gejala cemas

o   Poster tubuh,ekspresi wajah,dan tingkat aktivitas menunjukan berkurangnya

kecemasan.

Page 10: Pubertas prekoks

Tindakan

o   Gunakan pendekatan yang menenangkan

R: Memberikan solusi

o   Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien

R:  Memberikan dorongan / motifasi

o   Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.

R:  Memberikan pengarahan pada pasien.

o   Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut.

R:  Memonitor pasien

o   Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

R:  Mengurangi kecemasan

DX.2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan faktor biofisika/psikososial

seperti pandangan pasien terhadap diri

Tujuan :

Setelah Di Lakukan Tidakan Keperawata 3 X 24 Jam Klien Menerima Perubahan Fisiologis Tubuhnya Kriteria Hasil:          Menyatakan gambaran diri lebih nyata.        Menunjukkan beberapa penerimaan diri daripada pandangan

idealism.         Mengakui diri sebagai individu yang mempunyai tanggung

jawab sendiri.         Mencari informasi dan secara aktif mengikuti penurunan berat

badan dengan tepat.Tindakan:

1. Izinkan pasien mengingat pola koping sehubungan dengan makan dalam keluarga aslnya dan teliti bagaimana ini dapat mempengaruhiR: Orang tua bertindak sebagai peran model untuk anak.

Page 11: Pubertas prekoks

2. Diskusikan dengan pasien pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi individu. Yakinkan untuk memberikan privasi selama aktivitas perawatan.R: Pandangan mental termasuk ideal kita dan biasanya tidak terbaru.

3. Pastikan bahwa orang terdekat mengetahui dan mengerti gejala setatus mental atau prilaku. Berikan informasi tentang kelompok pendukung yang tersedia di masarakatR: Dorongan keluarga dan klompok pendukung di masarakat dapat Mengungkapkan Pengertian Tentang penyakitnya.

4. Tentukan huubungan riwayat dan kemungkinan penyalah gunaan seksual.R: Dapat berperan terhadap isu ini tentang harga diri/pola koping

5. Tingkatkan komunikasi terbuka menghindari kritik/penilaian tentang perilaku pasien.R: Mendukung tanggung jawab pasien sendiri untuk lebih terbuka

6. Tuliskan dan nyatakan dengan jelas tanggung jawab pasien dan perawatR: Mendukung tanggung jawab pasien sendiri untuk meningkatkan rasa control dan menigkatkan keinginan untuk mendiskusikan kesulitan/menyusun ulang dan mengatasi masalah.

Page 12: Pubertas prekoks

BAB III SKENARIO KASUS

1. BIODATA

A. IDENTITAS PASIEN

NAMA : An.A

UMUR : 7thn

AGAMA : Islam

PENDIDIKAN : SD

PEKERJAAN : Pelajar

ALAMAT : Tulakan, Pacitan, Jatim

DIAGNOSA MEDIS : Pubertas prekok

NO. REGRISTASI : 01.11.74.68

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

NAMA : Ny. S

UMUR : 45 Th

PENDIDIKAN : Sarjana

PEKERJAAN : Swasta

ALAMAT : Tulakan, Pacitan, Jatim

HUBUNGAN : Ibu klien

2. Keluhan utama

ibu klien mengatakan payudara anaknya membesar

3. Riwayat penyakit sekarang

ibu klien menyatakan Sejak usia 7 tahun payudara ananknya sudah membesar, tumbuh

rambut di daerah ketiak dan kemaluan, dan berat badan meningkat.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami trauma kepala, pajanan terhadap

steroid atau gonadotropin atau masalah-masalah, seperti sakit kepala, gangguan penglihatan

atau inkoordinasi motorik.

5. Riwayat keluarga

Riwayat keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami gejala prekoks pubertas.

6. Pengkajian psikososial

Page 13: Pubertas prekoks

Ibu pasien mengatakan anaknya malu bergaul dengan teman seumurannya. Lebih banyak

mengurung diri.

7. Pemeriksaan fisik

a. Aktivitas / istirahat

mengalami ketidak mampuan/kurang keinginan untuk aktif atau melakukan latihan

teratur

b. Makanan dan Cairan

merencanakan makanan dengan normal/berlibahan. berat badan tidak sesuai dengan

tinggi bedan.

c. Nyeri / Kenyamanan

Nyeri waktu pertumbuhan pada payudaranya.

d. Pernapasan

Tidak mengalami gangguan pernafasan

e. Seksualitas

Tumbuh tanda tanda seks sekunder

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Hasil test laboratorium menunjukkan LH = 0.81, FSH = 2.90 dan estradiol = 40.10

b. Hasil USG lower abdomen:

Uterus = echostruktur & ukuran normal, endometrium tak menebal, parametrium tenang,

tak tampak masa atau kista

Vesica Urinaria = echostruktur normal, dinding tak menebal, tak tampak batu atau masa.

Page 14: Pubertas prekoks

ANALISA DATA

NO ANALISA DATA ETIOLOGI MK1 DS: Ibu pasien mengatakan cemas

dengan kondisi anaknyaDO: bertanya Tanya tentang kondisi anaknya, segera memeriksakan ke petugas kesehatan

Gangguan hormone GnRh

Pertumbuhan seks sekunder lebih cepat

Kurang pengetahuan

kecemasan

kecemasan

2 DS: Ibu pasien mengatakan anaknya malu bergaul dengan temannyaDO: anak lebih banyak mengurung diri,

Gangguan hormone GnRh

Kelebihan BB

Gangguan citra tubuh

Gangguan citra tubuh

DIAGNOSE KEPERAWATAN

1. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan2. Gangguan citra diri berhubungan dengan biofisika/psikososial seperti pandangan pasien

terhadap diri

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DX

TUJUAN DAN KH INTERVENSI RASIONAL

1 Tujuan : cemas dapat

diatasi

Kreterial hasil:

o   Klien mampu

mengungkapkan gejala

cemas

o   Postur tubuh,ekspresi

wajah,dan tingkat

aktivitas menunjukan

berkurangnya

kecemasan.

1. Gunakan pendekatan yang

menenangkan

2. Nyatakan dengan jelas

harapan terhadap perilaku

pasien

3. Jelaskan semua prosedur dan

apa yang dirasakan selama

prosedur.

4. Temani pasien untuk

memberikan keamanan dan

mengurangi takut.

1. Memberikan solusi

2. Memberikan dorongan / motifasi

 

3. Memberikan pengarahan pada pasien.

4. Memonitor pasien

Page 15: Pubertas prekoks

2 Tujuan:        Setelah Di Lakukan

Tidakan Keperawata 3 X 24 Jam Klien Menerima Perubahan Fisiologis Tubuhnya Kriteria Hasil:

       Menyatakan gambaran diri lebih nyata.

      Menunjukkan beberapa penerimaan diri daripada pandangan idealism.

       Mengakui diri sebagai individu yang mempunyai tanggung jawab sendiri.

       Mencari informasi dan secara aktif mengikuti penurunan berat badan dengan tepat.

1. Izinkan pasien mengingat pola koping sehubungan dengan makan dalam keluarga aslnya dan teliti bagaimana ini dapat mempengaruhi

2. Diskusikan dengan pasien pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi individu. Yakinkan untuk memberikan privasi selama aktivitas perawatan.

3. Pastikan bahwa orang terdekat mengetahui dan mengerti gejala setatus mental atau prilaku. Berikan informasi tentang kelompok pendukung yang tersedia di masarakat

4. Tentukan huubungan riwayat dan kemungkinan penyalah gunaan seksual.

5. Tingkatkan komunikasi terbuka menghindari kritik/penilaian tentang perilaku pasien.

6. Tuliskan dan nyatakan

1. Orang tua bertindak sebagai peran model untuk anak.

2. Pandangan mental termasuk ideal kita dan biasanya tidak terbaru.

3. Dorongan keluarga

dan klompok pendukung di masarakat dapat Mengungkapkan Pengertian Tentang penyakitnya

4. Dapat berperan terhadap isu ini tentang harga diri/pola koping

5. Mendukung tanggung jawab pasien sendiri untuk lebih terbuka

6. Mendukung tanggung jawab pasien sendiri untuk meningkatkan rasa

Page 16: Pubertas prekoks

dengan jelas tanggung jawab pasien dan perawat

control dan menigkatkan keinginan untuk mendiskusikan kesulitan/menyusun ulang dan mengatasi masalah.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/jam Dx Implementasi

3/10/14

14.00

1 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan

2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien

3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.

4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut.

4/10/14

8.30

1 1. Izinkan pasien mengingat pola koping sehubungan dengan makan dalam keluarga aslnya dan teliti bagaimana ini dapat mempengaruhi

2. Diskusikan dengan pasien pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi individu. Yakinkan untuk memberikan privasi selama aktivitas perawatan.

3. Pastikan bahwa orang terdekat mengetahui dan mengerti gejala setatus mental atau prilaku. Berikan informasi tentang kelompok pendukung yang tersedia di masarakat

4. Tentukan huubungan riwayat dan kemungkinan penyalah gunaan seksual.

5. Tingkatkan komunikasi terbuka menghindari kritik/penilaian tentang perilaku pasien.

6. Tuliskan dan nyatakan dengan jelas tanggung jawab pasien dan perawat

EVALUASI KEPERAWATAN

Page 17: Pubertas prekoks

Tgl/jam Dx Catatan Perkembangan

3/10/14

14.00

1 S: ibu pasien mengatakan sudah tidak cemas lagi

O: ibu pasien tidak bertanya Tanya lagi tentang penyakit anaknya

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

4/10/14

8.30

1 S: ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak malu bermain dengan

temannya

O: tidak mengurung diri,

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Page 18: Pubertas prekoks

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang asuhan keperawatan kepada An. A dengan diagnosa

medis pubertas prekok. Adapun ruang lingkup dari pembahasan dari kasus ini adalah sesuai

dengan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan,

perencanaan ,pelaksanaan dan evaluasi.

Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal

pada umumnya, yaitu sekitar umur sebelum 8 tahun pada anak perempuan dan usia sebelum 9

tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan

pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-

kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ

reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini

bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal seseorang, namun bisa pula

merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhan yang tidak normal (Adhie 2013).

A.      Pengkajian

Proses pengkajian terhadap klien dengan hidronefrosis adalah dengan cara wawancara,

observasi dan pemerikasaan fisik langsung kepada klien. Selain itu perawat mendapat keterangan

dari keluarga klien, diskusi dengan perawat di ruangan dan dokter serta data-data yang ada di

catatan medis klien.

Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori , akan tetapi di sesuaikan dengan kondisi klien

saat di kaji. pada saat di lakukan pengkajian , klien dan keluarga cukup terbuka dan sudah

terjalin hubungna saling percaya antar aklien, keluarga dan perawat sehingga mempermudah

perawat dalam mengkaji klien dan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan

dengan klien mau menjawab pertanyaan dari perawat dan menerima saran yang diberikan. Data

yang didapat pada saat pengkajian pubertas prekok pada An.A :

Keluhan utama

ibu klien mengatakan payudara anaknya membesar

Riwayat penyakit sekarang

ibu klien menyatakan Sejak usia 7 tahun payudara ananknya sudah membesar, tumbuh

rambut di daerah ketiak dan kemaluan, dan berat badan meningkat.

Page 19: Pubertas prekoks

Pengkajian psikososial

Ibu pasien mengatakan anaknya malu bergaul dengan teman seumurannya. Lebih banyak

mengurung diri.

Pemeriksaan fisik

Seksualitas

Tumbuh tanda tanda seks sekunder

Hasil test laboratorium menunjukkan LH = 0.81, FSH = 2.90 dan estradiol = 40.10

Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang di

hadapi oleh klien yang merupakan data focus dan selanjutnya di tentukan diagnose atau masalah

keperawatan. Dari teori dan hasil pembahasan kasus tidak terdapat kesenjangan.

B.       Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa yang muncul pada An.A adalah :

1. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan

ditandai DS: Ibu pasien mengatakan cemas dengan kondisi anaknya

DO: bertanya Tanya tentang kondisi anaknya, segera memeriksakan ke petugas kesehatan

2. Gangguan citra diri berhubungan dengan biofisika/psikososial seperti pandangan pasien terhadap

diri

DS: Ibu pasien mengatakan anaknya malu bergaul dengan temannya

DO: anak lebih banyak mengurung diri.

Setelah diagnosa atau masalah keperawatan ditegakkan selanjutnya dilakukan pembuatan rencana

tindakan dan kriteria hasil utnuk mengatasi masalah keperawatan yang ada pada klien. Dari teori

dan hasil pembahasan kasus tidak terdapat kesenjangan.

C.      Perencanaan

Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul, dikelompokan,

dianalisa, dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkanm prioritas

masalah yang disesuaikan dengan kondisis klien. Setelah masalah di tentukan berdasarkan

prioritas, tujuan tindakan , dan criteria hasil keperawatan di tentukan . Tujuan dan KH sebagai

alat ukur untuk pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang di susun pada rencana

keperawatan harus bersifat SMART. Pada penyusunan kriteria hasil perawat menyesuaikan

dengan waktu pemberian perawatan yang di lakukan perawatan yaitu selama 1 x 24 jam.

perencanaan di buat pada An.A dengan masalah utama kecemasan berhubungan dengan

Page 20: Pubertas prekoks

kurangnya pengetahuan pada An.A adalah prioritas utama , hal ini karena merupakan keluhan

utama yang diungkapkan oleh pasien

D.      Implementasi atau Pelaksanaan

Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat dilakukan dengan baik. hal

ini di dukung oleh perawat yang kompeten di bidangnya.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi pelaksanaan rencana asuhan keperawatan.

Hambatan-hambatan itu antara lain keterbatasan sumber referensi buku sebagai acuan

perawat untuk membrikan asuhan keperawatan.

E.       Evaluasi

Tujuan tahap evaluasi adalah untruk memberikan umpan balik rencana keperawatan,

menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan

keperawatan yang dberikan serta hasilnya dengan standar yang telah ditetapkan lebih dulu.

Pada An.A, diagnosa 1 dan 2 dapat teratasi dalam kurun waktu 1 x 24 jam

Page 21: Pubertas prekoks

BAB V

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal pada

umumnya, yaitu sekitar umur sebelum 8 tahun pada anak perempuan dan usia sebelum 9 tahun

pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan

pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-

kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ

reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini

bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal seseorang, namun bisa pula

merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhan yang tidak normal (Adhie 2013).

B.       Saran

Dari kesimpulan di atas disarankan pembaca tidak hanya terpaku pada makalah ini. Jika ingin

mendalami lebih lanjut tambahkan referensi dari buku ini.

Page 22: Pubertas prekoks

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Diakses : 28 April 2009. Diunduh dari : http://en.wikipedia.org/wiki/precociouspuberty.

April 9th 2009.

Asuhan keperawatan pada gangguan perkembagan pubertas. Diakses : 19 januari 2013. Diunduh

dari : http://yuflihul.blogspot.com/2011/06/askep-gangguan-perkembangan-pubertas.html

Haslam RHA. Endokrine System. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting.

Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi Internasional ke-17. Philadelphia : Saunders Elsevier

Science. 2004 ; p.1926-1935

Klapowitz PB. Medscape Team Of Emedicine. Precocious Puberty. (Diakses : 28 April 2009).

Diunduh dari : http://emedicine.medscape. com/article/987886-overview. March 28 th 2007.

Mayo Clinic Staff. Mayo Foundation. Precocious Puberty. (Diakses : 28 April 2009). Diunduh

dari : http://mayoclinic.com/article/precociouspuberty-definition. Februari 5th 2009

Prof. dr. Soetjinigsih. SpA (K). IBCLC. 2004. Tumbuh kembang remaja dan masalahnya.

Cetakan I. Jakarta. CV. Sagung seto.