BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakang masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang hampir dua pertiga
wilayahnya terdiri dari lautan dan pulau-pulau besar dan kecil dan
memiliki wilayah pantai yang sangat luas. Dengan kondisi geografis
yang demikian itu, mengingatkan kedudukan laut dan pesisir juga
mempunyai peranan penting, baik ditinjau dari aspek-aspek ekonomis,
komnukasi, dan transportasi,perdagangan, pariwisata, perlindungan
dan kelestarian alam maupun untuk kepentingan pertahanan dan
keamanan. (Natabaya, H.A.S. 2001 : 1 )
Provinsi Sumatera Utara terletak pada pesisir geografis antara
10 40 dan 980 1000 BT. Pantai timur Sumatera Utara memiliki garis
pantai sepanjang 545 km. Wilayah pesisir timur sumatera utara
terdiri dari 7 Kabupaten/Kota, yaitu : Kabupaten Langkat, Kota
Medan, Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhan
Batu, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai. Luas
wilayah kecamatan pesisir di bagian timur Sumatera Utara adalah
443.133.44 km2 yang terdiri dari 35 kecamatan pesisir dengan jumlah
desa sebanyak 436 desa. Di pantai timur Sumatera Utara hanya
terdapat 6 ( enam ) pulau-pulau kecil. Pantai Barat Sumatera Utara
memiliki garis pantai sepanjang 763,47 km ( termasuk pulau Nias ).
Wilayah pantai barat Sumatera Utara terdiri dari 6 ( enam )
Kabupaten/Kota yaitu : Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupten Mandailing Natal, Kabupaten
Nias dan Kabupaten Nias Selatan. Laut administrasi kawasan pesisir
pantai Barat mencapai 25.328 km2 (sekitar 39,93% dari Luas Provinsi
Sumatera Utara). Jumlah pulau-pulau kecil yang terdapat di Pantai
Barat Sumatera Utara mencapai 156 pulau. (Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara, 2005 2012 : 1)Kota-kota di Indonesia, khususnya di
Sumatera Utara kini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Di
beberapa kota besar, kesulitan air bersih sudah umum dirasakan oleh
sebahagian penduduknya, seperti misalnya di Sumatera Utara yang
secara iklim serta kerangka lingkungan memiliki potensi sumberdaya
air sangat besar. (Djuansyah dkk,2009)
Air sangat di butuhkan manusia untuk keperluan hidupnya.
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan di berbagai bidang akan
mendorong kebutuhan akan air, sedangkan ketersediannya secara alami
relatif tetap. Sumberdaya air bawah tanah sebagai salah satu
sumberdaya air semangkin lama semangkin penting dan strategis,
karena jumlahnya relatif banyak dan juga kualitasnya relatif baik.
(Wibowo.A,Riyadi.dkk, 2005)Daerah sekitar Sibolga adalah daerah
yang dekat dengan pantai, yang secara administrasi pemerintahan
termasuk wilayah kotamadya Sibolga. Letak geografis wilayah Sibolga
terletak pada posisi 03o 45 03o 46 Lintang Utara dan 98o 40 - 98o
42 Bujur Timur ( Departemen Pertambangan, 1995/1996). Dengan
ketinggian berkisar antara 0 3 m dari permukaan laut. Masih
terbatasnya sarana PDAM di daerah tersebut untuk kebutuhan rumah
tangga, sebagai konsekuensinya penduduk di daerah tersebut membuat
sumur sumur bor sebagai sarana pengadaan air bersih untuk kebutuhan
rumah tangga karena dengan cara tersebut lebih mudah dan
ekonomis.Air merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat vital.
Secara langsung air diperlukan untuk minum, memasak, mandi, mencuci
dll. Secara tidak langsung air dibutuhkan sebagai bagian ekosistem
yang dengannya kehidupan di bumi dapat berlangsung. Namun, air juga
bisa menjadi sarana berbagai zat toksik dan organisme patogen yang
membahayakan manusia. Di negara-negara sedang berkembang saat ini,
hampir 25 juta orang mati setiap tahun karena pencemaran biologis
dan kimia dalam air. Ini didukung oleh laporan World Resource
Institute 1998-1999, bahwa ada 1,4 juta orang di seluruh dunia yang
tidak terjangkau oleh pasokan air minum yang aman.(Indriyati,
2002)Air tanah merupakan salah satu sumberdaya air yang baik untuk
air bersih dan air minum, dibandingkan dengan sumber air lainnya.
Kebutuhan air tanah selalu meningkat sesuai dengan pertambahan
penduduk. Kebutuhan air yang selalu meningkat sering membuat orang
lupa bahwa daya dukung alam ada batasnya dalam memenuhi kebutuhan
air. Kebutuhan air manusia terutama untuk kebutuhan domestik
sehari-hari, industri, irigasi, jasa, penyediaan air perkotaan, dan
sebagainya.( Sriyono.dkk.2007)Kondisi sistem akifer di dalam tanah
sangat rumit, namun dapat dipelajari dan diprediksi keberadaannya.
Pada musim hujan kandungan air pada akifer meningkat sedangkan pada
musim kemarau kandungan air menurun atau tidak ada sama sekali.
Padahal air sangat dibutuhan dari waktu ke waktu untuk mendukung
kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Dengan melakukan upaya-upaya
konservasi maka kondisi air tanah pada musim kemarau dapat diatasi
dengan teknik tindakan dan perlakuan tertentu. Kajian imbangan
antara ketersediaan air tanah dan intrusi air laut memberikan
gambaran tentang kondisi akifer, dinamika potensi air tanah dan
penyebaran intrusi air laut. Secara prinsip air tanah dari darat
mengalir ke laut melalui media akifer, sedangkan air laut juga
meresap ke darat karena tekanan hidrostatika air laut.
(Suriono.2004)
Sebagai negara yang alamnya kaya mineral, air tanah di Indonesia
sering mengandung besi dan mangan cukup tinggi. Di dalam air kedua
logam ini selalu ada bersama-sama. Bagi manusia kedua logam adalah
esensial tetapi juga toksik. Keberadaannya dalam air tidak saja
dapat diditeksi secara laboratoris tetapi juga dapat dikenali
secara organoleptik. Dengan konsentrasi Fe atau Mn sedikitnya 1
mg/L, air terasa pahit-asam, berbau tidak enak dan berwarna kuning
kecoklatan.( Lee, R., 1990 )Keberadaan industri-industri besar yang
berlokasi di pelabuhan Belawan hotel berbintang, kawasan permukiman
elit, dan kawasan perkantoran di sepanjang pantai Kota Belawan
memenuhi kebutuhan air bersih berasal dari sumur bor atau air tanah
dalam. Pembuatan sumur bor memang harus berijin dan dikenai pajak,
namun banyak para pengusaha dan masyarakat membuat sumur bor tanpa
melakukan proses perijinan. Keberadaan jumlah dan lokasi sumur bor
semakin banyak. Oleh karena itu air bawah tanah menjadi berkurang,
sehingga terjadi penurunan muka tanah di kawasan pantai Kota
Belawan. Pengembilan air tanah berlebihan di kawasan pantai Belawan
akan menyebabkan terjadi penyusupan air laut ke daratan. Untuk itu
perlu dilakukan pemantauan kualitas air tanah dan sejauhmana
intrusi air laut sudah menyusup ke dataran pantai Kota
Belawan.(Situmorang.2004).Pengaruh pencemaran logam berat dan
beracun terhadap lingkungan hidup
bagi kesehatan manusia tidak diragukan lagi. Salah satu lokasi
pencemaran air yang sangat rentan terhadap keberadaan logam kadmium
adalah Perairan Belawan. Belawan merupakan suatu kawasan industri
dan sarana pelabuhan terbesar di kota Medan. Perairan Belawan
menjadi tempat bermuaranya Sungai Deli yang telah tercemar oleh
logam berat berbahaya yaitu : Cu, Pb, Cd, Zn, Cr, Ni dan Sianida.
Hal ini disebabkan karena di daerah aliran sungai ini terdapat
beberapa industri yang menggunakan bahan-bahan yang mengandung
logam berat dalam proses produksinya seperti industri pembuatan
barang dari logam, industri plastik dan industri karet. Kondisi
sungai yang tercemar dapat terlihat dari warna fisik sungai yang
coklat kehitaman dan mengeluarkan aroma busuk menyengat. Banyak
dari tanaman yang tumbuh di sekitar sungai ini menjadi kerdil dan
layu, selain itu hewan air seperti ikan akan sulit hidup dan jika
hidup ikan tersebut tidak akan aman untuk dikonsumsi oleh manusia
akibat pencemaran logamnya yang terakumulasi dalam daging ikan.
(Wardhana, 2008).Hasil wawancara dengan beberapa masyarakat
kec.Medan Belawan, bahwa masyarakat umumnya menggunakan sumur gali.
Keadaan air sumur gali pada daerah tersebut warnanya sudah keruh.
Kemudian rasa airnya kalau diminum sudah ada rasa asinnya.
Keberadaan sarana PDAM pada daerah tersebut masih terbatas hanya
berada pada kelurahan tertentu sedangkan kelurahan lain belum.
Masyarakat umumnya tinggal di 100 m dari garis pantai. Hal ini
disebabkan karena pertumbuhan masyarakat Medan Belawan lebih
terkonsentrasi pada wilayah yang dekat dengan pinggir pantai. Tentu
saja pertumbuhan penduduk ini diikuti oleh meningkatnya kebutuhan
akan air. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan air, baik untuk
minum maupun untuk keperluan lainnya, keadaan tanah di daerah
Belawan kurang subur dikarenakan, intrusi air laut, Beberapa
tanaman yang hidup di sekitar daerah Belawan lama kelamaan akan
mati secara bertahap dikarenakan akar tumbuhan tersebut terkena
rembesan air laut, semakin lama daun tumbuhan tersebut akan mulai
rontok, gugur dan akan mati. Karena keterbatasan sarana PDAM,
masyarakat yang tinggal di pinggir pantai umumnya membuat
penggalian sumur bor untuk mendapatkan air tanah beberapa alasan
tersebutlah membuat peneliti berminat meneliti intrusi air laut
pada daerah kec. Medan Belawan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
Konduktivitas Listrik. Metode Konduktivitas ini dilakukan untuk
mengetahui nilai Daya Hantar Listrik (DHL) air yang berasal dari
sumur bor yang digunakan oleh penduduk Kecamatan Medan Belawan Kota
Madya Medan. Adapun nilai DHL air yang masih dikategorikan sehat
adalah bernilai 200mho/cm, 250 C. Jika melebihi dari nilai tersebut
maka air (sampel) tersebut terindikasi telah tercemar (terintrusi)
air laut.Pada penelitian sebelumnya, bahwa pada jarak 10 km dari
garis pantai kec.Medan Belawan, kota Madya Medan sudah terintrusi
air laut. Sehingga peneliti ingin melanjutkan penelitian tentang
penyusupan air laut tersebut di kec. Medan Belawan, Pada penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Edwar Sitorus. Sampel air
sumur diambil sebanyak 26 titik sumur bor dan 20 titik sumur gali
masing-masing 600 mL pada 6 (enam) Kelurahan Kecamatan Medan
Belawan.Dari hasil pengujian air sumur bor mempunyai Daya Hantar
listrik (DHL) 174,24 1300,31 mho/cm, 25 C Konsentrasi klorida (Cl)
=0,47 - 301,11 mg/L dinyatakan telah terintrusi air laut sebanyak
22 titik sampel (85%) sedangkan pada sumur gali nilai DHL = 594,31
4824,56 mho/cm, 25 C, konsentrasi klorida (Cl) = 107,4 1248,16 mg/L
dinyatakan telah terintrusi tinggi Berdasarkan uraian di atas,
peneliti ingin menelitiPendeteksian intrusi air laut pada sumur bor
dengan metode konduktivitas listrik di daerah Belawan. Dalam upaya
untuk mengetahui sampai sejauh mana intrusi air laut akibat
penyedotan air bawah tanah oleh masyarakat Belawan untuk keperluan
seharihari dan upaya sedini mungkin dalam pemakaian atau penyedotan
air bawah tanah tidak dilakukan secara berlebihan.1.2. Batasan
masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas penulis membatasi masalah
yakni pada pengukuran daya hantar listrik(DHL) sumur bor di sekitar
daerah Belawan dengan konduktivitimeter.1.3. Rumusan masalah
Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Berapa besar kadar intrusi air laut pada sumur-sumur bor
disekitar Belawan ?
2. Bagaimanakah keadaan nilai Daya Hantar Listrik (DHL) air yang
berasal dari sumur bor yang digunakan oleh penduduk di daerah
Belawan?
1.4. Tujuan penitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kadar intrusi air laut pada sumur-sumur bor
disekitar Belawan 2. Untuk mengetahui keadaan nilai Daya Hantar
Listrik (DHL) air yang berasal dari sumur bor yang digunakan oleh
penduduk di daerah Belawan 1.5. Manfaat penelitian
Adapun maanfaat dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada
masyarakat Belawan, apakah air tanah di daerah Belawan telah
terintrusi oleh air laut.2. Sebagai bahan referensi untuk
perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.BAB II
TINJAUAN PUSTAKADengan semakin meluasnya kawasan pemukiman
penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta
semakin berkembangnya Kawasan Industri di kota besar, akan memicu
terjadinya peningkatan pencemaran pada perairan pantai dan laut.
Hal ini disebabkan karena semua limbah dari daratan, baik yang
berasal dari pemukiman perkotaan maupun yang bersumber dari kawasan
industri, pada akhirnya bermuara ke pantai. (Wilson, E.M,1993)
Tingkat pencemaran laut di Indonesia masih sangat tinggi.
Pencemaran berat terutama terjadi di kawasan laut sekitar dekat
muara sungai dan kota-kota besar. Tingkat pencemaran laut ini telah
menjadi ancaman serius bagi laut Indonesia dengan segala
potensinya. Komponen-komponen yang menyebabkan pencemaran laut
seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertambangan,
limbah pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran
organisme invasif (asing) di dalam laut yang berpotensi memberi
efek berbahaya.(Widya,ar.2003) Beberapa contoh pencemaran laut yang
terjadi di Indonesia seperti penangkapan ikan dengan cara
pengeboman dan trawl, peluruhan potasium yang dilakukan nelayan
asal dalam maupun luar negeri yang selalu meninggalkan kerusakan
dan pencemaran di lautan Indonesia. Belum lagi pencemaran minyak
dan pembuangan limbah berbahaya jenis lainnya.( Sularso, AD
1998)Perembesan air laut menjadi persoalan serius dipemukiman
penduduk didekat pantai seperti Jakarta, Semarang dan Medan. Di
Jakarta persoalan ini terus berlangsung dan semakin menjadi berat
dan harus diusahakan pemecahannya. Pada tahun 1988 perembesan air
laut telah merambah kebagian kota sejauh 2-3 km. Pada saat sekarang
ini dapat dipastikan perembesan air laut lebih jauh dibandingkan
yang terjadi pada tahun 1988. Di daerah pantai Belawan sampai
kedaerah KIM (Kawasan Industri Medan) sejauh 14 km dari garis
pantai bebas sudah terintrusi yang tidak jauh dari hamparan perak
(bagian barat Belawan), (Situmorang, 2004).2.1. Gambaran Umum
Lokasi Penelitan
Bila di tinjau dari kegiatan pelabuhan dunia Belawan memiliki
letak yang sangat strategis yaitu berada di jalur perdagangan dunia
di selat malaka. Topografi daerah Belawan merupakan daerah pesisir
dengan sungai yang bermuara ke laut. Ditemukannya banyak daerah
rawa dengan hutan bakau.2.1.1. Letak Geografis dan TopografiLokasi
penelitian ini terletak di daerah Belawan yang secara administratif
pemerintahan termasuk wilayah kotamadya Medan. Kecamatan Medan
Belawan merupakan salah satu Daerah yang berada di kawasan Pantai
Timur Sumatera Utara. Secara geografis kecamatan Medan Belawan
berada pada posisi 03o 45 03o 46 Lintang Utara dan 98o 40 - 98o 42
Bujur Timur.( Departemen Pertambangan, 1995/1996) Kecamatan Medan
Belawan menempati areal 226,25 km , yang terdiri dari 6 kelurahan
yaitu Bagan Deli, Belawan I, Belawan II Belawan Bahagia,Belawan
Bahari dan Sicanang. Kecamatan Medan Belawan di sebelah utara
berbatasan dengan Selat Malaka, di sebelah Timur dan Barat
berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang, dan di sebelah Selatan
berbatasan dengan kecamatan medan Marelan dan Medan labuhan (BPS
Sumatera Utara, 2005).
Gambar 2.1 : Letak Geografis BelawanKecamatan Medan Belawan
terletak di wilayah Utara Kota Medan dengan batas-batas sebagai
berikut :
Sebelah Baratberbatasan denganKabupaten Deli Serdang Sebelah
Timurberbatasan denganKabupaten Deli Serdang Sebelah
Selatanberbatasan dengan Kecamatan Medan MarelandanKecamatan Medan
Labuhan Sebelah Utaraberbatasan denganSelat Malaka.2.1.2. Iklim dan
Curah HujanDaerah penelitian ini termasuk daerah tropis dengan
tempratur udara antara 27 C minimal hingga 35 C maksimal. Seperti
umumnya dengan daerah-daerah yang lainnya yang berada di kawasan
sumatera utara, kecamatan Medan Belawan memiliki 2 musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan pada
bulan-bulan terjadinya musim. Kalau dilihat dari jumlah hujan yang
turun, musim hujan dimulai pada bulan September sampai bulan
Desember dimana puncak musim hujan terjadi bulan Februari,
sedangkan musim kemarau pada bulan Januari sampai dengan bulan
Agustus dan puncaknya terjadi pada bulan Januari.2.2. Geologi Umum
Lokasi Penelitian
2.2.1. Morfologi Dataran.
Berdasarkan topografi daerah sumatera utara dibagi atas 3 (tiga)
bagian yaitu bagian Timur dengan keadaan relative datar, bagian
tengah bergelombang sampai berbukit dan bagian Barat merupakan
dataran bergelombang. Secara regional kecaamatan Medan Belawan
termasuk kawasan pantai timur dengan morfologi yang berfariasi
mulai dari morfologi landai sampai morfologi bergelombang. Daerah
penelitian yang terletak di sepanjang pantai timur kecamatan Medan
Belawan merupakan morfologi dataran pantai, dengan ketinggian 0-3 m
di atas permukaan laut. Daerah yang diteliti terdapat muara sungai
Belawan dan sungai Deli yang hulunya pegunungan selatan Medan.
Sungai sungai ini sudah sangat dipengaruhi oleh pasang naik dan
pasang surut air laut dan airnya masih terasa air papayu hingga 3-4
km kearah hulu (Pemerintah Daerah Tingkat II Medan, 1999)2.2.2.
StatigrafiBerdasarkan data geologi jenis batuan yang terdapat di
daerah penelitian terdiri dari sedimen lepas berupa
bongkahan,kerikil, pasir, lempung dan batu gamping termasuk di
dalam satuan alluvium dan ketebalan antara 10-30 meter ( Departemen
Pertambangan 1995/1996)
Berdasarkan hasil pengeboran sumur-sumur bor yang kedalamannya
antara 100-200 meter diketahui menembus formasi julurayeu yang
terdiri dari batu pasir dan konglomerat. Menurut Cameron, et el
(1982) ketebalan lapisan batuan ini. Ketebalan lapisan ini
diperkirakan antara 600-1000 meter. Formasi ini tidak tersingkap
dipermukaan namun terdapat di bawah permukaan kota Medan.2.2.3.
Sifat Batuan Terhadap Air Tanah
Batuan lepas berupa bongkah, kerikil, pasir dan lempung bagian
dari satuan Alluvial. Terutama kerikil, pasir dan bongkah
berkelulusan sedang hingga tinggi, aliran air tanah melalui ruang
antar butir dan endapan ini dapat berfungsi sebagai lapisan pembawa
air (Akifer) yang cukup potensial. Penyebaran satuan Alluvial
tersebut terbentang sepanjang Pantai Timur mulai dari Pangkalan
Susu sampai Pangkalan Brandan, Tapak Kuda Hamparan Perak-Belawan,
Percut, Lubuk Pakam dan sebagainya, sedangkan formasi Medan
membentang mulai dari Stabat hingga bagian kota Medan selanjutnya
ke daerah Batang Kuis (Girsang dan Siddik, 1992).Hasil pemboran
pada kedalaman antara 150-200 meter diketahui menembus formasi
julurayeu, terdiri dari batu pasir dan konglomerat selang seling
dengan batu lempung terutama batu pasir dan konglomerat
berkelulusan sedang, tinggi, aliran air tanah melalui ruang antar
butir. Dengan melihat kondisi geologi dan kelulusannya, maka
lapisan batuan ioni dapat berfungsi sebagai akifer yang potensial,
sebaliknya batu lempeng berkelulusan rendah hingga kedap air ,
sehingga tidak berfungsi sebagai akifer (Girsang dan Siddik, 1992).
2.3. Tata guna lahanDaerah Belawan pada dasarnya lahannya di
peruntukkan untuk segala jenis fasilitas yang menunjang jasa
kepelabuhanan. Penggunaan lahan pada umumya di Belawan adalah :1.
Daerah pemukimanDaerah pemukiman masarakat Belawan dan para tenaga
kerja yang beraktifitas di Belawan. Daerah pemukiman ini berada
paling jauh dari pelabuhan Belawan itu sendiri.2. Dermaga untuk
sandar kapal
Dermaga Belawan peruntukannya terdiri dari :
Terminal penumpang(kapal Pelni dan Fery) sepanjang 215 meter
Terminal peti kemas (internasional) 500 meter
Terminal peti kemas antar pulau (domestic) 350 meter
Terminal curah cair minyak sawit 300 meter
Terminal curah cair BBM 75 meter
Terminal curah kering pupuk 100 meter
Terminal curah kering semen 100 meter
Terminal curah kering bungkil 100 meter
Terminal general cargo 2. 184 meter 2.4. Potensi Perkembangan
Kota BelawanSeiring perkembangan pelabuhan dunia dan pelabuhan
Belawan, kota Belawan sebagai pendukungnya akan berkembang.
Perkembangan pelabuhan Belawan yang saat ini sebagai gateway akan
berkembang menjadi hub internasional port sesuai dengan master plan
pelabuan Belawan yang mana nantinya pelabuhan Belawan akan sejajar
dengan pelabuhan Singapura. Yang paling berkembang nantinya selain
fasilitasnya adalah berupa perkembangan kapal yang masuk dan
melakukan bongkar muat di Belawan. Pada saat ini kapal yang
melakukan aktivitas di Belawan merupakan kapal kecil yang memuat
barang dari kapal besar di singapura. Pada perkembangannya sesuai
master plan pelabuhan akan menyamai Singapura. Jadi kapal
internasional akan langsung menuju Belawan tanpa transit di
Singapura (Rizaldy, 2003).Perkembangan jumlah kapal dan ukuran
kapal yang masuk ke pelabuhan Belawan juga akan mempengaruhi
perkembangan sisi fasilitas dan ekonomi lainnya.Berupa banyaknya
kunjungan warga asing ke Belawan yang nantinya akan mengembangkan
industry wisata, hotrl, kuliner, dan industrri cendramata. Pengaruh
kunjungan kapal juga akan mempengaruhi banyaknya banrang yang masuk
sehingga kegiatan perdangan berkembang, ekonomi masyarakat
meningkat dan menyebabkan perkembangan gudang-gudang yang lebih
besar, pabrik-pabrik yang kebih besar serta kantor-kantor berbagai
macam usaha di Belawan. Yang perkembangan tersebut di atas akan
menunjang perkembangan fasilitas lain berupa rumah sakit, sekolah,
tempat belanja, restoran dan lain sebagainya. Sehingga kebutuhan
airpun meningkat dikarenakan air adalah kebutuhan vital bagi semua
orang.2.5. Air TanahDalam kehidupan manusia, tidak semua air dapat
digunakan sebagai air minum, mengingat betapa besarnya pengaruh air
bersih bagi kelangsungan hidup manusia. Sebagai contoh, air laut
maupun air tawar tidak dapat langsung dikonsumsi sebagai air minum,
karena air tersebut masih mengandung unsur kimia yang melebihi
batas tertentu. Dan hal ini sangat dikhawtirkan jika terkonsumsi,
karena berbahaya bagi kesehatan. Terdapat 1,4 triliun kilometer
kubik (330 juta mil) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat
di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan
puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.
Air memiliki rumus kimia H2O, dimana dalam satu molekul air
terdiri dari dua hidrogen dan satu atom oksigen. Air mengalami
siklus melalui serangkaian peristiwa yang berlangsung terus menerus
dimana kita tidak tahu kapan dan darimana berawalnya dan kapan pula
berakhirnya.
Pada konteks manusia, air mempunyai komposisi 70% tubuh manusia,
dan dari hal ini kita dapat kita pastikan bahwa air punya peran
besar dalam tubuh manusia. Dan di alam (bumi), air banyak kita
temukan dan berlimpah jumlahnya, akan tetapi air yang terdapat di
bumi ini, sebagian besar berada di lautan (samudera), berupa air
asin. Menurut data yang dihimpun Mestati (2007), bahwa sekitar
1.386 juta km air berada di bumi, sekitar 1.337 km atau sebesar
97,39 % berada di lautan, dan hanya sekitar 35 km atau sebesar
2,53% berupa air tawar di daratan dan sisanya dalam bentuk
gas/uap.
Intrusi atau penyusupan air laut ke dalam lapisan pembawa air
(akifer) air tawar merupakan fenomena yang terjadi di daerah-daerah
sekitar pantai yang padat penduduknya, hal ini hampir terjadi di
seluruh dunia. Eksploitasi air tanah yang tidak terkendali
menyebabkan kesetimbangan alami terganggu, sehingga interface air
tawar-air asin menjadi bergeser ke arah daratan. Air yang digunakan
manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni. (Achmad,
2004).
Dari 0.6% jumlah air yang tersedia sebagai air tawar, separuhnya
ada di dalam kedalaman 800m, sehingga boleh dikatakan tidak
tersedia dipermukaan. Ini berarti, bahwa cadangan air tawar bumi
yang dengan salah satu cara dapat diperoleh untuk digunakan manusia
ada sebanyak 4x106 km3 dan terutama terdapat dalam tanah (Wilson,
1993)Tabel 2.1 Taksiran Kekayaan Air Pada Bumi
TempatVolume (10km)Persenan jumlah air
Danau air tawar1250,62
Sungai1,20,008
Kelangsaan tanah 650,001
Danau air asin dan laut pedalaman825097,25
Air tanah1052,1
Atmosfer13
Tudung es, kutub, gletser, salju29200
Lautan1320000
Jumlah1360000100,0
(Wilson, 1993, dalam Tumpak Winmark Hutabarat).Siklus hidrologi
adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke
bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air laut (samudera) oleh sinar
matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi supaya dapat
berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai
presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan
salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Peranan air tanah sebagai kebutuhan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia mengakibatkan manusia selalu berusaha mencari
sumber-sumber air yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Seiring
dengan pertumbuhan penduduk, bertambahnya jumlah manusia, maka
kebutuhan air semakin besar, sehingga air bawah permukaan
(subsurface water) menjadi sumber air terbesar yang dijadikan
sebagai bahan eksploitasi untuk mencukupi kebutuhan manusia akan
air dan mencari sumber air tanah.( Tumpak Winmark
Hutabarat.2011)
Gambar 2.2. Siklus HidrologiPada perjalanan menuju bumi beberapa
presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh
yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara
kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
1. Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan,
di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa
(atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap
air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan
turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.2. Infiltrasi /
Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah.
Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak
secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.3. Air Permukaan -
Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka
aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat
dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu
sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.Air tanah
adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam
ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk air tanah dan
di dalam retak-retak batuan (Asdak, 1995). Sehingga jika terjadi
eksploitasi tanah yang tidak terkendali berakibat pada
kesetimbangan lingkungan yang terganggu, seperti fenomena yang
terjadi didaerah sekitar pantai yang mengalami intrusi (penyusupan
air laut), ada interface air tawar, ketika air asin bergeser ke
daratan. Berdasarkan lokasi, air tanah dibagi dalam dua bagian
yakni air permukaan tanah dan air bawah permukaan tanah.a. Air
Permukaan TanahKawasan yang termasuk air permukaan tanah adalah
sungai, rawa-rawa, danau, waduk (buatan). Seluruh tempat ini
bergantung pada curah hujan, dimana ketika hujan lebat maka air
sungai, danau akan pasang.
Air permukaan tanah adalah air hujan yang mengalir di permukaan
bumi. Secara umum, air permukaan ini mendapat pengotoran selama
pengalirannya, seperti pencemaran oleh lumpur, batang-batang kayu,
daun-daun, limbah keluarga, kotoran hewan, dan limbah industri,
sehingga perlu hati-hati untuk mengkonsumsi air ini. Dalam air
permukaan, banyak elemen yang terkandung, seperti calcium (80 mg/l
sebagai CaCO3), magnesium (40 mg/l sebagai CaCO3), sulfat (38 mg/l
sebagai SO4), dan elemen senyawa lainnya.b. Air Bawah Permukaan
TanahAir bawah permukaan tanah (subsurface water) disebut juga air
tertekan, yaitu air yang tersimpan di dalam lapisan tanah. Yang
termasuk air bawah permukaan tanah adalah sumur gali, sumur
bor.2.5.1 Kondisi Air Tanah
Air tanah merupakan suatu bagian dalam proses sirkulasi ilmiah,
jika pemanfaatan air tanah itu memutuskan sistem sirkulasi,
misalnya jika air yang dipompa melebihi besarnya pengisian kembali
(recharge), maka akan terjadi pengurangan volume air tanah yang
ada. Volume air tanah yang berkurang akan kelihatan dalam bentuk
penurunan permukaan air tanah atau penurunan tekanan air tanah
secara terus menerus, sehingga mengakibatkan penurunan intensitas
pemompaan, jika penurunan ini melampaui suatu limit tertentu, maka
fungsi pemompaan akan hilang. Sehingga berakibat pada keringnya
sumber air tanah, dan untuk menghindari pengurangan volume air
tanah tersebut, maka harus dijaga besarnya pemompaan dengan
pengisian kembali.
Penurunan permukaan air tanah secara terus menerus (dari tahun
ke tahun) dapat mengakibatkan penurunan tanah dan penerobosan air
laut (air asin) ke dalam air tanah. Jika penyedapan air tanah
melebihi tingkat pemulihan, maka akan meningkatkan biaya pemompaan.
Pemompaan yang berlebihan dapat membalikkan arah gradient permukaan
air tanah yang secara normal menuju ke laut, akan memungkinkan
bergeraknya air laut (air asin) ke arah darat hingga mencemari
akifernya.
Penurunan muka air bawah tanah yang mengakibatkan penurunan
tanah ataupun penerobosan air asin ke dalam air tanah,
mengakibatkan air sumur itu tidak mungkin dapat digunakan karena
dapat enimbulkan masalah sosial yang besar (Sosrodarsono dan
Takeda, 1993 ) seperti kerusakan ekologi (kesetimbangan lingkungan)
yang dapat berpengaruh pada penduduk yang berdomisili di daerah
yang turun tersebut.
Penerobosan air asin ke dalam air tanah megakibatkan tingginya
salinitas dalam air tanah yang dapat berpengaruh terhadap sistem
irigasi, dimana berakibat pada tidak produktifnya lagi lahan untuk
proses pertanian. Dan permasalahan air tanah merupakan hal serius
yang perlu ditangani.
Air yang berasal dari air hujan, meresap dan tertahan di dalam
bumi disebut air tanah. Air tanah dapat dibagi atas air tanah
dangkal dan air tanah dalam. Mendapatkan air tanah dapat dilakukan
dengan mengebor atau menggali tanah dengan kedalaman beberapa
meter. Curah hujan yang masuk ke dalam tanah dan merersap ke
lapisan yang dibawahnya disebut air tanah. Banyaknya air yang dapat
tertampung dibawah permukaan bergantung pada kesarangan lapisan di
bawah tanah. Lapisan pembawa air disebut Akifer atau penghantar,
dpaat terdiri dari beberapa bahan lepas seperti pasir dan kerikil
atau bahan yang mngeras seperti batu pasir dan batu gamping.
Air di dalam pori akuifer terpengaruh oleh gaya grafitasi
sehingga cenderung mengalir ke bawah melalui pori bahan tersebut.
Pengaliran bawah tanah berbeda-beda, dimana dengan adanya
penghantar pori-pori besar, maka kelulusannya tinggi dan dengan
pori-pori kecil, maka kelulusannya rendah. Dengan menelusurnya air
ke bawah, maka jenuhlah penghantar itu, permukaan air yang jenuh
itu disebut muka air tanah.
Permukaan itu dapat miring curam tergantung juga dengan
penyediaan dari atas, dimana permukaan akan menurun selama waktu
kering dan naik selama waktu hujan. Dan air dalam penghantar akan
bergerak perlahan-lahan menuju permukaan air bebas yang terdekat
seperti danau, sungai atau laut. Tetapi jika ada suatu lapisan yang
kedap, mengalasi sebuah penghantar dan lapisan itu tersingkap di
permukaan, maka air tanah dapat muncul di permukaan pada jalur
rembesan atau disebut mata air. Air tanah dapat dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu:1. Air Tanah DangkalTerjadi karena proses
resapan air permukaan tanah, lumpur akan tertahan dengan sebagian
bakteri sehingga air akan tetap jernih akan tetapi mengandung
banyak zat kimia (garam-garam terlarut) karena melalui lapisan
tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk tiap lapisan
tanah, dimana fungsi lapisan tanah sebagai saringan.
2. Air Tanah DalamTerdapat setelah lapisan rapat air pertam.
Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal
yang pada umumnya kualitas air tanah dalam lebih baik dari air
dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari
bakteri.3. Mata AirMata air adalah air tanah yang keluar dengan
sendirinya ke perrmukaan tanah, yang berasal dari tanah dalam, yang
bisa dikatakan hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya
sama dengan keadaan air dalam (Sutrisno, 1975).
Kondisi air tanah pada tiap wilayah berbeda-beda yang disebabkan
oleh beberapa faktor seperti faktor struktur tanah dan pola
pengambilan air tanah. Di daerah pantai, kondisi air tanah dapat
dikategorikan ke dalam dua jenis yaitu:
1. Air Tanah Bebas di Pantai
Penurunan permukaan air tanah di daerah pantai dapat
mengakibatkan intrusi air laut. Pencampuran air asin dan air tawar
dalam sebuah sumur, dapat terjadi pada hal berikut:
1. Permukaan air dalam sumur selama pemompaan menjadi lebih
rendah dari permukaan air laut, sehingga rendah pengaruhnya
mencapai tepi pantai
2. Dasar sumur terletak dibawah perbatasan antara air air asin
dan air tawar
3. Keseimbangan perbatasan antara air asin dan air tawar tidak
dapat dipertahankan, perbatasan itu dapat naik secara abnormal yang
disebabkan oleh penurunan permukaan air di dalam sumur selama
pemompaan.Gambar 2.3. Perbatasan antara air asin dan air tawar
berada seimbang di pantai
Keterangan Gambar:
s: Permukaan air laut
B: Batas antara air asin dan air laut
f: Permukaan air tanah
W: Sumur
Pada zona akifer air tanah bebas yang terletak di permukaan air
laut, air tawar terletak di bagian atas air laut, kedalaman air
tawar yang terletak di bagian bawah permukaan laut hampir 42 kali
tinggi permukaan air tanah yang terletak di atas permukaan air
laut. Pengambilan lebih air tanah di daerah sekitar pantai dapat
mengakibatkan melengkungnya tinggi permukaan air tanah di sekitar
sumur (Asdak, 1995).
Jika batas antara air asin dan air tawar berada dalam
keseimbangan yang statis, maka untuk zona air tanah bebas di pantai
dengan permeabilitas yang kira-kira merata, berlaku persamaan :
(2.1)
(2.2)
dengan: = Kerapatan air tawar
= Kerapatan air asin
h = Tinggi dari permukaan air asin ke permukaan air tawar
H = Kedalaman dari permukaan laut ke batas(antara air asin &
air tawar)
Untuk = 1.00, = 1.024 didapat H = 42 h
(2.3)
Hubungan di atas disebut hukum Herzberg (Sasrodarsono dan
Takeda, 1995).a. Air Tanah Terkekang di Pantai
Perbatasan antara air asin dan air tawar dalam akifer terkekang
ditentukan oleh dalamnya akifer, permeabilitas, besar tekanan dan
lain-lain. Jadi kadang-kadang meskipun sumur itu dalam dan terletak
di tepi pantai, tidak akan terdapat percampuran air asin. Tetapi
kadang-kadang percampuran itu terjadi meskipun sumur itu dangkal
dan cukup jauh dari tepi pantai. Dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4. Penampang Air Bawah Tanah
(Sumber : Hidrologi untuk Pengairan,1987)Faktor lingkungan
setempat, terutama sifat kemampuan meneruskan air dari jenis batuan
yang menyusunnya serta perbedaan jarak dengan lokasi sumber
pencemaran, memegang peranan penting dalam hal terjadinya proses
pencemaran air pada banyak sumur.
Perbandingan pengaruh kedalaman serta volume air dalam air sumur
dari sumber pencemaran, kondisi lapisan pembawa air (akifer) secara
keseluruhan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap proses
pencemaran air bawah tanah. Faktor yang mempengaruhinya antara lain
arah aliran tanah dalam akifer, macam dan jumlah serta sifat bahan
pencemar dalam akifer berikut interaksi antara bahan pencemaran itu
sendiri di dalam akifer (Situmorang,2004).
Unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam air tanah terdiri
dari unsur utama, unsur minor dan unsur jarang.Tabel 2.2. Tabel
unsur utama, unsur minor, dan unsur jarangJenisNama (Simbol)
Unsur UtamaBikarbonatSilikon
KalsiumNatrium
KloridaSulfat
MagnesiumAsam karbonat
Unsur MinorBoronNitrat
KarbonatKalium
FluoridaStrontium
Besi
Unsur JarangAluminiumKobalt
AntimonTembaga
ArsenGalium
BariumGermanium
BeryliumEmas
BismuthIndium
BromidaIoudium
KadmiumLantanum
SeriumTimbal
KromiumLitium
SesiumMangan
MolybdenumNikel
NiobiumFosfat
PlatinaRadium
RubidiumRutinium
2.6. Karakteristik Fisik Air
1. Warna
Warna air sangat menentukan kualitas air itu sendiri. Air murni
adalah air yang tidak berwarna. Warna dalam air diakibatkan oleh
adanya material yang larut dalam suspensi / mineral. 2. Bau dan
Rasa
Air murni tidak berbau dan tidak berasa. Bau air disebabkan oleh
bahan-bahan kimia, ganggang, plankton, dan tumbuhan atau hewan air.
Rasa air biasanya disebabkan oleh adanya bahan kimia yang
terlarut.3. Suhu
Suhu air sangat bergantung pada tempat dimana air tersebut
berada. Dipegunungan suhu air akan lebih dingin dibanding suhu air
di laut (Moersiaik dan Harbojo, 1999). Suhu air sangat penting
dalam tujuan pengunaan, pengolahan untuk menghilangkan bahan-bahan
pencemar serta pengangkutannya.4. Kekeruhan
Air keruh mengandung material kasat mata. Dalam larutan
kekeruhan dalam air terdiri dari lempeng, liat dan bahan organik.
Kekeruhan disebabkan oleh adanya erosi tanah di daerah aliran
sungai maupun di saluran sungai. Air sungai akan lebih keruh pada
saat hujan lebat dibandingkan pada saat kondisi normal. Untuk
mengukur kekeruhan dapat digunakan alat Turbidmeter.
5. Konduktivitas
Konduktivitas air bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per
volumenya dan mobilitas ion-ion tersebut. Satuannya adalah Ms/cm
(millli-Siemens per centimeter). Konduktivitas bertambah dengan
jumlah yang sama dengan bertambahnya salinitas. Secara umum, faktor
yang paling dominan dalam perubahan konduktivitas air adalah
temperatur. Untuk mengukur konduktivitas digunakan
Konduktivitimeter.(Tumpak Hutabarat.2011).
2.7. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam
NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini maka air laut tak
memenuhi syarat air minum.( Satyawan, M.A.,dkk., 2009)2.7.1.
Salinitas Air Laut
Salinitas adalah larutan garam yang pada kadar tertentu akan
mempengaruhi kualitas air. Ada dua sumber utama salinitas di daerah
pantai, yaitu Air laut dan aliran air tanah. Parameter salintas
yang terpenting adalah konsentrasi kadar garam dan total larutan
benda padat atau Total Dissolved Solids (TDS). Definisi salinitas
dalam hubungannya dengan TDS adalah berat total semua larutan
substitusi setiap unit berat air dengan semua karbon yang
teroksidasi. Air dengan larutan garam yang tinggi adalah sangat
tidak bagus untuk sistem irigasi ataupun kebutuhan air bersih
masyarakat. Salinitas akan timbul jika jumlah garam yang ada
melebihi dari yang diizinkan.Kadar garam di dalam air yang berlebih
akan mengakibatkan penurunan kualitas dan petabilitas air yang
berdampak pada kesehatan manusia (kodoatie, 1996)
Tabel 2.3. Klasifikasi Air berdasarkan Nilai TDS
No.PenggunaanTDS (mg/l)
1.Air minum (Pemakaian Domestik)< 500
2.Konsumsi Peternakan < 3000
3.Pemakaian Irigasi< 5000
(Sumber : Kodoatie, 1996)Tabel 2.4. Klasifikasi Air Berdasarkan
Konsentrasi Garam
No.KlasifikasiKonsentrasi Garam (mg/l)
1.Sangat Bagus< 175
2.Bagus175 525
3.Diijinkan525 -1400
4.Meragukan1400 2100
5.Berbahaya>> 100
(Sumber : Kodoatie,1992)Tabel 2.5. Klasifikasi Intrusi Air Laut
Berdasarkan Konduktivitas Listrik
NoBatas Konduktivitas(mho/cm,25C)Klasifikasi Intrusi
1. 200,00Tidak Terintrusi
2.200,01 - 229,24Terintrusi sedikit
3.229,25 - 387,43Terintrusi sedang
4.387,44 534,67Terintrusi agak tinggi
5. 534,67Terintrusi tinggi
(Sumber : Davis dan Wiest, 1996)
Berdasarkan Klasifikasi adanya penyebaran air laut terhadap
harga perbandingan kadar klorida dengan jumlah kadar karbonat
adalah sbb:
Tabel 2.6. Klasifikasi Air berdasarkan Clorida Bicarbonat
Ratio
NoHpKlasifikasi
0,5Air tanah bersifat tawar atau belum terjadi intrusi air
laut
1,3Telah terjadi intrusi air laut dengan kategori sedikit
2,8Telah terjadi intrusi air laut dengan kategori sedang
6,6Telah terjadi intrusi air laut dengan kategori agak
tinggi
15,5Telah terjadi intrusi air laut dengan kategori tinggi
200Air Laut
(Sumber : Davis & Wiest, 1996)2.8. Batasan Polusi
Air2.8.1.Polusi Air
Defenisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988
Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkugan adalah : masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan komponen lain kedalam
air atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukkannya (pasal 1).
Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan/
peruntukannya digolongkan menjadi:
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum
secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B,yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku
untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan
perikanan dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan
pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri
dan listrik negara.
Menurut defenisi pencemaran air tersebut di atas bila suatu
sumber air yang termasuk dalam kategori golongan A, misalnya sebuah
sumur penduduk kemudian mengalami pencemaran dalam bentuk rembesan
limbah cair dari suatu industri maka kategori sumur tadi bukan
golongan A lagi, tapi sudah turun menjadi golongan B karena air
tadi sudah dapat digunakan langsung sebagai air minum tanpa melalui
pengolahan terlebih dahulu. Dengan demikian air sumur tersebut
menjadi kurang / tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya
(Achmad,2004).2.8.2. Polutan Air
Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung
dari jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan
polusi. Sebagai contoh air minum yang terpolusi mungkin rasanya
akan berubah meskipun perubahan baunya mungkin sukar dideteksi, bau
yang menyekat mungkin akan timbul pada pantai laut, sungai dan
danau yang terpolusi, kehidupan hewan air akan berkurang pada air
sungai yang terpolusi berat, atau minyak yang terlibat terapung
pada permukaan air laut menunjukkan adanya polusi. Tanda-tanda
polusi air yang berbeda-beda. Untuk memudahkan pembahasan mengenai
berbagai jenis polutan, polutan air dapat dikelompokkan atas
sembilan grup berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya sebagai
berikut:1. Padatan
2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (oxygen-demanding
wastes)
3. Mikroorganisme
4. Komponen organik sintetik
5. Nutrien tanaman
6. Minyak
7. Senyawa anorganik dan mineral
8. Bahan radioaktif
9. PanasPengelompokan tersebut di atas bukan merupakan
pengelompokan yang baku, karena suatu jenis polutan mungkin dapat
dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok. Sebagai contoh
bakteri dapat dimasukkan ke dalam kelompok mikroorganisme maupun
kelompok padatan karena bakteri merupakan padatan tersuspensi.
Contoh yang lain misalnya logam berat sering dimasukkan kedalam
kelompok senyawa anorganik tetapi juga merupakan padatan terlarut.
Suatu limbah atau bahan buangan mungkin mengandung lebih dari satu
macam polutan. Sebagai contoh sampah organik adalah suatu bahan
buangan yang membutuhkan oksigen, tetapi juga mengandung
mikroorganisme dan mungkin nutrien tanaman (Hendrayana, H.,
2002).2.8.3.Sifat-Sifat Air Terpolusi
Untuk mengetahui apakah suatu air terpolusi atau tidak
diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga
dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan-batasan
polusi air. Sifat-sifat yang umumnya di uji dan dapat digunakan
untuk menentukan tingkat polusi air misalnya (Fardiaz,1992):
1. Nilai pH, keasaman dan alkalinitas
2. Suhu
3. Warna, bau dan rasaJumlah padatan
4. Nilai BOD/COD
5. Pencemaran mikroorganisme phatogen
6. Kandungan minyak
7. Kandungan logam berat
8. Kandungan bahan radioaktif. 2.9. AKIFER
Secara umum air tanah akan mengalir sangat perlahan melalui
suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar
batuan. Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah ini
kita sebut dengan akifer.Adalah semua air yang terdapat pada
lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk
mata air yang muncul di permukaan tanah. Peranan air tanah semakin
lama semakin penting karena air tanah menjadi sumber air utama
untuk memenuhi kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak (common
goods), seperti air minum, rumah tangga, industri, irigasi,
pertambangan, perkotaan dan lainnya, serta sudah menjadi komoditi
ekonomis bahkan dibeberapa tempat sudah menjadi komoditi strategis.
Diperkirakan 70% kebutuhan air bersih penduduk dan 90% kebutuhan
air industri berasal dari air tanah. Berikut adalah simulasi dari
terbentuknya air tanah
Gambar 2.5. Akifer Air Tanah (Sumber: Linsley dan Franzini,
1991)Keterangan: terdapat hubungan lapisan akifer dengan lapisan
yang diatas maupun di bawahnya, perbedaan litologi yang membatasi
akuifer memiliki penamaan yang berbeda.
Berdasarkan perlakuan batuan/material dalam menyimpan dan
mengalirkan air tanah terutama tegantung pada sifat fisik berupa
tekstur dari batuan, dapat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu
:.
1. Akifer
Yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa,
sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah berarti
di bawah kondisi lapangan. Dengan demikian batuan ini berfungsi
sebagai lapisan pembawa air yang bersifat permeble. Contoh : pasir,
batu pasir, kerikil, batu gamping, lava yang belubang dan
lain-lain.2. Akuitar
Yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa,
sehingga dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat mngalirkan air
dalam jumlah terbatas. Batuan ini bersifat semi permeble. Contoh :
pasir lempungan, batu pasir lempungan, lempung pasiran.3.
Akuiklud
Yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa,
sehingga dapat menyimpan air, tetpi tidak dapat mengalirkan air
dalam jumlah yang berarti. Batuan ini bersifat impermebel. Contoh :
lempung, lanau, tufa halus dan serpih..4. Akuifug
Yaitu suatu tubuh batuan yang tidak dapat menyimpan dan tidak
dapat mngalirkan air. Dengan demikian batuan ini bersifat kebal
air. Contoh : Batuan beku yang kompak dan padat.
Gambar 2.6. Model air tanah melewati rekahan dan batuan2.9.1.
Jenis-Jenis Akifer
Perbedaan litilogi yang membatasi akuifer akan mempunyai
penamaan yang berbeda. Pada dasarnya air tanah mengalir mengisi
lubang-lubang pori pada suatu tubuh/lapisan batuan, dimana akifer
juga disebut lapisan pembawa air.
Jenis-jenis akifer dijelaskan di bawah ini :1. Akifer Bebas
(unconfined aquifer)Akifer bebas (tidak tertekan) ialah suatu
akifer dimana bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan yang tidak
dapat meluluskan air (lapisan impermebel), sedangkan lapisan
atasnya dapat kontak langsung dengan udara di atmosfer. Akifer ini
juga disebut sebgai phretic aquifer, non artesian atau free
aquifer. Ketinggian muka air tanah bebas umumnya sangat dipengaruhi
oleh kondisi musim. Pada musim kering (kemarau) ketinggian muka air
tanahnya dapat menurun dan pada musim penghujan ketinggian muka air
tanahnya naik.2. Akifer Tertekan (confined aquifer)Akifer tertekan
adalah akifer yang bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan
yang kedap air (permeble). Umumnya terdapat pada kedalaman relatif
besar. Pola penyebaran ketebalannya bervariasi dan sangat
dipengaruhi oleh kondisi geologi yang berperan pada waktu proses
pembentukan daerah bersangkutan. Peda bagian atas akifer inti
memiliki sumber daerah tangkapan curah hujan (cacthment area) dan
pada bagian bawahnya terpotong oleh suatu perlapisan batuan
lainnya. Jika yang memotong merupan batua poros yang tersingkap
dipermukaan, maka air tanah tertekan akan keluar dan dapat memancar
sampai ketinggian tertentu, yang disebuth juga dengan mata ait
artesis. Ketinggian muka air tanah relatif tidak dipengaruhioleh
kondisi peubahan musim.
3. Akifer Bocor (Leakage aquifer)
Akifer bocor adalah suatu lapisan akuitar (semi-permeble) diapit
oleh lapisan akifer pada bagian atas dan bawah akutar tersebut.4.
Akifer Menggantung (Perched aquifer)Akuifer menggantung merupakan
akifer yang mempunyai massa air tanah terpisah dari aliran induk
oleh suatu laposan yang relatif kedap air yang tidak begiti luas
dan terletak di atas zona air jenuh.
5. Akifer Setengah Tertekan (Semi-Confined aquifer)
Akifer setengah tertekan adalah akifer yang bagian atas
lapisannya dibatasi oleh lapisan semi-permeble seperti lempungan,
sedangkan pada bagian bawah dilapisi oleh lapisan impermeble,
seperti lanau, lempung, tufa halus.2.9.2. Porositas dan
Permaebilitas
Air dapat masuk ke bawah permukaan (infiltrate) karena solid
bedrocks seperti juga tanah(soil), pasir dan gravel yang
lepas-lepas memiliki rongga pori. Terdapat empat tipe rongga pori,
yaitu:(1) ruang antar butiran mineral, (2) rekahan (fraktures), (3)
rongga pelarutan(solution cavities), dan (4)vesicles. (Hamblin dan
Christiansen,1995)
A
BGambar 2.7 (A) Porositas dan (B) PermeabilitasGambar 2.8.
Berbagai tipe rongga pori di dalam batuan yang mengontrol
mengalirnya air bawah tanahPada endapan pasir dan gravel rongga
pori dapat mencapai 12-45% dari total volume. Bila diantara butiran
kemudian diisi oleh butiran yang lebih kecil dan terisi oleh semen,
maka porositas (porosity) menjadi tereduksi. Semua batuan terpotong
karena rekahan dan pada batuan yang padat seperti granite dapat
memiliki porositas yang signifikan bila dikontrol oleh rekahan.
Aktivitas pelarutan terutama di batugamping membawa material
terlarut membentuk lubang-lubang (pits dan holes).
Porositas didefenisikan sebagai perebandingan isi ruang antara
butiran (voids) dibagi total isi suatu material tanah. Porositas
merupakan angka tak berdimensi biasanya diwujudkan dalam bentuk %.
Umumnya untuk tanah normal n berkisar antara 25 % sampai 75 %
sedangkan batuan yang terkonsolidasi (consolidated rock) berkisar
antara 0 sampai 100 %. Melihat dari diameter butiran material dapat
simpulkan bahwa untuk material diameter kecil, porositas
besar.Beberapa batugamping memiliki porositas yang sangat tinggi
karena air dapat berpindah sepanjang rekahan dan bidang perlapisan
pada batugamping. Aktivitas pelarutan membesarkan rekahan dan
mengembangkannya menjadi gua (caves). Pada basalt dan batuan
volkanik, vesicles terbentuk karena terperangkapnya gelembung gas
yang sangat mempengaruhi dalam porositas. Umumnya vesicles
terkonsentrasi pada bagian permukaan aliran lava dan membentuk zona
dengan porositas tinggi. Zona ini dapat terhubungkan oleh columnar
joints.
Permaebilitas (permaebility) adalah kapasitas batuan untuk
meloloskan fluida sangat beragam dari viskositas fluida, tekanan
hidrostatik, ukuran bukaan dan terutama adalah tingkat bukaan yang
saling terhubung (porositas efektif). Jika rongga pori sangat
kecil, maka batuan dapat mempunyai porositas yang tinggi tetapi
permaebilitasnya rendah karena air sukar melewati bukaan yang
kecil.
Sedangkan parameter permeabilitas merujuk hanya pada sifat-sifat
batuan dan merupakan parameter yang menunjukkan beberapa besar luas
area batuan yang dapat dilalui oleh fluida. Parameter ini umumnya
dipakai untuk kepentingan geologi perminyakan karena keberadaan
gas, minyak dan air didalam sistem aliran yang berdimensi
multiphase membuat parameter fluida bebas konduksi (hantaran) lebih
atraktif, biasanya dinyatakan dalam darcy (1 darcy adalah 1 cc
cairan dengan kecepatan 1 centipoise melalui 1 cm luas bidang
sejauh 1 cm dalam 1 detik dengan perbedaan tekanan 1 atm antar
ujungnya (Kodoaitie, 1996).
Batuan yang umumnya memilki permaebilitas tinggi adalah
konglomerat, batu pasir, basalt dan batu gamping tertentu.
Permaebilitas yang tinggi pada batu pasir dan konglomerat
dikarenakan rongga porinya berada diantara butiran berukuran besar
dan saling terhubung. Basalt dapat permaebel karena sering
terekahkan dengan ekstensif yakni columnar jointing dan karena
bagian atas dari aliran lavanya adalah vescular. Batu gamping
terekahkan juga menjadi permaebel. Batuan dengan permaebilitas
rendah adalah shale, granite yang tidak terekahkan, quartzite dan
batuan padat dan kristalin lainnya.Tabel 2.7. Nilai Porositas dan
Permaebilitas Akifer
No Nama bahan Porositas
(%)Permeabilitas
(m/hari)Permeabilitas hakiki darcys
1Lempung45 0,00040,0005
2Pasir 354150
3Kerikil25 41005000
4Kerikil dan pasir2041o0500
5Batu pasir154,15
6Batu kapur,serpih padat50,4170,05
7Kwarsit, granit10,00040,0005
Sumber : Linsley dan franzini, 19912.9.3. Satuan Batuan Dan
Sikapnya Terhadap Air TanahSatuan batuan secara umum dapat dapat
diklasifisikasikan menjadi tiga yaitu :
1. Satuan batuan beku
Satuan batuan beku yaitu kelompok jenis batuan yang terjadi
karena pembekuan magma, biasanya bersifat padat, kompak dan kedap
air (tidak dapat meluluskan air). Meskipun demikian, air tanah
terkadang dapat diperoleh pada rekahan-rekahan yang biasanya
terjadi pada zona struktur patahan.2. Satuan batuan metamorf
Satuan batuan metamorf yaitu kelompok batuan sedimen atau beku
yang terubah dan terpadatkan karena pengaruh temperatur dan tekanan
tinggi. Seperti halnya pada batuan beku, satuan batuan ini
merupakan lapisan kedap air. Air tanah pada kompleks satuan batuan
ini hanya dimungkinkan terdapat pada rekahan-rekahan yang terdapat
ada zona struktur patahan.3. Satuan batuan sedimen
Satuan batuan sedimen yaitu kelompok batuan yang terjadi karena
proses rombakan dan pengikisan batuan beku atau metamorf,
ditransportasi secara gayaberat atau melalui media air untuk
kemudian diendapkan kembali di tempat lain sebagai batuan sedimen.
Satuan batuan sedimen yang dapat berfungsi sebagai akuifer yang
baik hanya satuan batuan sedimen yang dibentuk oleh material kasar
seperti pasir, kerikil, bongkah.2.10. Intrusi Air Laut ke
Daratan
Kebutuhan akan air untuk pemukiman, pertanian dan irigasi terus
meningkat, sehingga untuk mencukupi kebutuhan tersebut , dilakukan
pengeboran air tanah atau pembuatan sumur-sumur bor dan sumur-sumur
gali. Bila diadakan penyedotan air tanah secara besar-besaran, maka
akan terjadi ketidakseimbangan antara pengambilan dan pembentukan
air tanah. Ketidak seimbangan ini dapat menyebabkan menurunnya
permukaan tanah, yang akan menyebabkan debit air berkurang dan
dapat diikuti dengan intrusi air laut kedaratan. Di daerah pesisir,
penurunan permukaan air tanah akan mengakibatkan perembesan air
laut ke daratan, karena tekanan air tanah menjadi lebih kecil
dibandingkan tekanan air laut.Intrusi air laut adalah naiknya batas
antara air tanah dengan air laut ke arah daratan. Intrusi air laut
diakibatkan tekanan air tanah yang lebih kecil dibandingkan tekanan
air laut pada kedalaman yang sama. Perbedaan tekanan ini
menyebabkan batas antara air tanah dan air laut naik ke daratan.
Dalam kondisi normal (tidak ada gangguan tekanan), air laut sudah
mengintrusi ke daratan karena massa jenis air laut yang lebih besar
dibandingkan dengan air tanah. Namun bila tekanan air tanah turun
dapat menyebabkan intrusi air laut ke daratan semakin jauh ke arah
daratan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.9. Intrusi Air Laut KedaratanPenyebab turunnya tekanan
air tawar (relatif terhadap tekanan air laut) dapat disebabkan
oleh: 1. Pengambilan air tanah yang berlebihan. 2. Suplay air tanah
dari pegunungan berkurang. 3. Naiknya muka air laut. Untuk menjaga
agar tekanan seimbang atau bahkan mendorong agar air laut tidak
mengintrusi ke arah daratan dapat dilakukan dengan menaikkan
tekanan air tanah misal dengan pemompaan air tanah ke dalam.(
Kirsch, Reinhard. (2009)Air laut memiliki berat jenis yang lebih
besar dari pada air tawar akibatnya air laut akan mudah mendesak
airtanah semakin masuk. Secara alamiah air laut tidak dapat masuk
jauh ke daratan sebab airtanah memiliki piezometric yang menekan
lebih kuat dari pada air laut, sehingga terbentuklah interface
sebagai batas antara airtanah dengan air laut. Keadaan tersebut
merupakan keadaan kesetimbangan antara air laut dan air tanah, yang
dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.10. Intrusi Air Laut ke Daratan
Intrusi air laut terjadi melalui tiga cara yaitu :
1. Pergeseran batas air laut dan air tawar (interface) di daerah
pantai. Pergeseran ini terjadi karena pengambilan air tanah yang
berlebihan sehingga menurunkan muka air tanah.
2. Pemompaan air tanah semi tertekan yang berlebihan di daratan.
Akibatnya air yang tersedot bukan lagi air tawar tetapi air asin.
Akibatnya air asin yang tersedot akan menyebar dan menyebar dan
mencemari air tanah bebas di sekitar pemompaan.
3. Intrusi melalui muara sungai. Intrusi air laut pada air
sungai menyebabkan air berkadar garam tinggi ini bergerak dan
mengisi air tanah di sekitarnya. Akibatnya air tanah di sekitar
sungai berkadar garam tinggi.
Terminologi intrusi pada hakekatnya hanya setelah ada aksi,yaitu
pengambilan air bawah tanah yang mengganggu keseimbangan
hidrostatik.adanya intrusi air laut ini merupakan permasalahan pada
pemanfaatan air bawah tanah di daerah pantai,karena berakibat
langsung pada mutu air bawah tanah.2.11. Pengambilan Air
Tanah2.11.1. Sumur Bor
Metode yang dilakukan dalam pengambilan air tanah dapat
dilakukan dengan pengeboran dan penggalian tanah. Terkait
pengeboran tanah, biasanya pengeboran dilakukan apabila air yang
diharapkan tidak terdapat pada kedalaman 2 - 6 meter. Pengambilan
air tanah dengan pengeboran berupa sumur bor menggunakan mesin
penyedot air. Pipa menjadi alat yang digunakan sumur bor untuk
distribusi air yang ditanam pada kedalaman 6 meter lebih. Dan sumur
bor sering dipakai di daerah yang kering.
2.11.2. Sumur GaliDi daerah pesisir pantai, sumur yang dapat
ditemukan tidak hanya sumur bor, tetapi terdapat juga sumur gali.
Sumur gali dilakukan proses menggalinya untuk kedalaman antara 0.8
1 meter, umumnya 0.8 meter. Kedalaman sumur gali tergantung lapisan
tanah, ketinggian dari permukaan air laut, ada tidaknya air bebas
dibawah lapisan tanah. Umumnya : Tanah sawah : sumur gali cukup 3 5
meter telah memperoleh air bebas.
a) Tanah berpasir : sumur gali cukup 6 8 meter telah memperoleh
air bebas.
b) Tanah liat : kedalaman sumur meter baru memperoleh air
bebas.
c) Tanah kapur : umumnya sumur gali harus 40 meter baru
diperoleh air bebas.
Keadaan atau sifat air sumur gali :
a. Ketinggian air bebas umumnya sekitar 1 3 meter dari dasar
sumur.
b. Ketinggian air bebas bervariasi, tergantung jumlah air yang
diambil, tergantung musim.
c. Rasa dan warna air tergantung jenis tanah yang ada, tanah
sawah airnya kuning-kuningan, tanah berpasir airnya jernih da n
rasanya sejuk, tanah liat airnya terasa seedikit sepat dan tanah
kapur airnya terasa sedikit sepat dan warnanya kehijau-hijauan.
d. Mudah tercemar oleh karena kelainan dalam menutup mulut
sumur.
e. Mengandung algae dalam jumlah sedikit.
f. Mengandung bakteri cukup banyak. (Gabriel, 2001).2.12.
Konduktifitas Larutan Elektrolit
Pengukuran dasar yang digunakan untuk mempelajari gerak ion
adalah pengukuran tahanan listrik larutan. Konduktansi G larutan
merupakan kebalikan dari tahanan R, makin rendah tahanan larutan,
makin besar konduktansinya. Karena tahanan dinyatakan dalam , maka
konduktansi sampel dinyatakan dalam -1. Alat yang dipergunakan
untuk mengukur konduktivitas larutan disebut konduktivitimeter
dengan satuan mikromho per centimeter (). Kebalikan Ohm biasanya
disebut mho, tetapi sekarang satuannya adalah Siemens , S 1S= 1-1
(Atkins, 1999).
Penghantar dalam teknik elektronika adalah zat yang dapat
menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat, cair atau gas.
Berdasarkan sifat kelistrikannya, bahan diklasifikasikan menjadi
tiga golongan, yaitu konduktor, semikonduktor dan isolator.
a. Konduktor adalah bahan yang muatan listrik di dalamnya dapat
bergerak dengan leluasa sehingga mudah menghantarkan listrik.
Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil.
Logam-logam, misalnya tembaga, aluminium, dan emas adalah konduktor
yang baik karena mengandung banyak elektron yang bebas
bergerak.
b. Isolator adalah bahan yang muatan listrik di dalamnya sukar
bergerak sehingga merupakan penghantar listrik yang tidak baik.
Beberapa isolator menjadi bermuatan listrik saat digosok. Ini
karena elektron-elektron dari atom-atom permukaan dipindahkan dari
suatu bahan ke bahan lain, tetapi muatan tetap berada
dipermukaan.
c. Semikonduktor adalah bahan yang memiliki sifat antara
konduktor dan isolator.
Alat yang dipergunakan untuk mengukur konduktivitas larutan
disebut konduktivitimeter dengan satuan mikromho per centimeter
()Manik, N., (2004)
Gambar 2.11. KonduktivitimeterHambatan berbanding terbalik
dengan luas penampang dan sebanding dengan panjang, dengan
persamaan :
(2.4)
Konstanta perbandingan disebut resistivitas sampel.
Konduktivitas (K) merupakan kebalikan dari resistivitas,
sehingga:
(2.5)
atau :
(2.6)
Perhitungan konduktivitas secara langsung dari tahanan sampel
dan dimensi sel 1 dan A tidak dapat diandalkan karena distribusi
arusnya rumit. Dalam prakteknya sel dikalibrasikan dengan sampel
yang diketahui konduktivitasnya K*(yang biasanya adalah larutan
kalium klorida dalam air) dan konstanta sel C, ditentukan dari
:
K*=
(2.7)
Dengan R*=Tahanan Standar
Jika sampel mempunyai tahanan R dalam sel yang sama, maka
konduktivitasnya adalah :
K=
(2.8)BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Medan Belawan dengan
Koordinat geografisnya adalah 03 45 03 46 Lintang Utara dan 98 40 -
98 42 Bujur Timur. Dan di Laboratorium fisika Universitas Negeri
Medan untuk pengukuran daya hantar listrik, dan waktu penelitian
direncanakan dimulai pada bulan November 2013 sampai dengan Januari
2014.Kegiatan NovemberDesemberJanuari
I II III IV I II III IV I II III IV
Mengumpulkan data dan referensi
Meninjau lokasi penelitian
Mempersiapkan alat dan bahan
Menentukan titik-titik pengukuran
Mengukur arus yang mengalir pada titik-titik yang telah
ditentukan
Menganalisis data yang dihasilkan
Peyusunan draft skripsi
Seminar Hasil(Mempertahankan skripsi)
3.2. Alat dan Bahan Penelitian3.2.1. Alat-alat
Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :1.
Gelas beaker
Gelas beaker digunakan untuk tempat air sumur gali yang akan
diukur2. GPS (Global Position System)
GPS digunakan untuk mengukur koordinat lokasi pengambilan
sampel.3. MeteranMeteran digunakan untuk mengukur kedalaman sumur
gali. 4 Konduktiviti meter
Konduktivitimeter digunakan untuk mengukur konduktivitas. 5
Termometer Digital
Termometer Digital digunakan untuk mengukur suhu.
3.2.2. Bahan-bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Air sumur bor2. Air laut
3. Aquades3.3. Prosedur Kerja1. Pengambilan sampel air sumur bor
di sekitar kecamatan Medan Belawan.2. Mengukur koordinat lokasi
pengambilan sampel
3. Mengukur kedalaman sumur bor4. Mengukur Suhu air sumur bor5.
Mengukur Daya Hantar Listrik air sumur bor6. Mengumpulkan data dan
menghitung berapa besar kadar intrusi air laut pada sumur bor3.4
Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel diambil dari sumur bor yang berada di lokasi
penelitian.3.5. Sampel Penelitian
Sampel yang diambil adalah air sumur bor penduduk kecamatan
Medan Belawan. Di enam kelurahan yang ada.3.6. Teknik Analisa
Data
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan mengukur DHL
(Daya Hantar Listrik) air tanah (sumur bor), Pengujian ini
dilakukan dengan model analisa model regresi berganda dengan
persamaan :
= (3.1)Dengan: = daya hantar listrik
= konstanta regresi
= koefisien regresi untuk variable
= variabel yang menyangkut sample.Di dalam penelitian ini
variabel terikat adalah (Daya hantar listrik), dan
variabel-variabel bebas adalah kedalaman sumur bor dan jarak sumur
gali dari garis pantai , maka bentuk persamaan regresinya :
= (3.2)
Koefisien-koefisien ditentukan dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil dengan persamaan :
(3.3)
Untuk menguji linieritas persamaan (3.1) digunakan uji F dengan
persamaan :
(3.4)Dengan :
= jumlah kuadrat regresi
= jumlah kuadrat residu
n = jumlah sampel
k = banyaknya variabel bebasJika,.,danmaka jumlah
kuadrat-kuadrat regresi dapat dihitungs dengan persamaan:
(3.5)
Jumlah kuadrat-kuadrat residu dapat dihitung dengan persamaan
:
(3.6)
Jika yang diperoleh melalui persamaan (3.4) lebih besar dari
maka variabel-variabel secara nyata sama-sama berpengaruh terhadap
Y dengan persamaan regresi linier seperti persamaan (3.1).
Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel
dan terhadap Y digunakan koefisien korelasi berganda dengan
persamaan:
(3.7)
Pada pengolahan data nilai DHL pada sample dilakukan pada suhu
yang sama yaitu 250 C. Untuk mendapatkan nilai DHL pada suhu 250 C
maka dilakukan interpolasi linier dengan menggunakan persamaan
:
(3.8)
Dengan:
= Suhu air (0C)
= DHL pengukuran (mho/cm)
Untuk menentukan tingkat intrusi air laut pada sumur bor,
digunakan rumus sebagai berikut:
(3.9)
Dengan:
= Letak kuartil ke i
I= Kuartil ke i
N= Jumlah data
Berdasarkan nilai ppm dan DHL pada suhu tertentu yang dilakukan
dilaboratorium dapat dihitung DHL pada suhu 250 C dengan
persamaan:
(3.10)
Dengan:
= Daya Hantar Listrik Pada Suhu 250 C
= Daya Hantar Listrik pada suhu sampel t0C
Ppm= Konsentrasi dalam ppm
T= Suhu air (0C)3.7.Diagram Alir Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G. & Santika, S.S., Metoda Penelitian Air, Penerbit
Usaha Nasional, Surabaya, 2004. Andreas Djatmiko Poerwadio dan Ali
Masduqi. 2004. Penurunan Kadar Besi Oleh Media Zeolit Alam Ponorogo
Secara Kontinyu. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS.
SemarangArifin, M dan Harsodo. 1990. Zeolit Alam. Direktorat
Jendral Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral
Bandung : Bandung.Asdak, Chay., (2004), Hidrologi dan Pengolahan
Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University Press,
Jogjakarta.Atasrina S.B dan Ayu. Penghilang Kesadahan Air yang
Menggandung Ion Ca2+ dengan Menggunakan Zeolit Alam Lampung Sebagai
Penukar Kation. Jurnal Teknik. Kampus UI Depok; Universitas
IndonesiaAtkins, P.W., (1999), Kimia Fisika, Jilid II, Erlangga,
Jakarta.Djuansyah, dkk, (2009), Jurnal rised Geologi dan
Pertambangan, jilid 19 no 2. Institut tehnologi Bandung.
BandungFardiaz, S., (1992), Polusi Air dan Udara, Kanisius,
YogyakartaHarto, S., (1993), Analisis Hidrologi, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.Hendrayana, H., (2002), Intrusi Air Asin Ke
Dalam Akuifer Di Daratan,Indriyati, 2002. Pengaruh Ketebalan Arang
Aktif Tempurung Kelapa terhadap Peurunan Tingkat Kekeruhan pada
Sumur Gali di Desa Kepuh Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.Karya
Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.Kirsch, Reinhard.
2009. Groundwater Geophysics A Tool for Hydrogeology. Springer.
Berlin.Lee, R., (1990),Limbah Domestik dan Non Domestik, Penerbit
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.Manik, N., (2004),
Analisis Air Sumur Gali Di Kec. Simpang Empat Berdasarkan Daya
Hantar Listrik, UNIMED, Medan.Pujiastuti, Peni. 2005. Pemeriksaan
Kadar Besi (Fe) dalam Air Sumur, Air PDAM, dan air Instalasi Migas
di desa kampong baru Cepu secara Spektrofotometri. (jurnal kimia).
Universitas Setia Budi. Surakarta
Rohmatun, Dwina dkk. 2007. Studi Penurunan Kandungan Besi
Organik dalam Air Tanah dengan Oksidasi H2O2-UV. PROC. ITB Sains
& Tek. BandungSaifudin, Ridwan dan Dwi Astuti.2005. Kombinasi
Media Filter Untuk Menurunkan Kadar Besi (Fe). (Jurnal Penelitian
Sains & Teknologi). Jakarta Satyawan, M.A.,dkk., (2009),
Macam-macam Akuifer Dan Analisis Kondisi
Hidrogeologi Kota Banjarbaru ddan kandisi air Laut, Universitas
Lambung Mangkurat, Banjar Baru.Situmorang, R.,(2003).,Pendeteksian
Intrusi Air Laut Di Sekitar Kawasan Industri Kimia Medan (KIM)
Dengan Metode Konduktivitas Listrik,Tesis,Uprogram Pasca Sarjana
USU, Medan.
Sularso, AD. 1998. Penurunan Kadar Fe dan Mn Air sumur dengan
Kombinasi Proses Aerasi dan Proses Saringan Pasir Cepat Perumnas II
Tangerang Jawa Barat.(Skripsi). Yogyakarta: STTl YLH.Sriyono Nur
Qudus, Dewi Liesnoor Setyowati.2000.model spasial ketersediaan air
tanah dan instrusi air laut untuk menentukan zona konversi air
tanah(sekripsi):Fakultas Teknik Universitas Negeri SemarangSudjana,
(2002), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.Sutrisno,
T,dkk., (1975), Tehnologi Penyediaan Air Bersih, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta. Togatorop, A. (2006), Pendeteksian Intrusi Air Laut
12 km Dari Garis Pantai di Sekitar Batang Kuis Dengan Metode
Konduktivitas Listrik. Skripsi, FMIPA,Unimed, M
edan.Wibowo.M.Riyadi.A.dkk.2005.JURNAL identifikasi Akuifer
Airjurusan teknik lingkungan ;P3TI.
Widya,ar.2003.Polutan Pencemaran air Laut..jur kimia.PTKI.
Wilson, E.M., (1993), Hidrologi Teknik Edisi Keempat, Penerbit
ITB.Mulai
Peninjauan Lokasi Penelitian
Penentuan Titik Sampel
Pengambilan Data Lapangan
Pengukuran Jarak dari Garis Pantai.
Pengukuran Suhu
Pengukuran Dhl
Pengukuran koordinat Lokasi Pengambilan Sampel
Pengukuran kedalaman Sumur bor.
pengukuran suhu dan Dhl
3
Terintrusi
Pengolahan Data
Kesimpulan
1
_1422537726.unknown
_1422537742.unknown
_1422537750.unknown
_1422537754.unknown
_1422537756.unknown
_1422537758.unknown
_1422537760.unknown
_1422537761.unknown
_1422537759.unknown
_1422537757.unknown
_1422537755.unknown
_1422537752.unknown
_1422537753.unknown
_1422537751.unknown
_1422537746.unknown
_1422537748.unknown
_1422537749.unknown
_1422537747.unknown
_1422537744.unknown
_1422537745.unknown
_1422537743.unknown
_1422537734.unknown
_1422537738.unknown
_1422537740.unknown
_1422537741.unknown
_1422537739.unknown
_1422537736.unknown
_1422537737.unknown
_1422537735.unknown
_1422537730.unknown
_1422537732.unknown
_1422537733.unknown
_1422537731.unknown
_1422537728.unknown
_1422537729.unknown
_1422537727.unknown
_1422537718.unknown
_1422537722.unknown
_1422537724.unknown
_1422537725.unknown
_1422537723.unknown
_1422537720.unknown
_1422537721.unknown
_1422537719.unknown
_1251006726.unknown
_1251006728.unknown
_1422537711.unknown
_1251006727.unknown
_1251006724.unknown
_1251006725.unknown
_1251006034.unknown