Pt Wilmar Nabati Indonesia A. Profil perusahaan PT Wilmar Nabati Indonesia (PT WINA) PT Wilmar Nabati Indonesia sebelumnya bernama Bukit Kapur Reksa (BKR).PT WINA telah berdiri sejak tahun 1989 dengan produksi utama minyak goreng. Desa bukit kapur kurang lebih 30 km dari kota dumai dan pada tahun 1991 berkembang dengan didirikan pabrik kedua berlokasi di jalan datuk laksamana, areal pelabuhan dumai yang kemudian di jadikan sebagai pabrik dan kantor pusat untuk wilayah dumai. Perkembangan PT WINA didukung juga dengan lokasi pabrik yang strategis, yaitu fasilitas dermaga dari pelindo yang dapat menyadarkan kapal-kapal bertaraf internasional untuk ekspor dengan daya angkut 30.000 MT. Pada awal tahun 2004, manajemen PT. WINA telah memutuskan untuk menambah tangki timbun bahan baku CPO sebesar 12.000 MT. dengan penambahan tangki timbun ini, tertentu secara lansung dan tidak lansung akan berpengaruh pada perekonomian di RIAU umumnya dan tidak lansung akan berpengaruh pada perekonomian di riau umunnya dan kota dumai pada khususnya akan semakin maju dan berdampak positif dalam pembangunan kota.PT WINA telah mampu mengolah CPO sebesar 4.100 MT/harinya dan PK crushing sebanyak 1000 MT/ harinya yang menjadikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pt Wilmar Nabati Indonesia
A. Profil perusahaan PT Wilmar Nabati Indonesia (PT WINA)
PT Wilmar Nabati Indonesia sebelumnya bernama Bukit Kapur Reksa (BKR).PT
WINA telah berdiri sejak tahun 1989 dengan produksi utama minyak goreng.
Desa bukit kapur kurang lebih 30 km dari kota dumai dan pada tahun 1991
berkembang dengan didirikan pabrik kedua berlokasi di jalan datuk laksamana,
areal pelabuhan dumai yang kemudian di jadikan sebagai pabrik dan kantor pusat
untuk wilayah dumai. Perkembangan PT WINA didukung juga dengan lokasi
pabrik yang strategis, yaitu fasilitas dermaga dari pelindo yang dapat
menyadarkan kapal-kapal bertaraf internasional untuk ekspor dengan daya angkut
30.000 MT.
Pada awal tahun 2004, manajemen PT. WINA telah memutuskan untuk
menambah tangki timbun bahan baku CPO sebesar 12.000 MT. dengan
penambahan tangki timbun ini, tertentu secara lansung dan tidak lansung akan
berpengaruh pada perekonomian di RIAU umumnya dan tidak lansung akan
berpengaruh pada perekonomian di riau umunnya dan kota dumai pada khususnya
akan semakin maju dan berdampak positif dalam pembangunan kota.PT WINA
telah mampu mengolah CPO sebesar 4.100 MT/harinya dan PK crushing
sebanyak 1000 MT/ harinya yang menjadikan PT. WINA sebagai produsen dan
pengekspor minyak sawit terbesar di Indonesia.
Perkembangan lain yang dilakukan oleh manajemen PT WINA yaitu pada awal
tahun 2005 kembali membangun pabrik di kawasan industri dumai-pelitung
berupa pembangunan refinery/fractionation dengan kapasitas 5.600 MTD dan PK
Crusing plant dengan kapasitas 1500 TDP (Ton Per Day). Adapun perkembangan
pabrik ini didukung dengan pelabuhan yang mempunyai dermaga dengan panjang
425 meter dan kolom pelabuhan dengan kedalaman 14 meter, yang dapat disadari
oleh kapal dengan bobot 50.000 DWT dan akan dikembangkan untuk dapat
disandari kapal 70.000 DWT yang merupakan perusahaan yang berada dalam satu
naungan WILMAR Group.
Komitmen yang tinggi dari manajemen dan karyawannya memungkinkan PT
WINA untuk berkembang lebih besar lagi.Hal ini terbukti dengan telah di
perolehnya sertifikat ISO 9001:2008 pada tanggal 16 oktober 2009. Didalam
menjalankan operasional perusahaaan, manjemen PT WINA telah menetapkan
suatu visi dan misi yaitu mendukung bisnis operasional group sehingga tercapai
kapasitas yang optimal dan kualitas yang sesuai denngan permitaan pelanggan
serta waktu pengiriman yang tepat dengan cara pengembangan kinerja sumber
daya manusia yang ada.pada tahun 2009, PT WINA nama menjadi PT WILMAR
NABATI Indonesia sebagai wujud perkembangan usaha yang semakin besar dan
mulai membangun pabrik-pabrik baru di luar kota dumai dibawah bendera
WILMAR Group.
B. Proses Konversi Olein dan Starin
1. Production Section
Proses pemurnian CPO (Crude Palm Oil) menjadi Olein dan Stearin
dilakukan dengan dua tahap proses utama yaitu Refinery Section dan
Fracsinasi Section.
1.1 Refinery Section
Proses Refinery merupakan proses pemurnian minyak sawit crude palm oil
(CPO) untuk meghilangkan Free Fatty Acid (FFA), bau, serta menurunkan
wana, sehingga memenuhi syarat mutu gunanya.
Tahap proses pada Refinery section terdiri dari empat section, diantaranya
adalah :
1.1.1 Pretreatment Section
Perlakuan pendahuluan yang umum dilakukan terhadap pemurnian
minyak kelapa sawit (CPO) yaitu mempersiapkan bahan baku yang akan
dikelola menjadi minyak goreng. Dimana CPO dari Storage Tank
dipompakan dengan menggunakan pompa sentrifugal menuju HE (E.600A
dan E.600B), dimana pada alat ini terjadi co-current, karena didalamnya
terjadi perpindahan panas antara CPO dan RBDPO, sehingga alat ini
sering disebut heat exchanger economizer. CPO masuk berkisar 40 – 500C
menuju E.600A, dan keluar pada suhu 78 – 800C, lalu masuk ke E.600B
dan keluar pada suhu 1050C. RBDPO yang berasa dari P.716
(penampungan RBDPO) masuk menuju E.600B pada suhu 1050C dan
keluar pada suhu 1280C kemudian masuk menuju ke E.600A dan keluar
pada suhu 1000C lalu menuju T.706 sebagai tempat penyimpanan RBDPO
untuk dikelola pada proses Fraksinasi.
Alat kontrol pada Preatment Section diantaranya yaitu:
a. Feed Pump (P.760)
Pompa yang digunakan untuk mentransfer CPO dari thank Heat
Exchanger Economizir (E.600A/B), menuju Heat Exchanger Steam E.601,
knife mixer (M.680A/B/C), kemudian paddle mixer (M.686) dan ke
bleacher thank (B.601).Didalam mixer M.686 terjadi pengadukan antara
crude palm oil, citrid acid dan phosporic acid yang sudah ditambah pada
tiap mixer (M.680A/B/C)
b. Heat Exchanger Economizer (E.600A/B)
Heat Exchanger Economizer merupakan alat penukar panas yang dapat
meningkatkan temperatur CPO masuk dari 40 – 500C dan temperatur
keluar 78 – 1050C. CPO akan menukar panas dari RBDPO yang memiliki
temperatur 125 – 1500C dari P.716 melalui E.600A/B.
c. Heat Exchanger Steam (E.601)
Heat Exchangger Steammerupakan alat penukar panas dimana CPO
dariE.600B akan menerima panas sehingga temperaturnya meningkat 115
– 1200C. Steam sebagai media pemanas dengan suhu 180 –
1850C.Temperatur masuk CPO ke E.601 100 – 1050C dan temperatur
keluar 115 – 1200C.Temperatur steam masuk 180 – 1900C dan temperatur
keluarnya 130 – 1400C.
1.1.2 Degumming Section
Degumming meruakan suatu proses pemisahan kotoran, logam – logam,
dan getah atau lendir yang terdiri dari phospatida, protein, residu,
karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi asam lemak bebas dalam
minyak. Pada prinsipnya proses degumming adalah proses pembentukan
dan pengaktifan flok – flok dari zat tersebut di atas yang bereaksi dengan
asam Phosporit (H3PO4), sehingga flok – flok yang terbentuk cukup besar
untuk dipisahkan dari minyak. Proses degumming yang paling banyak
digunakan adalah proses degumming dengan phosporic acid (H3PO4) dan
Citrid Acid. Pengaruh yang timbul dari asam tersebut adalah
penggumpalan dan pengendapan zat – zat seperti phospatida, protein,
residu, karbohidrat, air dan resin yang terdapat pada minyak.
CPO dari E.601 dialirkan ke mixer M.680 yang berjenis knife mixer. Di
dalam mixer ini terjadi pencampuran phosporic acid dengan penggunaan
0,03 – 0,045% dan citric acid dengan penggunaan 100 – 200 ppm ke
dalam minyak CPO panas secara teratur, pencampuran ini dilakukan
sebanyak dua kali yaitu dengan mixer M.680 A/B/C dan mixer M.686, di
dalam mixer M.686 terjadi pengadukan secara sempurna antara
Phosporic acid, Citric Acid dan Crude PalmOil secara homogen, dimana
knife yang bersilang berjajar ke bawah di bagian tengah mixer.Hal ini
Bertujuan agar diperoleh hasil campuran yang homogen. Operasi
berlangsung pada tekanan 1 atm. Hasil dari proses ini adalah Degumming
Palm Oil (DPO), yaitu minyak sawit yang bebas gum dan selanjutnya
dialirkan ke dalam bleacher tank untuk proses pemucatan.
Kontrol alat Degumming Section meliputi :
a. Phosporic Acid Tank (T.623)
Phosporic Acid Tank merupakan tangki penyediaan H3PO4 (asam posfat)yang
berkapasitas ± 2000 liter dengan temperatur 30 – 320C.
b. Phosporic Acid Pump (P.623 A/B/C)
Phosporic Acid Pump merupakan pompa yang mengtur storageuntuk
presentasi pemakaian phosporicacid dari T.623 menuju knife mixer
M.680 A/B/C.
c. Knife Mixer (M.680 A/B/C)
Knife Mixer merupakan alat untuk mengaduk campuran phosporic acid
dan CPO dengan kapasitas 0,2 Ton. Pisau mixer yang saling
bersilangan sejajar ke bawah berfungsi untuk mengaduk campuran.
Temperatur CPO 105 – 1150C sedangkan temperatur phosporic acid 30
– 320C, di knife mixer temperatur tetap dijaga pada suhu 1050C dengan
jaket agar panasnya tetap stabil.
d. Paddel Mixer
Paddle Mixer merupakan alat yang digunakan untuk mencampur
kembaliphosporic acid dan CPO dari M.686 A/B/C, dengan lama
pencampuran 3 – 5 menit. Alat ini berkapasitas 10 Ton dengan
temperatur CPO tetap di jaga pada suhu 105 – 1150C.
e. Citric Acid Tank (T.724)
Citric Acid Tank merupakan tangki penyediaan citric acid 4000 Ton.
1.1.3 Bleaching Section
Setelah phosporic acid dan CPO bercampur secara homogen,
kemudian campuran ini selanjutnya dialirkan ke bleacher tank
B.610yang bekerja pada tekanan vacuum 40 Torr agar uap air dan
udara yang terkandung dalam CPO dapat ditarik oleh sistem
vacuumPT.611. CPO yang berada dalam bleacher bercampur dengan
bleaching earth (tanah pemucat) yang berasal dari BT.661 ditarik
keatas oleh EP.661 A menuju ke bleacher tank melalui valve
V.660A1 dan V.660A2 selama 20 detik kemudian campuran tersebut
turun ke B.610. Pencampuran beacher earth dengan CPO dibantu
dengan spurging steam bertekanan 0.7 – 1.5 Bar dan temperatur 175 –
1800C. Bleacher earth berfungsi unruk mengikat heavy metals (Fe
dan Cu), kotoran dan memucatkan warna.
Kapasitas CPO yang diolah sangat besar yaitu 2600 Ton/hari. Akibat
besarnya kapasitas CP yang akan diolah sementara waktu kontak
bleacher earth dengan CPO hanya berkisar 20 detik dan dapat
mempengaruhi kualitas pemucatan, maka ditambah satu tangki lagi
yaitu buffer tank T.611. Tangki ini juga bekerja pada tekanan vacuum,
dari bleacher sectionakan didapatkan bleacher earth. Uap air dan
udara yang terkandung pada CPO ditarik oleh sistem vacuum PT.611.
Agar tetap terjadipencampuran secara homogen dalam tangki ini
maka diberi steam antara B.610 dan T.6111 berdasarkan prinsip
bejana berhubungan.Minyak yang keluar dari B.610 inlah yang
disebur Bleacher Palm Oil (BPO).
Untuk memisahkan BPO dari bleaching earth dan gum – gum maka
minyak dialirkan melalui bagian bawah T.661 ke Niagara Filter
F.691, F.692, F.693, F.694, F.695, F.696, F.697 dengan menggunakan
pompa P.691, P.692, P.693, P.694, P.695, P.696, P.697 melalui valve
V. 691P, V. 692P, V. 693P, V. 694P, V. 695P, V. 696P, V. 697P
untuk dibersihkan, sehingga minyak bebas dari bleachibg earth yang
mengandung partikel minyak, sehingga bleaching earth terjebak pada
filter leaf tersebut. Lembaran filter (filter leaf) sebanyak 18 lembar
disusun secara vertikal agar pemisahan efektif. Bleaching earth
harusbersih dari filter setelah 45 menit operasi untuk mendapatkan
filtrasi yang baik.Tetapi di dalam minyak masih terdapat bleching
earth yang belum terpisahkan.
Selanjutnya bleacher palm oil yang berwarna merah darah
dipompakan dari Niagara Filter ke ricket fiter F.681 dan F.682, untuk
menyaring bleaching earth yang masih terkandung dalam
BPO.Minyak yang telah diperoleh dialirkan ke dalam bleaching oil
tank(T.770) sebagai penyimpan sementara sebelum proseslebih lanjut
dengan temperatur 1150C.
Proses penyaringan yang terjadi pada Niagara Filter adalah sebagai
berikut :
1. Stand By
Artinya Niagara Filter dalam keadaan kosong dan siap untuk
digunakan, tidak ada valve yang dibuka dan pompa dalam keadaan
off.
2. Vacuum
Pada tahap ini NiagaraFilter dikosongkan dengan cara
menghisap/menarik udara/steam keluar oleh Valve V.02 menuju tank
T.611. Udara harus dikeluarkan karena dapat menyebabkan proses
oksidasi pada minyak selama proses penyaringan sehingga minyak
menjadi hangus. Minyak yang hangus pada proses ini akan
mengurangi kualitasnya dan oengolahan lebih lanjut akan
membutuhkan energi dan biaya yang lebih tinggi.
3. Filling
Setelah mencapai tekanan Vacuum, maka proses selanjutnya adalah
proses pengisian minyak ke dalam NiagaraFilter. CPO dan bleaching
dari T.611 dipompakan oleh pompa P.691, P.692, P.693, P.694, P695,
P.696, P697 ke NiagaraFilter sampai penuh (highlevel).Valveyang
dibuka agar sisa-sisa udara pada minyak dan tangki dapat dikeluarkan.
Proses ini memerlukan waktu 10 menit.
4. Coating
Pada proses ini terjadi penjernihan minyak agar minyak yang keluar
dan Niagara Filter bebas dari bleaching earth. Minyak dari T.611
dipompa ke Niagara Filter F.691, F.692, F.693, F.694, F.695, F.696,
F697 dengan menggunakan pompa P.691, P.692, P.693, P.694, P.695,
P.696, P.697 melalui valve V.691P, V.692P, V.693P, V.694P,
V.695P, V.696P, V.697P ke bagian bawah Niagara Filter. Minyak
lalu disaring oleh leaf filter yang dipasang vertikal berjajar dalam
Niagara Filter. Bleaching earth yang ada di dalam minyak akan
tersaring pada leaf filter sehingga minyak yang keluar bebas dari
bleaching earth. Hasil penyaringan akan kembali lagi ke T.611
melalui V.6811, V.6814, V.6821, V.6824. Pompa dalam kondisi on
proses ini berlangsung sekitar 4 menit.
5. Filtration
Agar minyak yang didapat benar-benar jernih (bebas dari bleaching
earth), maka dilakukan proses filtrasi. Minyak dari T.611 dipompa
masuk ke Niagara Filter oleh pompa P.691, P.692, P.693, P.694,
P.695, P.696, P.697 melalui valve V.691P, V.692P, V.693P, V.694P,
V.695P, V.696P, V.697P, lalu disaring pada leaf filter. minyak keluar
dari Niagara Filter melalui V.6811, V.6814, V.6824, menuju T.777.
Untuk penyaringan yang lebih baik maka disaring lagi didalam 2 filter
bag kemudian masuk ke polishing filter F.681 dan F.682. Pompa
dalam kondisi on proses ini berlangsung 90-100 menit.
6. Circulation
Proses circulation tidak terjadi pada setiap proses filtrasi (filtration
section). Tetapi hanya terjadi apabila minyak dalam T.611 atau T.770
yang kepenuhan. Proses circulation ini dilakukan secara manual,
misalnya pada saat bleacher tank dihentikan sebentar operasinya atau
pada keadaan tertentu. Valve yang terbuka 0,1, 0,3 dan pompa on.
Proses akan terus berlangsung hingga ada tanda low level pada T.611
atau alrm high level T.770 dan proses kembali lagi ke step filtration.
7. Emptying
Proses ini adalah proses pengeluaran/pengosongan minyak yang telah
difilter dengan mengalirkan melalui valve V.6813, V.6823, V.6814,
V.6824 dengan bantuan menggunakan steam dengan tekanan 3-3,5
bar melalui V.09. Minyak yang berada pada leaf filterakan
dikeluarkan melalui valve 07 menuju C.641 dan valve 06 melalui
T.611. Di C.601 terjadi pemisahan antara minyak dengan steam.Steam
naik ke atas sedangkan minyak mengalir ke T.641.Disini minyak
dipanaskan agar tidak membeku dengan menggunakan steam, lalu
dipompa oleh P.641 (centrifugal pump) melalui V.643.valve yang
terbuka 0,9, 0,6, 0,7 dan pompa off. Proses ini memerlukan waktu
sekitar 6-7 menit.
8. Full Empying
Proses pengosongan keseluruhan minyak yang ada di dalam niagara
Filter.
9. Cake Drying
Cake drying merupakan proses pengeringan cake (bleaching earth
yang menempel pada filter) agar minyak yang terdapat pada cake
dapat dikeluarkan. Untuk mengeringkan bleaching earth pada leaf
filter dialirkan dengan steam bertekanan 3 - 3.5 bar melalui V.9 valve
yang terbuka 0,7, 0,8, 0,9 dan pompa off. Proses ini berlangsung 20 -
25 menit atau sampai kandungan minyak dalam spend earth lebih
kurang 15-16%.
10. Post Emptying
Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan sisa-sisa minyaka dar
prosses cake drying yang terdapat di bagian bawah Niagara Filter
(bagian cekungnya) masuk ke C.641 melalui V.6105, V.6205, V.6305
yang terbuka 0,5 dan pompa off. Proses ini berlangsung hanya 1
menit.
11. Ventilation
Proses ini bertujuan untuk menyamakan tekanan di dalam Niagara
Filter dengan tekanan luar cake yang keluar tidak bertebaran ke
segala arah karena tekanan dalam Niagara Filter yang besar. Hal ini
dilakukan dengan cara memasukan melalu V. 6811, V.6814, V.6821,
V.6824. Valve yang terbuka 11 dan pompa off. Proses ini berlangsung
selama 2 menit.
12. Discharge
Jika tekanan di dalam Niagara Filter telah sama dengan tekanan udara luar
maka proses selanjutnya adalah cake discharge yaitu proses pengeluaran
spent earth (cake discharge) melalui bawah Niagara Filter. proses ini
dilakukan dengan menggetarkan vibrator oleh compressed air melalui valve
V. 681a dan V.681b. Spent earth akan ditampung di dalam bak dan
selebihnya akan dibuang. Valve yang terbuka 10 dan pompa off. Proses ini
merupakan proses akir penyaringan dan memerlukan sekitar 11 menit.
Kontrol alat di bleaching section meliputi:
a. Bleacher tank (B.610)
Bleacher tank merupakan tangki tempat proses pencampuran antara CPO
dan bleaching erth dengan cara pengadukan campuran menggunakan
spurging stea spiral. Temperatur tangki 105-120o C, kapasitasnya 30 ton
dan tekanan 1-1,5 bar.
b. Buffer tank
Buffer tank merupakan tangki penampung campuran bleaching earth dari
bleaching tank B.601 serta mengaduk campuran tersebut kembali
sehingga diperoleh campuran yang lebih homogen.Temperatur alat 100-
105o C, kapasitasnya 12 ton dan tekanan 50-100 torr.
c. Bleaching earth pump (P.691-P697)
Bleaching earth pum merupakan alat yang digunakan untuk memompakan
campuran ke Niagara Filter, Filter bag, polishing filter dan buffer tank
(T.701) temperatur pompa normal 30-32o C dengan tekanan 3-4 bar.
d. Niagara Filter
Niagara Filter merupakan alat untuk menyaring Bleaching earth, gum,
residu logam, pengotor sehingga minyak yang dihasilkan benar-benar
bersih dan jernih. Berbentuk tabung silinder yang terdiri dari leaf filter,
vibrator dan corong pembuang limbah. Temperatur alat 100 – 105o C,
kapasitas 5 ton dan tekanan 2 - 3,5 bar.
e. Bleaching tank (BT.661)
Bleaching tank merupakan tangki sumber bleaching earth yang akan
digunakan dalam proses bleaching section.
f. Blower pump (EP.661A/B)
Blower pump merupakan alat untuk menghisap bleaching earth dari
tempat pencurahan ke tangki penampungan bleaching (BT.660A/B).
g. Bleaching feesd flopper (BT. 660A/B)
Bleaching feed flopper merupakan alat penampung bleaching earth dari
BT.661 A untuk pengisian menuju ke B.610.
h. Filter bag
Filter bag merupakan tangki yang di dalamnya terdapat saringan yang
digunakan untuk menyaring kebali bleaching earth dan kotoran yang
masih lolos dari Niagara Filter.
i. Polishing Filter (F.681, F.682)
Sama seperti filter bag, polishing berfungsi untuk penyaringan ulang agar
minyak yang dihasilkan lebih jernih. Temperatur alat 100 -105o C, dengan
kapasitas 1,5 ton dan tekanan0,2 -0,5 bar.
j. Knock down drum (C.641)
Knock down drum merupakan sebuah tangki yang pada bagian bawahnya
terdapat corong untuk pengeluaran steam sedangkan bagian bawahnya
digunakan untuk minyak mengalir ke slop oil tank (T.641). Alat ini
digunakan sebagai tempat penampungan sementara minyak dan tempat
pemisahan steam dengan minyak. Temperatur alat 100 – 105o C, dengan
tekanan 2 – 2,5 bar dan kapasitas 1,7 ton.
1.1.4 Deodorisasi
CPO yang telah mengalami proses degumming (pengikat gu atau lendir)
dan pemucatan wara (bleaching) maka CPO disebut bleaching palm oil
(BPO). BPO akan diproses lagi untuk mendapatkan reffined bleached
deodorized palm oil (RBDPO) atau sering disebut RPO. Agar diproses
penghilangan zat penyebab rasa dan bau yang tidak disukai dalam minyak
berlangsung dengan baik, minyak yang akan mengalami deodorisasi
sudah bersih dari bleaching earth.Proses deodorisasi adalah siste destilasi
proses di bawah vacuum yang tujuannya untuk mengeluarkan free fatty
acid (FFA), aldehid, keton, alkohol dan bleaching color yang tidak dapat
dikeluarkan pada proses bleaching.
Pada tahapan Pretripper BPO dari proses bleaching dipanaskan pada heat
exchanger E.701 dari temperatur 110o C menjadi 130o C dengan
menggunakan sumber panas dari steam. Dalam proses deoderization di
design supaya terjadi waktu tinggal (residence time) yang lama, kondisi
vacuum, fasilitas spurging steam untuk pengadukan dan suhu yanag
tinggi untuk menghilangkan free faty acid serta bau yang masih ada pada
minyak tersebut.
1.1.4.1 Deodorization Section 1 (preheating)
BPO yang berasal dari tangki T.770 dipompa dengan P.770 menuju ke
dearator D.710.tetapi sebelumnya mengalami kenaikan suhu dari 110o C
menjadi 120o C dengan menggunakan heat exchangerE.701 dimana
media pemanasnya adalah steam. Dearator D.710 dilengkapi dengan
steam ejector yang berguna untuk menghilangkan kadar air dan gas-gas
yang masih ada dalam minyak, misalnya oksigen dan air serta menahan
mutu minyak. Proses deodorization bekerja di bawah tekanan vacuum
antar 1,5 -2,5 torr, tekanan uap BPO akan turun sehingga uap air dan gas-
gas akan terhisap oleh vacuum. Temperatur minyak di dearator (115o C)
sudah cukup untuk menghilangkan uap air dan gas-gas (volatil matter).
BPO dari D.770 dipompa oleh P.770 untuk dialirkan menuju spiral heat
exchanger E.703 A/B/C secara continue untuk dinaikan temperaturnya
dengan memanfaatkan panas RBDPO yang berasal dari D.710. Di dalam
spiral heat exchanger ini terjadi perpindahan panas antar BPO dengan
temperatur 110 – 135o C sehingga BPO yang keluar dengan temperatur
225 -240o C sedangkan suhu RBDPO yang masuk 240 – 260oC dan
temperatur keluar 125 -135o C. Heat exchanger E.703 A/B/C ini sering
disebut heat exchanger economizer. BPO yang telah dipanaskan di E.703
A/B/C akan dialirkan menuju oil heater VHE.704 A/B dengan sumber
panas dari boiler dengan temperatur 265o C kemudian minyak BPO
dialirkan ke dalam pretripper PR.711 untuk dipanaskan kembali hingga
mencapai temperatur 265 – 268o C (minyak akan terdistilasi dan volatile
matter akan menguap pada suhu teersebut). Model heat exchnger VHE
704 A/B adalah shell dengan media pemanas saturated steam yang
dihasilkan oleh high pressure boiler (HP Boiler). HP Boiler dapat
menghasilkan suhu steam dan tekanan tinggi sehingga minyak yang
dipanaskan dapat mencapai suhu optimal.
Kontrol alat di Deodorization Section 1 (Preheating) meliputi:
a. Dearator Feed Pump (P.770)
Dearator Feed Pump merupakan pompa yang digunakan untuk memompakan
minyak BPO dari buffer tank menuju dearator heater E.701 dan ke dearator
D.710.jenis pompa ini centrifugal pump dengan temperatur 95 – 100o C, dengan
tekanan pompa 4,5 – 5,5 bar.
b. High temperatur economizer (E.703A/B/C)
Alat penukar panas yang berupa spiral exchanger dimana minyak BPO
akan bertukar panas dengan minyak RBDPO yang keluar dari P.703.
temperatur BPO masuk 110o C – 135o C mengalami perpindahan panas
dengan RBDPO dengan temperatur 240o C – 260o C. Temperatur
BPOmenjadi 225 – 240o C sedangkan temperatur keluar RBDPO menjadi
125 -130o C.
c. Final oil heater (VHE.704 A/B)
Final oilheater merupakan heat exchanger yang terdiri dari shell and
tube. Minyak BPO akan dipanaskan lagi sampai 265-268o C di E.703
dengan pemanas steam dry saturated dari HP boiler (G.760). Temperatur
BPO 225 – 240oC mengalami perpindahan panas dengan RBDPO
bertemperatur 240 – 260o C.
d. Free Heater System High Pressure Boiler (G.760)
Suatu tangki yang terdiri dari burner untuk memanaskan spiral-spiral
pemanas membuat air menjadi steam dry saturated untuk dipakai sebagai
pemanas VHE.704 A/B.
1.1.4.2 Deodorization section 2
Bleached palm oil (BPO) dengan tempratur 265-268oC masuk ke
cyclone tank PR.711. Di dalam PR.711 ini terjadi pemisahan antara
air, FIFA, dan semua volatile matter serta minyak. Air,FFA, volati le
matter dari PR.771. keluar menuju D. 710 melalui top cyclone,
sedangkan minyak BPO keluar menuju distributor D.710 melalui
bottom cyclone. Pada D.710 terjadi proses distilasi dimana uap, FFA,
bau, volatile matter akan memisah dari minyak. Pemisahan terjadi
karena suhu yang tinggi.
Dearator (D.710) dilengkapi dengan dua packed column yang
berguna pada proses distilasi. Satu untuk PFAD ( palm fatty Acid
Distilasi) dan satu lagi untuk minyak serta tray yang berfungsi untuk
memisahkan FFA, bau, volatile matter yang masih ada dalam minyak
dengan spurging steam.
Dari D.710 BPO akan menjadi RBDPO dan PFAD dan PFAD. D.710
ini bekerja pada tekanan vacum (1,5-2,5 torr).PFAD ini di dapat dari
penguapan FFA, aldehid, keton, peroksida, bau, pigment, dan air
pada packed colum PFAD. PFAD akan menguap dan akan di tangkap
dengan cara mengkondensasi uap tersebut dengan PFAD dingin ( 60-
70oC). PFAD hasil kondensasi akan mengalir masuk ke T.775. jika
T.775 sudah penuh, maka secara otomatis V.775 terbuka dan minyak
mengalir menuju storage tank dengan tenaga dari pompa P.775 A/B.
Sebagian dari PFAD ( karena tidak semua PFAD di kirim storage
tank) akan di turunkan suhunya dengan menggunakan heat
exchanger E.705 dimana media pendinginnya adalah air, hingga
suhunya menjadi 60-70oC, dan digunakan lagi untuk menangkap
PFAD uap dengan cara menspraykan PFAD yang bersuhu
rendah/dingin pada top PR.711 PFAD akan bersikulasi secara
continue.
D.710 pada bagian bawahnya di lengkapi dengan 13 buah spurging
steam bekerja pada tekanan 0,7- 1,5 bar. Fungsi dari spurging steam
ini adalah untuk mengaduk minyak sehingga semakin sempurna
pemisahan FFA, volatile matter dan bau. Minyak pada bagian bawah
D.710 di sebut refined bleached deodorized Palm Oil ( RBDPO) yang
di pompa oleh P.710 A/B menuju heat exchenger E.703 A/B/C untuk
di manfaatkan panasnya. Spurging steam menyebabkan minyak
mengalir secara turbulan pada masing- masing tray. Aliran ini
menyebabkan adanya percikan-percikan minyak yang keluar dari
tray. Minyak tersebut lalu di alirkan ke tank T.770 yang kemudian di
pompa oleh P.703 B ke tank T.701 untuk di proses lagi.
Minyak RBDPO yang keluar dari D.710 mengalami dua kali
pemanfaatan panas ( E.703 A/B/C dan E.600) sehingga suhunya turun
menjadi 75oC. Untuk hasil terakhir,RBDPO di turunkan lagi suhunya
menjadi 68oC di E.706. Heat exchanger ini di sebut final Oil cooler
dengan air sebagai media pendinginnya. Lalu selanjutnya, RBDPO di
saring lagi di polishing filter F.784, F.785, F.786 sehingga di
hasilkan RBDPO yang lebih murni lalu di kirim ke buffer tank untuk
difraksinasi.
Fungsi alat deodorization (D.710) adalah:
1. Memisahkan FFA ( free fatty Acid) secara aktual.
2. Mengeluarkan pigmen warna (carotene).
3. Menghilangkan bau yang terkandung dalam minyak sawit.
4. Menghilangkan secodary oxidation seperti aldehid, keton,peroxide.
5. Menghilangkan air, volatile matter tahap kedua yang masih ada pada
BPO.
Kontrol alat di deodorization section 2 meliputi:
a. Splash cyclone (PR.711)
Splash cyclone merupakan tanki yang di dalamnya terdapat spray
nozzel.Digunakan sebagai tempat pemisah FFA,moist dan volatile
matter yang akan mengalir ke bagian atas cyclone. Tempatkan 265-
268oC.
b. Deodorizer (D.710)
Deodorizer merupakan suatu alat yang berbentuk seperti botol besar di
mana di bagian atasnya di lengkapi dengan packed coloum dan bagian
bawahnya dengan 13 set tray. Packed coloum pertama tempat
memisahkan PFAD dengan tempratur in 60-70oC dan tempratur out
80-90oC.
Packed coloum kedua di gunakan untuk tempat pemisahan RBDPO
dengan tempratur in 265-2680C dan out 255-259oC.
c. Hot Oil Discharge Pump (P.710 A/B)
Pompa yang di lengkapi dengan pendingin body motor dan pendingin
minyak untuk pendingin seal Pump. Digunakan untuk memompakan
minyak RBDPO dari D.710 ke high temperatur Economizer E.703
A/B/C, ke crude oil Economizer E.001, ke final oil cooler E.706 dan
ke polishing filter F.784, F.785, F786. Tempratue alat 225 – 259oC,
tekanan 5,5 – 6 Bar, dengan kapasitas 98 ton/hr.
d. Final Oil Heater (E.706)
Heat exchanger yang berupa plate exchanger dimana RBDPO dari
E.600 akan melepaskan panas yang kemudian di terima oleh air dari
cooling tower. Tempratur in RBDPO 70o – 75oC dan tempratur out 65
– 68oC .tempratur in air 28oC – 30oC dan tempratur out 60 – 65oC.
e. Bouster Pump
Pompa yang di gunakan untuk memompakan minyak RBDPO dari
E.706 ke polishing filter F.784, F.785, F.786 dan ke buffer fract tank
atau ke stroge tank.
f. Polishing Filter (F.784, F.785, F.786 )
Suatu tanki berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat cartridge
cartridge tempat menyaring minyak agar minyak dapat di pastikan
bebas dari kotoran dll.
g. Splash Oil Tank ( T.776)
Tanki slender tempat menampung minyak yang berasal dari D.710
yang keluar dari tray.Tempratur alat 140 – 150oC.
h. Splash Oil Pimp ( P.711A dan P.711B )
Berfungsi untuk mentransfer minyak RBDPO dari PR.711 ke D.710.
tempratur pompa 140 – 150oC, tekanan 3.5 – 4 Bar.
i. Fatty Acid tank ( P.775 )
Tanki tempat menampung fatty acidd yang dispray dalam packed