Top Banner
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta 1096 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten KARAKTERISTIK PETROLOGI DAN GEOKIMIA BATUAN GRANITOID MAMASA DI DAERAH HAHANGAN DAN SEKITARNYA, SULAWESI BARAT, INDONESIA Arik Bagus Kurniady 1 , Fahmi Hakim 1* , Arifudin Idrus 1 , I Wayan Warmada 1 , Ni'matul Azizah Raharjanti 1 1 Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No. 2, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 *Corresponding Author: [email protected] ABSTRAK. Daerah penelitian berada di Desa Hahangan dan sekitarnya, Kecamatan Aralle, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Secara regional daerah tersebut tersusun oleh Batuan Terobosan Neogen (Granitoid Mamasa) yang pembentukannya berkaitan erat dengan peristiwa subduksi-kolisi pada kala Miosen hingga Pliosen. Untuk mengetahui karakteristik petrologi dan geokimia dari batuan granitoid di daerah tersebut, maka dilakukan pemetaan geologi yang mendetail dan pengambilan sampel batuan yang representatif yang disertai dengan analisis laboratorium seperti analisis petrografi, X-Ray Diffraction (XRD) dan geokimia (ICP-AES). Berdasarkan hasil analisis, jenis granitoid di daerah penelitian merupakan granodiorit porfiri dengan komposisi mineral plagioklas (andesin dan oligoklas), kuarsa, K- feldspar, biotit, hornblenda dan mineral opak. Granodiorit di daerah penelitian memiliki sifat asam dengan kandungan SiO2 berkisar 63-68% dan saturasi alumina berjenis peralumina, sehingga dapat digolongkan sebagai granitoid tipe I. Granodiorit di lokasi penelitian memiliki afinitas magma berjenis shosonitik, yang dicirikan oleh perbandingan K2O/Na2O yang tinggi.Berdasarkan hasil analisis unsur jejak (trace elements) yaitu Sr/(Rb+Ba+Sr) dan Rb/(Rb+Ba+Sr) pada granitoid di daerah penelitian, terlihat bahwa terjadi tingkatan fraksinasi yang rendah ( weakly fractionated) dan juga proses diferensiasi yang rendah. Ditemukannya xenolith ( mafic microgranular enclaves) berupa piroksenit pada batuan granitoid membuktikan bahwa granitoid dan xenolit secara umum terkristalisasi dari sumber magma yang berbeda. Tatanan tektonik granitoid di daerah penelitian merupakan Volcanic Arc Granitoids (VAG) yang menghasilkan kelompok granitoid yang berhubungan dengan proses subduksi. Sementara itu, berdasarkan data-data hasil analisis petrologi, mineralogi dan geokimia, granitoid di daerah penelitian merupakan tipe K-rich Calc-alkaline Granitoids (KCG) yang terbentuk pada rezim transisi subduksi-kolisi yang terjadi pada Kala Miosen Akhir-Pliosen. Kata kunci: Granitoid Mamasa, Hahangan, Mafic Microgranular Enclaves, Volcanic Arc Granitoids, K-rich Calc-alkaline Granitoids I. PENDAHULUAN Aktivitas tektonik Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Eurasia di sekitar Pulau Sulawesi telah berperan besar terhadap perkembangan tektonik di Sulawesi dan sekitarnya. Sejarah tektonik Sulawesi (Gambar 1) berkaitan erat dengan peristiwa tektonik ekstensi Mesozoikum, tunjaman Kapur, tunjaman Paleogen, tumbukan Neogen dan tunjaman ganda Kuarter, hingga menghasilkan berbagai macam mandala geologi (Zakaria & Sidarto, 2015).
19

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

Oct 28, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1096 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

KARAKTERISTIK PETROLOGI DAN GEOKIMIA BATUAN GRANITOID

MAMASA DI DAERAH HAHANGAN DAN SEKITARNYA, SULAWESI

BARAT, INDONESIA

Arik Bagus Kurniady1, Fahmi Hakim1*, Arifudin Idrus1, I Wayan Warmada1, Ni'matul Azizah

Raharjanti1

1Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No. 2, Bulaksumur,

Yogyakarta 55281

*Corresponding Author: [email protected]

ABSTRAK. Daerah penelitian berada di Desa Hahangan dan sekitarnya, Kecamatan Aralle,

Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Secara regional daerah tersebut tersusun oleh

Batuan Terobosan Neogen (Granitoid Mamasa) yang pembentukannya berkaitan erat dengan

peristiwa subduksi-kolisi pada kala Miosen hingga Pliosen. Untuk mengetahui karakteristik

petrologi dan geokimia dari batuan granitoid di daerah tersebut, maka dilakukan pemetaan

geologi yang mendetail dan pengambilan sampel batuan yang representatif yang disertai

dengan analisis laboratorium seperti analisis petrografi, X-Ray Diffraction (XRD) dan geokimia

(ICP-AES). Berdasarkan hasil analisis, jenis granitoid di daerah penelitian merupakan

granodiorit porfiri dengan komposisi mineral plagioklas (andesin dan oligoklas), kuarsa, K-

feldspar, biotit, hornblenda dan mineral opak. Granodiorit di daerah penelitian memiliki sifat

asam dengan kandungan SiO2 berkisar 63-68% dan saturasi alumina berjenis peralumina,

sehingga dapat digolongkan sebagai granitoid tipe – I. Granodiorit di lokasi penelitian memiliki

afinitas magma berjenis shosonitik, yang dicirikan oleh perbandingan K2O/Na2O yang

tinggi.Berdasarkan hasil analisis unsur jejak (trace elements) yaitu Sr/(Rb+Ba+Sr) dan

Rb/(Rb+Ba+Sr) pada granitoid di daerah penelitian, terlihat bahwa terjadi tingkatan fraksinasi

yang rendah ( weakly fractionated) dan juga proses diferensiasi yang rendah. Ditemukannya

xenolith ( mafic microgranular enclaves) berupa piroksenit pada batuan granitoid membuktikan

bahwa granitoid dan xenolit secara umum terkristalisasi dari sumber magma yang berbeda.

Tatanan tektonik granitoid di daerah penelitian merupakan Volcanic Arc Granitoids (VAG) yang

menghasilkan kelompok granitoid yang berhubungan dengan proses subduksi. Sementara itu,

berdasarkan data-data hasil analisis petrologi, mineralogi dan geokimia, granitoid di daerah

penelitian merupakan tipe K-rich Calc-alkaline Granitoids (KCG) yang terbentuk pada rezim

transisi subduksi-kolisi yang terjadi pada Kala Miosen Akhir-Pliosen.

Kata kunci: Granitoid Mamasa, Hahangan, Mafic Microgranular Enclaves, Volcanic Arc

Granitoids, K-rich Calc-alkaline Granitoids

I. PENDAHULUAN

Aktivitas tektonik Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng

Eurasia di sekitar Pulau Sulawesi telah berperan besar terhadap perkembangan

tektonik di Sulawesi dan sekitarnya. Sejarah tektonik Sulawesi (Gambar 1) berkaitan

erat dengan peristiwa tektonik ekstensi Mesozoikum, tunjaman Kapur, tunjaman

Paleogen, tumbukan Neogen dan tunjaman ganda Kuarter, hingga menghasilkan

berbagai macam mandala geologi (Zakaria & Sidarto, 2015).

Page 2: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1097 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Menurut Sompotan (2012), Stratigrafi Sulawesi Bagian Barat termasuk di

daerah Mamasa didominasi oleh batuan Neogen yang terdiri dari batuan beku,

metasedimen dan metamorf. Batuan beku yang menyusun merupakan Batuan

Terobosan (Tmpi) terdiri dari batolit intrusi granitik yang tersusun oleh granit,

granodiorit, diorit dan aplit berumur Miosen Akhir-Pliosen, dengan tatanan tektonik

berada di zona subduksi (Ratman & Atmawinata, 1993 dalam Harahap dkk., 2003).

Batuan Terobosan Neogen di daerah tersebut dikenal dengan nama Granitoid Mamasa,

yang mana menjadi objek utama pada penelitian ini.

Granitoid merupakan istilah untuk kelompok batuan beku plutonik dengan

tekstur faneritik dan komposisi asam hingga intermediet (Gill, 2010). Mineral

penyusun yang terbentuk pada fase awal adalah plagioklas, sedangkan kuarsa dan

alkali feldspar terbentuk pada fase akhir (Winter, 2001). Granitoid umumnya memiliki

derajat kristalisasi holokristalin, karena proses kristalisasi magma yang berlangsung

secara perlahan.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik petrologi dan

geokimia dari granitoid pada daerah penelitian dengan menentukan afinitas magma,

saturasi alumina, jenis batuan, tatanan tektonik dan petrogenesa granitoid. Minimnya

data petrologi dan geokimia batuan beku di Sulawesi Bagian Barat, menjadi dasar

perlunya penelitian ini dilakukan. Data petrologi dan geokimia dari penelitian ini

diharapkan mampu memberikan informasi tambahan mengenai magmatisme yang

berkaitan dengan tektonisme di Sulawesi Bagian Barat.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi beberapa

tahapan, diantaranya tahapan pekerjaan lapangan dan pengambilan sampel batuan,

analisis laboratorium, serta integrasi data dan interpretasi. Adapun analisis

laboratorium yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis petrografi, analisis

X-Ray Diffraction (XRD), dan analisis geokimia (ICP-AES).

Analisis petrografi di daerah penelitian dilakukan pada 8 sampel terpilih dan

dilakukan pengamatan di Laboratorium Geologi Optik, Departemen Teknik Geologi,

Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. Sedangakan untuk analisis X-Ray

Diffraction (XRD) dan analisis geokimia (ICP-AES) dilakukan pada 8 sampel terpilih

yang berasal dari 2 lokasi pengambilan sampel yang berbeda di daerah penelitian.

Analisis sampel X-Ray Diffraction dilakukan di Laboratorium Pusat Teknik Geologi

FT-UGM, sedangkan untuk analisis sampel geokimia (ICP-AES) dilakukan di ALS

Laboratory yang berada di Kanada.

III. GEOLOGI REGIONAL

Aktivitas tektonik Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng

Eurasia di sekitar Pulau Sulawesi berperan besar terhadap perkembangan tektonik di

Sulawesi dan sekitarnya. Sejarah tektonik Sulawesi berkaitan erat dengan peristiwa

Page 3: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1098 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

tektonik yaitu: tunjaman Kapur, Tunjaman Paleogen, tumbukan Neogen dan tunjaman

ganda Kuarter, hingga menghasilkan berbagai macam mandala geologi. Terdapat 2

peristiwa penting yang terjadi dalam evolusi tektonik dari Pulau Sulawesi:

a. Di Sulawesi bagian barat selama Paleogen-Neogen terjadi pemekaran lantai

samudra di Selat Makassar, membentuk ruang pengendapan material klastik

yang berasal dari Kalimantan.

b. Peristiwa kompresional yang dimulai sejak Miosen, kompresi ini dipengaruhi

oleh tumbukan kontinen di arah barat dan ofiolit serta fragmen busur kepulauan

di arah timur. (Calvert, 2003 dalam Sompotan 2012).

Stratigrafi di daerah penelitian (Gambar 2), terdiri dari Batuan Terobosan (Tmpi)

yang merupakan batolit intrusi granitik yang tersusun oleh granit, granodiorit, diorit

dan aplit. Batuan Terobosan (Tmpi) ini berumur Miosen Akhir-Pliosen, dengan tatanan

tektonik berupa kolisi. Batuan Terobosan (Tmpi) memiliki hubungan stratigrafi

memotong (intrusif) Formasi Latimojong (Kls) dan batuan Gunungapi Talaya (Tmtv)

(Ratman & Atmawinata, 1993 dalam Harahap, dkk., 2003).

IV. HASIL & PEMBAHASAN

Deskripsi Petrologi

Lokasi pengambilan sampel batuan terletak pada koordinat UTM 739992 E dan

9680649 N. Pada lokasi ini dijumpai singkapan batuan beku plutonik yang berwarna

segar (fresh) abu-abu dan warna lapuk coklat kehijauan (Gambar 3). Ketebalan

singkapan mencapai 4,3 m dengan struktur batuan segar yang masif. Berdasarkan

pengamatan megaskopis diketahui jenis batuan ini adalah batuan kelompok granitoid,

dengan struktur masif. Tekstur batuan ini adalah fanero-porfiritik dengan ukuran

sedang-kasar 1-7 mm, hipidiomorfik granular dengan derajat kristalisasi holokristalin.

Komposisi batuan terdiri dari mineral kuarsa, K-feldspar, plagioklas, hornblenda,

biotit, dan sedikit mineral opak, sehingga diperoleh nama batuan ini adalah

granodiorit porfiri (Travis, 1955). Pada beberapa bagian tubuh batuan mengalami

alterasi kloritisasi dan oksidasi secara setempat. Granitoid di daerah penelitian

memiliki kandungan xenolith (mafic microgranular enclaves) berupa piroksenit di

beberapa tempat (Gambar 4).

Analisis Petrografi

Pengamatan petrografi yang dilakukan pada sampel batuan di daerah

penelitian didapatkan komposisi mineral penyusun batuan berupa plagioklas, kuarsa,

K-feldspar, hornblenda, biotit dan mineral opak serta klorit sebagai mineral ubahan.

Berdasarkan hasil deskripsi tersebut, penamaan batuan ini dinamakan granodiorit

berdasarkan klasifikasi IUGS oleh Streckeisen (1974). Gambar 5 menunjukkan

kenampakkan petrografi batuan granodiorit di daerah penelitian. Sedangkan

rangkuman hasil analisis petrografi dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 4: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1099 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Analisis X-Ray Diffraction

Analisis X-Ray Diffraction (XRD) dilakukan pada 8 sampel yang berasal dari 2

lokasi yang berbeda. Jenis analisis XRD yang dilakukan adalah analisis bulk dan clay

yang meliputi metode air dried, ethylene glycol, heated 550oC. bulk analysis, memberikan

informasi mengenai terkait mineral-mineral penyusun batuan meliputi mineral primer

dan sekunder. Sedangkan clay analysis dilakukan dengan 3 jenis tahapan analisis tahap

identifikasinya guna mengetahui jenis lempung dan sifat fisis lempung. Hasil analisis

menunjukkan mineral primer yang teridentifikasi yaitu hornblende, biotit, plagioklas,

K-Feldspar, dan kuarsa. Mineral sekunder yang teridentifikasi yaitu palygorskite,

haloysit, kaolinit, epidot, pirit, klorit, vermikulit, dan mika (Gambar 6). Rangkuman

hasil analisis XRD dapat dilihat pada Tabel 2.

Geokimia Batuan Granitoid

Dalam tahapan analisis ini dilakukan analisis oksida mayor, unsur minor dan

trace dengan menggunakan ICP-AES. Dari analisis ini didapatkan konsentrasi unsur-

unsur tertentu yang dapat digunakan untuk penentuan saturasi alumina, afinitas

magma, dan jenis batuan dari granitoid yang mana digunakan sebagai dasar

interpretasi tatanan tektonik dan petrogenesa pembentukan granitoid. Hasil analisis

geokimia dari 8 sampel batuan dilokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Secara

umum karakteristik geokimia granitoid di daerah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Saturasi alumina

Saturasi alumina ditentukan oleh kandungan Al2O3/Na2O+K2O dan

Al2O3/CaO+K2O+Na2O. Berdasarkan hasil plot saturasi alumina tersebut (Gambar 7),

diperoleh hasil bahwa granitoid daerah penelitian memiliki saturasi peralumina

(Shand, 1947 dalam Rollinson, 1993). Hal ini menandakan bahwa kandungan Al2O3

lebih banyak jika dibandingakan dengan CaO, K2O dan Na2O. Berdasarkan saturasi

alumina tersebut, batuan di daerah penelitian dapat dikategorikan sebagai granitoid

tipe – I (Anderson dan Thomas, 1985 dalam Frost, dkk., 2001).

2. Afinitas magma

Afinitas magma ditentukan oleh kandungan SiO2 dan K2O. Berdasarkan data

afinitas magma dari plot SiO2 terhadap K2O (Peccerilo dan Taylor, 1976 dalam

Rollinson, 1993), batuan di daerah penelitian menunjukan tingkat afinitas magma seri

shosonitik dengan komposisi kimia bersifat asam dimana SiO2 > 63% (Gambar 8).

3. Jenis Batuan

Penamaan batuan beku menggunakan diagram TAS (Total Alkali Silica) antara

SiO2 terhadap Na2O + K2O (Cox, dkk., 1979 dalam Rollinson, 1993), yang merupakan

klasifikasi awal di dalam penentuan batuan beku plutonik. Berdasarkan hasil

pengeplotan (Gambar 9), diperoleh nama batuan berupa Quartz Diorite (Granodiorite).

Penamaan secara kimiawi ini juga didukung oleh penamaan batuan di lapangan

(megaskopis) dan petrografi yaitu granodiorit porfiri.

Page 5: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1100 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

TATANAN TEKTONIK DAN PETROGENESA GRANITOID

Karakteristik unsur jejak (Trace Elements) digunakan untuk menentukan tatanan

tektonik granitoid di daerah penelitian. Penentuan tatanan tektonik dilakukan dengan

melakukan pengeplotan antara unsur Y+Nb dan Rb (Gambar 10) menurut klasifikasi

(Pearce, dkk., 1984). Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa

granitoid di daerah penelitian berada pada daerah Volcanic Arc Granitoids (VAG).

Volcanic arc granitoids (VAG) dapat terbentuk pada tatanan kerak samudera

maupun benua dan dari komposisi tholeitik, kalk-alkali hingga shosonitik (Peccerillo

& Taylor, 1976). Menurut Pitcher (1993) dalam Winter (2001), Volcanic Arc Granitoids

(VAG) menghasilkan kelompok granitoid yang berhubungan dengan proses subduksi.

Magma naik menuju permukaan melalui celah (zona lemah) yang dibentuk oleh

struktur geologi sebagai akibat dari proses subduksi yang terjadi pada kala Miosen-

Pliosen.

Berdasarkan hasil analisis unsur jejak (trace elements) yaitu Sr/(Rb+Ba+Sr) dan

Rb/(Rb+Ba+Sr) pada granitoid di daerah penelitian (Gambar 11), terlihat bahwa terjadi

tingkatan fraksinasi yang rendah (weakly fractionated) (Hutton, 2004). Hal ini

mencerminkan bahwa magma asal mengalami proses diferensiasi yang rendah,

sehingga dalam proses naiknya magma menuju permukaan, tidak signifikan

mengubah sifat asli dan komposisi magma. Batuan granitoid dengan tingkatan

fraksinasi rendah mencerminkan waktu kristalisasi yang relatif lebih cepat. Hal ini

juga dapat menjelaskan bahwa proses naiknya magma menuju kedalaman yang lebih

dangkal berlangsung cukup cepat, sehingga tidak cukup waktu untuk terjadinya

kontaminasi dari batuan dinding yang diterobos.

Secara umum, tingkatan fraksinasi batuan granitoid dapat menjadi tanda

penting yang menunjukkan kematangan komposisi dari kerak benua, dimana semakin

tinggi tingkatan fraksinasi suatu batuan granitoid maka mineralisasi unsur-unsur

(logam) langka seperti W, Sn, Nb, Ta, Li, Be, Rb, Cs, REE,dan lain-lain akan semakin

melimpah (Wu, dkk., 2017).

Hasil analisis geokimia yang menunjukkan batuan di daerah penelitian

cenderung memiliki nilai K yang tinggi dan Ca yang rendah, menandakan jenis

granitoid di daerah penelitian adalah tipe K-rich Calc-alkaline Granitoids (KCG)

(Barbarin, 1999). Granitoid tipe KCG menandakan peristiwa transisi dari proses

subduksi menuju proses kolisi (Transitional Regimes) seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 4 di bawah.

Ditemukannya xenolith (mafic microgranular enclaves) berupa piroksenit pada

batuan granitoid di daerah penelitian (Gambar 4) membuktikan bahwa granitoid dan

xenolith secara umum terkristalisasi dari sumber magma yang berbeda, yang dapat

mengindikasikan adanya proses pencampuan (mixing) antara sumber magma yang

bersifat basa dan asam (Liu, dkk., 2013).

V. KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa hasil analisis diatas, diketahui bahwa granitoid di daerah

penelitian berjenis granodiorit yang memiliki sifat asam dengan kandungan SiO2

Page 6: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1101 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

berkisar 63-68% dan saturasi alumina berjenis peralumina, sehingga dapat digolongkan

sebagai granitoid tipe – I. Granodiorit di lokasi penelitian memiliki afinitas magma

berjenis shosonitik, yang dicirikan oleh perbandingan K2O/Na2O yang tinggi.

Kandungan Rb yang rendah menunjukkan bahwa magma mengalami proses

diferensiasi yang rendah, sedangkan diagram plot antara Rb dan Sr menunjukkan

tingkatan fraksinasi rendah (weakly fractionated). Ditemukannya xenolith (mafic

microgranular enclaves) berupa piroksenit pada batuan granitoid membuktikan bahwa

granitoid dan xenolith secara umum terkristalisasi dari sumber magma yang berbeda,

yang dapat mengindikasikan adanya proses pencampuan (mixing) antara sumber

magma yang bersifat basa dan asam.

Berdasarkan plot diagram dari beberapa unsur jejak seperti Rb, Nb dan Y,

tatanan tektonik granitoid di daerah penelitian merupakan Volcanic Arc Granitoids

(VAG) yang menghasilkan kelompok granitoid yang berhubungan dengan proses

subduksi. Sementara itu, berdasarkan data-data hasil analisis petrologi, mineralogi dan

geokimia, granitoid di daerah penelitian merupakan tipe K-rich Calc-alkaline

Granitoids (KCG) yang terbentuk pada rezim transisi subduksi-kolisi yang terjadi pada

Kala Miosen Akhir-Pliosen.

DAFTAR PUSTAKA

Barbarin, B., 1999. A Review of The Relationship Between Granitoid Types, their Origins and

their Geodynamic Environments: Lithos 46. France. Elsevier. p: 605-626.

Barbieri, M., 2016. The Importance of Enrichment Factor (EF) and Geoaccumulation Index (Igeo)

to Evaluate the Soil Contamination. Jurnal Geol Geophys. Sapienza University of

Rome.

Frost, B. R., Barnes, C. G., Collins, W. J., Arculus, R. J., Ellis, D. J., & Frost, C. D., 2001. A

geochemical classification for granitic rocks. Journal of petrology, 42(11), 2033-2048.

Gill, R., 2010. Igneous Rock and Processes: Practical Guide: Wiley-Blackwell. West Sussex.

Harahap, B. H., Bachri, S., Baharuddin, Suwarna, N., Panggabean, H., & Simanjuntak, T. O.,

2003. Stratigraphic Lexicon of Indonesia. Geological Research and Development

Centre.

Hutton, L. J., 2004. Petrogenesis of I- and S- type Granites in The Cape River-Lolworth area,

Northeastern Queensland-Their Contribution to an Understanding of the Early

Paleozoic Geological History of Northeastern Queensland, The Queensland

University of Technology.

Liu, L., Qiu, J. S., & Li, Z., 2013. Origin of mafic microgranular enclaves (MMEs) and their host

quartz monzonites from the Muchen pluton in Zhejiang Province, Southeast China:

implications for magma mixing and crust–mantle interaction. Lithos, 160, 145-163.

Pearce, J. A., Harris, N. B. W., & Tindle, A. G., 1984. Trace Element Discriminating Diagrams for

the Tectonic Interpretation of Granitic Rocks. Journal of Petrology, Vol. 25, Part 4,

pp.956-983.

Page 7: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1102 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Peccerillo, A., & Taylor, S. R., 1976. Geochemistry of Eocene calc-alkaline volcanic rocks from

the Kastamonu area, Northern Turkey. Contr. Miner. Petrol. 58, 63-81.

Ratman, N., & Atmawinata, S., 1993. Peta Geologi Lembar Mamuju, Sulawesi. Pusat Penelitian

dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Rollinson, H. R., 1993. Using Geochemical Data: Evaluation, Presentation, Interpretation:

Longman Singapore Publisher (Pte) Ltd. Singapore.

Sompotan, F. S., 2012. Struktur Geologi Sulawesi. Perpustakaan Sains Kebumian, Institut

Teknologi Bandung. Bandung

Streckeisen, A., 1974. Classification and nomenclature of plutonic rocks recommendations of the

IUGS subcommission on the systematics of igneous rocks. Geologische Rundschau,

63(2), 773-786.

Travis, R. B., 1955. Classification of Igneous Rocks. Colorado School of Mines Vol, 50.

Winter, J. D., 2001. Introduction to Igneous and Metamorphic Petrology; Prentice-Hall Inc.,

Upper Saddle river. New Jersey.

Wu, F., Liu, X., Ji, W., Wang, J., & Yang, L., 2017. Highly fractionated granites: Recognition and

research. Science China Earth Sciences, 60(7), 1201-1219.

Zakaria, Z. & Sidarto., 2015. Aktifitas Tektonik di Sulawesi dan Sekitarnya Sejak Mesozoikum

Hingga Kini Sebagai Akibat Interaksi Aktifitas Tektonik Lempeng Tektonik Utama di

Sekitarnya. Jurnal Geologi Sumber Daya Mineral. v16 (3). h: 115-127.

Page 8: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1103 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Tabel 1. Rangkuman komposisi mineral pada sampel granitoid, yang terdiri dari mineral

primer dan sekunder.

Page 9: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1104 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Tabel 2. Rangkuman hasil identifikasi mineral menggunakan analisis X-Ray Diffraction (XRD),

menunjukkan mineral-mineral yang terdiri dari mineral primer dan mineral sekunder.

Page 10: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1105 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Tabel 3. Data geokimia unsur mayor dan unsur jejak pada granitoid, dengan jumlah 8 sampel.

Analisis geokimia menggunakan ICP-AES.

Page 11: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1106 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Tabel 4. Tatanan tektonik pembentukan granitoid berdasarkan karakteristik geokimia granitoid

(Barbarin, 1999). Granitoid Hahangan terbentuk pada tatanan tektonik rezim transisi antara

subduksi dan kolisi.

Page 12: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1107 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 1. Ilustrasi evolusi tektonik Pulau Sulawesi (Parkinson, 1997 dalam Sompotan 2012).

Page 13: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1108 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 2. Stratigrafi regional daerah penelitian. Kotak hijau menunjukkan stratigrafi granitoid

Mamasa. (Ratman & Atmawinata, 1993 dengan modifikasi)

Page 14: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1109 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 3. (A) Singkapan granitoid di daerah penelitian dengan struktur masif, (B)

kenampakan megaskopis granitoid Mamasa.

Page 15: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1110 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 4. (A). Foto parameter singkapan piroksenit sebagai xenolit pada granitoid Mamasa.

(B) Kenampakan petrografi piroksenit daerah penelitian pada nikol sejajar, (C) nikol bersilang.

Page 16: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1111 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 5. Kenampakan petrografi granitoid Mamasa, (atas) nikol silang (bawah) nikol sejajar.

Sampel granitoid tersebut dinamakan granodiorit berdasarkan klasifikasi IUGS oleh Streckeisen

(1974).

Page 17: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1112 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 6. Analisis sampel granitoid menggunakan metode X-Ray Diffraction (XRD)

menunjukkan komposisi mineral primer dan sekunder pada samp

Gambar 7. Saturasi Alumina sampel granitoid Mamasa yaitu peralumina berdasarkan (Shand,

1947 dalam Rollinson 1993).

Page 18: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1113 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 8. Afinitas magma granitoid Mamasa yang menunjukkan afinitas magma sub-alkaline

seri shosonitik (Peccerilo dan Taylor, 1976, dalam Rollinson, 1993).

Gambar 9. Plot jenis batuan berdasarkan TAS (Total Alkali Silica) antara SiO2 terhadap Na2O +

K2O (Cox, dkk., 1979 dalam Rollinson, 1993) menunjukkan batuan granodiorite (quartz-diorite).

Page 19: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F... · 2020. 2. 13. · PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F044POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1114 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 10. Plot tatanan tektonik berdasarkan unsur jejak Rb dan Y+Nb (Pearce, 1984 dalam

Rollinson, 1993) menunjukkan hasil Volcanic Arc Granitoid (VAG).

Gambar 11. Analisis tingkat fraksinasi granitoid berdasarkan Hutton (2004) dimana plot unsur

jejak Rb/(Rb+Ba+Sr) vs Sr/(Rb+Ba+Sr), menunjukkan sampel mengalami tingkat fraksinasi yang

rendah