DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PANDEGLANG SMP NEGERI 1 MANDALAWANGI 2010 PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU NON KEPENDIDIKAN DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TIM PENYUSUN PTS SMPN 1 MANDALAWANGI JALAN PARI MANDALAWANGI KM 17 PANDEGLANG
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PANDEGLANG SMP NEGERI 1 MANDALAWANGI
2010
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU NON KEPENDIDIKAN
DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI
AKADEMIK KEPALA SEKOLAHTIM PENYUSUN PTS SMPN 1 MANDALAWANGI
J A L A N P A R I M A N D A L A W A N G I K M 1 7 P A N D E G L A N G
LEMBAR PENGESAHAN
Pts smpn 1 mdl 2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa,
Alhamdulillaah kami telah dapat menyelesaikan penyusunan PTS ( Penelitian Tindakan
Sekolah ) SMP Negeri 1 Mandalawangi Kabupaten Pandeglang. Masalah yang kami angkat
berjudul “ Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Non Kependidikan Dalam penyusunan
Perencanaan Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah “
Pengangkatan masalah tersebut sesuai dengan kondisi yang kami hadapi saat ini yang
di kemudian hari kami mengharapkan peningkatan mutu dalam penyusunan pereencanaan
pembelajaran oleh guru non kependidikan dapat dicapai melalui supervisi dan bimbingan
berkala yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Dalam penyusunan PTS ini tentu saja tidak terlepas dari kerja sama tim penyusun dan
bantuan semua guru yang ada di lingkungan SMP Negeri 1 Mandalawangi. Kepada semua
pihak yang telah membantu penyelesaian PTS ini kami sangat menghargai dan kami ucapkan
terimakasih. Kami menyadari PTS yang kami susun ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karenanya sangat kami harapkan kritik dan koreksi dari para pembaca maupun pihak
yang terkait untuk perbaikan penyusunan PTS di masa mendatang.
Sebagai akhir kata, kami berharap dengan penyusunan PTS ini bisa bermanfaat
untuk mengevaluasi masalah yang kami hadapi dan mencari jalan penyelesaian yang terbaik
dan terprogram, yang pada gilirannya bisa berimbas pada peningkatan mutu pendidikan di
SPM Negeri 1 Mandalawangi Kabupaten Pandeglang.
Mandalawangi, November 2010
Pts smpn 1 mdl 3
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan ………………………………………………………………… 2
Kata Pengantar ……………………………………………………………………… 3
Daftar isi ……………………………………………………………………………. 4
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 5
A. Latar Belakang ………………………………………………………………. 5B. Perumusan dan Pemecahan Masalah Masalah ……………………….. 6C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………… 7D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………….. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………………… 8
A. Deskripsi Sekolah .......................................................................................... 8
B. Kajian Teori ................................................................................................... 81. Kompetensi dan profesionalisme Guru ..................................................... 82. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................... 113. Pembinaan Guru Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah ............ 19
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………………. 24
A. Pentahapan Penelitian Tindakan ……………………………………………… 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………………………….. 24
C. Subjek Penelitian ………………………………………………………………………. 25
D. Tindakan …………………………………………………………………………………… 25
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………………... 30
F. Instrumen Penelitian ………………………………………………………………… 30
G. Teknik Analisis Data ………………………………………………………………….. 33
Pts smpn 1 mdl 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………... 34 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 41
A. Simpulan Penelitian ………………………………………………………………….. 41
B. Saran …………………………………………………………………………………………. 42
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
Pts smpn 1 mdl 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah
berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan.
Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola
hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah, pola
pengembangan perencanaan, serta pola pengembangan manajerialnya, pemberdayaan
guru dan restrukturisasi model model pembelajaran.
Reformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan perubahan dalam sektor kurikulum,
baik struktur maupun prosedur penulisannya. Pembaharuan kurikulum akan lebih
bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran di dalam maupun di luar
kelas. Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan
guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut. Tidak jarang
kegagalan implementasi kurikulum disebabkan oleh kurangnya pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan guru dalam memahami tugas tugas yang harus
dilaksanakannya. Hal itu berarti bahwa guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran
menjadi kunci atas keterlaksanaan kurikulum di sekolah.
Dalam kurikulum 2004, guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi,
bahkan membuat sendiri silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya,
dan menjabarkannya menjadi persiapan mengajar yang siap dijadikan pedoman
pembentukan kompetensi peserta didik.
Upaya perwujudan pengembangan silabus menjadi perencanaan pembelajaran yang
implementatif memerlukan kemampuan yang komprehensif. Kemampuan itulah yang
dapat mengantarkan guru menjadi tenaga yang professional. Guru yang professional
harus memiliki 5 (lima) kompetensi yang salah satunya adalah kompetensi
penyusunan rencana pembelajaran. Namun dalam kenyataannya masih banyak guru
Pts smpn 1 mdl 6
yang belum mampu menyusun rencana pembelajaran sehingga hal ini secara otomatis
berimbas pada kualitas out put yang dihasilkan dalam proses pembelajaran.
B. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1. PERUMUSAN MASALAH
Ada beberapa faktor yang menyebabkan guru kesulitan dalam menyusun rencana
pembelajaran, diantaranya :
1.1 Guru tidak memiliki dasar pendidikan keguruan sehingga tidak dibekali dengan
pengetahuan tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
1.2 Guru belum pernah mengikuti pelatihan penyusunan RPP sehingga mereka
hanya copy paste pada temannya, padahal seringkali RPP hasil copy paste tidak
relevan dengan situasi dan kondisi di sekolahnya sehingga RPP yang ada tidak
bisa dijadikan acuan dalam proses pembelajaran.
1.3 Guru sudah pernah mengikuti pelatihan, tapi belum mampu menerapkannya di
sekolah.
Kondisi tersebut tentu tidak bisa dibiarkan terus menerus, tetapi harus ada solusi dan
tindakan nyata dari kepala sekolah sebagai penanggungjawab keberhasilan
pendidikan di sekolahnya. Para guru tersebut harus mendapatkan pembinaan agar
mampu meningkatkan kemampuannya dalam menyusun rencana pembelajaran,
terutama bagi guru-guru yang memang tidak memiliki latar belakang pendidikan
keguruan, sebelum mereka menempuh pendidikan tambahan agar memiliki akta IV
sebagai bukti kewenangan mengajar. Kepala sekolah perlu melakukan suatu tindakan
melalui supervisi akademik untuk membantu meningkatkan kemampuan mereka
dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka masalah penelitian penulis rumuskan dalam
bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
“ Apakah kompetensi Pedagogik guru yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan keguruan dalam penyusunan rencana pembelajaran dapat
ditingkatkan melalui supervisi akademik ?”
Pts smpn 1 mdl 7
2. CARA PEMECAHAN MASALAH
Upaya peningkatan kemampuan guru- guru yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan keguruan dalam menyusun rencana pembelajaran dapat dilakukan
dengan berbagai cara diantaranya melalui pelatihan, seminar, workshop, menyediakan
berbagai panduan dan modul. Namun setelah mempertimbangkan berbagai kelebihan
dan kekurangannya, maka pembinaan yang terencana dan berkesinambungan dalam
supervisi akademik melalui tehnik supervisi kelompok dianggap lebih efektif karena
setiap permasalahan yang ditemukan bisa langsung dicarikan solusi bersama dan
waktunya bisa disesuaikan dengan kemampuan masing masing guru. Dalam
pelaksanaannya kepala sekolah akan dibantu oleh beberapa guru/ wakasek yang
dianggap telah memiliki pengetahuan yang cukup dan kemampuan yang baik dalam
menyusun rencana pembelajaran.
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan utama dari penelitian tindakan
sekolah ini adalah untuk membantu meningkatkan kompetensi paedagogik guru guru
di SMP Negeri 1 Mandalawangi, yang tidak memiliki latar belakang pendidikan
keguruan, dalam menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan standar
kompetensi masing- masing pelajaran agar dapat menjadi acuan dalam proses
pembelajaran sehingga peserta didik mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan,antara
lain:
1. Bagi kepala sekolah dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam melakukan
pembinaan kepada para guru melalui supervisi akademik.
2. Bagi para guru dapat memberikan manfaat yang besar dalam membantu
memecahkan masalah yang berhubungan dengan penyusunan perencanaan
pembelajaran,sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan
berdampak pada peningkatan hasil pembelajaran.
Pts smpn 1 mdl 8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Sekolah
SMP Negeri 1 Mandalawangi merupakan salah satu SMP dari 5 SMP Negeri yang
ada di Mandalawangi sekaligus juga sebagai SMP pertama di kecamatan
Mandalawangi. Sekolah yang berdiri tahun 1982 ini berdiri diatas tanah seluas 12.730
m dengan luas bangunan 1.503 m. Saat ini sekolah ini memiliki 20 rombel terdiri dari
kelas VII, VII dan IX dengan 745 orang peserta didik.
Untuk memberikan pelayanan terhadap sejumlah peserta didik tersebut, sekolah ini
memiliki tenaga pengajar sebanyak 30 orang, yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah,
1 orang wakil kepala sekolah, 18 orang guru PNS dan 10 orang GTT dengan latar
belakang pendidikan terakhir sebagai berikut : 3 orang berpendidikan jenjang D3
dan 27 orang dengan jenjang S1 dari berbagai jurusan pendidikan. Dari 30 tenaga
guru yang ada, hanya sebagian yang mengajar pada mata pelajaran yang sesuai
dengan latar belakang pendidikannya.
Beberapa diantaranya bahkan sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan
keguruan sehingga tidak memiliki akta IV sebagai bukti kewenangan untuk mengajar.
B. KAJIAN TEORI
1. Kompetensi dan Profesionalisme Guru
Esensi sebuah pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran. Tidak ada
kualitas pendidikan persekolahan tanpa kualitas pembelajaran. Berbagai upaya
peningkatan mutu pendidikan persekolahan dapat dianggap kurang berguna bilamana
belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan persekolahan Pemerintah,dalam hal ini Depatemen
Pendidikan Nasional, mengembangkan berbagai program yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pts smpn 1 mdl 9
Di antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran guru merupakan komponen
organik yang sangat menentukan. Tidak ada kualitas pembelajaran tanpa kualitas
guru. Apapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah, namun yang pasti adalah
peningkatan kualitas pembelajaran tidak mungkin ada tanpa kualitas kinerja
guru,sehingga peningkatan kualitas pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa
peningkatan kualitas para gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang
sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan
yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-
hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai
tujuan.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, menyebutkan ada
empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru , yaitu kompetensi-
kompetensi kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial.
Para pakar pendidikan telah banyak menegaskan bahwa seseorang akan bekerja secara
profesional apabila ia memiliki kompetensi yang memadai. Maksudnya adalah
seseorang akan bekerja secara profesional apabila ia memiliki kompetensi secara utuh.
Seseorang tidak akan bisa bekerja secara profesional apabila ia hanya memenuhi salah
satu kompetensi di antara sekian kompetensi yang dipersyaratkan. Kompetensi
tersebut merupakan perpaduan antara kemampuan dan motivasi. Betapapun tingginya
kemampuan seseorang, ia tidak akan bekerja secara profesional apabila ia tidak
memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.Sebaliknya,
betapapun tingginya motivasi kerja seseorang,ia tidak akan bekerja secara profesional
apabila ia tidak memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Selaras dengan penjelasan ini adalah satu teori yang dikemukakan oleh Glickman
(1981). Menurutnya ada empat prototipe guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Prototipe guru yang terbaik,menurut teori ini, adalah guru prototipe profesional.
Seorang guru bisa diklasifikasikan ke dalam prototipe profesional apabila ia memiliki
kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level of
commitment).
Pts smpn 1 mdl 10
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru ditegaskan bahwa
setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang
berlaku secara nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Di dalam
permendiknas tersebut dirinci kompetensi inti guru dan kompetensi guru dalam mata
pelajaran.
Dalam kompetensi pedagogik, disebutkan beberapa kompetensi inti yang harus
dikuasai oleh seorang guru mata pelajaran, diantaranya sebagai berikut:
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.
Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diampu.
Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar
dan tujuan pembelajaran.
Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
Standar Kompetensi : ...................................
Pts smpn 1 mdl 29
Kompetensi Dasar : ...................................
Indikator : ...................................
Alokasi Waktu : ..... x 40 menit (… pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
B. Materi Pembelajaran
C. Metode Pembelajaran
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Pertemuan 2
dst
E. Sumber Belajar
F. Penilaian
1.2.3 Selama proses penyusunan RPP, guru berdiskusi dengan supervisor/Pembina
bila menemukan masalah/kendala dalam kegiatannya. Hasil dari kegiatan ini
akan dinilai oleh Pembina /supervisor dengan menggunakan lembar observasi
penilaian untruk memperoleh data tentang perkembangan kemampuan guru
1.3 Refleksi
Dalam kegiatan refleksi ini, Pembina/supervisor bersama dengan guru guru
melakukan diskusi tentang unsur-unsur RPP dan langkah langkah kegiatan
penyusunan dan pengembangannya.Dalam kegiatan ini juga dibicarakan berbagai
permasalahan yang dirasakan oleh para guru termasuk kendala serta manfaat yang
dirasakan terhadap perubahan kemampuan mereka dalam penyusunan RPP.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan refleksi ini akan dijadikan sebagai bahan
perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
3. Siklus 2
Kegiatan Perencanaan berdasarkan pada refleksi dari siklus 1, sementara untuk
langkah-langkah kegiatan tindakan dan pengamatan sama dengan siklus 1 dengan
Pts smpn 1 mdl 30
memperhatikan prioritas permasalahan yang disimpulkan pada siklus 1 dan
dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Apabila hasil refleksi pada siklus 2 sudah
menunjukan adanya peningkatan kemampuan guru secara signifikan, maka
kegiatan penelitian dianggap berhasil, tetapi sebaliknya apabila belum
menunjukan hasil yang di harapkan, maka kegiatan penelitian akan dilanjutkan
dengan siklus berikutnya dengan langkah-langkah kegiatan yang sama dengan
kegiatan pada siklus 2 ini.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian lembar observasi selama
proses tindakan penelitian oleh supervisor sehingga akan diperoleh data kualitatif
sebagai hasil penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi yang digunakan oleh
supervisor untuk mencatat perkembangan kemampuan masing masing guru yang
dibinanya selama proses penelitian( siklus 1 dan siklus 2).
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada contoh di
bawah halaman berikut:
Pts smpn 1 mdl 31
Format 1
INSTRUMEN PERENCANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Nama Guru : ………………………………..Sekolah : ………………………………..Kelas, Semester : ………………………………..Mata Pelajaran : ………………………………..Kompetensi Dasar : ………………………………..
………………………………..Hari, Tanggal : ………………………………..
NO URAIAN KEGIATANKRITERIA NILAI
1 2 3 41 Merumuskan indikator hasil belajar dengan tepat
2 Menggunakan tofik/ tema dalam kurikulum
3 Menentukan cara untuk mencapai tujuan
4 Menentukan langkah-langkah kegiatan dalam mencapai tujuan kegiatan
5 Menentukan alokasi waktu pada kegiatan yang dilaksanakan
6 Menentukan pengelompokkan arah dalam pelaksanaan kegiatan
7 Menentukan media pembelajaran dalam mencapai tujuan
8 Menentukan alat pembelajaran sesuai dengan tujuan
9 Menentukan alat penialaian sesuai dengan tujuan
Jumlah Nilai riil = …………………………………
Jumlah Nilai Ideal = 36 KLASIFIKASI………………………………..Nilai Persentasi = ………………………………..%
SARAN PEMBINAAN………………………………………………………………..
………………………………………………………………..
………………………………………………………………..
………………………………………………………..Guru Mata Pelajaran
Format 2
Pts smpn 1 mdl 32
A : Baik Sekali : 76 % - 100 %
B : Baik : 56 % - 75 %
C : Cukup : 26 % - 55 %
D : Kurang : 0 % - 25 %
Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran(Skala Nilai 1 – 4)
Nama Guru : ..............................................................Mata Pelajaran : ..............................................................Pokok Materi : ..............................................................Kelas/Semester : ..............................................................
No Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Nilai
Siklus 1 Siklus 21 Tujuan Pembelajaran
a. Standar Kompetensib. Indikatorc. Ranah Tujuan (komprehenship)d. Sesuai dengan Kurikulum
2 Bahan Belajar/Materi Pelajarana. Bahan belajar mengacu/sesuai dengan tujuanb. Bahan belajar disusun secara sistematisc. Menggunakan bahan belajar sesuai dengan kurikulumd. Memberi Pengayaan
3 Strategi/Metode Pembelajarana. Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuanb. Pemilihan metode disesuaikan dengan materic. Penentuan langkah-langkah proses pembelajaran berdasarkan metode yang
digunakand. Penataan alokasi waktu proses pembelajaran sesuai dengan proporsi.e. Penetapan metode berdasarkan pertimbangan kemampuan siswa.f. Memberi pengayaan
4 Media Pembelajarana. Media disesuaikan dengan tujuan pembelajaranb. Media disesuaikan dengan materi pembelajaranc. Media disesuaikan dengan kondisi kelasd. Media disesuaikan dengan jenis evaluasie. Media disesuaikan dengan kemampuan guruf. Media disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa
5 Evaluasia. Evaluasi mengacu pada tujuanb. Mencantumkan bentuk evaluasic. Mencantumkan jenis evaluasid. Disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersediae. Evaluasi disesuaikan dengan kaidah evaluasi
Total NilaiNilai RPP (R)
Kriterai Penilaian:Nilai 4 jika semua deskriptor tampakNilai 3 jika hanya 3 deskriptor yang tampakNilai 2 jika hanya 2 deskriptor yang tampakNilai 1 jika hanya 1 deskriptor yang tampakNilai 0 jika tidak ada deskriptor yang tampak
Pts smpn 1 mdl 33
G.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan terhadap hasil RPP guru sebagai data awal kemampuan
guru dan hasil observasi yang dilakukan selama proses pembinaan akan dianalisis
secara deskriptif untuk mengukur keberhasilan proses pembinaan sesuai dengan
tujuan penelitian tindakan sekolah ini.
BAB IV
Pts smpn 1 mdl 34
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Mandalawangi ini dilakukan
oleh kepala sekolah melalui tehnik supervisi akademik secara berkelompok sebagai
upaya untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi pedagogik guru dalam
menyusun perencanaan pembelajaran di kelas. Penelitian dilakukan terhadap 5 orang
guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan sehingga dianggap
kurang kompeten dalam mengelola perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Namun demikian permasalahan dalam penelitian tindakan ini difokuskan pada