BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembahasan tentang proses penuaan semakin sering muncuk seiring dengan semakin bertambahnya populasi usia lanjut di berbagai belahan dunia. Berbagai aspek mengenai proses penuaan banyak dibahas seperti aspek sosial, psikologi, ekonomi, atau fisik. Telah banyak ditemukan bahwa proses penuaan sangat dipengaruhi oleh interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Usia kronologi yang diukur dengan tahun dan dan usia fisiologi yang diukur dengan kapasitas fungsional tidak selalu seiring berjalan. Seseorang dapat terlihat lebih tua atau lebih muda dari umurnya, dan mungkin memiliki kapasitas fungsional yang lebih besar atau lebih kecil dari yang diperkirakan dimilikinya pada umur tertentu. Proses penuaan bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada orang dengan usia lanjut, melainkan suatu proses normal yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir dengan kematian. Namun demikian efek penuaan tersebut lebih terlihat setelah usia 40 tahun. Proses penuaan dianggap sebagai suatu proses normal dan tidak selalu menyebabkan gangguan fungsi organ atau penyakit. Berbagai faktor seperti genetik, gaya hidup, dan lingkungan, mungkin lebih besar mengakibatkan gangguan fungsi, daripada pertambahan usia itu sendiri. Di sisi lain, hubungan antara usia dengan penyakit meningkat seiring dengan menuanya 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembahasan tentang proses penuaan semakin sering muncuk seiring dengan semakin
bertambahnya populasi usia lanjut di berbagai belahan dunia. Berbagai aspek mengenai
proses penuaan banyak dibahas seperti aspek sosial, psikologi, ekonomi, atau fisik. Telah
banyak ditemukan bahwa proses penuaan sangat dipengaruhi oleh interaksi antara faktor
genetik dan faktor lingkungan. Usia kronologi yang diukur dengan tahun dan dan usia
fisiologi yang diukur dengan kapasitas fungsional tidak selalu seiring berjalan. Seseorang
dapat terlihat lebih tua atau lebih muda dari umurnya, dan mungkin memiliki kapasitas
fungsional yang lebih besar atau lebih kecil dari yang diperkirakan dimilikinya pada umur
tertentu.
Proses penuaan bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada orang dengan usia lanjut,
melainkan suatu proses normal yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir dengan
kematian. Namun demikian efek penuaan tersebut lebih terlihat setelah usia 40 tahun. Proses
penuaan dianggap sebagai suatu proses normal dan tidak selalu menyebabkan gangguan
fungsi organ atau penyakit. Berbagai faktor seperti genetik, gaya hidup, dan lingkungan,
mungkin lebih besar mengakibatkan gangguan fungsi, daripada pertambahan usia itu sendiri.
Di sisi lain, hubungan antara usia dengan penyakit meningkat seiring dengan menuanya
seseorang. Perlu disadari bahwa sangat sulit membedakan apakah proses penuaan yang
terjadi pada seseorang murni semata-mata karena proses penuaan itu sendiri atau akibat
penyakit yang menyertai usia tersebut. Makalah ini akan membahas aspek biologi proses
penuaan, yakni berbagai perubahan pada tubuh akibat proses penuaan. Selanjutnya akan
dibahas lebih jauh bagaimana proses penuaan itu bisa terjadi, fisiologi proses penuaan, dan
bagaimana cara menuju successful aging.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SKENARIO
Haidku Sudah Berhenti
Seorang wanita berusia 54 tahun, datang ke dokter untuk berkonsultasi tentang perubahan
yang terjadi pada dirinya, dia mengeluh sudah 2 tahun ini tidak mengalami menstruasi,
sering lupa, gampang merasa lelah dan tidak bertenaga, dan mengeluh gangguan nyeri
persendian. Tetapi dia masih bisa beraktifitas seperti biasanya. Dokter menjelaskan kalau
ibu tersebut mengalami menopause, dan mengalami tahap-tahap perubahan fisiologis karena
proses penuaan.
2.2 TERMINOLOGI
- Menopause: tidak adanya siklus menstruasi terhitung selama 12 bulan kebelakang,
biasanya terjadi antara usia 40-50 tahun, dan dapat berlangsung selama 8 sampai 10
tahun
- Proses penuaan: penurnan seiring-waktu yang terjadi pada sebagian besar makhluk
hidup, yang berupa kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan
perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan
fisiologis yang terkait usia.
2.3 PERMASALAHAN
1) Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan pasien pada skenario?
2) Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya proses penuaan?
3) Jelaskan mengenai teori proses penuaan!
4) Bagaimana fisiologi proses penuaan?
5) Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada berbagai system tubuh pada proses
penuaan!
6) Bagaiman penanganan farmakoterapi pada orang berusia lanjut?
7) Bagaimana cara mencapai menua yang sukses (successful aging)?
2
8) Bagaimana penanganan terkait menopause yang dialami pasien di skenario?
2.4 PEMBAHASAN
1. Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan pasien pada skenario?
Sudah 2 tahun ini tidak mengalami menstruasi: seorang wanita yang lanjut usia
dan memiliki riwayat tidak menstruasi sejak 2 tahun terakhir dapat dikatakan mengalami
menopause. Hal ini dapat disesuaikan dengan definisi dari menopause itu sendiri, yakni
tidak adanya siklus menstruasi terhitung selama 12 bulan kebelakang, biasanya terjadi
antara usia 40-50 tahun, dan dapat berlangsung selama 8 sampai 10 tahun. Menopasuse
diakibatkan karena ovarium tidak lagi berespon terhadap Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) sehingga terjadi gangguan pada siklus menstruasi.
Selain itu ovarium juga tidak bisa menghasilkan estrogen. Kadar estrogen akan turun
akan menyebabkan timbulnya gejala dan tanda yang menyertai menopause seperti:
Kualitas tidur yang buruk
Gampang merasa lelah/keletihan
Tidak bertenaga
Hot flushes
Sensasi dyspnea
Iritabilitas
Atrofi dan kekeringan pada vagina
Elastisitas kulit berkurang
Penurunan massa tulang
Peningkatan risiko penyakit arteri koroner
Peningkatan risiko fraktur
Penurunan ingatan atau sering lupa
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya proses penuaan?
a) Faktor Genetika
Faktor ini merupakan faktor bawaan (keturunan), dan setiap orang memiliki
faktor genetika yang berbeda-beda.
3
- Penuaan dini: orang yang memiliki keturunan penuaan dini harus berwaspada
dan berusaha mencegah efek negatif dari faktor genetikanya.
- Penyakit turunan: orang yang mengidap penyakit turunan seperti penyakit
jantung, hipertensi, atau diabetes harus memperhatikan dan menjaga pola makan
serta aktivitasnya.
- Perbedaan tingkat intelegensi: umumnya orang yang memiliki intelegensia tinggi
lebih lambat menjadi tua. Itu karena ia aktif berpikir dan melatih kemampuan
intelektualnya sehingga memperlambat proses penurunan fungsi otak.
- Warna kulit: biasanya orang yang berkulit putih lebih mudah terserang
osteoporosis daripada mereka yang berkulit hitam.
- Kepribadian: orang yang berambisi, bekerja keras, dan dikejar-kejar tugasnya,
lebih mudah tersinggung dan gelisah. Ia sering cepat stres, yang
mengakibatkannya rentan penyakit.
b) Faktor Endogenik
1) Seluler
2) Anatomi
3) Organ
c) Faktor Eksogen
Kebanyakan faktor eksternal penyebab timbulnya penuaan dini ditentukan oleh
lingkungan dan gaya hidup yang dijalani setiap hari. Salah menjalankan gaya hidup
akan dengan mudah membuat kulit tampak lebih tua dengan cepat. Berikut 6 faktor
utama penyebab munculnya penuaan dini:
Kebiasaan Merokok
Asap rokok dengan mudah akan merusak kulit, baik karena Anda yang merokok
atau hanya sebagai perokok pasif (berada di sekeliling perokok). Riset
membuktikan paparan asap rokok menyebabkan meningkatnya jumlah kerutan
pada wajah sekaligus membuat kulit menjadi kering. Hal ini terjadi karena asap
rokok menyerap kadar vitamin C pada tubuh yang berfungsi untuk menjaga kulit
tetap lembap dan kenyal.
Paparan Sinar Matahari
4
Kulit yang tak terlindung sinar matahari akan mudah ternoda oleh vlek, kerutan
dan menjadi kusam. Pastikan Anda mengoleskan krim tabir surya dengan SPF 15
atau lebih bahkan ketika udara mendung sekalipun. Awan tidak melindungi kulit
dari paparan sinar ultra violet.
Kurang Olahraga
Karena olahraga membantu pembentukan otot dan menyebabkan lancarnya
sirkulasi darah, amat disarankan untuk melakukannya secara rutin jika Anda
menginginkan kulit bebas kerut. Jika tubuh sehat, tentu Anda lebih bahagia dan
sering tersenyum. Selain itu, tubuh yang kuat akan menampilkan sosok yang
senantiasa muda!
Mengonsumsi Alkohol
Alkohol dapat memperbesar pembuluh darah kecil pada kulit Anda,
menyebabkan peningkatan aliran darah dekat permukaan kulit. Apabila ini
terjadi terus menerus, pembuluh darah ini akan rusak, mengakibatkan pecahnya
pembuluh pada permukaan kulit.
Stres
Stres dan rasa khawatir yang berkepanjangan akan membuat otot wajah menjadi
sedemikian rupa sehingga menunjukkan ekspresi murung. Melakukan meditasi,
yoga, senam ringan dapat membantu mengurangi kadar stres Anda. Stress
berkurang, timbul rasa lebih bahagia, ekspresi wajah tidak lagi murung dan
kerutanpun tak cepat muncul.
Kurang Tidur
Kurangnya waktu tidur akan membuat tubuh mudah terasa lelah dan wajah
Andapun terlihat lelah. Lingkaran hitam di sekitar mata, kantung mata belum
lagi kulit yang kusam akan tampak. Riset membuktikan tubuh manusia akan
menjalankan fungsinya secara optimal apabila cukup tidur di malam hari selama
7-8 jam. Kurangi asupan kafein di siang hari, dan tidak mengonsumsinya pada
malam hari. Jangan makan lagi 2 jam menjelang tidur dan biasakan untuk tidur
di jam yang sama setiap malam.
Survei mengatakan bahwa 7 diantara 10 orang Indonesia akan mengalami
penuaan dini. Penyebab penuaan dini yang dialami oleh orang Indonesia rata-rata
5
adalah stres, aktifitas yang lebih dibawah sinar matahari dan ruangan ber-AC, serta
kurangnya mengkonsumsi air putih sebanyak 8 gelas per hari. Selain itu banyak lagi
faktor-faktor lain yang menyebabkan penuaan dini seperti radiasi sinar x, polusi
udara yang berasal dari mobil, pabrik, freon, asap rokok, bahan-bahan kimia eksogen
dan endogen. Cara perawatan kulit yang salah, memakai produk perawatan kulit
yang keliru, kelembaban udara yang sangat rendah, sampai suhu udara panas dan
dingin yang akan menyebabkan penguapan air dari kulit sehingga menyebabkan
kulit menjadi kering.
Pengaruh sinar matahari yang menahun atau kronis, menyebabkan kerusakan
kulit akibat efek fotobiologis sinar UV yang menghasilkan radikal bebas akan
menimbulkan kerusakan protein dan asam amino yang merupakan struktur utama
kolagen dan elastin, kerusakan pembuluh darah kulit dan menimbulkan pigmentasi
kulit.
3. Jelaskan mengenai teori proses penuaan!
Suatu teori dikatakan valit apabila dapat memenuhi 3 kriteria sebagai berikut: 1)
Teori tersebut harus terjadi secara umum di seluruh anggota spesies yang dimaksud; 2)
Proses yang dimaksud pada teori tersebut harus terjadi secara progresif seiring dengan
waktu; 3) Proses yang terjadi harus menghasilkan perubahan yang menyebabkan
disfungsi atau kegagalan suatu organ/system tubuh tertentu.
Beberapa Terori Proses Penuaan
1) Teori Mutasi Somatik
L.Schillard,1959, mengajukan teori ini. Menurut dia, aging disebabkan terjadinya
mutasi gen, yang mengakibatkan protein yang diproduksi tidak sesuai yang
dibutuhkan. Gen-gen tersebut tidak dapat menghasilkan suatu protein tertentu,
setelah mencapai tingkat tertentu sel akan tidak aktif dan akhirnya mati seiring
bertambahnya usia. Dengan demikian jumlah sel somatik yang berfungsi akan
menurun dan akhirnya akan mati.
Sebagi bukti: H.J.Curtis menunjukkan penelitian dengan tikus yg diberi sinar X,
yang dapat menimbulkan mutasi mempunyai masa hidup yang lebih pendek dengan
kontrol. Juga dibuktikan dengan terjadinya penyimpangan kromosom, kegagalan
6
homozigot kromosom untuk berpasangan, memisah atau bergerak ke kutub yang
berlawanan, serta distribusi yang tidak sama ke kutub-kutub pada waktu terjadinya
mitosis, ternyata lebih banyak pada tikus yg mendapat radiasi. Penyimpangan terjadi
lebih banyak pada tikus yang berumur lebih pendek jika di bandingkan dengan tikus
yang berumur panjang.
2) Teori Penyimpangan Protein
L.Orgel,1963, mengemukakan “eror theory” untuk menjelaskan proses penuaan
ini dia menyatakan bahwa protein ada 2 macam yaitu: Protein yang diperlukan
dalam struktur ( kolagen, keratin, dll) dan dalam metabolisme enzim (enzim-enzim
untuk metabolisme intermediet). Protein yang diperlukan dalam sintesis protein
(misal RNA polimerase).
Penyimpangan urutan asam amino menyebabkan aktifitas kataliknya menurun
atau hilang sama sekali. dalam hal ini tidak terjadi penumpukan. Sebab sekali terjadi
perusakan terhadap protein, maka sifat katalitiknya akan hilang.jika ada perubahan
asam amino pada RNA polimerase, akan terjadi sintesis m-RNA yang salah , tentu
menghasilkan protein yang salah juga. Jika hal ini mengenai beberapa protein,
terkumpulnya protein-protein tersebut menyebabkan tidak berfungsinya sel dan
terjadi kematian sel.
R, Holliday membuktikan hal ini dengan: menggabungkan beberapa asam amino
seperti p-fluorofenilalanin, methionin, dan cavanin (asam amini pada sejenis fungsi
padospora). Ternyata mengurangi lama hidupnya. Tetapi jika analog asam amino
tersebut diganti dengan bentuk aslinya, maka efek hambatan pada analog akan
hilang. Pada binatang yang lebih besa, Drosophila melanogaster, jika larvanya
diberi makan dengan analog asam amino tersebut sebagai pengganti makanan
normalnya , maka lama hidupnya juga akan bertambah pendek.
3) Teori Regulasi Sel
Proses perubahan sel induk menjadi spesifik seperti pada sel jantung, hati dan
otak disebut sebagai diferensiasi. Hal ini disebabkan pengaturan yang berbeda-beda
dari aktifitas gen.
Jacob dan monod, melakukan evaluasi bagaimana mekanisme gen yang berbeda
diaktifkan atau tidak aktifkan pada mikro organisme. Pada mikro organisme yang
7
lebih tinggi tingkatanya, ditemukan adanya perubahan pola yang berbeda dari isozim
(bentuk molekul yang berbeda dari Hemoglobin) pada masa pertumbuhan dari
mamalia.
Seperti diketahui, LDH mempunyai 5 isozim, yang dibentuk dari 2 rantai
polipeptida (sub unit) H dan M. sub unit H lbh banyak pada jaringan otot aerobik , M
,lbh banyak pd jaringan otot anaerobik seperti otot skelet. Gabungan 5 isozim ini
membentuk 5 macam tetra metrik enzim H4, H3M1, H2M2, dan M4.
Kanugo dkk, mengamati ratio H4: M4, secara bertahap pada otot skelet dan otot
jantung tikus untuk 30 hari. Porsi M4 membuat jaringan lebih aerobik pada usia
tua, sehingga frekuensi gagal jantung pada usia tua akan lebih tinggi, karena
kemampuan jaringan jantung untuk menghasilkan tenaga akan rendah jika oksigen
tidak mencukupi.
4) Teori penuaan ditinjau dari sudut biologis.
Teori error catastrophe: kesalahan susunan asam amino dalam protein tubuh
mempengaruhi sifat khusus enzim untuk sistesis protein sehingga terjadi
kerusakan sel dan mempercepat kematian sel.
Teori pesan yang berlebih-lebihan (redundant messages): manusia memiliki
DNA yang berisi pesan yang berulang-ulang, atau berlebihan yang menmbulkan
proses penuaan.
Teori imunologi: menekankan bahwa lansia mengalami pengurangan
kemampuan mengenali diri sendiri dan sel-sel asing atau pengganggu (sel
normal atau tak normal) sehingga antibodi menyerang keduanya dan terjadi
proses degeneratif.
5) Teori radikal bebas
Diperkenalkan pertamakali oleh Denham Harman pada tahun 1956, yang
mengatakan bahwa produk hasil metabolism oksidatif yang sangat reaktif (radikal
bebas) dapat bereaksi dengan berbagai komponen penting selular, termasuk protein,
DNA, dan lipid; dan menjadi molekul-molekul yang tidak berfungsi namun bertahan
lama dan mengganggu fungsi sel lainnya.
Tubuh diberi kekuatan untuk melawan radikal bebas berupa antioksidan yang
diproduksi oleh tubuh sendiri, namun pada tingkat tertentu antioksidan tersebut tidak
8
dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Proses menua normal
merupakan akibat kerusakan jaringan akibat radikal bebas, dimana mitokondria sebagai
target kerusakan dari radikal bebas tersebut.
Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi elektron tidak berpasangan;
terbentuk dari hasil sampingan berbagai proses selular atau metabolism normal yang
melibatkan oksigen. Karena elektronnya tidak berpasangan, maka secara kimiawi radikal
bebas akan mencari pasangan electron lain dengan bereaksi dengan substansi lain
terutama dengan protein dan lemak tidak jenuh.
Melalui proses oksidasi, radikal bebas yang dihasilkan selama fosfolirasi oksidatif
dapat menghasilkan berbagai modifikasi makromolekul. Radikal bebas dapat merusak
fungsi sel dengan merusak membrane sel atau kromosom sel. Karena membrane sel
mengandung sejumlah lemak, sehingga dapat bereaksi dengan radikal bebas dan
menyebabkan perubahan pada membrane sel berupa perubahan struktur, dimana struktur
membrane sel menjadi lebih permeable terhadap beberapa substansi dan memungkinkan
substansi tersebut melewati membrane sel secara bebas. Struktur seperti mitokondria
dan lisosom juga diselimuti oleh membrane yang mengandung lemak. Radikal bebas
juga dapat bereaksi dengan DNA, menyebabkan mutase kromosom dan dapat merusak
mesin genetic. Terdapat akumulasi radikal bebassecara bertahap di dalam sel sejalan
dengan waktu –dan bila kadarnya melebihi konsentrasi ambang– maka merka mungkin
berkontribusi pada perubahan-prubahan yang sering dikaitkan dengan penuaan.
6) Teori glikolisasi
Menyatakan bahwa proses glikolisasi nonenzimatik yan menghasilkan pertautan
glukosa-protein yang disebut Advance Glycation End Product (AGEs) dapat
menyebabkan penumpukan protein dan makromolekul lain yang termodifikasi, sehingga
menyebabkan disfungsi pada hewan atau manusia yang menua. Protein glikasi
menunjukkan perubahan fungsional, meliputi menurunnya aktivitas enzim dan
menurunnya degradasi protein abnormal. Ketika manusia menua, AGEs terakumulasi di
berbagai jaringann, termasuk kolagen, hemoglobin dan lensa mata. AGEs juga diduga
berinteraksi dengan DNA, dan karenanya mungkin mengganggu kemampuan sel untuk
memperbaiki perubahan pada DNA.
9
7) Teori DNA repair
Dikemukakan oleh Hart dan Setlow, mereka menunjukkan bahwa adanya perbedaan
pola laju ‘repair’ kerusakan DNA yang diindukdisinar UV pada berbagai fibroblast
yang dikultur. Teori DNA repair terikat erat dengan Tori Radikal bebas, karena sebagian
besar radikal bebas dihasilkann melalui proses fosfolirasi oksidatif yang terjadi di
mitokondria. Mutase DNA mitokondria (mtDNA) dan pembentukan radikal bebas di
mitokondria saling mempengaruhi satu sama lain membentuk vicious cycle yang secara
eksponensial meningkatkan kerusakan oksidatif dan disfungsi selular, yang pada
akhirnya menyebabkan kematian sel.
Mutase mtDNA di manusia terutama terjadi setelah umur pertengahan tigapuluhan,
terakumulasi seiring bertambahnya umur, dan jarang melebihi 1% (rendahnya jumlah
mutase mtDNA tersebut karena proses repair yang terjadi di tingkat mitokondria). Bukti
menunjukkan pahwa, gangguan pada kerusakan oksidatif ini menyebabkan percepatan
proses penuaan. Selain itu, mutase mtDNA juga terkait dengan munculnya keganasan,
DM, dan penyakit-penyakit neurodegeneratif.
4. Bagaimana fisiologi proses penuaan?
Seiring dengan pertambahan usia, terjadi perubahan fisiologis tidak hanya
berpengaruh terhadap perubahan penampilan fisik, tetapi juga terhadap fungsi dan
responsnya pada kehidupan sehari-hari. Menua didefinisikan sebagai proses yang
mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang rentan dengan berkurangnya
sebagian besar cadangan fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai
penyakit dan kematian secara ekspansional. Menua juga didefinisikan sebagai penurnan
seiring-waktu yang terjadi pada sebagian besar makhluk hidup, yang berupa kelemahan,
meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya
mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait usia.
Terdapat beberapa istilah yang digunakan oleh gerontologis ketika membicarakan
proses penuaan:
a. Aging (bertambahnya umur): menunjukkan efek waktu; suatu proses perubahan,
biasanya bertahap dan spontan.
10
b. Senescence (menjadi tua): hilangnya kemampuan sel untuk membelah dan
berkembang (dan seiring waktu akan menyebabkan kematian),
c. Homeostenosis: berkurangnya cadangan homeostasis yang terjadi selama proses
penuaan pada setiap system organ.
Istilah aging yang hanya menunjukkan efek waktu, dianggap idak mewakili apa yang
terjadi pada proses penuaan. Sebab berbagai proses yang terjadi seiring waktu, seperti
perkembangan, istilah yang sering digunakan dalam bidang pediatric, dapat disebut
sebagai aging. Aging merupakan proses yang terus berlangsung, yang dimulai dengan
perkembangan yaitu proses generative yang dibutuhkan untuk kehidupan , dan
dilanjutkan dengan senescence yaitu proses degenerative yang inkompatibel dengan
kehidupan. Istilah senescence juga digunakan untuk menggambarkan turunnya fungsi
efisien suatu organisme sejalan dengan penuaan dan meningkatnya kemungkinan
kematian.
Membedakan antara aging dengan senescence dianggap perlu, karena banyak
perubahan selama aging mungkin tidak merusak dan mungkin suatu perubahan yang
diharapkan. Sebagai contoh, kebijakan meningkat seiring usia tidak dianggap sebagai
senescence melainkan suatu aging, walaupun hal tersebut merupakan bagian dari proses
penuaan. Sebaliknya, gangguan memori yang terjadi selama aging merupakan
manifestasi senescence.
Sementara konsep homeostenosis menunjukkan bahwa seiring dengan bertambahnya
usia maka makin kecil kapasitas orang tua untuk membawa dirinya ke keadaan
homeostasis setelah terjadinya suatu kondisi atau perubahan yang mengganggu
homeostasis.
11
Gambar 1: konsep homeostasis; skema standar homeostasis yang menunjukkan bahwa seiring dengan meningkatnya usia makancadangan fisiologis semakin berkurang, sehingga seorang usia lanjut lebih mudah untuk
menjadi sakit atau meninggal.
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa seirign bertambahnya usia jumlah cadangan
fisiologis untuk menghadapi berbagai perubahan yang mengganggu homeostasis
berkurang. Setiap perubahan terhadap hoomeostasis merupakan pergerakan menjauhi
keadaan dasar, dan semakin besar perubahan yang terjadi maka semakin besar cadangan
fisiologis yang diperlukan untuk kembali ke homeostasis. Di sisi lain dengan makin
berkurangnya cadangan fisiologis, maka seorang berusia lanjut lebih mudah
untukmencapai suatu ambang (precipice) yang berupa keadaan sakit atau kematian akibat
perubahan tersebut.
Mengingat bahwa mempertahankan keadaan homeostasis merupakan proses yang
aktif dan dinamis, konsep homeostenosis yang digambarkan pada gambar 1 diatas dapat
diiterpretasikan seperti apa yang terlihat pada gambar 2. Seorang usia lanjut tidak hanya
memiliki cadangan fisioologis yang makin berkurang, namun mereka juga memakai atau
menggunakan cadangan fisiologis tersebut hanya untuk mempertahankan homeostasis.
Akibatnya akan semakin sedikit cadangan yang tersedia untuk menghadapi perubahan
yang nantinya akan mengganggu homeostasis.
12
Gambar 2: skema revisi konsep homeostenosis; pada gambar ini ditunjukkan bahwa selain cadangan fisiologis yang makin berkurang seiring meningkatnya usia, juga ternyata cadangan fisiologis yang sudah terpakai hanya
untuk mempertahankan homeostasis.
Konsep homeostenosis inilah yang dapat menjelaskan berbagai perubahan fisiologis
yang terjadi selama proses penuaan dan efek yang ditimbulkannya. Walaupun
merupakan suatu proses fisiologis, perubahan dan efek penuaan terjadi sangat bervariasi
dan variabilitas ini makin meningkat seiring peningkatan usia. Variasi terjadi antara satu
system organ dengan organ lain, bahkan dari satu sel terhadap sel lain pada individu
yang sama.
5. Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada berbagai system tubuh pada proses
penuaan!Tabel 1: Berbagai perubahan utama berbagai system organ pada proses penuaan
Berbagai Perubahan yang Terjadi pada Berbagai Sistem Tubuh pada Proses Penuaan
No
.Sisten Tubuh Perubahan
13
1. Sistem Endokrin - Toleransi glukosa terganggu (gula darah puasa meningkat
1 mg/dl/dekade
- Insulin serum meningkat
- Penurunan yang bermakna pada dehidroepiandosteron