USUL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS Tahun Anggaran 2009 Tim Peneliti: ARIF MUSTOPA, S.Pd. ISMUKOCO, M.Pd. MUDAYAT, S.Pd. 1 PENINGKATAN KELANCARAN (FLUENCY) BERBICARA DALAM BAHASA INGGRIS MELALUI INFORMATION GAP ACTIVITY PADA SISWA KELAS VII-5 SMPN 2 TANJUNGANOM NGANJUK BAHASA INGGRIS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
USUL PENELITIAN
HIBAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Tahun Anggaran 2009
Tim Peneliti:
ARIF MUSTOPA, S.Pd.
ISMUKOCO, M.Pd.
MUDAYAT, S.Pd.
Decentralized Basic Education 3 Jakarta
Agustus 2009
1
PENINGKATAN KELANCARAN (FLUENCY) BERBICARA DALAM BAHASA INGGRIS MELALUI
INFORMATION GAP ACTIVITY PADA SISWA KELAS VII-5 SMPN 2 TANJUNGANOM NGANJUK
BAHASA INGGRIS
LEMBAR PENGESAHAN
Usulan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui/tidak disetujui* untuk didanai dana hibah PTK DBE 3 Jakarta.
Jakarta, 13 Agustus 2009
Menyetujui, Ketua Tim Penilai,
COP
Stuart Weston Abdur Rahman Asari
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman saya mengajar berbicara bahasa Inggris pada
siswa kelas VII SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk, tahun pelajaran 2008/2009
dengan menerapkan teknik repetition drills ternyata hasil belajar berbicara bahasa
Inggris menunjukkan bahwa penguasaan kosa kata bahasa Inggris siswa
meningkat dan sebagian siswa lancar dalam berbicara bahasa Inggris. Tetapi
sebagian besar siswa belum karena siswa hanya mengahafal kalimat bahasa
Inggris mereka. Selain itu mereka belum mampu mengungkapkan idenya sendiri
dalam bahasa Inggris sebab teknik ini menekankan berpusat pada guru (teacher-
centered). Sesuai harapan kurikulum siswa diharapkan mampu berkomonikasi
dalam bahasa Inggris dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dengan
demikian pembelajaran yang saya lakukan belum mampu mencapai tujuan yang
tercantum dalam kurikulum.
Permasalahan yang kami alami adalah siswa masih belum lancar
berbicara bahasa Inggris, siswa belum mampu mengungkapkan idenya sendiri
sementara mereka hanya menghafal apa yang telah di berikan oleh guru melalui
repetition drills, dan masih banyak permasalahan tentang accuracy, grammatical
dan vocabulary, sehingga saya merencanakan menggunakan Information Gap
Activity untuk proses pembelajaran berbicara bahasa Inggris pada siswa kelas VII
tahun pelajaran 2009/2010. Kegiatan pembelajaran akan saya tekankan pada
kelancaran siswa berbicara bahasa Inggris. Neu dan Reeser (dalam Raptou,
http://letsgetengaged.wikispaces.com/) mengatakan bahwa Information Gap
Activity memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berbicara bahasa Inggris
dan siswa secara alami memproduksi lebih banyak ujaran (speech). Disamping itu
berbicara dengan teman sebaya lebih santai daripada mereka berbicara di depan
kelas sendiri. Mereka juga membangun kosa kata mereka dan akan terdorong
untuk berfikir mengeluarkan ide melalui teknik tersebut. Teknik ini mempunyai
kegiatan-kegiatan yang mana siswa harus menyelesaikan tugas secara bersama.
Ciri-ciri dari teknik ini adalah perhatian siswa adalah mencari informsi bukan
guru dengan bantuan pertanyaan panduan (guiding questions); ketiga, siswa
saling member informasi dari lembar kerja yang pasangan kelompok tidak
punya; keempat, saling mengecek kebenaran informasi yang mereka terima;
dan kelima, siswa dan guru membahas kesulitan-kesulitan yang mereka alami
dalam belajar tadi.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Meningkatan kelancaran (fluency) siswa dalam berbicara bahasa Inggris
dengan menggunakan Information Gap Activity pada siswa kelas VII-5
SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk tahun pelajaran 2009/2010.
b. Mendiskripsikan pelaksanaan Information gap activity dalam
meningkatkan kelancaran (fluency) berbicara bahasa Inggris siswa kelas
VII SMPN 2 Tanjunganom
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa:
1) Hasil penelitian ini dapat membantu siswa meningkatkan kelancaran berbicara bahasa Inggris. Penerapan teknik Information Gap Activity siswa kelas VII SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk dapat meningkatkan kelacaran berbicara Bahasa Inggris.
2) Mendorong motivasi siswa belajar lebih baik.
3) Meningkatkan rasa suka belajar bahasa Inggris
4) Meningkatkan prestasi belajar siswa
b. Bagi Guru:
1) Dengan penerapan teknik Information Gap Activity, guru menjadi tahu bagaimana penerapan teknik ini terhadap peningkatan kelancaran berbicara siswa kelas VII SMP tidak hanya secara teori saja namun merasakan penerapan teknik ini.
2) Meningkatkan profesionalisme guru sehingga guru tidak monoton dalam menerapkan suatu metode pembelajaran yang cenderung membosankan dan tidak bervariasi.
5
3) Mengembangkan budaya menulis, membaca dan meneliti
4) Memilih metode pembelajaran yang lebih kreatif
c. Bagi Sekolah:
1) Hasil penerapan teknik Information Gap Activity untuk meningkatkan kelancaran siswa kelas VII SMP sangat cocok dengan mereka sebab mereka di SMPN 2 Tanjunganom tergolong dengan beginners.
2) Menambah khasanah pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk khususnya dan sekolah SMP sekitar di Kabupaten Nganjuk umumnya.
3) Meningkatnya citra sekolah di lingkungan dinas pendidikan
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Pembelajara Berbicara Bahasa Inggris
1. Definisi Speaking
Menurut Cook dalam Nunan (2000: 164), berbicara bahasa yang terjadi dalam
waktu, diproduksi dan diproses secara langsung. Hal itu maksudnya adalah ketika
berbicara tidak akan kembali dan berubah, atau struktur kata-kata berubah seperti
dalam menulis. Brown (2001: 257) menyatakan bahwa berbicara secara harfiah
didefinisikan sebagai mengatakan sesuatu, menyatakan pikiran, dan
menggunakan suara nyaring. Orang yang menggunakan suara keras yang terjadi
dalam waktu tertentu tidak dapat kembali dan berubah. Menurut Oxford, berbicara
adalah untuk mengetahui dan dapat menggunakan bahasa secara lisan (1996: 256).
Dengan demikian berbicara adalah mengatakan sesuatu, menyatakan pikiran
secara lisan dengan suara yang keras dan tidak dapat kembali dan berubah.
2. Masalah Pembelajaran Berbicara Bahasa Inggris
Banyak permasalahan dalam belajar berbicara bahasa Inggris antara lain: (1)
siswa tidak terbiasa dengan berbicara bahasa Inggris; (2) Tidak ada yang
dikatakan; (3) partisipasi siswa rendah yaitu siswa yang berbicara dalam bahasa
Inggris hanya siswa itu-itu saja dan yang lain sedikit bahkan tidak sama sekali;
dan (4) penggunaan bahasa ibu yang mendominasi sebagian besar waktu belajar
berbicara bahasa Inggris . Menurut Ur (1996: 121) menyatakan bahwa ada banyak
permasalah dalam belajar bahasa asing yaitu: Inhabitation, nothing to say, low or
uneven participation, dan mother-tongue used.
3. Pemecahan Masalah Pembelajaran Berbicara Bahasa Inggris
Ur (1996: 122) menyatakan bahwa permasalahan dalam belajar bahasa
Inggris tersebut di atas dapat diatasi dengan menggunakan beberapa alternatif
7
pemecahan yang bisa diterapkan di dalam pembelajaran berbicara bahasa Inggris,
yaitu:
a. Menggunakan kerja kelompok: kerja kelompok meningkatkan siswa
berbicara lebih banyak sebab kerja kelompok menyediakan kesempatan
kepada siswa untuk berbicara bahasa Inggris lebih banyak. Disamping kerja
kelompok memberi tanggung jawab dan otonomi kepada masing-masing
siswa.
b. Mendasarkan kegiatan pada bahasa yang mudah tingkatanya: tingkatan
kesulitan yang dipelajari siswa harus lebih rendah dari pada pembelajaran
pada siswa yang sudah pada tingkatan intensive speaking, sehingga mereka
mampu berbicara secara lancar tanpa keragu-raguan. Hal ini kususnya bagi
pembelajar bahasa Inggris pemula.
c. Memilih topik dan tugas yang bisa merangsang siswa untuk lebih termotifasi
dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai. Artinya tujuan tersebut harus
tidak terlalu tinggi dengan kompetensi siswa saat itu, sehingga tidak menjadi
tujuan yang muluk-muluk atau terlalu tinggi
d. Intruksi yang diberikan kepada siswa harus memberi penegasan bahwa semua
siswa mempunyai peran dalam diskusi dan pembelajaran. Mereka disadarkan
bahwa perannya dalam setiap diskusi adalah penting tidak hanya peran salah
satu orang teman atau hanya beberapa. Pemberian intruksi tentang tugas pada
setiap anggota regu harus jelas dan diterima.
e. Mengupayakan siswa tetap berbicara bahasa Inggris sebisa mungkin dan
diberitahukan jangan takut membuat kesalahan dalam belajar terutama salah
penggunaan kosa kata. Pada awal-awal mereka mungkin akan berbicara
campuran antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Hal tersebut harus
dikikis sedikit demi sedikit sehingga penggunaan bahasa Inggris akan lebih
banyak. Guru sebagai fasilitator harus mengontrol dengan baik proses
pembelajaran terutama ketika kerja kelompok.
8
4. Difinisi Kelancaran (Fluency)
Definisi kelancaran (fluency) berbicara dalam bahasa Inggris adalah
kualitas berbicara bahasa Inggris dengan mudah dan dengan baik, tidak
terhenti dalam berbicara, dan berbicara secara langsung tanpa harus berfikir
terlebih dahulu. Menurut Oxford Dictionnary fluency adalah “the quality of
being able to speak or write a language, especially a foreign language, easily
and well”
Berdasarkan difinisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa fluency adalah
kemapuan siswa kelas VII SMPN 2 Tanjunganom, Nganjuk berbicara bahasa
Inggris dengan mudah, lancar serta sebanyak mungkin berbicara dalam waktu
tertentu.
5. Karakteristik Keberhasilan Pembelajaran Berbicara Bahasa Inggris
Karakteristik keberhasilan pembelajaran berbicara bahasa Inggris adalah
sebagai berikut:
a. Siswa berbicara banyak yang mana siswa berbicara sebanyak mungkin
yang dapat mereka katakan dalam waktu tertentu.
b. Partisipasi siswa dalam diskusi tinggi, diskusi tidak didominasi oleh
beberapa siswa saja, akan tetapi semua siswa punya kesempatan untuk
berbicara dan punya giliran.
c. Motivasi siswa tinggi yaitu keinginan setiap siswa untuk berbicara tinggi
sebab mereka mempunyai sesuatu yang baru untuk dikatakan.
d. Tingkatan kesulitan yang diajarkan sesuai dengan tingkatan belajar siswa,
mereka saling memahami antara siswa yang satu dan yang lain.
B. Konsep Information Gap Activity
1. Definisi Information Gap Activity
Information Gap Activity adalah dalam kegiatan ini siswa diharuskan
untuk bekerja berpasangan atau kerja kelompok. Salah satu pasang
mempunyai informasi dan satu pasang yang lain tidak punya, begitu juga
sebaliknya. Mereka saling bertukar informasi. Mereka memerankan
peran yang sangat penting sebab jika salah satu pasang tidak mempunyai
informasi maka mereka tidak bisa melengkapi tugas mereka. Kegiatan ini 9
sangat effektif sebab semua siswa mempunyai kesempatan yang sama
untuk berbicara dengan bahasa Inggris.
2. Keunggulan Information Gap Activity
Menurut Neu dan Reeser (dalam Raptou,
http://letsgetengaged.wikispaces.com/) mengatakan bahwa Information
Gap Activity memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berbicara
bahasa Inggris dan siswa secara alami memproduksi lebih banyak ujaran
(speech). Disamping itu berbicara dengan teman sebaya lebih santai
daripada mereka berbicara di depan kelas sendiri. Mereka juga
membangun kosa kata mereka dan akan terdorong untuk berfikir
mengeluarkan ide melalui teknik tersebut. Selain itu teknik ini juga akan
mendorong siswa tidak tertekan dan ketakutan berbicara bahasa Inggris.
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Information Gap Activity
Teknik ini dilakukan dengan langkah-langkah: pertama, siswa
membentuk kelompok kecil atau berpasangan; kedua, siswa memahami
lembar kerja yang diberikan guru dengan bantuan pertanyaan panduan
(guiding questions); ketiga, siswa saling member informasi dari lembar
kerja yang pasangan kelompok tidak punya; keempat, saling mengecek
kebenaran informasi yang mereka terima; dan kelima, siswa dan guru
membahas kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam belajar tadi.
4. Cirri-Ciri Information Gap Activity
Dua ciri inti dari information gap activity adalah sebagai berikut:
a. Perhatian pokok siswa adalah untuk mencari informasi bukan mencari
bentuk atau kaidah bahasa. Siswa sebanyak mungkin mengumpulkan
informasi tanpa harus takut dengan salah dalam kaidah bahasanya.
b. Interaksi interkatif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang mana
informasi harus diminta dari teman pasangannya. Bila salah
pasangannya tidak mempunyai informasi, maka pasangan jelas tidak
7 Alamat Rumah Ds. Baron RT 01 / RW 05 Jl. Plemahan Besar 57 c Surabaya Ds. Jogomerto, Tanjunganom
8 Telephon 8113407723 315463081 8113316172
9 Tugas pada Pelaksanaan PTK Ketua Anggota Anggota
(merencanakan tindakan (membantu merencanakan tindakan (membantu merencanakan tindakan
melaksanakan dan mengamati melakukan pengamatan, membantu melakukan pengamatan, membantu
merefleksi dan menulis laporan) merefleksi dan menulis laporan) merefleksi dan menulis laporan)
18
ANGGARAN KEGIATAN
NO. DESKRIPSI KUANTITAS Item HARGA/UNIT Total
I. Honor a Ketua Peneliti 1 orang 10 bulan 220,000 2,200,000 b Anggota Peneliti 1 1 orang 10 bulan 190,000 1,900,000 c Anggota Peneliti 2 1 orang 10 bulan 190,000 1,900,000
-
Subtotal I 6,000,00
0 II. Sumber Daya
a Pembelian buku 10 buah 80,000 800,000 b Foto kopi 1,500 lembar 150 225,000 c Kertas A-4 10 rim 35,000 350,000 d Kertas flip chart A0 50 lembar 1,500 75,000 e Tinta printer 5 buah 35,000 175,000 f Cartridge printer 1 buah 210,000 210,000 g Kertas post it 8 pack 41,250 330,000 h Spidol transparansi 2 set 30,000 60,000 i ATK 1 set 275,000 275,000 j Akses internet 1 unit 10 bulan 30,000 300,000 k Souvenir untuk siswa 40 siswa 5,000 200,000 Subtotal II 3,000,00
19
0 III. Transportasi a Perjalanan 20 trip 150,000 3,000,000 b Biaya makan tim 3 orang 40 kali 16,500 1,980,000 c Biaya transport lokal 20 trip 3 orang 17,000 1,020,000
Subtotal III 6,000,00
0
TOTAL ANGGARAN 15,000,000
15,000,000
20
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1992. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Bina Aksara.
Borich, Gary D. 1996. Effective Teaching Method, Third Edition.New Jersey: A Simon and Schuster company.
Brown, H Douglas. 2001. Principles of Language Learning and Teaching. New
Jersey: Prentice Hall Inc.
Brown, H Douglas, 2001. Teaching by Principles An Intractive Approach to Language Pedagogy. San Fransisco: Pearson Education Company
Brown, H Douglas. 2004. Language Assessment Principles and Practices. San Francisco: Pearson Education. Inc.
Fraenke, E Jack and Wallen, E Norman. 1993. How to design and Evaluate Research in education. Mc. Graw Hill International Edition.
Grant, Neville. 1981. Making the Most of Your Textbook. New York: Longman.
Gronlund, Norman E. 1995. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: Macmillan Publishing Company.
Hill, Susan and Hill, Tim. 1990. A Guide Co-Operative Leaning The Collaborative Classroom. Eleanor Curtain.
Hornby. As. 1986. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. London. Oxford University Press.
Larsen, Diane, Freeman. 1996. Technique and Principles in Language Teaching. Oxford University Press.
Latif, Muhamad Adnan. 2004. Pembelajaran dan Penilaian Bahasa Inggris, kumpulan Artikel Ilmiah. Malang: Univesitas Negeri Malang
Nunan, David. 2003. Practical English Language Teaching. Mc Graw Hill Companies.
Richard, Jack C, and Rodgers Theodore S. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching, Second Edition. Melbourne: Cambridge University Press.
21
Richard, Jack C, and Wichmidt, Richard. 1993. Language and Communication. New York: Longman Group Limited.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research, and Practice. Allyn and Bacon Company
Smaldino, Sharon E, Russell, James D, Heinich, Robert, Molenda Michael. 2005.Instructional Technology and Media for Learning Eight Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Silberman, Mel. 1996. Active Learning 101 Strategies to Teach Any Subject. Massachusetts: A Simon and Schuster Company.
Ur, Penny. 1996. A course in Language Teaching Practice and Theory. Melbourne: Cambridge University Press.
22
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No KegiatanTahun 2009 Tahun 2010
Agst Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Juni
1 Penyusunan Proposal PTK2 Pengumpulan Data Awal3 Pengolahan Data Awal4 Perencanaan Tindakan5 Pelaksanaan dan Pengamatan
Tindakan6 Refleksi (Menentukan Tindak Lanjut)7 Merevisi rencana siklus 28 Melaksanakan siklus 29 Penulisan Laporan Hasil PTK10 Presentasi Hasil PTK11 Publikasi Hasil PTK