Page 1
PROSES SUBKULTUR UNTUK MENINGKATKANPERTUMBUHAN TUNAS JAHE (Zingiber officinale
Rosc.) ASAL PERENDAMAN SESAAT DANKONSERVASI TUNAS PURWOCENG (Pimpinella
alpina Molk.) SECARA IN VITRO
Laporan Kuliah Kerja ProfesiDi Balai Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO)
Bogor, Jawa Barat
ANA SILVIA
4442111869
Page 2
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
ii
Page 3
PEMBAHASAN
Hasil multiplikasi tunas jahe Zingiber officinale Rosc.) asal perendaman sesaat pada media MS
padat dengan konsentrasi agar 0,8% dan penambahan hormon BAP 2 mg/l sebagai berikut:
Tabel 5. Pertumbuhan Tunas Jahe Asal Perendaman Sesaat dalam Media MS + BAP 2 mg/l; Umur
1, 2, 3 Minggu Setelah Kultur
KODE JAHE
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3
tunas
daun
akar
VisualTanaman
tunas
daun
akar
VisualTanaman
tunas
daun
akar
VisualTanaman
3.1.9.1.1.1
(1) 0 1 0 Kontaminasi
bakteripada
eksplan
1 2 1 Kontaminasi
bakteripada
eksplan
2 4 4 Kontaminasibakteri pada
eksplan(2) 0 0 0 1 1 0 3 1 6
3.1.9.1. (1 1 1 0 Kontaminasi 1 2 0 Kontamina 1 3 1 Kontaminasi
3
Page 4
1.2 ) bakteripada
eksplan danmedia
sibakteripada
eksplandan media
bakteri padaeksplan dan
media(2) 1 0 0 2 1 0 2 0 0
3.1.9.1.1.3
(1) 0 1 0 - 1 1 2 Kontamina
sibakteripada
eksplan
1 0 2 Kontaminasibakteri padamedia daneksplan
(2) 0 0 1 - 1 0 1 1 0 1
3.1.9.1.1.4
(1) 1 0 0 - 1 2 0 Kontamina
sibakteripada
eksplan
1 3 0 Kontaminasibakteri pada
eksplan(2) 0 1 0 - 2 1 0 2 2 0
3.1.9.1.1.5
(1)
1 1 0 Kontaminasibakteripada
0 0 0 Kontaminasi
bakteri
0 0 0 Kontaminasibakteri padaeksplan dan
4
Page 5
eksplan padaeksplan
dan mediamedia(2
) 0 1 0 - 0 0 0 0 0 0
3.1.9.1.1.6
(1) 1 0 0 Kontaminasi
bakteripada
eksplan
1 0 0 Kontaminasi
bakteripada
eksplan
3 0 0 Kontaminasibakteri padamedia daneksplan
(2) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.1.9.1.2.1
(1) 1 0 0 - 1 3 0 Kontamina
sibakteripada
media daneksplan
3 4 2 Kontaminasibakteri padamedia daneksplan
(2) 0 1 0 - 3 1 0 4 0 3
3.1.9.1.2.2
(1)
0 0 0 Kontaminasibakteripada
eksplan
2 1 0 Kontaminasi
bakteripada
3 2 2 Kontaminasibakteri pada
eksplan
5
Page 6
eksplan(2) 0 0 0 - 1 0 0 2 0 1
3.1.9.1.2.3
(1) 1 1 2 - 3 2 2 Kontamina
sibakteripada
eksplan
3 4 3 Kontaminasibakteri pada
eksplan(2) 2 0 0 - 4 1 0 4 5 1
3.1.9.1.2.4
(1) 2 1 9 Kontaminasi
bakteri danjamur pada
media
2 1 9 Kontaminasi
bakteridan jamur
padamedia
2 3 9 Kontaminasibakteri danjamur padamedia daneksplan
(2) 1 3 0 3 3 3 2 4 3
3.1.9.1.2.5
(1) 0 0 0 - 2 0 0
Kontaminasi
bakteripada
eksplan
2 0 0Kontaminasibakteri pada
eksplan
3.1.9.1. (1 0 1 0 Kontaminasi 0 1 0 Kontamina 0 3 1 Kontaminasi
6
Page 7
2.6 ) bakteripada
eksplan
sibakteripada
eksplan
bakteri padaeksplan(2
) 0 0 1 0 1 3 1 2 5
3.1.9.1.2.7
(1) 1 1 0 Kontaminasi
bakteripada
eksplan danmedia
2 2 0 Kontaminasi
bakteripada
eksplandan media
4 4 1 Kontaminasibakteri padaeksplan dan
media(2) 1 0 0 4 0 2 4 3 5
3.1.9.1.2.8
(1) 0 0 0 Kontaminasi
bakteripada
eksplan
3 2 0 Kontaminasi
bakteripada
eksplan
3 4 3 Kontaminasibakteri pada
eksplan(2) 0 1 0 0 2 0 0 2 0
3.1.9.1.2.9
(1) 1 0 0 - 4 0 0 Kontamina
sibakteripada
5 0 0 Kontaminasibakteri pada
eksplan,daun(2
)1 0 0 - 6 0 1 5 1 6
7
Page 8
eksplan,daun
menguningdan
kontamina
menguningdan
kontaminasijamur pada
media
3.1.9.1.2.10
(1) 0 0 0
Kontaminasibakteri danjamur padaeksplan dan
media
0 0 0
Kontaminasi
bakteridan jamur
padaeksplan
dan media
0 0 0
Kontaminasibakteri danjamur padaeksplan dan
media
6.3.2.2.1
(1) 1 0 0 Kontaminasi
bakteripada
eksplan
3 0 0 Kontaminasi
bakteripada
5 0 0 Kontaminasibakteri pada
eksplan(2)
1 1 0 1 1 1 1 2 1
8
Page 9
eksplan
6.3.2.2.2
(1) 0 0 0 - 1 0 0
Kontaminasi
bakteripada
eksplan
1 0 0Kontaminasibakteri pada
eksplan
(2) 0 0 1
Kontaminasibakteripada
eksplan,daun
menguning
- - -
Kontaminasi
bakteripada
eksplan,eksplanmati
- - -
Kontaminasibakteri pada
eksplan,eksplan
menguningdan mati
6.3.2.2.3
(1)
0 0 1 - 2 0 1 Kontaminasi
bakteripada
media dan
2 1 1 Kontaminasibakteri padamedia daneksplan
9
Page 10
eksplan
(2) 1 0 0
Kontaminasibakteri
pada mediadan
eksplan,daun
menguning
- - -
Kontaminasi
bakteripada
media daneksplan,eksplanmati
- - -
Kontaminasibakteri padamedia daneksplan,eksplan
menguninglalu mati
6.3.2.2.4
(1) 0 0 0 Kontaminasi
bakteripada mediadan eksplan
1 1 0 Kontaminasi
bakteripada
media daneksplan
2 3 0 Kontaminasibakteri padamedia daneksplan
(2) 0 0 0 1 0 0 2 1 2
6.3.2.2.5
(1) 2 0 0 Kontaminasi
bakteripada
eksplan
4 0 0 Kontaminasi
bakteripada
5 5 3 Kontaminasibakteri pada
eksplan(2)
4 2 0 4 1 0 6 7 0
10
Page 11
eksplan6.3.2.3.
1(1) 1 1 0 Kontaminasi
bakteri danjamur padaeksplan,pangkalbatang
menghitam
1 3 3 Kontaminasi
bakteridan jamur
padaeksplan,pangkalbatang
menghitam
3 4 3 Kontaminasibakteri danjamur padaeksplan,pangkalbatang
menghitam
(2) 1 2 0 3 1 0 2 2 0
6.3.2.3.2
(1) 1 0 0 Kontaminasi
bakteripada
eksplan,daun
menguning
3 0 0 Kontaminasi
bakteripada
eksplan,daun
menguning
3 0 0 Kontaminasibakteri pada
eksplan,daun
menguning(2) 0 2 0 2 0 1 1 0 1
6.3.2.3.3
(1)
0 0 1 - 2 0 1 Kontaminasi
4 2 1 Kontaminasibakteri pada
11
Page 12
bakteripada
media daneksplan
media daneksplan
(2) 0 1 2 - 2 1 2 1 3 3
6.3.2.4.1
(1) 0 1 2 Kontaminasi
bakteripada
eksplan,daun
berwarnahijau pudar
2 1 2 Kontaminasi
bakteripada
eksplan,daun
berwarnahijaupudar
2 3 5
Kontaminasibakteri pada
eksplan,daun
menguning(2) 2 0 0 5 2 3 5 5 6
6.3.2.4.2
(1) 0 1 0
Kontaminasibakteripada
eksplan
0 1 1
Kontaminasi
bakteripada
eksplan
2 1 1Kontaminasibakteri pada
eksplan
6.3.2.4. (1 1 0 2 Kontaminasi 3 2 2 Kontamina 3 4 2 Kontaminasi
12
Page 13
3 )
bakteripada media
sibakteripada
media daneksplan
bakteri padamedia daneksplan
(2) 1 0 5 3 2 5 5 5 5
6.3.2.4.4
(1) 1 1 1 Kontaminasi
bakteripada media
daneksplan,
daunmenguning
1 1 1 Kontaminasi
bakteripada
media daneksplan,
daunmenguning
1 3 1 Kontaminasibakteri padamedia daneksplan,daun
menguning
(2) 1 0 0 4 0 1 5 3 1
6.3.2.6.1
(1) 0 0 0 Kontaminasi
bakteripada
eksplan
0 1 1 Kontaminasi
bakteripada
media daneksplan
1 1 2 Kontaminasibakteri padamedia daneksplan
(2) 1 0 0 5 1 1 5 5 1
13
Page 14
6.3.2.6.2
(1) 0 0 1 Kontaminasi
bakteripada media
daneksplan,
daunmenguning
0 0 1 Kontaminasi
bakteripada
media daneksplan,
daunmenguning
0 1 1 Kontaminasibakteri padamedia daneksplan,daun
menguning
(2) 0 1 1 0 1 1 0 1 1
6.3.2.6.3
(1) 1 0 1 Kontaminasi
bakteripada
eksplan
5 1 1 Kontaminasi
bakteripada
media daneksplan
5 4 4 Kontaminasibakteri padamedia daneksplan
(2) 0 0 2 1 1 2 1 4 2
6.3.2.6.4
(1) 0 1 1 Kontaminasi
bakteripada mediadan eksplan
- 1 1 Kontaminasi
bakteridan jamur
padamedia dan
1 2 1 Kontaminasibakteri danjamur padamedia daneksplan
(2)
0 0 0 6 0 0 3 3 0
14
Page 15
eksplan
6.3.2.6.5
(1) 1 0 2
Kontaminasibakteri
pada mediadan eksplan
7 2 2
Kontaminasi
bakteripada
media daneksplan
8 6 2
Kontaminasibakteri padamedia daneksplan
6.3.2.6.6
(1) 0 0 0 Kontaminasi
bakteri danjamur padaeksplan,pangkalbatang
menghitam
0 1 1 Kontaminasi
bakteridan jamur
padaeksplan,pangkalbatang
menghitam
1 1 1 Kontaminasibakteri danjamur padaeksplan,pangkalbatang
menghitam
(2) 1 2 0 1 1 2 1 2 2
15
Page 16
Kegiatan subkultur harus dilakukan terhadap eksplan
disebabkan oleh beberapa hal antara lain: tumbuhnya
eksplan cukup cepat dan telah memenuhi seluruh botol
kultur, media tumbuh telah mengering yang ditandai
dengan berkurangnya volume agar-agar atau media cairnya
sudah habis. Selain itu, eksplan perlu diperbanyak
lebih lanjut untuk tujuan tahapan perbanyakan
selanjutnya, eksplan memerlukan media yang susunannya
baru agar dapat mengalami diferensiasi lebih lanjut
(Mahmudah et al, 2012).
Bahan yang disubkultur adalah eksplan tanaman jahe
yang telah disubkultur sebanyak 3 kali, dipindahkan
pada media MS dengan BAP 2 mg/l setelah berumur 2
bulan. Media MS merupakan media yang paling lengkap
kandungan nutrisinya sehingga mampu mendukung
pertumbuhan tanaman baik monokotil maupun dikotil.
Media MS mengandung nitrat, kalium, dan amonium yang
tinggi (Wetter and Constabel, 1991).
Berdasarkan penelitian Sutarto et al (2003), media
dasar MS menghasilkan tunas yang nyata lebih tinggi
dibandingkan dengan media dasar PPC Super Natural
Nutrition (SNN) 2 dan SNN4. Whetherel (1982) dalam
Sutarto et al (2003) menyatakan penambahan BAP dapat
mendorong pembelahan sel sehingga menyebabkan
pemanjangan tunas.
Langkah kegiatan subkultur yaitu: menyalakan UV pada
LAF selama 2 jam, setelah 2 jam. Setelah 2 jam UV
16
Page 17
dimatikan, lampu TL dan blower dinyalakan. Alat-alat:
pinset, scalpel, petridish, gelas jam dikeluarkan dari
oven dengan suhu 1500C ditaruh dalam LAF, peralatan
lainnya yaitu: botol berisi media kultur, alkohol dan
Bunsen. Kemudian memasukkan alat-alat ke dalam gelas
jam yang berisi alkohol 96%. Menyemprotkan alkohol 70%
pada botol media dan botol eksplan sebelum masuk
laminar, menyemprotkan alkohol 70% pada kedua tangan
sebelum melakukan subkultur. Sumbu bunsen dinyalakan
ujung scalpel dan pinset dilewatkan pada api lalu
disimpan di atas kotak peralatan, botol eksplan dibuka
dan eksplan disimpan dalam petridish. Eksplan
dibersihkan dari agar dan akar serta daun tua dan
rusak, hati-hati dalam membersihkan bagian akar, jangan
sampai bonggol akar terpotong. Memotong eksplan dengan
cara memotong bonggol akar per satu tanaman dengan
menggunakan scalpel. Bonggol harus ikut tertanam dalam
media karena titik tumbuh tanaman jahe terdapat pada
bonggol akar. Eksplan jahe dijepit dengan menggunakan
pinset dan dimasukkan ke dalam botol media. Ditutup
dengan aluminium foil yang telah dilewatkan ke api,
direkatkan dengan karet dan cylling wrap. Scalpel dan
pinset dicelupkan pada alkohol 96% lalu dilewatkan pada
api Bunsen. Ditaruh kembali pada kotak peralatan. Botol
eksplan diberi label yang berisi jenis tanaman, tanggal
subkultur, dan media yang digunakan kemudian disimpan
pada rak kultur. Peralatan yang digunakan dicuci dan
17
Page 18
disterilkan kembali. Ruang LAF disemprotkan alkohol 70%
sambil dibersihkan dari sisa tanaman. Jendela LAF
ditutup dan di UV kembali. Setelah itu, dilakukan
pengamatan tiap minggu untuk mengetahui pertumbuhan
eksplan jahe melalui perhitungan jumlah tunas, akar,
dan daun serta visual tanaman.
Bermawie et al (2003) dalam Jumrah et al (2014) menyatakan
setiap tanaman memiliki sensitifitas masing-masing
terhadap media tumbuh, namum umumnya di subkultur
secara periodik antara 3 sampai 6 bulan. Namun untuk
tanaman tertentu periode subkultur harus lebih cepat
karena respon dari tanaman yang kurang baik. Tanaman
jahe merupakan tanaman yang memiliki pertumbuhan cepat
sehingga harus disubkultur dalam kurun waktu 2 hingga 3
bulan, tergantung pada ketinggian eksplan. Untuk itu,
jumlah tunas rata-rata yang dihasilkan tiap minggu
lebih dari satu buah. Jumlah daun yang dihasilkan rata-
rata mengalami peningkatan namun terdapat beberapa
eksplan yang mengalami penurunan jumlah daun karena
mengalami kelayuan sehingga daun menjadi kuning dan
rontok. Untuk beberapa eksplan yang diamati, jumlah
akar yang dihasilkan terlihat tidak mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan karena tertutupnya
perakaran oleh koloni bakteri sehingga jumlah yang
tercatat disamakan dengan minggu sebelumnya.
Persentase eksplan jahe yang terkontaminasi dari 37
botol percobaan yaitu: 16,22 % terkontaminasi bakteri
18
Page 19
dan jamur, 40,54 % kontaminasi bakteri pada eksplan dan
43,24 % kontaminasi bakteri pada eksplan dan media.
Beberapa kemungkinan penyebab kontaminasi bakteri atau
jamur diantaranya: kecerobohan saat bekerja baik dalam
pembuatan media maupun saat subkultur, peralatan yang
digunakan kurang aseptik, pertumbuhan patogen sistemik
dalam eksplan jahe seperti: Puccinia graminis, Erysiphe
graminis, Oidium lycopersicum Plasmodiophora brassicae, Tobacco
mosaic virus, Pseudomonas syringae, Xanthomonas vesicatoria, Fusarium
oxysporum dan lain-lain.
Selain itu, kondisi eksplan dan eksudat juga
mempengaruhi kontaminasi. Kondisi eksplan yang
mempengaruhi keberhasilan teknik mikropropagasi adalah
jenis eksplan, ukuran, umur dan fase fisiologis
jaringan yang digunakan sebagai eksplan. Eksudat dari
eksplan saat pemotongan mempengaruhi reaksi fisiologis
aksplan di sekitar luka.
Media atau eksplan yang terkontaminasi bakteri,
berwarna bening hingga merah muda dan berlendir.
Sedangkan kontaminasi jamur berwarna putih keabu-abuan
bahkan berwarna hitam, ada juga yang berwarna merah
muda.
19
Page 20
20
Kontaminasi bakteri
Kontaminasi jamur pada eksplan
Kontaminasi bakteri
Page 21
Hasil multiplikasi tunas purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) dalam media ½ DKW dengan
penambahan hormon NAA dalam berbagai konsentrasi dengan tujuan konservasi tanaman:
Tabel 6. Pertumbuhan Tunas Purwoceng dalam Media ½ DKW; Umur 1, 2, 3 Minggu Setelah Kultur
PERLAKUAN
MEDIA ½ DKWMINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3
Kontrol JUMLAHTUNAS VISUAL TANAMAN JUMLAH
TUNAS VISUAL TANAMAN JUMLAHTUNAS
VISUALTANAMAN
1 0 Terdapat daunberwarna putih
0 Terdapattangkai dandaun layu
berwarna kuninghingga hitam
1 Terdapattangkai dandaun layuberwarna
kuning hinggahitam,
terdapat daunberwarnaputih
21
Page 22
2 0 Terdapat daunberwarna putih
0 Terdapattangkai dandaun layu
berwarna kuningdan daun
berwarna putih
0 Terdapattangkai dandaun layuberwarnakuning
kecoklatandan daunberwarnaputih
3 0 Terdapat tangkaidan daun layu
berwarna kuninghingga hitam
1 Terdapattangkai dandaun layu
berwarna kuninghingga hitam
1 Terdapattangkai dandaun layuberwarna
kuning hinggahitam
4 0 - 1 - 1 Kontam jamur
22
Page 23
pada media
5 0 Terdapat daunberwarna hitam
0 Terdapat daunberwarna hitam
0 Terdapat daunberwarnahitam
6 0 Terdapat daunlayu, daun
berwarna putih,kontam jamurpada media
2 Terdapat daunlayu, daun
berwarna putih,kontam jamurpada media
2 Terdapat daunlayu, daunberwarna
putih, kontamjamur pada
media
7 0 - 3 - 3 Terdapat daunberwarnaputih
23
Page 24
8 0 Daun menguning 0 Daun menguning 0 Terdapattangkaiberwarnacoklat
kehitaman dandaun berwarna
kuning
NAA 0,001
1 1 - 1 - 1 Pangkalbatang
kecoklatan
2 1 Inisiasi tunas 4hari setelah
tanam
3 Terdapat daunlayu berwarna
hitam
3 Terdapat daunlayu berwarna
hitam
3 0 - 0 Terdapat daunlayu berwarna
0 Terdapat daunlayu berwarna
24
Page 25
kuning kuning
4 1 Inisiasi tunas 4hari setelah
tanam
1 Terdapattangkai daunlayu berwarna
kuning
1 Terdapattangkai daunlayu berwarna
kuning
5 0 - 0 - 0 -
6 0 - 1 - 1 -
7 0 - 0 Terdapatpangkal tangkaidaun layu dandaun layu
berwarna kuning
0 Terdapatpangkalbatang
kecoklatan,daun layuberwarna
25
Page 26
kuning
8 1 - 1 Terdapat daunlayu
1 Terdapat daunlayu berwarnakuning, daunberwarna
putih, dandaun keringberwarnahitam
NAA 0,003
1 0 - 1 Terdapattangkai daundan daun layu
berwarna kuning
1 Pangkalbatang
kecoklatan
2 0 Tepi daunmenghitam
1 Terdapat tepidaun menghitam,
3 Terdapat daunlayu berwarna
26
Page 27
terdapat daunlayu berwarna
kuning
hitam
3 0 Inisiasi tunas 7hari setelah
tanam
3 - 0 Terdapat daunlayu berwarna
kuning
4 0 Inisiasi tunas 7hari setelah
tanam
1 Terdapat tepitangkai
menghitam
1 Terdapattangkai daunlayu berwarna
kuning
5 0 - 2 - 0 -
6 0 - 1 - 1 -
27
Page 28
7 1 Muncul sebuahtunas baru
2 Terdapattangkai daunmenghitam
0 Terdapatpangkalbatang
kecoklatan,daun layuberwarnakuning
8 1 Inisiasi tunas 4hari setelah
tanam
1 - 1 Terdapat daunlayu berwarnakuning, daunberwarna
putih, dandaun keringberwarnahitam
NAA 0,005
28
Page 29
1 1 - 1 - 1 -
2 0 Kontam bakterieksplan dan
media, berwarnamerah jambu
0 Kontam bakterieksplan dan
media, berwarnamerah jambu
0 Kontambakteri
eksplan danmedia,
berwarnamerah jambu
3 0 Daun menguning,tepi daunmenghitam
0 Daun menguning,tepi daunmenghitam
0 Pangkalbatang hingga
tangkaiberwarna
kecoklatan,terdapat daun
berwarnaputih
29
Page 30
4 0 Daun menguning 0 Daun menguning 0 Pangkalbatang hinggadaun berwarnakecoklatan
5 0 - 0 - 0 Terdapattangkai daunberwarna
coklat hinggapangkalbatang
6 0 - 1 Terdapattangkai layu
berwarna kuningdan tangkai
berwarna hitam
1 Terdapat daunkering
berwarnahitam,pangkalbatang
30
Page 31
kecoklatan
7 0 - 0 - 0 -
8 1 Inisiasi tunas 4hari setelah
tanam
1 - 1 -
31
Page 32
Sedangkan untuk eksplan purwoceng, eksplan
dipindahkan 3 bulan setelah subkultur sebelumnya,
eksplan purwoceng dapat disimpan hingga 4 bulan setelah
subkultur. Media yang digunakan dalam subkultur
purwoceng adalah media ½ DKW karena tujuan dari
subkultur ini untuk konservasi tanaman jangka menengah
dengan perbedaan konsentrasi hormon pertumbuhan.
Mariska et al (1995) dalam Darwati dan Ika (2006)
melaporkan bahwa formulasi media dasar sangat
mempengaruhi pertumbuhan kultur purwoceng. Dari tiap
perlakuan konsentrasi hormon, penggunaan NAA 0,003
sangat baik untuk pertumbuhan tunas eksplan purwoceng
karena dari data hasil pengamatan tunas terbanyak
terdapat pada perlakuan tersebut. Cara subkultur
tanaman ini sama seperti subkultur jahe, bonggol akar
harus ikut terbawa. Pengamatan yang dilakukan pada
eksplan purwoceng meliputi jumlah tunas dan visual
tanaman. Jumlah daun tidak diamati karena
pertumbuhannya
berumpun sehingga sulit
untuk dihitung. Sedangkan
untuk jumlah akar tidak
diamati karena sulit untuk
menumbuhkan akar dalam media
kultur jaringan. Hal ini dikarenakan tanaman purwoceng
hanya dapat bertahan hidup pada dataran tinggi,
sehingga jika tanaman purwoceng ditumbuhkan dalam
32
Kontaminasi bakteri padamedia
Page 33
kondisi di luar habitatnya akan terjadi pertumbuhan
abnormal bahkan mati. Eksplan dan media yang cepat
terserang bakteri yaitu media NAA 0,005 mg/l. Bakteri
yang tumbuh berwarna merah muda, seperti gambar di
bawah ini. Bakteri yang menyerang dapat bersumber dari
eksplan itu sendiri, media dan peralatan, atau
lingkungan dan orang yang melakukan subkultur.
33