1 PROSES TRANSAKSI EKSPOR YANG DILAKUKAN OLEH PT KHARISMA ROTAN MANDIRI Tugas akhir Diajukan untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi persyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : M Muslim Afandi NIM : F3102030 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2005
83
Embed
PROSES TRANSAKSI EKSPOR YANG DILAKUKAN OLEH PT … · lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. Alam Nasyrah : 6-8) Setiap sahabat menampilkan sebuah dunia di
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PROSES TRANSAKSI EKSPOR YANG DILAKUKAN OLEH PT KHARISMA ROTAN MANDIRI
Tugas akhir Diajukan untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi persyaratan guna
Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : M Muslim Afandi NIM : F3102030
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2005
2
3
4
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh – sungguh (urusan) yang
lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(QS. Alam Nasyrah : 6-8)
Setiap sahabat menampilkan sebuah dunia di dalam diri kita, suatu dunia yang
tidak akan pernah ada kalau si sahabat itu tidak muncul, dan hanya lewat
pertemuan inilah sebuah dunia akan hadir.
(Anaiis Niins)
Persahabatan sejati melipatgandakan kebaikan dalam diri kita dan memecah
keburukan dalam hidup. Berupayalah memiliki teman, karena hidup tanpa teman
ibarat hidup di pulau gersang. Menemukan teman sejati dalam diri dan kehidupan
ini adalah nasib baik, mempertahankan teman itu adalah berkah.
(Baltasan Gracian)
Manusia sering cemas kepada dunia, tapi manusia jarang cemas kepada akhirat.
Sebaik – baik manusia adalah manusia yang cemas jika kecemasannya itu untuk
mengingat kepulangannya ke akhirat kelak.
(Penulis)
5
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur, kuucapkan
terima kasihku dan kupersembahkan karya
kecil ini kepada :
1. Ibu dan ayah yang tercinta.
2. Kakakku Mas Supri dan Adikku
Wulan yang kusayangi.
3. Teman – temanku.
4. Masa depanku yang masih
menunggu.
5. Almamater.
KATA PENGANTAR
6
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
Rohmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “PROSES TRANSAKSI
EKSPOR YANG DILAKUKAN OLEH PT. KHARISMA ROTAN MANDIRI”.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya
bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini
penulis dengan rendah hati menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak – pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
hingga tersusunnya Tugas Akhir ini, khususnya kepada :
1. Bp Drs. BRM Bambang Irawan, M.Si., selaku pembimbingyang senantiasa
memberikan pengarahan, petunjuk, bimbingan dan nasehat hingga tersusunnya
laporan Tugas Akhir ini.
2. Bp Wahyu Agung Setyo, SE, selaku Ketua Program dan Sekretaris Program
Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Sebelas Maret Surakarta.
3. Seluruh staf dan karyawan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sebelas
Maret Surakarta, yang telah memberikan bantuan administratif kepada
penulis.
4. Bapak Supriyadi selaku pimpinan PT. Kharisma Rotan Mandiri yang berkenan
memberikan ijin magang kerja dan penelitian untuk penulisan laporan Tugas
Akhir ini.
5. Mas Salis dan Mbak Ari yang telah memberikan materi untuk magang dan
data – data yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
7
6. Staf dan karyawan PT. Kharisma Rotan Mandiri yang telah memberikan
bantuan serta arahan dalam magang kerja.
7. Mai Pren Internasional Bisnis Klass B Furqon (jgn b’two’an wae), Tese (ubet
Gambar III.d. Bagan Proses Produksi PT. Kharisma Rotan Mandiri .............. 40
12
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Surat Keterangan Magang
3. Packing List
4. Invoice
5. Sales Contract
6. Shipping Instruction
7. Persetujuan Ekspor (PE)
8. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
9. Bill of Lading (B/L)
10. Certificate of Origin (COO)
11. Certificate of Fumigation
BAB I
13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdagangan internasional mempunyai peran dalam laju pertumbuhan ekonomi negara serta dapat menjalin hubungan yang erat dengan negara lain, khususnya di bidang ekonomi. Indonesia dalam melakukan perdagangan internasional mempunyai sumber daya alam yang melimpah namun memiliki kekurangan dalam hal teknologi. Ketersediaan sumber daya alam ini, Indonesia sangat dibutuhkan oleh negara-negara yang kurang dalam sumber daya alamnya, tetapi memiliki teknologi yang maju. Dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing maka dalam memenuhi kebutuhan kedua negara dengan melakukan kerjasama melalui mekanisme yang dilakukan kedua belah pihak, yang diwujudkan dalam suatu kerjasama atau perjanjian perdagangan internasional. Meningkatnya dinamika perdagangan internasional telah mengakibatkan persaingan global yang semakin ketat. Oleh karena itu kinerja ekspor Indonesia sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang profesional, memiliki jiwa enterpreneur serta memahami prosedur dan strategi ekspor.
Negara – negara di dunia ini tentu tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri terutama dari hasil produksi di negara tersebut. Baik itu negara kecil maupun negara besar. Negara lemah maupun kuat, negara dengan perekonomiannya yang lebih maju maupun dengan perekonomiannya yang terbelakang, tentu akan membutuhkan negara yang lain dalam memenuhi kebutuhan negara tersebut seperti contohnya negara Amerika masih membutuhkan produk-produk ekspor dari Indonesia seperti pakaian anak, pakaian militer, perabot rumah tangga seperti meja, kursi (dari kayu atau rotan), dll. Maka bisa diambil kesimpulan bahwa setiap negara di dunia ini pasti melakukan suatu transaksi perdagangan internasional dengan negara lain.
Peluang perusahaan ekspor Indonesia terutama dari sektor nonmigas seperti : tekstil, mebel (kayu atau rotan) sangat terbuka dan menjanjikan. Banyak permintaan yang memberikan angin sejuk bagi iklim ekonomi dan investasi, tentu harus dimanfaatkan yang juga bisa dijadikan bentuk promosi perusahaan.
Perusahaan ketika akan melakukan transaksi ekspor perlu memperhatikan hal – hal seperti : sistem pemerintahan, ketentuan dan hukum yang berlaku, mata uang yang berbeda, jarak yang relatif jauh, adanya tarif dan kuota, perilaku dan budaya buyer juga perlu diperhatikan oleh para pelaku ekspor. Transaksi ekspor tidaklah mudah, namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar proses transaksi ekspor tersebut dapat berhasil. Maka dari itu suatu perusahaan yang berorientasi ekspor tentu telah mengetahui dan menyiapkan strategi yang digunakan dalam transaksi ekspor. Hal itu tergantung kepada perusahaan, ketika perusahaan memulai untuk go international maka perusahaan itu juga harus siap menghadapi buyer dan juga pesaing.
Pesaing tentu ada dalam sebuah perdagangan apalagi perdagangan internasional. Hal itu bisa menjadi tantangan dan juga hambatan bagi suatu perusahaan, menjadi tantangan apabila perusahaan tersebut siap dalam menghadapi persaingan yang sehat dengan perusahaan lain di luar negeri. Menjadi hambatan ketika suatu perusahaan tersebut belum cukup siap menghadapi persaingan dengan perusahaan lain di luar negeri. Sekarang ini selain Indonesia sebagai salah satu pengekspor mebel utama ke negara-negara Eropa, Amerika dan sebagian negara-negara di Asia, muncul negara lain yang juga mulai “merebut pasar” Indonesia di negara tujuan ekspor mebel. Antara lain seperti Cina dan Vietnam, mereka telah mengekspor mebel ke negara seperti Amerika, Eropa. Hal itu menjadikan tantangan bagi perusahaan ekspor mebel di Indonesia untuk bersaing dalam memasarkan produk unggulannya ke berbagai negara.
Pelaksanaan perdagangan internasional tidak semudah seperti perdagangan lokal pada umumnya. Perdagangan internasional memerlukan cara dan mekanisme yang rumit guna menyatukan perbedaan sistem ekonomi dari negara-negara yang bersangkutan. PT KHARISMA ROTAN MANDIRI sebagai salah satu perusahaan eksportir mebel rotan yang besar di daerah Sukoharjo dan telah melakukan kegiatan ekspornya selama kurang lebih 8 tahun. Perusahaan ini telah mengekspor produknya ke beberapa negara di dunia antara lain : Amerika, Jepang, Italia, Inggris, Kanada, Swedia, dan beberapa negara Eropa lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui kegiatan nyata yang dilakukan oleh PT Kharisma Rotan Mandiri dalam mengekspor produknya yaitu mulai dari proses promosi sampai dengan barang diterima oleh buyer. Penulis ingin mengangkatnya menjadi pokok permasalahan dalam penelitian yang berjudul : “PROSES TRANSAKSI EKSPOR YANG DILAKUKAN OLEH PT. KHARISMA ROTAN MANDIRI.”
B. Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang dari permasalahan yang dikemukakan diatas maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses transaksi ekspor yang dilakukan oleh PT. Kharisma
Rotan Mandiri ?
14
2. Dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan serta siapa saja pihak-pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan ekspor ?
3. Kendala – kendala apa saja yang dialami PT. Kharisma Rotan Mandiri
didalam pelaksanaan mengekspor barang serta usaha – usaha apa saja yang
telah dilakukan oleh PT. Kharisma Rotan Mandiri dalam mengatasi
kendala – kendala tersebut ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses transaksi ekspor yang dilakukan oleh PT.
Kharisma Rotan Mandiri.
2. Untuk mengetahui dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan oleh PT.
Kharisma Rotan Mandiri dalam melakukan ekspor serta siapa saja pihak-
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan ekspor.
3. Mengetahui kendala – kendala yang dialami oleh PT. Kharisma Rotan
Mandiri dalam melakukan ekspor serta mengetahui usaha-usaha apa saja
yang telah dilakukan oleh PT. Kharisma Rotan Mandiri dalam mengatasi
kendala – kendala yang terjadi.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ada pada penelitian ini, manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Melalui program magang kerja yang diselenggarakan oleh program D3 Bisnis Internasional ini penulis dapat mengaplikasikan penerapan teori yang diperoleh dalam perkuliahan dengan praktek yang sebenarnya di lapangan. Serta dapat memahami secara baik proses transaksi ekspor pada PT. Kharisma Rotan Mandiri.
2. Bagi Perusahaan
15
Dapat memberikan masukan ataupun saran bagi perusahaan untuk mengevaluasi proses transaksi ekspor yang dilakukan dalam tujuan mendukung kegiatan ekspor.
3. Bagi Mahasiswa dan Pembaca
Merupakan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi mahasiswa jurusan Bisnis Internasional serta bahan pertimbangan oleh peneliti lain yang persoalannya berkaitan/berhubungan.
E. Metode Penelitian
Dalam metode penelitian akan diuraikan sebagai berikut:
1. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT Kharisma Rotan Mandiri
yang beralamat di Gesingan Rt. 02 Rw. 09 Luwang, Gatak, Sukoharjo dan
dilakukan antara bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2005. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, karena mengambil
satu obyek tertentu untuk diteliti secara baik dan mendalam dengan
memfokuskan pada satu masalah.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata
tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati pada
PT. Kharisma Rotan Mandiri.
3. Jenis Data
a. Data Primer
Sejumlah data atau fakta yang diperoleh secara langsung
melalui suatu penelitian lapangan dengan wawancara tersusun ataupun
spontan kepada responden dari PT Kharisma Rotan Mandiri yaitu,
Manager Bagian Pemasaran dan Bagian Ekspor
16
b. Data Sekunder
Sejumlah data-data keterangan atau fakta-fakta yang diperoleh
secara tidak langsung dan langsung melalui studi pustaka yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder ini penulis
peroleh dari buku maupun sumber bacaan yang lain.
4. Observasi
Dalam penelitian ini, penulis melihat dan melakukan pengamatan langsung
mengenai kegiatan ekspor yang dilakukan oleh PT. Kharisma Rotan Mandiri.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Ekspor
Proses adalah serangkaian tugas – tugas yang saling berhubungan yang
merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melaksanakan
pekerjaan yang harus diselesaikan (Moekijat, 1984 : 475).
Wiens Anarga dalam Fajar Tri Wirawan (2004) Transaksi adalah
persetujuan jual beli antara dua pihak.
Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean
Indonesia (Makalah PPEI, 2004 : 1).
Ekspor adalah perdagangan dengan mengeluarkan barang dari dalam
negeri ke luar pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan – ketentuan yang
berlaku (Berry Punan, 1995 :1).
Transaksi ekspor adalah aktivitas penjualan barang yang dilakukan
oleh pengusaha yang bertempat tinggal di suatu negara ke negara lainnya yang
berbeda (Makalah PPEI, 2004 : 1).
Dari definisi – definisi diatas, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan mengenai Proses Transaksi Ekspor adalah serangkaian tugas –
tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan untuk melaksanakan
aktivitas penjualan barang di suatu negara ke negara lainnya.
18
Kegiatan Ekspor
1. Peraturan dan Persyaratan Ekspor
Sebagai dasar hukum utama perdagangan ekspor di Indonesia
adalah Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1982 tertanggal 18 Januari 1982
tentang pelaksanaan ekspor, impor dan lalu lintas devisa. Peraturan ini
kemudian disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
1985 yang dilengkapi dengan beberapa keputusan menteri yang terkait
sebagai peraturan pelaksanaannya.
Dari beberapa peraturan pokok tentang kegiatan ekspor di
Indonesia, beberapa hal penting yang perlu diketahui adalah sebagai
berikut:
a. Persyaratan Agar Perusahaan Dapat Melakukan Ekspor
Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Dan
Perdagangan No. 124/MPP/Kep/5/1996 tertanggal 31 Mei 1996
disebutkan adanya persyaratan bagi suatu perusahaan atau perorangan
agar dapat melakukan kegiatan ekspor, yaitu:
1). Perusahaan tersebut telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) yang dapat diperoleh pada Kantor Wilayah Dep.
Perindustrian dan Perdagangan di Dati I, atau pada Kantor Dep.
Perindustrian dan Perdagangan di Dati II, atau
2). Perusahaan tersebut telah memiliki Surat Izin Usaha dari
Departemen Teknis/Lembaga Pemerintah Non Departemen lainnya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
19
3). Perusahaan tersebut memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
yang dapat diperoleh pada Kantor Wilayah Departemen
Perindustrian dan Perdagangan di Dati I atau pada Kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan di Dati II.
b. Klasifikasi Perusahaan Eksportir
Perusahaan eksportir dapat berstatus sebagai :
1). Perusahaan eksportir produsen, yaitu perusahaan yang melakukan
kegiatan ekspor dengan memproduksi sendiri komoditi yang
diekspornya. Contoh : Perusahaan A di Indonesia memproduksi
tekstil dan kemudian tekstil hasil produksinya tersebut diekspor ke
Amerika. Perusahaan A disebut Perusahaan Eksportir Produsen.
2). Perusahaan Eksportir non produsen yaitu perusahaan yang
melakukan kegiatan ekspor tanpa memproduksi sendiri komoditi
yang diekspornya. Contoh : Perusahaan D bukan produsen
mengekspor radio yang diproduksi Perusahaan E. Dalam hal ini
perusahaan D berstatus sebagai perusahaan eksportir non produsen.
c. Klasifikasi Barang Ekspor
Komoditi-komoditi ekspor diklasifikasikan kedalam 4 kelompok/ group yaitu:
1). Barang yang dilarang ekspornya.
Barang yang dilarang ekspornya adalah barang yang tidak boleh
diekspor. Adanya larangan untuk mengekpor barang tertentu pada
dasarnya diterbitkan atas pertimbangan :
20
a). Untuk melindungi kelestarian alam, jenis binatang dan tanaman
langka agar tidak punah.
b). Untuk meningkatkan nilai tambah barang tersebut dengan
memproses menjadi barang jadi atau setengah jadi didalam
negeri
c). Untuk menjamin pengadaan barang tersebut bagi keperluan
dalam negeri
d). Untuk menjaga agar barang-barang kuno yang mempunyai nilai
kebudayaan tinggi tetap berada di dalam negeri
Contoh komoditi yang dilarang untuk diekspor :
Karet bongkah, besi tua, benih ikan hias, rotan asalan.
2). Barang yang diatur ekspornya.
Barang yang diatur ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya
dapat dilakukan oleh Eksportir Terdaftar.
Eksportir terdaftar adalah perusahaan atau perorangan yang telah
mendapat pengakuan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan
untuk mengekspor barang-barang tertentu sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Contoh komoditi yang diatur ekspornya adalah
tekstil untuk tujuan negara kuota, rotan, kayu.
Pengaturan terhadap untuk barang-barang yang diatur ekspornya
didasarkan atas pertimbangan :
21
a). Adanya perjanjian internasional yang berkaitan dengan barang-
barang tersebut
b). Untuk memantapkan pemasaran barang-barang tersebut di luar
negeri
c). Untuk memelihara kestabilan harga, khususnya ditingkat petani
d). Untuk memberi kesempatan dan kepastian berusaha kepada
golongan ekonomi lemah serta melakukan pembinaan ekspor
e). Mencegah persaingan tidak sehat antar sesama eksportir
3). Barang yang diawasi ekspornya.
Barang yang diawasi ekspornya adalah barang yang ekspornya
hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri Perindustrian
dan Perdagangan atau pejabat yang ditunjuk olehnya.
Pengawasan terhadap barang yang diawasi ekspornya pada
dasarnya dimaksudkan untuk mengamankan barang-barang penting
yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Pelaksanaan ekspor
barang-barang tersebut hanya dapat dilakukan apabila terdapat
surplus produksi, sehingga jika ekspor hal tersebut tidak akan
mengganggu pengadaan kebutuhan dalam negeri.
Barang yang diawasi ekspornya adalah garam, tepung terigu,
kedelai, beras, pupuk, minyak kelapa sawit.
22
4). Komoditi yang bebas untuk ekspor.
Barang yang bebas untuk diekspor adalah barang yang tidak
termasuk dalam salah satu dari 3 (tiga) kategori barang tersebut
diatas.
d. Barang Ekspor Yang Diawasi Mutunya
Perlu diperhatikan bahwa barang-barang yang bebas diekspor oleh eksportir, beberapa diantaranya adalah barang yang diawasi mutunya. Maksudnya adalah bahwa barang tersebut baru diperkenankan diekspor apabila telah memiliki sertifikat pengawasan mutu. Sertifikat pengawasan mutu dapat diperoleh eksportir dari Pusat Pengujian Mutu Barang Departemen Perindustrian dan Perdagangan atau dari laboraturium lainnya, milik negara maupun swasta yang telah diakreditasi.
2. Dokumen – Dokumen Ekspor
Pengurusan dokumen ekspor merupakan suatu tahapan yang amat
penting. Tanpa dokumen-dokumen yang diisyaratkan, seorang eksportir
tidak akan memperoleh pembayaran dari Bank. Pengiriman dokumen yang
tidak tepat atau pengisian dokumen secara salah akan menghambat
tahapan lain. Misalnya saja importir tidak dapat mengambil barang
dipelabuhan tujuan atau eksportir tidak dapat menguangkan dokumennya.
Hal ini bukan hanya dapat menimbulkan biaya tambahan tetapi juga dapat
mengurangi kepercayaan importir.
Eksportir seringkali merasa pengurusan dokumen terlalu rumit dan
memakan banyak waktu. Pada prakteknya, eksportir dapat menggunakan
jasa Forwading Agent atau Air Cargo Agent untuk mengurus dokumen dan
melakukan pengiriman barang. Walaupun demikian, eksportir harus
mengenal dokumen-dokumen yang digunakan.
Jenis-jenis dokumen yang diperlukan dalam melakukan ekspor
adalah :
23
a. Sales Contract
Sales Contract merupakan dokumen yang memuat kesepakatan
antara pihak pembeli (Importir) dan penjual (Eksportir). Dalam Sales
Contract umumnya tercantum kesepakatan mengenai :
1). Uraian barang selengkapnya
2). Jumlah barang
3). Harga satuan dan total harga
4). Pelabuhan tujuan
5). Syarat-syarat pembayaran dan persyaratan lain yang dipandang
perlu, serta dokumen-dokumen yang harus disediakan oleh
Eksportir untuk diserahkan kepada Importir.
b. Commercial Invoice
Commercial Invoice adalah faktur (dokumen) yang dikeluarkan
oleh Eksportir bagi Importir yang berisi informasi lengkap mengenai
barang yang diekspor.
Dokumen ini dipakai sebagai dokumen pembuktian suatu
transaksi. Informasi yang tercantum dalam dokumen tersebut
mencakup :
1). Nama Ekportir dan Importir
2). Nomor dan tanggal L/C
3). Jenis dan uraian barang
4). Harga satuan dan total harga
5). Syarat-syarat penyerahan
c. Letter of Credit (L/C)
24
Cara pembayaran ekspor dapat dilakukan dengan L/C. L/C
dikeluarkan oleh Bank Devisa. Yang dimaksud dengan L/C adalah
suatu surat kredit yang dikeluarkan oleh Bank Devisa atas permintaan
Importir, yang memberikan hak kepada Eksportir menarik wesel atas
Importir bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat
kredit itu. L/C merupakan alat bukti pembayaran atas suatu transaksi
yang dilakukan antara Eksportir dengan Importir.
d. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
Pada umumnya setiap ekspor barang dilakukan dengan
menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Namun
demikian ekspor diperkenankan tanpa PEB untuk barang-barang
contoh (Commercial Sample) dan barang-barang untuk pameran serta
barang-barang kiriman yang nilainya dibawah Rp. 100 juta. PEB
ditetapkan sebagai dokumen utama, karena itu dokumen PEB wajib
diisi dengan sebenarnya, diteliti dan ditandatangani oleh Eksportir,
Pejabat Bea Dan Cukai dan Pejabat Bank Devisa yang berwenang
untuk itu. Dengan penandatanganan PEB oleh Eksportir, Bank Devisa
dan Pejabat Bea dan Cukai maka barang sudah dapat dikapalkan.
e. Bill of Lading (B/L)
Bill of Lading (B/L) dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran
samudra. Yang dimaksud dengan B/L adalah suatu tanda terima
penyerahan barang yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran
sebagai tanda bukti pemilikan atas barang yang telah dimuat diatas
kapal laut oleh Eksportir untuk diserahkan kepada Importir.
B/L merupakan alat bukti penerimaan dan sekaligus
penyerahan hak milik atas barang sebagai pelaksanaan suatu transaksi
antara Eksportir dengan Importir. B/L juga merupakan alat bukti
adanya kontrak pengangkutan antara Eksportir dengan perusahaan
25
pelayaran. Apabila pengangkutan barang dilakukan dengan pesawat
udara maka dokumen disebut Air Waybill.
f. Polis Asuransi
Polis Asuransi dikeluarkan oleh maskapai asuransi. Yang
dimaksud dengan Polis Asuransi adalah suatu bukti penanggungan
yang dikeluarkan oleh maskapai asuransi atas permintaan Eksportir
atau Importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang dikirim
dari aneka bencana dan kerusakan, dengan membayar premi. Polis
Asuransi merupakan alat bukti pertanggungan atas barang yang
dimaksud sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara Eksportir dan
Importir.
g. Packing List
Packing List adalah perincian lengkap tentang barang yang
terdapat dalam setiap peti. Uraian tersebut juga mencakup jenis bahan
pembungkus/ pengepak dan cara mengepaknya. Packing List biasanya
disiapkan jika barang yang terdapat dalam setiap peti berbeda jenis,
jumlah dan beratnya. Packing List akan mengurangi terjadinya
kekeliruan dalam penyerahan barang. Petugas pabean akan melakukan
pemeriksaan isi peti dengan mengambil beberapa sampel. Jika isi
sesuai dengan Packing List, peti-peti yang lain diasumsikan demikian
juga.
h. Certificate of Origin (COO)
Certificate of Origin atau surat keterangan asal (SKA) adalah
surat pernyataan yang menyebutkan negara asal suatu barang. Instansi
yang menerbitkan SKA yaitu :
1). Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan di
Propinsi dan Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan di
Kabupaten/ Kodya.
26
2). PT. Kawasan berikat dan kantor cabangnya.
3). Satuan Pelaksana Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau
Batam.
4). Kantor Cabang Lembaga Tembakau (khusus untuk tembakau).
5). Surat pernyataan mutu (SPM)
Dokumen ini dibuat oleh laboraturium pengujian mutu barang
milik pemerintah atau pun swasta yang telah di akreditasi. SPM
menjelaskan mutu barang yang di ekspor berdasarkan hasil pengujian
di laboraturium. SPM diperlukan untuk jenis-jenis komoditi tertentu
yang berdasarkan ketentuan baru diperkenankan untuk diekspor
apabila telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan.
i. Wesel Ekspor (Bill of Exchange)
Wesel Ekspor diterbitkan oleh Eksportir ditujukan kepada bank
pembuka L/C. Wesel Ekspor ini adalah suatu surat perintah dari
Eksportir kepada Bank Devisa untuk membayar tanpa syarat sejumlah
uang tertentu kepada Eksportir sesuai dengan harga barang yang
tercantum dalam L/C.
j. Inspection certificate
Sertifikat ini memuat tentang keadaan barang yang dibuat
Independent Surveyor. Sertifikat ini memberikan jaminan : mutu, dan
jumlah barang, ukuran dan berat barang, keadaan barang,
pembungkusan dan pengepakan, banyaknya satuan masing – masing
pengepakan dan harga barang.
k. Marine and Air Insurance Certificate
Asuransi ini merupakan persetujuan dimana pihak penanggung
berjanji akan mengganti kerugian sehubungan dengan kerusakan,
kehilangan.
27
l. Manufacturer’s Quality Certificate
Sertifikat mutu ini memberikan penjelasan tentang baru
tidaknya barang dan apakah sudah memenuhi standar yang telah
ditetapkan. Sertifikat ini dibuat oleh pabrik pembuat atau suatu
lembaga resmi baik swasta maupun pemerintah.
m. Sanitary, Heath and Veterinary Certificate
Sertifikat ini diperlukan untuk menyatakan bahwa bahan baku
ekspor, tanaman, atau bahan hasil tanaman telah diperiksa dan
dinyatakan bebas dari hama penyakit. Dalam sertifikat ini dijelaskan
juga tingkat daya tahan barang, kebersihan serta aspek kesehatan
lainnya.
n. Weight Note and Measurement List
Weight Note adalah surat keterangan tentang berat barang yang
dibuat oleh eksportir diketahui oleh surveyor atau pelayaran.
Measurement List adalah surat keterangan yang menerangkan tentang
ukuran panjang, lebar, tebal, tipis, garis tengah dan isi barang yang
diekspor dibuat oleh eksportir.
o. Beneficiary Certificate
Surat keterangan yang dibuat oleh eksportir yang menyatakan
tentang telah dikirimnya dokumen ekspor asli/copy kepada importir.
3. Pembayaran Ekspor
a. Advance Payment (pembayaran dimuka)
Advance Payment (pembayaran dimuka) ini importir memberi
kredit kepada eksportir untuk menerima pembayaran sebelum barang
28
dikapalkan dengan catatan di antara mereka sudah terdapat hubungan
yang baik dan saling percaya.
b. Open Account (pembayaran di belakang)
Open Account (pembayaran di belakang) ini eksportir memberi
kredit kepada importir di luar negari untuk melakukan pambayaran di
belakang hari setelah barang diterima.
c. L/C (Letter Of Credit)
L/C (Letter Of Credit) adalah surat yang dikeluarkan oleh suatu
Bank Devisa atas permintaan importir langganan bank tersebut yang
diajukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi importir
itu, yang memberikan hak kepada itu untuk menarik wesel – wesel atas
bank dari importir bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebutkan
dalam surat itu.
Jenis – jenis L/C antara lain :
1). Revocable L/C
Revocable L/C adalah suatu L/C yang sewaktu – waktu dapat
ditarik kembali atau dibatalkan oleh Opening Bank (Bank Devisa
Importir) tanpa memerlukan persetujuan dari beneficiary
(Eksportir).
2). Irrevocable L/C
Irrevocable L/C adalah suatu L/C yang tidak bisa dibatalkan
selama jangka waktu berlakunya yang ditentukan dalam L/C
tersebut.
29
3). Irrevocable & Confirmed L/C
Irrevocable & Confirmed L/C adalah suatu L/C yang tidak dapat
dibatalkan selama jangka waktu berlakunya dan pelunasan
pembayaran dijamin bersama – sama oleh Opening Bank dan
Advising Bank.
4). Revolving L/C
Revolving L/C adalah suatu L/C dimana kredit yang tersedia dapat
dipakai ulang tanpa mengadakan perubahan syarat khusus pada
L/C tersebut.
5). Back to Back L/C
Back to Back L/C adalah suatu L/C yang dibuka oleh supplier
penerima L/C kepada supplier kedua dengan jaminan L/C pertama.
6). Standby L/C
Standby L/C adalah suatu L/C yang dibuka untuk menjamin
pelaksanaan suatu kontrak, dan dapat direalisasi (dicairkan) dengan
mengajukan kepada Issuing Bank/Opening Bank.
7). Usance L/C
30
Usance L/C adalah suatu L/C yang mewajibkan penerima L/C
menarik wesel berjangka (Long Bill of Exchange) dan bukannya
wesel unjuk (sight-draft).
8). Transferable L/C
Transferable L/C adalah suatu L/C yang memberi hak kepada
eksportir penerima untuk mengoperkan atau menguasakan haknya
atas L/C itu kepada pihak lain atau eksportir lain yang
menyanggupi.
9). Merchant L/C
Merchant L/C adalah L/C yang dibuka oleh importir untuk
eksportir, yang memberikan hak kepada eksportir penerima L/C
untuk menarik wesel terhadap importir, dan importir pembuka L/C
itu menjamin untuk melunasi wesel – wesel tersebut pada saat
jatuh temponya.
Keuntungan pengunaan L/C
Bagi eksportir :
1). Kepastian pembayaran dan menghindari resiko nonpayment.
2). Penguangan dokumen bisa langsung dilakukan
3). Terhindar dari resiko pembatasan devisa
4). Ada kemungkinan memperoleh kredit tanpa bunga
31
Bagi importir :
1). Pembukaan L/C berarti importir mendapat kepercayaan dari bank.
2). L/C merupakan jaminan bagi importir bahwa dokumen pengapalan
dari barang yang dipesan akan diterima dalam keadaan lengkap dan
utuh karena akan diteliti dengan seksama oleh bank.
3). Importir dapat mencantumkan syarat – syarat untuk pengamanan
yang pasti akan dipenuhi oleh eksportir agar dapat menarik uang
dari dana yang tersedia pada L/C.
d. TT (Telegraphic Transfer)
TT (Telegraphic Transfer) yaitu pengiriman dana dengan telex,
pengiriman dana jenis ini jelas akan mempercepat tibanya dana
tersebut pada si penerima.
e. Konsinyasi (Consigment)
Konsinyasi (Consigment) adalah pengiriman barang le luar
negeri yang bila barang tersebut belum terjual maka belum ada
pembayaran.
f. Imbal Beli (Countertrade)
Imbal Beli (Countertrade) adalah merupakan pola perdagangan
tradisional yang sudah dikenal oleh banyak negara – negara yang
melakukan perdagangan internasional. Imbal Beli ini adalah suatu
sistem perdagangan timbal balik antar dua negara atau antara
perusahaan dalam dua negara.
32
BAB III
DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Kharisma Rotan Mandiri merupakan salah satu perusahaan besar
di wilayah Trangsan yang menghasilkan mebel rotan dengan kualitas
ekspor. Perusahaan ini berdiri tahun 1998 oleh Bapak Supriyadi. Awal
mulanya perusahaan ini merupakan perusahaan perseorangan dalam bentuk
home industri atau perusahaan kecil yang menjadi pekerjaan sampingan,
dari Bapak Supriyadi yang mempekerjakan lima orang karyawan. Bapak
Supriyadi sendiri sebagai karyawan di PT KOREA yang merupakan
perusahaan swasta asing yang bergerak dalam bidang ekspor. Namun pada
tahun 1993 PT KOREA mengalami kesulitan keuangan sehingga menjadi
bangkrut.
Pada bulan April 1997 Bapak Supriyadi mendirikan perusahaan
rotan dengan temannya yang berasal dari Singapura. Bapak Supriyadi
sendiri menjabat sebagai menajer bidang produksi pada perusahaan tersebut.
Namun belum genap satu tahun perusahaan tersebut mengalami suatu
masalah yang menyebabkan perusahaan tersebut menjadi bangkrut. Setelah
itu ada keinginan dari Bapak Supriyadi untuk mengembangkan usahanya
33
sendiri dan tidak bergantung pada orang lain dengan berbekal pengalaman
kerja dan modal yang dimiliki. Bapak Supriyadi bermaksud untuk
mengembangkan usaha sebagai pengrajin rotan. Bapak Supriyadi juga
pernah menjadi karyawan harian jadi beliau mengerti betul usaha rotan.
Pada tanggal 15 Mei 1998 Bapak Supriyadi resmi memiliki perusahaan
sendiri berbentuk PT dengan nama PT. KHARISMA ROTAN MANDIRI.
PT. Kharisma Rotan Mandiri dalam waktu yang relatif singkat
mampu berkembang dengan pesat, dan merupakan salah satu perusahaan
mebel yang besar di wilayah Sukoharjo. Negara yang menjadi tujuan ekspor
PT. Kharisma Rotan Mandiri antara lain : Jepang, Kanada, Inggris Swedia,
Italia, Amerika, dan beberapa negara Eropa lainnya. Dalam memasarkan
produknya PT. Kharisma Rotan Mandiri juga mempunyai agen pemasaran
di luar negeri. Agen tersebut juga berperan penting dalam mempromosikan
produk – produk dari PT. Kharisma Rotan Mandiri, sehingga usaha
perusahaan ini semakin maju, dan menjadikannya sebagai perusahaan
terbesar di wilayah sentra industri rotan di Trangsan.
Tujuan utama dari PT. Kharisma Rotan Mandiri adalah
memproduksi barang yang berkualitas sehingga dapat memuaskan
pelanggan dan konsumen, karena pelanggan dan konsumen merupakan
faktor yang penting dalam suatu perusahaan yang berdasarkan pesanan,
disamping itu juga memperoleh laba dan meningkatkan penjualan di
perusahaan.
34
Selain itu PT. Kharisma Rotan Mandiri, melalui Bapak Supriyadi
sebagai pemilik perusahaan, memiliki beberapa tujuan khusus perusahaan
terhadap keberadaan sentra industri rotan Trangsan, yaitu :
a. Berusaha meningkatkan kualitas produk rotan sentra industri rotan
Trangsan dan wilayah sekitarnya, dengan mengadakan sejumlah
perubahan pada pola produksi dari produk yang sederhana ke produk
yang dapat menembus orientasi pasar yang lebih luas.
b. Memperkenalkan dan menjadikan produk rotan sebagai ciri khas dan
hasil budaya daerah untuk dipromosikan di tingkat internasional.
c. Memberikan peluang kerja terutama pada masyarakat sekitarnya.
d. Menjalin kerjasama atau kemitraan dengan pengrajin rotan dalam skala
kecil maupun menengah di wilayah sekitar kawasan sentra industri
Beberapa hal yang diperhatikan oleh PT. Kharisma Rotan
Mandiri dalam memilih jasa EMKL, yaitu :
1). Harga yang ditawarkan EMKL
Harga bervariasi antara EMKL yang satu dengan yang lainnya.
62
2). Pelayanan yang diberikan
Pelayanan (service) yang diberikan oleh masing – masing EMKL
juga bermacam – macam.
PT. Kharisma Rotan Mandiri memilih jasa EMKL yang
memberikan harga yang rendah, namun dengan pelayanan (service)
yang bagus seperti : keadaan container bagus, pengurusan dokumen
cepat, dan lain – lain.
g. Perusahaan Pelayaran (Shipping Company)
Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan
kapal – kapal, baik kapal milik sendiri maupun sewa (charter). (Capt
R.P.Suyono, 2003 : 21). Kapal – kapal tersebut mengangkut barang
ekspor dari PT. Kharisma Rotan Mandiri mulai dari pelabuhan
Tanjung Emas Semarang menuju ke pelabuhan tujuan di luar negeri.
Perusahaan Pelayaran yang biasa digunakan oleh PT. Kharisma Rotan
Mandiri adalah P&O Nedllyord, Evergreen, Cina Shipping.
h. Independent Surveyor
Melaksanakan pemberian bahan kimia agar barang ekspor
terhindar dari hama atau jasad renik yang dapat merusak barang
ekspor. Pemberian bahan kimia pada container ini dilakukan setelah
barang atau produk ekspor telah masuk semua ke dalam container dan
container dalam keadaan ditutup rapat.. PT. Kharisma Rotan Mandiri
menggunakan jasa SUCOFINDO dalam melakukan pemeriksanaan
fumigasi.
63
3. Dokumen – dokumen yang diperlukan
Dokumen – dokumen yang diperlukan oleh PT. Kharisma Rotan
Mandiri dalam melakukan perdagangan internasional serta pihak yang
menerbitkan dokumen tersebut :
a. Invoice
Invoice adalah dokumen yang dikeluarkan oleh PT.
Kharisma Rotan Mandiri untuk buyer yang berisi informasi lengkap
mengenai barang yang diekspor. Dokumen ini dipakai sebagai
dokumen pembuktian suatu transaksi. Dokuen ini berisi tentang :
1). Nama Eksportir (PT. Kharisma Rotan Mandiri)
2). Nama Importir
3). Jenis dan uraian barang
4). Harga satuan dan total harga
5). Nama pelabuhan asal dan tujuan
b. Packing List
Packing List adalah perincian lengkap tentang barang yang
terdapat dalam peti, kardus, dsb, yang fungsinya untuk memudahkan
pemeriksaan oleh Bea dan Cukai. Dokumen ini dikeluarkan oleh PT.
Kharisma Rotan Mandiri.
c. Sales Contract
Sales Contract adalah dokumen yang memuat kesepakatan
antara PT. Kharisma Rotan Mandiri dengan buyer. Dalam Sales
Contract tercantum kesepakatan mengenai :
64
1). Uraian barang selengkapnya
2). Jumlah barang
3). Harga satuan dan total harga
4). Pelabuhan tujuan
5). Syarat pembayaran dan persyaratan lain
Pihak yang mengeluarkan atau membuat Sales Contract ini
adalah PT. Kharisma Rotan Mandiri.
d. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
Dokumen yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan
ekspor barang yang isinya antara lain jenis barang ekspor, identitas
eksportir, nama importir, NPWP, Negara tujuan, propinsi asal
barang, cara penyerahan barang, pelabuhan asal dan tujuan, dan lain
- lain. Pihak yang menerbitkan PEB ini adalah PT. Kharisma Rotan
Mandiri.
e. B/L (Bill of Lading)
B/L (Bill of Lading) adalah dokumen pengangkutan atau
penyerahan barang yang dikeluarkan oleh Perusahaan Pelayaran
yang didalamnya memuat informasi lengkap mengenai nama
pengirim, nama kapal, data muatan, pelabuhan muat dan bongkar.
B/L merupakan dokumen tanda bukti kepemilikan atas barang yang
dimuat di atas kapal laut oleh PT. Kharisma Rotan Mandiri untuk
diserahkan kepada importir. Pihak yang menerbitkan Bill of Lading
ini adalah P&O Nedllyord atau Evergreen.
65
f. COO (Certificate Of Origin)
Certificate Of Origin atau SKA (Surat Keterangan Asal)
adalah surat pernyataan yang menyebutkan negara asal suatu barang.
SKA diperoleh di Depperindag setempat di wilayah PT Kharisma
Rotan Mandiri. Jadi pihak yang menerbitkan COO atau SKA ini
adalah Depperindag (Departemen Perindustrian Dan Perdagangan).
g. Certificate of Fumigation
Certificate of Fumigation adalah dokumen yang isinya
menerangkan bahwa barang yang akan di kirim oleh PT. Kharisma
Rotan Mandiri telah disterilisasi dari hama yang dapat merusak
barang ekspor. Pemberian fumigasi ini ketika semua barang telah
masuk kontainer dan ditutup rapat. Pihak yang menerbitkan
dokumen ini adalah PT. Superintending Company of Indonesia
(SUCOFINDO) seperti : CV Sinar Jaya Berlian, Delvia Citra Mulia,
Prana Argentum Corporation.
4. Kendala – Kendala dalam Pelaksanaan Ekspor
Dalam melaksanakan kegiatan ekspor, PT. Kharisma Rotan
Mandiri juga mengalami beberapa kendala – kendala dalam pelaksanaan
ekspor tersebut. Kendala – kendala tersebut bermacam – macam, ada
kendala yang berasal intern PT. Kharisma Rotan Mandiri seperti :
Warna produk tidak sesuai dengan keinginan buyer, ada juga ekstern
perusahaan (diluar sepengetahuan PT. Kharisma Rotan Mandiri) seperti:
Produk retak atau patah ketika diterima buyer, kedatangan kapal yang
66
tidak sesuai jadwal yang juga mempengaruhi jadwal pengiriman barang.
Adapun kendala – kendala yang dihadapi oleh PT. Kharisma Rotan
Mandiri adalah :
a. Warna produk tidak sesuai dengan keinginan buyer
Komplain buyer seputar warna produk yang dipesan
biasanya beda tipis dengan warna produk yang dikirim oleh PT.
Kharisma Rotan Mandiri. Misalnya : buyer minta produk berwarna
coklat agak kehitam – hitaman, PT. Kharisma Rotan Mandiri sudah
mengecat warna seperti permintaan buyer yaitu coklat agak kehitam
– hitaman , namun ketika tiba ditempat buyer, buyer merasa warna
kurang begitu cocok dengan yang mereka pesan. Perbedaan tersebut
memang sangat tipis sekali untuk dilihat atau diamati. Walaupun
complain seperti ini banyak terjadi pada buyer- buyer baru, namun
PT. Kharisma Rotan Mandiri berusaha untuk memberikan pelayanan
yang terbaik. PT. Kharisma Rotan Mandiri sangat berhati – hati
dalam mengecat warna agar ada kesesuaian dengan permintaan
buyer. Walaupun ada perbedaan tipis warna produk dengan
keinginan buyer, namun tidak ada penggantian produk pada warna
tertentu (misal : coklat agak kehitam – hitaman). Buyer hanya
berpesan besok lagi kejadian seperti itu jangan sampai terulang.
Untuk buyer – buyer lama perbedaan tipis warna seperti itu tidak
menjadi masalah.
67
PT. Kharisma Rotan Mandiri selalu berpegang pada
semboyan “customer is a king” konsumen adalah raja maka, dari itu
complain dari buyer akan diperhatikan agar apa yang konsumen
inginkan bisa dipenuhi oleh PT. Kharisma Rotan Mandiri. PT.
Kharisma Rotan Mandiri selalu berkeinginan agar buyer puas atas
produk PT. Kharisma Rotan Mandiri.
b. Produk retak atau patah ketika diterima buyer.
PT. Kharisma Rotan Mandiri pernah mendapat complain dari
buyer mengenai produk yang diterima dari PT. Kharisma Rotan
Mandiri retak – retak atau patah. Memang hal itu tidak mutlak
kesalahan PT. Kharisma Rotan Mandiri karena walaupun PT.
Kharisma Rotan Mandiri telah melakukan Stuffing dengan benar dan
berhati – hati agar produk tidak retak atau bahkan patah, namun bisa
juga ketika dibongkar di pelabuhan untuk diperiksa dan ketika
setelah diperiksa produk tersebut tidak ditata dengan hati – hati
produk tersebut juga bisa retak atau bahkan patah. Ketika PT.
Kharisma Rotan Mandiri mengekspor produknya tidak penuh 1
container maka produknya akan dicampur dengan produk dari orang
atau perusahaan lainnya agar bisa mencukupi 1 container penuh.
Hal itu kemungkinan juga bisa membuat produk retak atau patah
ketika sampai di tangan buyer.
68
PT. Kharisma Rotan Mandiri dalam menghadapi masalah
tersebut melakukan beberapa cara :
1). Produk yang patah ketika diterima buyer, PT. Kharisma Rotan
Mandiri bersedia mengganti dengan yang baru sejumlah produk
yang retak atau patah. Selama produk yang retak atau patah
tersebut bukan kesalahan buyer. Pengiriman barang pengganti
produk yang retak atau patah tersebut akan disertakan dalam
pengiriman selanjutnya. Jadi buyer juga harus memesan lagi
produk dari PT. Kharisma Rotan Mandiri karena tidak mungkin
PT. Kharisma Rotan Mandiri mengirim produk pengganti dari
produk yang retak atau patah tersebut (misal: 3 buah kursi
panjang) dengan 1 container saja walaupun daya muat 3 buah
kursi tersebut hanya ¼ container.
2). Ketika PT. Kharisma Rotan Mandiri mengekspor produknya
tidak memenuhi 1 container, maka container tersebut
diupayakan agar dicampur dengan produk yang sejenis.
3). PT. Kharisma Rotan Mandiri juga memperhatikan hal – hal
ketika stuffing antara lain :
a). Container harus bersih dan aman bagi produk yang
ditimbun. Jangan sampai ada bekas dari muatan sebelumnya
seperti kotoran, gemuk, cairan, dan sebagainya.
b). Berat terbagi rata.
c). Penempatan harus disesuaikan dengan kubikasi container.
69
d). Komoditi yang berat dibawah dan yang ringan diatas.
e). Manfaatkan ruang container secara maksimal (usahakan
jangan ada ruang yang tersisa).
f). Menyesuaikan kondisi kemasan dan besarnya barang.
g). Kemasan yang mudah pecah jangan tertekan ke dinding.
h). Susunan jangan rubuh menimpa pintu container.
4). Memperhatikan cara pengepakan yang aman, baik dan rapi agar
produk yang kan diekspor tidak retak atau patah.
c. Kedatangan kapal yang tidak sesuai jadwal.
Kedatangan kapal kadang – kadang terlambat dari yang
dijadwalkan. Kendalanya antara lain : cuaca laut yang buruk serta
masalah teknis kapal, misalnya mesin ada yang rusak, dan lain –
lain. Hal itu yang membuat produk dari PT. Kharisma Rotan
Mandiri yang akan dikirim ke buyer terlambat dari jadwal yang
telah ditentukan tetapi PT. Kharisma Rotan Mandiri selalu
berkomunikasi dengan buyer tentang perkembangan pengiriman
produk agar buyer tidak cemas atau kuatir akan produk yang
dibelinya, sehingga buyer juga memahami masalah produk yang
dibelinya terlambat tibanya. Kendala yang dialami oleh PT.
Kharisma Rotan Mandiri yaitu kedatangan kapal yang tidak sesuai
jadwal jarang terjadi kebanyakan kedatangan kapal tersebut tepat
waktu.
70
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian mengenai proses transaksi ekspor yang dilakukan oleh PT. Kharisma Rotan Mandiri, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses transaksi ekspor barang ke negara tujuan pada PT. Kharisma Rotan
Mandiri secara berurutan adalah promosi, korespondensi, Sales Contract,
menyiapkan barang, membuat Shipping Instructions kepada Shipping
Line, mendaftarkan produk yang diekspor ke Bea dan Cukai, Stuffing dan
mengirim produk ke pelabuhan, pemeriksanaan oleh Bea dan Cukai,
memuat produk ke kapal, pengiriman produk ke negara tujuan,
pembayaran oleh buyer, produk di terima buyer.
2. Dokumen – dokumen yang diperlukan oleh PT. Kharisma Rotan Mandiri
dalam melakukan transaksi ekspor adalah Commercial Invoice, Packing
List, Sales Contract, PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang), B/L (Bill of
Lading), COO (Certificate Of Origin) atau SKA (Surat Keterangan Asal)
dan Certificate Fumigation. Pihak – pihak yang terlibat dalam proses
transaksi ekspor pada PT. Kharisma Rotan Mandiri adalah PT. Kharisma
Rotan Mandiri sendiri selaku eksportir, importir, bank, Bea dan Cukai,
Departemen Perdagangan Dan Perindustrian (Depperindag), EMKL
(Ekspedisi Muatan Kapal Laut), Perusahaan Pelayaran (Shipping
Company), dan Independent Surveyor.
71
3. PT. Kharisma Rotan Mandiri ketika melakukan perdagangan internasional
juga mengalami kendala – kendala. Kendala –kendala tersebut antara lain :
warna produk tidak sesuai dengan keinginan buyer, produk retak/ patah
ketika diterima buyer, kedatangan kapal yang tidak sesuai jadwal. Usaha –
usaha yang telah dilakukan oleh PT. Kharisma Rotan Mandiri dalam
mengatasi kendala – kendala dalam pelaksanaan transaksi ekspor antara
lain : produk yang retak atau patah ketika diterima buyer, PT. Kharisma
Rotan Mandiri bersedia mengganti produk yang retak atau patah dengan
yang baru, melakukan stuffing sesuai dengan ketentuan.
Saran
Setelah menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Proses
Transaksi Ekspor Yang Dilakukan oleh PT. Kharisma Rotan Mandiri” maka
penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Proses transaksi ekspor yang dilakukan oleh PT. Kharisma Rotan Mandiri
sudah benar, dari awal hingga akhir pelaksanaan ekspor namun, dalam
pembayaran ekspor sebaiknya PT. Kharisma Rotan Mandiri menggunakan
L/C (Letter of Credit) daripada TT (Telegraphic Transfer) karena dengan
L/C PT. Kharisma Rotan Mandiri akan terjamin pembayarannya dan
menghindari resiko tidak dibayar oleh buyer karena dijamin oleh Bank
Koresponden.
2. Dokumen – dokumen yang diperlukan sudah bisa dipenuhi oleh PT.
Kharisma Rotan Mandiri namun, dalam dokumen Sales Contract
72
sebaiknya antara dua pihak yaitu PT. Kharisma Rotan Mandiri dan Buyer
mencantumkan hak dan kewajiban masing – masing agar di kemudian hari
tidak terjadi klaim dagang. Kalaupun ada klaim dagang maka pada Sales
Contract tadi telah disebutkan pula kesepakatan – kesepakatan dalam
penyelesaian klaim dagang atau tuntutan ganti rugi apabila salah satu tidak
dapat memenuhi janjinya dalan menjalankan kewajibannya. Pihak – pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan ekspor PT. Kharisma Rotan Mandiri
sudah memenuhi syarat dalam pelaksanaan ekspor sehingga hubungan
baik antara PT. Kharisma Rotan Mandiri dengan pihak – pihak yang
terlibat perlu tetap dijaga dan ditingkatkan.
3. Menjaga dan meningkatkan mutu dan kualitas produk (termasuk warna).
Melakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan instruksi bagi petugas
pemeriksa di Bea dan Cukai. Dalam hal kedatangan kapal yang tidak
sesuai jadwal, PT. Kharisma Rotan Mandiri hendaknya memilih
perusahaan pelayaran yang bagus serta bisa memberikan ketepatan waktu.
73
DAFTAR PUSTAKA
Adi Negoro, Danang, 2004, Prosedur Ekspor Kerajinan Rotan Pada PT. Kharisma Rotan Mandiri, D3 Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.
Agung, Setyo Wahyu dan Murti, Hari, 2004, Pedoman Penulisan Tugas Akhir D3 Bisnis Internasional dan Magang Kerja, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Amir M.S, 1999, Ekspor Impor Teori dan Penerapannya, Penerbit PT Pustaka Binaman Presindo, Jakarta.
, 2002, Kontrak Dagang Ekspor, PPM , Jakarta.
, 2002, Letter of Credit Dalam Bisnis Ekspor Impor, PPM, Jakarta.
, 2000, Praktek Ekspor, PT Mutiara Sumber Widya, Jakarta.
Capt Suyono, R.P, 2003, SHIPPING, Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, PPM, Jakarta.
DEPPERINDAG, PUSBINLAT, 2001, Materi Pelatihan Ekspor Pada Calon Eksportir, Departemen Perindustrian Dan Perdagangan (DEPPERINDAG), Jakarta.
Moekijat, 1984, Kamus Manajemen, Ghalia, Bandung.
Moleong, J. Lexy, 1995, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
PPEI, BPEN & Depperindag, 2003, Kumpulan Makalah Prosedur Ekspor, Disampaikan Pada Penelitian Prosedur Ekspor Angkatan X , Kerjasama Antara PPEI, BPEN & Depperindag Dengan Lab. Ekspor-Impor, Program DIII Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2004.
Punan, Berry, 1996, Teknik dan Strategi Bisnis Ekspor Di Indonesia, Yayasan Pustaka Nusatama, Jakarta.
Purwanto, Djoko, 2002 , Komunikasi Bisnis, Erlangga, Jakarta.
74
Tri Wirawan, Fajar, 2004, Proses Transaksi Ekspor Pada Perusahaan CV. Tunas Jaya Trangsan, Gatak, Sukoharjo. D3 Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.