PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL 2012 Denpasar, 13-14 Juli 2012 Diselenggarakan oleh PERTETA Cabang Bali dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Dalam rangka Dies Natalis Universitas Udayana ke-50, HUT ke 28 & BK ke 18 FTP UNUD Didukung oleh : PT. Wisu Varia Analitika PT. Cakrawala Angkasa PT. Almega Sejahtera PT. Ditek Jaya Universitas Udayana ISBN 978-602-7776-09-8 Diterbitkan oleh : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung Bali Tlp/Fax No ; 0361-701801
17
Embed
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA
PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
2012
Denpasar, 13-14 Juli 2012
Diselenggarakan oleh PERTETA Cabang Bali dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Dalam rangka Dies Natalis Universitas Udayana ke-50, HUT ke 28 & BK ke 18 FTP UNUD
Didukung oleh :
PT. Wisu Varia Analitika PT. Cakrawala Angkasa PT. Almega Sejahtera PT. Ditek Jaya
Universitas Udayana
ISBN 978-602-7776-09-8
Diterbitkan oleh : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana,
Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung BaliTlp/Fax No ; 0361-701801
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
vi
DAFTAR ISI
Deskripsi Hal
Halaman Judul ………………………………………………………………………... i
Tim Penyunting ………………………………………………………………………. ii
Kata Pengantar ……………………………………………………………….……… iii
Sambutan Ketua PERTETA Pusat ................................................................................ iv
Susunan Panitia …………………………………………………………………….... v
Daftar Isi ........................................................................................................................ vi
Daftar Makalah .............................................................................................................. vii
Keynote Speaker 1 : Bambang Palgoenadi 1
Keynote Speaker 2: Wayan Windia 14
Keynote Speaker 3: Made Merta 20
Bidang 1. Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP) 25
Bidang 2. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) 197
Bidang 3. Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian (SMP) 377
Bidang 4. Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM) 463
Tanaman melati lebih dikenal sebagai tanaman hias, ternyata dapat juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Pemanfaatan tanaman melati dalam pengobatan akhir-akhir ini semakin meningkat dengan menjamurnya spa di daerah perkotaan. Pengobatan yang ditawarkan oleh spa-spa tersebut menggunakan obat-obatan alami dan minyak atsiri, yang dikenal dengan aroma terapi. Hampir seluruh bagian tanaman melati dapat dimanfaatkan, tetapi bunganya merupakan bagian tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang paling tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh teknik pre-cooling terhadap perubahan warna bunga melati selama penyimpanan. Disamping itu, untuk mengetahui teknik pre-cooling yang paling baik dapat menjaga dan mempertahankan warna bunga melati.Perlakuan penelitian yaitu teknik pre-cooling yang terdiri dari 6 (enam) level, yaitu : P1 = Hydrocooling, P2 = Packing icing, P3 = Top icing dengan film plastik, P4 = Top icing dengan toples plastik, SK = Tanpa pre-cooling yang disimpan pada suhu kamar (27+2oC) sebagai kontrol. Perlakuan diulang 3 kali dan disimpan selama 10 hari pada suhu kamar (27+20C).Hasil penelitian menunjukkan bahwa Warna bunga melati sampai hari ke-7, yang masih bernilai 4 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar tetapi masih layak untuk dipasarkan yaitu perlakuan top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4). Kata kunci : melati, Pre-Cooling, Hydrocooling, Packing icing, Top icing.
PENDAHULUAN
Pemakaian obat tradisional akhir-akhir ini meningkat dengan melambungnya harga obat kimia dan adanya program nasional dari pemerintah untuk kembali ke alam, menggunakan obat asli Indonesia. Obat tradisional menyimpan peluang bisnis sangat besar karena khasiat tanaman obat telah lama dikenal masyarakat. Disamping itu, obat tradisional memiliki efek samping yang rendah dibandingkan obat kimia. Pengetahuan tentang tanaman obat bersumber dari pewarisan nenek moyang secara turun temurun dan terus menerus. Jenis tanaman obat Indonesia ribuan jumlahnya salah satunya yaitu melati (Jasminum sambac), sering disebut jasminum.
Tanaman melati lebih dikenal sebagai tanaman hias, ternyata dapat juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Pemanfaatan tanaman melati dalam pengobatan akhir-akhir ini semakin meningkat dengan menjamurnya spa di daerah perkotaan. Pengobatan yang ditawarkan oleh spa-spa tersebut menggunakan obat-obatan alami dan minyak atsiri, yang dikenal dengan aroma terapi. Hampir seluruh bagian tanaman melati dapat dimanfaatkan, tetapi bunganya merupakan bagian tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang paling tinggi. Bunga melati berukuran kecil (diameter sekitar 1 - 2 cm) berwarna putih, dan
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
Po
ste
r
757
beraroma harum semerbak. Minyak atsiri yang berasal dari bunga melati dapat digunakan untuk pengharum dan obat-obatan. Potensi dan prospek bunga melati cukup besar dalam agroindustri dengan penyerapan terbesar saat ini pada industri teh, digunakan untuk pengharum rasa daun teh dan memberi citarasa khas.
Pre-cooling dimaksudkan untuk menghilangkan dengan cepat panas lapang sebelum pengangkutan atau penyimpanan, sehingga suhu yang dicapai pada saat pendinginan bisa optimum (Soersasono, 1981). Perlakuan pre-cooling dapat menurunkan suhu bahan dan menekan penguapan sekaligus mengurangi susut pasca panen sehingga dapat memperpanjang umur simpan. Beberapa cara pre-cooling yang dilakukan antara lain dengan memasukkan bahan yang didinginkan dalam ruang pendingin (room cooling), menggunakan hembusan udara (force air cooling), pendinginan menggunakan air (hydrocooling), pendinginan dalam ruang hampa (vacuum cooling), dan pendinginan menggunakan es (icing). Pada penelitian ini metode tersebut dilakukan dengan harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain jenis bahan yang didinginkan, sifat fisiologis bahan, biaya, dan juga fasilitas yang tersedia sehingga dapat dilakukan pemilihan metode pre-cooling yang tepat. Sehingga tujuan akhir dari penelitian ini diperoleh bunga melati yang segar sampai ke konsumen.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan teknik pre-cooling yang terdiri dari 6 (enam) level, yaitu : P1 = Hydrocooling P2 = Packing icing P3 = Top icing dengan film plastik P4 = Top icing dengan toples plastik SK = Tanpa pre-cooling yang disimpan pada suhu kamar (27+2oC) sebagai kontrol SD = Tanpa pre-cooling yang disimpan suhu dingin (10+2oC) sebagai kontrol Percobaan diulang tiga kali. Penyimpanan dilakukan selama 10 hari dan pengamatan terhadap parameter penelitian dilakukan setiap 24 jam penyimpanan. Sebelum dipre-cooling, bunga melati disortasi dan di cuci. Sortasi dilakukan dari melati yang tidak memenuhi kriteria mutu pasar yang dituju, seperti bunga melati dengan luka mekanis, rusak, cacat, busuk, dan terinfeksi penyakit. Pencucian dilakukan dengan mencelupkan bunga ke dalam air suhu kamar dan bunga ditiriskan untuk beberapa saat sehingga air yang ada pada sela-sela bunga berkurang serta tidak menetes lagi. Kemudian dilakukan teknik pre-cooling di dalam styrofoam box sesuai perlakuan.
Teknik pre-cooling meliputi : 1. Teknik Hydrocooling
Teknik hydrocooling dilakukan dengan pembuatan air jenuh es yaitu dengan menambahkan es ke dalam bak styrofoam box yang telah diisi air bersih. Selanjutnya ditunggu beberapa saat hingga suhu air mendekati 0°C. Waktu yang diperlukan untuk menurunkan suhu air dipengaruhi oleh suhu lingkungan, semakin rendah suhu lingkungan semakin cepat proses penurunan suhu, begitu juga sebaliknya.
Setelah pencucian, bunga yang telah dibungkus film plastik di pre-cooling dengan cara direndam dalam air jenuh es sampai suhunya tidak lebih dari 5°C. Waktu yang diperlukan untuk menurunkan suhu bunga dari suhu lapang hingga tidak lebih dari 5ºC berkisar antara 20 – 30 menit. Teknik hydrocooling ditunjukkan seperti Gambar 1.
2. Teknik Packing icing Setelah pencucian, bunga dikemas dengan film plastik. Kemudian bunga yang telah dikemas dengan film plastik dimasukkan dalam bak styrofoam box selanjutnya diisi es
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
Po
ste
r
758
curah yang telah dibungkus film plastik sampai suhunya tidak lebih dari 5°C. Teknik Packing icing seperti Gambar 2.
Gambar 1. Teknik hydrocooling Gambar 2. Teknik Packing icing
3. Teknik Top icing Setelah pencucian, bunga yang telah dikemas film plastik dan toples plastik dimasukkan dalam bak styrofoam box selanjutnya diisi es curah sampai suhunya tidak lebih dari 5°C. Teknik top icing dengan film plastik dan teknik top icing dengan toples plastik seperti Gambar 3.
Gambar 3. Teknik top icing dengan film plastik dan teknik top icing dengan
toples plastic
Variabel pengamatan adalah perubahan warna dari bunga melati secara subyektif. Kriteria penilaian terhadap perubahan warna bunga melati seperti Tabel 1. Tabel 1. Kriteria dan skala numerik untuk uji skor warna
Kriteria Skala numeric Putih segar Putih Agak coklat Coklat Coklat sekali
5 4 3 2 1
Keterangan : Putih segar : warna bunga putih segar dan tekstur masih tegar Putih : warna bunga putih pucat, tekstur kurang tegar Agak coklat : < 10 % bunga coklat Coklat : >25 % dari permukaan bunga coklat (berpengaruh pada harga) Coklat sekali : >50 % permukaan bunga coklat (tidak bisa dipasarkan)
Denpasar, 13-14 Juli 2012
HASIL DAN PEMBAHASAN
Warna bunga melati selama penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 2. danbunga melati selama penyimpanan ditunjukkan pada Gambar 4. Tabel 2. Warna Bunga Melati Selama PenyimpananPerlakuan Hari
Ket : - = Bunga melati sudah rusak dan tidak dilakukan pengamatan
Tabel 2. menunjukkan bahwa penilaian warna bunga melati hari kepre-cooling [ hydrocooling (P1), packing icing (P2), top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4) ] maupun kontrol suhu kamar (SK) dan kontrol suhu dingin (SD) bernilai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Hari ke-1 penilaian warna bunga melati pada perlakuan prehydrocooling (P1), packing icing (P2), top icing dengan film plastik (P3) dan top icindengan toples plastik (P4) ] maupun kontrol suhu dingin (SD) bernilai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Kontrol pada suhu kamar (SK) penilaian terhadap warna bunga melati bernilai 4.8 (putih segar) artinyaputih segar dengan tekstur masih tegar.
Gambar 4. Grafik Warna Bunga Melati Selama Penyimpanan
Gambar 4. Menunjukkan bahwa Perlakuan hydrocooling (P1) dan packing icing (P2) sampai hari ke-4 penilaian terhadap warna bunga melati berartinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Perlakuan hydrocooling (P1) hari ke-5 penilaian 4,3 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar. Kemudian sampai hari ke
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
5,0
Hari
ke-0
Hari
ke-1
Hari
ke-2
[PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012
HASIL DAN PEMBAHASAN
Warna bunga melati selama penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 2. danbunga melati selama penyimpanan ditunjukkan pada Gambar 4.
= Bunga melati sudah rusak dan tidak dilakukan pengamatan
menunjukkan bahwa penilaian warna bunga melati hari kecooling [ hydrocooling (P1), packing icing (P2), top icing dengan film plastik (P3) dan
top icing dengan toples plastik (P4) ] maupun kontrol suhu kamar (SK) dan kontrol suhu ngin (SD) bernilai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur
1 penilaian warna bunga melati pada perlakuan prehydrocooling (P1), packing icing (P2), top icing dengan film plastik (P3) dan top icindengan toples plastik (P4) ] maupun kontrol suhu dingin (SD) bernilai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Kontrol pada suhu kamar (SK) penilaian terhadap warna bunga melati bernilai 4.8 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar.
Gambar 4. Grafik Warna Bunga Melati Selama Penyimpanan
Gambar 4. Menunjukkan bahwa Perlakuan hydrocooling (P1) dan packing icing (P2) 4 penilaian terhadap warna bunga melati berkisar 4,6 sampai 5 (putih segar)
artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Perlakuan hydrocooling 5 penilaian 4,3 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang
tegar. Kemudian sampai hari ke-7 penilaian berkisar 3,1 sampai 3,4 (agak coklat) artinya
Hari Hari
ke-3
Hari
ke-4
Hari
ke-5
Hari
ke-6
Hari
ke-7
Hari
ke-8
Hari
ke-9
Hari
ke-10
SIONAL PERTETA 2012]
Po
ste
r
759
Warna bunga melati selama penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 2. dan grafik warna
menunjukkan bahwa penilaian warna bunga melati hari ke-0 pada perlakuan cooling [ hydrocooling (P1), packing icing (P2), top icing dengan film plastik (P3) dan
top icing dengan toples plastik (P4) ] maupun kontrol suhu kamar (SK) dan kontrol suhu ngin (SD) bernilai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur
1 penilaian warna bunga melati pada perlakuan pre-cooling [ hydrocooling (P1), packing icing (P2), top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4) ] maupun kontrol suhu dingin (SD) bernilai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Kontrol pada suhu kamar (SK)
warna bunga melati
Gambar 4. Grafik Warna Bunga Melati Selama Penyimpanan
Gambar 4. Menunjukkan bahwa Perlakuan hydrocooling (P1) dan packing icing (P2) kisar 4,6 sampai 5 (putih segar)
artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Perlakuan hydrocooling 5 penilaian 4,3 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang
n berkisar 3,1 sampai 3,4 (agak coklat) artinya
Hari
10
SK
SD
P1
P2
P3
P4
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
Po
ste
r
760
bunga sudah menunjukkan tanda menuju tingkat kelayuan. Sampai hari ke-9 penilaian 1,7 sampai 2,3 (coklat) artinya lebih dari 25% permukaan bunga berwarna coklat yang dapat berpengaruh pada harga penjualan. Sedangkan perlakuan packing icing (P2) sampai hari ke-6 penilaian berkisar 3,8 sampai 4,4 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar. Kemudian sampai hari ke-8 penilaian berkisar 3,0 sampai 3,5 (agak coklat) artinya bunga sudah menunjukkan tanda menuju tingkat kelayuan dan hari ke-9 penilaian 1,8 (coklat) artinya lebih dari 25% permukaan bunga berwarna coklat yang dapat berpengaruh pada harga penjualan.
Perlakuan top icing dengan film plastik (P3), top icing dengan toples plastik (P4) dan kontrol suhu dingin (KD) sampai hari ke-6 penilaian terhadap warna bunga melati berkisar 4, 6 sampai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Kemudian penilaian sampai hari ke-8 berkisar 3,8 sampai 4,8 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar. Penyimpanan sampai hari ke-10 penilaian berkisar 3,0 sampai 3,2 (agak coklat) artinya bunga sudah menunjukkan tanda menuju tingkat kelayuan. Perubahan warna dengan teknik pre-cooling ditunjukkan pada Gambar 5, 6, 7, 8, dan 9.
Gambar 5. Perubahan warna Teknik Hydrocooling Selama Penyimpanan
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
Po
ste
r
761
Gambar 6. Perubahan Warna Teknik Packing Icing Selama Penyimpanan
Gambar 7. Perubahan Warna Teknik Top Icing dengan Film Plastik Selama Penyimpanan
Denpasar, 13-14 Juli 2012
Gambar 8. Perubahan Warna Teknik
Gambar 9. Perubahan Warna tanpa
Warna bunga melati sampai hari ke
bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar tetapi masih layak untuk dipasarkan yaitu perlakuan top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4).
Adnan. M., 1987/1988. Pendinginan Dan Pembekuan Bahan Makanan. Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi, Yogyakarta.
[PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012
Gambar 8. Perubahan Warna Teknik Top Icing dengan Toples Plastik Selama Penyimpanan
Gambar 9. Perubahan Warna tanpa Precooling Pada Suhu Kamar Selama Penyimpanan
KESIMPULAN
Warna bunga melati sampai hari ke-7, yang masih bernilai 4 (putih) artinya warbunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar tetapi masih layak untuk dipasarkan yaitu perlakuan top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4).
DAFTAR PUSTAKA
Pendinginan Dan Pembekuan Bahan Makanan. Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi, Yogyakarta.
SIONAL PERTETA 2012]
Po
ste
r
762
dengan Toples Plastik Selama Penyimpanan
Pada Suhu Kamar Selama Penyimpanan
7, yang masih bernilai 4 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar tetapi masih layak untuk dipasarkan yaitu perlakuan top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4).
Pendinginan Dan Pembekuan Bahan Makanan. Pusat Antar Universitas
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
Po
ste
r
763
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 2003. Manfaat dan Budidaya Tanaman Melati. Jurnal Perkembangan Teknologi TRO Vol. XV, No. 1.
Heyne, K., 1987. Tumbuhan berguna Indonesia. Jilid III. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Dep. Kehutanan. Jakarta. 1614 hal.
Kader, A.A. 1985. Postharvest Biology and Technology: An overview. In Postharvest Technology of Horticultural Crops. Cooperative Extention. University of California. Div. of Agriculture and Natural Resources, California.
Kader, A. A.,1992. Postharvest Tecknologi of Horticultural Crop. University Of California. Agricultural and Natural Resources. Publication 3311.
Kader, A.A. 2002. Postharvest Technology of Horticultural Crops. 3rd Edition. University of California. Div. of Agriculture and Natural Resources, California.
Kitinoja, L., and Kader, A.A., 1995. Small-Scale Postharvest Handling Practices. A Manual For Horticultural Crops. 3rd Edition. Department of Pomology University of California. Davis, California 956616.
Sastrapradja, SD dan Rifai MA, 1997. Mengenal nusantara melalui kekayaan floranya. Komisi Pelestarian Plasma Nutfah Nasional, Puslitbang Bioteknologi LIPI. Bogor.
Soekarto, S.T, 1985. Penilaian Organoleptik. Bhratara Karya Aksara, Jakarta. Soepardi, R., 1994. Apotik hijau. Tumbuhan Obat-Obatan. Purna Warna. Surakarta. Soesarsono,W., 1981. Penyimpanan Buah-buahan, Sayur-sayuran, dan Bunga-bungaan. Jurusan
Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian.Institut Pertanian Bogor. Suhendar, AG., 1990. Melati. Penebar Swadaya, Jakarta. Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie, 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik.
Penerjemah B. Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Thomson, A.K., 1996. Postharvest Teknology of Fruit and Vegetables. Blackwell Science Ltd.
Victoria, Australia. Utama, M.S., Jeferson W.G dan Dewa G.M.P., 2002. Teknologi Pascapanen Hortikultura. Program
studi teknologi Pertanian UNUD Denpasar dan ECFED Program Texas A&M University Texas, USA.
Wills, R.H.H., Lee, T.H., Graham. D, Mc Glasson. W.B, and Hall. E.G, 1981. Postharvest. An Introduction to The Physiology and Handling of Fruit and Vegetables. New South wales University Press.