“PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI POTENSI PERMINTAAN INDUSTRI KECIL DI WILAYAH BOGOR” (Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang) Oleh SEVLINA ANELA DJAMI H24103050 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
95
Embed
“PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
“PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU
DARI POTENSI PERMINTAAN INDUSTRI KECIL DI
WILAYAH BOGOR”
(Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang)
Oleh
SEVLINA ANELA DJAMI
H24103050
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
ABSTRAK
SEVLINA ANELA DJAMI. H24103050. Prospek Pemasaran Tepung Ubi Jalar Ditinjau Dari Potensi Permintaan Industri Kecil Di Wilayah Bogor (Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang). Dibawah bimbingan W.H. Limbong. Ubi jalar sebagai komoditas tanaman pangan sumber karbohidrat selain beras belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Kelompok Tani Hurip (KTH) memandang perlu dilakukan pengolahan pasca panen agar ubi jalar memiliki masa simpan yang lebih panjang dan menaikan nilai tambah. Peneliti menggunakan metodelogi Participatory Action Research (PAR) dalam menggali potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya, mengetahui prospek pemasaran tepung ubi jalar, dan mengetahui potensi permintaan tepung ubi jalar pada industri. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisis dilakukan secara eksploratif dan deskriptif dari data dan informasi yang didapat dari wawancara mendalam dengan industri sumber informasi. Tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai substitusi tepung terigu ataupun sebagai bahan campuran tepung terigu. Produk-produk olahan tepung terigu yang dapat menggunakan tepung ubi jalar diantaranya adalah putu ayu, bolu kukus, bolu panggang, brownies, muffin, mie, roti, cake, cheese stick, dodol, kue kering (cookies), biskuit, biji ketapang, dan kue bawang. Tepung ubi jalar memiliki peluang untuk memasuki pasar industri kecil pengolahan pangan. Dilihat dari persentase minat industri untuk mencoba tepung ubi jalar, yaitu sekitar 68,41% perusahaan berminat untuk mencoba dan hanya sekita 31,58% perusahaan yang tidak berminat untuk mencoba. Meskipun sekitar 73,69% perusahaan belum pernah mendengar informasi mengenai tepung ubi jalar sebelumnya. Potensi permintaan tepung ubi jalar dilihat dari kebutuhan tepung terigu di wilayah Bogor adalah sampai 70 ton/bulan. Namun KTH mengambil sekitar 50%-60% sebagai pangsa pasar, melihat KTH masih merupakan produsen tepung ubi jalar dengan skala kecil. Penentuan segmentasi berdasarkan geografis dan manfaat. Menentukan wilayah Bogor dan industri kecil pengolah pangan sebagai target pasar. Positioning tepung ubi jalar sebagai produk substitusi tepung terigu dengan berbagai keunggulan.
“PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU
DARI POTENSI PERMINTAAN INDUSTRI KECIL DI
WILAYAH BOGOR”
(Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
SEVLINA ANELA DJAMI
H24103050
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
“PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI
POTENSI PERMINTAAN INDUSTRI KECIL DI WILAYAH BOGOR”
(Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
SEVLINA ANELA DJAMI
H24103050
Menyetujui, Agustus 2007
Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen
Tanggal Ujian: 9 Agustus 2007 Tanggal Lulus:
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ....................................................................... ..... iii
KATA PENGANTAR......................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... x
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................. ....... 1 1.2. Perumusan Masalah ......................................................... ....... 2 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................. ....... 3 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................... ....... 3 1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ........................... ....... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis ....................................................................... 4
2.1.1. Ubi Jalar ......................................................................... 4 2.1.2. Tepung Ubi Jalar............................................................ 5 2.1.3. Kelompok Tani dan Usaha Kecil................................... 6 2.1.4. Prospek Pemasaran ....................................................... 8 2.1.5. Riset Aksi Partisipatif ................................................... 9 2.1.6. Penelitian Terdahulu ...................................................... 10
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 14 3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 14 3.3. Metode Penentuan Sumber Informasi...................................... 15 3.4. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 16 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................... 16
IV. GAMBARAN UMUM PENELITAN 4.1. Gambaran Umum Kelompok Tani Hurip ................................ 21 4.2. Gambaran Umum Produk ........................................................ 27
4.2.1. Bahan Baku.................................................................... 27 4.2.2. Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar ............................. 28
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Fungsi Tepung Ubi Jalar dan Penggunanya............................. 33 5.2. Potensi Lokal Penggunaan Tepung Ubi Jalar .......................... 36 5.3. Prospek Tepung Ubi Jalar ........................................................ 39
iv
5.3.1. Informasi Tepung Ubi Jalar Di Industri......................... 39 5.3.2. Aspek Produksi .............................................................. 42 5.3.3. Aspek Organisasi ........................................................... 45 5.3.4. Aspek Pasar.................................................................... 46
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ....................................................................................... 63 2. Saran.................................................................................................. 63 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 65 LAMPIRAN......................................................................................... 67
v
DAFTAR TABEL
No. Halaman 1. Kandungan unsur gizi ubi jalar .................................................................. 4 2. Tingkat substitusi tepung ubi jalar terhadap terigu .................................... 6 3. Bahan terbaik bolu kukus dan brownies kukus.......................................... 12 4. Permintaan ubi jalar dalam negeri tahun 1993-2002 (ton)......................... 20 5. Realisasi eksport ubi jalar 2000-20006 ...................................................... 21 6. Tugas pengurus Kelompok Tani Hurip (KTH).......................................... 23 7. Karakteristik anggota KTH........................................................................ 25 8. Varietas unggul ubi jalar, hasil rata-rata, umur panen, dan kadar pati....... 28 9. Keragaman hasil olahan tepung ubi jalar ................................................... 33 10 Perkembangan harga rata-rata tepung terigu dan minyak goreng tahun
2006, januari, februari, maret 2007 ............................................................ 37 11. Penyampaian informasi tepung ubi jalar kepada industri .......................... 40 12. Rendemen ubi jalar .................................................................................... 42 13. Luas lahan, produktivitas, dan produksi ubi jalar di kabupaten Bogor...... 44 14. Minat industri dalam mencoba tepung ubi Jalar ........................................ 47 15. Tabulasi penyampaian informasi dan minat konsumen ............................. 50
vi
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman 1. Siklus PAR................................................................................................. 8 2. Kerangka pemikiran konseptual................................................................. 13 3. Saluran pemasaran ubi jalar sebelum pendampingan ................................ 22 4. Proses fasilitasi (dengan menggunakan FGD) ........................................... 26 5. Saluran pemasaran ubi jalar setelah pendampingan................................... 26 6. Proses pembuatan tepung ubi jalar............................................................. 30 7. Ampas dan endapan yang dikeringkan ...................................................... 32 8. Hasil percobaan pembuatan kue dari tepung ubi jalar oleh KTH .............. 35 9. Persentase industri sumber informasi ........................................................ 36 10. Grafik perkembangan harga tepung terigu dan minyak goreng................. 37 11. Grafik kebutuhan tepung perbulan............................................................. 38 12. Bahan baku percobaan pembuatan tepung ubi jalar oleh KTH.................. 43 13. Perkembangan produksi ubi jalar............................................................... 45 14. Persentase penyampaian informasi tepung ubi jalar di industri................. 47 15. Grafik presentase harapan harga tepung ubi jalar ...................................... 57 16. Saluran distribusi tepung ubi jalar.............................................................. 59 17. Saluran distribusi tepung terigu ................................................................. 60
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman 1. Kuisioner penelitian ................................................................................... 67 2. Varietas unggul ubi jalar dan karakteristiknya........................................... 70 3. Sumber informasi penelitian ...................................................................... 71 4. Data kebutuhan tepung pada industri......................................................... 72 5. Informasi tepung ubi jalar dalam industri dan atribut yang diharapkan .... 73 6. Struktur organisasi KTH ........................................................................... 74 7 Proses PAR ................................................................................................ 75
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Denpasar pada tanggal 18 September 1985. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan M. Natsir dan Nina
Martini.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Kartika Udayana-IX
Denpasar pada tahun 1991 sampai 1997. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 6 Denpasar dan
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umun Negeri 1 Denpasar pada
tahun 2000 sampai dengan 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut
pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor
(USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi
interen dan eksteren kampus. Diantaranya Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
cabang Bogor dan menjadi pengurus pada dua masa periode. Departemen
Komunikasi-Bidang Organisasi GMKI cabang Bogor masa bakti 2005-2006 dan
Wakil Sekretaris Cabang GMKI cabang Bogor 2006-2007. Penulis juga aktif
dalam organisasi interen kampus seperti PMK dan Com@. Menjadi staf POK
dalam kepengurusan Com@ masa bakti 2005-2006. Selain itu penulis aktif dalam
kegiatan kepanitiaan acara-acara di dalam dan luar kampus.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat meneyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Prospek Pemasaran Tepung Ubi
Jalar Ditinjau Dari Potensi Permintaan Industri Di Wilayah Bogor (Studi
Kasus : Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang) yang disusun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Ubi jalar merupakan salah satu komoditas tanaman pangan sumber
karbohidrat penghasil energi selain beras yang kurang dimanfaatkan masyarakat.
Masa simpan ubi jalar yang cukup pendek menjadikan komoditi ini mudah rusak,
oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengolahan pasca panen, seperti mengolah
ubi jalar menjadi tepung yang nantinya akan dipasarkan Oleh karena itu, perlu
diketahui bagaimana prospek pemasaran tepung ubi jalar tersebut.
Dalam proses pembuatan skripsi ini, penulis sepenuhnya sadar akan
banyaknya dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, oleh karena itu ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya penulis
ucapkan kepada :
1. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS sebagai dosen pembimbing yang telah
memotivasi, mengarahkan dan membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
2. Ibu Mimin Aminah, ibu Nesti, pak Eko, pak Agus, pak Yayan, dan pak Anto
selaku pembimbing lapang yang banyak membantu dalam proses fasilitasi dan
tempat bertukar pikiran selama proses pengerjaan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc dan Eko Rudi Cahyadi, S.Hut, MM. Selaku
dosen penguji yang memberikan banyak kritik dan saran.
4. Kedua orang tua, M. Natsir dan Nina Martini serta adik-adikku Feronic dan
Nicowall, yang telah terus memberikan dukungan moril, spiritual dan materiil
kepada penulis. Semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk
membalas semuanya.
5. Seluruh staf pengajar Departemen Manajemen yang telah memberikan ilmu
dan pengetahuan kepada penulis serta Tata Usaha yang banyak membantu
selama masa perkuliahan sampai penulis menyelesaikan studinya.
6. Kelompok Tani Hurip khususnya pengurus dan tim rencana usaha. Terima
kasih atas waktu, tempat dan ilmu yang telah kita bagi bersama. Semoga
usaha yang dijalankan dapat berjalan sukses.
7. Yennz, Indro, Tati, Rin_chan, Mirdut dan rekan-rekan PAR lainnya yang
berkontribusi terhadap penulisan ini. Terima kasih banyak untuk semuanya.
8. Cornelia, Veby, Yermia, dan Elisabeth, sebagai teman satu bimbingan yang
telah banyak memotivasi dan teman bertukar pikiran.
9. Rekan-rekan satu angkatan jurusan Manajemen, rekan-rekan GMKI, PMK,
Com@, Brahmacarya dan PILI. Terimakasih dukungan, saran, dan doanya.
10. Bisuk yang telah meminjamkan printernya, yang sangat membantu
penyelesaian skripsi ini dan Sasti yang telah menyediakan tempatnya untuk
penulis menginap selama mencari data di daerah Cibinong dan sekitarnya.
Sisi kesehatan merupakan salah satu atribut yang dapat ditawarkan
oleh tepung ubi jalar ini. Ubi jalar sebagai bahan baku tepung ubi jalar
memiliki banyak sekali manfaat kesehatan. Hal ini merupakan keunggulan
tepung ubi jalar dibandingkan tepung lainnya. Kesehatan dapat dijadikan
faktor utama dalam mempromosikan tepung ubi jalar. Namun, pemasar
juga harus memperhatikan pasar sasaran yang menjadi tujuannya.
Bagaimana mengedukasi pasar agar turut memperhatikan sisi kesehatan
dalam produk pangan yang dikonsumsinya. Proses edukasi atau
pemebelajaran masyarakat ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Pengenalan
akan manfaat kesehatan yang diberikan oleh ubi jalar dapat dilakukan oleh
pihak produsen tepung ubi jalar, kampanye pemerintah, ataupun
masyarakat yang lebih mengerti.
55
Ubi jalar merupakan pangan penghasil karbohidrat dengan
klasifikasi Low Glycemix Index, hal ini berarti ubi jalar cocok untuk
dikonsumsi oleh penderita diabetes. Seperti beberapa produk olahan tepung
ubi jalar yang telah diuji cobakan pada penelitian terdahulu. Produk olahan
tepung ubi jalar rata-rata memiliki nilai index glikemik yang rendah.
Sehingga produk tersebut cukup aman bagi penderita diabetes karena
produk tersebut lambat menaikan gula darah. Berbeda dengan pangan
sumber karbohidrat lainnya seperti beras dan jagung yang memiliki index
glikemik yang tinggi. Serat alami yang dimiliki oleh ubi jalar juga baik untuk tubuh. Serat
larutnya dapat menyerap kelebihan lemak atau kolesterol dalam darah.
Sedangkan serat alami oligosakarida dapat mencegah sembelit. Kandungan
serat ini bermanfaat unutk menyeimbangkan flora usus dan probiotik serta
merangsang pertumbuhan bakteri yang baik bagi usus. Hal ini membantu
dalam penyerapan gizi dan membantu agar usus lebih bersih. Betakaroten
yang terdapat dalam ubi jalar dapat bermanfaat sebagai antioksidan yang
mampu menghalangi laju perusakan sel oleh radikal bebas.
Kendala yang dialami produsen tepung ubi jalar sebagai salah satu
produk heallthy food adalah bagaimana mengedukasi konsumen. Selama ini
sebagian besar konsumen memilih untuk mengkonsumsi produk pangan
yang dapat mengenyangkan, sehingga faktor kesehatan kurang terlalu
diperhatikan. Kelompok Tani Hurip dapat bekerjasama dengan dinas
kesehatan lembaga-lembaga kesehatan lainnya dalam pengenalan manfaat
tepung ubi jalar. ii. Ciri-ciri sifat
Ciri-ciri sifat merupakan bentukan yang dihasilkan setelah
menggunakan tepung tersebut. Ciri-ciri sifat yang diinginkan oleh masing-
masing industri berbeda-beda. Industri roti dan cake menginginkan hasil
yang mengembang agar roti atau cake yang dihasilkan terlihat bagus dan
menarik. Sedangkan untuk Industri mie, menginginkan hasil adonan yang
alot sehingga pada saat proses pencetakan mie tidak terpotong-potong.
Industri kue olahan gorengan menginginkan tepung yang bisa menghasilkan
kue yang lebih renyah. Perbedaan ciri-ciri sifat yang diinginkan masing-masing industri
dapat menyebabkan perbedaan jenis tepung yang dikeluarkan atau
56
perbedaan perlakukan pada masing-masing produk olahan. Seperti halnya
dalam membuat cake atau bolu atau produk yang menginginkan hasil yang
mengembang, dapat ditambahkan dengan tepung terigu, karena dalam
tepung terigu terdapat gluten yang membantu proses pengembangan.
Kelompok Tani Hurip selaku produsen tepung ubi jalar memiliki sifat
yang terbuka dan mau mencoba. Mereka bersedia menerima dan mencari
informasi yang berhubungan dengan tepung ubi jalar. Anggota kelompok
juga memiliki motivasi yang kuat, mereka melakukan percobaan pembuatan
produk-produk yang menggunakan bahan baku tepung ubi jalar. Hal
tersebut membantu mereka untuk lebih mengenal produk yang mereka buat
dan kegunaan maupun penggunaannya. Seperti informasi yang mereka
dapat dari hasil percobaan yang mereka lakukan terhadap pembuatan kue
putu ayu dan bolu kukus. Kue putu ayu dapat menggunakan tepung ubi
jalar tanpa perlu tambahan tepung terigu. Namun pada pembuatan bolu
kukus, dibutuhkan tambahan tepung terigu agar bolu tersebut dapat
mengembang. Sebelum memasarkan tepung ubi jalar secara luas sebaiknya
kelompok tani mengetahui ciri-ciri sifat yang dapat dihasilkan dari tepung
ubi jalar. Sehingga dalam promosi kelompok tani dapat memberikan
pengetahuan pproduk mengenai bagaimana penggunaan tepung ubi jalar
tersebut, karena jika kelompok tani Hurip sebagai pihak produsen tidak
mengetahui secara pasti kegunaannya akan mempersulit dalam memasarkan
dan meyakinkan konsumen untuk menggunakan tepung ubi jalar tersebut.
iii. Warna
Warna tepung pada umumnya adalah putih begitu pula tepung ubi
jalar yang berasal dari ubi jalar varietas sukuh yang akan dikembangkan
oleh Kelompok Tani Hurip. Pemakaian ubi jalar varietas Sukuh merupakan
keuntungan tersendiri bagi kelomok. Ubi jalar varietas Sukuh memiliki pati
yang lebih banyak dibandingkan ubi jalar varietas lainnya dan memiliki
warna yang lebih putih. Sehingga tidak diperlukan penggunaan bahan kimia
unutuk memutihkan tepung. Kelompok Tani Hurip sebagai pihak
pengembang tepung ubi jalar memiliki niat untuk tidak menggunakan bahan
kimia dalam proses produksi tepung ubi jalar. Agar lebih aman bagi
57
konsumen untuk menggunakan tepung ubi jalar ini. Warna tepung dianggap
tidak terlalu berpengaruh terhadap produk yang akan dihasilkan, karena
jika produk yang ingin dihasilkan harus berwarna lain maka dapat
ditambahkan pewarna dalam proses pembuatannya.
Jika Kelompok Tani Hurip mencoba untuk mengembangkan tepung
ubi jalar dari berbagai varietas, dapat dipertimbangkan untuk
menggunakan ubi jalar yang memiliki warna-warna mencolok seperti ungu
atau merah. Warna-warna alami yang diberikan dapat menjadi daya tarik
tersendiri untuk tepung ini. Pemakaian tepung ubi jalar berwarna dapat
mengurangi penggunaan pewarna kimia.
iv. Aroma
Ubi jalar sebagai bahan baku tepung ubi jalar memiliki aroma yang
cukup khas. Terdapat beberapa varietas ubi yang setelah diolah menjadi
tepung tetap memiliki aroma atau bau ubi yang khas. Namun ada juga
varietas ubi yang setelah diolah tidak memiliki bau yang khas tersebut.
Seperti varietas Sukuh yang akan digunakan petani, setelah melakukan
percobaan ternyata bau dari tepung ubi jalar yang berasal dari ubi jalar
varietas Sukuh tidak berbau seperti tepung ubi jalar lainnya.
Kekhasan aroma ubi jalar dari tepung ubi jalar dapat dihilangkan
dengan penambahan aroma atau perbaikan pengolahan pada produksi
produk olahan tepung ubi jalar. Dampak yang dapat terjadi jika tepung ubi
jalar memiliki aroma atau bau yang mencolok adalah minat industri untuk
menggunakannya dapat berkurang, karena akan berpengaruh pada selera
konsumen akhir dari industri tersebut. Belum tentu semua konsumen dapat
menyukai kue atau produk olahan tepung lainnya yang beraroma ubi jalar.
b. Harga
Harga merupakan salah satu atribut yang cukup penting dan
diperhatikan oleh konsumen pada umumnya, karena harga dapat
mempengarui jumlah konsumsi produk bersangkutan. Terutama harga
bahan baku produksi, akan mempengaruhi harga produk hasil olahannya
dan mempengaruhi jumlah konsumsi masyarakat selaku konsumen. Harga
tepung sebagai salah satu bahan baku utama proses produksi di beberapa
58
industri yang menggunakan tepung cukup diperhatikan. Melihat terjadinya
kenaikan harga bahan baku lain beberapa waktu terakhir, meskipun tidak
semua perusahaan menjadikan harga sebagai atribut penting dalam
melakukan pertimbanagn pemilihan bahan baku. Diharapkan tepung ubi
jalar memiliki harga yang dapat bersaing dengan tepung terigu selain
memiliki keunggulan-keunggulan lain, sesuai dengan harapan calon
konsumen (Gambar 15)
Strategi harga perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Salah
satu strategi yang dijalankan KTH adalah menetapkan harga perkenalan
bagi industri atau konsumen yang berminat mengguanakan tepung ubi jalar.
Namun juga dipikirkan bagaimana cara untuk mengatasi masalah harga
yang cenderung lebih tinggi dari tepung terigu. Pembuatan suatu sentra
produksi tepung ubi jalar dapat mengurangi biaya proses produksi. Selain
itu, pemusatan penanaman ubi jalar atau sebuah sentra agribisnis yang
menanam ubi jalar sebagai bahan baku utama pembuatan tepung ubi jalar
dapat membantu pengadaan bahan baku secara kontinyu. Sentra agribisnis
dapat membantu pihak produsen mendapatkan bahan baku dengan harga
yang terjangkau atau murah, sehingga dapat mengurangi biaya produksi.
Pengadaan bahan baku juga dapat dilakukan dengan mengambil bahan
baku yang berasal dari lain daerah, seperti yang selama ini dilakukan oleh
salah seorang anggota KTH yang berdagang ubi jalar, mendapatkan ubi
jalar dari berbagai daerah sekitar Bogor dan luar Bogor. Persentase Harapan Harga Tepung
0
20
40
60
80
100
Rp. 4000- Rp. 5000 < Rp. 4000,-
Harga
pers
enta
se PersentaseHargaHarapan - -
Gambar 15. Grafik Persentase Harapan Harga Tepung Ubi Jalar
59
Masalah harga ini juga memerlukan bantuan pemerintah, seperti
yang dilakukan pemerintah sebelumnya dalam membantu pengenalan
tepung terigu untuk diversifikasi pangan. Tepung ubi jalar yang dapat
menjadi pilihan diversifikasi pangan dan merupakan sumber daya lokal
yang dapat ditanam di hampir seluruh daerah di Indonesia seharusnya
mendapat perhatian dari pihak pemerintah. Bantuan subsidi dari
pemerintah terhadap tepung ubi jalar akan membantu meringankan
masyarakat sebagai konsumen dan mempermudah perkenalan produk ini ke
masyarakat. Sehingga masyarakat dapat lebih mengenal dan menggunakan
tepung ubi jalar, karena penggunaan tepung ubi jalar dapat mengurangi
tepung terigu, sehingga dapat mengurangi import gandum yang merupakan
bahan baku utama tepung terigu. Hal ini dapat membantu negara untuk
menghemat devisa negara. Harga merupakan atribut yang cukup berpengaruh pada sebagian
besar industri kecil, karena akan mempengaruhi harga jual dari produk
hasil olahannya. Sebagian besar industri kecil ini mengalami permasalahan
dalam permodalan, sehingga atribut harga harus mendapat perhatian
penting dari kelompok tani dalam memasarkan produknya.
c. Promosi
Promosi merupakan suatu upaya menyampaikan pesan mengenai hal
yang kurang dikenal sehingga menjadi lebih dikenal oleh publik (widyatama
dalam Suryadi 2006). Tepung ubi jalar merupakan produk yang kurang
dikenal oleh masyarakat, sehingga strategi promosi yang dijalankan harus
tepat pada sasaran. Strategi promosi yang dikenal dengan promotion mix
terdiri atas iklan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan pribadi
(Suryadi, 2006). Iklan digunakan untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang
lain baik verbal maupun nonverbal. Media iklan yang dapat digunakan
adalah above the line seperti televisi, radio, koran, serta media bellow the line
seperti poster, spanduk, billbord yang jangkauannya lebih sempit. KTH
dapat menggunakan brosur atau leflet sebagai media promosi kepada
konsumen, industri dan konsumen akhir, karena target pasarnya adalah
wilayah Bogor. Sales promotion memiliki tujuan khusus yaitu untuk mengedukasi
pasar, kegiatannya seperti pameran, presentasi personal, atau program
60
rangsangan pasar. Sales promotion perlu dilakukan melihat tepung ubi jalar
kurang begitu dikenal dan perlu dilakukannya edukasi pasar. Program yang
dapat dilakukan KTH adalah dengan mengikuti pameran-pameran food and
beverage terutama yang diselenggarakan kabupaten dan kota Bogor.
Pelanggan sering mengasosiasikan produk dengan citra perusahaan,
oleh karena itu kegiatan promosi tidak hanya difokuskan pada nilai-nilai
benefit dan fitur produk, tapi juga pada pencitraan perusahaan.
Sasaran utama KTH sebagai produsen tepung ubi jalar adalah
industri-industri kecil pengolahan pangan berbasis tepung di wilayah Bogor,
sehingga strategi penjualan pribadi (personal selling) dapat dilakukan
terhadap industri-industri tersebut.
d. Distribusi
Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang
pemasaran, perusahaan perlu melakukan suatu kegiatan penyaluran produk
yang dihasilkan kepada konsumen. Jalur distribusi yang akan digunakan
KTH selaku pengolah tepung ubi jalar adalah seperti gambar .
Gambar 16. Saluran Distribusi Tepung Ubi Jalar
Selain peluang pasar pihak produsen tepung ubi jalar juga perlu
memperhatikan saluran distribusi dari produk tersebut (Gambar 16).
Pendistribusian tepung ubi jalar dapat dijalankan secara langsung oleh KTH
ke pasar sasaran. Dalam memasarkan tepung ubi jalar, KTH dapat
menggunakan industri kecil pengolahan pangan berbasis tepung, langsung
ke konsumen, ataupun melalui toko atau agen distributor. Target pasar KTH
Petani
Ubi Jalar segar
KTH
Pengolahan tepung ubi
jalar
Industri kecil pengolahan
pangan basis tepung
Konsumen
Toko/distributo
61
adalah industri-industri kecill di wilayah Bogor, sehingga akan lebih mudah
bagi KTH untuk mendatangi dan mengenalkan produk secara langsung.
Peredaran produk selanjutnya KTH dapat menggunakan pusat-pusat
pemasaran seperti toko-toko grosir di wilayah setempat, karena pembelian
bahan baku produksi dari industri kecil tersebut sebagian besar berasal dari
toko-toko grosir sekitar lokasi industrinya (Gambar 17).
Selain sebagai pengiriman produk, strategi distribusi dilakukan
sebagai upaya ketersediaan penyediaan produk. Agar lebih efektif, media
distribusi dapat dilakukan dengan melihat distribusi tepung terigu. Sebagian
besar industri yang menggunakan tepung terigu membeli tepung terigu dari
toko-toko sekitar perusahaannya. Selain itu ada juga yang berasal dari
pasar, suplier, dan agen khusus penjualan tepung terigu.
0
5
10
15
toko agen pasar suplier
Saluran Distribusi Tepung Terigu
Saluran DistribusiTepung Terigu
Gambar 17. Saluran Distribusi Tepung Terigu
Perpaduan antar strategi promosi dan distribusi akan membantu
mempermudah penguasaan pangsa pasar, serta perpaduan dengan strategi
lainnya. 4) Jumlah Dan Penyebaran Industri Tepung Ubi Jalar
Jumlah industri tepung ubi jalar terbilang cukup sedikit di Indonesia.
Hal ini disebabkan karena belum terbentuknya pasar di Indonesia. Sehingga
minat untuk mendirikan usaha tersbut masih terbilang cukup kecil.
Keberadaan industri tepung ubi jalar terpusat di salah satu wilayah sentra
produksi ubi jalar, yaitu di Jawa. Sampai saat ini didapatkan informasi
bahwa terdapat 4 perusahaan yang pernah atau sedang menjalankan usaha
tepung ubi jalar. Diantaranya adalah Sentra Pengembangan Agribisnis
62
Terpadu (SPAT), CV. Kaki Patani, PT. Galish Estetika, dan Bogasari Flour
Mills8.
Sebagian besar hasil tepung ubi jalar yang diproduksi dari CV. Kaki
Patani, SPAT, dan PT. Galish Estetika ditujukan untuk ekspor ke negara-
negara lain seperti Jepang, Korea, Taiwan dan lain-lain. Letak lokasi pabrik
dan konsentrasi pemasaran tepung ubi jalar di Indonesia terbatas. SPAT
terletak di Malang-Jawa Timur, memiliki konsentrasi pemasaran dalam
negeri di wilayah Jawa Timur. Sedangkan untuk CV. Kaki Patani dan PT.
Galih Ektetika terletak di wilayah Kuningan-Jawa Barat. Namun yang
melakukan pemasaran di dalam negri CV. Kaki Patani yang terkonsentrai di
wilayah Jawa Barat dan DKI. Bogasari yang terletak di DKI, terlihat
memiliki konsentrasi pemasaran tepung ubi jalar di wilayah DKI dan
sekitarnya. Namun, saat ini keberadaan tepung ubi jalar yang dikeluarkan
oleh Bogasari jarang ditemui di pasaran. 5.4. Implikasi Penelitian
Penelitian dengan menggunakan metodelogi riset aksi partisipatif
(Participatory Action Research) sangat berguna dalam memberdayakan
masyarakat yang kurang atau tidak berdaya. Hal ini dikarenakan terjadinya
perubahan dalam masyarakat baik dalam pola pikir dan hal lainnya, seperti
yang terjadi pada Kelompok Tani Hurip. Terjadi perubahan pola pikir yang
membuat mereka merasa penting untuk mengaktifkan kelompoknya dengan
cara membuat struktur organisasi yang lebih lengkap dan peraturan yang
mengikat, yang diharapakan agar terdapat rasa memiliki kelompok
(loyalitas terhadap kelompok) dan seluruh anggota dapat turut
berpartisipatif memajukan kelompok). Kelompok memandang perlu untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan cara membuat suatu usaha
bersama yang digerakan oleh kelompok. Proses penelitian ini memberikan suatu pengetahuan dan pengalaman
baru bagi masyarakat dan peneliti. Peneliti memberikan kontribusi teori
yang didapat dari literatur-literatur yang digunakan. Masyarakat dalam hal
ini Kelompok Tani Hurip memberikan kontribusi berupa pengalaman
praktis yang dijalankan oleh kelompok tani selama ini. Kedua pengetahuan
8 Hasil wawancara dan study literatur
63
tersebut dikolaborasikan sehingga dapat menghasilkan tulisan gabungan
pemikiran dan pengalaman masyarakat (KTH) dan peneliti.
Namun, penelitian dengan menggunakan metodelogi ini
membutuhkan waktu yang cukup panjang karena dimulai dari pendekatan
terhadap masyarakat, penggalian informasi dari masyarakat mengenai
potensi ekonomi desanya, penemuan masalah, sampai penelitian dengan
topik yang lebih mendalam oleh peneliti dan masyarakat. Penelitian seperti
ini dibutuhkan rasa saling percaya dan memiliki antara peneliti dan
masyarakat sehingga penelitian dapat dijalankan secara selaras dan
bersama-sama. Dalam penelitian yang menggunakan metodologi PAR
peneliti harus dilengkapi dengan ketrampilan fasilitasi. Untuk itu persiapan
yang dilakukan sebelum turun desa sangat berguna bagi para peneliti. Selain
itu, penelitian seperti ini sebaiknya dilakukan secara berkelompok, sehingga
antar anggota kelomok dapat saling membantu dan memotivasi jika terjadi
kesulitan atau penurunan semangat dalam melakukan penelitian tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tepung ubi jalar dapat
dikembangkan dan memiliki prospek untuk pemasaran di wilayah Bogor.
Namun perlu adanya kerjasama dari pemerintah selaku pemegang
kebijakan, produsen tepung ubi jalar, pihak akademisi guna melakukan
penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu perlu dilakukan bimbingan
dan pendampingan lebih lanjut kepada kelompok tani mengenai proses,
pemasaran, organisasional. Selain itu, perlu dilaksanakan penelitian lanjutan
dari masalah terkait, membuat pabrik yang memenuhi standar, ataupun
melakukan hubungan kemitraan. Hubungan kemitraan dapat dilakukan
bersama industri pembuat tepung ubi jalar ataupun industri berbahan baku
tepung sebagai pasar sasaran KTH.
64
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai substitusi tepung terigu dan
sebagai tepung komposit atau bahan campuran pada proses pembuatan
produk akhir seperti kue. Pada umumnya tepung ubi jalar dapat
digunakan pada produk-produk bakery, mie, dodol, sweet potato flake,
kue kering (cookies), biskuit, biji ketapang, kue bawang. Jumlah
substitusi tepung ubi jalar terhadap tepung terigu berbeda-beda
tergantung dari hasil akhir yang diinginkan. Tepung ubi jalar memiliki
aroma ubi jalar yang khas. Pada kue jenis tertentu aroma tersebut
masih terasa dan kurang disukai konsumen. b. Tepung ubi jalar belum memiliki keseragaman kualitas tepung baik.
Produk berkualitas yang diinginkan adalah memperhatikan kesehatan,
ciri-ciri sifat, warna, dan aroma.
c. Selain sebagai bahan baku produk pangan seperti bakery tepung ubi
jalar dapat diolah menjadi produk-produk industri seperti alkohol dan
fruktosa. d. Sebagian industri yang menggunakan bahan baku tepung terigu, belum
mengetahui bahwa tepung ubi jalar mampu mensubstitusi tepung
terigu. Namun terdapat juga industri yang telah mengetahui kegunaan
tepung ubi jalar, dengan sumber informasi berasal dari pemerintah dan
produsen tepung ubi jalar lainnya.
e. Sebagian besar industri berminat untuk mencoba menggunakan tepung
ubi jalar sebagai bahan baku pengganti tepung terigu, campuran bahan
baku produk, ataupun bahan baku dalam membuat produk baru.
65
2. Saran
a. Perlu adanya pembinaan terhadap kelompok tani dari Dinas
Perindustrian agar KTH mampu memproduksi tepung ubi jalar dengan
kualitas baik seperti yang diharapkan konsumen. Selain itu agar KTH
dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan pengguna
bahan baku tepung. b. Pembuatan resep khusus sebagai upaya promosi dan sebagai upaya
membuka pasar dengan menarik minat konsumen.
c. Perlu dilakukan sosialisasi terhadap industri-industri yang
menggunakan bahan baku tepung terigu mengenai kegunaan tepung
ubi jalar yang mampu mensubstitusi tepung terigu.
d. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut jika usaha tersebut telah
berjalan dengan melakukan analisis perbandingan antara penggunaan
tepung terigu dengan tepung ubi jalar ataupun menganalisis strategi
pemasaran yang dijalankan kelompok tani selaku produsen tepung ubi
jalar.
66
DAFTAR PUSTAKA
Antarlina, Sri Satya. 1998. Teknologi Pengolahan Tepung Komposit Terigu-Ubi Jalar sebagai Bahan Baku Industri Pangan. Di dalam: Bogasari. 2003. Kumpulan Hasil Penelitian Terbaik Bogasari Nugraha 1998-2001. PR & Communication dept. PT ISM Bogasari Flour Mills. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2006. Food Crops Statistics. BPS, Jakarta.
Braakman, L. & K. Edward. 2002. The Art of Building Facilitation Capacities. Di dalam : Kusumanto, dkk. Belajar Beradaptasi. SMK Grafika Desa Putera, Bogor .
Bungin, Burhan.2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
CIFOR. 2004. Citeko. Bahan Bacaan: Pelatihan dan Lokakarya ”Penelitian Aksi Partisipatif dalam Proses Kebijakan Pengelolaan dan Pengaturan Hutan”. CIFOR.Bogor.
Cybermed. 2005. Ubi Jalar kaya Zat Gizi dan Serat. www.dinkesjatim.go.id.
Dhania, Sendhi. 2006. Langkah awal penggandaan skala tepung ubi jalar dan beberapa karakteristiknya. IPB. Bogor
Djohani, Rianingsih. 1996. Berbuat Bersama Berperan Setara. Studio Driya Media, Bandung.
Hafsah, J.M. 2004. Prospek Bisnis Ubi Jalar. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
67
Heriyanto dan Achmad. 1994 Prospek Pemberdayaan Tepung Ubi Jalar sebagai Bahan Baku Industri Pangan. Balai Penelitian Tananman kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Malang.
Jamrianti, Rinrin. 2007. Ubi Jalar, Saatnya Menjadi pilihan. http://beritaiptek.com/pilihberita.php?id=312
Kotler, Phillip. 2002. Manajemen Pemasaran (Jilid I). Alih Bahasa Hendra Teguh, dkk. Prenhallindo. Jakarta.
Kumalaningsih, Sri. 1994. Peluang Pengembangan Agroindustri dari Bahan