I. INTISARI Thiametoxam termasuk pestisida golongan neonikotinoid yang walaupun baru dikembangkan namun penggunaannya cukup luas dalam bidang pertanian sebagai agen pembasmi hama yang cukup ampuh. Sifat thiametoxam yang selektif terhadap insekta dengan mekanisme sebagai agonis resptor asetilkolin nikotinik (nAChR) membuat thiametoxam semakin banyak digunakan karena. Namun, penggunaan yang makin meluas dari thiametoxam mengakibatkan diperlukannya suatu regulasi mengenai nilai batasan dari penggunaan thiametoxam yang berguna uintuk mencegah intoksifikasi pada makhluk hidup non-target lainnya. Residu pestisida yang tertinggal dalam lingkungan dapat berbahaya sehingga diperlukan adanya ambang batas minimum residu yang telah dinyatakan aman. Pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan mengetahui laju disipasi serta mendapatkan nilai DT 50 thiametoxam dengan menganalisis secara kuantitatif residu pestisida dalam skala kelumit yang berada dalam matriks kulit dan buah jeruk siam. Digunakan instrumen kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor UV sebagai alat pengkuantifikasi kadar residu. Efek adanya pengaruh penyinaran juga akan diteliti pada penelitian, untuk mengetahui pengaruh fotodegradasi terhadap thiametoxam dalam sampel buah jeruk.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. INTISARI
Thiametoxam termasuk pestisida golongan neonikotinoid yang walaupun
baru dikembangkan namun penggunaannya cukup luas dalam bidang pertanian
sebagai agen pembasmi hama yang cukup ampuh. Sifat thiametoxam yang selektif
terhadap insekta dengan mekanisme sebagai agonis resptor asetilkolin nikotinik
(nAChR) membuat thiametoxam semakin banyak digunakan karena. Namun,
penggunaan yang makin meluas dari thiametoxam mengakibatkan diperlukannya
suatu regulasi mengenai nilai batasan dari penggunaan thiametoxam yang berguna
uintuk mencegah intoksifikasi pada makhluk hidup non-target lainnya. Residu
pestisida yang tertinggal dalam lingkungan dapat berbahaya sehingga diperlukan
adanya ambang batas minimum residu yang telah dinyatakan aman.
Pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan mengetahui laju disipasi
serta mendapatkan nilai DT50 thiametoxam dengan menganalisis secara kuantitatif
residu pestisida dalam skala kelumit yang berada dalam matriks kulit dan buah
jeruk siam. Digunakan instrumen kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan
detektor UV sebagai alat pengkuantifikasi kadar residu. Efek adanya pengaruh
penyinaran juga akan diteliti pada penelitian, untuk mengetahui pengaruh
fotodegradasi terhadap thiametoxam dalam sampel buah jeruk.
KATA KUNCI: thiametoxam, laju disipasi, jeruk siam, DT50, kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT)
II. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang dan Perumusan Masalah
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin
pesat mengakibatkan makin tingginya keinginan manusia untuk mencari
yang terbaik untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya contohnya
adalah dalam bidang pertanian dimana dewasa ini makin banyak penelitian
serta usaha yang dilakukan untuk mendapatkan produk-produk pertanian
yang melimpah, berkualitas dan unggul.
Hasil perkebunan buah yang semenjak dahulu sudah banyak
dimanfaatkan adalah buah jeruk. Konsumsi masyarakat terhadap buah
jeruk yang tinggi seharusnya mampu dijadikan salah satu lahan
perkembangan usaha bagi petani dalam negeri. Namun, tingginya tingkat
impor jeruk dari luar negeri serta hambatan dalam pemeliharaan seperti
hama mengakibatkan petani Indonesia masih belum mampu
memaksimalkan hasil. Hama merupakan salah satu faktor penghambat
untuk mencapai hasil pertanian yang maksimal. Penggunaan pestisida dan
insektisida merupakan cara yang paling banyak digunakan karena dapat
mengeliminasi hama secara cepat dan signifikan. Melindungi tanaman dari
serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan suatu
rangkaian kegiatan dalam usaha memantapkan produksi pertanian.
Berbagai usaha dilakukan oleh petani untuk melindungi tanaman dari
gangguan OPT agar terhindar dari kerugian secara ekonomi dalam usaha
taninya (DEPTAN, 1998).
Dibalik semua manfaat dari penggunaan pestida, terdapat
sisi buruk dimana pestisida dapat menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan, terutama jenis pestisida yang berasal dari senyawa organik
sintetik yang bersifat toksik apabila terpaparkan pada manusia. Perhatian
khusus diberikan terhadap pencemaran hasil pertanian mengingat
komoditas ini khususnya pangan dapat mengancam kesehatan manusia
2
secara langsung. Untuk mengantispasi hal yang tidak diinginkan terjadi
maka pengujian laboratorium lazim digunakan sebagai tolak ukur untuk
menentukan keamanan serta kelayakan dari hasil pertanian untuk
dikonsumsi.
Thiametoxam adalah salah satu pestisida baru jenis neonikotinoida
yang sedang dalam tahap pengujian untuk pemakaiannya disektor
pertanian Indonesia. Sifat thiaetoxam sebagai racun saraf spesifik terhadap
serangga mengakibatkan aktifitasnya cukup tinggi sebagai insektisida.
Sebagai agonis reseptor asetilkolin nikotinik thiometoxam mampu
menghambat penghantaran impuls saraf sehingga mengakibatkan paralisis
pada target.
Dengan dikembangkannya penggunaan thiometoxam yang belum
diteliti sebelumnya tentang batas maksimum residu (BMR) di tanaman
jeruk menjadi alasan mengapa penelitian ini diajukan. Diharapkan dengan
data serta hasil yang didapat maka penggunaan pestisida makin terarah
serta meningkatkan keamanan hasil perkebunanan terutama pada buah
jeruk siam.
b. Perumusan masalah
Dari uraian masalah disampaikan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengaruh cahaya matahari daerah tropis memegang peran
yang penting dalam proses fotodegradasi pestisida thiametoxam
pada buah dan kulit jeruk siam?
2. Berapa nilai DT50 dari pestisida thiametoxam pada sampel jeruk
siam setelah perlakuan dengan adanya pengaruh penyinaran cahaya
matahari daerah tropis dan yang tidak adanya perlakuan
penyinaran?
3
c. Faedah Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui laju disipasi dari
pestisida thiametoxam dalam buah jeruk pada daerah tropis sehingga dapat
diaplikasikan untuk menjaga keamanan penggunaan pestisida pada buah
jeruk yang dikonsumsi masyarakat.
d. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju disipasi pestisida
thiametoxam dalam sampel buah jeruk siam sehingga dapat dijadikan
suatu landasan keamanan dalam penggunaannya.
e. Tinjauan Pustaka
1. Pestisida
Pengertian dan batasan pestisida yang tertera pada Keputusan
Menteri Pertanian No.434.1/Kpts/TP.270/7/2001 masih mengacu pada
Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan, dan Penggunaan Pestisida. Pestisida
merupakan semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk:
a. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak
tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
b. Memberantas rerumputan.
c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak
diinginkan.
d. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-
bagian tanaman (tidak termasuk pupuk)
e. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan
piaraan dan ternak.
f. Memberantas atau mencegah hama-hama air.
4
g. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad
renik dalam rumah tangga, bangunan, dan dalam alat-alat
pengangkutan.
h. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu
dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air.
Bidang penggunaan pestisida meliputi:
- Pengelolahan tumbuhan
- Peternakan
- Penyimpanan hasil pertanian
- Pengawetan hasil hutan
- Pengendaliuan vector penyakit manusia
- Pengendalian rayap
- Pestisida rumah tangga
- Fumigasi
Secara garis besar pestisida dapat digolongkan berdasarkan (Gunawan,
1988) :
1. Bentuk sediaan, pestisida dibagi menjadi:
a. Bentuk cairan
b. Bentuk butiran
c. Bentuk debu
d. Bentuk tepung
e. Bentuk pasta
f. Bentuk gas
2. Mekanisme kerjanya, pestisida dibagi menjadi:
a. Pestisida kontak
b. Pestisida fumigan
c. Pestisida sistemik
d. Pestisida lambung
5
3. Susunan kimia
a. Pestisida anorganik
b. Pestisida organik
2. Thiametoxam
Thiametoxam memiliki nama IUPAC [(E,Z)-3-(2-chloro-