BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan serta Islami. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik. Ketika kegiatan belajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi
interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakannya.
Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan
menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik
dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik,
dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan
serta Islami. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan
yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis
antara guru dengan anak didik.
Ketika kegiatan belajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam
bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala
konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dan dapat menjadi penghambat
jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari perilaku anak
didik maupun yang bersumber dari luar anak didik, harus guru hilangkan, dan
bukan membiarkannya. Karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak
ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas.
Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara
arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik.
Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan.
Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak
didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam
pengajaran.
Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda
dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak
didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal.
Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak
didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala
perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.
Kualitas pembelajaran ditentukan oleh interaksi komponen-komponen
dalam sistemnya. Yaitu tujuan, bahan ajar (materi), anak didik, sarana, media,
metode, partisipasi masyarakat, performance sekolah, dan evaluasi
pembelajaran (Moh, Shochib, 1998). Optimalisasi komponen ini, menentukan
kualitas (proses dan produk) pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan oleh
pendidik adalah melakukan analisis tentang karakteristik setiap komponen dan
mensinkronisasikan sehingga ditemukan konsistensi dan keserasian di
antaranya untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Karena pembelajaran mulai
dari perencana, pelaksanaan dan evaluasinya senantiasa merujuk pada tujuan
yang diharapkan untuk dikuasai atau dimiliki oleh anak didik baik
instructional effect (sesuai dengan tujuan yang dirancang) maupun nurturrant
effect (dampak pengiring) (Moch. Shochib: 1999).
Realisasi pencapaian tujuan tersebut, terdapat kegiatan interaksi belajar
mengajar terutama yang terjadi di kelas. Dengan demikian, kegiatannya adalah
bagaimana terjadi hubungan antara guru dan bahan ajar yang didesain dengan
anak didik. Interaksi ini merupakan proses komunikasi penyampaian pesan
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Arief S Sadiman
yang menyatakan proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses
interaksi yaitu proses penyampaian pesan melalui saluran media/teknik/
metode ke penerima pesan. (Arief S, Sadiman, dkk, 1996:13).
Sejalan dengan inovasi pembelajaran akhir-akhir ini termasuk di
Sekolah Dasar, yaitu: PAKEM. Interaksi belajar mengajarnya menuntut anak
didik untuk aktif, kreatif dan senang yang melibatkan secara optimal mental
dan fisik mereka. Tingkat keaktifan, kreatifitas, dan kesenangan mereka dalam
belajar merupakan rentangan kontinum dari yang paling rendah sampai yang
paling tinggi. Tetapi idealnya pada kontinum yang tertinggi baik pelibatan
aspek mental maupun fisik anak didik. Oleh karena itu, interaksi belajar
mengajar dengan paradigma PAKEM menuntut anak:
(1) Berbuat
(2) Terlibat dalam kegiatan
(3) Mengamati secara visual
(4) Mencerap informasi secara verbal
Dengan demikian, interaksi belajar mengajar idealnya mampu
membelajarkan anak didik berdasarkan problem based learning, authentic
instruction, inquiry based learning, project based learning, service learning,
and cooperative learning. Pola interaksi yang mampu mengemas hal tersebut
dapat mengubah paradigma pembelajaran aktif menjadi paradigma
pembelajaran reflektif.
Dengan interaksi pembelajaran reflektif dapat membuat anak didik
untuk menjadikan hasil belajar sebagai referensi refleksi kritis tentang dampak
ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap masyarakat; mengasah kepedulian
sosial, mengasah hati nurani, dan bertanggungjawab terhadap karirnya kelak.
Kemampuan ini dimiliki anak didik, karena dengan pola interaksi
pembelajaran tersebut, dapat membuat anak didik aktif dalam berfikir (mind-
on), aktif dalam berbuat (hand-on), mengembangkan kemampuan bertanya,
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, dan membudayakan untuk
memecahkan permasalahan baik secara personal maupun sosial.
Agar hasil ini dapat optimal, guru dituntut untuk mengubah peran dan
fungsinya menjadi fasilitator, mediator, mitra belajar anak didik, dan
evaluator. Ini berarti, guru harus menciptakan interaksi pembelajaran yang
demokratis dan dialogis antara guru dengan anak didik, dan anak didik dengan
anak didik (Moh. Shochib: 1999; dan Paul Suparno dkk: 2001).
Pada dasarnya dalam kehidupan suatu bangsa, faktor pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan
kelangsungan hidup bangsa tersebut. Secara langsung maupun tidak langsung
pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam menyiapkan pertumbuhan dan
perkembangan anak melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan pelatihan
bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Tentunya hal ini merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah, anggota masyarakat dan orang
tua. Untuk mencapai keberhasilan ini perlu dukungan dan partisipasi aktif
yang bersifat terus menerus dari semua pihak.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan
pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia
seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan
rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta
terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa
kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu
mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri
serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor
diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,
karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan
meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi
permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal,
peran guru sangat penting dan diharapkan guru mampu menyampaikan semua
mata pelajaran yang tercantum dalam proses pembelajaran secara tepat dan
sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Dengan menyadari kenyataan tersebut di atas, maka dalam penulisan
ini penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Materi Pokok Praktek Sholat
Melalui Penerapan Model Pembelajaran PAKEM Pada Siswa Kelas III di
SDN PAGERSARI Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Semester
I Tahun Pelajaran 2015-2016.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan
permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
dalam praktik sholat dengan diterapkannya model pembelajaran PAKEM
pada siswa kelas III Semester I Tahun pelajaran 2015-2016 ?
2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran PAKEM terhadap motivasi
belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas III Tahun pelajaran
2015-2016 ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
setelah diterapkannya model pembelajaran PAKEM pada siswa kelas III
tahun pelajaran 2015-2016
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah
diterapkan model pembelajaran PAKEM pada siswa kelas III tahun
pelajaran 2015-2016
D. Manfaat Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru
Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar
Pendidikan Agama Islam.
2. Sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam
mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar Pendidikan Agama
Islam.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran
yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
4. Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
5. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam Untuk sekolah Dasar
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan
yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran
agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam
kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui
pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual
dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama.
Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan pemahaman dan penanaman
nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut
pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia
yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang
bertakwa kepda Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai,
disiplin, harmonis dan produktif baik personal maupun sosial. Tuntunan visi ini
mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang
persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri :
1. Lebih menitik beratkan pancapaian kompetensi secara utuh selain pengusaan
materi.
2. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia.
3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk
mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
dan ketersediaan sumber daya pendidikan.
Pendidikan Agama Islam diharapkan manusia yang selalu berupaya
menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta membangun peradaban dan
keharmonisan kehidupan, khususnya dalam mamajukan peradaban bangsa yang
bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi
tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat
baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran
sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh
kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua
unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung
keberhasilan pancapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam di SD/MI bertujuan untuk :
1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannnya kepada Allah
SWT.
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan beakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengatahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur,
adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama daam komunitas
sekolah.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Al-Qur’an dan Hadits
2. Aqidah
3. Akhlak
4. Fiqih
5. Tarik dan Kebudayaan Islam
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama
manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan
alam sekitarnya.
B. Model PAKEM
Model PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada
empat prinsip, yaitu: aktif, efektif, dan menyenangkan. Model pembelajaran
ini sangat cocok untuk kurikulum 2007 berbasis kompetensi yang senantiasa
berorientasi pada aktivitas siswa (student centered learning). Model ini dapat
dikembangkan secara sederhana oleh guru dengan memperhatikan prinsip
PAKEM.
Model PAKEM berorientasi pada proses dan tujuan. Orientasi proses
dalam model PAKEM berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar.
Kemandirian dan tanggung jawab dibina sejak awal. Kebersamaan dan bekerja
sama untuk mengasah emosional. Persaingan yang sehat ditumbuhkan dengan
saling menghargai satu sama lain serta menumbuhkan sikap kepemimpinan.
Orientasi tujuannya adalah agar anak belajar lebih mendalam, anak lebih kritis
dan kreatif, suasana belajar menjadi bervariasi serta meningkatkan
kematangan emosional. Tidak kalah pentingnya anak siap menghadapi
perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan.
1. Makna Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
Tampaknya untuk memaknai aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan masih terlalu abstrak. Beberapa pendidik masih kabur
dengan makna ini. Meskipun untuk memaknai istilah tersebut pernah
didiskusikan oleh para pendidik, namun bukan berarti makna ini sudah
paten. Makna tersebut masih perlu dikembangkan lagi sesuai dengan
kondisi yang sesungguhnya. Dalam diskusi itu, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Aktif
- Selalu mencoba
- Tidak ingin menjadi penonton
- Memanfaatkan modalitas belajar (visual, auditorial, atau kinestika)
- Penuh perhatian dalam setiap proses pembelajaran
b. Kreatif
- Menginginkan adanya perubahan yang baru
- Ingin mengadakan inovasi
- Mempunyai banyak cara untuk melakukan sesuatu
- Tidak cepat putus asa
- Tidak mudah puas dengan hasil kerjanya dan selalu ingin berbuat
terus
- Menumbuhkan motivasi, percaya diri, dan kritis
- Mempunyai banyak cara
c. Efektif
- Memanfaatkan alat peraga yang ada di sekitar
- Diajak ke sumber belajar, melakukan observasi
- Memanfaatkan waktu yang ada
- Memanfaatkan rangkuman yang tepat
- Mengoptimalkan panca indera
- Mengatur stategi pembelajaran
d. Menyenangkan
- Penampilan guru yang menarik
- Suasana belajar tidak searah
- Kaya dengan metode
- Desain kelas yang tidak membosankan
- Belajar sambil bermain dan bernyanyi
- Hasil belajar anak dipajang di kelas
- Didekatkan ke alam nyata
- Ada penghargaan bagi yang berprestasi
2. Pelaksanaan pembelajaran PAKEM
a. Persiapan
1) Berpusat pada siswa
Perubahan paradigma pembelajaran sangat terasa saat ini. Dulu
guru lebih dominan dalam proses pembelajaran atau dengan kata
lain pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered learning).
Saat ini pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa (student
centered learning)
2) Guru membuat persiapan matang
Persiapan bagi seorang guru merupakan hal yang mutlak harus
dikerjakan. Tanpa persiapan guru akan kehilangan arah dalam
proses pembelajaran. Berbagai metode dengan karakter materi
yang akan diajarkan sudah dipersiapkan sebelum diajarkan.
3) Skenario pembelajaran secara rinci dan matang
Skenario merupakan salah satu dari persiapan yang harus dibuat
oleh guru. Skenario pembelajaran juga sering disebut dengan
langkah-langkah pembelajaran atau strategi pembelajaran. Dengan
disusun skenario pembelajaran, seorang guru sudah membuat
format pada setiap pertemuan dengan siswa. Bukan hanya sekedar
format, melainkan guru sudah mendesain pola pembelajaran yang
ideal dengan karakter materi yang sedang diajarkan.
4) Menerapkan asas fleksibilitas
Asas fleksibilitas, artinya lebih lentur dalam memahami kondisi
yang akan dihadapi. Seorang guru tidak bisa kaku dalam
menerapkan pola pembelajaran di kelas. Berbagai hambatan dalam
proses pembelajaran akan dihadapi. Untuk itu, berbagai alternatif
terutama berbagai metode harus disiapkan. Seorang guru tidak
hanya terpaku pada satu metode yang ada. Jika hal itu sudah
diantisipasi maka akan terjadi proses pembelajaran yang
mengasyikkan.
5) Melayani perbedaan individual
Semua memaklumi bahwa anak mempunyai perbedaan, baik
perbedaan cara belajar maupun perbedaan kecerdasan. Untuk
itulah, dalam menangani anak sudah dipersiapkan cara
pelayanannya. Seorang guru tidak bisa membuat anak sama seperti
gerigi sisir, tetapi disesuaikan dengan karakter dan kepribadian
yang khas yang dimiliki anak. Sebagaimana berbagai teori sudah
disepakati oleh para pakar pendidikan bahwa setiap anak
mempunyai modalitas belajar atau gaya belajar yang berbeda.
Modalitas belajar yang dimiliki anak ada tiga, yaitu gaya belajar
visual, auditorial dan kinestetik.
Modalitas belajar anak cenderung pada karakter alamiah yang
dimiliki. Anak yang mempunyai gaya belajar visual, cenderung
senang dengan cara melihat, baik itu gambar maupun bagan. Anak
yang mempunyai gaya belajar auditoria, cenderung sedang denagn
mendengar, sedangkan anak yang mempunyai gaya belajar
kinestetik, cenderung belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan
menyentuh.
Selain perbedaan gaya belajar, anak juga mempunyai perbedaan
kecerdasan. Jika selama ini orang lebih banyak membicarakan teori
yang dikembangkan oleh ahli psikologi, Alfred Bine, yaitu
intelgensi tunggal yang sering disebut intelligence quotient (IQ).
Saat ini muncul teori intekgensi majemuk yang sering disebut
multiple intelligences. Teori ini dirumuskan oleh Prof. Howard
Gardner. Menurut Gardner anak mempunyai delapan kecerdasan,
yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis,
Keterangan:T : TuntasTT : Tidak tuntasJumlah Siswa yang tuntas : 16Jumlah Siswa yang tidak tuntas : -Skor Tercapai : 1350Rata-rata Skor Tercapai : 84,37Prosentase Ketuntasan : 100
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Nilai Formatif Pada Siklus I ......................................................... 43
Lampiran 1 Nilai Formatif Pada Siklus II ....................................................... 44
PENULISAN TINDAKAN KELASUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PRAKTEK SHOLATDENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM
Pada Siswa Kelas III Semester ISDN Pagersari Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya
ENDANG, S.Pd.INIP: 195711201983081002
Guru PAI SDN Pagersari Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya
2015
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
PRAKTEK SHOLAT DENGAN MENERAPKAN
MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA
KELAS III SEMESTER I SDN PAGERSARI
KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN
TASIKMALAYA 2014/2015
2. Identitas Penulis :
Nama : ENDANG, S.Pd.I
NIP : 195711201983081002
Gol/Ruang : Pembina IV/A
Jabatan : Guru Pembina
Unit Kerja : SDN PAGERSARI
3. Lokasi Penulisan : SDN PAGERSARI KECAMATAN MANONJAYA
KABUPATEN TASIKMALAYA
4. Lama Penulisan : 2 Bulan (November - Desember 2014)
Kepala Sekolah
TATA HARIYANTO, S.Pd.
NIP : 196307151983051003
Tasikmalaya Februari 2015
Penulis
ENDANG, S.Pd.I
NIP: 195711201983081002
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
penyusunan karya ilmiah dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PRAKTEK SHOLAT
DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA
SISWA KELAS III SEMESTER I SDN PAGER SARI KECAMATAN
MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2014/2015” ini,
disusun untuk memperoleh nilai daftar usulan kenaikan pangkat.
Dalam penyusunan dan penyelesaian penulisan tindakan kelas ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya
2. Yth. Ketua PD II PGRI Kabupaten Tasikmalaya
3. Yth. Kepala UPTD Pendidikan TK, SD, dan PLS Kecamatan manonjaya
4. Yth. Kepala sekolah dan Rekan-rekan Guru SDN Pagersari Kecamatan
Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya
5. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa hasil penulisan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penulisan ini.
Penulis
ABSTRAK
Upaya meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dalam praktek sholat dengan menerapkan model pembelajaran PAKEM pada siswa kelas III semester 1 SDN 1 sekapuk kec. Ujung Pangkah kab. Gresik tahun 2012/2013
Kata Kunci: belajar PAI, PAKEM
Keberhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran, bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap akan mengajar guru diharuskan untuk menerapkan strategi atau metode tertentu dalam pelaksanaan pembelajaran.
Penulisan ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan diterapkannya model pembelajaran PAKEM? (b) Bagaimanakah pengaruh Model pembelajaran PAKEM terhadap motivasi belajar siswa?
Sedangkan tujuan dari penulisan ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir, (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran PAKEM.
Penulisan ini menggunakan penulisan tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penulisan ini adalah siswa kelas III semester 1 SDN 1 Sekapuk. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (93,33%), dan siklus II (100%).
Simpulan dari penulisan ini adalah model pembelajaran PAKEM dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa kelas III SDN 1 Sekapuk, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran PAI.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Abstrak ............................................................................................................. iv
Daftar Isi .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 8
A. Pendidikan Agama Islam Untuk sekolah Dasar........................ 8
B. Model Pembelajaran PAKEM .................................................. 11
C. Proses Belajar Mengajar .......................................................... 20
D. Motivasi Belajar ....................................................................... 22
E. Prestasi Belajar ......................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 27
A. Setting Penelitian...................................................................... 28
B. Subyek Penelitian ................................................................... 28
C. Sumber Data ............................................................................ 29
D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ....................................... 30
E. Analisis Data ............................................................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................... 32
A. Deskripsi Hasil Siklus I ........................................................... 32
B. Deskripsi Hasil Siklus II .......................................................... 34
C. Interpretasi Data atau Pembahasan .......................................... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 39
A. Kesimpulan .............................................................................. 39
B. Saran ........................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 41
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... 45