A. JUDUL PENELITIAN PENGGUNAAN SOFTWARE SIMULASI VMWARE SEBAGAI ALAT BANTU ALTERNATIF DALAM MATA PELAJARAN INSTALASI SISTEM OPERASI PADA SMK MUHAMMADIYAH 1 PALU B. BIDANG KAJIAN Pendidikan Produktif Teknik Komputer Jaringan (TKJ) C. PENDAHULUAN Program Studi (Prodi) Teknik Komputer Jaringan (TKJ) merupakan salah satu prodi yang memiliki cukup banyak peminat dalam penerimaan siswa baru di SMK Muhammadiyah 1 Palu selama tiga tahun terakhir ini. Dibuktikan dengan selalu dibukanya dua kelas untuk Prodi ini, dengan rata-rata siswa 30 sampai 35 siswa perkelas. Prodi TKJ membutuhkan banyak komputer serta periferal tambahan dan perangkat jaringan lain dalam satu kali praktik. Namun, sebagai Prodi yang paling baru, Prodi TKJ kekurangan alat prakikum yang seharusnya tersedia untuk tiap peserta didik. Namun sekolah juga belum mampu menyediakan semua alat dan bahan praktikum yang dibutuhan dalam waktu singkat. Hal tersebut tentu berdampak secara langsung terhadap proses dan hasi belajar. Sebagai perumpamaan, apabila disyaratkan bahwa tiap peserta didik seharusnya menggunakan satu set peralatan, dan hanya tersedia tiga set peralatan, maka semua peserta didik harus dibagi kedalam tiga kelompok. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
A. JUDUL PENELITIAN
PENGGUNAAN SOFTWARE SIMULASI VMWARE SEBAGAI ALAT BANTU ALTERNATIF
DALAM MATA PELAJARAN INSTALASI SISTEM OPERASI PADA SMK
MUHAMMADIYAH 1 PALU
B. BIDANG KAJIAN
Pendidikan Produktif Teknik Komputer Jaringan (TKJ)
C. PENDAHULUAN
Program Studi (Prodi) Teknik Komputer Jaringan (TKJ) merupakan salah satu
prodi yang memiliki cukup banyak peminat dalam penerimaan siswa baru di SMK
Muhammadiyah 1 Palu selama tiga tahun terakhir ini. Dibuktikan dengan selalu
dibukanya dua kelas untuk Prodi ini, dengan rata-rata siswa 30 sampai 35 siswa
perkelas.
Prodi TKJ membutuhkan banyak komputer serta periferal tambahan dan
perangkat jaringan lain dalam satu kali praktik. Namun, sebagai Prodi yang paling
baru, Prodi TKJ kekurangan alat prakikum yang seharusnya tersedia untuk tiap
peserta didik. Namun sekolah juga belum mampu menyediakan semua alat dan
bahan praktikum yang dibutuhan dalam waktu singkat. Hal tersebut tentu
berdampak secara langsung terhadap proses dan hasi belajar. Sebagai
perumpamaan, apabila disyaratkan bahwa tiap peserta didik seharusnya
menggunakan satu set peralatan, dan hanya tersedia tiga set peralatan, maka
semua peserta didik harus dibagi kedalam tiga kelompok. Dengan adanya
pembagian peserta kedalam beberapa kelompok, tentu akan menghambat proses
pembelajaran.
Dengan adanya keterbatasan tersebut, dapat dikemukakan bahwa
kurangnya alat bantu mengajar mengakibatkan keterlambatan penguasaan materi
oleh pesera didik yang hanya dapat dibenahi dengan adanya penambahan alokasi
waktu belajar, yang mana hal tersebut (penambahan alokasi waktu) merupakan
sesuatu yang sulit untuk dipenuhi.
1
Penelitian ini bermaksud membandingkan satu metode alternatif
pemecahan masalah terhadap metode konvesional yang selama ini dipakai, tanpa
harus mengorbankan kualitas akhir peserta didik. Dengan menggunakan satu
software aplikasi jaringan yang bernama Virtual Machine Ware (VMWare).
D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
Guru mata diklat Produktif Instalasi Sistem Operasi di SMK Muhammadiyah 1
Palu merasakan bahwa selama ini pada pembelajaran mata diklat tersebut masih
menekankan pada metode pembelajaran konvensional, dimana peserta didik
mempraktekkan keseluruhan proses penginstalan pada satu komputer utuh.
Keseluruhan tahapan penginstalan ini membutuhkan waktu praktik yang lama dan
energi listrik yang lebih besar. Selain itu salah satu alat praktik yaitu harddisk harus
di-partisi dan di-format berulang kali, sesuai jumlah peserta yang
menggunakannya. Sedangkan sudah diketahui bahwa harddisk memiliki batasan
penggunaan, dalam artian setiap kali di-partisi dan di-format akan mengurangi usia
penggunaan harddisk. Penggunaan suatu metode alternatif yang dapat mengurangi
waktu praktik dan tidak mempengaruhi usia penggunaan alat praktik tanpa
menurunkan kualitas peserta didik menjadi penting untuk dipertimbangkan dan
dicoba.
Berdasarkan pada perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini akan
memfokuskan pada penggunaan software simulasi VMWare untuk menggantikan
sebagian proses praktik langsung yang dirasa membutuhkan banyak menghabiskan
sumber daya. Dipilihnya sotware simulasi VMWare ini karena penggunaannya yang
cukup mudah, kebutuhan persyaratan minimal yang tidak terlalu memberatkan,
sistem operasi yang dikenali cukup banyak serta yang terpenting proses simulasi
mendekati keadaan yang sebenarnya. Yang pada gilirannya akan mengurangi
ketergantungan terhadap alat praktik.
Dengan demikian rumusan masalah pada penelitian ini dapat dikemukakan
dalam pertanyaan sebagai berikut: Apakah penggunaan software VMWare pada
2
Prodi TKJ SMK Muhammadiyah 1 Palu dapat menggantikan sebagian proses
praktikum instalasi sistem operasi tanpa mengurangi kualitas peserta didik?
Dari pertanyaan penelitian tersebut, dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan penerapan penggunaan software simulasi VMWare
di SMK Muhammadiyah 1 Palu?
2. Bagaimana prosedur penggunaan software simulasi VMWare di SMK
Muhammadiyah 1 Palu tanpa mengurangi kualitas peserta didik?
3. Apakah terjadi penurunan kualitas peserta didik terhadap penggunaan
software simulasi VMWare di SMK Muhammadiyah 1 Palu?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka untuk memecahkan
masalah dimaksud dapat dirumuskan dalam hipotesis tindakan dan langkah
kegiatan sebagai berikut:
1) Metode penggunaan VMWare sebagai alternatif praktik dapat menghemat
penggunaan alat dan waktu praktik yang pada akhirnya menghemat biaya
pengeluaran sekolah.
2) Pembagian siswa kedalam dua kelompok secara acak, kelompok pertama
menggunakan metode praktik langsung dan kelompok kedua menggunakan
VMWare.
3) Membandingkan daya serap kedua kelompok untuk mengetahui apakah ada
perbedaan hasil belajar dari kedua kelompok ersebut.
3. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perbedaan hasil
belajar antara penggunaan metode praktik langsung dan penggunaan software
simulasi VMWare pada mata diklat instalsi sistem operasi. Serta mendata
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode tersebut.
Secara khusus, penelitian ini bertujuan:
3
1) Mengembangkan inovasi dalam metode pembelajaran produktif, khususnya
mata diklat instalasi sistem operasi
2) Mengembangkan model pembelajaran yang dapat menghemat penggunaan
sumber daya (alat praktik) dan waktu praktik tanpa mengurangi kualitas hasil
belajar peserta didik
3) Menyusun skenario dan langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan
VMWare untuk peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan
4. Kontribusi Hasil Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat mengurangi penggunaan sumber daya
(alat praktik) dan waktu praktik mata diklat instalasi sistem operasi di SMK
Muhammadiyah 1 Palu, sehingga menghemat biaya operasional dan
mengalokasikan waktu yang dihemat untuk pendalaman materi.
Pada aspek lainnya, hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif bagi upaya
mengembangkan inovasi metode pembelajaran mata diklat instalasi sistem operasi
yang tepat dengan menggunakan alat bantu yang sesuai tanpa mengorbankan
kualitas belajar peserta didik.
E. KAJIAN PUSTAKA (belum)
Standar kompetensi yang hendak dicapai pada pembelajaran pengetahuan
sosial (IPS) di kelas IV SD berdasarkan kurikulum 2004 adalah kemampuan
memahami ; (1) keragaman suku bangsa dan budaya serta perkembangan
teknologi; (2) persebaran sumber daya alam, sosial, dan aktivitas dalam
perekonomian; (3) sikap kepahlawanan dan patriotisme serta hak dan kewajiban
warga negara, dan (4) pentingnya menghargai berbagai peninggalan sejarah di
lingkungan setempat.(Depdiknas, 2003:10)
Pengetahuan sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial dan kewarganegaraan. Pengetahuan sosial di sekolah dasar berfungsi untuk
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan siswa tentang
4
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Pengetahuan sosial bertujuan; (a)
mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonoi, sejarah, dan
kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis; (b)
mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah dan keterampilan sosial; (c) membangun komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan (d) meningkatkan kemampuan
bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk, baik secara naional
maupun global (Depdiknas, 2003: 6-7)
Pada hakekatnya setiap siswa yang belajar di jenjang Sekolah Dasar
merupakan bagian dari anggota masyarakat. Oleh karena itu, mereka selayaknya
dapat diperlakukan sebagai anggota masyarakat sejak dini dalam proses kehidupan
untuk menjadi anggota masyarakat. Dikaitkan dengan proses pembelajaran IPS di
sekolah dasar, suasana sosial kemasyarakatan selayaknya pula dapat terkondisikan
sehingga para siswa tetap merasa ada dalam lingkungan yang wajar. Kekakuan
suasana pembelajaran IPS, terutama di dalam kelas, dapat berakibat tumbuhnya
perasaan pada diri mereka seolah-olah ada dalam suasana isolasi terpisah dari
masyarakat yang nyata (Sumaatmadja, 2002: 1).
Siswa pada usia sekolah dasar, pada dasarnya memiliki potensi dasar yang
dapat dikembangkan pada pembelajaran IPS, yakni; potensi dorongan ingin tahu
(sense of curiosity), dorongan minat perhatian (sense of interest), dorongan
membuktikan kenyataan (sense of reality), dorongan menemukan sendiri (sense of
discovery), dorongan berpetualang (sense of adventure) dan dorongan menghadapi
tantangan (sense of challenge).(Sumaatmadja, 2002:1).
Pengembangan strategi pembelajaran IPS di sekolah bukan menciptakan
suasana dan kondisi baru, tetapi melanjutkan kehidupan yang dimulai dari
pengalaman dan kehidupan yang dialami siswa. Menurut Piaget (1963) dalam
Wiriaatmadja (2002:2) bahwa anak dalam kelompok usia 7-11 tahun berada dalam
perkembangan kemampuan intelektual/kognitif pada tingkatan konkret
operasional. Padahal apabila menyimak isi konsep materi pengetahua sosial pada
kurikulum 2004 di SD terdapat banyak materi dengan pesan-pesan konsep yang
5
abstrak. Konsep keragaman suku bangsa, persebaran sumber daya alam,
perkembangan teknologi, pasar, sikap kepahlawanan, patriotisme, hak dan
kewajiban warganegara, peta, merupakan beberapa konsep pengetahuan sosial di
SD kelas IV yang membutuhkan contoh konkret kepada siswa.
Pengetahuan sosial sesungguhnya merupakan pengetahuan yang melekat
pada kehidupan diri setiap siswa. Pengetahuan sosial disadari maupun tidak
disadari merupakan hasil dari pengamatan dan interaksi diri dalam lingkungan
sosial. Oleh karena itu, pengembangan strategi pembelajaran IPS sangat
membutuhkan metode yang tepat dengan memberikan contoh konkret kepada
siswa dari konsep yang disajikan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang
diasumsikan dapat diterapkan pada pembelajaran IPS di SD adalah model
pencapaian konsep (concept attainment model).(Joyce dan Weil, 1986).
Model pencapain konsep merupakan salah satu model pembelajaran yang
sangat efisien untuk menyajikan informasi yang terorganisasi dalam berbagai mata
pelajaran. Salah satu keunggulan dari model pencapaian konsep adalah dalam
meningkatkan kemampuan untuk belajar dengan cara yang lebih mudah dan lebih
efektif. (Winataputra, 1992: 111). Model pencapaian konsep memiliki tiga fase
kegiatan sebagai berikut: Fase pertama: penyajian data dan identifikasi konsep;
fase kedua mengetes pencapaian konsep dan fase ketiga menganalisis strategi
berfikir (Joyce dan Weil, 1986:34)
F. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini menerapkan prosedur penelitian berbasis tindakan di kelas
(classroom action research) menggunakan model Experimental, yaitu mengujicoba
secara mantap terhadap hipotesis tindakan yang telah dirumuskan (Asrori, 2007:
49). Langkah penelitian dilakukan dalam empat kegiatan yakni: membuat
perencanaan, melakukan tindakan, mengumpulkan data (observasi) dan refleksi.
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kualitas hasil belajar siswa
yang menggunakan metode pembelajaran praktik langsung dengan metode
6
penggunaan software VMWare, pada mata diklat Instalasi Sistem Operasi. Pilihan
lokasi di SMK Muhammadiyah 1 Palu didasari pertimbangan bahwa sekolah ini
merupakan salah satu SMK Aliansi dan sekolah ini sedang mencari alternatif
pemecahan masalah kelengkapan sarana belajar serta guru mata diklat
berkemauan keras untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru.
Direncanakan penelitian akan dilakukan pada Februari – Maret 2010 yang
bertepatan dengan semester genap di kelas X TKJ B. Adapun langkah penelitian
dapat dikemukakan sebagai berikut :
Membuat Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti mencatat beberapa item masalah pembelajaran yang
dihadapi oleh guru dan siswa pada mata pelajaran Instalasi sistem operasi
berdasarkan pengalaman pembelajaran dikelas sebelumnya (X TKJ A). Dari hasil
pencatatan tersebut, peneliti dapat mengidentifikasikan masalah yang terkait
dengan metode pembelajaran yang diterapkan dikelas sebelumnya, untuk
selanjutnya peneliti dapat mencari dan mempertimbangkan alternatif
pemecahan masalah.
Setelah mencari dan berdiskusi dengan beberapa kolega dan sejawat, peneliti
menetapkan menggunakan software simulasi VMWare untuk dilaksanakan
pada pembelajaran mata diklat Instalasi sistem operasi di SMK Muhammadiyah
1 Palu, khususnya kelas X TKJ B, sekaligus menyusun prediksi perbandingan
hasil akhir pembelajaran menggunakan metode praktik langsung dengan
penggunaan software simulasi VMWare.
Pertama-tama peneliti membagi siswa kedalam dua keLompok, kelompok
pertama menggunakan metode praktik langsung, dan kelompok kedua
menggunakan software simulasi VMWare. Dalam menetapkan anggota
kelompok, peneliti membagi kelompok secara acak namun tetap
mengupayakan agar penyebaran siswa menurut kemampuan berpikir tetap
tersebar merata pada dua kelompok tersebut. Langkah kedua, peneliti
menyusun metode pembelajaran untuk kedua kelompok. Langkah ketiga,
peneliti membuat perbandingan kelebihan dan kekurangan antara kedua
7
metode yang dipakai. Langkah keempat, peneliti menyusun item-item
pengukuran dan membuat lembar observasi sederhana bagi peserta didik pada
tiap-tiap kelompok.
Melakukan Tindakan
Tahap ini dimulai pada akhir februari sampai awal Maret 2010. Peneliti akan
menjalankan langkah-langkah yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya.
Peneliti melakukan pembelajaran yang berbeda pada kedua kelompok
(kelompok A dan kelompok B) namun tetap melakukan observasi tiap peserta
didik, terutama pada kelompok kedua untuk mengetahui dan memperbaiki
metode pembelajaran menggunakan software simulasi VMWare. Sebagai
tambahan, karena ada beberapa item proses dari praktek langsung yang tidak
dapat disimulasikan oleh sofware simulasi VMWare, maka dilakukan kombinasi
antara kedua metode yang diuji pada kelompok B. Ada tiga item proses dari
metode praktik langsung yang diberikan pada kelompok B, yaitu mengubah
urutan boot, CD-ROM menjadi yang pertama, mengubah urutan boot, Harddisk
menjadi yang pertama dan instalasi software driver.
Mengumpulkan Data (Observasi)
Tahap mengumpulkan data merupakan tahap krusial, peneliti mengamati dan
mengumpulkan data-data kelebihan dan kekurangan masing-masing metode,
kemudian memilih tiga peserta didik dari tiap kelompok secara acak untuk diuji
guna mendapatkan sampel perbandingan hasil akhir pembelajaran kedua
metode. Metode pengujian yang diterapkan untuk keenam sampel adalah
metode praktik langsung. Pengumpulan data memiliki fokus pada pengujian
keenam sampel.
Refleksi
Pada tahap akhir, peneliti membandingkan dan menganalisa data-data yang
telah dikumpulkan untuk menetapkan tingkat keberhasilan uji coba yang telah
dilakukan. Dari refleksi ini, peneliti dapat merumuskan dan menganalisa
kekuatan, kelemahan dan peluang penggunaan software simulasi VMWare
sebagai metode alternatif pada mata diklat instalasi sistem operasi.
8
Keempat langkah penelitian diatas, dilakukan dalam satu siklus. Untuk
memastikan bahwa tidak ada perbedaan kualitas hasil belajar antar dua kelompok
yang diteliti, peneliti akan memberikan pembelajaran tambahan menggunakan
metode praktik langsung pada kelompok kedua, namun tidak memasukkan hasil
pembelajaran tambahan tersebut kedalam hasil penelitian.
G. JADWAL PENELITIAN (blm, baru sebagian)
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama 10 hari efektif
belajar (Februari – Maret 2010) dengan mencakup beberapa langkah kegiatan
yakni : membuat perencanaan, melakukan tindakan, mengumpulkan data dan
refleksi. Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:
No KegiatanHari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Membuat Perencanaan X X
Melakukan Tindakan
1. Membagi siswa menjadi 2 kelompok
2. Melaksanakan proses pembelajaran
pada masing-masing kelompok
3. Observasi tahapan pembelajaran
4. Pembelajaran tambahan bagi
kelompok kedua
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Mengumpulkan data
1. Memilih 3 orang secara secara acak
dari tiap kelompok
2. Pengujian terhadap siswa yang telah
dipilih menggunakan metode praktik
langsung
3. Mengamati dan mengumpulkan
data-data praktik menurut item yang
telh disusun
X
X
X
9
Refleksi
1. Menganalisa data-data yang telah
dikumpulkan
2. Membandingkan hasil metode
kelompok pertama dan kedua
3. Menentukan kelayakan software
simulasi VMWare sebagai metode
alternatif pada mata diklat instalasi
sistem operasi
X
X
X X
H. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Palu,
kelas X TKJ B dan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2010
menggunakan sistem operasi Windows XP SP 2 sebagai pembanding, karena sistem
operasi ini adalah yang paling banyak dipakai dan cukup stabil. Penelitian ini
memiliki beberapa hasil yaitu sebagai berikut :
1) Software simulasi VMWare mampu menggantikan sebagian besar proses
instalasi sistem operasi, hal ini ditunjukkan dari banyaknya item-item proses
pada metode praktik langsung yang mampu disimulasikan secara akurat oleh
software ini, seperti ditunjukkan tabel dibawah.
No Item Proses Praktik langsung VMWare KetPersiapan Instalasi
1 Mengubah urutan boot, CD-ROM menjadi yang pertama
Ya Tidak
2 Partisi harddisk Ya Ya3 Format harddisk Ya YaProses instalasi
1 Konfirmasi pemilihan persiapan instalasi Win XP SP 2
Ya Ya
2 Konfirmasi EULA Ya Ya3 Pemilihan lokasi instalasi Ya Ya4 Konfirmasi format drive Ya Ya
5 Penyalinan file yang dibutuhkan selama instalasi
Ya Ya
6 Restart pertama Ya Ya
10
No Item Proses Praktik langsung VMWare Ket7 Proses awal penginstalan Win XP Ya Ya
8 Pengaturan “Regional and Language Options”
Ya Ya
9 Permintaan nama dan organisasi Ya Ya10 Permintaan “product key” Ya Ya11 Permintaan nama komputer dan password Ya Ya12 Konfirmasi waktu dan tanggal Ya Ya13 Proses lanjutan penginstalan Win XP Ya Ya14 Restart kedua Ya Ya15 Konfirmasi penyesuaian resolusi layar Ya Ya16 Animasi windows Ya Ya17 Konfirmasi “Automatic update” Ya Ya18 Permintaan nama pengguna Ya Ya19 Tampilan awal Windows Ya YaPasca Instalasi
1 Mengubah urutan boot, Harddisk menjadi yang pertama
Ya Tidak
2 Instalasi software driver Ya Tidak
Menurut peneliti, kekurangan pada software simulasi VMWare hanya dapat
digantikan oleh metode praktek langsung. Namun demikian dengan beberapa
penyesuaian, kedua metode tersebut dapat dikombinasikan.
2) Sofware simulasi VMWare juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
metode praktik langsung, hal ini ditunjukkan oleh tabel berikut :
No Jenis Perbandingan Praktik Langsung VMWare Ket
1 Mengurangi usia pemakaian harddisk (karena format HDD)
ya Tidak
2 Waktu instalasi 45 menit 15 menit3 Pemakaian listrik Normal Sedikit
4Pemakaian file disc image sebagai pengganti CD master SO Tidak
Ya, dengan tambahan software
tertentu
Dari kelebihan yang dimiliki VMWare diatas, dapat dilihat bahwa
3) Bagian terpenting dari penelitian ini adalah menentukan apakah ada perbedaan
kualitas dari hasil belajar antara peserta didik yang menggunakan metode
11
praktek langsung dengan yang menggunakan software simulasi VMWare. Tabel
dibawah menunjukkan hasil penelitian ini.
Kelompok A :
No Item Proses A1 A2 A3 A4 A5Persiapan Instalasi
1 Mengubah urutan boot, CD-ROM menjadi yang pertama
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
2 Partisi harddisk Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa3 Format harddisk Bisa Bisa Bisa Bisa BisaProses instalasi
1 Konfirmasi pemilihan persiapan instalasi Win XP SP 2
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
2 Konfirmasi EULA Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa3 Pemilihan lokasi instalasi Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa4 Konfirmasi format drive Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
5 Penyalinan file yang dibutuhkan selama instalasi
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
6 Restart pertama Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa7 Proses awal penginstalan Win XP Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
8 Pengaturan “Regional and Language Options”
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
9 Permintaan nama dan organisasi Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa10 Permintaan “product key” Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
11 Permintaan nama komputer dan password
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
12 Konfirmasi waktu dan tanggal Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
13 Proses lanjutan penginstalan Win XP
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
14 Restart kedua Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
15 Konfirmasi penyesuaian resolusi layar
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
16 Animasi windows Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa17 Konfirmasi “Automatic update” Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa18 Permintaan nama pengguna Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa19 Tampilan awal Windows Bisa Bisa Bisa Bisa BisaPasca Instalasi
1 Mengubah urutan boot, Harddisk menjadi yang pertama
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
2 Instalasi software driver Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
Nama sampel dari kelompok A :
A1
12
A2
A3
Kelompok BNo Item Proses B1 B2 B3 B4 B5Persiapan Instalasi
1 Mengubah urutan boot, CD-ROM menjadi yang pertama
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
2 Partisi harddisk Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa3 Format harddisk Bisa Bisa Bisa Bisa BisaProses instalasi
1 Konfirmasi pemilihan persiapan instalasi Win XP SP 2
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
2 Konfirmasi EULA Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa3 Pemilihan lokasi instalasi Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa4 Konfirmasi format drive Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
5 Penyalinan file yang dibutuhkan selama instalasi
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
6 Restart pertama Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa7 Proses awal penginstalan Win XP Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
8 Pengaturan “Regional and Language Options”
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
9 Permintaan nama dan organisasi Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa10 Permintaan “product key” Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
11 Permintaan nama komputer dan password
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
12 Konfirmasi waktu dan tanggal Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
13 Proses lanjutan penginstalan Win XP
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
14 Restart kedua Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
15 Konfirmasi penyesuaian resolusi layar
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
16 Animasi windows Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa17 Konfirmasi “Automatic update” Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa18 Permintaan nama pengguna Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa19 Tampilan awal Windows Bisa Bisa Bisa Bisa BisaPasca Instalasi
1 Mengubah urutan boot, Harddisk menjadi yang pertama
Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
2 Instalasi software driver Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
Nama sampel dari kelompok B :
B1
13
B2
B3
Dari perbandingan kedua tabel diatas, dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan
kualitas hasil belajar antara kelompok yang menggunakan metode praktek
langsung dengan yang menggunakan software simulasi VMWare. Karena
kelebihannya VMWare tetap layak dijadikan alternatif pemecahan masalah.
Hasil penelitian ini sudah cukup menjelaskan
I. SIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini,
yaitu :
a. Sebagai program studi yang terbilang baru, Teknik Komputer Jaringan
(TKJ) merupakan salah satu prodi yang memiliki tingkat perubahan materi
pembelajaran yang paling cepat, oleh karena itu kebutuhan peremajaan
alat praktik lama dan pengadaan alat praktik baru adalah suatu keharusan.
b. Peneliti menyatakan bahwa program simulasi VMWare dapat
dijadikan sebagai metode alternatif dalam memecahkan masalah pada
mata diklat Instalasi sistem operasi di SMK Muhammadiyah 1 Palu, karena
memiliki beberapa keunggulan antara lain :
a) Kebutuhan spesifikasi hardware minimal yang tidak terlalu tinggi
b) Mampu mensimulasikan proses penginstalan banyak sistem operasi
mulai dari Windows, Linux dll
c) Mampu mensimulasikan hampir semua item proses instalasi
d) Meminimalisir pengurangan usia Harddisk karena proses partisi dan
format
e) Menghemat waktu proses penginstalan yang pada akhirnya
menghemat penggunaan listrik dan waktu praktikum peserta didik
c. Fungsi utama program simulasi VMWare adalah mensimulasikan
konfigurasi sistem operasi jaringan. Menggunakan VMWare untuk mata
14
diklat konfigurasi sistem operasi jaringan akan lebih menghemat biaya
pembelajaran jaringan komputer apabila diterapkan, maka pengenalan
VMWare secara dini kepada peserta didik akan menjadi lebih
mempermudah guru
2. Saran
Peneliti memiliki beberapa saran yang ditujukan kepada guru, pihak sekolah,
Dinas Pendidikan serta Dunia Usaha dan Industri, yaitu :
a. Guru
VMWare merupakan software yang terus mengalami perbaikan, oleh
sebab itu, selayaknya guru terus memantau perkembangan software
ini, karena versi yang lebih baru tentu memiliki perbaikan dan
penambahan fungsi dibandingkan versi sebelumnya
Untuk lebih menghemat penggunaan alat praktik terutama CD
master sistem operasi, sebaiknya sistem operasi disimpan dalam
bentuk disc image
Pada setiap penginstalan sistem operasi menggunakan VMWare,
akan menggunakan tempat pada harddisk, untuk keamanan, setiap
proses instalasi sistem operasi yang berhasil sebaiknya segera
dihapus
Setiap guru hendaknya menyusun/memiliki buku panduan
penggunaan VMWare
b. Sekolah
Sebagai suatu lembaga pendidikan, sekolah sebaiknya menyediakan
dana peremajaan dan pengadaan alat praktik baru setiap tahun
ajaran baru, sebagai antisipasi ketertinggalan keadaan alat praktik
dengan keadaan di dunia usaha dan industri
Tiap sekolah seharusnya membedakan ruang multimedia, praktik
dasar komputer dan praktik jaringan komputer, karena pada
dasarnya ketiga ruangan tersebut memiliki fungsi yang berbeda
c. Dinas Pendidikan
15
d.
16
DAFTAR PUSTAKA
Boediono, dkk, 2001, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Jakarta, Balitbang Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata
pelajaran Pengetahuan Sosial Sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta:
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Hopkins, D, 1993, A Teachers Guide to Classroom Research, Buckingham: Open
University Press
Ischak, dkk, 2003, Materi Pokok Pendidikan IPS di SD, Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
Joyce, B and Weil, M, 1996, Models of Teaching, Boston : Allyn and Bacon
Kemmis, S, Mc Taggart, R, 1992, The Action Research Planner, Victoria: Deakin
University
Raka Joni, T, Kardiawarman, Hadisubroto, T, 1998, Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) ,bagian pertama: Konsep dasar, Jakarta: Proyek
Pengembangan Guru Sekolah Menengah, Ditjen Dikti.
Raka Joni, T, (Ed), 1998, Penelitian Tindakan Kelas Bagian Kedua: Prosedur
Pelaksanaan, Jakarta:Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah, Ditjen
Dikti.
Sumaatmadja, N., 2002, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Tingkat
Pendidikan Dasar dan Menengah, makalah disampaikan pada Seminar Nasional
17
Pembaharuan Pendidikan IPS, HISPISI Jawa Barat, Bandung 31 Oktober 2002,
tidak diterbitkan
Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999, Penelitian Tindakan Kelas (Action Research),
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ditjen Dikti, Proyek Pengembangan
Guru Sekolah Menengah.
Wahab, Abdul A. dkk, 2000, Materi Pokok Pendidikan IPS, Jakarta: Universitas Terbuka
Wardani, I.GAK, Wihardit, K dan Nasoetion, N, 2002, Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Wiriaatmadja, R.,2002, Pembelajaran IPS pada Tingkat Sekolah Dasar, makalah
disampaikan pada Seminar Nasional Pembaharuan Pendidikan IPS, HISPISI Jawa
Barat, Bandung 31 Oktober 2002, tidak diterbitkan
Winataputra, U.S, 1992, “Model-model Pembelajaran” dalam Belajar dan