PROSES PEMBUATAN BATIK
PROSES PEMBUATAN BATIK KUNO :
1. Pembuatan desain
2. Persiapan alat dan bahan
3. Pembuatan pola
4. Pencantingan/Pemalaman
5. Pewarnaan
6. Pelorodan
7. Finishing
1. PEMBUATAN DESAIN BATIK KUNO
Pembuatan desain dilakukan
secara manual tanpa adanya
bantuan dari mesin,karena
masih menggunakan proses
batik kuno.
2.PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Alat – alat yang diperlukan dalam proses
pembuatan batik kuno :
1. Canting
2. Kompor
3. Wajan
4. Gawangan/Bingkai kayu
5. Ember, ijuk, potongan
6. Logam
7. Saringan
8. Dingklik, Celemek
9. Meja pola
Bahan – bahan yang dipergunakan
pada proses pembuatan batik,yaitu :
1. Kain / Mori
2. Lilin / Malam
3. Zat pewarna
3. PEMBUATAN POLA
Pembuatan pola di awal
pengerjaan membantu proses
pengerjaan kedepannya,
sehingga tidak terjadi kesalahan
yang fatal saat mengerjakan
proses selanjutnya.
4. PENCANTINGAN/PEMALAMAN
Pemalaman adalah proses
penggambaran corak
diatas ermukaan kain
menggunakan malam cair
sebagai bahannya dan
canting tulis atau cap
sebagai alatnya. Proses
pemalaman ini didahului
dengan pemolaan.
5. PEWARNAAN
1. Larutan zat warna harus dipanaskan dahulu. Dan yang harus
dipastikan adalah kepekatan dari larutan.
2. Kain yang sudah siap untuk dicelup dimasukkan satu persatu
dalam larutan yang telah didinginkan.
3. Pencelupan dilakukan berulang –ulang, dan kain harus dalam
keadaan kering, agar larutan lebih banyak menempel dan merata.
4. Pencelupan rata-rata dilakukan 15-23 kali. Sehabis kain dicelup
malamnya harus disimpan bertumpuk, supaya tetap dalam keadaan
basah.
5. Esok harinya baru diangin-angin di tempat yang teduh sampai
kering, baru di celup-celup.
6. Setelah proses pencelupan cukup, dilakukan fiksasi (disareni)
agar warna menjadi kuat.
6. PELORODAN
Menghilangkan malam/lilin :
Didihkan air + abu soda
Masukkan kain dan diaduk
Angkat + celupkan air dingin dan keringkan.
7. FINISHING
Salah satu proses dalam
pembuatan batik adalah
"nglorot". Tahap "nglorot"
dilakukan dua kali dengan
cara merebus kain dan
kemudian membilasnya
dengan air dingin dengan
tujuan menghilangkan malam
(lilin batik) pada kain.
PROSES PEMBUATAN BATIK MODERN
1. Persiapan ___
Kain katun yang akan dibatik terlebih dahulu dicuci agar
terbebas dari bahan-bahan yang masih dikandung oleh kain
ketika proses penenunan/pembuatan kain, ini dimaksudkan agar
pada proses pewarnaan nantinya tidak akan berpengaruh oleh
bahan-bahan tersebut. Selanjutnya kain yang dipersiapkan
dikeringkan.
2. Desain ____
Desain dilakukan langsung di atas kain dengan
menggunakan pensil atau apapun yang jika nantinya dicuci
pada akhir pemrosesan batik maka coretan tersebut bisa hilang,
atau desain dapat pula menggunakan pola-pola yang sudah
dipersiapkan terlebih dahulu.
Setelah desain siap maka dilakukan pembatikan awal dengan
menggunakan canting ataupun kuas pada coretan desain tersebut.
3. Pewarnaan
Proses pewarnaan berbeda-beda tergantung dari bahan pewarna
dan teknik mewarna yang ingin digunakan. Pada dasarnya pada
pewarnaan tahap pertama warna yang digunakan adalah warna yang
lebih muda dahulu.
ini disebabkan pada proses batik pewarnaan nantinya akan
dilakukan secara berulang-ulang tergantung dari banyaknya
warna yang diinginkan.
Bahan-bahan pewarna tersebut antara lain Naphtol,
Indigosol, Basis, Procion, dsb. Pada proses ini juga masih
dilakukan pembatikan pada warna-warna yang ingin dicapai pada
akhir proses.
Setelah proses pewarnaan selesai maka dilakukan
proses penghilangan malam batik/dilorod dengan cara
memasukkan kain tersebut ke dalam air panas, setelah
seluruh malam batik hilang dari kain selanjutnya kain
dicuci hingga bersih.
Di bawah ini diberikan beberapa contoh dari
teknik batik dan pewarnaan batik modern : Contoh teknik pengerjaan pewarnaan batik dengan
teknik batik pikaso:
1. Kain dibatik dengan malam dan diselesaikan menurut
proses pembatikan.
2. Kain dibentang horisontal.
3. Dioles rata dengan larutan Natrium-silikat.
4. Dilukis dengan larutan zat warna reaktip (Remazol,
Drimarene) dengan menggunakan kuas.
5. Dibiarkan satu malam agar terjadi ikatan antara zat warna
dan kain.
6. Dilorod dan dicuci.
Contoh batik dengan bahan dasar lurik Jogja dengan
motif gaya Toraja:
1. Bagian putih dibatik dengan motif gaya
Toraja.
2. Bagian jalur kembangan lurik (warna hitam)
yg tidak dibatik ditutup dengan malam.
3. Dicelup warna oranye, dengan resep perliter
larutan:
3 gram ZAT PEWARNA Naphtol AS - OL
1 gram ZAT PEWARNA Naphtol AS
9 gram garam oranye GC
1 gram garam GC
4. Dilorod.