PEN PROSES PENG PADA K Diajukan un Program Dipl POLIT PROPOSAL NGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR GIRMAN BARANG EKSPOR DENG FOB ( FREE ON BOARD ) KOPERASI AGRONIAGA MAKASS ntuk memenuhi salah satu syarat ke loma Tiga Program Studi Bisnis Adm Oleh : SYAMSUDDIIN NIM : 201211127 TEKNIK INFORMATIKA NASIONA 2014 R GAN TERM SAR elulusan ministrasi AL
33
Embed
Proses pengirman barang ekspor dengan term fob ( free on board )
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR
PROSES PENGIRMAN BARANG EKSPOR DENGAN TERM
PADA KOPERASI AGRONIAGA
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
Program Diploma Tiga Program Studi Bisnis Administrasi
POLITEKNIK INFORMATIKA NASIONAL
PROPOSAL
PENGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR
PROSES PENGIRMAN BARANG EKSPOR DENGAN TERM FOB ( FREE ON BOARD )
PADA KOPERASI AGRONIAGA MAKASSAR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
Program Diploma Tiga Program Studi Bisnis Administrasi
Oleh :
SYAMSUDDIIN
NIM : 201211127
POLITEKNIK INFORMATIKA NASIONAL
2014
PENGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR
PROSES PENGIRMAN BARANG EKSPOR DENGAN TERM
MAKASSAR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
Program Diploma Tiga Program Studi Bisnis Administrasi
POLITEKNIK INFORMATIKA NASIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa dekade terakhir ini pertumbuhan ekonomi dunia
meningkat tinggi, hal tersebut tentunya berpengaruh besar terhadap kegiatan
ekspor-impor. Dimana jumlah dan jenis barang yang diekspor maupun yang
diimpor semakin banyak dan bervariasi seiring perkembangan zaman. Sehingga
hal tersebut mendatangkan problema tersendiri bagi kegiatan ekspor-impor yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan baik itu perusahaan besar dan
menengah, dimana kegiatan tersebut tidak dapat lagi dilakukan oleh perusahaan
itu sendiri tanpa adanya pihak ketiga yang berperan sebagai
“transporter”.Transporter merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang
pengangkutan barang ekspor atau impor, dimana perusahaan tersebut memiliki
system tersendiri yang harus dijalankan oleh perusahaan-perusahaan yang
menggunakan jasanya. Dalam perdagangan internasional, perusahaan
transporter lebih dikenal dengan sebutan “ Freight Forwarding”.
Perusahaan freight forwarding melakukan kegiatan pengangkutan
(pengiriman) barang ekspor atau impor melalui darat, laut, dan udara
(MultimodalTransport). Dengan adanya system pengangkutan multimodal
transport tersebut, badan perdagangan internasoinal yang sering disebut Kamar
Dagang Internsaional (international Chamber of Commerce) membuat
keseragaman peraturan pengiriman barang. Dimana peturan tersebut dikenal
dengan nama Incoterm 2010 yang sebelumnya dikenal dengan nama incoterm
2000 sebelum dilakukan pembaruan.Incoterm 2010 mulai diberlakukan secara
efektif pada 1 januari 2011dan incoterm 2010 terdiri dari 11 term yang mengatur
proses pengiriman barang dengan multimodal transport. Adapun jalur laut /
sungai memiliki 4 term (Incoterm 2010) dalam pengiriman barang, antara lain :
Free Along Ship (FAS),Free On Board (FOB), Cost and Freight (CFR), Cost
Insurance and Freight(CIF), dari sekian term tersebut, yang tidak kalah popular
adalah term FOB.
Freight on board (FOB),Eksportir menyerahkan barang di tempat yang
ditentukan (di atas kapal). Biaya yang dibayarkan eksportir meliputi pemuatan
dan pengikatan, termasuk mengamankan kargo agar tidak terguncang di gudang
kapal, sehingga melindungi kargo dari lantai kapal untuk mencegah terjadinya
gelinciran, dan perlindungan terhadap kerusakan akibat kondensasi. Dari sinilah
peran freight forwarding berasal, dimana freight forwarding membantu dalam
proses pengiriman barang tersebut.
Dalam beberapa kegiatan pengiriman barang, term inilah salah satu term
yang paling sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai negara,
terutama perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Term ini memberikan
kemudahan bagi perusahaan yang mengekspor maupun mengimpor barang.
Dari sisi eksportir, term ini memberikan kemudahan bagi mereka untuk
mengontrol barang hanya sampai barang di muatdi atas kapal dan tidak
bertanggung jawab atas resiko yang terjadi pada saat di perjalanan menuju
pelabuhan muat .Dari sisi importir (consignee), term ini memberikan kemudahan
dimana importir dapat mengontrol barang hingga kepelabuahan muat , apapun
yang terjadi dalam proses pengapalan, baik itu biaya , serta risikonya.
Adapun eksportir dan importir hendaknya memahami benar apa yang
dimaksud dengan pengiriman barang menggunakan term FOB, serta mengetahui
segala proses yang harus dijalankan pada saat menggunakan term FOB
tersebut. Sehingga hal tersebut dapat meminimalisir kesalahan karena miss
understanding antara eksportir dan importir. Oleh karena itu, dalam proposal ini
penulis mengangkat judul PROSES PENGIRMAN BARANG EKSPOR DENGAN
TERM FOB ( FREE ON BOARD ) PADA KOPERASI AGRONIAGA MAKASSAR,
dimana penulis berusaha memaparkan pengertian term FOB beserta hal-hal
penting lain yang terkait berdasarkan penyusunan Tugas Akhir yang dilakukan
pada KOPERASI AGRONIAGA, serta melakukan studi pustaka.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pedoman bagi penulis dalam melakukan
penyusunan Tugas Akhir secara tepat dan cermat. Di sisi lain, dengan
perumusan masalah, penyusunan Tugas Akhir dapat dilakukan secara terarah
dan sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Rumusan masalah juga
digunakan sebagai acuan dalam pembahasan masalah.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mengangkat beberapa
masalah yang terkait dengan objek yang diteliti. Rumusan masalah tersebut
antara lain :
1. Bagaimana proses pengiriman barang dengan term FOB pada
KOPERASI AGRONIAGA MAKASSAR ?
2. Dokumen apa saja yang diperlukan dalam term FOB, serta bagaimana
kepengurusan dokumen-dokumen tersebut?
3. Bagaimana analisis perhitungan biaya pengiriman barang term FOB yang
dilakukan oleh KOPERASI AGRONIAGA MAKASSAR?
C. Pembantasan Masalah
Dengan adanya rumusan masalah di atas maka dalam penyusunan
Tugas Akhir ini penulis membatasi masalah dalam pelaksanaan peneliatian
PROSES PENGIRMAN BARANG EKSPOR DENGAN TERM FOB ( FREE ON
BOARD ) PADA KOPERASI AGRONIAGA MAKASSAR ,dalam hali ini peneliti
hanya akan membahas terms FOB serta Dokumen- dokumen yang harus dipenui
dalam sayarat pelaksaan term FOB.
D. Tujuan Peneltian
Dengan adanya rumusan masalah, serta pembatasan masalah ,Tujuan
penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang terkait dengan rumusan
masalah,serta pembatasan masalah tersebut. Dari tujuan tersebut, Penelitian ini
memberikan manfaat yang dikehendaki.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pengiriman barang dengan term FOB pada
Koperasi Agroniaga.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dokumen yang diperlukan dalam term FOB,
serta kepengurusan dokumen-dokumen tersebut.
3. Untuk mengetahui analisis perhitungan biaya pengiriman barang dengan
term FOB yang dilakukan oleh Koperasi Agroniaga.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat. Beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Melalui penyusunan Tugas Akhir ini, perusahaan memperoleh masukan
tentang proses pengiriman barang ekspor dan aktivitas lainnya yang
terkait. Di sisi lain, penyusunan Tugas Akhir ini dapat digunakan sebagai
bahan evaluasi dalam mengembangkan usahanya dan dalam mengambil
kebijakan untuk meningkatkan kinerja usaha tersebut .
2. Bagi pemerintah
Pemerintah dapat mengetahui arus keluar masuknya barang ekspor
maupun barang impor (jumlah dan komoditi barang), sehingga
pemerintah dapat menetapkan kebijakan-kebijakan terkait kegiatan
ekspor-impor.
Dimana dari kegiatan ekspor-impor tersebut dapat mendatangkan devisa
bagi negara.
3. Bagi akademisi
Memberikan informasi mengenai proses pengiriman barang ekspor
kepada para akademisi, khususnya kepada mahasiswa Program Studi
Diploma 3 Administrasi Bisnis dalam penerapan ilmu ekonomi mengenai
pengiriman barang ekspor yang diperoleh pada masa kuliah dalam
prakteknya atau keadaan yang ada di lapangan.
4. Bagi masyarakat / pembaca
Masyarakat dapat mengetahui alur proses pengiriman barang ekspor-
impor yang cukup panjang dan kompleks. Dimana hal tersebut sangat
mempengaruhi tinggi rendahnya nilai suatu barang ekspor maupun impor.
Sehingga hal tersebut dapat memberikan pengetahuian lebih kepada
masyarakat mengenai kegiatan ekspor-impor. Serta dapat membangun
dan membawa masyarakat ekonomi kepada ekonomi global yang
memiliki standart produk yang tinggi dan memenuhi kualitas ekspor.
F. Desain Penelitian
Dalam upaya memperkaya data dan lebih memahami objek yang diteliti
maka dalam menyusun tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa cara,
antara lain :
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diterbitkan langsung oleh orang
yang mengumpulkan data tersebut. Data ini diperoleh dengan cara
wawancara langsung pada staff / karyawan Koperasi Agroniaga
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dipublikasikan oleh orang yang
bukan mengumpulkan data tersebut. Data ini penulis peroleh dari
buku maupun sumber bacaan lain yaitu data tentang sejarah
perusahaan serta struktur organisasi dan rangkaian kegiatannya.
2. Teknik Pengupulan Data
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
langsung pada obyek atau lokasi penelitian.
b. Wawancara
Mengadakan wawancara secara langsung pada pihak-pihak
perusahaan.
c. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan cara mempelajari catatan- catatan atau
dokumen dari perusahaan yang berkenaan dengan masalah yang
diteliti.
d. Studi Pustaka
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara memperlajari
buku atau refernsi yang berkaitan dengan masalah yang di teliti.
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini
diperoleh dengan wawancara langsung pada staff / karyawan
Koperasi Agroniaga
b. Sumber Data Sekunder
Merupakan data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang
berkaitan dengan penyusunan Tugas Akhir. Data ini diperoleh dari
buku maupun sumber bacaan lain yaitu Buku Petunjuk Ekspor
Indonesia serta data tentang sejarah perusahaan serta struktur
organisasi dan rangkaian kegiatannya.
4. Lokasi Dan Waktu Penelitian
a. Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di Makassar tepatnya Jalan Manaunggal 31 No.
93 Di Kantor Ekspidisi Koperasi Agroniaga.
b. Waktu penelitian
Penilitian dimulai sejak 15 September sampai 1 Desember 2014
5. Teknik analisa data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode deskriptif Kualitatif, menurut Miles dan Huberman
(1992) bahwa analisis deskriptif melalui tiga alur, yaitu :
a. Data reduction
b. Data display
c. Conclusion drawing/verification
Sesuai data yang diperoleh di Koperasi Agroniaga Makassar.
Maka peneliti ini menggunakan teknik analisis data kualitatif diskriptif
yang berpedoman pada berfikir induksi dan deduksi. Menurut sanapiah
penelitian kualitatif dapat melakukan analisis data sejak pengumpulan
data sampai data terkumpul seluruhnya. Sebelum data dianalisis oleh
peneliti terlebih dahulu diolah ( data proccesing ) kemudian dilakukan
proses editing yaitu data diperiksa terlebih dahulu oleh penelliti secara
seksama kemudian dilanjutkan dengan pemberian kode agar
mempermudah dalam analisis data. Dalam menganalisis data, penelitian
menggunakan model analisis interaktif (interactive model) yang
mengandung empat komponen yang saling berkaitan yaitu (
pengumpulan data, penyederhanaan data, pemaparan data dan
penarikan dan pengajuan simpulan ).
6. Sistematika Penulisan
Adapun sistematikan penulisan tugas akhir adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan akan dibahas latar belakan pengambian
masalah, pembatasan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian,
sertadesain penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab kedua ini akan dikemukakan berbagai referensi atau
tinjauan pustaka yang mendukung kajian atau analisis yang penulis
sampaikan seperti pengertian ekspor, sejarah ekspor, dan incoterms
2010.
BAB III OBJEK PENELITIAN
Dalam bab tiga ini akan dibahas mengenai gambaran umum
Koperasi Agroniaga yang meliputi sejarah berdirinya perusahaan, visi dan
misi perusahaan, bidang usaha atau ruang gerak, Struktur organisasi
Koperasi Agroniaga
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab empat, akan dijelaskan mengenai hasil dari analisis
proses pengiriman barang ekspor dengan term FOB yang dilakukan oleh
Koperasi Agroniaga.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berguna bagi
perusahaan agar dapat dijadikan masukan dalam pengambilan
keputusan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. pengerian Ekspor
Dari berbagai sumber,ekspor memiliki pengertian yang bermacam-
macam, yaitu diantaranya:
Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki
kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran
dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing
(Amir MS,2004:1)
Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari
dalam keluar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang
berlaku (Roselyne Hutabarat 1996 : 306)
Dalam Wikipedia Indonesia, ekspor adalah proses transportasi barang
atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Kemudian kegi ini dibagi
menjadi 2, yaitu :
1. Ekspor Langsung
Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantara
/ eksportir yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor.
Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan
perusahaan
2. Ekspor Tidak Langsung
Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang dijual melalui
perantara / eksportir negera asal kemudian dijual oleh perantara tersebut.
Melalui, perusahaan manajemen ekspor ( export management
companies) dan perusahaan pengekspor ( export trading companies).
Pengertian ekspor menurut UU Kepabeanan adalah kegiatan
mengeluarkan barang dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri
dari barang dari dalam negeri (daerah pabean), barang dari luar negeri (luar
daerah pabean), barang bekas atau baru.
Berdasarkan dari beberapa pengertian ekspor di atas, penulis
menyimpulkan bahwa ekspor adalah suatu kegiatan perdagangan internasional
yakni menjual barang / komoditi dari satu negara ke negara lain dengan cara
mengeluarkan barang dari wilayah pabean dengan memenuhi Ketentuan Yang
Berlaku.
B. Dokumen-Dokumen Yang Terkait Dalam Kegiatan Ekspor
Secara teori dokumen yang diperlukan freight forwarding dalam aktivitas
ekspor adalah :
1. Shipping Instruction (SI)
Merupakan dokumen yang dibuat oleh eksportir mengenai pemesanan
ruang kapal berikut container yang dapat pula menjadi dasar pembuatan
bill of lading. Shipping Instruction antara lain memuat tentang : shipper,
consignee, notify party, final destination, volume, delivery term, L/C No,
date of stuffing, closing time, vessel.
2. Bill of lading (B/L)
Bill of lading merupakan dokumen pengapalan yang paling penting
karena mempunyai sifat jaminan. Fungsi bill of lading adalah sebagai
tanda terima (kuitansi) barang-barang, sebagai bukti kepemilikam barang,
serta sebagai bukti adanya perjanjian pengangkutan laut.
3. Packing list
Dokumen ini adalah dokumen ekspor yang memuat informasi mengenai
barang yang akan diekspor. Informasi tersebut berupa tulisan packing list
beserta nomor packing list, tanggal dibuatnya packing list, data lengkap
nama eksportir dan alamatnya, data lengkap nama importir dan
alamatnya, data lain jika disyaratkan dalam L/C, misalnya nomor
purchase order, nomor L/C, description of goods (deskripsi barang),
quantity (jumlah barang), gross weight dan nett weight (berat kotor dan
berat bersih), dan measurement (ukuran dimensi dalam volume meter
atau cubic meters / cbm)
4. Invoice
Invoice merupakan dokumen ekspor yang memuat data dan informasi
barang yang akan diekspor serta nilai barangnya dalam mata uang asing.
Invoice berisi tentang tulisan invoice beserta nomor invoice, tanggal
dibuatnya invoice, data lengkap nama eksportir dan alamatnya, data
lengkap nama importir dan alamatnya, data lain jika disyaratkan dalam
L/C, misalnya description of goods (deskripsi barang), quantity, unit price,
total amount.
5. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
Dokumen yang dibuat eksportir dan harus mendapat persetujuan petugas
bea cukai sebelum dilakuan pemuatan ke atas kapal. PEB menyebutkan
jenis barang ekspor (umum, terkena pajak ekspor, mendapat fasilitas
pembebasan dan pengembalian bea masuk, dan barang ekspor lainnya),
nama importir, NPWP, izin khusus, berat barang, negara tujuan, provinsi
asal barang, cara penyerahan barang, merk kemasan dan lain
sebagainya.
6. Certificate of Origin (COO) / Surat Keterangan Asal (SKA)
Merupakan COO dikeluarkan oleh Disperindag yang mewakili pemerintah
yang menyatakan bahwa barang yang diekspor benar-benar diproduksi di
Indonesia. Surat ini menjelaskan keterangan-keterangan barang, pada
transaksi dimana baranag-barang tersebut dikaitkan , keterangan asal
barang dan bahwa barang-barang tersebut benar hasil atau produksi dari
negara eksportir.
7. Dokumen Asuransi
Merupakan dokumen yang berpungsi melindungi pengiriman barang ke
luar negeri. Dalam transaksi ekspor impor, dokumen asuransi juga tidak
kalah penting karena membuktikan bahwa barang-barang yang disebut di
dalamnya telah diasuransikan. Apabila terdapat kerusakan atau
kehilangan dalam perjalanan, pihak asuransi akan mengganti kerugian
tersebut sesuai syarat yang telah diperjanjikan.
8. Dokumen Fumigasi
Dokumen yang menunjukkan bahwa barang yang diekspor yang ada di
dalam container aman, bebas dari hama dan jamur karena telah
difumigasi.
9. Equipment Interchange Receipt (EIR)
EIR adalah surat bukti telah mengambil container kosong di tempat
prnumpukan / depo.
10. Warkat Dana
Merupakan perincian perhitungan pembayaran jaminan jasa TPKS untuk
biaya penumpukan container.
11. Berita Acara Penyegelan (BAP)
BAP adalah surat bukti bahwa container telah diperikasa dan disegel oleh
petugas bea cukai.
C. Incoterms 2010
1. Pengertian .
Incoterms adalah kodefikasi dari peraturan internasional untuk
keseragaman interpretasi pasal-pasal kontrak dalam perdagangan
internasional. (Capt. R.P. Suyono, 2003:351)
Incoterms merupakan perjanjian antara seller dan buyer, dan
bukan persoalan dari nahkoda maupun pemilik kapal ( owner).
Peraturan, standart, dan variasi perjanjian tersebut dimuat dalam
incoterms ( international commercial terms), yang pertama kali dibuat oleh
Kamar Dagang Internasional ( International Chamber of Commerce
disingkat ICC) tahun 1936 dan terakhir Incoterms 2010 yang sebelumnya
incoterms 2000 sebelum dilakukan pembaharuan.
Biasanya terms (istilah) dan abbreviations (singkatan) dari
incoterms tersebut dimasukkan dalam sale contract. Istilah dan singkatan
ini menunjukkan obligasi atau kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak-
pihak yang mengadakan kontrak.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Incoterms
Tujuan incoterms adalah menyediakan seperangkat peraturan
internasional untuk memberikan penafsiran atas sejumlah istilah
perdagangan yang biasa dipakai dalam perdagangan luar negeri. Jadi
ketidakpastian dari aneka penafsiran istilah perdagangan di berbagai
negara dapat dihindari atau setidaknya dapat dikurangi secara berarti.
Ruang lingkup incoterms terbatas hanya pada pihak-pihak terkait
dalam kontrak jual-beli (sales contract) dari barang yang diperdagangkan.
Incoterms hanya menegaskan hubungan antara seller dan buyer
dalam hal angkutan barang, dan tidak menyangkut hubungan dengan
pelayaran ( carrier), baik secara langsung maupun tidak langsung.
Incoterms berkaitan dengan sejumlah kewajiban, seperti
kewajiban penjual untuk menempatkan barang-barangnya dalam
kewenangan pembeli atau menyerahkan ketempat tujuan. Juga
berhubungan dengan pembagian risiko antara pihak-pihak terkait dalam
kasus ini.
3. Struktur incoterms 2010
Dalam incoterms 2010 untuk memudahkan pengertian, syarat –
syarat dikelompokan dalam 4 katergori, ,ulai dari syarat E (EXW), F (FCA,
FAS, dan FOB), C (CFR,CIF, CTP, dan CIP), sampai D (DAT, DAP, dan
DDP). Dalam incoterms 2010 skemanya adalah sebagai berikut:
Group E pemberangkatan :
EXW Ex Works (disebut nama tempat)
Group F Angkutan uatama belum dibayar :
FCA Free Carrier (disebut nama tempat)
FAS Free alongside Ship (disebut pelabuhan)
FOB Free On Board (disebut pelabuhan pengapalan)
Group C Angkutan Utama Dibayar
CFR Cost and Freight (disebut pelabuhan tujuan)
CIF Cost, Insurance and Freight (disebut pelabuhan
tujuan)
CPT Carriage Paid to (disebut tempat tujuan)
CIP Carrier and Insurance Paid to (disebut tempat tujuan)
Group D Sampai Tujuan
DAT Dilevered at terminal (disebut pelabuhan tujuan)
DAP Delivered At place (disebut tempat)
DDP Delivered Duty Paid (disebut tempat tujuan)
4. Syarat Perdagangan
Tujuan pokok memilih syarat perdagangan dalam perdagangan
internasional adalah untuk menentukan titik atau tempat dimana penjual
harus memenuhi kewajiban melakukan penyerahan barang secara fisik
atau yuridis kepada pembeli.
Titik atau tempat penyerahan juga merupakan titik batas dimana
risiko atas barang dari penjual berakhir. Mulai titk ini maka pembeli mulai
memikul risiko atas barangnya.
Gambaran secara lengkap mengenai masing-masing syarat
perdagangan adalah sebagai berikut:
EXW : Ex Works (disebut nama tempat)
“Ex Works” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang,
bila dia menempatkan barang-barang itu untuk pembeli di tempat
kediaman penjual atau tempat lain yang ditentukan (yakni tempat kerja,
pabrik, gudang dan lain-lain), belum diurus formalitas ekspornya dan juga
tidak dimuat ke atas kendaraan pengangkut manapun.
Syarat ini merupakan kewajiban yang paling ringan bagi penjual,
dan pembeli wajib memikul semua biaya dan risiko yang terkait dengan
kewajiban untuk mengambil barang-barang tersebut dari tempat penjual.
FCA : Free Carrier (disebut nama tempat)
“Free Carrier” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan
barang-barang, yang sudah mendapat ijin ekspor, kepada pengangkut
yang ditunjuk pembeli di tempat yang disebut. Harus dicatat bahwa
pemilihan tempat penyerahan mempunyai dampak pada kewajiban muat
bongkar barang-barang di tempat tersebut. Jika penyerahan terjadi di
tempat penjual, maka penjual bertanggung jawab untuk memuat. Jika
penyerahan terjadi ditempat lain, penjual tidak bertanggung jawab untuk
membongkar.
Syarat ini dapat dipergunakan tanpa memandang jenis alat
angkut, termasuk alat angkut aneka wahana.
Pengangkut berarti setiap orang dalam kontrak angkutan, yang
berjanggung jawab untuk mengangkut atau menjamin untuk mengangkut
dengan kereta api, jalan raya, udara, laut, sungai atau dengan kombinasi
dari alat angkut tersebut.
Jika pembeli menunjuk orang selain dari pengangkut untuk
menerima barang-barang tersebut, maka penjual dianggap telah
memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan barang bila barang tersebut
telah diserahkannya kepada orang tersebut.
FAS : Free Alongside Ship (disebut nama pelabuhan pengapalan)
“Free Alongside Ship” berarti bahwa penjual melakukan
penyerahan barang-barang, bila barang-barang tersebut ditempatkan di
samping kapal di pelabuhan pengapalan yang disebut. Hal ini berarti
bahwa pembeli wajib memikul semua biaya dan semua risiko kehilangan