PRESENTASI KASUS PRURIGO Disusun Oleh : SOFIE RAHMAWATI UTAMI 111.0221.108 Pembimbing : dr. Ismiralda Oke, Sp.KK
PRESENTASI KASUS
PRURIGO
Disusun Oleh :
SOFIE RAHMAWATI UTAMI 111.0221.108
Pembimbing :
dr. Ismiralda Oke, Sp.KK
Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JakartaSMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJOPURWOKERTO
2013
HALAMAN PENGESAHAN
PRURIGO
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Mengikuti
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Disusun oleh :
SOFIE RAHMAWATI UTAMI 111.0221.108
Menyetujui
dr. Ismiralda Oke, Sp.KK
2
I. PENDAHULUAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 50 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Silado RT 02/RW 02
Agama : Islam
No. CM : 91-04-21
II. ANAMNESIS
Diambil dari autoanamnesis pada tanggal 11 Februari 2013,pukul 09.00
WIB
Keluhan Utama : Gatal di seluruh kaki.
Keluhan Tambahan : Kulit menjadi kasar dan tebal karena sering
digaruk
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien merasakan Gatal di betis, kaki kurang lebih sudah 1
minggu yang lalu. Gatal dirasakan sangat hebat sehingga pasien tidak
tahan dan menggaruk-garuk daerah yang gatal.
Keluhan dirasakan pertama kali saat satu tahun yang lalu, keluhan
dirasakan pasien hilang timbul. Karena gatalnya tidak dapat ditahan,
pasien menggaruk-garuk daerah yang gatal hingga kemerahan bahkan
menurut pasien tidak terasa dapat sampai berair dan berdarah setelah itu
rasa gatal hilang dan terasa enak. Keluhan gatal pada malam hari sampai
menggangu waktu tidur pasien, sehingga menurut pasien waktu tidurnya
3
terganggu. Menurut pasien daerah yang digaruk menjadi merah dan lama
kelamaan tebal, serta berwarna kehitaman..
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada.Riwayat Alergi
Tidak ada Riwayat Penyakit Diabetes Mellitus, Hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada yang menderita penyakit dengan keluhan yang sama dengan
pasien.
Tidak ada yang menderita Alergi, Penyakit Asma pada keluarga pasien
III. STATUS GENERALIS
Keadaaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan gizi : Baik
Vital Sign : Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Pernafasan : 16 x/menit
Suhu : afebris
Kepala : Normochepal, rambut hitam, distribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : Bentuk daun telinga normal, sekret (-)
Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)
Tenggorokan : T1 – T1 tenang , tidak hiperemis
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Jantung : BJ I – II reguler , murmur (-) , Gallop (-)
Paru : SN vesikuler , ronki (-/-) , wheezing (-)
Abdomen : Supel,datar,BU (+) normal
Kelenjar Getah Bening: tidak teraba pembesaran.
Ekstremitas : Akral hangat, edema ( )
4
IV. STATUS DERMATOLOGIKUS
1. Lokasi : Ekstremitas Inferior
Effloresensi : tampak papul hiperpigmentasi dengan skuama halus pada
bagian tepi , tampak bercak-bercak eritematosa, berbatas
kurang tegas, erosi, eskoriasi, tampak krusta , ukuran
lentikular.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
VI. RESUME
Pasien Ny.T, Perempuan, usia 50 tahun datang dengan keluhan
gatal di betis, kaki kurang lebih sudah 1 minggu yang lalu. Gatal
dirasakan sangat hebat sehingga pasien tidak tahan dan menggaruk-garuk
daerah yang gatal.
Keluhan dirasakan pertama kali saat satu tahun yang lalu, keluhan
dirasakan pasien hilang timbul. Karena gatalnya tidak dapat ditahan,
pasien menggaruk-garuk daerah yang gatal hingga kemerahan bahkan
menurut pasien tidak terasa dapat sampai berair dan berdarah setelah itu
rasa gatal hilang dan terasa enak. Keluhan gatal pada malam hari sampai
menggangu waktu tidur pasien, sehingga menurut pasien waktu tidurnya
terganggu. Menurut pasien daerah yang digaruk menjadi merah dan lama
kelamaan tebal, serta berwarna kehitaman..
Pada pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Pada
pemeriksaan status dermatologikus Lokasi Ekstremitas Inferior Tampak
tampak papul hiperpigmentasi dengan skuama halus pada bagian tepi ,
tampak bercak-bercak eritematosa, berbatas kurang tegas, erosi, eskoriasi,
tampak krusta , ukuran lentikular.
5
VII. DIAGNOSA KERJA
PRURIGO
VIII. DIAGNOSIS BANDING
Liken simpleks kronik : biasanya di punggung kaki/ tangan,
hiperpigmentasi, likenifikasi numular sampai plakat
IX. PEMERIKSAAN ANJURAN
Histopatologi
X. PENATALAKSANAAN
1. Non Medikamentosa
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya.
b. Mencegah garukan dan gosokan pada daerah yang gatal
c. Hindari stress psikologis
d. Menjaga kebersihan kulit
e. Hindari dari gigitan serangga
2. Medikamentosa
Sistemik:
Antihistamin Interhistin tablet 1x 1
Topikal:
Desoximetason salep
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad kosmeticum : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
6
Effloresensi Pada Pasien Ny.P
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
PRURIGO
1.1. Definisi
Prurigo adalah erupsi popular kronik dan rekurens. Terdapat berbagai
macam prurigo, yang tersering terlihat adalah prurigo Hebra karena itu akan
dibicaean secara luas. Disusul oleh prurigo nodularis.
1.2. Klasifikasi
Menurut KOCSARD pada tahun1962 mendefinisikan prurigo papul
sebagai papul yang berbentuk kubah dengan vesikel pada puncaknya. Vesikel
hanya terdapat dalam waktu yang singkat saja, karena segera menghilang
akibat garukan, sehingga yang tertinggal hanya papul yang berkrusta.
Likenifikasi hanya terjadi sekunder akibat proses kronik. Ia membagi prurigo
menjadi 2 kelompok :
I. Prurigo simpleks
II. Dermatosis pruriginosa
Kecuali itu masih ada prurigo lain yang sebenarnya tergolong salah satu
bentuk neurodermatitis, yaitu prurigo nodularis
1.3. Prurigo Simpleks
Prurigo papul tampak dalam macam-macam tingkat perkembangan
dan ditemukan paling sering pada orang dengan usia pertengahan. Tenpat
yang sering terkena ialah badan dan bagian ekstensor ekstremitas. Muka dan
bagian kepala yang berambut juga dapat terkena tersendiri atau bersama-
sama dengan tempat lainnya. Lesi biasanya mubncul dalam kelompok-
kelompok, sehingga papul-papul, vesikel-vesikel dan jaringan-jaringan parut
sebagai tingkat perkembangan penyakit terakhir dapat terlihat pada saat yang
bersamaan.
Beberapa variasi prurigo pernah dilaporkan. Prurigo melanotik Pierini
dan Borda terjadi pada wanita usia pertengahan berupa pruritus bersamaan
8
dengan sirosis bilaris primer. Lesi berupa hiperpigmentasi retikuler, sangat
gatal, terutama menganai badan. Prurigo kulit kepala yang berambut dapat
terjadi secara sendiri atau bersama-sama dengan lesi prurigo di tempat lain.
Pengpbatan simtomatik,diberikan obat untuk mengurangi gatal, baik
sistemik (sedativa) maupun topikal.
1.4. Dermatosis Pruriginosa
Pada kelompok penyakit ini prurigo papul terdapat bersama-sama
dengan urtikar, infeksi piogenik, tanda-tanda bekas garukan, likenifikasi dan
eksematisasi. Termasuk dalam kelompok penyakit ini adalah srofulus,
prurigo kronik multiformis Lutz, dan prurigo Hebra.
a. Strofulus
Penyakit ini juga dikenal sebagai urtikari papular, liken
urtikatus dan strofulus pruriginosus, sering dijumpai pada bayi dan
anak-anak. Papul-papul kecil yang gatal tersebar di lengan dan
tungkai, terutama mengenai bagian ekstensor. Lesi mula-mula
berupa urticated papules yang kecil, akibat garukan menjadi
eskoriasi dan mengalami infeksi sekunder dan likenifikasi.
Lesi-lesi muncul kembali dalam kelompok, biasanya pada
malam hari. Tetapi lesi dapat bertahan sampai 12 hari. Semua
tingkatan perkembangan dan regresi papul –papul dapat dilihat
pada saat bersamaan. Serangan dapat berlangsung bulanan sampai
tahunan. Biasanya tidak disertai pembesaran kelenjar getah bening
maupun gejala konstitusi.
Urtikaria papular merupakan reaksi hipersensitivitas
terhadap gigitan fleas, gnats, nyamuk, kutu dan yang tersering
ialah kepinding.
Gambaran histopatologiknya menyerupai gigitan antropod.
Terdapat sebukan infiltrate perivaskular yang superfisial dan
dalam, yang terdiri atas limfosit, histiosit, dan eosinophil
Pengobatan mencakup pemberantasan serangga yang
mungkin dapat mengenai anak, terutama fleas (cat & dog fleas, dan
9
kuman fleas ), serta kutu busuk. Tempat-tempat tidur binatang
peliharaan harus disemprot dengan insektisida. Juga lemari-lemari,
sela-sela rumah, permadani dan perkakas rumah tangga disemprot
dengan semprotan insektisida dua kali seminggu. Secara topikal
penderita diberikan losio antipruritus. Krim kortikosteroid dapat
dipakai. Antihistamin per oral dapat menghilangkan rasa gatal.
b. Prurigo kronik multiformis Lutz
Kelainan kulitnya berupa papul prurigo, disertai likenifikasi
dan eksematisasi. Di samping itu penderita juga mengalami
pembesaran kelenjar getah bening (limfadenitis dermatopatik) dan
eosinophilia. Pengobatan bersifat simtomatik.
c. Prurigo Hebra
Diantara berbagai bentuk prurigo Hebra merupakan bentuk
yang tersering terdapat.
1.5. Prurigo Hebra
Definisi
Prurigo Heebra adalah penyakit kulit kronik dimulai sejak bayi
atau anak-anak. Kelainan kulit terdiri atas papul-papul miliar berbantuk
kubah sangat gatal, terutama diraba daripada dilihat terutama di daerah
ekstremitas bagian ekstensor.
Epidemiologi
Penyakit ini sering terdapat pada keadaan social-ekonomi dan
hygiene yang rendah.di jakarta penderita wanita lebih banyak daripada
laki-laki. Umumnya terdapat pada anak-anak. Di Eropa dan Amerika
penyakit ini jarang.
10
Etilogi dan Patogenesis
Penyebab yang pasti belum diketahui. Umumnya ada saudara yang
juga menderita penyakit ini, karena itu ada yang mengganggap penyakit
ini herediter.
Sebagian para ahli berpendapat bahwa kulit penderita peka
terhadap gigitan seranggga, misalnya nyamuk. Mungkin antigen atau
toksin yang ada dalam ludah serangga menyebabkan alergi. Disamping itu
juga terdapat faktor yang berperan, antara lain : suhu, invertasi parasite
( missal Ascaris atau Oxyruris). Juga infeksi fokal, missal tonsil atau
saluran cerna, endokrin, alergi makanan. Pendapat lain mengatakan
penyakit ini didasari faktor atopi.
Gejala Klinis
Mulainya penyakit sering pada anak berumur diatas satu tahun.
Kelainan yang khas ialah adanya papul miliartidak berwarna, berbentuk
kubah, lebih mudah diraba daripada dilihat. Garukan yang terus menerus
menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta, hiperpigmentasi dan likenifikasi.
Sering pula terdapat infeksi sekunder. Jika telah kronik tempak kulit yang
sakit lebih gelap kecoklatan dan berlikenifikasi.
Tempat predileksi di ekstremitas bagian ekstensor dan simetrik,
dapatmeluas ke bokong dan perut, muka dapat pula terkena. Biasanya
bagian distal lengan dan tungkai lebih parah dibandingkan bagian
proksimal. Demikian pula umumnya tungkai lebih parah daripada lengan.
Kelenjar bening regional biasanya membesar, meskipun tidak
disertai infeksi, tidak nyeri, tidak bersupurasi, pada perabaan teraba lebih
lunak. Pembesaran tersebut disebut bubo prurigo. Keadaan umum
penderita biasanya pemurung atau pemarah akibat kurang tidur, kadang-
kadang nafsu makan berkurang sehingga timbul anemia dan malnutrisi.
Untuk menyatakan berat-ringannya penyakit dipakai istilah prurigo
mitis, jika ringan, bila berat disebut prurigo feroks (agria). Prurigo mitis
hanya terbatas ekstremitas bagian ekstensor serta sembuh sebelum akil
11
balik. Sebaliknya prurigo feroks, lokasi lesi lebih luas dan berlanjut
sampai dewasa.
Histopatologi
Gambaran histopatologiknya tidak khas, sering ditemukan
akantosis, hyperkeratosis, edema pada epidermis bagian bawah, dan
dermis bagian atas. Pada papul yang masih baru terdapar pelebaran
pembuluh darah infiltrasi ringan sel radang sekitar papul dan dermis
bagian atas.
Bila telah kronik infiltrate kronis ditemukan disekitar pembuluh
darah serta deposit pigmen di bagian basal.
Diagnosis Banding
Diagnosis Pririgo Hebra terutama berdasarkan gambaran klinis
ialah adanya papul-papul miliar, berbentuk kubah terutama terdapat di
ekstremitas bagian ekstensor. Keluhannya ialah sangat gatal, biasanya
pada anak. Sebagai diagnosisnya adalah scabies. Pada penyakit tersebut
gatal terutama pada malam hari, orang-orang yang berdekkatan juga
terkena. Kelainan kulit berupa banyak vesikel dan papul pada lipatan-
lipatan kulit.
Pengobatan
Karena penyebab prurigo belum diketahui, maka tidak ada
pengobatan yang tepat. Penetalaksanaan ialah menghondari hal-hal yang
ada kaitannya dengan prurigo, yakni menghindari gigitan nyamuk atau
serangga, mencari dan mengobati infeksi fokal, memperbaiki hygiene
perseorangan maupun lingkungan. Pengobatan berupa simtomatik, yakni
mengurangi gatal dengan pemberian sedative. Bila terdapat infeksi
sekunder diobati.
Contoh pengobatan topikal ialah sulfur 5-10% dapat diberikan
dalam bentuk bedak kocok atau salap. Untuk mengurangi gatalnya dapat
diberikan mentol 0,25 - 1 % atau kamper 2-3 %. Bila terjadi infeksi
12
sekunder diberikan antibiotic topikal. Kadang-kadang dapat diberikan
steroid topikal untuk menekan inflamasi bila kelainantidak begitu luas.
Prognosis
Sebagian besar akan sembuh spontan pada usia akil balik
1.6. Prurigo Nodularis
Definisi
Prurigo Nodularis merupakan penyakit kronik, pada orang dewasa,
ditandai oleh adanya nodus kutan yang gatal, terutama terdapat di
ekstremitas bagian ekstensor.
Etiologi
Meskipun kausa penyakit ini belum diketahui, tetapi serangan-
serangan gatal timbul bila terdapat atau mengalami ketegangan emosional.
Penyakit ini dianggap sebagai neurodermatitis sirkumskripta bentuk
nodular atipik. Juga dikatakan ada persamaan dengan neurodermatitis
bentuk nodular dan liken plenus bentuk hipertropik.
Gejala kilinis
Prurigo nodularis merupakan penyakit kulit kronik dan terutama
mengenai wanita. Lesinya berupa nodus, dapat tunggal atau multiple,
mengenai ekstremitas, terutama pada permukaan anterior paha dan tungkai
bawah. Lesi sebesar kacang polong atau lebih besar, keras dan berwarna
merah atau kecoklatan. Bila perkembangannya sudah lengkap, maka lesi
tersebut akan berubah menjadi verukosa atau mengalami fisurasi.
13
Histopatologi
Gambaran histopatologik akan memperlihatkan :
1. Penebalan epidermis sehingga tampak hyperkeratosis.
Hipergranulosis, akantosis yang tak teratur atau disebut juga
sebagai hyperplasia psoriasiformis yang tak teratur
2. Penebalan stratum papilaris dermis, yang terdiri atas kumpulan
serat kolagen kasar, yang arahnya tegak lurus terhadap permukaan
kulit (disebut sebagai collagen in vertical streaks)
3. Sebukan sel-sel radang sekitar pembuluh darah yang melebar di
dermis bagian atas. Sel-sel tersebut terutama terdiri atas limfosit
dan histiosit.
Diagnosis banding
1. Dermatitis atopik tipe dewasa : perbedaan pada lokasi di punggung
kaki, dan eflurosensi biasanya berupa likenifikasi
2. Liken simpleks kronik : biasanya di punggung kaki/tangan,
hiperpigmentasi, likenifikasi nummular sampai plakat.
Pengobatan
Lesi kulit memberikan respon cepat terhadap penyuntikan
kortikosteroid intralesi. Biasanya dipakai suspense triamsinolon asetonid
2,5 sampai 12,5 mg per ml. Dosisnya 0,5 sampai 1 ml per cm2 dengan
maksimum 5 ml untuk sekali pengobatan.
Anti histamine H1 golongan terbaru seperti loratadin, terbinafin,
atau sitresin diberikan 1 kali sehari.
Cara pengobatan lain dengan talidomid, dosisnya 2 x 100 mg per
hari dan pengobatan dilanjutkan sampai 3 bulan.
Prognosis
Penyakit bersifat kronis dan setelah sembuh dengan pengobatan
biasanya residif
14
III. PEMBAHASAN
Pasien Ny.T, Perempuan, usia 50 tahun datang dengan keluhan
gatal di betis, kaki kurang lebih sudah 1 minggu yang lalu. Gatal
dirasakan sangat hebat sehingga pasien tidak tahan dan menggaruk-garuk
daerah yang gatal.
Keluhan dirasakan pertama kali saat satu tahun yang lalu, keluhan
dirasakan pasien hilang timbul. Karena gatalnya tidak dapat ditahan,
pasien menggaruk-garuk daerah yang gatal hingga kemerahan bahkan
menurut pasien tidak terasa dapat sampai berair dan berdarah setelah itu
rasa gatal hilang dan terasa enak. Keluhan gatal pada malam hari sampai
menggangu waktu tidur pasien, sehingga menurut pasien waktu tidurnya
terganggu. Menurut pasien daerah yang digaruk menjadi merah dan lama
kelamaan tebal, serta berwarna kehitaman..
Pada pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Pada
pemeriksaan status dermatologikus Lokasi Ekstremitas Inferior Tampak
tampak papul hiperpigmentasi dengan skuama halus pada bagian tepi ,
tampak bercak-bercak eritematosa, berbatas kurang tegas, erosi, eskoriasi,
tampak krusta , ukuran lentikular.
DIAGNOSA KERJA
PRURIGO
PENATALAKSANAAN
1.Non Medikamentosa
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya.
b. Mencegah garukan dan gosokan pada daerah yang gatal
c. Hindari stress psikologis
d. Menjaga kebersihan kulit
e. Hindari dari gigitan serangga
15
2.Medikamentosa
Sistemik:
Antihistamin Interhistin tablet 1x 1
Topikal:
Desoximetason salep
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad kosmeticum : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
16
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda Adhi. Prurigo. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi
kelima.2007 Jakarta: FKUI :h. 272-275.
Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah
Denpasar tahun 2007.
Siregar. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi Dua. 2004. Jakarta: EGC.
17