PROSES BERKREASI SENI KRIYA DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH ANORGANIK ( KAIN PERCA ) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 MAKASSAR S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S1 ) Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : RAHIMA MUHTAR 10541087215 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROSES BERKREASI SENI KRIYA DENGAN
MEMANFAATKAN LIMBAH ANORGANIK ( KAIN PERCA )
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 MAKASSAR
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan ( S1 ) Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
RAHIMA MUHTAR
10541087215
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jika tak tahan lelahnya belajar,
maka kau akan menanggung perihnya kebodohan”
-Imam Syafi’i-
Karya ini kupersembahkan untuk
Ayahanda dan Ibundaku tercinta,serta
keluarga besar dan para sahabatku atas segala kasih
sayang, dukungan, doa dan pengorbanannya yang tulus
demi sebuah kebahagiaan dan keberhasilan dunia akhirat.
vi
ABSTRAK
RAHIMA MUHTAR, 2019. Proses Berkreasi Seni Kriya dengan
Memanfaatkan Limbah Anorganik (Kain Perca) pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Makassar. Skripsi. Program Study Pendidikan Seni Rupa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing 1, Dr. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn. dan Pembimbing II, Dr.
Muh Faisal, S.Pd., M.Pd.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana proses berkreasi seni kriya
dengan memanfaatkan limbah anorganik (kain perca) dan bagaimana hasil karya
seni kriya yang dihasilkan dengan memanfaatkan kain perca pada siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan dan
alat apa yang digunakan dalam berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan kain
perca, proses berkreasi seni kriya dan untuk mengetahui hasil karya yang
dihasilkan dalam memanfaatkan kain perca oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5
Makassar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi
lapangan, wawancara, dokumentasi dan tes praktik. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini dilihat dari Proses
berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan kain perca pada siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Makassar. Terdiri atas beberapa tahapan penting yaitu peneliti mulai
membagi kelompok kerja, kemudian menyiapkan peralatan, memilah bahan,
merancang desain, proses berkreasi seni kriya kemudian penyajian hasil karya.
Selain itu kemampuan siswa dalam proses berkreasi seni kriya dengan
pemanfaatan kain perca yang dihasilkan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Makassar
dapat diukur atau diklasifikasikan berdasarkan aspek penilaian kemampuan yaitu
gagasan dan ide, penguasaan bahan, kreativitas dan kegunaan.
Kata kunci : Seni Kriya, Limbah anorganik, Kain perca.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum, Wr.Wb.
Tiada rasa syukur yang terucap selain rasa syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala rahmat serta hidayahnya pada semua umat
manusia, shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah membebaskan kita dari belenggu-belenggu dari
zaman jahiliyah.
Suka duka mewarnai proses dalam menjalani penulisan skripsi ini.
Walaupun demikian, sebuah kata yang mampu membuat bertahan yakni semangat
sehingga segala tantangan mampu ditaklukkan sampai akhir penyelesaian
penulisan skripsi ini, sebagai salah satu syarat guna mengikuti ujian skripsi pada
Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul “Proses Berkreasi Seni Kriya
dengan Memanfaatkan Limbah Anorganik (Kain Perca) Pada Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Makassar”.
Dengan penuh kerendahan hati tidak lupa penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. H. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Dr. H. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
3. Dr. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn., Ketua Jurusan Pendidikan Seni
Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar sekaligus sebagai
pembimbing I.
4. Makmun, S.Pd., M.Pd., Sekertaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Dr. Muh. Faisal, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II.
6. Kedua orang tua yang dengan tulus dan penuh kasih sayang mendukung
langkah kemajuan ananda.
7. Kepada suami tercinta yang selalu memberi semangat dan masukan
selama proses penyelesaian skripsi ini.
8. Segenap rekan-rekan dan seluruh mahasiswa seni rupa yang telah
mendukung kelancaran dan penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini
senantiasa penulis harapkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, September 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
D. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR .......................... 5
A. Kajian Pustaka ................................................................................. 5
1. Proses, Kemampuan dan Hasil pembelajaran………………….. 5
2. Pembelajaran Seni Rupa………………………………………... 11
xi
3. Limbah Lunak Anorganik……………………………………. ... 14
4. Sejarah Kain Perca ………………………………….. ................ 16
Dalam pembuatan kerajinan dari limbah kain perca dapat dilakukan
dengan beberapa teknik yaitu ditempel saja, dijahit tangan, dianyam, dan
dijahit dengan menggunakan mesin. Selain bahan dasar kain perca, ada pula
yang memanfaatkan kancing, manic-manik, aluminium, dan tali temali untuk
member aksen pada produk kerajinan yang dibuat agar nampak lebih
menarik. Adapun bentuk-bentuk potongan kain perca yaitu :
1) Bentuk Segitiga
Potongan kain dipotong menjadi bentuk segitiga dengan beragam ukuran,
potongan kain segitiga banyak dipakai untuk membentuk motif sisik, rumput,
dan lain-lain. Bentuk ini adalah bentuk yang paling sederhana.
2) Bentuk Persegi
Bentuk persegi ataupun bentuk persegi panjang, cocok bagi para pemula.
Karena bentuk ini juga sama mudahnya dengan segitiga untuk dipotong, bentuk
persegi ini bisa dipakai dalam berbagai motif seperti papan catur.
3) Bentuk Geometri
Selain bentuk persegi dan segi tiga, masih banyak lagi bentuk geometri
lainnya seperti segi lima, segi enam. Semakin banyak sisinya maka semakin sulit
untuk dipotong, contoh bentuk yang diaplikasikan untuk motif adalah segi
delapan untuk motif sarang lebah, dan lain-lain.
4) Bentuk Manusia, Hewan dan Tumbuhan
Biasanya bentuk ini dipakai sebagai pemanis, tapi banyak juga yang
memakai bentuk ini untuk motif utama. Bentuknya yang lucu dan bervariatif
membuat banyak orang menyukai bentuk yang satu ini. Adapun teknik jahitan
22
dalam Kerajinan kain perca bisa dibuat dengan dijahit menggunakan mesin jahit
ataupun tangan. Semakin kecil dan tidak teraturnya potongan kain yang
disediakan, maka semakin sulit pula cara menggabungkannya. Misalnya untuk
membuat kerajinan perca dengan potongan-potongan kain berbentuk segi empat.
Pola yang paling sederhana yang bisa Anda buat yaitu pola seperti papan catur
yang berwarna-warni kontras. Anda juga bisa menggabungkan potongan-
potongan kain tersebut membentuk pola zig zag, bintang, dan sebagainya.
Pusatkan beberapa detil di bagian tengah kerajinan dengan warna kontras
sehingga bisa menjadi lebih menarik. Kemudian Anda juga bisa membuat
semacam frame yang juga terbuat dari potongan kain dengan warna berbeda
sehingga polanya terlihat.
Untuk memulai membuat kerajinan kain perca, ada beberapa persiapan
yang harus perhatikan :
1) Pertama-tama, pisahkan kain perca sesuai warna dan coraknya.
2) Cuci kain perca dengan detergen dengan memisahkan antara kain yang
bercorak kuat dan bercorak warna netral, hal ini untuk menghindari adanya
percampuran warna atau luntur.
3) Keringkan kain perca dengan bantuan sinar matahari.
4) Persiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan selama proses
produksi berlangsung. Mulai dari mesin jahit, benang, jarum, gunting, dan
lain sebagainya.
5) Buat pola-pola yang disesuaikan dengan desain yan dibuat.
23
6. Hasil karya yang dihasilkan dari pemanfaatan kain perca
Adapun hasil karya yang dihasilkan dari pemanfaatan kain perca yang kemudian
menjadi hasil karya yang bernilai ekonomis, yaitu seperti:
a. Gantungan Kunci
Gambar 6. Contoh hasil karya (gantungan kunci) dari bahan kain perca (Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html)
b. Celemek
Gambar 7. Contoh hasil karya (celemek) dari bahan kain perca
Gambar 9. Contoh hasil karya (hiasan dinding) dari bahan kain perca (Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html)
25
e. Sajadah
Gambar 10. Contoh hasil karya (sajadah) dari bahan kain perca
Gambar 12. Contoh hasil karya (tempat pensil) dari bahan kain perca (Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html)
h. Tas
Gambar 13.Contoh hasil karya (Tas) dari bahan kain perca (Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html)
27
7. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 5 Makassar
Gambar 14: Lokasi Penelitian
(Dokumentasi: Rahima 25/8/2019)
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII di SMP Negeri 5 Makassar
dengan rancangan penelitian Proses berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan
limbah anorganik (kain perca). Proses pembelajaran seni disekolah ini berjalan
dengan baik, kegiatan ekstrakurikuler dan kesenian mulai berkembang seiring
waktu. Begitu pula dengan pembelajaran seni kriya, namun masih perlu
peningkatan agar siswa lebih memahami secara terstruktur bagaimana cara
mengubah dan memanfaatkan limbah anorganik (kain perca) menjadi karya yang
bernilai estetik dan memiliki nilai ekonomis, selain itu juga perlu diketahui oleh
siswa bagaimana proses berkreasi menghasilkan karya yang kreatif dengan
memanfaatkan kain perca.
28
B. Kerangka Pikir
Dengan melihat beberapa konsep di atas yang telah diuraikan pada tinjauan
pustaka maka, dapatlah dibuatkan kerangka atau skema yang dijadikan sebagai
kerangka pikir sebagai berikut :
Skema 1. Kerangka Pikir
Hasil Penelitian
Pemanfaatan Limbah anorganik
(kain perca)
Proses berkreasi seni kriya dengan
memanfaatkan kain perca.
Siswa Kelas VII SMPN. 5 Makassar
Hasil karya seni kriya yang
dihasilkan dari pemanfaatan kain
perca
29
C. Penelitian Relevan
Adapun kajian relevan yang kemudian menjadi acuan saya yang
berkaitan dengan judul penelitian saya yaitu :
Reni Wulandari (2015), Mahasisiwi Universitas Telkom dalam skripsinya yang
berjudul “Pengolahan Limbah Kain Perca untuk Produk Fashion Hijabers”
pada tahun 2015 memberikan kesimpulan dalam skripsinya bahwa
perkembangan Fashion di Indonesia yang semakin pesat disebabkan adanya
globalisasi dan media massa yang menunjang, hal ini membuat Indonesia
menjadi salah satu negara yang berkembang trend fashionnya salah satunya
fashion hijab. Dimana sebagian besar penjahit konveksi membuang sisa kain
percanya. Limbah kain perca tersebut dapat diolah kembali secara kreatif sebagai
produk yang memiliki nilai ekonomi, fungsional, dan estetika yang tinggi.
Dengan pemanfaatan limbah kain perca, diharapkan dapat menanggulangi
dampak limbah kain perca untuk memberikan inovasi terhadap produk yang
dihasilkan. Adapun teknik yang digunakan dalam mengolah limbah kain perca
yaitu teknik struktur design dan surface design pada kain agar memiliki nilai
fungsional, nilai estetika dan ekonomi yang lebih tinggi.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk metode “deskriptif kualitatif”, yang artinya
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post-positivisme yang
biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, yang mana
peneliti berperan sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2008 : 15). Dalam arti lain
deskriptif kualitatif ialah berusaha mengungkapkan sesuatu atau memberi
gambaran secara objektif sesuatu dengan kenyataan sesungguhnya mengenai
proses berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan limbah anorganik (kain perca)
pada siswa kelas VII SMPN. 5 Makassar.
Pengertian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah
yang diselidiki dengan melukiskan obyek dan subyek penelitian pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada dan tampak atau bagaimana adanya.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Kota Makassar. Tepatnya di SMP
Negeri 5 Makassar. Yang terletak di jalan Sumba No. 9 Makassar, Pattunuang,
Kecamatan Wajo, Kota Makassar. Hal ini dianggap relevan dengan judul dan
30
31
tujuan penelitian, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 15: Peta lokasi Sumber https://www.google.co.id/maps/place/Smpn.5makassar
(4 Februari 2019)
B. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel (Setyosari, 2010:108) adalah segala sesuatu yang menjadi objek
pengamatan dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan guna memperoleh data
tentang bagaimana proses berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan limbah
anorganik (kain perca) pada Siswa kelas VII SMPN. 5 Makassar. Dengan
demikian, adapun keadaan variabel-variabel sebagai berikut:
a. Proses Pemanfaatan Limbah Anorganik (kain perca) pada siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Makassar.
32
Pengolahan Data
Kesimpulan
Analisis Data
Hasil yang dicapai
b. Hasil karya yang dihasilkan dalam proses Berkreasi seni kriya
Dengan memanfaatkan limbah anorganik (Kain Perca) Pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Makassar.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian (Setyosari, 2010 : 148) merupakan rencana atau
struktur yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh
jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian.
Adapun bentuk desain penelitian ini dapat digambarkan dalam skema
sebagai berikut :
Skema 2. Desain Penelitian
Pemanfaatan limbah anorganik ( kain
perca) pada siswa kelas VII SMPN. 5
Makassar.
Hasil karya dari Pemanfaatan limbah
anorganik (kain perca) pada siswa
kelas VII SMPN. 5 Makassar
Pengumpulan data (observasi,
wawancara dan dokumentasi)
33
C. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan variabel diatas maka perlu dilakukan pendefinisian operasional
variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu kesalahan. Serta
memudahkan sasaran penelitian hingga berjalan dengan baik. Adapun definisi
operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut :
Proses Berkreasi Seni Kriya Dengan memanfaatkan limbah anorganik (kain
perca) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Makassar.
a. Penelitian yang dimaksud dalam proses berkreasi seni kriya dengan
menggunakan kain perca adalah tindakan belajar yang dinilai dari
pemahaman dan penguasaan siswa terhadapan pemanfaatan limbah kain
perca sampai pada pemanfaatan maupun praktik berkarya seni dengan
menggunakan limbah kain perca. Adapun prosesnya adalah :
1. Tahap awal (Materi ajar yang berkaitan dengan seni kriya dengan
pemanfaatan limbah). Didalamnya terdapat materi yang berkaitan
dengan tingkat apresiasi siswa terhadap karya seni kriya)
2. Tahap berkarya (praktik berkarya siswa). Pada bagian ini, pembelajaran
tentang kreasi siswa dalam menciptakan karya seni kriya dilakukan
berdasarkan acuan pembelajaran.
3. Hasil karya siswa sebagai hasil ketuntasan penciptaan karya seni kriya,
sesuai dengan pedoman penugasan yang diberikan dalam proses
pembelajaran.
34
b. Hasil akhir pembelajaran seni kriya yang dimaksud adalah nilai akhir
ketuntasan yang dihasilkan oleh siswa berkarya yang diperoleh melalui
evaluasi yang dilakukan oleh guru.
D. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran atau permasalahan yang akan
diteliti. Objek dari penelitian ini adalah siswa siswi kelas VII yang dilaksanakan
di SMPN. 5 Makassar. Mengingat yang menjadi objek dalam penelitian ini
adalah proses berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan limbah anorganik
(kain perca), maka populasi penelitian adalah pada siswa VII SMPN. 5
Makassar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik kepustakaan, observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi.
1. Teknik Lapangan
Penelitian dengan teknik lapangan digunakan untuk memperoleh data
primer pada penelitian ini. Teknik lapangan yang digunakan yaitu: observasi ,
wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi dilakukan guna memperoleh data secara langsung terhadap
Proses Berkarya Seni Dengan memanfaatkan limbah anorganik (kain perca)
35
Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 5 Makassar sebagai bahan analisis, serta
didukung atas dokumentasi hasil foto-foto karya dan bentuk dokumentasi
lainnya.
Dengan mendatangi dan melihat langsung suasana kelas VII SMPN.5
Makassar sebagai tempat pembuatan yang tidak lain merupakan kelas dari para
siswa kelas VII yang akan membuat memanfaatkan limbah anorganik (kain
perca). peneliti melihat langsung aktivitas dan kreativitas dari para siswa-siswi
kelas VII SMPN. 5 Makassar dalam berkarya kemudian peneliti mengabadikan
aktivitas tersebut melalui pengambilan gambar menggunakan kamera.
b. Wawancara
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan keterangan objektif melalui
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan rumusan masalah yang
diajukan. Dalam wawancara tersebut peneliti mengajukan beberapa pertanyaan
terkait dengan masalah yang peneliti teliti mengenai Proses Berkarya Seni
Dengan memanfaatkan limbah anorganik (Kain Perca) pada Siswa Kelas VII di
SMP Negeri 5 Makassar.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengambil foto-foto yang akan lebih
menjelaskan data yang diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara.
Peneliti mangambil gambar yang terkait dengan kegiatan siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Makassar dalam pemanfaatan limbah anorganik (kain perca) dalam
36
berkreasi seni kriya sebagai bahan pembuktian terhadap masalah yang peneliti
teliti.
d. Praktek
Tes yang dilakukan dengan cara memberikan siswa tugas untuk mencari
dan mengumpulkan limbah kain perca yang dapat mereka temui di usaha rumah
jahit. Kemudian, siswa diarahkan untuk mencari ide tentang karya seni kriya apa
yang akan mereka hasilkan dengan memanfaatkan limbah kain perca tersebut.
Proses berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan kain perca dapat dikerjakan
dikelas namun, apabila belum selesai siswa boleh mengerkerjakannya dirumah.
e. Karya kerja siswa
Karya kerja siswa adalah bentuk penilaian atau pengukuran
kemampuan siswa dalam berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan kain
perca.
Pemilahan bahan
Pembuatan/ proses berkarya
Penyajian Karya
F. Teknik Analisis Data
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
mengenai Proses Berkarya Seni Dengan memanfaatkan limbah anorganik (Kain
Perca) Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 5 Makassar. Perlu dijelaskan
37
tentang bagaimana peneliti memperoleh jawaban tentang masalah yang peneliti
teliti.
Dalam memperoleh informasi tentang Proses Berkarya Seni Dengan
memanfaatkan limbah anorganik (Kain Perca) Pada Siswa Kelas VII di SMP
Negeri 5 Makassar, peneliti menggunakan teknik analisis data model interaktif
Miles dan Huberman dalam Sugiono. Dapat dilihat pada gambar berikut :
Teknik Analisis Data Model Interaktif Miles Dan Huberman
Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis
data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Conclusions
drawing/verifyng
Data reduction
Data display
Data Collection
38
1. Data reduction (reduksi data)
Data yang peneliti peroleh dari lapangan sangatlah banyak, semakin lama
peneliti berada di lapangan maka semakin banyak pula data yang peneliti
dapatkan maka peneliti perlu menganalisis data melalui reduksi data yaitu
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, di
cari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah peneliti reduksi akan memberikan
gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, untuk melakukan reduksi data maka peneliti menggunakan alat
seperti computer mini untuk memberikan kode pada aspek tertentu.
2. Data display (penyajian data)
Setelah peneliti mereduksi data maka peneliti melanjutkan analisis
dengan menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif. Dalam hal ini miles
and huberman (1984 ) menyatakan “the most frequent form of display data for
qualitative research data in the past has been narrative tex” yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif.
Dalam penyajian data ini setelah peneliti mengelompokkan data-data
yang peneliti dapatkan maka peneliti memeriksa atau menguji kembali untuk
melihat apakah data-data yang peneliti temukan yang masih bersifat hipotetik
berkembang atau tidak.
39
3. Conclusion drawing/verification
Langkah selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel. Metode inilah yang peneliti
gunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
G. Indikator Penilaian
- Kerapian : Kemampuan siswa dalam menghasilkan karya seni kriya yang
apik, bersih, dan memiliki struktur bentuk yang harmonis.
- Kesesuain : Kemampuan siswa dalam menangkap tema dan
menyesuaiannya pada hasil karya yang diciptakan.
- Kreatifitas : Kemampuan siswa dalam merancang, membentuk dan
menyusun bahan dan alat kerajinan dari kain perca yang digunakan
dalam berkarya seni kriya.
- Ketuntasan/ Finishing : Kemampuan siswa dalam menyelesaikan hasil
karya yang sesuai dengan struktur dan keutuhan karya secara
keseluruhan. Dalam ketuntasan tersebut juga berkaitan dengan aspek
proporsional, simetris dan komposisi yang baik.
40
Keterangan:
P1 : Kerapian
P2 : Kesesuain
P3 : Kreatifitas
P4 : Ketuntasan/ Finishing
H. Instrumen Penilaian
Tabel. Aspek Penilaian
NO NAMA KELOMPOK KARYA Penilaian
Rata rata hasil
P1 P2 P3 P4
1
1
2
2
Keterangan nilai :
Sangat Baik : 93 - 100
Baik : 85 – 92
Cukup : 77 – 84
Kurang : < 77
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan
mengenai Proses Berkarya Seni Kriya dengan memanfaatkan limbah anorganik
(kain perca) pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Makassar. Dalam penyajian ini
akan diuraikan datanya berdasarkan metode deskriptif yaitu penggambaran data
secara apa adanya berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan.
Berdasarkan rincian masalah yang diajukan peneliti meliputi: Alat dan
bahan yang digunakan dalam berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan limbah
anorganik (kain perca), bagaimana proses berkreasi seni kriya dan jenis karya
apa yang dihasilkan dalam proses berkarya seni kriya dengan memanfaatkan
limbah kain perca.
1. Proses Berkreasi Seni Kriya dengan Memanfaatkan Limbah Kain Perca
Pada pembahasan ini, peneliti akan menguraikan proses berkreasi seni kriya
dengan memanfaatkan limbah organik (kain perca) pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Makassar sebagai berikut :
41
42
a. Bahan dan alat yang digunakan dalam berkreasi seni kriya dengan
memanfaatkan limbah anorganik (kain perca) pada siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Makassar
Bahan merupakan zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat dibuat
darinya, seperti kain perca. Sedangkan alat merupakan peralatan yang digunakan
untuk membuat karya, sehingga bahan berhasil tercipta menjadi suatu hasil karya
yang bernilai dan dapat digunakan sebagai pajangan dan benda pakai.
Di bawah ini dapat diuraikan bahan dan alat apa saja yang digunakan pada
pemanfaatan kain perca dalam berkarya seni kriya:
1) Kain Perca
Kain perca adalah salah satu bahan utama yang digunakan dalam
berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan limbah anorganik. Kain perca
berasal dari kain sisa-sisa guntingan yang berasal dari pembuatan pakaian,
kerajinan atau berasal dari produk tekstil lainnya. Contohnya pada
pembuatan karya bros dari kain perca.
43
Gambar 16: Kain perca
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
2) Permata
Pertama merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk menambah
nilai keindahan dari karya yang dibuat. Contohnya pada hasil karya bros.
Gambar 17: Permata
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
44
3) Kancing
Salah satu bahan penunjang untuk menambah nilai keindahan dari karya seni
kriya yang akan dibuat.
Gambar 18: Kancing
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal,25 agustus 2019)
4) Lem
Lem berguna sebagai perekat dalam membuat karya seni kriya.
Gambar 19: Lem
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
45
5) Benang
Gambar 20: Benang
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
6) Peniti Bros
Gambar 21: Peniti Bros
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
Adapun alat yang digunakan dalam proses berkarya seni kriya dengan
memanfaatkan kain perca adalah :
46
1) Gunting
Gunting digunakan untuk memotong kain perca yang digunakan dalam
berkarya seni kriya.
Gambar 22: Gunting
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
2) Lem Tembak
Lem tembak digunakan sebagai perekat dalam membuat karya dari kain
perca. Misalnya untuk menempelkan permata atau manik-manik.
Gambar 23: Lem Tembak
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
47
3) Jarum
Jarum digunakan sebagai alat untuk menyatukan potongan-potongan kain
perca sehingga terbentuk menjadi karya sesuai dengan desain yang diinginkan.
Gambar 24: Jarum
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
4) Meteran
Meteran digunakan sebagai alat untuk mengukur dalam membuat karya.
Gambar 25: Meteran
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
48
5) Pensil
Pensil digunakan sebagai alat untuk menulis dan menggambar desain
karya yang ingin dibuat.
Gambar 26: Pensil
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
6) Pentul
Pentul digunakan sebagai alat agar kain perca yang digunakan tidak
bergerak pada saat proses pembuatan bros.
Gambar 27: Pentul
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
49
b. Bagaimana proses berkarya seni kriya dengan memanfaatkan limbah
anorganik (kain perca)
Pada penelitian ini, proses berkarya seni kriya yang dilakukan oleh siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Makassar dilakukan di dalam ruang kelas dan
didampingi oleh guru untuk mengontrol pelaksanaan pembelajan dengan baik.
Proses berkarya tersebut menggunakan limbah kain perca sebagai bahan utama
yang dikreasikan melalui desain dan struktur bentuk yang telah di uraikan
sebelumnya pada tahap awal pembelajaran.
Pemanfaatan limbah anorganik (kain perca) adalah suatu proses
kreativitas tinggi, yang menggunakan teknik kecekatan dan kinerja dari pekerja
seni, utamanya dalam memanfaatkan kain perca, pada tahap ini telah dirincikan
bagaimana siswa dapat merancang karya seni menggunakan bahan dan peralatan
yang tersedia. Berkarya seni kriya tidak hanya memberikan pengetahuan secara
umum, namun juga dapat memberikan keuntungan bagi yang memiliki bakat dan
keterampilan tangan, serta mampu menghasilkan karya yang memiliki nilai jual.
Untuk memulai membuat kerajinan kain perca, ada beberapa persiapan yang
harus perhatikan :
1) Pertama-tama, pisahkan kain perca sesuai warna dan corak yang
diinginkan.
2) Cuci kain perca dengan detergen dengan memisahkan antara kain yang
bercorak kuat dan bercorak warna netral, hal ini untuk menghindari adanya
percampuran warna atau luntur.
50
3) Keringkan kain perca dengan bantuan sinar matahari.
4) Persiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan selama proses
produksi berlangsung. Mulai dari benang, jarum, gunting, lem dan lain
sebagainya.
5) Buat pola-pola yang disesuaikan dengan desain yang dibuat.
Adapun tahap dalam proses berkarya seni kriya dengan memanfaatkan
limbah anorganik (kain perca) menggunakan alat, bahan. Kemudian merancang
karya apa yang akan dibuat, dari proses ini siswa dapat memahami terlebih
dahulu apa fungsi dari bahan dan peralatan yang digunakan, kemudian pemilihan
motif-motif kain perca yang diinginkan, mendesain karya yang ingin dibuat,
kemudian proses pengerjaan dan finishing.
1. Proses awal
Tahap awal yaitu dimana siswa memilih corak ataupun warna yang mereka
inginkan dari limbah kain-kain perca yang telah mereka kumpulkan.
Gambar 28: Tahap awal
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal,25 agustus 2019)
51
2. Mendesain dan membuat pola karya yang akan dibuat
Tahapan kedua yaitu setelah mereka selesai memilih corak dan warna dari
kain-kain perca yang telah mereka pilih, kemudian mendesain dan membuat pola
karya seni kriya yang akan dibuat.
Gambar 29: Proses mendesain
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
3. Menggunting kain perca yang telah dipilih berdasarkan corak dan warnanya
Pola yang telah dibuat sebelumnya kemudian di gunting sesuai dengan
desain yang digambarkan dengan menggunakan pensil. Teknik menggunting
dilakukan mengukuti sifat-sifat kain dan desain agar dapat terpola dengan baik
dan rapi.
52
Gambar 30: Menggunting kain
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
4. Menjahit kain perca sehingga membentuk sesuai dengan pola yang telah
dibuat
Selanjutnya bahan yang telah di gunting kemudian di susun sesuai
dengan ide kreatif yang telah di rancang sebelumnya. Teknik penyusunan
tersebut melatih siswa dalam mengkomposisikan bentuk, warna, dan
kreatifitas pengolahan kain perca menjadi karya seni yang estetik. Teknik
penyusunan tersebut dilakukan dengan cara menjahit bagian-bagian bidang
kain agar menghasilkan komposisi dan kualitas karya yang lebih kuat.
53
Gambar 31: Membentuk kain sesuai pola
(Dokumentasi: Rahima/25 agustus 2019)
5. Proses Pembuatan hingga menjadi karya Bros dari kain perca
Pada tahap ini, siswa dituntut untuk menghasilkan ketuntasan karya
dengan memperhatikan komposisi, keseimbangan, dan penerapan karya yang
lebih bersifat fungsional. Oleh karena itu, tahap ini menjadi bagian terpenting
dalam memperbaiki seluruh struktur keseluruhan karya kriya tersebut.
54
Gambar 32:Proses pembuatan bros
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat karya
bros dari kain perca yaitu:
Pertama, kain perca digunting dan dibentuk kotak, ukurannya kurang
lebih 5 cm sebanyak 10 lembar.
Selanjutnya kain perca dilipat menjadi 2 membentuk segitiga, kemudian
setiap sudut bawahnya dilipat ke atas.
Lipat kain perca dan tusuk dengan menggunakan pentul agar bentuknya
tidak berubah.
Setelah itu gunting lipatannya. Lalu matikan ikatan benangnya dengan
lipatan kain perca bertemu dengan lipatan kain perca yang telah dirangkai
Yang terakhir, tinggal dirapikan dan diberi kancing atau permata di
tengahnya. Jangan lupa untuk menempelkan peniti bros dibelakangnya.
55
2. Hasil Karya Seni Kriya Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Makassar
Kualitas sebuah karya tergantung pada proses pengerjaan yang maksimal,
maka kerjasama ekstra dan keterampilan dalam suatu kelompok dibutuhkan agar
menjadi suatu hasil yang sesuai dengan harapan, kemudian kualitas juga
bergantung pada bahan dan alat yang digunakan, namun dalam penelitian ini
siswa dapat melaksanakan tugas dan kreativitasnya dengan baik.
Adapun kemampuan dan hasil karya dari pembuatan bros dengan
menggunakan limbah anorganik (kain perca) pada siswa kelas VII SMP Negeri
5 Makassar, sebagai berikut :
NO NAMA KL
P KARYA
Penilaian Rata
rata hasil
P1 P2 P3 P4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-Abdul latief
-Anggun Zahra
-Dwi AfifaMaisya
-Indrawan S.
-Muammar Yazin
-Musdalifa
-Nur alfiHusna
-Nuradha
-YudiAzis
1
90
92
85
85
88
Baik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-Ahmad Fauzan
-AniqahFiqriyah
-Evan Syamsu
-LutfiahRamdhani
-Muh Farid
-Nadya Anggun
-Nur Ayu
Salsabila
-Ricky Yovan
-ZhaskiaAzzahra
2
87
90
88
85
87.5
Baik
56
1
2
3
4
5
6
7
8
-Andi Mutmainna
-ArditoTrie
-Fauzan Dwi P.
-M. Faizal Reza
-M. Alif Nur
-Nadya Eka P
-Nur Azisah A.
-Selah Ardina
3
90
89
85
90
88,5
Baik
1
2
3
4
5
6
7
8
-Andi Qayla S
-Aurell Lia W
-Harnum Tri P.
-M. Nur Afdal
-Muh. Dzaki
-NailahFadilah
-Nur Putri N.
-Sri Arini M.
4
90
87
85
88
87,5
Baik
Keterangan:
P1 : Kerapian
P2 : Kesesuain
P3 : Kreatifitas
P4 : Ketuntasan/ Finishing
Kemampuan siswa dalam berkarya seni kriya dengan menggunakan
limbah anorganik (kain perca), dalam hal ini membuat karya bros dapat
diketahui dari praktek dengan memperhatikan kerapian karya, kesesuaian,
kreatifitas, dan ketuntasan/finishing. Dengan penilaian rata-rata 88 untuk
57
kelompok I,87,5 untuk kelompok II, 88,5 untuk kelompok III, 87,5 untuk
kelompok IVyang dianggap baik adalah semua kelompok dengan
persentase 100 %. Dari data tersebut disimpulkan bahwa Siswa KelasVII
SMP Negeri 5 Makassar dapat dikategorikan baik dalam kegiatan praktek
membuat karya seni kriya yaitu bros dari limbah anorganik (kain perca).
Kelompok satu, menghasilkan karya seni kriya yakni bros dengan desain
atau bentuk yang cukup kreatif dan menarik. Bros dari kain perca karya mereka
lebih terlihat rapi dibanding kelompok yang lain. Selain itu antusias anggota
kelompok ini jauh lebih semangat dibanding yang lain. Terlihat dari jumlah
karya yang mereka hasilkan.
Kelompok dua, membuat bros dari kain perca dengan motif yang
bermacam-macam, ada juga yang polos. namun bentuknya sederhana dan
menarik, kelompok tersebut mengerjakan dengan maksimal mulai pada tahap
awal, pembuatan desain yang diinginkan, hingga pada proses pembuatan bros.
Kedua kelompok mengerjakan dengan sangat terampil, dan kerjasama yang baik
berjalan dengan baik sehingga menghasilkan karya yang patut di apresiasi.
Kelompok tiga, membuat bros dari kain perca dengan motif batik namun
bentuknya unik dan sederhana, kelompok tersebut mengerjakan dengan
maksimal mulai pada tahap awal, pembuatan desain yang diinginkan, hingga
pada proses pembuatan bros. Kedua kelompok mengerjakan dengan sangat
terampil, dan kerjasama yang baik berjalan dengan baik sehingga menghasilkan
karya yang patut di apresiasi.
58
Kelompok empat, adalah kelompok terakhir yang menghasilkan hasil
karya yang menarik dan pengerjaannya rapi. Kain perca yang dipilih tanpa motif
atau polos.namun sudah maksimal dan kerjasama secara bertahap berjalan
dengan baik, pada kelompok ini siswa dapat memahami dengan baik kegunaan
dari peralatan dan bahan yang digunakan dilanjutkan pada tahap awal sampai
finishing kelompok tersebut berusaha menampilkan karya yang berkualitas.
Berdasarkan hasil pengamatan sikap siswa di kelas selama kegiatan
belajar membuat karya seni kriya dengan menggunakan limbah kain
percaternyata mampu mengubah sikap belajar siswa dan dapat meningkatkan
kreatifitas dan aktivitas belajar siswa serta menumbuhkan rasa saling kerjasama
antar siswa. Terlihat pada pelaksanaan kegiatan praktek yang dibagi dalam 4
kelompok belajar, siswa sudah mulai antusias dan termotivasi mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan kreatif berusaha menemukan sesuatu yang baru
melalui model atau contoh. Walaupun dari kegiatan tersebut masih terdapat
sebagian siswa yang kurang ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.Pada tes evaluasi di lihat dari hasil tes ternyata masih ada sebagian
siswa yang kurang mengerti disebabkan karena kurangnya minat dan partisipasi
siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Karya yang dihasilkan pada setiap kelompok menjadi penilaian tersendiri
bagi sekolah dan siswa itu sendiri,dapat dilihat dari segi bentuk dan jenis karya-
karya yang dihasilkan. Dari segi bentuk karya yang ada siswa sekolah menengah
pertama kelas VII dapat memberikan apresiasi bagi guru disekolah karena telah
membuat karya sendiri dengan maksimal, menghasilkan karya yang bernilai
59
artsistik, berkualitas dan dapat digunakan sebagai benda pakai. Selain itu juga
memiliki nilai ekonomis, yang dapat mengajarkan siswa untuk berwirausaha
dengan menjual hasil karyanya.
60
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Kain Perca merupakan kain sisa-sisa guntingan yang berasal dari
pembuatan pakaian, kerajinan atau berasal dari produk tekstil lainnya
yang begitu mudah kita temui. Seiring berjalannya waktu, kain perca yang
dulunya hanya dianggap sebagai limbah yang tak memiliki manfaat kini
dapat dibuat sebagai bahan dasar kerajinan yang cukup unik, menarik
dan memiliki nilai jual di tangan orang yang kreatif.
2. Penggunaan alat dan bahan dalam pemanfaatan kain perca oleh peseta didik
diharapkan dapat memahami apa kegunaan dari alat dan material yang
digunakan, maka diperlukan peneliti memberikan teknik bagaimana cara
siswa memahami kegunaan suatu benda agar pada proses pembuatan karya
siswa dapat dengan cermat berkarya menggunakan bahan dan alat dengan
benar.
3. Proses berkarya seni kriya dengan memanfaatkan limbah anorganik (kain
perca) yang dihasilkan berupa benda pajangan dan benda pakai yang unik,
menarik dan memiliki nilai ekonomis. Penelitian berjalan sesuai rancangan
penelitian. Setiap kelompok membuat karya yang sama yakni membuat bros
akan tetapi dengan kemampuan yang berbeda dan kreatifitas serta desain
60
61
yang berbeda-beda. kualitas karya yang dihasilkan terbilang ada yang
memiliki kekurangan dan ada yang memiliki kelebihan, meskipun seperti itu
semua kelompok telah menunjukkan kinerja dan usaha yang baik.
4. Jenis karya yang dihasilkan seorang siswa bergantung pada kekompakan
dan kinerja yang baik, seperti pada hasil dari keempat kelompok tersebut,
menghasikan karya yang unik, menarik dan berkualitas sebagai benda pakai
dan juga memiliki nilai jual.
B. Saran
Untuk meningkatkan Proses berkarya seni kriya dengan memanfaatkan
limbah anorganik (kain perca) pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Makassar
disarankan untuk :
1. Kepada kepala sekolah, tenaga pengajar dan pihak- pihak terkait di
lingkungan SMP Negeri 5 Makassar dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan sangat perlu diperhatikan kekurangan dan kelebihan metode
pembelajaran. Untuk meningkatkan jiwa seni seorang siswa dalam
menghasilkan karya seni kriya sangat dibutuhkan teknik pengajaran secara
langsung, memperlihatkan secara langsung bagaimana mengolah kain perca
dari limbah yang tak mempunyai manfaat menjadi suatu karya yang dapat
memiliki fungsi, seperti fungsi keindahan dan fungsi pakai serta memilki
nilai ekonomis.
62
2. Kepada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Makassar, hendaknya lebih melatih
diri dan keterampilan tangan lebih baik lagi dalam berkarya seni, khususnya
berkarya seni kriya dengan memanfaatkan limbah anorganik (kain perca).
3. Kepada Peneliti yang akan mengadakan penelitian lanjutan, agar penelitian
ini dapat dijadikan acuanuntuk penelitian selanjutnya guna meningkatkan
seni pembelajaran kriya secara terarah.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Malik dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP
UNISMUH Makassar.
Ismiyanto, PC. S. 2010. Strategi Model Pembelajaran Seni. Semarang : FBS
Unnes. https//Iib.unnes.ac.id. 2 September 2015
Jihad, Asep, Drs, M.Pd dan Abdul Haris, Dr, M.Sc (2013). Evaluasi
pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo
Moeliono.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.
Paresti, Suci dkk. 2016. Prakarya. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Poerwadarminta, W.J.S. 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Suntingan pusat
Pembinaan dan Pengembangan bahasa, Jakarta: Balai Pustaka.
Rohmadi, (2009). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : UPT Unnes Press.
https//Iib.unnes.ac.id.
Subekti, Aji dkk.2018. Seni Budaya dan Keterampilan.Jakarta : Pusat Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitati
(Bandung : Alfabeta, 2008). Cet.IV : 15.
Setyosari, Punaji, 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta.
Syafi’i, 2006. Konsep dan Model Pembelajaran Seni Rupa. Semarang : FBS
Unnes. https//Iib.unnes.ac.id,
Syamsuri, Sukri. A, dkk. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar:
KI1 dan KI2:Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah
abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran *Nilai
Karakter Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
3.2 Memahami pengetahuan tentang jen
is, sifat, karakter, dan teknik pengola
han kertas dan plastik lembaran
4.2 Memilih jenis bahan dan teknik peng
olahan kertas dan plastik lembaran y
ang sesuai dengan potensi daerah set
empat
Kerajinan Dari Bahan Limb
ah Lunak Prinsip Kerajinan Bahan
Limbah Lunak
Jenis Dan Karakteristik
Kerajinan Bahan Limbah
Lunak
Proses Produksi Kerajinn Ba
han Limbah Lunak
Jujur,
Disiplin ,
Mandiri,
Rasa ingin
tahu, pedui
lingkungan,
kerjasama
Mengamati melalui berbagai
sumber tentang jenis alat, teknik
dan langkah pembuatan
Membuat pertanyaan tentang cara
merancang dan pembuatan produk
kerajinan
Membuat rancangan kebutuhan
alat dan bahan serta teknik
pembuatan
Membuat produk dari bahan serat
dan tekstil, serta menyajikan dan
mengemas
Mengevaluasi dan melaporkan
proses dan hasil pembuatan
produk kerajinan
Menonton video/ mengamati
gambar/mengamati serat dan
tekstil dan atau membaca wacana
tentang jenis, sifat, karakter kertas
dan plastik
Membuat pertanyaan tentang
jenis, sifat, karakter serta teknik
a. Sikap
(spiritual dan
sosial)
Observasi
(jurnal)
b. Pengetahuan
Tes tertulis
c. Keterampilan
Kinerja
16 JP 1. Suci Paresti, Dewi
Sri Handayani
Nuswantari, Erny
Yuliani, dan Indra
Samsudin.2017.Pr
akaryaSMP/MTsK
elasVIISemester1
BukuGuru.
Jakarta:
KementerianPendi
dikan dan
Kebudayaan.
2. Suci Paresti, Dewi
Sri Handayani
Nuswantari, Erny
Yuliani, dan Indra
Samsudin.2017.Pr
akarya
SMP/MTsKelasVI
IBukuSiswa.Keme
nterian
Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran *Nilai
Karakter Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
pengolahan kertas dan plastik
yang tidak di pahami.
Memilih dan menentukan jenis
bahan dan teknik pengolahan
Mengomunikasikan hasil
pemilihan bahan dan teknik
pengolahan 3.3 Memahami rancangan
pembuatan,penyajian dan
pengemasan bahanpangan buah
segar menjadimakanan dan
minuman yang adadi wilayah
setempat
4.3 Mengolah bahan pangan buah segar
menjadi makanan dan minuman
sesuai pengetahuan rancangan dan
bahan yang ada di wilayah setempat
Pengolahan Bahan Pangan
Sayuran Menjadi Makanan
Dan Minuman Kesehatan
Pengertian sayuran
Klarifikasi sayuran
Kandungan dan manfaat
sayuran
Teknik pengolahan
Tahapan pembuatan/
pengolahan makanan dan
minuman
Jujur,
Disiplin ,
Mandiri,
Rasa ingin
tahu, pedui
lingkungan,
kerjasama
Mengamati jenis bahan dan alat
pengolahan di wilayah setempat
dari berbagai sumber
Membuat pertanyaan tentang cara
mengolah dan mengemas hasil
olah sayuran
Membuat rancangan kebutuhan
alat dan bahan serta teknik
pengolahan
Mengolah sayuran menjadi
makanan dan minuman kesehatan
, mengemas dan menyajikan
Mengevaluasi dan melaporkan
proses dan hasil pengolahan.
a. Sikap
(spiritual dan
sosial)
Observasi
(jurnal)
b. Pengetahuan
Tes tertulis
c. Keterampilan
Kinerja
8 JP 1. Suci Paresti, Dewi
Sri Handayani
Nuswantari, Erny
Yuliani, dan Indra
Samsudin.2017.Pr
akaryaSMP/MTsK
elasVIISemester1
BukuGuru.
Jakarta:
KementerianPendi
dikan dan
Kebudayaan.
2. Suci Paresti, Dewi
Sri Handayani
Nuswantari, Erny
Yuliani, dan Indra
Samsudin.2017.Pr
akarya
SMP/MTsKelasVI
IBukuSiswa.Keme
nterian
Pendidikan dan
Kebudayaan. 3.4 Memahami rancangan
pengolahan,penyajian, dan
pengemasan bahanhasil samping
sayuran menjadiproduk pangan
yang ada di wilayahsetempat
Pengolahan Bahan Pangan
Hasil Samping Sayuran
Menjadi Produk Pangan
Kandungan dan manfaat dari
Jujur,
Disiplin ,
Mandiri,
Rasa ingin
tahu, pedui
Mengamati jenis bahan dan alat
pengolahan di wilayah setempat
dari berbagai sumber
Membuat pertanyaan tentang cara
a. Sikap
(spiritual dan
sosial)
8 JP 1. Suci Paresti, Dewi
Sri Handayani
Nuswantari, Erny
Yuliani, dan Indra
Samsudin.2017.Pr
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran *Nilai
Karakter Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
4.4 Mengolah, menyaji dan
mengemasbahan hasil samping
sayuranmenjadi produk pangan
yang adadi wilayah setempat
bagian hasil samping sayuran
Teknik pengolahan
Tahapan
pembuatan/pengolahan
produk pangan
Pengertian hasil samping
sayuran
lingkungan,
kerjasama
mengolah dan mengemas hasil
samping pengolahan sayuran
Membuat rancangan kebutuhan
alat dan bahan serta teknik
pengolahan
Mengolah hasil samping menjadi
produk pangan, mengemas , dan
menyajikan
Mengevaluasi dan melaporkan
proses dan hasil pengolahan.
Observasi
(jurnal)
b. Pengetahuan
Tes tertulis
c. Keterampilan
Kinerja
akaryaSMP/MTsK
elasVIISemester1
BukuGuru.
Jakarta:
KementerianPendi
dikan dan
Kebudayaan.
2. Suci Paresti, Dewi
Sri Handayani
Nuswantari, Erny
Yuliani, dan Indra
Samsudin.2017.Pr
akarya
SMP/MTsKelasVI
IBukuSiswa.Keme
nterian
Pendidikan dan
Kebudayaan.
Makassar, 07 Januari 2019
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 5 Makassar Guru Mata Pelajaran