i SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI
Inovasi dalam Penelitian dan Pembelajaran Biologi
Salatiga, 26 Januari 2019
Penerbit:
FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
ii SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
EDITOR Agna Sulis Krave, Ph.D
Desy Fajar Priyayi, M.Pd Rully Adi Nugroho, Ph.D
Dr.V. Irene Meitiniarti, M.P Dr. Sri Kasmiyati., M.Si
Dr. Elizabeth Betty Elok Kristiani, M.Si Drs. Sucahyo., M.Sc
Risya Pramana Situmorang, M.Pd
Slamet Basuki Ruth Gabriella
ISBN: 978-602-61913-2-8 Penerbit: Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana Redaksi: Gedung C Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Indonesia Telp/ Fax: (0298) 321212 ext: 323; (0298) 321433 Website: http://biologi.uksw.edu Cetakan pertama, Maret 2019 Hak cipta dilindungi Undang-undang Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa seijin tertulis dari penerbit
iii SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
KATA PENGANTAR
Salam damai sejahtera bagi kita semua. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat dan karuniaNya sehingga Prosiding Seminar Nasional Biologi Dan Pendidikan Biologi UKSW 2019 dapat terbit sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan oleh Panitia. Seluruh makalah yang terdapat di dalam prosiding ini merupakan kumpulan makalah yang telah lolos seleksi oleh tim reviewer dan telah dipresentasikan pada Seminar Nasional Biologi Dan Pendidikan Biologi 2019, yang diselenggarakan Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana.
Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta seminar yang telah mempresentasikan hasil penelitian dan memberikan informasi tentang berbagai strategi inovatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran biologi di lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.
Seminar Nasional Biologi Dan Pendidikan Biologi 2019 ini mengangkat tema “Inovasi dalam Penelitian dan Pembelajaran Biologi”. Panitia menghadirkan Prof. I Gusti Putu Suryadarma, Bapak Kilala Tilaar, dan Dr. Budi Setiadi Daryono sebagai pemakalah utama yang akan menyampaikan materi tentang pembelajaran kreatif, inovasi dalam pemanfaatan sumberdaya hayati asli indonesia untuk pengembangan produk jamu, kosmetika dan nutraseutika, serta discovery dan inovasi dalam teknik rekayasa genetika pada melon. Peserta seminar nasional yang mempresentasikan hasil penelitiannya ini berasal dari Salatiga, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Surabaya, Lubuklinggau, dan Kupang. Selain itu, seminar ini juga diikuti oleh beberapa mahasiswa yang berasal dari universitas dan lembaga pendidikan di pulau Jawa.
Seminar nasional ini dapat terselenggara berkat kerjasama yang baik dari seluruh panitia seminar dan semua pihak yang mendukung terselenggaranya acara seminar nasional ini. Oleh karena itu, perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras demi suksesnya kegiatan. Kami menyadari bahwa penyelenggaraan seminar ini mungkin masih ada kekurangan baik dalam penyajian acara, pelayanan administrasi dan keterbatasan fasilitas. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata, sebagai bentuk akhir dari proses pertanggungjawaban seminar, maka prosiding ini diterbitkan. Semoga prosiding ini dapat ikut berperan dalam penyebaran hasil kajian dan penelitian di bidang biologi dan pendidikan biologi dan mendukung atmosfir penelitian yang baik dan budaya riset yang kuat, berkelanjutan dan berkualitas sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi biologi. Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan prosiding ini sehingga masukan dan saran sangat kami harapkan. Terimakasih.
Salatiga, 20 April 2019 Ketua Panitia,
Rully Adi Nugroho, Ph.D.
iv SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS BIOLOGI
Puji syukur kepada Tuhan bahwa seminar nasional Biologi dan Pendidikan Biologi, Fakultas Biologi yang ke dua tahun 2019 ini telah berlangsung dengan baik. Pada Seminar Nasional tahun 2019 ini bertema INOVASI DALAM PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN BIOLOGI. Tema ini dibuat dengan sengaja untuk memotivasi bagi pemerhati, pengamat dan pemran dalam bidang Biologi serta Pendidikan Biologi untuk lebih berinovasi dan kreatif.
Dalam menghadapi pasar bebas Asia Tenggara yang dikenal dengan sebutan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), diperlukan perubahan yang mendasar dalam penelitian dan pembelajaran khususnya bidang Biologi. Persaingan yang ketat akan semakin tampak, oleh sebab itu dalam mempersiapkan peserta didik dibutuhkan kreatif dan inovatif.
Bagaimana dunia pendidikan dan pembelajaran kita beradaptasi dengan kondisi tersebut? Ajang forum ilmiah seminar nasional ini dibutuhkan sebagai ajang komunikasi bersama, dengan saling tukar ilmu dan pengalaman untuk mengembangkan bidang Biologi dan Pendidikan Biologi bersama-sama. Semoga hasil dari forum ilmiah/diskusi ini dapat memantik ide-ide baru dan mengembangkan daya cipta. Semoga prosiding ini bermanfaat bagi kalangan akademis, pemerintah dan industri untuk melihat peluang-peluang kerjasama dengan berbagai pihak. Salam Inovasi. Salatiga, 20 April 2019 Dekan Fakultas Biologi, Dra. Lusiawati Dewi M.Sc
v SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
DAFTAR ISI
Halaman Cover ………………………………………………………………………………………………………………………. i Editor ………………………………………….…………………………………………………………………………...……………. ii Kata Pengantar………………………………………………..……………………………………………………………………… iii Sambutan Dekan Fakultas Biologi ……………………………………..……………………………..……………………. iv Daftar Isi ………………………………………………….……………….……………………………………………………………. v Materi Pembicara Utama 1 ………………….…………………………………..……………………………………………. 1 Materi Pembicara Utama 2 ……………………………………………………………..………..…………………………… 12 BIOLOGI ERA CAHAYA Oleh Anggara Mahardika, AB Susanto, Bibin Bintang Andriana, Hidetoshi Sato ………………………
25
ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TEKSTIL KOTA CIMAHI (STUDI KASUS AIR SUMUR WARGA DI KELURAHAN MELONG, KECAMATAN CIMAHI SELATAN, KOTA CIMAHI) Oleh Shinta Atilia Diatara, Chay Asdak, Edy Suryadi ………………………………………….…………………….
35
DEKOLORISASI PEWARNA TOSCA MENGGUNAKAN KOAGULAN FERRO SULFAT DAN LUMPUR AKTIF DARI PABRIK TEKSIL DI SALATIGA PADA KONDISI AEROB Oleh Agustien Sri Noerwahju, V. Irene Meitiniarti, Sri Kasmiyati ……………………………………………..
48
EFEKTIVITAS MEDIA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN KARDUS TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) Oleh Suparti dan Agustina Ratnaningrum ………………………………………….……………………………………
59
KONSENTRASI KLOROFIL PADA BERBAGAI VARIASI SUHU PENGERINGAN DENGAN VACUUM DRYING PADA SUP KRIM DARI RUMPUT LAUT (Caulerpa sp.) Oleh Dhanang Puspita, Windu Merdekawati, Arisia Putri Sandy Mahendra…………………………….
66
EFEKTIVITAS MEDIA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SABUT KELAPA TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Oleh Suparti dan Utami Anggriyatno ………………………………………….…………………………………………..
72
PENGARUH GENOTIPE TERHADAP PEMBENTUKAN SPOROFIT DADI MASSA PROTALUS PAKIS EMAS (Cibotium barometz (L.) J. Sm.) SECARA IN VITRO Oleh Yupi Isnaini dan Titien Ngatinem Praptosuwiryo ………………………………………….…………………
79
ISOLASI DAN KARAKTERISASI DUA ISOLAT BAKTERI PELARUT FOSFAT DARI TANAH PERTANIAN DI KABUPATEN SEMARANG, INDONESIA Oleh Chrisseptina Damayanti, V. Irene Meitiniarti, Rully Adi Nugroho …………………………………….
86
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT YANG MEMPUNYAI AKTIVITAS AMILOLITIK PADA UMBI TALAS (Colocasia esculenta L.) Oleh Destik Wulandari, Desi Purwaningsih ………………………………………….……………..…………………..
93 ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PENGHASIL SELULASE DAN XILANASE DARI TAMAN NASIONAL LORE LINDU Oleh Luciasih Agustini dan Lisna Efiyanti ………………………………………….……………………………………..
97
BIODIVERSITAS MIKROORGANISME YANG DIISOLASI DARI PROSES PEMBUATAN MINUMAN BERALKOHOL ‘CIU’ DI JAWA TENGAH Oleh Luciasih Agustini ………………………………………….………………………………………………………………….
109
INTROGRESI SEKUENS DNA PENYANDI CRISPR: Cas9:sgRNA KE DALAM GENOM PADI (Oryza sativa Linn.) DENGAN GEN TARGET OsSWEET11 Oleh Ivan Tjahja Pranata ………………………………………….………………………………………….………………….
118
POTENSI PENGEMBANGAN KEANEKARAGAMAN ANGGREK SPESIES GUNUNG API PURBA NGLANGGERAN, YOGYAKARTA SERTA USAHA KONSERVASINYA Oleh Amru Rizal Basri, Alim El Hakim, Fauzana Putri, Nureni Dhuha Mustika, Endang Semiarti …………….
128
KINERJA RUMAH KACA KONTRUKSI BAMBU PADA PENGERINGAN TEMBAKAU MOLE SUMEDANG (Nicotiana tobaccum L.) Oleh Lala Romlah ………………………………………….………………………………………….…………………………….
136
vi SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
KONSERVASI EX-SITU Artocarpus spp. DI KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI SARANA EDUKASI BUAH KHAS INDONESIA Oleh Popi Aprilianti ………………………………………….………………………………………….………………………….
145
STRUKTUR KOMUNITAS MAKROFAUNA BENTIK DI PANTAI PRAPAT AGUNG, PANTAI KARANG SEWU GILIMANUK, DAN PANTAI CEKIK, BALI BARAT Oleh Putri Afin Nurhayati, Jordan Oktavio Marcelino, Aulia Umi Rohmatika, Moch. Affandi ………………..
154
PEMODELAN MATEMATIKA PENGOLAHAN LEACHATE Oleh William Wijaya, Dhira Satwika, Suhardi Djojoatmodjo ……………………………………………………
162
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) EDUECOTOURISM BERBASIS POTENSI LOKAL Oleh Hafidhah Hasanah , I.G.P. Suryadarma ……………………………………………………………………………
170
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS KEARIFAN LOKAL DATARAN TINGGI DIENG DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP Oleh Laras Auliantika Hapsari, I.G.P. Suryadarma ……………………………………………………………………
179
MEMPROMOSIKAN KONSERVASI MANGROVE MELALUI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP TEMATIK, DI KABUPATEN INDRAMAYU Oleh Hendra Gunawan, Sugiarti, Diah Zuhriana, Suherna ……………………………………………………….
187
Lampiran Notulensi ……………………………………………………………………………………………………………….. 203
48 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
DEKOLORISASI PEWARNA TOSCA MENGGUNAKAN KOAGULAN FERRO SULFAT DAN LUMPUR AKTIF DARI PABRIK TEKSIL DI SALATIGA PADA KONDISI AEROB
Agustien Sri Noerwahju, V. Irene Meitiniarti, Sri Kasmiyati
Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana Email: [email protected]
Dikirim (submitted) ke Jurnal Ilmu Lingkungan UNDIP
ABSTRAK
Industri tekstil mengeluarkan air limbah dengan kualitas COD, padatan tersuspensi, warna yang relatif buruk dan mengandung logam berat yang bergantung pada zat warna yang digunakan. Saat ini Perda Prop Jawa Tengah no 5 tahun 2012, belum mengatur parameter warnasebagai parameter uji namun limbahberwarna harus tetap diolah karena menyangkut masalah estetika. Salah satu pewarna yang sulit didegradasikan melalui pengolahan biologi maupun kimia/fisika adalah pewarna Turquise Blue atau Tosca. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengurangan absorbansi warna, kandungan COD dan TSS pada limbah tekstil sintetik yang mengandung pewarna tosca dengan penambahan ferro-sulfat dan lumpur aktif pada waktu tinggal tertentu dengan proses aerob. Penelitian ini menggunakan limbah cair sintetik yang mengandung pewarna tosca dengan
konsentrasi warna yang sama dengan warna air limbah aslinya (absorbansi warna diukur pada 536 nm). Pengolahan dilakukan dengan mengkombinasikan proses Ferro-sulfat dan lumpur aktif pada kondisi aerob dengan sistem Sequencing bacth reactor (curah berurutan). Pengambilan sampel dilakukan pada jam ke 48, dan jam ke 72. Parameter yang diamati adalah absorbansi warna, COD dan TSS.Efisiensi pengurangan parameter tersebut dibandingkan pada semua perlakuan. Dari hasil penelitian didapat efisiensi penurunan terbaik untuk COD, TSS, dan absorbansi warna, berturut-turut adalah sebesar 79, 60, dan 52% pada pengolahan jam ke 72. Kata kunci: pewarna tosca, ferrosulfat, lumpur aktif, aerob, waktu tinggal
PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat maka terjadi juga peningkatan kebutuhan pokok berupa sandang atau pakaian. Sandang atau pakaian umumnya diproduksi secara masal dari suatu industri tekstil. Oleh karena itu industri tekstil mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Peningkatan produksi tekstil pada suatu negara akan memberikan peningkatan pada negara tersebut, sehinggaIndustri tekstil menjadi objek vital pada perkembangan setiap negara (Holkaret al, 2016) Untuk menambah keindahan pada tekstil digunakan zat pewarna yang dapat berasal dari zat warna alami dan zat warna kimiawi. Penggunaan pewarna untuk produksi dengan kapasitas yang besar, umumnya dipilih zat warna kimiawi yang lebihmudahpenggunaannyadantahan lama. Proses pewarnaan pada bahan tekstil ada dua macam yaitu, Dyeing (Pencelupan) dan Printing (Pencapan) (Puspo, 2009). Hasil dari proses-proses tersebut pasti akan menghasilkan limbah cair yangmengandungsisapewarna. Limbah cair yang mengandung sisa pewarna kimia ini, bila tidak diolah terlebih dahulu akan menimbulkan pencemaran pada lingkungan (Manurung, 2004; Laksono, 2012).
Zat warna tekstil yang dipakai untuk penelitian ini berwarna Turquoise Blue / Tosca yang merupakan turunan senyawa sulfonat.Diketahui bahwa gugus sulfonat sangat sulit didegradasi dan membutuhkan waktu yang lama (Christina et al, 2007) Pewarna Tosca umumnya digunakan untuk pewarnaanseragam dokter dan paramedis diruang operasi.
49 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
Rumus kimia dari Turquoise Blue adalah C41H25ClCuN14Na4O14S5, sedangkan struktur kimianya dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Struktur kimia dari Turquise Blue/ Tosca (National Center for Biotechnology Information.
NCBI, 2013).
Berdasarkan struktur kimia nya, warna tosca ini merupakan senyawa aromatik
polisiklik terdiri dari senyawa Sulfonat dan cincin benzenoid polisiklik (Schleheck et al, 2004 ). Efek samping dari keberadaan senyawa sulfonat ini bila melebihi kapasitas degradasi alami adalah tercemarnya lingkungan akibat kerusakan komponen ekosistem karena terhambatnya pertumbuhan bakteri (terutama bakteri aerobik) tertentu di pengolahan limbah (Sanchezet al, 2008). Jika pertumbuhan bakteri dalam pengolahan limbah terhambat, maka unit pengolahan limbah tidak dapat berperan sebagai sistem pengendalian kualitas kimia dan biologi air buangan yang akan memasuki ekosistem perairan. Selain itu,adanya gugus sulfonat dan cincin aromatik naftol pada molekul pewarna Turquise/Tosca dapat menyebabkan iritasi (Marrakchi and Maibach, 2006) dan bersifat karsinogenik (Geier et al, 2003).Oleh karena struktur kimia dari pewarna Tosca inilah yang kemungkinan menyebabkan pewarna Tosca sulit diolah dengan cara yang sederhana. Menurut Schlegel (2000),bakteri yang ada dalam lumpur aktif proses aerob hanya mampu mendegradasi rantai karbon berkisar C4 – 18 saja.
Mengingat pewarna Tosca sulit didegradasi dan keberadaannya dapat menyebabkan kematian mikroba dalam pengolahan limbah, maka perlu dilakukan penelitian pengolahan limbah yang mengandung pewarna Tosca dengan mengombinasikan perlakuan kimia/fisik dan pengolahan biologi.Perlakuan kimia/fisik yang diberikan adalah penambahan koagulan ferro-sulfatdengan konsentrasi 10%, 20% dan 30%.Sedang untuk pengolahan biologi digunakan pengolahan secara aerob denganlumpur aktif konsentrasi 20% dan 30%. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, absorbansi warna, kandungan COD dan TSS pada limbah tekstil sintetik yang mengandung pewarna tosca dapat berkurang, dankarakter hasil olahannya dapat memenuhi di Baku Mutu Limbah Cair Industri Tekstil. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Nopember 2018 di Laboratorium Mikrobiologi Sel dan Molekuler, di laboratorium Pengolahan Limbah Cair dan di laboratorium Lingkungan,Fakultas Biologi UKSW Salatiga.
50 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beakerglass ukuran 500ml yang diletakkan berjajar berurutan, pengaduk, Aerator, cawan petri, tabung reaksi, timbangan, spektrofotometer,dan Oven. Sedangkan bahan koagulan yang digunakan adalahFeSO4 dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% dan larutan kapur sebagai koagulant dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15%, Lumpur aktif secara aerob dengan konsentrasi (20% dan 30%), Larutan standart Fe, larutan standar SO4, urea dan fosfat. Metode
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental-laboratoris, dimana penelitian dilakukan dalam skala laboratorium dengan limbah sintetik yang mengandung pewarna Tosca dengan konsentrasi yang disesuaikan dengan limbah aslinya (absorbansi
diamati pada 536 nm). Berdasarkan pengujian digunakan 5 gram pewarna pada 1000 ml aquades. Perlakuan ini mendekati nilai konsentrasi pada limbah di lapang (UPL Industri tekstil). Proses pengolahan limbah dengan proses aerobik dengan metode penggabungan sistem koagulasi dan lumpur aktif. Proses pengolahan dilakukan dengan sistem Sequencing bacth reactor (curah berurutan).
Adapun perlakuan dalam penelitian secara berurutan adalah sebagai berikut: air limbahdiolah dengan ditambahkan FeSO4 dan larutan kapur sebagai koagulan. Dosis FeSO4adalah 10% , 20 % dan 30 %, dan Ca(OH)2 sebanyak 5%, 10% dan 15% sebagai perlakuan A.Setelah itu dilakukan proses pengadukan dan dilanjutkan dengan proses pengendapan.Supernatan dari proses pengendapan, kemudian diperlakukan dengan sistem biologi menggunakan Lumpur aktif, konsentrasi lumpur aktif sebanyak 0%, 20% dan 30% sebagai perlakuan B, proses secara aerob. Setelah proses biologi, dilakukan proses pengendapan yang kedua.Selanjutnya supernatan ini dianggap sebagai keluaran hasil proses. Alur proses tersebut berupa kombinasi proses koagulasi dan lumpur aktif sebanyak 12 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali.( Tabel 1 ).
Tabel 1. Kombinasi Perlakuan Koagulasi dan Lumpur Aktif yang digunakan Dalam Penelitian
KOAGULAN LUMPUR AKTIF
B 0 B 1 B 2
A 0 A0 B0 A0 B1 A0 B2
A 1 A1 B0 A1 B1 A1 B2 A 2 A2 B0 A2 B1 A2B2
A 3 A3 B0 A3 B1 A 3B2
Keterangan Ao = tanpa koagulan (kontrol), A1 = koagulan konsentrasi 10%, A2 = koagulan konsentrasi 20%, A3 = koagulan konsentrasi 30% Bo = tanpa lumpur aktif (kontrol), B1 = Lumpur aktif konsentrasi 20% B2 = lumpur aktif konsentrasi 30%
Sebelum penelitian, dilakukan pengukuran karakteristik limbah awal meliputi
absorbansi warna, kadar COD dan kadar Suspensed Solid. Agar didapat pola perubahan nilai kandungan dari absorbansi warna, COD dan TSS, selanjutnya dilakukan pengujian absorbansi warna, COD dan TSS, juga sisa Ferro dan sisa Sulfat sesudah proses koagulasi dan sebelum masuk ke lumpur aktif. Setelah keluar dari pengolahan dengan lumpur aktif dilakukan analisis kandungan absorbansi warna, COD dan TSS. Pengambilan sampel dilakukan pada jam ke0, jam ke 48 dan jam ke 72.Analisisuntuk mengetahui absorbansi warna, sisa Fe2+ dan sisa SO4 hasil proses koagulasi dilakukan secara spektrofotometri.
51 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
Analisis COD dengan menggunakan titrimetri dan dipanaskan dengan COD reaktor, analisisTSS dengan metode pemanasan cawan petri (Effendi, 2003). Pada analisissisa Fe2+
secara spektrofotometri, pengukuran absorbansi larutan standar ion ferro dilakukan pada
510 nm. Kekeruhan yang terjadi pada sisa SO4diukur dengan spektrofotometer pada 420 nm (Underwood, 2006). Lumpur aktif sebelum digunakan dicuci terlebih dahulu dengan air selama 1 minggu agar bersih dan tidak terkontaminasi dengan zat lain yang tidak diperlukan, selanjutnya diaklimatisasi dengan penambahan urea, phospat dan gula sebagai nutrisi untuk bakteri yang ada dalam lumpur aktif tersebut. Pemberian nutrisi dilakukan selama 1 minggu. Setelah diaklimatisasi lumpur siap untuk diberi proses perlakuan. Lumpur aktif ditambahkan dengan berbagai konsentrasi yaitu 0% (sebagai kontrol), 20% dan 30%. Perhitungan efisiensi dilakukan dengan membandingkan konsentrasi awal pada masing-masing parameter dengan konsentrasi setelah dilakukan proses pengolahan. Hal ini berfungsi untuk mengetahui pengaruh koagulan dan lumpur aktif terhadap efisiensi penurunan kandungan COD, TSS, dan absorbansi warna. Efisiensi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Ca : konsentrasi setelah perlakuan (mg/l) Co : konsentrasi sebelum perlakuan (mg/ l) E : efisiensi (%)
Data penurunan efisiensi COD, TSS dan absorbansi warna .dianalisis dengan sistem faktorial, yang berfungsi untuk mengetahui hubungan antara koagulan, lumpur aktif dan waktu yang dibutuhkan terhadap penurnan efisiensi parameter tersebut. Sampel limbah juga diukur ferro dan sulfat sisa. Mengunakan kit dari peralatan HACH. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Koagulasi dengan ferro sulfat Dari hasil pengolahan dengan koagulan ferro-sulfat diperoleh bahwa makin besar konsentrasi koagulan ferro sulfat yang ditambahkan, makin besar penurunan konsentrasi COD, TSS dan absorbansi warna. Koagulan yang digunakan untuk proses koagulasi biasanya bermuatan positif, karena ion-ion yang terdapat dalam air limbah umumnya bermuatan negatif. Penetralan muatan tersebutmengakibatkan gaya tolak menolak antar partikel polutan hilang. Denganhilangnya gaya tolak menolak antar partikel polutan, gaya kohesi akan bekerjamenghasilkan partikel-partikel berukuran lebih besar dan dikenal sebagai flok(Hammer, 2015).
Berdasarkan penelitian Aguilar et al. (2001),flokulasi dengan ferro-sulfat ini lebih baik dengan penambahan larutan kapur dengan perbandingan 2 : 1.Dengan adanya bikarbonat, ferro-sulfat akan membentuk Fe(OH)2 yang sedikit larut dalam air, karena koagulan ferro sulfat membutuhkan suasana alkali dalam bentuk ion hidroksida, agar memacu reaksi. Dalam reaksi ini ion Fe(OH)2 akan terbentuk lebih banyak dan mengendap. Dengan menambahkan larutan kapur Ca(HCO3)2 diharapkan akan memberikan ion hidroksida lebih banyak dan dapat mengikat zat warna yang terbentuk sehingga partikel menjadi lebih besar
FeSO4 + Ca(HCO3)2 → Fe(OH)2 + CaSO4↓ + 2 CO2
FeSO4 + Ca(OH ) 2 + 2 CO2 - Fe( OH)2 + CaSO4↓
52 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
Ion hidroksida (OH-) akan meningkatkan pH air limbah sehingga akan memicu oksidasi Fe2+ di dalam air membentuk ion bermuatan positif menjadi Fe3+, ion ini memiliki kemampuan untuk menyerap permukaan partikel-partikel tersuspensi yang bermuatan negatif. (Liang et al, 2014 ). Hal ini memungkinkan terjadinya penyerapan warna tosca yang bermuatan negatif, sehingga warna tosca menjadi berkurang.
Fe3+ + 3Tosca (tereduksi ) + OH- Fe-TSC (teroksidasi)3 + 3H2O 1 ion Fe3+ akan mengikat 3 ion tosca yang tereduksi menjadi Fe-tosca 3, hal ini menyebabkan penurunan konsentrasi COD, TSS dan Absorbansi warna dalam air limbah, seperti terlihat pada Gambar ,2 , 3 dan 4.
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
A0B0 A1B0 A2B0 A3B0
Kons
entr
asi C
OD
( m
g/l)
Perlakuan
Gambar 2. Konsentrasi COD pada proses koagulasi dengan 0%, 10%, 20%, dan 30%
0
50
100
150
200
250
300
A0BO A1B0 A2BO A3B0
Ko
nse
ntr
asi T
SS (
mg/
l )
Perlakuan
Gambar 3. Konsentrasi TSS pada proses koagulasi dengan 0%, 10%, 20%, dan 30%
53 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
-0,2
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
A0B0 A1B0 A2B0 A3B0
De
kolo
risa
si w
arn
a (
nm
)
Perlakuan
Gambar 4. Konsentrasi Absorbansi warna pada Proses Koagulasi dengan 0%, 10%, 20% dan 30%
Semakin besar dosis FeSO4 yang digunakan,sisa konsentrasi Fe2+ dan SO4
- akan semakin meningkat.Semakin banyak massa koagulan yang masuk, maka akan terjadi kenaikan konsentrasi kesetimbangan ion ferro. Nilai minimal terjadi pada perlakuan A0B0 (kontrol), mempunyai konsentrasi 0,2 mg/l. Hal ini sesuai penelitian Rump and Krist ( 2000). Bahwa kadar besi dalam air yang mendapat cukup aerasi (aerob) hampir tidak pernah lebih dari 0,3 mg/l. Sedangkan nilai maksimal terjadi pada perlakuan A3B2 (30% penambahan koagulant), yaitu sebesar 1,62 mg/l. Analisis data SO4 juga menunjukkan hal yang sama, yaitu nilai minimal terjadi pada perlakuan A0B0 (kontrol), mempunyai konsentrasi 2,5 mg/l, dan nilai maksimal pada perlakuan A3B2 (30% penambahan koagulan), seperti terlihat pada Gambar 5 dan 6.
(0,50)
-
0,50
1,00
1,50
2,00
A0B0 A1B0 A2B0 A3B0
Kons
entr
asi F
e ( m
g/l )
Perlakuan Gambar 5. Sisa Fe yang ada dalam larutan setelah proses koagulasi
54 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
Gambar 6. Sisa SO4 yang ada dalam larutan setelah proses koagulasi
Proses dengan lumpur aktif pada kondisi aerob Hasil analisis kandungan COD, TSS dan absorbansi warna keluaran dari pengolahan biologi dengan lumpur aktif menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi lumpur aktif yang digunakan, semakin besar kandungan COD, TSS dan absorbansi warnanya.Demikian pula dengan waktu yang digunakan.Semakin lama waktu yang digunakan semakin kecil konsentrasi COD, TSS dan absorbansi warna.Berdasarkan struktur kimia pewarna Tosca yang tergolong senyawa organik, keberadaan senyawa Tosca dalam medium/limbah sintetik ini memberikan nilai konsentrasi COD. Dengan adanya kemungkinan penggunaan senyawa Tosca sebagai sumber C dan N oleh mikroba dalam lumpur aktif, maka menyebabkan nilai konsentrasi COD menjadi turun.Demikian juga denganTSS.Penurunan konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) disebabkan bakteri telah mengurai padatan yang terkandung pada pewarna tosca. Makin lama waktu yang dipakai makin besar penurunan konsentrasi TSS nya.Hal ini sesuai dengan penelitian Irvan et al. (2012) yang menyatakan bahwa bakteri akan mengurai padatan yang terkandung dalam limbah dan mengubahnya menjadi zat makanan, menyebabkan nilai TSS menurun seiring dengan bertambahnya waktu tinggal. Gambar 7 dan 8 menunjukkan penurunan nilai konsentrasi COD dan TSS setelah proses lumpur aktif dan waktu tinggal yang berbeda (0, 48, dan 72 jam) Penurunan konsentrasi pewarna ini kemungkinankarena bakteri aerob dalam lumpur aktif menggunakan karbon dan nitrogen dari pewarna yang ada di dalam air limbah sebagai sumber karbon dan nitrogen untuk kelangsungan hidupnya sehingga molekul pewarna yang kompleks berubah menjadi molekul sederhana berupa CO2, H2O, NH3 dan biomassa (Hammer, 2015). Gambar 7, 8 dan 9 menunjukkan COD, TSS dan Absorbansi warna pada hasil pengolahan biologi dengan konsentrasi lumpur aktif 0% ( B0 ), 10% ( B1 ) dan 20% ( B2 ) pada jam ke 0 ( biru ) , jam ke 48 ( merah ) dan jam ke 72 ( hijau ) terjadi penurunan nilai dekolorisasi warna setelah proses koagulasi, lumpur aktif dan waktu tinggal terhadap semua perlakuan
55 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
A0B0 A0B1 A0B2
kons
entr
asi C
OD (
mg/
l )
Perlakuan Gambar 7. Konsentrasi COD pada Proses Lumpur Aktif dengan 0%, 10% dan 20%
0
50
100
150
200
250
300
A0BO A0B1 A0B2
Kons
entra
si TSS
( mg
/l )
Perlakuan Gambar 8. Konsentrasi TSS pada Proses Lumpur Aktif dengan 0%, 10% dan 20%
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
A0B0 A0B1 A0B2
Kons
entr
asi a
bsor
bans
i w
arna
Perlakuan Gambar 9. Konsentrasi Absorbansi Warna pada Proses Lumpur Aktif dengan 0%, 10% dan 20%
Efisiensi Penurunan COD, TSS dan absorbansi warna pada perlakuan kombinasi koagulan dan lumpur aktif Sebelum dilakukan proses koagulasi dan penambahan lumpur aktif, tidak terjadi penurunan nilai COD, TSS dan Absorbasi karena bakteri masih masih sangat sedikit (belum ada penambahan LA) Komunitas bakteri yang ada dalam lumpur aktif mampu tumbuh setelah waktu inkubasi 48 jam Dari hasil pengamatan,pada semua perlakuan dan waktu pengamatan, nilai efisiensi penurunan COD, TSS, dan absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasi dari masing-masing perlakuan.Artinya makin besar penambahan koagulant dan lumpur aktif yang digunakan dalam proses, efisiensi penurunan pada COD, TSS dan Absorbansi warna prosentase nya semakin besar.Demikian juga untuk waktu yang makin lama (72 jam) maka efisiensi penurunan parameter yang diujikan prosentase nya juga semakin besar. Dari analisa data penelitian yang didapat, dengan konsentrasi koagulan 30%,lumpur aktif 20%, dan waktu 72 jam menunjukkan efisiensi COD sebesar 79%. Hasil ini berdasarkan penelitian Sigit (2004), mikroba yang terkandung dalam lumpur aktif bekerja mengurangi kandungan bahan organik dalam air limbah melalui proses enzimatis (oksidasi) maupun non-enzimatis (adsorbsi) sehingga terjadi penurunan kandungan COD. Bakteri aerobik memerlukan oksigen
56 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
dalam mengoksidasi senyawa organik untuk memperoleh energi yang digunakan untuk pertumbuhan dan multiplikasi sel (gambar 10).
Pada analisis data penelitian yang didapat, dengan konsentrasi koagulan 30%,lumpur aktif 20%, dan waktu 72 jam menunjukkan efisiensi TSS sebesar 60% karena partikel-partikel zat padat tersuspensi yang ada dalam pewarna tosca yang telah terikat oleh proses koagulasi sehingga membentuk flok yang mengendap secara gravitasi. Waktu tinggal dan dosis koagulan yang tepat membantu proses pengendapan secara sempurna (gambar 11).
Hasil analisis data penelitian yang didapat, dengan konsentrasi koagulan 30%,lumpur aktif 20%, dan waktu 72 jam menunjukkan efisiensi absorbansi warna/ dekolorisasi warna tosca sebesar 52% , hal ini terjadi karena adanya penambahan Fe2+ dan Larutan kapur dapat meningkatkan penurunan nilai warna. Radikal hidroksil (ROOH) yang terbentuk karena adanya reaksi (OH-) akan menghancurkan molekul-molekul pewarna yang ada dalam zat warna menjadi lebih kecil selanjutnya bakteri yang ada dalam lumpur aktif akan mengurai padatan yang berupa molekul pewarna menjadi zat makanan, seiring dengan bertambahnya waktu tinggal semakin banyak zat makanan yang dipergunakana oleh bakteri sehingga menyebabkan efisiensi dekolorisasi menjadi besar (Gambar 12).
Gambar 10. Interaksi koagulan, lumpur aktif dan waktu terhadap efisiensi penurunan COD
Gambar 11. Interaksi koagulan, lumpur aktif dan waktu terhadap efisiensi penurunan TSS
20%10%0% 7248
50
25
0
50
25
0
KOA GULA SI
LUMPUR A KT IF
WA KT U
0%
10%
20%
30%
KOAGULASI
0%
10%
20%
30%
KOAGULASI
0%
10%
20%
AKTIF
LUMPUR
INTERAKSI ANTAR KOAGULAN, LUMPUR AKTIF DAN WAKTU TERHADAP EFISIENSI COD
20%10%0% 7248
40
20
0
40
20
0
KOA GULA SI
LUMPUR A KT IF
WA KT U
0%
10%
20%
30%
KOAGULASI
KOAGULASI
0%
10%
20%
AKTIF
LUMPUR
INTERAKSI ANTAR KO AGULASI, LUMPUR AKTIF DAN WAKTU TERHADAP EFISIENSI TSS
57 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
20%10%0% 7248
40
20
0
40
20
0
KOA GULA SI
LUMPUR A KT IF
WA KT U
0%
10%
20%
30%
KOAGULASI
0%
10%
20%
30%
KOAGULASI
0%
10%
20%
AKTIF
LUMPUR
INTERAKSI ANTARA KO AGULAN, LUMPUR AKTIF DAN WAKTU TERHADAP EFISIENSI DEKO LO RISASI
Gambar 12. Interaksi koagulan, lumpur aktif dan waktu terhadap efisiensi absorbansi warna.
KESIMPULAN Dari perlakuan yang diujikan didapat efisiensi penurunan COD, TSS, dan absorbansi warna terbaik adalah pada konsentrasi koagulasi 30%. Lumpur aktif 20% dan pada jam ke 72, yaitu berturut-turut sebesar 79%, 60%, dan 52%. DAFTAR PUSTAKA Aguilar. (2001). Microscopic Observation of Particle Reduction in Slaughterhouse Waste
water by Coagulation-Flocculation Using Ferro Sulfat as Coagulant and Different Coagulant Air, Water research
Christina Maria P, Mu’nisatun S, Rany Saptaaji dan Djoko Maranto. (2007). Study Pendahuluan Mengenai Degradasi Zat Warna Azo Dalam Pelarut Air Menggunakan Mesin Berkas Elektron, STTN. Batam
Efendi, H. (2003). Telaah Kwalitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Ed 5. Kanisius. Yogjakarta.
Holkar, Chandrakant. (2016). A Critical Review on Textile Waste Water Treatmen, Posible Approaches. Journal of Environmental Management. Elsevier.
Geier,J. Uter,W. Pirker,C. Frosch,PJ. (2003). Patch Testing with the Irritant Sodium Lauryl Sulfat (SLS ) is useful in Interpreting weak Reaction. Journal Contac Dermatitis, 4.
Gregory D, Carlson, KH. (2000). Optimizing Water treatment With Two Stage Coagulation. Journal of Environmental Engineering. 126
Hammer. (2015). Kandungan-Kandungan Limbah Industri (terjemahan). www.google.co.id diunggah tanggal 20 Pebruari 2015.
Irvan, B,T. Vincent, M. Tendean, Y. (2012). Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit Secara Aerobik Menggunakan Efektif Mikroorganisme Guna mengurangi TSS. Jurnal Teknik Kimia USU, 1, 27 - 30
Khopkar, SM. (2008). BasicConcepts of Analytical Chemistry. Penerjemah Saptorahardjo, A. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia
Laksono Sucipto. (2012). Pengolahan Biologis Limbah Batik dengan Media Biofiler. Teknik Lingkungan UI. Depok
Liang, CZ. Sun, SP. Li, FY. Ong, YK. Chung, TS. (2014). Treatment of Highly Concentrated Wastewater Containing Multiple Synthetic Dyes by Combined Process of
58 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
Coagulation/Flocculation and Nanofiltration. Journal of Membrane Science 469, 306 – 315.
Manurung, Renita. (2004). Perombakan Zat Warna Azo Reaktif Secara Anaerob dan Aerob. e-SU Repository 1-19
Marrakchi S, Maibach HI. (2006). Sodium Lauryl Sulfat-Induced Irritation in the Human Face. Regional and age –related D Physiol differences. Journal Skin Pharmacology and Phyofsiol Univercity California, San Francisco, California, USA, 19.
NCBI. (2013). Toxicology Browser, Turqiese Blue (online) https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 20 Pebruari 2013.
Puspo, Goet. (2009). Pemilihan Bahan Tekstil. Kanisius. Yogyakarta Rump and Krist,H.H. (2000). Laboratory Manual for Examination of Water, Waste Water and
Soil. 3rd ed Revis edition. Germany. Weinheim. Sanchez-Peinado M, J.G. Lopez, Brodelas, V. Galera, C. Pozo, M.V. Martinez Toledo. (2008).
Effect of Linear Alkylnenzene Sulfonate on the Growth of Aerobic Heteroprophic Cultivable Bacteria Isolated From an Agricultural Soil. Ecotoxicology 17.
Scheheck,D.T. Knepper,K. Fischer & A.M. Cook. (2004). Mineralization of Individual Congener of Linier Alkylbenzene Sulfonate by Defined Pairs of Heterotrophic Bacteria. Appl. Environ. Microbiology.
Schlegel Hans G. (2000). Mikrobiologi Umum . Diterjemahkan oleh Tedjo Baskoro. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Sigit , H, 2004, BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air dan Baku Mutu Air Limbah, Bogor, IPB Tchobanoglous, G, And Burton, F, L,, 2003, Wastewater Engineering Treament Reuse, 3th ed, McGraw-Hill Book Co,, Singapore.
Underwood,AL dan Day RA Junior, 2006, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi keenam, Erlangga, Jakarta Wang, C, Chou, W, Kuo, Y, 2009, Removel of COD from laundry Wastewater Treatment by Electrocoagulation, 164,81-86Wang, C. Chou, W. Kuo, Y. (2009). Removel of COD from laundry Wastewater Treatment by Electrocoagulation. 164, 81-86
Wartiono , T dan Rosyida, A. (2009). Pemilihan Tawas, Ferri Khlorida dan Ferro Sulfat sebagai zat Koagulan yang paling efektif Dalam Pengolahan Limbah Cair Tekstil. Jurnal Teknika, 6 (1)
White G. (2003). Biodegradation of Industrial Compounds. Cardiff School of Biosciences.
203 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
LAMPIRAN NOTULENSI
A. SIDANG UTAMA Narasumber: Kilala Tilaar
1. Staff Ilmu Kelautan UNDIP Pertanyaan - Jarang bahan alam yang digunakan dari laut, produk Martha Tilaar yang
menggunakan sumber daya laut yang digunakan apa? - Apa ada potensi dari mikroba laut untuk produk kosmetik? Jawaban - Laut itu kaya, baru pakai ganggang merah dan ganggang coklat, baru mulai
bekerjasama dengan Menteri Susi untuk menggunakan sea cucumber untuk sabun dan sumber collagen. Martha Tilaar di NTB ada pembudidayaan ganggang coklat dan sea cucumber untuk penggunaan bahan dari laut
- Kemungkinan bisa untuk packaging, untuk penggunaan mikroba masih memikirkan bagaimana penggunaannya untuk ke kulit, distribusinya ke konsumen dan ijin dari BPOM
2. Isnaeni (Pusat Penelitian dan Konservasi Tumbuhan) Pertanyaan - Mohon deskripsikan pemanfaatan dari tanaman anggrek, bagian apa dan untuk
apa kegunaannya? - No animal tested, lalu bagaimana testnya supaya tahu itu aman? Jawaban - Masih menunggu hasil penelitian tentang pemanfaatan tanaman anggrek, tetapi
jika dilihat hasil-hasil penelitian dari luar negeri menunjukan bagian yang dapat digunakan untuk bahan kosmetik yaitu dari akarnya, pemanfaatan bisa dilihat dari kandungan bioaktifnya dari akar, bunga, batang. Belum ada produknya dari Martha Tilaar
- Menggunakan relawan , apakah ada reaksi alergi, menggunakan telur umur 9 hari, menggunakan telur khusus, apakah ada pendarahan di telur atau tidak, artificial kulit manusia dengan uji sel kanker.
3. Anwar (Biologi UNDIP) Pertanyaan - Side effect dari bahan yang digunakan? Jawaban - Ada uji toxic, uji logam berat, menggunakan artificial kulit manusia apakah ada
reaksi dengan sel-sel kanker atau tidak 4. Dr. Budi Setiadi (UGM)
Pertanyaan - Saran untuk mahasiswa meskipun banyak hasil riset supaya tidak useless? Jawaban - Mencari celah di market, dosen bisa bantu untuk mencari celah market dan
penggunaannya, bias ditanamkan ke mahasiswa, supaya karya bias digunakan ke masyarakat, mencari solusi dari permasalahan disekitar
204 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
Narasumber: Prof. I Gusti Putu Suryadarma 1. Andreas (UKSW)
Pertanyaan - Bagaimana cara yang tepat supaya masyarakat paham dengan biodiversity dan
supaya tahu manfaatnya? Jawaban - Biodiversitas disesuaikan dengan jaman sekarang, contohnya dengan metode
pendekatan terbalik, pikirkan hilirnya dulu seperti manfaat dan fungsinya, baru ke hulunya. Pemahaman akan lebih mudah dengan adanya “kasus” dan kombinasi dengan semua objek biologi serta penerapan dengan teknologi. Guru hanya mengarahkan bukan lagi mengajarkan informasi dan murid yang akan membuka “web” dan menyelesaikan sendiri. Produk disesuaikan dengan objek biologi, objek psikologi dan objek spiritual. Edukasi bisa dilakukan dengan media seperti sosial media dan ecowisata
Narasumber: Dr. Budi Setiadi
1. Peserta dari FMIPA UNNES Pertanyaan - Apakah diawali dengan menyediakan bibit unggul dulu, dipilih dulu, pemilihan
secara fenotif untuk mengawinkan sampai berapa generasi? Sampai dapat melon dengan ukuran kecil?
Jawaban - Punya koleksi, mengumpulkannya dengan jalan-jalan atau bekerjasama dengan
kolega - Seleksi, tergantung dengan keinginan diri sendiri, dan peluangnya “high risk, high
cost, high profit” - Menggunakan tenaga molekuler - Skill, tahu arahnya kemana, belajar, mau menunggu dan tidak instan - Branding, berani untuk ekspos, publikasi, original
B. SIDANG PARALEL Nama Pemakalah: Anggara Mahardika
1. Dhira Satwika (UKDW, Yogyakarta) Pertanyaan - Apa realisasi dan penggunaan pada masa mendatang dari Raman Spektroskopi?
Apakah dapat digunakan pada bidang lain seperti di lingkungan? Jawaban - Bisa, seperti yang sudah dilakukan oleh rekan saya
2. Emma Sharon A.K (UKSW, Salatiga) Pertanyaan - Mengapa Diatom dapat memproduksi asam lemak saat ada cekaman lingkungan,
dan bukan kekurangan asam lemak? Jawaban - Diatom dapat menyimpan cadangan makanan sebagai bentuk usaha
mempertahankan diri saat ada cekaman lingkungan
205 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
Nama Pemakalah: Shinta Atilia Diatara, Chay Asdak, Edy Suryadi 1. Anggara Mahardika (Kwansei Gakuin University)
Pertanyaan - Standar kualitas air yang baik dan buruk yang dimaksud untuk apa? - Apakah dilakukan penelitian mengenai dampak kesehatan yang ditimbulkan dari
pengaruh air sumur dan air sungai di kawasan industri tekstil tersebut? Jawaban - Standar untuk air minum - Belum ada, penelitian yang dilakukan hanya mengenai kualitas air sumur dan air
sungai di kawasan tersebut 2. Peni (IAIN, Salatiga)
Pertanyaan - Mengapa melakukan penelitian ini di kawasan industri tekstil yang jelas
tercemar? Jawaban - Penelitian dilakukan di kawasan tersebut karena pada daerah tersebut terdapat
instalasi pengolahan air limbah, tetapi data terkesan ditutup-tutupi oleh pabrik atau industri tekstil disana
3. Dhira Satwika (UKDW, Yogyakarta) Pertanyaan - Jarak antar lokasi sumur tidak terlalu jauh tetapi hasil nilai krom total antara
sungai dan sumur hasilnya sama - Metode apa yang dilakukan dalam pengukuran krom total? Jawaban - Pada awalnya sampel direncanakan diambil pada saat kemarau tetapi pada saat
penelitian ini berlangsung sudah musim penghujan sehingga dugaan awal berbeda dengan hasil yang didapatkan karena air hujan membuat kualitas air menjadi lebih baik karena terjadi pengenceran
- Dengan metode kimiawi Saran - Untuk penelitian seperti ini metodologi lebih diperhatikan untuk
memperhitungkan adanya faktor-faktor lain
Nama Pemakalah : William Wijaya, Dhira Satwika, Suhardi Djojoatmojo 1. Abigayle Jenne (UKSW, Salatiga)
Pertanyaan - Perbedaan permodelan penelitian ini dengan permodelan matematika biasa? Jawaban - Tidak ada perbedaan, ini hanya pengolahan biasa hanya dengan pengukuran
permodelan matematika, dari hasil yang mengikuti pola tertentu, permodelan ini untuk membangun peramalan hasilnya sehingga mungkin dapat lebih baik
2. Anggara Mahardika (Kwansei Gakuin Univesity) Pertanyaan - Jika di lapangan, misalnya pada fosfat. Apa yang menyebabkan terjadinya
fluktuasi? Jawaban
206 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
- Perbedaan valensi fosfat yang menyebabkan perbedaan kelarutannya dalam air. Oksidasi dan reduksi jufa mempengaruhi.
3. Rully Adi Nugroho (UKSW, Salatiga) Pertanyaan - Penjelasan grafik BOD pada powerpoint dan model penyajiannya, lalu apa saja
faktor yang diperhatikan dari pengukuran air lindi? Jawaban - Aktifitas lain yang belum teramati misalnya laju fotosintesis, pada penelitian ini
hanya melakukan pengamatan pada pertumbuhan kana (Canna Sp.) selain itu agen biologi lain juga belum diperhatikan.
- Nama Pemakalah : Suparti dan Agustina Padmaningrum
1. Yupi (LIPI Kebun Raya Bogor). Pertanyaan - Apakah media yang digunakan ini mudah dicari sehingga diteliti? - Berapa efektifkah kita menggunakan media alternatif ini? Jawaban - Lahan pertanian sedikit dan merang juga jarang dijumpai, saya mencoba meneliti
karna kardus merupakan salah satu limbah dan digunakan juga ampas tebu karena ampas tebu ini hanya dibuang begitu saja dan kedua media ini menjadi ramah lingkungan jika dimanfaatkan.
- Belum ada pengaruh yang signifikan karena belum saya teliti, untuk lebih baik nanti saya akan teliti lebih lanjut.
2. Kas (UKSW) Pertanyaan - Kontrol atau media pada merang ada atau tidak? - Kardus yang mana yang harus digunakan untuk membuatnya dan treatment apa
yang dilakukan? Jawaban: - Tidak ada. - Kardus box yang besar yang tulisannya harus dihilangkan terlebih dahulu dengan
cara merendam dan dikelupasi.
Nama Pemakalah: Dhanang P, Windu Merdeka Wati, Arisia Putri S.M 1. Intan
Pertanyaan - Cara untuk mengkonsumsinya kan dengan diseduh dengan air panas, apakah
nantinya klorofil yang ada akan berkurang dengan ditambahnya air panas dan proses pengeringan?
Jawaban - Tidak, mungkin akan berangsur-angsur hilang tapi dalam kurun waktu yang lama
karena dari bahan sintetis. - Untuk tahan lamanya sendiri belum diteliti , karna saya meneliti hanya sampai
tahap akhir saja. 2. Dewi (Mahasiswa UKSW)
Pertanyaan - Perbandingan dapat mempengaruhi atau tidak?
207 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
- Berapa nilai absorbansinya ? Jawaban: - Perbandingannya dengan 2 sendok teh dan untuk perbandingan airnya sendiri
belum di uji. - Semakin tinggi suhu nilai absorbansinya menurun sehingga paling tepat pada
suhu 600C. 3. Kas (UKSW)
Pertanyaan - Pada proses pengeringannya itu sebelum dicampur atau sesudah dicampur? Jawaban - Karena rumput laut ini memiliki potensi, dan dimasukan kedalam vakum
sehingga didapatkan bubuk. Nama Pemakalah: Suparti dan Utami Anggriyatno
1. Yupi(LIPI kebun Raya Bogor). Pertanyaan - Kira-kira jamur yang dihasilkan ini memiliki perbandingan tidak atau dari segi
positifnya dengan hasil dari petani yang lain? Jawaban: - Hal positifnya ada dengan menggunakan plastik 1 kg sedangkan para petani
menggunakan plastik yang agak besar, dan lebih cepat miseliumnya tumbuh memenuhi baclog. Untuk diameter jamurnya sendiri dibandingkan dengan petani jamur badan buahnya lebih lebar tetapi sedikit jumlah jamurnya dibandingkan dengan petani jamur lainnya.=
Nama Pemakalah : Yupi Isnaini(LIPI Kebun Raya Bogor) 1. Agustina(UNS)
Pertanyaan: - Mengapa dengan kondisi yang sedikit sporofitnya malah banyak? Jawaban: - Awalnya dilihat dari kondisi nutrisi yang dihutan, saat mengkulturkan banyak
studi literatur dan mencari tau media apa yang dipakai dan yang bagus adalah ¼ MS dari ½, ¼. Setelah itu dicari kelebihan dan kekurangan dariunsur haranya.
2. Intan Pertanyaan: - Waktu panen yang dihasilkan sampai tumbuh bulu-bulu pada tubuhan paku itu
berapa lama? - Tekstur tanahnya seperti apa? Jawaban: - Belum tahu, karena belum mencoba menanam di hutan dan yang jelas ini
tahunan. - Untuk tanahnya sendiri agak basah dan ternaungi tidak terlalu pasir tetapi tanah.
3. Kas (UKSW) Pertanyaan: - Sejauh mana yang sudah dieksplor ke LIPI? Jawaban:
208 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019
- Mencoba penyebaran sporofit secara alami tetapi memang lebih enak dikontrol di lab.
Nama Pemakalah: Hafidhah Hasanah, I.G.P. Suryadarma 1. Agus (UKSW)
Pertanyaan - masalah apa yang dihadapi selama penelitian? Jawaban - Menuju lokasi belum ada akses jalan, belum mendapat perhatian dari
pemerintah untuk mengelolah sekolah. 2. Ita (UKSW)
Pertanyaan - LKPD itu kegiaatannya seperti apa? Berapa lama pengembangannya? - Materi apa yang dikembangkan? Jawaban - LKPD berisi kegiatan aktivitas di luar ruangan dengan memanfaatkan obyek
wisata Batu Ondo. Pengembangan 1 tahun. Penerapan 1-4 kali dalam satu kelas. - Materi Ekosistem biotik abiotic.
3. Desy (UKSW) Pertanyaan - Bagaimana cara mengukur berpikir kritis? - Potensi lokal apa saja yag termuat di obyek wisata? Jawaban - Pretest, posttest, jenis soal pilihan gandaa 10 soal beralasan - Indikator dari mengobservasi jenis-jenis biota dana biota yang ada disana.
Nama Pemakalah: Laras Auliantika Hapsari, I.G.P. Suryadarma
1. Desy (UKSW) Pertanyaan: - Apa batasan dari kearifan lokal?Apa saja kearifan lokal yang ada di Dieng? Jawaban: - Pola perilaku yang ada di lingkungan. Dieng merupakan dataran tinggi yang
kebanyakan bertani. Teknik bertani agroforestry, tanaman yang dibudidayakan kentang dan karika. Petani memanfaatkan kotoran ternak yang dijadikan pupuk dan sisa sisa dari tumbuhan yang digunakan bahan pakan ternak.