Page 1
MAKALAH BAB 7 & 8
PROSEDUR DASAR PEMBAYARAN INTERNATIONAL
DAN
SISTEM KEUANGAN INTERNATIONAL
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bisnis Internasional
Yang diampu oleh :
Dra. Eliani Dharmanata, MM
Disusun oleh
Kelompok 5
Helmi Widia Astami (A1A311021)
Fathul Janah (A1A311026)
Hamdiah (A1A311027)
Novita Sari (A1A311054)
Aniah (A1A311065)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Page 2
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013BAB VII
PROSEDUR DASAR PEMBAYARAN INTERNATIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cara-cara melakukan penyelesaian akhir hutang piutang
antar Negara, yaitu tidak lain adalah yang dimaksud dengan
melaksanakan pembayaran internasional, ini merupakan hasil
evolusi yang telah berlangsung berabad-abad lamanya. Mengenai
bagaimana transaksi pembayaran antar Negara dapat
dilaksanakan, peranan kebiasaan, lembaga-lembaga financial
yang tersedia, konvensi internasional, dan peraturan-peraturan
hukum yang berlaku dinegara bersangkutan sangat besar
peranannya.Sekalipun seperti disebutkan, bahwa peraturan hukum
yang berlaku disuatu Negara dapat mempengaruhi prosedur
pembayaraan luar negeri yang harus ditempuh oleh warganya,
namun pengaruh tersebut tidak pernah mendasar. Oleh karena
itulah kiranya mudah dipahami dan lebih bermanfaat apabila
perhatian lebih ditunjukkan kepada uraian mendasar,daripada
menekuni secara terperinci peraturan-peraturan konkrit yang
mengaturnya yang pada umumnya sering mengalami perubahan-
perubahan.
Page 3
B. Rumusan Masalah
1. Apa Transaksi pembayaran dan transaksi pembiayaan?
2. Bagaimanakah cara-cara pembayaran internasional?
3. Bagaimana pembayaran dengan surat wesel dagang?
4. Bagaimana pembayaran dengan tunai?
5. Bagaimana pembayaran dengan Letter of credit?
6. Bagaimana pembayaran dengan rekening terbuka?
C. Tujuan dan Manfaat
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penulis
menentukan beberapa tujuan dan manfaat makalah ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui transaksi pembayaran dan transaksi
pembiayaan.
2. Untuk mengetahui cara-cara pembayaran internasional.
3. Untuk mengetahui pembayaran dengan surat wesel dagang.
4. Untuk mengetahui pembayaran dengan tunai.
5. Untuk mengetahui pembayaran dengan Letter of credit.
6. Untuk mengetahui pembayaran dengan rekening terbuka.
Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Transaksi Pembayaran Dan Transaksi Pembiayaan
Page 5
Untuk memenuhi kebutuhan manusia, pedagang mempunyai
peranan yang sangat penting. Barang hasil produksi dapat
tersalurkan ke konsumen melalui para pedagang tersebut. Mereka
membeli barang untuk dijual kembali tanpa mengubah
jenis/bentuknya dengan tujuan memperoleh laba disebut
perdagangan. Sekarang, kegiatan perdagangan/transaksi sangat
luas dan sudah merambah wilayah antarnegara (internasional).
Proses tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi antara satu
negara dengan negara yang lain dengan menggunakan nilai mata
uang asing atau tertentu sesuai kondisi yang terjadi, inilah
yang disebut transaksi internasional.
Transaksi pembayaran yaitu transaksi yang terjadi apabila
pembayaran dilakukan pada saat penyerahan barang antara
penjual dan pembeli. Sedangkan transaksi pembiayaan yaitu
transaksi yang timbul sebelum atau sesudah penyerahan barang
antara penjual dan pembeli. Oleh karena demikian eratnya
kaitannya antara transaksi pembayaran dengan transaksi
pembiayaan maka dalam literature sering dikaburkan antara
pengertian pembayaran luar negeri dengan pembiayaan luar
negeri.
Transaksi jual-beli barang dan jasa terjadi atas 3 unsur,
yaitu :
1. terjadi perjanjian
2. terjadi penyerahan barang atau penunaian jasa
3. terjadi pembayaran
Apabila ketiga kejadian tersebut diatas belum terealisir
seluruhnya dan sepenuhnya maka transaksi jual beli belum dapat
Page 6
dikatakan berakhir. Transaksi pembayaran dapat dilaksanakan
sebelum, sesudah atau pada saat terjadinya penyerahan barang.
Jika pelaksanaan terjadi mendahului penyerahan barang, berarti
pembeli yang membiayai transaksi, apabila terjadinya sesudah
penyerahan barang maka si penjual yang membiayai transaksi.
Apabila pembayaran dilakukan pada saat penyerahan barang,
tidak lagi ada masalah pembiayaan transaksi.
Dengan adanya perdagangan luar negeri, dimungkinkan
adanya pertukaran mata uang suatu Negara dengan mata uang
Negara lainnya. Secara importir Indonesia membeli barang dari
seorang eksportir Amerika. Maka pembayarannya dilakukan
menggunakan mata uang Amerika atau Dollar, padahal mata uang
yang berlaku bagi seorang importir adalah Rupiah. Untuk
seorang importir dalam melaksanakan pembayarannya harus
membeli uang dollar terlebih dahulu pada suatu bank devisa
dengan kurs yang berlaku, kemudian ditransfer kepada eksportir
di Amerika.
Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembayaraan
internasional diantaranya sebagai berikut :
1. Pembeli (Importir) dan penjual (eksportir) terpisah oleh
batas Negara
2. Adanya perbedaan mata uang pada masing-masing Negara
3. Komunikasi antarnegara dengan teknologi mutakhir begitu
cepat, namun pengangkutan barang terutama yang berbobot
berat, tinggi dan berukuran besar masih menyita waktu.
Oleh karena dalam pembayaran internasional suatu mata
uang dipertukarkan dengan mata uang lainnya di pasar valuta
Page 7
asing (Valas), maka permintaan suatu mata uang akan merupakan
penawaran terhadap mata uang lainnya. Misalnya kita melakukan
pertukaran US $ dengan rupiah, maka permintaan terhadap US $
merupakan penawaran rupiah, maka sebaliknya penawaran rupiah
merupakan permintaan terhadap US $.
B. CARA CARA PEMBAYARAN INTERNATIONAL
Perdagangan internasional selalu menimbulkan impor dan
ekspor. Suatu Negara yang mengadakan transaksi dengan luar
negeri atau ekspor impor menimbulkan pertanyaan bagaimana cara
melakukan pembayaran akibat perdagangan tersebut? Dari
perdagangan antarnegara akan menuntut suatu negara untuk
melakukan pinjaman dari luar negeri, sehingga diperlukan
beberapa cara dalam penyelesaian akhir dari utang piutang
tersebut atau sering disebut dengan pembayaran internasional.
Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar
negeri,seorang pengusaha dapat menggunakan beberapa cara.
Cara-cara ini antara lain :
a. Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang ( Commercial bills
of exchange)
b. Pembayaran tunai (Cash)
c. Pembayaran dengan Letters of Credit (L/C)
d. Rekening Terbuka (Open Account)
C. Pembayaran Dengan Surat Wesel Dagang ( Commercial Bills
Of Exchange)
Cara pembayaran semacam ini sampai sekarang masih banyak
digunakan dalam lalu lintas pembayaran internasional. Dengan
Page 8
cara ini, eksportir menarik surat wesel atas importer sejumlah
harga barang beserta biaya-biaya pengirimannya sekali. Wesel
atau bill of exchange tersebut, yang dilampiri dengan dokumen-
dokumen berupa faktur, konosemen, daftar isi, surat keterangan
asal barang, surat keterangan pabean dan asuransi diserahkan
oleh eksportir kepada bank dinegrinya. Dengan diterimanya
dokumen-dokumen tersebut, bank dapat membayar wesel tersebut
seketika dengan dipotongnya diskonto. Wesel tersebut oleh bank
secara langsung atau lewat bank lain dinegara pengimpor
ditagihkan kepada importer. Apabila bank sudah mendapatkan
pembayaran dari importer, maka perhitungan nya antara bank
dengan eksportir otomatis berakhir.
Kalau surat wesel tersebut berlaku sampai beberapa bulan,
mungkin perlu bagi importer untuk mengakseptir surat wesel
tersebut. Dengan akseptasi ini surat wesel tersebut dapat
diperdagangkan. Terhadap surat wesel yang telah mendapatkan
akseptasi dari importer, bank dapat menjualnya kepada pihak
lain atau menyimpannya sampai pada saat pembayarannya tiba.
Pihak dalam surat wesel pada pokoknya ada 3 pihak dalam
transaksi surat wesel yaitu:
1. Drawer, yaitu pihak penarik atau penulis wesel
2. Drawee, yaitu pihak kepada siapa surat wesel tersebut
ditarik
3. Payee yang sering juga disebut beneficiary yaitu pihak
yang menerima pembayaran yang harus dilakukan oleh drawee
atas perintah drawer
Page 9
Dalam transaksi surat wesel dimana tertulis ‘to the order
of ourselves’ atau ditulis ‘harap dibayar kepada kami
sendiri’, maka pihak drawer dan pihak payee nya adalah orang
yang sama, yaitu penjual. Sedangkan untuk surat wesel yang
berbentuk ‘acceptance draft’ , drawee dan acceptornya adalah
orang yang sama yaitu impotir.
Surat wesel yang juga disebut ‘commercial bill of exchange,
commercialdraft’ atau ‘trade bill’, dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Penggolongan didasarkan kepada ada tidaknya dokumen yang
harus dilampirkan pada surat wesel. Dengan dasar
tersebut, bisa dibedakan:
a. clean draft, yaitu surat wesel yang ditarik tanpa
disertai dengan jaminan dokumen barang.
b. documentary draft, yaitu surat wesel yang disertai
dengan jaminan dokumen pengiriman serta asuransi
dari pada barang.
Dokumen yang biasa disertai pada surat wesel adalah
Konosemen (bill of lading), Polis asuransi, Faktur
(invoice), packing list dan certificate of origin.
2. Penggolongan didasarkan pada jangka waktu pembayarannya,
jangka waktu pembayaran surat wesel biasanya disebut
‘tenor’ atau ‘usance’. Dengan dasar ini surat wesel
digolong-golongkan:
a. Sight draft atau surat wesel atas tunjuk yaitu surat
wesel yang harus dibayar pada saat surat wesel
diperlihatkan kepada ’ drawee’ atau paling lambat
Page 10
dalam waktu dua puluh empat jam terhitung pada saat
penunjukkannya.
b. Arrival draft, yaitu surat wesel yang dibayar sesaat
setelah barangnya datang.
c. Date draft, yaitu surat wesel yang pembayarannya
dilakukan pada tanggal tertentu atau beberapa hari
setelah tanggal tersebut.
Date draft lebih banyak disukai oleh importer sebab jatuh
temponya ditentukan dengan pasti; dan oleh karena itu pada
umumnya juga ‘negotiable’ dalam bentuk date draft, jangka
waktu pembayaran biasanya ditetapkan tidak kurang dari 30 hari
dan tidak lebih dari 180 hari. Sebaliknya, arrival draft jatuh
temponya tidak dapat ditentukan sebelumnya, sebab jatuh
temponya tergantung kepada kedatangan kapal yang mengangkut
barang-barang yang dijual belikan. Oleh karena itu pada
umumnya arrival draft adalah non-negotiable.
Berikut tahap-tahap transaksi menggunakan surat wesel:
1. Pembeli (importir) dan penjual (eksportir) mengdakan
kesepakatan kontrak jual beli atas sejumlah barang,
dengan syarat-syarat pembayaran tertentu.
2. barang dikirim oleh eksportir kepada importir dengan alat
angkut tertentu yang telah disepakati sebelumnya.
3. Eksportir menyerahkan dokumen-dokumen kepada remitting
bank (bank di negara eksportir yang dipercaya untuk
melakukan penagihan kepada bank di Negara importir)
Page 11
4. Remitting bank melakukan Collection order (penagihan)
dengan menyertakan dokumen-dokumen yang dikirm kepada
collecting bank (bank yang di nergara impor yang akan
melakukan pembayaran barang)
5. Collection bank menyerahkan dokumen-dokumen surat wesel
dagang kepada importir
6. Importir menerima dokumen-dokumen atau menyetujui serta
melakukan pembayaran
7. Collection bank melakukan aseptasi atau pembayaran kepada
remitting bank
8. Remitting bank melakukan aseptasi atau pembayaran kepada
eksportir.
D. Pembayaran Tunai (Cash Payment)
Pembayaran Tunai (cash Payment) atau pembayaran di muka
adalah pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan uang tunai
atau cek, yang dilakukan bersama-sama dengan surat pesanan
atau menunggu diterimanya kabar bahwa barang yang telah
dikapalkan oleh eksportir. Cara pembayaran ini mempunyai
risiko yang besar. Cara ini biasanya tidak disukai oleh
pembeli (importir).
Pembayaran ini dilakukan secara tunai baik secara
keseluruhan (full payment) atau sebagian (partial paymen)
karena beberapa alasan berikut:
a. Permintaan atas produk melebihi penawaran produk.
b. Penjual dan pembeli belum saling mengenal dan kurang
saling percaya.
c. Dalam situasi darurat, misalnya peperangan
Page 12
d. Mata uang negara importir termasuk mata uang lemah (soft
currency) yang beresiko tinggi.
Kelemahan cara pembayaran secara tunai diantaranya
sebagai berikut :
1. Dalam pembelian barang, importir harus menyediakan dana,
walaupun barang yang dibeli belum diterimanya. Importir
dalam hal ini harus menanggung biaya untuk barang yang
dipesan.
2. Terdapat kemungkinan barang yang dipesan tidak sesuai
dengan barang yang diterima.
3. Adapun kemungkinan terjadi keterlambatan datangnya barang
maupun ketidakjujuran pihak eksportir
4. Karena pengekspor berada ditempat yang jauh, maka keadaan
pengekspor (bonafiditasnya) tidak sepenuhnya diketahui
pengimpor.
E. PEMBAYARAN DENGAN LETTER OF CREDIT (L/C)
Dalam cara dengan letter of credit wesel ditarik kepada
bank bukan kepada importir, sehingga transaksinya akan lebih
terjamin. Yang dimaksud dengan Letter of Credit atau
Commercial of Credit adalah sebuah cara pembayaran
internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran
tanpa harus menunggu berita dari luar negeri setelah barang
dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan).
Dengan perkataan lain letter of credit merupakan surat yang
dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembelian sejumlah
barang di mana bank sendiri yang mengakseptir (menyetujui) dan
membayar surat wesel yang ditarik oleh penjual barang
Page 13
(eksportir). Jadi letter of credit merupakan suatu alat
pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayaran bagi
eksportir.
Pada dasarnya terdapat tiga pihak yang ada dalam
transaksi Letter of credit yaitu :
1. Opener (importir) adalah pihak yang mengajukan permintaan
pembukaan L/C kepada bank atau pembeli yang membuka L/C.
2. Issuer (Issuing Bank) adalah bank di Negara importir yang
mengeluarkan L/C atas permintaan importir.
3. Beneficiary atau acreeditee (Eksportir) adalah pihak yang
menerima pembukaan L/C oleh importir.
Selain itu ada pihak-pihak lainnya dalam transaksi letter
of credit yang sifatnya membantu memperlancar pelaksanaan
transaksi :
1. Confirming bank adalah bank yang melakukan konfirmasi atas
permintaan issuing bank dan menjamin sepenuhnya
pembayaran atau kredit tersebut
2. Notifying bank adalah yang atas permintaan issuing bank akan
memberitahukan kepada beneficiary bahwa telah dibuka L/C
untuknya.
3. Negotiating bank yaitu bank dinegara eksportit (penjual)
yang membayar atau mengakseptir surat wesel yang ditarik
oleh eksportir.
4. Carrier adalah pengangkut barang yang dikirim (Perusahaan
Pelayaran/Penerbangan) untuk dibeberapa negara dengan
perbatasan darat bisa juga perusahaan angkutan darat
seperti truk, kereta Dll).
Page 14
Transaksi yang menggunakan fasilitas L/C terdiri atas :
1. L/C biasa, artinya L/C dimana seorang importir bisa
langsung membayar sesuai dengan harga barang melalui bank
yang ditunjukan.
2. Merchant L/C, artinya L/C dimana seseorang importir dapat
memasukkan barang terlebih dahulu dengan melakukan
pembayaran sebagian, sedangkan sisanya dibayar sebagian.
3. Indutrial L/C, artinya impor benar-benar industri atau
barang modal secara cepat dan tidak dipakai untuk barang
konsumsi.
4. Red Clause L/C, artinya L/C yang mencantumkan intruksi
kepada Advising Bank (bank yang ditunjuk) untuk
melaksanakan pembayaran sebagian dari jumlah L/C kepada
eksportir sebelum mengapalkan barang-barang ekspor.
5. Usance L/C, artinya L/C yang pembayarannya baru dilakukan
dengan tenggang waktu tertentu, misalnya 1 bulan dari
pengapalan barang atau 1 bulan setelah penunjukan
dokumen.
Berikut tahap-tahap transaksi menggunakan Letter of
Credit (L/C):
1. Eksportir dan importir saling bersepakat untuk mengadakan
transaksi jual beli atas sejumlah barang dengan syarat-
syarat pembayaran. Misalnya : pembayaran dilakukan dengan
“irrevocable letter of credit” (letter of credit yang tidak dapat dibatalkan) dan
eksportir akan menarik surat wesel yang harus dibayar
dalam waktu 90 hari.
Page 15
2. Sesudah ada persetujuan tersebut importir mengajukan
permohonan pembukaan L/C dengan cara mengisi formulir
yang disajikan oleh bank ditempatnya dan kemudian
diserahkan kepada bank tersebut.
3. Kalau bank memandang bahwa kredit kepada importir cukup
terjamin, maka bank menerbitkan ‘letter of credit’.
Letter of credit ini kemudian dikirimkan kepada bank
cabangnya di negara eksportir.
4. Kalau bank yang menerima “letter of credit” tersebut
menyetujui kredit tersebut maka olehnya eksportir
diberitahu bahwa atas permintaan importir telah dibuka
letter of credit untuknya.
5. Setelah eksportir menyerahkan semua dokumen-dokumen
eksportir dapat menerima pembayaran atas surat wesel yang
ditariknya atas issuing bank. Yang mengadakan pembayaran
atau akseptasi ini adalah bank yang menerima dokumen-
dokumen tersebut.
6. Surat wesel beserta dengan semua dokumen yang diperlukan
oleh conforming bank dikirimkan kepada issuing bank. Oleh
karena dalam contoh surat wesel pembayarannya baru
dilaksankan sesudah 90 hari, maka bank hanya memberi
akseptasi saja atas surat wesel tersebut. Dengan
diakseptirnya surat wesel tersebut pada umumnya surat
wesel dapat diperjualbelikan.
7. Kalau barang sudah sampai ditempat importir, bank dapat
memberi izin kepada importir untuk menerima barang
tersebut. Bank dapat juga meminta kepada importir untuk
menandatangani trust receipt, yang merupakan perjanjian bahwa
Page 16
sebelum pembayaran seluruhnya dilaksanakan oleh importir
hak milik atas barang ada ditangan bank. Dengan cara ini
biasanya barang tersebut disimpan dalam gudang dan surat
untuk mengeluarkan barang dari gudang diurus sendiri oleh
bank. Kalau importir ingin mengambil barang tersebut dari
gudang, misalnya dengan maksud untuk menjual atau untuk
memakainya, terlebih dahulu ia harus mendapatkan izin
dari bank.
8. Sesudah 3 bulan lewat, tiba saatnya bagi importir untuk
membayar seluruh hutangnya kepada bank. Apabila importir
telah membayar surat wesel tersebut dan issuing bank
telah menyelesaikan pembayarannya kepada conforming bank
maka berarti bahwa transaksi letter of credit telah
berakhir. Andaikan terjadi importir tidak melunasi
seluruh kewajibannya maka kerugian yang timbul akan
dipikul bersama oleh issuing bank dan confirming bank.
Adapun Keuntungan pembayaran menggunakan L/C antara lain:
1. Importir/pembeli akan menerima barang dan membayar dengan
harga pasti sesuai dengan syarat-syarat didalam L/C.
2. Eksportir/penjual akan menerima pembayaran atas
penyerahan barang dengan pasti sesuai dengan syarat-
syarat dalam L/C.
3. Memberikan rasa aman untuk eksportir/importir atas hak
dan kewajiban masing-masing
F. Rekening Terbuka (Open Account)
Page 17
Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka adalah cara
yang membiayai transaksi perdagangan internasional dimana
eksportir mengirimkan barang kepada importir tanpa adanya
dokumen-dokumen untuk meminta pembayaran. Rekening Terbuka
bukan merupakan cara meleksanakan pembayaran, dari segi
pembiayaan transaksi jual beli, metode rekening terbuka dapat
dipandang sebagai lawan daripada metode pembayaran dimuka.
Dengan cara ini, eksportir mengirimkan barang kepada
importir tanpa adanya dokumen-dokumen untuk meminta
pembayaran. Commercial invoice atau faktur dipakai sebagai
tanda hutang. Pembayaran dilakukan setelah barang laku dijual
atau satu sampai tiga bulan setelah tanggal pengiriman, sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. System ini
sangat membantu pengimpor melakukan transaksi perdagangan,
akan tetapi beresiko besar bagi pengekspor.
Cara ini merupakan kebalikan dari cash, sebab dengan cara
open account barang telah dikirimkan kepada importir tanpa
disertai surat perintah membayar serta dokumen-dokumen.
Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah
kebijaksanaan importir. Dalam hal ini resiko sebagian besar
ditanggung eksportir, misalnya: eksportir harus mempunyai
banyak modal dan apabila pembayaran akan dilakukan dengan mata
uang asing maka resiko perubahan kurs menjadi tanggungannya.
Cara ini akan baik digunakan apabila :
1. Pembeli sudah dikenal dengan baik
2. Keadaan ekonomi dan politik yang stabil
3. Dekat dengan pasar
Kelemahan cara pembayaran ini adalah sebagai berikut :
Page 18
1. Tidak digunakanya dokumen yang menjamin pembayaran.
2. Eksportir harus membiayai seluruh transaksi dagang.
3. Adanya perubahan kurs devisa yang nantinya akan merugikan
eksportir.
Disamping kelemahan-kelemahan tersebut cara ‘open account’
ini mempunyai segi-segi yang menguntungkan juga, yaitu :
1. Prosedurnya sangat sederhana,
2. Karena prosedur yang sederhana tersebut, maka biaya
pelaksanaanyapun akan rendah Biaya dengan menggunakan
cara semacam ini pada umumnya lebih rendah daripada
menggunakan bill of exchange atau dengan letter of credit.
3. Bagi impotir, cara semacam ini sangat menguntungkan,
sebab untuk transaksi ini importer tidak perlu
menyediakan modal.
Page 19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transaksi pembayaran yaitu transaksi yang terjadi apabila
pembayaran dilakukan pada saat penyerahan barang anatara
penjual dan pembeli. Sedangkan transaksi pembiayaan yaitu
transaksi yang terjadi apabila pembayaran dilakukan sebelum
atau sesudah penyerahan barang antara penjual dan pembeli.
Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar
negeri,seorang pengusaha dapat menggunakan beberapa cara.
Caranya antara lain yaitu Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang
( Commercial bills of exchange),Pembayaran tunai (Cash),
Pembayaran dengan Letters of Credit (L/C), dan Rekening
Terbuka (Open Account).
Surat wesel dagang merupakan cara yang paling umum
dipakai, yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi
perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada waktu tertentu dimasa mendatang.
Pembayaran Tunai (cash Payment) dilakukan dengan
menggunakan uang tunai atau cek, yang dilakukan bersama-sama
dengan surat pesanan atau menunggu diterimanya kabar bahwa
barang yang telah dikapalkan oleh eksportir.
Pembayaran dengan cara letter of credit,wesel ditarik
kepada bank bukan kepada importir, sehingga transaksinya akan
lebih terjamin. Letter of Credit atau Commercial of Credit
adalah surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan
pembelian sejumlah barang di mana bank sendiri yang
Page 20
mengekspotir (menyetujui) dan membayar surat wesel yang
ditarik oleh penjual barang (eksportir).
Pembayaran dengan cara Rekening Terbuka adalah cara yang
membiayai transaksi perdagangan internasional dimana eksportir
mengirimkan barang kepada importir tanpa adanya dokumen-
dokumen untuk meminta pembayaran. Cara ini merupakan kebalikan
dari cash. Sebab dengan cara open account barang telah
dikirimkan kepada importir tanpa disertai surat perintah
membayar serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah
beberapa waktu atau terserah kebijaksanaan importir.
Page 21
MATERI VIII
SISTEM KEUANGAN INTERNASIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem keuangan internasional merupakan sistem keuangan
yang berlaku untuk semua Negara di dunia yang membahas tentang
pembayaran atas transaksi lintas negara dilaksanakan. Sistem
ini menentukan bagaimana kurs tukar asing ditentukan dan
bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar. Sistem
moneter internasional yang berfungsi dengan baik akan
memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta
mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari
sistem moneter internasional adalah menentukan pengaturan
sistem kurs tukar. Untuk itu dalam penulisan makalah ini
penulis akan membahas terkait dengan pengertian sistem moneter
internasional, sejarah terbentuknya system moneter
internasional, fenomena aktual yamg terkait moneter, serta
Faktor penghambat non ekonomi penerapan Mata uang tunggal di
asean
Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke
20, sistem moneter internasional telah mengalami pasang surut.
Perubahan dari sistem ke sistem yang lain diakibatkan oleh
gejolak ekonomi pada saat itu. Sampai saat ini pun sistem
moneter internasional masih menjadi perhatian semua negara
dan masih ingin merubah sistemnya menjadi lebih berfungsi
optimal.
Page 22
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sistem keuangan interasional ?
2. Bagaimanakah sistem keuangan internasional kurun waktu
pra perang dunia?
3. Bagaimanakah sistem keuangan internasional kurun waktu
antara perang dunia?
4. Bagaimanakah sistem keuangan internasional kurun waktu
pasca perang dunia?
5. bagaimanakah sistem moneter international yang berlaku
sampai sekarang?
C. Tujuan dan Manfaat
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penulis
menentukan beberapa tujuan dan manfaat makalah ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengerian sistem moneter
internasional.
2. Untuk mengetahui sistem keuangan internasional kurun
waktu pra perang dunia.
3. Untuk mengetahui sistem keuangan internasional kurun
waktu antara perang dunia.
4. Untuk mengetahui sistem keuangan internasional kurun
waktu pasca perang dunia.
5. Untuk mengetahui sistem moneter international yang
berlaku sampai sekarang.
Page 24
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Keuangan Internasional
Dalam ekonomi internasional dikenal suatu sistem yang
memungkinkan suatu negara dapat saling berhubungan satu
dangan yang lain. Sistem tersebut disebut sebagai sistem
keuangan internasional. Sistem moneter internasional
menunjukkan seperangkat kebijakan, institusi, praktik,
peraturan dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu
mata uang diitukarkan dengan mata uang lain. Sistem keuangan
internasional dari sejarahnya telah mengalami begitu banyak
perkembangan dan transpormasi dari masa ke masa.
Perkembangan ini disebabkan oleh adanya perubahan ekonomi
dan politik domestik serta internasional pada masing-masing
masa.
Jika dalam skala domestik atau nasional problema
ketidakseimbangan pembayaran antar daerah dapat disesuaikan
melaui pergerakan modal ataupun kebijakan fiskal dan
moneter, dalam skala internasional akan sedikit lebih rumit.
Pembayaran yang tidak seimbang antar negara dapat
diselesaikan melalui financing, perubahan kebijakan domestik
untuk menggeser pola perdagangan dan investasi, melalui
kontrol devisa untuk melakukan penjatahan pasokan devisa,
atau dengan cara membiarkan nilai tukar mata uang berubah
sesuai situasi dan kondisi. Sehingga yang terpenting dalam
sistem keuangan internasional adalah tersedianya alat atau
cara untuk menyesuaikan ketidakseimbangan pembayaran
internasional.
Page 25
Sistem moneter internasional dimulai dari tahun 1821,
saat diberlakukannya standar emas ( gold standard ). Namun,
ada beberapa ahli ekonomi yang menganggap bahwa sistem
moneter internasional baru dimulai pada tahun 1876
( Eitman , 1995, hal. 28) atau tahun 1880 ( Dunn dan
Ingram , 1996). Para sejarahwan, khususnya yang menekuni
perjalanan perekonomian dunia,kebanyakan memandang tahun
1870 sebagai salah satu tonggak sejarah perekonomian dunia.
Kurun waktu yang mencakup masa satu abad lebih, yang dimulai
dari tahun 1870 hingga sekarang ini, secara garis besar bisa
dibagi menjadi tiga yaitu :
a. masa pra perang dunia
b. masa antar perang dunia
c. masa pasca perang dunia.
B. Kurun Waktu Pra Perang Dunia
Sistem moneter internasional yang berlaku sampai dengan
menjelang pecah perang dunia ialah sistem standar emas. Sistem
standar emas internasional muncul pada tahun 1821 di inggris.
Pemerintah inggris menetapkan/mengikatkan nilai poundsterling
dengan emas. Perkembangan industri yang terjadi di inggris
serta perdagangan dunia yang makin berkembang pada abad 19
menambah kepercayaan dunia terhadap emas. Kepercayaan ini
diperkuat juga dengan diketemukannya tambang emas di Amerika
dan Afrika utara. Dengan kejadian-kejadian tersebut sistem
standard emas merupakan suatu sistem yang dipakai oleh banyak
negara semenjak 1870 hingga perang dunia 1. Keadaan ekonomi
Page 26
dan perdagangan yang relatip stabil selama periode tersebut
merupakan faktor utama keberhasilan sistem standard emas.
Beberapa di antara sifat-sifat menguntungkan yang melekat
pada sistem standar emas yang disebut-sebut dalam literatur
ialah:
1. Stabilnya kurs valuta asing.
Dalam sistem standar emas kurs valuta asing relatif
stabil. Kurs yang terjadi selalu berada di sekitar kurs
paritas arta yasa, akan tetapi geraknya dibatasi oleh
titik ekspor emas dan titik impor emas, yang pada
kenyataannya dalam praktek jaraknya dapat dikatakan
sangat sempit. Yang menentukan jarak antara kurs paritas
arta yasa dengan kedua titik emas adalah biaya
pengangkutan emas dari negara bersangkutan ke negara
tujuan pembayaraan per unit mata uang yang tingginya kurs
kita permasalahkan. Semakin tinggi biaya transport yang
dikeluarkan maka semakin jauh lebar jarak antara titik
ekspor emas dengan titik impor emasnya.
2. Defisit atau surplus neraca pembayaran tidak berlangsung
lama, melainkan akan secara otomatis menyusut, untuk
kembali ke keadaan seimbang lagi. Penyesuaian neraca
pembayaran berjalan otomatis melalui mekanisme aliran
emas-harga yang sebutan aslinya ialah ‘the price specie flow
mechanism’
Di samping sifat-sifat positif yang dimiliki standar
emas, dalam prakteknya mempunyai beberapa kelemahan. Di
antaranya:
Page 27
1. Stabilitas dalam kurs valuta asing biasanya diikuti oleh
ketidakstabilan tingkat harga. Dengan kurs valuta asing
yang relatif sangat stabil tersebut, disekuilibrium
neraca pembayaran mengakibatkan timbulnya aliran emas
masuk atau keluar dan selanjutnya mengakibatkan meningkat
atau menurunnya jumlah uang yang beredar. Pada gilirannya
perubahan jumlah uang yang beredar mengakibatkan
meningkatnya atau menurunnya tingkat harga dan juga
tingkat kegiatan ekonomi. Jadi dengan kata lain, jika
terjadi aliran emas masuk maka tingkat harga dan kegiatan
ekonomi cenderung untuk naik. Sebaliknya, jika terjadi
aliran emas keluar maka kecenderungan terjadi menurunnya
tingkat harga dan naiknya pengangguran.
2. Mekanisme penyeimbangan kembali neraca pembayaran dalam
praktek sering tidak selancar seperti yang diungkapkan
dalam teori. Hal ini antara lain disebabkan oleh
pemerintah negara bersangkutan yang tidak memetuhi aturan
permainan sistem standar emas. Apabila terjadi ‘gold outflow’
misalnya, maka melalui sistem perbankan seharusnya
diikuti oleh menurunnya jumlah uang yang beredar di dalam
negeri. Akan tetapi mengingat bahwa menurunnya jumlah
uang beredar dapat mengakibatkan meningkatnya
pengangguran, maka pemerintah yang neraca pembeyarannya
defisit justru akan mengambil tindakan yang berlawanan
dengan aturan permainan tersebut. Pemerintah cenderung
berusaha menghalangi penurunan jumlah uang beredar dengan
melalui berbagai kebijaksanaan moneter ekspansi yang
antar lain berupa tindakan menurunkan diskonto bank
Page 28
sentral menurunkan ‘legal reserve ratio’, melaksanakan ‘open
market buying’, dan dapat juga dengan cara memperingan
syarat-syarat perkreditan.
C. Kurun Waktu Antar Perang Dunia
Selama perang dunia 1 berkecamuk, sistem standar emas
internasional berhenti berfungsi. Perekonomian – perekonomian
nasional yang dalam masa sebelumnya satu dengan lainnya
melalui konvertibilitas nasional terhadap emas, yang juga
disertai dengan bebasnya emas bergerak dari satu negara ke
negara lain, sebagai akibat pecahnya perang besar pada bulan
Agustus 1914, terputuslah semua mata rantai hubungan-hubungan
antar sistem moneter dan antar sistem harga negara yang satu
dengan negara yang lain. Dengan kata lain, dalam keadaan
perang perekonomian dunia terpecah-pecah menjadi satuan-satuan
kecil perekonomian nasional dan tidak lagi memiliki mekanisme
penyesuaian neraca pembayaran diantara sistem-sistem
perekonomian tersebut, yaitu prosesnya berjalan otomatis.
Dengan terlepasnya keterkaitan sistem moneter dan juga
sistem harga antar negara, maka perkembangan harga-harga,
kesempatan kerja dan gejala-gejala serta kegiatan-kegiatan
ekonomi pada umumnya bergerak sendiri-sendiri dengan perbedaan
yang bisa cukup besar.
Selama masa perang kebanyakan negara mempraktekkan sistem
pengawasan devisa. Dalam sistem pengawasan devisa, kurs valuta
asing tidak lagi diserahkan pada mekanisme pasar, akan tetapi
ditentukan oleh pemerintah. Penggunaan valuta asing tidak lagi
Page 29
bebas, akan tetapi ditentukan oleh pemerintah melalui prosedur
Exchange Quota.
Dalam masa perang , kebanyakan perekonomian dijangkiti
oleh gejala inflasi yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
pemerintah dalam pembiayaan perangnya banyak menggunakan
kebijakan anggaran belanja defisit yang ditutup dengan
mencetak uang kertas. Sementara itu tidak sedikit jumlah
negara yang pemerintahannya dalam membiayai perang juga
menggunakan cadangan Valuta asing beserta kekayaan luar negeri
mereka, sehingga tidak sedikit yang akhirnya terpaksa
statusnya sebagai negara kridur ditinggalkan dan berganti
dengan status baru, yaitu status negara debitur.
Dengan berakhirnya perang dunia, suasanya ekonomi berubah
dari suasana ekonomi perang menjadi suasana ekonomi damai
pasca perang, dimana banyak kegiatan diarahkan kepada
rekonstruksi, yaitu pembangunan kembali dari kerusakan –
kerusakan sarana dan prasarana, serta pembenahan kembali
lembaga-lembaga ekonomi mereka, baik swata, semi swasta
ataupun pemrintah, baik domestik ataupun internasional.
Khususnya dalam bidang moneter internasional dapat
diketengahkan bahwa kurun waktu antara 1919-1926 merupakan
kurun waktu dimana Inggris, Prancis, dan beberapa negara lain
berusaha sampai berhasil kembali menggunakan sistem standar
emasnya yang untuk sementara terpaksa mereka tinggalkan,
apabila dipergunakan lagi akan dapat membawa perekonomian
mereka kembali jaya dan berkembang seperti yang telah mereka
capai pada masa-masa sebelum terjadinya perang dunia. Nilai
Page 30
poundsterling pada April 1925 kembali menjadi US$ sehingga
menyebabkan pengangguran dan stagnasi ekonomi inggris.
Masalah yang dihadapi negara-negara yang ingin kembali ke
standar emas adalah penentuan nilai paritas baru yang stabil
untuk emas. Masalah ini belum sempat dipecahkan secara tuntas,
sampai bangkrutnya sistem perbankan Austria pada 1931, yang
menyebabkan sebagian besar negara yang melakukan perdagangan
internasional membatalkan niat mereka untuk kembali ke sistem
standar emas.
Amerika serikat kembali ke standar emas yang di
modifikasi pada tahun 1934, ketika di umumkan bahwa US$
didevaluasi menjadi US$ 35/ons emas yang sebelumnya US$
20,67/ons emas. Meskipun Amerika Serikat kembali ke standar
emas, emas hanya diperdagangkan dengan banksentral luar
negeri. Dari 1934 sampai akhir perang dunia II, nilai tukar
mata uang secara teoritis ditentukan oleh nilai masing-masing
mata uang terhadap emas. Selama perang dunia II dan masa-masa
sesudahnya, banyak mata uang utama dunia yang diperdagangkan
kehilangan kemampuannya untuk diubah menjadi mata uang lain
(less converbility). US$ merupakan satu-satunya mata uang
utama yang masih tetap dapat dikonversikan.
Pengalaman hidup berkicimpung dalam situasi sistem
standar emas selama tidak kurang dari lima dekade, rupa-
rupanya telah menyebabkan sejumlah besar negarawan, pengamat
serta pemikir ekonomi terkesan oleh tingkat stabilitas,
tingkat pertumbuhan perdagangan dunia maupun tingkat
pertumbuhan kegiatan ekonomi dan kemakmuran masyarakat dunia
Page 31
terwujud pada kurun waktu tersebut. Lebih-lebih lagi setelah
mereka mengalami kehidupan ekonomi dalam suasananya perang.
Dengan demikian kiranya mudah dipahami mengapa beberapa negara
di Eropa, setelah perang dunia I berakhir, menginginkan
kembali menggunakan lagi sistem standar emas.
D. Kurun Waktu Pasca Perang Dunia
Yang dimaksud dengan kurun waktu pasca perang dunia
disini ialah kurun waktu dari tahun 1946 sampai sekarang.
Dalam kurun waktu ini dijumpai dua macam sistem moneter dunia,
yaitu sistem Bretton Woods yang memiliki masa penggunaan dari
tahun 1946 sampai tahun 1972 dan sistem kurs mengambang terkendali
yang menggantikan sistem Bretton Woods dan hingga sekarang
masih dalam pemakaian.
Dalam sistem Bretton Wood semua negara diharuskan
menetapkan nilai tukar mata uangnya dalam bentuk emas tetapi
tidak untuk ditukarkan dalam bentuk emas melainkan dalam
bentuk dolar Amerika. Hanya dollar yang dapat ditukar dengan
emas dengan penetapan 1ons emas untuk US $35. Semua negara
yang kala itu bergantung dengan perekonomian AS di masa kritis
mendekati krisis pascaperang menyepakati dengan berusaha
mempertahankan nilai mata uangnya dalam range 1% dari nilai
pari dengan cara membeli atau menjual mata uang emas sesuai
dengan kebutuhan untuk mempertahankan nilai tersebut serta
tidak menggunakan devaluasi sebagai suatu senjata
kebijaksanaan pedagangan kompetitif. Kurs ini tetap bertahan
sampai akhir tahun 1960an hingga akhirnya runtuh pada 1972 dan
sejak saat itu digunakan sistem mengambang terkendali.
Page 32
Pengalaman pahit yang menimpa perekonomian dunia setelah
berakhirnya perang dunia pertama membawa dampak yang cukup
berarti bagi sikap masyarakat dunia terhadap perekonomian
dunia. Ini tercermin antara lain dari terbentukny tiga lembaga
ekonomi internasional Internasional Moneter Fund yang biasa
disingkat IMF, Internasional Bank for Reconstruction and Development, yang
biasa disingkat IBRD dan sering pula disebut Word Bank atau
bank dunia dan Internasional Trade organization yang biasa disingkat
ITO. Melalui kebijakan-kebijakan ekonomi internasional yang
dihasilkan oleh lembaga-lenbaga internasional itulah
diharapkan perekonomian dunia dapat terhindar dari terlangnya
kembali malapelaka-malapetaka ekonomi yang muncul sudah
berakhir perang dunia I.
Kalau yang menjadi perhatian bank dunia ialah ,masalah-
masalah dalam bidang investasi internasional, maka IMF tugas
utamanya berada dalam bidang moneter internasional, yang
meliputi antara lain masalah penetapan kurs devisa,
pemeliharaan kurs devisa, membantu negara-negara anggota dalm
menghadapi kesulitan neraca pembanyaran dan sebaliknya. Dalam
status pendirian IMF disebut enam butir tujuan yang ingin
dicapai oleh IMF, yaitu:
1. Untuk mengajukan kerjasama moneter internasional dengan
jalan mendirikan lembaga IMF
2. Untuk memperluas perdagangan dan inveatsi dunia
3. Untuk memajukanstabilitas kurs valuta asing
4. Untuk mengurangi dan membatasi praktek-praktek pembatasan
terhadap pembayaran internasional
Page 33
5. Untuk menyediakan dana yang dapat dipinjamkan dalam
bentuk pinjaman jangka pendek atau jangka menengah yang
dibutuhkan guna mempertahankan kurs valuta asing yang
stabil selama neraca pembayaran mengalami defisit yang
sifatnya sementara, sampai dapat diatasi dengan jalan
menyesuaikan tinggatnya kurs devisa.
6. Untuk memperpendek dan memperkecil besarnya defisit atau
surplus neraca pembayaran.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, IMF mengeluarkan
berbagai macam kebijakan moneter internasional. Kebijakan-
kebijakan tersebut, yaang realisasinya dengan sendirinya
dikeluarkan dalm bentuk peraturan-peraturan atau ketentuan-
ketentuan yang mendasar diuraikan dibawah ini.
E. Sistem Moneter Internasional yang Berlaku Sampai Sekarang
Sewaktu Amerika Serikat menghentikan konvertibilitas mata
uang dollarnya terhadap emas pada bulan Agustus 1971, sistem
Bretton Woods tidak berfungsi lagi. Sekalipun IMF masih tetap
ada, namun para anggotanya sudah tidak tunduk lagi pada
ketentuan-ketentuan pokok aslinya yang mendasari berdirinya
IMF. Usaha untuk memuluhkan dan memperbaiki kembali penggunaan
sistem Bretton Woods melalui persetujuan Smithsonian mengalami
kegagalan. Oeh karena itu pada tahun 1972 IMF membentuk
Commite of Rwenty yang bertugas untuk menyusun rencana
reformasi sistem moneter internasional secara menyeluruh.
Terburu oleh timbulnya masalah perminyakan dunia, Commite of
Twenty pada tahun 1974 hanya dapat menghasilkan Out Line of refirm.
Page 34
Mulai saat itu perundingan berlangsung dengan skala lebih
kecil. Akhirnya tahun 1976 dari pertemuan Jamaica dihasilkan
Second Amandement terhadap pasal-pasal persetujuan IMF.
Amandemen kedua ini antara lain menyangkut masalah kurs devisa
Surveillance, special drawing rigt(=SDR) dan emas. Dibawah ini
disajikan singkat mengenai isi second Amandement tersebut :
1. Kurs Devisa
Dalam ketentuan yang baru, negara anggota IMF
mempunyai kebebasan dalam mengatur dan menentukan kurs
devisanya. Secara Khusus sistem kurs mengambang diakui.
Namun demikian, kalau dikehendaki mereka boleh
menambatkan nilai mata uangnya pada satu atau lebih mata
uang negara lain. Menambatkan pada SDR juga boleh, yang
tidak boleh ialah menambatkan pada emas.
Sekalipun negara anggota bebas memilih cara meraka
mengatur kurs devisa mereka, namun peranan IMF dalam
usaha menjamin terlaksananya kerja sama internasional
dalam bidang moneter masih tetap dipertahankan.
Kolaborasi antara negara anggota dengan IMF dan juga
antar sesama negara anggota, dalam usaha pengaturan
devisa secara tertib dan dalam usaha mewujudkan sistem
kurs devisa yang stabil merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan secara lebih tegas. Beberapa kewajiban
negara anggota dapat disebutkan : (a) berusaha
mengembangkan perekonomiannya dengan tetap mempertahankan
kestabilan tingkat harga pada tingkat harga yang wajar,
(b) mengusahakan stabilitas intrnasional dengan jalan
memelihara stabiitas perekonomian dengan jalan memelihara
Page 35
stabilitas perekonomian dalam negeri, (c) dalam berusaha
menghindarkan kesulitan neraca pembayaran atau dalam
memperbaikinya juga dalam usaha menghindarkan kesulitan
neraca pembayaran atau memperbaikinya dan juga dalam
usaha untuk tetap dihindarkannya pemenipulasin kurs
devisa yang kurang wajar.
2. Spesial Drawing Right
Special drawing right (SDR), pada tahun 1968
berhasil dimasukan dalam Charter IMF. SDR tersebut
mendapat julukan Paper gold atau emas kertas, dengan
alasan bahwa SDR memang mempunyai fungsi sebagai emas
moneter. Kapan dan sebesar berapa SDR diciptakan/dibuat
ditentukan bersama dalam sidang IMF. SDR yang dihasilkan
dibagikan kepada semua negara anggota dengan jalan
memindahkan pada rekening negara bersangkutan . SDR
betul-betul merupakan uang, karena negara yang meiliki
SDR dapat menggunakan SDR untuk melunasi kewajiban
pembayaran.
3. Cadangan Emas
Dalam amandemen kedua, emas secara resmi di
demoneztized dan fungsinya sebagai cadangan moneter
dihapus. Harga resmi emas dihapus. Negara-negara anggota
dilarang mengkaitkan nilai mata uangnya dengan emas.
Kewajiban IMF mentransfer emas kepada para anggotanya
juga ditiadakan. Separuh dari cadangan emas dikembalikan
kepada para anggota. Sisanya dijual dengan harga lelang,
Page 36
hasilnya dipergunakan nuntuk menolong negara-negara
miskin.
4. Tentang Pengawasan
Sekalipun negara-negara anggota diberikan
keleluasaan untuk mengatur mata uangnya sendiri, namun
tidaklah berarti bahwa tindakan pengawasan atau
surveillance oleh IMF tidak perlu lagi. Dengan tegas
disebutkan bahwa IMF diwajibkan untuk melaksanakan
pengawasan yang ketat terhadap kebijakan-kebijakan kurs
devisa para anggotanya menggunakan prinsip-prinsip khusus
pembinaan para anggotnya. Tiga Prinsip khusus yang
dimaksud adalah:
a. negara anggota harus menghindarkan diri melakukan
tindakan memanipulasikan kurs devisa dengan maksud
menghalang-halangi penyeimbang kembali neraca
perdagangan atau untuk meningkatkan daya saing ,
melawan hasil-hasil produksi para anggota lain secra
tidak wajar.
b. Negara anggota harus mengadakan intervensi terhadap
nilai Valuta asing dibursa valuta asing dengan
tujuan untuk mengurangi gejolak pasar.
c. Negara-negara anggota harus memperhitungkan
kepentingan sesama anggota dalam menjalankan
kebijakan-kebijakan intervensinya.
Page 38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem keuangan internasional dimulai sejak tahun 1821,
dan berlakunya standar emas dimulai pada tahun 1870. Periode
antar perang dunia ditandai dengan periode kurs fluktuasi
tahun 1919-1923, kemudian setelah perang dunia II diberlakukan
sistem Bretton Wood sampai tahun1972, yang dilanjutkan dengan
sistem kurs mengambang sampai saat ini. Selama berlakunya
sistem kurs mengambang terjadi beberapa peristiwa penting,
seperti perjanjian smithsonian, perjanjian jamaika,persetujuan
plaza, dan Louvre Accord. Sistem moneter eropa dimulai pada
bulan Maret 1979 dengan anggota 12 negara yang juga anggota
Europian Union yang bertujuan membantu stabilitas moneter
negara-negara komunitas Eropa. Mata uang yang dipakai dalam
SME dikenal dengan nama ECU, sedangkan indeks yang digunakan
sebagai nilai pari dinamakan ERM. Dari nilai ECU dapat
dihitung kurs billateral, yaitu dengan membandingkan nilai
kurs mata uang terhadap ECU satu negara dengan kurs mata uang
negara lain terhadap ECU . Eurocurrencies adalah mata uang
domestik suatu negara yang di depositokan di negara lain.
Jangka waktu deposito Eurocurrency biasanya tiga bulan atau
lebih. Pertumbuhan Eurocurrencies bertambah dalam jutaan
dollar setiap bulannya.
Page 39
DAFTAR PUSTAKA
Sri handaru yulianti dan handoyo, 1998. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan Internasional. Andi. Yogyakarta.
Nopirin, 1988. Ekonomi Internasional Buku II (Pembayaran Internasional).
Liberty. Yogyakarta.
Boediono, 1997. Ekonomi Internasional Edisi I. BPFE. Yogyakarta.
http://kiteklik.blogspot.com/2010/11/sistem-moneter-internasional.html
http://karya2011.wordpress.com/2011/01/28/memahami-sistem-moneter-
internasional/