Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Metabolisme merupakan proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme biasanya
terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim. Metabolisme mencakup sintesis
dan penguraian makanan di dalam tubuh secara kompleks. Untuk melakukan
metabolisme, pada mikroorganisme membutuhkan sumber energi berupa karbohidrat,
protein, lemak, mineral dan zat-zat gizi yang terdapat dalam bahan pangan. Dalam
proses fermentasi tampaknya mikroorganisme pertama kali akan menyerang
karbohidrat, kemudian protein dan selanjutnya lemak. Bahkan terjadi tingkatan
penyerangan terhadap karbohidrat yaitu terhadap gula, kemudian alkohol. Baru setelah
itu terhadap asam.
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel.
Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik
kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang
dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolisme total merupakan semua proses biokimia di
dalam organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa
metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Produk metabolisme disebut metabolit. Cabang biologi yang mempelajari komposisi metabolit
secara keseluruhan pada suatu tahap perkembangan atau pada suatu bagian tubuh dinamakan
metabolomika.
Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu yang tidak
menggunakan oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen atau aerob.
Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam
laktat. Proses ini disebut glikolisis. Tiap reaksi dalam proses glikolisis ini menggunakan
enzim tertentu, misalnya seperti enzim heksokinase, fosfoheksoisomerase,
fosfofruktokinase, enolase, laktat dehidrogenase, piruvat kinase, fosfogliseril kinase,
dan lain-lain. Enzim yang mengkatalis reaksi dalam tahapan glikolisis dijumpai
Page 2
sitoplasma sel. Disinilah glikolisis berlangsung. Glikolisis dimulai dengan fosforilasi
glukosa menjadi glukosa 6 – fosfat
Glikolisis merupakan rangkaian reaksi yang mengkonversi glukosa menjadi
piruvat. Pada organisme aerob, glikolisis adalah pendahuluan daur asam sitrat dan
rantai transport electron, saat sebagian besar energi bebas glukosa dihasilkan. Sepuluh
reaksi glikolisis terjadi didalam sitosol. Pada tahap pertama, glukosa dikonversi menjadi
fruktosa 1,6-bifosfat melalui reaksi fosforilasi, isomerasi, dan fosforilasi kedua. Dua
molekul ATP dipakai per molekul glukosa pada reaksi-reaksi ini. Pada tahap kedua,
fruktosa 1,6 difosfat dipecah oleh aldolase membentuk dihrosiaseton fosfat dan
gliserildehida 3-fosfat, yang dengan mudah mengalami interkonvensi. Gliseraldehida 3-
fosfat kemudian mengalami oksidasi dan fofforilasi membentuk 1-3-bisfosfogliserat,
suatu asetil fosfat dengan potensi transfer fosforil yang tinggi. 3-fosfogliserat kemudian
terbentuk dan ATPdihasilkan. Pada tahap akhir glikolisis, fosfoenolpiruvat, zat antara
kedua dengan potensi transfer yang tinggi, dibentuk melalui pergeseran fosforil dan
dehidrasi. ATP lainnya dihasilkan sewaktu fosfienolpiruvat dikonnversi menjadi piruvat.
Tedapat keuntungan bersih dua molekul ATP pada pembentukan dua molekul piruvat
dari satu molekul glukosa.
Akseptor elektron pada oksidasi gliseraldehida 3-fosfat adalh NAD+, yang harus
dihasilkan kembali agar glikosis dapat dihasilkan kembali agar glikolisis dapat
berlangsung terus. Pada organism aerob, NADH yang terbentuk pada glikolisis
mentransfer elektronnya ke O2 melalui rantai transport elektron, dan dengan demikian
menghasilkan kembali NAD+. Pada keadaan aerob, NAD+ dihasilkan kembali melalui
reduksi piruvat menjadi laktat. Pada sejumlah mikroorganisme, NAD+ biasanya
dihasilkan kembali oleh sintesis laktat atau etanol dari piruvat. Dua proses ini
merupakan contoh fermentasi.
Jalur glikolisis mempunyai peran ganda: degradasi glukosa untuk menghasilkan
ATP, dan memberikan unit-unit penyusun untuk sintesis komponen-komponen sel.
Kecepatan konversi glukosa piruvat diatur sesuai dengan dua keperluan utama sel ini.
Pada reaksi fisiologis, reaksi-reaksi glikolisis dengan mudah reversible kecuali reaksi-
Page 3
reaksi yang dikalisis oleh heksokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase.
Fosfofruktokinase, elemen pengontrol terpenting pada glikolisis, dihambat oleh kadar
tinggi ATP dan sitrat, dan diaktifkan oleh AMP dan fruktosa 2,6 bifosfat. Pada hati,
bifosfat menandakan bahwa glukosa berlimpah. Karenanya, fosfofruktokinase aktif bila
diperlukan energy atau unit-unit penyusun. Hksokinase dihambat oleh glukosa 6-fosfat,
yang berakumulasi bila fosfofruktokinase aktif. Piruvat kinase situs pengontrol lainnya,
secara alosterik dihambat oleh ATP dan alanin, dan diaktif oleh fruktosa 1,6 bifosfat.
Akibatnya, piruvat kinase aktif maksimal bila muatan energy rendah dan zat-zat ntara
glikolisis menumpuk. Piruvat kinase, seperti enzim bifungsi yang mengontrol kadar
fruktosa 2,6 bisfosfat, diatur melalui fosforilasi. Kadar glukosa yang rendah dalam darah
mendorong fosforilasi pirivat kinase hati, sehingga aktivitasnya menurun dengan
demikian menurunkan pemakaian glukosa dalam hati.
Metabolism amatlah penting seperti telah sedikit diuraikan, maka percobaan
Metabolisme khususnyu peragian dilihat proses glikolisinya, dimana glukosa yang
merupakan senyawa dari karbohidrat perlulah dilakukan.
II.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan Metabolisme I tentang Peragian ( Glikolisis Anaerob ) yaitu
a. Untuk mengetahui reaksi karbohidrat oleh sel ragi
b. Untuk mengetahui hasil reaksi berupa CO2 dan ethanol dalam keadaan anaerob
II.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan ini yaitu :
1. Bagaimana reaksi karbohidrat oleh sel ragi ?
2. Apa saja hasil reaksi karbohidrat oleh sel ragi dalam keadaan anaerob ?
I.4 Lingkup Kajian
Lingkup kajian dari makalah ini yaitu :
a. Pengertian metabolisme
Page 4
b. Karbohidrat dan kandungan di dalamnya
c. Metabolisme karbohiidrat
d. Ragi
I.5 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dan teknik pengumpulan data laporan ini yaitu dengan
1. Hasil percobaan Metabolisme I Peragian ( Glikolisis Anaerob ) di laboratorium
2. Studi pustaka
a. Literatur buku
b. Literatur internet
I.6 Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan laporan ini dimulai dengan
BAB I PENDAHULUAN yang tediri dari sub bab Latar Belakang, Tujuan,
Rumusan Masalah, Lingkup Kajian, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA terdiri dari sub bab Metabolisme,
Karbohidrat, Metabolisme Karbohidrat, Ragi
BAB III Materi dan Metode
BAB IV HASIL PENGAMATAN
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN
Daftar Pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Metabolisme
Page 5
Metabolisme adalah suatu proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk
hidup, mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, jamur,
tumbuhan, hewan sampai manusia. Di dalam proses ini makhluk hidup mendapat,
mengubah, dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk kelangsungan hidupnya.
Kelangsungan reaksi kimia di dalam metabolisme dari permulaan sampai ke suatu hasil
akhir disebut jalur metabolisme. (pathway). Senyawa yang terbentuk selama jalur
metabolisme berlangsung disebut senyawa antara (intermediate).
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen di dalam sel hidup. Melalui jalur anabolisme
terbentuk senyawa. Diperlukan sejumlah energi supaya proses anabolisme terjadi.
Reaksi kimia yang terjadi meliputi sintesis dari ikatan .C-C- (sintesa asam lemak),
ikatan .CO-N- (sintesa protein), ikatan C-N- (sintesis urea), dan ikatan .C-O- (sintesa
trigliserida) memerlukan energi. Unsur kimia dan senyawa digunakan untuk membentuk
senyawa baru yang lebih besar.
Sebaliknya melaui jalur katabolisme akan terjadi penguraian senyawa menjadi
komponen yang lebih kecil. Misalnya, katabolisme glukosa akan terurai menjadi karbon
dioksida (CO2) dan air (H2O). Di dalam proses katabolisme sejumlah energi dilepaskan;
sebagian dipakai oleh sel dan sisanya hilang sebagai panas. Produksi energi untuk
keperluan sel terjadi dalam tiga tahap;
(1) molekul-molekul besar komponen makanan seperti protein, pati, lemak
dipecah selama proses pencernaan dan penyerapan menjadi molekul-molekul
yang lebih kecil seperti asam amino, monosakarida dan asam lemak
(2) sebagian besar molekul-molekul yang lebih sederhana ini selanjutnya
diuraikan menjadi senyawa antara (intermediate) yang terdiri dari dua atom
karbon yakni asam asetat (CH3COOH), dan
(3) asam asetat dipecah menjadi air dan karbon dioksida.
Elektron dan ion hidrogen yang dilepaskan selama proses metabolisme ini
disumbangkan ke atom oksigen membentuk air. Sebahagian energi yang dihasilkan di
Page 6
dalam proses katabolisme ini memicu sintesa adenosin triphosphat (ATP). ATP adalah
energi di dalam suatu bentuk yang digunakan sel.( Simanjuntak dan Silalahi, 2003 )
II.2 Karbohidrat
Karbohidrat yang juga disebut gula, merupakan produk primer fotosintesis dan juga
merupakan sumber energy utama untuk system kehidupan. Karbohidrat didefinisikan
sebagai polihidroksialaldehid atau polihidroksiketon dan derivatnya. Suatu karbohidrat
merupakan suatu aldehid (-CHO ) jika oksigen karbonil berkaitan dengan suatu atom
karbon terminal, dan suatu keton (=C=0 ) jika oksigen karbonil berkaitan dengan deoksi
dan amino. Dalam alam, karbohidrat terdapat sebagai monosakarida ( gula individual
dan sederhana ), oligosakarida, dan polisakarida. Oligosakarida umumnya didefinisikan
sebagai suatu molekul yang mengandung dua hingga sepuluh unit monosakarida,
beberapa di antaranya mempunyai berat molekul beberapa juta. .( Armstrong, 1995 ).
Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau polihidroksi keton,
atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya. Unsur utama penyusun karbohirat
adalah karbon, hydrogen dan oksigen.
Karbohidrat merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme
fotosintetik lain yang menggunakan energy matahari untuk melakukan pembentukan
karbohidrat, karbohidrat yang terdapat dalam bentuk pati dan gula berfungsi sebagai
bagian utama energy yang dikonsumsi oleh kebanyakan organisme dimuka bumi ini.
Sebagai pati dan glikogen, karbohidrat berfungsi sebagai penyedia sementara glukosa.
Karbohidrat dapat berfungsi juga sebagai penyangga di dalam dinding sel bakteri dan
tanaman serta pada jaringan pengikat dan dinding sel organisme hewan. Karbohidrat
jenis lain dapat berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai perekat diantara
sel, dan senyawa pemberi spesifitas biologi pada permukaan sel hewan.
Sifat kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi yang dimilikinya,
seperti gugus –OH, gugus aldehida dan gugus keton. Beberapa jenis karbohidrat
mempunyai sifat dapat mereduksi bebas dalam molekul karbohidrat.sifat ini dapat
Page 7
digunakan untuk identifikasi karbohidrat dan tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam
misalnyaa ion Cu++ dan ion Ag+.
Metabolisme karbohidrat seperti halnya metabolisme lainnya terdiri dari reaksi
katabolisme dan anabolisme. Tujuan katabolisme karbohidrat adalah untuk
mendapatkan energy yang tersimpan dalam senyawanya. Energy yang dihadilkan
biasanya tersimpan lagi dalam senyawa energy tinggi sebelum digunakan. Sementara
anabolisme karbohidrat bertujuan untuk memasok karbohidrat pada makhluk hidup
sebagai salah satu nutrient utama yang dibuat dari senyawa-senyawa yang amat
sederhana seperti CO2 atau senyawa lainnya. ( Abdul Hamid, 2001 )
Monosakarida
Monosakarida diidentifikasi melalui jumlah atom karbon yang dikandungnya dan melalui
gugusan karbonil fungsionalnya, yaitu aldose jika merupakan suatu aldehid dan ketose
jika suatu keton. Karbohidrat terkecil lazim dianggap merupakan suatu gula tiga karbon,
gliseraldehid ( suatu aldotriase ) dan dehidroksiaseton ( ketotriose ). Glukosa ( juga
disebut dekstrosa ) merupakan senyawa organik paling relevan di alam dan merupakan
suatu aldoheksosa yang mengandung empat karbon asimetrik.( Armstrong, 1995 ).
Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling sederhana yang
tidak dapat dihirolisis lagi. Beberapa molekul monosakarida mengandung unsur
nitrogen dan sulfur. Monosakarida mempunyai rumus kimia (CH20)n dimana n=3 atau
turunan aldehida, maka monosakarida ini disebut aldosa. Dan bila gugusnya
merupakan turunan keton maka monosakaridaa tersebut dinamakan ketosa.
Monosakarida aldosa yang paling sederhana adalah gliseraldehida. Sedangkan
monosakarida ketosa yang paling sederhana adalah dihidroksiaseton.
Kedua monosakarida sederhana tersebut masing-masing mempunyai 3 atom
karbon (triosa). Monosakarida lain mempunyai 4 atom karbon (tetrosa), 5 atom karbon
(pentose), 6 atom karbon (heksosa). Heksos, zat manis dan berbentuk kristalin, adalah
salah satu monosakarida terpenting. Beberapa contoh heksosa sehari-hari adalah :
gula tebu, gandum, gula susu, pati, dan selulosa. Pentose yang umum adalah ribose
yaitu salah satu unit penyusun nukleotida asam nukleat. Kelompok aldoheksosa penting
misalnya glukosa (dekstrosa, gula anggur, gula darah ). Fungsi utama glukosa adalah
Page 8
sumber energi dalam sel hidup. Di alam glukosa banyak terdapat dalam buah-buahaan
dan madu lebah. Monosakarida ini mengandung lima gugus hidroksil dan sebuah gugus
aldehida yang dilekatkan pada enam rantai karbon.
Senyawa kelompok ketoheksosa misalnya fruktosa (levulosa, gula buah).
Fruktosa mengandung 5 gugus hidroksi dan gugus karbonil keton pada C-2 dari rantaai
enam- karbon. Molekul ini kebanyakan juga berada dalam benuk siklik. ( Abdul Hamid,
2001 )
Struktur Monosakarida Glukosa dan Fruktosa
Oligosakarida
Karbohidrat yang terbentuk dari dua sampai sepuluh monosakarida digolongkan
dalam kelompok oligosakarida. Yang termasuk kelompok oligosakarida adallah
disakarida, trisakarida, dan seterusnya sesuai dengan jumlah satuan monosakaridanya.
Oligosakarida yang paling banyak terdapat dialam ialah disakarida. Molekul ini terdiri
atas dua satuan monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Disakarida
yang dikenal diantaranya adalah laktosa, sukrosa (gula tebu), maltose (gula susu), dan
selobiosa. Keempat disakarida ini mempunyai rumus molekul sama (C12H22O11) tetapi
struktur molekulnya berbeda. Laktosa terbentuk dari ikatan glikosida antara karbon
nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. ( Abdul Hamid, 2001 )
Oligosakarida yang paling berlimpah yaitu disakarida laktosa dan sukrosa.
Sukrosa( gula meja ) terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, dimana mereka disintesis dari
D-glukosa, dan D-fruktosa. Laktosa, karbohidrat susu ari mamalia terdiri dari D-
galaktosa dan D-glukosa. ( Armstrong, 1995 )
Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat bentuk polimer dari satuan monosakarida
yang sangat panjang. Polisakarida berfungsi sebagai : bahan bangunan, bahan
makanan, dan sebagai zat spesifik. Contoh polisakarida bahan bangunan adalah
selulosa yang memberikan kekuatan pada kayu dan dahan bagi tumbuhan, dan kitin,
komponen struktrur kerangka luar serangga. Polisakarida nutrisi yang lazim adalah pati
(starch pada padi dan kentang) dan glikogen pada hewan. Contoh polisakarida zat
Page 9
spesifik adalah heparin yang berfungsi mencegah koagulasi darah. ( Abdul Hamid,
2001 )
Polisakarida yang telah dikenal baik adalah polimer dari D-glukosa, yang
bertindak sebagai bentuk cadangan energy ( zat tepung tumbuh-tumbuhan ) atau
sebagai bahan structural ( selulosa dinding sel dari tumbuh-tumbuhan ). Karena
polisakarida hanya mengandung datum jenis gula maka disebut homoglikan. Zat tepung
merupakan suatu campuran dari polimer linear (amilosa) dan bercabang-cabang
(amilopektin).
(Armstrong, 1995)
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-
kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-
tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak
mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit serta kacang-
kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada sayur daun-daunan.
Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali
mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan
pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu.
Adapun Fungsi Karbohidrat yaitu
1. Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat
merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena
banyakdi dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat
menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam
sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian
disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah
menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam
jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan
akan menjadi gemuk.
2. Pemberi Rasa Manis pada Makanan
Page 10
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan
disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalag gula
yang paling manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat
kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2.
3. Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama
akan digunakan sebagai zat pembangun.
4. Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam
beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan
ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini
menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh.
5. Membantu Pengeluaran Feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik usus
dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur
peristaltik usus.
Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit
divertikulosis, kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung koroner yang
berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi. Laktosa dalam susu membantu
absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran cerna, sehingga
menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan. (
http://trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/04/biokimia-karbohidrat.doc )
II.2.1 Glukosa
Dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah
sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan
fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi.
Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada
Page 11
hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk
karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energy.
(http://trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/04/biokimia-karbohidrat.doc -)
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan
sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama
fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama
pada industri pangan.
Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang
mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO).
Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk
paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus
samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam
di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan
dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita
dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu
banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga
akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme
tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang
tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini
(glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi
ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif.
Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf
periferal (‘’peripheral neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.
Dalam respirasi, melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi
hingga akhirnya membentuk karbon dioksida dan air, menghasilkan energi, terutama dalam
bentuk ATP. Sebelum digunakan, glukosa dipecah dari polisakarida.
Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa, dan glikogen
merupakan polimer glukosa umum polisakarida. Glukosa dapat disintesis dari :
1. sebagai hasil fotosintesis pada tumbuhan dan beberapa prokariota.
2. terbentuk dalam hati dan otot rangka dari pemecahan simpanan glikogen
(polimer glukosa).
Page 12
3. disintesis dalam hati dan ginjal dari zat antara melalui proses yang disebut
glukoneogenesis.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan 4 kalori (17 kilojoule) energi pangan per gram. Pemecahan karbohidrat
(misalnya pati) menghasilkan mono- dan disakarida, terutama glukosa. Melalui
glikolisis, glukosa segera terlibat dalam produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain,
glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena
pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung
pada glukosa.
Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian
glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju
hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel lemak, yang
menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan
dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak
simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernak secara langsung
dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan
karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.(
http://id.wikipedia.org )
II.2.2 Laktosa
Disebut juga gula susu, hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa
dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap
laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran
pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang tumbuh, yang
menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap
laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua. Laktosa adalah gula yang rasanya paling
tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada disakarida lain.
(http://trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/04/biokimia-karbohidrat.doc -)
II.2.3 Galaktosa
Galaktosa dibentuk dari hidrolisis disakarida laktosa, yaitu suatu gula susu dalam
usus. Galaktosa mudah diubah menjadi glukosa dalam hati. Kemampuan hati untuk
Page 13
menyelesaikan perubahan dimana galaktosa diubah menjadi glukosa dapat dipakai
sebgai test fungsi hati.
Pada reaksi pertama, galaktosa mengalami fosforilase dengan bantuan
galaktokinase, memakai ATP sebagai donor fosfat. Hasilnya yaitu galaktosa-1 – fosfat,
bereaksi dengan uridin difosfat glukosa ( UDPG ) membentuk uridin difosfat galaktosa
dan glukosa 1-fosfat. Pada rekasi 2 dikatalisis oleh enzim galaktose 1-fosfat uridil
transferase, galaktosa dipindahkan pada posisi UDPG, menggantikan glukosa.
Perubahan galaktosa menjadi glukosa terjadi pada rekasi 3 dalam reaksi nukleotida
yang mengandung galaktosa dikatalisis oleh epimerase.hasilnya adalah uridin difosfat
glukosa. Empimerisasi mungkin diikuti oksidasi dan reduksi pada karbon 4 dengan NAD
sebagai koenzim. Akhirnya ( Reaksi 4 ), glukosa dilepaskan dari UDPG sebagai
glukosa 1-fosfat, mungkin setelah bergabung ke dalam glikogen diikuti oleh fosforilisis.
Reaksi 3 sangat reversible, dengan cara ini glukosa dapat diubah menjadi galaktosa,
sehingga bentuk “ preformed “ galaktosa tidak penting dalam makanan. Galaktosa
diperlukan tubuh tidak hanya dalam pembentukan susu tetapi juga sebagai unsure
glikolipid (serebrosida), kondromukoid, dan mukoprotein.
Galaktokinase adalah enzim yang dapat menyesuaikan diri, aktivitasnya meningkat
pada pemberian galaktosa. Binatang muda menunjukan aktivitas yang lebih tinggi
daripada dewasa. Pada sintesa laktosa pada kelenjar susu, glukosa diubah menjadi
UDP-galaktosa oleh enzim tersebut. UDP-galaktosa berkondensasi dengan glukosa
membentuk laktosa, dikatalis oleh laktosa sintesa.
Ketidakmampuan mengolah galaktosa makanan terjadi pada galaktosemia, yaitu suatu
penyakit metabolism herediter dimana galaktosa tertimbun dalam darah dan dibuang
melalui urin bila gula atau laktosa ini dimakan. Akan tetapi, juga terdapat penimbunan
galaktosa 1-fosfat dalam sel darah merah penderita galaktosemia, yang menunjukan
bahwa di sini tidak terdapat kekurangan galaktokinase ( reaksi 1 ). ( penerjemah Martin
Mulyawan, 1979)
II.3 Metabolisme Karbohidrat
Page 14
Fungsi utama karbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan bakar untuk
oksidasi dan menyediakan energy untuk proses-proses metabolisme lainnya.
Karbohidrat dipakai oleh sel – sel terutama dalam bentuk glukosa. Monosakarida utama
yang dihasilkan dari proses pencernaan yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Metabolisme karbohidrat pada mamalia dapat dibagi sebagai berikut
1. Glikolisis ( oksidasi glukosa atau glikogen menjadi piruvat dan laktat )
2. Glikogenesis ( sintesis glikogen dari glukosa )
3. Glikogenesis ( pemecahan glikogen )
4. Oksidasi piruvat menjadi asetil Ko-A ( merupakan tingkat yang penting sebelum
pemasukan hasil glikolisis ke dalama siklus asam sitrat, yang merupakan jalan akhir
bersama untuk oksidasi karbohidrat, lemak dan protein )
5. Heksosa monofosfat shunt (siklus pentose fosfat )
6. Glukogenesos ( pembentukan glukosa atau glikolisis dari sumber-sumber
monokarbohidrat ). ( diterjemahkan oleh Martin Muliawan, 1979 )
Untuk penjelasan lebih lanjut, hanya dijelaskan tentang glikolisis.
Glikolisis
Didalam sel, katabolisme glukosa, fruktosa dan galaktosa pertama kali dilakukan
oleh enzim-enzim glikolisis yang larut dalam sitiplasma. Glikolisis (gluko= glukosa: lisis
= penguraian) adalah proses penguraian karbohidrat (glukosa ) menjadi piruvat. Reaksi
penguraian ini terjadi dalam keadaan ada atau tanpa oksigen. Bila ada oksigen, asam
piruvat akan dioksidasi lebih lanjut menjadi CO2 dan air, misalnya pada hewan,
tanaman dan banyak sel mikroba yang berada pada kondisi aerobic. Bila tanpa
oksigen, asam piruvat akan dirubah menjadi etano l(fermentasi alcohol) pada ragi atau
menjadi asam laktat pada otot manusia yang berkontraksi. Tiap proses glikolisis
menggunakan enzin tertentu. ( Anna Poedjiadi, 1994 )
Page 15
Glikolisis secara harfiah berarti pemecahan glukosa. Jalur glikolisis ditemukan di
dalam sitosol dari sel, mempunyai dua peran; pemecahan monosakarida untuk
menghasilkan energi dan menyediakan satuan pembentuk untuk sintesa senyawa yang
diperlukan sel seperti gliserol untuk sintesa trigliserida atau lemak. Sebelum glikolisis
dapat berlangsung, sebuah sel harus memperoleh glukosa. Hanya beberapa jenis sel
seperti sel-sel hati dan buah pinggang (kidney) yang dapat menghasilkan glukosa dari
asam amino, dan hanya hati dan sel-sel jaringan menyimpan glukosa dalam jumlah
besar. Glukosa ini disimpan sebagai glikogen. Hati dan jaringan memecahkan glikogen
menjadi glukosa (atau bentuk monosakarida lain). Sel-sel badan lainnya harus
memperoleh glukosa dari sirkulasi darah, sehingga badan perlu mempertahankan suatu
konsentrasi yang relatif tetap dari glukosa darah supaya dapat hidup. Hasil glikolisis
adalah dua unit senyawa yang mengandung tiga atom karbon yaitu asam piruvat.
Sebagian sel-sel mengubah asam piruvat menjadi asam laktat.
Glikolisis dimulai dengan penambahan satu gugus fospat ke glukosa, sehingga
menjadi lebih reaktif. Satu gugus fospat yang lainnya di tambahkan ke senyawa
glukosa-fospat yang baru terbentuk yang kemudian dipecah menjadi senyawa karbon
yang mengandung tiga atom karbon. Senyawaan ini diubah melalui serangkaian
tahapan menjadi dua molekul piruvat. Maka dalam glikolisis sebuah sel memulai
dengan satu molekul glukosa dan menghasilkan dua molekul yang mengandung tiga
atom karbon yakni piruvat. Di dalam proses ini empat hidrogen(mengandung total
empat elektron) dikeluarkan dan empat ATP terbentuk. Elektron dan hidrogen ditangkap
oleh pembawa (carrier) dalam hal ini NAD. Setiap NAD (bentuk teroksidasi) menerima
dua elektorn dan satu ion hidrogen, menghasilkan NADH + H+ (bentuk tereduksi). Maka
salah satu hasil akhir dari glikolisis adalah juga sintesa dari dua NADH + H+, dengan
pelepasan dua ion hidrogen.
Di dalam glikolisis, reaksi pertama melibatkan satu ATP menyumbangkan satu
gugus fospat ke glukosa. Pada tahap ketiga, satu lagi ATP digunakan menambah satu
gugus fospat kedua. Maka untuk memulai jalur ini, satu sel memakai dua ATP. Pada
saat molekul yang mengandung tiga atom karbon diubah menjadi piruvat, masing-
masing menghasilkan dua ATP, sehingga total ada 4 ATP. Energi bersih yang
Page 16
dihasilkan sejauh ini dari glikolisis adalah dua ATP, karena dua ATP digunakan didalam
proses dan empat ATP di hasilkan. Masih ada ATP yang akan terbentuk; ini hanya
menyatakan sebanyak 5% dari total produksi ATP yang mungkin dari satu molekul
glukosa. Energi kimia yang disimpan di dalam ikatan NADH akhirnya dapat ditransfer ke
ATP. Pada umumnya setiap NADH + H+ menyumbangkan energy yang cukup untuk
menghasilkan 2,5 ATP. Maka NADH + H+ adalah satu bentuk dari energi potensial
untuk sel. Pada akhirnya sel memakai energi di dalam NADH+ H+ membentuk ATP. .
( Simanjuntak dan Silalahi, 2003 )
Glikolisis melibatkan banyak enzim, uraian lebih lengkapnya di bawah ini.
Heksokinase
Tahap pertama pada proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi
glukosa 6-fosfat dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi.
Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg++
sebagai kofaktor. Enzim ini ditemukan Meyerhof pada tahum 1927 dan telah dapat
dikristalkan dari ragi, mempunyai berat molekul 111.000. heksesokinase yang berasal
dari ragi dapt merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari ATP tidak
hanya kepada glukosa tetapi juga kepada fruktosa, manosa, glukosamina. Dalam otak,
otot, dan hati terdapat enzim heksesokinase yang multi substrat ini. Disamping itu ada
pula enzim-enzim yang khas tetapi juga kepada fruktosa, manosa, dan glukosamin.
Dalam kinase. Hati juga memproduksi fruktokinase yang menghasilkan fruktosa-1-
fosfat.
Enzim heksesokinase dari hati dapat dihambat oleh hasil reaksi sendiri. Jadi
apabila glukosa-6-fosfat terbentuk dalam jumlah banyak, mak senyawa ini akan menjadi
inhibitor bagi enzim heksesokinase tadi. Selanjutnya enzim akan aktif kembali apabila
konsentrasi glukosa-6-fosfat menurun pada tingkat tertentu.
Fosfoheksoisomerase
Reaksi berikutnya ialah isomerasi, yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi
fruktosa-6-fosfat, dengan enzim fosfoglukoisomerase. Enzim ini tidak memerlukan
kofaktor dan telah diperoleh dari ragi dengan cara kristalisasi. Enzim
fosfuheksoisomerase terdapat jaringan otot dan mempunyai beraat molekul 130.000.
Page 17
Fosfofruktokinase
Frukrosa-6-fosfat diubah menjagi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim
fosfofruktokinase dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini gugus fosfat
dipindahkan dariATP kepada fruktosa-6-fosfat dari ATP sendiri akan berubah menjadi
ADP.
Fosfofruktokinase dapat dihambat atau dirangsang oleh beberapa metabolit,
yaitu senyawa yang terlibat dalam proses metabolism ini. Sebagai contoh, ATP yang
berlebih dan asam sitrat dapat menghambat,dilain pihak adanya AMP, ADP, dan
fruktosa-6-fosfat dapat menjadi efektor positif yang merangsang enzim
fosfofruktokinase. Enzim ini merupakan suatu enzim alosterik dan mempunyai berat
molekul kira-kira 360.000.
Aldose
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian
molekul fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi
aseton fosfat dan D-gliseraldehida-3-fosfat. Dalam tahap ini enzim aldolase yang
menjadi katalis telah dimurnukan dan ditemukan oleh Warburg. Enzim ini terdapat
dalam jaringan tertentu dan dapat bekerja sebagai kaalis dalam reaksi penguraian
beberapa ketosa dan monofosfat, misalnya fruktosa-1,6-difosfat, sedoheptulose-1,7-
difosfat, fruktosa-1-fosfat, eritulosa-1-fosfat. Hasil reaksi penguraian tiap senyawa
tersebut yang sama adalah dihidroksi aseton fosfat.
Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam senyawa,
yaitu D-gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksi-aseton fosfat. Yang mengalami reaksi
lebih lanjut dalam proses glikolisis adalah D-gliseraldehida-3-fosfat. Andaikata sel tidak
mampu mengubah dihidroksiasotonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat, tentulah
dihidrosiasetonfosfat akan bertimbun didalam sel. Hal ini tidak berllangsung karena
dalam sel terdapat enzim triofosfat isomerase yang dapat mengubah
dihidrokasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat. Adanya keseimbangan antara
kedua senyawa tersebut dikemukakan oleh Mayerhof dan dalam keadaan
keseimbangan dihidroksiaseton fosfat terdapat dalam jumlah dari 90%.
Gliseraldehida-3-fosfat Dihidrogenase
Page 18
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi gliseraldehida-3-fosfat menjadi 1,3
difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+. Sedangkan gugus fosfat
diperoleh dari asam fosfat. Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi asam
karboksilat. Gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase telah dapat diperoleh dalam bentuk
Kristal dari ragi dan mempunyai berat molekul 145.000.
Enzim ini adalah suatu tetramer yang terdiri atas empat subunit yang masing-
masing mengikat suatu molekul NAD+, jadi pada tiap molekul enzim terikat empat
molekul NAD+.
Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan enzim ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-
difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini terbentuk datu molekul
ATP dari ADP dan ion Mg++ diperlukan sebagai kofaktor. Oleh karena ATP adalah
senyawa fosfat berenergi tinggi, maka reaksi ini mempunyai fungsi untuk menyimpan
energy yang dihasilkan oleh proses glikolisis dalam bentuk ATP.
Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi pengubahan asam 3-
fosfogliserat menjadi asam 2-fosfogliserat.Enzim ini berfungsi memindahkan gugus
fosfat dari suatu atom C kepada atom C lain dalam suatu molekul. Berat molekul enzim
ini yang diperoleh dari ragi ialah 112.000.
Enolase
Reaksi berikutnya ialah pembentukan asam fosfofenol piruvat dari asaam 2-
fosfogliserar dengan katalis enzim enolase dan ion Mg+= sebagai kofaktor. Reaksi
pembentukkan asam fosfofenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi. Adanya ion F - dapat
menghambat kerja enzim enolase, sebab ion F- dengan ion Mg++ dan fosfat dapat
membentuk kompleks magnesium fluoro fosfat. Dengan terbentuknya kompleks ini
akan mengurangi jumlah ion Mg++ dalam campuran reaksi dan akibat berkurangnya ion
Mg++ maka efektivitas reaksi berkurang.
Piruvat Kinase
Enzim ini menggunakan enzim laktat dehidrogenase ini ialah reaksi tahap akhir
glikolisis, yaitu pembentukan asam laktat dengan cara reduksi asam piruvat. Dalam
reaksi ini digunakan NAD sebagai koenzim. . ( Anna Poedjiadi, 1994 )
Page 19
Tinjauan energi proses glikolisis
Proses glikolisis dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan
terbentuknya asam laktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut
dimanakan juga jalur Embden-meyerhof.
Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat dibagi dalam dua
fase. Pada fase pertama, glukosa diubah menjadi triofosfat dengan proses fosforilasi.
Fase kedua dimulai dari reaksi oksidasi triofosfat hingga terbentuk asam laktat.
Perbedaan antara kedua fase ini terletak pada aspek energy yang berkaitan debgan
reaksi-reaksi dalam kedua fase tersebut.
Dalam proses glikolisis satu mol glukosa diubah menjadi dua mol asam laktat.
Fase pertama dalam proses glikolisis melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi
ADP. Jadi fase pertama ini menggunakan energy yang tersimpan dalam molekul ATP.
Fase kedua mengubah dua mol triosa yang terbentuk pada fase pertama menjadi dua
mol asam laktat, dan dapat menghasilkan 4 mol ATP. Jadi fase kedua ini menghasilkan
energy. Apabila ditinjau dari keseluruhan proses glikolisis ini menggunakan 2 mol ATP
dan menghasilkan 4 mol ATP sehingga masih sisa 2 mol ATP yang ekivalen
denganenergi sebesar 14.00 kalori. Energy tersebut tersimpan dan dapat digunakan
oleh otot dalam energy mekanik. ( Anna Poedjiadi, 1994 )
II.3.a Produksi Laktat Adalah Titik Akhir Dari Glikolisis Anaerobik
Sebagian sel kekurangan jalur yang membutuhkan oksigen (aerobik) diperlukan
untuk memakai NADH + H+ untuk sintesa ATP, dan pada saatnya selsel ini kurang
mampu memakai proses ini untuk me-recycle NADH + H+ kembali menjadi NAD.
Misalnya sel darah merah. Maka, pada saat sel darah merah mengubah glukosa
menjadi piruvat, NADH + H+ meningkat di dalam sel. Akhirnya konsentrasi NAD
menurun terlampu rendah sehingga glikolisis berlanjut, karena kebanyakan NAD ada di
dalam bentuk NADH + H+. Untuk mengimbanginya, satu sel darah merah mereaksikan
piruvat dengan satu NADH + H+ dan satu ion hidrogen bebas membentuk laktat, lihat.
Di dalam proses itu, NADH + H+ berobah menjadi NAD.
Page 20
Proses ini memungkinkan sel darah merah untuk menyediakan sendiri (resupply
itself) dengan NAD karena sel-sel ini tidakmengandung mitochondria. Otot yang sedang
latihan juga menghasilkan laktat jika kekurangan NAD. Bertambahnya laktat kemudian
akan menyebabkan otot menjadi lelah (fatigue). Produksi laktat oleh suatu sel
memungkinkan glikolisis anaerobik berlanjut karena disini tetap ada suatu pasokan dari
NAD. Lagi pula, jalur ini menghasilkan hanya sekitar 5% dari potensial ATP per molekul
glukosa. Tetapi untuk sebagian sel-sel seperti sel darah merah, glikolisis anaerobik
adalah satu-satunya metode untuk menghasilkan ATP. Asam laktat dilepaskan ke
peredaran darah, ditangkap terutama oleh hati dan disintesa menjadi glukosa. .
( Simanjuntak dan Silalahi, 2003 )
Tahap Reaksi Glikolisis → Piruvat
Glikolisis anarobik berperan hampir pada semua vertebrata, termasuk pada
manusia, dalam waktu penedek pada aktivitas otot yang bersifat ekstrim, misalnya
selama lari cepat 100 m, pada saat oksigen tidak dapat dibawa pada kecepatan yang
cukup untuk dibawa ke otot, dan mengoksidasi piruvat, menghasilkan ATP. Sebaliknya,
otot menggunakan glikogen cadangan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan ATP
oleh oksidasi glikolisis anaerobic dengna laktat sebagai produk akhir. Penggunaan
glikolisis anaerobic sebagai sumber energy bagi kontruksi otot terutama penting pada
otot putih. Contoh hewan yang sangat dipengaruhi aktivitasnya melalui glikolisis
anaerobic pada otot putihnya yaitu burung kalkun, otot kaki kuda. ( Lehninger, 1982 ).
II.3.b Fermentasi Alkohol
Fermentasi merupakan istilah umum yang menunjukan degradasi anaerobic glukosa
atau nutrien organic lain menjadi berbagai produk ( khas bagi organism yang berbeda )
untuk tujuan memperoleh energi dalam bentuk ATP. ( Lehninger, 1982 )
Dalam beberapa jasad renik seperti ragi, glukosa dioksidasi menghasilkan etanol
dan CO2 dalam proses yang disebut fermentasi alkohol. Jalur metabolisme proses ini
sama dengan glikolisis sampai dengan terbentuknya piruvat. Dua tahap reaksi enzim
berikutnya adalah reaksi perubahan asam piruvat menjadi asetaldehide, reaksi reduksi
Page 21
asetaldehide menjadi alkohol. Dalam reaksi yang pertama piruvat didekarboksilasi
diubah menjadi asetaldehide dan CO2 oleh piruvat dekarboksilase, suatu enzim yang
tidak terdapat dalam hewan.
Reaksi dekarboksilasi ini merupakan reaksi yang tidak reversible, membutuhkan
ion Mg++ dan koenzim tiamin piropospat. Dalam reaksi terakhir, asetaldehide direduksi
oleh NADH dengan enzim alkohol dehidrogenase, menghasilkan etanol. Dengan
demikian etanol dan CO2 merupakan hasil akhir fermentasi alkohol, dan jumlah energi
yang dihasilkannya sama dengan glikolisis anaerob, yaitu 2 ATP. .( Simanjuntak dan
Silalahi, 2003 )
Metabolisme karbohidrat: fermentasi alkohol
Persamaan reaksi dari hasil fermentasi alcohol berupa sebuah molekul C02 dan
sebuah molekul ethanol ( sebenarnya masing-masing dua molekul untuk setiap molekul
glukosa yang difermentasi) yaitu
C6H1206 → 2C2H5OH + 2C02
Sebagian besar energi yang terkandung di dalam glukosa masih terdapat dalam etanol
( inilah sebabnya mengapa etanol sering dipakai sebgai bahan bakar bensin). Ragi
meracuni diri sendiri jika konsentrasi ethanol mencapai kira-kira 13%. Fermentasi telah
Page 22
membuang sebuah karbohidrat ( C3H603 ), mengoksidai sebuah karbon dengan
sempurna ( menjadi C02 ) dan mereduksi lainnya ( CH3CH2OH ). (Kimball, 1983)
II.3.c Siklus Asam Sitrat
Dua molekul piruvat atau laktat yang terbentuk pada akhir dari glikolisis masih
mengandung banyak energi yang tersimpan. Piruvat lewat dari sitosol sel ke
mitokondria. Kemudian sebuah sel memakai jalur-jalur yang ada untuk mengeluarkan
energi yang masih sisa dari piruvat untuk membentuk ATP. Satu jalur kunci yang
disebut siklus asam sitrat. Sebelum siklus asam sitrat dapat berlangsung, piruvat harus
melepaskan satu gugus karbon dioksida dan akhirnya membentuk asetil-CoA.
Reaksi ini bersifat irreversible dan memiliki konsequensi metabolik yang penting.
Pada saat asam piruvat diobah menjadi asetil-CoA, satu lagi NADH + H+ akan
terbentuk, sehingga akan dihasilkan lagi molekul ATP. Perobahan piruvat menjadi
asetil-CoA membutuhkan vitamin B tiamin, riboflavin, niacin, dan asam pantotenat.
Maka, metabolisme karbohidrat tergantung pada adanya vitamin-vitamin ini. Siklus
asam sitrat (Siklus Krebs atau Siklus TCA) adalah suatu urutan reaksi-reaksi kimia yang
rapi dan bagus, digunakan oleh sel untuk mengubah karbon dari asetat menjadi karbon
dioksida dan untuk menghasilkan energi. Asetil-CoA memasuki siklus, dan akhirnya
reaksi-reaksi menghasilkan dua molekul karbon dioksida. Di dalam proses ini, sel
menghasilkan NADH + H+ dan molekul-molekul lain yang terkait yang akhirnya
digunakan membentuk banyak ATP. .( Simanjuntak dan Silalahi, 2003 )
Siklus Asam Sitrat
Siklus asam sitrat, bertujuan mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan
sejumlah energy. Proses ini adalah proses oksidasi dengan menggunakan oksigen atau
aerob. Siklus asam sitrat ini disebut juga siklus krebs, menggunaka nama Hans Krebs
seorang ahli biokimia yang banyak jasa atau sumbangnya dalam penelitian tentang
metabolism karbohidrat. Reaksi-reaksi kimia yang berhubungan dengan siklus asam
sitrat serta reajsi dalamm siklus itu sendiri akan dibahas satu per satu.
Pembentukan Asetil Koenzim A
Page 23
Asetil KoA dibentuk pada reaksi antara asam piruvat sengan koenzim A.
disamping itu asam lemak juga dapat menghasilkan asetil koenzim A pada saat proses
oksidasi. Reaksi pembentukan asetil koenzim A menggunakan kompleks
piruvatdehidrogenase sebagai katalis yang terdiri atas beberapa enzim. Koenzim yang
ikut dalam reaksi ini ialah tiamin pirofosfat (TPP). NAD+, asam lipoat dan ion Mg++
sebagai activator. Reaksi ini bersifat tidak reversibel dan asetil KoA yang terjadi
merupakan penghubung antara proses glikolisis dengan siklus asam sitrat.
Pembentukan Asam Sitrat
Asetil KoA adalah senyawa berenergi tinggi dan dapat berfungsi sebagai zat
pemberi gugusvasaetil atau dapat ikut dalam reaksi kondensasi. Asam sitrat dibentuk
oleh asetik KoA dengan asam oksaloasetat dengan cara kondensasi. Enzim yang dapat
bekerja sebagai katalis adalah sitrat sintase. Asam sitrat yang terbentuk merupakan
salah satu senyawa dalam siklus asam sitrat.
Pembentukan Asam Isositrat
Asam sitrat kemudian diubah menjadi asam isositrat melalui asam akonitat.
Enzim yang bekerja pada reaksi ini adalah aktonitase. Dalam keadaan keseimbangan
terdapat 90% asam sitrat, 4% asam aktoniat dan 6% asam isositrat. Walaupun dalam
keseimbangan ini asam isositrat hanya sedikit, tetapi asam isositrat akan segera diubah
menjadi asam ketoglutarat sehingga keseimbangan akan bergeser ke kanan.
Pembentukan Asam Α Ketoglutarat
Dalam reaksi ini asam isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat, kemudian
diubah lebih lanjut menjadi asam α-ketoglutarat. Enzim isositrat dehidrogenase bekerja
pada reaksi pembentukan asan oksalosuksinat dengan koenzim NADP+, sedanagkan
enzim karboksilase bekerja pada reaksi berikutnya. Pada reaksi yang kedua ini
disamping asam α kotoglutarat, dihasilkan pula CO2. Koenzim yang digunakan dalam
reaksi selain NADP, juga NAD.
Pembentukan Suksinil Koa
Asam α ketoglutarat diubah menjadi suksinil koA dengan jalan dekarboksilasi
oksidatif. Reaksi ini berlangsung dengan reaksi pembentukan asetil KoA dari asam
piruvat. Koenzin TPP dan NAD+ diperlukan juga dalam reaksi pembentukan suksinil
KoA. Reaksi berlangsung antara asam α ketoglutarat dengan koenzim A menghasilkan
Page 24
suksinil KoA dan melepaskan CO2. NADH juga dihasilkan pada reaksi ini. Yang
menonjol ialah reaksi ini tidak reversible, sehingga dengan demikian siklus asam sitrat
secara keseluruhan tidak reversible. Suksinil KoA adalah senyawa berenergi tinggidan
akan diubah menjadi asam suksinat.
Pembentukan Asam Suksinat
Asam suksinat terbentuk dari suksinil KoA dengan cara melepaskan koenzin A
serta pembentukan Guanosin Trifosfat (GTP) dari guanosin difosfat (GDP).Enzim
suksinil koA sintase bekerja pada reaksi yang bersifat reversible ini. Gugus fosfat yang
terdapat pada molekul GTP segera dipindahkan kepada ADP. Katalis dalam reaksi ini
adalah nukleosida difosfokinase.
Pembentukan Asam Fumarat
Dalam reaksi ini asam suksinat diubah menjadi asam fumarat melalui proses
oksidasi dengan menggunakan enzim suksinat dehidrogenase dan FAD sebagai
koenzim.
Pembentukan Asam Malat
Asam malat terbentuk dari asam fumarat dengan cara adisi molekul air. Enzim
fumarase bekerja sebagai katalis dalm reaksi ini.
Pembentukan Asam Oksaloasetat
Tahap akhir dalam siklus asam sitrat ialah dehidrogenasi asam malat untuk
embentuk asam oksaloasetat. Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah malat
dehidrogenase. Oksaloasetat yang terjadi kemudian bereaksi dengan asitil koenzim A
dan asam sitrat yang terbentuk bereaksi lebih lanjut dalam siklus asam sitrat. Demikian
reaksi- reaksi tersebut di atas berlangsung terus menerus dan berulang kali.( Anna
Poedjiadi, 1994 )
II.3.d Rantai transport elektron dalam sintesa ATP
Selama metabolisme protein, karbohidrat, lemak, dan alkohol, sel menghasilkan
NADH + H+ dan FADH2. Kebanyakan sel dapat memakai senyawa ini untuk sintesa
ATP. Jalur yang melaksanakan pertukaran ini disebut rantai transport elektron. Proses
ini terjadi di bagian dalam membrane mitokondria disebut posporilasi oksidatif (oxidative
phosphorylation). Mineral besi dan tembaga diperlukan untuk proses ini. Di dalam rantai
Page 25
transport elektron, NADH memberikan energi kimianya ke senyawa yang berkaitan
dengan FAD yang disebut flavin mononucleotide (FMN). FMN ini diikuti pada suatu
sambungan oleh Coenzim Q, yang memisahkan pasangan elektron sehingga mereka
dapat meneruskan satu elektron setiap kali melalui tahapan selanjutnya dari rantai
transport elektron. Kemudian hydrogen akan menempuh jalur lain. Struktur selanjutnya
yang digunakan di dalam rantai transport electron adalah suatu gugus dari molekul
yang mengandung besi cytochrome.
Pada akhir dari rantai cytochrome adalah cytochrome khusus (disebut
cytochrome a3) yang berfungsi untuk menyumbangkan semua elektron-elektron yang
telah bergerak turun ke bagian bawah akhir rantai ke oksigan. Pada tahap akhir ini, ion
hydrogen bergabung kembali dengan elektron menjadi hidrogen, yang kemudian
bergabung dengan oksigen menjadi air. Jadi walaupun NADH + H+ dan FADH2
mentransfer hidrogennya ke rantai transport elektorn, harus diingat bahwa ion hidrogen
(H+) tidak ditransfer bersamaan dengan elektron. Sesudah NADH + H+ dan FADH2
memindahkan hidrogen ke rantai transport elektron kemudian menjadi NAD dan FAD
dan akan siap untuk mentransfer hidrogen dari hasil siklus sitrat ke rantai transport
elektron. Di dalam proses ini oksigen sangat essensial, rantai transport elektron adalah
bagian dari metabolisme aerobik. NADH + H+ dan FADH2 yang dihasilkan dari siklus
asam sitrat dapat berubah menjadi NAD dan FAD hanya jika telah mentransfer elektron
dan ion hidrogennya ke oksigen. Itulah sebabnya oksigen sangat mendasar bagi
kehidupan; suatu penerima elektron dan ion hidrogen terakhir yang dihasilkan dari
pemecahan zat gizi pemberi energi. Tanpa oksigen, kebanyakan sel tubuh kita tidak
mampu mengambil energi yang cukup dari bahan bakar untuk mempertahankan
kehidupan.
Sintesis glikogen menggunakan suatu bentuk glukosa (glukosa-1-pospat),
dengan menambahkan molekul-molekul glukosa yang lain ke rantai glikogen yang telah
terbentuk. Kemudian glikogen ini menjadi polisakarida persediaan sementara di dalam
hati dan sel-sel otot. Kemudian jika glukosa diperlukan, glikogen dipecah menjadi
glukosa sebagai senyawa glukosa-1-pospat, yang kemudian memasuki proses
Page 26
glikolisis. Enzim yang terlibat di dalam pemecahan glikogen memakai vitamin B-6.
( Simanjuntak dan Silalahi, 2003 )
II.4 Ragi
Ragi merupakan starter/inokulum tradisional Indonesia untuk membuat berbagai
macam makanan fermentasi seperti tape ketan/singkong. brem cair/padat dll. Mikroba
yang terkandung dalam ragi umumnya berupa kultur campuran (mixed culture) terdiri
dari kapang, khamir dan bakteri. Beragamnya bumbu rempah yang digunakan dalam
pembuatan ragi menjadikan jenis, populasi dan keaktifan mikroba dalam ragi sangat
beragam, sehingga sulit untuk mendapatkan ragi dengan kualitas yang seragam. Salah
satu cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membuat ragi
menggunakan mikroba murni yang diketahui memiliki aktivitas amilolitik dan berperan
dalam proses fermentasi.( tita rialita, 2004 )
II.4.1 Ragi Tape
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi.
Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu
mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol,
pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Inokulum tape, atau sering disebut ragi tape, telah lama diteliti. Dwidjoseputro &
Wolf (1970) merupakan salah satu peneliti pertama yang berusaha mengidentifikasi
mikroorganisme dari ragi tape dan berhasil mengidentifikasi dua spesies khamir yaitu
Candida lactosa dan Pichia malanga. Djien (1972) adalah peneliti lain yang berhasil
mengidentifikasi kapang Chlamydomucor oryzae, lima spesies dari genus Mucor dan
satu spesies Rhizopus, serta khamir Pichia burtonii dan Endomycopsis fibuliger dari
ragi tape. Chlamydomucor oryzae merupakan sinonim dari Amylomyces rouxii, dan
nama terakhir tersebut merupakan nama yang sekarang digunakan (Ellis et al. 1976),
Endomycopsis fibuliger dan Candida lactosa merupakan sinonim dari
Saccharomycopsis fibuligera (Barnett et al. 2000), sedangkan Pichia malanga
Page 27
merupakan sinonim Saccharomycopsis malanga (Barnett et al. 2000). Penelitian-
penelitian terbaru mengungkapkan spesies-spesies lain yang terdapat dalam ragi tape
selain yang telah disebutkan di atas, antara lain khamir Candida utilis dan
Saccharomyces cerevisiae,serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. (Gandjar
2003).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di
dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.;
khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii,
Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan
Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam
menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim
amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang
lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan
sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula
sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada
tape. ( Milmi, 2008 )
II.4.2 Ragi Roti
Ragi roti. Merupakan jasad renik sejenis jamur yang berkembang biak dengan
sangat cepat dan menghasilkan fermentasi yang mampu mengubah pati dan gula
menjadi karbon dioksida dan alkohol. Saccharomyces cerevisiae biasa digunakan untuk
ragi roti. Ada tiga jenis yang terkenal, yang segar, yang dikeringkan, dan brewer's yeast.
Jenis yang segar dan yang kering sering dipakai untuk membuat roti dan kue-kue. Jenis
ragi kering yang lebih praktis dan menghemat waktu adalah ragi instan, yang bisa
langsung dicampur dengan bahan lain. Brewer's yeast yang agak cair dipakai oleh para
pembuat bir dan minuman lain yang beragi (brewer dalam bahasa Inggris artinya
pembuat bir, dan yeast istilah bahasa Inggris ragi roti).
BAB III
Page 28
MATERI DAN METODA
III.1 MATERI
Adapaun materi atau bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
Bahan :
Ragi roti sebanyak 3 g
Ragi tape sebanyak 3 g
Larutan glukosa 2 % sebanyak 4 ml
Larutan laktosa 2 % sebanyak 4 ml
Larutan Galaktosa 2 % sebanyak 4ml
NaOH encer sebanyak 6 ml
Aquades sebanyak 84 ml
Alat :
Tabung Reaksi 6 buah
Tabung peragian 6 buah
Gelas piala 6 buah
Pipet volume 3 buah
Neraca timbangan 1 buah
Perkamen 6 buah
Pencatat waktu ( stopwatch )
penggaris
III.2 METODA
Adapun metode atau prosedur kerja yang dilakukan yaitu :
Untuk Ragi Roti
1. Disiapkan alat dan bahan
Page 29
2. Disiapkan 3 tabung peragian lalu diberi tanda dengan uji 1 ( glukosa ), uji 2 ( laktosa ), uji
3 ( galaktosa ) pada masing-masing tabung peragian
3. Ditimbang 3 g ragi roti, masing–masing 1 g diatas kertas perkamen
4. 3 g ragi roti tersebut lalu dimasukkan ke dalam beaker glass (masing-masing 1 g), diberi
tanda tabung 1, tabung 2, tabung 3
5. Dihancurkan padatan ragi roti tersebut hingga agak halus sampai halus
6. Ditambahkan 14 ml aquadest pada masing-masing beaker glass
7. Pada masing-masing beaker glass yang terdapat ragi roti digerus menggunakan dasar
tabung reaksi hingga terbentuk suspensi lalu segera di masukkan ke dalam tabung
peragian yang telah diberi tanda
8. Pada tabung 1( uji 1 glukosa ) ditambah 2 ml glukosa 2%, pada tabung 2 ( uji 2 laktosa )
ditambah 2 ml laktosa 2%, pada tabung 3 ( uji 3 galaktosa ) ditambah 2 ml galaktosa
2%
9. Masing-masing tabung peragian ditutup kemudian dikocok bolak-balik mengenai ujung
tabung peragian sebanyak3x
10. Didiamkan 15 menit
11. Diukur kolom udara pada masing-masing tabung peragian
12. Pada masing-masing tabung peragian ditambah 1 ml NaOH kemudian ditutup dengan
ibu jari
13. Dilihat hasilnya pada ibu jari terdapat hisapan atau tidak dan dicium bau yang timbul
(bau etanol) pada masing-masing tabung peragian.
Untuk Ragi Tape
Page 30
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disiapkan 3 tabung peragian lalu diberi tanda dengan uji 1 ( glukosa ), uji 2 ( laktosa ), uji
3 ( galaktosa ) pada masing-masing tabung peragian
3. Ditimbang 3 g ragi tape, masing–masing 1 g di atas kertas perkamen
4. 3 g ragi tape tersebut lalu dimasukkan ke dalam beaker glass (masing-masing 1 g),
diberi tanda tabung 1, tabung 2, tabung 3
5. Dihancurkan padatan ragi roti tersebut hingga agak halus sampai halus
6. Ditambahkan 14 ml aquadest pada masing-masing beaker glass
7. Pada masing-masing beaker glass yang terdapat ragi roti digerus menggunakan dasar
tabung reaksi hingga terbentuk suspensi lalu segera di masukkan ke dalam tabung
peragian yang telah diberi tanda
8. Pada tabung 1( uji 1 glukosa ) ditambah 2 ml glukosa 2%, pada tabung 2 ( uji 2 laktosa )
ditambah 2 ml laktosa 2%, pada tabung 3 ( uji 3 galaktosa ) ditambah 2 ml galaktosa
2%
9. Masing-masing Tabung peragian ditutup kemudian dikocok bolak-balik mengenai ujung
tabung peragian sebanyak 3x
10. Didiamkan 15 menit
11. Diukur kolom udara pada masing-masing tabung peragian
12. Pada masing-masing tabung peragian ditambah 1 ml NaOH kemudian ditutup dengan
ibu jari
13. Dilihat hasilnya pada ibu jari terdapat hisapan atau tidak dan dicium bau yang timbul
(bau etanol) pada masing-masing tabung peragian.
Page 31
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Dari percobaan yang kami lakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Data yang kami tampilkan merupakan data kelas farmasi 5 B.
A. Hasil Pengamatan Peragian dengan Ragi Roti
Bahan Tabung
1 2 3
Suspensi Ragi
Roti (ml)
14 14 14
Larutan Glukosa
2% (ml)
2 - -
Larutan Laktosa
2% (ml)
- 2 -
Larutan Galaktosa
2% (ml)
- - 2
Dicampur dengan baik, segera dimasukan kedalam tabung peragian, bolak-balik
3-4x. hingga suspensi ragi menyentuh ujung tabung peragian
Didiamkan 15 menit
Hasil pengukuran
tinggi kolom udara
(cm)
4,5 1,3 0,8
NaOH (ml) 1 1 1
Hasil pengamatan
hisapan pada ibu
jari (ada/tidak)
ada ada Tidak
Bau yang timbul Etanol - -
Foto Uji Ragi Roti
Tabung1 Tabung2 Tabung3
Page 32
B. Hasil Pengamatan Peragian Dengan Ragi Tape
Bahan Tabung
1 2 3
Suspensi Ragi
tape (ml)
14 14 14
Larutan Glukosa
2% (ml)
2 - -
Larutan Laktosa
2% (ml)
- 2 -
Larutan Galaktosa
2% (ml)
- - 2
Dicampur dengan baik, segera dimasukan kedalam tabung peragian, bolak-balik
3-4x. hingga suspensi ragi menyentuh ujung tabung peragian
Didiamkan 15 menit
Hasil pengukuran
tinggi kolom udara
(cm)
2,5 1,7 2
NaOH (ml) 1 1 1
Hasil pengamatan
hisapan pada ibu
jari (ada/tidak)
ada ada Tidak
Bau yang timbul - - -
Foto Uji Ragi Tape
Dari kiri ke kanan pembaca : uji1 glukosa, uji2 laktosa, uji 3 galaktosa
Page 33
BAB V
PEMBAHASAN
Metabolisme merupakan suatu proses reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup guna memperoleh energi untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme terbagi
menjadi dua jalur yaitu anabolisme (suatu proses untuk membentuk atau mensintesa
suatu senyawa) dan katabolisme (suatu proses perombakan atau penguraian suatu
senyawa sehingga menghasilkan energi).
Pada praktikum metabolisme ini, kami melakukan pengujian untuk mengetahui
reaksi oksidasi karbohidrat oleh sel ragi dalam kondisi anaerob. Peristiwa ini dikenal
sebagai peristiwa glikolisis alkohol. Glikolisis merupakan proses penguraian atau
katabolisme karbohidrat (glukosa) menjadi asam piruvat. Glikolisis dapat berlangsung
secara aerob (memerlukan oksigen) dan juga anaerob (tanpa oksigen). Dalam kondisi
aerob, piruvat yang terbentuk akan dioksidasi menjadi CO2 dan H2O. Sedangkan dalam
kondisi anaerob, karbohidrat seperti glukosa dan sukrosa akan diuraikan oleh enzim
dalam ragi menjadi alkohol dan CO2 sebagai produk akhir. Namun, jika glikolisis
Page 34
anaerob terjadi pada otot manusia yang sedang berkontraksi, piruvat akan berubah
menjadi asam laktat, yang pada akhirnya akan menimbulkan rasa lelah. Perubahan dari
glukosa yang terpenting dalam proses katabolisme ini adalah terbentuknya energi, yang
di dalam tubuh makhluk hidup sebagian dari energi tersebut akan digunakan untuk
mensintesa ATP yang sangat berperan pada aktivitas sel. Tetapi pada glikolisis alkohol,
energi tersebut banyak tersimpan bersama alkohol, hal ini yang menyebabkan alkohol
banyak digunakan sebagai bahan bakar bensin.
Karbohidrat yang tersedia di bumi terdapat dalam berbagai bentuk, yaitu polisakarida,
oligosakarida ataupun monosakarida yang merupakan struktur terkecil dari karbohidrat.
Pada pengujian glikolisis alkohol ini, kami akan membandingkan perbedaan hasil reaksi
oksidasi yang terjadi antara monosakarida glukosa dan galaktosa serta disakarida yakni
laktosa dengan inokulum sel ragi.
Ragi yang dipakai pada praktikum ini ada dua macam yaitu ragi roti dan ragi
tape, keduanya diperlakukan dengan prosedur yang sama. Langkah pertama yang kami
lakukan setelah semua bahan disiapkan adalah membuat suspensi ragi (3 porsi untuk
tiap jenis ragi) dengan mencampurkan 1 gr ragi dengan 14 ml aqua dest. Kemudian ke
dalam suspensi ragi dimasukkan larutan karbohidrat 2% (larutan glukosa, laktosa, dan
galaktosa masing-masing 2 ml). Campur dengan baik dan segera masukkan campuran
terebut ke dalam tabung peragian, bolak-balik tabung sampai ujung tertutupnya
dipenuhi suspensi ragi. Teknik ini sebisa mungkin dilakukan dengan cepat, tujuannya
untuk meminimalisir kontak antara oksigen dengan campuran larutan, karena
diharapkan glikolisis alkohol ini berjalan secara anaerob. Setelah itu diamkan selama ±
15 menit, amati tinggi kolom udara yang terjadi. Terbentuknya kolom udara tersebut
diakibatkan oleh adanya gas CO2 yang dihasilkan melalui proses glikolisis ini, semakin
banyak CO2 yang terbentuk maka semakin besar pula tekanan yang ada di dalam
tabung sehingga kolom udara akan terlihat lebih tinggi. Kemudian tambahkan 1 ml
larutan NaOH, dengan tujuan untuk menambah sifat kebasaan dari produk akhir yang
terbentuk pada proses ini yakni etanol dan CO2. Setelah itu amati pula apakah ada
hisapan pada ibu jari yang dipakai untuk menutup ujung terbuka tabung peragian serta
bau yang ditimbulkan setelah reaksi glikolisis diperkirakan selesai. Adanya hisapan
Page 35
pada ibu jari menandakan terbentuknya gas CO2 yang kemudian bereaksi dengan kulit,
dan bau yang diharapkan timbul adalah bau khas dari etanol.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, antara glikolisis dengan ragi roti dan
ragi tape menghasilkan sedikit perbedaan yakni gas CO2 yang terbentuk dari glikolisis
dengan ragi roti lebih banyak dibandingkan dengan ragi tape. Hal ini ditunjukkan oleh
lebih tingginya kolom udara yang terbentuk pada tabung peragian dengan sel ragi roti
pada jenis karbohidrat yang sama, seperti pada glukosa (4,5 cm dan 2,5 cm).
Kemudian untuk hasil pengamatan yang lain yakni hisapan ibu jari adalah positif untuk
kedua jenis ragi, namun untuk bau etanol yang dihasilkan ternyata tidak ditemukan
pada glikolisis dengan ragi tape. Dilihat dari hasil yang diperoleh, kami menyimpulkan
bahwa glikolisis dengan sel ragi tape ternyata kurang efektif dibandingkan dengan ragi
roti. Padahal jika ditinjau dari segi komponen mikroorganisme yang menyusunnya,
seharusnya glikolisis dengan ragi tape akan menghasilkan produk alkohol yang lebih
jelas. Hal ini mungkin disebabkan oleh ketidaksesuaian dalam melakukan prosedur
yaitu terlalu lamanya campuran larutan karbohidrat dan suspensi ragi terpapar dengan
oksigen pada saat pemindahan ke dalam tabung peragian, karena seharusnya glikolisis
alkohol ini berada dalam kondisi anaerob. Atau mungkin disebabkan ragi yang
digunakan sudah mengalami kerusakan karena masalah penyimpanan sehingga enzim
yang dihasilkan oleh mikroorganisme ragi tersebut tidak optimal.
Kemudian untuk jenis karbohidrat yang paling optimal pada proses glikolisis ini, dapat
dilihat bahwa dari kedua jenis ragi, glukosa yang menghasilkan produk akhir (gas CO2
dan etanol) paling jelas. Sesuai dengan teori, hal ini didasarkan pada bentuk
karbohidrat yang akan mengalami oksidasi menjadi asam piruvat adalah glukosa,
sehingga dengan kata lain baik monosakarida galaktosa maupun laktosa memerlukan
proses yang lebih panjang dalam proses glikolisis ini. Karena untuk membentuk
glukosa, galaktosa memerlukan 3 tahap reaksi yang harus dilalui, yaitu fosforilase oleh
galaktokinase membentuk uridin difosfat galaktosa dan glukosa 1 fosfat, proses
katalisis oleh enzim galaktose 1 fosfat uridil transferase, dan kemudian perubahan
galaktosa menjadi glukosa dengan katalisis oleh epimerase. Sedangkan laktosa,
senyawa ini merupakan suatu disakarida yang terdiri dari 1 molekul glukosa dan 1
Page 36
molekul galaktosa, sehingga jelas proses yang dibutuhkan untuk mengubah bentuknya
menjadi monosakarida glukosa juga menjadi lebih panjang. Oleh karena itu, kami
menyimpulkan bahwa jenis karbohidrat yang paling optimal untuk proses glikolisis
anaerob ini adalah glukosa.
BAB VI
KESIMPULAN
1. Glikolisis alkohol merupakan suatu proses katabolisme dengan bantuan enzim
sel ragi yang berlangsung secara anaerob, dimana produk akhir yang dihasilkan
adalah etanol dan CO2.
2. Parameter untuk mengetahui produk yang dihasilkan pada praktikum glikolisis
alkohol ini, diantaranya pengukuran ketinggian kolom udara (semakin tinggi
kolom udara, maka semakin banyak CO2 yang terbentuk), ada atau tidaknya
hisapan pada ibu jari dan bau etanol yang dihasilkan.
3. Karbohidat yang paling optimal pada proses glikolisis adalah monosakarida
glukosa, karena pada proses glikolisis, glukosa yang akan diubah menjadi asam
piruvat dan CO2. Sedangkan karbohidrat jenis lain, seperti laktosa atau
galaktosa memerlukan proses yang lebih panjang, karena kedua jenis
karbohidrat tersebut harus diubah dahulu menjadi glukosa sebelum mengalami
glikolisis.
DAFTAR PUSTAKA
______. 1979. Biokimia ( Review Physiological Chemistry ) diterjemahkan oleh Martin
Muliawan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Armstrong, Frank.B. 1995. Buku ajar biokimia ( Biochemistry ) edisi ketiga.
diterjemahkan oleh dr. RF. Maulany Msc. Jakarta : Penerbit buku kedokteran
EGC.
Kimball, John. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 1 diterjemahkan oleh Hj. Siti Soetarni
Tjitrosomo, Nawangsari Sugiri. Jakarta : Penerbit erlangga.
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.
Page 37
Stryer, Lubert. 2000. Biokimia Edisi 4. Jakarta : EGC.
Toha, Abdul Hamid A. 2001. Biokimia: Metabolisme Biomolekul. Manokwari: Alfabeta.
Milmi.2008.http://www.forumsains.com/index.php?
PHPSESSID=p21s0cg7vnvks3bukb2qul0ui3
No name hanya mencantumkan [email protected] .
http://trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/04/biokimia-karbohidrat.doc -
Simanjuntak M.T dan S.Silalahi.2003.http://library.usu.ac.id/download/fmipa/farmasi-
mtsim1.pdf.
Tita rialita. 2004. http://digilib.sith.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbbi-gdl-s2-2004-titarialit-1121