1
2
Prosiding Seminar
dan
Rakernas XIV PABMI
2019
/
Improving the professional existence of oral & maxilofacial surgeons through
advanced skills & knowledge
Penyunting : drg. M Ruslin, M.Kes, Ph.D, Sp.BM(K)
drg. Deni Herdiyanto, Sp.BM drg. Weko Adhiyarto, Sp.BM, M.Kes
drg. Verawati Mohan, Sp.BM drg. Syahril Sarnad, Sp.BM
Uwais Inspirasi Indonesia
3
Prosiding Seminar dan Rakernas
XIV
PABMI 2019
Improving the professional existence of oral & maxilofacial surgeons
through advanced skills & knowledge
ISBN: 978-623-227-116-6
15,5 em x 23 em
X + 123 halaman
Cetakan Pertama,
Diterbitkan Oleh:
Uwais Inspirasi Indonesia
Anggota IKAPI Jawa Timur Nomor: 217 /JT1/20 19 tanggal 1 Maret 2019
Redaksi:
Ds. Sidoarjo, Kee. Pulung, Kab. Ponorogo
Email: Penerbituwais@qmail. eom
Website: www. penerbituwais. eom
Telp:0352-571892
WA: 0812-3004-1340/0823-3033-5859
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. sebagaimana yang telah diatur dan diubah dari Undang-Undang nomor 19 Tahun 2002. bahwa:
Kutipan Pasal 113
(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000.00 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c. huruf d. huruf f. dan/atau huruf h, untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 [tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a. huruf b. huruf e. dan/atau huruf g. untuk penggunaan secra komesial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan. dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000.00 (empat miliar rupiah).
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………… 1
ISBN PROSIDING……………………………………………… ii
KATA PENGANTAR…………………………………………… iii
DAFTAR ISI………………………………………………………… iv
ABSTRAK
Tatalaksana Bedah Kasus Epulis Granulomatosa Ekstensif dan
Rekuren Laporan Kasus dan Pembahasan Komprehensif Aspek
Etiopatogenesis Histopatologis
KamadjaAndreas Pratama Nugraha, David Buntoro
1
Faktor Penyebab Keterlambatan Perawatan dari Segi Usia pada
Celah Bibir di IndonesiaPasien
Maria Montessory, Reza AI Fessi, Coen Pramono D
5
Evaluasi Penggunaan Ramus Fixator Pada Kasus Reseksi
Mandibula Laporan Kasus
Okky Dion Sandro Satrya, Zefry Zainal Abidin, Andra Rizqiawan,
Prasetio
7
Traumatik Pasca Perawatan -Penatalaksanaan Maloklusi Post
MandibulaFraktur
Dini Sylvana, Syahril Samad
11
Penatalaksanaan Fraktur Le Fort II Dengan Suspensi
Circumzygomatic
Mohammad Gazali
13
Perawatan Reseksi Sebagai Penatalaksanaan Ameloblastoma:
KasusLaporan
Dera Armedita, Syahril Samad
15
5
Abses Orbital dan Serebral akibat Infeksi Odontogenik : Laporan Kasus
dan Studi Literatur
Kalia Labitta Yudhasoka, Eka Marwansyah Oli'i, Endang Sjamsudin
18
Reseksi Segmental dan Rekonstruksi Graft Costae Pada Ameloblastoma
di Regio Mandibula : Laporan Kasus
Dani Ginanjar, Melita Sylvyana
22
Plate Expose post Hemimandibulectomy dengan Rekonstruksi Plate AO
: Faktor penyebab
(Plate Exposed After Hemimandibulectomy with an AD Plate Reconstruction:
Contributing factors)
Shinta Kartikasari, Eka Marwansyah Oli'i, Indra Hadikrishna- Kiki
Achmad Rizki
23
Tahukah Anda Bahwa Cegukan (Hiccup) Sebagai Salah Satu Komplikasi
Pasca General Anestesi?
Yayun Siti Rochmah , Said Sofyan
25
Penatalaksanaan Traumatik Intrusi Pada Gigi Anterior Permanen
Maksila Disertai Temporomandibular Joint Disorder: Sebuah Laporan
Kasus
Management of Traumatic Intrusion in Anterior Permanent Maxillary With
Temporomandibular Joint Disorder: a Case Report
Prisilla M.D. Pattisahusiwa, M. Irfan Rasul, Nurul Ramadhanty
27
Ameloblastoma resemble Dentigerous Cyst: a Case Report
William R. Fatah, Vera Julia, Wenny Yulvie 31
Penatalaksanaan A vulsi Gigi Anterior Permanen Pada Anak (2 laporan
Kasus)
Management of Permanent Anterior Tooth Avulsion in Children (2 Case reports)
Trio Refliandi
33
6
Tatalaksana Fraktur Palatum dan Kompleks Zygoma : Laporan Kasus
Yohanes Yoppy Purnomo, Eka Marwansyah Oli’i 36
Penatalaksanaan Fraktur Head-Condyle Bilateral Pada Anak :
Laporan Kasus
Management of Bilateral Head-Condyle Fractures inChildren : Case
Report
Saptadi Oktora, Endang Sjamsudin
38
Impaksi Gigi Molar Kedua dan Molar Ketiga Mandibular Dextra dan
Penatalaksanaanya : Laporan Kasus
Impacted Second Molar and Third Molar Mandibular Dextra and Its
Management : A Clinical Case Report
M. Hidayat Sakti Rusdin, A. Tajrin
40
Odontektomi Gigi Molar Impaksi Pada Pasien Dengan Sindrom Pierre
Robin-Laporan Kasus
Odontectomy of Molar Impaction Teeth in Patient With Pierre Robin
Syndrome A Case Report
Fadli Rum, Abul Fauzi
42
Penatalaksanaan Trismus Karena Muscular Spasm Dengan Tehnik
Forcible Jaw Opening : Laporan Kasus
Management of Trismus Due to Musclar Spasm With the Forcible
Jaw Opening Technique : Case Report
Surya Atmajaya, Amalia Fauqiah Ashari, Indra Mulyawan,
Andra Rizqiawan
44
Penatalaksanaan Kasus Giant Epulis Fibromatosa : Serial Kasus
(Management of Giant Fibrous : Case Series)
Fadel Reza Rafsan Hasmi, Irfan Rasul
48
7
Transformasi Ameloblastoma pada Kista odontogen : Case Report
Ameloblastoma Transformation In odontogenic Cyst : Case Report
I Dewa Gde Agung Nanda Krismaya, Aris Setyawan, Okky
Prasetio
49
Tatalaksana Gnatoschisis Dengan Defek Besar Pada Pasien Usia
Dewasa Dengan Bone Graft Dari Iliaca : Sebuah Laporan Kasus
Husni Mubarak, M. Ruslin
53
Penataksanaan Konservatif Ameloblastoma Multikistik Pada Pasien
Remaja : Laporan Kasus
Conservative Management Of Multicystic Ameloblastoma In
Adolescent : Case Report
Faisal, m. Irfan rasul
55
Pembedahan dua tahap pada Ameloblastoma Unicystic Mandibula
pada penderita anak (Laporan Kasus)
Two Step Surgical Approach in pediatric Unicystic Ameloblastoma
Mandible : A case report
R Handhito Satriyo, Erlisa Saraswati Hasiholan, Andra
Rizqiawan
57
Penatalaksanaan dan Restorasi Trauma Dentoalveolar Disertasi Avulsi
Pada usia Dewasa : laporan kasus Klinis
Treatment and Restoration of Adult Dentoalveolar Trauma with Avultion
: A Clinical Case Report
Husnul Basyar, Abull Fauzi
61
Ameloblastoma Mandibula Sinistra Tipe Campuran Pada Pasien
Usia Muda Dengan Ekspansi Melewati Garis Tengah Anterior
Mandibula : Laporan Kasus
Arfah Rachman, M., Wenny Yulvie, Abdul Latif
63
8
Penatalaksanaan Giant Lipoma Intra Oral : Sebuah Laporan Kasus
Treatment of Giant Intra Oral Lipoma
Arwiny Wulandari Hipi, Muhammad Irfan rasul
64
Schwannoma Bukal : Tinjauan Literatur Berdasarkan Laporan Kasus
Schwannoma of Buccal: Literature Review Based On Case Report
Betrik Sefyana Mangiri, Syahril Samad
66
Gambaran Histopatologi yang Beragam Pada Satu Kasus Pasien
Ameloblastoma
Multiple Histopathologic Variants Of Ameloblastoma In Single Case
Of Patient
Tjio Devianna Alamsyah, Okky Prasetio
69
Karakteristik Pasien di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
Patient Characteristic in Emergency Unit of Airlangga University
Dental Hospital
Ferdian Rizky Hutomo, Muhammad Subhan Amir, Indra
Mulyawan
73
Pengambilan M3 Rahang Bawah yang Mengalami Displacement ke
SpasiaPterygomandibular Melalui Pendekatan Ekstraoral (Laporan
Kasus)
Retrieval Of Displaced Lower Third Molar into the Pterygomandibular
Space with Extraoral Approach (A Case Report)
Luluk Yulianani, David B. Kamadjaja
76
Penggunaan CBCT Sebagai Panduan Bedah Pengambilan Benda
Asing Pada Mandibula-Laporan kasus
(CBCT Guided Surgical Removal Foreign Bodies in The Mandible-
Case Reports)
Kharisma Nisa, Andra Rizqiawan, David B. Kamadjaja
80
Penatalaksanaan Maloklusi Post Rekonstruksi Mandibula : Laporan
Kasus
Management Malocclusion Post-Reconstruction Of Mandibular: A
Case Report
Dzulhiyana Laili Tofarisa, Syahril Samad
84
9
Manajemen Bedah Pada Ameloblastoma Mandibula Dan Rekonstruksi
Dengan Nonvascularized Bone Graft (Nvbg) Crista Illiaca: Laporan
Kasus Dan Telaah Literatur
Surgical Management Of Mandibular Ameloblastoma And Immediate
Reconstruction With Nonvascularized Bone Graft (Nvbg) Iliac Crest:
A Case Report And literature Review
Wayan Sutresna Yasa, Okky Prasetio, Aries Muharram
87
Efektivitas EEDM (Coleus Scutellarioides (L) Benth.) Terhadap
Proses Penyembuhan Luka Insisi Pada Tikus Putih (Rattus
Norvegicus)
Effectivity of EEML (Coleus scutellarioides (L) benth.) Toward The
Incision Wound healing Process On Rattus norvegicus
Shalahuddin al amin, Masyhudi, Hadi Irawirawan
91
Ostoemielitis Supuratif Kronis Pada Mandibula Kiri (Laporan Kasus)
Rahmad Ritangnga, Abul Fauzi 95
Osteosarkoma Yang Berasal Dari Ossifying Fibroma: Laporan Kasus
dan Tinjauan Pustaka
Osteosarcoma Arising From Ossifying Fibroma : A Case Report and
Literature Review
Yossy Yoanita Ariestiana, Melita Sylvyana, Andri Hardianto
96
Metode Dredging Sebagai Perawatan Konservatif Pada Ameloblastoma :
Laporan Kasus
Dredging Method As A Conservative Treatment of Ameloblastoma
Albertin Jane Agung Tanusantoso, Melita Sylvyana, Agus Nurwiadh
99
Efektivitas Dari Fibrin Glue Untuk Menurunkan Kejadian Oronasal
Fistula post-Palatoplasty Primer: Sistematik Review Dan Meta-
Analisis
Efficacy of Fibrin Glue to Lowering Oronasal Fistula Incidences
Post-Primary Palatoplasty: A Systematic Review Review and Meta
– Analysis
Deddy Dwi Septian, Robinson Pasaribu
101
10
Distres Pernapasan Pasca Tindakan palatoplasty pada Bayi
Firmansyah, Maria Goreti, Poerwati Soetji 105
Resiko Perdarahan pada Pembedahan Drug-Induce general Gingival
Enlargement Dengan Hipotiroid Subklinis Dan Anemia
The risk of bleeding in surgical drug-induced general gingival
enlargement with subclinical hypothyroidism and anemia
Ryan Pandu Digjaya, Maria Goreti Widiaastuti, Poerwati Soetji
Rahajoe
107
Interposisional Gap Arthroplasty Dengan Flap Fasia Temporalis
Pada Temporomandibular Joint (TMJ) Ankilosis : Serial Kasus
Interpositional Gap Arthroplasty With temporalis Fascia Flap In
Temporomandibular Joint (TMJ) Ankylosis : Serial Case
Muhammad Syakuran, Endang Sjamsudin, Eka Marwansyah
111
Manajemen Corpus Alienum pada Bibir Atas Yang Disebabkan Oleh
Trauma
Management Of The Corpus Alienum In The Upper Lips Caused By
Trauma
Wim Firstyananda, Melita Sylvyana, Lucky Riawan, Irra
Rubianti
115
Komplikasi Pemasangan Pelat Rekonstruksi Titanium Pasca Reseksi
Mandibula : Laporan Kasus
Complications for Installation of Reconstruction Plates in Mandibula :
Case Report
Leni Ruslaini, Asri Arumsari, Abel Tasman, Kiki Achmad Rizki
119
Manajemen Obstructive Sleep Apnea (OSA) Dengan Distraksi
Osteogenesis Mandibula Pada Pasien Pierre Robbin Sequence :
Sebuah Laporan Kasus
Puji Yuli Christiani Purba, Melita Sylvyana, Abel Tasman Yuza
123
Antibacterial Activity And Analysis Bioautography Layer
Chromatography Of Srikaya Leaf Ethanol Extract (Annona
Squamosa L)On Enterrococcus Faecalisln Vitro
Isti Daristivia Jangnga, Portuna Putra Kambaya, Khemasili
Kosala
125
11
Penataksanaan Kista Dentigerous Besar Pada Maksila dan Mandibula
Dengan Enukleasi dan Kassa Idosorb
Hosana A.M., Syahril Samad
127
Open Delayed Fraktur Panfasial (Tatalaksana dan Komplikasi)
Open Delayed Panfasial Fracture (Management and Complications)
Eris Ruslan, Melita Sylvyana, Agus Nurwiadh
128
Molar Keempat Bilateral Maksila : Laporan Kasus Yang Langka
Maxillary Bilateral Fourth Molars : A Rare Case Report
Frediyuana Dhameswara Wibowo, Syahril Samad
132
Teknik Balloning Pada Reduksi Fraktur Dasar Orbita di Fraktur
Tengah Wajah
Balloning Techniwue for Orbiltal Floor Fracture Reduction in
Neglected Midfacial Fracture : A Case Report
Cahyadi Siauw, Endang Sjamsudin, Yoyos Dias Ismiarto
134
Diagnosis Dan Terapi Necrotizing Fasciitis Pada Pasien Dengan Riwayat
Diabetes Mellitus Tipe 2
Ista Damayanti
137
Manajemen Fraktur Mandibula Menggunakan Plat Absorbable pada
Anak-anak
Management of Mandibular Fracture Using Absorbable Plate in
Children
Muhammad Adri Nurrahim, Harmas Yusuf Y, Winarno
Priyanto
139
Penatalaksanaan Neglected Fraktur Pada Tulang Wajah dengan
Osteotomi Le Fort I
Management of Neglected Fraktures of the Bone with Le Fort I
Osteotomy
Jihad Harun Sandiah, Seto Adiantoro, Abel Tasman Yuza
143
Rekuren Ameloblastoma Multikistik : Laporan Kasus
Ruslin, Andre Kusuma, Syahril Samad 146
12
Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Tanah (Piper sarmento sum Roxb.ex
Makrofag Pada Soket Hunter Terhadap Diameter Luka Dan Jurnlah
Pasca Pencabutan Gigi Tikus Wistar
Dzulhiyana Laili Tofarisa, Cicih Bhakti, Sinar Yani, Hadi Irawiraman
Swandari Paramitha
154
Management Of Squamose Cell Carcinoma At Regio Glossus In Oral And
With Other Department A Case Maxillofacial Surgery In Collaboration
Report)(
Penatalaksanaan Squamos Cell Carcinoma Lidah Di Bidang Bedah
Laporan Kasus ja Sama Dengan Departemen Lain. )Beker Mulut()
Tri Nurrahman, Seto Adiantoro, Kiki Ahmad Rizki
156
kornmisuroplasti pada Rekonstruksi bibir dengan abbe flap dan
defek fasciitis nekrotikans pasca debridement
Astri Hapsar, Dwi Ariawan, Eky Nasuri
160
Preservasi Condyle Kasus Reseksi Ameloblastoma Mandibula Tipe
Campuran Dengan Ekspansi Ramus Menggunakan Teknik Inverted L
Kasus Osteotomy: Laporan
Fajar Eka Saputra, Wenny Yulvie, Benny S. Latief
162
Reseksi Segmental Pada Pasien Ameloblastoma Mandibula Sinistra
Multikistik Tipe Campuran : Laporan Kasus
Ahdadiansyah ,WerinyYulvie, Benny S. Latief
164
Solitary Fibrous Tumor Of The Oral Cavity: A Rare Case
Rumartha Putri Swari, Dwi Ariawan, Arfan Badeges 165
.
13
AMELOBLASTOMA MANDIBULA SINISTRA TIPE CAMPURAN PADA PASIEN USIA MUDA DENGAN
EKSPANSI MELEWATI GARIS TENGAH ANTERIOR MANDIBULA: LAPORAN KASUS
AMELOBLASTOMA MANDIBULA SINISTRA MIXED TYPE IN YOUNG PATIENT
WITH CROSSING OVER THE MIDLINE ANTERIOR MANDIBULA: A CASE REPORT
Arfah Rachman, M.*, Abdul Latif**, Eky Nasuri***,
* Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Jakarta
**Staf Pengajar Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Jakarta
***Staf Divisi Bedah Mulut dan Maksilofasial, Departemen Gigi dan Mulut, RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Email korespondensi: [email protected]
Abstrak
Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik kedua yang paling sering
ditemukan pada tulang rahang setelah odontoma. Ameloblastoma bersifat jinak,
berasal dari epitel, berinvasi secara lokal, tumbuh lambat dan persisten. Insidensinya
sekitar 1% dari seluruh tumor pada maksila dan mandibula, dan 11% dari seluruh
tumor odontogenik. Berdasarkan tipe histopatologisnya, insidensi ameloblastoma tipe
folikuler 33,9% kasus, tipe pleksiform 30,2% kasus, tipe campuran 15,5% kasus, dan
tipe akantomatosa 11,3% kasus. Usia rata-rata insidensi adalah pada dekade ketiga
hingga kelima tanpa kecenderungan gender. Dalam tulisan ini dibahas kasus
ameloblastoma rahang bawah sebelah kiri tipe campuran dengan ekpansi melewati
garis tengah anterior rahang bawah pada wanita usia 23 tahun. Tatalaksana dengan
reseksi dan disartikulasi condilus kiri, dilanjutkan dengan rekonstruksi plat dengan
protesa condilus.
Abstract
Ameloblastoma is the second most odontogenic tumor after odontoma which is
often seen in the jawbone. Ameloblastoma is characterized by slow, locally invasive,
benign, and persistent lesion which originate from the epithelium. The overall incidence
rate of ameloblastoma is around 1% among all tumors in the maxilla and mandible,
and 11% of all odontogenic tumor. The most common histopatologic pattern of
ameloblastoma is the follicular type with incidence rate of 33.9%, followed by plexiform
type (30.2%), mixed type (15.5%), and acantomatous type (11.3%). The average age
incidence is in the third to fifth decade of life without gender predilection. This case
14
report will discuss a case of 23-year-old female patient diagnosed with mixed type
ameloblastoma in the left of the mandible crossing the midline. Management of this
case is by mandibular resection and left condyle disarticulation followed by plate
reconstruction using condyle prothesis.
Kata Kunci: Ameloblastoma tipe campuran, melewati midline, usia muda, reseksi dan
disartikulasi condile, rekonstruksi plat
Key Words: Ameloblastoma mixed type, crossing over the midline anterior mandible,
young patient, resection and condyle disarticulation, plate reconstruction
15
I. Pendahuluan
Ameloblastoma merupakan suatu tumor odontogenik jinak yang berasal
dari epitel, berinvasi secara lokal, tumbuh lambat dan persisten. Penggunaan kata
“ameloblastoma” pada tumor ini disarankan oleh Churchill pada tahun 1934 untuk
menggantikan kata “adamantinoma” yang diciptakan oleh Malassez pada tahun 1885
karena kata adamantinoma mengimplikasikan pembentukan jaringan keras padahal
tidak ditemukan adanya material keras pada lesi ini .Ameloblastoma memiliki angka
rekurensi yang cukup tinggi menyebabkan tumor jinak ini mendapat perhatian lebih
dari kalangan klinisi. Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik kedua yang
paling sering ditemukan pada tulang rahang setelah odontoma. Ameloblastoma
ditemukan pada 1% dari seluruh tumor pada maksila dan mandibula, dan 11% dari
seluruh tumor odontogenik.1
Ameloblastoma ditemukan 1% dari seluruh tumor pada maksila dan
mandibula, dan 11% dari seluruh tumor odontogenik. Namun Reichart dkk. (1995)
dalam penelitiannya menemukan ameloblastoma meliputi 3-19% dari seluruh
tumor pada maksila dan mandibula, dan 11-92% dari seluruh tumor odontogenik.
Ameloblastoma dapat terjadi pada usia berapa saja dengan kisaran 4-92 tahun,
tetapi paling sering ditemukan pada dekade 3-6, dengan usia rata-rata 36 tahun.
Predileksi di antara pria dan wanita adalah 1:1,14. 80% kasus ameloblastoma terjadi
pada mandibula dan 20% pada maksila. Mandibula, 60% terjadi di region molar
dan ramus, 15% di regio premolar dan 10% di regio simfisis. Berdasarkan
klasifikasi ameloblastoma, 92% kasus adalah ameloblastoma multikistik/padat, 6%
kasus adalah ameloblastoma unikistik, dan 2% kasus adalah ameloblastoma
periferal. Sedangkan berdasarkan tipe histopatologisnya, 33,9% kasus adalah tipe
folikuler, 30,2% kasus adalah tipe pleksiform, 15,5% kasus adalah tipe campuran,
dan 11,3% kasus adalah tipe akantomatosa.1
16
Gambar.1 Distribusi ameloblastoma pada mandibula1
Menurut klasifikasi WHO tahun 2017, ameloblastoma dapat
dikelompokkan menjadi 4 tipe, conventional, extraosseous / peripheral, unicystic,
dan metastasizing ameloblastoma.5Berdasarkan histopatologisnya, ameloblastoma
dapat dikelompokkan menjadi 6 tipe, yaitu tipe folikuler, pleksiform,
akantomatosa, desmoplastik, sel granular, dan sel basal. Berdasarkan tipe
histopatologisnya insidensi ameloblastoma paling sering terjadi adalah tipe
folikuler (33,9%) dan tipe pleksiform (30,2%). Sedangkan tipe campuran adalah
15,5% kasus dan tipe akantomatosa adalah 11,3% kasus.1
Tulisan ini menampilkan kasus yang relatif jarang, yakni kasus
ameloblastoma yang dialami oleh pasien usia muda dengan perluasan massa tumor
melewati garis tengah mandibula, dengan tipe histopatologi yang juga lebih jarang,
yakni tipe campuran.
2. Laporan Kasus
Nyt, Pasien perempuan usia 23 tahun, datang ke poli Bedah Mulut
RSCM dengan keluhan utama benjolan pada rahang bawah dialami sejak 9 tahun
17
yang lalu. Benjolan dirasakan membesar lebih cepat 4 bulan terakhir, tanpa rasa
nyeri, demam, atau penurunan berat badan drastis. Tidak ada riwayat trauma atau
keluarnya cairan pada pembengkakan, dari dalam mulut atau luar mulut.
Pada pemeriksaan ekstra oral, pembengkakan difus terlihat memanjang
dari sudut kiri rahang bawah melewati garis tengah sampai ke daerah kanan rahang
bawah, ukuran sekitar 15×10×7 cm, konsistensi keras, batas tegas, permukaan licin,
terfiksir, nyeri tekan tidak ada, warna dan suhu sama dengan jaringan sekitar.
Pingpong ball phenomenon tidak ada.
Gambar 1. Foto klinis ekstra oral pre operatif
Pada pemeriksaan intra oral, tampak pembengkakan di regio
vestibulum bukal sinistra meluas hingga ke gingiva regio 42 sampai 37 uk. 10x5x5
cm, konsistensi keras, permukaan berbenjol-benjol, terfiksir, nyeri tekan tidak ada,
warna dan suhu sama dengan sekitar. Tidak ada pus atau atau darah yang keluar
dari benjolan.
Gambar 2. Foto klinis intra oral pre operatif
18
Telah dilakukan aspirasi cairan di Poli Bedah Mulut RSCM, diperoleh
hasil cairan berwarna kemerahan. Berdasarkan riwayat pasien dan pemeriksaan
klinis serta hasil aspirasi cairan, diambil kesimpulan diagnosa sementara adalah
tumor mandibula sinistra suspek ameloblastoma.
Gambar 3. Aspirasi cairan berwarna merah kecoklatan
Penegakan diagnosa lebih lanjut dilakukan dengan pemeriksaan
radiografi panoramik dan CT Scan Nasofaring/Orofaring/Laring/Leher Kontras,
diperoleh hasil adanya massa ekspansif, dengan komponen padat dan kistik.
Multiokulasi, mengenai simfisis mandibula sisi kiri, korpus mandibula kiri, ramus
mandibula, angulus hingga prosesus coronoid kiri, yang melibatkan processus
avelolaris. Di sisi lateral massa tampak gambaran gigi di dalam bagian yang kistik.
Tampak erosis dan destruksi sebagian korteks os mandibula disertai perluasan ke
jaringan lunak kutis subkutis bagian anterior. Tidak tampak pembesaran kelanjar
getah bening colli DD/ Ameloblastoma.
19
Gambar 4. Hasil pemeriksaan rontgen panoramik dan CT Scan Nasofaring/
Orofaring/ Laring/ Leher Kontras
Telah dilakukan pula insisi biopsi pada massa tumor odontogenik
terdiri atas proliferasi sel-sel odontogenik tersusun dalam pulau-pulau,
lembaran/pita yang beranastomosis dengan tepi tersusun palisading. Pada bagian
tengah tumor tampak retikulum stelata, dan setempat-setempat metaplasia
skuamosa. Sel-sel tumor berinti bulat/oval, kromatin halus, sebagian vesikuler,
sitoplasma eosinofilik. Stroma fibrotik sebagian miksoid bersebukan sel-sel radang
kronik, dengan dilatasi pembuluh darah. Kesimpulan pemeriksaan patologi anatomi
adalah secara histologi sesuai dengan ameloblastoma tipe campuran (folicular,
flexiform dan acanthomatous).
Gambar 5. Lembar hasil pemeriksaan patologi anatomi
Setelah mendapatkan persetujuan dari pasien, dilakukan reseksi
mandibula hingga regio gigi 45 dan disartikulasi kondilus kiri, selanjutnya
20
dilakukan rekonstruksi menggunakan recontruction plate 2.4 mm dengan protesa
kondilus.
Gambar 6. Hasil rontgen panoramik post operasi
Pasien selanjutnya dijadwalkan kontrol berkala untuk evaluasi dan follow up
paska operasi.
Gambar 7. Foto klinis pasien 2 bulan post operasi
3. Diskusi
Ameloblastoma terjadi di seluruh negara di dunia, namun kejadiannya
bervariasi pada populasi yang berbeda. Ameloblastoma pada anak-anak dan remaja
lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan orang dewasa.2,3 Dari 66 data kasus
yang diperoleh dari Poliklinik Bedah Mulut Rumah Sakit Umum Cipto
Mangunkusumo di Jakarta periode Januari 2002 - Juli 2008, ditemukan kelompok
21
usia dengan jumlah kasus ameloblastoma terbesar adalah kelompok berusia 31-50
tahun dengan 35 kasus (53%), diikuti oleh kelompok berusia 21-30 tahun dengan
15 kasus (22,7%), kelompok> 50 tahun dengan 7 kasus (10,6%), kelompok 10-20
tahun dengan 6 kasus (9,1%) dan kelompok <10 tahun dengan 3 kasus (4,5%).3
Umumnya usia rata-rata yang dilaporkan adalah pada dekade ketiga hingga kelima.
4,5
Ameloblastoma biasanya terjadi tanpa didahului gejala, kadang
ditemukan pada pemeriksaan rontgen gigi rutin. Tanda klinis yang muncul biasanya
adanya pembesaran pada rahang yang berjalan lambat, namun konsisten dan
menyebabkan kegoyangan gigi karena resorbsi akar sampai lepasnya gigi, seperti
pada kasus kami, disertai keluhan maloklusi, tanpa nyeri ataupun parestesi6, namun
berbeda pada kasus kami dimana keluhan pembengkakan sudah dialami oleh pasien
sejak umur 14 tahun dan baru memeriksakan diri lebih intensif di usia 23 tahun.
Insidensi paling banyak dari ameloblastoma terjadi di mandibula regio
molar dan ramus asenden3,4. Namun seiring waktu, dapat berekpansi ke regio lain
dalam mulut karena pertumbuhannya yang lambat tanpa disertai rasa sakit,
kegoyangan gigi atau deformitas wajah6. Hal inipun sejalan pada kasus yang kami
bahas, dimana kejadiannya pada mandibula regio ramus mandibula kiri yang
meluas melewati garis tengah mulut sampai ke regio mandibula kanan.
Pada gambaran radiografik dari ameloblastoma paling umum adalah
terlihat sebagai lesi kistik radiolusen unilokuler/multilokuler, dengan gambaran
seperti gelembung sabun7. Hal inipun sama kondisinya dengan pasien kami, dimana
pada gambaran panoramik sebelum operasi, lesi yang tampak adalah lesi
unilokuler, dengan gambaran korteks mendestruksi tulang.
Secara histopatologis, ameloblastoma yang paling sering terjadi adalah
tipe folikuler (33,8%), sedangkan tipe campuran hanya di kisaran 15.5%1. Pada
kasus kami, hasil pemeriksaan histopatologinya menunjukkan hasil tipe campuran,
dimana kemungkinan kejadiannya hanya urutan ketiga paling sering terjadi setelah
tipe folikuler dan tipe pleksiform.
Pilihan terapi bergantung pada jenis ameloblastoma, apakah unikistik
atau multikistik8. Secara umum penatalaksanaan untuk kasus ameloblastoma ada 2
22
perawatan, yaitu perawatan konservatif dan radikal. Perawatan konservatif terdiri
dari enukleasi dan kuretase radikal sedangkan untuk perawatan radikal yaitu
dengan reseksi segmental, en blok reseksi, reseksi marginal atau subtotal, hingga
beberapa modifikasi lainnya.10 Bedah reseksi adalah pilihan utama pada sebagian
besar ameloblastoma mengingat tingkat rekurensinya yang hanya berkisar 13%-
15% dibandingkan pilihan terapi kuretase yang rekurensinya berkisar 75%-90%.8
4. Kesimpulan
Ameloblastoma adalah jenis tumor yang jarang terjadi (hanya 1% dari
keseluruhan tumor maksila dan mandibula), umumnya terjadi pada usia 30 – 50
tahun. Namun pada kasus tertentu, dapat terjadi di usia lebih muda. Tatalaksana
yang lebih cepat akan mencegah ekspansi tumor lebih luas serta mengurangi jumlah
jaringan yang direseksi, namun berbagai faktor dapat memperlambat terapi. Pilihan
tatalaksana terbaik untuk ameloblastoma mandibula adalah reseksi dengan
rekonstruksi plat untuk mencegah terjadinya rekurensi serta untuk mengembalikan
kontur wajah, meningkatkan kepercayaan diri dan quality of life pasien.
23
Referensi
1. Reichart PA, Philipsen HP, Sonner S. Ameloblastoma: Biological profile
of 3677 cases. Eur J Cancer Part B Oral Oncol. 1995;31(2):86-99.
doi:10.1016/0964-1955(94)00037-5
2. Odukoya 00. Odontogenic tumours: analysis of 289 Nigerian cases. J Oral
Pathol Med 1995, 24: 454-457
3. Rusdiana, Sirera Uvie Sandini, Evy Eida Vitria, Teguh Iman Santoso.
Profile of Ameloblastoma from a Retrospective Study in Jakarta,
Indonesia. Journal of Dentistry Indonesia 2011, Vol. 18, No. 2, 27-32
4. Varkhede A, Tupkari JV, Mandale MS, Sarda M. Plexiform
ameloblastoma of mandible: Case report. J Clin Exp Dent 2010;2:e146-8
5. Adebiyi KE, Odukoya O, Taiwo EO. Ectodermal odontogenic tumours:
Analysis of 197 Nigerian cases. Int J Oral Maxillofac Surg 2004;33:766-
70
6. Mendenhall WM, Werning JW, Fernandes R, Malyapa RS, Mendenhall
NP. Ameloblastoma. Am J Clin Oncol 2007;30:645-8.
7. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. Odontogenic cysts and
24
tumors. Oral and Maxillofacial Pathology. 2nd ed. St. Louis, MO, USA:
W.B. Saunders; 2002. p. 610-8
8. Vohra FA, Hussain M, Mudassir MS. Ameloblastomas and their
management: A review. J Surg Pak (Int) 2009;14:136-42
9. Hong J, Yun PY, Chung IH, Myoung H, Suh JD, Seo BM, et al. Long-
term follow up on recurrence of 305 ameloblastoma cases. Int J Oral
Maxillofac Surg 2007;36:283-8
10. Balaji S. Management of odontogenic and non odontogenic tumours of
jaws. In: Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi: Elsevier; 2007:372-
376