Page 1
1. Pelaksanaan KKL
Telah dilakukan KKL ke
Nama instansi : PT. Madu Baru (PG Madukismo)
Alamat : Padokan-Tirtonirmolo Kasihan Bantul Tromol Pos 49
Yogyakarta 55002
Hari/Tanggal : Senin, 1 Februari 2010
Diterima Oleh : Bpk. Utomo (Manajer Utama)
KKL dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan kimia angkatan 2006 yang berjumlah 31 orang,
serta dua orang dosen pembimbing. Adapun nama-nama mahasiswa tersebut telah
terlampirkan.
2. Profil Instansi
Pabrik Gula Madukismo dibangun sejak tahun 1955 dibawah kontraktor Maschinenfabrik
Sangerhausen Aktiengesellschaft dari Jerman (Timur) peresmiannya dilakukan pada 28 Mei
1958 oleh Presiden Sukarno dan beroperasi sampai sekarang. Dahulu namanya adalah Pabrik
Gula Padokan yang dibangun pada masa penjajahan Belanda dan kemudian dibumi hanguskan
pada perang kemerdekaan.
Perjalanan menuju pabrik gula madukismo menaiki kereta wisata yang disediakan PT.
madu baru atau PG. Madukismo. Kereta Wisata yang digunakan ditarik oleh sebuah lokomotif
tua. Lokomotif kecil ini bertuliskan Lokomotivbau Karl Marx. Lokomotif ini adalah lokomotif
Ns4 buatan tahun 1955 dari Babelsberg Jerman (Timur). Selain digunakan untuk kereta wisata,
kepentingan utama lokomotif ini adalah sebagai pengangkut tebu hasil panen yang akan dibawa
ke dalam pabrik.
Page 2
Gambar 18. Lokomotif tua yang digunakan sebagai lori pengangkut tebu dan kereta wisata
3. Hasil KKL
Proses Pengolahan Gula Di P.G Madukismo (Madu Baru).
Proses produksi gula dari tebu dimulai dari pemanenan tebu. Tebu yang telah ditebang
hanya diambil batangnya, diangkut dengan menggunakan lori atau kereta kargo menuju pabrik
tempat proses berlangsung. Di pabrik, tebu tersebut ditimbang dan dibersihkan dan kemudian
akan langsung diproses tanpa disimpan terlebih dahulu.
Langkah selanjutnya dari proses pembuatan gula adalah pemerasan tebu. Tebu yang telah
dibersihkan akan dihancurkan sehingga menjadi semacam bubur yang terdiri dari cairan gula
tebu dan serat tebu. Cairan tebu akan dipisahkan dari seratnya dengan cara menyiram bubur
tersebut dengan air dan memeras larutan bubur. Proses ini dilakukan beberapa kali dan
menghasilkan cairan gula tebu yang akan mengalami proses selajutnya. Selain itu proses ini juga
Page 3
menghasilkan serat tebu yang disebut bagas. Bagas ini digunakan pabrik gula tersebut sebagai
bahan bakar boiler pemanas cairan gula tebu.
Cairan gula tebu yang diperoleh dari proses pemerasan dipanaskan dan kemudian akan
mengalami proses evaporasi hingga larutan menjadi lebih kental. Larutan gula kental tersebut
kemudian didinfginkan sehingga terbentuk kristal-kristal gula. Kristal gula tersebut kemudian
dipisahkan dari cairan dengan cara disentrifugasi. Kristal gula yang diperoleh diangkut ke tempat
pengemasan dan kemudian disimpan di gudang untuk selanjutnya dijual. Cairan gula yang
melewati proses sentrifugasi biasanya masih mengandung gula. Larutan ini akan dikembalikan
ke proses untuk memisahkan gula yang terkandung di dalamnya hingga dihasilkan produk akhir
berupa cairan gula yang kandungan gulanya tidak dapat dipisahkan lagi secara ekonomis. Cairan
gula ini disebut molase.
Di pabrik gula madukismo, molase yang dihasilkan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan alkohol secara fermentasi dengan menggunakan bakteri Saccharomices. Sebelum
memasuki bioreaktor, molase tersebut ditambahkan pupuk urea dan NPK terlebih dahulu. Etanol
yang diperoleh dipekatkan dengan cara distilasi sehingga diperoleh etanol dengan kemurnian
sekitar 90%. Alkohol yang diperoleh kemudian akan diproses sehingga menjadi spiritus. Limbah
akhir dari proses fermentasi ini akan dimanfaatkan untuk membuat pupuk organik untuk
memupuki ladang tebu.
P.G madukismo atau P.G Madu Baru merupakan sebuah perusahaan milik swasta yang
didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. P.G Madubaru terletak di daerah Bantul
Yogyakarta. P.G MaduBaru merupakan cabang dari P.G Madukismo. Selain memproduksi gula,
pabrik ini juga memproduksi alkohol dan spiritus dari limbah tetes tebu. Tebu sebagai bahan
baku produksi gula dipanen hanya pada bulan kemarau dimana konsentrasi gula di dalam tebu
lebih besar. Oleh karena itu pabrik gula hanya beroperasi pada bulan kemarau. Pada saat tidak
beroperasi, pabrik dimaintenance untuk mengantisapasi segala kerusakan yang mungkin terjadi.
Begitu memasuki masa operasi, pabrik gula akan beroperasi terus menerus secara kontinu tanpa
istirahat. Pada saat kunjungan pabrik sedang tidak beroperasi, karena saat itu sedang adalam
keadaan musim hujan.
Produksi pokok pabrik ini tetap gula yang dibuat dari bahan baku tebu. Tebu-tebu
diperoleh dari petani-petani tebu dari berbagai daerah diantaranya : Kutoarjo, Purworejo,
Page 4
Yogyakarta, Magelang dan lain-lain. Untuk lebih jelasnnya dalam proses pengolahan tebu
menjadi gula, Tebu-tebu tersebut melewati tahap-tahap pengolahan. Tahap-tahap pengolahan
tebu untuk menjadi gula adalah sebagai berikut :
Pemerahan Nira
Pemurnian Nira
Penguapan Nira
Kristalisasi
Pemisahan Gula (Centrifuge)
Penyaringan dan Pengepakan
1. Pemerahan Nira
Tebu di kirim ke Stasiun Gilingan (ekstrasi) untuk dipisahkan antara bagian padat
(ampas) dengan cairannya yang mengandung gula(nira mentah) dengan alat-alat yang berupa
Unigrator Mark IV dan Cane Knife digabung dengan 5 gilingan masing-masing terdiri atas 3 rol.
Hasil dari pemerahan tebu berupa ampas dengan cairannya yang mengandung gula(nira
mentah)
Ampas pemerahan tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, dan bahan bakar.
Di P.G Madubaru ampas tebu digunakan untuk bahan bakar di Stasiun Ketel(pusat
tenaga).
Sedangkan Nira mentah akan dikirim ke bagian Pemurnian untuk proses lebih lanjut.
Untuk mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan salinitas di Stasiun Gilingan
2. Pemurnian Nira
Nira mentah ditimbang, kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai 700-750C,
kemudian direaksikan dengan Ca(OH)2 (susu kapur) dalam defekator. Pereksiaan dengan kapur
bertujuaan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di dalam nira. Lalu diteruskan
dengan proses sulfitasi, yakni pemberian SO2 dalam peti sulfitasi hingga pH 7,00. Tujuannya
untuk mengatur kadar keasaman nira dan untuk membunuh bakteri yang ada pada nira. Setelah
itu, dipanaskan lagi sampai suhu 1000-1050C.
Page 5
Kotoran yang dihasilkan diendapkan di tangki pengendap,evaporate,(Dorr Clarifier) dan
disaring menggunakan Rotary Vacum Filter (alat penapis hampa). Endapan padatnya disebut
blotong. Kemudian Nira jernihnya dikirim ke Stasiun Penguapan.
3. Penguapan Nira
Nira jernih akan dipekatkan dalam Stasiun penguapan. Nira jernih dipekatkan di dalam
pesawat penguapan dengan sistem multiple effect. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat
dinaikkan menjadi 64% dan disebut Nira kental. Nira kental siap dikristalkan di Stasiun
Kristalisasi.sebelumnya Nira kental ini diberi gas SO2 untuk proses pemucatan.
4. Kristalisasi
Nila kental dari Stasiun Penguapan ini diuapkan lagi dala Pan Kristalisasi sampai
melewati titik jenuh. Penguapan ini sampai suhu 1000-1500C. Setelah itu pembentukan kristal-
kristal gula dengan cara uap. Nila kental didinginkan sampai suhu 650C, jadi sukrosa tidak
rusak akibat panas tinggi. Hasil kristalisasi merupakan campuran kristal gula dan larutan(stroop).
Sebelum dipisahkan antara kristal gula dengan stroop, gula lebih dahulu didinginkan didalam
palung pendingin (kultrog).
4. Pemisahan Gula
Pada proses ini gula dipisahkan dari stroop (larutannya). Pemisahan gula ini
menggunakan alat puteran gula yang menggunakan gaya centrifugal.
Pemisahan gula dilakukan dengan proses karbonatasi yakni mereaksikan gula dengan gas
karbon. Sehingga gula dengan stroop dapat terpisah.Hasil pemisahan berupa gula, stroop, dan
tetes tebu. Tetes tebu dan stroop merupakan limbah dari proses pembuatan gula. P.G Madubaru
mengolah dapat mengolah limbah tersebut sehingga bermanfaat. Stroop yang menjadi tetes tebu
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol (C2H5OH). Jadi limbah dari proses
pembuatan gula dapat dimanfaatkan.
Page 6
5. Penyaringan dan Pengepakan
Setelah gula terpisah dari stroop dilakukan proses penyaringan gula. Pemisahan antara
gula halus, kasar, dan normal. Gula normal dan halus dikirim ke Gudang gula dan di kemas
dalam karung plastik yang ½ kwintal. Sedang gula kasar akan kembali diproses atau kembali ke
proses kristalisasi.
Proses Pengolahan Alkohol, Etanol Di P.S Madubaru
Selain memproduksi gula Madubaru juga memproduksi Alkohol (C2H5OH) sebagai produk
sampingan. Alkohol yang diproduksi di P.S Madubaru merupakan alkohol jenis etanol. Etanol di
P.S Madubaru dibuat dengan bahan baku tetes tebu yang merupakan limbah dari proses produksi
tebu menjadi gula. Jadi pembuatan alkohol ini merupakan salah satu upaya P.S Madubaru untuk
mengolah limbah. Alkohol dapat digunakan sebagai campuran kosmetik dan industri farmasi.
Tetes tebu sebelum menjadi alkohol akan mengalami tahap-tahap pengolahan. Yakni :
Pengenceran
Penyaringan
(Filtrasi)
Peragian
Destilasi
(Penyulingan)
1. Pengenceran
Tetes tebu yang diperoleh dari sentrifuge diencer di Tangki Pengencer Brix 14’ tetes
tebu. Sebelumnya tetes tebu diukur di tangki ukur.
2. Penyaringan (Filtrasi)
Pada proses penyaringan, tetes tebu diatur pHnya sekitar 4,8 dengan diberi H2SO4 agar
tetes tebu tidak tekontaminasi dengan bakteri lain. Hal ini dilakukan agar tetes tebu tidak gagal
Page 7
dalm proses peragian. Karena dalam proses peragian tetes tebu akan diberi bakteri khusus yang
dapat menjadikan tetes tebu menjadi atau memiliki kandungan alkohol.
3. Peragian
Tetes tebu yang pHnya telah diatur (4,8), kemudian masuk ke tangki pembibitan dan
fermentasi. Pada tangki tersebut tetes tebu diberi ragi yang mengandung bakteri (Sacharomyces
Cerevisiae).
Reaksi:
1. Sukrosa dihidrolisa menjadi glukosa
C12H22O11 + H2O 2C6H12O6
2. Gula reduksi bereaksi sehingga menjadi etanol dan CO2
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
4. Destilasi (Penyulingan)
Tetes tebu yang telah diberi ragi akan masuk ke proses destilasi. Destilasi atau
penyulingan bertujuan untuk memisahkan alkohol dengan air sehingga kadar alkohol lebih
tinggi. Di P.S Madubaru destilasi dilakukan secara bertingkat atau disebut destilasi bertingkat.
Destilasi bertingkat bertujuan untuk meningkatkan kadar alkohol. Dalam proses destilasi tetes
tebu akan masuk ke kolom-kolam yakni :
1. Kolom Maische
2. Kolom Voorloop
3. Kolom Rektifier
4. Kolom Nachloop
1. Kolom Maische
Pada proses destilasi tebu masuk ke Kolom Maische. Hasilnya alkohol kasar kadar 45%.
Alkohol kasar masuk ke kolom Voorloop.
2. Kolom Voorloop
Alkohol kasar dari kolom Maische masuk ke kolom Voorlop ini. Di dalam kolom ini
alkohl akan mengaami destilasi kembali. Hasil berupa 2 alkohol. Yakni :
Page 8
a. Alkohol teknis kadar 94% beraldehida ditampung sebagai hasil akhir.
b. Alkohol muda kadar + 25%. Alkohol ini masuk ke Kolom Rektifiser.
3. Kolom Rektifier
Di kolom Rektifiser alkohol muda dari kolom voorloop mengalami destilasi kembali.
Hasilnya :
Alkohol murni (Prima I) kadar min 95%.
Alkohol Muda mengandung minyak Fusel masuk Kolom Nachloop (Destilasi
selanjutnya).
Lutter Waser, air yang bebas alkohol, sebagai penyerap alkohol. Kembali ke Kolom
Voorloop untuk membantu proses penyerapan alkohol.
Alkohol yang telah memiliki kadar yang tinggi tidak lagi mengalami proses destilasi.
Sedangkan alkohol yang masih berkadar rendah akan mengalami destilasi pada kolom
berikutnya.
4. Kolom Nachloop
Alkohol muda dari kolom Rektifiser mengalami destilasi di kolom Nachloop. Hasil dari
kolom Nachloop:
Alkohol teknis kadar 94% sebagai hasil akhir. Air yang bebas alkohol dibuang.
Hasil akhir dari proses produksi alkohol adalah etanol yang memiliki kadar yang tinggi
yakni berkisar antara 94%-96%.
Pengolahan Limbah
Dalam proses pengolahan atau produkasi gula dan alkohol tentunya P.G dan P.S
Madubaru juga memproduksi banyak limbah baik limbah dalam bentuk padatan, cairan maupun
gas. Untuk itu PG dan PS Madukismo menerapkan pengolahan limbah agar lingkungan sekitar
tidak terkontaminasi dengan limbah yang diproduksi. Proses pengolahan limbah adalah sebagai
berikut:
Bentuk Padatan :
1) Blotong
Page 9
Blotong yang didapat dari proses pemurniaan nira direaksikan dengan zat-zat
organik. Blotong akan menjadi pupuk yang mengandung N, P, dan K.
2) Ampas Tebu
Ampas tebu dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit uap, bahan baku
kertas dan media pengembangan jamur.
Cair :
1) Limbah dari gula berupa tetes dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alkohol.
Pembuatan alkohol murni dengan cara menfermentasikan tetes dengan bakteri
Sacharomyces Cereviceae.
2) Bocoran minyak pelumas
Berasal dari Stasiun gilingan ditampung di drum-drum kemudian dimanfaatkan kembali
3) Vinasse (Slop)
Berasal dari stasiun destilasi dimanfaatkan untuk irigasi pertanian karena mengandung
N,P dan K.
Gas:
1) CO2
Gas CO2 ini akan dilepaskan langsung ke lingkungan. Karena gas ini dapat diolah oleh
tumbuh-tumbuhan untuk bahan fotosintesis. Sehingga gas ini tidak diolah di dalam
pabrik.
Dampak adanya PG Madukismo
Positif
1. Sumber kehidupan masyarakat sekitar.
2. Devisa.
3. Sebagai pemenuh kebutuhan gula nasional.
4. Objek wisata.
5. Sebagai tempat studi dan penelitian.
6. Memberi pinjaman modal bagi petani.
7. Limbahnya dapat dimanfaatkan, antara lain: Sebagai bahan pupuk.
8. Sebagai pembangkit listrik di daerah sekitar daerah PG.
Page 10
Negatif
Terjadinya pencemaran lingkungan jangka panjang ataupun jangka pendek akibat
pembuangan limbah pabrik masih ada limbah yang belum benar-benar steril.
Limbah pabrik spiritus melampaui batas.
Berikut Foto-Foto Pabrik Gula Madukismo: