I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pestisida diperkenalkan untuk pertamakalinya oleh bangsa Cina pada tahun 900 M , dengan memakai senyawa arsenat, sudah dipakainya pestisida ultra tradisional ini menunjukkan bahwa bangsa Cina sudah maju dibidang pertanian, terbukti dengan kenyataan pengenalan pestisida yang pertama sekali oleh manusia. Karena belum ada penemuan-penemuan baru, bahan arsenat ini bertahan cukup lama. Meskipun hama-hama juga sudah menunjukkan segala kekebalan. Pada akhirnya secara tidak disengaja seperti lazimnya penemuan yang lain, racun tembakau mulai diperkenalkan pada masyarakat mulai tahun 1960 diEropa. Metodenya masih sederhana Pembuatan pun cukup sederhana, karena pada masa itu belum dikenal alat-alat industri dan pengetahuan yang cukup. Tembakau direndam didalam air selama satu hari satu malam, baru kemudian dipakai untuk menyemprot atau disiramkan. Ternyata racun nikotin ini cukup efektif pula sebagai obat sekaligus racun pembasmi hama. Berbeda didaratan eropa, di Malaysia dan sekitarnya lebih mengenal bubuk pohon deris, yang mengandung bahan aktif Rotenon sebagai zat pembunuh. Disamping itu juga dipakai bahan aktif LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pestisida diperkenalkan untuk pertamakalinya oleh bangsa Cina pada tahun
900 M , dengan memakai senyawa arsenat, sudah dipakainya pestisida ultra tradisional ini
menunjukkan bahwa bangsa Cina sudah maju dibidang pertanian, terbukti dengan
kenyataan pengenalan pestisida yang pertama sekali oleh manusia.
Karena belum ada penemuan-penemuan baru, bahan arsenat ini bertahan
cukup lama. Meskipun hama-hama juga sudah menunjukkan segala kekebalan. Pada
akhirnya secara tidak disengaja seperti lazimnya penemuan yang lain, racun tembakau
mulai diperkenalkan pada masyarakat mulai tahun 1960 diEropa.
Metodenya masih sederhana Pembuatan pun cukup sederhana, karena pada
masa itu belum dikenal alat-alat industri dan pengetahuan yang cukup. Tembakau
direndam didalam air selama satu hari satu malam, baru kemudian dipakai untuk
menyemprot atau disiramkan.
Ternyata racun nikotin ini cukup efektif pula sebagai obat sekaligus racun
pembasmi hama. Berbeda didaratan eropa, di Malaysia dan sekitarnya lebih mengenal
bubuk pohon deris, yang mengandung bahan aktif Rotenon sebagai zat pembunuh.
Disamping itu juga dipakai bahan aktif Pirenthin I dan II, dan Anerin I dan II, yang
diperoleh dari bunga Pyrentrum Aneraria Forium.
Semenjak diketemukannya bahan-bahan aktif dari tumbuh-tumbuhan tersebut,
perkembangan pestisida semakin melonjak.Berbagai upaya pemikiran mulai dilontarkan
untuk mendapatkan jenis-jenis pestisida baru yang lebih ampuh. Barulah kemudian
diketemukan pestisida sintetis dari senyawa Dinitro dan Thiosianat.
Namun ternyata sangat dirasakan, bahwa zat-zat pembasmi yang terdahulu
belum begitu memuaskan. Maka tercipta DDT (Dicholro Diphenil Trichloroetana) pada
tahun 1874 oleh seorang warga negara Jerman, Zeidler. Pada akhirnya pembuatan DDT
merupakan babak baru dalam perkembangan industri pestisida. Dan semenjak itu makin
banyak pestisida sintetis buatan manusia, baik yang betul-betul berbeda dengan DDT,
maupun derivat-derivatnya.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO1
Nama suatu pestisida dapat digunakan untuk mengetahui sifat yang
mencirikannya. Setiap pestisida yang diperdagangkan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu
bahan aktif, bahan-bahan pembantu dan bahan pembawa. Bahan aktif adalah senyawa
kimia yang mempunyai efek pestisida, yakni efek meracuni atau efek biologi lainnya.
Misalnya sebagai penarik, pengusir dsb. Bahan pembantu merupakan senyawa-senyawa
yang ditambahkan untuk menjadikan suspensi menjadi stabil, sehingga penggunaan bahan
aktif pestisida menjadi lebih efektif ( contoh: agen dispersi , emulsifier ). Bahan pembawa
merupakan senyawa pembawa bahan aktif ( contoh : pelarut organik, lempung mineral ).
Cara penamaan pestisida dapat didasarkan dalam beberapa hal, yaitu : Nama
umum bahan aktif, Nama perdagangan dalam bentuk formulasi, Nama struktur kimia dan
Struktur rumus molekul bahan aktif. Sebagai contoh pemberian nama terhadap Furadan.
Nama umum bahan aktif CARBOFURAN. Nama perdagangan biasanya diberikan oleh
pabrik atau oleh formulator dalam hal ini ada yang memberi nama Furadan 3 G, Curater 3
G, Petrofur 3G, Dharmafur 3 G. Nama struktur kimianya adalah 2,3-dihidro-2,2-
dimethyl-7-benzofuranyl methylcarbamate.
Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai
alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi
subsidi terhadap pestisida. Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak
menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun
swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida
secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat
(tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).
I.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum acara kali ini, adalah :
1. Untuk mengetahui penggolongan pestisida berdasarkan nama umum, nama dagang,
dam nama kimia dari masing-masing pestisida.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO2
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Pestisida dan Teknik Aplikasi dilaksanakan pada hari senin, tanggal 25
April 2011, pukul 09.00-10.40 WIB. Bertempat di Labolatorium Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.
2.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah jenis pestisida yang sudah
disiapkan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas
Palangka Raya. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat-alat tulis dan
sejenisnya.
2.3. Cara Kerja
Menginventarisasikan golongan pestisida masing-masing sesuai dengan nama umum,
nama dagang dan nama kimianya. Selanjutnya membuat dalam bentuk tabel yang telah