1 A. Judul Program Pelatihan Pediatric Nutrition Care di Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta untuk Memperbaiki Nilai Status Gizi Anak Usia di Bawah Dua Tahun B. Latar Belakang Masalah Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan kesehatan anak di Indonesia yang masih menempati prioritas utama. Malnutrisi dapat terjadi karena kekurangan gizi (undernutrition) atau karena kelebihan gizi (overnutrition). Keduanya disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan gizi esensial. Namun, fenomena yang sering dijumpai di lapangan adalah kekurangan gizi sedangkan malnutrisi akibat kelebihan gizi menunjukkan angka yang relatif kecil. Pada tahun 2005, jumlah balita Indonesia yang mengalami gizi kurang sebesar 19,24% sedangkan gizi lebih sebesar 3,48% (Biro Pusat Statistik, 2006). Kejadian malnutrisi sampai saat ini masih tinggi terutama di negara- negara berkembang. Hal ini terlihat dari penyebab kematian anak di bawah usia 5 tahun di negara berkembang sebesar 53% oleh malnutrisi karena kekurangan gizi (Sjarief, 2009). Tahun 2000 di Indonesia terdapat 2,4 juta anak di bawah umur lima tahun (balita) menderita gizi buruk dan sekitar 7 juta balita yang menderita gizi kurang (Qauliyah, 2006). Berdasarkan laporan Badan Pusat Statisik (2005), jumlah balita (usia 0-59 bulan) Indonesia yang mengalami gizi kurang rata-rata mengalami kenaikan dari tahun 2000 sebesar 17,13% sampai tahun 2005 sebesar 19,24%. Kejadian malnutrisi dapat dideteksi menggunakan penilaian status gizi. Pengukuran nilai status gizi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: langsung (antropometri, biokimia, klinis, biofisik) dan tak langsung (survei konsumsi, statistik vital, faktor ekologi) (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2001). Saat ini masih sedikit masyarakat Indonesia yang memanfaatkan penilaian status gizi untuk menilai kejadian malnutrisi atau status gizi anak. Selain itu,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
A. Judul Program
Pelatihan Pediatric Nutrition Care di Puskesmas Sangkrah Kota
Surakarta untuk Memperbaiki Nilai Status Gizi Anak Usia di Bawah Dua
Tahun
B. Latar Belakang Masalah
Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan kesehatan anak di
Indonesia yang masih menempati prioritas utama. Malnutrisi dapat terjadi
karena kekurangan gizi (undernutrition) atau karena kelebihan gizi
(overnutrition). Keduanya disebabkan karena adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan tubuh dan asupan gizi esensial. Namun, fenomena yang
sering dijumpai di lapangan adalah kekurangan gizi sedangkan malnutrisi
akibat kelebihan gizi menunjukkan angka yang relatif kecil. Pada tahun 2005,
jumlah balita Indonesia yang mengalami gizi kurang sebesar 19,24%
sedangkan gizi lebih sebesar 3,48% (Biro Pusat Statistik, 2006).
Kejadian malnutrisi sampai saat ini masih tinggi terutama di negara-
negara berkembang. Hal ini terlihat dari penyebab kematian anak di bawah usia
5 tahun di negara berkembang sebesar 53% oleh malnutrisi karena kekurangan
gizi (Sjarief, 2009). Tahun 2000 di Indonesia terdapat 2,4 juta anak di bawah
umur lima tahun (balita) menderita gizi buruk dan sekitar 7 juta balita yang
menderita gizi kurang (Qauliyah, 2006). Berdasarkan laporan Badan Pusat
Statisik (2005), jumlah balita (usia 0-59 bulan) Indonesia yang mengalami gizi
kurang rata-rata mengalami kenaikan dari tahun 2000 sebesar 17,13% sampai
tahun 2005 sebesar 19,24%.
Kejadian malnutrisi dapat dideteksi menggunakan penilaian status
gizi. Pengukuran nilai status gizi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
langsung (antropometri, biokimia, klinis, biofisik) dan tak langsung (survei
konsumsi, statistik vital, faktor ekologi) (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2001).
Saat ini masih sedikit masyarakat Indonesia yang memanfaatkan penilaian
status gizi untuk menilai kejadian malnutrisi atau status gizi anak. Selain itu,
2
adanya ketidaksadaran dan kemalasan masyarakat untuk memeriksakan status
gizi anaknya ke puskesmas sehingga pertumbuhan dan perkembangan serta
status gizi anak tersebut tidak terkontrol dengan baik.
Periode dua tahun pertama anak sangatlah penting di mana hal
tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada
periode tahun pertama, terjadi pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan,
keterampilan motorik dan sosial-emosi yang sangat cepat (Salimo, 2008). Usia
dua tahun pertama memiliki saat-saat penting perkembangan berupa
keterampilan motorik, komunikasi, bahasa, dan kognitif (Behrman, Kliegman,
and Arvin, 1999). Pertumbuhan dan perkembangan otak sampai usia dua tahun
(24 bulan) sangat pesat dimana berat otak bayi baru lahir sekitar 27% berat
otak orang dewasa dan pada saat usia 2 tahun sudah mencapai 90% berat otak
orang dewasa (Latifah, 2009). Pertumbuhan tinggi badan akan mengalami
pertumbuhan cepat pada usia 0-2 tahun kemudian akan melambat pada usia 2-
12 tahun dan mengalami pertumbuhan cepat kembali pada usia 12-18 tahun
(Salimo, 2008). Berat badan pada dua tahun pertama akan bertumbuh pesat
dimulai sejak saat lahir normal sekitar 3,25 kg sampai usia dua tahun sekitar 12
kg (Behrman, Kliegman, and Arvin, 1999).
Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai
faktor, salah satunya yaitu nutrisi. Nutrisi merupakan pemenuhan kebutuhan
energi sehari-hari, memelihara semua fungsi tubuh dan berguna sebagai terapi
baik menyembuhkan maupun mencegah penyakit (Sjarief, 2009). Nutrisi
merupakan faktor pertumbuhan dan perkembangan anak yang dapat dikontrol
dan dikendalikan. Selain itu, nutrisi merupakan faktor vital untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak (Sjarief, 2009).
Pediatric Nutrition Care (PNC) merupakan suatu program praktik
pemberian nutrisi pada bayi baru lahir sampai dewasa (usia 20 tahun) (Sjarief,
2009). Pemberian makan pada anak di bawah umur 2 tahun diantaranya: (1) air
susu ibu (ASI) sampai anak berumur 2 tahun; (2) ASI eksklusif anak usia 0-6
3
bulan; (3) makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang harus diberikan pada
anak berumur 6 bulan (Lestari, 2009). PNC terdiri dari lima langkah, yaitu :
nutritional assessment (penentuan status gizi), nutritional requirement
(penentuan jumlah kalori yang harus diberikan), routes of delivery (penentuan
rute/jalur pemberian nutrisi), formula/IVF selection (penentuan jenis makanan)
dan monitoring (Sjarief, 2009).
PNC merupakan program baru Unit Kerja Kelompok (UKK) Nutrisi
dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). PNC ini
diberikan kepada kader kesehatan dalam bentuk pelatihan dan memiliki
keilmuan yang bersifat mudah dan aplikatif untuk masyarakat luas. Namun,
saat ini sosialisasi PNC belum menyebar secara merata dan hanya terbatas pada
kalangan dokter atau mahasiswa kedokteran saja.
Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi Balita Dinas Kesehatan
Kota Surakarta tahun 2009, Puskesmas Sangkrah menempati angka kejadian
status gizi kurang tertinggi di Kota Surakarta sebanyak 323 kasus dari 2459
balita. Pencapaian pertumbuhan anak balita di bawah garis merah (gizi kurang
dan gizi buruk menurut berat badan per umur (BB/U) sebesar 17,1% di mana
masih jauh dari target capaian Kota Surakarta sebesar < 5%.
Untuk itu, diperlukan peran aktif dari seluruh masyarakat untuk
mengantisipasi keadaan ini. Pembinaan kader puskesmas merupakan salah satu
cara yang digunakan untuk mengoptimalkan kerja dari puskesmas. Jumlah
kader aktif di puskesmas Sangkrah sebesar 338 orang, antara lain: Kelurahan
Sangkrah 79 orang, Kelurahan Semanggi 216 orang dan Kelurahan
Kedunglumbu 43 orang. Laporan Planning of Action (POA) tahun 2009 UPTD
Puskesmas Sangkrah menyebutkan bahwa cakupan program yang perlu
ditindaklanjuti yaitu: (1) masih rendahnya cakupan deteksi dini tumbuh
kembang balita 0-5 tahun, (2) masih rendahnya cakupan pemberian MP-ASI
pada bayi usia 6-11 bulan dan anak di bawah dua tahun bawah garis merah dari
keluarga miskin, (3) rendahnya cakupan balita yang naik berat badannya.
4
C. Perumusan Masalah
Bagaimanakah cara memperbaiki nilai status gizi anak usia di bawah
dua tahun melalui pelatihan PNC di Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta?
D. Tujuan Program
1. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memperbaiki nilai status gizi anak
usia di bawah dua tahun di lingkungan kerja Puskesmas Sangkrah Kota
Surakarta.
2. Menumbuhkan kesadaran kader posyandu untuk menyampaikan PNC
kepada masyarakat luas.
3. Melalui PNC diharapkan dapat mencegah dan mengurangi angka kematian
akibat malnutrisi di lingkungan kerja Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta.
E. Luaran yang Diharapkan
Adapun luaran yang penulis harapkan yaitu adanya peningkatan
pengetahuan kader posyandu di wilayah Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta
mengenai PNC dan menyebarluaskannya pada masyarakat sehingga dapat
mermperbaiki status gizi anak usia di bawah dua tahun.
F. Kegunaan Program
Adapun kegunaan program ini, antara lain:
1. Bagi kader posyandu dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan
kesehatan balita khususnya anak usia di bawah dua tahun dengan cara
menyampaikan metode PNC kepada masyarakat.
2. Bagi masyarakat mendapatkan pengetahuan atau informasi tentang PNC
yang dapat membantu mereka dalam memberikan nutrisi pada anak usia di
bawah dua tahun.
3. Membantu Unit Kerja Kelompok (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam mensosialisasikan program
PNC.
5
G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Puskesmas Sangkrah secara geografis terletak di Kecamatan Pasar
Kliwon Kota Surakarta. Wilayah kerjanya mencakup 3 kelurahan (Kelurahan
Sangkrah, Kelurahan Semanggi dan Kelurahan Kedunglumbu.), 43 Rukun
Warga (RW) dan 217 Rukun Tetangga (RT).
Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Sangkrah adalah sebanyak
49.823 jiwa yang terdiri atas 24.788 jiwa laki-laki dan 25.035 perempuan.
Sedangkan jumlah balitanya sebanyak 5.902 jiwa. Puskesmas Sangkrah
memiliki satu puskesmas bantu yang terletak di Kelurahan Semanggi, 49
posyandu balita yang terdiri atas 14 posyandu di Kelurahan Sangkrah, 26
posyandu di Kelurahan Semanggi dan 9 posyandu di Kelurahan Kedunglumbu.
Berdasarkan data Pelaporan Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita
Kota Surakarta Bulan Juli Tahun 2009, jumlah balita yang terdapat di wilayah
kerja Puskesmas Sangkrah adalah sebanyak 2459 balita yang terdiri dari
jumlah balita yang berstatus gizi baik sebesar 2063 balita, status gizi kurang
sebanyak 323 balita dan status gizi buruk sebanyak 23 balita.
Melihat data di atas, menunjukkan bahwa prevalensi status gizi kurang
pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sangkrah tertinggi dibandingkan
dengan Puskesmas lain di wilayah Surakarta. Sehingga diperlukan suatu
program yang bersifat kontinu yang dapat mengurangi angka kejadian gizi
kurang di wilayah kerja Puskesmas Sangkrah.
H. Metode Pelaksanaan Program
1. Persiapan sarana dan prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana di sini maksudnya adalah
mempersiapkan dan merencanakan sarana dan prasarana yang akan digunakan
untuk kegiatan PKMM ini. Sarana dan prasarana tersebut meliputi metode,
peralatan pelatihan, dan perlengkapan lainnya.
6
2. Survei tempat
Sebelum melaksanakan kegiatan, perlu diadakan survei ke tempat
yang akan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan. Tempat yang digunakan
untuk pelaksanaan kegiatan ini berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Sangkrah,
Kecamatan Pasar Kliwon, Kotamadya Surakarta. Sosialisasi PNC dilaksanakan
di Ruang Aula Puskesmas Sangkrah.
3. Pembuatan slide dan materi
Pada saat pelaksanaan kegiatan, menggunakan slide sebagai media
untuk membantu kelangsungan pelatihan dan pemberian kasus untuk
dipecahkan oleh para peserta. Materi diberikan dalam bentuk makalah.
4. Persiapan pelaksanaan
Meliputi persiapan presentasi, perencanaan pelaksanaan kegiatan,
permohonan ijin tempat, dan lain-lain.
5. Penyewaan alat-alat pelatihan
Metode yang digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan adalah
metode pelatihan. Alat-alat yang diperlukan untuk kegiatan pelatihan antara
lain: LCD, laptop, komputer, handycam, kamera digital, dan peralatan
pendukung lainnya.
6. Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sangkrah.
Kegiatan akan dilaksanakan pada pagi hari. Kegiatan didahului dengan
penyampaian materi Pediatric Nutrition Care oleh narasumber yaitu ketua dan
anggota pelaksana PKMM ini dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok kecil
membahas kasus-kasus dalam Pediatric Nutrition Care dipandu oleh
narasumber dan diakhiri dengan pembahasan kasus-kasus tersebut secara
bersama.
7. Metode Evaluasi Program
Program PKMM ini kami evaluasi dengan cara sebagai berikut:
7
a. Untuk melihat terdapatnya perbaikan nilai status gizi anak usia di bawah
dua tahun, kami evaluasi dengan melihat data angka kejadian status gizi
bayi usia di bawah dua tahun di wilayah Puksesmas Sangkrah sebelum dan
sesudah sosialisasi PNC.
b. Memantau dan mewawancarai kader posyandu terkait sosialisasi dan
pelaksanaan PNC di wilayah Puskesmas Sangkrah.
8. Pembuatan laporan
Pembuatan laporan dilaksanakan setelah seluruh kegiatan
Perbedaan Peningkatan Hemoglobin Pada Ibu Hamil Yang Mengkonsumsi Pil Besi Dengan Campuran Pil Besi dan Sorbitol di Kecamatan Ngeplak, Kabupaten Boyolali.020/LIT/BPPK-SDM/III/2001
Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifoia Lamk.) Terhadap Aktivitas Enzim Lipase Serum Rattus norvegicus
2001
2004
29
3
4
5
6
7
Daya Anti Bakteri Sari Buah Merah (Pandaus conodeus Lam) Terhadap Infeksi Salmonella Typhi Pada Tifus Putih Rattus norvegicus. DIPA Fak 2005
Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifoia Lamk.) Terhadap Diare Mencit yang Diinduksi Oleum ricini. DIPA Fak 2006
The Difference of Gastric Ulcer Improvement Between Pisang Kluthuk (Musa balbisiana Colla) extract and Antacid on Rat-induced Aspirin
Profil Lemak Rattus norvegicus Yang Mendapat Diet Tinggi Lemak Akibat Pemberian Ekstrak Kulit Batang Jati Belanda (Guazuma ulmifoia Lamk.)DIPA Fak 2007
Pengaruh Ekstrak Sambiloto Terhadap Kadar Histamin Serum dan Gambaran Histologis Saluran Pernafasan Mencit Balb/C Model Asma AlergiPP/DP2M