HALAMAN JUDULSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN WISATA KULINER BERBASIS
GIS PADA PERANGKAT ANDROID
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Komputer pada Jurusan Ilmu Komputer/Informatika
Disusun Oleh:OKKY PAMUNGKAS HARRINALDYJ2F008057
JURUSAN ILMU KOMPUTER/INFORMATIKAFAKULTAS SAINS DAN
MATEMATIKAUNIVERSITAS DIPONEGORO2012
HALAMAN PENGESAHANPROPOSAL TUGAS AKHIRYang bertanda tangan di
bawah ini menyatakan bahwa Proposal Tugas Akhir yang
berjudul:SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN WISATA KULINER BERBASIS GIS
PADA PERANGKAT ANDROIDDipersiapkan dan disusun oleh:Nama : Okky
Pamungkas HarrinaldyNIM : J2F 008 057
Telah disahkan sebagai Proposal Tugas Akhir yang merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
Semarang, Januari 2013Pembimbing I,
Ragil Saputra, S.Si, M.CsNIP. 19801021 200501 1 003Pembimbing
II,
Panji Wisnu Wirawan, S.T, M.TNIP. 19810421 200812 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Komputer/Informatika,
Drs. Eko Adi Sarwoko, M.KomNIP. 1965 11 07 1992 03 1 003
DAFTAR ISIhalHALAMAN JUDULiHALAMAN PENGESAHANiiDAFTAR
ISIiiiDAFTAR GAMBARivDAFTAR TABELvBAB IPENDAHULUAN11.1.Latar
Belakang11.2.Rumusan Masalah21.3.Tujuan dan Manfaat31.4.Ruang
Lingkup3BAB IIMETODOLOGI42.1.Studi Pustaka42.1.1.Sistem
Informasi42.1.2.Sistem Pendukung Keputusan52.1.3.Sistem Informasi
Geografis62.1.4.Konsep Mobile GIS102.1.5.FMADM (Fuzzy Multiple
Attribute Decision Making)102.1.6.Simple Additive Weighting Method
(SAW)112.1.7.Android122.1.8.Metode Penyelesaian Unified
Process142.2.Garis Besar Penyelesaian Masalah172.3.Arsitektur
Sistem Yang Akan Dibangun182.4.Jadwal Kegiatan19DAFTAR
PUSTAKA21LAMPIRAN22DAFTAR GAMBARGambar 2.1 Komponen dalam
SPK5Gambar 2.2 Komponen SIG8Gambar 2.3 Arsitektur Sistem Operasi
Android.[12]13Gambar 2.4 Hubungan fase dan workflow pada Unified
Process[13]16Gambar 2.5 Arsitektur Sistem yang akan dibangun18
DAFTAR TABELTabel 2.1 Jadwal Kegiatan Tugas Akhir20
ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar BelakangSemarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah,
merupakan salah satu kota yang berkembang pesat di Indonesia. Hal
itu dikarenakan perkembangan perekonomian, pendidikan dan kemajuan
teknologi serta pembangunan yang berkembang pesat di kota ini.
Semarang dikenal dengan banyaknya tempat-tempat bersejarah,
bangunan tua seperti Tugu Muda, Lawang Sewu, Kota Lama dan masih
banyak yang lainnya. Dengan keberagaman dan keunikan
potensi-potensi pariwisata yang ada dikota Semarang, tentunya hal
ini menarik wisatawan-wisatawan untuk berwisata ke kota Semarang,
Industri pariwisata di Jawa Tengah sendiri memiliki potensi ekonomi
yang cukup tinggi per tahunnya. Hal tersebut terlihat dari jumlah
kunjungan wisatawan yang terakomodasi ke Jawa Tengah tiap tahunnya
yang mencapai 20 juta orang tiap tahun, yang di Semarang sendiri
mencapai 1 juta wisatawan tiap tahunnya [1]. Selain banyaknya
tempat-tempat bersejarah yang ada di Semarang, kota ini dikenal
pula dengan berbagai macam kuliner yang ada. Penduduk yang cukup
padat serta keanekaragaman suku dan ras menjadikan Semarang
memiliki beragam jenis makanan atau kuliner. Banyaknya lokasi
wisata kuliner yang tersebar di kota Semarang tidak semuanya dapat
diketahui oleh para wisatawan, dikarenakan kurangnya informasi
lokasi wisata kuliner. Serta informasi yang ada seperti penyebaran
brosur dan peta belum bisa memberikan informasi yang lebih
presentatif sebab tidak semua wisatawan dapat memiliki peta atau
brosur, hal ini dikarenakan tidak efektifnya kegiatan penyebaran
peta atau brosur tersebut. Dengan memanfaatkan kemajuan di bidang
teknologi informasi yang sekarang semakin pesat, membangun suatu
aplikasi sistem pendukung keputusan dapat membantu wisatawan dalam
menentukan alternatif lokasi kuliner yang sesuai dengan kriteria.
Selain itu, dengan media internet yang dapat diakses dengan cepat,
data lokasi wisata kuliner di kota Semarang dapat diinformasikan
dengan cepat, tepat dan akurat serta informasi dapat digabungkan
dengan pemetaan dimana lokasi wisata kuliner itu berada. Dengan
demikian informasi yang diperoleh bukan hanya textual saja tetapi
juga dalam bentuk spasial atau peta yang interaktif.Seiring dengan
tingginya mobilitas dan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat
dalam memperoleh informasi secara efektif dan efisien, tren dalam
bidang teknologi pun mengalami perkembangan terutama dalam bidang
perangkat bergerak atau mobile device. Kemajuan teknologi ini
ditunjukan dengan perkembangan ponsel konvensional yang dulu hanya
digunakan sebagai alat komunikasi seperti sms dan telpon, sekarang
ini menjadi suatu ponsel pintar atau biasa disebut smartphone.
Masyarakat memanfaatkan smartphone sebagai alat bantu dalam
menyelesaikan pekerjaan penting yang dapat dilakukan setiap waktu
tanpa batasan tempat, seperti mengirim email, melakukan percakapan
lewat video ataupun juga dapat digunakan sebagai penunjuk jalan
ketika sedang berkendara atau untuk mencari lokasi tertentu.
Smartphone berbasis sistem operasi Android saat ini sedang menjadi
salah satu mobile device yang mendapatkan cukup banyak perhatian
oleh masyarakat. Fitur-fitur yang ada seperti GPS, navigasi dengan
menggunakan layar sentuh, push-up email, multimedia player, serta
pengembangan yang mudah karena bersifat open source, menjadikan
sistem operasi ini berkembang dengan sangat cepat.Dengan
memanfaatkan fitur yang ada di sistem operasi android, salah
satunya yaitu Google Maps yang telah terintegrasi di dalam android,
dapat dibangun suatu sistem pendukung keputusan berbasis GIS yang
dapat memberikan informasi lokasi wisata kuliner kepada masyarakat
secara efektif dan efisien. Sehingga dengan adanya sistem pendukung
keputusan berbasis GIS pada perangkat android ini diharapakan dapat
mengoptimalkan pelayanan pariwisata di kota Semarang serta membantu
masyarakat dalam memperoleh informasi berbagai lokasi wisata
kuliner di wilayah kota Semarang.Rumusan MasalahBerdasarkan pada
latar belakang dapat dirumuskan permasalahan yang dapat diambil
yaitu bagaimana merancang dan membuat Sistem Pendukung Keputusan
Wisata Kuliner Berbasis GIS pada Perangkat Android.
Tujuan dan ManfaatTujuan yang ingin dicapai dari penelitian
tugas akhir ini adalah menghasilkan aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan Wisata Kuliner Berbasis GIS pada Perangkat Android.Adapun
manfaat yang diharapkan dari penelitian tugas akhir ini adalah
dapat membantu wisatawan dalam menentukan tujuan wisata kuliner
berdasarkan kriteria yang dipilih, serta dapat digunakan sebagai
media promosi pariwisata dan alat pendukung program pemerintah
untuk memberikan kemudahan informasi kepada wisatawan.Ruang
LingkupRuang lingkup pada pengembangan sistem pendukung keputusan
wisata kuliner berbasis GIS pada perangkat Android adalah sebagai
berikut:1. Tugas akhir ini akan dikembangkan dengan menggunakan
bahasa Pemrograman Java menggunakan IDE(Integrated Development
Environment) Eclipse.2. Output dari sistem informasi ini adalah
lokasi wisata kuliner yang sesuai dengan kriteria dan bobot yang
dimasukkan oleh wisatawan atau pengguna.3. Sistem ini melakukan
perhitungan alternatif terbaik dari beberapa kriteria yaitu, harga,
fasilitas (meeting room, AC, wifi, toilet, mushola, parkir, musik),
jarak, serta berdasarkan jenis makanan yang diinginkan. 4.
Pengembangan sistem ini sampai tahap implementasi pada emulator
yang telah disediakan oleh IDE dan juga implementasi pada device
sesungguhnya.5. Sistem pendukung keputusan ini hanya dapat
melakukan keputusan berdasarkan alternatif makanan yang sejenis.6.
Fitur-fitur lain yang dianggap perlu dapat ditambahkan selama
proses pengembangan.
BAB II METODOLOGI
2.1. Studi PustakaPada bagian ini penulis akan menjelaskan
beberapa literatur mengenai bahan yang menjadi dasar dalam
pembuatan tugas akhir ini seperti Sistem Informasi, Sistem
Pendukung Keputusan, Sistem Informasi Geografis, FMADM, mobile
application, Android dan beberapa bahan lain.Sistem InformasiSistem
dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen-komponen atau
prosedur-prosedur yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya
membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
informasi adalah data yang diolah menjadi suatu bentuk yang berguna
bagi pemakainya. Informasi harus relevan, tepat waktu, dan akurat
untuk menjadikannya berguna. Sistem informasi merupakan sistem yang
memiliki komponen input, komponen model, komponen output, komponen
teknologi, komponen basis data, dan komponen control[2]. Penjabaran
keenam komponen tersebut adalah sebagai berikut:1. InputMerupakan
data yang masuk ke dalam sistem Informasi. Input yang masuk ke
dalam sistem selanjutnya akan diolah menjadi informasi yang
dibutuhkan atau jika belum dibutuhkan maka dapat disimpan ke dalam
database terlebih dahulu.2. ModelDapat berupa model logika yang
menunjukkan suatu proses perbandingan logika atau model matematik
yang menunjukkan proses perhitungan matematika.3. OutputBerupa
informasi yang berguna bagi pemakainya. Output dari sistem
informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di basis data dan
diproses menggunakan model tertentu.4. TeknologiMembantu
mempercepat sistem informasi dalam pengolahan datanya, agar dapat
menghasilkan informasi yang tepat waktu.5. Basis DataKumpulan dari
data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di
perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya.6. KontrolDigunakan untuk menjamin bahwa informasi
yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang
akurat.Sistem Pendukung KeputusanSistem Pendukung Keputusan (SPK)
adalah sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen
yang saling berinteraksi antara lain[3]:a. Sistem bahasa yaitu
mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen
SPK lain. b. Sistem pengetahuan yaitu repositori pengetahuan domain
masalah yang ada pada SPK, sebagai data atau sebagai prosedur. c.
Sistem pemrosesan masalah yaitu hubungan antara dua komponen
lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi
masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Komponen
dalam sistem pendukung keputusan terlihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Komponen dalam SPKBerikut merupakan penjelasan dari
masing-masing komponen pada gambar 2.1:1. Subsistem manajemen
dataMeliputi basis data yang mengandung data yang relevan dengan
keadaan yang ada dan dikelola oleh sebuah sistem yang dikenal
sebagai database management system (DBMS). 2. Subsistem manajemen
modelMerupakan sebuah paket perangkat lunak yang berisi model-model
finansial, statistik, management science, atau model kuantitatif
yang lain yang menyediakan kemampuan analisis sistem dan management
software yang terkait. 3. Subsistem manajemen pengetahuan
(knowledge) Merupakan subsistem yang mampu mendukung subsistem yang
lain atau berlaku sebagai sebuah komponen yang berdiri sendiri
(independen). 4. Subsistem antarmuka pengguna (user
interface)Merupakan media tempat komunikasi antara pengguna dan
sistem pendukung keputusan serta tempat pengguna memberikan
perintah kepada sistem pendukung keputusan.Sistem Informasi
GeografisMenurut ESRI (Environmental System Research Institute),
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System
(GIS) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras
komputer, perangkat lunak, data geografis dan personil yang
dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, memperbarui,
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi
yang bereferensi geografi [4]. Sistem Informasi Geografis yang
kemudian disebut dengan SIG, pertama kali dikenal pada awal tahun
1980 dan mulai berkembang pesat sekitar tahun 1990, seiring dengan
perkembangan perangkat komputer, baik perangkat lunak (software)
maupun perangkat keras (hardware).Pada dasarnya, istilah sistem
informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok:
sistem, informasi, dan geografis. Melihat ketiga unsur pokok
tersebut, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi dan
SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur "Informasi
Geografis". Pada intinya SIG adalah sebuah sistem yang digunakan
untuk melakukan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis, dan
penayangan data yang terkait dengan permukaan bumi. Agar sistem
tersebut dapat beroperasi, dibutuhkan perangkat keras dan perangkat
lunak serta manusia untuk mengoperasikannya. Terdapat beberapa
komponen dari SIG, yaitu [5]:1. User (Pengguna)Teknologi SIG
membutuhkan pengguna dalam menjalankan, mengelola, dan membangun
perencanaan sistem yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Kategori user dalam SIG dapat dibagi menjadi beberapa kategori
yaitu operator, analis, pengembang atau programmer, database
administrator maupun stakeholder.2. AplikasiMerupakan kumpulan dari
prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi
informasi. Misalnya penjumlahan, rotasi, query, overlay, join
table, dan sebagainya.3. DataData yang digunakan dalam SIG dapat
berupa data spasial dan data atribut. Data spasial ini merupakan
data representasi fenomena permukaan bumi yang memiliki koordinat
lazim berupa peta, foto udara, satelit, dan sebagainya atau hasil
dari interpretasi data tersebut. Sedangkan data atribut merupakan
data yang memiliki informasi fitur spasial, misalnya data nama dan
panjang jalan, catatan survey, data statistik lainnya. Kumpulan
data dalam jumlah besar dapat disusun menjadi sebuah basis data.
Jadi dalam SIG juga dikenal basis data yang biasa disebut basis
data spasial.4. Perangkat LunakElemen yang harus terdapat dalam
komponen perangkat lunak SIG adalah :a) Tools untuk melakukan input
dan pengolahan data geografis.b) Sistem Manajemen Basis Data
(Database Management System).c) Tools untuk mendukung proses query,
analisis, dan visualisasi data geografis.d) Graphical User
Interface (GUI) untuk memudahkan pengguna SIG.5. Perangkat KerasSIG
membutuhkan pernagkat keras komputer untuk penyimpanan dan
pemrosesan data. SIG membutuhkan spesifikasi perangkat keras yang
lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya.
Perangkat keras SIG berupa seperangkat komputer dengan spesifikasi
yang sesuai untuk menjalankan program SIG, serta perangkat
penunjang yang lain seperti scanner, plotter, printer. Untuk
melakukan proses analisis data geografis dibutuhkan processor yang
cepat dan memory yang cukup besar, graphics card dan harddisk,
dengan spesifikasi yang tinggi untuk kualitas gambar yang
dihasilkan dan kemampuan penyimpanannya.Komponen-komponen SIG
tersebut digambarkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Komponen SIGDalam SIG model data yang akan digunakan
dari bentuk dunia nyata harus diimplementasikan ke dalam basis
data. Data ini dimasukkan ke dalam komputer yang kemudian
memanipulasi objek dasar yang memiliki atribut geometri (entity
spasial/entity geografis) [6]. Hingga saat ini, secara umum,
persepsi manusia mengenai bentuk representasi entity spasial adalah
konsep raster dan vektor, sehingga untuk menyajikan entity spasial
digunakan dua model data yakni :1) Model Data Raster Model data
raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk
grid. Akurasi model data ini sangat bergantung pada resolusi atau
ukuran pikselnya (sel grid) di permukaan bumi. Entity spasial
raster disimpan di dalam layers yang secara fungsionalitas
direlasikan dengan unsur-unsur petanya. Model data raster
memberikan informasi spasial apa yang terjadi dimana saja dalam
bentuk gambaran yang digeneralisir.2) Model Data Vektor Model data
vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon
beserta atribut-atributnya. Bentuk-bentuk dasar representasi data
spasial ini, di dalam sistem model data vektor, didefinisikan oleh
sistem koodinat kartesian dua dimensi (x,y). Pada model data vektor
terdapat tiga entity yaitu :a) Entitas TitikEntitas titik adalah
representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek.
Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi
di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan
menggunakan simbol-simbol.b) Entitas GarisEntitas garis adalah
bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan
digunakan untuk mempresentasikan obyek-obyek dua dimensi. Obyek
atau entitas yang dapat direpresentasikan dengan garis antara lain
jalan, sungai atau saluran air.c) Entitas PoligonEntitas poligon
digunakan untuk merepresentasikan obyek-obyek dua dimensi seperti
pulau atau wilayah administrasi. Satu poligon paling sedikit
dibatasi oleh tiga garis di antara tiga titik yang saling bertemu
membentuk bidang. Poligon mempunyai sifat spasial luas, terisolasi
atau terkoneksi dengan yang lain, bertakuk (intended), dan
overlapping.
Konsep Mobile GISMobile GIS (Geographic Information System)
merupakan integrasi antara tiga teknologi, yaitu perangkat lunak
GIS, teknologi Global Positioning System (GPS), dan perangkat alat
komunikasi genggam. Teknologi tersebut membuat basis data yang
dapat diakses oleh personil di lapangan secara langsung di segala
tempat dan waktu. Mobile GIS adalah perpaduan dari teknologi GIS,
Mobile hardware dengan perangkat lunaknya, Global Positioniong
System (GPS) dan komunikasi wireless untuk akses ke internet GIS.
Mobile GIS menawarkan fleksibilitas yang besar, memungkinkan
pengguna memperoleh hasil secara cepat sesuai dengan kebutuhan
mereka.[7]Sebagai teknologi paling mutakhir di bidang GIS, mobile
GIS dapat melakukan transmisi grafis GIS, teks, suara, dan
transmisi data lainnya dengan menggunakan remote server. Selain itu
juga mampu memperbarui remote spatial database melalui jaringan
komunikasi nirkabel.[8]FMADM (Fuzzy Multiple Attribute Decision
Making)Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah
suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari
sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM
adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian
dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi
alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan
untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif,
pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif &
obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan
kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan
berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga
beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan
secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot
dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari
pengambil keputusan.[9]Ketika pengambil keputusan terlibat dalam
proses pengambilan keputusan, ada dua fase yang biasanya diperlukan
untuk mencapai solusi akhir yaitu agregasi dan eksploitasi.
Agregasi adalah menggabungkan pendapat tentang alternatif dari
berbagai sudut pandangan. Eksploitasi adalah menentukan peringkat
alternatif atau memilih yang terbaik berdasarkan kolektif informasi
tentang alternatif. [10]Ada beberapa metode yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah FMADM. antara lain:a) Simple Additive
Weighting Method (SAW)b) Weighted Product (WP)c) ELECTREd)
Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution
(TOPSIS)e) Analytic Hierarchy Process (AHP)Simple Additive
Weighting Method (SAW)Metode SAW sering juga dikenal dengan istilah
metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari
penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif
pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi
matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan
dengan semua rating alternatif yang ada.Metode ini merupakan metode
yang paling dikenal dan paling banyak digunakan orang dalam
menghadapi situasi MADM (multiple attribute decision making).
Metode ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot bagi
setiap atribut. Skor total untuk sebuah alternatif diperoleh dengan
menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang dapat
dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap
atribut haruslah bebas dimensi yang artinya telah melewati proses
normalisasi sebelumnya.Langkah Penyelesaian SAW :1. Menentukan
kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan, yaitu Cj2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif
pada setiap kriteria3. Membuat matriks keputusan berdasarkan
kriteria (Cj), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan
persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan
ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi
R.4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu
penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor
bobot (w) sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai
alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi.
......................(2.1)Formula untuk melakukan normalisasi
tersebut adalah sebagai berikut:
dengan : rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari
alternatif Ai pada atribut Cj i=1,2,,m dan j=1,2,,n (m dan n
merupakan banyaknya kriteria dan alternatif) xij adalah nilai
rating kecocokan pada Ai dan Cj.
................................................................................................(2.2)Nilai
preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai
berikut:
dengan : rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari
alternatif Ai pada atribut Cj wj adalah bobot dari masing masing
kriteria.Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif
Ai lebih terpilih.AndroidAndroid adalah sebuah sistem operasi untuk
perangkat mobile yang menyertakan middleware (virtual machine) dan
sejumlah aplikasi utama yang di Release oleh Google [11]. Tujuan
pembuatan sistem operasi ini adalah untuk menyediakan platform yang
terbuka, yang memudahkan orang mengakses internet menggunakan
telepon seluler. Android juga dirancang untuk memudahkan pengembang
aplikasi membuat aplikasi dengan batasan yang minim sehingga
kreativitas pengembang menjadi lebih berkembang .Sistem operasi
Android ini sejak mulai diluncurkan pada 23 September 2008 telah
mengalami banyak penambahan fitur baru dan perbaikan terhadap
kekurangan dari versi sebelumnya. Sampai saat ini tercatat sedah
ada 10 versi utama dari sistem operasi Android yang diumumkan.
Secara garis besar Arsitektur Android terlihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Arsitektur Sistem Operasi Android.[12]Berikut adalah
penjelasan dari masing-masing layer pada gambar 2.3 :1) Application
dan WidgetsLayer yang berhubungan dengan aplikasi saja, dimana
aplikasi didownload kemudian melakukan instalasi dan menjalankan
aplikasi tersebut. Di layer terdapat aplikasi inti termasuk klien
email, program SMS, kalender, peta, browser, kontak, dan lain-lain.
2) Applications FrameworksLayer dimana para pembuat aplikasi
melakukan pengembangan atau pembuatan aplikasi yang akan dijalankan
di sistem operasi Android, karena pada layer inilah aplikasi dapat
dirancang dan dibuat, seperti content-providers yang berupa sms dan
panggilan telepon.3) LibrariesLayer dimana fitur Android berada,
biasanya para pembuat aplikasi mengakses libraries untuk
menjalankan aplikasinya. Berjalan diatas kernel. Layer ini meliputi
berbagai library C/C++ inti seperti Libc dan SSL.4) Android
RuntimeLayer yang membuat aplikasi Android dapat dijalankan dimana
dalam prosesnya menggunakan implementasi Linux. Dalvik Virtual
Machine (DVM) merupakan mesin yang membentuk dasar kerangka
aplikasi Android. 5) Linux KernelLayer dimana inti dari sistem
operasi dari Android itu berada. Berisi file-file system yang
mengatur sistem processing, memory, resource, drivers, dan
sistem-sistem operasi android lainnya. Metode Penyelesaian Unified
ProcessUnified Process merupakan salah satu metode software
development process yang menerapkan konsep berorientasi objek yang
dikembangkan oleh Ivan Jacobson, Grady Booch, dan James Rumbaugh.
Unified Process menerapkan 3 dasar karakteristik dalam pengembangan
sebuah software:1) Use Case DrivenMenjelaskan dimana use case tidak
hanya berperan untuk menspesifikasi kebutuhan sebuah sistem, tetapi
juga mengarahkan proses pengumpulan requirement dari software
sendiri. 2) Architecture CentricYaitu dimana kualitas sistem
dilihat dari arsitektur menjadi fokus utama dalam sebuah
pengembangan software. 3) Iterative and incrementalYaitu dimana
proses pengembangan perangkat lunak dilakukan secara berulang ulang
(iterative) dan setiap perulangan akan dihasilkan sebuah produk
baru.Pada unified process, metode yang dilakukan berusaha untuk
mengatur segala aspek yang diperlukan selama pengembangan program
dan juga tahap testing, mulai dari aspek pekerja, aktifitas, sampai
artefak untuk membuat model dari sebuah software system.Unified
Process memiliki 4 fase daur ulang selama pengembangan software,
yaitu:1) Fase InceptionInception adalah tahapan pertama dari proses
yaitu dengan mendefinisikan lingkup proyek dan mengembangkan bisnis
proses untuk sistem. Selain itu tujuan dari fase ini adalah
menangkap kebutuhan yang esensial, mengetahui bisnis proses,
menetapkan kemungkinan-kemungkinan, serta mengidentifikasi
resiko-resiko kritis.[13]2) Fase ElaborationElaboration merupakan
tahap kedua dari proses, ketika kebutuhan fungsional dan arsitektur
dari sistem didefinisikan. Tujuan dari fase elaboration adalah
menciptakan arsitektur sistem yang benar-benar akan dieksekusi.
Sehingga arsitektur sistem tidak hanya sekedar prototype sistem
tetapi sudah menjadi gambaran sistem yang akan dikembangkan.[13]3)
Fase Construction Construction adalah fase ketiga dari proses yang
pada intinya adalah membangun produk yang akan dihasilkan dalam
proyek. Tujuan dari fase construction adalah melengkapi semua
requirement, analysis dan design serta mengembangkan garis besar
arsitektur yang didapat dari fase sebelumnya menjadi final
system.[13] 4) Fase TransitionTransition adalah fase keempat dari
proses, ketika perangkat lunak tersebut dipindahkan ke lingkungan
pengguna. Tujuan utama dari fase transition adalah menguji
perangkat lunak terakhir yang akan diserahterimakan kepada
pengguna. Pada fase ini juga diharapkan user manual dan dokumentasi
telah selesai dikerjakan [13]. Setiap fase tersebut masing-masing
terdiri dari iterasi workflow (requirement, analysis, design,
implementation, dan testing). Penjelasan dari tiaptiap fase adalah
sebagai berikut:1) RequirementRequirement bertujuan untuk menemukan
dan mencapai persetujuan mengenai apa yang harus dilakukan pada
sistem dengan menggunakan bahasa user. Artefak yang dihasilkan
adalah use case.2) AnalysisAnalisis bertujuan untuk menerjemahkan
requirement kedalam bahasa developer dan mengidentifikasi elemen
atau entitas utama dari sistem yang diperlukan untuk memenuhi user
requirement. Artifak-artifak yang dihasilkan dalam tahap analisis
antara lain analysis class, use case realization analysis, dan
analysis package.3) DesignTahap desain akan menspesifikasi
bagaimana fungsionalitas akan diimplementasikan pada model yang
telah dihasilkan dari workflow analysis. Artifak yang dihasilkan
adalah design subsystem, design class, serta use case
realization.4) ImplementationTahap ini bertujuan mentransformasikan
design model ke dalam sebuah program jadi atau excutable code,
hasil akhir dari tahap ini adalah sebuah software yang dapat
digunakan.5) TestTujuan dari testing adalah memastikan bahwa
seluruh persyaratan yang telah ditetapkan dan dikembangkan pada
proses developing telah terlewati dan dapat berjalan dengan
baikGambar 2.4 berikut menunjukkan hubungan antara fase dan
workflow dalam Unified Process
Gambar 2.4 Hubungan fase dan workflow pada Unified
Process[13]2.2. Garis Besar Penyelesaian MasalahPengembangan Sistem
Pendukung Keputusan Wisata Kuliner Berbasis GIS pada Perangkat
Android ini menggunakan model Unified Process. Garis besar
penyelesaian masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:1)
Pengumpulan data dan kebutuhan sistem (Requirement)Requierment
sebagian besar terjadi pada fase inception dan elaboration. Dalam
tahapan proses ini, dilakukan pengumpulan data dan mendefinisikan
spesifikasi sistem. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode analisis dokumen. Dokumen yang digunakan
sebagai sumber data berasal dari jurnal ilmiah, buku pusataka, dan
referensi dari internet, serta survey langsung ke lokasi wisata.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data wisata
kuliner di Semarang. Sedangkan spesifikasi sistem merupakan
gambaran sistem secara umum. Bagian ini berisi deskripsi sistem
kini, kendala yang dihadapi, dan sistem yang dikembangkan. Sistem
ini akan menyajikan informasi berupa daftar tujuan wisata kuliner
sesuai dengan perangkingan berdasarkan kriteria yang ditentukan.2)
Analisis sistem (Analysis)Pada fase elaboration, analisis sistem
menjadi pusat perkembangan. Di tahap ini dilakukan suatu analisis
terhadap kebutuhan sistem yang telah ditentukan pada tahap
sebelumnya. Menyusun kembali kebutuhan sistem sesuai hasil analisis
yang dilakukan. Tahap ini nantinya menghasilkan suatu use case
realization tahap analisis dan analysis class. 3) Perancangan
sistem (Design)Perancangan sistem dimulai dari fase elaboration dan
sebagian besar terjadi di fase construction. Pada tahap ini mulai
dilakukan suatu perancangan terhadap sistem yang dikembangkan.
Perancangan sistem tersebut berdasarkan hasil analisis pada tahap
sebelumnya. Tahap ini menghasilkan rancangan rinci dari sistem yang
akan diimplementasikan pada tahap berikutnya. Hasil perancangan
tersebut nantinya diwujudkan dalam bentuk design class, use case
realization tahap perancangan, user interface, dan sequence
diagram.
4) Implementasi sistem (Implementation)Pada fase elaboration,
selain implementasi terhadap pembuatan use case, tahap ini juga
memuat implementasi dari perkembangan perencanaan arsitektural dan
sebagainya. Pada fase construction inilah, hasil dari tahap
perancangan sistem akan diimplementasikan menjadi aplikasi sebagai
wujud dari sistem. Aplikasi ini akan dikembangkan dalam bahasa
pemrograman Java. Sedangkan implementasi yang terjadi pada fase
transition adalah implementasi pada penerapan aplikasi yang telah
dikembangkan.5) Pengujian (Testing)Pengujian pada fase elaboration
merupakan pengujian setelah use case diimplementasikan. Pada fase
construction, pengujian biasanya dilakukan pada akhir fase.
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah sistem yang telah
dibuat dapat berjalan dengan baik sekaligus mencari kesalahan yang
ada pada sistem agar dapat diperbaiki. Jenis pengujian yang
dilakukan terhadap sistem ini adalah pengujian metode Blackbox.
Pengujian metode Blackbox merupakan suatu jenis pengujian yang
berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pada fase
transition, pengujian dilakukan sebelum aplikasi diserahkan kepada
end users dengan keadaan yang sebenarnya.2.3. Arsitektur Sistem
Yang Akan DibangunArsitektur sistem yang akan dibangun dalam Tugas
Akhir ini ditunjukan pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Arsitektur Sistem yang akan dibangunPada gambar 2.5
digambarkan bahwa pada Sistem Pendukung Keputusan Wisata Kuliner
Berbasis GIS pada Perangkat Android ini memiliki dua tipe user
yaitu Admin dan User umum. Admin merupakan user yang bertanggung
jawab dan berhak melakukan pengelolaan data yang ada pada sistem
ini. Admin menggunakan PC dalam mengelola database. Sedangkan User
umum merupakan siapa saja yang menjalankan aplikasi ini menggunakan
perangkat android. User melakukan input berupa kriteria yang telah
ditentukan yang kemudian dilakukan perangkingan. Kedua user wajib
terhubung dengan internet apabila ingin menggunakan Sistem
Pendukung Keputusan Wisata Kuliner Berbasis GIS pada Perangkat
Android ini.2.4. Jadwal KegiatanEstimasi waktu mulai dari
perencanaan, pembuatan hingga nantinya sistem pendukung keputusan
ini selesai dapat dilihat pada Tabel 2.1. Dengan adanya jadwal ini
akan dapat memberikan gambaran mengenai tahapan dan yang akan
dilakukan, sehingga dalam pengerjaan ada acuan waktu sebagai
evaluasi pada tahapan sebelumnya.
19
Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Tugas Akhir
AktifitasWaktu
NovDesJanFebMarAprilMei
2012201220132013201320132013
Minggu ke1234123412341234123412341234
Persiapan
Penyusunan Proposal TA 1
Seminar TA 1
Revisi Proposal
Analisa Sistem
Desain Sistem
Development
Testing
Penyusunan Laporan
Sidang TA II
Revisi TA II
20
1
26
DAFTAR PUSTAKA
[1] Banyaknya Pengunjung Obyek Wisata/Taman Rekreasi Menurut
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2011, diakses dari
http://jateng.bps.go.id pada tanggal 18 Oktober 2012 pukul 11.00
WIB[2] Jogiyanto, H.M, 2005, SistemTeknologiInformasiEdisi 2,
Penerbit Andy, Yogyakarta[3] Turban, Efraim, Jay E.Aronso, Ting
Peng Liang, 2005, Decision Support System and Intelligent System,
Penerbit Andy, Yogyakarta[4] Riyanto P.E.P., dan Hendi I., 2009,
Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop
dan Web, Gava Media, Yogyakarta[5] John E. Harmon, Steven J.
Anderson, 2003, Design and Implementation of Geographic Information
System, John Wiley and Sons, New Jersey[6] Prahasta, Eddy, 2002,
Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis., Informatika,
Bandung[7] Therestia, Jeni, 2010, Implementasi Mobile GIS Pada
Navigasi Jalan Menggunakan PDA Pada Kabupaten Sleman, Yogyakarta[8]
Bing He, Xiaohua Tong, Peng Chen, 2008, Application of Mobile GIS
in Real Estate Dynamic Monitoring, Tongji University Shanghai,
Shanghai [9] Henry Wibowo S, Riska Amalia, Andi Fadlun M, Kurnia
Arivanty, 2009, Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan
Penerima Beasiswa Bank Bri Menggunakan Fmadm (Studi Kasus:
Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia),
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta[10] Jian Ma, Quan Zhang,
Zhiping Fan, Jiazhi Liang, Duanning Zhou, 2010, An Approach to
Multiple Attribute Decision Making Based on Preference Information
on Alternatives, City University of Hong Kong, Hong Kong.[11]
Bernhardsen, Tor, 2002,Geographic Information System An
Introduction, John Wiley & Sons, New York[12] Safaat H,
Nazruddin, 2011,Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet
PC Berbasis Android, Informatika, Bandung[13] Arlow, Jim, 2002, UML
And The Unified Process, Pearson Education Limited, London
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Hadir Seminar
Lampiran 2. Notulensi Tanya-Jawab Seminar
1. Al Aziz I.K / J2F008005Pertanyaan : Kriteria apa saja yang
dihitung dalam SPK ini?Jawaban: Kriteria yang nantinya dihitung ada
tiga yaitu harga, fasilitas dan koordinat
2. M. Lutfi / J2F008118Pertanyaan : Databasenya seperti apa? dan
bagaimana cara update?Jawaban: Database berisi profil restoran
seperti nama, alamat, koordinat dan fasilitas-fasilitas yang
dimiliki. Nantinya akan ada halaman admin yang dapat digunakan
untuk update data
3. Akbar Dwi Permana / J2F008004Pertanyaan : Bagaimana cara
penambahan data?Jawaban: Penambahan data restoran akan dilakukan
oleh admin dengan menggunakan halaman admin yang tersedia.
4. Riandika / J2F00 8068Pertanyaan : - Apakah hanya wilayah
Semarang saja?- Arsitektur sistemnya seperti apa?- Aplikasi ini
Online atau Offline?Jawaban: - Untuk studi kasus tugas akhir ini
hanya wilayah kota Semarang saja - Pengguna sistem ini adalah Admin
dan User. Kedua pengguna tersebut nantinya saling terhubung dengan
database server melalui internet.- Sistem Pendukung Keputusan akan
melakukan perhitungan di dalam perangkat sedangkan database
restoran diambil melalui web service.
5. Hesty Wulandari / J2F008037Pertanyaan : Bagaimana cara untuk
mengetahui jarak antara user dengan lokasi kuliner?Jawaban :
Menggunakan fasilitas dari Google Maps API
6. M. Yunus / J2F00 8049Pertanyaan : - Pengelompokannya
berdasarkan apa? - Masukan harganya seperti apa?Jawaban:-
Pengelompokannya dari makanan sejenis. Sehingga nantinya user hanya
dapat melakukan pencarian berdasarkan makanan yang sejenis.- User
sendiri yang akan memasukan harga
7. Lutfiana A. / J2F008043Pertanyaan :- Apabila ada restoran
baru yang ingin memasukan restorannya ke dalam aplikasi ini,
bagaimana caranya? - Data didapat darimana?Jawaban:- Nantinya di
dalam aplikasi ini akan ada menu untuk menghubungi admin melalui
email.- data di dapet melalui buku pustaka dan internet, kemudian
melakukan survey langsung ke lokasi kuliner untuk menentukan layak
tidaknya dimasukan ke dalam database.
8. M. Tajul / J2F008085Pertanyaan :Mengapa menggunakan metode
SAW?Jawaban:Karena metode SAW selain hasil akhirnya berupa
perangkingan, metode ini merupakan metode yang paling dikenal dan
paling banyak digunakan orang dalam menghadapi situasi MADM
(multiple attribute decision making).
9. Riyan Winangsih / J2F008067Pertanyaan :Jelaskan
langkah-langkah dalam metode SAW?Jawaban:Langkahlangkah untuk
melakukan metode SAW adalah menentukan kriteria yang akan
digunakan, membuat tabel kecocokan kriteria dengan alternatif,
melakukan normalisasi dengan membuat matriks R, melakukan perkalian
bobot dengan nilai pada matriks R untuk setiap alternatif
10. Ragil Saputra S.Si, M.CsPertanyaan :Jelaskan input dari user
nantinya seperti apa?Jawaban:Pertama user memasukan nama makanan
yang diinginkan. Kemudian user memasukan berapa harga yang
diharapkan beserta bobot prioritasnya, fasilitas apa saja yang
diinginkan beserta bobot prioritasnya, dan bobot prioritas jarak
yang diinginkan. Kemudian klik cari.
11. M. Ali Imron S / J2F008044Pertanyaan :- Dalam konsep mobile
GIS, GPS digunakan sebagai apa?- Apakah bisa bila tidak menggunakan
GPS?Jawaban:- GPS digunakan sebagai penentu posisi user secara
akurat.- Bisa, posisi user nanti akan dicari menggunakan mobile
data