Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengajarkan fiqih bukan merupakan hal yang mudah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar fiqih untuk materi makanan halal dan haram dalam Islam pada kelas VIII-B tidak mencapai ketuntasan. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan untuk mata pelajaran fiqih adalah 60. Rata-rata skor ulangan harian yang diperoleh siswa kelas VIII-B hanya mencapai 3,5 artinya KKM tidak tercapai. Salah satu penyebabnya diduga karena siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran. Siswa tidak aktif belajar dimungkinkan karena guru salah memilih strategi pembelajaran. Misalnya guru memilih model, metode atau pendekatan yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga guru harus mencari cara untuk memperbaiki proses pembelajaran, salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif belajar. Model pembelajaran yang diprediksi dapat melibatkan siswa aktif belajar adalah model pembelajaran kooperatif.
26

ptkfiqih

Jul 26, 2015

Download

Documents

Didit Ghozali
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ptkfiqih

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mengajarkan fiqih bukan merupakan hal yang mudah. Hal ini

dapat dilihat dari hasil belajar fiqih untuk materi makanan halal dan

haram dalam Islam pada kelas VIII-B tidak mencapai ketuntasan.

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan untuk mata pelajaran

fiqih adalah 60. Rata-rata skor ulangan harian yang diperoleh siswa kelas

VIII-B hanya mencapai 3,5 artinya KKM tidak tercapai. Salah satu

penyebabnya diduga karena siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran.

Siswa tidak aktif belajar dimungkinkan karena guru salah memilih

strategi pembelajaran. Misalnya guru memilih model, metode atau

pendekatan yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga

guru harus mencari cara untuk memperbaiki proses pembelajaran, salah

satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat

membuat siswa aktif belajar. Model pembelajaran yang diprediksi dapat

melibatkan siswa aktif belajar adalah model pembelajaran kooperatif.

Banyak tipe di dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu Tipe

Team Game Tournament (TGT), TAI, STAD, NHT, Jigsaw, dan

sebagainya. Peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw karena menurut Lie, Anita (2003:68) “Teknik mengajar

cooperative learning menggabungkan kegiatan membaca, menulis,

mendengarkan, dan berbicara.” Materi yang akan diteliti adalah materi

tatacara berqurban dan beraqiqah di kelas VIII-B semester II pada

kompetensi dasar 4.1 menjelaskan ketentuan-ketentuan berqurban dan 4.2

menjelaskan ketentuan-ketentuan beraqiqah.

Page 2: ptkfiqih

2

B. Rumusan Masalah

Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

pada materi makanan halal dan haram dalam Islam dapat

mengaktifkan belajar siswa kelas VIII-B Madrasah Tsanawiyah Negeri

Pamoyanan Kabupaten Tasikmalaya tahun pelajaran 2007/2008?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui

peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran materi makanan halal dan

haram dalam Islam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini bermanfaat:

1. Bagi guru, untuk memperbaiki proses pembelajaran yang akan datang

minimal seluruh siswa dapat mencapai KKM;

2. Bagi siswa merupakan pengalaman baru dalam belajar matematika

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw;

Page 3: ptkfiqih

3

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Model belajar kooperatif tipe Jigsaw dikembangkan oleh Aronson

et.al.. sebagai metode cooperative learning. Kegiatan belajar kooperatif

tipe Jigsaw diungkapkan oleh Lie, Anita (2003:68) “Teknik mengajar

cooperative learning menggabungkan kegiatan membaca, menulis,

mendengarkan, dan berbicara.” Hal tersebut di jelaskan pula oleh Slavin,

R.E. (1995) bahwa aktivitas-aktivitas Jigsaw meliputi :

1. Membaca, siswa memperoleh topik-topik permasalahan untuk

dibaca sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan

tersebut.

2. Diskusi kelompok ahli, siswa yang telah mendapatkan topic

permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok

(kelompok ahli) untuk mendiskusikan topik permasalahan

tersebut.

3. Laporan kelompok, ahli kembali ke kelompok asalnya untuk

menjelaskan hasil diskusinya kepada anggota kelompoknya

masing-masing.

4. Kuis, siswa memperoleh kuis individu/perorangan yang

mencakup semua topik permasalahan.

5. Perhitungan skor kelompok dan menentukan perhargaan

kelompok.

Model belajar kooperatif tipe Jigsaw memberikan kesempatan

kepada siswa untuk dapat melakukan kerja sama dengan anggota

kelompoknya dalam menghadapi segala persoalan yang dihadapi. Dalam

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa didorong untuk lebih aktif dan

setiap

Page 4: ptkfiqih

4

Pembelajarannya pun akan lebih bermakna. Hal ini juga

dikemukakan oleh Lie, Anita (2003:68)

Dalam teknik mengajar Jigsaw, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki

beberapa tahap. Tahap pertama, guru mengelompokkan siswa ke dalam

kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Pembentukan kelompok-

kelompok siswa tersebut dapat dilakukan oleh guru berdasarkan

pertimbangan tertentu, seperti kemampuan akademis siswa maupun

karakteristik lainnya.

Tahap kedua, setelah siswa dikelompokkan menjadi beberapa

kelompok, maka di dalam Jigsaw ini setiap anggota kelompok diberi tugas

untuk mempelajari suatu materi fiqih tertentu. Kemudian siswa–siswa

atau perwakilan dari kelompoknya masing-masing yang mempelajari

suatu materi yang sama bertemu dengan anggota-anggota dari kelompok

lain dalam kelompok ahli. Materi tersebut didiskusikan sehingga masing-

masing perwakilan tersebut dapat memahami dan menguasai materi

tersebut.

Tahap ketiga, masing-masing perwakilan kelompok kembali ke

kelompok asalnya untuk menjelaskan pada teman satu kelompoknya

mengenai materi yang telah didiskusikan pada kelompok ahli, sehingga

semua anggota kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan

oleh guru.

Tahap selanjutnya, siswa diberi tes/kuis oleh guru dengan tujuan

untuk mengetahui kemampuan yang telah dimiliki siswa dalam

memahami suatu materi dengan metode belajar kooperatif tipe Jigsaw.

Kemudian setelah kuis selesai maka dilakukan perhitungan skor

perkembangan individu dan kelompok.

Page 5: ptkfiqih

5

A2 B2 C2 D2

B1 B2

B3 B4

C1 C2

C3 C4

D1 D2

D3 D4

A4 B4 C4 D4

Berdasarkan uraian di atas, secara umum pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw dapat melibatkan siswa secara aktif dalam

mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam suasana

belajar mengajar yang bersifat terbuka dan demokratis. Selain itu siswa

dilatih untuk saling bekerja sama dalam kelompoknya, sehingga mampu

menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa dalam memahami dan

menyelesaikannya secara kelompok.

Keterlibatan guru sebagai pusat kegiatan kelas dalam proses

pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw ini semakin berkurang.

Guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa

untuk belajar mandiri dan mengembangkan potensi yang dimilikinya

sendiri, karena dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya sebagai

objek belajar, melainkan juga sebagai subjek belajar sehingga setiap siswa

dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya.

Ilustrasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai berikut:

Kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan model belajar kooperatif tipe Jigsaw:

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan

berlatih komunikasi.

b. Adanya interaksi sosial yang baik dalam kelompok.

c. Membuat siswa lebih aktif dan kreatif.

A1 B1 C1 D1

A1 A2

A3 A4

A3 B3 C3 D3

Page 6: ptkfiqih

6

d. Dengan adanya penghargaan yang diberikan pada kelompok

mencapai prestasi yang baik.

2. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw:

a. Terdapat kelompok yang siswanya kurang berani untuk

mengemukakan pendapat atau bertanya.

b. Memerlukan waktu yang cukup lama dan persiapan yang

matang dalam pembuatan bahan ajar.

c. Membutuhkan biaya yang cukup besar.

Teori belajar yang mendukung model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw, menurut Vygotsky (Depdiknas, 2005:19) “setiap anak

mempunyai apa yang disebut zona perkembangan proksimal (zone of

proximal development).” Menurut Vygotsky (Depdiknas, 2005:20)

“bantuan kepada seorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten dengan

maksud agar si anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal

yang lebih tinggi tingkat kerumitannya daripada tingkat perkembangan

kognitif yang aktual dari anak yang bersangkutan disebut dukungan

dinamis”.

B. Hipotesis Tindakan

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi

tatacara berqurban dan beraqiqah dapat mengaktifkan belajar siswa kelas

VIII-B Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember Kabupaten Jember tahun

pelajaran 2011/2012.

Page 7: ptkfiqih

7

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-B

Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember Kabupaten Jember tahun pelajaran

2011/2012 yang berjumlah 32 orang, terdiri dari siswa laki-laki 12 orang

dan siswa perempuan 20 orang.

B. Setting Penelitian (Tempat Penelitian)

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Jember yang beralamat di Jalan Merak No. 29 Slawu Patrang Jember.

C. Desain Penelitian (Rancangan Penelitian)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian ini menggunakan model

Kemmis, S. & McTaggart, R. (1990:14)

Pada penelitian tindakan kelas ini membahas materi makanan hahal

dan haram dalam Islam yang dilaksanakan dalam 10 jam pelajaran (5

pertemuan). Indikator materi dapat dilihat pada tabel berikut.

Materi dan Indikator

Pembelajaran

No Mat Waktu Siklus1 Makanan dan Minuman Halal 2 x 40 menit I2 Manfaat Makanan dan Minuman Halal 2 x 40 menit I3 Makanan dan Minuman Haram 2 x 40 menit II3 Binatang Halal dan Haram 4 x 40 menit III

D. Rencana Tindakan

1. Rencana Tindakan: penelitian ini menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw dalam tindakan pembelajaran.

Page 8: ptkfiqih

8

2. Langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menyusun instrumen pembelajaran

b. Menyusun instrumen

observasi

c. Mengadakan diskusi antar anggota

d. Sosialisasi kepada siswa

e. Melaksanakan tindakan dalam kegiatan pembelajaran

f. Melakukan refleksi

g. Menyusun strategi pembelajaran pada siklus II berdasar refleksi

siklus I

h. Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II

i. Melakukan observasi

j. Melakukan refleksi pada siklus II

k. Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus III

l. Menyusun laporan hasil penelitian

3. Monitoring tindakan

Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan monitoring terhadap

pelaksanaan tindakan

4. Refleksi

Refleksi dilakukan dengan cara mendiskusikan masalah dalam

kelas penelitian dan menentukan adanya implementasi tindakan

5. Data dan cara pengumpulan data

Sumber data penelitian ini adalah siswa dan perolehan data

menggunakan ulangan harian dan lembar observasi

E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

1. Ulangan Harian

Ulangan harian dibuat sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP)

dan meminta pertimbangan teman sejawat agar memenuhi validitas

Page 9: ptkfiqih

9

isi. Ulangan harian diberikan setiap satu siklus selesai. Soal ulangan

harian berbentuk essay

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa menggunakan lembar observasi.

Jenis Aktivitas yang diamati:

1. Memperhatikan penjelasan guru

2. Membaca bahan ajar

3. Berdiskusi atau bertanya antar siswa dengan siswa.

4. Mengerjakan soal dalam LKS

5. Keberanian mengemukakan pendapat

6. Keberanian mempresentasikan hasil diskusi

F. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran. Untuk siklus I menggunakan RPP 1 dan 2,

untuk siklus II menggunakan RPP 3, untuk siklus III menggunakan RPP 4

dan 5. Untuk ulangan harian dilaksanakan tiga kali, yaitu setelah setiap

siklus selesai dilaksanakan.

G. Cara Pengamatan (Monitoring)

Pengamatan (monitoring) dilaksanakan setiap pelaksanaan

pembelajaran, yaitu oleh 2 orang observer dengan berpedoman kepada

lembar observasi.

H. Analisis Data dan Refleksi

Analisis data dilaksanakan setelah seluruh data terkumpul dari

siklus I, II, dan III. Data yang diperoleh dari ulangan harian dan lembar

observasi. Selanjutnya, data dari masing-masing siklus dibuat dalam tabel

sehingga akan terlihat secara keseluruhan.

Refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran selesai pada setiap

pertemuan, peneliti bersama rekan observer dilaksanakan di ruang guru

untuk membahas kekurangan dan kelebihan pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

Page 10: ptkfiqih

10

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) I I J e m b e r adalah

salah satu madrasah yang berstatus negeri yang ada di Kabupaten

Tasikmalaya beralamatkan di Merak no. 29 Slawu Patrang Jember telepon

(0331) 454034 dengan nomor statistik sekolah 21.32.08.24.001.

Visi Madrasah Tsanawiyah Negeri II Jember : Dengan iman dan

taqwa, MTs. Negeri II Jember menjadikan madrasah idaman masyarakat

yang unggul dalamlakul karimah dan ilmu pengetahuan di Kabupaten

Jember. Untuk mewujudkan visi di atas, MTs. Negeri II Jember

memilik misi anatara lain :

1. Menanamkan akhlakul karimah di lingkungan madrasah

2. Meningkatkan pelaksanaan KBM yang berkualiltas

3. Meningkatkan lingkungan madrasan yang aman tertib dan indah

4. Meningkatan profesionalisme tenaga pendidik dan administrasi

5. Meningkatkan optimalisasi sarana dan prasarana serta sumber daya

pendidikan baik secara kualitas maupun kuantitas

6. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonseia seutuhnya, yaitu menusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerrti

luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmnai

dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa

tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Page 11: ptkfiqih

11

Penelitian pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan membahas

indikator makanan dan minuman yang halal dan manfaatnya. dengan

menggunakan RPP ke-1 dan ke-2. Waktu yang digunakan 140 menit dan

untuk ulangan harian 20 menit. Hasil yang diperoleh dari proses

pembelajaran dapat dilihat pada tabel.

Data Skor Hasil Ulangan

Siswa pada Siklus I

No Siswa Skor Ulangan Harian Keterangan1 Aep Saepudin 70 Tuntas2 Agus M. Jaenudin 45 Tidak tuntas3 Agus Salim 50 Tidak tuntas4 Ahmad Saeoulloh 70 Tuntas5 Cucu Fitri 55 Tidak tuntas6 Dahlia 60 Tuntas7 Dani Ramdani 60 Tuntas8 Dede Hermanto 65 Tuntas9 Dede Ihah 50 Tidak tuntas

10 Elis Dian H 50 Tidak tuntas11 Endah 40 Tidak tuntas12 Enjang Sirojudin 45 Tidak tuntas13 Iis Rosita 60 Tuntas14 Intan Puspitasari 30 Tidak tuntas15 Ipan 40 Tidak tuntas16 Lia Santika 70 Tuntas17 Muhammad Rofiqul M. 40 Tidak tuntas18 Nelis Restine P. 40 Tidak tuntas19 Neneng Nur Kh. 60 Tuntas20 Nisa Rihanah 60 Tuntas21 Nurlela Ismatillah 60 Tuntas22 Nurma Fuziani 25 Tidak tuntas23 Nurul Siti M 60 Tuntas24 Ratna Sumirat 25 Tidak tuntas25 Reka Rosalinda 66 Tuntas26 Rendi Taofik 55 Tidak tuntas27 Renita Ulfa Sy. 65 Tuntas28 Siti Maryam 25 Tidak tuntas29 Uu Abdul Rauf 40 Tidak tuntas30 Warman 30 Tidak tuntas31 Wida Nurul W. 40 Tidak tuntas32 Wiwin Winarsih 50 Tidak tuntas

Page 12: ptkfiqih

12

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh data skor tertinggi 70 skor terendah

25 rata-rata 50.

Dari informasi di atas dapat ditafsirkan bahwa kegiatan

pembelajaran yang dilakukan belum berhasil sebab prosentase peserta didik

yang tuntas belajar baru mencapai 40,6% dari peserta didik kelas III-B.

Suatu kelas dikatakan berhasil jika mencapai ketuntasan belajar paling

sedikit 85% dari jumlah peserta didik dalam kelas tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran belum berhasil dan perlu

ditinjau kembali untuk tahap pembelajaran berikutnya.

Untuk menghadapi tindakan pada siklus II, tim melakukan refleksi

hasilnya sebagai berikut.

Kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan belum berhasil.

Apakah penyebabnya? Sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

telah disusun sesuai dengan kerangka pembelajaran yang sesungguhnya

yaitu menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Peneliti berusaha mencari penyebabnya dengan memperhatikan

kejadian- kejadian di kelas, antara lain:

a. Suasana kelas agak terganggu, dimana sebagian peserta didik

kurang memperhatikan materi pembelajaran yang diberikan

oleh peneliti. Hal ini disebabkan karena peserta didik sibuk

sendiri menggali dan mencari-cari dalam buku sumber, ada

sebagian peserta didik tidak memiliki buku buku sumber.

Masalah inilah yang mengganggu dan menghambat jalannya

pembelajaran untuk berhasil.

b. Pada pertemuan ini peserta didik kurang memperhatikan hal-hal

penting yang harus dipahami dan dimengerti, sehingga

mengakibatkan penurunan prestasi belajar peserta didik baik dalam

pengerjaan soal latihan maupun pengerjaan soal evaluasi

c. Guru masih mendominasi pembelajaran. Saran observer, dominasi

guru sebaiknya dikurangi

Page 13: ptkfiqih

13

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Penelitian pada siklus II dilaksanakan 1 kali pertemuan membahas

indikator Makanan dan mnuman haram dengan menggunakan RPP ke-3.

Waktu yang digunakan 65 menit dan untuk ulangan harian .15 menit hasil

yang diperoleh dari proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel.

Data Skor Hasil Ulangan Siswa

pada Siklus II

No Siswa Skor Ulangan Harian1 Aep Saepudin 82 Tuntas2 Agus M. Jaenudin 45 Tidak tuntas3 Agus Salim 60 Tuntas4 Ahmad Saeoulloh 70 Tuntas5 Cucu Fitri 55 Tidak tuntas6 Dahlia 70 Tuntas7 Dani Ramdani 60 Tuntas8 Dede Hermanto 55 Tidak tuntas9 Dede Ihah 70 Tuntas

10 Elis Dian H 70 Tuntas1 Endah 70 Tuntas

12 Enjang Sirojudin 60 Tuntas13 Iis Rosita 40 Tidak tuntas14 Intan Puspitasari 30 Tidak tuntas15 Ipan 55 Tidak tuntas16 Lia Santika 70 Tuntas17 Muhammad Rofiqul M. 70 Tuntas18 Nelis Restine P. 70 Tuntas19 Neneng Nur Kh. 64 Tuntas20 Nisa Rihanah 70 Tuntas21 Nurlela Ismatillah 71 Tuntas22 Nurma Fuziani 70 Tuntas23 Nurul Siti M 57 Tidak tuntas24 Ratna Sumirat 50 Tidak tuntas25 Reka Rosalinda 75 Tuntas26 Rendi Taofik 70 Tuntas27 Renita Ulfa Sy. 65 Tuntas28 Siti Maryam 65 Tuntas29 Uu Abdul Rauf 60 Tuntas30 Warman 30 Tidak tuntas31 Wida Nurul W. 70 tuntas

Page 14: ptkfiqih

14

32 Wiwin Winarsih 65 Tuntas

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh data skor tertinggi 82 skor terendah

30 rata-rata 62 jika dibandingkan dengan siklus I, maka terdapat

peningkatan prosentase siswa mencapai ketuntasan, yakni sebesar

31,28% Yakni siswa yang mencapai tuntas sebesar 71,88% walaupun

masih terdapat sembilan siswa yang harus mendapat perhatian secara

khusus karena nilanya belum tuntas yaitu : Agus M. Jaenudin, Cucu

Fitri, Dede Hermanto, Iis Rosita, Intan Puspitasari, Ipan, Nurul Siti M,

Ratna Sumirat, dan Warman.

Untuk menghadapi tindakan pada siklus II, tim melakukan refleksi

hasilnya sebagai berikut. Dari hasil analisa evaluasi 2 diketahui bahwa

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan belum berhasil. Karena

masih ada sembilan peserta didik yang belum tuntas belajarnya.

Tentunya hal ini perlu adanya perbaikan dan tugas tersendiri bagi peneliti

untuk meningkatkan proses pembelajaran berikutnya.

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III

Penelitian pada siklus III dilaksanakan 2 kali pertemuan

membahas indikator Binatang halal dan haram dengan menggunakan RPP

ke-4 dan ke-5. Waktu yang digunakan 140 menit dan untuk ulangan harian

20, hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel.

Data Skor Hasil Ulangan Siswa

pada Siklus III

No S Skor Ulangan Harian Keterangan1 Aep Saepudin 100 Tuntas2 Agus M. Jaenudin 81 Tuntas3 Agus Salim 60 Tuntas4 Ahmad Saepulloh 70 Tuntas5 Cucu Fitri 75 Tuntas6 Dahlia 70 Tuntas7 Dani Ramdani 60 Tuntas8 Dede Hermanto 100 Tuntas

Page 15: ptkfiqih

15

9 Dede Ihah 70 Tuntas10 Elis Dian H 80 Tuntas1 Endah 70 Tuntas

12 Enjang Sirojudin 85 Tuntas13 Iis Rosita 60 Tuntas14 Intan Puspitasari 70 Tuntas15 Ipan 80 Tuntas16 Lia Santika 75 Tuntas17 Muhammad Rofiqul M. 75 Tuntas18 Nelis Restine P. 70 Tuntas19 Neneng Nur Kh. 40 Tidak tuntas20 Nisa Rihanah 70 Tuntas21 Nurlela Ismatillah 75 Tuntas22 Nurma Fuziani 70 Tuntas23 Nurul Siti M 80 Tuntas24 Ratna Sumirat 78 Tuntas25 Reka Rosalinda 75 Tuntas26 Rendi Taofik 70 Tuntas27 Renita Ulfa Sy. 75 Tuntas28 Siti Maryam 70 Tuntas29 Uu Abdul Rauf 60 Tuntas30 Warman 75 Tuntas31 Wida Nurul W. 70 Tuntas32 Wiwin Winarsih 45 Tidak tuntas

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh data skor tertinggi 100 skor

terendah 40 rata-rata 72 jika dibandingkan dengan siklus II, maka

terdapat peningkatan siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 21,87%

yakni siswa yang mencapai tuntas sebesar 93,75 %.

Dari analisa di atas sudah jelas bahwa kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan peneliti berhasil dengan tuntas sebab prosentase

peserta didik yang tuntas adalah 93,75% dari jumlah peserta didik

secara keseluruhan. Dalam hal ini menunjukkan kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil, walaupun masih ada

dua siswa yang memerlukan perhatian khusus karena nilainya belum

tuntas yaitu Neneng Nur Kh, dan Wiwin Winarsih.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di kelas VIII-B MTs Negeri

Page 16: ptkfiqih

16

Pamoyanan diperoleh data sebagai berikut seperti pada table berikut.

Data Skor Hasil Ulangan Siswa

pada Ketiga Siklus

Siklus Rata-rata Skor UH Skor tertinggi Skor terendahI 50 70 25II 65 82 30III 72 100 40

Dengan demikian hipotesis tindakan diterima, artinya penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi lingkaran dapat

mengaktifkan belajar siswa kelas VIII-B Madrasah Tsanawiyah ...

Kabupaten Tasikmalaya tahun pelajaran 2007/2008.

Kondisi tersebut sesuai dengan gambaran dari Slavin, R.E. (1995)

bahwa model belajar kooperatif tipe jigsaw memberikan kesempatan

kepada siswa untuk dapat melakukan kerja sama dengan anggota

kelompoknya dalam menghadapi segala persoalan yang dihadapi.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa didorong untuk lebih

aktif dan setiap pembelajaran yang dilakukannya akan lebih bermakna.

Page 17: ptkfiqih

17

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data, maka

simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada

materi makanan halal dan haram dalam Islam dapat mengaktifkan belajar

siswa kelas VIII-B Madrasah Tsanawiyah Negeri II Jember Kabupaten

Jember tahun pelajaran 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, maka peneliti dapat menyarankan

hal-hal sebagai berikut.

1. Kepada guru fiqih yang mengajar pada madrasah yang mempunyai

karakteristik yang hampir sama, disarankan untuk mencoba

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

menggunakan instrumen yang berbeda.

2. Kepada kepala sekolah hendaknya mensosialisasikan hasil penelitian ini

dan memfasilitasi ruangan yang dapat dengan mudah digunakan untuk

belajar kelompok serta membantu sarana atau fasilitas untuk bahan ajar

dan LKS.

Page 18: ptkfiqih

18

DAFTAR PUSTAKA

Jean McNeff, (1988), Action Research : Priciples adn Practice, Macmillan

Education ltd.

London

Kemmis, S. & McTaggart, R. (1990). The Action Research Planner.

Melbourne: Deakin University.

Geoffrey E. Mills, (2003), Action Research a Guiede for the Teacher

Researcher, 2nd ed., Pearson Education Inc. Upper Saddle River,

New Jersey

Kunandar (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi

Guru, Nusa Media Bandung

Nurhamzah, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Teori dan Praktek Sebagai

Pengembangan

Profesionalisme Guru, Latifah Press Tasikmalaya

Robert E. Slavin, (2003) Cooperative Learning Teori Riset dan Praktek, alih

bahasa : Lita, Nusa Media Bandung

Page 19: ptkfiqih

19