Top Banner
ANGGOTA KELOMPOK 6 : 1. Anggi Sukmawati (03) 2. Dyah Ayu Sukmaningtyas (07) 3. Istiana Lestari (13) 4.Nika Lestari (24) 5. Santi Vera Wardani (29) ASSALAMUALAIKUM WR. WB.
18

Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

Feb 10, 2017

Download

Education

Ayu St
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

ANGGOTA KELOMPOK 6 :1. Anggi Sukmawati (03)2. Dyah Ayu Sukmaningtyas

(07)3. Istiana Lestari (13)

4. Nika Lestari (24)5. Santi Vera Wardani (29)

ASSALAMUALAIKUM WR. WB.

Page 2: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

PROSES PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI

KELOMPOK 6

XII MIPA 3

Page 3: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

1. KONSEP NEGARA KESATUAN (UNITARISME)Negara kesatuan sering disebut juga sebagai negara unitaris, unity, yaitu negara tunggal (satu negara) yang monosentris (berpusat satu). Dalam negara kesatuan hanya ada satu pemerintahan, satu kepala negara, satu badan legislatif yang berlaku bagi seluruh wilayah negara. Hakikat negara kesatuan yang sesungguhnya adalah kedaulatan tidak terbagi-bagi baik ke luar maupun ke dalam dan kekuasaan pemerintah pusat tidak dibatasi.

Menurut C.F Strong dalam bukunya A History of Modern Political Constitution (1963:84), negara kesatuan adalah bentuk negara yang wewenang legislatif tertinggi dipusatkan dalam suatu badan legislatif nasional. Kekuasaan negara dipegang oleh pemerintah pusat. Pemerintah pusat dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi pada tahap terakhir kekuasaan tetap berada di tangan pemerintah pusat.

Page 4: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

NEGARA KESATUAN MEMPUNYAI DUA SISTEM1. SentralisasiSemua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwenang membuat peraturan-peraturan sendiri atau mengurus rumah tangganya sendiri.

2. DesentralisasiDaerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi). Untuk memenuhi aspirasi masyarakat daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.

Page 5: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

PENDAPAT PAKAR TENTANG NEGARA KESATUAN

Moh Kusnadi dan Hamaily Ibrahim

Abu Daud Busroh

C. F. Strong

1

2

3

Menurut Moh Kusnadi dan Hamaily Ibrahim, menurutnya Negara Indonesia atau makna Negara kesatuan adalah Negara yang memiliki susunan yang

mana hanya terdiri dari atas satu Negara saja dan dalam Negara tersebut

tidak ada Negara lain.Menurut pakar Abu Daud Busroh, makna Negara Kesatuan adalah suatu Negara

yang tidak tersusun dari beberapa Negara melainkan Negara bersifat tunggal dan tidak terdapat Negara lainnya dalam suatu Negara lain.

Negara kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur

seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang

kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara

pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung.

Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan

menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu

pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek

pemerintahan.

Page 6: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

2. KARAKTERISTIK NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIAPembentukan negara kesatuan bertujuan

untuk menyatukan seluruh wilayah nusantara agar menjadi negara yang besar dan kokoh dengan kekuasaan negara yang bersifat sentralistik.

Page 7: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

A. KARAKTERISTIS MENURUT PANDANGAN TOKOH

Soepomo dalam Sidang BPUPKI, menghendaki bentuk negara kesatuan sejalan dengan paham

negara integralistik yang melihat bangsa sebagai suatu organisme. Hal ini antara lain seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Yamin, bahwa kita

hanya membutuhkan negara yang bersifat unitarisme dan wujud negara kita tidak lain dan

tidak bukan adalah bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bentuk negara kesatuan tersebut didasarkan pada 5 (lima) alasan berikut .1. Unitarisme sudah merupakan cita-cita gerakan

kemerdekaan Indonesia.2. Negara tidak memberikan tempat hidup bagi

provinsialisme.3. Tenaga-tenaga terpelajar kebanyakan berada di Pulau

Jawa sehingga tidak ada tenaga di daerah untuk membentuk negara federal.

4. Wilayah-wilayah di Indonesia tidak sama potensi dan kekayaannya.

5. Dari sudut geopolitik, dunia internasional akan melihat Indonesia kuat apabila sebagai negara kesatuan.

Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan naskah asli mengandung prinsip bahwa ”Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk Republik.” Pasal yang dirumuskan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut merupakan tekad bangsa Indonesia yang menjadi sumpah anak bangsa pada tahun 1928 yang dikenal dengan Sumpah Pemuda, yaitu satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yaitu Indonesia.

Wujud Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kokoh setelah dilakukan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dimulai dengan adanya ketetapan Majelis Permusyarawatan Rakyat. Salah satunya adalah tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tetap mempertahankan NKRI sebagai bentuk final negara bagi bangsa Indonesia.

Page 8: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

B. KARAKTERISTIK DALAM SEGI KEWILAYAHAN

Pasal 25A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang”. Istilah nusantara dalam ketentuan tersebut dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta diantara Benua Asia dan Benua Australia.

Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup :Kesatuan Politik

Kesatuan Hukum

Kesatuan Sosial Budaya

Kesatuan Pertahana

n dan Keamanan

Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau, tetapi semuanya terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Page 9: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

3. PERKEMBANGAN PROSES PENYELENGGARAAN NEGARA KESATUAN RI

Sejarah mencatat ada lima periode besar proses penyelanggaraan negara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, hal tersebut terjadi

terutama karena adanya pergantian undang-undang dasar.

Page 10: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

SISTEM PEMERINTAHAN PERIODE 1945-1949Lama periode : 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949    Bentuk Negara : Kesatuan    Bentuk Pemerintahan : Republik    Sistem Pemerintahan : Presidensial    Konstitusi : UUD 1945

Pada waktu itu semua kekuatan negara difokuskan pada upaya mempertahankan kemerdekaan, yang baru saja diraih, dari rongrongan kekuatan asing yang ingin kembali menjajah Indonesia. Dengan demikian, walaupun Undang-Undang Dasar 1945 telah berlaku, namun yang baru dapat diwujudkan hanya presiden, wakil presiden, serta para menteri dan gubernur yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat.

Lembaga-lembaga tinggi negara lain yang disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 seperti MPR, DPR, DPA, BPK, dan MA belum dapat diwujudkan sehubungan dengan keadaan darurat dan harus dibentuk berdasarkan undang-undang. Untuk mengatasi hal tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 melalui ketentuan dalam pasal IV Aturan Peralihan menyatakan bahwa Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-Undang Dasar ini, segala kekuasaanya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah komite nasional.

Periode Negara Kesatuan Republik Indonesia berakhir seiring dengan hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar yang

mengubah bentuk negara kita menjadi negara serikat pada tanggal 27 Desember 1949.

Page 11: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

SISTEM PEMERINTAHAN PERIODE 1949-1950Lama periode : 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950    Bentuk Negara : Serikat (Federasi)    Bentuk Pemerintahan : Republik    Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer)    Konstitusi : Konstitusi RIS

Page 12: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

SISTEM PEMERINTAHAN PERIODE 1950-1959Lama periode : 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959    Bentuk Negara : Kesatuan    Bentuk Pemerintahan : Republik    Sistem Pemerintahan : Parlementer    Konstitusi : UUDS 1950

Praktik sistem pemerintahan parlementer yang diterapkan pada masa berlakunya UUDS 1950 ini ternyata tidak membawa bangsa Indonesia ke arah kemakmuran, keteraturan dan kestabilan politik. Hal ini tercermin dari jatuh bangunnya kabinet dalam kurun waktu antara 1950-1959, telah terjadi 7 kali pergantian kabinet. Kondisi tersebut mendorong presiden untuk menggunakan wewenangnya yakni mengeluarkan Dektrit Presiden tanggal 5 Juli tahun 1959

Isi Dekrit 5 Juli 1959 :1. Pembubaran konstituante2. Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak

berlakunya lagi UUDS 19503. Pembentukan MPR dan DPA sementara

Page 13: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

SISTEM PEMERINTAHAN PERIODE 1959-1966 (ORDE LAMA)Lama periode : 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966    Bentuk Negara : Kesatuan    Bentuk Pemerintahan : Republik    Sistem Pemerintahan : Presidensial    Konstitusi : UUD 1945

Sejak berlakunya kembali UUD 1945, Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kabinet yang dibentuk pada tanggal 9 Juli 1959 dinamakan Kabinet Kerja yang terdiri atas unsur-unsur berikut.• Kabinet Inti, yang terdiri atas seorang perdana

menteri yang dijabat oleh Presiden dan 10 orang menteri.

• Menteri-menteri ex officio yaitu pejabat-pejabat negara yang karena jabatannya diangkat menjadi menteri. Pejabat tersebut adalah Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, Udara, Kepolisian Negara, Jaksa agung, Ketua Dewan Perancang Nasional dan Wakil Ketua Dewan pertimbangan Agung.

• Menteri-menteri muda sebanyak 60 orang.

Pelaksaan pemerintahan pada periode ini, meskipun berdasarkan UUD 1945, dalam

kenyataannya banyak terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945.

Page 14: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

SISTEM PEMERINTAHAN PERIODE 1966-1988 (ORDE BARU) Lama periode : 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998    Bentuk Negara : Kesatuan    Bentuk Pemerintahan : Republik    Sistem Pemerintahan : Presidensial    Konstitusi : UUD 1945

Selama memegang kekuasaan negara, pemerintahan Orde Baru tetap menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Kelebihan dari sistem pemerintahan Orde Baru adalah sebagai berikut :1. Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat

Indonesia yang pada tahun 1968 hanya 70 dollar Amerika Serikat dan pada 1996 telah mencapai lebih dari 1.000 dollar Amerika Serikat.

2. Suksesnya program transmigrasi.3. Suksesnya program Keluarga Berencana.4. Sukses memerangi buta huruf.

Page 15: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

SISTEM PEMERINTAHAN PERIODE 1998-SEKARANGLama periode : 21 Mei 1998 – sekarang    Bentuk Negara : Kesatuan    Bentuk Pemerintahan : Republik    Sistem Pemerintahan : Presidensial

Periode ini disebut juga era reformasi. Gejolak politik di era reformasi semakin mendorong usaha penegakan kedaulatan rakyat dan bertekad untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN yang menghancurkan kehidupan bangsa dan negara. Memasuki masa Reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif dan jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.

Page 16: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

4. KELEBIHAN KONSEP NEGARA KESATUAN

1. Semua urusan dikendalikan pusat sehingga diharapkan bisa terjadi pemerataan di berbagai bidang di seluruh wilayah Indonesia;

2. Kualitas tokoh nasional lebih bermutu karena seleksinya dilakukan secara nasional;

3. Biaya demokrasi lebih murah; 4. Kepemimpinan pusat dan daerah dalam ”satu komando”

sehingga koordinasi lebih mudah; 5. Biaya kegiatan perekonomian lebih murah sehingga bisa

meningkatkan daya saing bangsa; 6. Kesejahteraan rakyat diharapkan lebih merata karena daerah

yang minus akan dibantu pemerintahan pusat; 7. Korupsi lebih bisa dikendalikan karena daerah tidak bersifat

otonom; 8. Konflik masyarakat karena pemilihan pejabat bisa

diminimalkan.

Page 17: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

CUKUP SEKIAN DAN TERIMA KASIHSEMOGA BERMANFAAT . . .SESI TANYA JAWAB

Page 18: Proses penyelenggaraan negara dalam konteks nkri

WASSALAMUALAIKUM WR. WB.