PROTOTYPE SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA MANAJEMEN RANTAI PASOK DEPARTEMEN ABAKA CV. NATURAL PALEMBANG Hermawan Agustian, S.SI 1 , Fathoni, MMSI. 2 , Ahmad Rifai, M.T 3 1,2,3 Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya, Indralaya Email : [email protected]ABSTRAK CV. Natural merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan karpet dan alas interior. Sebagai perusahaan manufaktur, CV. Natural selalu memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke konsumen. Hal ini berkaitan dengan penerapan supply chain mangement (SCM). Saat ini ada beberapa masalah yang muncul pada penerapan SCM di CV. Natural yaitu data persediaan bahan baku tidak akurat, hasil produksi tidak sesuai, dan kehilangan bahan baku. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku pada manajemen rantai pasok departemen Abaka CV. Natural. Metode yang digunakan untuk menganalisa persediaan bahan baku adalah Economic Order Quantity (EOQ). Metode ini dapat digunakan apabila pola permintaan kebutuhan bersifat terus menerus dan tingkat kebutuhan yang konstan. Dengan adanya sistem ini perusahaan dapat menjamin persediaan dan kelancaran arus bahan baku serta mengetahui kebutuhan optimal setiap bahan baku, nilai safety stock, reorder point, maximum inventory dan total inventory cost. Kata Kunci : economic order quantity, persediaan, supply chain mangement PENDAHULUAN CV. Natural merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan karpet dan alas interior dengan pangsa pasar utama luar negeri. Perusahaan yang berdiri sejak 1986 ini memproduksi berbagai jenis, model dan ukuran karpet yang terbuat dari bahan kayu jelutung, kayu jati,kayu karet,kayu akasia,kayu pulih dan serat daun pisang Abaka. Perusahaan ini juga memproduksi berbagai produk alas interior seperti place mate, trivet dan coaster (alas meja, tatakan dan berbagai jenis alas meja lainnya). Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, CV. Natural tidak lepas dari aktivitas memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir. 1
19
Embed
Prototype Sistem Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Pada Manajemen Rantai Pasok Departemen Abaka CV. Natural Palembang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROTOTYPE SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA MANAJEMEN RANTAI PASOK DEPARTEMEN ABAKA
CV. NATURAL PALEMBANG
Hermawan Agustian, S.SI1, Fathoni, MMSI.2, Ahmad Rifai, M.T3
1,2,3Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya, IndralayaEmail : [email protected]
ABSTRAK
CV. Natural merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan karpet dan alas interior. Sebagai perusahaan manufaktur, CV. Natural selalu memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke konsumen. Hal ini berkaitan dengan penerapan supply chain mangement (SCM). Saat ini ada beberapa masalah yang muncul pada penerapan SCM di CV. Natural yaitu data persediaan bahan baku tidak akurat, hasil produksi tidak sesuai, dan kehilangan bahan baku. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku pada manajemen rantai pasok departemen Abaka CV. Natural. Metode yang digunakan untuk menganalisa persediaan bahan baku adalah Economic Order Quantity (EOQ). Metode ini dapat digunakan apabila pola permintaan kebutuhan bersifat terus menerus dan tingkat kebutuhan yang konstan. Dengan adanya sistem ini perusahaan dapat menjamin persediaan dan kelancaran arus bahan baku serta mengetahui kebutuhan optimal setiap bahan baku, nilai safety stock, reorder point, maximum inventory dan total inventory cost.
Kata Kunci : economic order quantity, persediaan, supply chain mangement
PENDAHULUANCV. Natural merupakan perusahaan
manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan karpet dan alas interior dengan pangsa pasar utama luar negeri. Perusahaan yang berdiri sejak 1986 ini memproduksi berbagai jenis, model dan ukuran karpet yang terbuat dari bahan kayu jelutung, kayu jati,kayu karet,kayu akasia,kayu pulih dan serat daun pisang Abaka. Perusahaan ini juga memproduksi berbagai produk alas interior seperti place mate, trivet dan coaster (alas meja, tatakan dan berbagai jenis alas meja lainnya).
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, CV. Natural tidak lepas dari aktivitas memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir. Hal ini tentunya berkaitan dengan penerapan supply chain mangement (manajemen rantai pasok), tidak ada perusahaan yang bisa lepas dari kebutuhan untuk memahami konsep-konsep supply chain management selama masih ingin beroperasi secara kompetitif di dunia bisnis. Konsep SCM merupakan pengembangan dari sistem logistik, yang menekankan perusahaan untuk menjamin
adanya persediaan. Menurut Enslow dalam Lina (2008), integrasi aliran persediaan melalui rantai pasokan merupakan suatu hal penting untuk mencapai kapabilitas perusahaan dalam men-supply konsumen. Tujuan utama membangun SCM adalah untuk memperkuat hubungan baik antara manufaktur dengan pemasok dan saluran distribusinya sehingga perusahaan akan lebih responsif dan kapabilitasnya memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Saat ini bahan baku utama dan pelengkap yang digunakan CV. Natural di pesan dari supplier dalam negeri,khusus bahan baku utama serat pisang Abaka dipasok dari Amerika Latin (Ekuador) dan Filiphina dengan jumlah cukup besar dan harga relatif mahal. Jarak antar negara bahkan benua tentunya berdampak pada lamanya waktu pemesanan bahan, jika tidak memiliki jadwal perencanaan pemesanan bahan baku yang tepat maka akan berdampak pada aktivitas produksi, perlu diketahui bahwa satu jenis produk bisa mencapai 90% bahan baku utama.
Penerapan supply chain management (SCM) yang berjalan pada CV. Natural
1
sekarang terbilang belum efektif dan efisien hal ini dikarenakan munculnya beberapa masalah yang sering terjadi seperti jumlah hasil produksi kadang tidak sesuai apa yang diharapkan pihak manejemen, pemakaian bahan baku yang tidak efektif, kehilangan bahan baku, dan salah pendistribusian bahan baku ke departemen lain,dimana ada dua departemen yang mengelola bahan baku utama yang sama yaitu Departemen Abaka dan Departemen Natural. Selain itu juga, semua transaksi data yang dilakukan CV. Natural mengandalkan sistem pengelolaan paper based. Data pemesanan barang, pencatatan barang masuk, pencatatan stok bahan baku,pencatatan barang jadi di gudang masih bersifat manual.
Penggunaan teknologi informasi hanya sebatas pencatatan dan pelaporan transaksi saja sedangkan untuk pencarian data masih menggunakan arsip-arsip hasil laporan. Sistem yang berjalan seperti ini membuat informasi yang di dapat pada divisi-divisi yang terlibat pada manajemen rantai pasok departemen Abaka berjalan lambat dan kurang akurat karena tidak adanya relasi antar divisi untuk berbagi data. Oleh karena itu, penerapan konsep supply chain management pada sistem perencanaan dan pengendalian persediaan sangat diperlukan.
Untuk metode yang digunakan dalam menganalisa persediaan kasus seperti ini ialah EOQ (Economic Order Quantity) alasannya karena pola permintaan kebutuhan bahan baku bersifat terus menerus dan tingkat kebutuhan yang konstan.
Dari uraian diatas, penulis tertarik mengangkat masalah tersebut menjadi penelitian ilmiah dengan judul ”Prototype Sistem Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Pada Manajemen Rantai Pasok Departemen Abaka CV. Natural Palembang”.
TujuanAdapun tujuan dari penelitian ini adalah :1. Untuk menjamin persediaan dan
kelancaran arus bahan baku yang ada di departemen Abaka CV. Natural.
2. Untuk mengetahui kebutuhan optimal setiap bahan baku, nilai safety stock, reorder point, maximum inventory dan total inventory cost.
TINJAUAN PUSTAKAPersediaan
Menurut Ristono (2009) persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku,persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukkan ke dalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan. Dengan demikian setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan.
Biaya PersediaanBiaya persediaan menurut Baroto (2002)
adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :1. Harga pembelian, yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk membeli barang, besarnya sama dengan harga perolehan sediaan itu sendiri atau harga belinya. Pada beberapa model pengendalian sistem persediaan, biaya tidak dimasukkan sebagai dasar untuk membuat keputusan.
2. Biaya pemesananan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya pemrosesan pesanan, biaya ekspedisi, upah, biaya telekomunikasi, biaya dokumentasi/ transaksi, biaya pengepakan, biaya pemeriksaan, dan biaya lainnya yang tidak tergantung jumlah pesanan.
3. Biaya penyiapan (set up cost) adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi. Biaya ini terjadi bila item persediaan diproduksi sendiri dan tidak membeli dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya persiapan peralatan produksi, biaya mempersiapkan mesin (set up), biaya mempersiapkan tenaga kerja langsung, biaya perencanaan dan penjadwalan produksi, dan biaya-biaya lain yang besarnya tidak tergantung pada jumlah item yang diproduksi.
4. Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan dalam penanganan atau penyimpanan material, semi finished product, sub assembly, atau pun produk
2
jadi. Biaya ini besarnya tergantung dari lamanya penyimpanan dan jumlah yang disimpan.
5. Biaya kekurangan persediaan. Bila perusahaan kehabisan barang saat ada permintaan, maka akan terjadi stock out. Stock out menimbulkan kerugian berupa biaya akibat kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan atau kehilangan pelanggan yang kecewa dan beralih ke pesaing. Biaya ini sulit diukur karena berhubungan dengan good will perusahaan.
pengendalian persediaan tradisional mengasumsikan waktu yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan (lead time) adalah konstan. Secara aktual, asumsi ini sulit dipenuhi karena banyak masalah yang tak dapat dihindarkan sehingga pesanan tidakdapat terkirim sesuai dengan waktu yang diperkirakan. Sedangkan menurut Assauri (2004) pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan yang ditujukan agar persediaan atau stock yang ada tidak akan mengalami kekurangan dan dapat di jaga tingkat yang optimal sehingga biaya persediaan dapat minimal.
Peramalan Kebutuhan Persediaan Dalam penelitian ini, kebutuhan
bahan baku departemen Abaka CV. Natural pada tahun 2014 dan selanjutnya belum diketahui. Oleh karena itu perlu dilakukan peramalan kebutuhan bahan baku, penulis menggunakan metode Trend Projection. Teknik ini menyesuaikan dengan garis trend suatu rangkaian titik-titik data historis suatu perusahaan dan kemudian diproyeksikan dengan ramalan periode yang akan datang.
Adapun bentuk persamaan garis linear adalah:
Ŷ=a+bXKeterangan:
Ŷ = Peramalan kebutuhan bahan baku
a = Konstanta penggunaan bahan baku
b = Bilangan waktu untuk satuan waktu
X = Satuan waktu (bulan)
Metode Economic Order QuantityDalam menganalisa data yang akan
digunakan untuk mendapatkan jumlah persediaan bahan baku yang optimal, penulis menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), dipilihnya metode ini dikarenakan jumlah permintaan kebutuhan bahan baku yang terjadi di CV. Natural Palembang sifatnya terus-menerus dan konstan. Perusahaan memesan bahan baku dalam bentuk paket atau lot dan tidak pernah mengalami kehabisan stock sampai pada titik nol. Dari fakta yang terjadi seperti ini maka pemilihan metode EOQ sangatlah tepat.
EOQ adalah kuantitas bahan yang dibeli pada setiap kali pembelian dengan biaya yang paling minimal (Sutrisno, 2001). Keuntungan atau kelebihan dari model pengadaan berdasarkan metode EOQ ini adalah dapat dilakukannya perencanaan dan pengendalian pengadaan barang, apabila dilakukan pencatatan, pelaporan dan sistem informasi yang memadai akan menghasilkan perencanaan yang mendekati kenyataan sehingga akan diperoleh persediaan yang minimal dan meningkatkan ketersediaan, dapat menekan biaya yang harus disediakan, pengawasan dan monitoring persediaan dilakukan secara terus menerus untuk menghindari resiko penumpukan barang dan keterlambatan pembelian (Fuad, 2006:108). Perhitungan EOQ adalah sebagai berikut:
EOQ=√ 2 SDH
Keterangan :EOQ = Kuantitas pembelian
optimalS = Biaya pemesanan setiap kali
pesanD = Penggunaan bahan baku per
tahunH = Biaya penyimpanan per unit
Menurut Ahyari (1995), untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perusahaan harus memenuhi beberapa faktor tentang persediaan bahan baku. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:1. Perkiraan Penggunaan
Perkiraan bahan baku ini merupakan perkiraan tentang berapa besar jumlahnya bahan baku yang akan dipergunakan oleh
3
perusahaan untuk keperluan produksi pada periode yang akan datang.
2. Harga dari BahanHarga bahan baku ini merupakan
dasar penyusunan perhitungan berapa besar dana perusahaan yang harus disediakan untuk investasi dalam persediaan bahan baku tersebut. Sehubungan dengan masalah ini, maka biaya modal (cost of capital) yang dipergunakan dalam persediaan bahan baku tersebut harus pula diperhitungkan.
3. Biaya-Biaya PersediaanDalam hubungannya dengan biaya-
biaya persediaan ini, maka digunakan data biaya persediaan yaitu:a. Biaya penyimpanan (holding cost /
Pemakaian atau penggunaan bahan baku senyatanya dari periode-periode yang lalu (actual demand) merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan karena untuk keperluan proses produksi akan dipergunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengadaan bahan baku pada periode berikutnya.
5. Waktu Tunggu (Lead Time)Waktu tunggu (lead time) adalah
tenggang waktu yang diperlukan (yang terjadi) antara saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu sendiri. Waktu tunggu ini perlu diperhatikan karena sangat erat hubungannya dengan penentuan saat pemesanan kembali (reorder point). Dengan waktu tunggu yang tepat maka perusahaan akan dapat membeli pada saat yang tepat pula, sehingga resiko penumpukan persediaan atau kekurangan persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.
6. Persediaan Pengaman (Safety Stock)Persediaan pengaman merupakan
suatu persediaan yang dicadangkan sebagai pengaman dari kelangsungan proses produksi perusahaan. Persediaan pengaman diperlukan karena dalam kenyataannyajumlah bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi tidak selalu tepat seperti yang direncanakan.
Perhitungan safety stock adalah sebagai berikut (Rangkuti dalam Indrayati, 2007):
Safety Stock (SS)=Zq
q=√ (€ X−Y ) ²n
Keterangan :Z = Standar DeviasiQ = Kuadrat erorX = Penggunaan bahan baku
senyatanyaY = Perkiraan penggunaan bahan
baku
7. Pemesanan kembali (Reorder Point)Reorder point adalah saat atau waktu
tertentu perusahaan harus mengadakan pemesanan bahan dasar kembali, sehingga datangnya pesanan tersebut tepat dengan habisnya bahan dasar yang dibeli, khususnya dengan metode EOQ (Gitosudarmo, 2002). Perhitungan ROP adalah sebagai berikut:
ROP=Safety Stock+(Lead Time x Q)
Keterangan :ROP = Reorder Point
Q = Penggunaan bahan baku rata- rata per hari
Lead time = Waktu tunggu
Supply Chain ManagementMenurut Simchi-Levi et al (1999), SCM
adalah suatu pendekatan dalam mengintegrasikan berbagai organisasi yang menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang, yaitu supplier, manufacturer, warehouse dan stores sehingga barang-barang tersebut dapat diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat dan biaya yang seminimal mungkin.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa SCM adalah suatu rantai pengadaan barang kepada pelanggan dalam rangka menjamin ketersediaan material dan meminimalkan biaya.
Tujuan Supply Chain ManagementTujuan dari supply chain management
adalah untuk memaksimalkan nilai keseluruhan
4
yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan. Disisi lain tujuannya untuk meminimalkan biaya keseluruhan (biaya pemesanan,biaya bahan baku,biaya transportasi,dll)(Chopra dan Mendl,2004:5).
dari supply chain management terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :1. Upstream Supply Chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufacturing dengan para penyalurnya (yang mana dapat manufactures, assemblers, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur second-tier). Di dalam upstream supply chain, aktivitas utama adalah pengadaan.
2. Internal Supply ChainBagian dari internal supply chain
meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur kedalam keluaran organisasi itu. Di dalam internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi,pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Pada komponen ini, perhatian diarahkan pada distribusi,pergudangan, transportasi dan after-sales service.
Entitas Supply Chain ManagementMenurut Pujawan (2005), Bila mengacu
pada perusahaan manufaktur,maka kegiatan-kegiatan utama yang masuk klasifikasi supply chain management adalah :a. Pengembangan produkb. Pengadaaanc. Perencanaan dan pengendaliand. Operasi atau produksie. Pengiriman atau distribusi
METODE PENELITIANObjek Penelitian
Objek penelitian ini adalah departemen Abaka CV.Natural Palembang yang beralamat di Jl. Sukarela KM.7 No.508 Palembang.
Jenis DataAdapun jenis data yang digunakan pada
penelitian tugas akhir ini adalah :1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari objek yang diteliti. Untuk mendapatkan data primer ini penulis melakukan observasi langsung ke objek penelitian dan mengadakan wawancara dimana opini atau jawaban dari responden dijadikan data primer.
2. Data SekunderData sekunder adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada untuk digunakan sebagai referensi penelitian. Dalam hal ini penulis mendapatkan data sekunder dari jurnal, buku, skripsi atau tugas akhir penelitian sebelumnya dan media internet.
Metode Pengumpulan DataUntuk memperoleh data yang diperlukan
penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:1. Wawancara atau Interview
Pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam menunjang kelengkapan data melalui metode wawancara atau interview. Penulis melakukan tanya jawab Proses wawancara dilakukan selama proses penelitian berlangsung dengan menentukan jadwal dan menyiapkan list pertanyaan agar mendapatkan data-data sesuai dengan kebutuhan.
2. ObservasiMetode yang digunakan dalam
pengumpulan data tidak hanya dengan metode wawancara atau interview tetapi juga melalui metode observasi. Penulis mengamati secara langsung proses yang terjadi dalam pengelolaan bahan baku dan mencatat hal-hal apa saja yang berguna dan penting untuk keperluan penelitian di CV. Natural.
3. Studi PustakaMetode Studi Pustaka ialah salah satu
pencarian dan pengumpulan data dengan cara membaca buku, laporan-laporan yang berkaitan dengan objek penelitian dan dapat dijadikan sebagai dasar teori serta dapat dijadikan bahan perbandingan.
5
Metode Pengembangan SistemDalam mengembangkan Prototype Sistem
Perencanaan dan Pengendalian PersedianPada Manajemen Rantai PasokDepartemen Abaka CV. Natural Palembang ini, penulis menggunakan metode FAST (Framework for the Application of Systems Techniques).
FAST adalah kerangka cerdas yang cukup fleksibel untuk menyediakan tipe-tipe berbeda proyek dan strategi. Seperti kebanyakan metodologi komersial, metodologi FAST hipotesisnya tidak menggunakan pendekatan tunggal pada analisis sistem. Metodelogi tersebut mengintegrasikan semua pendekatan populer yang diperkenalkan pada paragraf-paragraf terdahulu kedalam satu kumpulan agile method metode cerdas (Whitten, 2004).
Terdapat delapan tahap pengembangan dalam metode FAST, dimana tahapan ini akan dikerjakan secara berurutan sehingga menghasilkan suatu pemahaman yang mendalam mengenai masalah pada sistem berjalan serta rancangan sistem yang diusulkan. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan dalam metode pengembangan sistem FAST :
Pada fase ini penulis melakukan :a. Wawancara dengan pihak CV. Natural
Palembang. Hal yang didiskusikan pada wawancara pertama ini mengenai materi penelitian, departemen mana
yang akan dijadikan objek penelitian, dan data apa saja yang dibutuhkan.
b. Dari hasil wawancara ini penulis mulai mendefinisikan gambaran sistem yang akan dikembangkan.
2. Analisis Masalah (Problem Analysis)Fase analisis masalah mempelajari
sistem Pada fase ini penulis melakukan :a. Setelah mendefinisikan gambaran
umum sistem yang akan dikembangkan penulis melakukan wawancara kembali, wawancara kali ini membahas mengenai sistem yang sedang berjalan di departemen Abaka CV. Natural Palembang. Dari sini diketahui proses bisnis yang biasa berlangsung dan ditemukan masalah-masalah yang kerap dihadapi oleh CV. Natural Palembang.
b. Pada fase ini juga penulis melakukan observasi di bagian produksi departemen Abaka dengan mengamati langsung cara kerja pembuatan abaca carpet .
c. Dari hasil wawancara dan observasi ini,penulis dapat mendefinisikan masalah untuk dicarikan solusinya.
Pada fase ini penulis melakukan :a. Untuk pecarian kebutuhan dari sistem
yang akan dikembangkan, penulis melakukan wawancara lagi dengan perusahaan. Penulis menanyakan kebutuhan apa saja yang diperlukan dan diinginkan pengguna.
b. Setelah masalah dan kebutuhan di dapat, pada fase ini penulis mulai mencarikan solusi-solusi yang akan dirancang dengan mencari referensi penelitian seperti jurnal, buku, skripsi atau tugas akhir penelitian sebelumnya,karya ilmiah dan media internet.
c. Mendokumentasikan hasil dari analisa kebutuhan sebagai dasar untuk pembuatan sistem.
4. Perancangan Logika (Logical Design)Pada fase ini penulis melakukan :
a. Wawancara mengenai rancangan sistem yang akan dibangun sesuai dengan penyelesaian masalah dan kebutuhan.
b. Membuat rancangan database berupa entity relationship diagram dan
6
pemodelan proses berupa data flow diagram pada sistem yang akan dibuat.
c. Mendokumentasikan hasil rancangan sistem.
5. Analisis Keputusan (Decision Analysis)Pada fase ini penulis melakukan :
a. Pertemuan dengan perusahaan, membahas mengenai hasil keputusan dari sistem yang akan dibuat, serta meminta persetujuan terhadap keputusan yang diambil oleh penulis.
b. Penulis juga meminta saran dan masukkan yang akan diajukan lagi serta mendokumentasikan hasil pengambilan keputusan.
6. Desain Dan Integrasi Fisik (Physical Design & Integration)
Pada fase ini penulis melakukan :a. Mentransformasikan DFD menjadi
Physical Data Flow Diagram (PDFD). PDFD akan menggambarkan atau memodelkan technical dan human design decisions dari implementasi sistem.
b. Membuat Coding terhadap program yang akan dibuat serta melakukan pengujian terhadap tiap-tiap komponen dan keseluruhan sistem.
7. Konstruksi Dan Pengujian (Construction & Pada tahap ini penulis melakukan :
a. Pertemuan dengan pihak perusahaan menguji program yang telah dibuat untuk mengenalkan sistem yang telah dirancang dan mendapatkan masukan dari kekurangan atau kesalahan yang ada pada saat pengujian program dan kemudian dicatat hasil dari pengujian tersebut.
b. Persiapan fase implementasi dengan memperhatikan perlengkapan dan user yang terlibat di dalam sistem.
c. Melakukan perbaikan jika sistem yang dirancang masih terdapat kesalahan.
8. Instalasi Dan Pengiriman (Installation & Delivery)
Fase ini berperan untuk mengirimkan sistem ke dalam operasi. Tujuan dari fase ini adalah mengubah secara halus sistem lama ke sistem baru, pada fase ini akan dilakukan pengujian sistem, persiapan rencana konversi ke sistem baru, menginstal database, melatih pengguna sistem, dan mengkonversikan sistem lama ke sistem baru.
Analisis Data dengan Metode Trend Projection dan Metode EOQ
Berikut adalah contoh kasus perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku serat pisang abaka pada CV. Natural Palembang, disini penulis hanya akan melakukan perhitungan pada serat pisang abaka jenis MI :
Berikut data yang berkaitan dengan perhitungan :
Penggunaan Bahan Baku Tabel 1. Data Penggunaan Bahan Baku
Serat Pisang Abaka Jenis MI
Bulan 2012 2013
Januari 1506 1543
Februari 1476 1582
Maret 1473 1571
April 1451 1562
Mei 1462 1589
Juni 1489 1547
Juli 1473 1540
Agustus 1438 1566
September 1444 1528
Oktober 1466 1556
November 1462 1592
Desember 1490 1570
TOTAL 17630 18746RATA-RATA
1469,2 1562,2
Sumber : CV. Natural *dalam KG
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa total penggunaan serat pisang abaka jenis MI pada tahun 2012 sebanyak 17630 Kg/tahun dengan rata-rata sebanyak 1469,2 Kg/bulan dan pada tahun 2013 sebanyak 1562,2 Kg/tahun dengan rata-rata 1562,2 Kg/bulan.
Biaya PemesananTabel 2. Biaya Pemesanan
NO Jenis Biaya 2013
1Biaya Telepon dan
AdministrasiRp100.000
2 Ongkos Kirim(Kg) Rp3.500
7
Jumlah Rp103.500
Biaya pemesanan terdiri dari biaya telepon dan administrasi dan biaya ongkos kirim. Pada tahun 2013 biaya pemesanan untuk setiap kali pemesanannya yaitu biaya administrasi sebesar Rp100.000 dan biaya ongkos kirim sebesar Rp3.500/Kg. Jadi total biaya pemesanan pada tahun 2012 untuk setiap kali pesannya sebesar Rp103.500.
Biaya PenyimpananTabel 3. Harga Bahan dan Biaya
Penyimpanan (Dalam Kg)
Tahun 2013Harga/
KgBiaya Simpan/Kg
Rp38.500
Rp3.850
Untuk harga bahan baku serat pisang Abaka jenis MI pada tahun 2013 adalah sebesar Rp38.500/Kg sedang biaya penyimpanan telah ditentukan oleh CV. Natural tanpa perincian biaya apa saja yang termasuk yaitu sebesar 10% dari harga bahan baku, jadi biaya penyimpanan sebesar Rp3850/Kg.
Untuk mengetahui kebutuhan bahan baku pada tahun 2014 maka penulis mengggunakan metode trend projection. Pada perhitungan ini perlu data penggunaan bahan baku selama bulan Juni 2012 sampai Desember 2013 dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Perhitungan Abaka MI CV. Natural Tahun 2012-2013 (Trend Garis Lurus)
Bulan (Y) X XY X2
Jun-12 1489 -9 -13401 81
Jul-12 1473 -8 -11784 64
Agust-12 1438 -7 -10066 49
Sep-12 1444 -6 -8664 36
Okt-12 1466 -5 -7330 25
Nop-12 1462 -4 -5848 16
Des-12 1490 -3 -4470 9
Jan-13 1543 -2 -3086 4
Feb-13 1582 -1 -1582 1
Mar-13 1571 0 0 0
Apr-13 1562 1 1562 1
Mei-13 1589 2 3178 4
Jun-13 1547 3 4641 9
Jul-13 1540 4 6160 16
Agust-13 1566 5 7830 25
Sep-13 1528 6 9168 36
Okt-13 1556 7 10892 49
Nop-13 1592 8 12736 64
Des-13 1570 9 14130 81
Total 27519 0 4066 570
Rata-Rata 1526,7368 214 30
Persamaan garis lurus hasil analisis adalah sebagai berikut :
a = 1526,763b = 4066/570 = 7,13
Berikut hasil peramalan bahan baku serat pisang abaka jenis MI untuk tahun 2014 dengan menggunakan metode trend projection :
Tabel 5.Hasil Peramalan Bahan Baku Serat Pisang Abaka Jenis MI Untuk Tahun 2014
Dengan Metode Trend Projection
No Bulan Ŷ
1 Januari 1598,07
2 Februari 1605,20
3 Maret 1612,34
4 April 1619,47
5 Mei 1626,60
6 Juni 1633,74
7 Juli 1640,87
8 Agustus 1648,00
9 September 1655,14
10 Oktober 1662,27
11 Nopember 1669,40
12 Desember 1676,54
Total 19647,64
Rata-Rata 1637,30
Berdasarkan persamaan yang ada maka jumlah kebutuhan bahan baku serat pisang abaka jenis MI tahun 2014 adalah 19647,64Kg.
Perhitungan EOQUntuk perhitungan EOQ ini penulis hanya
memberikan satu contoh perhitungannya saja yaitu untuk tahun 2013.
8
Tabel 6. Kuantitas, Harga, Biaya Total,Biaya Pemesanan, dan Biaya Penyimpanan
Uraian 2013
Kuantitas (Kg) 18746
Harga (Rp/Kg) Rp 38.500,00
Biaya Total Rp 756.434.221,05
Biaya Pemesanan Rp 103.500,00
Biaya Penyimpanan
Rp 3.850,00
a. Kebutuhan Optimal Tahun 2013
EOQ=√ 2 SDH
EOQ=√ 2(103.500) (18746 )3850
EOQ=1003,9 Kg=1004 Kg
Frekuensi= DEOQ
¿¿
Frekuensi=187461004
Frekuensi=18,67 kali=19 kali
Interval=36019
¿19,27 hari=19 hari
Jadi jumlah kebutuhan optimal bahan baku serat pisang abaka jenis MI setiap kali pesan pada tahun 2013 sebanyak 1004 Kg dengan frekuensi pemesanan sebanyak 19 kali dengan rentan waktu selama 19 hari.
b. Penentuan Safety StockDengan melihat dan mempertimbangkan
penyimpangan – penyimpangan yang tejadi antara perkiraan pemakai bahan baku dengan pemakaian sesungguhnya dapat diketahui besarnya penyimpangan tersebut. Setelah diketahui berapa besarnya standar deviasi masing – masing tahun maka akan ditetapkan besarnya analisis penyimpangan. Dalam analisis penyimpangan ini management perusahaan menentukan seberapa jauh bahan
baku yang masih dapat diterima. Pada umumnya batas toleransi yang digunakan adalah 5% diatas perkiraan dan 5% dibawah perkiraan dengan nilai 1,65.
Tabel 7. Penggunaan dan Perkiraan 2013Penggunaan
(X)Perkiraan
(Y)X-Y (X-Y)2
18746 18850 -104 10816
q=√ (€ X−Y ) ²n
q=√ 1081612
=30,02 Kg
Safety Stock (SS)=Zq
S afety Stock (SS)=1,65 x30,02
¿49,53 KgJadi safety stock pada tahun 2013 sebesar
49,53 Kg
c. Penentuan Reorder Point (ROP)Diketahui lead time pemesanan bahan
baku selama 30 hari.
ROP=49,53 Kg+(30 hari x ( 18746360 ))
ROP=1611,69 Kg
Jadi tahun 2013 pihak CV. Natural harus melakukan pemesanan kembali ketika persediaan bahan baku sebesar 1611,69 Kg.
d. Penentuan Persediaan Maksimum (Maximum Inventory)Persediaan maksimum (Max Inventory)
diperlukan oleh perusahaan agar jumlah persediaan yang ada digudang tidak berlebihan sehingga tidak terjadi pemborosan modal kerja. Untuk mengetahui besarnya persediaan maksimum digunakan rumus:
Max Inventory=SafetyStock+EOQ
Max Inventory=49,53+1004
Max Inventory=1053,53 Kg
Jadi max inventory serat pisang abaka jenis MI tahun 2013 yang ada di gudang sebanyak 1053,53 Kg.
e. Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan Baku (Total Inventory Cost/TIC)
9
Untuk mengetahui total biaya persediaan bahan baku minimal yang diperlukan perusahaan dengan menggunakan perhitungan EOQ. Hal ini dilakukan untuk penghematan biaya persediaan perusahaan. Perhitungan TIC usaha CV. Natural adalah sebagai berikut:
TIC=√2 . D . S . H
TIC=√2 .18746 x103500 x3850
TIC= 3.865.181,07 = 3.865.200
Total biaya persediaan yang dikeluarkan Pihak CV. Natural menurut metode EOQ pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 3.865.200 .
Jadi hasil perhitungan EOQ, frekuensi pemesanan, interval pemesanan ulang, safety stock, reorder point, maximum inventory dan TIC dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Untuk perancangan logika dari sistem yang akan dikembangkan ini penulis menggunakan dua model diagram terdiri dari pemodelan proses menggunakan data flow diagram (DFD) dam pemodelan data menggunakan entity relationship diagram (ERD).
Pemodelan Proses Pada penelitian ini pemodelan proses
untuk sistem yang akan dikembangkan, digambarkan dengan DFD (Data Flow Diagram). Berikut adalah DFD dari sistem yang akan dikembangkan :
DFD Level 0 Sistem Baru
Sistem Perencanaan dan Pengendalian Persediaan pada
Manajemen Rantai Pasok Departemen Abaka CV. Natural
Palembang
Supplier
Staff Gudang
Direktur
Kepala Bagian Departemen Abaka
Faktur Pemesanan Bahan Baku
Informasi Detail Pemesanan Bahan Baku
Data Pemesanan Bahan Baku
Informasi History Bahan Baku
Data Penggunaan Bahan Baku
Informasi Detail Penggunaan Bahan Baku
Data Bahan Baku Masuk
Laporan Persediaan Bahan Baku
Data Pembayaran
Informasi Pembayaran
Konfirmasi Pembayaran
Faktur Pemesanan Bahan Baku
Informasi Detail Pemesanan Bahan Baku
Konfirmasi Pembayaran
Informasi Detail Peramalan Bahan Baku
Data Supplier
Data Bahan Baku
Informasi Supplier
Informasi Penggunaan Bahan Baku
Informasi Supplier
Informasi Bahan Baku
Informasi Bahan Baku Masuk
Informasi History Bahan Baku
Data SCM
Informasi Detail Pemesanan Bahan Baku
Data Detail Pemesanan Bahan Baku
Informasi SCM
Informasi Pemesanan Bahan Baku
Data Detail Penggunaan Bahan Baku
Informasi Detail Penggunaan Bahan Baku
Gambar 1. DFD Level 0 Sistem BaruDFD Level 1 Sistem Baru
Kepala Bagian Departemen Abaka
Staff Gudang
1.0Kelola
Penggunaan Bahan Baku
2.0Kelola Data History
(Persediaaan) Bahan Baku
6.0Kelola Laporan
Detail_Penggunaan_ Bahan_Baku
History_ Bahan_Baku
Data Detail Penggunaan Bahan Baku Data Detail Penggunaan Bahan Baku
Data Detail Penggunaan Bahan Baku
History_Bahan_Baku
Informasi Detail Penggunaan Bahan Baku
Data Detail Penggunaan Bahan Baku
Data Bahan Baku
Informasi Detail Penggunaan Bahan Baku
Informasi History Bahan Baku
Bahan_Baku
Data Bahan Baku
Data Bahan Baku
Data Bahan Baku Masuk
Data Bahan Baku Masuk
Informasi History Bahan Baku
Informasi Bahan Baku MasukInformasi Bahan Baku
Detail_Peramalan_Bahan_Baku
Da
ta D
eta
il P
en
gg
un
aan
Bah
an
Baku
Da
ta H
isto
ry B
ahan
Baku
3.0Kelola Peramalan
Bahan Baku
Da
ta D
eta
il P
era
mala
n B
aha
n B
aku
Da
ta D
eta
il P
era
mala
n B
aha
n B
aku
4.0Kelola SCM
Direktur
SCM
Data Jumlah Tahunan
Data SCM
Data SCM
Informasi Detail Peramalan Bahan Baku
Informasi SCM
Data SCM
5.0Kelola Pemesanan Bahan Baku
Data Supplier
Supplier
Data PembayaranData Pemesanan Bahan Baku
Pemesanan_Bahan_Baku
Data Supplier
Data Supplier
Supplier
Data Supplier
Data Pemesanan Bahan Baku
Data Pemesanan Bahan Baku
Informasi Pemesanan Bahan BakuInformasi Pembayaran
Pada proses diatas, terdapat enam proses dan empat entitas. Proses-proses yang terdapat pada sistem baru adalah kelola penggunaan bahan baku,kelola persediaan bahan baku,kelola pemesanan bahan baku, kelola peramalan bahan baku, kelola SCM dan kelola laporan. Sedangkan entitasnya adalah direktur, supplier, staff gudang, dan kepala bagian departemen Abaka.
Pada pemodelan proses diatas juga, proses-proses yang terdapat pada sistem perencanaan
10
dan pengendalian persediaan ini telah memiliki pengelolaan data yang disimpan ke tabel database, sehingga data-data yang dikelola saling berinteraksi dan dapat menghasilkan informasi yang tepat.
Pemodelan Data Pemodelan proses adalah suatu model
untuk menjelaskan hubungan antara data dalam bisnis data yang mempunyai hubungan atau relasi antara objek-objek tersebut. Gambar 7 dibawah ini menggambarkan entity relationship diagram dari sistem yang baru.
Entity Relationship Diagram (ERD)
Penggunaan_Bahan_Baku
Id_guna
Id_bahan_bakustatus
Tanggal_guna
Bahan_Baku
Id_bahan_baku
Nama_bahan_baku
memiliki
History_Bahan_Baku
memiliki
Id_h_bahan_baku
Id_bahan_baku
sts
Tanggal
Pemesanan_Bahan_Baku
memiliki
Id_pemesanan
Id_bahan_baku
Id_supplier
Kode_pemesanan
Tanggal_pesan
Jumlah_Tahunanmemiliki
Id_bahan_baku
Id_jumlah_tahunan
jumlah
Suppliermemiliki
Id_supplier
Nama_Supplier
email
Telepon
SCM
Lead_time
rop
ss
Id_SCM
Biaya_pesan
Biaya_simpan eoq
interval
frekuensi
memiliki
memiliki
tahun
Peramalan_Bahan_Baku
memiliki
Id_ramal
Id_bahan_baku
jumlah
harga_bahan_baku
Id_bahan_baku
Max_inventori
TIC
Perkiraaan
Kode_penggunaan
Id_detail_guna
stock
memiliki
memiliki
Detail_Peramalan_Bahan_Baku
Id_detail
Id_ramal1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
total
Rata-rata
Detail_Penggunaan_Bahan_Baku
Id_detail_guna
Id_guna
Nama_bahan_baku Jumlah_bahan_baku
Detail_Pemesanan_Bahan_Baku
memiliki
Id_detail
Id_pemesanan
Nama_bahan_baku Jumlah_bahan
baku
Stock_akhir
Gambar 3. Entity Relationship Diagram
Perancangan Basis DataPada skema basis data dibawah ini akan
menunjukkan field, atribut, tipe data, dan relasi antar field sistem yang dibangun.
Gambar 4. Skema Basis Data
Hasil Antar Muka SistemHasil antar muka sistem adalah hasil yang
didapatkan dari aplikasi prototype sistem perencanaan dan pengendalian persediaan pada manajemen rantai pasok departemen Abaka CV. Natural Palembang. Sistem memiliki tiga user yaitu direktur,kepala bagian departemen Abaka, dan staff gudang yang masing-masing user memiliki menu yang disesuaikan dengan rancangan sistem.
Halaman Peramalan Bahan Baku (Hasil Peramalan)
Halaman Peramalan Bahan Baku (Hasil Peramalan) ini menampilkan data hasil peramalan bahan baku untuk setiap bulannya dari tahun berikutnya.
Gambar 5. Halaman Hasil Peramalan
Halaman Hitung SCM
11
Pada halaman hitung SCM ini ditampilkan form input data-data SCM yang terdiri dari nama bahan baku, lead time, biaya pemesanan,jumlan penggunaan bahan baku, dan perkiraaan.
Gambar 6. Halaman Hitung SCM
Halaman Data SCMPada halaman data SCM ini ditampikan
form hasil dari perhitungan SCM yang terdiri dari nama bahan baku, eoq , frekuensi, interval, safety stock, rop, max inventory, dan TIC.
Gambar 7. Halaman Data SCM
Halaman Data Daftar SCM Pada halaman data SCM ini
ditampilkan tabel data SCM dari seluruh bahan baku dimana pada halaman ini terdapat aksi edit dan hapus data.
Gambar 8. Halaman Data Daftar SCM
Halaman Grafik Penggunaan Bahan Baku Perbulan
Pada halaman ditampilkan grafik data penggunaan setiap bahan baku perbulannya dalam setahun .
Gambar 9. Halaman Grafik Penggunaan Perbulan
Halaman Laporan Persediaan Bahan BakuPada halaman ini ditampilkan laporan
persediaan bahan baku.
Gambar 10. Halaman Laporan Persediaan
KESIMPULAN DAN SARANAdapun kesimpulan yang didapat
berdasarkan uraian di atas adalah:
12
1. Dengan menerapkan prototype sistem perencanaan dan pengendalian persediaan ini, CV. Natural dapat memberikan kemudahan bagi pihak yang terlibat dalam manajemen rantai pasok untuk menjamin persediaan dan kelancaran arus bahan baku.
2. Prototype sistem perencanaan dan pengendalian persediaan pada manajemen rantai pasok departemen Abaka CV. Natural Palembang ini menggunakan metode EOQ yaitu metode yang bertujuan untuk memudahkan departemen Abaka dalam menentukan jumlah persediaan bahan baku optimal,frekuensi dan interval pemesanan bahan baku, jumlah safety stock, reorder point, maximum inventory dan total inventory cost.
Adapun saran yang diberikan penulis dari hasil penelitian ini adalah :1. CV. Natural Palembang diharapkan
memiliki sumber daya teknologi yang mendukung sesuai kebutuhan sistem
untuk dapat mengimplementasikan pengembangan sistem ini secara maksimal.
2. Untuk pengembangan lebih lanjut diharapkan ada penelitian selanjutnya dalam mengidentifikasi masalah maupun kebutuhan secara lebih mendalam mengingat akan pentingnya pengembangan sistem ini untuk mendapat hasil yang lebih baik.