PROSES AFIKSASI DALAM BAHASA ANGKOLA / MANDAILING KARYA ILMIAH DIKERJAKAN O L E H DRS. IRWAN NIP. 131 925 646 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA JURUSAN SASTRA DAERAH MEDAN 2006
PROSES AFIKSASI DALAM BAHASA ANGKOLA / MANDAILING
KARYA ILMIAH
DIKERJAKAN
O
L
E
H
D R S . I R W A N NIP. 131 925 646
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA DAERAH M E D A N
2 0 0 6
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Karya Ilmiah ini diberi judul “Proses Afiksasi Dalam Bahasa Angkola /
Mandailing”.
Dalam menyusun Karya Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan-
kesulitan, namun berkat bantuan dari semua pihak, akhirnya dapat diselesaikan juga.
Akhirnya penulis mengharapkan kritik-kritik dan saran demi penyempurnaan
Karya Ilmiah ini.
Medan, Desember 2006
Penulis,
D r s . I R W A N NIP. 131 925 646
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
BAB I
PENDAHULUAN
Di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh
rakyatnya dengan baik-baik (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura dan sebagainya)
bahas-bahasa itu akan dihormati dan dipelihara juga oleh negara.
Bahasa-bahasa itu pun merupakan sebagian dari kebudayaan Indonesia yang
hidup. Penjelasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 36 di atas
sungguh mengingatkan kita tentang satu lambang kebanggaan daerah dan lambang
identitas daerah yang perlu dikembangkan, karena hal tersebut adalah salah satu
unsur kebudayaan Indonesia yang hidup.
Bahasa daerah di samping unsur budaya seperti yang disebutkan di atas, juga
penting untuk memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara, yang dimiliki semua masyarakat
Indonesia, lebih menantikan kehadiran perbendaharaan kata, dari bahasa-bahasa
Daerah daripada dari Bahasa asing, oleh karena itu penginventarisasian dan
penelitian-penelitian bahasa-bahasa daerah yang ada di nusantara sangat diperlukan.
Bahasa Angkola/Mandailing adalah salah satu bahasa yang ada di nusantara.
Bahasa Angkola/Mandailing merupakan bahasa penghubung. Pemakainya hampir di
seluruh lapisan masyarakat seperti : pengetua-pengetua adat, pedagang, pengusaha,
bahkan dalam dunia pendidikanpun bahasa Angkola/Mandailing ini masih
dipergunakan sebagai bahasa pengantar sampai kelas III Sekolah Dasar.
Mengingat hal di atas maka penulis pada kesempatan ini ingin mencoba
menganalisis afiksasi yang ada dalam bahasa Angkola/Mandailing.
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
BAB II
PROSES AFIKSASI DALAM BAHASA ANGKOLA / MANDAILING
2.1. Pengertian Afiks
Ramlan (1983 : 48) mengatakan afiks adalah suatu satuan gramatik terikat yng
di dalam suatu kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain
untuk membentuk kata atau pokok kata baru, setiap afiks berupa satuan terikat,
artinya dalam tuturan biasa tidak dapat berdiri sendiri dan secara gramatik selalu
melekat pada satuan l ain. Misalnya, pada kata minuman. Kalau ini terdiri dari dua
unsur, yaitu minum merupakan kata, dan –an merupakan satuan terikat. Maka
morfem –an merupakan afiks, karena dapat ditentukan bahwa –an mempunyai
kemampuan melekat pada satuan-satuan lain.
2.2. Jenis Afiks
Seperti yang tersebut di atas jenis afiks dalam bahasa Angkola/Mandailing
dapat dibedakan atas empat bagian yaitu :
a. Prefiks yaitu afiks yang diletakkan di awal kata dasar. Prefiks yang terdapat di
dalam bahasa Angkola / Mandailing yaitu : Prefiks / mar- / , / man - / , / di- / , /
pa- / , / paN / , / par- / , / sa- / , / san- / um- /.
b. Infiks
Infiks yaitu penyisipan afiks di dalam kata dasar yang termasuk infiks dalam
bahasa Angkola/Mandailing yaitu :
/ -in- / , / -um- /
c. Sufiks
Sufiks yaitu afiks yang diletakkan di belakang kata dasar. Sufiks dalam bahasa
Angkola / Mandailing yaitu :
/ -i / , / -on / , / -an / , / -hon /
d. Konfiks
Konfiks yaitu afiks yang terdiri atas dua unsur, satu di awal kata dasar dan
diakhir kata dasar dan berfungsi sebagai satu morfem.
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
2.3. Prefiks Dalam Bahasa Angkola / Mandailing
2.3.1. Prefiks / mar-/
a. Bentuk
Prefiks / mar- / bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal dan
konsonan, maka / mar- / tidak mengalami perubahan.
Contoh :
/ mar- / + lojong ‘hari’ → marjolong ‘berlari’
/ mar- / + aek ‘air’ → maraek ‘berair’
/ mar- / + ubat ‘obat’ → marubat ‘berobat ’
/ mar- / + tenju ‘tinju’ → martenju ‘bertinju’
b. Distribusi
Prefiks / mar- / dapat melekat pada :
1. Kata Benda
Contoh :
/ mar- / + goar ‘nama’ → margoar ‘bernama’
/ mar- / + pira ‘telur’ → marpira ‘bertelur’
2. Kata Kerja
Contoh :
/ mar- / + suan ‘tanam’ → marsuan ‘bertanam’
/ mar- / + etong ‘hitung’ → maretong ‘berhitung’
3. Kata Sifat
Contoh :
/ mar- / + rara ‘merah’ → marrara ‘menjadi merah’
/ mar- / + bontar ‘putih’ → marbontar ‘menjadi putih’
4. Kata Bilangan
Contoh :
/ mar- / + onom ‘enam’ → maronom ‘berenam’
/ mar- / + sada ‘satu’ → marsada ‘bersatu’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
c. Fungsi
Prefiks / mar- / pada umumnya berfungsi untuk membentuk kata kerja
Contoh :
/ mar- / + kobar ‘kata’ → markobar ‘berkata’
/ mar- / + suan ‘tanam’ → marsuan ‘bertanam’
d. Nosi / Arti
Prefiks / mar- / mempunyai nosi sebagai berikut :
1. Menyatakan saling berbalasan
Contoh :
/ mar- / + alo ‘lawan’ → maralo ‘saling berlawanan’
/ mar- / + tenju ‘tinju’ → martenju ‘meninju’
2. Mengusahakan apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ mar- / + hauma ‘ladang’ → marhauma ‘mengusahakan ladang’
/ mar- / + tobat ‘kolam ’ → martobat ‘mengusahakan kolam’
3. Mempunyai apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ mar- / + hepeng ‘uang’ → marhepeng ‘mempunyai uang’
/ mar- / + saba ‘sawah’ → marsaba ‘mempunyai sawah’
4. Memperoleh atau menghasilkan apa yang tersebut pada kata dasar
Contoh :
/ mar- / + pira ‘telur’ → marpira ‘menghasilkan telur’
/ mar- / + anak ‘anak → maranak ‘memperoleh anak’
5. Memakai apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ mar- / + sabun ‘sabun’ → marsabun ‘memakai sabun’
/ mar- / + suri ‘sisir’ → marsuri ‘memakai sisir’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
6. Menjadikan apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ mar- / + hunik ‘kuning’ → marhunik ‘menjadi kuning’
/ mar- / + rara ‘merah’ → marrara ‘menjadi merah’
7. Menyatakan meminta bantuan kepada apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ mar- / + datu ‘dukun’ → mardatu ‘meminta bantuan dukun’
/ mar- / + guru ‘guru’ → marguru ‘meminta bantuan guru’
8. Menyatakan dikenai oleh apa yang tersebut pada kata dasar
Contoh :
/ mar- / + alogo ‘angin’ → maralogo ‘dikenai angin ’
/ mar- / + aek ‘air’ → maraek ‘dikenai air’
9. Menyatakan perbuatan yang tidak berobjek
Contoh :
/ mar- / + ende ‘nyanyi’ → marende ‘bernyanyi’
/ mar- / + lange ‘renang’ → marlange ‘berenang’
10. Berada dalam keadaan seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ mar- / + umma ‘cium’ → marumma ‘dalam keadaan ciuman’
/ mar- / + sompit ‘sampit’ → marsompit ‘dalam keadaan sempit’
2.3.2. Prefiks / ma- /
a. Bentuk
Prefiks / ma- / tidak mengalami perubahan bentuk, bila melekat pada bentuk
dasar berupa kata sifat.
Contoh :
/ ma- / + hiang ‘kering’ → mahiang ‘mengering’
/ ma- / + tapor ‘pecah’ → matapor ‘memecah’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
b. Distribusi
Prefiks / ma- / hanya dapat melekat pada kata sifat
Contoh :
/ ma- / + godang ‘besar’ → magodang ‘membesar’
/ ma- / + lungun ‘rindu’ → malungun ‘menjadi rindu’
c. Fungsi
Prefiks / ma- / berfungsi mengubah kata sifat menjadi kata kerja
Contoh :
/ ma- / + tapor ‘pecah’ → matapor ‘memecah’
/ ma- / + godang ‘besar’ → magodang ‘menjadi besar’
d. Nosi / Arti
Prefiks / ma- / mempunyai arti membuat jadi seperti apa yang tersebut pada
bentuk dasar.
Contoh :
/ ma- / + lomlom ‘hitam’ → malomlom ‘menjadi hitam’
/ ma- / + menek ‘kecil’ → mamenek ‘menjadi kecil’
2.3.3. Prefiks / MaN- /
a. Bentuk
1. Prefiks / maN- / bila melekat pada kata dasar yang berfonem awal konsonan / p
/ dan / b / maka prefiks / maN- / berubah menjadi / mam- / sedang fonem / p /
luluh.
Contoh :
/ maN- / + baen ‘jadi’ → mambaen ‘menjadi’
/ maN- / + pangkur ‘cangkul’ → mamangkur ‘mencangkul’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
2. Prefiks / maN- / bila melekat pada bentuk kata dasar yang berfonem awal
konsonan / k / , / k / , / g /, maka prefiks / maN- / berubah menjadi / mang- /
sedang fonem / h / berubah menjadi / k /.
Contoh :
/ maN- / + hurang ‘kurang’ → mangkurang ‘mengurang’
/ maN- / + kurondo ‘tandu’ → mahkurundo ‘menandu’
/ maN- / + garar ‘bayar’ → manggarar ‘membayar’
3. Prefiks / maN- / bila melekat pada bentuk kata dasar yang berfonem awal
konsonan / j / , / d/ , / c /, maka prefiks / maN- / berubah menjadi / man- /.
Contoh :
/ maN- / + jait ‘jahit’ → manjait ‘menjahit’
/ maN- / + dahop ‘peluk’ → mandahop ‘memeluk’
/ maN- / + cukur ‘cukur’ → mancukur ‘mencukur’
4. Prefiks / maN- / bila melekat pada bentuk kata dasar yang berfonem awal
konsonan / l / , dan / r / maka prefiks / maN- / berubah menjadi / manga- /.
Contoh :
/ maN- / + liang ‘lubang’ → mangaliang ‘membuat lubang’
/ maN- / + ramban ‘lempar’ → mangaramkan ‘melempar’
5. Prefiks / maN- / bila melekat pada bentuk kata dasar yang berfonem awal
konsonan / t / , maka prefiks / maN- / berubah menjadi / maN- / sedangkan
fonem awal tersebut luluh.
Contoh :
/ maN- / + tangko ‘curi’ → manangko ‘mencuri’
/ maN- / + tutung ‘ bakar’ → mamutung ‘membakar’
6. Prefiks / maN- / bila melekat pada bentuk kata dasar yang berfonem awal
konsonan / s / , maka prefiks / maN- / berubah menjadi / many- / sedang fonem
awal / s / luluh.
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
Contoh :
/ maN- / + sabun ‘sabun’ → manyabun ‘menyabun’
/ maN- / + suan ‘tanam’ → manyuan ‘menanam’
7. Prefiks / maN- / bila melekat pada bentuk kata dasar yang berfonem awal
konsonan / a / , / i / , / u / , / e / , / o / maka prefiks / maN- / berubah menjadi /
many- /.
Contoh :
/ maN- / + ae ‘derita’ → mangae ‘menderita’
/ maN- / + ido ‘minta’ → mangido ‘meminta’
/ maN- / + ungkap ‘ buka’ → mangungkap ‘membuka’
/ maN- / + elek ‘bujuk’ → mangelek ‘membujuk’
/ maN- / + ombun ‘embun’ → mangombun ‘mengembun’
b. Distribusi
Prefiks / maN- / dalam bahasa Angkola / Mandailing dapat melekatpada:
1. Kata Kerja
Contoh :
/ maN- / + suan ‘tanam’ → manuan ‘menanam’
/ maN- / + tutung ‘bakar’ → manutung ‘membakar’
2. Kata Benda
Contoh :
/ maN- / + sapu ‘sapu’ → menyapu ‘menyapu’
/ maN- / + same ‘bibit’ → menyame ‘membibit’
c. Fungsi
Prefiks / maN- / pada umumnya adalah membentuk kata kerja aktif
Contoh :
/ maN- / + gotap ‘potong’ → manggotap ‘memotong’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
/ maN- / + suan ‘tanam’ → manyuan ‘menanam’
/ maN- / + sapu ‘sapu’ → manyapu ‘menyapu’
d. Nosi / Arti
Prefiks / maN- / mempunyai arti sebagai berikut :
1. Melakukan suatu perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ maN- / + basu ‘cuci’ → mambasu ‘mencuci’
/ maN- / + jemur ‘jemur’ → manjemur ‘menjemur’
2. Menuju ke suatu tempat seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh :
/ maN- / + topi ‘tepi’ → manopi ‘menuju ke tepi’
/ maN- / + tonga ‘tengah’ → mangonga ‘menuju ke tengah’
3. Membubuhkan apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ maN- / + paku ‘paku’ → mamaku ‘membubuhkan paku’
/ maN- / + tarup ‘atap’ → manarup ‘membubuhkan atap’
4. Menjadikan lebih seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ maN- / + layoh ‘lemah’ → mangalayoh ‘menjadi lemah’
/ maN- / + landig ‘licin’ → mangalandit ‘menjadi licin’
5. Bekerja dengan menggunakan apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ maN- / + sapu ‘sapu’ → menyapu ‘ bekerja dengan
menggunakan sapu’
/ maN- / + pangkur ‘cangkul’ → mamangkur ‘ bekerja dengan
menggunakan
cangkul’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
2.3.4. Prefiks / tar- /
a. Bentuk
1. Prefiks / tar- / bila melekat pada kata dasar yang berfonem awal fonem vokal
maupun konsonan tidak mengalami perubahan bentuk.
Contoh :
/ tar- / + onom ‘enam’ → taronom ‘masing-masing enam’
/ tar- / + ayak ‘kejar’ → torayah ‘terkejar’
/ tar- / + dege ‘pijak’ → tardege ‘terpijak’
/ tar- / + malo ‘pandai’ → tarmalo ‘terpandai’
b. Distribusi
Prefiks / tar- / dapat melekat pada :
1. Kata Kerja
Contoh :
/ tar- / + dege ‘pijak’ → tardege ‘terpijak’
/ tar- / + jou ‘panggil’ → tarjou ‘terpanggil’
2. Kata Benda
Contoh :
/ tar- / + pangkur ‘cangkul’ → tarpangkur ‘tercangkul’
/ tar- / + sapu ‘sapu’ → tarsapu ‘tersapu’
3. Kata Sifat
Contoh :
/ tar- / + mokmok ‘gemuk’ → tarmokmok ‘tergemuk’
/ tar- / + jeges ‘cantik’ → tarjeges ‘tercantik’
c. Fungsi
Prefiks / tar- / berfungsi untuk membentuk kata kerja pasif
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh prefiks / tar- / adalah sebagai berikut :
1. Menyatakan tidak sengaja
Contoh :
/ tar- / + tiham ‘tikam’ → tartiham ‘tertikam’
/ tar- / + dege ‘pijak’ → tardege ‘terpijak’
2. Menyatakan kesanggupan
Contoh :
/ tar- / + oban ‘ bawa’ → taroban ‘dapat dibawa’
/ tar- / + ayak ‘ kejar’ → tarayak ‘dapat dikejar’
3. Menyatakan sampai ke …
Contoh :
/ tar- / + darat ‘darat’ → tardarat ‘sampai ke darat’
/ tar- / + topi ‘tepi’ → tartopi ‘sampai ke tepi’
4. Masing-masing memperoleh sebanyak yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ tar- / + dua ‘dua’ → tardua ‘masing-masing’
/ tar- / + tolu ‘tiga’ → tartolu ‘masing-masing tiga’
5. Menyatakan tingkat perbandingan lebih (superlatif)
Contoh :
/ tar- / + menek ‘kecil’ → tarmenek ‘lebih kecil’
/ tar- / + lomlom ‘hitam’ → tarlomlom ‘lebih hitam’
2.3.5. Prefiks / pa- /
a. Bentuk
Prefiks / pa- / tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar
yang berfonem awal vokal maupun konsonan.
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
Contoh :
/ pa - / + landit ‘licin’ → palandit ‘licinkan’
/ pa - / + jeges ‘cantik’ → pajeges ‘percantik’
/ pa - / + embun ‘embun’ → paolam ‘embunkan’
/ pa - / + onom ‘enam’ → paomon ‘buat jadi enam’
b. Distribusi
Prefiks / pa- / dapat melekat pada bentuk dasar
1. Kata Benda
Contoh :
/ pa - / + ombun ‘embun’ → paombun ‘embunkan’
2. Kata Sifat
Contoh :
/ pa - / + jeges ‘cantik’ → pajeges ‘cantikkan’
/ pa - / + lomlom ‘hitam’ → palomlom ‘hitamkan’
c. Fungsi
1. Kata Kerja
Prefiks / pa- / berfungsi untuk membentuk kata kerja
Contoh :
/ pa - / + sada ‘satu’ → pasada ‘buat jadi satu’
/ pa - / + lomlom ‘hitam’ → palomlom ‘hitamkan’
2. Kata Bilangan
Contoh :
/ pa - / + sada ‘satu’ → tpasada ‘buat jadi satu’
/ pa - / + tolu ‘tiga’ → patolu ‘buat jadi tiga’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh prefiks / pa- / adalah m elakukan pekerjaan yang
diperintahkan orang lain
Contoh :
/ pa - / + ombun ‘embun’ → paombun ‘embunkan’
/ pa - / + sada ‘satu’ → pasada ‘buat jadi satu’
2.3.6. Prefiks / di- /
a. Bentuk
Prefiks / di- / bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal maupun
konsonan maka prefiks / di / tidak mengalami perubahan.
Contoh :
/ di - / + elek ‘bujuk’ → dielek ‘dibujuk’
/ di - / + ayak ‘kejar’ → diayak ‘dikejar’
/ di - / + lehen ‘beri’ → dilehen ‘diberi’
/ di - / + tangko ‘curi’ → ditangko ‘dicuri’
b. Distribusi
Prefiks / di- / dapat melihat pada bentuk dasar
1. Kata Benda
Contoh :
/ di - / + handang ‘pagar’ → dihandang ‘dipagar’
/ di - / + sapu ‘sapu’ → disapu ‘disapu’
2. Kata Kerja
Contoh :
/ di - / + tutung ‘bakar’ → ditutung ‘dibakar’
/ di - / + ligi ‘lihat’ → diligi ‘dilihat’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
c. Fungsi
Prefiks / di- / berfungsi untuk membentuk kata kerja pasif
Contoh :
/ di - / + suru ‘suruh’ → disuru ‘disuruh’
/ di - / + dege ‘pijak’ → didege ‘dipijak’
d. Nosi
Nosi / arti yang didukung oleh prefiks / di- / adalah dikenai tindakan
Contoh :
/ di - / + ponggol ‘potong’ → diponggol ‘dikenai tindakan
potong’
/ di - / + dege ‘pijak’ → didege ‘dipijak’ dikenai
tindakan pijak
2.3.7. Prefiks / paN - /
a. Bentuk
1. Prefiks / paN - / bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal / b / , /
p / maka prefiks / paN- / berubah menjadi / pam- /.
Contoh :
/ paN - / + basu ‘basuh’ → pembasu ‘pembasuh’
/ paN - / + pangkur ‘cangkul’ → pamangkur ‘pencangkul’
2. Prefiks / paN - / berubah menjadi / pang / bila melekat pada bentuk dasar
yang berfungsi awal vokal dan konsonan / g- /.
Contoh :
/ paN - / + umman ‘cium’ → pengumma ‘pencium’
/ paN - / + elek ‘bujuk’ → pangelek ‘pembujuk’
/ paN - / + garar ‘bayar’ → panggarar ‘pembayar’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
3. Prefiks / paN - / berubah menjadi / pang- / , bila melekat pada bentuk dasar
yang berfonem awal / h / dengan catatan fonem / h / berubah menjadi fonem
/ k /
Contoh :
/ paN - / + hihir ‘kikir’ → pangkikir ‘pengkikir’
/ paN - / + hobar ‘bicara’ → pangkobar ‘pembicara’
/ paN - / + garar ‘bayar’ → panggarar ‘pembayar’
4. Prefiks / paN - / berubah menjadi / pang- / , bila melekat pada bentuk dasar
yang berfonem awal / h / dengan catatan fonem / h / berubah menjadi fonem
/ k /
Contoh :
/ paN - / + suri ‘sisir’ → panyuri ‘penyisir’
/ paN - / + suah ‘tanam’ → panyuan ‘penanam’
5. Prefiks / paN - / berubah menjadi / pan- / , bila melekat pada bentuk dasar
yang berfonem awal / c / , / d / , / j /, dan / t /
Contoh :
/ paN - / + cukur ‘cukur’ → pancukur ‘pencukur’
/ paN - / + duda ‘tumbuk’ → panduda ‘penumbuk’
/ paN - / + jomak ‘cakar’ → panjomak ‘mencakar’
/ paN - / + tapor ‘pecah’ → panapor ‘pemecah’
6. Prefiks / paN - / berubah menjadi / pang / , bila melekat pada bentuk dasar
yang berfonem awal / k / , fonem / k / , luluh
Contoh :
/ paN - / + kopi ‘kopi’ → pangopi ‘peminum kopi’
/ paN - / + kiskis ‘geruk’ → pangiskis ‘panggaruk’
b. Distribusi
Prefiks / paN - / dapat melekat pada :
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
1. Kata Kerja
Contoh :
/ paN - / + tangko ‘curi’ → panangko ‘pencuri’
/ paN - / + elek ‘bujuk’ → pangelek ‘pembujuk’
2. Kata Benda
Contoh :
/ paN - / + sapu ‘sapu’ → panyapu ‘penyapu’
/ paN - / + suan ‘tanam’ → panyuan ‘penanam’
3. Kata Sifat
Contoh :
/ paN - / + biar ‘takut’ → pambiar ‘penakut’
c. Fungsi
Prefiks / paN - / berfungsi untuk membentuk kata benda
Contoh :
/ paN - / + elek ‘bujuk’ → pangelek ‘membujuk’
/ paN - / + cukur ‘cukur’ → pancukur ‘pencukur’
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh prefiks / paN- / adalah sebagai berikut :
1. Menyatakan cara melakukan seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ paN - / + jomak ‘cakar’ → panjomak ‘cara mencakar’
/ paN - / + suri ‘sisir’ → panyuri ‘cara menyisir’
2. Menyatakan alat
Contoh :
/ paN - / + cukur ‘cukur’ → pancukur ‘alat mencukur’
/ paN - / + garar ‘bayar’ → panggarar ‘alat membayar’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
3. Melakukan pekerjaan seperti yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ paN - / + tangko ‘curi’ → panangko ‘yang mencuri’
/ paN - / + ayak ‘kejar’ → pangayak ‘yang mengejar’
2.3.8. Prefiks / par - /
a. Bentuk
1. Prefiks / par - / tidak mengalai perubahan walaupun melekat pada bentuk
dasar yang berfonem awal vokal maupun konsonan.
Contoh :
/ par - / + tolu ‘tiga’ → partolu ‘pertiga’
/ par - / + buro ‘buru’ → parburu ‘pemburu’
/ par - / + abit ‘haju’ → parabit ‘memakai baju’
/ par - / + onom ‘enam’ → paronom ‘perenam’
b. Distribusi
Prefiks / par - / dapat melekat pada :
1. Kata Kerja
Contoh :
/ par - / + buru ‘buru’ → parburu ‘pemburu’
/ par - / + suan ‘tanam’ → parsuan ‘penenam’
2. Kata Benda
Contoh :
/ par - / + huta ‘kampung’ → parhuta ‘orang yang tinggal
di kampung’
/ par - / + abit ‘baju’ → parabit ‘cara memakai baju’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
3. Kata Bilangan
Contoh :
/ par - / + sada ‘satu’ → parsada ‘persatu’
/ par - / + dua ‘dua’ → pardua ‘perdua’
4. Kata Sifat
Contoh :
/ par - / + ngali ‘dingin’ → parngali ‘dinginkan’
/ par - / + menek ‘kecil’ → parmenek ‘kecilkan’
c. Fungsi
Prefiks / par - / berfungsi untuk kata benda dan kata kerja
Contoh :
/ par - / + buru ‘buru’ → parburu ‘pemburu’
(Kata Kerja)
/ par - / + hatoban ‘budak’ → parhatoban ‘perbudak’
(Kata Kerja)
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh prefiks / pariwisata- / adalah :
1. Membuat Jadi
Contoh :
/ par - / + tolu ‘tiga’ → partolu ‘membuat jadi tiga’
/ par - / + dua ‘dua’ → pardua ‘membuat jadi dua’
2. Menyatakan sifat seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ par - / + ibo ‘iba’ → paribo ‘mempunyai sifat iba’
/ par - / + lupa ‘lupa’ → parlupa ‘mempunyai sifat lupa’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
3. Menyatakan cara
Contoh :
/ par - / + hobar ‘bicara’ → parkobar ‘cara berbicara’
/ par - / + dalam ‘jalan’ → pardalan ‘cara berjalan’
4. Menyatakan tingkat perbandingan lebih dan paling
Contoh :
/ par - / + jolo ‘muka’ → parjolo ‘lebih muka’
/ par - / + toru ‘bawah’ → partoru ‘paling bawah’
5. Menyatakan biasa melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan benda
yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ par - / + ladang ‘ladang’ → parladang ‘yang biasa
mengerjakan ladang’
/ par - / + saba ‘sawah’ → parsada ‘yang biasa
mengerjakan sawah’
6. Menjadikan / menganggak sebagai apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ par - / + anak ‘anak’ → paranal ‘menjadikan sebagai
anak’
/ par - / + kudo ‘kuda’ → parkudo ‘menganggap sebagai
kuda’
7. Menyatakan orang yang tinggal di
Contoh :
/ par - / + huta ‘kampung’ → parhuta ‘orang yang tinggal di
kampung’
/ par - / + kota ‘kota’ → parkota ‘orang yang tinggal di
kota’
8. Menyatakan tiap-tiap :
Contoh :
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
/ par - / + uku ‘kepala’ → parulu ‘tiap-tiap kepala’
/ par - / + bagas ‘rumah’ → parbagas ‘tiap-tiap rumah’
2.3.9. Prefiks / sa - /
a. Bentuk
Prefiks / sa - / bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal
maupun konsonan tetapi mengalami perubahan.
Contoh :
/ par - / + incat ‘tinggi’ → saincat ‘setinggi’
/ par - / + imur ‘umur’ → seumur ‘seumur’
/ par - / + godang ‘besar’ → sagodang ‘sebesar’
/ par - / + dalam ‘jalan’ → sadakan ‘sejalan’
b. Distribusi
Prefiks / sa - / dapat melekat pada :
1. Kata Benda
Contoh :
/ par - / + bulan ‘bulan’ → sabulan ‘sebulan’
/ par - / + huta ‘kampung’ → sahata ‘sekampung’
2. Kata Kerja
Contoh :
/ par - / + dalan ‘jalan’ → sadalan ‘sejalan’
/ par - / + horja ‘kerja’ → sahorja ‘sekerja’
3. Kata Sifat
Contoh :
/ par - / + incat ‘tinggi’ → saincat ‘setinggi’
/ par - / + godang ‘besar’ → sagodang ‘sebesar’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
c. Fungsi
Prefiks / sa - / tidak mengubah kelas kata
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh prefiks / sa- / adalah sebagai berikut :
1. Menyatakan arti sama
Contoh :
/ sa - / + kayo ‘kaya’ → sakayo ‘sama kaya’
/ sa - / + pondok ‘pendek’ → sapondok ‘sependek’
2. Menyatakan arti satu
Contoh :
/ sa - / + poken ‘minggu’ → sapoken ‘seminggu’
/ sa - / + bagas ‘rumah’ → sabagas ‘satu rumah’
2.3.10. Prefiks / saN - /
a. Bentuk
1. Prefiks / saN - / berubah menjadi / san- / bila melekat pada bentuk dasar
yang berfonem awal / d / , / j / , / c / , / t /
Contoh :
/ saN - / + duda ‘tumbuk’ → sanduda ‘sekali tumbuk’
/ saN - / + jomak ‘cakar’ → sanjomak ‘sekali cakar’
/ saN - / + cukur ‘cukur’ → sancukur ‘sekali cukur’
/ saN - / + tenju ‘tinju’ → santenju ‘sekali tinju’
2. Prefiks / saN - / berubah menjadi / sam- / bila melekat pada bentuk dasar
yang berfonem awal / b / , / b / .
Contoh :
/ saN - / + basu ‘cuci’ → sambasu ‘sekali cuci’
/ saN - / + poro ‘peras’ → samporo ‘sekali peras’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
3. Prefiks / saN - / berubah menjadi / sang - / bila melekat pada bentuk dasar
yang berfonem awal vokal dan konsonan / g / .
Contoh :
/ saN - / + etong ‘hitung’ → sanyetong ‘sekali hitung’
/ saN - / + umma ‘cium’ → sanggomma ‘sekali cium’
/ saN - / + inum ‘minum’ → sanginum ‘sekali minum’
/ saN - / + gotap ‘potong’ → sanggotap ‘sekali potong’
4. Prefiks / saN - / berubah menjadi / san - / bila melekat pada bentuk dasar
yang berfonem awal / s / , dan fonem / s / berubah menjadi / c /.
Contoh :
/ saN - / + sibak ‘koyak’ → sancibak ‘sekali koyak’
/ saN - / + suan ‘tanam’ → sanbuan ‘sekali tanam’
5. Prefiks / saN - / berubah menjadi / sal - / apabila melekat pada bentuk dasar
yang berfonem awal / l / .
Contoh :
/ saN - / + lompit ‘lipat’ → salompit ‘sekali lipat’
/ saN - / + lumpat ‘lompat’ → sallumpat ‘sekali lompat’
b. Distribusi
Prefiks / saN - / dapat melekat pada kata :
1. Kata Kerja
Contoh :
/ saN - / + sipak ‘sepak’ → sancipak ‘sekali sepak’
/ saN - / + basu ‘cuci’ → sanbasu ‘sekali cuci’
2. Kata Benda
Contoh :
/ saN - / + batu ‘batu’ → sanbatu ‘sebesar batu’
/ saN - / + sapu ‘sapu’ → sansapu ‘sekali sapu’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
c. Fungsi
Prefiks / saN - / tidak merubah kelas kata
Contoh :
/ saN - / + etong ‘hitung’ → sambatu ‘sebesar batu’
(kata benda) (kata kerja)
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh prefiks / saN- / adalah :
1. Mengatakan arti sekali seperti yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ saN - / + bola ‘belah’ → sambola ‘sekali belah’
/ saN - / + suan ‘tanam’ → santanam ‘sekali tanam’
2. Mengatakan arti sebesar seperti yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ saN - / + batu ‘batu’ → sambatu ‘sebesar batu’
2.3.11. Prefiks / um - /
a. Bentuk
Prefiks / um - / bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal
dan konsonan tidak mengalami perubahan bentuk.
Contoh :
/ um - / + otik ‘sedikit’ → ummotik ‘lebih sedikit’
/ um - / + arga ‘mahat’ → ummarga ‘lebih mahal’
/ um - / + lomlom ‘hitam’ → umlomlom ‘lebih hitam’
/ um - / + malo ‘pintar’ → ummalo ‘lebih pintar’
b. Distribusi
Prefiks / um - / hanya dapat melekat pada kata sifat / keadaan.
Contoh :
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
/ um - / + denggan ‘baik’ → umdenggan ‘lebih baik’
/ um - / + bolak ‘luas’ → umbolak ‘lebih luas’
/ um - / + arga ‘mahal’ → ummarga ‘lebih mahal’
c. Fungsi
Prefiks / um - / tidak mengubah kelas kata
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh prefiks / um - / adalah menyatakan tingkat
perbandingan lebih.
Contoh :
/ um - / + jenges ‘cantik’ → umjeges ‘lebih cantik’
/ um - / + menek ‘kecil’ → ummenek ‘lebih kecil’
/ um - / + godang ‘banyak’ → umgodang ‘lebih banyak’
2.4. Infiks
Infiks adalah suatu imbuhan yang melekat di tengah kata
2.4.1. Infiks / um - /
a. Bentuk
Infiks / um - / tidak mengalami perubahan bentuk walaupun melekat pada
bentuk dasar yang berfonem vokal maupun konsonan.
Contoh :
/ um - / + loja ‘capek’ → lumoja ‘lebih capek’
/ um - / + sunang ‘senang’ → sumonang ‘lebih senang’
b. Distribusi
Infiks / um - / hanya dapat melekat pada kata sifat
Contoh :
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
/ um - / + hancit ‘sakit’ → humancit ‘lebih sakit’
/ um - / + godang ‘besar’ → gumodang ‘lebih besar’
c. Fungsi
Infiks / um - / tidak merubah kelas kata
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh infiks / -um- / adalah menyatakan tingkat perbandingan
lebih.
Contoh :
/ um - / + godang ‘besar’ → gumodang ‘lebih besar’
/ um - / + hancik ‘sakit’ → humancit ‘lebih kecil’
2.4.2. Infiks / -in - /
a. Bentuk
Infiks / -in - / tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar
yang berfonem vokal maupun konsonan.
Contoh :
/ -in - / + surat ‘surat’ → sinurat ‘ditulis’
/ -in - / + suan ‘tanam’ → sinuan ‘ditanam’
b. Distribusi
Infiks / -in - / hanya dapat melekat pada kata kerja
Contoh :
/ -in - / + suan ‘tanam’ → sinuan ‘ditanam’
/ -in - / + buat ‘ambil’ → binuat ‘diambil’
c. Fungsi
Infiks / -in - / membentuk kata kerja pasif
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh infiks / -in- / adalah menyatakan yang di seperti apa
yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh :
/ -in - / + buat ‘ambil’ → binuat ‘yang diambil’
/ -in - / + surat ‘tulis’ → sinurat ‘yang ditulis’
2.5. Sufiks (Akhiran)
Sufiks adalah suatu imbuhan yang melekat di belakang kata dasar.
2.5.1. Sufiks / -i /
a. Bentuk
Sufiks / -i / bila melekat pada bentuk dasar yang berakhir dengan vokal maupun
konsonan tidak mengalami perubahan
Contoh :
Sira ‘garam’ + / -i / → sirai ‘garami’
inum ‘minum’ + / -i / → inumi ‘minumi’
garar ‘bayar’ + / -i / → garari ‘bayari’
b. Distribusi
Sufiks / -i / dapat melekat pada :
1. Kata Kerja
Contoh :
jalang ‘salam’ + / -i / → jalangi ‘salami’
duda ‘tumbuk’ + / -i / → dudai ‘tumbuki’
2. Kata Benda
Contoh :
sira ‘garam’ + / -i / → sirami ‘garami’
batu ‘batu’ + / -i / → batui ‘batui’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
3. Kata Sifat
Contoh :
godang ‘besar’ + / -i / → godangi ‘besari’
menek ‘kecil + / -i / → meneki ‘kecili’
4. Kata Bilangan
Contoh :
dua ‘dua’ + / -i / → duai ‘duai’
tolu ‘tiga’ + / -i / → tolui ‘tigai’
c. Fungsi
Sufiks / -i / berfungsi untuk membentuk kata kerja
Contoh :
sira ‘garam’ + / -i / → sirai ‘garami’ (K. Kerja)
(Kata Benda)
onom ‘enam’ + / -i / → onomi ‘enomi’ (K. Kerja)
(Kata Bilangan)
lomlom ‘hitam’ + / -i / → lomlomi ‘hitami’ (K. Sifat)
(Kata Sifat)
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh sufiks / -i / adalah sebagai berikut :
1. Memberikan apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
ubat ‘obat‘ + / -i / → ubati ‘memberi obat’
pupuk ‘pupuk’ + / -i / → pupuki ‘memberi pupuk’
2. Menyuruh melakukan apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
pangan ‘makan‘ + / -i / → pangani ‘menyuruh memakan’
suan ‘tanam + / -i / → menyuruh ‘menanam’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
3. Mengeluarkan apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
kulit ‘kulit‘ + / -i / → kuliti ‘mengeluarkan kulit’
imbulu ‘bulu’ + / -i / → imbului ‘mengeluarkan bulu’
4. Menyatakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang
Contoh :
duda ‘tumbuk‘ + / -i / → dudai ‘berulang-ulang ditumbuk’
tenju ‘tinju’ + / -i / → tenjui ‘berulang-ulang ditinju’
5. Dikerjakan dengan tenaga seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
dua ‘dua‘ + / -i / → duai ‘dikerjakan dengan tenaga dua
orang’
tolu ‘tiga’ + / -i / → tolui ‘dikerjakan dengan tenaga tiga
orang’
6. Menyebabkan jadi seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh :
golap ‘gelap‘ + / -i / → golapi ‘menyebabkan jadi gelap’
lomlom ‘hitam + / -i / → lomloni ‘menyebabkan jadi hitam’
2.5.2. Sufiks / -an /
a. Bentuk
Sufiks / -an / tidak mengalami perubahan bentuk walaupun melekat pada bentuk
dasar yang berakhir fonem vokal maupun konsonan
Contoh :
basu ‘cuci’ + / -an / → basuan ‘cucian’
juguk ‘duduk’ + / -an / → jugukan ‘tempat duduk’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
b. Distribusi
Sufiks / -an / dapat melekat pada kata dasar.
1. Kata Kerja
Contoh :
garar ‘bayar’ + / -an / → gararan ‘yang akan dibayar’
surat ‘tulis’ + / -an / → suratan ‘tempat menulis’
2. Kata Sifat
Contoh :
menek ‘kecil’ + / -an / → menekan ‘lebih kecil’
bolak ‘luas’ + / -an / → bolakan ‘lebih luas’
c. Fungsi
Sufiks / -an / berfungsi untuk membentuk kata benda
Contoh :
garar ‘bayar’ + / -an / → gararan ‘yang akan dibayar’
basu ‘cuci’ + / -an / → basuan ‘cucian’
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh sufiks / -an / adalah sebagai berikut :
1. Menyatakan arti yang akan di ….. seperti apa yang tersebut pada bentuk
dasar.
Contoh :
garar ‘bayar’ + / -an / → gararan ‘yang akan dibayar’
basu ‘cuci’ + / -an / → basuan ‘yang akan dicuci’
2. Menyatakan arti lebih.
Contoh :
bagas ‘dalam’ + / -an / → bagasan ‘lebih dalam’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
lomlom ‘hitam’ + / -an / → lomlonan ‘lebih hitam’
3. Menyatakan tempat seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
podom ‘tidur’ + / -an / → podoman ‘tempat tidur’
surat ‘tulis’ + / -an / → suratan ‘tempat menulis’
2.5.3. Sufiks / -on /
a. Bentuk
Sufiks / -on / tidak mengalami perubahan bentuk baik melekat pada bentuk dasar
yang berakhir fonem vokal maupun konsonan
Contoh :
ngali ‘dingin’ + / -on / → ngalion ‘menderita dingin’
sipak ‘sepak’ + / -on / → sipakon ‘yang disepak’
b. Distribusi
Sufiks / -on / dapat melekat pada :
1. Kata Kerja
Contoh :
duda ‘tumbuk’ + / -on / → dudaon ‘yang ditumbuk’
umma ‘cium’ + / -on / → ummaon ‘yang dicium’
2. Kata Benda
Contoh :
asom ‘asam’ + / -on / → asomon ‘yang diasami’
sira ‘garam’ + / -on / → siraon ‘yang digarami’
3. Kata Sifat
Contoh :
ngali ‘dingin’ + / -on / → ngalion ‘kedinginan’
siramilas ‘panas’ + / -on / → milason ‘kepanasan’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
c. Fungsi
Sufiks / -on / berfungsi untuk membentuk kata benda
Contoh :
pangan ‘makan’ + / -on / → panganan ‘makanan’
milas ‘panas’ + / -on / → milason ‘kepanasan’
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh sufiks / -on / adalah sebagai berikut :
1. Menderita apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
ngali ‘dingin’ + / -on / → ngalion ‘menderita dingin’
kurap ‘kurap’ + / -on / → kurapan ‘menderita kurap’
2. Mengeluarkan apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
hodok ‘keringat’ + / -on / → hodokon ‘mengeluarkan keringat’
nana ‘nanah’ + / -on / → nanaon ‘mengeluarakan nanah’
3. Menyatakan yang di …. Seperti apa yang tesebut pada bentuk dasar
Contoh :
tangko ‘curi’ + / -on / → tangkoon ‘yang dicuri’
duda ‘tumbuk’ + / -on / → dudaon ‘yang ditumbuk’
2.5.4. Sufiks / -hon /
a. Bentuk
Sufiks / -hon / bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem akhir vokal
maupun konsonan tidak mengalami perubahan.
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
Contoh :
dua ‘dua’ + / -hon / → duahon ‘duakan’
suri ‘sisir’ + / -hon / → surihon ‘sisirkan’
godang ‘besar’ + / -hon / → godanghon ‘besarkan’
b. Distribusi
Sufiks / -hon / dapat melekat pada :
1. Kata Kerja
Contoh :
buat ‘ambil’ + / -hon / → buathon ‘ambilkan’
suan ‘tanam’ + / -hon / → suanhon ‘tanamkan’
2. Kata Benda
Contoh :
pangkur ‘cangkul’ + / -hon / → pangkurhon ‘cangkulkan’
tenju ‘tinju’ + / -hon / → tenjuhon ‘tinjukan’
2.5.5. Sufiks / -hon /
a. Bentuk
Sufiks / -hon / bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem akhir vokal
maupun konsonan tidak mengalami perubahan.
Contoh :
dua ‘dua’ + / -hon / → duahon ‘duakan’
suri ‘sisir’ + / -hon / → surihon ‘sisirkan’
abit ‘kain’ + / -hon / → abithon ‘memakai kain’
godang ‘besar’ + / -hon / → godanghon ‘besarkan’
b. Distribusi
Sufiks / -hon / dapat melekat pada :
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
1. Kata Kerja
Contoh :
buat ‘ambil’ + / -hon / → buathon ‘ambilkan’
suan ‘tanam’ + / -hon / → suanhon ‘tanamkan’
2. Kata Benda
Contoh :
pangkur ‘cangkul’ + / -hon / → pangkurkan ‘cangkulkan’
tenju ‘tinju’ + / -hon / → tenjukan ‘tinjukan’
3. Kata Bilangan
Contoh :
lima ‘lima’ + / -hon / → limahon ‘limakan’
dua ‘dua’ + / -hon / → duahon ‘duakan’
4. Kata Sifat
Contoh :
menek ‘kecil’ + / -hon / → menekhon ‘kecilkan’
bolak ‘luas’ + / -hon / → bolakhon ‘luaskan’
c. Fungsi
Sufiks / -hon / berfungsi untuk membentuk kata kerja.
Contoh :
milas ‘panas’ + / -hon / → milashon ‘panaskan’
pangkur ‘cangkul’ + / -hon / → pangkurkan ‘cangkulkan’
dua ‘dua’ + / -hon / → duahon ‘duakan’
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh sufiks / -hon / adalah sebagai berikut :
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
1. Membuat jadi seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
bontar ‘putih’ + / -hon / → bontarhon ‘putihkan’
menek ‘kecil’ + / -hon / → menekhon ‘kecilkan’
2. Mengeluarkan apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
ijur ‘ludah’ + / -hon / → ijurhon ‘mengeluarkan ludah’
muta ‘muntah’ + / -hon / → mutahon ‘mengeluarkan muntah’
3. Memasukkan ke …. apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
botol ‘botol’ + / -hon / → botolhon ‘masukkan ke botol’
goni ‘goni’ + / -hon / → gonihon ‘masukkan ke goni’
4. Memakai apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
tali ‘tali’ + / -hon / → talihon ‘memakai tali’
baju ‘baju’ + / -hon / → bajuhon ‘memakai baju’
5. Menyuruh melakukan pekerjaan yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
gual ‘pukul’ + / -hon / → gualhon ‘pukulkan’
tenju ‘tinju’ + / -hon / → tenjuhon ‘tinjukan’
2.6. Konfiks (Simulfiks)
Konfiks adalah gabungan dari dua macam imbuhan atau lebih bersama-sama
membentuk satu kesatuan arti.
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
2.6.1. Konfiks / mar – hon /
a. Bentuk
Konfiks / mar-hon / tidak mengalami perubahan bentuk.
Contoh :
/ mar – hon / + anggi ‘adik’ → maraggihon ‘beradikkan’
/ mar – hon / + goar ‘nama’ → margoarhon ‘bernamakan’
b. Distribusi
Konfiks / mar-hon / hanya dapat melekat pada kata benda.
Contoh :
/ mar – hon / + amang ‘ayah’ → maramanghon ‘berayahkan’
/ mar – hon / + goar ‘nama’ → margoarhon ‘bernamakan’
c. Fungsi
Konfiks / mar-hon / berfungsi untuk membentuk kata kerja.
Contoh :
/ mar – hon / + balok ‘batas’ → marbalokhon ‘berbataskan’
/ mar – hon / + anggi ‘adik’ → maranggihon ‘beradikan’
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh konfiks / mar-hon / adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai sebagai apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ mar – hon / + iang ‘ibu’ → marinanghon ‘mempunyai sebagai ibu’
/ mar – hon / + anak ‘anak’ → maramakhon ‘mempunyai sebagai anak’
2. Memakai sebagai apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
/ mar – hon / + senjato ‘senjata’ → marsenjatahon ‘memakai sebagai
senjata’
/ mar – hon / + balok ‘batas’ → marbalokhon ‘memakai sebagai
batas’
2.6.2. Konfiks / ha – an /
a. Bentuk
Konfiks / ha-an / tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada kata dasar.
1. Kata Kerja
Contoh :
/ ha – an / + godang ‘besar’ → hagodangan ‘kebesaran’
/ ha – an / + kehe ‘pergi’ → hakehean ‘kepergian’
2. Kata Benda
Contoh :
/ ha – an / + udan ‘hujan’ → haudanan ‘kehujanan’
/ ha – an / + datu ‘dukun’ → hadatuan ‘kedukunan’
3. Kata Sifat
Contoh :
/ ha – an / + sonang ‘senang’ → hasonangan ‘kesenangan’
/ ha – an / + godang ‘besar’ → hagodangan ‘kebesaran’
b. Distribusi
Konfiks / ha – an / hanya dapat melekat pada kata benda.
c. Fungsi
Konfiks / ha - an / mempunyai fungsi sebagai berikut :
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
1. Sebagai pembentuk kata benda
Contoh :
/ ha – an / + jeges ‘cantik’ → hajengesan ‘kecantikan’
/ ha – an / + godang ‘besar’ → hagodangan ‘kebesaran’
2. Sebagai pembentuk kata kerja pasif
Contoh :
/ ha – an / + ro ‘datang’ → haroan ‘kedatangan’
/ ha – an / + kehe ‘pergi’ → hakehean ‘kepergian’
d. Nosi / Arti
1. Arti yang didukung oleh konfiks / ha - an / adalah sebagai berikut :
Contoh :
/ ha – an / + raja ‘raja’ → harajaan ‘tempat kerajaan’
/ ha – an / + bincar ‘terbit’ → habincaran ‘tempat terbit’
2. Menyatakan mengalami / menderita apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh :
/ ha – an / + milas ‘panas’ → hamilasan ‘kepanasan’
/ ha – an / + hurang ‘kurang’ → hahurangan ‘kekurangan’
3. Menyatakan hal
Contoh :
/ ha – an / + otu ‘bodoh’ → haotoan ‘kebodohan’
/ ha – an / + sonang ‘senang’ → hasonangan ‘kesenangan’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
2.6.3. Konfiks / par – an /
a. Bentuk
Konfiks / par - an / tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada kata
dasar.
Contoh :
/ par – an / + etong ‘hitung’ → paretongan ‘perhitungan’
/ par – an / + saba ‘sawah’ → parsabaan ‘persawahan’
/ par – an / + mayam ‘main’ → parmayaman ‘permainan’
b. Distribusi
Konfiks / par – an / dapat melekat pada :
1. Kata Kerja
Contoh :
/ par – an / + mayam ‘main’ → parmayaman ‘permainan’
/ par – an / + atong ‘hitung’ → paretongan ‘perhitungan’
2. Kata Benda
Contoh :
/ par – an / + huta ‘kampung’ → parhutaan ‘perkampungan’
/ par – an / + saba ‘sawah’ → parsabaan ‘persawahan’
3. Kata Sifat
Contoh :
/ par – an / + dame ‘damai’ → pardamean ‘perdamaian’
/ par – an / + porang ‘perang’ → parporangan ‘peperangan’
4. Kata Bilangan
Contoh :
/ par – an / + sada ‘satu’ → parsadaan ‘persatuan’
/ par – an / + tolu ‘tiga’ → partoluan ‘pertigaan’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
c. Fungsi
Konfiks / par - an / berfungsi untuk mengubah kelas kata kerja dan kata bilangan
menjadi kata benda.
Contoh :
/ par – an / + etong ‘hitung’ → paretongan ‘perhitungan’
(Kata Kerja) (Kata Kerja)
/ par – an / + geser ‘geser’ → pargeseran ‘pergeseran’
(Kata Kerja) (Kata Kerja)
/ par – an / + sada ‘satu’ → parsadaan ‘persatuan’
(Kata Bilangan) (Kata Bilangan)
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh konfiks / par - an / bila melekat pada bentuk dasar adalah
sebagai berikut :
1. Menyatakan hal apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ par – an / + dame ‘damai’ → pardamean ‘perdamaian’ hal damai
/ par – an / + porang ‘perang’ → parporangan ‘peperangan’ hal perang
2. Menyatakan golongan seperti yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ par – an / + inang ‘ibu’ → parinangan ‘golongan ibu-ibu’
/ par – an / + ompung ‘kakek’ → parompungan ‘golongan kakek-kakek’
3. Menyatakan yang di …. apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ par – an / + dangol ‘sedih’ → pardangolan ‘yang disedihkan’
/ par – an / + hancit ‘sakit’ → parhancitan ‘yang disakitkan’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
4. Menyatakan tempat yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ par – an / + mayam ‘main’ → parmayaman ‘permainan’ /tempat bermain
/ par – an / + saba ‘sawah’ → parsabaan ‘persawahan’
5. Menyatakan hasil
Contoh :
/ par – an / + etong ‘hitung’ → paretongan ‘hasil berhitung’
/ par – an / + hali ‘kali’ → parhalian ‘hasil perkalian’
6. Menyatakan alat
Contoh :
/ par – an / + basu ‘suci’ → parbasuan ‘alat untuk mencuci’
/ par – an / + hosa ‘naspas’ → parhosaan ‘alat pernafasan’
2.6.4. Konfiks / paN – an /
a. Bentuk
Konfiks / paN - an / mengalami perubahan bentuk bila melekat pada kata dasar.
Contoh :
/ paN – an / + suan ‘tanam’ → panuanan ‘tempat menanam’
/ paN – an / + gadis ‘jual’ → panggadisan ‘penjualan’
/ paN – an / + buat ‘ambil’ → pambuatan ‘pengambilan’
b. Distribusi
Konfiks / paN – an / dapat melekat pada :
1. Kata Kerja
Contoh :
/ paN – an / + tutung ‘bakar’ → panutungan ‘pembakaran’
/ paN – an / + jomur ‘jemur’ → panjomuran ‘tempat menjemur’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
2. Kata Benda
Contoh :
/ paN – an / + guru ‘guru’ → pangguruan ‘tempat berguru’
/ paN – an / + tortor ‘tari’ → panortoran ‘tempatmenari’
3. Fungsi
Contoh :
/ paN – an / + gadis ‘jual’ → panggadisan ‘penjualan’
/ paN – an / + goar ‘nama’ → panggoaran ‘penamaan’
c. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh konfiks / paN - an /
1. Menyatakan hal
Contoh :
/ paN – an / + goar ‘nama’ → panggoaran ‘penamaan’ hal memberi nama
/ paN – an / + tebus ‘beli’ → panabusan ‘pembelian’ hal pembelian
2. Menyatakan tempat
Contoh :
/ paN – an / + tutung ‘bakar’ → panutungan ‘tempat membakar’
/ paN – an / + jomur ‘jemur’ → panjomuran ‘tempat menjemur’
2.6.5. Konfiks / mar – an /
a. Bentuk
Konfiks / mar - an / tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk
dasar.
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
Contoh :
/ mar – an / + ro ‘datang’ → marroan ‘berdatangan’
/ mar – an / + tangis ‘tangis’ → martangisan ‘bertangisan’
/ mar – an / + lumpat ‘lompat’ → parlumpatan ‘berlompatan’
b. Distribusi
Konfiks / mar – an / dapat melekat pada :
1. Kata Kerja
Contoh :
/ mar – an / + kehe ‘pergi’ → markehean ‘kepergian’
/ mar – an / + lojong ‘lari’ → marlojongan ‘berlarian’
2. Kata Benda
Contoh :
/ mar – an / + muta ‘muntah’ → marmuntahan ‘bermuntahan’
3. Kata Sifat
Contoh :
/ mar – an / + bucuk ‘busuk’ → marbucukan ‘berbusukan’
/ mar – an / + lomlom ‘hitam’ → marlomloman ‘berhitaman’
c. Fungsi
Konfiks / mar – an / berfungsi untuk membentuk kata kerja
Contoh :
/ mar – an / + ro ‘datang’ → marroan ‘berdatangan’
/ mar – an / + bucuk ‘busuk’ → marbucukan ‘berbusukan’
d. Nosi / Arti
Arti yang didukung oleh konfiks / mar - an / adalah sebagai berikut :
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
1. Menyatakan arti saling
Contoh :
/ mar – an / + tangis ‘tangis’ → martangisan ‘saling menangis’
/ mar – an / + jalang ‘salam’ → marjalangan ‘saling bersalaman’
2. Menyatakan menderita
Contoh :
/ mar – an / + hancit ‘sakit’ → marhancitan ‘pada sakit’
/ mar – an / + miang ‘kurus’ → marniangan ‘pada kurus’
3. Menyatakan dalam keadaan apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh :
/ mar – an / + dabu ‘jatuh’ → mardabuan ‘pada berjatuhan’
/ mar – an / + habang ‘terbang’ → marhabangan ‘beterbangan’
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa bahasa Angkola /
Mandailing ditemukan proses afiksasi. Adapun proses afiksasi yang terdapat dalam
bahasa Angkola / Mandailing adalah sebagai berikut :
a. Prefiks (awalan) terdiri dari 11 buah yaitu :
1. / mar - / 7. / paN - /
2. / ma - / 8. / par - /
3. / maN - / 9. / sa - /
4. / tar - / 10. / saN - /
5. / pa - / 11. / um - /
6. / di - /
b. Infiks (sisipan) terdiri dari dua buah yaitu :
1. / in - /
2. / um - /
c. Sufiks (akhiran) terdiri dari empat buah yaitu :
1. / -i / 3. / -on /
2. / -an / 4. / hon /
d. Konfiks terdiri dari lima buah yaitu :
1. / mar - hon / 3. / paN - an /
2. / ha - an / 4. / mar - an /
3.2. Saran
a. Supaya penelitian tentang bahasa Angkola / Mandailing lebih ditingkatkan
lagi, baik penelitian bahasa, Sastra dan Budayanya agar jangan punah begitu
saja.
b. Perlu penyebaran buku-buku yang menulis tentang bahasa Angkola /
Mandailing
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007
DAFTAR BACAAN
Koraf, Gorys. 1982. Tata Bahasa Indonesia Untuk SLTA. Nusa Indah : Ende Flores.
Samsuri, 1982. Analisis Bahasa, Erlangga : Jakarta.
Ramlan, M. 1983. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. CV. Karyono : Yogyakarta.
Verhaar, J.W.M. 1981. Pengantar Lingustik. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.
Siregar, Ahmad Samin. 1973. Suatu Uraian Tentang Morfem Bahasa Batak Angkola / Mandailing. Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Medan.
Proses Afiksasi dalam Bahasa Angkola/ Mandailing, 2006 USU Repository © 2007