INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR (2.2) 1. ACUAN a. Spesifikasi seksi 2.2 2. DEFINISI a. - 3. KETENTUAN UMUM a. Toleransi, Spesifikasi 2.2.1.4) : 1. Sisi muka batu dari permukaan pasangan tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan disekitarnya. 2. Profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm, dan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari permukaan yang ditentukan. 3. Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dg mortar harus 10 cm. 4. Profil akhir untuk struktur kecil seperti lubang penangkap dan lantai golak tidak boleh bergeser 2 cm dari profil yang ditentukan. b. Pencampuran mortar, spesifikasi 7.8.3.1). : 1. Jumlah air tidak boleh lebih dari 70% dari berat semen. 2. Pencampuran harus dilakukan dalam 5 - 10 menit. 3. Adukan boleh ditambah lagi air bila tidak lebih dari 30 menit setelah pencampuran. 4. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah penambahan air,harus dibuang. c. Pemasangan : 1. Permukaan yang akan dipasang harus bersih dari minyak, lempung dan dibasahi. spesifikasi 7.8.3.2). 2. Air yang tergenang harus harus dikeringkan. Spesifikasi 7.8.3.2).a). 3. Landasan untuk adukan minimal tebal 3 cm. Spesifikasi 2.2.3.3).a). 4. Tebal adukan antara batu minimal 1.5 cm. Spesifikasi 7.8.3.2).b). 5. Tumit (cut off wall) harus dilaksanakan dengan mengisi galian dengan adukan setebal 60% dari ukuran batu maksimum. Spesifikasi 2.2.3.4).a). d. Tebal pelapisan selokan diambil ukuran terkecil dari : tebal pada gambar atau tebal aktual atau 15 cm. Spesifikasi psl 2.2.4.1).b). 4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB No PELAKU & PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN REKAMAN 1. Inspektor BAHAN, 1. Periksa Batu. 2. Periksa semen. 3. Periksa Air. Formulir Pemeriksaan Pekerjaan Pasangan Batu dengan | Instruksi Kerja Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR (2.2)
1. Sisi muka batu dari permukaan pasangan tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan disekitarnya.
2. Profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm, dan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari permukaan yang ditentukan.
3. Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dg mortar harus 10 cm.4. Profil akhir untuk struktur kecil seperti lubang penangkap dan lantai golak tidak
boleh bergeser 2 cm dari profil yang ditentukan.
b. Pencampuran mortar, spesifikasi 7.8.3.1). : 1. Jumlah air tidak boleh lebih dari 70% dari berat semen.2. Pencampuran harus dilakukan dalam 5 - 10 menit.3. Adukan boleh ditambah lagi air bila tidak lebih dari 30 menit setelah pencampuran.4. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah penambahan air,harus
dibuang.
c. Pemasangan :1. Permukaan yang akan dipasang harus bersih dari minyak, lempung dan dibasahi.
spesifikasi 7.8.3.2).2. Air yang tergenang harus harus dikeringkan. Spesifikasi 7.8.3.2).a).3. Landasan untuk adukan minimal tebal 3 cm. Spesifikasi 2.2.3.3).a).4. Tebal adukan antara batu minimal 1.5 cm. Spesifikasi 7.8.3.2).b).5. Tumit (cut off wall) harus dilaksanakan dengan mengisi galian dengan adukan
setebal 60% dari ukuran batu maksimum. Spesifikasi 2.2.3.4).a).
d. Tebal pelapisan selokan diambil ukuran terkecil dari : tebal pada gambar atau tebal aktual atau 15 cm. Spesifikasi psl 2.2.4.1).b).
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor BAHAN, 1.Periksa Batu.2.Periksa semen.3.Periksa Air.
PELAKSANAAN
1. Periksa proses pencampuran.2. Periksan proses pemasangan.3. Kendalikan terhadap toleransi pemasangan.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
| Instruksi Kerja Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-1
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR (2.2)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / KiPELAKSANAAN
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan1. Bahan o Pemeriksaan terhadap Batu,
Semen dan Air Ya Tidak
2. Pelaksanaan o Pemeriksaan terhadap Proses Pencampuran dan Pemasangan
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Toleransi Pemasangan Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-2
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
SATKER PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN ………………….KEGIATAN :
P A K E T : PENGUJIAN : KUAT TEKAN MORTAR SEMEN PORTLAND ( SK SNI M-111-1990-03 )
Direksi Teknis : PT. Tanggal :
Kontraktor : PT. Nomor :
Nomor Benda
Uji
Berat ( gr )
Berat Isi ( gr/cm³ )
Luas ( cm² )
TanggalUmur (hari)
Beban ( kg )
Kuat Tekan Mortar (kg/cc)
KeteranganDibuat Diuji
C A T A T A N :
K o n t r a k t or r
K o n s u l t a n Direksi Pek.
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
| Instruksi Kerja Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-3
3. KETENTUAN UMUMa. Drainase harus dalam kondisi operasional dan berfungsi efektif, spesifikasi 2.3.1.5).b)
b. Pelaksanaan Gorong-gorong Pipa Beton, spesifikasi 2.3.3.2). :1. Lidah sambungan harus diletakkan dibagian hilir, dan harus dimasukan sepenuhnya
kedalam alur sambungan.2. Sebelum pemasangan pipa berikutnya, sisi dalam dari setengah bagian bawah alur
sambungan harus diberi adukan. Pada saat yang sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya juga diberi adukan.
3. Setelah pipa beton terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi adukan, dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk selimut adukan disekeliling sambungan.
4. Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling gorong-gorong harus dengan bahan Timbunan Pilihan yang tidak mengandung batu yang tertahan ayakan 25 mm.
5. Penimbunan harus dilakukan sampai minimum 30 cm diatas puncak pipa, dan jarak sumbu pipa ke masing-masing sisi minimum 1.5 kali diameter.
6. Alat berat tidak boleh beroperasi lebih dekat 1.5 m dari pipa sampai seluruh pipa terbungkus dengan ketinggian minimum 60 cm diatas puncak pipa.
7. Perlengkapan ringan dapat dioperasikan dalam batas ketentuan tersebut asalkan penimbunan kembali telah mencapai 30 cm diatas puncak pipa.
8. Pipa beton harus diselimuti dengan beton bila tinggi timbunan diatas pipa melebihi ketentuan maksimum atau kurang dari ketentuan minimum dari yang ditunjukan dalam gambar atau spesifikasi dari pabrik.
c. Pelaksanaan Drainase Beton, spesifikasi 2.3.3.7). :
1 Pelat penutup harus dibuat sebagai unit pracetak.2 Bila sisi galian sebagai pengganti cetakan, maka tebal dinding yang menghadap sisi
galian dan selimut beton harus ditambah 25 mm tanpa pembayaran tambahan.3 Lubang sulingan dibuat dengan ketentuan :
Lubang sulingan harus dibuat mendatar. Pipa sebagai lubang sulingan atau sebagai acuan lubang sulingan harus diikat
kuat selama pengcoran beton. Lubang sulingan harus dipasang dengan interval untuk horizontal kurang dari 2
m dan untuk vertical kurang dari 1 m. Bila kantung penyaring diperlukan pada belakang lubang sulingan, maka bahan
penyaring harus diperpanjang sampai landasan atau bahan porus untuk penimbunan kembali, paling sedikit 30 cm dari ujung lubang kesegala arah.
4 Saluran yang dicor ditempat, sambungan kontruksi harus harus dibuat pada interval 10 m atau kurang, dengan lebar sambungan antara 1- 2 cm dan harus dibungkus adukan semen yang rata dengan permukaan dalam saluran.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-4
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
pipa.2. Beton untuk seluruh pekerjaan struktur.3. Baja Tulangan.4. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang.5. Pasangan Batu untuk tembok kepala.6. Pasangan Batu dengan mortar untuk
pelapisan, perlindungan thd gerusan, struktur minor lain.
1. Profil akhirtimbunan berbutir untuk drainase porous tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan.
2. Elevasi dan kelandaian akhir untuk bahan landasan pipa dan drainase beton tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang ditentukan.
3. Celah maksimum antara lidah dan alur sambungan pipa berlubang banyak hrs 5 mm.
4. Kemiringan lereng drainase dari pipa berlubang banyak minimum 1 : 1000.5. Lereng permukaan pondasi untuk penimbunan kembali bahan porous yang
digunakan sebagai selimut drainase minimum harus 1 : 200.
b. Bahan drainase porous yang bersih harus dihampar segera sebelum penghamparan bahan lain diatasnya, spesifikasi 3.4.1.7).a).
c. Pemasangan bahan porous untuk penimbunan kembali, Spesifikasi 2.4.3.1). : 1. Pemasangan bahan porous disekeliling pipa atau saluran atau dibelakang struktur
minimum 14 hari setelah pemasangan adukan pada sambungan pipa atau pemasangan struktur.
2. Bahan porous harus dipadatkan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 15 cm perlapis, sampai kepadatan mencapai 95% dari kepadatan kering maksimum.
3. Selimut drainase (kurang dari 20 cm) dari bahan porous yg akan ditutup bahan tanah dipadatkan secukupnya. Timbunan tanah selanjutnya harus dipadatkan dengan kuat.
4. Papan kayu sementara perlu dipasang diatas selimut drainase agar pekerja dapat melaluinya dan Lapisan pertama timbunan tanah harus dihampar dengan tangan untuk menghindari tercampurnya 2 jenis bahan.
5. Bila perlu menurut Direksi, memakai acuan pelat baja 3 mm untuk memisahkan 2 jenis bahan selama penghamparan yang diangkat sedikit demi sedikit.
d. Pemasangan Bahan Landasan, Spesifikasi 2.4.3.2). :1. Tebal bahan landasan untuk pipa tidak boleh kurang dari 10% diameter pipa, juga
tidak boleh kurang dari 5 cm untuk setiap pekerjaan.2. Landasan untuk pipa harus dibentuk menggunakan mal setengah lingkaran dengan
ukuran diameter luar pipa.
e. Pemasangan anyaman penyaring (filter) plastik, harus dipasang sesuai prosedur dari pabrik pembuatnya dan sebagaimana diperintahkan Direksi, Spesifikasi 2.4.3.3).
f. Pemasangan pipa berlubang banyak, Spesifikasi 2.4.3.4). : 1. Pipa harus disambung tanpa lidah dan alur dengan celah diantaranya 1 - 5 mm.2. Sambungan harus dibungkus dengan anyaman penyaring yang akan melewatkan
air.3. Setengah lingkaran atas setiap sambungan selanjutnya harus dilindungi dengan
pita kertas aspal atau bahan penutup tahan lapuk lainnya.4. Setiap sambungan harus terkunci ditempat tetapi tidak direkat, dengan sedikit
adukan semen pada kedua sisinya.
g. Pembuatan lubang sulingan. Spesifikasi 2.4.3.5). :1. Lubang sulingan harus dibuat mendatar.2. Pipa sebagai lubang sulingan atau sebagai acuan lubang sulingan harus diikat kuat
selama pengcoran beton.
7A-7
3. Lubang sulingan harus dipasang dengan interval untuk horizontal kurang dari 2 m dan untuk vertical kurang dari 1 m.
4. Bila kantung penyaring diperlukan pada belakang lubang sulingan, maka bahan penyaring harus diperpanjang sampai landasan atau bahan porus untuk penimbunan kembali, paling sedikit 30 cm dari ujung lubang kesegala arah.
untuk timbunan, bahan landasan untuk drainase pipa dan beton, pipa berlubang banyak.
2. Periksa tiket pengiriman anyaman penyaring plastik dari pabrik sesuai dengan ketentuan lapangan.
PELAKSANAAN 1. Pemeriksaan pemasangan bahan porous untuk
penimbunan kembali.2. Pemeriksaan Pemasangan Bahan Landasan.3. Pemeriksaan Pemasangan anyaman penyaring
plastik, sesuai prosedur dari pabrik pembuatnya4. Pemeriksaan Pemasangan pipa berlubang
banyak.5. Pemeriksaan Pembuatan lubang sulingan.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Drainase Porous.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN .
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-8
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN DRAINASE POROUS (2.4)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
PELAKSANAAN
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Penerimaan Bahan o Pemeriksaan terhadap Bahan Drainase Porous untuk Timbunan dan bahan Landasan Drainase
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Tiket Pengiriman Anyaman Penyaring Plastik
Ya Tidak
2. Pelaksanaan o Pemeriksaan terhadap Pemasangan Bahan Landasan dan Bahan Porous untuk Penimbunan Kembali
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Pemasangan Anyaman Penyaring plastik sesuai Prosedur
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Pemasangan Pipa berlubang banyak dan Lubang sulingan
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-9
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN GALIAN (3.1)
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 3.1
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Pemanfaatan kembali bahan galian harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pekerjaan sebelum bahan tersebut dipandang cocok untuk proses daur ulang, Spesifikasi pasal 3.1.1.1).g).
b. Galian harus dijaga agar bebas dari air dan pompa siap pakai di lokasi pekerjaan harus senantiasa dipelihara untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa, Spesifikasi pasal 3.1.1.7).
c. Galian yang tidak memenuhi ketentuan harus diperbaiki sesuai dengan ketentuan Spesifikasi pasal 3.1.1.8).
d. Utilitas bawah tanah yang masih berfungsi harus dijaga dan dilindungi, Spesifikasi pasal 3.1.1.9).
e. Bila bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus dipadatkan atau dibuang dan diganti, Spesifikasi pasal 3.1.2.1).c).
f. Bila dijumpai lapisan keras pada garis formasi atau tanah dasar, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata, Spesifikasi pasal 3.1.2.1).d).
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor 1. Periksa hasil galian apakah sesuai dengan Gambar Kerja (Shop Drawing).
2. Periksa buangan hasil galian, harus diluar Daerah Milik Jalan (DMJ) dan diratakan.
Lembar Pemeriksaan Pekerjaan Galian.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN -
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-10
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN GALIAN (3.1)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
PELAKSANAAN
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pemeriksaan terhadap Hasil Galian (Spec. pasal 3.1.2.1).a tentang Kelandaian, Garis dan Elevasi harus sesuai dengan Gambar Kerja (Shop Drawing)
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Bahan Material dan Bahan Perkerasan Lama yang tidak untuk Pekerjaan Permanen harus dibuang
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Garis Formasi atau Tanah Dasar atau Pondasi sesuai dengan Spec. Pasal 3.1.2.1).c) dan 3.1.2.1).d).
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-11
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-12
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
7A-13
INSTRUKSI KERJA
PENGAWSAN PEKERJAAN TIMBUNAN (3.2)
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 3.2
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Lokasi pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum dan selama pekerjaan, dan
harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase badan jalan dari curahan air hujan, Spesifikasi pasal 3.2.1.7).
b. Timbunan yang tidak memenuhi ketentuan atau tidak stabil harus diperbaiki sesuai dengan ketentuan Spesifikasi pasal 3.2.1.8).
c. Pengembalian bentuk pekerjaan setelah pengujian segera harus dilakukan sesuai ketentuan Spesifikasi pasal 3.2.1.9).
d. Pekerjaan timbunan tidak diijinkan untuk dilaksanakan pada saat hujan sesuai Spesifikasi 3.2.1.10).
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor 1. Periksa tebal hamparan lepas, sesuaikan dengan hasil Percobaan pemadatan .
2. Periksa jumlah lintasan apakah sesuai dengan hasil percobaan pemadatan.
Lembar Pemeriksaan Pekerjaan Timbunan.
2 Teknisi Laboratorium
1. Periksa kepadatan lapangan, dan kadar air. Lembar Laporan Pengujian.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN Contoh Lembar Laporan Pengujian.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-14
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAKPENGAWASAN PEKERJAAN TIMBUNAN (3.2)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
PELAKSANAAN
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Perbaikan Bahan Timbunan (bila diperlukan) sesuai dengan (Spec. pasal 3.2.1.8).b dan (Spec. pasal 3.2.1.8).c
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Tebal Gembur sesuai dengan Hasil Percobaan Pemadatan (Spec. pasal 3.2.4.4).
Ya Tidak
o Pengawasan terhadap Proses Pemadatan sesuai dengan Spec. Pasal 3.2.3.3).
Ya Tidak
o Pengawasan terhadap Jumlah Lintasan sesuai dengan Hasil Percobaan Pemadatan (Spec. pasal 3.2.4.4).
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-15
| Instruksi Kerja Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-16
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
7A-17
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-18
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
7A-19
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-20
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
SATKER PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN ………………….KEGIATAN :
20. BERAT ISI KERING ( 19 x 100 )/( 100 + 15 ) gr/cc
21. BERAT TERTAHAN No. 4 gram
22. PERSEN TERTAHAN No. 4 %
23. KEPADATAN KERING MAKSIMUM ( LAB ) gr/cc
24. KEPADATAN KERING MAKSIMUM ( KOREKSI) gr/cc
25. DERAJAT KEPADATAN ( 20/24 x 100 % ) %
26. KEDALAMAN LUBANG cm
CATATAN :
Kontraktor Direksi Teknis Direksi Pek.
Tanggal : Tanggal :
Tanggal :
7A-21
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
SATKER PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN ………………….KEGIATAN :
P A K E T : AM -
PENGUJIAN : KOREKSI PARTIKEL KASAR (AASHTO T . 224 -86 )Direksi Teknis
: PT .
Kontraktor : PT .
1 gr/cc = 62.43
pcf
Kepadatan Kering Maks. = gr/cc
Persen Tertahan No. 4 = %
Berat Jenis Tertahan No. 4 = gr/cc
Terthn No. 4 Lapangan
Kepadatan Kering
Maks. Koreksi
( % ) ( gr/cc )
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-22
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PENYIAPAN BADAN JALAN ( 3.3 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 3.3
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Toleransi Dimensi, bahwa ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi
atau lebih rendah 1 cm dari yang disyaratkan., spesifikasi 3.3.1.3).a.).b. Seluruh permukaan akhir harus halus, rata dan memiliki kelandaian yang cukup, untu
menjamin aliran bebas dari air permukaan. Spesifikasi 3.3.1.3).b).c. Gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor lainnya dibawah elevasi tanah dasar/
permukaan jalan, harus selesai sebelum mulai pekerjaan tanah dasar, spesifikasi 3.3.1.6).a).
d. Luas pekerjaan penyiapan tanah dasar yang tidak dapat dilindungi pada setiap saat harus dibatasi sehingga daerah tersebut masih dapat dipelihara dengan peralatan yang tersedia. Spesifikasi 3.3.1.6).b).
e. Pekerjaan galian yang diperlukan untuk membentuk tanah dasar harus dilaksanakan sesuai psl 3.1.2.1). Prosedur Penggalian dari seksi 3.1 Galian. spesifikasi 3.3.3.1).a).
f. Seluruh timbunan yang diperlukan harus dihampar sesuai psl 3.2.3. Penghamparan dan Pemadatan Timbunan dari seksi 3.2. Timbunan. Spesifikasi 3.3.3.1).b).
1 Cuaca yang diijinkan. Spesifikasi pasal 5.1.1.6) : Lapis pondasi Agregat (LPA) tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan
sewaktu turun hujan. Pemadatan tidak boleh dilakukan setelah turun hujan atau kadar air bahan tidak
berada dalam rentang yang ditentukan.
2 Penyiapan Formasi untuk LPA Spesifikasi pasal 5.1.3.1) : Bila LPA akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan, semua kerusakan harus
diperbaiki dahulu sesuai Seksi 8.1 dan Seksi 8.2. Lokasi harus disiapkan untuk persetujuan minimal 100 meter kedepan. Bila LPA akan dihampar diatas Permukaan Aspal Lama, harus diperlukan
penggaruan.
3 Penghamparan. Spesifikasi pasal 5.1.3.2) : LPA sebagai campuran yang merata harus dihampar pada kadar air dalam
rentang yang disyaratkan. Bila dihampar lebih dari 1 lapis, maka lapisan harus diusahakan sama tebal. LPA harus dihampar dan dibentuk dengan metode yang disetujui, yang tidak
menimbulkan segregasi. Tebal padat minimum setiap lapisan harus 2 kali ukuran terbesar agregat dan
tidak lebih 20 cm tebal padat.
4 Pemadatan. Spesifikasi pasal 5.1.3.3) : Mesin gilas roda karet harus digunakan untuk pemadatan akhir, bila roda baja
mengakibatkan kerusakan atau degradasi. Pemadatan hanya dilakukan pada rentang kadar air minus 3 % sampai plus 1 %
dari kadar air optimum. Operasi penggilasan dimulai dari sepanjang tepi luar menuju ke sumbu jalan. Operasi penggilasan pada bagian superelevasi, harus dari bagian yang rendah. Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus
dipadatkan dengan timbris mekanis.
5 Perbaikan LPA yang tidak memenuhi ketentuan. Spesifikasi pasal 5.1.2.7). : Tebal atau kerataan Permukaan yang tidak memenuhi toleransi harus diperbaiki. LPA yang terlalu kering untuk pemadatan, harus harus digaru, disemprot air dan
mencampurnya sampai rata. LPA yang terlalu basah untuk pemadatan, harus digaru berulang-ulang pada
cuaca kering disertai waktu jeda dalam pelaksanaanya. Bila pengeringan tsb diatas tidak dapat diperoleh, bahan tsb dibuang dan diganti
dengan bahan yang memenuhi ketentuan. LPA yang tidak memenuhi kepadatan, perbaikan meliputi pemadatan tambahan,
penggaruan disertai penyesuaian kadar air dan pemadatan, penggantian bahan. 6 Toleransi Dimensi. Spesifikasi pasal 5.1.1.3).:
Permukaan atas Lapis Pondasi bawah ( Agregat klas B ) + 0 cm, - 2 cm Permukaan Lapis Pondasi Agregat klas A + 1 cm, - 1 cm Semua Lapis Pondasi Agregat tidak boleh terdapat ketidakrataan yang dapat
menampung air, dan camber Permukaan harus sesuai gambar. Tebal total minimum LPA klas A dan B tidak boleh kurang dari 1 cm. Tebal minimum LPA klas A tidak boleh kurang dari 1 cm.
7A-31
Penyimpangan kerataan Permukaan LPA klas A dengan mistar 3 m, maksimum 1 cm.
b. KETENTUAN UNTUK BAHU JALAN ( 4.2 ).Toleransi dimensi, spesifikasi 4.2.1.3). :a. Untuk bahu jalan dengan laburan aspal, toleransi elevasi dan kerataan Pasal 5.1.1(3)
harus diikuti.b. Untuk bahu jalan tanpa laburan aspal, Permukaan akhir tidak boleh lebih dari 1.5 cm
dibawah atau diatas elevasi rancangan.c. Permukaan akhir bahu jalan tidak boleh lebih tinggi maupun lebih rendah 1.0 cm
terhadap tepi jalur lalu-lintas yang bersebelahan.d. Lereng melintang tidak boleh bervariasi lebih dari 1.0 % dari lereng rancangan.
c. LAPIS PONDASI AGREGAT (LPA) :a. Pencampuran bahan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau
pencampur yang disetujui, Spesifikasi pasal 5.1.2.6).
b. Pemadatan paling sedikit 100 % dari Kepadatan Kering Maksimum Modifikasi (Metoda D). Spesifikasi pasal 5.1.3.3).
c. Pengujian. Spesifikasi pasal 5.1.3.4) :d. Setiap 1000 m³, minimal dilakukan 5 pengujian Indeks Plastisitas, 5 pengujian
Gradasi, 1 penentuan Kepadatan Kering Maksimum.e. Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu kewaktu.f. Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan, sampai seluruh kedalaman lapis,
Kepadatan Kering Maksimum untuk setiap 500 m³ bahan yang dikirim kelapangan. b. Bila bahan lama dicampurkan, pengujian tambahan harus diterapkan juga pada
bahan yang telah dicampur dilapangan.c. Frekuensi pengujian pengendalian kepadatan dan kadar air minimal 1 pengujian
untuk setiap 50 m pekerjaan pelebaran pada masing-masing sisi jalan.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-32
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH
DIREKSI PEK. PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN JAWA TENGAHBAGIAN PROYEK
P A K E T : AM -
G R A F I K : KOREKSI PARTIKEL KASAR (AASHTO T . 224 -86 )Direksi Teknis
: PT .
Kontraktor : PT .
1 gr/cc = 62.43
pcf
Kepadatan Kering Maks. = gr/cc
Persen Tertahan No. 4 = %
Berat Jenis Tertahan No. 4 = gr/cc
Terthn No. 4 Lapangan
Kepadatan Kering
Maks. Koreksi
( % ) ( gr/cc )
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-42
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN LAPIS BETON SEMEN PONDASI BAWAH ( 5.5 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 5.5
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. PENGHAMPARAN. :
1 Bila CTSB diproduksi untuk dipadatkan pada kadar air optimum dengan penggilas, maka harus dihampar dengan mesin penghampar atau grader. Spesifikasi 5.5.7.1).c).
2 Bila CTSB diproduksi secara basah, maka harus dihampar dengan peralatan tangan dan dipadatkan dengan penggetar perata atau batang penumbuk. Spesifikasi 5.5.7.1).c).
3 Bila CTSB dicamour untuk dipadatkan dengan roller, maka CTSB harus ditebarkan merata dengan sekop. Spesifikasi 5.5.7.2).e).(i).
4 Dilarang menggunakan penggaruk untuk menebarkan CTSB. Spesifikasi 5.5.7.2).e).(i).
b. PEMBENTUKAN & PEMADATAN CAMPURAN SETENGAH KERING. Spesifikasi 5.5.7.1).d).(i) :1 Permukaan harus diperiksa tinggi dan kerataannya dengan tali pelurus dan mistar
perata Permukaan dalam 2 jam sesudah pencampuran.2 Penyesuaian dengan menambah atau mengurangi material harus dilakukan selama
waktu pemadatan.3 Jumlah penggilas dan jumlah penggilasan harus cukup untuk memadatkan material
secara seragam dalam 2 jam setelah pencampuran.
c. SAMBUNGAN PELAKSANAAN Spesifikasi 5.5.7.1).e).:1 Pada tiap hari akhir kerja, sambungan kearah melintang harus dibentuk dengan
penutup atau memotong sampai pada bagian yang padat hingga dibentuk benar-benar tegak.
2 Bila CTSB ditebarkan lebih dari 1 lapis, sambungan memanjang dan melintang dilapis atas masing-masing harus lebih dari 0.5 m dan terpisah dari lapis bawahnya.
d. PERAWATAN. Spesifikasi 5.5.7.1).f). :1 Perawatan terhadap kekeringan harus dilakuan selama 7 hari.
e. KERATAAN PERMUKAAN. Spesifikasi 5.5.8. :1 CTSB harus dibentuk sesuai garis kemiringan dan penampang pada gambar
rencana.2 Permukaan yang telah selesai tidak boleh berselisih lebih dari 3 cm dari rencana.3 Permukaan yang telah selesai tidak boleh menyimpang lebih dari 3 cm dari mistar
lurus 3m, bila dipakai sejajar atau tegak lurus sumbu jalan.4 Mistar lurus harus dipakai dengan overlapping sebesar ½ dari panjang mistar
pelurus, perbedaan deviasi dari elevasi yang direncanakan diantara 2 titik dalam jarak 20 cm, tidak melebihi 1.5 cm.
5 Ketebalan lapisan yang sudah selesai bertoleransi lebih kurang 10% dari tebal rencana.
7A-43
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PENGHAMPARAN. :1. Kendalikan penghamparan dengan mesin
penghampar atau grader, bila CTSB dipadatkan pada kadar air optimum.
2. Kendalikan penghamparan, bila CTSB diproduksi secara basah dengan peralatan tangan.
3. Kendalikan penghamparan dengan sekop,bila CTSB dipadatkan dengan roller.
PEMBENTUKAN & PEMADATAN CAMPURAN SETENGAH KERING :1. Periksa tinggi dan kerataannya dengan tali
pelurus dan mistar perata Permukaan.2. Kendalikan penyesuaian menambah /
mengurangi material agar dilakukan selama pemadatan.
3. Kendalikan penggilasan dalam 2 jam setelah pencampuran.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-44
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN LAPIS BETON SEMEN PONDASI BAWAH (5.5)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
PELAKSANAAN
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Penghamparan o Pengendalian terhadap Penghamparan dengan Grader, bila CTSB dipadatkan pada Kadar Air Optimum
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Penghamparan, bila CTSB diproduksi secara Basah dengan Peralatan Tangan
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Penghamparan dengan Sekop, bila CTSB dipadatkan dengan Roller
Ya Tidak
2. Pembentukan & Pemadatan Setengah Kering
o Pemeriksaan terhadap Tinggi dan Kerataan Permukaan Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Kesesuaian Penambahan / Pengurangan Material Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Penggilasan setelah Pencampuran Ya Tidak
3. Sambungan Pelaksanaan
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Sambungan dan Sambungan Melintang
Ya Tidak
4. Perawatan o Pengendalian terhadap Perawatan selama 7 hari Ya Tidak
5. Kerataan Permukaan
o Pengendalian terhadap Bentuk CTSB sesuai Garis Kemiringan dan Penampang pada Gambar
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Hasil Permukaan dan Ketebalan sesuai Toleransi
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-45
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT
DENGAN CEMENT TREATED BASE (CTB). ( SK 5.5 )
1. ACUAN1 Spesifikasi Khusus seksi 5.5
2. DEFINISI1 -
3. KETENTUAN UMUMa. TOLERANSI. Spesifikasi Khusus 5.5.1.(3). :
1 Tebal minimum CTB tidak kurang dari yang disyaratkan, tebal maksimum tidak boleh lebih besar 10 mm dari yang disyaratkan.
2 Tebal rata-rata pada potongan melintang dari survey lapangan harus tidak lebih atau kurang dari 10% dari yang ditentukan.
3 Variasi Permukaan tidak boleh melampaui 8 mm tiap 3 m, bila diukur mal datar 3 m.4 CTB tidak boleh dihampar lebih dari 15 cm tebal padat, dan tidak boleh kurang dari
7.5 cm tebal padat.5 Elevasi Permukaan akhir tidak boleh berubah lebih dari 10 mm dari elevasi rencana.6 Ukuran pada tepi lapisan CTB diukur dari garis sumbu rencana tidak boleh kurang
dari yang tertera pada gambar.
b. PEMADATAN. Spesifikasi Khusus 5.5.7.(3). :1 Pemadatan harus dilakukan paling lambat 60 menit semenjak pencampuran dengan
air.2 Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan lebih dari 30
menit.3 Kadar air pada waktu pemadatan, minimum sama dengan kadar air optimum, dan
maksimum sama dengan kadar air optimum + 2%.4 Pemadatan harus sudah selesai 120 menit semenjak semen dicampur air.
c. PENGENDALIAN MUTU :1 Pada awal pekerjaan, jumlah silinder yang disyaratkan adalah 6 untuk setiap 1000
m2 base atau bagian yang dihampar tiap hari. Spesifikasi Khusus 5.5.3.(3).2 Selanjutnya atas persetujuan Direksi Pekerjaan, jumlah silinder yang disyaratkan
adalah 3 untuk setiap 1000 m2 base atau bagian yang dihampar tiap hari. Spesifikasi Khusus 5.5.3.(3).
3 Persyaratan kuat tekan dengan silinder 150mm x 300mm untuk umur 7 hari adalah 78 kg/cm², dan untuk umur 28 hari adalah 120 kg/cm². Spesifikasi Khusus 5.5.3.(3).
4 Selain Kepadatan dan Kadar Air campuran, campuran harus diuji kadar semen dalam campuran. Spesifikasi Khusus 5.5.8.(d).
5 Lalu-lintas tidak diijinkan lewat diatas CTB, minimum 14 hari sesudah pemadatan. Spesifikasi Khusus 5.5.1.(8).(a).
6 Kepadatan CTB harus mencapai kepadatan kering lebih dari 95% maksimum kepadatan kering. Spesifikasi Khusus 5.5.7.(3).(c).
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-46
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PEMADATAN :1. Kendalikan agar pemadatan dilakukan
dalam 60 menit semenjak pencampuran dengan air.
2. Kendalikan agar campuran yang dihampar tidak dibiarkan tanpa dipadatkan lebih 30 menit.
3. Kendalikan Kadar air pada waktu pemadatan.
4. Kendalikan Pemadatan agar sudah selesai 120 menit semenjak semen dicampur air.
PENGERJAAN AKHIR :1. Kendalikan pengerjaan akhir sesuai tolerasi.2. Lalu-lintas tidak diijinkan lewat diatas CTB,
PENGENDALIAN MUTU :1. Kendalikan pada awal pekerjaan, jumlah
silinder tes adalah 6 untuk setiap 1000 m2 base atau bagian yang dihampar tiap hari.
2. Kendalikan selanjutnya, jumlah silinder tes adalah 6 untuk setiap 1000 m2 base atau bagian yang dihampar tiap hari.
3. Periksa kadar air campuran dan kadar semen dalam campuran.
Contoh Lembar Laporan Pengujian.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN Contoh Lembar Laporan Pengujian.
7A-47
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT
DENGAN CEMENT TREATED BASE (CTB). (SK 5.6 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
PELAKSANAAN
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pemadatan o Pengendalian terhadap Proses Pemadatan setelah Pencampuran dengan Air
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Campuran yang dihampar agar tidak dibiarkan tanpa dipadatkan lebih dari 30 menit
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Kadar Air pada Waktu Pemadatan
Ya Tidak
2. Pengerjaan Akhir o Pengendalian terhadap Pengerjaan Akhir sesuai dengan Toleransi
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Lalu Lintas agar tidak melalui CTB min. 14 hari sesudah Pemadatan
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-48
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT (6.1)
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 6.1
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Kondisi Cuaca, spesifikasi 6.1.1.4). :
1. Lapis Resap Pengikat harus disemprot ke permukaan yg kering atau mendekati kering.
2. Lapis Perekat harus disemprot ke permukaan yg benar-benar kering.3. Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat tidak boleh dilaksanakan waktu angin
kencang, akan turun hujan atau hujan.
b. Tidak boleh ada genangan aspal atau lapisan tipis aspal atau aspal tercampur agregat halus yang cukup tebal sehingga mudah dikupas dengan pisau. Spesifikasi psl 6.1.1.5).
c. Distributor Aspal - Batang Semprot, spesifikasi 6.1.3.2). :1. Kendaraan harus beroda ban angin bermesin sendiri.2. Alat penyemprot harus bisa diatur variasi lebarnya dengan takaran 0.15 – 2.4 lt/m².3. Distributor aspal harus dilengkapi batang semprot yang dapat diatur kearah vertical
dan horizontal.4. Batang semprot harus terpasang minimal 24 nosel dengan jarak 10±1 cm
d. Perlengkapan Distributor aspal harus meliputi, Tachometer untuk pengukur kecepatan putaran, Meteran tekanan, Tongkat celup yang sudah dikalibrasi, Termometer untuk mengukur suhu isi tangki, Pengukur kecepatan lambat. spesifikasi 6.1.3.3.).
e. Distributor Aspal, Spesifikasi 6.1.3.6). :1. Distributor yang bila dioperasikan sesuai Grafik Takaran dan Buku Petunjuk
Pelaksanaan tidak memenuhi ketentuan, tidak diperkenankan dioperasikan.2. Penyemprotan harus diuji dengan melintaskan batang semprot diatas lembaran
resap yang kedap ukuran 25 x 25 cm, dan perbedaan tiap lembar terhadap takaran rata-rata tidak boleh melampaui 15% takaran rata-rata.
3. Pengujian minimum 5 penampang melintang yang berjarak sama harus dipasang 3 kertas uji.
f. Peralatan Penyemprot Aspal Tangan, sebagai pengganti Distributor Aspal, harus terdiri dari Tangki aspal dengan alat pemanas, pompa penyemprot keluar, Batang semprot dengan lubang pengatur keluarnya aspal (nosel) harus kondisi baik. spesifikasi 6.1.3.7).
g. Untuk pelaksanaan diatas Lapis Pondasi, maka permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak akan diterima. Spesifikasi 6.1.4.1).g).
7A-49
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspector 1. Kondisi Cuaca, kendalikan agar :a. Lapis Resap Pengikat disemprot ke
permu-kaan yg kering atau mendekati kering.
b. Lapis Perekat disemprot ke permukaan yg benar-benar kering.
c. Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat tidak dilaksanakan waktu angin kencang, akan turun hujan atau hujan.
2. Kendalikan agar tidak terjadi genangan aspal atau aspal tercampur agregat halus.
3. Periksa kelengkapan Distributor Aspal: Tacho-meter, Meteran tekanan, Tongkat celup yang sudah dikalibrasi, Termometer untuk mengukur suhu isi tangki, Pengukur kecepatan lambat.
4. Periksa kondisi Peralatan Penyemprot Aspal Tangan : Tangki aspal dengan pemanas, pompa penyemprot keluar, Batang semprot dengan.
Lembar Pemeriksaan Pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat.
- Proporsi berat aspal memenuhi rumus perbandingan campuran
- Jumlah dan berat / volume benda uji yang diambil memenuhi persyaratan minimum
Periksa 4 : - Periksa lamanya waktu pengadukan- Periksa temperatur campuran aspal- Jumlah benda uji yang diambil memenuhi
persyaratan minimum
Pengawasan 5 (di lab.) :- Peralatan pengujian telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan- Jenis pengujian sesuai dengan yang
disyaratkan- Proses pengujian sesuai prosedur
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-52
ya
tidak
ya
tidak
ya
tidak
ya
tidak
Pengawasan Penyiapan Agregat
Pengawasan Penyiapan
Pencampuran dan Pengambilan
Benda Uji
2
Pengawasan Bahan
Aspal
1
PERSETUJUAN
REQUEST
3
PENGESAHAN PENGIRIMAN
Periksa Campuran Aspal dan
Awasi Pengambilan
Benda Uji
4
Pengujian5
Hasil Pengujian Laboratorium
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS (6.3)
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 6.3,
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. UMUM
1 Perhatikan, peralatan yang digunakan adalah peralatan yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
2 Demikian pula dengan material-material yang akan digunakan adalah material-material yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
3 Rancangan campuran aspal panas yang disiapkan harus mengikuti dan memenuhi Spesifikasi, pasal 6.3.1.1),
4 Setiap truk yang telah dimuati harus ditimbang di rumah timbang dan setiap muatan harus dicatat berat kotor, berat kosong dan berat netto. Muatan campuran aspal tidak boleh dikirim terlalu sore, Spesifikasi pasal 6.3.5.5).b).
b. INSTALASI PENCAMPUR ASPAL (AMP)1 Instalasi pencampur aspal tidak boleh dioperasikan bila salah satu sistem alat
pengumpul debu rusak atau tidak berfungsi, Spesifikasi pasal 6.3.4.1),2 Sebelum proses pencampuran dimulai, minimum harus terdapat 30.000 liter aspal
panas yang siap untuk dialirkan ke alat pencampur, Spesifikasi pasal 6.3.5.2),3 Kesinambungan aliran material mulai dari kelancaran pasokan agregat pada bin
dingin hingga bin panas, penimbangan dan pencampuran harus selalu dikontrol, karena akan sangat berpengaruh terhadap hasil campuran aspal panas yang diproduksi,
4 Kalibrasi bukaan bin dingin secara periodik pada setiap kondisi dan jenis agregat,5 Unit ayakan panas harus dibersihkan dan diperiksa setiap hari untuk menghindarkan
dari kemungkinan rusak atau robek.
c. BAHAN ASPAL1 Bahan aspal harus dipanaskan dengan temperatur antara 140° C sampai 160° C,
Spesifikasi pasal 6.3.5.2).
d. AGREGAT1 Penyiapan agregat, Spesifikasi pasal 6.3.5.3) :
Setiap fraksi agregat harus disalurkan ke instalasi pencampur aspal melalui pemasok penampung dingin yang terpisah. Pra pencampuran agregat dari berbagai jenis atau sumber yang berbeda tidak diperkenankan. Agregat untuk campuran aspal harus dikeringkan dan dipanaskan pada alat pengering sebelum dimasukkan ke dalam alat pencampur. Nyala api dalam proses pengeringan dan pemanasan harus diatur agar tidak terbentuk selaput jelaga pada agregat,
Bila agregat akan dicampur dengan bahan aspal, maka agregat harus kering dengan temperatur dalam rentang yang disyaratkan untuk bahan aspal tetapi tidak melampaui 15° C di atas temperatur bahan aspal,
Bila diperlukan, bahan pengisi (filler) tambahan harus ditakar secara terpisah dalam penampung kecil yang dipasang tepat di atas alat pencampur, tidak boleh ditabur di atas tumpukan agregat maupun dituang ke dalam penampung instalasi pemecah batu.
e. PENCAMPURAN1 Pencampuran, Spesifikasi pasal 6.3.5.4).a) :
Agregat kering harus dicampur di instalasi pencampuran dengan proporsi tiap fraksi agregat yang tepat agar memenuhi rumus perbandingan campuran, lamanya pencampuran kering diusahakan sesingkat mungkin untuk meminimalkan degradasi agregat,
7A-53
Proporsi takaran ditentukan dengan mencari gradasi secara basah dari contoh yang diambil dari penampung panas (hot bin) segera sebelum produksi campuran dimulai dan pada interval waktu tertentu sesudahnya, sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, untuk menjamin pengendalian penakaran,
Kemudian sejumlah aspal yang tepat ditambahkan ke dalam agregat tersebut dan diaduk dengan waktu sesingkat mungkin yang ditentukan dengan “pengujian derajat penyelimutan aspal terhadap butiran agregat kasar”, biasanya sekitar 45 detik, untuk menghasilkan campuran yang homogen dan semua butiran agregat terselimuti aspal dengan merata. Apabila agregat kasar (tertahan saringan No. 8) telah terselimuti aspal maka pencampuran basah dihentikan, karena dapat dipastikan agregat halus juga telah terselimuti aspal,
Temperatur pencampuran yang diijinkan, Spesifikasi pasal 6.3.5.5).a) : Temperatur pencampuran maks. di AMP : 165° C Rentang temperatur pencampuran : 145° C sampai dengan 155°
C
2 Penyiapan Material untuk Pengujian Berat / volume benda uji untuk satu pengambilan contoh :
Agregat dari setiap fraksi, AASHTO T 2-91 (1996) pasal 4.4 Ukuran maksimum 2,36 mm : 10 kg Ukuran maksimum 4,75 mm : 10 kg Ukuran maksimum 9,50 mm : 10 kg Ukuran maksimum 12,5 mm : 15 kg Ukuran maksimum 19,0 mm : 25 kg Ukuran maksimum 25,0 mm : 50 kg Ukuran maksimum 37,5 mm : 75 kg
Aspal cair, AASHTO T 40-78 (1996) pasal 5.1 Pengujian rutin di laboratorium : 1 liter Dari penyimpanan bentuk curah : 4 liter Dari drum : 1 liter
4 liter cairan aspal harus dikeluarkan dan dibuang dari tangki penyimpanan sebelum pengambilan contoh bahan aspal untuk pengujian, AASHTO T 40-78 (1996) pasal 9.1.
f. CAMPURAN ASPAL PANAS1 Temperatur campuran aspal panas yang diijinkan, Spesifikasi pasal 6.3.5.5).a) :
Menuang campuran aspal dari alat : 135° C sampai dengan 150° CPencampur ke dalam truk pengangkut
2 Frekuensi minimum pengujian campuran aspal (satu pengambilan contoh), Spesifikasi pasal 6.3.7.3) : Suhu di AMP : per jam Gradasi dan kadar aspal : per 200 ton
(min. 2 pengujian per hari) Kepadatan, stabilitas, kelelehan, : per 200 ton
Marshall Quotient, rongga dalam (min. 2 pengujian per hari)campuran pada 75 tumbukan
Rongga dalam campuran pada : per 3.000 tonkepadatan membal
Campuran Rancangan (Mix Design) : setiap perubahan agregat / rancanganMarshall
g. PENGUJIAN1 Benda uji Marshall, Spesifikasi pasal 6.3.7.3) :
Enam cetakan Marshall harus dibuat dari setiap contoh. Temperatur yang diijinkan untuk benda uji Marshall :
Pencampuran : 155° C ± 1° C Pemadatan : 145° C ± 1° C
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-54
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
2 Kepadatan benda uji rata-rata (Gmb) dari semua cetakan Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi Kepadatan Marshall Harian. Direksi Pekerjaan harus memerintahkan pengulangan proses pencampuran rancangan bila Kepadatan Marshall Harian rata-rata dari setiap produksi selama empat hari berturut-turut berbeda lebih 1 % dari Kepadatan Standar Kerja (JSD), Spesifikasi pasal 6.3.7.3).b).
3 Pada setiap hari produksi, untuk setiap lokasi penghamparan, harus dibuat hasil dan catatan pengujian, Spesifikasi pasal 6.3.7.4) : Analisa ayakan (cara basah), Temperatur campuran saat pengambilan contoh di Instalasi Pencampur Aspal
(AMP), Kepadatan Marshall Harian dengan detil dari semua benda uji yang diperiksa, Stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, Kadar aspal dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil ekstraksi kadar aspal.
Bila menggunakan cara ekstraksi sentrifugal harud dilaksanakan koreksi abu, Rongga dalam campuran pada kepadatan membal (refusal), dihitung berdasarkan
Berat Jenis Maksimum campuran perkerasan aspal, Kadar aspal yang terserap oleh agregat, dihitung berdasarkan Berat Jenis
Maksimum campuran perkerasan aspal.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1 Teknisi Laboratorium
Di Instalasi Pencampur Aspal :1) Periksa bekerja tidaknya sistem pada alat
pengumpul debu.2) Periksa volume bahan aspal yang tersedia.3) Periksa temperatur pemanasan bahan
aspal.4) Awasi penyiapan agregat :
Tidak dilakukan pra pencampuran, Agregat harus kering, Bahan pengisi (filler) tambahan, bila
diperlukan, tidak ditabur di atas tumpukan agregat.
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PEMERIKSAAN PEKERJAAN LAPANGAN CAMPURAN ASPAL PANAS ( 6.3 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 6.3.
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan kering
dan diperkirakan tidak akan turun hujan, Spesifikasi pasal 6.3.1.7),b. Sesaat sebelum penghamparan permukaan yang akan dihampar harus dibersihkan dari
bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu mekanis yang dibantu dengan cara manual bila diperlukan dan dilapisi dengan lapis perekat (tack coat) atau lapis resap pengikat (prime coat), Spesifikasi pasal 6.3.6.1).b),
c. Penghamparan harus berjalan secara menerus tanpa henti dan hanya boleh dimulai bila minimum terdapat tiga truk di lokasi pekerjaan yang siap memasok campuran aspal ke peralatan penghampar, Spesifikasi pasal 6.3.4.16).d),
d. Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap yang dapat dilipat pada saat setiap muatan campuran aspal hampir habis untuk menghindari sisa bahan yang sudah mendingin di dalamnya, Spesifikasi pasal 6.3.4.17).b),
e. Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar harus dipanaskan, Spesifikasi pasal 6.3.6.3).a),
f. Mesin vibrasi pada alat penghampar harus dijalankan selama penghamparan dan pembentukan, Spesifikasi pasal 6.3.6.3).c),
g. Setiap alat penghampar harus disertai dua alat pemadat roda baja (steel wheel roller) dan satu alat pemadat roda karet, Spesifikasi pasal 6.3.4.18).a),
h. Alat pemadat roda karet harus memiliki roda yang permukaannya halus dan mampu dioperasikan pada tekanan ban pompa 6,0 kg/cm2 s/d 6,5 kg/cm2 (85 psi s/d 90 psi). Setiap roda harus dipertahankan tekanan pompanya pada tekanan operasi dan selisih tekanan pompa antara dua roda tidak melebihi 0,350 kg/cm2 (5 psi). Suatu perangkat pengukur tekanan ban harus disediakan untuk memeriksa dan menyetel tekanan ban pompa di lapangan pada setiap saat, Spesifikasi pasal 6.3.4.18).b),
i. Roda gilas harus bebas dari penyok, robek-robek atau tonjolan yang merusak permukaan perkerasan, Spesifikasi pasal 6.3.4.18).c).
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor 1. Periksa kesiapan lokasi pekerjaan : Cuaca cerah, Permukaan yang disiapkan dalam
keadaan kering dan bersih dari bahan lepas atau yang tidak dikehendaki,
Lapis perekat atau lapis resap pengikat sudah dihampar,
Jumlah truk pemasok campuran aspal memenuhi persyaratan jumlah minimum.
Formulir Pemeriksan Kesiapan Lapangan PekerjaanCampuran Aspal Panas
7A-63
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
2. Periksa kesiapan alat penghampar : Sayap-sayap penampung (hopper) dapat
dilipat, Screed sudah dipanaskan, Mesin vibrasi berfungsi dengan baik.
3. Periksa kesiapan alat pemadat : Jumlah alat pemadat, Tekanan ban pompa roda karet berada
pada tekanan operasi.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN -
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-64
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
KESIAPAN LAPANGAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS ( 6.3 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Lokasi Pekerjaan o Cuaca Cerah Hujan
o Permukaan yang akan dihampar kering dan bersih
Ya Tidak
o Tack coat / Prime coatDihampar
Tidak dihampar
o Jumlah truk pemasok campuran aspal
………………………. buah
2. Alat Penghampar o Sayap-sayap penampung
Dapat dilipat
Tidak dapat dilipat
o Screed Dipanaskan
Belum di-panaskan
o Mesin vibrasiBerfungsi
Tidak berfungsi
3. Alat Pemadat o Jumlah Roda karet = ………… buahRoda baja = ………… buah
o Tekanan ban pompa roda karet
………………….. psi
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-65
KEGIATAN
Periksa 1 : Periksa lokasi pekerjaan Periksa kesiapan alat
penghampar Periksa kesiapan alat pemadat
Periksa 2 : Periksa tiket pengiriman Periksa campuran aspal secara
visual Periksa temperatur campuran
Pengawasan 3 : Periksa temperatur campuran
saat dituang ke alat penghampar
Catat jam penghamparan Periksa penampung alat
penghampar Awasi arah penghamparan Periksa hasil penghamparan Periksa tebal gembur
Pengawasan 4 : Periksa temperatur hamparan
setiap jenis penggilasan Catat waktu mulai setiap jenis
penggilasan Awasi urutan penggilasan Catat kecepatan alat pemadat Catat jumlah lintasan Periksa kerataan dan
kelandaian permukaan setelah penggilasan awal dan penggilasan akhir
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-66
tidak
tidak
tidak
ya
tidak
Pemeriksaan Campuran Aspal Panas di Lokasi
Pekerjaan
Pemeriksaan Kesiapan Lapangan
1
PENGESAHAN
PENGIRIMAN
2
SELESAI
Pengawasan Penghamparan
3
ya
Pengawasan Pemadatan
4
ya
Hamparan berikut ?
5
Tidak 6PengujianKepadatan
Hasil PengujianKepadatan
SELESAI
ya
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS (6.3)
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 6.3.
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. UMUM
1. Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan dalam keadaan kering dan tidak turun hujan, Spesifikasi pasal 6.3.1.7),
2. Penghamparan dan pemadatan hanya dilaksanakan pada saat masih terang, Spesifikasi pasal 6.3.5.5).b),
3. Campuran aspal tidak boleh dihampar di samping campuran aspal yang telah dipadatkan sebelumnya kecuali bila tepinya telah tegak lurus atau telah dipotong tegak lurus dan telah diberikan lapis perekat sesaat sebelum penghamparan, Spesifikasi pasal 6.3.6.5).b),
4. Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk memperoleh pemadatan yang merata saat campuran aspal masih dalam kondisi mudah dikerjakan, Spesifikasi pasal 6.3.6.4).h),
5. Penggilasan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat roda baja maupun dengan alat pemadat roda karet, setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan penggilasan awal. Penggilasan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet sedekat mungkin di belakang penggilasan awal. Penggilasan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar(vibrasi), Spesifikasi pasal 6.3.6.4).c),
6. Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk mencegah pelekatan campuran aspal pada roda alat pemadat, roda karet boleh sedikit diminyaki, Spesifikasi pasal 6.3.6.4).i),
7. Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin, Spesifikasi pasal 6.3.6.4).j),
8. Frekuensi minimum pengukuran suhu campuran aspal di lokasi pekerjaan adalah satu kali per jam, Spesifikasi pasal 6.3.7.3).b).
b. CAMPURAN ASPAL YANG HARUS DITOLAK1. Berasap biru. Asap biru yang keluar dari campuran aspal di atas truk atau terlihat
pada saat penurunan (dumping) ke alat penghampar mengindikasikan terjadinya pemanasan yang berlebih (overheating), harus ditolak,
2. Tampak kaku. Tampak visual campuran aspal yang kaku mengindikasikan campuran tersebut telah dingin. Jika temperatur masih dalam batas toleransi maka harus segera dilakukan penghamparan dan pemadatan,
3. Terkontaminasi bahan-bahan asing seperti minyak tanah, oli, plastic, kertas, kain atau lainnya,
4. Terjadi pelelehan (bleeding).
c. PENGHAMPARAN DAN PEMBENTUKAN, Spesifikasi pasal 6.3.6.3)1. Umum
Penampung alat penghampar tidak boleh dikosongkan, Alat penghampar harus dioperasikan dengan kecepatan yang tidak menyebabkan
retak permukaan, koyakan, atau bentuk ketidak-rataan lainnya pada permukaan, Tidak boleh terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan. Perbaikan
dengan menaburkan bahan halus dari campuran aspal harus dihindari, Butiran kasar tidak boleh ditaburkan di atas permukaan yang dihampar dengan
rapi, Campuran tidak boleh terkumpul dan mendingin pada tepi-tepi penampung alat
penghampar atau tempat lainnya,
2. Temperatur campuran aspal panas yang diijinkan, Spesifikasi pasal 6.3.5.5).a) : Pemasokan ke alat penghampar : 130° C sampai dengan 150° C
7A-67
3. Arah penghamparan 6.3.6.3): Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang lebih
tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur, Bila jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu lajur untuk
setiap kali pengoperasian, urutan penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari produksi dibuat seminimal mungkin.
d. PEMADATAN, Spesifikasi pasal 6.3.6.4)1. Umum
Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas. Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorongnya campuran aspal,
2. Temperatur Campuran Aspal Panas yang diizinkan, Spesifikasi pasal 6.3.5.5).a) : Penggilasan awal (roda baja) : 125° C sampai dengan 145° C Penggilasan kedua (roda karet) : 100° C sampai dengan 125° C Penggilasan akhir (roda baja) : > 95° C
3. Waktu Mulai Penggilasan yang diizinkan : Penggilasan awal atau breakdown : 0 - 10 menit setelah penghamparan Penggilasan kedua atau utama : 5 - 15 menit setelah penghamparan Penggilasan akhir atau penyelesaian: < 45 menit setelah penghamparan
4. Urutan Penggilasan : Pertama-tama penggilasan harus dilakukan pada sambungan melintang yang
telah terpasang kasau. Bila sambungan melintang dibuat untuk menyambung lajur yang dikerjakan sebelumnya, maka lintasan awal harus dilakukan sepanjang sambungan memanjang untuk suatu jarak yang pendek,
Penggilasan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali untuk superelevasi pada tikungan harus dimulai dari tempat yang terendah dan bergerak ke arah yang lebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus saling tumpang tindih minimum setengah lebar roda dan tidak boleh berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari lintasan sebelumnya,
Bila menggilas sambungan memanjang, penggilasan awal harus terlebih dahulu menggilas lajur yang telah dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar roda penggilas yang menggilas tepi sambungan yang belum dipadatkan,
5. Hasil pemadatan : Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang disyaratkan. Setiap campuran aspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama dengan lokasi sekitarnya,
Tepi perkerasan harus dipangkas agar bergaris rapi. Setiap bahan yang berlebihan harus dipotong tegak lurus setelah penggilasan akhir, dan dibuang di luar daerah milik jalan.
e. SAMBUNGAN1. Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan harus
diatur agar sambungan pada lapis satu tidak terletak segaris yang lainnya. Sambungan memanjang harus diatur agar sambungan pada lapisan teratas berada di pemisah jalur atau pemisah lajur lalu lintas. Sambungan melintang harus tegak lurus dan dihampar secara bertangga dengan pergeseran jarak minimum 25 cm, Spesifikasi pasal 6.3.6.5).a).
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-68
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
f. PENGUJIAN1. Permukaan perkerasan dan kelandaian harus diperiksa dengan mistar lurus atau
mistar lurus beroda (Straight Edge) sepanjang 3 meter, dilaksanakan tegak lurus dan sejajar dengan sumbu jalan, Spesifikasi pasal 6.3.7.1).a),
2. Pengujian kerataan harus dilaksanakan segera setelah pemadatan awal, penyimpangan yang terjadi harus diperbaiki dengan membuang atau menambah bahan sebagaimana diperlukan. Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti yang dibutuhkan, Spesifikasi pasal 6.3.7.1).b),
3. Perbedaan kerataan permukaan lapis aus yang telah selesai dikerjakan harus memenuhi, Spesifikasi pasal 6.3.1.4).f) : Penampang melintang tidak boleh melampaui 5 mm untuk lapis aus atau 10 mm
untuk lapis pondasi, Setiap ketidakrataan individu tidak boleh melampaui 5 mm.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor 1. Periksa campuran aspal panas yang datang ke lokasi pekerjaan : Periksa tiket pengiriman, campuran aspal panas
harus berasal dari Instalasi Pencampur Aspal yang telah disetujui dan ditujukan untuk lokasi pekerjaan bersangkutan,
Kondisi campuran berdasarkan pengamatan visual,
1. Tiket Pengiriman Campuran Aspal Panas
2. Formulir Penerimaan Campuran Aspal Panas
Temperatur campuran. Jika tidak sesuai buat dan berikan instruksi penolakan.
2. Awasi proses penghamparan dan pembentukan : Temperatur bahan aspal saat dituang ke alat
penghampar sesuai dengan temperatur yang didapat dalam percobaan penghamparan,
Arah penghamparan sesuai persyaratan, Tebal gembur sesuai dengan tebal yang didapat
dalam percobaan penghamparan, Jika terjadi retak permukaan, segregasi,
koyakan, alur permukaan atau ketidak-rataan permukaan lainnya, berikan instruksi penghentian pekerjaan,
Periksa temperatur campuran dalam penampung pada saat menunggu pasokan.
3. Awasi proses pemadatan : Temperatur campuran aspal terhampar setiap
akan memulai jenis penggilasan sesuai dengan temperatur yang didapat dalam percobaan pemadatan,
Waktu mulai setiap jenis penggilasan sesuai dengan waktu yang didapat dalam percobaan pemadatan,
Urutan penggilasan sesuai persyaratan, Kecepatan alat pemadat sesuai dengan
kecepatan yang didapat dalam percobaan pemadatan,
Jumlah lintasan sesuai dengan jumlah lintasan yang didapat dalam percobaan pemadatan,
Periksa kerataan dan kelandaian permukaan setelah penggilasan awal.
3. Instruksi Lapangan (bila ada)
4. Formulir Pengawasan Pekerjaan Campuran Aspal Panas
7A-69
4. Periksa hasil akhir permukaan yang dipadatkan terhadap Gambar Kerja : Periksa kerataan dan kelandaian permukaan
yang dipadatkan dengan Straight Edge.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-70
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
1. Penghamparan o Jam Penghamparano Arah Penghamparan terhadap
persyaratanSesuai Tidak
sesuaio Temperatur campuran pada
alat penghampar saat menunggu pasokan
……………………… ° C
o Tebal gembur ………………………. cm
Pemadatan
1. Penggilasan Awal / Breakdown
o Temperatur ……………………… ° C
o Jam Penggilasano Kecepatan penggilasan …………………. km/jamo Urutan penggilasan terhadap
persyaratanSesuai Tidak
sesuai o Jumlah lintasan
2. Penggilasan Kedua
o Temperatur ……………………… ° C
o Jam Penggilasano Kecepatan penggilasan …………………. km/jamo Urutan penggilasan terhadap
persyaratanSesuai Tidak
sesuai o Jumlah lintasan
3. Penggilasan Akhir
o Temperatur ……………………… ° C
o Jam Penggilasano Kecepatan penggilasan …………………. km/jamo Urutan penggilasan terhadap
persyaratanSesuai Tidak
sesuai o Jumlah lintasano Kerataan dan kelandaian
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-72
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
7A-73
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A SATKER PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN
………………….
KEGIATAN :
P A K E T :
PEKERJAAN: PENGAWASAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS
Direksi Teknis
: PT.
Kontraktor : PT.
No. Rit
Jam Hampar
Temp. Dlm Truk
( ° C )
Tebal Gembur (
cm )
P E M A D A T A N
AC
C
AW
C
NA P A R A F
AWAL ANTARA AKHIR
Temp. ° C
PassTemp.
° CPass
Temp. ° C
Pass
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Catatan :
ACC : Acceptable / Diterima
AWC : Acceptable with Comment
Diterima dengan Catatan
NA : Not Acceptable / Ditolak
Rekomendasi :
Chief Inspector
Tanggal :
| Instruksi Kerja Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-74
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PENGUJIAN KEPADATAN CAMPURAN ASPAL PANAS ( 6.3 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 6.3.
2. DEFINISIa. Job Standard Density (JSD) atau Kepadatan Standar Kerja adalah kepadatan rata-rata
(Gmb) dari semua benda uji yang diambil dari percobaan pemadatan yang memenuhi ketentuan, Spesifikasi pasal 6.3.3.5).
3. KETENTUAN UMUMa. UMUM
1. Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan tidak boleh kurang dari 98% Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density), Spesifikasi pasal 6.3.7.2).a),
2. Bila rasio kepadatan maksimum dan minimum yang ditentukan dalam serangkaian benda uji inti pertama yang mewakili setiap lokasi lebih besar dari 1,08 : 1, maka benda uji inti tersebut harus dibuang dan serangkaian benda uji inti baru harus diambil, Spesifikasi pasal 6.3.7.2).c),
3. Pengambilan benda uji inti (core) berdiameter 4” maupun 6” pada lapisan aspal yang telah selesai dikerjakan harus dilakukan dengan mesin bor, Spesifikasi pasal 6.3.7.3).d),
4. Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau lainnya harus segera ditutup kembali dengan bahan campuran aspal dan dipadatkan, Spesifikasi pasal 6.3.1.9).
b. PENGAMBILAN BENDA UJI1. Diameter benda uji
Diameter 4” untuk ukuran partikel maksimum 1”, Diameter 6” untuk ukuran partikel di atas 1”.
2. Frekuensi pengambilan benda uji inti (core), Spesifikasi pasal 6.3.1.4).a) : Paling sedikit 2 benda uji inti perlajur, Paling sedikit 6 benda uji inti per 200 meter panjang.
c. PENGUJIAN1. Pada setiap hari produksi, untuk semua lokasi pekerjaan, harus dibuat hasil dan
catatan pengujian, Spesifikasi pasal 6.3.7.4),
2. Lokasi yang dinyatakan lolos uji mutu adalah lokasi dengan kepadatan lapisan sama atau lebih besar dari nilai-nilai berikut, Spesifikasi pasal 6.3.7.2).c) : Jumlah benda uji per pengujian 3-4 : kepadatan rata-rata 98,1% JSD
setiap pengujian tunggal 95% JSD Jumlah benda uji per pengujian 5 : kepadatan rata-rata 98,3% JSD
setiap pengujian tunggal 94,9% JSD Jumlah benda uji per pengujian 6 : kepadatan rata-rata 98,5% JSD
setiap pengujian tunggal 94,8% JSD
7A-75
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Teknisi Laboratorium
1. Awasi proses pengambilan benda uji inti (core) : Diameter benda uji inti (core), Jumlah benda uji inti (core).
2. Ukur ketebalan benda uji inti.3. Awasi proses pengujian kepadatan benda uji
inti (core) di laboratorium.4. Periksa kepadatan setiap benda uji inti
(core).5. Hitung rasio kepadatan maksimum dan
minimum di setiap lokasi pengujian.6. Hitung kepadatan rata-rata di setiap lokasi
pengujian.7. Tentukan lokasi-lokasi yang lolos uji mutu.
Formulir PengawasanPengujian Kepadatan Campuran Aspal Panas
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
2. Rasio Kepadatan o Kepadatan maksimum ………………… % JSD
o Kepadatan minimum ………………… % JSD
o Rasio kepadatan maksimum dan minimum
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-77
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A SATKER PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN
………………….
KEGIATAN :
P A K E T : PENGAWASAN : PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN Campuran Aspal Panas Direksi Teknis : PT. Kontraktor : PT.
No. Tanggal Ka/Ki Titik UjiBJ Bulk Maks.
( gr/cc )
LAPANGAN
AC
C
AW
C
NA CATATAN PARAFTebal
( m )BJ Bulk ( gr/cc )
Kepdtan ( % )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Catatan :
ACC : Acceptable / Diterima
AWC : Acceptable with Comment
Diterima dengan Catatan
NA : Not Acceptable / Ditolak
Rekomendasi :
Chief Inspector
Tanggal :
| Instruksi Kerja Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-78
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON ( 7.1 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 7.1
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. UMUM :
1 Penyedia Jasaharus mengirimkan gambar detail seluruh perancah yang akan digunakan untuk disetujui. Spesifikasi 7.1.1.7).d).
2 Semen harus disimpan pada tempat yang tahan cuaca, kedap udara, berlantai kayu, ditutup dengan lembar plastik. Spesifikasi 7.1.1.8).
b. PENYIAPAN TEMPAT KERJA :1 Jalan kerja yang stabil harus disediakan untuk menjamin seluruh sudut pekerjaan
dapat diperiksa dengan mudah dan aman. Spesifikasi 7.1.4.1).b).2 Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus selalu
kering Spesifikasi 7.1.4.1).c).3 Beton tidak boleh dicor diatas tanah berlumpur atau bersampah atau didalam air.
Spesifikasi 7.1.4.1).c).4 Sebelum pengecoran, seluruh acuan, tulangan, dan benda lain yang harus
dimasukan kedalam beton harus sudah terpasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser saat pengecoran. Spesifikasi 7.1.4.1).d).
c. ACUAN :1 Acuan dari tanah, bila disetujui Direksi, harus dibentuk dari galian, dan sisi samping
serta dasar harus dipangkas manual sesuai dimensi. Semua kotoran yang lepas harus dibuang. Spesifikasi 7.1.4.2).a).
2 Acuan dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi, selama pengecoran, pemadatan dan perawatan. Spesifikasi 7.1.4.2).b).
3 Kayu yang tidak diserut dapat digunakan untuk Permukaan akhir struktur yang tidak terekspos. Spesifikasi 7.1.4.2).c).
4 Kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk Permukaan akhir beton yang terekspos. Spesifikasi 7.1.4.2).c).
5 Seluruh sudut tajam acuan harus dibulatkan. Spesifikasi 7.1.4.2).c).6 Acuan harus dapat dibongkar tanpa merusak beton. Spesifikasi 7.1.4.2).d).
d. SAMBUNGAN KONSTRUKSI (CONSTRUCTION JOINT) :1 Sambungan konstruksi harus diletakan sesuai pada gambar. Spesifikasi 7.1.4.4).a).2 Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemen struktur.
Spesifikasi 7.1.4.4).a).3 Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Spesifikasi 7.1.4.4).b).4 Bila sambungan vertical diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan, sehingga membuat struktur tetap monolit. Spesifikasi 7.1.4.4).c).5 Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan kedalaman minimal
4 cm untuk dinding, pelat, dan antara telapak pondasi dan dinding. Spesifikasi 7.1.4.4).d).
6 Untuk pelat yang terletak diatas Permukaan, sambungan konstruksi harus diletakan, sehingga pelat mempunyai luas tidak melampaui 40 m2, dengan dimensi yang lebih besar tidak melampaui 1.2 kali dimensi yang lebih kecil. Spesifikasi 7.1.4.4).d).
7 Penyedia Jasaharus menyediakan pekerja dan bahan tambahan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bila pekerjaan terpaksa harus berhenti. Spesifikasi 7.1.4.4).e).
8 Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan aditif dapat digunakan untuk pelekatan sambungan konstruksi, cara pengerjaan harus sesuai petunjuk pabrik. Spesifikasi 7.1.4.4).f).
7A-79
e. KONSOLIDASI :1 Alat penggetar mekanis harus dari jenis berdenyut dengan minimal 5000
putaran/menit untuk beton dengan slump 2.5 cm atau kurang, dengan radius penggetaran minimal 45 cm. Spesifikasi 7.1.4.5).e).
2 Jumlah minimum alat penggetar mekanis. Spesifikasi 7.1.4.5).g). : Kecepatan pengecoran 4 m3/jam, minimal 2 alat. Kecepatan pengecoran 8 m3/jam, minimal 3 alat. Kecepatan pengecoran 12 m3/jam, minimal 4 alat.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor I. UMUM :1. Bawa Gambar Pelaksanaan yang telah
disetujui.2. Bawa gambar detail perancah yang
disetujui. 3. Periksa tempat penyimpanan semen yang
II. PENYIAPAN TEMPAT KERJA :1. Periksa jalan kerja yang stabil untuk
pemeriksaan.2. Kendalikan pengeringan tempat kerja.3. Kendalikan kebersihan lokasi pekerjaan.4. Kendalikan agar seluruh acuan, tulangan,
dll sudah terpasang dan diikat kuat.
III. ACUAN :1. Kendalikan pemasangan acuan dari kayu
atau baja dan sambungannya..2. Kendalikan pemasangan acuan untuk
struktur yang tidak terekspos.3. Kendalikan pemasangan acuan untuk
permukaan akhir yang terekspos.4. Kendalikan pembongkaran acuan agar
tanpa merusak beton.
IV. SAMBUNGAN KONSTRUKSI :1. Kendalikan sambungan konstruksi agar
diletakan sesuai pada gambar.2. Kendalikan agar sambungan konstruksi
tidak pada pertemuan elemen struktur, tembok sayap.
3. Kendalikan pemasangan tulangan pada sam-bungan vertical.
4. Kendalikan pemasangan lidah alur untuk dinding, pelat, dan antara telapak pondasi dan dinding.
5. Kendalikan pemasangan pelat yang terletak diatas Permukaan.
6. Kendalikan penyediaan pekerja dan bahan tam-bahan untuk sambungan konstruksi tambahan.
Formulir Pemeriksaan Pekerjaan Perkerasan Beton.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-80
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
7. Kendalikan penggunaan bahan aditif yang telah disetujui.
V. KONSOLIDASI :1. Periksa alat penggetar mekanis.2. Periksa jumlah minimum alat penggetar.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
7A-81
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON ( 7.1 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan1. Umum o Kelengkapan gambar
Peleksanaan dan Detail Kelengkapan gambar Peleksanaan dan Detail Perancah
Ya Tidak
o Pemeriksaan pada Kondisi Tempat Penyimpanan Semen
Ya Tidak
2. Penyiapan Tempat Kerja
o Pemeriksaan pada Jalur Jalan kerja yang Stabil
Ada Tidak
o Pengendalian pada kondisi Lokasi / Tempat Kerja Ada Tidak
o Pengendalian Terhadap Pemasangan dan Pembongkaran Acuan
Ya Tidak
3. Sambungan Konstruksi
o Pengendalian terhadap Pemasangan Tulangan dan sambungan Konstruksi
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pekerja dan Bahan Tambahan.
Ya Tidak
4. Konsolidasi o Pemeriksaan Terhadap Alat penggetar Mekanis dan Jumlah Minimumnya
Ada Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-82
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON ( 7.1 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 7.1
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. KONDISI TEMPAT KERJA :
1 Penyedia Jasaharus menjaga temperatur semua bahan, agar selalu dibawah 30° C sepanjang waktu pengecoran. Spesifikasi 7.1.1.9).
2 Pengecoran tidak boleh dilakukan bila, tingkat penguapan lebih 1 kg/m2/jam, lengas nisbi udara kurang dari 40 %, selama turun hujan, udara penuh debu / tercemar. Spesifikasi 7.1.1.9).
b. PEMBERITAHUAN :1 Penyedia Jasaharus memberitahu Direksi secara tertulis minimal 24 jam sebelum
memulai atau meneruskan pengecoran (bila tertunda lebih dari 24 jam) Spesifikasi 7.1.4.3).a).
2 Pemberitahuan meliputi : lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton. Tanggal dan waktu pencampuran. Spesifikasi 7.1.4.3).a).
c. PENGECORAN :1 Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila Direksi Pekerjaan atau wakilnya
tidak hadir menyaksikan pencampuran dan pengecoran. Spesifikasi 7.1.4.3).b).2 Segera sebelum pengecoran, acuan harus dibasahi air atau diolesi minyak yang
tidak meninggalkan bekas. Spesifikasi 7.1.4.3).c).3 Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bila tidak dicorkan dalam waktu 1
jam setelah pencampuran. Kecuali diberi bahan aditif retarder yang disetujui Direksi. Spesifikasi 7.1.4.3).d).
4 Pengecoran harus dilanjutkan tanpa henti sampai dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui atau sampai pekerjaan selesai. Spesifikasi 7.1.4.3).e).
5 Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yg tidak boleh melampaui 1 m dari awal cor. Spesifikasi 7.1.4.3).f).
6 Bila beton dicor pada struktur yang rumit dan tulangan yang rapat, beton harus dicor dalam lapis horizontal dengan tebal maksimum 15 cm. Spesifikasi 7.1.4.3).g).
7 Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang keliling struktur. Spesifikasi 7.1.4.3).g).
8 Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan lebih dari 150 cm, dan tidak boleh dicor langsung kedalam air. Spesifikasi 7.1.4.3).h).
9 Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan, dimana beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan beton baru. Spesifikasi 7.1.4.3).i).
10 Bidang beton lama yang akan disambung, harus dikasarkan, dibersihkan dan disiram air hingga jenuh dan disapu dengan adukan semen dengan campuran sesuai dengan betonnya. Spesifikasi 7.1.4.3).j).
11 Air tidak boleh dialirkan diatas Permukaan beton dalam waktu 24 jam setelah pengecoran. Spesifikasi 7.1.4.3).k).
d. KONSOLIDASI :1 Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang
telah disetujui. Spesifikasi 7.1.4.5).a).2 Bila disetujui, Penggetaran harus disertai penusukan secara manual untuk menjamin
pemadatan yang tepat dan memadai. Spesifikasi 7.1.4.5).a).3 Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton didalam
cetakan. Spesifikasi 7.1.4.5).a).4 Semua sudut sekitar tulangan harus terisi tanpa pemindahan kerangka tulangan,
dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi. Spesifikasi 7.1.4.5).b).5 Alat penggetar mekanis boleh diletakan diatas acuan supaya menghasilkan getaran
yang merata. Spesifikasi 7.1.4.5).d).
7A-83
6 Alat penggetar mekanis harus dari jenis berdenyut dengan minimal 5000 putaran/menit untuk beton dengan slump 2.5 cm atau kurang, dengan radius penggetaran minimal 45 cm. Spesifikasi 7.1.4.5).e).
7 Alat penggetar harus dimasukan dalam beton secara vertikal, kemudian ditarik pelan-pelan dan dimasukan keposisi lain yang tidak lebih 45 cm. Spesifikasi 7.1.4.5).f).
8 Alat penggetar tidak boleh berada dalam satu titik lebih dari 30 “.Spesifikasi 7.1.4.4).e).
9 Jumlah minimum alat penggetar mekanis. Spesifikasi 7.1.4.4).g). : Kecepatan pengecoran 4 m³/jam, minimal 2 alat. Kecepatan pengecoran 8 m³/jam, minimal 3 alat. Kecepatan pengecoran 12 m³/jam, minimal 4 alat.
e. BETON SIKLOP . Spesifikasi 7.1.4.6). :1 Beton siklop terdiri dari beton klas 175 dengan batu pecah ukuran besar.2 Batu-batu tidak boleh dijatuhkan dari tempat tinggi atau ditempatkan secara
berlebihan.3 Semua batu pecah harus dibasahi sebelum ditempatkan.4 Volume total batu pecah tidak boleh lebih dari 1/3 total volume pekerjaan beton
siklop.5 Untuk dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm. Spesifikasi
7.1.4.6). : dapat digunakan batu pecah maksimum 25 cm, Tiap batu harus dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm, Batu pecah tidak boleh lebih dekat dari 30 cm terhadap Permukaan atau 15 cm terhadap Permukaan yang akan dilindungi dengan beton penutup (coping).
f. TOLERANSI. Spesifikasi 7.1.1.5). :1. Toleransi Dimensi :
Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m + 5 mm
Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m + 15 mm Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, - 0 dan + 10 mm
antara kepala jembatan2. Toleransi Bentuk :
Persegi (selisih dalam panjang diagonal) 10 mm Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari 12 mm garis yg dimaksud) untuk panjang s/d 3m. Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 – 6 m 15 mm Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m 20 mm
3. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) : Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana ± 10 mm Kedudukan permukaan horisontal dari rencana ± 10 mm Kedudukan permukaan vertikal dari rencana ± 20 mm
4. Toleransi Alinyemen Vertikal : Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm
5. Toleransi Ketinggian (elevasi) : Puncak lantai kerja dibawah pondasi ± 10 mm Puncak lantai kerja dibawah pelat injak ± 10 mm Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang ± 10 mm
6. Toleransi Alinyemen Horisontal : dlm 4 m panj mendatar 10 mm 7. Toleransi Untuk Penutup / Selimut Beton :
Selimut beton sampai 3 cm 0 dan + 5 mm Selimut beton 3 cm – 5 cm 0 dan + 10 mm Selimut beton 5 cm – 10 cm ± 10 mm
g. PENGUJIAN UNTUK WORKABILITY :1. Pengujian slump pada setiap takaran beton yang dihasilkan. Dan pengujian
dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Direksi atau wakilnya. Spesifikasi 7.1.6).1).
h. PENGUJIAN KUAT TEKAN :1. Kuat tekan harus dilaksanakan setiap 60 m3, Spesifikasi 7.1.6.2).a).
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-84
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
2. Dalam segala hal, minimal 1 pengujian untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yg dicor terpisah pada setiap hari pengecoran. Spesifikasi 7.1.6.2).a).
3. Setiap pengujian minimal harus mencakup 4 benda uji, untuk kuat tekan 3 hari, 7 hari, 14 hari, 28 hari setelah tanggal pencampuran. Spesifikasi 7.1.6.2).a).
4. Bila kuantitas beton melebihi 40 m3, dan frekuensinya kurang dari 5 pengujian, maka pengujian harus minimal 5 buah dari takaran yang dipilih acak. Spesifikasi 7.1.6.2).b).
i. PENGUJIAN TAMBAHAN :1. Pengujian tambahan harus dilaksanakan sesuai perintah Direksi Pekerjaan yang
meliputi Spesifikasi 7.1.6.3). : Pengujian dengan schlerometer, Pembebanan struktur yang dipertanyakan, Uji inti beton, Pengujian lainnya.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor KONDISI TEMPAT KERJA :1. Kendalikan temperatur semua bahan, sepanjang
waktu pengecoran.2. Periksa tingkat penguapan, lengas nisbi udara, debu
/ pencemaran udara.
PENGECORAN :1. Minta pemberitahuan tertulis pengecoran.2. Hadiri setiap pelaksanaan pengecoran beton.3. Kendalikan agar acuan dibasahi air / minyak.4. Kendalikan waktu pengecoran agar dalam waktu 1
jam setelah pencampuran.5. Kendalikan agar pengecoran sampai dengan
sambungan konstruksi.6. Kendalikan pengecoran agar dicor dalam cetakan
sedekat mungkin.7. Kendalikan bila beton dicor pada struktur yang rumit
dan tulangan yang rapat.8. Kendalikan pengecoran untuk dinding beton.9. Kendalikan tinggi jatuh bebas kedalam cetakan.10. Kendalikan kecepatan pengecoran.11. Kendalikan penyambungan thd bidang lama.12. Kendalikan pengaliran air diatas permukaan beton.
KONSOLIDASI :1. Kendalikan pemadatan beton dengan penggetar
mekanis, disertai penusukan secara manual, dimasukan secara vertikal dan ditarik pelan-pelan dg waktu maksimum 30”.
2. Kendalikan Penggetar tidak untuk memindahkan campuran beton.
3. Kendalikan semua sudut sekitar tulangan harus terisi.
Kendalikan Pelaksanaan terhadap :1. Toleransi Dimensi, 2. Toleransi Bentuk,3. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan),4. Toleransi Alinyemen Vertikal,5. Toleransi Ketinggian (elevasi),
Formulir Pemeriksaan Pekerjaan Pengecoran Beton.
7A-85
6. Toleransi Alinyemen Horisontal,7. Toleransi Untuk Penutup / Selimut Beton.
2. Teknisi Laboratorium
I. PENGUJIAN UNTUK WORKABILITY :1. Kendalikan dan saksikan pengujian slump pada
setiap takaran beton yang dihasilkan.
II. PENGUJIAN KUAT TEKAN :1. Kendalikan Kuat tekan agar dilakukan tiap 60 m³.2. Kendalikan agar pengujian dilakukan setiap mutu
beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yg dicor terpisah pada setiap hari pengecoran.
3. Kendalikan pengujian bila kuantitas beton melebihi 40 m³, dan frekwensinya < 5 pengujian.
III. PENGUJIAN TAMBAHAN (bila ada).
Lembar Laporan Pengujian.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Beton.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN Formulir Pemeriksaan Pekerjaan Beton.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-86
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON ( 7.1 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan1. Tempat Kerja o Pengendalian terhadap
Temperatur Bahan Ya Tidak
o Tingkat Penguapan Ya Tidak2. Pengujian untuk
Workabilityo Pengendalian terhadap
Pengujian Slump Ya Tidak
3. Pengujianan Kuat Tekan
o Pengendalian terhadap Frekuensi Pengujian Kuat Tekan dan Mutu Beton
Ada Tidak
4. Pengecoran o Schedule Pelaksanaan Ada Tidak
o Media Air untuk Acuan dan Permukaan Beton
Ada Tidak
o Pengendalian Terhadap Pelaksanaan Pengecoran
Ya Tidak
5. Konsolidasi o Pengendalian Pemadatan Beton dengan Penggetar Mekanis
Ya Tidak
o Pengendalian Sudut Sekitar Tulangan
Ya Tidak
6. Kendali Pelaksanaan
o Terhadap Bentuk dan Dimensi
Ada Tidak
o Terhadap Alinyemen Vertikal dan Horizontal
Ada Tidak
o Terhadap Kedudukan dan Elevasi
Ada Tidak
o Terhadap Penutup / selimut Beton
Ada Ada
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-87
| Instruksi Kerja Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-88
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PENGERJAAN AKHIR BETON ( 7.1 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 7.1
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. PEMBONGKRAN ACUAN :
1. Acuan tidak boleh dibongkar dari dinding vertikal, dinding, kolom tipis dan struktur yang sejenis, lebih awal 30 jam setelah pengecoran. Spesifikasi 7.1.5.1).a).
2. Cetakan yang ditopang oleh perancah dibawah pelat, balok, gelagar, struktur busur tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukan minimal 85%. Spesifikasi 7.1.5.1).a).
3. Acuan untuk pekerjaan ornamen, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet) dan Permukaan vertikal yang terekspos, harus dibongkar minimal 9 jam setelah pengecoran dan tidak boleh lebih dari 30 jam, tergantung cuaca. Spesifikasi 7.1.5.1).b).
b. PERMUKAAN (PENGERJAAN AKHIR BIASA) :1. Permukaan beton harus dikerjakan segera setelah pembongkaran. Spesifikasi
7.1.5.2).a).2. Perangkat kawat / logam untuk memegang cetakan dan cetakan yang melewati
badan beton harus dipotong minimal 2.5 cm dibawah Permukaan beton. Spesifikasi 7.1.5.2).a).
3. Tonjolan mortar dan ketidak-rataan lainnya oleh sambungan cetakan harus dibersihkan. Spesifikasi 7.1.5.2).a).
4. Direksi Pekerjaan harus memeriksa Permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan dan memerintahkan penambalan atas ketidak-sempurnaan minor. Spesifikasi 7.1.5.2).b).
5. Pengisian lubang besar akibat keropos. Spesifikasi 7.1.5.2).c). : Pekerjaan harus dipahat sampai bagian yang utuh, membentuk Permukaan yang
tegak lurus Permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air. Adukan semen acian (tanpa pasir) harus dioleskan pada Permukaan lubang. Lubang diisi dan ditumbuk dengan adukan semen kental (semen : pasir = 1 : 2). Adukan harus dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30
menit sebelum dipakai.
c. PERMUKAAN (PENGERJAAN AKHIR KHUSUS), untuk Permukaan yang terekspos. :1. Bagian atas pelat, kerb, trotoar, dan Permukaan horizontal lainnya harus digaru
dengan mistar, segera setelah pengecoran, secara manual sampai rata. Spesifikasi 7.1.5.3).a).
2. Perataan tidak boleh licin, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan. Spesifikasi 7.1.5.3).b).
3. Permukaan bukan horizontal, yang telah ditambal atau yang masih belum rata. Spesifikasi 7.1.5.3).c). : Harus digosok batu gerida yang agak kasar (medium). Tempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus dari semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporsi
yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidak-rataan hilang. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan harus dibiarkan tertinggal ditempat.
7A-89
d. PERAWATAN DENGAN PEMBASAHAN :1. Beton harus dirawat segera setelah beton mulai mengeras dengan bahan yang
dapat menyerap air. Spesifikasi 7.1.5.4).b).2. Lembaran bahan penyerap air harus dibuat jenuh minimal 3 hari. Spesifikasi
7.1.5.4).b).3. Semua bahan perawat harus dibebani atau diikat kebawah, untuk mencegah
Permukaan yang terekspos dari aliran udara. Spesifikasi 7.1.5.4).b).4. Bila digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah setiap saat
sampai dibongkar. Spesifikasi 7.1.5.4).b).5. Lalu-lintas tidak diperkenankan melewati Permukaan beton dalam 7 hari setelah
pengecoran. Spesifikasi 7.1.5.4).b).6. Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat dengan cara ditutup lapisan pasir
lembab setebal 5 cm, minimal selama 21 hari. Spesifikasi 7.1.5.4).c).7. Beton yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi atau yang ditambah bahan
aditif, harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai 70%. Spesifikasi 7.1.5.4).d).
e. PERAWATAN DENGAN UAP :1. Bahan aditif tidak diperkenankan untuk dipakai dalam hal ini. Spesifikasi 7.1.5.5).a).2. Perawatan ini harus dikerjakan secara menerus sampai beton mencapai kekuatan
70%, dengan ketentuan. Spesifikasi 7.1.5.5).b). : Tekanan uap pada ruang uap tidak boleh melebihi tekanan diluar. Temperatur ruang uap selama 2 jam setelah pengecoran, maksimal 38°C. Kemudian temperatur dinaikan berangsur-angsur maksimum 14°C/jam, sampai
65°C. Beda temperatur diantara 2 tempat dalam ruang uap tidak boleh melebihi 5.5°C. Penurunan temperatur selama pendinginan, tidak boleh lebih 11°C per jam. Temperatur beton saat keluar ruang uap tidak boleh 11°C lebih tinggi dari udara
luar. Didalam ruan uap harus selalu jenuh dengan uap air. Semua bagian structural, harus dibasahi selama 4 hari setelah selesai perawatan
uap.3. Penyedia Jasa harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja dengan baik dan
temperatur dapat diatur dan tidak tergantung dari cuaca luar. Spesifikasi 7.1.5.5).c).4. Beton harus dilindungi agar tidak terkena langsung semburan uap. Spesifikasi
7.1.5.5).d).
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-90
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PEMBONGKARAN ACUAN :1. Kendalikan pembongkaran acuan dari dinding
vertikal, dinding, kolom tipis, dan struktur sejenis.2. Kendalikan pembongkaran perancah dibawah
pelat, balok, gelagar, struktur busur.3. Kendalikan pembongkaran acuan untuk pekerjaan
ornamen, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet) dan Permukaan vertikal yang terekspos.
PERMUKAAN (PENGERJAAN AKHIR BIASA) :1. Kendalikan bahwa permukaan beton agar
dikerjakan segera setelah pembongkaran.2. Kendalikan pemotongan perangkat kawat / logam
yang melewati badan beton.3. Kendalikan pembersihan tonjolan mortar dan
ketidak-rataan oleh sambungan cetakan.4. Perintahkan penambalan atas ketidak-sempurnaan
minor segera setelah pembongkaran.5. Kendalikan pelaksanaan pengisian lubang besar
akibat keropos.
PENGERJAAN AKHIR PERMUKAAN TEREKSPOS :1. Kendalikan penggaruan pada bagian atas pelat,
kerb, trotoar, dan Permukaan horizontal lainnya.2. Kendalikan kekasaran perataan dgn penyapuan.3. Kendalikan pengerjaan permukaan bukan
horizontal, yang ditambal atau masih belum rata.
PERAWATAN DENGAN PEMBASAHAN :1. Kendalikan, beton agar dirawat segera setelah
beton mulai mengeras.2. Kendalikan penjenuhan bahan penyerap air harus
selama 3 hari.3. Kendalikan, semua bahan perawat dibebani atau
diikat kebawah.4. Kendalikan pembasahan acuan kayu, sampai
dibongkar.5. Kendalikan, pelarangan lalu-lintas dalam 7 hari
setelah pengecoran.6. Kendalikan perawatan lantai beton sbg lapis aus.7. Kendalikan pembasahan beton yang bersifat
kekuatan awal tinggi atau yang ditambah aditif.
PERAWATAN DENGAN UAP :1. Periksa adanya penggunaan bahan aditif.2. Kendalikan Perawatan sampai beton mencapai
kekuatan 70%.3. Kendalikan tekanan uap pada ruang uap.4. Kendalikan Temperatur ruang uap.5. Kendalikan pendinginan temperatur.6. Periksa temperatur beton saat keluar ruang uap.7. Kendalikan, dalam ruang uap selalu jenuh uap air.8. Kendalikan pembasahan semua bagian struktural,
setelah selesai perawatan uap.9. Periksa cara kerja peralatan dan temperatur.
Lembar Laporan Pengujian.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Beton.
7A-91
10. Periksa beton perlindungan dari semburan uap.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-92
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEGERJAAN AKHIR BETON ( 7.1 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pembongkaran Acuan o Pengendalian terhadap Pembongkaran Acuan dan Perancah
Ya Tidak
2. Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
o Pengendalian terhadap Permukaan Beton setelah Pembongkaran
Ada Tidak
o Pengendalian terhadap Pemotongan Perangkat Kawat dan Tonjolan Mortar oleh sambungan
Ada Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Pengisiapan Lubang Besar akibat keropos
Ya Tidak
3. Pengerjaan Akhir Permukaan Terekspos
o Pengendalian terhadap Penggaruan pada Pelat dan Perataan Permukaan bukan Horizon
Ya Tidak
4. Perawatan dengan Pembasahan
o Pengendalian terhadap Beton setelah mengeras
Ada Tidak
5. Perawatan dengan Uap o Pengendalian Terhadap Perawatan Beton setelah mengeras
Ada Tidak
o Pengendalian terhadap Temperatur ruang uap dan Pendinginan temperatur
Ada Tidak
o Pemeriksaan Terhadap Penggunaan bahan aditif dan Beton Perlindungan
Dimensi penampang ± 6 mm Panjang total ± 25 mm Penyimpangan dari garis lurus 1 mm per m panjang. Ketidaksikuan pangkal 2 mm dalam lebar pangkal. Selimut tulangan termasuk kabel + 5 mm, - 3 mm Lubang keluar kabel dalam acuan dan pelat 2 mm Kabel pada umumnya 1.5 mm
b. PELAKSANAAN :a. Acuan. Spesifikasi 7.2.4.1).b). :
1) Pipa acuan untuk membentuk lubang melintang yang akan membatasi regangan harus dilepas sesegera mungkin.
2) Bila diperlukan rongga dalam beton, maka pembentuk rongga harus terpasang kaku hingga tidak terjadi pergeseran saat pengecoran.
b. Perakitan kabel pra-tegang. Spesifikasi 7.2.4.1).d. :1) Kabel pra-tegang harus dirakit sesuai petunjuk pabrik.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-94
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
2) Permukaan baja pra-tegang harus diperiksa terhadap korosi.3) Karat lepas harus dibuang dengan lap goni atau wol baja halus dan setiap minyak
harus dibersihkan dengan diterjen.4) Baja yg sangat berkarat atau keropos harus ditolak dan dikeluarkan dari tempat
kerja.5) Bila baja prategang tidak disuntik dalam 10 hari setelah pemasangan, harus
mengikuti prosedur 3) dan 4).6) Bahan penghambat korosi harus digunakan dalam selongsong setelah pemasangan
kabel.7) Jangkar harus dirakit dengan kabel, sehingga dapat mencegah pergeseran posisi.
c. Selimut beton, bila tidak ditentukan lain. Spesifikasi 7.2.4.1).e). :1) Selimut beton tidak boleh kurang dari 2 kali diameter kabel atau 3 cm,2) Selimut beton tsb harus ditambah 1.5 cm untuk beton yang kontak dengan tanah,3) atau ditambah 3 cm untuk beton yang dipasang dalam air asin.
d. Pra-tegang Spesifikasi 7.2.4.2).a). : 1) Operasi penegangan harus diawasi ahli dari pabrik dari peralatan yang digunakan.2) Operasi penegangan harus diawasi Direksi Pekerjaan atau wakilnya.
e. Data-data yang harus dicatat. Spesifikasi 7.2.4.2).c). :1) Untuk penegangan sebelum pengecoran (pre-tension) dan untuk penegangan
setelah pengecoran (post-tension). Nama dan nomor pekerjaan, Nomor balok / gelagar, Tanggal selesainya pengecoran, Tanggal diberikannya gaya pra-tegang.
2) Kabel untuk penegangan sebelum pengecoran (pre-tension). Pabrik pembuatnya, Toleransi dan nomor dynamometer, alat pengukur, pompa dan dongkrak, Besarnya gaya yang dicatat oleh dynamometer, Tekanan pompa atau dongkrak dan luas piston, Pemuluran terakhir segera setelah penjangkaran.
3) Kabel untuk penegangan setelah pengecoran (post-tension). Pabrik pembuatnya, Toleransi dan nomor dynamometer, alat pengukur, pompa dan dongkrak, Gaya awal pada saat penegangan awal, Gaya akhir dan pemuluran pada saat penegangan akhir, Gaya dan pemuluran pada selang waktu bila diminta Direksi, Pemuluran setelah dongkrak dilepas.
b. PELAKSANAAN BALOK BETON PRATEKAN SEGMENTAL1. Perakitan Segmen Pracetak, harus dirakit dengan ketidaktepatan alinyemen
selongsong dan Permukaan luar berada dalam batas toleransi pasal 7.2.1.(4), Spesifikasi 7.2.8.2).
2. Sambungan Beton. Spesifikasi 7.2.8.3). Kadar semen tidak kurang dari 450 kg/m³ atau tidak lebih dari 500 kg/m³ beton. Ukuran efektif maksimum harus 10 mm. Sambungan harus mempunyai kekuatan yang sama dan warna yang sama
dengan segmen-segmen tsb. Pelaksanaan sambungan beton harus diawasi Direksi Pekerjaan. Alat penggetar tidak boleh bersentuhan dengan langsung dengan selongsong.
7A-95
3. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN :1. Kendalikan pelaksanaan balok dan papan
terhadap toleransi : Dimensi, Bentuk, Lokasi rongga, Ketidaksikuan, Lendutan, Kelengkungan, Puntir, Kabel.
2. Kendalikan pelaksanaan Tiang pancang terhadap toleransi : Dimensi penampang, Panjang total, Penyimpangan dari garis lurus, Ketidaksikuan pangkal, Selimut tulangan termasuk kabel,Lubang keluar kabel dalam acuan dan pelat, Kabel pada umumnya
3. Kendalikan pemasangan pipa acuan.4. Kendalikan pembentukan rongga dalam
1. Pelaksanaan o Pengendalian Pelaksanaan Balok dan Papan terhadap Toleransi
Ya Tidak
o Pengendalian Pelaksanaan Tiang Pancang terhadap Toleransi
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pemasangan Pipa Acuan, Pembentukan Rongga dalam Beton dan Perakitan Kabel Pra-tegang
Ya Tidak
o Pengendalian Terhadap Penyuntikan Selongsong, Pembentukan Selimut Beton dan Operasi Penegangan Pra-tegang
Ya Tidak
o Pemeriksaan Baja Pra-tegang terhadap Korosi
Ya Tidak
o Pencatatan Data :1.Beton hasil Pratekan 2.Kabel untuk Penegangan
Ya Tidak
2. Pelaksanaan Balok Pratekan Segmental
o Pengendalian Perakitan Selongsong dan Permukaan luar
Ya Tidak
o Pengendalian Pelaksanaan Sambungan Beton
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-97
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN
BETON PRATEKAN (PRE-TENSION) ( 7.2 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 7.2
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. METODE PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN (PRE-TENSION).
1. Landasan untuk mendukung gaya prategang harus dirancang untuk menahan gaya yang timbul selama operasi prategang. Spesifikasi 7.2.5.1).
2. Penempatan kabel harus sesuai gambar dan tidak boleh menyentuh acuan yang telah diminyaki. Spesifikasi 7.2.5.2).
3. Besarnya gaya penegangan. Spesifikasi 7.2.5.3). Alat pelengkung (hold down) harus diletakan memanjang dalam 200 mm dan
vertikal dalam 5 mm dari lokasi yang ditunjukan gambar. Pelengkung yang kontak langsung dengan strand, berdiameter tidak kurang dari
diameter kabel atau 15 mm. Beton tidak boleh dicor lebih dari 12 jam setelah penarikan kabel. Bila bacaan tekanan dongkrak dan pengukuran pemuluran berbeda 3%, harus
diberitahukan ke Direksi Pekerjaan sebelum pengecoran.4. Prosedur Pra-Tegang. Spesifikasi 7.2.5.4).
Gaya pra-tegang harus diberikan dan dilepas secara bertahap dan merata. Untuk menghilangkan kekenduran dan menaikan kabel dari lantai landasan, maka
gaya 100 kg harus diberikan pada kabel. Kabel harus ditandai pada kedua ujungnya serta pada kopel. Bila terjadi slip pada salah satu kelompok kabel yang ditarik bersama, maka
tegangan seluruh kabel harus dikendorkan, kabel diatur lagi. Gaya pra-tegang harus dipindahkan dari dongkrak penarik ke abutmen landasan
pra-tegang segera setelah gaya yang diperlukan (atau pemuluran) dalam kabel tercapai.
Bila strand lengkung disyaratkan, perlu pengukuran pemuluran atau regangan pada berbagai posisi sepanjang kabel.
5. Pemindahan Gaya Pra-Tegang.Spesifikasi 7.2.5.4). Penyedia Jasa harus menyerahkan usulan terinci cara pemindahan gaya pra-
tegang. Spesifikasi 7.2.5.5).a). Tidak ada kabel yang dilepas sebelum beton mencapai kuat tekan 85% kuat
3. KETENTUAN UMUMa. METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION).
1. Penempatan Jangkar. Spesifikasi 7.2.6.2). Jangkar harus ditempatkan tegak lurus garis kerja gaya pra-tengang dengan
kokoh. Bidang Permukaan beton yang kontak langsung dengan jangkar plat baja harus
rata dan daktil. Sesudah pekerjaan pra-tegang dan penyuntikan selesai, jangkar harus ditutup
beton dengan tebal paling sedikit 3 cm.
2. Penempatan Kabel Spesifikasi 7.2.6.3). Lubang jangkar harus ditutup, untuk menjamin bahwa tidak terdapat adukan
semen masuk kedalam lubang selama pengecoran. Sebelum penarikan, semua kabel bebas bergerak.
3. Kekuatan Beton yang Diperlukan. Spesifikasi 7.2.6.4). Gaya pra-tegang tidak boleh dilakukan sebelum mencapai kekuatan beton yang
disyaratkan pada gambar, Dan tidak boleh kurang dari 14 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan
pembasahan atau 2 hari jika perawatan dengan uap.
4. Besarnya Gaya Pra-Tegang yang Diperlukan. Spesifikasi 7.2.6.5). Segera setelah penjangkaran, maka tegangan kabel tidak boleh melampaui 70%
dari beban yang ditetapkan. Selama penegangan, maka nilai tersebut tidak boleh melampaui 80%. Kabel harus ditegangkan secara bertahap dengan kecepatan tetap. Gaya kabel harus diperoleh dari 2 buah arloji atau alat pengukur tekanan yang
menyatu dengan peralatan tsb. Perpanjangan kabel dalam gaya total yang disetujui tidak boleh melampaui dari
perhitungan yang disetujui. Bila perpanjangan tidak tercapai, maka gaya dongkrak dapat ditingkatkan sampai
75% dari beban yang ditetapkan untuk kabel. Bila perbedaan pemuluran antara yang dihitung dengan yang diukur lebih dari
5%, tidak perlu penarikan lebih lanjut, sampai perhitungan dan peralatannya diperiksa.
Penegangan harus dari salah satu ujung. Bila penegangan dilakukan dengan pendongkrakan pada kedua ujungnya, maka
tarikan kedalam (pull-in) pada ujung yang jauh dari dongkrak harus diukur akurat, dengan memperhitunggkan kehilangan gaya.
Bila pra-tegang telah dilakukan, maka kabel harus dijangkarkan. Bila pull-in pada penjangkaran akhir lebih besar dari yang disetujui, maka beban
harus dilepas secara bertahap, dan penarikan kabel diulangi.
Penarikan kabel harus dihadiri oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya. Pelepasan dongkrak harus bertahap dan menerus. Penarikan kabel harus sesuai dengan urutan yang telah ditentukan dalam
gambar. Kabel tidak boleh ditarik melebihi 85% dari kekuatan maksimumnya, Dongkrak tidak dipaksa sampai melebihi kapasitas maksimumnya.
7A-101
Sebelum penegangan, kabel harus dibersihkan dengan meniupkan udara bertekanan kedalam selongsong.
Kabel dicoba ditarik keluar dan masuk kedalam selongsong, agar kelengketan akibat kebocoran selongsong diketahui.
Setelah kabel ditegangkan dengan gaya tarik pendahuluan,kedua ujung diberi tanda untuk memulai pengukuran pemuluran.
Data dynamometer dan pengukuran pemuluran dicatat dan dibuat grafiknya. Bila slip terjadi 1 kabel atau lebih dalam sekelompok kabel, dapat dijinkan
menaikan pemuluran kabel yang belum ditegangkan, asalkan gaya yang diberikan tidak melebihi 85% kekuatan maksimumnya.
Penarikan Kabel dengan 2 Dongkrak. Spesifikasi 7.2.6.6).b). Salah satu dongkrak diberikan perpanjangan minimal 2.5 cm sebelum
dongkrak lainnya dihubungkan. Dongkrak yang tidak diberi gaya (trailing jack) harus dipasang hingga gaya
yang dipindahkan pada ujung ini dapat dicatat. Penegangan ujung ini harus dilanjutkan sampai pemuluran mendekati 75%
dari total pemuluran yang diperkirakan pada ujung trailing jack. Penegangan dilanjutkan dengan memberi gaya hanya pada trailing jack,
sampai pada kedua dongkrak tercatat gaya yang sama.
Penegangan dengan 1 Dongkrak. Spesifikasi 7.2.6.6).c). Setelah kabel ditegangkan, kedua ujung ditandai untuk mengukur pemuluran
masuknya kabel (draw-in).
6. Lubang Penyuntikan (grouting Hole). Spesifikasi 7.2.6.7). Lubang penyuntikan harus disediakan pada jangkar. Lokasi titik tidak boleh lebih dari 30 m pada bagian panjang selongsong. Lubang penyuntikan dan lubang pembuangan udara minimal berdiameter 10 mm. Setiap lubang harus ditutup dengan katup yang mampu menahan tekanan 10
kg/m2 tanpa kehilangan air, suntikan atau udara.
7. Penyuntikan dan Penyelesaian Akhir setelah pemberian Pra-Tegang. Spesifikasi 7.2.6.8). Kabel harus disuntik dalam waktu 24 jam setelah sesudah penarikan kabel. Lubang penyuntikan harus diuji dengan air bertekanan 8 kg/cm2 selama 1 jam. Selonsong harus dibersihkan dengan dan udara bertekanan. Peralatan pencampur harus mampu memasok secara menerus pada peralatan
penyuntikan. Interval waktu antar pencucian tidak boleh melebihi dari 3 jam. Diawali air dimasukan dalam alat pencampur, kemudian semen, dan pengadukan
dilanjutkan sampai kekentalan yang merata. Rasio air semen tidak melebihi 0.45 menurut takaran berat. Pencampuran tidak boleh secara manual. Grouting harus dapat mengalir dari ujung bebas selongsong sampai
kekentalannya ekivalen dengan grouting yang disuntikan. Setelah semua lubang tertutup, tekanan penyuntikan harus dipertahankan 8
kg/cm2 minimal 1 menit. Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh getaran/ goncangan dalam 1
hari setelah penyuntikan. Minimal 2 hari setelah penyuntikan, Permukaan adukan dalam penyuntikan dan
lubang pembuangan harus diperiksa dan diperbaiki bila diperlukan. Kabel tidak boleh dipotong dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan. Ujung kabel harus dipotong, sehingga minimum terdapat selimut beton setebal 3
cm, pada ujung balok (end block).
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-102
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor 1. Penempatan Jangkar.a. Kendalikan agar jangkar ditempatkan tegak
lurus garis kerja gaya pra-tengang.b. Kendalikan agar bidang permukaan beton
rata dan daktil.c. Kendalikan agar jangkar ditutup beton.
2. Penempatan Kabel a. Kendalikan agar lubang jangkar ditutup.b. Kendalikan agar semua kabel bebas
bergerak.
3. Kekuatan Beton yang Diperlukan. a. Periksa kekuatan beton dan masa perawatan
sebelum gaya pra-tegang dilakukan.
4. Besarnya Gaya Pra-Tegang yang Diperlukan. a. Kendalikan agar tegangan awal setelah
penjangkaran kabel tidak lebih 70%.b. Kendalikan agar selama penegangan,
tegangan tidak lebih 80%.c. Kendalikan agar kabel ditegangkan secara
bertahap dengan kecepatan tetap.d. Periksa gaya kabel dari 2 buah arloji atau alat
pengukur tekanan.e. Kendalikan agar perpanjangan kabel tidak
melampaui dari perhitungan.f. Periksa perbedaan pemuluran antara yang
dihitung dengan yang diukur. g. Kendalikan Penegangan harus dari salah satu
ujung.h. Kendalikan pengukuran yang akurat, bila
penegangan dilakukan dengan pendong-krakan pada kedua ujungnya.
i. Kendalikan agar kabel dijangkarkan, bila pra-tegang telah dilakukan.
6. Penarikan Kabel dengan 2 Dongkrak.a. Kendalikan agar salah satu dongkrak
diberikan perpanjangan.b. Kendalikan agar penegangan ujung ini
dilanjutkan sampai pemuluran 75%.c. Kendalikan agar penegangan dilanjutkan,
sampai kedua dongkrak tercatat gaya sama.
7. Penegangan dengan 1 Dongkrak.a. periksa tanda dikedua ujung untuk mengukur
pemuluran masuknya kabel (draw-in).
8. Lubang Penyuntikan (grouting Hole). a. Periksa lubang penyuntikan pada jangkar.b. Periksa lokasi titik lubang pada selongsong.c. Periksa diameter lubang penyuntikan dan
lubang pembuangan udara.d. Periksa kekuatan tutup katup.
9. Penyuntikan dan Penyelesaian Akhir setelah pemberian Pra-Tegang. a. Kendalikan penyuntikan kabel dalam 24 jam.b. Uji lubang suntikan.c. Kendalikan pembersihan selonsong.d. Periksa kemampuan peralatan pencampur.e. Kendalikan interval waktu antar pencucian.f. Periksa Rasio air semen.g. Periksa kekentalan grouting.h. Kendalikan tekanan setelah lubang tertutup.i. Kendalikan agar selongsong tidak ter-
pengaruh getaran dalam 1 hari.j. Periksa permukaan adukan dalam
penyuntikan dan lubang pembuangan.k. Kendalikan kabel tidak dipotong dalam 7 haril. Periksa pemotongan ujung kabel, sehingga
minimum terdapat selimut beton 3 cm.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-104
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PENEGANGAN SESUDAH PENGECORAN
BETON PRATEKAN (POST-TENSION) ( 7.2 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Penempatan Jangkar o Pengendalian Penempatan Jangkar dan Tutup Jangkar dari Beton Ya Tidak
2. Penempatan Kabel Pengendalian terhadap Lubang Jangkar dan Kabel agar bebas bergerak
Ya Tidak
3. Kekuatan Beton yang diperlukan
o Pengendalian terhadap Kekuatan beton dan Masa Perawatan Ya Tidak
4. Besar Gaya Pra-Tegang yang diperlukan
o Pengendalian terhadap Proses Penegangan dan Perpanjangan Kabel
Ya Tidak
5. Prosedur Penarikan Kabel
o Pengendalian terhadap Proses Penarikan Kabel dengan Dongkrak Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap kedua ujung Kabel Ya Tidak
o Pencatatan dan Pembuatan Grafik Ya Tidak
6. Penarikan Kabel dengan 2 Dongkrak
o Pengendalian terhadap Penegangan dan Perpanjangan Ya Tidak
7. Penarikan Kabel dengan 1 Dongkrak
o Periksa Tanda Kedua Ujung untuk mengukur Pemuluran Kabel (Draw In)
Ya Tidak
8. Lubang Penyuntikan (Grauting Hole)
o Pemeriksaan Terhadap Lubang Penyuntikan pada Jangkar dan Selongsong Ya Tidak
o Pemeriksaan Terhadap Diameter Lubang Penyuntikan dan Lubang Pembuangan Udara Ya Tidak
9. Penyuntikan dan Penyelesaian Akhir setelah Pra-Tegang
o Pengendalian terhadap Penyuntikan Kabel dan Selongsong Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Peralatan Pencampur dan Permukaan Adaukan
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Rasio Air Semen dan Kekentalan Grouting Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-105
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PENANGANAN, PENGANGKUTAN,
PENYIMPANAN, PEMASANGAN BETON PRATEKAN ( 7.2 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 7.2
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN UNIT BETON PRACETAK.
1. Pemberian Tanda Unit Beton Pracetak. Spesifikasi 7.2.7.1). Data yang ditandakan harus mencakup nomor rujukan dan tanggal pengecoran. Tanda pada tiang pancang harus mencakup ukuran panjang dengan interval 1 m.
2. Pengangkutan harus pada posisi tegak. Spesifikasi 7.2.7.2).3. Penyimpanan. Spesifikasi 7.2.7.3).
Unit harus ditempatkan pada penyangga kayu, bebas kontak dengan tanah. Penyusunan maksimum 3 lapis dengan penyangga kayu diantara tiap lapisan. Untuk gelagar dan tiang pancang, penyangga harus dipasang pada jarak tidak
lebih dari 20% dari panjang unit, yang diukur dari setiap ujung.
4. Baja Pra-Tegang. Spesifikasi 7.2.7.4). Baja prategang harus dibungkus dalam peti kemas. Bahan pencegah korosi harus dimasukan kedalam kemasan. Kemasan harus ditandai dengan jelas,
Jenis dan jumlah bahan pencegah korosi, Tanggal sewaktu memasukan, Petunjuk pengamanan dan penggunaan.
b. PEMASANGAN UNIT BETON PRATEKAN1. Tumpuan untuk unit. Spesifikasi 7.2.8.2).
Unit yang diletakan diatas landasan Neoprene atau Elastomer, maka perletakan harus direkatkan pada Permukaan beton.
Unit yang ditanam pada adukan semen, maka perbandingan adukan semen dan pasir harus 1: 3 ditambag aditif yang disetujui dengan tebal 10 mm.
2. Pengaturan Posisi Unit, agar menjamin penempatan lubang yang tepat, maka batang baja dipasang pada lubang untuk tulangan melintang sewaktu perakitan.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-106
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN1. Kendalikan pemberian tanda Unit Beton
Pracetak.2. Kendalikan pengangkutan agar pada posisi
tegak.3. Kendalikan penyimpanan agar ditempatkan
pada penyangga kayu dan penyusunan maks 3 lapis.
4. Kendalikan pengangkatan untuk gelagar dan tiang pancang.
5. Kendalikan pengemasan Baja Pra-Tegang.
PEMASANGAN UNIT BETON PRATEKAN1. Kendalikan tumpuan untuk unit yang
diletakan diatas Neoprene atau Elastomer, agar direkatkan pada Permukaan beton.
2. Kendalikan pelaksanaan unit yang ditanam pada adukan semen.
3. Kendalikan pengaturan posisi unit, agar menjamin penempatan lubang yang tepat.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Beton Pratekan.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
7A-107
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PENEGANGAN, PENGANGKUTAN,
PENYIMPANAN, PEMASANGAN BETON PRATEKAN ( 7.2 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
Pelaksanaan
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Penangan, Pengangkutan dan Penyimpanan
o Pengendalian terhadap Pemberian Tanda unit Beton Pracetak
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pengangkutan, Penyimpanan, Pengangkatan dan Pengemasan pada Baja Pra-tegang
Ya Tidak
2. Pemasangan Unit Beton Pratekan
o Pengendalian pada Tumpuan untuk Unit.
Ya Tidak
o Pengendalian pada Pelaksanaan Unit yang ditanam pada adukan Semen.
Ya Tidak
o Pengendalian Pengaturan Posisi Unit.
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-108
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEMBENTUKAN BAJA TULANGAN ( 7.3 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 7.3.
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. UMUM
1. Harus ada persediaan (stok) batang lurus yang cukup di tempat, untuk pembengkokan sebagaimana yang diperlukan dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian, Spesifikasi pasal 7.3.1.8).d),
b. PEMBENGKOKAN, Spesifikasi pasal 7.3.3.1) :1. Baja tulangan harus dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur ACI
315, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokan-bengkokan atau kerusakan,
2. Bila disetujui dilakukan pembengkokan secara panas, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak berubah terlalu banyak,
3. Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok.
c. KESALAHAN PENBENGKOKAN, Spesifikasi pasal 7.3.1.8).C) :1. Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang tulangan
tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan,
2. Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan kembali lebih dari satu kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan,
3. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan kembali, atau bilamana pembengkokan kembali tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan mengganti seluruh batang tersebut dengan batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang disyaratkan.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor 1.Periksa kesesuaian baja tulangan terhadap Diagram Pembengkokan : Diameter baja tulangan, Baja polos atau baja ulir.
2.Awasi proses pembentukan : Pembengkokan baja tulangan sesuai
Diagram Pembengkokan, Jumlah baja tulangan sesuai Diagram
Pembengkokan.
Formulir Pengawasan Pembentukan Baja Tulangan
5. PENGECUALIAN Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
1. Pelaksanaan o Pemeriksaan kesesuaian Baja Tulangan terhadap Pembengkokan :1.Diameter Baja Tulangan2.Baja Polos atau baja Ulir
Ya Tidak
o Pengawasan terhadap Proses Pembentukan : 1.Pembengkokan Baja
Tulangan sesuai Diagram Pembengkokan.
2. Jumlah Baja Tulangan sesuai dengan Diagram Pembengkokan
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-110
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEMASANGAN BAJA TULANGAN ( 7.3 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 7.3.
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMI. UMUM
1. Selimut beton, Spesifikasi pasal 7.3.1.5).b) : 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap
air tanah atau terhadap bahaya kebakaran, untuk beton yang terendam / tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca
atau timbunan tanah tetapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan : Tulangan ≤ diameter 16 mm : minimum 3,5 cm Tulangan diameter 19 mm dan 22 mm : minimum 5,0 cm Tulangan ≥ diameter 25 mm : minimum 6,0 cm
7,5 cm untuk beton yang terendam / tertanam dan tidak bisa dicapai, beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat menyebabkan berkurangnya umum atau struktur, beton yang ditempatkan langsung di atas tanah atau batu, beton yang berhubungan langsung dengan kotoran pada selokan atau cairan korosif lainnya.
2. Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton pracetak dengan mutu K 250, Spesifikasi pasal 7.3.2.2),
3. Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak, Spesifikasi pasal 7.3.2.3),
4. Kecuali terinci dalam Gambar Kerja, tidak diperkenankan pengelasan pada baja tulangan, Spesifikasi pasal 7.3.3.2),
5. Bila baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian (semen dan air), Spesifikasi pasal 7.3.3.2),
6. Baja tulangan yang telah dipasang tidak boleh digunakan untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya, Spesifikasi pasal 7.3.3.2).
II. PENEMPATAN DAN PENGIKATAN, Spesifikasi pasal 7.3.3.2)1. Tulangan harus bersih dari kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan
adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton,
2. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar Kerja dan kebutuhan selimut beton minimum,
3. Tidak diperkenankan pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama,
4. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran,
5. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga tidak akan terekspos.
III. PENYAMBUNGAN BATANG TULANGAN, Spesifikasi pasal 7.3.3.2)1. Kecuali ditunjukkan pada Gambar Kerja, tidak diijinkan penyambungan tulangan
(splicing) batang tulangan. Setiap penyambungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum,
2. Bila disetujui penyambungan dengan tumpang tindih, maka panjang tumpang tindih minimum haruslah 40 kali diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait pada ujungnya.
7A-111
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor 1. Periksa kesesuaian baja tulangan yang datang ke lokasi pekerjaan terhadap Gambar Kerja :
Bentuk baja tulangan, Jumlah baja tulangan.
2. Tumpuan untuk tulangan harus dari batang besi ringan atau bantalan beton pracetak.
3. Kawat pengikat tulangan harus dari kawat baja lunak.
4. Awasi pemasangan dan pengikatan : Penempatan tulangan sesuai Gambar
Kerja, Tebal selimut beton memenuhi tebal
minimum yang disyaratkan, Tulangan bersih dari kotoran, lumpur, oli,
cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain,
Tidak ada pengelasan tulangan pembagi atau pengikat terhadap tulangan baja tarik utama,
Batang tulangan diikat dengan kencang; simpul kawat pengikat membelakangi permukaan beton.
Formulir Pengawasan Pemasangan Baja Tulangan
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
Elemen utama, dibuat di bengkel ± 0,4 mm Elemen sekunder, dibuat dilapangan ± 0,6 mm
Gelagar. Penyimpangan camber ± 0.2 mm/m’ atau ± 6 mm Penyimpangan lateral dari garis - ± 0.1 mm/m’, maks. 3 mm lurus diantara Pusat perletakan. Penyimpangan lateral antara sumbu - maks. 3 mm badan dan sumbu flens balok susun. Ketidak-rataan landasan :
Ditempatkan pada penyuntikan maks. 3,00 mm Ditempatkan diatas baja, adukan liat maks. 0,25 mm
Batang desak panjang (Struts) Penyimpangan maksimum thd garis lurus. Panjang/1000 atau 3 mm
b. PELAKSANAAN1. Sambungan dengan Baut Standar. Spesifikasi 7.4.4.2).
Baut harus mempunyai panjang, hingga seluruh mur dapat masuk kedalam baut, Panjang baut tidak boleh melebihi 6 mm diluar mur. Kancing harus digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut. Kunci pengencangan panjangnya tidak kurang dari 38 cm untuk diameter baut 19
mm atau lebih. Kepala baut harus diketuk dengan palu pada saat baut dikencangkan. Seluruh uliran harus diluar lubang dan diberi ring.
2. Baut Geser Tegangan Tinggi. Spesifikasi 7.4.4.3). Kelandaian bidang kontak dengan kepala baut dan mur tidak boleh melebihi 1 :
20 terhadap bidang yang tegak lurus sumbu baut. Permukaan bidang kontak harus bersih dari karat, kerak pabrik, cat, gemuk, cat
dasar, dempul dll. Peralatan pengencangan baut harus dikalibrasi, dan nilai torsi yang diberikan
pemasok harus disesuaikan. Pengencangan dapat dilakukan dengan cara putar sepatuh atau cara
pengendalian dengan torsi.
3. Perakitan Pekerjaan Baja. Spesifikasi 7.4.4.8). Setiap bagian harus dirakit dengan akurat sesuai gambar dan setiap tanda yang
sesuai diikuti. Permukaan bidang kontak harus dibersihkan. Rangka baja harus dipasang hingga memperoleh camber sebagaimana mestinya. Penguncian sementara harus dibiarkan sampai sambungan tarik telah dibaut dan
semua lubang telah dijepit dan dibaut. Baut permanen untuk sambungan tekan tidak boleh dikencangan sampai seluruh
bentangan berayun.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-114
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
Penyambungan dilapangan harus mempunyai ½ jumlah lubang yang diisi baut dan pen silindris untuk pemasangan sebelum dibaut dengan baut tegangan tinggi.
Sambungan dan penyambung yang akan dilewati lalulintas selama pemasangan harus mempunyai lubang diisi ¾ nya.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor I. UMUM1. Kendalikan agar pemasangan sesuai
toleransi, Alinyemen Lubang, Camber gelagar, Penyimpangan sumbu badan dan
sumbu flens balok susun, Ketidak-rataan landasan, Penyimpangan garis lurus batang
desak panjang.
II. PELAKSANAAN1. Sambungan dengan Baut Standar
Kendalikan agar seluruh mur masuk dalam baut,
Periksa panjang baut tidak lebih 6 mm diluar mur.
Periksa adanya kancing pelindung kepala baut.
Periksa panjang kunci pengencangan.
Kendalikan agar kepala baut diketuk palu saat pengencangan.
Periksa seluruh uliran harus diluar lubang dan diberi ring.
2. Baut Geser Tegangan Tinggi. Periksa kelandaian bidang kontak
dengan kepala baut dan mur. Periksa kalibrasi alat pengencangan
baut.
3. Perakitan Pekerjaan Baja. Kendalikan agar perakitan akurat
sesuai gambar. Kendalikan agar permukaan bidang
kontak harus bersih. Kendalikan agar rangka baja
dipasang hingga memperoleh camber sebagaimana mestinya.
Kendalikan pelaksanaan penguncian sementara.
Kendalikan pelaksanaan pengencangan baut permanen untuk sambungan tekan.
Kendalikan agar penyambungan dilapangan mempunyai ½ jumlah lubang yang diisi baut dan pen silindris sebelum dibaut.
penyambung yang akan dilewati lalu lintas, mempunyai lubang diisi ¾ nya.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-116
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
7A-117
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEMASANGAN BAJA STRUKTUR ( 7.4 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
Pelaksanaan
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pemasangan o Pengendalian terhadap Pemasangan Sesuai dengan Toleransi
Ya Tidak
2. Sambungan dengan Baut Standar
o Pengendalian terhadap Pemasangan Mur dan Baut
Ya Tidak
o Pemeriksaan pada Kancing Pelindung dan Pemasangan Baut
Ya Tidak
3. Baut Geser Tegangan Tinggi
o Pemeriksaan terhadap Kelandaian Bidang Kontak dengan Kepala Baut dan Mur.
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Kalibrasi Alat Pengencang Baut
Ya Tidak
4. Perakitan Pekerjaan Baja
o Pengendalian terhadap Perakitan dan Pemasangan Rangka Baja
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Penguncian dan Pengencangan Baut
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Sambungan dan Penyambungan
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-118
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN FABRIKASI BAJA STRUKTUR ( 7.4 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 7.4
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. UMUM
1. Toleransi. Spesifikasi 7.4.1. Diameter lubang.
Lubang pada elemen utama + 1.2 mm, - 0.4 mm Lubang pada elemen sekunder + 1.8 mm, - 0.4 mm
Alinyemen Lubang. Elemen utama, dibuat dibengkel ± 0.4 mm
Gelagar. Penyimpangan kelengkungan dan maks. 1/200 lebar flens, atau 3
mm kemiringan gelagar yang dilas.
Penyimpangan maksimum dari ketinggian untuk balok dan gelagar yang dilas.
Untuk ketinggian hingga 90 cm ± 3 mm Untuk ketinggian diatas 90 cm hingga 180 cm ± 5 mm Untuk ketinggian diatas 180 cm + 8 mm, - 5 mm
Permukaan yang dikerjakan dengan mesin. Penyimpangan bidang kontak yang dikerjakan dengan mesin maksimum 0.25
mm untuk Permukaan yang dipahat dalam segi-empat dengan sisi 0.5 m.
2. Penyimpanan , spesifikasi 7.4.1.7). Baja harus ditumpuk diatas balok pengganjal yang tidak bersentuhan dengan
tanah. Bila ditumpuk beberapa lapis, maka pengganjal semua lapis harus dalam satu
garis. Bahan harus dilindungi dari korosi dan bebas minyak, gemuk, kotoran. Uliran untuk penyetelan harus dilindungi dari kerusakan.
3. Bahan. spesifikasi 7.4.2. Mutu baja dan data lain harus ditandai dengan jelas, yang menunjukan
identifikasi selama dan pemasangan. Baut harus mempunyai kepala dan mur berbentuk segi enam. Sertifikat bahan harus menyatakan bahwa bahan telah diproduksi sesuai formula
standar dan memenuhi ketentuan dalam pengendalian mutu dari pabrik pembuatnya.
Sertifikat harus menunjukan semua hasil pengujian sifat fisik bahan baku.
b. PERFOMANCE KERJA1. Fabrikasi. Spesifikasi 7.4.3.1).
Sambungan dengan baut harus dilengkapi pelat paking. Untuk sambungan las, penyimpangan akibat kesalahan penjajaran bagian yang
akan disambung tidak lebih 0.15 kali tebal bagian yang lebih tipis atau 3 mm.
2. Pemotongan. Spesifikasi 7.4.3.2). Tepi potongan elemen utama yang bebas, harus dibulatkan atau ditumpulkan. Setiap bagian yang tajam akibat pemotongan harus dibuang.
3. Lubang untuk Paku Keling. Spesifikasi 7.4.3.3).
7A-119
Lubang untuk paku keling, Baut anti benam dan Baut Hitam, diameter lubang tidak boleh lebih dari 2 mm dari diameter nominal.
Lubang untuk toleransi rapat dan Baut Silinder, diameter lubang harus sama dengan diameter nominal baut batang atau silinder, dengan toleransi + 0.15 mm, - 0.0 mm.
Lubang untuk Baut Geser Tegangan Tinggi, Lubang harus silindris dan tegak lurus Permukaan pelat. Diameter lubang 1 mm lebih besar dari diameter nominal baut sampai 16 mm, Jarak minimal pusat lubang ke tepi pelat harus 1.7 kali diameter nominal baut. Untuk tepi pelat yang diroll atau dipotong dengan las, harus 1.5 kali diameter
nominal baut.
c. PELAKSANAAN1. Pengelasan. Spesifikasi 7.4.4.4)
Prosedur pengelasan harus disetujui Direksi Pekerjaan. Cara menandai setiap pelengkap sementara harus disetujui Direksi Pekerjaan. Permukaan yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak, percikan
pengelasan.
2. Pengangkutan. Spesifikasi 7.4.4.6). Setiap elemen harus diidentifikasi tanda pemasangan dengan cat. Penggangkutan elemen struktur harus tanpa mengalami tegangan, deformasi. Pen, paket baut, ring dan mur harus dikirim dalam kotak, krat, tong dengan berat
kotor kemasan tidak lebih 150 kg.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor I. UMUM1. Kendalikan agar pengerjaan pembuatan
berikut sesuai toleransi : Diameter lubang. Alinyemen Lubang. Gelagar. Permukaan yang dikerjakan dengan
mesin.
2. Penyimpanan. Kendalikan agar baja ditumpuk diatas
balok. Kendalikan agar penumpukan
beberapa lapis, maka pengganjal harus dalam satu garis.
Kendalikan agar bahan dilindungi. Kendalikan uliran dilindungi dari
kerusakan.3. Bahan
Periksa tanda identitas mutu baja. Periksa baut harus punya kepala dan
1. Penyedia Jasa harus memeriksa kuantitas dan kondisi seluruh bahan sebelum menerima dan menandatangani surat pengiriman bahan. Spesifikasi 7.5.2.3).
2. Bahan dari Direksi yang digunakan sementara selama pemasangan harus diinventarisasi terpisah dan harus dikembalikan dalam keadaan baik. Spesifikasi 7.5.2.3).
3. Penanganan dan penyimpanan. Spesifikasi 7.5.2.4). : Seluruh struktur baja harus ditempatkan diatas penyangga atau penahan gelincir. Struktur berbentuk balok I atau profil kanal harus disimpan dengan badan balok
dalam posisi tegak. Semua komponen sejenis harus disimpan ditempat yang mudah dikenal, dan
tanda pengapalan mudah ditemukan tanpa menggeser komponen yang bersebelahan.
Seluruh baut dan perlengkapan kecil harus disimpan dalam kaleng dilokasi yang kering dan tidak terekspos cuaca.
4. Pemasokan bahan lantai kayu Spesifikasi 7.5.2.7).: Kayu yang disediakan Penyedia Jasa harus sudah dalam keadaan dipotong dan
dilubangi. Baut, pasak, ring penutup, perangkat keras penghubung lainnya untuk
memasang lantai kayu tidak boleh dipasok oleh Kontraktor.
b. PELAKSANAAN1. Umum. Spesifikasi 7.5.3.1).
Perakitan dan pemasangan harus sesuai prosedur dari pabrik pembuatnya. Struktur dirakit dan dipasang hanya dengan menggunakan baut penghubung. Pengelasan dilapangan tidak diijinkan.
2. Penentuan titik sementara dan pekerjaan sementara. Spesifikasi 7.5.3.3). Penyedia Jasa harus menentukan titik pengukuran pada salah satu oprit jembatan
yang cocok untuk merakit rangka jangkar. Seluruh rol dan penyangga sementara harus terpasang pada elevasi yang benar,
sesuai bidang peluncuran yang telah dihitung sebelumnya atau karakteristik lendutan.
Harus dipasang pada elevasi dan posisi yang benar dan pada perletakan yang rata diatas seluruh bidang kontak.
Untuk perletakan jembatan yang dipasang diatas adukan semen : Tidak boleh ada beban apapun selama minimal 96 jam, Adukan harus dipelihara kelembabannya selama periode ini, Adukan semen terdiri dari 1 bagian semen Portland dan 1 bagian pasir halus.
4. Perakitan komponen baja. Spesifikasi 7.5.3.5). Pemaluan yang dapat menimbulkan distorsi atau luka tidak diijinkan. Semua bidang kontak harus dibersihkan dari minyak, kerak, bagian yang tajam
dll.
Ring harus dipasang dibawah mur atau kepala baut, dan ring serong yang halus dipasang bila Permukaan luar bidang yang dibaut mempunyai kelandaian 1 :20.
7A-123
5. Prosedur pemasangan. Spesifikasi 7.5.3.6). Penyedia Jasa harus memperhatikan ketentuan keselamatan umum dan dan
memastikan bahwa struktur jembatan stabil dalam setiap tahap proses pemasangan.
Operasi pendongkrakan untuk menyingkirkan balok kayu sementara, rol penyangga harus teliti sesuai prosedur dari pabrik pembuat jembatan.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor I. BAHAN1. Periksa kuantitas dan kondisi seluruh
bahan. 2. Periksa iinventarisasi bahan yang
digunakan sementara selama pemasangan. 3. Kendalikan penanganan dan penyimpanan
agar :a. Penempatan struktur diatas penyangga
atau penahan gelincir.b. Balok I atau profil kanal disimpan
dengan badan balok dalam posisi tegak.c. Komponen sejenis disimpan ditempat
yang mudah dikenal.d. Baut dll disimpan dalam kaleng dilokasi
yang kering dan tidak terekspos cuaca. 4. Kendalikan pemasokan bahan lantai kayu,
sudah terpotong dan dilubangi.
II. PELAKSANAAN1. Kendalikan agar perakitan dan pemasangan
sesuai prosedur dari pabrik.2. Kendalikan penentuan titik sementara dan
1. Tiang pancang harus dipasang sesuai gambar. Pergeseran lateral kepala tiang pancang dari posisi yang ditentukan tidak boleh bergeser 75 mm dalam segala arah.
2. Kemiringan arah vertical tidak boleh melampaui 20 mm per meter ( 1 dalam 50 ).3. Kelengkungan tiang pancang beton cor ditempat, tidak boleh melampaui 0.01 dari
panjang dalam segala arah.4. Kelengkungan lateral tiang pancang baja tidak boleh melampaui 0.0007 dari
panjang total.5. Tiang bor beton cor ditempat, garis tengah lubang bor tanpa casing harus 0 sampai
+5% dari diameter nominal pada setiap posisi.
b. PEMANCANGAN TIANG. :2. Umum. Spesifikasi 7.6.7.1). :
Bila elevasi akhir kepala tiang pancang berada dibawah Permukaan tanah, maka galian harus dilaksanakan sebelum pemancangan.
Kepala tiang pancang baja harus dilindungi bantalan topi atau mandrel. Palu, topi baja, bantalan topi, katrol dan tiang pancang harus mempunyai sumbu
yang sama dan harus terletak tepat satu sama lain. Semua pekerjaan pemancangan harus dihadiri Direksi Pekerjaan atau Wakilnya. Palu pancang tidak boleh diganti atau dipindahkan. Berat palu pada alat pancang jenis gravitasi agar tidak kurang dari jumlah berat
tiang beserta topi pancangnya, tetapi tidak boleh kurang dari ½ jumlah berat tsb. dan minimum 2 ton untuk tiang pancang beton.
Untuk tiang pancang baja, berat palu harus 2 kali berat tiang beserta topi pancangnya.
Tinggi jatuh tidak boleh melampaui 2.5 m. Alat pancang harus mampu memasukan tiang pancang tidak kurang dari 3 mm
untuk setiap pukulan pada 15 cm dari akhir pemancangan. Energi total alat pancang tidak boleh kurang dari 970 kgm per pukulan. Kecuali
untuk tiang pancang beton minimal 635 kgm setiap meter kubik tiang pancang beton.
Penumbukan dengan gerakan tunggal atau palu yang dijatuhkan harus dibatasi sampai 1.2 m.
Bila serangkaian penumbukan untuk 10 kali pukulan terakhir telah memenuhi ketentuan, penumbukan ulangan harus dilakukan hati-hati.
Setiap perubahan mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak dianggap sebagai perubahan biasa dari sifat alamiah tanah, harus dicatat dan penyebabnya harus diketahui.
Tidak diperkenankan memancang dalam jarak 6 m dari beton yang berumur kurang dari 7 hari.
3. Penghantar tiang pancang (leads). Spesifikasi 7.6.7.2). : Leads harus dapat memberi kebebasan bergerak palu, dan harus diperkaku
dengan tali agar dapat memegang tiang pancang. Penghantar tiang pancang miring sebaiknya digunakan untuk pemancangan
Catatan harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan. Catatan berisi : jumlah tiang pancang, posisi, jenis, ukuran, panjang actual,
tanggal pemancangan, panjang dalam pondasi telapak, penetrasi pada saat
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-126
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
penumbukan terakhir, energi pukulan palu, panjang perpanjangan, panjang pemotongan dan panjang akhir yang dapat dibayar.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor 1. Kendalikan pemancangan sesuai toleransi terhadap :a. pergeseran lateral kepala tiang
pancang,b. kemiringan arah vertical,c. kelengkungan tiang pancang beton cor
ditempat,d. kelengkungan lateral tiang pancang
baja,e. tiang bor beton cor ditempat.
2. Periksa kepala tiang pancang baja agar dilindungi bantalan topi atau mandrel.
3. Periksa agar palu, topi baja, bantalan topi, katrol dan tiang pancang mempunyai sumbu yang sama dan terletak tepat satu sama lain.
4. Hadiri semua pekerjaan pemancangan.5. Kendalikan agar palu pancang tidak diganti
atau dipindahkan.6. Kendalikan agar tinggi jatuh tidak melebihi
2.5 m.7. Kendalikan pemancangan pada 15 cm dari
akhir pemancangan.8. Kendalikan batasan tinggi jatuh pada
penumbukan dengan gerakan tunggal.9. Kendalikan penumbukan ulangan agar hati-
hati pada penumbukan untuk 10 kali pukulan terakhir.
10.Catat perubahan mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak dianggap perubahan biasa.
11.Kendalikan agar tidak memancang dalam jarak 6 m dari beton yang berumur kurang dari 7 hari.
12.Kendalikan pemakaian penghantar tiang pancang.
13.Buat Catatan pemancangan (calendaring).
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Tiang Pancang.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN -
7A-127
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN TIANG PANCANG ( 7.6 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
Pelaksanaan
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pengendalian terhadap Pemancangan sesuai Toleransi Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Proses Pengerjaan Tiang Pancang dan Bahan Materialnya Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Batas Tinggi Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan dan Pemasangan Perletakan Jembatan Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Proses Penumbukan Ya Tidak
o Buat Catatan Proses Pemancangan (Calendering) Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-128
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PONDASI SUMURAN ( 7.7 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 7.7
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Gunakan Instruksi Kerja Pegawasan Beton (7.1) dan Instruksi Kerja Pemeriksaan Baja
Tulangan (7.3) untuk Pekerjaan yang menyangkut Beton dan Baja Tulangan.b. Mutu beton dinding sumuran adalah K-250, mutu baja U-24 dan Bahan pengisi pondasi
sumuran adalah Beton siklop K-175. spesifikasi 7.7.2.
c. Unit beton pracetak. Spesifikasi 7.7.3.1). :1. Cetakan harus dari logam yang tidak boleh dibuka minimal 3 hari setelah
pengecoran. 2. Unit beton pracetak harus bebas dari segregasi, keropos atau cacat lain.3. Unit beton pracetak tidak boleh digeser minimal 7 hari setelah pengecoran atau
pengujian menunjukan kuat tekan 70% dari kuat beton rancangan dalam 28 hari.4. Unit beton pracetak tidak boleh diangkut atau dipasang minimal 14 hari setelah
pengecoran atau pengujian menunjukan kuat tekan 85%.
d. Penurunan beton pracetak dapat dilanjutkan 24 jam setelah penyambungan dengan adukan semen selesai dikerjakan. spesifikasi 7.7.3.2).
e. Dinding sumuran cor ditempat.. spesifikasi 7.7.3.3). :1. Cetakan harus memenuhi garis dan elevasi yang tepat, kedap air dan tidak boleh
dibuka minimal 3 hari setelah pengecoran.2. Penurunan tidak boleh dimulai minimal 7 hari setelah pengecoran, atau pengujian
menunjukan kuat tekan 70% dari kuat beton rancangan dalam 28 hari.
f. Galian dan Penurunan. Spesifikasi 7.7.3.4). :1. Pekerjaan harus dilakukan dengan aman, teliti, memperhatikan keselamatan kerja.2. Gangguan, pergeseran dan gonjangan pada dinding sumuran harus dihindari selama
penggalian.
g. Sumbat dasar sumuran. Spesifikasi 7.7.3.4).e). :1. Pengecoran beton dalam air harus dilaksanakan dengan tremis / pompa beton
setelah tidak ada fluktuasi muka air dalam sumuran.2. Air dalam sumuran tidak boleh dikeluarkan setelah pengecoran untuk sumbat.
h. Pengisian sumuran harus sampai elevasi 1 meter dibawah pondasi telapak, dan sisa 1 meter tsb diisi beton K-250 atau sesuai gambar. Spesifikasi 7.7.3.4).f).
i. Dinding penahan rembesan (cut-off wall work) harus kedap air dan mampu menahan gaya tekanan tanah dan air selama proses penurunan dinding sumuran, dan harus ditarik setelah selesai dikerjakan. Spesifikasi 7.7.3.4).g).
j. Bagian atas dinding sumuran yang lebih tinggi dari sisi dasar pondasi telapak harus dibongkar dengan alat pemecah bertekanan dan baja tulangan yang diperpanjang masuk kedalam pondasi telapak minimal 40 kali diameter tulangan. Spesifikasi 7.7.3.4).h).
7A-129
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN :a. Gunakan Instruksi Kerja Pegawasan Beton
dan Instruksi Kerja Pemeriksaan Baja Tulangan.
b. Kendalikan pelaksanaan pembukaan cetakan, penggeseran dan pengangkutan beton pracetak.
c. Kendalikan penyambungan dan penurunan beton pracetak.
d. Kendalikan pelaksanaan pembukaan cetakan, penurunan dinding sumuran yang cor ditempat.
e. Kendalikan pelaksanaan Galian dan Penurunan dinding sumuran terhadap keselamatan, gangguan, pergeseran dan gonjangan.
f. Kendalikan pelaksanaan penyumbatan dasar sumuran.
g. Kendalikan pelaksanaan pengisian sumuran.
h. Kendalikan pelaksanaan dinding penahan rembesan (cut-off wall work).
i. Kendalikan pelaksanaan pembongkaran bagian atas dinding sumuran terbuka, dan perpanjangan baja tulangan.
Lembar Pemeriksaan Pondasi Sumuran.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN -
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-130
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PONDASI SUMURAN ( 7.7 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
Pelaksanaan
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Penggunaan Instruksi Kerja Pengawasan Beton dan Instruksi Kerja Pemeriksaan Baja Tulangan
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Pembukaan Cetakan
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Proses Penyambungan dan Penurunan
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Penyumbatan dan Pengisian Dasar Sumuran
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Dinding Penahan Rembesan
( Cut-Off Wall Work )Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Pembongkaran bagian atas Dinding Sumuran terbuka
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-131
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN ADUKAN SEMEN ( 7.8 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 7.8
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Adukan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan beton harus
terdiri dari semen dan pasir halus yang memiliki proporsi sama dengan beton yang dikerjakan. Spesifikasi 7.8.2.2.).a).
b. Adukan untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan minimal 50 kg/cm2 pada umur 28 hari, Spesifikasi 7.8.2.2.).b).
c. Pencampuran. Spesifikasi 7.8.3.1). : 1. Seluruh bahan kecuali air harus dicampur sampai menunjukan warna merata.2. Jumlah air tidak boleh lebih dari 70% dari berat semen.3. Pencampuran harus dilakukan dalam 5 – 10 menit.4. Adukan boleh ditambah lagi air bila tidak lebih dari 30 menit setelah pencampuran.5. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah penambahan air,harus
dibuang.
d. Pemasangan Spesifikasi 7.8.3.2). :1. Permukaan yang akan dipasang harus bersih dari minyak, lempung dan dibasahi.2. Air yang tergenang harus harus dikeringkan.3. Bila digunakan sebagai lapis Permukaan, tebal adukan minimum harus 1.5 cm dan
dibentuk menjadi Permukaan halus dan rata.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN 1. Periksa proporsi pencampuran.2. Kendalikan rentang waktu proses
pencampuran.3. Kendalikan proses toleransi pemasangan.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Adukan Semen.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-132
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN ADUKAN SEMEN ( 7.8 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
Pelaksanaan
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pemeriksaan terhadap Proporsi Pencampuran Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Rentang Waktu Proses Pencampuran
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Proses Toleransi Pemasangan
1. Sisi muka batu dari permukaan pasangan tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan disekitarnya.
2. Profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm, dan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari permukaan yang ditentukan.
3. Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dg mortar harus 10 cm.4. Profil akhir untuk struktur kecil seperti lubang penangkap dan lantai golak tidak boleh
bergeser 2 cm dari profil yang ditentukan.
b. Bahan. spesifikasi 7.9.2. : 1. Batu : harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak, lebar dan panjang
minimal masing-masing 15 cm, 22.5 cm dan 34 cm.2. Adukan : sesuai Instruksi Kerja Pengawasan Adukan (7.8).3. Drainase Porous : sesuai Instruksi Kerja Pengawasan Drainase Porous (2.4).
c. Pemasangan Batu. spesifikasi 7.9.3.2). :1. Landasan dari adukan baru minimal tebal 3 cm.2. Batu besar harus digunakan untuk lapis dasar dan untuk sudut-sudut.3. Hindari pengelompokan batu yang berukuran sama.4. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding batu yang terpasang.5. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru dipasang
tidak diperkenankan.
d. Penempatan adukan. spesifikasi 7.9.3.3). :1. Batu harus dibasahi merata sampai jenuh.2. Landasan yang akan menerima batu juga harus dibasahi.3. Tebal dari landasan adukan harus antara 2 – 5 cm.4. Banyaknya adukan harus dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru.5. Bila batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal,
harus dibongkar.
e. Lubang sulingan dan dilatasi. spesifikasi 7.9.3.4). :1. Dinding dari pasang batu harus diberi lubang sulingan dengan jarak antar tidak lebih
dari 2 meter dari sumbu satu kesumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.2. Pada struktur panjang yang menerus delatasi harus dibentuk setiap minimal 20
meter.3. Lebar delatasi minimal 30 mm dan harus seluruh tinggi dinding.4. Timbunan dibelakang delatasi harus dari bahan Drainase Porous berbutir kasar
dengan gradasi menerus. Sesuai Instruksi Kerja Pengawasan Drainase Porous (2.4).
f. Pekerjaan akhir pasangan batu. spesifikasi 7.9.3.5). :1. Sambungan antara batu pada Permukaan harus dikerjakan rata dengan Permukaan
pekerjaan tetapi tidak sampai menutup batu.2. Permukaan horizontal dari seluruh pasang batu harus diberi adukan tahan cuaca
setebal 2 cm. sampai Permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang dan sudut yang dibulatkan.
3. Segera setelah batu ditempatkan dan sewaktu adukan masih baru, seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
4. Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan pekerjaan Beton. Sesuai Instruksi Kerja Pengawasan Pekerjaan Beton. (7.1).
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-134
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
5. Penimbunan kembali harus dilaksanakan 14 hari setelah pasangan batu selesai.
3. KETENTUAN UMUMa. Joint filler yang belum mengisi celah sambungan sampai penuh sebelum penutupan
(sealing) harus dikeluarkan dan diisi kembali sampai penuh. spesifikasi 7.11.1.6).a).b. Penutup (sealer) yang gagal mengeras, mengalir atau bergelembung harus dikeluarkan
dan diganti. spesifikasi 7.11.1.6).b).c. Bahan sambungan yang dikirim kelapangan harus disimpan, ditutupi pada landasan
diatas Permukaan tanah, dilindungi dari kerusakan dan tempat penyimpanan harus bebas dari kotoran, minyak, gemuk atau benda asing lainnya. spesifikasi 7.11.3.1).
d. Pengisi sambungan pracetak dan penutup sambungan elastis. spesifikasi 7.11.3.2).1. Bahan pengisi sambungan harus digunakan dalam lembaran yang sebesar mungkin.2. Luas yang lebih kecil dari 0.25 m², harus dibuat dalam satu lembaran.3. Tepi yang kasar atau tidak teratur tidak diperkenankan.4. Bahan pengisi harus terpasang dengan kokoh dalam rongga dan terekat dengan
baik pada satu tepi dari beton, menggunakan paku tembaga (bila perlu).5. Ukuran celah sambungan ekspansi harus sesuai dengan temperatur jembatan rata-
rata pada saat pemasangan6. Penutup sambungan harus sedikit cembung atau cekung terhadap Permukaan
sanbungan pada saat mengeras.
e. Struktur sambungan ekspansi. Spesifikasi 7.11.3.3). :1. Sambungan harus dapat meredam gonjangan, suara dan merupakan struktur kedap
air. 2. Ukuran celah harus sesuai dengan temperatur jembatan rata-rata pada saat
pemasangan.3. Posisi semua baut yang dicor dalam beton atau semua lubang bor yang dibuat
dalam beton harus ditentukan dengan akurat dengan menggunakan mal.4. Uliran sekrup harus dijaga tetap bersih dan bebas dari karat.5. Jalan alih harus disediakan dan dipelihara untuk melindungi semua sambungan
ekspansi dari beban kendaraan.
7A-137
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN :a. Kendalikan pengisian Joint filler sampai
penuh.b. Kendalikan pengisian Penutup (sealer).c. Periksa pengiriman dan penyimpanan
bahan sambungan yang dikirim kelapangan.
Pengisian sambungan pracetak dan penutup sambungan elastis :a. Periksa lembaran bahan pengisi
sambungan. b. Periksa luas sambungan.c. Periksa tepi sambungan.d. Periksa kekokohan pemasangan dalam
rongga.e. Periksa kerekatan pada satu tepi dari
beton.f. Periksa Ukuran celah sambungan ekspansi.g. Periksa Penutup sambungan saat
mengeras.
Struktur sambungan ekspansi. :a. Periksa Sambungan terhadap peredaman
gon-jangan, suara dan kekedapan air. b. Periksa Ukuran celah pada saat
pemasangan.c. Periksa keakuratan posisi semua baut atau
semua lubang bor yang dicor dalam beton.d. Periksa kebersihan uliran sekrup.e. Kendalikan terpeliharanya jalan alih.
Lembar Pemeriksaan Sambungan Ekspansi.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN -
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-138
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
1. Penempatan Perletakan. Spesifikasi 7.12.1.4).a). Perletakan, baut pengunci, dowel pelengkap, toleransi terhadap sumbu posisi
yang seharusnya adalah ± 3 mm. Elevasi Permukaan perletakan, mempunyai toleransi ± 0.0001 kali jumlah
bentang yang bersebelahan, dan maksimum ± 5 mm.
2. Permukaan beton untuk Perletakan. Spesifikasi 7.12.1.4).b). Tidak boleh melampaui 1/200 dari bidang rencana perletakan. Ketidak-rataan tempat tersebut tidak melampaui 1 mm tingginya.
3. Landasan Perletakan. Spesifikasi 7.12.1.4).c). Tidak boleh terdapat rongga atau bintik yang nyata pada landasan. Bahan landasan harus mampu meneruskan beban tanpa kerusakan. Permukan atas landasan diluar perletakan, harus mempunyai kelandaian.
4. Penyetel Berulir. Spesifikasi 7.12.1.4).d). Harus dikencangkan merata untuk menghindari tegangan berlebihan. Bila terdapat getaran, pengencang harus dari jenis tahan getaran.
5. Tabel 7.12.1.(1). Toleransi Dimensi Total Perletakan. Spesifikasi 7.12.1.4).e).
Jenis perletakan Bidang Datar Tebal Elastomer tebal sampai 200 mm +6 mm, -3 mm ± 1 mm Elastomer tebal diatas 200 mm +6 mm, -3 mm ± 5 % Selain Elastomer ± 3 mm ± 3 mm
6. Sifat Sejajar Permukaan Luar. Spesifikasi 7.12.1.4).f). Toleransi bagian atas perletakan yang sejajar, sebagai titik duga, Untuk Permukaan bundar dalam bidang datar, harus 0.2% dari diameter. Untuk Permukaan segi panjang dalam bidang datar, harus 0.2% dari sisi panjang.
7. Perletakan Rol ( Roll Bearing). Spesifikasi 7.12.1.4).g). Toleransi mendatar pelat rol diukur dari :
Segala arah harus 0.025 mm untuk panjang sampai 250 mm, Panjang dalam arah pengukuran harus 0.01% untuk panjang diatas 250 mm.
Kekasaran Permukaan rol tidak boleh melampaui 0.8 micron.
8. Rol Silinder. Spesifikasi 7.12.1.4).g) Toleransi kesilinderan harus 0.025 mm, Toleransi ukuran rol tunggal terhadap diamener nominal harus +5 mm, - 0.0 mm, Dan toleransi ukuran rol berganda harus +0.08 mm, - 0.0 mm,
9. Rol bukan Silinder. Spesifikasi 7.12.1.4).g) Permukaan kurva harus bertoleransi 0.3% dari radius yang dimaksudkan, Toleransi ukuran terhadap tingga pada sumbu perletakan harus + 0.5 mm, - 0.0
mm. Toleransi sifat sejajar antara garis lengkung penghubung ujung rol harus 1 mm.
10. Perletakan Goyang (Rocker Bearing). Spesifikasi 7.12.1.4).h). Toleransi mendatar pelat yang berpasangan dengan rocker harus : 0.075 mm untuk ukuran panjang sampai 250 mm,
7A-141
0.03% dari panjang untuk ukuran panjang diatas 250 mm. Toleransi profil dan Permukaan yang dapat terjadi kontak harus 0.025 mm. Kekasaran Permukaan untuk permukaan bergoyang harus tidak melebihi 0.8
micron.
11. Perletakan Elastometer. Spesifikasi 7.12.1.4).k). Toleransi sifat sejajar untuk sumbu penulangan pelat terhadap dasar perletakan
harus 1% dari diameter, untuk pelat bulat dalam bidang datar, atau 1% dari sisi pendek untuk pelat empat persegi dalam bidang datar.
Toleransi Ukuran terhadap : Dimensi bidang datar pelat untuk elastomer harus +3 mm, -1 mm. Ketebalan lapisan penutup bagian atas dan bawah Elastomer, harus antara
+20% dan -0% tebal nominal atau 1 mm. Masing-masing ketebalan lapisan dalam Elastomer harus ± 20%, atau 3 mm. Ketebalan lapisan penutup sisi Elastomer, harus +3 mm dan - 0 mm.
12. Perletakan Blok Berongga (Pot Bearing). Spesifikasi 7.12.1.4).l). Toleransi ketepatan piston dan blok berongga harus +0.75 mm sampai 1.25 mm. Kekasaran Permukaan geser logam tidak lebih dari 0.5 micron.
b. PENYIMPANAN BAHAN. Spesifikasi 7.12.1.7).
1. Pengiriman perletakan harus diperiksa terhadap yang diperlukan dan tidak rusak.2. Perletakan harus disimpan digudang yang kedap diatas tanah dan dilindungi dari
kerusakan dan bebas debu, kotoran, minyak, gemuk, kelembaban.3. Kontak bahan yang tidak sejenis harus dihindari. (misal, baja lunak thd baja tahan
karat).4. Kontak antara tembaga, nikel, logam campuran, baja dengan aluminium dihindari.5. Tembaga dapat dipengaruhi oleh kontak langsung dengan beton.
c. PEMASANGAN. 1. Umum. Spesifikasi 7.12.3.1).
Perletakan harus ditandai dengan jelas tentang jenis dan tempat pemasangan. Perletakan jenis Elastomer tidak boleh dilepas setelah keluar pabrik. Pemindahan beban bangunan atas jembatan pada perletakan harus sampai
kekuatan landasan telah kuat menahan beban. Baji perancah baja dan bantalan karet cocok untuk penyangga sementara
dibawah pelat dasar perletakan.
2. Landasan Perletakan. Spesifikasi 7.12.3.2). Bahan yang umum dipakai : adukan semen, adukan encer (grout), kemasan
kering. Penggunaan bahan timbal harus dihindarkan. Setiap bahan landasan, baik diatas maupun dibawah perletakan, harus diperluas
keseluruh daerah perletakan.
3. Penyetelan Perletakan Selain Elastomer. Spesifikasi 7.12.3.3). Untuk mengatasi getaran dan benturan, maka penyetelan harus dilaksanakan. Sambungan geser atau baut jangkar harus dipasang dengan akurat dalam ceruk
yang dicetak didalam struktur dengan memakai mal. Baut toleransi rapat harus dipasang dengan memakai perletakan sebagai mal. Perletakan yang akan dipasang pada penyangga sementara harus ditanam
dengan kokoh pada struktur dengan baut jangkar. Bila bangunan bawah jembatan terbuat dari baja, maka perletakan dapat
langsung dibaut padanya. Bila perletakan telah dipasang sebelumnya, maka pabrik pembuatnya harus
diberitahu.
4. Penyetelan Elastomer. Spesifikasi 7.12.3.4). Perletakan Elastomer dapat diletakan langsung pada beton, bila berada dalam
toleransi kedataran dan kerataan.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-142
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
5. Perletakan yang menunjang Lantai Beton Cor ditempat. Spesifikasi 7.12.3.5). Bila perletakan dipasang sebelum pengecoran lantai beton, maka acuan sekitar
perletakan harus ditutup untuk mencegah kebocoran adukan semen. Pelat geser harus ditunjang sepenuhnya untuk mencegah pergeseran.
6. Perletakan yang menyangga Unit Beton Pracetak atau Baja. Spesifikasi 7.12.3.6). Lapisan adukan resin sintetis harus ditempatkan antara perletakan dan balok. Pelat perletakan sisi luar dapat dibaut pada pelat jangkar, pada soket yang
tertanam dalam elemen pracetak, pada pelat tunggal diatas elemen baja.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor I. TOLERANSI,Kendalikan pelaksanaan Pemasangan sesuai,1. Toleransi Penempatan Perletakan.2. Toleransi Permukaan beton untuk
Perletakan. 3. Toleransi Landasan Perletakan. 4. Toleransi Penyetel Berulir. 5. Toleransi Ukuran/ Dimensi Total Perletakan.6. Toleransi Sifat Sejajar Permukaan Luar. 7. Toleransi Perletakan Rol ( Roll Bearing).
a. Toleransi mendatar pelat rol.b. Kekasaran Permukaan rol.c. Rol Silinder. d. Rol bukan Silinder.
1. Toleransi o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Pemasangan sesuai dengan Toleransi Ya Tidak
2. Penyimpanan Bahan
o Pemeriksaan terhadap Kerusakan pada Pengiriman Perletakan
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Penyimpanan Perletakan Ya Tidak
3. Pemasangan o Pengendalian terhadap Pemindahan Beban Bangunan Atas Jembatan pada Perletakan
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Jenis Elastomer dan Tanda pada Perletakan
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Landasan Perletakan Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Penyetelan Perletakan dan Elastomer
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Perletakan Penunjang Lantai Beton Cor dan Penyangga Unit Beton Pracetak / Baja
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-145
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN SANDARAN RAILING ( 7.13 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 7.13
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Penyimpanan dan Penanganan. spesifikasi 7.13.1.7). :
1. Bagian baja harus disimpan pada rak atau landasan dan tidak boleh bersentuhan langsung dengan Permukaan tanah serta dilindungi dari korosi.
2. Bahan harus dijaga bebas debu, minyak, gemuk dan benda asing lainnya.3. Permukaan yang dicat harus dilindungi baik dipabrik maupun dilapangan.4. Sekrup-sekrup harus dilindungi dari kerusakan.
b. Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan. spesifikasi 7.13.1.8). :1. Sandaran yang mengalami kerusakan pada pengelasan harus dikembalikan
kebengkel untuk diperbaiki pengelasannya dan digalvanis ulang.2. Sandaran yang mengalami kerusakan pada galvanisasi atau pengecatan harus
dikembalikan kebengkel untuk diperbaiki sampai baik.3. Kerusakan kecil pada pekerjaan cat dapat diperbaiki dilapangan.
c. Pengelasan. spesifikasi 7.13.3.2). :1. Lapisan terekspos harus dikupas, digosok, dikikir, dibersihkan sebelum
digalvanisasi.2. Pelat dasar harus dilas ketiang-tiang hingga tiang-tiang akan tegak dalam posisi
akhir.
d. Galvanisasi. spesifikasi 7.13.3.3). :1. Pekerjaan pengeboran dan pengelasan harus sudah selesai sebelum galvanisasi.2. Pipa harus dilengkapi lubang untuk keluarnya uap air.3. Pipa harus digalvanis luar dan dalam.4. Perbaikan galvanisasi dilaksanakan (setelah semua karat, uap air, galvanis yang
mengelupas telah dibersihkan) dengan 3 lapis cat dasar serbuk yang disetujui.
e. Pelaksanaan. spesifikasi 7.13.4. :1. Pemasangan, sesuai Instruksi Kerja Pengawasan Baja Struktur (7.4).2. Sandaran harus disetel hati-hati sebelum dimatikan agar memperoleh sambungan,
alinyemen, camber yang tepat.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-146
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor Pengendalian Penyimpanan dan Penanganan. :1. Kendalikan penyimpanan agar tidak
bersentuhan langsung dgn tanah dan dilindungi dari korosi.
2. Kendalikan agar bahan bebas debu, minyak, gemuk dan benda asing lainnya.
3. Periksa permukaan yang dicat baik dipabrik maupun dilapangan.
4. Periksa sekrup-sekrup terhadap kerusakan.
Pengendalian perbaikan pekerjaan :1. Periksa sandaran yang mengalami
kerusakan pada pengelasan. 2. Periksa sandaran yang mengalami
kerusakan pada galvanisasi atau pengecatan.
PELAKSANAAN :1. Pemasangan, sesuai Instruksi Kerja
Pengawasan Baja Struktur (7.4).2. Kendalikan agar sandaran disetel hati-hati
sebe-lum dimatikan untuk memperoleh sambungan, alinyemen, camber yang tepat.
Lembar Pemeriksaan Sandaran (Railing).
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN -
7A-147
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-148
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN SANDARAN RAILING ( 7.13 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pemasangan Sesuai Instruksi Kerja Pengawasan Baja Struktur (7.4)
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap sandaran untuk memperoleh Sambungan, Alinyemen dan Camber yang tepat
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-149
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEMBONGKARAN STRUKTUR ( 7.15 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 7.15
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Umum. spesifikasi 7.15.1. :
1. Pembongkaran harus dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan pada bagian struktur yang dipertahankan.
2. Kerusakan atau kehilangan atau dilepas sementara pada bagian struktur yang akan dipertahankan, harus diperbaiki Penyedia Jasa atas biaya sendiri.
3. Penyedia Jasa harus melakukan pengaturan untuk lokasi pembuangan akhir sisa bahan bangunan dan penyimpanan sementara untuk bahan yang diamankan.
4. Jembatan, gorong-gorong,dan struktur lain yang digunakan oleh lalu-lintas tidak boleh dibongkar sampai pengaturan untuk memperlancar arus lalu-lintas diterima Direksi.
b. Pelepasan struktur. spesifikasi 7.15.2.1). :1. Jembatan baja dan jembatan kayu bila disyaratkan untuk diamankan, harus dilepas
tanpa menimbulkan kerusakan.2. Jembatan kayu dengan bentang lebih dari 2 m atau bagian yang perlu disesuaikan
atau terganggu karena pekerjaan harus dilepas seperlunya dan dipasang kembali dengan bahan semula.
3. Struktur kayu diatas 2 tumpuan dengan bentang kurang dari 2 m yang menghalang pekerjaan harus dibongkar hati-hati dan diserahkan kepada Pemilik atau dipindahkan sesuai perintah Direksi Pekerjaan..
c. Pembongkaran struktur. spesifikasi 7.15.2.2). :1. Bangunan bawah jembatan struktur lama harus dibongkar sampai dasar sungai asli.2. Bagian yang tidak terletak pada sungai harus dibongkar minimal 30 cm dibawah
Permukaan tanah aslinya.3. Bila bagian struktur lama terletak seluruhnya atau sebagian dalam batas struktur
baru, maka bagian tsb harus dibongkar seperlunya.4. Setiap lubang atau rongga harus ditimbun kembali dan dipadatkan sampai diterima
Direksi Pekerjaan.5. Peledakan atau operasi lainnya untuk pembongkaran struktur lama yang dapat
merusak struktur baru harus selesai dikerjakan sebelum penempatan pekerjaan baru.
d. Pembuangan bahan bongkaran. spesifikasi 7.15.3 :1. Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana diminta Direksi
Pekerjaan2. Bahan yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau diamankan dapat dibakar
atau dikubur atau dibuang seperti yang disetujui Direksi Pekerjaan.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-150
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspekctor Umum. :1. Kendalikan pembongkaran, tanpa
menimbulkan kerusakan pada struktur yang dipertahankan.
2. Kendalikan perbaikan oleh Penyedia Jasa pada bagian struktur yang akan dipertahankan.
3. Periksa lokasi pembuangan akhir dan penyim-panan sementara bahan yang diamankan.
2. Kendalikan agar bahan yang tidak dipertahankan atau diamankan, dibakar / dikubur / dibuang.
Lembar Pemeriksaan Pembongkaran Struktur.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN -
7A-151
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-152
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEMBONGKARAN STRUKTUR ( 7.15 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Umum o Pengendalian terhadap Pembongkaran, Perbaikan dan Pengaturan harus sesuai dengan Struktur
Ya Tidak
o Pemeriksaan Lokasi Pembuangan Akhir dan Penyimpanan sementara Bahan
Ya Tidak
2. Pelepasan Struktur
o Pengendalian terhadap Pelepasan Pengaman Jembatan Baja dan Kayu Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Keamanan Kerja pada Pelepasan dan Pembongkaran Struktur
Ya Tidak
3. Pembongkaran Struktur
o Pengendalian terhadap Pembongkaran Bangunan pada Sungai dalam Batas Struktur Baru
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Peledakan / Operasi lain pada Struktur lama Ya Tidak
4. Pembuangan Bahan Bongkaran
o Pengendalian terhadap Bahan Sisa agar tidak di pertahankan Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-153
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN KESIAPAN PERKERASAN JALAN BETON (SK 7.16 )
1. ACUANa. Spesifikasi Khusus seksi 7.16
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. BAHAN.
1. Periksa Membran kedap air : lapisan bawah yang kedap air harus dari lembaran plastik yang kedap dengan tebal 125 micron. Bila diperlukan overlap maka tumpang tindih minimal 300 mm, SK 7.16.2.(6).
2. Periksa Tulangan Baja, SK 7.16.2.(7) : Tulangan baja untuk jalur kendaraan harus berupa anyaman baja berprofil/berulir. Tulangan kawat baja harus disediakan dalam bentuk lembaran datar. Batang baja untuk dowel harus berupa batang bulat. Batang Dowel berlapis
plastik dapat dipergunakan. Batang pengikat harus berupa batang-batang baja berulir.
3. Periksa Bahan untuk sambungan, SK 7.16.2.(8). : Bahan pengisi siar muai sesuai contoh yang disetujui. Bahan penyegel sambungan harus berupa Expendite Plastic, senyawa gabungan
bitumen karet grade 99.
b. KESIAPAN PELAKSANAAN1. Pemeriksaan ketinggian untuk menetapkan ketebalan plat (slab)
harus diadakan dengan berjarak maksimum 10 m dari poros-poros, SK 7.16.1.(3).2. Kegiatan pengecoran harus ditunda jika penyediaan air tidak cukup
untuk perawatan dan pengecoran, atau tidak tersedianya bahan perawatan lainnya. SK 7.16.5.(2).
3. Badan Jalan harus lembab, bila kering harus disiram dan penyiraman harus tidak membentuk genangan air, SK 7.16.4.(1).
4. Acuan dan Rel sisi. SK 7.16.4.(2). : Semua acuan sisi harus dipasang segaris dan dipegang dengan minimal 3 paku
penjepit untuk setiap 3 m panjang. 1 penjepit dipasang pada setiap sisi dari setiap sambungan.
Sambungan antara bagian acuan harus dibuat tanpa putus dipermukaan puncaknya.
Roda mesin penghampar dan penyelesai/finishing tidak boleh langsung berjalan pada permukaan atas acuan-acuan sisi.
Rel harus diikatkan pada acuan sisi, atau ditunjang secara terpisah. Pinggiran plat tidak boleh lebih dari 5 mm diluar alinyemen vertical.
5. Tulangan Baja, SK 7.16.4.(3). : Harus ditempatkan sehingga selimut pelat beton adalah 60 ± 10 mm dari
permukaan, dan berakhir antara 40 – 80 mm dari tepi pelat yang bersangkutan. Sambungan melintang antara lembar tulangan baja harus terletak dalam
anyaman yang dipasang sebelumnya dengan panjang bagian yang overlap minimal 450 mm.
Batang tulangan melintang harus diikat, dijepit atau dilas pada penunjang kedudukan.
c. SAMBUNGAN1. Sambungan Memanjang (longitudinal joint), SK 7.16.6.(1).
Batang baja ulir harus dipasang tegak lurus dengan sambungan longitudinal memakai alat mekanik atau dipasang dengan besi penahan.
Bila lajur perkerasan yang berdekatan dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan untuk membentuk takikan sepanjang sambungan konstruksi.
2. Sambungan Ekspansi Melintang (Tranverse Expantion Joint), SK 7.16.6.(2).
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-154
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
Filler untuk sambungan ekspansi harus menerus dari acuan keacuan, dibentuk sesuai dg sub-grade dan takikan sepanjang acuan.
Filler sambungan harus dipasang dengan posisi vertical. Perubahan posisi akhir sambungan tidak boleh lebih dari 5 mm pada alinyemen
horisontalnya menurut garis lurus. 3. Periksa Sambungan Membujur, SK 7.16.6.(5).
Pemasangan crack inducer dari batang kayu tipis harus kokoh pada badan jalan dengan toleransi horizontal ± 5 mm.
Suatu alur harus dibuat pada puncak plat dan ditempatkan vertical diatas sumbu pelat tipis tersebut dengan toleransi horizontal 12 mm.
Kedalaman gabungan alur dan crack inducer harus berada pada seperempat dan sepertiga tebal plat.
Perbedaan antara kedalaman alur puncak dan tinggi crack inducer harus tidak lebih dari 12 mm.
a. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor I. BAHAN, 1. Periksa membran harus kedap air dan
sesuai contoh.2. Kendalikan agar overlap minimal 300 mm.3. Kendalikan agar tulangan Baja :
untuk jalur kendaraan berupa anyaman baja berulir.
Tulangan kawat baja harus lembaran datar.
Batang baja dowel harus berupa batang bulat.
4. Periksa bahan untuk sambungan : Bahan pengisi siar muai sesuai contoh. Bahan penyegel harus berupa Expendite
Plastic, senyawa bitumen karet grade 99.
II. PERSIAPAN PELAKSANAAN1. Periksa ketinggian untuk menetapkan
ketebalan plat dgn jarak maksimum 10 m dari poros-poros.
2. Kendalikan penyediaan air yang cukup untuk perawatan dan pengecoran.
3. Kendalikan badan Jalan harus lembab.4. Periksa acuan dan Rel sisi :
Harus kokoh. Sambungan antara acuan dibuat tanpa
putus dipermukaan puncaknya. Rel harus kokoh.
5. Periksa Tulangan Baja. : Agar selimut beton menjadi 60±10 mm,
dan 40–80 mm dari tepi pelat ybs. Sambungan melintang antara lembar
tulangan baja harus overlap minimal 450 mm.
Batang tulangan melintang harus diikat, dijepit atau dilas pada penunjang kedudukan.
Formulir Pemeriksaan Pekerjaan Kesiapan Perkerasan Jalan Beton.
7A-155
III. SAMBUNGAN1. Periksa sambungan Memanjang :
Batang baja ulir harus dipasang tegak lurus dengan sambungan longitudinal.
2. Kendalikan sambungan Ekspansi Melintang ; dibentuk sesuai dg sub-grade dan
takikan sepanjang acuan. Filler sambungan harus dipasang
dengan posisi vertical. Perubahan posisi akhir sambungan tidak
lebih dari 5 mm pada alinyemen horisontalnya..
3. Periksa Sambungan Membujur Pemasangan crack inducer dari batang
kayu tipis harus kokoh dengan toleransi 5mm.
Alur pada puncak plat dan ditempatkan ver-tical diatas sumbu pelat, dg toleransi 12mm.
Kedalaman gabungan alur dan crack inducer harus pada 1/4 dan 1/3 tebal plat.
Perbedaan antara kedalaman alur puncak dan tinggi crack inducer harus tidak lebih 12 mm.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN -
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-156
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN KESIAPAN PERKERASAN JALAN BETON ( 7.16 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Bahan o Pengendalian terhadap Overlap dan Tulangan Baja
Ya Tidak
o Pemeriksaan Membran dan Bahan untuk Sambungan
Ya Tidak
2. Persiapan Pelaksanaan o Pemeriksaan terhadap Ketinggian untuk Ketebalan Plat, Tulangan Baja, Acuan dan Rel Sisi agar sesuai dengan Prosedur
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Penyediaan Air untuk Perawatan dan Pengecoran. Juga Badan Jalan yang Harus Lembab
Ya Tidak
3. Sambungan o Pengendalian terhadap Sambungan Ekspansi Melintang
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Sambungan Melintang dan Sambungan Membujur
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-157
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN PENGECORAN PERKERASAN JALAN BETON ( SK 7.16 )
1. ACUANa. Spesifikasi Khusus (SK) Seksi 7.16
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. PELAKSANAAN
1. Tidak ada beton boleh dicor, bila Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir menyaksikan seluruh operasi pencampuran dan pengecoran meskipun ada pemberitahuan persetujuan untuk melaksanakan. SK 7.16.4.(4).c).(ii).
2. Uji slump dianggap tidak dilakukan bila tidak disaksikan Direksi Pekerjaan / Wakil Direksi Pekerjaan, SK 7.16.7.(2).
3. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump yaitu antara 20mm – 60mm atau dalam batas toleransi ± 20mm dari slump yang disetujui Direksi, tidak boleh digunakan untuk plat perkerasan beton. SK 7.16.3.(3).c).
4. Setiap pengujian harus termasuk pembuatan 3 contoh yang identik untuk diuji pada umur 3, 7, 28 hari. SK 7.16.7.(3).
5. Toleransi variasi yang diperkenankan dalam Plat Perkerasan Jalan Beton, lihat lampiran table 7.16.1. SK 7.16.1.(3).
Pemeriksaan Pelat Sebagai Lapis Aus Sebagai Base Course Ketebalan + 6 mm, - 0 mm + 10 mm, - 0 mm Dari ketinggian rencana +10 mm. –5 mm ± 15 mm, - 5 mm Diukur dengan mistar 3 m ± 4 mm ± 6 mm Camber ± 6 mm ± 10 mm % kelandaian dalam 30 m 0.1 0.1
6. Sambungan darurat pada perkerasan beton hanya boleh dipasang bila terjadi kerusakan mesin atau cuaca yang merugikan, dan tidak boleh dibangun/dibuat kurang dari 3 m dari sambungan ekspansi atau kontraksi. SK 7.16.6.(4).
7. Pengecoran, SK 7.16.4.(4). Pengenceran kembali beton dengan menambah air atau cara lain tidak
diperkenankan. Bila memakai truk mixer dan disetujui Direksi maka operasi ini harus dilakukan
dalam 45 menit sejak pencampuran permulaan serta perbandingan airnya tidak terlampaui.
Beton tidak boleh dicorkan dalam 30 menit setelah penambahan air. Pengecoran harus berhenti sampai sambungan konstruksi atau pekerjaan selesai. Beton harus dicor sedekat mungkin dengan posisi akhirnya untuk menghindari
pengaliran, dan tidak boleh mengalirkan lebih dari 1 m setelah pengecoran. Kecepatan pengecoran harus disesuaikan sehingga beton yang dicor sebelumnya
masih plastis.
8. Penghamparan Beton. SK 7.16.4.(5). : Beton harus dihampar dengan mesin beralat getar yang dirancang untuk
menghilangkan pra-pemadatan dan mencegah segregasi. Beton yang dihampar 2 lapisan, maka lapisan pertama harus dihampar dengan
suatu elevasi, sehingga lapisan yang bersangkutan akan menunjang tulangan pada beton yang telah dipadatkan pada suatu kedalaman dibawah permukaan akhir.
9. Pemadatan dan penyelesaian dengan mesin, SK 7.16.4.(6). : Mesin harus memadatkan beton dengan menggunakan vibrasi. Ketersediaan batang perata bergoyang secara melintang atau miring. Batang perata tersebut harus berpenampang melintang persegi dan harus
membentangi seluruh lebar plat dan berbobot minimal 170 kg/m.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-158
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
Bila jalan beton dibangun lebih dari satu lintasan menggunakan mesin dengan roda berflens, maka pelat berdampingan berikutnya harus dibangun dengan menyangga mesin tersebut pada rel beralas rata yang berbobot minimal 15 kg/m.
Bila roda atau rel tanpa flens digunakan, maka permukaan pelat beton yang dilewati harus dibersihkan dan disikat.
10. Pemadatan dan penyelesaian dengan balok vibrasi terkendali, untuk pelat berukuran
kecil atau tidak beraturan, SK 7.16.4.(7). : Pemadatan harus dengan balok pemadat kayu bertapal baja, ukuran minimal
lebar 75 mm dan tebal 225 mm serta energi minimal 250 watt/m lebar plat. Jika permukaan tergaru secara meluas oleh oleh alat straight-edge, yang
menunjukan ketidakrataan permukaan maka suatu lintasan balok bervibrasi selanjutnya harus disusulkan dengan suatu alat straight-edge penggaruk lebih lanjut.
b. SAMBUNGAN1. Sambungan Kontraksi Melintang (Tranverse Contraction Joint), SK 7.16.6.(3).
Takikan harus dibuat saat beton masih plastis. Sambungan gergajian harus dibuat secepatnya setelah beton cukup keras, dan
tidak boleh lebih dari 18 jam setelah pemadatan akhir beton. Penggergajian harus ditangguhkan bila didekat tempat sambungan ada retakan. Bila retakan sulit dicegah ketika mulai menggergaji, sambungan kontraksi dibuat
dengan takikan sebelum pengeringan tahap awal.
2. Sambungan Konstruksi Melintang (Transverse Construction Joint), SK 7.16.6.(4). Untuk perkerasan jalan beton bertulang biasa (dipakai untuk sambungan
darurat). Untuk perkerasan beton bertulang menerus, lokasi harus diusulkan kontraktor.
3. Sambungan Membujur, SK 7.16.6.(5). Alur harus dibuat pada puncak plat dan ditempatkan vertical diatas sumbu pelat
dengan toleransi horizontal 12 mm. Kedalaman gabungan alur dan crack inducer harus berada pada 1/4 dan 1/3 tebal
plat. Perbedaan antara kedalaman alur puncak dan tinggi crack inducer harus tidak
lebih dari 12 mm.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor I. PELAKSANAAN1. Hadiri operasi pencampuran dan
pengecoran.2. Saksikan setiap pengujian slump (1
pengujian harus 3 contoh).3. Kendalikan pelaksanaan sesuai toleransi
terhadap : Ketebalan, Tinggi rencana, Kerataan, Camber, Kelandaian dalam 30 m.
4. Pengecoran, Kendalikan pengenceran, bila memakai
truk mixer harus dalam 45 menit. Kendalikan pengecoran harus dalam 30
menit setelah penambahan air. Kendalikan agar pengecoran berhenti
sampai sambungan konstruksi atau pekerjaan selesai.
Kendalikan agar beton dicor sedekat mungkin dengan posisi akhirnya.
Kendalikan kecepatan pengecoran.
Formulir Pemeriksaan Pekerjaan Pengecoran Perkerasan Jalan Beton.
7A-159
5. Pemadatan dan penyelesaian dengan mesin: Kendalikan agar mesin pemadat,
bergetar. Kendalikan bila roda atau rel tanpa flens
digunakan, maka permukaan pelat beton yang dilewati harus dibersihkan dan disikat.
II. SAMBUNGAN1. Sambungan Ekspansi Melintang.
Kendalikan pengisian filler harus menerus dari acuan keacuan,
Kendalikan filler harus dipasang posisi vertikal
Kendalikan posisi akhir sambungan tidak lebih dari 5mm pada alinyemen horisontalnya.
2. Sambungan Kontraksi Melintang. Kendalikan agar takikan dibuat saat
beton masih plastis. Kendalikan gergajian tidak lebih dari 18
jam. Periksa adanya retakan didekat
sambungan.
3. Sambungan Konstruksi Melintang (bila ada).
4. Sambungan Membujur1. Kendalikan alur pada puncak plat dalam
3. Kendalikan perbedaan kedalaman alur puncak dan tinggi crack inducer tidak lebih 12 mm.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN Formulir Monitoring Penerimaan Beton Formulir Pemeriksaan Pekerjaan Jalan Beton Formulir Pengujian Kuat Tekan Beton
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-160
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PENGECORAN PERKERASAN JALAN BETON ( SK 7.16 )
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pengendalian Operasi Pencampuran dan Pengecoran serta Pengujian Slump, terhadap Pelaksanaan sesuai dengan Toleransi
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Pelaksanaan Pengecoran dan Pemadatan dengan Mesin
Ya Tidak
2. Sambungan o Pengendalian terhadap Sambungan Ekspansi Melintang dan Sambungan Membujur
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Sambungan Kontraksi Melintang dan Sambungan Konstruksi Melintang (bila ada)
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-161
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMD I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
SATKER PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN ………………….
KEGIATAN :
P A K E T : L E M B A R : Monitoring Penerimaan Material B E T O N
Direksi Teknis : PT.
Kontraktor : PT.
No. JamNomor
KendaraanSlump ( cm )
Volume ( m³ ) Nama Pengirim
Paraf KeteranganAkumulatif Kumulatif
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-162
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
SATKER PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN ………………….
KEGIATAN :
P A K E T : No. Request : PEKERJAAN : PEMERIKSAAN PEKERJAAN JALAN BETON
STA Request : -
Direksi Teknis : PT. -
Kontraktor : PT. -
No.
PENGAMATAN L A P A N G A N
C A T A T A N PARAFSTATION KA/Ki
Slump ( cm )
Kondisi Permukaan
LC
Posisi Dowel
Grooving Jam Ke
Saw Cutting Jam Ke
CATATAN :
Chief Inspector
Tanggal :
7A-163
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-164
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN PENYELESAIAN PERKERASAN JALAN BETON (SK 7.16)
1. ACUANa. Spesifikasi Khusus (SK) Seksi 7.16
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. PEKERJAAN PENYELESAIAN
1. Penyelesaian Permukaan selama konstruksi awal perkerasan beton yang akan digunakan sebagai Permukaan jalan, SK 7.16.5.(1). : Permukaan harus dialur tegak lurus sumbu jalan. Alur harus dilakukan dengan sapu kawat yang lebarnya kurang dari 450 mm. Berkas sapu kawat semula harus 100 mm, terbuat dari kawat berukuran 32
gauge yang terdiri dari 2 baris, dengan jarak antar sumbu 20 mm dan jarak baris 10 mm.
Berkas kawat harus diganti bila berkas terpendek aus menjadi 90 mm.
2. Perawatan, SK 7.16.5.(2). : Dimulai segera setelah penyapuan dan perapihan tepi selesai. Bahan dapat berupa 2 lapis kain goni, 2 lembaran katun, selapis pasir. Bahan perawatan harus tetap terjaga basah selama 5 hari.
3. Pembongkaran Acuan, SKi 7.16.5.(3).: Acuan tidak boleh dibongkar sampai beton mengeras, minimal 12 jam. Setelah dibongkar, ujung semua siar muai harus dibersihkan dari beton. Setiap daerah yang menunjukan keropos kecil harus ditambal dengan adukan 1
PC : 2 Agregat Halus. Bila keropos dinyatakan besar oleh Direksi maka harus dibongkar untuk seluruh
lapisan tebal dan selebar plat yang bersangkutan dan minimal sepanjang 3 m.
4. Pembukaan Lalu-lintas, SK 7.16.5.(6). : Jalan tidak boleh dibuka untuk lalu-lintas sebelum hasil terhadap sample
mencapai kekuatan lentur minimum 90 % kekuatan umur 28 hari. Bila tidak ada tes, perkerasan tidak boleh dibuka untuk lalu-lintas sebelum 14 hari
dari saat beton dihampar. Sebelum dibuka permukaan perkerasan harus dibersihkan dan sealing
sambungan telah sempurna.
5. Persyaratan Permukaan SK 7.16.5.(4).: Jika dalam arah membujur menyimpang lebih dari 4 mm tetapi tidak lebih dari 8
mm harus diberi tanda dan segera digerinda. Jika menyimpang lebih dari 8 mm, maka perkerasan harus dibongkar. Penyimpangan permukaan maksimum dalam segala arah beton yang akan dilapis
ulang dengan suatu lapisan aspal tidak boleh lebih dari 10 mm.
b. ALUR SAMBUNGAN, PENYEGELAN, PENUTUP SAMBUNGAN1. Alur sambungan, SK 7.16.6.(6).
Alur yang akan disegel harus mempunyai sisi benar-benar vertical dan sejajar. Celah sambungan kontraksi yang digergaji harus mempunyai lebar maksimum 20
mm. Penggergajian harus dalam waktu 18 jam dari setelah pemadatan akhir beton. Alur sambungan ekspansi dan samb konstruksi yang lebih dari 5 mm harus
disegel permanen atau sementara sebelum lalu-lintas dibuka. Bila timbul tonjolan kasar pada waktu alur dibuat, harus digerinda untuk
membentuk suatu radius ± 6 mm atau pembulatan sudut tepi selebar ± 6mm.
2. Penyegelan (Penutup Alur), spesifikasi 7.16.6.(7). Alur harus dibersihkan dan dilindungi dengan kepingan penyegel sementara. Penyegelan permanen harus dilaksanakan dalam 28 hari sejak pengecoran beton.
Alur harus didempul sementara sebelum disemprot pasir. Membuang penyegel lama dapat dengan semprotan air atau air & pasir. Permukaan alur harus kering saat penyegelan. Bila kedalaman alur melebihi tebal segel, alur dapat didempul. Bahan yang telah dipanaskan dan tidak terpakai harus dibuang. Penuangan harus sampai 3 - 6 mm dibawah permukaan beton.
3. Penutup Sambungan, spesifikasi 7.16.6.(10). Sambungan harus segera ditutup setelah proses curing dan sebelum lalu-lintas
dibuka. Material penutup harus diaduk selama pemanasan dan tidak boleh tumpah. Pasir tidak boleh digunakan untuk pelindung material penutup.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-166
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor I. PEKERJAAN PENYELESAIAN1. Penyelesaian selama konstruksi awal :
Kendalikan agar permukaan dialur tegak lurus sumbu jalan.
2. Perawatan : Kendalikan agar dimulai segera setelah
penyapuan dan perapihan tepi. Kendalikan agar bahan perawatan tetap
terjaga basah selama 5 hari.
3. Pembongkaran Acuan : Kendalikan agar dibongkar saat beton
mengeras, minimal 12 jam. Kendalikan agar ujung semua siar muai
dibersihkan dari beton. Periksa terjadinya keropos kecil atau
besar
4. Pembukaan Lalu-lintas : Kendalikan jalan tidak dibuka untuk lalu-
lintas sebelum mencapai kekuatan lentur 90 %.
Atau sebelum 14 hari dari saat pengecoran.
Kendalikan agar sebelum dibuka, permukaan dibersihkan dan sealing telah sempurna.
5. Kendalikan permukaan akhir dengan alat straight-edge sesuai toleransi :
dalam arah membujur menyimpang antara 4 - 8 mm diberi tanda dan segera digerinda.
lebih dari 8 mm, harus dibongkar. Penyimpangan dalam segala arah beton
yang akan dilapis aspal harus ≤ 10 mm.
II. ALUR SAMBUNGAN, PENYEGELAN, PENUTUP SAMBUNGAN
1. Alur sambungan : Kendalikan alur yang disegel
mempunyai sisi benar-benar vertical dan sejajar.
Kendalikan agar lebar maksimum celah sambungan kontraksi yang digergaji 20 mm.
Kendalikan agar penggergajian dalam 18 jam.
Alur sambungan ekspansi dan konstruksi > 5 mm, disegel permanen atau sementara.
Kendalikan agar tonjolan kasar digerinda yang membentuk radius atau
Formulir Pemeriksaan Pekerjaan Penyelesaian Perkerasan Jalan Beton.
7A-167
pembulatan sudut tepi selebar ± 6mm.
2. Penyegelan (Penutup Alur) : Kendalikan agar alur dengan kepingan
penyegel sementara. Kendalikan agar penyegelan permanen
dilaksanakan dalam 28 hari. Kendalikan agar alur didempul
sementara sebelum disemprot pasir. Kendalikan agar permukaan alur harus
kering saat penyegelan. Kendalikan agar bahan yang telah
dipanaskan dan tidak terpakai harus dibuang.
Kendalikan agar penuangan sampai 3 – 6 mm dibawah permukaan beton.
3. Penutup Sambungan : Kendalikan agar sambungan ditutup
setelah proses curing dan sebelum lalulintas dibuka.
Kendalikan agar material penutup diaduk selama pemanasan dan tidak boleh tumpah.
Kendalikan agar Pasir tidak boleh digunakan untuk pelindung material penutup.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-168
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN PENYELESAIAN PERKERASAN JALAN BETON (SK 7.16)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Penyelesaian Selama Konstruksi Awal
o Pengendalian terhadap Permukaan alur Tegak Lurus sumbu Jalan
Ya Tidak
2. Perawatan o Pemeriksaan terhadap Bahan Perwatan. Pelaksanaan setelah Penyapuan dan Perapihan Tepi
Ya Tidak
3. Pembongkaran Acuan
o Pengendalian terhadap Pembongkaran dan Ujung semua Siar Bersih dari Beton
Ya Tidak
4. Pembukaan Lalu Lintas
o Pengendalian terhadap Pembukaan Jalan setelah Permukaan dibersihkan dan Sealing Sempurna
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-169
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN WET LEAN CONCRETE (SK 7.17)
1. ACUANa. Spesifikasi Khusus (SK) Seksi 7.17
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Bila Wet lean concrete yang ditentukan untuk leveling course, maka lapisan alas harus
bersih dari kotoran, Lumpur, batu lepas serta diperiksa kepadatan dan kerataan permukaannya oleh Direksi Pekerjaan. SK 7.17.1.(3).
b. Bila wet lean concrete ditentukan untuk pelebaran jalan, maka beton ini harus diberi alas pasir alam setebal 4 cm. SK 7.17.1.(4).
c. Perbandingan jumlah semen dan agregat dalam kondisi kering jenuh harus memenuhi ketentuan kuat pecah beton K 125, Spesifikasi 7.17.(2). Dan perbandingan itu tidak boleh kurang dari 1 : 2 : 4. SK 7.17.(3).
d. Wet lean concrete ditentukan yang untuk leveling course harus dituang dalam cetakan baja atau kayu secara cut off screeding, dengan landai dan elevasi sesuai gambar kerja. SK 7.17.4.(1).
e. Sambungan longitudinal harus berjarak minimal 20 cm dari sambungan longitudinal perkerasan beton yang akan dihampar. Dan sambungan konstrusi melintang dibuat pada akhir setiap pekerjaan pada hari itu. SK 7.17.4.(2).
f. Perawatan beton harus segera setelah finishing, selama 7 hari dengan metode salah satu dari : SK 7.17.5.(2).1. Dilapisi penutup sampai lapisan perkerasan berikutnya dihamparkan dengan
lembaran plastik kedap air dengan overlap sambungan minimal 300 mm.2. Seluruh permukaan disemprot dengan white pigmented curing compound.3. Seluruh permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga
tetap selama perawatan.g. Pengujian kekuatan harus dengan silinder tes tekan beton dengan diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm. 1 silinder mewakili 50m wet lean concrete yang dihampar dan tidak kurang dari 3 silinder harus dibuat setiap hari. SK 7.17.6.(1).
h. Kuat pecah beton rata2 pada umur 7 hari setiap grup spesimen tidak boleh kurang dari 30 kg/cm². SK 7.17.6.(2).
i. Penyimpangan pada permukaan akhir tidak boleh lebih dari 3 cm dari elevasi yang direncanakan dan tidak boleh lebih dari 1 cm pada straight edge 3 m baik sejajar maupun tegak lurus garis sumbu. SK 7.17.6.(4).
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-170
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Teknisi Laboratorium
BAHAN 1. Periksa Semen :
Semen tidak boleh PC jenis IA, IIA, IIIA dan IV.
Bahan aditif yang dapat menghasilkan gelembung udara, tidak diperkenankan.
2. Periksa Air : Air harus bersih, bebas minyak,
garam, asam, basa, organik.3. Gradasi Agregat :
Periksa sifat agregat : bersih, keras, kuat sesuai table 7.1.2.(2). terlampir.
PELAKSANAAN 1. Periksa kemudahan pengerjaan dengan
Slump antara 50 – 100 mm bila dipadatkan dengan penggetar.
Lembar Laporan Pengujian.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Wet Lean Concrete
2. Inspektor KESIAPAN1. Periksa kekokohan, kelurusan acuan.2. Acuan telah dibasahi dengan air atau
4. Surveyor HASIL PELAKSANAAN1. Periksa Persyaratan Permukaan (tes
trueness) dengan alat straight-edge 3m, tidak lebih dari 1 cm baik sejajar maupun tegak lurus sumbu jalan Spesifikasi psl 7.16.6.(4).
2. Periksa penyimpangan pada permukaan akhir apakah tidak lebih dari 3 cm dari elevasi.
3. Periksa perbedaan penyimpangan dari elevasi rencana untuk leveling course, antara 2 titik dalam 20 m, tidak lebih dari 1.5 cm. Spesifikasi 7.17.6.(4).
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN Contoh Lembar Laporan Pengujian.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-172
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
7A-173
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN WET CONCRETE (SK 7.17)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Kesiapan o Pemeriksaan terhadap Kekokohan, Kelurusan Acuan
Ya Tidak
o Acuan telah dibasahi Air atau Minyak Ya Tidak
2. Peralatan o Pemeriksaan terhadap Jumlah, Fungsi Alat Pemadat dan Perlengkapan Perwatan Beton
Ya Tidak
3. Penerimaan Material
o Pemeriksaan terhadap Pencampuran Beton yang dikirim dari Bacthing Plant
Ya Tidak
4. Pelaksanaan o Pengendalian Terhadap Pengecoran, Pemadatan, Penyelesaian Akhir dan Kerataan Permukaan. Spec. 7.17.6.(4)
Ya Tidak
5. Pekerjaan Penyelesaian
o Pemeriksaan terhadap Perawatan Spec. 7.17.5.(2)
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-174
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA ( 8.1 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 8.1
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. UMUM
1. Pekerjaan ini meliputi rekonstruksi, lubang-lubang, kerusakan tepi, keriting sedalam lebih dari 3 cm, retak structural, retak kecil menjalar, jembul, deformasi. spesifikasi 8.1.1.1).
2. Klasifikasi pekerjaan Pengembalian kondisi Perkerasan Lama. spesifikasi 8.1.1.5). : Perbaikan lubang, luas lebih dari 40 x 40 cm². dengan total volume penggalian
kurang dari 10 m³ per kilometer. Pelaburan aspal perkerasan yang tidak kedap atau retak, luas antara 10% dan
30% setiap 100 meter panjang. dengan luas tiap pelaburan tidak melampaui 40 m².
Perataan setempat perkerasan yang ambles, dengan bahan tidak lebih dari 10 m³ per km panjang.
3. Penyedia Jasa harus menyerahkan kemajuan pekerjaan berupa kuantitas bahan per km, secara mingguan ke Direksi Pekerjaan. spesifikasi 8.1.1.7).
b. PELAKSANAAN1. Penambalan Perkerasan pada Perkerasan Berpenutup aspal. spesifikasi 8.1.3.1).
Penyedia Jasa harus menandai dengan cat pada lokasi yang ditentukan Direksi Pekerjaan.
Penggalian lokasi yang rusak harus berbentuk segi empat. Tepi galian harus vertical atau terjal keluar. Dasar galian harus dipadatkan.
2. Perbaikan lubang pada Perkerasan Berpenutup aspal. spesifikasi 8.1.3.2). Penyedia Jasa harus memberi tanda segi empat. Penggalian harus sampai bahan yang utuh. Permukaan yang disiapkan harus bersih dan bebas genangan air. Penghamparan dan pemadatan secara manual dapat digunakan pada lapisan
yang lebih bawah, dimana lubang terlalu sempit untuk alat pemadat mekanis. Lapisan teratas harus dipadatkan secara mekanis.
3. Penutupan Retak pada Perkerasan Berpenutup aspal. spesifikasi 8.1.3.3) Perkerasan yang retak, yang terletak terpisah harus diperbaiki dengan Laburan
Aspal. Retak lebar yang terpisah, yang tidak dapat ditutup dengan baik oleh Buras,
maka Retak harus digaru untuk mengeluarkan kotoran didalamnya, Aspal / aspal emulsi dari kaleng bercorong dituang sampai penuh dalam
retakan, Pasir harus digunakan sebagai bahan penutup terhadap kelebihan aspal.
4. Perataan Setempat pada Perkerasan Berpenutup aspal. spesifikasi 8.1.3.4). Penyedia Jasa harus menandai dengan cat pada lokasi yang ditentukan Direksi
Pekerjaan Bahan perata harus dihampar dan dipadatkan dengan peralatan mekanis yang
disetujui. Elevasi yang telah selesai dikerjakan harus sama dengan elevasi perkerasan
lama.
5. Perbaikan Tepi Perkerasan Berpenutup aspal. spesifikasi 8.1.3.8).
7A-175
Diperlukan pada semua lokasi yang akan dilapis kembali. Tepi luar yang terekspos harus dipotong sampai bahan yang utuh, hingga
membentuk muka bidang vertical yang bersih. Lebar pekerjaan Perbaikan Tepi harus sesuai gambar, dan harus ditambah dengan
lebar tambahan yang memungkinkan tepi setiap lapisan dihampar bertangga terhadap lapisan dibawahnya atau terhadap perkerasan lama.
Tanah dasar harus disiapkan, dipadatkan dan diuji. Pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat. spesifikasi 8.1.3.8).d).
Frekwensi pengujian harus 5 indeks plastisitas, 5 uji gradasi, 1 uji kepadatan kering maksimum setiap 500 m3.
Frekensi pengujian kepadatan dan kadar air harus setiap 50 m panjang tiap sisi.
Pelaksanaan Asphalt Treated Base. spesifikasi 8.1.3.8).e). Lapis resap pengikat harus disemprotkan pada LPA dan muka vertical yang
terekspos. Pemadatan manual dengan penumbuk tangan hanya boleh untuk tempat
yang kurang dari 10 m panjang. Satu pengujian core harus dilakukan setiap 100 m pada setiap sisi jalan.
6. Lapis Perekat. spesifikasi 8.1.3.9). Permukaan harus benar-benar bersih, Labur lapis perekat sampai merata, Biarkan sampai cukup kering sebelum Campuran Aspal dihampar.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN1. Penambalan pada Perkerasan Berpenutup
aspal. a. Kendalikan pemberian tanda pada
lokasi.b. Kendalikan agar penggalian bersegi-
empat.c. Kendalikan pemotongan tepi galian.d. Kendalikan pemadatan dasar galian.
2. Perbaikan lubang pada Perkerasan berpenutup. a. Kendalikan pemberian tanda segi
empat.b. Kendalikan agar penggalian sampai
bahan yang utuh.c. Kendalikan agar permukaan bersih.d. Kendalikan penghamparan dan
pemadatan secara manual.e. Kendalikan agar lapisan teratas
dipadatkan secara mekanis.
3. Penutupan retak pada perkerasan berpenutup.a. Kendalikan agar perkerasan yang retak,
diperbaiki dengan Laburan Aspal.b. Kendalikan agar retak lebar,
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-176
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
digaru untuk mengeluarkan kotoran, Aspal/ emulsi dituang sampai penuh, Ditutup dengan pasir.
4. Perataan Setempat pada Perkerasan Berpenutup.a. Kendalikan penberian tanda pada
lokasi.b. Kendalikan agar bahan perata dihampar
dan dipadatkan dengan peralatan mekanis.
c. Kendalikan elevasi yang selesai dikerjakan harus sama dengan elevasi perkerasan lama.
5. Perbaikan Tepi Perkerasan Berpenutup aspal.a. Kendalikan agar yang terekspos
dipotong sampai bahan stabil, vertical, dan bersih.
b. Kendalikan pelaksanaan lebar tambahan.
c. Kendalikan penyiapan tanah dasar.
6. Lapis Perekat. a. Permukaan harus benar-benar bersih,b. Labur lapis perekat sampai merata,c. Biarkan sampai cukup kering sebelum
Campuran Aspal dihampar.
2. Teknisi Laboratorium
Pekerjaan Perbaikan Tepi Berpenutup Aspal.1. Pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat.
a. Kendalikan agar pengujian indeks plastisitas, gradasi, kepadatan kering maks. per 500 m3
b. Kendalikan agar pengujian kepadatan dan kadar air setiap 50 m.
2. Pelaksanaan Asphalt Treated Base. a. Kendalikan agar lapis resap pengikat
juga disemprotkan pada muka yang terekspos.
b. Kendalikan agar pemadatan manual hanya untuk yang kurang dari 10 m panjang.
c. Kendalikan agar pengujian core dilakukan setiap 100 m.
Lembar Pengujian.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN Lembar Pengujian
7A-177
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-178
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA (8.1)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Penambalan pada Perkerasan Aspal
o Pengendalian terhadap Tanda pada Lokasi Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pemotongan dan Pemadatan pada Tepi dan Dasar Galian
Ya Tidak
2. Perbaikan Lubang pada Perkerasan Penutup
o Pengendalian terhadap Permukaan dan Tanda Segi Empat
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Penghamparan dan Pemadatan Manual
Ya Tidak
3. Penutupan Retak pada Perkerasan Berpenutup
o Pengendalian terhadap Perbaikan Perkerasan yang retak
Ya Tidak
4. Perataan Setempat pada Perkerasan Berpenutup
o Pengendalian terhadap Tanda pada Lokasi Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Penghamparan dan Pemadatan dengan peralatan Mekanis
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Elevasi Ya Tidak
5. Perbaikan Tepi Perkerasan Berpenutup Aspal
o Pengendalian Terhadap Bahan yang Terekspos Ya Tidak
o Pengendalian Terhadap Pelaksanaan Lebar Tambahan Penyiapan Tanah Dsr
Ya Tidak
6. Lapis Perekat o Pemeriksaan Terhadap Permukaan Ya Tidak
o Pengendalian Terhadap Proses Peluburan lapis Perekat
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-179
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAANPENGEMBALIAN KONDISI BAHU JALAN LAMA PADA
PERKERASAN BERPENUTUP ASPAL ( 8.2 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 8.2
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Umum. spesifikasi 8.2.1.
1. Pekerjaan ini terdiri dari rekonstruksi, pengkrikilan atau perbaikan bentuk pada ruas terpisah dari bahu jalan lama yang panjangnya tidak lebih dari 50 m/km.
2. Setelah Survey Lapangan, Direksi Pekerjaan memberikan detail actual mengenai cara, luas pekerjaan dan waktu pekerjaan pengembalian kondisi.
3. Gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Bahu Jalan (4.2).
b. Klasifikasi pekerjaan Pengembalian kondisi Bahu Jalan. spesifikasi 8.2.1.3). :1. Bahu jalan yang tidak mampu mendukung beban roda normal harus direkonstruksi.2. Pengkrikilan harus dilaksanakan pada bahu jalan yang lebih rendah 5 cm dari
perkerasan berpenutup aspal yang bersebelahan atau bahu jalan tersebut mempunyai banyak lubang besar.
3. Lubang yang lebih besar dari 40 cm x 40 cm harus ditambal.4. Elevasi bahu jalan yang lebih tinggi dari perkerasan atau merintangi drainase air
yang bebas diatas perkerasan harus dibentuk kembali.
c. Lubang-lubang yang terlalu kecil untuk dipadatkan dengan alat mekanis harus dipadatkan secara manual. spesifikasi 8.2.2.2).
d. Ketentuan pembentukan kembali. spesifikasi 8.2.2.3). :1. Elevasi bahu jalan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah 1 cm dari elevasi jalur
lalu-lintas yang bersebelahan.2. Bahu jalan tidak boleh merintangi drainase air yang berasal dari jalur lalulintas.3. Kelandaian lereng melintang bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 2% dari
kelandaian rancangan.4. Bahu jalan yang tidak memerlukan rekonstruksi harus dipangkas dan dipadatkan
kembali setelah pengembalian bentuk.
e. Semua bahan galian harus dibuang dengan rapi sampai disetujui Direksi Pekerjaan, dilokasi yang tidak boleh menghalangijarak pandang, mengganggu tiap drainase, menyebabkan timbulnya endapan pada drainase, spesifikasi 8.2.2.4).
f. Penebangan pohon. spesifikasi 8.2.2.5). :1 Penyedia Jasa harus minimbun kembali lubang yang disebabkan pembongkaran
batang dan akar pohon, yang telah diperhitungkan dalam harga satuan penebangan pohon.
2 Semua pohon, batang, akar dan sampah lainnya akibat operasi ini, harus dibuang diluar Daerah Milik Jalan.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-180
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN :1. Bawa detail actual mengenai cara, luas
pekerjaan dan waktu yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
2. Gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Bahu Jalan.
3. Kendalikan pelaksanaan pemaadatan secara manual untuk lubang-lubang yang terlalu kecil.
4. Kendalikan elevasi, drainase air yang berasal dari jalur lalulintas dan kelandaian saat pelaksanaan.
5. Kendalikan pelaksanaan pembuangan semua bahan galian.
6. Kendalikan pelaksanaan Penebangan pohon. :a. Penimbunan kembali lubang yang
disebabkan pembongkaran batang dan akar pohon.
b. Pembuangan semua pohon, batang, akar dan sampah lainnya akibat operasi ini.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Pengembalian Kondisi Bahu Jalan Lama pada Perkerasan Berpenutup Aspal.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
7A-181
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-182
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI BAHU JALAN LAMA PADA
PERKERASAN BERPENUTUP ASPAL (8.2)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pemeriksaan Detail Actual mengenai cara, Luas Pekerjaan dan waktu yang telah disetujui oleh Direksi
Ya Tidak
o Penggunaan Instruksi Kerja Pengawasan Bahu Jalan
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Pemadatan secara Manual Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Elevasi, Drainase Jalur Lalu Lintas Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Pembuangan Bahan Galian Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Penebangan Pohon Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-183
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGEMBALIAN KONDISI
SELOKAN, SALURAN AIR, GALIAN, TIMBUNAN DAN PENGHIJAUAN ( 8.3 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 8.3
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Lereng Galian atau Timbunan yang Tidak Stabil. spesifikasi 8.3.3.1).
1 Permukaan lereng timbunan yang terekspos dan masih utuh harus dibuat bertangga.2 Kaki lereng timbunan harus stabil dan mempunyai drainase yang baik.3 Lereng timbunan atau galian harus dilindungi dengan tanaman.4 Bila timbunan tidak begitu stabil atau erosi cukup besar, maka perlindungan harus
dengan pasangan batu.
b. Stabilitas dengan Tanaman.1 Persiapan. spesifikasi 8.3.3.2).a).
Ratakan dan gemburkan tanah pada Permukaan lereng. Lapisi dengan humus setebal 15 cm. Taburkan pupuk sebanyak 4 kg / 100 m2 secara merata dengan garu, bajak. Pemupukan tidak boleh dilakukan lebih dari 48 jam sebelum penanaman rumput. Gebalan rumput harus ditanam bersama akarnya saat masih lembab. Gebalan rumput harus ditumpuk ditempat dengan kadar air tinggi, dilindungi
dari sinar matahari dan angin, disiram tiap 4 jam. Gebalan rumput harus segera ditanam dalam waktu 2 hari.
2 Pelaksanaan. spesifikasi 8.3.3.2).b). Penanaman gebalan rumput tidak boleh selama hujan lebat, cuaca panas, angin
kering yang panas dan dilaksanakan sepanjang garis contour. Bambu harus ditanam pada lereng yang memerlukan stabilitas dalam interval 1
m.
3 Penyiraman. spesifikasi 8.3.3.2).c). Paling sedikit 1 bulan setelah ditanam, rumput harus disiram air. Penyiraman harus tidak membuat permukaan mengalami erosi, hanyut.
4 Perlindungan. spesifikasi 8.3.3.2).d). Harus disediakan barikade, pagar, rambu peringatan atau petunjuk.
5 Pemeliharaan. spesifikasi 8.3.3.2).e). Pemeliharaan gebalan rumput atau bambu harus sampai Serah Terima Akhir. Pemeliharaan meliputi pemangkasan, perbaikan lereng yang tererosi, perbaikan
gebalan rumput atau bambu yang kurang baik pertumbuhannya.
c. Penghijauan ( Penanaman Kembali ). 1 Lokasi penanaman kembali diratakan, digaru dan dibersihkan dari batu diameter
lebih dari 5 cm, kayu, tonggak, puing. spesifikasi 8.3.3.3).a).
2 Lapisan humus (top soil). spesifikasi 8.3.3.3).b). Lapisan humus harus dihampar merata sesuai gambar atau minimal 8 cm. Tidak boleh dihampar, bila tanah lapang atau lapisan humus terlalu basah.
3 Penggunaan pupuk dan batu kapur. spesifikasi 8.3.3.3).c). Pupuk harus ditabur merata kurang dari 5 kg/m2, dan batu kapur 20 kg/m2. Bahan tsb harus tercampur tanah sedalam 5 cm, dengan memakai garu, bajak.
4 Tanaman. spesifikasi 8.3.3.3).d). Pada musim kering, angin kencang, dll penanaman harus dihentikan.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-184
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
Semak / perdu harus ditanam pada lubang 60 cm x 60 cm x 60 cm dengan jarak sesuai gambar.
Elevasi akhir tanah penimbunan kembali, harus 5 cm diatas permukaan sekitarnya
Pohon harus ditanam pada lubang 2 m x 2 m sedalam 1 m, dengan diameter pohon antara 8 cm – 20 cm.
5 Rabuk harus diberikan dalam 24 jam sejak penanaman selesai dikerjakan, bila kondisi tanah dan cuaca mengijinkan. spesifikasi 8.3.3.3).e).
6 Lokasi yang ditanami harus dilindungi dari gangguan lalu-lintas, angin kencang dengan pagar, barikade, rambu peringatan. spesifikasi 8.3.3.3).f).
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN1. Lereng Galian atau Timbunan yang Tidak
Stabil. a. Kendalikan agar permukaan yang
terekspos dibuat bertangga.b. Kendalikan agar kaki lereng timbunan
stabil.c. Kendalikan agar Lereng dilindungi
tanaman.
2. Stabilitas dengan Tanaman.a. Kendalikan proses Persiapan.
Perataan dan penggemburan tanah. Pelapisan humus setebal 15 cm. Penaburan pupuk sebanyak 4
kg/100 m2. Pemupukan tidak lebih dari 48 jam. Rumput diitanam saat masih
lembab. Perlindungan tumpukan rumput. Rumput segera ditanam dalam 2
hari.
b. Kendalikan Pelaksanaan. Penanaman tidak selama hujan
lebat, cuaca panas, angin kering. penanaman disepanjang garis
contour.
c. Kendalikan Penyiraman. Paling sedikit 1 bulan setelah
e. Kendalikan pemeliharaan agar sampai Serah Terima Akhir.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Pengembalian Kondisi Selokan, Saluran air, Galian, Timbunan dan Penghijauan.
3. Penghijauan ( Penanaman Kembali ).
7A-185
a. Kendalikan agar lokasi diratakan, digaru dan dibersihkan.
b. Kendalikan agar lapisan humus. Dihampar merata sesuai gambar. Tidak dihampar pada tanah lapang
atau lapisan humus terlalu basah.
c. Kendalikan penggunaan pupuk dan batu kapur, agar tercampur tanah memakai garu.
d. Kendalikan penanaman. Tidak pada musim kering, angin
kencang. Ditanam dengan jarak sesuai
gambar. Agar elevasi akhir tanah
penimbunan kembali, 5cm diatas permukaan sekitar.
e. Kendalikan agar rabuk diberikan dalam 24 jam sejak penanaman selesai, bila kondisi tanah dan cuaca mengijinkan.
f. Kendalikan agar lokasi dilindungi dari gangguan lalu-lintas, angin kencang dengan pagar, barikade, rambu peringatan.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN _
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-186
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PENGEMBALIAN KONDISI
SELOKAN, SALURAN AIR, GALIAN, TIMBUNAN DAN PENGHIJAUAN (8.3)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
PELAKSANAAN
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Lereng Galian / Timbunan yang tidak Stabil
o Pengendalian terhadap Permukaan yang terekspos
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Kaki Lereng Timbunan
Ya Tidak
2. Stabilitas dengan Tanaman
o Pengendalian terhadap Proses Persiapan Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan dan Penyiraman
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Perlindungan dan Pemeliharaan
Ya Tidak
3. Penghijauan (Penanaman Kembali)
o Pengendalian terhadap Kondisi Lokasi Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Penggunaan Pupuk dan Batu Kapur
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Penanaman
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pemberian Rabuk, setelah kondisi mengijinkan
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-187
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN MARKA JALAN ( 8.4 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 8.4
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. UMUM.
1. Pengajuan Kesiapan Kerja. spesifikasi 8.4.1.5). 1 liter contoh cat dan data pendukung harus diserahkan Direksi Pekerjaan. Data pendukung : komposisi, jenis penerapan, bahan pengencer, waktu
pengeringan, pelapisan yang disarankan, ketahanan thd panas, detail cat dasar, umur kemasan
2. Jadwal pekerjaan. spesifikasi 8.4.1.6). Marka jalan harus dilakukan dalam 6 bulan pertama periode pelaksanaan, atau Setelah operasi pekerjaan pengembalian kondisi selesai.
b. PELAKSANAAN.1. Penyiapan Permukaan Perkerasan. spesifikasi 8.4.3.4).a).
Permukaan perkerasan harus bersih, kering, bebas gemuk dan debu. Marka lama yang menghalang kelengketan harus dihilangkan dengan grit blasting
(pengausan dengan bahan berbutir halus).
2. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan. spesifikasi 8.4.3.4).b). Pengecatan tidak boleh dilakukan kurang dari 3 bulan pada permukaan yang
baru. Pengecatan marka jalan sementara harus dilakukan segera setelah pelapisan. Penyedia Jasa harus mengatur dan menandai semua marka jalan dengan dimensi
dan penempatan yang presisi. Tebal basah minimum 0.38 mm untuk cat bukan termoplastik, dan 1.5 mm untuk
cat termoplastik belum termasuk glas bead. Glas bead harus ditabur secara mekanis dengan garis tepi yang bersih (tidak
bergerigi) dengan kadar 450 gr/m2 untuk semua jenis cat. Marka jalan harus dilindungi dari lalu-lintas sampai dapat dilalui tanpa adanya
bintik- bintik atau bekas jejak roda. Marka jalan harus menampilkan hasil yang merata baik siang maupun malam.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-188
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN.1. Kendalikan Penyiapan Permukaan
Perkerasan.a. Agar permukaan bersih, kering.b. Marka lama yang menghalang
kelengketan harus dihilangkan.
2. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan.a. Kendalikan pengaturan dan penandaan
markab. Periksa tebal basah cat.c. Kendalikan agar glas bead ditabur
dengan garis tepi yang tidak bergerigi.d. Kendalikan agar marka jalan dilindungi
dari lalu-lintas.e. Periksa hasil penampilan yang merata
baik siang maupun malam.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Marka Jalan.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
7A-189
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-190
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN MARKA JALAN (8.4)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
PELAKSANAAN
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Penyiapan Permukaan Perkerasan
o Pengendalian terhadap Kondisi Permukaan pada Marka
Ya Tidak
2. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan
o Pengendalian terhadap Pengaturan dan Penandaan Marka Ya Tidak
1. Blok beton. spesifikasi 8.4.2.13). Blok beton pracetak untuk trotoar dan median harus setebal 60 mm. Blok beton minimum harus dari beton K-175.
2. Landasan Pasir. spesifikasi 8.4.2.14).Bahan berbutir yang digunakan sebagai landasan dapat berupa kerikil berpasir atau batu pecah yang bergradasi menerus, bukan bergradasi seragam. dengan ketentuan : Ukuran butir maksimum 20 mm. Lolos ayakan no 200 maksimum 15%. Indeks Plastisitas maksimum 6. Batas Cair maksimum 25.
b. PELAKSANAAN.1. Trotoar dan Median Lama. spesifikasi 8.4.3.7).b).
Blok beton harus dipilih dari jenis dan warna yang mendekati blok beton lama. Pondasi harus dibasahi sampai merata segera sebelum penempatan landasan
pasir. Ketebalan lapisan landasan pasir harus dihampar sesuai gambar.
2. Perkerasan Blok Beton. spesifikasi 8.4.3.7).c). Pemasangan harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya. Percobaan pemadatan harus dilakukan dengan berbagai ketebalan gembur pasir,
untuk mencapai tebal padat 50 mm. Pemadatan harus dengan mesin penggetar berbentuk pelat. Perkerasan blok beton tidak boleh diisi dengan adukan semen.
3. Penyelesaian Akhir. spesifikasi 8.4.3.7).d). Permukaan akhir harus rata dengan toleransi 6 mm, diukur dengan mistar 3 m. Semua sambungan harus rapi dan padat, tanpa adanya adukan yang menodai. Permukaan harus mempunyai lereng melintang minimum 4%.
4. Pemotongan Blok Beton. spesifikasi 8.4.3.7).g). Pemotongan harus dengan mesin potong (cutter machine) untuk menyesuaikan
dengan tiang, pohon, kerb, dll.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-192
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN.1. Trotoar dan median Lama.
a. Kendalikan agar blok beton dipilih dari jenis dan warna yang mendekati blok beton lama.
b. Kendalikan agar pondasi dibasahi merata.
c. Kendalikan agar pasir dihampar dengan tebal sesuai gambar.
2. Kendalikan Perkerasan Blok Beton.a. Kendalikan agar pemasangan sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
b. Kendalikan agar pemadatan dengan mesin penggetar berbentuk pelat.
c. Kendalikan agar perkerasan blok beton tidak diisi adukan semen.
3. Kendalikan Penyelesaian Akhir. a. Kendalikan agar permukaan sesuai
toleransi.b. Kendalikan agar sambungan rapi dan
padat, tanpa adanya adukan yang menodai.
c. Kendalikan agar permukaan mempunyai lereng melintang minimum 4%.
4. Kendalikan agar pemotongan blok beton dengan mesin potong.
1. Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar terinci perancah, detil jadwal pekerjaan dan pengendalian lalu-lintas untuk disetujui dari Direksi Pekerjaan.
b. Penutupan untuk Retak Permukaan. Spesifikasi 8.5.3.2).1. Untuk melindungi baja tulangan dari serangan karat.2. Penutupan retak susut individu yang dalam dengan penuangan semen.
c. Penyuntikan “Epoxy Resin” Grout. Spesifikasi 8.5.3.3).1. Pembersihan pada Permukaan lama,
Kotoran dibersihan dengan mesin asah atau sikat kawat dan kompresor angin. Tempat yang terkena oli atau gemuk harus dibersihkan dengan pelarut.
2. Lokasi katup penyuntikan, harus diletakkan disekitar pusat retak.3. Penutupan retak.
Campuran penutup harus digunakan untuk retak yang panjangnya lebih dari 5 cm dan lebar lebih 3 mm.
Penyuntikan tidak boleh dilanjutkan sampai penutup retak benar-benar mengeras (1-2 hari).
4. Pencampuran bahan grout, harus teliti sesuai spesifikasi dari pabrik pembuatnya.5. Pembersihan akhir.
Dilakukan setelah penyuntikan berumur 6 - 7 hari. Untuk mngeluarkan katup penyuntik dan campuran penutup retak yang
mengeras harus menggunakan pahat dan mesin gurinda.
d. Pelapisan Kembali Permukaan Agregat yang terekspos dan Beton yang Terkelupas. Spesifikasi 8.5.3.4).1. Permukaan beton yang terkelupas dikupas sampai bahan yang utuh (bila perlu). 2. Dikasarkan permukaannya.3. Dibersihkan dengan kompresor udara atau penyeprotan air.4. Baja tulangan yang terekspos juga harus dibersihkan.5. Perbaikan dilakukan dengan campuran semen dan pasir halus dengan proporsi atau
mutu yang sesuai dengan beton lama.
e. Perbaikan untuk Beton yang Rusak. Spesifikasi 8.5.3.5).1. Pembongkaran dan Pembuangan Beton Lama.
Tatacara pembongkaran harus diusulkan Kontraktor, termasuk perlengkapan pengamanan, susunan perancah, metode pembuangan.
Bila baja tulangan yang terekspos akan dibiarkan tertinggal, maka amankan terhadap kerusakan, pembengkokan.
2. Pekerjaan Persiapan. Acuan dan perancah harus mempunyai struktur yang kaku, dipasang memehuhi
garis dan elevasi yang tepat. Permukaan cetakan harus bersih dari kotoran, potognan kawat, dan dilindungi
dengan minyak yang disetujui. Permukaan beton lama yang akan disambung harus dibuat kasar, dibersihkan,
dirapihkan dan disemprot air. Permukaan sambungan harus diberi lapisan adukan semen. Baja tulangan lama yang akan dipakai kembali harus dibersihkan dari beton
lama, serpihan karat, minyak dll.3. Pengecoran Beton Baru.
7A-195
Beton pengganti minimum K-250. Pengecoran beton baru harus dilaksanakan siang hari.
f. Penggantian sealent Sambungan Ekspansi. Spesifikasi 8.5.3.6).1. Pekerjaan Persiapan.
Sealent sambungan yang rusak harus digaru dan dibersihkan dengan kompresor udara.
Permukaan beton yang membentuk sambungan dibongkar sekecil mungkin, dan bahan filler yang terbentuk sebelumnya dibawah sealent tetap utuh.
2. Pengisian Sambungan harus memakai pistol pengisi atau kaleng penuang dan mengikuti rekomendasi pabrik pembuatnya.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspector 1. Kendalikan pemasangan perancah sesuai gambar.
2. Kendalikan pelaksanaan lalu-lintas sesuai dengan yang telah disetujui.
3. Kendalikan pelaksanaan penyuntikan “Epoxy Resin” Grout.a. Pembersihan,b. Pencampuran bahan grout sesuai dari
pabrikc. Pembersihan akhir.
4. Kendalikan Pelapisan Kembali Permukaan Agregat yang terekspos dan Beton yang Terkelupas.a. Pengupasan sampai bahan yang utuh.b. Dikasarkan permukaannya.c. Pembersihan dengan kompresor udara.
5. Kendalikan Perbaikan untuk Beton yang Rusak.a. Pembongkaran, Pembuangan Beton
Lama.b. Acuan dan perancah sesuai garis
elevasi.c. Pembersihan permukaan cetakan.d. Permukaan beton lama dibuat kasar,
disemprot air dan dilapisi adukan semen.
e. Baja tulangan lama dibersihkan.f. Pengecoran beton baru agar siang hari.
6. Kendalikan Penggantian sealent Sambungan.a. Sealent yang rusak agar digaru,b. Dibersihkan dengan kompresor udara.c. Permukaan beton dibongkar sekecil
mungkind. Bahan filler yang terbentuk sebelumnya
Formulir Pemeriksaan Pekerjaan Pengembalian Kondisi Komponen Beton.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-196
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
dibawah sealent tetap utuh.e. Pengisian agar memakai pistol pengisi
atau kaleng penuang sesuai rekomendasi pabrik.
4. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
7A-197
5. LAMPIRAN DAFTAR SIMAK
PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN KOMPONEN BETON (8.5)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
PELAKSANAAN
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pengendalian terhadap Pemasangan Perancah dan Pelaksanaan Lalu Lintas
Ya Tidak
Pengendalian terhadap Proses Pelaksanaan Epoxy Resin Grout.
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelapisan Kembali Permukaan Agregat yang terekspos dan Beton yang terkelupas
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Perbaikan untuk Beton yang Rusak
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Penggantian Sealent Sambungan
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-198
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN
KOMPONEN KAYU ( 8.5 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 8.5
2. DEFINISIa -
3. KETENTUAN UMUMa. Pemindahan, Pembongkaran dan Pembuangan Kayu Lama. Spesifikasi 8.5.4.3).
1. Penyedia Jasa harus mengusulkan tata cara pembongkaran (termasuk perlengkapan pengamanan dan susunan perancah sementara) dan pembuangan.
2. Bahan hasil bongkaran yang masih dalam kondisi dapat dipakai, dapat digunakan untuk lokasi yang bukan structural.
b. Bahan untuk Pekerjaan Penggantian Jembatan. Spesifikasi 8.5.4.4).1. Papan, balok struktural hasil gergajian mesin tidak diperkenankan digunakan untuk
lokasi terekspos tanpa pengawetan terlebih dahulu.2. Perangkat keras harus terbuat dari besi tempa atau baja sedang.3. Kepala baut dan mur harus persegi empat.4. Seluruh bahan peragkat keras harus digalvanisir atau dilapisi cadium.5. Pengecatan untuk Permukaan kayu yang sudah dicat harus berbahan dasar timah
dan seng.6. Bila pengecatan dilakukan pada kayu yang belum dicat, terpentin dan minyak biji
rami harus ditambahkan dalam bahan cat, maksimal 1/8 liter per liter cat.
c. Penyimpanan Bahan. Spesifikasi 8.5.4.5).b. Bahan kayu yang belum diawetkan harus ditumpuk minimal 30 cm diatas tanah.c. Bahan kayu harus ditumpuk hingga memungkinkan sirkulasi udara yang bebas
antara bagian atas dan bawah.
d. Mutu Penanganan. Spesifikasi 8.5.4.6).a).1. Semua sambungan harus rapat, tidak boleh longgar.2. Paku harus dipancang hingga kepala paku rata dengan Permukaan kayu.3. Lubang untuk baut baji atau pasak bulat harus dibor dengan mata bor dengan
diameter 2 mm lebih kecil dari baji baut atau pasak.4. Lubang untuk mamasang baut mesin harus dibor dengan mata bor berdiameter
sama dengan baut yang digunakan.5. Lubang untuk perangkat keras yang digalvanisir harus dibor dengan diameter 1.5
mm lebih besar dari ukuran baut.6. Ring harus dipasang dibawah kepala baut dan mur.7. Baut yang menonjol lebih dari2.3 cm harus dipotong.
e. Penanganan Kayu yang diawetkan. Spesifikasi 8.5.4.6).b).1. Pemindahan kayu tidak boleh dengan tali baja dan kaitan.2. Sebelum pemotongan kayu, pembentukan dan pengeboran harus diselesaikan
terlebih dahulu.3. Seluruh bagian potongan harus dilapisi 2 kali minyak 60% creosote dan 40% ter.4. Seluruh lubang baut harus dilaburi minyak creosote.5. Semua lekukan kayu harus dilaburi creosote panas, dan bila lekukan berlubang
besar harus ditutup ter.6. Lubang bekas paku harus diisi dengan paku yang digalvanisir.
f. Penanganan Kayu yang tidak diawetkan. Spesifikasi 8.5.4.6).c).1. Permukaan ujung, atas, semua yang bersentuhan dengan ambang, tumpuan, balok
induk dan balok anak harus dilabur 2 kali minyak creosote.2. Baut yang dipasang pada kayu yang tidak bergetah harus baut bergalvanis.
g. Pengecatan. Spesifikasi 8.5.4.7)1. Sandaran dan tiang sandaran dari kayu yang tidak diawetkan harus dicat 3 kali.
7A-199
2. Bagian logam kecuali perangkat keras dan komponen tergalvanisir harus dicat sekali dibengkel.
3. Pengecatan harus sesuai dengan prosedur pabrik pembuatnya.
h. Detail Pelaksanaan Balok Anak. Spesifikasi 8.5.4.8).a).1. Mata kayu yang dekat dengan bagian tepi harus menghadap keatas.2. Balok anak yang menumpu diatas balok induk harus berjarak 12 mm.3. Penempatan sambungan harus berselang seling diatas balok induk.
i. Detail Pelaksanaan Papan Lantai. Spesifikasi 8.5.4.8).b).1. Ketebalan 2 papan yang berdampingan tidak boleh melampaui 2 mm.2. Mata kayu harus menghadap kebawah.3. Celah sambungan memanjang harus 6 mm, untuk kayu yang mudah terpengaruh
cuaca. dan celah sambungan harus rapat, untuk kayu yang tahan cuaca.4. Pada ujung setiap jembatan, ujung papan harus ditumpulkan.
j. Detail Pelaksanaan Papan Penjepit. Spesifikasi 8.5.4.8).c).1. Setiap papan penjepit dipaku keujung lembar papan dibawahnya dengan interval 0.5
m. dengan pemancangan paku dekat tepi atas dan bawah.2. Paku harus dapat menembus 2 lembar papan.
k. Detail Pelaksanaan Papan Roda dan Sandaran. Spesifikasi 8.5.4.8).d).1. Papan roda harus dipasang tidak kurang dari 3.7 m panjangnya.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor 1. Kendalikan pemindahan, pembongkaran, Pem-buangan Kayu sesuai metode yang disetujui.
2. Periksa bahan. a. Papan, balok struktural harus diproses
pengawetan terlebih dahulu.b. Perangkat keras harus besi tempa.c. Kepala baut, mur harus persegi empat.d. Bahan peragkat keras harus
digalvanisir.
3. Kendalikan Penyimpanan Bahan. a. Bahan kayu ditumpuk 30 cm diatas
tanahb. Tumpukan harus bersirkulasi udara
bebas.
4. Kendalikan Mutu Penanganan.a. Semua sambungan harus rapat.b. Kepala paku harus rata permukaan
kayu.c. Pelaksanaan pembuatan lubang baut.d. Pemasangan ring.e. Baut yang menonjol yang harus
dipotong.
5. Kendalikan Penanganan Kayu yang diawetkan.a. Agar pemindahan tidak dengan tali
Formulir Pemeriksaan Pekerjaan Pengembalian Kondisi Komponen Kayu.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-200
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
baja.b. Agar bagian potongan dilapisi 2 kali
minyak creosote dan ter.c. Agar lubang baut dilaburi minyak
creosote.d. Agar lekukan kayu dilaburi creosote
panas.e. Agar lubang bekas paku diisi dengan
paku yang digalvanisir.
6. Kendalikan penanganan Kayu yang tidak diawetkan.a. Permukaan dilabur 2 kali minyak
creosote.b. Baut yang dipasang pada kayu yang
tidak bergetah harus baut bergalvanis.
7. Kendalikan proses Pengecatan. a. Sandaran dan tiang sandaran dari kayu
yang tidak diawetkan agar dicat 3 kali.b. Bagian logam agar dicat sekali
dibengkel.c. Pengecatan sesuai prosedur pabrik.
8. Kendalikan Detail Pelaksanaan Balok Anak. Mata kayu agar menghadap keatas. Jarak balok anak diatas balok induk. Agar sambungan berselang seling.
9. Kendalikan Detail Pelaksanaan Papan Lantai. Agara sesuai toleransi. Mata kayu harus menghadap kebawah. Jarak celah sambungan memanjang. Diujung jembatan, papan agar
ditumpulkan.
10. Kendalikan Detail Pelaksanaan Papan Penjepit. Agar dipaku keujung lembar papan
dibawahnya dengan interval 0.5 m. Paku agar dapat menembus 2 lembar
papan.
11. Papan roda agar dipasang lebih dari 3.7m.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
7A-201
DAFTAR SIMAKPEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN KOMPONEN KAYU (8.5)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
PELAKSANAAN
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pengendalian terhadap Pemindahan, Pembongkaran dan Pembuangan sesuai dengan Metode
Ya Tidak
2. Pemeriksaan Bahan
Pemeriksaan terhadap Bahan Material harus melalui Proses Pengawetan
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Bahan Perangkat Keras harus dari Besi Tempa dan digalvanisir
Ya Tidak
3. Penyimpanan Bahan
o Pengendalian terhadap Penyimpanan / Penumpukan Bahan
Ya Tidak
4. Mutu Penanganan o Pengendalian terhadap Sambungan, Pembuatan Lubang Baut, dan Pemasangan Ring
Ya Tidak
5. Penanganan kayu yang Diawetkan
o Proses Pemindahan Kayu tidak dengan Tali Baja
Ya Tidak
o Bagian Pemotongan Lubang Baut dan Lekukan Kayu ditaburi dengan Minyak Creosote
Ya Tidak
6. Detail Pelaksanaan o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Balok Anak, Papan Lantai dan Papan Jepit
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-202
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN
KOMPONEN BAJA ( 8.5 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 8.5
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Pembersihan dengan Pelarut. Spesifikasi 8.5.5.4).a).
1. Tanah, percikan semen, garam (selain minyak dan gemuk) harus dibersihkan dengan larutan alkaline, disikat dengan sikat fiber atau sikat kawat dan dibilas air.
2. Minyak dan gemuk dibersihkan dengan bahan pelarut.
b. Pembersihan dengan Perkakas Tangan, untuk bintik-bintik karat yang dalam dan korosi Permukaan yang ringan. Spesifikasi 8.5.4.4).b).1. Perkakas Tangan Biasa, untuk karat lepas, cat yang terkelupas dibuang dengan sikat
kawat, mengampelas, memukul dengan perkakas ketok tangan.2. Perkakas tangan yang dibantu Mesin, untuk sepihan karat lepas dan cat, dengan
mesin sikat kawat, alat ketok, gurinda, ampelas dari jenis cawan berputar.
c. Pembersihan dengan Semprotan Pasir, untuk pelapukan berat. Spesifikasi 8.5.4.4).c).1. Kompresor harus mampu memasok volume udara minimal 6 m³/menit dengan
tekanan minimum 7 kg/cm².3. Pasir harus jenis pasir baja atau kwarsa yang kering dan bersih, dan pasir yang telah
digunakan tidak boleh digunakan kembali.4. Pembersihan harus dalam kondisi kering, tidak ada resiko hujan / pengembunan.5. Permukaan yang selesai disikat dengan sikat rambut atau kompresor udara.6. Bila digunakan metode penyemprotan pasir basah, maka pembilasan dengan air
harus diberi bahan pencegah korosi, yang diikuti dengan penyikatan.
d. Pengecatan Permukaan Cat Lama. Spesifikasi 8.5.4.5).a).1. Lapisan cat dasar harus dari larutan yang mengandung Silikat seng anorganik.2. Lapisan akhir harus terdiri 2 pak Epoxy Polymide mutu tinggi yang diberi pigmen
aluminium yang memberikan warna akhir abu-abu aluminium.
e. Pengecatan untuk Permukaan Galvanis Lama. Spesifikasi 8.5.4.5).b).1. Harus diberi 2 lapisan cat dasar yang mengandung Seng Tinggi.
f. Penyimpanan Cat dan thinner harus disimpan ditempat kering, berventilasi, bebas dari api atau sinar matahari langsung. Spesifikasi 8.5.4.6).
g. Pencampuran Bahan. Spesifikasi 8.5.4.7).1. Semua bahan harus selalu diaduk sesering mungkin.2. Gumpalan harus dipecahkan dan pigmen yang mengendap harus diaduk merata.3. Lapisan kulit yang mengeras pada kaleng cat harus dibuang.
h. Peralatan. Spesifikasi 8.5.4.8).1. Peralatan harus mampu menyemprotkan dengan baik dan harus dilengkapi alat
pengukur dan pengatur tekanan yang memadai.2. Perangkap atau pemisah untuk mengeluarkan minyak dan air dari udara yang
dihembuskan harus tersedia.i. Pemakaian Cat. Spesifikasi 8.5.4.9).a).
1. Pengecatan tanpa penyemprotan sangat disarankan.2. Hindari pengecatan yang loncat-loncat, pindah-pindah, pengerutan dan penetesan3. Setiap lapisan harus bebas lubang kecil, pori-pori, rongga, gelembung, cacat lainnya
sebelum pengecatan lapis berikutnya.
j. Waktu Pengecatan. Spesifikasi 8.5.4.9).b).
7A-203
1. Pengecatan lapisan dasar harus sesegra mungkin setelah pemberihan Permukaan.2. Tempat yang dibersihkan dengan penyemprotan pasir, belum diberi pelapisan dasar
dalam waktu 4 jam, harus dibersihkan dengan penyemprotan pasir kembali.3. Interval antara pelapisan pertama dengan berikutnya harus sesuai pabrik.
k. Cuaca yang diijinkan. Spesifikasi 8.5.4.9).c).1. Temperatur permukaan tidak boleh kurang dari 3° C diatas titik embun.2. Pengecatan tidak boleh dilakukan sewaktu berkabut, berembun, bila kemungkinan
terdapat perubahan cuaca yang merugikan dalam 2 jam setelah pengecatan.
l. Pemakaian Kuas. Spesifikasi 8.5.4.9).d).1. Semua lubang atau bopeng harus dikuas ulang, sehingga menghasilkan bekas
goresan kuas yang minimum.2. Permukaan yang tidak dapat dimasuki kuas harus dicat dengan penyemprotan,
dipulas atau diolesi.
m. Pemakaian Penyemprotan. Spesifikasi 8.5.4.9).e).1. Tekanan udara tidak boleh terlalu tinggi yang menyebabkan pengabutan belebihan,
penguapan bahan pelarut berlebihan.2. Pistol penyemprot harus dijaga tegak lurus terhadap Permukaan.
n. Ketebalan Pelapisan. Spesifikasi 8.5.4.10).1. Alat pengukur ketebalan yang telah dikalibrasi harus disediakan Kontraktor.2. 5 set pembacaan (setiap set meliputi 3 titik pembacaan) harus diambil pada luas 10
m² secara acak, luas tersebut merupakan minimal 5% dari total daerah yang dicat.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATANREKAMAN
1. Inspektor 1. Kendalikanpelaksanaan kebersihan permukaan terhadap Tanah, semen, garam, minyak, gemuk.
2 Kendalikan pelaksanaan pembersihan dengan perkakas tangan biasa atau yang dibantu Mesin.
3 Kendalikan pembersihan dengan Semprotan Pasir, untuk pelapukan berat.
4 Kendalikan pengecatan Permukaan Cat Lama.
5 Kendalikan pelaksanaan pengecatan untuk permukaan Galvanis Lama.
penyemprot.9 Kendalikan pemakaian Cat. 10 Kendalikan waktu Pengecatan.11 Periksa kondisi cuaca yang diijinkan. 12 Kendalikan pemakaian Kuas.13 Kendalikan pemakaian penyemprotan.14 Periksa ketebalan Pelapisan.
Formulir Pemeriksaan Pekerjaan Pengembalian Kondisi Komponen Baja.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-204
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
7A-205
DAFTAR SIMAK
PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN KOMPONEN BAJA (8.5)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
PELAKSANAAN
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pengendalian terhadap Kebersihan Permukaan Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Pembersihan dengan Semprotan Pasir, Perkakas Tangan biasa atau dengan Mesin
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pelaksanaan Pengecatan, Penyimpanan dan Pencampuran Bahan
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Kerataan dan Kehalusan Hasil Pengelasan Sambungan
Ya Tidak
o Pengendalian terhadap Pemakaian Peralatan Penyemprot dan Pemakaian Cat
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Waktu dan Kondisi pada Pengecatan
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap ketebalan Pelapisan
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Pemasangan Sealent pada area Sambungan Pipa Galvanised steel dengan Beton
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-206
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN KERB PRACETAK PEMISAH JALAN ( 8.6 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 8.6
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Umum. spesifikasi 8.6.1. :
1. Direksi Pekerjaan menetapkan gambar penempatan dan detail pelaksanaan. 2. Gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Baja tulangan (7.3).3. Gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Beton (7.1).
b. Penyedia Jasa tidak boleh mencetak beton sebelum ada persetujuan Direksi mengenai : Gambar dan Jadwal, Campuran beton, Cetakan, Urutan pekerjaan, Metode penuangan, Pengawetan, Perlindungan dan komponen precast. spesifikasi 8.6.1).
c. Setelah disetujui, Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan minimal 3 hari sebelum tanggal dimulainya pekerjaan. spesifikasi 8.6.1).
d. Cetakan dipasang, dibentuk dan ditopang secara baik sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dg alas terbalik dan betul-betul rata secara longitudinal dan melintang. spesifikasi 8.6.2).
e. Pemasangan Baja Tulangan. spesifikasi 8.6.4.3). :4. semua baja tulangan harus diletakan menurut gambar dan tetap kokoh selama
penuangan dan pengeringan beton.5. jarak baja dari cetakan harus dijaga dengan balok, penyangga lain yang disetujui.6. balok mortar pracetak tidak boleh digunakan untuk menahan unit dari kontak
dengan cetakan dan diijinkan bila bentuk dengan cetakan sekecil-kecilnya, balok kayu juga tidak boleh digunakan.
f. Pekerjaan akhir untuk beton. spesifikasi 8.6.4.5). :
1. setelah penuangan, Permukaan atas yang tampak harus ditempa mengikuti cetakannya dan dirapikan dengan alat penggosok/ pelepa kayu.
2. semua unit beton harus diperiksa dengan alat mal untuk memastikan ada tidaknya yang cembung.
g. Perawatan/ pengawetan harus segra setelah pekerjaan akhir/ finishing. Perawatan dengan air harus dilakukan minimal 9 hari. spesifikasi 8.6.4.6).
h. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum minimal 24 jam sejak selesai pekerjaan finishing. spesifikasi 8.6.4.7).
i. Penyimpanan. spesifikasi 8.6.4.9). :1. Unit beton tidak boleh dipindahkan sebelum beton mencapai minimal 70% kekuatan
tekan yang telah ditentukan.2. Unit harus ditempatkan hingga tidak berhubungan langsung dengan tanah.3. Unit beton boleh ditumpuk hanya sampai 2 tumpukan dan tidak bersentuhan.
j. Unit beton harus diangkat dengan 2 tumpuan (double slung) dengan kapasitas yang cukup untuk mengangkat dan meletakkan secara tepat dan mudah. spesifikasi 8.6.5.1).
k. Pembuatan Alas. spesifikasi 8.6.5.2). :1. Alas grout semen harus dihampar degan ketebalan sesuai gambar.2. Penghamparan grout tidak boleh terlalu lama sebelum peletakan beton, karena
grout akan menjadi kenyal pada waktu beton diletakan.3. Grout yang melimpah diluar kerb pemisah jalan harus dibuang.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
7A-207
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Chief Inspektor
PELAKSANAAN :1. Pelajari hasil persetujuan Direksi
mengenai : Gambar dan Jadwal, Campuran beton, Cetakan, Urutan pekerjaan, Metode penuangan, Pengawetan, Perlindungan dan komponen precast.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Kerb Pracetak Pemisah Jalan
1. Inspektor PELAKSANAAN : 1. Bawa gambar penempatan dan detail
pelaksanaan yang telah disetujui. 2. Gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Baja
tu-langan (7.3).3. Gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Beton
(7.1).4. Kendalikan bahwa cetakan dipasang,
dibentuk dan ditopang secara baik dg alas terbalik dan betul-betul rata secara longitudinal dan melintang
5. Kendalikan Pemasangan Baja Tulangan. :a. Diletakan menurut gambar.b. Kekokohan selama penuangan dan
penge-ringan beton.c. jarak baja dari cetakan.d. balok untuk menahan unit dari kontak
dengan cetakan.
6. Kendalikan Pekerjaan akhir untuk beton. :a. Penempaan permukaan atas dan
perapihan dengan alat penggosok/ pelepa kayu.
b. Pemeriksaa kerataan dengan alat mal.c. Perawatan/ pengawetan.d. Pembongkaran cetakan.
7. Kendalikan Penyimpanan. :a. Waktu / umur pemindahan beton.b. Penempatan tidak langsung diatas
tanah.c. Penumpukan.d. .Pengangkatan dan peletakan secara
tepat dan mudah.
8. Kendalikan pembuatan Alas. :a. Dihampar degan ketebalan sesuai
3. KETENTUAN UMUMa. JENIS PIPA CARBON STEEL, spesifikasi 8.8.2.1). :
1. Bahan. spesifikasi 8.8.2.1).b). : Contoh bahan harus diserahkan Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif sebagai informasi bagi Direksi Pekerjaan. 2. Syarat Pelaksanaan, spesifikasi 8.8.2.1).c). :
Bila dianggap perlu, Penyedia Jasa wajib mengadakan tes terhadap bahan tsb pada laboratorium yang ditunjuk Direksi Pekerjaan mengenai komposisi, konsentrasi, dan aspek lain yang ditimbulkannya.
Semua bahan harus ditinjau dan diuji, baik pada pembuatannya, pengerjaan maupun pelaksanaan dilapangan.
Bila Direksi Pekerjaan memandang perlu pengujian dengan penyinaran gelombang tinggi maka segala biaya menjadi tanggungan Kontrkator.
b. JENIS PIPA GALVANISED. spesifikasi 8.8.2.2). :
1. Bahan. spesifikasi 8.8.2.2).b). : Contoh bahan harus diserahkan Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif sebagai informasi bagi Direksi Pekerjaan. Pada area sambungan pipa galvanized steel dengan beton dipasang sealent ex
Dow Corning type 790 atau setara. 2. Syarat Pelaksanaan, spesifikasi 8.8.2.2).c). : sama dengan 3.I.b. diatas (spesifikasi
8.8.2.1). )
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-210
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PENERIMAAN BAHAN : 1. Periksa tiket pengiriman barang.2. Periksa kesesuaian dengan contoh yang
disetujui.
PELAKSANAAN JENIS PIPA CARBON STEEL :
1. Periksa hasil pekerjaan sesuai gambar kerja.
2. Periksa kelengkapan rosette.3. Periksa kerataan dan kahalusan hasil
pengelasan sambungan.
PELAKSANAAN PIPA GALVANISED :1. Periksa hasil pekerjaan sesuai gambar kerja.2. Periksa kelengkapan rosette.3. Periksa kerataan dan kahalusan hasil
pengelasan sambungan.4. Periksa pemasangan sealent pada area
1. Penerimaan Bahan o Pemeriksaan terhadap Tiket Pengirimanan Barang dan Kesesuaian dengan Contoh
Ya Tidak
2. Pelaksanaan Jenis Pipa Carbon Steel
o Pemeriksaan terhadap Hasil Pekerjaan Sesuai Gambar Kerja
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Kelengkapan Rosette Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Kerataan dan Kehalusan Hasil Pengelasan Sambungan
Ya Tidak
3. Pelaksanaan Pipa Galvanised
o Pemeriksaan terhadap Hasil Pekerjaan sesuai Gambar
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Kelengkapan Rosette
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Kerataan dan Kehalusan Hasil Pengelasan Sambungan
Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Pemasangan Sealent pada area Sambungan Pipa Galvanised steel dengan Beton
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-213
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEKERJAAN HARIAN ( 9.1 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 9.1
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Umum :
1. Sebelum memesan bahan khusus (tidak terdapat dalam harga satuan dasar di penawaran), Penyedia Jasa harus menyerahkan pada Direksi Pekerjaan daftar pekerjaan harian untuk disetujui. spesifikasi 9.1.1.3).a).
b. Perintah Pekerjaan Harian. spesifikasi 9.1.3.1). :1. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diterbitkan Perintah Pekerjaan Harian oleh
Direksi Pekerjaan.2. Bila harga satuan telah ada dalam Penawaran, perintah berisi uraian batas dan sifat
pekerjaan dengan lampiran gambar atau Dokumen Kontrak dengan menentukan detail pekerjaan dan menentukan metoda.
3. Bila harga satuan belum ada dalam Penawaran, maka perintah merujuk ke Variasi Tambah/ Kurang.
4. Direksi akan menandatangani dan memberi tanggal Perintah Pekerjaan Harian.
c. Kinerja Pekerjaan. spesifikasi 9.1.3.2). :1. Semua operasi Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai ketentuan dari seksi
yang bersangkutan dari spesifikasi ini. Untuk itu gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Pekerjaan terkait dengan Perintah Pekerjaan Harian.
d. Tagihan atas Pekerjaan Harian. spesifikasi 9.1.3.3). :1. Kontaktor harus melengkapi tagihan pekerjaan harian pada permohonan
pembayaran pembayaran sementara, melalui Sertifikat Bulanan, dengan data pendukung : Salinan Surat Perintah Pekerjaan Harian dari Direksi Pekerjaan, Ringkasan dari tanggal dan waktu pekerjaan diselesaikan, dan oleh siapa. Ringkasan jam kerja untuk semua pekerja. Ringkasan jam kerja untuk semua peralatan yang digunakan. Bila perlu, kwitansi dan Surat Tanda Terima setiap bahan khusus, produk atau
layanan seperti diperintahkan dalam Variasi (Pekerjaan Tambah/ Kurang).2. Direksi Pekerjaan akan memeriksa dan mengesahkan tagihan tersebut sesuai
dengan pasal-pasal yang berkaitan dari Syrat Kontrak tentang pengesahan dan pembayaran.
e. Pengukuran dan Pembayaran. :1. Untuk bahan khusus, pembayaran harus berdasarkan harga netto yang dibayarkan
oleh Penyedia Jasa sebagaimana tertulis dalam faktur tagihan dari pemasok, dimana harga tersebut harus ditambah 15% dari jumlah harga yang bersangkutan. spesifikasi 9.1.4.4).a).
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-214
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN :1. Periksa Perintah Pekerjaan Harian yang
diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan.2. Kendalikan Kinerja Pekerjaan sesuai
Instruksi Kerja Pengawasan Pekerjaan terkait dengan Perintah Pekerjaan Harian.
harian :a. Salinan Surat Perintah Pekerjaan Harian.b. Ringkasan dari tanggal dan waktu
pekerjaan diselesaikan, dan oleh siapa.c. Ringkasan jam kerja untuk semua
pekerja.d. Ringkasan jam kerja untuk semua
peralatan.e. Kwitansi, Surat Tanda Terima bahan
khusus, produk/ layanan sesuai Variasi. (bila ada).
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Harian.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
7A-215
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEKERJAAN HARIAN (9.1)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pemeriksaan terhadap Perintah Kerja Harian yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan
Ya Tidak
o Pengendalian Kinerja Pekerjaan sesuai Instruksi Kerja Pengawasan Pekerjaan terkait dengan Perintah Pekerjaan Harian
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-216
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN ( 10.1 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 10.1
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Umum :
1. Pekerjaan pemeliharaan rutin harus dimulai pada saat lapangan diserahkan kelapangan. spesifikasi 10.1.1.1).
b. Pemeliharaan Rutin Perkerasan berpenutup aspal. :1. Tempat-tempat perkerasan lama yang memerlukan pemeliharaan rutin harus
dirancang oleh Direksi Pekerjaan dengan cara pemeriksaan visual. spesifikasi 10.1.2).1).
2. Metode dan besarnya pekerjaan perbaikan harus sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. spesifikasi 10.1.2).1).
3. Pemeliharaan rutin harus mencakup spesifikasi 10.1.2).2): Laburan Aspal pada Permukaan retak yang luasnya tidak lebih dari 10 % dari
setiap 100 m panjang. Pengisian dan penambalan lubang lebih kecil (pembongkran dan pengembalian
kondisi) yang berukuran tidak lebih dari 40 x 40 cm2. Semua ruas perkerasan yang secara structural dianggap tidak utuh oleh Direksi
Pekerjaan harus dibongkar dan diperbaiki.
4. Standar yang disyaratkan spesifikasi 10.1.2).2) : 3 bulan setelah penyerahan lapangan ke Penyedia Jasa harus tidak terdapat
lubang atau retak pada perkerasan lama yang belum ditutup. Setiap lubang yang mungkin terjadi harus diperbaiki dalam waktu 14 hari setelah
kejadian Retak-retak yang terjadi dalam periode waktu sama haruas dilabur dalam 1 bulan
setelah kejadian.
5. Pelaksanaan Perbaikan Lubang. : Perbaikan lubang dan Penambalan kecil harus menggunakan bahan yang sama
atau lebih tinggi mutunya dari bahan sekelilingnya spesifikasi 10.1.2).b). Semua perkerasan yang tidak utuh harus digali. Tepi dan dasar lubang harus
digali sampai bahan yang utuh. spesifikasi 10.1.2).c). Permukaan yang telah dipersiapkan harus bersih dan bebas air yang tergenang.
spesifikasi 10.1.2) Mesin gilas mekanis atau pelat penggetar harus digunakan untuk pemadatan
lapisan teratas. spesifikasi 10.1.2)
6. Pelaksanaan Laburan Aspal. spesifikasi 10.1.2). : Digunakan untuk tempat-tempat terpisah pada perkerasan aspal yang tidak
kedap air atau retak-retak. Gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Laburan Aspal.
7A-217
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN :1. Bawa daftar tempat-tempat perkerasan
lama yang memerlukan pemeliharaan rutin yang disyahkan oleh Direksi Pekerjaan
2. Bawa Metode dan besarnya pekerjaan perbaikan dari Direksi Pekerjaan.
3. Kendalikan :a. Agar 3 bulan setelah penyerahan lapan-
gan, tidak terdapat lubang atau retak.b. Perbaikan setiap lubang yang mungkin
terjadi.c. Pelaburan retak-retak yang terjadi.
4. Gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Laburan Aspal.
5. Gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Pekerjaan sesuai Jenis Bahan sekeliling lubang.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
Daftar tempat-tempat dari Direksi Pekerjaan
Metode dan besarnya pekerjaan perbaikan
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-218
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN (10.1)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Kelengkapan Daftar Tempat-tempat Perkerasan yang Memerlukan Pemeliharaan Ya Tidak
o Kelengkapan Metode dan Besarnya Pekerjaan Perbaikan
Ya Tidak
o Pengendalian Perbaikan dan Peleburan retak-retak yang terjadi
Ya Tidak
o Penggunaan Instruksi Kerja Pengawasan Pekerjaan Peleburan Aspal Ya Tidak
o Penggunaan Instruksi Kerja Pengawasan Pekerjaan sesuai Jenis Bahan Sekeliling Lubang
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
7A-219
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEMELIHARAAN RUTIN BAHU JALAN ( 10.1 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 10.1
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Umum :
1. Pekerjaan pemeliharaan rutin harus dimulai pada saat lapangan diserahkan kelapangan. spesifikasi 10.1.1.1).
b. Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan :1. Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi pengisian lubang,
pembuangan semak-semak dan penghalang lainnya, dan pengkrikian kembali. spesifikasi 10.1.1.2).b).
2. Semua bahu jalan lama yang termasuk daerah kerja harus selalu diperiksa oleh Penyedia Jasa dan setiap lokasi yang memerlukan pemeliharaan rutin harus dilaporkan ke Direksi Pekerjaan. spesifikasi 10.1.3.1).a).
3. Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang sesuai pemeliharaan rutin, bila terdapat salah satu. spesifikasi 10.1.3.1).b) : Bahu jalan memerlukan perataan kembali untuk menghilangkan lubang-lubang
kecil atau memerlukan pembentukan kembali untuk meningkatkan kerataan atau drainase.
Bahu jalan yang memerlukan pemadatan tambahan agar memberi pelayanan yang lebih baik.
Bahu jalan yang tertutup rumput tinggi, semak-semak sehingga mengurangi keamanan jalan atau jarak pandang.
Bahu jalan dengan bahan yang lepas, tidak dikehendaki atau tidak berkaitan dengan fungsi jalan.
Bahu jalan yang tidak memerlukan penggalian atau pembongkaran bahan tepi yang memerlukan perataan kembali untuk menyediakan drainase yang lancar.
4. Bahan dan Pelaksanaan harus sesuai dengan Seksi 4.2 Spesifikasi, untuk itu gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Bahu Jalan.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN :1. Kendalikan pelaksanaan sesuai surat
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-220
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
-
7A-221
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEMELIHARAAN RUTIN BAHU JALAN (10.1)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Menyertakan Surat Perintah dari direksi Pekerjaan
Ya Tidak
o Menyertakan Instruksi Kerja Pengawasan Bahu Jalan Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-222
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJAPENGAWASAN PEMELIHARAAN RUTIN
SELOKAN, SALURAN AIR, GALIAN DAN TIMBUNAN ( 10.1 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 10.1
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Umum :
1. Pekerjaan pemeliharaan rutin harus dimulai pada saat lapangan diserahkan kelapangan. spesifikasi 10.1.1.1).
b. Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan :1. Pemeliharaan selokan dan saluran air sementara maupun permanen harus
dijadwalkan, sehingga air yang lancar dapat terjaga. spesifikasi 10.1.4).1).2. Selokan dan saluran air lama maupun baru agar bebas dari bahan lepas, sampah,
endapan, tanaman yang menghalangi aliran air. spesifikasi 10.1.4).2).3. Pemeliharaan harus secara teratur dan segra setelah aliran akibat hujan lebat telah
berhenti mengalir. spesifikasi 10.1.4).2).
4. Selama periode hujan lebat, Penyedia Jasa harus menyediakan regu pemeliharaan yang berpatroli dilapangan dan mencatat sistim drainase yang kurang berfungsi seperti. spesifikasi 10.1.4).3). : Luapan air, Kekurangan kapasitas, Erosi, Alinyemen struktur drainase yang kurang tepat, Rancangan lain yang kurang cocok.
5. Catatan harus dilaporkan ke Direksi Pekerjaan, dan Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah sesuai langkah yang diambil. spesifikasi 10.1.4).3).
6. Pemeliharaan rutin untuk timbunan dan galian harus mencakup pemotongan rumput, semak-semak, pohon-pohon kecil untuk memperbaiki penampilan jalan yang sedang dibangun atau memperbaiki jarak pandang atau tikungan. spesifikasi 10.1.4).4).
7A-223
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN :1. Bawa jadwal pemeliharaan selokan dan
saluran air sementara maupun permanen.2. Kendalikan agar saluran air lama maupun
baru bebas dari bahan lepas, sampah, endapan, tanaman yang menghalangi aliran air.
3. Kendalikan pemeliharaan saat segra setelah aliran akibat hujan lebat telah berhenti mengalir.
4. Kendalikan regu pemeliharaan yang berpatroli dilapangan, dan mencatat sistim drainase yang kurang berfungsi selama periode hujan lebat.
5. Laporkan catatan tsb ke Direksi Pekerjaan.6. Bawa perintah dari Direksi Pekerjaan sesuai
langkah yang diambil.7. Kendalikan pemeliharaan rutin untuk
timbunan dan galian yang mencakup pemotongan rumput, semak-semak, pohon-pohon kecil.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Selokan, saluran Air, Galian dan Timbunan.
Jadwal pemeliharaan selokan dan saluran
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-224
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
7A-225
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEMELIHARAN SELOKAN, SALURAN AIR,
GALIAN DAN TIMBUNAN (10.1)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pengendalian terhadap Pemeliharaan Kebersihan saluran Air Lama maupun Baru agar Aliran Air Lancar
Ya Tidak
o Pengawasan terhadap Regu Pemeliharaan yang berpatroli dilapangan dan Pencatatan Sistem Drainase
Ya Tidak
o Melaporkan Pencatatan tersebut ke Direksi Pekerjaan
Ya Tidak
o Bawa Perintah dari Direksi Pekerjaan sesuai langkah yang diambil
Ya Tidak
o Pengendalian Terhadap Pemeliharaan Rutin untuk Timbunan dan Galian
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-226
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEMELIHARAAN RUTIN PERLENGKAPAN JALAN ( 10.1 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 10.1
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Umum :
1. Pekerjaan pemeliharaan rutin harus dimulai pada saat lapangan diserahkan kelapangan. spesifikasi 10.1.1.1).
b. Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan :1. Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup pembersihan dan perbaikan rambu
jalan, patok pengaman dan patok km yang rusak, perbaikan rel pengaman dan pengecatan kembali huruf yang tidak jelas terbaca. spesifikasi 10.1.1.2).d).
2. Penyedia Jasa harus memperbaiki setiap rambu jalan, bagian rel pengaman dengan panjang kurang dari 10 m, pagar pengarah, patok km atau perlengkapan lain yang rusak sesuai perintah Direksi Pekerjaan. spesifikasi 10.1.5.2).
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN :2. Kendalikan pelaksanaan sesuai surat
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN
7A-227
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEMELIHARAAN RUTIN PERLENGKAPAN JALAN (10.1)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Menyertakan Surat Perintah dari direksi Pekerjaan
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-228
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN ( 10.1 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 10.1
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Umum :
1. Pekerjaan pemeliharaan rutin harus dimulai pada saat lapangan diserahkan kelapangan. spesifikasi 10.1.1.1).
b. Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan :1. Pekerjaan pemeliharaan rutin harus meliputi pemeriksaan secara teratur terhadap
komponen utama struktur, penyiapan laporan detail pemeriksaan dan pembersihan rutin tempat yang mudah rusak bila dibiarkan. spesifikasi 10.1.6.1).a).
2. Pemeriksaan terhadap daerah aliran sungai harus dilaksanakan setelah hujan lebat yang mengakibatkan banjir dan setelah air banjir surut. spesifikasi 10.1.6.1).b).
3. Pemeriksaan rutin harus difokuskan pada penentuan operasi pembersihan dan setiap tambahan tempat pada struktur yang menunjukan kemunduran. spesifikasi 10.1.6.2).c).
4. Pemeriksaan selama dan sesudah banjir meliputi. spesifikasi 10.1.6.2).d). : aliran sungai berubah arah, jembatan yang mengalami gerusan atau penumpukan sampah, pengukuran kedalam air dibawah lantai jematan, disekeliling pier dan abutmen.
5. Hasil dari setiap pemeriksaan harus dilaporkan ke Direksi Pekerjaan. spesifikasi 10.1.6.1).e).
6. Pelaksanaan operasi pembersihan dan pembabatan saluran air. spesifikasi 10.1.6.3).a). : Setiap pertumbuhan tanaman yang menghalangi atau mengalihkan aliran sungai
harus dibuang. Setiap sampah yang terbawa banjir yang dapat menyebabkan penyimpangan
aliran atau penggerusan harus disingkirkan dan ditumpuk dengan rapi diluar jangkauan aliran banjir.
Semua sampah yang terdampar pada bangunan bawah jembatan harus dikeluarkan dan dibuang.
7. Pelaksanaan operasi pembersihan dan pembabatan Bangunan atas jembatan dan Bangunan bawah Jembatan. spesifikasi 10.1.6.3).b). : Semua tanaman yang berjuntai harus dipotong secukupnya dan sampahnya
dibuang dengan rapi, Semua lubang sulingan pada abutmen dan tembok sayap harus bebas dari
sampah yang mrnyumbatnya, Semua dudukan jembatan dan pier harus dijaga bebas sampah, kotoran dan air, Semua sambungan pada Permukaan kayu harus dijaga bebas kotoran hingga
tidak menyimpan air, Semua Permukaan baja harus dijaga bebas kotoran sehingga tidak menyimpan
air, Semua lubang pembuangan air, pipa buangan air, saluran drainase, lubang
keluaran harus dijaga bersih dari sampah, Paku, baut jembatanatau pecahan kayu tidak boleh menonjol diatas Permukaan
lantai jembatan sehingga dapat menusuk ban kendaraan.
7A-229
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN :1. Kendalikan pemeriksaan secara teratur thd
komponen utama struktur, penyiapan laporan detail pemeriksaan dan pembersihan rutin tempat yang mudah rusak bila dibiarkan.
2. Kendalikan Pemeriksaan thd daerah aliran sungai setelah hujan lebat dan setelah air banjir surut.
3. Kendalikan Pemeriksaan rutin setiap tambahan tempat yang menunjukan kemunduran.
4. Kendalikan Pemeriksaan selama dan sesudah banjir meliputi. :a) aliran sungai berubah arah,b) gerusan atau penumpukan sampah,c) pengukuran kedalam air.
5. Monitor Hasil setiap pemeriksaan yang dilaporkan ke Direksi Pekerjaan.
6. Kendalikan Pelaksanaan operasi pembersihan dan pembabatan saluran air. :a) Setiap tanaman yang menghalangi
aliran.b) Sampah yang menyebabkan
penyimpangan aliran atau penggerusan.
c) Semua sampah pada bangunan bawah.
7. Kendalikan pembersihan dan pembabatan Bangunan atas dan Bangunan bawah Jembatan. :a) Semua tanaman yang berjuntai. b) Semua lubang sulingan abutmen dan
sayap,c) Semua dudukan jembatan dan pier,d) Semua sambungan pada Permukaan
kayu,e) Semua Permukaan baja,f) Semua lubang pembuangan air, pipa
buangan air, saluran drainase,g) Paku, baut jembatan atau pecahan kayu
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN -
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-230
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
7A-231
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN (10.1)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pemeriksaanterhadap Komponen Utama Struktur Ya Tidak
o Pemeriksaan terhadap Daerah Aliran Sungai setelah Hujan Lebat dan Setelah Banjir Surut
Ya Tidak
o Pemeriksaan Rutin terhadap Tempat yang menunjukan Kemunduran Ya Tidak
o Pengendalian Pemeriksaan Selama dan sesudah Banjir Ya Tidak
o Memonitor Hasil Setiap Pemeriksaan ke Direksi Pekerjaan
Ya Tidak
o Pengendalian Pelaksanaan Operasi Pembersihan dan Pembabatan Saluran Air
Ya Tidak
o Pengendalian Pembersihan dan Pemebabatan Bangunan Atas dan Bangunan Bawah Jembatan
Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-232
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN PEMELIHARAAN JALAN SAMPING JEMBATAN ( 10.2 )
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 10.2
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Jalan umun dan jembatan yang digunakan oleh Penyedia Jasa termasuk perkuatan
jembatan yang ada, pembuatan jalan sementara, dan jalan masuk kelokasi sumber bahan harus dipelihara oleh Kontraktor. spesifikasi 10.2.2).
b. Dan harus ditinggalkan dalam keadaan berfungsi dengan baik, mutu, dan kenyamanannya tidak lebih buruk dari sebelumnya. spesifikasi 10.2.2).
c. Jembatan sementara yang dibuat oleh Penyedia Jasa tidak boleh dibongkar pada tanggal penyelesaian proyek. spesifikasi 10.2.2).
d. Seluruh pekerjaan jalan sementara dan kelengkapan pengendali lalu-lintas diatas jalan samping atau jalan local kelokasi pekerjaan harus dipelihara dalam kondisi aman dan berfungsi menurut ketentuan. spesifikasi 10.2.3.1).
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Inspektor PELAKSANAAN :1. Kendalikan pemeliharaan Jalan umun dan
jembatan yang digunakan oleh Kontraktor.2. Kendalikan pemeliharaan setelah
ditinggalkan.3. Kendalikan pemeliharaan Seluruh pekerjaan
jalan sementara.4. Kendalikan pemeliharaan kelengkapan
pengendali lalu-lintas diatas jalan samping atau jalan kelokasi pekerjaan.
FormulirPemeriksaan Pekerjaan Pemeliharaan Jalan Samping dan Jembatan.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN -
7A-233
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEMELIHARAAN JALAN SAMPING JEMBATAN (10.2)
Direksi Teknis :Penyedia Jasa :
Request No. :Hari / Tanggal :
Lokasi Penghamparan : Jalur : Ka / Ki
No. Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Keterangan
1. Pelaksanaan o Pengendalian terhadap Pemeliharaan Jalan Umum dan Jembatan yang digunakan oleh Kontrakor
Ya Tidak
o Pengendalian Pemeliharaan setelah ditinggalkan Ya Tidak
o Pengendalian Pemeliharaan Seluruh Pekerjaan Jalan sementara Ya Tidak
o Pengendalian Pemeliharaan Kelengkapan pengendali Lalu Lintas diatas Jalan Samping atau Jalan ke Lokasi Pekerjaan Ya Tidak
TANDA TANGAN CATATAN
Nama Jelas :
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-234
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PENGAWASAN QUARRY
1. ACUANa. Dokumen Kontrak dan perubahannya
2. DEFINISIa. -
3. KETENTUAN UMUMa. Pengujian untuk Quarry Batu dan Sirtu meliputi : abrasi test, uji kadar organik, uji kadar
lempung.b. Pengujian untuk quarry Tanah timbunan meliputi : uji tanah aktif, CBR rendaman 4 hr.c. Pengujan untuk quarry pasir meliputi : uji kadar lempung, organic, sand eqivalent.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Chief Inspector
4.Periksa ijin penambangan dari Instansi terkait.
5.Periksa jenis material quarry apakah jenis Batu, Sirtu, Timbunan biasa, Timbunan pilihan, Pasir sesuai peruntukan dilapangan.
6.Periksa kecukupan material masing-masing quarry terhadap kebutuhan masing-masing jenis pekerjaan dalam kontrak.
7.Periksa pihak lain yang juga akan mempergunakan quarry tsb.
8.Periksa jarak quarry terhadap lapangan.
Lembar Pemeriksaan Quarry.
2 Teknisi Laboratorium
1. Periksa dilaboratorium masing-masing jenis material quarry sesuai peruntukan jenis pekerjaan dalam kontrak.
2. Periksa skema lokasi yang mewakili hasil pengujian.
Lembar Laporan Pengujian.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN Contoh Lembar Laporan Pengujian.
7A-235
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEMERIKSAAN SUMBER MATERIAL
SATKER PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN ........................
DIREKSI TEKNIS
:
PAKET : RUAS : KONTRAKTOR :
DAFTAR SIMAK Request No. :
PENGAWASAN PEMERIKSAAN SUMBER MATERIAL Hari / Tanggal :
U R A I A N CATATAN
CHIEF INSPEKTOR
1 Pemeriksaan lokasi, jenis material.
2 Pemeriksaan hasil uji kuantitas.
3 Pemeriksaan jarak dari lapangan.
4 Pemeriksaan ijin penambangan dari Instansi terkait.
5 Pemeriksaan rencana cara eksploitasi quarry dan
6 jalan masuk yang akan digunakan.
7 Pemeriksaan contoh material untuk menentukan
perbaikan cara eksploitasi yang diperlukan.
QUALITY ENGINEER
1 Pemeriksaan kesesuaian hasil uji laboratorium jenis
jenis material tiap quarry terhadap spesifikasi dan
peruntukan pekerjaan dilapangan.
2 Pemeriksaan cara pengolahan material dan sistim
drainase tempat penyimpanan sementara.
TANDA - TANGAN REKOMENDASI
CL-periksa request
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-236
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
INSTRUKSI KERJA
PEMERIKSAAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP)
1. ACUANa. Spesifikasi seksi 6.3.
2. DEFINISIa. Periode pencampuran kering adalah interval waktu antara pembukaan pintu kotak
timbangan dan waktu dimulainya pemberian aspal,b. Periode pencampuran basah adalah interval waktu antara penyemprotan bahan aspal
ke dalam agregat dan saat pembukaan pintu alat pencampur.
3. KETENTUAN UMUMa. UMUM
AMP harus terkalibrasi, Semua komponen AMP yang digunakan harus yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, AMP harus dipasang di lokasi yang jauh dari pemukiman dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan sehingga tidak mengganggu penduduk di sekitarnya, AMP harus memiliki kapasitas yang cukup untuk memasok mesin penghampar
secara terus menerus bila menghampar campuran pada kecepatan normal dan ketebalan yang dikehendaki,
AMP harus memiliki paling sedikit dua buah tangki penyimpan bahan aspal yang berkapasitas sama,
Harus tersedia tidak kurang 10 buah beban standar 20 kg untuk pemeriksaan semua timbangan.
b. TIMBANGAN Timbangan harus terkalibrasi, Timbangan untuk setiap kotak timbangan atau penampung (hopper) harus berupa
jenis jam (pembacaan jarum) tanpa pegas, Semua jam (pembacaan jarum) timbangan harus mudah terlihat oleh operator pada
setiap saat, Timbangan harus dilengkapi dengan tanda (skala) yang dapat disetel untuk
mengukur berat masing-masing bahan yang akan ditimbang pada setiap kali pencampuran,
Timbangan harus terpasang kokoh dan bila mudah berubah harus segera diganti.
c. KOTAK PENIMBANG ATAU PENAMPUNG (HOPPER) Kotak penimbang atau penampung terletak di atas timbangan, Kotak penimbang atau penampung harus berkapasitas cukup untuk setiap
penakaran tanpa perlu adanya perataan dengan tangan atau tumpah karena penuh, Kotak penimbang atau penampung harus tidak mudah terlempar dari kedudukannya
atau setelannya, Semua tepi-tepi, ujung-ujung dan sisi-sisi penampung timbangan harus bebas dari
sentuhan setiap batang penahan dan batang kolom atau perlengkapan lainnya yang akan mempengaruhi fungsi penampung yang sebenarnya,
Harus tersedia ruang bebas yang memadai antara penampung dan perangkat pendukung sehingga dapat dihindari terisinya celah tersebut oleh bahan-bahan yang tidak dikehendaki,
Pintu pengeluaran (discharge gate) kotak penimbang harus terletak sedemikian rupa sehingga agregat tidak mengalami segregasi saat dituang ke dalam alat pencampur dan harus tertutup rapat bilamana penampung dalam keadaan kosong sehingga tidak terdapat kebocoran bahan yang akan masuk ke dalam alat pencampur pada saat proses penimbangan campuran berikutnya.
d. TANGKI ASPAL Daya tampung tangki penyimpan bahan aspal minimum adalah 30.000 liter, Tangki penyimpan bahan aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang dapat
dikendalikan. Pemanasan harus dilakukan melalui kumparan uap (steam coils), listrik, atau cara lainnya sehingga api tidak langsung memanasi tangki pemanas,
7A-237
Temperatur bahan aspal yang disyaratkan di dalam pipa, meteran, ember penimbang, batang semprot, dan tempat-tempat lainnya dari sistem saluran, harus dipertahankan baik dengan selimut uap (steam jackets) ataupun cara isolasi lainnya.
e. PEMASOK UNTUK MESIN PENGERING (FEEDER FOR DRIER) Pemasok harus terkalibrasi, Harus disediakan pemasok yang terpisah untuk masing-masing agregat, Pemasok untuk agregat halus harus dari jenis belt.
f. ALAT PENGERING (DRIER) Alat pengering berputar harus mampu mengeringkan dan memanaskan agregat
sampai ke temperatur yang disyaratkan.
g. AYAKAN Ayakan harus mampu mengayak seluruh agregat sampai ukuran dan proporsi yang
disyaratkan, Ayakan harus memiliki kapasitas normal sedikit di atas kapasitas penuh alat
pencampur, Ayakan harus memiliki efisiensi pengoperasian yang sedemikian rupa sehingga
agregat yang tertampung dalam setiap penampung (bin) tidak mengandung lebih dari 10% bahan yang berukuran terlampau besar (oversize) atau terlampau kecil (undersize),
Ukuran anyaman kawat dari ayakan terakhir adalah ukuran nominal maksimum dalam setiap penampung panas, setelah melewati ayakan ini agregat lolos masuk ke penampung panas,
Ukuran anyaman kawat dari ayakan adalah ukuran nominal minimum dalam setiap penampung panas, sebelum ayakan ini agregat dapat lolos masuk ke penampung panas.
h. PENAMPUNG (BIN) PANAS Penampung panas harus berkapasitas cukup untuk melayani alat pencampur bila
dioperasikan dengan kapasitas penuh, Minimum terdapat tiga buah penampung untuk menjamin penyimpanan yang
terpisah untuk masing-masing fraksi agregat, tidak termasuk bahan pengisi (filler), Setiap penampung panas harus dilengkapi dengan pipa pembuang yang ukuran
maupun letaknya dapat mencegah masuknya kembali bahan ke dalam penampung lainnya,
Penampung harus dibuat sedemikian rupa agar benda uji dapat mudah diambil.
i. UNIT PENGENDALI ASPAL Unit pengendali aspal harus terkalibrasi, Perangkat timbangan atau meteran harus dapat menyediakan kuantitas aspal
rancangan untuk setiap penakaran campuran.
j. PERLENGKAPAN PENGUKUR PANAS Perlengkapan pengukur panas harus terkalibrasi, Termometer berlapis baja yang dapat dibaca dari 100oC sampai 200oC harus
dipasang di tempat mengalirnya pasokan aspal dekat katup pengeluaran (discharge) pada alat pencampur,
Termometer, baik jenis arloji (pembacaan jarum), air raksa (mercury-actuated), pyrometer listrik maupun perlengkapan pengukur panas lainnya yang disetujui, dipasang pada corong pengeluaran dari alat pengering untuk mencatat secara otomatis atau menunjukkan temperatur agregat yang dipanaskan,
Termo elemen (thermo couple) atau bola sensor (resistance bulb) dipasang di dekat dasar penampung (bin) untuk mengukur temperatur agregat halus sebelum memasuki alat pencampur.
k. PENGUMPUL DEBU (DUST COLLECTOR) Terdiri dari sistem pusaran kering (dry cyclone) dan pusaran basah (wet cyclone).
l. PENGENDALI WAKTU PENCAMPURAN Perangkat pengendali waktu pencampuran harus terkalibrasi,
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-238
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
Perangkat pengendali waktu pencampuran harus dapat mengunci ember aspal selama periode pencampuran kering maupun basah,
Perangkat pengendali waktu harus dapat disetel untuk suatu interval waktu tidak lebih dari 5 detik sampai dengan 3 menit untuk keseluruhan siklus,
Penghitung (counter) mekanis penakar harus dipasang sebagai bagian dari perangkat pengendali waktu dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga hanya mencatat penakaran yang telah selesai dicampur.
m. ALAT PENCAMPUR (MIXER) Alat pencampur adalah jenis pengaduk putar ganda (twin pugmill) yang mampu
menghasilkan campuran yang seragam dan memenuhi toleransi rumus perbandingan campuran,
Alat pencampur harus dipanasi dengan selubung uap, minyak panas, atau cara lainnya yang disetujui Direksi Pekerjaan,
Alat pencampur harus memiliki kapasitas minimum 1 ton dan dibuat sedemikian rupa sehingga kebocoran yang mungkin terjadi dapat dicegah,
Kotak pencampur harus dilengkapi dengan penutup debu untuk mencegah hilangnya kandungan debu,
Alat pencampur harus dilengkapi pedal (paddle) atau pisau (blade) dengan jumlah yang cukup dan dipasang dengan susunan yang benar untuk menghasilkan campuran yang benar dan seragam,
Ruang bebas antara pisau-pisau (blades) dengan bagian yang tidak bergerak maupun yang bergerak harus tidak melebihi 2 cm, kecuali bila ukuran nominal maksimum agregat yang digunakan lebih besar dari 25 mm,
Bila digunakan agregat yang memiliki ukuran nominal maksimum lebih besar dari 25 mm, maka ruang bebas ini harus disetel sedemikian rupa agar agregat kasar tidak pecah selama proses pencampuran.
n. RUMAH TIMBANG Rumah timbang harus dilengkapi dengan timbangan untuk menimbang truk
bermuatan yang siap dikirim ke tempat penghamparan.
o. KESELAMATAN KERJA Harus dipasang tangga yang memadai dan aman untuk naik ke landasan (platform)
alat pencampur, Harus dipasang landasan berpagar yang digunakan sebagai jalan antar unit
perlengkapan, Harus disediakan perlengkapan untuk landasan atau perangkat lain yang sesuai,
untuk mencapai puncak bak truk, sehingga Direksi Pekerjaan dapat mengambil benda uji maupun memeriksa temperatur campuran,
Harus disediakan suatu sistem pengangkat atau katrol untuk menaikkan peralatan dari tanah ke landasan (platform) atau sebaliknya, untuk memudahkan pelaksanaan kalibrasi timbangan, pengambilan benda uji dan lain-lainnya,
Semua roda gigi, roda beralur (pulley), rantai, rantai gigi dan bagian bergerak lainnya yang berbahaya harus dipagar dan dilindungi,
Harus tersedia lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang di dan sekitar tempat pengisian muatan truk.
4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
No
PELAKU&
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN REKAMAN
1. Quality Engingeer
1. Periksa dokumen kalibrasi AMP : Masa berlaku kalibrasi belum terlewati, Dokumen kalibrasi ditujukan untuk AMP
bersangkutan.
2. Periksa AMP : Lokasi AMP jauh dari pemukiman, Memiliki kapasitas yang cukup
Dokumen Kal
7A-239
3. Periksa kelengkapan AMP : Timbangan
timbangan yang digunakan adalah yang tercantum dalam dokumen kalibrasi,
berupa jenis jam (pembacaan jarum) tanpa pegas,
jam (pembacaan jarum) mudah terlihat,
dilengkapi dengan tanda (skala), terpasang kokoh dan tidak mudah
berubah.
Formulir Pemeriksaan AMP
ibrasi
Kotak penimbang atau penampung (hopper) terletak di atas timbangan, kapasitas cukup untuk setiap
penakaran, tidak mudah terlempar dari
kedudukannya, bebas dari sentuhan yang
mempengaruhi fungsi penampung yang sebenarnya,
ruang bebas antara penampung dan perangkat pendukung tidak mudah terisi oleh bahan-bahan yang tidak dikehendaki,
pintu pengeluaran (discharge gate) tidak menyebabkan segregasi agregat saat dituang ke dalam alat pencampur
pintu pengeluaran (discharge gate) tertutup rapat saat penampung dalam keadaan kosong.
Tangki aspal jumlah tangki, daya tampung tangki, dilengkapi dengan pemanas, temperatur bahan aspal yang
disyaratkan di dalam pipa, meteran, ember penimbang, batang semprot, dan tempat-tempat lainnya dari sistem saluran, harus dipertahankan baik dengan selimut uap (steam jackets) ataupun cara isolasi lainnya.
Pemasok untuk mesin pengering (feeder for drier) pemasok yang digunakan adalah yang
tercantum dalam dokumen kalibrasi, terpisah untuk masing-masing
agregat, pemasok untuk agregat halus dari
jenis belt.
Alat pengering (drier)
Ayakan
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-240
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
memiliki kapasitas yang cukup, susunan ayakan terpasang dengan
benar.
Penampung (bin) panas jumlah penampung, memiliki kapasitas yang cukup, setiap penampung panas dilengkapi
dengan pipa pembuang, benda uji mudah diambil.
Unit pengendali aspal unit pengendali aspal yang digunakan
adalah yang tercantum dalam dokumen kalibrasi.
Perlengkapan pengukur panas perlengkapan pengukur panas yang
digunakan adalah yang tercantum dalam dokumen kalibrasi,
termometer berlapis baja dipasang di dekat katup pengeluaran (discharge) pada alat pencampur,
termometer maupun perlengkapan pengukur panas lainnya dipasang pada corong pengeluaran dari alat pengering,
termo elemen (thermo couple) atau bola sensor (resistance bulb) dipasang di dekat dasar penampung (bin).
Pengumpul debu (dust collector) terdiri dari sistem pusaran kering (dry
cyclone) dan pusaran basah (wet cyclone).
Pengendali waktu pencampuran perangkat pengendali waktu
pencampuran yang digunakan adalah yang tercantum dalam dokumen kalibrasi,
harus dapat mengunci ember aspal selama periode pencampuran kering maupun basah,
harus dapat disetel, dilengkapi penghitung (counter)
mekanis.
Alat pencampur (mixer) jenis alat pencampur, kapasitas alat pencampur, kotak pencampur dilengkapi penutup
debu, dilengkapi pedal (paddle) atau pisau
(blade) dengan jumlah yang cukup dan dipasang dengan susunan yang benar,
ruang bebas antara pisau-pisau (blades) dengan bagian yang tidak bergerak maupun yang bergerak tidak menyebabkan agregat kasar pecah selama proses pencampuran,
Rumah timbang
7A-241
Keselamatan kerja tangga yang memadai dan aman
untuk naik ke landasan (platform) alat pencampur,
landasan berpagar sebagai jalan antar unit perlengkapan,
perlengkapan untuk mencapai puncak bak truk,
sistem pengangkat atau katrol, roda gigi, roda beralur (pulley), rantai,
rantai gigi dan bagian bergerak lainnya yang berbahaya dipagar dan dilindungi,
lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang di dan sekitar tempat pengisian muatan truk.
5. PENGECUALIANDitetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
6. LAMPIRAN a. Formulir Pemeriksaan AMP.
| Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan 7a-242
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Jalan
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PEMERIKSAAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP)
SATKER PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN ............. DIREKSI
TEKNIS :
PAKET : RUAS : KONTRAKTOR :
DAFTAR SIMAK PENGAWASAN Request No. :
ASPHALT MIXING PLANT (AMP) Hari / Tanggal :
U R A I A N CATATAN
QUALITY ENGINEER
1 Pemeriksaan bukti kalibrasi timbangan.
2 Pemeriksaan kelengkapan, kapasitas, jumlah tangki penyimpan aspal.
3 Pemeriksaan bukti kalirasi untuk Feeder for drier.
4Pemeriksaan kemampuan alat pengering (drier), untuk mengeringkan dan memanaskan.
5 Pemeriksaan kapasitas Ayakan.
6Pemeriksaan jumlah penampung (bin) panas dan sistim pengambilan benda uji