BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia. Gambaran keadaan kesehatan masyarakat Indonesia dimasa depan tertuang dalam visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai “Indonesia Sehat” Untuk mewujudkan visi Indonesia sehat, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu ; Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Sedangkan visi Lampung Barat adalah : “Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal“ dengan Misi “Meningkatkan keberdayaan masyarakat dibidang kesehatan, meningkatkan kualitas lingkungan berwawasan kesehatan, meningkatkan kualitas upaya pelayanan kesehatan. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat yang penduduknya hidup dalam lingkungan
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah
Republik Indonesia. Gambaran keadaan kesehatan masyarakat Indonesia dimasa depan
tertuang dalam visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut
dirumuskan sebagai “Indonesia Sehat”
Untuk mewujudkan visi Indonesia sehat, ditetapkan empat misi pembangunan
kesehatan yaitu ; Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan,
mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, serta memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Sedangkan visi Lampung Barat adalah :
“Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal“ dengan Misi
“Meningkatkan keberdayaan masyarakat dibidang kesehatan, meningkatkan
kualitas lingkungan berwawasan kesehatan, meningkatkan kualitas upaya
pelayanan kesehatan. Agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang mempunyai arti yang sangat penting
dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan, karena puskesmas merupakan ujung
tombak terdepan dalam pelayanan serta pemeliharaan kesehatan.
Tiga fungsi yang harus mampu dilaksanakan oleh puskesmas yaitu puskesmas
sebagai unit pelayanan kesehatan profesional, sebagai pengembangan kesehatan di
wilayah kerja. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, puskesmas harus
mampu melaksanakan dan mengembangkan program-program pokok puskesmas di
wilayah kerjanya masing-masing dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Namun
kenyataannya dalam pelaksanaan sehari-hari belum semua program pokok puskesmas
1
dapat dilaksanakan mengingat SDM yang ada di Puskesmas Lemong masih belum
memadai, sehingga angka indikator status kesehatan masyarakat yang dapat dilihat dari
angka kematian ibu, angka kelahiran dan angka kesakitan masih tetap tinggi. Walaupun
demikian perlu diupayakan terobosan-terobosan untuk menurunkan angka indikator
status kesehatan masyarakat tersebut dan mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai
pelopor pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Usaha untuk mencapai hal itu membutuhkan kerjasama yang harmonis antara
kepala puskesmas dan seluruh staf yang ada dalam menyusun dan mengelola program-
program kerja puskesmas. Dalam hal ini perencanaan tingkat puskesmas (PTP)
merupakan salah satu alat dalam melaksanakan fungsi manajemen puskesmas. PTP
sangat diperlukan dalam mengembangkan dan melaksanakan program-program
puskesmas.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan manajemen di puskesmas dalam menyusun
perencanaan kegiatan tahunan berdasarkan fungsi dan azas
penyelenggaraannya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Meningkatkan kinerja seluruh staf Puskesmas Lemong serta memudahkan
pengawasan pengendalian dan penilaian terhadap program kerja
puskesmas, meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar, kesehatan
dan anak, keluarga berencana, imunisasi, program gizi, pemberantasan
penyakit menular, kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan
masyarakat, peran serta masyarakat dan usaha kesehatan sekolah.
Sehingga tercapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah
kerja puskesmas Lemong.
2
BAB II
ANALISA SITUASI
2.1 Analisa Situasi Umum
2.1.1 Geografi
Kecamaatn lemong adalah salah satu kecamatan di daerah
kabupaten lampung barat. Ibu kota lampung barat adalah Liwa. Jarak
kecamatan lemong ke Liwa ± 81 Km, dan dapat ditempuh melalui jalan
darat dalam waktu ± 3 jam dan ± 400 km dari ibu kota provinsi Lampung.
Batas wilayah kerja puskesmas lemong adalah :
Batas Wilayah
Sebelah utara berbatasan dengan provinsi Bengkulu
Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia
Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Pesisir Utara
Sebelah Timur berbatasan dengan Bukit Barisan
Keadaan tanah pada umumnya subur, sebagian besar
wilayah (75%) merupakan pegunungan dan 25% daratan. Setiap
desa terdiri dari satu atau dua pedukuhan. Daerah pedukuhan
masuh merupakan jalan setapak dan sebian ada yang bisa dilewati
mobil kanvas namun sebagian besar masyarakat menggunakan alat
tranfortasi ojek. Jarak tempuh untuk daerah pedukuhan dari
puskesmas rata-rata mencapai 2-6 jam. Apabila harihujan, keadaan
jalan berlumpur sehingga memerlukan waktu tempuh lebih lama.
Wilayah Kerja
Dalam melaksanakan kegiatannya, Puskesmas Lemong melayani 13
Pekon dengan Pemangku, dengan luas wilayah yang sebagian dapat
dilalui oleh kendaraan roda empat dan sebagian lagi hanya dilalui oleh
3
roda dua (ojek). Ke tiga belas pekon tersebut merupakan pekon IDT
yang mendapatkan program PKPS-BBM bidang kesehatan di
puskesmas.
2.1.2 Topografi
Secara Topografi Kecamatan lemong terdiri dari daratan rendah, pantai
dan perbukitan serta dilalui oleh beberapa sungai besar seperti Way
Mandar, Way Taw, Way Melesom, Way Halami, Way Lemong. Sungai-
sungai tersebut masih sering digunakan untuk mandi, cuci, kakus dan .
Bagi masyarakat yang berada sepanjang aliran sungai terutama pada
musim kemarau. Selain itu di sepanjang pantai masih ditemui rawa-rawa
air payau yang selalu tergenang sepanjang tahun. Ini merupakan daerah
potensial bagi perindukan nyamuk.
Persebaran Penduduk per Pekon
Kecamatan Pesisir Selatan terdiri dari 13 Pekon, dengan jumlah
penduduk pada tahun 2010 sebanyak 26.257 jiwa dengan 6.148 KK
yang menempati area seluas 31.393 Ha.
Table 2.1.2 Data Persebaran Penduduk Perpekon Kecamatan Pesisir Selatan
Tahun 2010
No Nama PekonLuas Wilayah
(Ha)
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Jumlah
KK
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Ha)
1 Penengahan 2.051 Ha 2.436 9,27% 625 8
2 Bandar Pugung 3.600 Ha 718 2,73% 162 5
3 Bambang 5.052 Ha 1.296 4,93% 253 2
4 Pagar Dalam 1.813 Ha 1.423 5,41% 312 1,2
5 Malaya 16 Ha 541 2,06% 99 2
6 Cahaya Negeri 4.300 Ha 806 3,06% 261 5
4
7 Lemong 1.200 Ha 1.768 6,73% 352 6
8 Parda Haga 1.302 Ha 2.308 8,8% 531 5
9 Way Batang 666 Ha 2.244 8,54% 375 2
10 Tanjung Sakti 5.385 Ha 6.160 23,4% 2.023 8
11 Tanjung Jati 1.107 Ha 1.292 4,92% 193 8
12 Rata agung 2.151 Ha 2.007 7,64% 448 1
13 Suka Mulya 1.435 Ha 2.272 8,65% 336 6
Jumlah 31.393 Ha 26.257 Jiwa 100 % 6148 60,5
Sumber : Data Penduduk Kecamatan Pesisir Selatan
Grafik 2.1.2 Persebaran Penduduk Perdesa Kecamatan Lemong
Tahun 2010
Analisa : Persebaran penduduk perdesa dikecamatan Lemong yaitu, jumlah penduduk
pada tahun 2010 terdapat 26.257 jiwa dengan 31.393 KK. Dimana pekon
yang penduduknya terpadat yaitu pekon Marang dengan jumlah penduduk
5
Persebaran Penduduk Perdesa Kecamatan Pesisir Selatan Tahun 2010
2436718
1296
1423541806
1768
2308
2244
6160
1292
2007
986
2272
NR. TenumbangSukarame
Pelita JayaSumur JayaTanjung Jati
Pagar DalamTanjung SetiaBiha
Way JambuMarang
Ulok ManikPaku NegaraBangun Negara
Tanjung Raya
6.160 jiwa dan 2.023 KK serta pekon yang kepadatan penduduknya terendah
yaitu pekon Tanjung Jati dengan jumlah penduduk 541 dan 99 KK
2.2 Analisa Derajat Kesehatan
Tujuan akhir pembangunan kesehatan adalah mencapai derajat kesehatan
setinggi-tingginya. Ada beberapa indikator yang digunakan untuk menilai situasi
derajat kesehatan suatu wilayah kerja, seperti :
Angka Kematian Ibu (MMR)
Angka Kematian Bayi (IMR)
Angka Kematian Kasar (CDR)
Angka Kematian Anak (CMR)
Keberadaan puskesmas dengan tugas dan fungsi yang jelas telah memberikan
kontribusi terhadap berbagai keberhasilan seperti Penurunan Angka Kematian
Bayi dan Angka Kematian Ibu menurut SKDI yaitu Angka Kematian Bayi (AKB)
2,33 per 1000 kelahiran hidup tahun 2006 menjadi 3,92 per 1000 kelahiran hidup
tahun 2007. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 390 per 100.000
kelahiran hidup tahun 2006 menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2007
serta meningkatkan usia harapan hidup (UHH). Terkait dengan kebijakan
pembangunan kesehatan menuju “ Indonesia Sehat 2010”, maka diharapkan nanti
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia bisa ditekan menjadi 125 per 100.000
kelahiran hidup sedang Angka Kemataian Bayi menjadi 16 per 1000 kelahiran
hidup. (www.Depokcominfo.com)
2.2.1 Angka Kematian (Mortalitas)
Dipuskesmas Lemong sendiri angka-angka diatas tahun 2010 adalah
sebagai berikut :
Jumlah Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu adalah 0
Jumlah Kematian Bayi dan jumlah Kematian Anak Balita
1. Angka Kematian Bayi adalah 0
2. Angka Kematian Anak Balita adalah 0,01 per 1000 penduduk
konversi, angka kesembuhan dan angka eroret. Dipuskesmas
Lemong penemuan penderita secara pasif, dengan pemeriksaan
sputul. Jumlah penemuan suspect penderita TB Paru tahun 2007
sebanyak 174 orang, tahun 2008 sebesar 186 orang dan pada tahun
2009 sebanyak 214 orang.
11
Grafik. 5 Temuan Kasus TB Paru di Puskesmas Lemong
Tahun 2007 / 2008 / 2009
174186214
5 1315
61
191
67
2916
0
50
100
150
200
250
Suspect BTA (+) RO' Terobati
Grafik Temuan Kasus TB Paru diPuskesmas Biha
2007
2008
2009
Analisa : Penemuan penderita suspect TB Paru dan BTA (+) pada tahun 2007 – 2009 cendrung meningkat. Sedangkan hasil Rontgen pada tahun 2007 – 2009 menurun
6. HIV
Penyakit HIV dan AIDS merupakan salah satu penyakit menular
seksual yang belum ditemukan obatnya dan mempunyai dampak
social uang sangat berat. Salah satu tujuan pemberantasan penyakit
menular langsung adalah menurunkan angka kesakitan, kematian
dan kecacatan yang diakibatkan oleh penyakit menular langsung dan
mencegah penyebaran serta mengurangi dampak social akibat
penyakit sehingga tidak menjadi masalah kesehatan. Pada tahun
2007 – 2009 kasus HIV atau AIDS tidak ditemukan namun demikian
diharapkan jajaran kesehatan maupun petugas yang ada harus terus
memantau perkembangan penyakit menular ini.
Hingga tahun 2009 kasus HIV/AIDS tidak ditemukan di Wilayah
Puskesmas Lemong. Penanggulangan HIV/AIDS merupakan upaya
terpadu dari peningkatan hidup sehat, pencegahan penyakit,
pengobatan, dan perawatan serta dukungan hidup terhadap
penderita melalui upaya preventiv, dan promotif merupakan upaya
prioritas yang diselenggarakan secara berimbang dengan upaya
kuratif dengan dukungan terhadap pengidap.
7. GTHR/Rabies (Grafik Temuan Kasus)
12
Penyakit rabies merupakan penyakit menular akut dari susunan saraf
pusat yang disebabkan virus rabies, ditularkan oleh hewan menular
seperti anjing, kucing, kera melalui gigitan, aerogen, tranlatasi atau
kontak dengan mengandung virus. Masa inkubasi dari penyakit
rabies 2 minggu - 2 tahun. Di Puskesmas Lemong kasus gigitan
hewan penular rabies belum pernah ditemukan.
Grafik. 7 Temuan Kasus GTHR/Rabies di Puskesmas Lemong
Tahun 2007 / 2008 / 2009
Temuan Kasus GTHR/Rabies diPuskesmas Biha
15
0 0
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2006.5 2007 2007.5 2008 2008.5 2009 2009.5
Analisa : Angka temuan kasus GTHR/Rabies dipuskesmas Lemong terdapat pada tahun
2009 yaitu 15 kasus, dimana terjadi dibulan September dan November.
8. ISPA (Grafik Temuan Kasus Penderita)
Penyakit ISPA merupakan salah satu program yang dilaksanakan di
Kabupaten Lampung Barat dan dapat diklasifikasikan menjadi tiga
bagian yaitu : Pneumoni Berat ditandai secara klinis yang ditandai
oleh adanya nafas cepat, tarikan di dinding dada kedalam stridor.
13
Grafik. 8 Temuan Kasus Penderita ISPA di Puskesmas Lemong
Tahun 2007 / 2008 / 2009
918 777 754
0
200
400
600
800
1000
2007 2008 2009
Grafik Temuan Kasus ISPA diPuskesmas Biha
Analisa : Jumlah kasus ISPA kurun waktu 2007 – 2009 cenderung menurun. Jumlah
kasus ISPA pada semua golongan umur tahun 2007 sebesar 918 kasus, tahun
2008 menjadi 777 kasus, dan pada tahun 2009 menurun menjadi 754 kasus.
Jumlah ini dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan jumlah
kasus.
Penyakit Tidak menular
Table Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Lemong
Tahun 2007 / 2008 / 2009
NoPenyakit Tidak
Menular
Tahun
Jumlah 2007 2008 2009
1Peny. Sendi Otot dan Tulang
840 874 780 2.494
2 Gastritis 555 576 618 1.749
3 Hypertensi 395 348 400 1.143
4 Asma 265 310 340 915
5 Peny. Kulit Alergi 90 73 76 239
Jumlah 2.145 2.181 2.214 6.540
14
Grafik Penyakit Tidak Menular Puskesmas Lemong
Tahun 2007 / 2008 / 2009
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
Peny.Sendi,
Otot danTulang
GastritisHypertensi Asma Peny. KulitAlergi
Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Biha
2007
2008
2009
2.2.3 Status Gizi
Status Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah
dengan pengukuran antopometri yang menggunakan indeks BB/U.
Gizi Lebih : 0,12 %
Gizi Baik : 98,27 %
Gizi Kurang : 1,6 %
Gizi Buruk : 0,012 %
Kekurangan Energi Protein : 0%
15
I
b
u
Hamil dengan KEK
Ibu hamil KEK (Lila < 23,5 cm) 2 orang (0,33 %) dari 598 ibu hamil.
Ibu Hamil dengan Anemia
Anemia dapat diderita semua kelompok usia, mulai dari bayi, balita, anak usia
sekolah, remaja, dewasa hingga lansia. Namun yang paling rentan dan paling
memprihatinkan adalah bumil dan balita. Bumil umumnya mengalami depresi
zat besi sehingga hanya memberi sedikit zat besi kepada janin yang dibutuhkan
untuk metabolisme zat besi yang normal. Pada bumil yang kekurangan zat besi
dan tidak segera diatasi dapat menimbulkan hambatan pada pertumbuhan janin,
baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian
janin didalam kandungan, abortus dan anemia pada bayi yang dilahirkan. Di
puskesmas Biha tampak bahwa pada tahun 2007 – 2009 tidak didapatkan kasus
ibu hamil denagn anemia.
2.3 Analisa Faktor Determinan
2.3.1 Manajemen Kesehatan
Perencanaan
Pada pelaporan tingkat puskesmas, Puskesmas Lemong telah membuat
rencana tingkat puskesmas tahun 2010 yang akan digunakan sebagai
acuan untuk membuat perencanaan tahunan. Walaupun telah dibuat
suatu perencanaan untuk menentukan rencana tahunan, masih sering
ditemui berbagai kendala disaat akan meng-implementasikan ke dalam
16
No Variable Target % Pencapaian
1 D/S 80 54,2 %
2 N/D 80 84,9 %
3 K/S 80 90 %
4 Fe1 90 80,9 %
5 Fe3 90 72,5 %
6 Bayi BGM 0 3 %
7 Anak Balita BGM 0 14 %
8 Vitamin A Bayi 80 82 %
9 Vitamin A Anak Balita 80 88,7 %
10 Vitamin A Ibu Nifas 100 90 %
11 WUS dapat Iodium 100 0 %
12 Ibu Hamil dapat Iodium 80 0 %
13 Kasus Marasmus 0 0 %
14 WUS LILA (<23,5 cm) 0 0 %
15 Bumil LILA (<23,5 cm) 0 0 %
16 ASI Eksklusif 80 60 %
17 Konsumsi Garam Beriodium 90 90 %
18 Distribusi Garam beriodium 100 90 %
19 Bufas dalam Iodium 80 0 %
kegiatan. Hal ini dimungkinkan karna masih lemahnya sistem
informatika yang akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat,
sehingga masih diperlukannya perencanaan yang bersifat dari bawah ke
atas (bottom up).
Lokakarya Mini
Masalah kesehatan yang timbul harus dicari solusi pemecahan
masalahnya. Untuk itu Puskesmas Lemong telah melaksanakan kegiatan
berupa lokakarya mini tingkat puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staf
puskesmas termasuk Pustu dan Bidan. Pada tahun 2009 telah
dilaksanakan lokakarya mini sebanyak 8 kali sehingga masih perlu
peningkatan kuantitas pertemuan lokakarya mini untuk membahas
permasalahan kesehatan ditahun 2008.
Monitoring dan Evaluasi Program Puskesmas
Tercapainya program kesehatan di Puskesmas Lemong haruslah selalu
dipantau dengan melaksanakan kegiatan lokakarya mini tiap bulan guna
memantau hasil kegiatan program, yang kemudian akan dibandingkan
dengan SPM Kabupaten. Merumuskan masalah untuk diidentifikasikan
dan klasifikasikan permasalahan kesehatan berprogram dan dicari
pemecahannya. Dengan terlaksanakannya kegiatan ini diharapkan hasil
cakupan kegiatan program kesehatan akan selalu terpantau sehingga
akan tercapainya masyarakat Lemong sehat dan mandiri.
2.3.2 Analisa Lingkungan
Lingkungan fisik dan biologis merupakan komponen yang penting dan
tidak dapat dipisahkan dari semua aktifitas kehidupan manusia, sehingga
kualitasnya sangat berperan dalam proses terjadinya gangguan kesehatan
secara tidak langsung bagi masyarakat. Biasanya kulitas lingkungan yang
ada merupakan resultasi dari berbagai kondisi baik yang disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa maupun oleh karena aktifitas dan perilaku manusia.
Lingkungan Fisik
Kondisi fisik sebagian besar wilayah Puskesmas Lemong adalah pantai
dengan luas wilayah 31.393 Ha sehingga sebagian besar menyebabkan
sulitnya jangkauan masyarakat untuk mendapatkan pengobatan dari
Puskesmas Lemong.
Lingkungan Biologi
Penyehatan Air
Sumber air minum dibedakan menjadi 2 jenis sumber yakni sumber air
terlindung dan tidak terlindung. Sumber air yang termasuk sumber air
terlindung (jenis sarana yang memenuhi syarat kesehatan) adalah air
kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung.
17
Berdasarkan data pengelola penyehatan lingkungan Puskesmas Lemong
diperoleh bahwa 60 % rumah tangga telah terlindungi. Tampak bahwa
sumber air minum yang banyak dugunakan rumah tangga di Puskesmas
Lemong periode tahun 2007 – 2009 bersumber dari sumur gali (SGL)
ledeng dan SPT. Tertinggi penggunaan sumber air terlindung terbanyak
di Pekon Rata Agung (77 %) dan terendah Pekon Tanjung Sakti (64 %).
Jamban
Berdasarkan data penyehatan lingkungan Puskesmas Lemong tahun
2009 diperoleh bahwa dari 3.569 rumah tangga sekitar 54,5 % memiliki
jamban keluarga sebagai sarana tempat buang air besar. Tertinggi
kepemilikan jamban keluarga terdapat di Pekon Penengahan (60 %) dan
terendah di Pekon Cahaya Negeri (46 %).
Kemudian berdasarkan data penyehatan lingkunan Puskesmas Lemong
tahun 2009 diperolah bahwa sebanyak 50,1 % telah menggunakan jenis
leher angsa dan sebanyak 3,4 % menggunakan jamban cemplung
menggunakan sebagai tempat buang air besar. Penggunaan jamban
tertinggi jenis leher angsa ini berada didesa Tanjung Jati (55 %)
sedangkan penggunaan jamban cemplung tertinggi didesa Cahaya negeri
(41,5 %).
Limbah Rumah Tangga
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) merupakan salah satu
persyaratan rumah sehat dimana SPAL yang baik adalah yang tertutup.
Dari data penyehatan lingkungan Puskesmas Lemong diperoleh dari
rumah tangga sekitar 48 % menggunakan saluran tertutup, 30 %
menggunakan saluran terbuka 18 % dan 52 % tanpa saluran dengan
demikian masih banyak di Puskesmas Lemong rumah tangga dengan
SPAL yang tidak memenuhi syarat kesehatan
Pembuangan Sampah
Berdasarkan data penyehatan lingkungan Puskesmas Lemong diperoleh
dari rumah tangga sekitar 33 % rumah tangga di Puskesmas Lemong
masih mempunyai kebiasaan membakar sampah 20 %, ditimbun 13 %
dibuat kompos 0 % dan dibuang dikali 0 %
Rumah Sehat
Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Sejalan dengan
bertambahnya penduduk semakin banyak pula rumah hunian yang harus
dibangun dan makin tinggi keberhasilan pembangunan ekonomi yang
dicapai akan meningkatkan kualitas rumah tersebut. Tingkat kesehatan
rumah dan lingkungan antara lain tercermin dari banyaknya rumah
tangga yang telah melaksanakan paling sedikit 7 dari 10 indikator
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) secara keseluruhan jumlah
18
rumah tangga di Puskesmas Lemong tahun 2009 ada 5.788 rumah. Dari
seluruh jumlah yang ada telah diperiks 5.788 rumah hasil pemeriksaan
dari rumah diketahui bahwa rumah yang sehat adalah sebesar 61 %
Angka ini telah mencapai target standar pelayanan minimal dan juga
standar nasional 70 %.
Tempat-tempat Umum (TTU)
TTU adalah suatu tempat yang dimanfaatkan seperti Pasar, Pertokoan,
Tempat Wisata, Tempat Ibadah, Rumah Makan dll. TTU yang
memenuhi syarat adalah terpenuhinya akses sanitasi dasar (Air, Jamban,
Membuat rencana kerja bulanan dan laporan kerja bulanan
Pada wilayah kerja puskesmas Lemong terdapat :
20 SD
6 SMP
1 SMU
Hampir dari seluruh sekolah tersebut mempunyai fasilitas UKS dan guru Pembina
UKS dibawah pengawasan dan pembinaan tenaga kesehatan dari Puskesmas Lemong
Kecamatan Lemong.
J. Upaya Kesehatan Jiwa
Kurun waktu 2007 – 2009 pasien jiwa di wilayah Puskesmas Lemong terdapat 3
orang :
Memberikan pertolongan pertama dan rujukan bila perlu pada penderita gangguan
jiwa.
K. Upaya Peran Serta Masyarakat
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu factor yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan juga merupakan karunia tuhan
yang perlu kita syukuri oleh sebab itu, kesehatan harus ditingkatkan dan dijaga
kualitasnya serta dilindungi dari ancaman yang membahayakan dan merugikan.
Berdasarkan hasil pengamatan serta pengalaman dilapangan semuanya membuktikan
bahwa sangat menentukan tongkat keberhasilan, kemandirian, dan kesinambungan
kesehatan. Peran serta masyarakat tersebut semakin nampak sosoknya setelah
munculnya posyandu, yang merupakan upaya kesehatan bersumber daya manusia
(UKBM). Kondisi ini diharapkan mampu mendorong munculnya berbagai bentuk
UKBM yang lain seperti : TOGA, SBH, Polindes, Poskedes dll.
L. Upaya Kegiatan Farmasi dan Makanan
Pembangunan dibidang obat antara lain bertujuan untuk menjamin tersedia obat
dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan mutu yang terjamin
dan tersebar merata serta teratur sehingga sesuai tempat dan waktu yang tepat.
Pengelolaan obat merupakan serangkaian kegiatan yang menyangkut aspek :
Perencanaan, pengadaan, pendistribusian dan penggunaan serta pelayanan obat
dengan memanfaatkan sumber yang tersedia.
BAB III
IDENTIFIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH
66
3.1 Identifikasi Masalah
3.1.1 Manajemen Kesehatan
- Perencanaan
Permasalahan
Masih lemahnya system dalam pembuatan perencanaan tingkat puskesmas
Pemecahan Masalah
a.Diharapkan semua pustu dan Bidan selalu melaporkan semua kegiatan
yang ada di Pekon masing-masing.
b. Koordinasi antara petugas program dalam system pencatatan dan
pelaporan.
- Lokakarya Mini
Permasalahan
Pertemuan lokakarya mini masih belum mencapai target.
Pemecahan masalah
Diharapkan pertemuan lokakarya mini dilakukan 1 bulan sekali.
- Monitoring dan Evaluasi Program Puskesmas
Permasalahan
Belum tercapainya monitoring dan evaluasi program puskesmas Lemong
sesuai standar.
Pemecahan Masalah
Perlunya koordinasi dan kerja sama antara petugas dan pemegang
program.
3.1.2 Lingkungan Kesehatan
Permasalahan
a.Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjada
kesehatan lingkungan.
b. Rendahnya jamban keluarga yang memenuhi syarat.
c.Rendahnya SPAL yang tidak memenuhi syarat.
d. Cakupan TTU masih rendah.
e.Cakupan SGL masih rendah.
Pemecahan Masalah
a.Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan lingkungan.
b. Mengubah kebiasaan / tradisi masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat.
c.Memberikan penyuluhan SPAL yang memenuhi syarat.
d. Pembuatan izin usaha dipermudah.
e.Meningkatkan kerjasama lintas sektor.
3.1.3 Perilaku Kesehatan
Permasalahan
67
Kurangnya kerjasama lintas sektor yang mendukung terlaksananya
promkes tentang PHBS.
Pemecahan Masalah
Meningkatkan kerjasama lintas sector tentang promkes PHBS.
3.1.4 Kependudukan
Permasalahan
Kepadatan penduduk yang semakin meningkat membuat pelayanan di
bidang kesehatan masih belum memadai.
Pemecahan Masalah
Meningkatkan sarana dan prasarana seperti mendirikan poskesdes dan
diaktifkannya posyandu serta peran serta petugas kesehatan.
3.1.5 Pelayanan Kesehatan
1. Keadaan Sarana Fisik Kesehatan dan Sumber Daya Tenaga
Kesehatan
Permasalahan
2. Keadaan Sarana Fisik Kesehatan dan Sumber Daya Tenaga
Kesehatan
Gedung administrasi menyatu dengan gedung rawat jalan
Kondisi gedung rawat inap rusak sedang
Gedung Puskesmas Pembantu Tenumbang dan Puskesmas
Pembantu Marang rusak berat
Tidak ada kendaraan operasional program Gizi dan P2M
Kurangnya tenaga PNS / CPNS / PTT
Dokter umum 1 orang
Dokter gigi tidak ada
Perawat 6 orang
Bidan 6 orang
Asisten Apoteker tidak ada
Petugas administrasi tidak ada
Petugas Gizi tidak ada
Sanitarisn tidak ada
Petugas Laboratorium tidak ada
Pemecahan Masalah
a. Diharapkan koordinasi antara petugas puskesmas dan dinas
kesehatan untuk bisa menangani masalah tersebut.
b. Diharapkan Dinas Kesehatan dapat memenuhi kekurangan tenaga
kesehatan di Puskesmas Lemong.
3. Peralatan Kesehatan dan Pemenuhan Kebutuhan Obat
Pemasalahan
a. Kurangnya alat kesehatan seperti tidak adanya inkubator, dan O2
konsentrat hanya 1, serta tidak adanya alat laboratorium.
68
b. Minimnya obat yang dibutuhkan untuk pengadaan obat khususnya
puskesmas yang mempunyai rawat inap.
Pemecahan Masalah
a. Diharapkan Dinas Kesehatan dapat memenuhi pengadaan alat
sehingga dapat menurunkan angka mortalitas dan morbilitas
b. Diharapkan Dinas Kesehatan dapat memenuhi kebutuhan obat
sesuai dengan kebutuhan.
4. Pembiayaan Sektor Kesehatan
Permasalahan
Minimnya dana BOP dalam 1 tahun untuk memenuhi kebutuhan
puskesmas.
Pemecahan Masalah
Diharapkan adanya peningkatan dana BOP dalam 1 tahun.
3.1.6 Program
1. Program Kesehatan Keluarga
2. Gizi
3. Pemberantasan Penyakit Menular
4. Kesehatan Keluarga
5. Balai Pengobatan
6. Imunisasi
7. Promosi Kesehatan
3.2 Prioritas Masalah
NO PROGRAM/ MASALAH
URUTAN PRIORITAS MASALAHI KIA /KB III
1 Deteksi resti oleh nakes 2 Deteksi resti masyarakat 3 Persalinan nakes II GIZI II1 ASI Eksklusif 2 Pemantauan status gizi (KEK total)
III P2M I 1 Imunisasi a. TT WUS
b. DT/Bias 2 P2 Malaria a. Pengobatan radikal b. Pengobatan klinis 3 P2 DBD a. ABJ 4 P2 TB a. Pengobatan p. TB Paru BTA + 5 ISPA a. Penemuan penderita Pneumoni
IV PROMOSI KESEHATAN / PHBS IV1 Kader aktif
VI PELAYANAN KESEHATAN V1 Sumber daya kesehatan
69
VII LINGKUNGAN KESEHATAN VII1 Jamban,SPAL,TTU dan SGL
70
ANALISA MASALAHTAHUN 2010
NO PROGRAM MASALAH PENYEBAB MASALAHALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH1 2 3 4 5I KIA Pencapaian KIA masih dibawah
targetAdanya beberapa desa target sasarannya masih terlalu tinggi
Target sasaran perlu dirinci perdesa lebih baik
Mobilisasi masyarakat tinggi sehingga bumilnya tidak tercatat dengan baik
Kerjasama dengan aparat desa dan ptg. kes. Ditingkatkan dlm pemantauan atau dlm pencatatan dan pelaporan
Pemantauan bumil oleh aparat desa dan ptgs kes masih kurang
Perlu penambahan tenaga bidan desa sehingga masing -masing desa mempunyai bidan
Tenaga bidan masih banyak yang merangkap / mewilayahi beberapa desa
Persalinan oleh nakes masih rendah
Banyaknya bumil melahirkan di luar wilayah
Pencatatan persalinan perlu ditingkatkan
Kerjasama petugas, aparat desa dan masyII Gizi Kurangnya peran serta masy.
Dalam program GiziRendahnya kesadaran masy. Dalam upaya perbaikan gizi keluarga
Penyebar luasan informasi tentang program perbaikan gizi secara tepat dan merata disetiap keluargaPenyuluhan tentang upaya perbaikan gizi keluarga
cakupan Program Gizi belum mencapai target yang diharapkan
Kurangnya pemanfaatan pekarangan sebagai sumber gizi keluarga
Dibentuknya desa UPGK model sebagai rujukan dan pembelajar bagi masy. Dalam percepatan pemahaman, kesadaran dan keinginan untuk meningkatan gizi keluargaPerlu upaya yang sungguh-sungguh dari pemerintah dan masy. Untuk memfasilitasi segala kebutuhan UPGK tersebut
III Pemberantasan Penyakit Menular
1. P2 Ispa Penemuan penderita Pneumoni masih rendah
Pengetahuan masyarakat mengenai penyakit pneumoni masih rendah
Penyuluhan mengenai penyakit pneumoni/ kepada masyarakat
Pelatihan petugas Pusk / Pustu2. P2 DBD Peran serta masyarakat / kader
masih kurangPengetahuan kader tentang DBD kurang / belum menyadari pencegahan DBD lebih dari pada pengobatan
Perlu penjadwalan kegiatan DBD
Mengadakan penyuluhan kepada masy.
Kerjasama lintas sektor / dgn aparat desa
Pelatihan kader
Pencatatan pelaporan tepat waktu Insentif kader / aparat desa tidak ada Pengadaan insentif kader
Petugas supaya lebih aktif Pencatatan / pelaporan ditingkatkan
3. P2 Diare Kurangnya pengertian masy. Tentang peny diare
Rendahnya pengetahuan masyaraka Petugas supaya lebih aktif
dengan BTA (+) masih kurangPenderita banyak berobat ke RSU dan praktek swasta
Ptg agar lebih aktif memberikan penyuluhan pada penderita klinis
Penderita sulit mengeluarkan dahak Ptg memberitahukan cara mengeluarkan
71
dahak Penderita kurang mengetahui akibat
penyakit TBCPtg mengadakan koordinasi dgn RSU dan praktik swasta dlm penemuan penderita
5. Malaria Kasus malaria klinis masih tinggi tahun 2009 14,8 %
Geografi wilayah PKM terdiri dari rawa, sawah, pantai dan hutan wil/p. Swasta
Penyuluhan ditingkatkan
May. Belum menerapkan PHBS Kehadiran petugas laboratorium di PKM diupayakan ditingkatkan
Tidak semua malaria klinis dikonfirmasi laboratorium
Rendahnya kasus malaria yang dikonfirmasi laboratorium data tahun 2009 klinis 367 jiwa yang dikonfirmasi 47
Petugas laboratorium tidak hadir di PKM setiap hari
Semua kasus malaria klinis diupayakan dikonfirmasi dilaboratorium
SDM petugas malaria perlu ditingkatkan
Bekerjasama dengan BPS, Pustu dan praktek dokter untuk mengambil slide pada pasien yang dianggap klinis mal lalu dikirim ke PKM
Sarana dan prasarana masih terbatas Diadakan pelatihanMengusulkan peningkatan sarana dan prasarana termasuk kendaraan dinas
Pemantauan bumil oleh aparat desa dan ptg kes masih kurang
Perlu penambahan tenaga bidan desa sehingga masing -masing desa mempunyai bidan
Kerjasama petugas, aparat desa dan masy
IVKesehatan keluarga
Kesadaran dan partisipasi masih kurang
Masih kurangnya pengetahuan dan
Rendahnya pengetahuan kesehatan
VBalai Pengobatan
Jumlah kunjungan penderita tahun 2009 masih rendah
Pendekatan petugas ke masy. Masih kurang
Meningkatkan penyuluhan dan pendekatan kepada masy. Agar dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
Sarana dan prasarana PKM kurang memadai
Melengkapi dan memperbaiki sarana dan prasarana PKM
Kecendrungan masy. Untuk berobat ke PKM masih rendah
Pelayanan belum memenuhi standar yang berlaku (tingkat kepatuhan petugas dalam melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan terapi konseling) masih rendah
Motivasi petugas masih kurang Memberikan bimbingan dan pengawasan dalam melakukan pelayanan kesehatan.
Membuat protapMengadakan pelatiahan petugas Balai pengobatan
VIImunisasi cakupan hasil imunisasi masih
belum memenuhi targetTarget sasaran yang diberikan terlalu tinggi pada beberapa desa
Target sasaran perlu di tinjau kembali
Melaksanakan sweping imunisasiDroup out Follow Up imunisasiPencatatan dan pelaporan imunisasi ditingkatkan
VII
Promosi Kesehatan
Masih ada posyandu strata pratama dan strata madia.
Bangunan poskesdes belum tersedia secara memadai.
Poskesdes belum berjalan optimal.
Dana Kerjasama dengan Din.Kes Kab / Lintas sektor
Kerja sama dengan masyarakat dlm pe mantauan kesenian tradisional seperti pen tas
72
bondres, wayang kulit dll. Kader aktif masih kurang Kesadaran masyarakat masih kurang Kerja sama lintas sektor Penyuluhan Partisipasi kader masih masih kurang Pelatihan kader PHBS Keberadaan JPKM masih rendah Meningkatkan semangat kader JPKM Bebas rokok masih tinggi Penyuluhan program ditingkatkan yaitu : Sanitasi lingkungan masih perlu
ditingkatkan* Bebas rokok, penyakit AIDS dan penyakit menular seksual serta pemanfaatan jamban
* Gotong- royong memperbaiki lingkungan Pengetahuan tentang AIDS dan
penyakit menular seksual masih rendah
Penyuluhan tentang gizi dan peng gunaan gayo perlu ditingkatkan
Pemanfaatan jamban masih kurang
VIIIUKGS Cakupan pasien yang datang
berobat blm mencapai targetPengetahuan masy. Masih kurang tentang kes gigi
Penyuluhan kes gigi perlu ditingkatkan
73
RENCANA USULAN KEGIATAN DIPUSKESMAS LEMONGTAHUN 2010
Kegiatan Tujuan Sasaran TargetKebutuhan Sumber Daya
Indikator KeberhasilanDana Alat Tenaga
1. Pembinaan kader posyandu
Meningkatkan kesadaran dan keaktifak kader
Kader posyandu
12 x / posyandu/th
- - Masing2 petugas
posy
Keaktifan kader meningkat
2. Refresing kader Posyandu
Meningkatkan kesadaran peserta posyandu
Kader posyandu
1x th - - Ka PKM
petugas promkes
Bidan koor
80% kader Posy hadir
3. penyuliuhan kelompok diposyandu
Meningkatkan kesadaran peserta posyandu
Peserta posyandu
3x/posy/th - - Petugas promkes
D/S meningkat
4. Pertemuan tingkat pekon
Diket masalah dan alternatif pemecahannya dipekon masing2
-
1x/pekon - - Ka PKM
petugas Promkes
Peserta menyadari perannya masing2
5. pembinaan Poskedes Penyelenggara kegiatan diposkesdes memahami tugas dan fungsinya dengan baik
Bidan desa kader poskesdes
2x/poskesdes
- - Petugas promkes
Poskesdes berjalan dengan baik
6. pencatatan dan pelaporan
Diperolehnya data hasil kegiatan
Petugas posyandu
12x/posy/th - - Petugas posy
Petugas promkes
Tersedianya laporan secara teratur
- Pendataan Semua Sarana Kesehatan Lingkungan
Upaya meningkatkan kesling 13 Pekon80 %
13 Pekon x 15.000 =
Rp.195.000
Sanitarian a. Input : Danab Output 1. Cakpn penurunan dgn JAGA2. cakpn SPAL3. Ckpn Air bersihc. Outcame1. kesadaran masy hidup sehat meningkat
- Pengolahan Data 13 Pekon - - Komputrr Sanitarian- Penyuluhan Perumahan Sehat, Pekarangan Rumah, Kandang Ternak, dan Lubang Sampah
13 Pekon -Transport 13
Pekon x 15.000 =
Rp.195.000
Poster Pimpinan PKMSanitarian
- Penyuluhan Sarana Air Bersih, Jamban Keluarga dan SPAL
13 Pekon
-
Transport 13 Pekon x 15.000 =
Rp.195.000
Poster Pimpinan PKM Sanitarian
- Penyuluhan sarana tempat-tempat umum (TTU)
13 Pekon
80 %
Transport 13 Pekon x 15.000 =
Rp.195.000
Poster Pimpinan PKM Sanitarian
- Penyuluhan sarana tempat penjualan makanan (TPM)