JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 5, No. 2, Agustus 2007 45 PROSPEKSI EMAS LETAKAN DI PERAIRAN BAYAH, KABUPATEN LEBAK, PROPINSI BANTEN Oleh: Hananto Kurnio dan Hersenanto C.W. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung 40174 SARI Mineral emas letakan di perairan Bayah dijumpai dalam sedimen dasar laut perairan, pantai dan sungai. Emas letakan Bayah dari hasil analisis mineral butir terakumulasi pada sedimen pasir berukuran sangat halus (0,125 hingga 0,0625 mm). Hasil analisis mineral bijih, kandungan tinggi Au dan Ag berasosiasi dengan kandungan tinggi mineral magnetik. Dari kurva energi fluks gelombang sebagian pantai perairan Bayah memiliki kecenderungan akresi akibat proses sedimentasi aktif yang membawa emas letakan. Hasil penelitian diketahui kadar Au 0,4-1,8 ppm, Ag 6,8-7,8 ppm, Fe 38,54- 48,64 % dan Cu 17-18 ppm. Sedangkan data bor dalam prospek emas letakan pada kedalaman bor 9-14 meter, mempunyai kadar antara 0,4-1,8 ppm. Pendulangan yang dilakukan pada 13 lokasi sepanjang pantai Bayah mendapatkan hanya 3 lokasi nihil sehingga persentase keterdapatan emas letakan di daerah ini sementara adalah 76,9 %. Kata kunci: emas letakan, sedimen dasar laut, mineral bijih, mineral magnetit, energi fluks gelombang ABSTRACT Gold placer mineral indications in Bayah waters are occurred in the seafloor, coastal and river sediments. Bayah gold placer is accumulated in a very fine sand sediment (0.125 up to 0.0625 mm). Results of ore mineral analyses, the high content of Au and Ag samples are associated with high content of magnetic minerals. The observation of wave flux energy curve, parts of Bayah Coast tends to accretion due to active sedimentation process that carrying gold placer. Research results, it is known that Au 0,4-1,8 ppm, Ag 6,8-7,8 ppm, Fe 38,54-48,64 % and Cu 17-18 ppm . While from deep borehole, gold placer prospects are between depths of 9-14 meters with the range of the contents between 0,4-1,8 ppm. Gold panning carried out in 13 locations along Bayah beach found out only 3 empty gold locations; thus percentage of gold placer existences in this area temporarily 76.9 %. Key words: gold placer, seafloor sediments, ore minerals, magnetite minerals, wave flux energy PENDAHULUAN Prospeksi emas letakan di perairan Bayah, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten merupakan tindak lanjut penyelidikan geologi dan geofisika wilayah pantai terdahulu (Surachman dan Widjaksana, 1992). Pada penyelidikan tersebut didapatkan kadar Au dari sedimen dasar laut sekitar perairan muara Sungai Cimadur hingga sekitar 10 ppm (part per million atau bagian per sejuta) pada kedalaman laut kurang dari 40 meter. Prospek tersebut sekarang sedang diselidiki seberapa jauh potensinya melalui penyelidikan lanjutan pada tahun anggaran 2005 dan 2007 ini. Di wilayah pantai Kabupaten Lebak ini penduduk telah mengambil emas secara tradisional semenjak sekitar tahun 1985 dengan metode alat handuk dan dulang.
18
Embed
PROSPEKSI EMAS LETAKAN DI PERAIRAN BAYAH (editing)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 2, Agustus 2007
45
PROSPEKSI EMAS LETAKAN DI PERAIRAN BAYAH, KABUPATEN LEBAK, PROPINSI BANTEN
Oleh:
Hananto Kurnio dan Hersenanto C.W.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung 40174
SARI
Mineral emas letakan di perairan Bayah dijumpai dalam sedimen dasar laut perairan, pantai dansungai. Emas letakan Bayah dari hasil analisis mineral butir terakumulasi pada sedimen pasirberukuran sangat halus (0,125 hingga 0,0625 mm). Hasil analisis mineral bijih, kandungan tinggi Audan Ag berasosiasi dengan kandungan tinggi mineral magnetik. Dari kurva energi fluks gelombangsebagian pantai perairan Bayah memiliki kecenderungan akresi akibat proses sedimentasi aktif yangmembawa emas letakan. Hasil penelitian diketahui kadar Au 0,4-1,8 ppm, Ag 6,8-7,8 ppm, Fe 38,54-48,64 % dan Cu 17-18 ppm. Sedangkan data bor dalam prospek emas letakan pada kedalaman bor 9-14meter, mempunyai kadar antara 0,4-1,8 ppm.
Pendulangan yang dilakukan pada 13 lokasi sepanjang pantai Bayah mendapatkan hanya 3 lokasinihil sehingga persentase keterdapatan emas letakan di daerah ini sementara adalah 76,9 %.
Kata kunci: emas letakan, sedimen dasar laut, mineral bijih, mineral magnetit, energi fluksgelombang
ABSTRACT
Gold placer mineral indications in Bayah waters are occurred in the seafloor, coastal and riversediments. Bayah gold placer is accumulated in a very fine sand sediment (0.125 up to 0.0625 mm).Results of ore mineral analyses, the high content of Au and Ag samples are associated with high content ofmagnetic minerals. The observation of wave flux energy curve, parts of Bayah Coast tends to accretiondue to active sedimentation process that carrying gold placer. Research results, it is known that Au 0,4-1,8ppm, Ag 6,8-7,8 ppm, Fe 38,54-48,64 % and Cu 17-18 ppm . While from deep borehole, gold placerprospects are between depths of 9-14 meters with the range of the contents between 0,4-1,8 ppm.
Gold panning carried out in 13 locations along Bayah beach found out only 3 empty gold locations; thuspercentage of gold placer existences in this area temporarily 76.9 %.
PENDAHULUANProspeksi emas letakan di perairan Bayah,
Kabupaten Lebak, Propinsi Banten merupakantindak lanjut penyelidikan geologi dan geofisikawilayah pantai terdahulu (Surachman danWidjaksana, 1992). Pada penyelidikan tersebutdidapatkan kadar Au dari sedimen dasar lautsekitar perairan muara Sungai Cimadur hinggasekitar 10 ppm (part per million atau bagian per
sejuta) pada kedalaman laut kurang dari 40meter. Prospek tersebut sekarang sedangdiselidiki seberapa jauh potensinya melaluipenyelidikan lanjutan pada tahun anggaran 2005dan 2007 ini. Di wilayah pantai Kabupaten Lebakini penduduk telah mengambil emas secaratradisional semenjak sekitar tahun 1985 denganmetode alat handuk dan dulang.
JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 2, Agustus 2007
46
Gam
bar
1. P
eta
loka
si p
enga
mbi
lan
perc
onto
h da
sar
laut
, pan
tai d
an s
unga
i
JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 2, Agustus 2007
47
Propeksi emas letakan untuk mengetahuiproses mineralisasi dan tipe cebakan mineral didaerah perairan Bayah ini adalah disampingberdasarkan hasil pemboran, petrogenesabatuan, analisis petrografi, mineral bijih,geokimia batuan, alterasi dan mineralisasi jugahasil penelitian geologi dan geofisika kelautanterdahulu. Identifikasi masalah untuk prospeksiini mencakup juga proses-proses geologi dangeofisika dalam hubungannya denganmineralisasi dan sedimentasi baik di daratmaupun di laut.
Daerah penelitian adalah kawasan pantai diselatan Lebak mulai dari Sawarna hingga Ciharamencakup wilayah perairannya hingga batas 4mil dari garis pantai pada posisi surut lautterendah.
Dalam kegiatan ini telah dilaksanakanpengambilan percontoh sebanyak 57 contoh dipesisir pantai dan lepas pantai yang diambildengan penginti comot (gambar 1). Penggunaanpencontoh comot ini adalah denganpertimbangan sedimen yang diambil umumnyabersifat pasiran yang sangat sulit diambil denganmetode percontohan lain seperi penginti contohgaya berat (gravity corer) yang cenderung tidakdapat menahan sedimen yang sangat uraitersebut.
Penyelidikan sedimen permukaan ini disamping untuk prospek emas letakan jugadimaksudkan untuk mengetahui jenis dansebaran dari sedimen permukaan dasar laut didaerah selidikan. Dengan memahami polasebaran dan jenis sedimen permukaan dasarlaut, dapat diketahui pula arah arus dominanyang bekerja di perairan tersebut; sehinggadapat diketahui proses akumulasi emas letakandi daerah ini.
Contoh-contoh sedimen yang dianalisisuntuk prospek emas letakan di samping daricontoh dasar laut, dilakukan pula terhadapsedimen darat dan sedimen yang didapat darihasil pemboran tangan. Sedimen darat diambil disepanjang pantai maupun di tepi sungai didaerah selidikan.
Penelitian emas letakan di perairan Bayahterkait dengan butir sedimen sebagai materialasosiasi. Oleh karenanya, penentuan ukuranbutir sedimen menjadi penting karena ukuranbutir mencerminkan 1) ketersediaan jenis danukuran partikel dari batuan dasar atau batuansedimen yang ada, 2) ketahanan pertikel
terhadap pelapukan, erosi dan abrasi, dan 3)proses pengangkutan dan pengendapan partikel(Friedman dan Sanders, 1978). Ketersediaanjenis dan ukuran partikel ditentukan oleh jenisbatuan dan sedimen di suatu daerah. Untukdaerah Lebak, batuan dasar yang dijumpai antaralain batuan beku dan metamorf yang dipotongurat-urat kuarsa. Sedangkan jenis sedimen yangdijumpai di daerah ini adalah sedimen pantai danfluvial purba. Oleh karena itu ukuran butirsedimen yang dijumpai di daerah ini ditentukanoleh ukuran butiran feldspar dan kuarsa yangdominan dan terkandung dalam batuan beku danurat kuarsa, ukuran butiran mineral penyusunbatuan metamorf, dan ukuran butir sedimenpenyusun endapan pantai dan fluvial purba.
Feldspar dan kuarsa merupakan mineralpenyusun utama dari sedimen yang dijumpai didaerah selidikan dan kedua mineral ini palingtahan terhadap pelapukan. Meskipun demikian,tidak tertutup kemungkinan kehadiran mineralmineral mafik dalam sedimen dasar lautmengingat melimpahnya sumber materialsedimen, baik di tepi pantai maupun di perairandekat pantai.
Proses pengangkutan dan pengendapanpartikel dapat diketahui dari plot bivariat medianterhadap sortasi maupun mean terhadap sortasi.Plot mean terhadap jarak contoh dari pantaidapat menunjukkan hubungan antara besar butirdengan sumber material sedimen. Sedangkanplot mean terhadap contoh-contoh sejajar pantaidapat memperlihatkan arah arus dominan yangbekerja sejajar pantai.
Emas letakan di pesisir pantai Bayah selaluberasosiasi dengan pasir pantai. Pasir pantai disepanjang garis pantai (foreshore) diendapkanoleh aktifitas gelombang (wave) dan arus laut(current). Gelombang laut merupakan faktorutama yang menggerakkan pasir yang dipasoksungai ke sepanjang pantai. Pada saat gelombangpecah menyebabkan pelepasan energi secaratiba-tiba yang mengakibatkan turbulensi danmemisahkan pertikel pasir dari lumpur yangdiendapkan ke arah lepas pantai.
Prospek Cibobos berhubungan denganintrusi diorit, dasit dan basalt dimana sebagiantelah terubah (Hersenanto dan Kurnio, 2007).Prospek ini mempunyai luas sebaran ± 9,7 km2(pada peta sekala 1:50.000) serta prosesmineralisasi hidrotermal ditandai denganhadirnya mineral klorit, kalsit, azurit, gipsum,
JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 2, Agustus 2007
48
zeolit dan montmorilonit. Kandungan minerallogamnya adalah Au 0,4-1,1 ppm, Ag 2-4,8 ppm,Cu 20-56 ppm, Al 4-5,2 %, Fe 2,30-5,78 %. Hasilpemboran menunjukkan kadar yang hampirseragam yaitu antara 0,5-1,1 ppm.
GEOLOGI DAN TEKTONIK REGIONALDaerah Bayah merupakan bagian dari Busur
Magmatik Neogen Sunda-Banda. Busur initersusun dari rangkaian gunungapi aktif padabatuan lebih tua volkanik dan volkaniklastik.Batuan volkanik ini berinterkalasi denganbatuan sedimen Paleogen dan Neogen sertadiintrusi oleh batuan beku plutonik. Di Busur inidikenal dua periode aktifitas magmatik yaituPeriode Eosen Akhir – Miosen Awal dan PeriodeMiosen Akhir – Pliosen yang berhubungandengan aktifitas penunjaman LempengSamudera Hindia di bawah Busur Sunda.
Endapan emas letakan tidak terlepas dariproses mineralisasi yang terjadi pada batuanasal. Adapun batuan asal di daerah prospeksangat dipengaruhi oleh aktivitas magmatikberupa batuan terobosan yang membawa emaske permukaan. Batuan intrusi di daerah prospekadalah Granodiorit Cihara yang terdiri darigranodiorit, granodiorit profir, granit, dasitporfir, gabro dan aplit yang kesemuanyaberumur Oligosen Awal-Akhir; Dasit yangterdiri dari dasit, liparit, bostonit porfir yangberumur Miosen Tengah-Akhir; Andesit yangterdiri andesit, andesit hornblenda berumurMiosen Akhir; dan Basal Olivin yang terdiribasal, basal olivin dan andesit piroksen yangberumur Kuarter.
METODE PENELITIANUntuk prospeksi emas letakan ini dilakukan
percontohan sedimen baik di lepas pantai,sepanjang pantai maupun sungai. Pemercontohcomot digunakan untuk mengambil contohsedimen permukaan dasar laut pada 49 lokasidengan kedalaman laut 5 hingga 85 meter. Disepanjang pantai dan sungai contoh sedimenyang diambil sebanyak 31 buah; sedangkanpemboran tangan dilakukan di 7 lokasi (lihatgambar 1). Di sepanjang pematang pantai Bayahdilakukan juga prospeksi emas letakan denganmetode dulang pada 13 lokasi (gambar 3 dantabel 3).
Untuk percontohan sedimen pantai berupapasir lepas, batuan insitu (outcrop) maupun
hanyutan (float) diambil dengan tangan maupunbor dangkal. Proses pengendapan ditafsirkanberdasarkan pendekatan statistika kurvafrekuensi kumulatif, kurva frekuensi(histogram), modus (kesukaan butir untukmengendap) dan moment.
Untuk mengetahui sebaran emas letakansecara vertikal, dilakukan pemboran dangkal dandalam. Pemboran dangkal dilakukan denganpemboran tangan pada 9 titik lokasi sertakedalaman antara 1 hingga 5 meter tergantungkondisi geologi di lapangan. Pemboran dalamdilakukan pada 2 titik lokasi dengan kedalaman50 meter. Dalam menentukan titik bor dalam inidilakukan pengamatan contoh di lapangandengan jarak lintasan (grid) 100 meter.Kemudian pemboran dilakukan pada lokasi yangdianggap prospek setelah di grid 50 meterdengan contoh dilakukan pendulangan.
Contoh sedimen dari lapangan memerlukanproses pemilahan dan pemilihan untukmemperoleh hasil yang maksimal dalampenelitian ini. Pemilihan berdasarkankarakteristik fisik, lokasi, dan keterdapatanmineral-mineral yang biasa ditemukan padadaerah aktivitas hidrotermal. Sehingga diperolehpercontoh-percontoh yang benar-benarmewakili daerah penelitian dan memiliki tingkatrepresentatifitas yang tinggi.
Analisis kimia yang terdiri dari fire assays,flame AAS dan gravimetric yang dilakukan diTEKMIRA bertujuan untuk memperolehkandungan unsur-unsur kimia secaramenyeluruh (Tabel 1)dan mengetahui unsurutama (major element) pembentuk sedimen danbatuan (Tabel 2).
Di laboratorium sedimen Cirebon,pengayakan diterapkan untuk memisahkanfraksi-fraksi pasir dan kerikil dimulai denganayakan terbesar ukuran -2 phi (4 mm) hinggaayakan terkecil ukuran 4 phi (0,062 mm) denganselang ukuran ayakan 0,5 phi. Untukmemisahkan fraksi halus lanau dan lempung darisedimen lumpur dalam pan digunakan metodepipet. Oleh karena analisis pipet hanya dilakukanterhadap contoh lumpur dalam pan sebanyaksekitar 20 gram, hasil analisis dihitung kembaliterhadap sisa seluruh lumpur dalam pan. Persenberat dari keseluruhan fraksi mulai dari kerikil,pasir, lanau hingga lempung digunakan untukmenentukan jenis sedimen denganmenggunakan klasifikasi Folk (1980).
JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 2, Agustus 2007
49
Gam
bar
2. P
eta
geol
ogi w
ilaya
h pe
sisi
r B
ayah
(Suj
atm
iko
dan
Sant
oso,
199
2)
JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 2, Agustus 2007
50
Sebelum dilakukan analisis lanjut sepertianalisis unsur maupun senyawa, deskripsimegaskopis digunakan sebagai dasarpertimbangan untuk keperluan penentuansampel analisis tersebut. Deskripsi megaskopisditentukan berdasarkan sifat fisik batuanmeliputi jenis batuan, tekstur, warna, intensitasubahan, lapuk atau segar, dan kenampakan-kenampakan khusus, seperti megafenokris,indikasi alterasi, atau aktifitas hidrotermal aktif.
Analisis megaskopis dapat dilakukan denganatau tanpa bantuan alat, jika diperlukan alat yangdapat digunakan adalah loupe atau kacapembesar dengan perbesaran 10x dan 20x.
Secara umum parameter deskripsimegaskopis tersebut meliputi :• Jenis batuan (Sedimen/Beku/Metamorf/
Volkanik dll)• Warna (warna lapuk/warna segar)• Tekstur
Gambar 3. Peralatan dulang dengan hasildulang berupa konsentrat terdiriemas letakan dan mineral Gambar 4. Diagram bunga arus Lebak
(kecepatan dalam meter/detik)
-45-40-35-30-25-20-15-10
-50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
TITIK TINJAU
ENER
GI F
LUK
S G
ELO
MB
AN
G
Cihara Cibobos Panyaw ungan BabakanPanggarangan
M. Madur
UjungKarangtaraje
UtaraP.Manuk
UjungKarangboko
UtaraTg.Layar
Timur Tg. Layar
Gambar 5. Kurva energi fluks gelombang perairan Bayah.
JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 2, Agustus 2007
51
• Kekerasan• Mineral primer teramati• Mineral sekunder teramati• Intensitas alterasi, dan• Catatan khusus mengenai kenampakan
tertentu
HASIL PENELITIANHasil dari pengamatan dan pengukuran arus
di lapangan diperoleh kecepatan maksimum0,309 m/detik dan minimum 0,203 m/detik(gambar 4). Arah umum arus pada saat pasangadalah ke barat daya dan pada saat surut ke baratlaut. Arah arus ke utara terjadi sesekali sajadengan kecepatan 0,325 meter/detik, demikianjuga pada arah selatan hanya sesekali sajadengan kecepatan 0,362. Arus paling dominanadalah ke arah barat dengan kecepatan rata-rata0,26 meter/detik. Pola arus ini dipengaruhi olehbeberapa faktor seperti pola angin musimterutama musim barat, pasang surut, bentukmorfologi dasar laut dan letak geografis dariperairan Lebak.
Harga negatif dari kurva energi fluksgelombang Perairan Bayah memperlihatkanbahwa arah sandrift (pengangkutan sedimen) diseluruh perairan bergerak ke arah barat (gambar5). Energi fluks gelombang ini dihitungberdasarkan kecepatan dan frekuensi data angintahunan. Data yang digunakan adalah data anginselama 5 tahun yaitu tahun 1998 hingga tahun2002 dari BMG (Badan Meteorologi Geofisika)stasiun Banten. Perlu mendapat perhatian disiniadalah daerah-daerah akresi atau pantai majudimana sedimentasi yang membawa emasletakan terjadi. Hasil pengamatan kurva energifluks gelombang, ditandai dengan slopemenurun kurva; telah terjadi proses pantai majudi daerah pantai Muara Cihara ke arah timur, dandi daerah sekitar Muara Cimadur.
Hasil analisis besar butir menunjukkanbahwa sedimen permukaan dasar laut perairanLebak terdiri atas 7 (tujuh) jenis sedimen, yaitu:lumpur pasiran, lumpur pasiran sedikitkerikilan, pasir lumpuran, pasir lumpuransedikit kerikilan, pasir dan pasir sedikitkerikilan. Sedangkan sedimen pantai dandataran sungai terdiri atas pasir, pasir sedikitkerikilan, pasir kerikilan, pasir lumpuran sedikitkerikilan, dan kerikil pasiran. Pasir yang kayaakan mineral berat dan berwarna hitam dijumpaidi daerah dekat pantai. Hasil pengamatan lokasi-
lokasi dulang di pantai pasir kaya mineral hitamini sangat prospek untuk dijumpainya emasletakan. Pasir ini berukuran halus (ukuran butirrata-rata berkisar 3,31 – 3,87 phi), terpilah baik –sangat baik (sortasi = 0,89 – 1,98), dengankandungan cangkang < 15%.
Proses TransportasiPlotting percontoh sedimen berdasarkan
besar butir (median phi) dan pemilahan (sorting)(gambar 6) menunjukkan sebagian sedimenpantai dan bor tangan diendapkan padalingkungan sungai. Sedangkan sedimen dasarlaut yang ditunjukkan oleh sortasi buruk danmedian D50 (ukuran butir halus) mencirikanpengendapan di perairan tenang dengankecepatan pengendapan yang lambat. Hal inimungkin terjadi karena hampir semua percontohsedimen permukaan dasar laut diambil padakedalaman lebih dari 20 m (gambar 1). Darigambar juga tampak bahwa tidak ada satupuncontoh sedimen pantai yang masuk dalamdomain proses gelombang. Namun banyakcontoh sedimen pantai yang tidak termasukdalam domain proses manapun sehinggasedimen pantai ini lingkungan pengendapannyatidak teridentifikasi.
Dari pemboran tangan contoh-contoh yangmengandung emas adalah BTL02, BTL04 danBTL06 (Tabel 1). Kandungan emas letakan padalokasi pemboran BTL02 adalah hasil daripendulangan di lapangan, diperoleh 9 butir emasberukuran sekitar 0,1 mm. Pada lokasi BTL04pada contoh dari kedalaman 2 metermenunjukkan kadar Au 0,80, Ag 6,80, Al 0,83%,Ca 0,94 %, Cu 18 ppm dan Fe 38,54 %. Padalokasi BTL06 menunjukkan kadar Au 0,60, Ag7,80, Al 0,83%, Ca 0,94%, Cu 17 ppm, Fe48,64%, Mg 0,39% dan Th 20 ppm dengan kadarmineral besi semakin tinggi pada kedalamanpemboran 1,4-1,6 meter.
Pengamatan endapan aluvium pantai dansungai secara rinci di sekitar muara S. Cihara, S.Cimadur dan S. Cipurut terdapat komponenberukuran kerakal hingga bongkah yangtersusun dari kuarsit atau batupasir kuarsa yangtelah mengalami kompaksi sehingga menjadisangat padu dengan sedikit meninggalkan atautanpa struktur batuan awal; terdapat jugabatupasir halus yang menunjukkan struktursedimen laminasi sejajar. Di samping ituterdapat juga komponen batulanau, batulempung
JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 2, Agustus 2007
52
(claystone dari kilapnya), batupasir berwarnakemerahan yang menunjukkan indikasi adanyaoksidasi serta batupasir kuarsa dengan urat-uratoksida besi, sulfida masif dan sebagianterkloritisasi. Secara keseluruhan bentuk butirdari komponen batuan berukuran kerakal hinggabongkah tersebut adalah membundar tanggunghingga membundar. Ukuran kerakal sekitar 5 cmsedangkan bongkah berukuran sekitar 0,2 mhingga 1 m.
Penelitian emas letakan sepanjangpematang pantai Bayah dengan menggunakanalat dulang dilakukan pada 13 lokasi (gambar 7dan 8 serta Tabel 3). Penelitian ini dilengkapijuga dengan pengamatan karakteristik pantaidan pemerian megaskopis contoh-contohdulang. Dari 13 lokasi dulang tersebut, hanya 3lokasi dinyatakan nihil sehingga persentaseketerdapatan emas letakan di sepanjang pantaiPerairan Bayah adalah 76,9%.
Pada pemboran dalam BH-1 dari hasilpendulangan sedimen pasir lepas padakedalaman bor 0-15 m didapatkan hasil dulangbutiran emas berukuran halus-kasar antara 3-16butir, sedangkan di kedalaman 15-50 m pada
perselingan pasir halus-lempung pasiran sedikitkerikilan didapatkan hasil dulang berupa emashalus sebanyak 1-7 butir (Tabel 4). Hasil analisislaboratorium kadar Au adalah 0,4-1,8 ppm. Padalokasi Bor 2 (BH-2) hasil berupa percontoh inti(core) batuan beku andesit, basal, dasit, diorityang sebagian sudah terubah lemah-sedang,terdapat mineral sekunder kalsit dalam bentukurat halus (veinlet), klorit (stockwork), serisit,zeolit, sulfida masif (pirit, kalkopirit, azurit).Hasil analisis Au didapatkan kadar 0,7 - 1,10ppm.
KESIMPULAN • Indikasi mineral emas letakan berdasarkan
data geologi pesisir pantai terkait denganbatuan intrusi yang terdiri dari dasit, diorit,andesit, basal dimana sebagian telahterubah. Indikasi ini berada dalam sedimendasar laut, pantai dan sungai yang terdiri daripasir, pasir halus, lempung pasiran dan pasirlempungan.
• Emas letakan Bayah dari hasil analisismineral butir berakumulasi pada sedimenberukuran butir 3 hingga 4 phi (0,125 hingga
Gambar 6. Lingkungan pengendapan contoh-contoh sedimen daerah Perairan Lebak dansekitarnya berdasarkan besar butir dan sortasi (Friedman dan Sanders, 1978).
kalsit (veinlet), klorit (stockwork), serisit, zeolit, dan mineral
sulfida (pirit, kalkopirit, azurit)
0,600,700,981,101,020,700,600,93
JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 2, Agustus 2007
60
Gam
bar
7. P
rosp
ek e
mas
leta
kan
di P
erai
ran
Bay
ah
JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 2, Agustus 2007
61
Gambar 8. Prospek emas letakan di perairan Cibobos
Gambar 9. Ilustrasi pemerangkapan emas letakan di sekitar Muara SungaiCimadur dalam bulan Mei
JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 2, Agustus 2007
62
0,0625 mm / 125 hingga 62,5 mikron) ataupasir berukuran sangat halus. Sedangkandari hasil analisis mineral bijih, sedimenyang mempunyai komposisi kandunganmineral magnetik (besi) tinggi cenderungtinggi pula kandungan Au dan Ag nya;walaupun pada BTL04 dan BTL06kecenderungan ini tidak berlaku umumkarena terdapat Au yang turun dan Ag yangnaik.
• Dari pengamatan energi fluks gelombangsepanjang pantai daerah prospek;menunjukkan bahwa Perairan Bayahmemiliki kecenderungan terjadinya garispantai maju atau proses akresi akibat prosessedimentasi yang sangat aktif.Kecenderungan ini berakibat bahwa emasletakan akan terus terakumulasi di perairanini.
• Berdasarkan analisis data geologi dan datalaboratorium serta sebaran anomalikandungan emas, prospek Bayah berupaendapan emas letakan dalam sedimenpermukaan dasar laut dan pantai dengankadar Au 0,4-1,8 ppm, Ag 6,8-7,8 ppm, Fe38,54-48,64 % dan Cu 17-18 ppm. Dari databor prospek Au adalah pada kedalaman 9-14meter, dengan kadar rata-rata 0,4-1,8 ppm.
SARAN• Perlu dilakukan penyelidikan lebih rinci di
daerah prospek Bayah dan Cibobos dengantitik pengambilan contoh batuan dengan gridlebih rapat 100 meter dan seismik denganlintasan yang lebih rapat serta penambahan 4titik bor hingga kedalaman 100 m. Tujuannyaadalah untuk perhitungan cadangan yanglebih akurat pada lokasi blok tersebut.
Sehingga dapat diperhitungkan kelayakandari potensi bahan galian logam di daerah ini.
• Dari hasil analisis sebaran batuan insituemas letakan di daerah prospek Bayahsebagian besar berasal dari batuan outcrop didasar laut. Untuk penelitian yang lebih rincidiperlukan pemetaan dengan sekala peta1:25.000, 1:10.000 atau 1:5.000, denganpengambilan percontoh yang lebih rapatdengan grid 25, 50 atau 100 meter sehinggafaktor kesalahan dapat dihindari sekecilmungkin, sehingga hasilnya ekonomis.
PUSTAKAFolk, R.L., 1980, Petrology of Sedimentary
Rocks: Austin, USA, Hemphill PublishingCompany, p.3-14.
Friedman, G.M. and Sanders, J.E., 1978,Principles of Sedimentology: New York,USA, John Wiley and Sons, p. 58-81.
Hersenanto, C.W. and Kurnio, H., 2007,Investigation of HydrothermalMineralization of Gold Prospect ofCibobos Area, Panggarangan, Lebak,Banten Province. Paper to be presented inAnnual IAGI Meeting Bali 2007.
Sujatmiko dan S.Santoso, 1992, Peta GeologiLembar Leuwidamar, Jawa, Sekala1:100.000, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi.
Surachman, M. dan Widjaksana, H.K., 1992,Laporan Penyelidikan Geologi danGeofisika Wilayah Pantai Teluk PelabuhanRatu dan sekitarnya, Pusltibang GeologiKelautan, tidak terbit.