Stock Call PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Your Trusted Professional 1 Facing A Glowing Year Kami merekomendasikan Buy untuk SMRA dengan target harga Rp1,855/saham yang merefleksikan diskon 55% dari NAV dan PER16F 18.9x. Akuisisi land bank yang kontinu, mulai beroperasinya township anyar Summarecon Bandung, dan track record yang baik menjadi kekuatan SMRA di 2016. Kami melihat sektor properti akan mengalami perbaikan di tahun 2016 menyusul koreksi yang terjadi di tahun 2015. Peningkatan anggaran infrastruktur, insentif pemerintah di bidang properti dan penurunan BI rate menjadi katalis positif. Penurunan BI rate meningkatkan kemampuan daya beli. Pada Januari 2016 Bank Indonesia menurunkan BI rate sebanyak 25 basis poin menjadi 7.25%, dan menyatakan masih ada ruang untuk penurunan BI Rate selanjutnya. Penurunan BI rate menjadi katalis positif bagi industri properti karena ketergantungan pembiayaan yang masih sangat tinggi dari sektor perbankan mengingat porsi KPR sebesar 75% dari total sumber pembiayaan konsumen. Proyek infrastruktur pemerintah menjadi value added bagi industri properti. Meskipun realisasi anggaran infrastruktur yang lambat di 2015, kami optimis penyerapan anggaran akan lebih baik di 2016. Proyek infrastruktur akan mendukung industri properti, secara khusus, lokasi SMRA bandung yang berdekatan dengan rencana kereta cepat Jakarta-Bandung dan rencana pembangunan LRT di kelapa gading akan meningkatkan value added kenaikan average selling price (ASP). Summarecon Bandung andalan baru SMRA. SMRA merilis township terbaru Summarecon Bandung dengan landbank 330ha dengan rencana pengembangan 10 tahun. Summarecon Bandung menjadi tambahan andalan pendapatan SMRA di 2016. Summarecon Bandung mendapatkan sambutan yang baik dari konsumen dengan pencapaian marketing sales sebesar Rp800 miliar pada hari pertama peluncurannya. Valuasi. Kami memberikan rekomendasi Buy untuk SMRA dengan target harga sebesar Rp1,855. Target harga tersebut mencerminkan diskon 55% dari NAV dan PER’I6F 18.9x. Dengan membandingkan harga penutupan SMRA pada Jumat (29/1) di level Rp1,445 sehingga terdapat upside potential sebesar 28%. Company Description PT Summarecon Agung Tbk. meru- pakan salah satu pengembang prop- erti terbesar di Indonesia yang memiliki proyek di daerah Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, dan Band- ung, dan akan berkespansi ke Bogor, Bali dan Makasar dalam beberapa tahun kedepan. SMRA mengembang- kan kawasan perumahan skala besar, yang diintegrasikan dengan kawasan komersial yang lengkap menjadi kota terpadu (township). 01 Februari 2016 BUY 52-week range (IDR) Market Cap (IDR T) Shares O/S (bn) 950-2,000 Rp22.2 triliun 14,427 IDR 1,445 IDR 1,855 SMRA Properti Price (29/01/2016) Target Price Ticker Industry Dida Fathdira [email protected]Shareholders 25.43% 6.60% 5.6% 62.08% PT Semarop Agung PT Sinarmegah Jayasentosa Mellon Bank NA S/A APG Others Stock Data Key Metrics 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F Revenue (IDR bn) 3,463 4,094 5,334 5,897 6,428 7,007 EBITDA (IDR bn) 1,025 1,406 2,067 2,345 2,564 2,911 Net Income (IDR bn) 798 1,102 1,398 1,169 1,200 1,408 EPS(IDR) 55.4 76.5 97.1 81.2 83.3 97.8 ROA(%) 7.3 8.1 9.1 7.0 6.6 7.2 ROE(%) 20.9 23.7 23.3 16.9 15.3 15.7 P/E(x) 16.5 10.2 15.7 18.3 18.9 17.5 Gross Margin(%) 46.0 52.5 52.3 53.0 52.5 54.0 Profit Margin(%) 23.0 26.9 26.2 19.8 18.7 20.1 Current Ratio(x) 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 Interest coverage Ratio(x) 9.0 7.9 6.4 4.4 3.7 4.0 Debt to Equity(%) 29.4 53.7 73.1 69.8 65.7 60.6 Sumber : MCI Research 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 2/2/2015 3/2/2015 4/2/2015 5/2/2015 6/2/2015 7/2/2015 8/2/2015 9/2/2015 10/2/2015 11/2/2015 12/2/2015 1/2/2016 SMRA TP
16
Embed
PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Facing A Glowing Year BUY Call/SMRA Stock Call... · Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Stock Call
PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA)
Your Trusted Professional
1
Facing A Glowing Year
Kami merekomendasikan Buy untuk SMRA dengan target harga Rp1,855/saham yang merefleksikan diskon 55% dari NAV dan PER16F 18.9x. Akuisisi land bank yang kontinu, mulai beroperasinya township anyar Summarecon Bandung, dan track record yang baik menjadi kekuatan SMRA di 2016. Kami melihat sektor properti akan mengalami perbaikan di tahun 2016 menyusul koreksi yang terjadi di tahun 2015. Peningkatan anggaran infrastruktur, insentif pemerintah di bidang properti dan penurunan BI rate menjadi katalis positif.
Penurunan BI rate meningkatkan kemampuan daya beli. Pada Januari 2016 Bank Indonesia menurunkan BI rate sebanyak 25 basis poin menjadi 7.25%, dan menyatakan masih ada ruang untuk penurunan BI Rate selanjutnya. Penurunan BI rate menjadi katalis positif bagi industri properti karena ketergantungan pembiayaan yang masih sangat tinggi dari sektor perbankan mengingat porsi KPR sebesar 75% dari total sumber pembiayaan konsumen.
Proyek infrastruktur pemerintah menjadi value added bagi industri properti. Meskipun realisasi anggaran infrastruktur yang lambat di 2015, kami optimis penyerapan anggaran akan lebih baik di 2016. Proyek infrastruktur akan mendukung industri properti, secara khusus, lokasi SMRA bandung yang berdekatan dengan rencana kereta cepat Jakarta-Bandung dan rencana pembangunan LRT di kelapa gading akan meningkatkan value added kenaikan average selling price (ASP).
Summarecon Bandung andalan baru SMRA. SMRA merilis township terbaru Summarecon Bandung dengan landbank 330ha dengan rencana pengembangan 10 tahun. Summarecon Bandung menjadi tambahan andalan pendapatan SMRA di 2016. Summarecon Bandung mendapatkan sambutan yang baik dari konsumen dengan pencapaian marketing sales sebesar Rp800 miliar pada hari pertama peluncurannya.
Valuasi. Kami memberikan rekomendasi Buy untuk SMRA dengan target harga sebesar Rp1,855. Target harga tersebut mencerminkan diskon 55% dari NAV dan PER’I6F 18.9x. Dengan membandingkan harga penutupan SMRA pada Jumat (29/1) di level Rp1,445 sehingga terdapat upside potential sebesar 28%.
Company Description PT Summarecon Agung Tbk. meru-pakan salah satu pengembang prop-erti terbesar di Indonesia yang memiliki proyek di daerah Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, dan Band-ung, dan akan berkespansi ke Bogor, Bali dan Makasar dalam beberapa tahun kedepan. SMRA mengembang-kan kawasan perumahan skala besar, yang diintegrasikan dengan kawasan komersial yang lengkap menjadi kota terpadu (township).
Indonesia dengan penduduk 250 juta jiwa merupakan pasar yang potensial bagi industri properti ditambah dengan kom-
posisi penduduk yang mayoritas berada pada usia produktif dan pertumbuhan kelas menengah yang pesat.
Indeks properti residensial menunjukkan tren kenaikan harga yang lebih stabil dibandingkan dengan properti komersial,
dari grafik terlihat properti komersial sempat mengalami pertumbuhan minus di periode kuartal II-2014 dan kenaikan
harga properti yang melambat disebabkan oleh penurunan permintaan terhadap hunian properti komersial. Indeks prop-
erti komersial mencakup perkantoran, ritel, hotel, lahan industri, convention hall, dan pergudangan. Sementara itu,
meskipun mengalami pelambatan pertumbuhan menjelang akhir tahun 2015, properti residensial selalu mengalami tren
naik yang disebabkan lebih stabilnya tingkat permintaan dan kenaikan harga bahan bangunan, upah pekerja dan kenaikan
harga BBM.
Kekurangan pasokan rumah menjadi masalah krusial . Kekurangan pasokan rumah di Indonesia diperkirakan menca-
pai angka 15 juta unit, tingginya angka ini membuat pemerintah harus melakukan langkah antisipasi serius. Pemerintah
dalam upaya mengatasi backlog atau kekurangan rumah meluncurkan program sejuta rumah yang merupakan bagian dari
nawacita pembangunan nasional. Program satu juta rumah ini nantinya sebanyak 603.516 unit akan diperuntukkan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan sebanyak 396.484 unit untuk non-MBR. Lokasi pembangunan proyek ini
tersebar dari Aceh hingga Sulawesi Tenggara.
Bank Indonesia telah melonggarkan aturan tentang loan to value. Bank Indonesia telah melakukan pelonggaran
peraturan loan to value menjadi sebesar 80% dari sebelumnya 70% untuk rumah tapak dengan lebih dari 70m. Pelongga-
ran LTV juga berlaku untuk pembelian rumah kedua menjadi sebesar 70% dari sebelumnya 60%. Bank Indonesia hanya
mengizinkan pemberian KPR untuk fase pra-penjualan untuk pembelian rumah pertama, sedangkan untuk rumah kedua
dan seterusnya Bank Indonesia hanya mengizinkan ketika proyek properti selesai masa konstruksi pembangunan.
Sumber : Bank Indonesia
Industry Overview
Grafik 1. Indeks Harga Properti Residensial
Tabel 1. Perubahan Aturan Loan to Value
Sumber : Bank Indonesia, MCI Research
Kebijakan Lama Kebijakan Baru
Tipe Properti KPR Pertama KPR Kedua KPR Pertama KPR Kedua
Pembiayaan Konvensional
Rumah >70m2 70% 60% 80% 70%
Apartment >70m2 70% 60% 80% 70%
Pembiayaan Syariah
Rumah >70m2 80% 70% 85% 75%
Apartemen >70m2 80% 70% 85% 75%
Grafik 2. Indeks Harga Properti Komersial
0.0%
0.5%
1.0%
1.5%
2.0%
2.5%
145
150
155
160
165
170
175
180
185
190
195
IHPR (LHS)
Growth (RHS)
-10.0%
-5.0%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
IHPK (LHS)
Growth (RHS)
Sumber : Bank Indonesia
Your Trusted Professional
3
Attractive Yields. Yield merupakan ukuran imbal hasil (return) properti, yaitu perbandingan nilai sewa per tahun dengan
harga aset properti. Grafik 2 dibawah adalah perbandngan yield dari perkantoran, pusat perbelanjaan, kawasan industri,
dan apartemen berukuran 120 m yang berlokasi di kota utama masing masing negara. Apabila melihat perbandingan yield
di beberapa negara Asia, industri properti di Indonesia masih sangat atraktif bagi investor, sebagai contoh, jika dibanding-
kan dengan negara Asia lainnya seperti Singapore, Hongkong, Jepang, India, Taiwan, dan Thailand, secara rata-rata Indone-
sia memiliki tingkat yield lebih tinggi.
Sumber : Bank Indonesia
Perbankan masih memiliki peran yang sangat penting bagi pembiayaan perumahan. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
masih mendominasi kuat sumber pembiayaan konsumen untuk kepemilikan rumah sebesar 76%, tunai bertahap 16%, dan
tunai 8%. Bank Indonesia telah menurunkan BI rate sebanyak 25 basis poin dari 7.50% menjadi 7.25%, dengan penurunan ini
diharapkan akan meningkatkan kemampuan konsumen untuk memiliki properti.
Industry Overview
Sumber : Cushman & Wakefield, Global Property Guide
Grafik 4. Sumber Pembiayaan Kepemilikan Properti
Grafik 3. Perbandingan Yields Properti Regional
Grafik 5. Pertumbuhan Kredit Properti
Sumber : Bank Indonesia
0.0%
2.0%
4.0%
6.0%
8.0%
10.0%
12.0%
14.0%
Offices Shops Industrial Apartments
76%
16%
8%
KPR Tunai Bertahap Tunai
31%
36%
20%
13%
17%17%
31%
26%
22%22%
12%13%13%
3%
7%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2012 2013 2014 2015
Your Trusted Professional
4
Kebijakan FLPP untuk keterjangkauan rumah. FLPP merupakan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan yang dituju-
kan untuk mendukung masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
dalam rangka pemilikan rumah sejahtera yang dibeli dari orang perseorangan atau badan hukum. FLPP untuk rumah tapak
(landed house) ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan maksimal Rp4 juta per bulan dan masyarakat berpenghasilan
maksimal Rp7 juta per bulan.
Pemerintah mengizinkan kepemilikan properti bagi Warga Negara Asing (WNA). Pemerintah membuka pintu bagi
kepemilikan WNA untuk memiliki tempat tinggal (landed house) di Indonesia melalui peraturan pemerintah nomor 103
tahun 2015.
Insentif pajak untuk DIRE. Pemerintah juga telah mengeluarkan penghapusan pajak berganda untuk Dana Investasi
Real Estat (DIRE). DIRE merupakan salah satu produk berbentuk kontrak investasi kolektif yang digunkan bagi perusa-
haan properti untuk melakukan alternatif pembiayaan berupa instrument investasi di real estate. Dengan adanya insentif
ini diharapkan akan membuka alternatif sumber pendanaan baru bagi Industri Properti.
Tingginya biaya transaksi properti di Indonesia. Biaya yang dikeluarkan bagi pihak yang bertransaksi mulai dari
biaya notaris, PPH,PPN dan pajak BPHTB. Biaya transaksi jual beli untuk properti di Indonesia yang masih sangat tinggi
merupakan salah satu kelemahan bagi industri properti nasional.
Industry Overview
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 6. Share FLPP terhadap KPR (Rp miliar)
7,947
18,36517,347
20,507
15,620
19,34917,982
292 717 644
3,003
285
2,579 2,703
1Q14 2Q14 3Q14 4Q14 1Q15 2Q15 3Q15
KPR FLPP
Your Trusted Professional
5
SMRA merupakan salah satu pengembang township terbesar dan terdepan di Indonesia. SMRA membangun kota terpadu
yang mengintegrasikan pengembangan perumahan yang didukung kawasan komersial seperti pusat perbelanjaan, fasilitas
publik dan sosial seperti sekolah dan rumah sakit, serta estate management. Saat ini SMRA telah memiliki township di Kelapa
Gading, Serpong, Bekasi, dan yang terbaru di Bandung dan berencana akan meluncurkan Summarecon Bogor dan Makassar
dalam beberapa tahun ke depan.
SMRA memiliki tiga segmen bisnis utama yaitu:
1. Property Development. Pengembangan properti merupakan bisnis inti SMRA, yaitu penjualan proyek properti seperti
rumah, apartemen, kavling perumahan, dan ruko. Penjualan proyek-proyek properti tersebar di Summarecon Kelapa
Gading, Summarecon Serpong, dan Summarecon Bekasi, dan Summarecon Bandung
2. Investment Property. Investment property merupakan proyek properti untuk dikelola atau disewakan berupa pusat per-
belanjaan dan perkantoran sebagai salah satu sumber recurring income atau pendapatan berulang, seperti Mal Kelapa
Gading, Summarecon Mal Bekasi, Plaza Summarecon, Plaza Summarecon Bekasi, dll.
3. Leisure and Hospitality. Leisure and hospitality merupakan proyek properti yang berfungsi sebagai fasilitas dan sarana
pelengkap township SMRA dan sebagai sumber recurring income seperti hotel, rumah sakit, dan gedung pertemuan.
Company Profile
SMRA telah merilis Summarecon Bandung pada November 2015 dan mendapatkan sambutan yang baik dari konsumen, hal
ini terbukti dengan keberhasilan pencapaian marketing sales sebesar Rp800 miliar pada hari pertama peluncuran
Summarecon Bandung. Summarecon Bandung berlokasi di area Gedebage 12 km dari pusat kota dan memiliki land bank
sebanyak 330 ha dengan masa pengembangan lebih dari 10 tahun sebagai proyek township selanjutnya. Proyek yang
direncanakan akan dibangun adalah 2.700 landed house, 15,000 unit apartemen, 1.500 unit shoplots, 5.000 unit commercial
lots, Summarecon Mal Bandung, Summarecon Bandung Hotel, dan Plaza Summarecon Bandung.
Sumber : Company Presentation
Summarecon Bandung
Your Trusted Professional
6
Summarecon Kelapa Gading
Company Profile
Sumber : Summareconkelapagading.com
Summarecon Kelapa Gading merupakan township pertama SMRA yang beroperasi pada tahun 1976 dan telah menjadi salah
satu kawasan elite di Jakarta. Saat ini area Summarecon Kelapa Gading sudah dikembangkan 542 ha (97%), dengan sisa
available landbank 8 ha dan tidak adanya rancana akusisi lahan baru di tahun 2016 dan 2017 membuat ruang gerak
Summarecon Kelapa Gading menjadi lebih terbatas. Summarecon Kelapa Gading telah menjadi integrated township yang
lengkap dengan semua fasilitas pendukung seperti mal, apartemen, hotel dan perkantoran. Proyek yang sedang dan akan
diluncurkan saat ini adalah apartemen kensington tower A,C dan D sebanyak 652 unit, perkantoran kensington sebanyak 36
unit, dan apartemen summit 2 sebanyak 360 unit.
Summarecon Serpong
Summarecon Serpong merupakan township kedua yang dimiliki Summarecon, dengan available landbank terbesar sebanyak
530 ha dengan masa pengembangan lebih dari 10 tahun dan telah dikembangkan lebih dari 11,000 rumah tapak dan 1,100
unit apartemen.
Summarecon Serpong telah menjadi kontributor marketing sales terbesar SMRA dari tahun 2013-2014 dan diekepektasikan
akan berlanjut di tahun 2015 dan 2016. Summarecon Serpong saat ini memiliki proyek paling banyak diantara township
lainnya dengan ekspektasi nilai penjualan lebih dari Rp12 triliun dari proyek properti yang sedang berjalan.
Sumber : Summareconserpong.com
Your Trusted Professional
7
Summarecon Bekasi
Company Profile
Sumber: summareconbekasi.com
Summarecon Bekasi mulai dikembangkan pada Maret 2010 merupakan township ke-empat yang dikembangkan SMRA, dengan available landbank 400 ha yang direncanakan memiliki masa pengembangan lebih dari 10 tahun. Sama seperti township lainnya, Summarecon Bekasi terdiri dari proyek properti seperti rumah tapak, apartemen, pusat perbelanjaan, ruko dan perkantoran. SMRA menargetkan Summarecon Bekasi akan menyumbangkan marketing sales sebesar Rp1 triliun di 2016.
Tabel 2. Rencana Akusisi Lahan Summarecon
Sumber: SMRA
SMRA menetapkan rencana akuisisi lahan yang cukup konservatif di 2016 dan 2017, SMRA akan fokus pada penjualan dan
pemanfaatan existing land daripada akusisi lahan. Dari hasil diskusi kami dengan manajemen, SMRA optimis menyambut ta-
hun 2016, hal ini salah satunya didorong oleh insentif pemerintah pada sektor properti dan mulai membaiknya daya beli kon-
sumen.
Lokasi Struktur Bisnis %Kepemilikan Gross Area Rencana Akusisi Rencana Akusisi
31-Dec-15 2016 2017
Summarecon Kelapa Gading Milik Sendiri 100% 8 ha
Summarecon Serpong 537 ha 15 ha 15 ha
Tanah Sendiri Milik Sendiri 100% 307 ha
Land Under PT JBC Joint Operations 70% 150 ha
Land Under PT TGS (The Springs) Joint Operations 55% 80 ha
Summarecon Bekasi 401 ha 15 ha 20 ha
Tanah Sendiri Milik Sendiri 100% 138 ha
Land Under PT DSA Joint Venture 51% 263 ha
Summarecon Bandung Milik Sendiri 100% 349 ha 15 ha 20 ha
Summarecon Bali Milik Sendiri 100% 20 ha
Summarecon Bogor Joint Venture 51% 416 ha 20 ha 20 ha
Summarecon Makassar Joint Venture 51% 150 ha 20 ha 20 ha
+ Net Fixed Assets 1,148 1,884 3,210 8,732 9,539 10,408 11,343 + Other Long Term Assets 262 364 844 1,178 1,182 1,185 1,189 Total Current Liabilities 506 5,197 5,042 3,993 4,035 4,042 4,049
+ Accounts Payable 247 184 63 65 83 92 97 + Short Term Borrowings - 445 244 506 526 521 519 + Other Short Term Liabilities 259 4,568 4,735 3,422 3,426 3,429 3,433
Total Long Term Liabilities 259 4,568 4,735 3,422 5,817 6,169 6,440 + Long Term Borrowings 1,431 678 2,257 3,876 4,299 4,651 4,922 + Other Long Term Borrowings 3,685 1,185 1,702 1,518 1,518 1,518 1,518
DISCLAIMER This Document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others. Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for all investors and strictly a personal view and should not be used as a sole judgment for investment. Moreover, al-though the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Mega Capital Indonesia.