Top Banner
Stock Call PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Your Trusted Professional 1 Facing A Glowing Year Kami merekomendasikan Buy untuk SMRA dengan target harga Rp1,855/saham yang merefleksikan diskon 55% dari NAV dan PER16F 18.9x. Akuisisi land bank yang kontinu, mulai beroperasinya township anyar Summarecon Bandung, dan track record yang baik menjadi kekuatan SMRA di 2016. Kami melihat sektor properti akan mengalami perbaikan di tahun 2016 menyusul koreksi yang terjadi di tahun 2015. Peningkatan anggaran infrastruktur, insentif pemerintah di bidang properti dan penurunan BI rate menjadi katalis positif. Penurunan BI rate meningkatkan kemampuan daya beli. Pada Januari 2016 Bank Indonesia menurunkan BI rate sebanyak 25 basis poin menjadi 7.25%, dan menyatakan masih ada ruang untuk penurunan BI Rate selanjutnya. Penurunan BI rate menjadi katalis positif bagi industri properti karena ketergantungan pembiayaan yang masih sangat tinggi dari sektor perbankan mengingat porsi KPR sebesar 75% dari total sumber pembiayaan konsumen. Proyek infrastruktur pemerintah menjadi value added bagi industri properti. Meskipun realisasi anggaran infrastruktur yang lambat di 2015, kami optimis penyerapan anggaran akan lebih baik di 2016. Proyek infrastruktur akan mendukung industri properti, secara khusus, lokasi SMRA bandung yang berdekatan dengan rencana kereta cepat Jakarta-Bandung dan rencana pembangunan LRT di kelapa gading akan meningkatkan value added kenaikan average selling price (ASP). Summarecon Bandung andalan baru SMRA. SMRA merilis township terbaru Summarecon Bandung dengan landbank 330ha dengan rencana pengembangan 10 tahun. Summarecon Bandung menjadi tambahan andalan pendapatan SMRA di 2016. Summarecon Bandung mendapatkan sambutan yang baik dari konsumen dengan pencapaian marketing sales sebesar Rp800 miliar pada hari pertama peluncurannya. Valuasi. Kami memberikan rekomendasi Buy untuk SMRA dengan target harga sebesar Rp1,855. Target harga tersebut mencerminkan diskon 55% dari NAV dan PER’I6F 18.9x. Dengan membandingkan harga penutupan SMRA pada Jumat (29/1) di level Rp1,445 sehingga terdapat upside potential sebesar 28%. Company Description PT Summarecon Agung Tbk. meru- pakan salah satu pengembang prop- erti terbesar di Indonesia yang memiliki proyek di daerah Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, dan Band- ung, dan akan berkespansi ke Bogor, Bali dan Makasar dalam beberapa tahun kedepan. SMRA mengembang- kan kawasan perumahan skala besar, yang diintegrasikan dengan kawasan komersial yang lengkap menjadi kota terpadu (township). 01 Februari 2016 BUY 52-week range (IDR) Market Cap (IDR T) Shares O/S (bn) 950-2,000 Rp22.2 triliun 14,427 IDR 1,445 IDR 1,855 SMRA Properti Price (29/01/2016) Target Price Ticker Industry Dida Fathdira [email protected] Shareholders 25.43% 6.60% 5.6% 62.08% PT Semarop Agung PT Sinarmegah Jayasentosa Mellon Bank NA S/A APG Others Stock Data Key Metrics 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F Revenue (IDR bn) 3,463 4,094 5,334 5,897 6,428 7,007 EBITDA (IDR bn) 1,025 1,406 2,067 2,345 2,564 2,911 Net Income (IDR bn) 798 1,102 1,398 1,169 1,200 1,408 EPS(IDR) 55.4 76.5 97.1 81.2 83.3 97.8 ROA(%) 7.3 8.1 9.1 7.0 6.6 7.2 ROE(%) 20.9 23.7 23.3 16.9 15.3 15.7 P/E(x) 16.5 10.2 15.7 18.3 18.9 17.5 Gross Margin(%) 46.0 52.5 52.3 53.0 52.5 54.0 Profit Margin(%) 23.0 26.9 26.2 19.8 18.7 20.1 Current Ratio(x) 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 Interest coverage Ratio(x) 9.0 7.9 6.4 4.4 3.7 4.0 Debt to Equity(%) 29.4 53.7 73.1 69.8 65.7 60.6 Sumber : MCI Research 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 2/2/2015 3/2/2015 4/2/2015 5/2/2015 6/2/2015 7/2/2015 8/2/2015 9/2/2015 10/2/2015 11/2/2015 12/2/2015 1/2/2016 SMRA TP
16

PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Mar 06, 2019

Download

Documents

dohanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Stock Call

PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA)

Your Trusted Professional

1

Facing A Glowing Year 

Kami  merekomendasikan  Buy  untuk  SMRA  dengan  target  harga Rp1,855/saham  yang merefleksikan diskon 55%  dari  NAV  dan PER16F 18.9x.  Akuisisi  land bank yang  kontinu,  mulai  beroperasinya  township anyar  Summarecon  Bandung,  dan  track record  yang  baik  menjadi kekuatan SMRA di 2016. Kami melihat sektor properti akan mengalami perbaikan di tahun 2016 menyusul koreksi yang terjadi di tahun 2015. Peningkatan  anggaran  infrastruktur,  insentif  pemerintah  di  bidang properti dan penurunan BI rate menjadi katalis positif.   

 

Penurunan  BI  rate  meningkatkan  kemampuan  daya  beli.    Pada  Januari 2016  Bank  Indonesia  menurunkan  BI  rate sebanyak  25  basis  poin  menjadi 7.25%,  dan  menyatakan  masih  ada  ruang  untuk  penurunan  BI  Rate selanjutnya.   Penurunan BI rate menjadi katalis positif bagi industri properti karena  ketergantungan  pembiayaan  yang  masih  sangat  tinggi  dari  sektor perbankan mengingat porsi KPR sebesar 75% dari total sumber pembiayaan konsumen.  

 

Proyek  infrastruktur  pemerintah  menjadi  value added  bagi  industri properti.  Meskipun  realisasi  anggaran  infrastruktur  yang  lambat  di  2015, kami  optimis  penyerapan  anggaran  akan  lebih  baik  di  2016.  Proyek infrastruktur akan mendukung industri properti, secara khusus, lokasi SMRA bandung yang berdekatan dengan rencana kereta cepat Jakarta-Bandung dan rencana pembangunan LRT di kelapa gading akan meningkatkan value added kenaikan average selling price (ASP).  

 

Summarecon Bandung andalan baru SMRA. SMRA merilis township terbaru Summarecon  Bandung  dengan  landbank  330ha  dengan  rencana pengembangan  10  tahun.  Summarecon Bandung  menjadi  tambahan  andalan pendapatan  SMRA  di  2016.  Summarecon  Bandung  mendapatkan  sambutan yang baik dari konsumen dengan pencapaian marketing sales sebesar Rp800 miliar pada hari pertama peluncurannya.  

 

Valuasi.  Kami  memberikan  rekomendasi  Buy  untuk  SMRA  dengan  target harga  sebesar  Rp1,855.  Target  harga  tersebut  mencerminkan  diskon  55% dari NAV dan PER’I6F 18.9x. Dengan membandingkan harga penutupan SMRA pada Jumat (29/1) di level Rp1,445 sehingga terdapat upside potential sebesar 28%.  

Company Description PT  Summarecon  Agung  Tbk.  meru-pakan  salah  satu  pengembang  prop-erti  terbesar  di  Indonesia  yang memiliki  proyek  di  daerah  Kelapa Gading,  Serpong,  Bekasi,  dan  Band-ung,  dan akan berkespansi ke Bogor, Bali  dan  Makasar  dalam  beberapa tahun kedepan.  SMRA mengembang-kan kawasan perumahan skala besar, yang diintegrasikan dengan kawasan komersial yang lengkap menjadi kota terpadu (township).  

01 Februari 2016 

BUY 

 

52-week range (IDR)  

Market Cap (IDR T) 

Shares O/S (bn)  

 

950-2,000 

Rp22.2 triliun 

14,427 

IDR 1,445 

IDR 1,855 

SMRA 

Properti 

Price (29/01/2016) 

Target Price 

Ticker 

Industry 

Dida Fathdira 

[email protected] 

Shareholders 25.43% 

6.60% 

5.6% 

62.08% 

PT Semarop Agung  

PT Sinarmegah Jayasentosa 

Mellon Bank NA S/A APG 

Others 

Stock Data

Key Metrics 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F

Revenue (IDR bn) 3,463     4,094     5,334    5,897     6,428     7,007   

EBITDA (IDR bn) 1,025     1,406     2,067    2,345     2,564     2,911   

Net Income (IDR bn) 798         1,102     1,398    1,169     1,200     1,408   

EPS(IDR) 55.4        76.5        97.1      81.2       83.3       97.8      

ROA(%) 7.3 8.1 9.1 7.0 6.6 7.2

ROE(%) 20.9 23.7 23.3 16.9 15.3 15.7

P/E(x) 16.5 10.2 15.7 18.3 18.9 17.5

Gross Margin(%) 46.0 52.5 52.3 53.0 52.5 54.0

Profit Margin(%) 23.0 26.9 26.2 19.8 18.7 20.1

Current Ratio(x) 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7

Interest coverage Ratio(x) 9.0 7.9 6.4 4.4 3.7 4.0

Debt to Equity(%) 29.4 53.7 73.1 69.8 65.7 60.6

Sumber : MCI Research

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

2/

2/2

01

5

3/

2/2

01

5

4/

2/2

01

5

5/

2/2

01

5

6/

2/2

01

5

7/

2/2

01

5

8/

2/2

01

5

9/

2/2

01

5

10

/2/2

01

5

11

/2/2

01

5

12

/2/2

01

5

1/

2/2

01

6

SMRA

TP

Page 2: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

2

Indonesia dengan penduduk 250 juta jiwa merupakan pasar yang potensial bagi industri properti ditambah dengan kom-

posisi penduduk yang mayoritas berada pada usia produktif dan pertumbuhan kelas menengah yang pesat.  

Indeks properti residensial menunjukkan tren kenaikan harga yang lebih stabil dibandingkan dengan properti komersial, 

dari  grafik  terlihat  properti  komersial  sempat  mengalami  pertumbuhan minus  di  periode  kuartal  II-2014  dan  kenaikan 

harga properti yang melambat disebabkan oleh penurunan permintaan terhadap hunian properti komersial. Indeks prop-

erti  komersial  mencakup  perkantoran,  ritel,  hotel,  lahan  industri,  convention hall,  dan  pergudangan.  Sementara  itu, 

meskipun mengalami pelambatan pertumbuhan menjelang akhir tahun 2015, properti residensial selalu mengalami tren 

naik yang disebabkan lebih stabilnya tingkat permintaan dan kenaikan harga bahan bangunan, upah pekerja dan kenaikan 

harga BBM.  

Kekurangan pasokan rumah menjadi masalah krusial . Kekurangan pasokan rumah di Indonesia diperkirakan menca-

pai angka 15 juta unit,  tingginya angka  ini membuat pemerintah harus melakukan langkah antisipasi serius. Pemerintah 

dalam upaya mengatasi backlog atau kekurangan rumah  meluncurkan program sejuta rumah yang merupakan bagian dari 

nawacita pembangunan nasional. Program satu juta rumah ini nantinya sebanyak 603.516 unit akan diperuntukkan bagi 

masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)  dan sebanyak  396.484  unit  untuk non-MBR.  Lokasi  pembangunan proyek  ini 

tersebar dari Aceh hingga Sulawesi Tenggara.  

Bank  Indonesia  telah  melonggarkan  aturan  tentang  loan to value.  Bank  Indonesia  telah  melakukan  pelonggaran 

peraturan loan to value menjadi sebesar 80% dari sebelumnya 70% untuk rumah tapak dengan lebih dari 70m. Pelongga-

ran LTV juga berlaku untuk pembelian rumah kedua menjadi sebesar 70% dari sebelumnya 60%. Bank Indonesia hanya 

mengizinkan pemberian KPR untuk fase pra-penjualan untuk pembelian rumah pertama, sedangkan untuk rumah kedua 

dan seterusnya Bank Indonesia hanya mengizinkan ketika proyek properti selesai masa konstruksi pembangunan.  

Sumber : Bank Indonesia

Industry Overview 

Grafik 1. Indeks Harga Properti Residensial 

Tabel 1. Perubahan Aturan Loan to Value 

Sumber : Bank Indonesia, MCI Research

   Kebijakan Lama  Kebijakan Baru 

Tipe Properti  KPR Pertama  KPR Kedua  KPR Pertama  KPR Kedua 

Pembiayaan Konvensional   

Rumah >70m2  70%  60%  80%  70% 

Apartment >70m2  70%  60%  80%  70% 

Pembiayaan Syariah   

Rumah >70m2  80%  70%  85%  75% 

Apartemen >70m2  80%  70%  85%  75% 

Grafik 2. Indeks Harga Properti Komersial 

0.0%

0.5%

1.0%

1.5%

2.0%

2.5%

145

150

155

160

165

170

175

180

185

190

195

IHPR (LHS)

Growth (RHS)

-10.0%

-5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

25.0%

30.0%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

IHPK (LHS)

Growth (RHS)

Sumber : Bank Indonesia

Page 3: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

3

Attractive Yields. Yield merupakan ukuran imbal hasil (return) properti, yaitu perbandingan nilai sewa per tahun dengan 

harga aset properti. Grafik 2 dibawah adalah perbandngan yield dari perkantoran, pusat perbelanjaan, kawasan industri, 

dan apartemen berukuran 120 m yang berlokasi di kota utama masing masing negara. Apabila melihat perbandingan yield 

di beberapa negara Asia, industri properti di Indonesia masih sangat atraktif bagi investor, sebagai contoh, jika dibanding-

kan dengan negara Asia lainnya seperti Singapore, Hongkong, Jepang, India, Taiwan, dan Thailand, secara rata-rata Indone-

sia memiliki tingkat yield lebih tinggi.   

Sumber : Bank Indonesia

Perbankan  masih  memiliki  peran  yang  sangat  penting  bagi  pembiayaan  perumahan.  Kredit  Pemilikan  Rumah  (KPR) 

masih  mendominasi  kuat  sumber pembiayaan konsumen untuk kepemilikan rumah  sebesar 76%,  tunai bertahap  16%,  dan 

tunai 8%. Bank Indonesia telah menurunkan BI rate sebanyak 25 basis poin dari 7.50% menjadi 7.25%, dengan penurunan ini 

diharapkan akan meningkatkan kemampuan konsumen untuk memiliki properti.  

Industry Overview 

Sumber : Cushman & Wakefield, Global Property Guide

Grafik 4. Sumber Pembiayaan Kepemilikan Properti 

Grafik 3. Perbandingan Yields  Properti Regional  

Grafik 5. Pertumbuhan Kredit Properti 

Sumber : Bank Indonesia

0.0%

2.0%

4.0%

6.0%

8.0%

10.0%

12.0%

14.0%

Offices Shops Industrial Apartments

76%

16%

8%

KPR Tunai Bertahap Tunai

31%

36%

20%

13%

17%17%

31%

26%

22%22%

12%13%13%

3%

7%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2012 2013 2014 2015

Page 4: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

4

Kebijakan FLPP untuk keterjangkauan rumah. FLPP merupakan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan yang dituju-

kan  untuk  mendukung  masyarakat  yang  mempunyai  keterbatasan  daya  beli  masyarakat  berpenghasilan  rendah  (MBR) 

dalam rangka pemilikan rumah sejahtera yang dibeli dari orang perseorangan atau badan hukum. FLPP untuk rumah tapak 

(landed house) ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan maksimal Rp4 juta per bulan dan masyarakat berpenghasilan 

maksimal Rp7 juta per bulan.  

Pemerintah mengizinkan kepemilikan properti bagi Warga Negara Asing (WNA). Pemerintah membuka pintu bagi 

kepemilikan WNA untuk memiliki tempat tinggal (landed house) di Indonesia melalui peraturan pemerintah nomor 103 

tahun 2015.  

Insentif  pajak  untuk  DIRE.  Pemerintah  juga  telah  mengeluarkan  penghapusan pajak  berganda  untuk Dana  Investasi 

Real Estat (DIRE). DIRE merupakan salah satu produk berbentuk kontrak investasi kolektif yang digunkan bagi perusa-

haan properti untuk melakukan alternatif pembiayaan berupa instrument investasi di real estate. Dengan adanya insentif 

ini diharapkan akan membuka alternatif sumber pendanaan baru bagi Industri Properti.  

Tingginya  biaya  transaksi  properti  di  Indonesia.  Biaya  yang  dikeluarkan  bagi  pihak  yang  bertransaksi  mulai  dari 

biaya notaris, PPH,PPN dan pajak BPHTB. Biaya transaksi jual beli untuk properti di Indonesia yang masih sangat tinggi 

merupakan salah satu kelemahan bagi industri properti nasional.  

Industry Overview 

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 6. Share FLPP terhadap KPR (Rp miliar) 

7,947

18,36517,347

20,507

15,620

19,34917,982

292 717 644

3,003

285

2,579 2,703

1Q14 2Q14 3Q14 4Q14 1Q15 2Q15 3Q15

KPR FLPP

Page 5: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

5

SMRA  merupakan  salah  satu  pengembang  township  terbesar  dan  terdepan  di  Indonesia.  SMRA  membangun  kota  terpadu 

yang mengintegrasikan pengembangan perumahan yang didukung kawasan komersial seperti  pusat perbelanjaan, fasilitas 

publik dan sosial seperti sekolah dan rumah sakit, serta estate management. Saat ini SMRA telah memiliki township di Kelapa 

Gading, Serpong, Bekasi, dan yang terbaru di Bandung dan berencana akan meluncurkan Summarecon Bogor dan Makassar 

dalam beberapa tahun ke depan.  

 

SMRA memiliki tiga segmen bisnis utama yaitu:  

1.  Property Development. Pengembangan properti merupakan bisnis  inti SMRA, yaitu penjualan proyek properti seperti 

rumah,  apartemen,  kavling  perumahan,  dan  ruko.  Penjualan  proyek-proyek  properti  tersebar  di  Summarecon  Kelapa 

Gading, Summarecon Serpong, dan Summarecon Bekasi, dan Summarecon Bandung  

2.  Investment Property. Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

belanjaan dan perkantoran sebagai  salah  satu sumber  recurring income atau  pendapatan berulang,  seperti  Mal Kelapa 

Gading, Summarecon Mal Bekasi, Plaza Summarecon, Plaza Summarecon Bekasi, dll.  

3.  Leisure and Hospitality. Leisure and hospitality merupakan proyek properti yang berfungsi sebagai fasilitas dan sarana 

pelengkap township SMRA dan sebagai sumber recurring income seperti hotel, rumah sakit, dan gedung pertemuan.  

 

Company Profile 

SMRA telah merilis Summarecon Bandung pada November 2015 dan mendapatkan sambutan yang baik dari konsumen, hal 

ini  terbukti  dengan  keberhasilan  pencapaian  marketing sales sebesar  Rp800  miliar  pada  hari  pertama  peluncuran 

Summarecon Bandung.  Summarecon Bandung  berlokasi  di  area  Gedebage 12  km  dari  pusat  kota  dan memiliki  land bank

sebanyak  330  ha  dengan  masa  pengembangan  lebih  dari  10  tahun  sebagai  proyek  township  selanjutnya.  Proyek  yang 

direncanakan akan dibangun adalah 2.700 landed house, 15,000 unit apartemen, 1.500 unit shoplots, 5.000 unit commercial

lots, Summarecon Mal Bandung, Summarecon Bandung Hotel, dan Plaza Summarecon Bandung.  

Sumber : Company Presentation 

Summarecon Bandung 

Page 6: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

6

Summarecon Kelapa Gading    

 

 

               

Company Profile 

Sumber : Summareconkelapagading.com

Summarecon Kelapa Gading merupakan township pertama SMRA yang beroperasi pada tahun 1976 dan telah menjadi salah 

satu  kawasan  elite  di  Jakarta.  Saat  ini  area  Summarecon Kelapa  Gading sudah dikembangkan 542 ha  (97%),  dengan sisa 

available landbank  8  ha  dan  tidak  adanya  rancana  akusisi  lahan  baru  di  tahun  2016  dan  2017  membuat  ruang  gerak 

Summarecon  Kelapa  Gading  menjadi  lebih  terbatas.  Summarecon  Kelapa  Gading  telah  menjadi  integrated township  yang 

lengkap dengan semua fasilitas pendukung seperti mal, apartemen, hotel dan perkantoran. Proyek yang sedang dan akan 

diluncurkan saat ini adalah apartemen kensington tower A,C dan D sebanyak 652 unit, perkantoran kensington sebanyak 36 

unit, dan apartemen summit 2 sebanyak 360 unit.    

 

 

Summarecon Serpong   

Summarecon Serpong merupakan township kedua yang dimiliki Summarecon, dengan available landbank terbesar sebanyak 

530 ha dengan masa pengembangan lebih dari 10 tahun dan telah dikembangkan lebih dari 11,000 rumah tapak dan 1,100 

unit apartemen.   

Summarecon Serpong telah menjadi kontributor marketing sales terbesar SMRA dari tahun 2013-2014 dan diekepektasikan 

akan  berlanjut di  tahun 2015  dan 2016.  Summarecon Serpong saat  ini  memiliki  proyek  paling  banyak  diantara  township

lainnya dengan ekspektasi nilai penjualan lebih dari Rp12 triliun dari proyek properti yang sedang berjalan.  

 

  

Sumber : Summareconserpong.com

Page 7: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

7

Summarecon  Bekasi  

Company Profile 

Sumber: summareconbekasi.com

Summarecon  Bekasi  mulai  dikembangkan  pada  Maret  2010  merupakan  township  ke-empat  yang  dikembangkan  SMRA, dengan  available landbank  400  ha  yang  direncanakan  memiliki  masa  pengembangan  lebih  dari  10  tahun.  Sama  seperti township  lainnya,  Summarecon  Bekasi  terdiri  dari  proyek  properti  seperti  rumah  tapak,  apartemen,  pusat  perbelanjaan, ruko dan perkantoran. SMRA menargetkan Summarecon Bekasi akan menyumbangkan marketing sales sebesar Rp1 triliun di 2016.  

Tabel 2. Rencana Akusisi Lahan Summarecon  

Sumber: SMRA

SMRA menetapkan rencana akuisisi  lahan yang cukup konservatif di 2016 dan 2017, SMRA akan fokus pada penjualan dan 

pemanfaatan existing land daripada akusisi  lahan. Dari hasil diskusi kami dengan manajemen, SMRA optimis menyambut ta-

hun 2016, hal ini salah satunya didorong oleh insentif pemerintah pada sektor properti dan mulai membaiknya daya beli kon-

sumen. 

 

Lokasi Struktur Bisnis %Kepemilikan Gross Area Rencana Akusisi Rencana Akusisi

      31-Dec-15 2016 2017

Summarecon Kelapa Gading Milik Sendiri 100% 8 ha    

Summarecon Serpong     537 ha 15 ha 15 ha

Tanah Sendiri Milik Sendiri 100% 307 ha

Land Under PT JBC Joint Operations 70% 150 ha

Land Under PT TGS (The Springs) Joint Operations 55% 80 ha

Summarecon Bekasi     401 ha 15 ha 20 ha

Tanah Sendiri Milik Sendiri 100% 138 ha

Land Under PT DSA Joint Venture 51% 263 ha

Summarecon Bandung Milik Sendiri 100% 349 ha 15 ha 20 ha

Summarecon Bali Milik Sendiri 100% 20 ha    

Summarecon Bogor Joint Venture 51% 416 ha 20 ha 20 ha

Summarecon Makassar Joint Venture 51% 150 ha 20 ha 20 ha

Lainnya (+Potensi Lokasi Baru)     227 ha 0 ha 0 ha

Total Hektare     227 ha 85 ha 90 ha

Rencana Biaya Akuisisi (Rutin) Rp510 miliar Rp600 miliar

Total Biaya Akuisisi Lahan     Rp510 miliar Rp600 miliar

Page 8: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

8

SMRA memiliki bisnis model yang solid dengan landbank  1,846 ha dan memiliki proyek yang terdiversifikasi berupa 

property development,  investment property, dan  leisure & hospitality yang tersebar di  Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, 

Bogor,  dan  Bandung  dan  berencana  membuka  di  Bogor  dan  Makassar.  Berikut  ini  adalah  Investment Thesis  dalam 

pandangan kami:  

Penurunan BI rate. Penurunan BI  rate pada bulan Januari 2016 sebanyak 25 basis poin merupakan sinyal yang baik 

bagi  industri  properti,  konsumen  masih  sangat  mengandalkan  pembiayaan  perbankan  sebagai  sarana  kepemilikan 

properti,  dikarenakan  sumber  pembiayaan  KPR  perbankan  memiliki  porsi  75%  dari  total  pembiayaan  kepemilikan 

properti.  Kami  optimis  penurunan  BI  rate  akan  mendorong  daya  beli  masyarakat.  BI  menyatakan  bahwa  ada 

kemungkinan untuk penurunan BI rate lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor diantaranya, relatif meredanya 

ketidakpastian  di  pasar  keuangan  global  setelah  kenaikan  FFR,  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  yang  belum 

menujukkan perbaikan secara signifikan, dan rendahnya inflasi tahun 2015 yang hanya sebesar 3.35%. 

 

 

Investment Thesis

Sumber : Bank Indonesia

Economic growth. Meskipun  pertumbuhan  ekonomi  yang  hanya  sebesar  4.73%  di  2015,  kami  optimis  pertumbuhan 

ekonomi  Indonesia  di  2016  akan  lebih  baik didukung oleh belanja  dan realisasi  anggaran  infrastruktur pemerintah yang 

lebih  tepat  waktu,  dengan  ekspektasi  perbaikan pertumbuhan ekonomi  akan mendorong daya  beli  konsumen yang  lebih 

baik. 

SMRA’s proven track record. Kelapa  Gading  merupakan  proyek  township  pertama SMRA yang  dimulai  sejak  tahun  1975 

dan  berkembang  menjadi  salah  satu  kawasan  premium  di  Jakarta,  disusul  dengan  Summarecon  Serpong,  Bekasi,  dan 

Bandung.  Dengan  melihat  konsistensi  dan  track record  terhadap  produk  perseroan,  kami  optimis  SMRA  akan  tetap 

menghasilkan proyek yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar.  

  

Ekspansi yang kontinu. Dengan mulai terbatasanya persediaan lahan di township Kelapa Gading. SMRA memiliki rencana 

ekspansi  yang  solid,  berfokus  pada  pengembangan area  yang  strategis  dengan  menjaga  standar  kualitas  dan ciri  unik  di 

setiap  proyek.  Disamping  lahan  yang  belum  dikembangkan,  SMRA  juga  memiliki  township  terbaru  yang  siap  menjadi 

andalan  yaitu  Summarecon  Bandung  yang  mendapat  keuntungan  dari  rencana  proyek  kereta  cepat  Jakarta-Bandung. 

Summarecon Bogor,Bali dan Makasar direncanakan menjadi proyek selanjutnya.  

 

Grafik 7. Pergerakan BI  Rate 

7.75%

7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50%

7.25%

7.00%

7.10%

7.20%

7.30%

7.40%

7.50%

7.60%

7.70%

7.80%

Pergerakan BI Rate

Page 9: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

9

Massive infrastructure budget and high speed train Jakarta-Bandung. Anggaran  infrastruktur pemerintah  meningkat 

pesat di tahun 2015 sebesar 63% menjadi Rp290.3 triliun dan pada tahun 2016 meningkat sebesar 8% menjadi Rp313.5 

triliun.  Infrastruktur  adalah  salah  satu  faktor  penting  dalam  industri  properti.  Melihat  peningkatan  anggaran 

infrastruktur  yang  signifikan  di  tahun  2015  dan  2016,  kami  optimis  hal  tersebut  akan  memberikan  value added  bagi 

industri properti dan ditambah dengan upaya percepatan realisasi anggaran oleh pemerintah. SMRA secara khusus akan 

mendapatkan benefit dari pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang lokasinya berdekatan dengan Summarecon 

Bandung.  

 

 

 

Sumber : Kementrian Keuangan, MCI Research

Sumber : Berbagai Media

Grafik 8. Anggaran Infrastruktur Pemerintah (Rp triliun) 

Gambar 1. Rencana Jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung 

Investment Thesis

114.2145.4 155.9

177.9

290.3313.5

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

0

50

100

150

200

250

300

350

2011 2012 2013 2014 2015 2016E

Anggaran Infrastruktur (LHS) Growth (RHS)

Page 10: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

10

Financials

Sumber : Bloomberg, MCI Research  Sumber : Bloomberg, MCI  Research 

Sumber : Bloomberg, MCI  Research Sumber : Bloomberg, MCI  Research 

Operating profit margin dan  net profit margin SMRA  selama  periode  2010-2014  mengalami  peningkatan  secara  gradual.  Ke-

naikan pendapatan periode 2010-2014 didorong oleh peningkatan recurring income perusahaan yang dapat menopang beban 

operasional, kami prediksi tren kenaikan recurring income perusahaan akan terus meningkat yang menunjukkan diversifikasi 

pendapatan SMRA.  

 Kami  melihat  adanya  penurunan  tren  dari  liquidity ratio SMRA  periode  2010-2014,  diantaranya  disebabkan  oleh  ekspansi 

yang dilakukan SMRA untuk mengembangkan kawasan terpadu sebagai sandaran bisnis perseroan untuk meningkatkan re-

curring income. Kondisi solvabilitas SMRA dapat dikatakan berada pada level yang aman yang ditunjukkan oleh interest cover-

age ratio dimana EBIT masih dapat meng-cover beban bunga yang timbul akibat aktivitas operasi walaupun terjadi penurunan 

dan peningkatan debt menggambarkan adanya peningkatan kebutuhan working capital. 

 

Pengelolaan asset yang semakin baik mendukung rencana ekspansi SMRA dalam mengembangkan township di Serpong dan 

Bandung. Peningkatan ARTO, inventory TO, dan APTO secara rata-rata akan menjaga kondisi likuiditas perseroan dalam batas 

yang aman dan mendeskripsikan pengelolaan asset yang baik sehingga mendorong profitabilitas perseroan. 

Grafik 9. Profitability Ratios(%)  Grafik 10. Other Ratios(x) 

Grafik 11. Leverage dan Coverage Ratios(x)  Grafik 12. P/E Ratio(x) 

0

5

10

15

20

25

2011 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F

PER

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

2011 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F

Gross Margin EBITDA MarginOperating Margin Profit MarginROA ROE

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2011 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F

Asset Turnover AR Turnover

AP Turnover Inventory Turnover

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

2011 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F

Current Ratio Quick Ratio

Interest Coverage Ratio Debt/Capital

Debt/Equity

Page 11: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

11

Meskipun marketing sales pada tahun 2015 melalui masa downtrend, kami proyeksikan marketing sales di tahun 2016 akan 

tumbuh 3.5% menjadi Rp4.45 triliun. Summarecon Serpong tetap diekspektasikan menyumbangkan porsi marketing sales 

terbesar  di  tahun  2015  dan  2016  dengan  existing  proyek  terbanyak  dan  landbank  terbesar  sebanyak  537  ha.  Kontribusi 

marketing sales  dari  Kelapa  Gading kami  proyeksikan mengalami  penurunan di  tahun  2015  dan 2016 menyusul semakin 

terbatasnya landbank yang tersedia untuk dikembangkan.  

Revenue  kami  proyeksikan di  tahun 2016  meningkat 11% yoy  menjadi  Rp5.9  triliun  dan di  tahun 2017  meningkat 8.4% 

menjadi  Rp6.4  triliun.  Proporsi  komposisi  pendapatan  SMRA  mengalami  perubahan  terutama  peningkatan  recurring

income. Hal ini dilakukan SMRA sebagai bentuk dari revenue diversification. Peningkatan recurring income sebagai antisipasi 

agar  SMRA  tidak  hanya  bergantung  kepada  satu  jenis  pendapatan  dan  hal  ini  membantu  mendorong  pendapatan 

perusahaan serta menjaga kondisi likuiditas  pada tingkat yang terjaga. 

Financials

Sumber : SMRA, MCI Research 

Grafik 14. Kontribusi Marketing Sales per Township Grafik 13.  Marketing Sales SMRA (Rp triliun) 

Sumber : SMRA, MCI Research  Sumber : SMRA, MCI Research 

Grafik 15. Komposisi Pendapatan SMRA  Grafik 16. Revenue dan Net Income SMRA (Rp triliun) 

3.7

4.64.3 4.45

0.0%

1.0%

2.0%

3.0%

4.0%

5.0%

6.0%

7.0%

8.0%

9.0%

10.0%

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

2013 2014 2015F 2016F

M. Sales

Growth (RHS)

Sumber : SMRA, MCI Research 

17%27%

53% 56%

63% 42%

26%28%

14%21%

21% 15%6% 10%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2013 2014 2015F 2016F

Kelapa Gading

Bekasi

Serpong

Bandung

4.09

5.33

5.89

6.42

1.101.40

1.17 1.20

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

2013 2014 2015F 2016F

Revenue

Net Income

11%18%

28% 34%

89%82%

72% 66%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2013 2014 2015F 2016F

Non-Recurring

Recurring

Page 12: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

12

Government Regulation Risk. Kami berpandangan bahwa kebijakan pemerintah memiliki peran yang sangat penting bagi 

perkembangan  industri  properti,  seperti  penetapan  tarif  pajak,  aturan  loan to value. Pengetatan  kebijakan  akan 

memengaruhi daya beli konsumen.  

Project Delay Risk. Risiko  terhambat  dan  tertundanya  realisasi  proyek  SMRA  memberikan  implikasi  bagi  tidak 

tercapainya target pendapatan SMRA sehingga memengaruhi profitabilitas SMRA.   

  

Purchasing Power Risk. Risiko  daya  beli  ini  berkaitan  dengan  kemungkinan  terjadinya  inflasi  yang  kurang  terkendali 

dimana  hal  ini  menyebabkan  nilai  riil  pendapatan  akan  lebih  kecil.  SMRA  patut  mewaspadai  inflasi  yang  dapat 

memengaruhi daya beli konsumen sehingga berdampak pada penurunan pendapatan SMRA baik recurring income maupun 

non-recurring income. 

Investment Risk 

Page 13: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

13

Kami  menggunakan  sum of the parts method dalam  melakukan  valuasi  terhadap  SMRA,  metode  penilaian  untuk  lahan 

township  yang  sudah  dikembangkan  menggunakan  market value  saat  ini  dan  untuk  township yang  belum  dikembangkan 

menggunakan nilai buku. Sementara itu, segmen investment properties, leisure and hospitality dan other property seperti mall, 

hotel, perkantoran dan kawasan komersial lainnya kami menggunakan metode penghitungan direct capitalization dengan cap

rate 5.66% dan long term growth rate 6%.  

 

Berdasarkan hasil valuasi, kami memberikan rekomendasi Buy untuk SMRA dengan target harga Rp1,855 yang merefleksikan 

diskon 55% terhadap NAV dan PE16F 18.9x. Dengan membandingkan harga penutupan pada Jumat (29/1) sebesar Rp1,445 

maka terdapat upside potential sebesar 28%. Kami menetapkan kriteria BUY untuk apabila terdapat upside potential minimal 

+15%; Hold jika antara –15% hingga +15% dan Sell jika terdapat downside potential lebih besar dari -15%. 

 

 

 

 

Valuasi dan Rekomendasi 

Sumber: SMRA, MCI Research

Tabel 2. Perhitungan Net Asset Value (NAV) 

Gross Area (Ha) AFS Land (Ha) Stake Value (IDR bn) Net Value (IDR bn)

LandBank 1846 1107.6

Summarecon Kelapa Gading 7 4.9 100% 1,323                       1,323                               

Summarecon Serpong 537 322.2

- SSP Own Land 307 184.2 100% 21,600                     21,600                             

- SSP JO With PT JBC 150 90 70% 10,620                     7,434                               

- SSP JO for The Springs 80 48 55% 5,664                       3,115                               

Summarecon Bekasi 408 244.8 100%

- SBK Own Land 145 87 100% 10,266                     10,266                             

- SBK JV with PT DSA  263 157.8 51% 3,945                       2,012                               

Summarecon Bandung 331 198.6 100% 11,916                     11,916                             

Summarecon Bali 20 12 93% 384                           357                                   

Summarecon Bogor 401 240.6 51% 409                           209                                   

Summarecon Makasar 150 90 51% 369                           188                                   

Other  141 84.6 100% 42                             42                                     

NOI Cap Rate Stake Net Value (IDR bn)

Investment Properties

All 297.44 5.66% 100% 5,255.12                         

Leisure and Hospitalities

All 22 5.66% 100% 388.69                             

Gross Aset Value(IDR bn) 64,106                      

Add: Cash(IDR bn) 2,101                         

Less: Debt(IDR bn) 4,561                         

Less: Cash Advances(IDR bn) 2,210                         

Shares Outstanding (bil) 14.43                         

Net Asset Value(IDR bn) 59,436                      

Nav per Share 4,119.87                   

Discount to NAV 55%

Price 1.855                        

Page 14: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

14

 

 

 

 

 

 

Appendix 1. Income Statement & Balance Sheet 

Appendix 1. Income Statement dan Balance Sheet (dalam miliar rupiah) 

Sumber: SMRA, Bloomberg, MCI Research

Income Statement 2011 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F

Revenue 2,359               3,463       4,094       5,334       5,897       6,428       7,007         

     - Cost of Goods Sold (1,312)             (1,871)     (1,943)     (2,546)     (2,772)     (3,053)     (3,223)       

Gross Income 1,047               1,592       2,151       2,788       3,126       3,375       3,784         

     - Operating Expenses 480                  615           816           956           1,152       1,228       1,338                         (Research & Dev Costs)  -                    -            -            -            -            -            -              EBIT 567                  977           1,335       1,832       1,973       2,147       2,445              - Interest Expense 94                     108           170           291           450           584           615                  - Foreign Exchange Losses (Gains) -                    -            -            -            -            -            -              

     - Net Non-Operating Losses (Gains) (63)                   (118)         (142)         (116)         (122)         (128)         (135)           Pretax Income 538                  986           1,319       1,684       1,523       1,563       1,831         

     - Income Tax Expense 142                  194           224           297           343           352           412             

Income Before XO Items 395                  792           1,096       1,388       1,180       1,211       1,419         

     - Extraordinary Loss Net of Tax -                    -            -            -            -            -            -              

     - Minority Interests 3                        (6)               (6)               (11)            (11)            (11)            (11)              Net Income 392                  798           1,102       1,398       1,169       1,200       1,408         EBITDA 608                  1,025       1,406       2,067       2,345       2,564       2,911         

Balance Sheet 2011 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F

Total Assets 8,099               10,876     13,659     15,379     16,780     18,107     19,519       Total Current Assets 4,760               6,079       6,456       5,466       6,059       6,514       6,987              + Cash & Near Cash Items 1,496               2,428       2,545       1,695       1,998       2,101       2,359         

     + Short Term Investments -                    -            -            -            -            -            -                   + Accounts & Notes Receivable 34                     106           179           76              88              96              105             

     + Inventories 2,741               2,820       3,058       3,103       3,382       3,725       3,932              + Other Current Assets 489                  725           674           591           591           591           591             Total Long-Term Assets 1,410               2,247       4,054       9,910       10,721     11,593     12,532       

     + Long Term Investments -                    -            -            -            -            -            -                              Gross Fixed Assets 1,319               2,101       3,472       9,796       10,975     12,261     13,662                       Accumulated Depreciation (171)                 (217)         (262)         (1,064)     (1,436)     (1,853)     (2,319)       

     + Net Fixed Assets 1,148               1,884       3,210       8,732       9,539       10,408     11,343            + Other Long Term Assets 262                  364           844           1,178       1,182       1,185       1,189         Total Current Liabilities 506                  5,197       5,042       3,993       4,035       4,042       4,049         

     + Accounts Payable 247                  184           63              65              83              92              97                     + Short Term Borrowings -                    445           244           506           526           521           519                  + Other Short Term Liabilities 259                  4,568       4,735       3,422       3,426       3,429       3,433         

Total Long Term Liabilities 259                  4,568       4,735       3,422       5,817       6,169       6,440              + Long Term Borrowings 1,431               678           2,257       3,876       4,299       4,651       4,922              + Other Long Term Borrowings 3,685               1,185       1,702       1,518       1,518       1,518       1,518         

Total Liabilities 5,622               7,061       9,001       9,387       9,863       10,239     10,535            + Long Preferred Equity -                    -            -            -            -            -            -                   + Minority Interest 13                     177           227           496           496           496           496             

     + Share Capital & APIC 933                  933           1,466       1,466       1,466       1,466       1,466              + Retained Earnings & Other Equity 1,532               2,173       2,965       4,031       4,955       5,907       7,023         Total Shareholders Equity 2,477               3,815       4,658       5,993       6,916       7,868       8,984         

Total Liabilities & Equity 8,099               10,876     13,659     15,379     16,780     18,107     19,519       Book Value Per Share 156                  271           187           236           480           546           624             

Page 15: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

15

 

 

 

Appendix  2. Cash Flow & Ratios 

Sumber: SMRA, Bloomberg, MCI Research

Appendix 2. Cash Flow  (dalam miliar rupiah) & Ratios 

2011 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F

Cash Flow From Operating  749.30 1309.51 -0.72 -1475.02 1284.64 1294.23 1685.16

Cash Flow From Investing  -748.14 -760.84 -1023.22 -1278.80 -1179.46 -1285.62 -1401.32

Cash Flow From Financing  364.11 397.18 1140.78 1904.05 197.60 94.58 -26.23

Net Change In Cash 365.27 945.84 116.85 -849.77 302.77 103.19 257.62

Beginning Cash 1120.48 1495.90 2428.00 2544.84 1695.08 1997.85 2101.04

Ending Cash 1485.75 2441.75 2544.84 1695.08 1997.85 2101.04 2358.66

2011 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F

Profitability & Valuation Ratios

     Price Earnings(x) 21.74 16.54 10.21 15.68 18.29 18.95 17.47

     Gross Margin(%) 44.38 45.97 52.53 52.27 53.00 52.50 54.00

     EBITDA Margin(%) 25.77 29.59 34.34 38.76 39.77 39.89 41.55

     Operating Margin(%) 24.04 28.22 32.60 34.36 33.46 33.40 34.90

     Profit Margin(%) 16.62 23.04 26.92 26.22 19.83 18.67 20.09

     ROA(%) 4.84 7.34 8.07 9.09 6.97 6.63 7.21

     ROE(%) 15.83 20.91 23.66 23.33 16.91 15.25 15.67

Leverage & Coverage Ratios

     Current Ratio(x) 9.41 1.17 1.28 1.37 1.50 1.60 1.71

     Quick Ratio(x) 3.02 0.49 0.54 0.44 0.52 0.54 0.60

     Interest Coverage Ratio(x) 6.04 9.02 7.92 6.38 4.38 3.67 3.98

     Tot Debt/Capital(%) 17.67 10.33 18.31 28.50 28.76 28.57 27.88

     Tot Debt/Equity(%) 57.77 29.44 53.71 73.13 69.77 65.74 60.57

Others

     Asset Turnover(x) 29.10 31.80 30.00 34.70 27.40 26.00 28.80

     Accounts Receivables Turnover(x) 38.12 49.18 28.72 41.81 71.54 69.54 69.54

     Accounts Payables Turnover(x) 6.13 8.68 15.71 39.81 37.50 34.94 34.23

     Inventory Turnover(x) 0.65 0.67 0.66 0.83 0.94 0.91 1.05

Page 16: PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-

Your Trusted Professional

16

DISCLAIMER This Document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others. Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for all investors and strictly a personal view and should not be used as a sole judgment for investment. Moreover, al-though the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Mega Capital Indonesia.

Fixed Income Sales & Trading Tel. +62 21 7995 795, 7917 5559-62 

Fax. +62 21 917 5965 

Investment Banking Tel. +62 21 7917 5599 Fax. +62 21 7919 3900  

Research   

Danny Eugene Head of Research, Economic, Infra-structure, Construction, Banking, Cement 

[email protected]  +62 21 7917 5599  62431 

Helen Vincentia  Consumer Goods, Retail  [email protected]  +62 21 7917 5599  62035 

Dimas Satria Hardianto  Plantation, Media, Textile  [email protected]  +62 21 7917 5599  62035 

Dida Fathdira  Property, Hospital  [email protected]  +62 21 7917 5599  62035 

Genio Bian  Mining, Telco, Transportation  [email protected]  +62 21 7917 5599  62425 

Fadlillah Qudsi  Technical Analyst  [email protected]  +62 21 7917 5599  62425 

 

Institutional Sales             

Hendry Kuswari  Head of Sales, Trading & Dealing  [email protected]  +62 21 7917 5599  62037 

Gunawan Sudrajat  Institutional Sales  [email protected]  +62 21 7917 5599  62046 

Ratna Wijayanti  Institutional Sales  [email protected]  +62 21 7917 5599  62178 

Suparman  Institutional Sales  [email protected]  +62 21 7917 5599  62058 

Rachmadian Iskandar Z  Institutional Sales  [email protected]  +62 21 7917 5599  62402 

Ety Sulistyowati  Institutional Sales  [email protected]  +62 21 7917 5599  62408 

Dewi Suryani  Institutional Sales  [email protected]  +62 21 7917 5599  62441 

Widianita  Institutional Client Care  [email protected]  +62 21 7917 5599  62439 

Rinny Oktaviany  Institutional Client Care  [email protected]  +62 21 7917 5599  62411 

Renita Anggreani  Equity Admin. HO  [email protected]  +62 21 7917 5599  62037 

Rahayu Kusumaningsih  Equity Admin. HO  [email protected]  +62 21 7917 5599  62037 

Head Office Bandung

Menara Bank Mega Lt.2 Menara Bank Mega Lt.3

Jl.Kapten P.Tendean. Kav 12-14A, Jakarta 12790 Jl.Gatot Subroto No.283 Bandung 40273

021-7917 5599 , 021-7919 3900 022-8734 0972 , 022-8734 0985

Jakarta - Pondok Indah Surabaya

Plaza 5 Pondok Indah, Blok D No.15 Lt.2 Ruko Embong Kemiri Square No.2G-2H

Jl. Margaguna Raya Radio Dalam  (Ruko Asuransi PT.Asuransi Umum Mega)

Pondok Indah, Jakarta Selatan 12420 Jl.Raya Embong Kemiri, Embong Kaliasin

021-723 4437 , 021-7279 8140 Genteng, Surabaya 60271

031 547 1200 , 031-547 2492

Jakarta - Roxy Makasar

Ruko Gading Bukit Indah Lt.2 Menara Bank Mega Lt.2

Jl. Raya Bukit Gading Raya Blok A, No.26 Kawasan Trans Studio

Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 Jl.Metro Tanjung Bunga, Makasar 90134

021-4587 4243 , 021-4587 4246 0411-811 8800 , 0411-811 8802

Jakarta - Kelapa Gading Yogyakarta

Ruko Gading Bukit Indah Lt.2 Gedung Bank Mega 3rd Floor

Jl. Raya Bukit Gading Raya Blok A, No.26 Jl.Gejayan (Affandi) No.22 

Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 Yogyakarta 55281

021-451 5717 , 021451 5720 0274 - 582 929 , 0274 582 931