-
PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGIPrinsip yang kita pegang sebagai
pedoman untuk memahami gangguanjiwa adalah bahwa setiap
tindakanatau kelakuan manusia itu mempunyaimotivasi dan setiap
tindakan ataukelakuan individu itu selaluterpengaruh atau terdorong
olehberbagai proses psikik.
-
PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT....)Pengetahuan sistematik
tentang hal ikhwal motivasi dan dorongan2 dalam proses psikik itu
sehingga terjelma tindakan atau tingkah laku manusia, disebut :
PsikodinamikMencoba mempelajari mekanisme (perjalanan) timbulnya
gangguan jiwa, berarti kita mencoba memahami psikodinamik gangguan
jiwa tersebut. Psikodinamik dapat disamakan dengan patogenesis pada
gangguan/penyakit fisik.
-
PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT....)
Psikopatologi adalah pengetahuan sistemik tentang etiologi,
hakekat, perkembangan, pembahagian dan saling hubungan dari
kelainan tingkah laku dan meliputi hipotesis dan definisi tentang
kelainan tingkah laku tersebut.
Sebahagian besar kelakuan manusia bersifat jenis2 tingkah laku
yang telah dipelajari sebelumnya.
-Berdasarkan pengalaman2 diperoleh manusia selama hidupnya, ia
telah memilih cara tertentu yang dianggapnya paling cocok untuk
mengatasi masalah atau problem yang dihadapi.
-
PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT....)-Cara atau pola
tersebut merupakan sesuatu yang khas bagi individu tersebut disebut
: kepribadian.-Kelakuan manusia selalu dicetuskan oleh rangsangan
(stimulus) yang mengenai individu tersebut.-Jika manusia hidup
dalam satu lingkungan, maka manusia tersebut akan selalu terangsang
oleh manusia lain yang hidup dalam lingkungannya (manusia akan
dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya).
-
PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT .)Pengaruh lingkungan
terhadap diri manusia sebagai rangsangan (stimulus) dan manusia
memberikan reaksi (respons) sebagai ikhtiar untuk mempengaruhi
lingkungan.
-Reaksi (respons) tampak keluar sebagai kelakuan manusia. S
(stimulus) ---- I (individu) ---- R (respons)
-Tiap respons selalu ada tujuan yang hendak dicapai (goal) dan
senantiasa ada motif (alasan).
-
PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT .)Tujuan (goal) dapat
berupa suatu benda atau keadaan.
Motif dapat timbul karena adanya suatu kebutuhan (need) baik
biologik atau psikologik. Tanpa suatu motif tidak akan terjadi
suatu perbuatan (kelakuan), kecuali perbuatan (kelakuan) yang
berupa refleks (refleks merupakan respons tanpa motif).
-Motif tidak sama dengan stimulus. Motif mungkin ada sebelum
suatu stimulus, sedangkan selanjutnya stimulus dapat menimbulkan
suatu motif. Misalnya : rasa haus sebagai motif untuk minum sebelum
adanya suatu stimulus dalam bentuk segelas air.
-
PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT.)Sebelum terjadi suatu
tindakan/perbuatan selalu ada persiapan2 tertentu baik bersifat
mental, fisiologik atau fisik (somatik).Bidang mental : - cara
berpikir dipertajam - pikiran dikonsentrasikan - penjelmaan emosi
yang adekuatBidang fisiologik : - sekresi adrenalin meningkat ;
denyut jantung meningkat, tekanan darah naik, kadar glukosa
meningkat. - nafas dipercepat.Bidang somatik : - tonus otot rangka
meningkat. - daya tangkap panca indra dipertajam.Perubahan2
tersebut untuk mempertinggi efisiensi setiap tindakan
(aksi).Ditinjau secara bio kimia untuk mempersiapkan suatu aksi
terjadi proses katabolik.
-
PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT .)
Sebaliknya proses2 yang tidak langsung berhubungan dengan aksi
akan dihentikan. Ditinjau secara bio kimia terjadi proses
anabolik.
Sesudah tercapai suatu maksud (aksi) maka proses2 katabolik
ditiadakan sehingga individu kembali pada keadaan semula dan proses
anabolik dapat berlangsung seperti semula.
Perlu diperhatikan bahwa selama motif masih ada, semua persiapan
untuk suatu tindakan (aksi) masih tetap berlangsung.
-Proses persiapan yang terus menerus akhirnya dirasakan/terlihat
sebagai suatu gejala atau gangguan tertentu :- Bila gejala mental
yang dominan psikoneurosis (neurosis)- Bila gejala fisiologik yang
dominan psikofisiologik (psikosomatik)- Bila gejala somatik yang
dominan gangguan konversi
-
PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI(CONT .)Terkait kebutuhan
psikologik, maka individu akan berupaya (memiliki dorongan atau
motivasi) untuk mencapainya (tujuan).Kadang2 tujuan yang diinginkan
tidak tercapai karena adanya rintangan, disebut : Konflik Psikik.
Konflik psikik adalah pertentangan dua keadaan (dorongan) yang
terjadi secara tidak sadar (unconscious level).Rintangan dapat
berasal dari dalam diri sendiri (prinsip diri) atau dari luar
diri.Rintangan yang bersumber dari luar diri, antara lain : - tata
tertib yang berlaku. - nilai/norma yang tidak boleh dilanggar. -
peraturan-peraturan. - adat-istiadat/kebiasaan/tradisi.
-
PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT .)
Konflik psikik
Frustrasi (kecewa)
Takut,malu, khawatir (real anxiety)
Diselesaikan secara sadar (fight, menarik diri, kompromi)
Tidak berhasil
Repressif
Ansietas bebas mengambang (sbg kumannya gangguan jiwa)
Mekanisme defensif spesifik
Keluhan/gejala tertentu
Gangguan jiwa tertentumengambang (free floating anxiety),
sebagai
-
PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT .)
Proyeksi (waham+halusinasi) gangguan paranoid.Introversi
(melamun/autisme) gangguan skizofrenia.Gembira dan aktifitas
>> gangguan maniakal.Menurunkan aktifitas gangguan
depresif.Konversi (gangguan fungsi organ/kepribadian) gangguan
histerik.Displacement (pergeseran) gangguan fobik.Regresi (berat)
gangguan skizofrenia hebefrenik.Undoing (peniadaan) gangguan
obsesif-kompulsif.
-
GANGGUAN NEUROTIK (NEUROSIS) Merupakan gangguan jiwa dengan
tanda-tanda : - keluhan yang dirasakan sebagai keluhan subyektif. -
tidak terdapat dasar organik yang dapat dibuktikan. -
discriminative insight (daya tilik, kesadaran diri terhadap
penyakitnya) masih relatif baik. - kemampuan daya nilai realitas
(reality testing ability) masih baik (berbeda dengan gangguan
psikotik, dimana kemampuan daya nilai realitas sudah terganggu
secara berat sehingga timbul waham, halusinasi, autisme,
inkoherensi, tingkah laku kacau dsb).Insidens : Insidens berkisar
antara 20 60 per 1000 penduduk.
-
GANGGUAN NEUROTIK (CONTINOUS .)
Gejala-gejala : -pada umumnya penderita masih menyadari dirinya
terganggu, walau dia tidak memahami kenapa dirinya menjadi
demikian. -gejala utama terdapat kecemasan yang bebas mengambang
(free floating anxiety) yang dapat dirasakan langsung atau telah
dirubah oleh berbagai mekanisme defensif spesifik. -gejala
kecemasan yang telah diubah oleh sistem mekanisme pertahanan diri
akan terlihat atau dirasakan sebagai gejala atau keluhan yang akan
menentukan pula jenis gangguan tersebut.
-
TIPE/JENIS GANGGUAN NEUROTIK (NEUROSIS)
Neurosis Cemas (neurosis ansietas).Neurosis
Obsesif-kompulsif.Neurosis Fobik (fobia).Neurosis Histerik.Neurosis
Depresif (gangguan distimik).
-
NEUROSIS ANSIETAS
Mekanisme defensif digunakan tidak spesifik.Gejala dominan
adalah ansietas yang tidak terikat pada suatu benda atau keadaan
(free floating anxiety). Bila kecemasan memuncak (hebat) timbul
gangguan panik.Kecemasan sering bermanifestasi sebagai :Ketegangan
somatik (gemetar, tegang, gelisah, tidak bisa santai
dsb).Hiperaktif SSO (berkeringat, jantung berdebar, telapak tangan
basah dsb).Khawatir berlebihan tentang hal-hal yang akan datang
(cemas, khawatir, membayangkan akan terjadi kemalangan pada dirinya
atau orang lain).- Kewaspadaan yang berlebihan (mengamati
lingkungan secara berlebihan sehingga perhatian mudah teralih,
sukar berkonsentrasi, tidak sabar dsb).
-
NEUROSIS OBSESIF-KOMPULSIFObsesif : paksaan mengulang-ulang
suatu ide/pikiran, bila tidak diulang timbul perasaan cemas
(ansietas).
Kompulsif : paksaan mengulang-ulang suatu perbuatan, bila tidak
diulang timbul perasaan cemas (ansietas).
Biasanya adanya pikiran obsesif akan diikuti oleh perbuatan
kompulsif.
-
NEUROSIS OBSESIF-KOMPULSIFPada neurosis obsesif-kompulsif
mekanisme defensif utama digunakan adalah undoing, dimana kecemasan
yang ada dihilangkan dengan mengulang-ulang pikiran
dan/perbuatan.
Gejala2 yang bisa diperlihatkan : - mencuci tangan
berulang-ulang. - mengunci pintu berulang-ulang. - menukar pakaian
berulang-ulang. - menghitung nomor setiap mobil yang lewat. -
mencabut-cabut rambut/bulu (trikopillomania). - mencuri
(kleptomania). - hubungan seks (nymphomania). - dsb.
-
NEUROSIS FOBIK (FOBIA)
Fobik (fobia) adalah ketakutan menetap dan tidak rasional
(irrasional) terhadap suatu obyek, aktifitas atau situasi spesifik
dan menimbulkan keinginan mendesak untuk menghindari obyek,
aktifitas atau situasi tersebut.
Obyek, aktifitas atau situasi tersebut sering terkait dengan
kejadian/peristiwa menyakitkan/menakutkan dimasa lampau.
-Mekanisme defensif utama digunakan pada gangguan ini adalah
displacement (pergeseran).
-
NEUROSIS FOBIK (FOBIA)
Fobia dinamai sesuai obyek, aktifitas atau situasinya : -
agorafobia (takut tempat luas). - aichmofobia (takut benda tajam ;
pisau, gunting dsb). - acrofobia (takut tempat tinggi). -
klaustrofobia (takut tempat tertutup). - nekrofobia (takut mayat).
- zoofobia (takut binatang). - bacterofobia (takut bakteri). -
dsb.
-
NEUROSIS HISTERIKMekanisme defensif dominan digunakan adalah
konversi (kecemasan dihilangkan dengan gangguan fungsi organ atau
kepribadian).
-Pada gangguan histerik fungsi badaniah atau mental hilang tanpa
dikehendaki penderita. Gejalanya sering timbul secara tiba2 bila
penderita menghadapi keadaan emosi (perasaan cemas) yang hebat.
Dengan mengkonversi kecemasan kepada gangguan fungsi organ atau
mental, maka penderita menjadi tenang. Ini merupakan keuntungan
primer (primary gains). Akibat gangguan fungsi organ atau mental,
maka penderita mendapat pula bbrp keuntungan, seperti : - mendapat
perhatian berlebihan. - mendapat bbrp fasilitas/dispensasi. -
diberikan cuti atau istirahat. - dsb. Keuntungan ini disebut
keuntungan sekunder (secondary gains). Akibat 2 keuntungan
tersebut, maka seolah-oah penderita enggan sembuh dari
gangguan.
-
NEUROSIS HISTERIKNeurosis histerik dibedakan menjadi 2 bagian
:Reaksi konversi (Neurosis histerik jenis histerik). Kecemasan
dikonversi dengan gangguan fungsi sensori-motorik (lumpuh, kaku,
anestesia, analgesia, buta, tuli dsb).Reaksi dissosiasi (Neurosis
histerik jenis dissosiatif). Kecemasan dikonversi dengan pemisahan
fungsi kepribadian (amnesia, perubahan kesadaran, kepribadian
ganda, kesurupan dsb).
-
NEUROSIS DEPRESIFDisini terjadi gangguan afek (mood) berupa afek
depresif, tetapi tidak menunjukkan tanda2 psikosis (seperti :
waham,halusinasi, gangguan berat dalam kemampuan daya nilai
realitas lainnya).
Gejala-gejala yang sering diperlihatkan : - insomnia atau
hipersomnia. - lesu, lelah, perasaan tidak mampu, minder, mencela
diri sendiri. - aktifitas/produktifitas menurun. - menarik diri
dari pergaulan. - kurang bicara. - mudah tersinggung. - murung,
sedih, pesimistik. - hilang minat terhadap semua/hampir semua
aktifitas/hobi yang biasanya menyenangkan. - putus asa, berpikir
bunuh diri dsb
-
DIAGNOSIS
-Diagnosis gangguan neurotik tidak hanya dilihat dari
gejala2nya, tetapi harus juga dipahami bagaimana terjadinya
(psikodinamik).Karenanya harus dicari sumber konfliknya, mekanisme
defensif digunakan, faktor kepribadian, faktor2 konstitusi
dsb.Dengan memahami dinamiknya maka penanganan akan lebih pada
penyelesaian konfliknya.
-
TERAPITerapi atau pengobatan gangguan neurotik dilakukan dengan
pendekatan2 :
1. Terapi meikamentosa (obat-obatan) Dalam kondisi kecemasan
hebat diberikan obat-obat anti cemas (benzodiazepin), tetapi perlu
dihindarkan pemberian benzodiazepin dalam jangka panjang karena
dapat menimbulkan ketergantungan. Pada neurosis depresif diberikan
obat-obat anti depressant (amitriptilin, imipramin, maproptilin,
mianserin, SSRI, MAOI dsb.2. Psikoterapi Bila kecemasan ringan atau
sesaat dengan terapi supportif enderita dapat tenang. Tetapi bila
gangguan neurosis didasari gangguan kepribadian maka psikoterapi
yang lebih dalam (psikoanalisis) perlu dilakukan untuk merubah
persepsi subyektif individu kearah persepsi yang lebih rasional
(asuk akal).3.Terapi sosial (sosioterapi) dan manipulasi lingkunga
Bila faktor2 stressor psikosossial atau lingkungan bermakna bagi
timbulnya gangguan, maka terapi sosial atau manipulasi lingkungan
sangat membantu penyembuhan.
-
GANGGUAN PSIKOFISIOLOGIK (GANGGUAN PSIKOSOMATIK)
Seperti dikemukakan sebelumnya karena frustrasi akan timbul
ansietas. Ansietas tersebut akan dihilangkan dengan mekanisme
defensif. Bila gejala atau gangguan fungsi organ/alat sebagai
pengganti ansietas disebut gangguan psikofisiologik (gangguan
psikosomatik)Hubungan antara emosi dan soma sukar untuk
dipisahkan.
-
Harus disadari bahwa bila memeriksa seseorang dari mula2
dibiasakan memperhatikan 3 kemungkinan :Penderita menunjukkan
gejala2 somatik, tetapi pada alat tubuh (organ) tidak dijumpai
kelainan organik, diseut : gangguan fungsional.Pada penderita
ditemukan kelainan pada alat tubh (organ), meskipun demikian asal
mulanya karena suatu kelainan emosional. Karena terjadi gangguan
faal terlalu lama, maka timbullah kelainan anatomik yang
irreversibel.Penderita menunjukan kelainan pada alat tiubuh
(organ), tetapi gejala yang diperlihatkan tidak sesuai dengan
kelainan organik. Kelebihan gejala kemungkinan memiliki dasar
emosional.
Jadi menegakkan diagnosis gangguan psikofisiologik (gangguan
psikosomatik) janganlah per exclosionem.
-
EtiologiEtiologi gangguan psikosomatik adalah karena adanya
ansietas. Dan gejala/gangguan psikofisiologik merupakan salah satu
mekanime defensif terhadap ansietas.
Tentang terkenanya alat tertentu bila mengalami ansietas ada 2
hipotesis :Locus minorus resistensi ; alat/bagian terkena adalah
alat/bagian yang mempunyai daya tahan terlemah.Ansietas tertentu
menyebabkan gangguan tertentu pula. Misalnya : - kolitis ulseratif
--- ansietas rasa bersalah dan berdosa menyebabkan gangguan
defekasi, diare berlendir dan mengandung mukosa usus, anoreksia dan
lelah. - anoreksia nervosa --- rasa permusuhan terhadap
saudara/orang tua menyebabkan nafsu makan hilang, muntah sehingga
menjadi sangat kurus. - menopause --- ansietas rasa tertekan,
terasing dan terbatas dalam hubungan sosial menyebabkan berhentinya
menstruasi (menopause).
-
Beberapa gangguan psikofisiologik (psikosomatik)1. Sistem
kardiovaskuler ansietas hebat (tu kekhawatiran akan kematian) ---
perhatian tertuju pada jantung, dirasakan menderita penyakit
jantung.2. Astenia sirkularis ansietas dikonversi dengan kelelahan
fisik.3. Hipertensi vaskularis ketegangan --- vasokonstruksi ---
hipertensi.4. Sistem gastrointestinal anoreksia, rasa mual, nyeri
ulu hati, nyeri dada.5. Ulkus peptikum emosi --- ulkus peptikum.6.
Kolitis ulseratif ansietas rasa bersalah/berdosa --- gangguan
defekasi, bab mengandung lendir dan selaput lendir, anoreksia dan
lelah.
-
7. Anoreksia nervosa nafsu makan hilang sehingga menjadi kurus
karena ada perasaan permusuhan terhadap saudara/orang tua. 8.
Sistem respiratorik --- asma bronkial. 9. Sistem endokrin
kehilangan/ancama kehilangan orang dekat --- tyrotoksikosis.10.
Menopause terkekang, terasing, terbatas dalam hubungan sosial
menyebabkan berhentinya haid (menopause).11. Kulit (dermatitis)
rasa malu menyebab dermatitis atopik.12. Sistem urogenital
kesulitan dalam perkembangan seksual --- dismenore, dispareunia,
impotensia, frigiditas.