Top Banner
PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PENGUMPULAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (TUGAS METODOLOGI PENELITIAN) Diajukan untuk memenuhi tugas Metodelogi Penelitian Diajukan oleh: SUGIARTI 22109041/Semester VI Ganjil
39

Proposal Skripsi Ugie

Jul 24, 2015

Download

Documents

Aguess Boomers
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Skripsi Ugie

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PENGUMPULAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT

LIKUIDITAS PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(TUGAS METODOLOGI PENELITIAN)

Diajukan untuk memenuhi tugas Metodelogi Penelitian

Diajukan oleh:

SUGIARTI22109041/Semester VI Ganjil

FAKULTAS EKONOMIPROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS BATAM2012

Page 2: Proposal Skripsi Ugie

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1

1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………….. 6

1.3 Batasan Masalah…………………………………………………… 6

1.4 Rumusan Masalah …………………………………………………. 6

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………… 7

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………… 9

2.1 Uraian Teori ………………………………………………………. 9

2.1.1 Likuiditas………………………………………………......... 9

2.1.2 Piutang………………………………………………………. 9

2.1.3 Tingkat Perputaran Piutang…………………………………. 10

2.1.4 Tingkat Pengumpulan Piutang………………………………. 11

2.2 Kerangka Konseptual ……………………………………………… 13

2.2.1 Pengaruh Perputaran Piutang terhadap likuiditas…………… 13

2.2.2 Pengaruh Pengumpulan Piutang terhadap likuiditas………… 14

2.2.3 Pengaruh Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang terhadap

likuiditas…………………………………………………. 14

Page 3: Proposal Skripsi Ugie

2.3 Hipotesis ………………………………………………………….. 15

BAB III METODELOGI PENELITIAN………………………………….. 16

3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………….. 16

3.2 Definisi Operasional Variabel……………………………………… 16

3.2.1 Variabel Perputaran Piutang (X1)…………………………… 16

3.2.2 Variabel Pengumpulan Piutang (X2)………………………… 16

3.2.3 Variabel Likuiditas (Y) .……………………………………. 17

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………… 17

3.3.1 Populasi …………..…………………………………………. 17

3.3.2 Sampel………………………………………………………. 17

3.4 Jenis dan Sumber Data …………………………………………….. 18

3.4.1 Jenis Data……………………………………………………. 18

3.4.2 Sumber Data………………………………………………… 18

3.5 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………. 19

3.6 Teknik Analisis Data………………………………………………. 19

3.6.1 Analisi Regresi Berganda…………………………………… 19

3.6.2 Uji Asumsi Klasik…………………………………………… 20

3.6.3 Uji Hipotesis……………………………………………….... 22

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 23

Page 4: Proposal Skripsi Ugie

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi pada dekade

terakhir ini menunjukan kemajuan sangat pesat, sebuah perusahaan didirikan

harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan hidup dalam

jangka panjang, artinya perusahaan harus mempertahankan kelangsungan

hidupnya melalui pencapaian tujuan.

Salah satu cara untuk menilai baik-buruknya kinerja suatu perusahaan

adalah dengan melihat tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Semakin tinggi

tingkat likuiditas perusahaan ini berarti semakin besar kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek.

Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan memenuhi

kewajiban-kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segara

dibayar. Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam

suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur,

perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang

baik, karena dana jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat

dijamin oleh aktiva lancar yang jumlah relatif banyak. Jika dipandang dari

sisi manajemen perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukan

adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan atau

Page 5: Proposal Skripsi Ugie

2

karena kebijakan kredit perusahaan yang tidak baik sehingga mengakibatkan

tingginya piutang usaha.

Pengungkapan tingkat likuiditas antra rendah dan tinggi dipengaruhi

oleh tingkat perputaran modal kerja pada suatu sistem operasi perusahaaan,

secara sederhana dapat dijelaskan bahwa perusahaan memiliki alat likuid

berupa kas dan surat-surat berharga. Dengan alat likuid ini perusahaan

membeli bahan mentah, bahan mentah kemudian diproses melalui proses

produksi menjadi barang jadi. Barang jadi kemudian dijual, baik secara tunai

maupun kredit.

Dengan adanya persaingan usaha yang semakin ketat sekarang ini,

maka perusahaan dituntut untuk melakukan kebijakan-kebijakan yang dapat

menguntungkan perusahaan dalam rangka mempertahankan kelangsungan

hidup perusahaan dan menghasilkan laba atau keuntungan semaksimal

mungkin, maka perusahaan memiliki banyak alternative untuk melakukan

kegiatan usahanya agar dapat berjalan dan salah satunya adalah dengan

melakukan penjualan secara kredit produk atau jasa yang ditawarkan.

Penjualan secara kredit artinya pelanggan tidak langsung membayar

produk yang diberikan oleh perusahan tetapi pembayaran dilakukan beberapa

waktu setelah penerimaan produknya. Penjualan secara kredit tidak akan

menghasilkan kas pada saat terjadi penjualan, tetapi menimbulkan perkiraan

dalam bentuk piutang dagang. Piutang dagang akan berubah menjadi kas

pada saat piutang dagang itu telah dilunasi yaitu pada saat piutang tersebut

jatuh tempo. Pembayaran piutang yang diterima dikemudian hari akan

Page 6: Proposal Skripsi Ugie

3

menimbulkan rediko bagi perusahaan, baik resiko dibayarnya piutang yang

terlambat sampai resiko tidak dibayarnya piutang. Jika resiko tersebut

terlambat atau tidak dibayar maka angka perputaran piutang akan rendah

yang menyebabkan aktivitas perusahaan tergangu dan akhirnya di dalam

pencapaian tujuan perusahaan menjadi tergangu pula.

Pada umumnya perusahaan lebih menyukai penjualan dalam bentuk

tunai karena dengan penjualan tunai relative tidak memiliki resiko tidak

tertagihnya hasil penjualan tetapi dengan melakukan penjualan secara kredit

berargti resiko tidak tergagihnya kemungkinan besar dapat terjadi. Tetapi

karena ketatnya persaingan dengan perusahaan lain, maka perusahaan mau

tidak mau harus melakukan penjualan dalam bentuk kredit agar dapat

memenangi persaingan pasar yang semakin ketat.

Penjualan kredit yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat

mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan tersebut, karena hasil dari

penjualan kredit ini akan menghasilkan piutang usaha yang merupakan

bagian dari aktiva lancar dan perubahan pada aktiva lancar dapat

mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan karena terlunasinya piutang

usaha maka akan menambah kas sehingga perusahaan dapat membayar

kewajiban jangka pendeknya. Sehingga likuiditas itu sendiri dapat diartikan

sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban

finansialnya yang harus segera dipenuhi. Jika jumlah piutang suatu

perusahaan meningkat maka di satu sisi tingkat likuiditas akan naik yang

diakibatkan meningkatnya pos aktiva lancar pada neraca perusahaan.

Page 7: Proposal Skripsi Ugie

4

Sebaliknya jika jumlah piutang turun maka di satu sisi tingkat likuiditas akan

turun yang diakibatkan menurunnya pos aktiva lancar pada perusahaan.

Menurut Parlindungan Dongoran (2009) Perputaran piutang akan

sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan karena piutang merupakan salah

satu komponen modal kerja yang cukup memungkinkan suatu perusahaan

dalam melaksanakan aktivitas tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang

mungkin akan timbul. Tingginya tingkat perputaran piutang merupakan salah

satu alat ukur yang dipergunakan untuk menyelesaikan masalah likuiditas

perusahaan.

Sedangkan Rahmat dan Nur (2008) mengatakan perputaran piutang

yang tinggi maka kondisi modal yang ada akan semakin tinggi dan

perusahaan dikatakan liquid. Apabila perputaran piutang rendah maka

kondisi modal yang ada juga akan rendah sehingga dikatakan illiquid atau

tidak liquid. Jadwal jatuh tempo akan mengarahkan perusahaan pada kondisi

likuiditas perusahaan yang baik. Perusahaan harus benar-benar teliti di dalam

menginvestasikan dana perusahaan dengan tujuan untuk menjaga likuiditas

perusahaannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Aristianto (2002) mengenai

pengaruh perputaran piutang dagang terhadap tingkat likuiditas dan

rentabilitas pada PT. Metrodata Electronics Tbk mengemukakan bahwa

hubungan antara perputaran piutang dagang dengan tingkat likuiditas

memiliki hubungan positif dan lemah. Sedangkan hubungan antara

perputaran piutang dagang dengan tingkat rentabilitas memilii hubungan

Page 8: Proposal Skripsi Ugie

5

yang negative dan lemah. Hal ini berdasarkandari hasil analisa korelasi untuk

likuiditas membarikan hasil untuk current ratio sebesar 0.1026 dan utnuk

quick ratio sebesar 0.0809, berarti antara perputaran piutang dengan likuiditas

mempunyai hubunan yang positif dan lemah.

Kemudian Evy (2003) pada penelitiannya yang dilakuan pada PT.

Sumalindo Lestari Jaya TBK periode 1997-2001 mengemukakan bahwa hasil

penelitian menunjuakan hubungan korelasi antara account receivable

turnover (tingkat perputaran piutang) dengan rasio likuiditas perusahaan

(current ratio dan quick ratio) menunjukan r = -0,9267 dan r = -0,90, hasil

ini menunjukan hubungan yang berlawanan arah atau negative dan kuat.

Penelitian yang dilakukan penulis sendiri ini merupakan replikasi

dari penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Agus Santoso dan Mohammad

Nur (2008). Dalam penelitiannya mereka mengemukakan bahwa secara

parsial dan simultan perputaran piutang dan pengumpulan piutang

mempunyai hubungan yang sangat signifikan terhadap likuiditas perusahaan

CV. Bumi Sarana Jaya. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F yang memperoleh

hasil Fo = 24,841 > F = 19,00 dan uji t yang menghasilkan sig. < 0,05 atau t

table < t hitung.

Berdasarkan uraian diatas, peniliti bertujuan meneliti kembali

pengaruh antara perputaran piutang dan pengumpulan piutang terhadap

likuiditas. Dalam penelitian ini menggunakan sampel dan tahun yang berbeda

yaitu pada industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Untuk itu peneliti membuat judul penelitian ini dengan judul : “Pengaruh

Page 9: Proposal Skripsi Ugie

6

Perputaran dan Pengumpulan Piutang Terhadap Tingkat Likuiditas Pada

Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka masalah penelitiannya

adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas

pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia untuk periode

2007 s.d. 2011?

2. Apakah terdapat pengaruh pengumpulan piutang terhadap tingkat

likuiditas pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia untuk

periode 2007 s.d. 2011?

3. Apakah perputaran piutang dan pengumpulan piutang secara simultan atau

bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat likuiditas pada industri

barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2007 s.d. 2011?

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini penulis hanya membatasi variabel-variabel

penelitian pada variabel perputaran piutang dan pengumpulan piutang

sebagai variabel independen serta rasio likuiditas yang menjadi variabel

dependen dalam penelitian ini diwakili current ratio dengan mengambil

sampel penelitian pada perusahaan manufaktur khususnya perusahaan

industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk

laporan keuangan periode 2007 s.d. 2011.

1.4 Rumusan Masalah

Page 10: Proposal Skripsi Ugie

7

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka perumusan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Apakah perputaran piutang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

likuiditas?

2. Apakah pengumpulan piutang berpengaruh secara signifikan terhadap

tingkat likuiditas?

3. Apakah perputaran piutang dan pengumpulan piutang secara simultan atau

bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat likuiditas?

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang secara parsial terhadap

tingkat likuiditas.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengumpulan perputaran piutang secara

parsial terhadap tingkat likuiditas.

3. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang dan pengumpulan piutang

secara simultan atau bersama-sama terhadap tingkat likuiditas.

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

berguna bagi seluruh pihak diantaranya adalah:

1. Bagi Penulis

yaitu untuk memberikan tambahan pengetahuan dan menguji pengetahuan

penulis yang telah didapatkan ketika kuliah untuk dapat diplikasikan

Page 11: Proposal Skripsi Ugie

8

dalam menyusun sebuah penelitian dan mengolah data yang ada untuk

mencapai hasil yang diharapkan.

2. Bagi Investor, Kreditor, dan Manajemen Perusahaan

yaitu diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

mengambil keputusan untuk berinvestasi dan memberikan kredit kepada

perusahaan. Dan bagi manajemen perusahaan penelitian ini dapat

memberikan kontribusi praktis bagi perusahaan dalam pengambilan

keputusan ekonomi yang tepat di masa yang akan datang.

3. Bagi Kalangan Akademik dan Praktisi

yaitu manambah referensi bukti empiris sebagai rekomendasi penelitian

yang dilakukan di masa yang akan datang dan menambah literatur

mengenai aspek fundamental yang berhubungan dengan tingkat likuiditas.

Page 12: Proposal Skripsi Ugie

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Uraian Teori

2.1.1 Likuiditas

Menurut Nitisemito (1989); Riyanto (1997) dalam Parlindungan

Dongoran (2009) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi

seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar. Jadi likuiditas adalah

menunjukan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendek

pada saat jatuh tempo.

Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar

yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat

berharga, piutang, dan persediaan. Dengan menggunakan laporan keuangan

yang terdiri atas Neraca, Laporan Rugi-Laba, dan Laporan Perubahan Modal.

Semakimn tinggi current ratio ini berarti semakin besar kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Aktiva

lancar yang dimaksud termasuk kas, piutang, surat berharga, dan persediaan.

Current rasio =

2.1.2 Piutang

Zaki Baridwan (2004:124) dalam Parlindungan Dongoran (2009)

mengatakan bahwa piutang yang dimaksud adalah piutang yang timbul dari

penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan.

Page 13: Proposal Skripsi Ugie

10

Piutang merupakan elemen modal kerja yang selaku dalam keadaan

berputar secara terus menerus. Piutang adalah aktiva atau kekayaan

perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya praktek

penjualan kredit (Indriyo Gitosudarmo, 2002 cit. Parlindungan Dongoran,

2009).

2.1.3 Tingkat Perputaran Piutang

Riyanto (2008); Gitosudarmo (2002) dalam Parlindungan Dongoran

(2009) menyatakan piutang sebagai bagian dari komponen modal kerja yang

selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran piutang dipengaruhi oleh

panjang pendeknya kententuan yang disyaratkan dalam syarat pembayaran.

Semakin lama terkaitnya modal kerja tersebut dalam piutang dan menandakan

semakin kecil tingkat perputaran piutang dalam satu periode akan tetapi

sebaliknya semakin pendek pembayaran kredit berarti semakin pendek

terikatnya modal kerja sehingga tingkat perputaran piutang dalam satu periode

semakin besar.

Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan

yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang

disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari

penjualan secra kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan

perputaran piutang.

Dari kesimpulan di atas bahwa perputaran piutang itu ditentukan oleh

dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Rata-rata

piutang dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan piutang awal periode

Page 14: Proposal Skripsi Ugie

11

dengan piutang akhir periode dibagi dua. Adakalanya angka penjualan kredit

untuk suatu periode tertentu tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan

sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan.

Perputaran piutang yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang

semakin baik. Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar

keceilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin cepat perputaran

piutang berarti cepat modal kembali. Tingkat perputaran piutang suatu

perusahaan dapat menggambarkan tingka efisiensi modal perusahaan yang

ditanamkan dalam piutang, sehingga makin tinggi perputaran piutang berarti

semakin efisien modal yang digunakan.

Untuk menghitung tingkat perputaran piutang maka dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Rata-rata piutang =

Perputaran piutang =

2.1.4 Tingkat Pengumpulan Piutang

Selain perputaran piutang yang digunakan sebagai indikator terhadap

efisien atau tidaknya piutang, ada indikator lain yang cukup penting yaitu jika

waktu rata-rata pengumpulan piutang (average collection periode). “Jangka

waktu pengumpulan piutang adalah angka yang menunjukkan waktu rata-rata

yang diperlukan untuk menagih piutang.” (Munawir, 2004 cit. Muttaqin

Hasyim 2009)

Page 15: Proposal Skripsi Ugie

12

Syamsudin (2007) mengatakan bahwa pengumpulan piutang adalah

merupakan prosedur yang harus diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutang

bilamana sudah jatuh tempo.

Selanjutnya dijelaskan oleh Syamsudin (2007) ada beberapa teknik

pengumpulan piutang yang biasa dilakukan perusahaan bila pelanggan belum

membayar sampai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu:

1. Melalui surat

Bila mana waktu pembayaran utang dari pelanggan sudah lewat

bebarapa hari tetapi belum juga dilakukan pembayaran maka perusahaan dapat

mengirimkan surat dengan nada mengingatkan (menegur) langganan yang

belum membayar tersebut bahwa hutangnya sudah jatuh tempo.

2. Melalui telepon

Apabila sudah dikirimkan surat teguran ternyata belum juga

dibayarkan. Maka bagian kredit dapat menelpon langganan dan secara pribadi

memintanya untuk segera melakukan pembayaran.

3. Kunjungan Personal

Teknik pengumpulan piutang dengan jalan melakukan kunjungan

secara personal atau pribadi ke tempat langganan sering kali digunakan karena

sangat efektif dalam usaha-usaha pengumpulan piutang.

4. Tindakan Yuridis

Bilamana ternyata langganan tidak mampu membayar hutang-

hutangnya maka perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum

dengan mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan.

Page 16: Proposal Skripsi Ugie

13

Maka untuk mengetahui tingkat pengumpulan piutang dapat

dijabarkan dengan rumus ebagai berikut:

Periode pengumpulan piutang =

2.2 Kerangka Konseptual

Pengaruh variable-variabel independen tehadap tingkat likuiditas

sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah:

2.2.1 Pengaruh Perputaran Piutang terhadap likuiditas

Husnan (1998) dalam Rahmat dan Nur (2008) menyatakan bahwa

perputaran piutang merupakan analisis untuk mengukur berapa cepat piutag

tersebut dilunasi dalam satu tahun. Perputaran piutang tersebut ditentukan

dengan penjualan kredit dibagi dengan piutang.

Sartono (1997) dalam Rahmat dan Nur (2008) mengatakan bahwa

kecepatan penerimaan hasil piutang dalam satu periode akan dapat

mempengaruhi likuiditas perusahaan karena perputaran piutang lebih cepat

dari yang diharapkan dan seberapa jauh piutang perusahaan bisa dipakai

untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Piutang merupakan aktiva

lancar yang paling likuid dibandingkan aktiva lancar yang lainnya, untuk

merubah piutang menjadi kas memerlukan waktu yang lebih pendek. Semakin

lambat dalam melakukan penagihan piutang maka akan dapat mempengaruhi

perputaran piutang yang akan dapat memperkecil Cash Ratio perusahaan dan

Page 17: Proposal Skripsi Ugie

14

akan dapat memperlambat perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya.

2.2.2 Pengaruh Pengumpulan Piutang terhadap likuiditas perusahaan

Hunan (1998) dalam Rahmat dan Nur (2008) menyatakan bahwa

pengumpulan piutang merupakan rata-rata hari yang diperlukan untuk

merubah piutang menjadi kas. Pengumpulan piutang merupakan piutang rata-

rata dibagi penjualan kredit. Hal ini apabila piutang awal tahun sangat rendah

dibandingkan piutang akhir tahun. Abdullah (2005) dalam Rahmat dan Nur

2008) mengatakan bahwa dalam pengumpulan piutang dalam periode 360 hari

akan dapat mengetahui efisiensi dana yang tertanam dalam piutang yang akan

dapat mempengaruhi likuiditas kewajiban jangka pendek.

2.2.3 Pengaruh Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang secara

simultan terhadap likuiditas perusahaan

Sartono (1997) dalam Rahmat dan Nur (2008) mengatakan bahwa

pengumpulan piutang dan perputaran piutang keduanya saling berhubungan

dan sangat mempengaruhi likuiditas perusahaan. Dalam pengumpulan piutang

yang periodenya terlalu tinggi berarti kebijakan kredit terlalu bebas, akibatnya

investas dalam piutang menjadi terlalu besar serta keuntungan akan menurun.

Periode pengumpulan piutang terlalu pendek berarti kebijakan kredit terlalu

ketat maka kemungkinan perusahaan akan memperoleh keuntungan. Untuk itu

standar kredit perlu diperlonggar agar pemenuhan kewajiban jangka pendek

akan tepat pada waktunya.

Kerangka konseptual penelitian ini tampak seperti bagan dibawah ini:

Page 18: Proposal Skripsi Ugie

15

Variabel Independen Variabel Dependen

2.3 Hipotesis

Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam permasalah ini adalah

sebagi berikut:

1. Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

2. Pengumpulan piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

3. Perputaran dan pengumpulan piutang berpengaruh signifikan terhadap

likuiditas.

Pengumpulan Piutang (X2)

Perputaran Piutang (X1)

Likuiditas (Y)

Page 19: Proposal Skripsi Ugie

16

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data kuantitatif yaitu: yakni menguji dan menganalisis data dengan

perhitungan angka-angka dan kemudian menarik kesimpulan dari pengujian

tersebut (Rumengan,2010)

3.2 Definisi Operasional Variabel

Untuk memperoleh gambaran awal tentang masalah yang diteliti

maka definisi operasional yang digunakan dan dibahas adalah sebagai berikut:

3.2.1 Variabel Perputaran Piutang (X1)

Perputaran piutang adalah rasio perbandingan antara penjualan kredit

dengan piutang rata-rata dengan tujuan untuk mengetahui kecepatan

penerimaan hasil piutang dalam suatu periode serta pengukurannya

menggunakan satuan ukur beberapa kali.

3.2.2 Variabel Pengumpulan Piutang (X2)

Selain perputaran piutang yang digunakan sebagai indikator terhadap

efisien atau tidaknya piutang, ada indikator lain yang cukup penting yaitu

jangka waktu rata-rata pengumpulan piutang (average collection periode).

Jangka waktu pengumpulan piutang adalah jangka waktu rata-rata

pengumpulan piutang dengan maksud untuk mengetahui efisiensi dana yang

Page 20: Proposal Skripsi Ugie

17

tertanam dalam piutang tersebut dan pengukurannya menggunakan satuan

ukur dalam hari atau bulan.

3.2.3 Variabel Likuiditas (Y)

Rasio Likuiditas yang dimaksud dalam penelitian ini diwakili oleh

Current Asset Ratio yaitu membandingkan antara Current Asset dengan

Current Liabilities.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi dari objek atau

subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, populasi sangat

berkenan dengan data dan pengukuran kuantitatif dan kulitatif pada

karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap (Rumengan,

2010). Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan kelompok industi barang konsumsi yang sudah

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode laporang keuangan tahun

2007 s.d. 2011.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi dengan karakteristik yang

dianggap mewakili populasi penelitian (Rumengan, 2010). Teknik pemilihan

sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu dimana populasi yang akan dijadikan sampel penelitian

Page 21: Proposal Skripsi Ugie

18

merupakan populasi yang memenuhi criteria sampel tertentu \sesuai dengan

yang dikehendaki oleh peneliti (Sulistyo, 2010)

Adapun kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah:

1. Termasuk perusahaan manufaktur barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

2. Mempunyai laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dalam bentuk

laporan keuangan auditan secara lengkap dari tahun 2007 s.d. 2011.

3. Selama periode tahun penelitian perusahan tidak mengalami kerugian.

Berdasarkan kriterisa diatas, maka dipilih 11 perusahaan memenuhi

kriteria dari 43 perusahaan dari populasi yang ada dalam penelitian ini.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang dipakai adalah data dokumenter berupa data-data

laporan keuangan perusahaan industri konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2007 s.d. 2011 yang diperoleh dari pihak kedua atau tangan

kedua.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder berupa laporan keuangan perusahaan industri barang konsumsi yang

terdapat pada Indonesian Capital Market Directory yang diterbitkan oleh

Bursa Efek Indonesia, JSX Statistics, laporan hasil penelitian ilmiah dan jurnal

penelitian ilmiah.

Page 22: Proposal Skripsi Ugie

19

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumulan data ini adalah metode dokumentasi. Metode

dokumentasi merupakan tekni pengumpulan data yang tidak langsung

ditunjukan kepada subjek penelitian (Suhartono, 1999). Metode ini dilakukan

dengan mencatat atau mengumpulan data-data yang tercantum pada

Indonesian Capital Market Directory yang berupa data laporan keuangan

perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalam industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan Software SPSS ver.16,

yang meliputi :

3.6.1 Analisis Regresi Berganda

Regrsi berganda mengandung makna bahwa dalam suatu persamaan

regresi terdapat satu variabel dependen dan lebih dri satu variabel independen.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen .

Rumus regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat ditunjukan

oleh persamaan:

Dimana:

Y = Likuiditas

Y = α + β1X1 + β2X2 + e

Page 23: Proposal Skripsi Ugie

20

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1 = Perputaran Piutang

X2 = Pengumpulan Piutang

e = Variabel Pengganggu

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini peneliti menggunakan Analisa Residual adalah

selisih pengamatan Y dengan Prediksi Y setelah model ditetapkan, agar

analisa regresi yang ditetapkan terjamin validitasnya. Hal ini dilakukan agar

model yang ditetapkan dapat diterima dan menjadi Best Linear Unbiased

Estimator (BLUE). Setelah meregresikan absolut residual terhadap variabel

independen baru kemudian dilakukan Uji Asumsi Klasik.

Dalam uji asumsi klasik ini model analisis yang penulis gunakan

adalah:

a) Multikolinearitas

Mulitikolinearitas adalah untuk menguji apakah dalam medel regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi dikatakan

baik apabila tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk

mendeteksi apakah dalam model regresi ini terdapat multikolinearitas yaitu

dengan melihat nilai toleran dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF)

dengan melihat pedoman sebagai berikut:

1. Jika masing-msing variabel independen mempunyai nilai VIF

≤ 10

Page 24: Proposal Skripsi Ugie

21

2. Jika masing-masing variabel independen mempunyai angka tolerance

mendekati 1

b) Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi

antar variabel bebas yang diurutkan menurut waktu (data time series) atau

ruang (data cross section). Untuk mengetahi adanya autokorelasi atau tidak

dalam suatu model regresi dilakukan dengan melakukan uji Durbin Watson

(uji Dw). Cara pengujiannya dengan membandingkan nilai Durbin Watson

(Dw) dengan d1 dan du tertentu. Jika nilai Dw > du berarti tidak ada gejala

autokorelasi dalam model regresi (Haryati, 2007).

c) Heterokedasitas

Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan ke

pengamatn lainnya tetap maka disebut homokedasitas dan jika berbeda

disebut heterokedasitas.

Dalam penelitian uji heterokeditas dilakukan dengan korelasi

Spearman, dimana jika nilai koefisien korelasi semua prediktor terhadap

residual adalah > 0,05 dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi

heterokedasitas.

d) Normalitas

Uji normalitas betujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi

normal atau tidak. Salah satu cara untuk mengetahui apakah data

Page 25: Proposal Skripsi Ugie

22

berdistribusi normal atau tidak adalah dengan uji one sampe kolmogrov-

smirnov test (Nurgiyantoro dkk, 2004 cit. Haryanti, 2007) hasil normalitas

diketahui dari nilai signifikansi, bila > 0,05 berarti menunjukan model

regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

3.6.3 Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan menggunakan Uji

t dan Uji F. Uji t untuk melihat significant tidaknya pengaruh variabel

independent dan variabel dependen secara parsial. Sedangkan Uji F untuk

menguji tingkat pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama-sama atau

simultan (Rahmat dan Nur, 2008).

Page 26: Proposal Skripsi Ugie

23

DAFTAR PUSTAKA

Dongoran, Parlindungan, 2009, Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran

Kas Terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Tekstil yang Terdapa

di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, No. 11.

Haryati, Dwi, 2007, Evaluasi Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi

Pertubuhan Laba pada KPRI di Kota Semarang, Skripsi, Fakultas

Ekonomi, Universita Negeri Semarang, Semarang.

Hasyim, Muttaqin, 2009, Analisis Perputaran Piutang, Melalui

http://muttaqinhasyim.wordpress.com

Rumengan, Jemmy, 2010, Metodologi Penelitian dengan SPSS, Uniba Press,

Batam.

Santoso, Rahmat Agus dan Mohammad Nur, 2008, Pengaruh Perputaran Piutang

dan Pengumpulan Piutang Tehadap Tingkat Likuiditas pada CV. Bumi

Sarana Jaya di Gresik, Jurnal Logos, Vol. 6, No. 1.