BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk melaksanakan otonomi daerah secara nyata dan bertanggung jawab tolak ukur yang paling penting untuk menentukan tingkat kemampuan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah. Menurut Aziz (1997 Prinsip-prinsip keterbukaan, tanggung jawab terhadap masyarakat dan partisipasi masyarakat merupakan tanggung jawab dan kewenangan daerah otonom. Pemberian otonomi ini memiliki dasar prinsip berdasarkan pertimbangan dimana semua kebutuhan dan standar pelayanan bagi masyarakat daerah hanya daerah tersebut yang lebih mengetahui. Untuk menyemangati pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, pemberian otonomi daerah merupakan pengharapan dari pertimbangan ini.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Untuk melaksanakan otonomi daerah secara nyata dan bertanggung jawab
tolak ukur yang paling penting untuk menentukan tingkat kemampuan daerah adalah
Pendapatan Asli Daerah. Menurut Aziz (1997
Prinsip-prinsip keterbukaan, tanggung jawab terhadap masyarakat dan
partisipasi masyarakat merupakan tanggung jawab dan kewenangan daerah otonom.
Pemberian otonomi ini memiliki dasar prinsip berdasarkan pertimbangan dimana
semua kebutuhan dan standar pelayanan bagi masyarakat daerah hanya daerah
tersebut yang lebih mengetahui. Untuk menyemangati pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat, pemberian otonomi daerah merupakan pengharapan dari
pertimbangan ini.
Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan harkat, martabat,
kualitas, serta kesejahteraan segenap lapisan masyarakat (sumitro,1995). Untuk
mewujudkan tujuan-tujuan yang berjalan secara berkesinambungan maka
pembangunan merupakan suatu rangkaian proses pertumbuhan. Untuk meningkatkan
kemampuan daerah dalam mewujudkan peningkatan kesejahteraan bangsa dan negara
secara merata dan adil, dan juga untuk mendapatkan kehidupan yang sejajar dari
daerah yang lebih maju. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran yang
adil dan merata kepada rakyat, alternatif yang dapat meningkatkan peran yang nyata
dan kemandirian daerah dapat berupa pemberian otonomi kepada daerah tersebut.
Sesuai yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945, Sebagai Negara yang
berkembang dan giat melaksanakan pembangunan disegala bidang yang bertujuan
untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Diperlukan dana yang tidak
sedikit dalam meningkatkan pembangunan. Untuk memenuhi peningkatan
pembangunan pemerintah memperoleh dana dari luar negeri berupa pinjaman dan
penjualan hasil alam dan produksi, serta penerimaan dari sktor pajak dari dalam
negeri.
Sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dari dalam negeri.
Sumber dana terbesar yang berasal dari mayarakat merupakan salah satunya ialah
pajak. Salah satu tulang punggung penerimaan negara ialah pajak dimana semakin
menurunnya penerimaan pemerintah dari sektor migas.
Dengan menyadari taat membayar pajak masyarakat mengetahui betapa
pentingnya pajak bagi pembagunan nasional dan masyarakat dapat sadar bahwa
mereka dapat ikut berperan dalam pembangunan nasional. Sejak tahun 1984 pajak
mulai dipungut, dan sesuai degan Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 menganut
Self Assesment System secara penuh, untuk membayar pajak masyarakat hendaknya
berperan aktif untuk berpartisipasi. Aurbech dan Husset (1992) berpendapat dimana
kebijakan pajak bertujuan untuk membangun menjaga kondisi perekonomian pada
saat kesempatan kerja penuh. Di Indonesia pajak dikelmpokkan menjadi dua, yaitu
Pajak Daerah dan Pajak Pusat Pajak pusat dan pajak daerah merupakan suatu sistem
perpajakan di Indonesia yang pada dasarnya merupakan beban masyarakat sehingga
perlu dijaga agar kebijakan tersebut dapat memberikan beban yang adil kepada
masyarakat (Acmad Lutfi, 2006a).
Salah satu kewajiban negara ialah dengan mewajibkan membayar pajak sesuai
Undang-Undang 1945, undang-undag menetapkan bahwa rakyat memiliki beban
seperti pajak, dan lain-lain. Pembinaan Pajak daerah saat ini dilakukan secara terpadu
dengan pajak nasional, dimana akan saling melengkapi sehingga akan dilakukan terus
menerus pembinaaan mengenai tarif pajak dan objek pajak.
Menurut Zaenal (1985) PAD yang antara lain berupa Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah untuk meningkatkan dan memeratakan
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian daerah mampu melaksanakan otonomi
yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Begitu pula
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah, APBD bersumber dari PAD dan Penerimaan
berupa Dana Perimbangan yang bersumber dari APBN.
Semakin meningkatnya pelaksanaan tugas-tugas pemerintah, ini sesuai pula
dengan disertai meningkatnya komunikasi dan teknologi, begitu pula dengan
Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu. Dana yang dibutuhkan tidaklah sedikit untuk
mewujudkan pembangunan, dan dapat dari berbagai sumber dana atau pendapatan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul : “Analisa Faktor - faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan
pajak kendaraan bermotor”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalahnya:
1. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruh pedapatan pajak kendaraan
bermotor ?
2. Kendala Apa saja yang mempengaruhi pendapatan pajak kendaraan bermotor ?
3. Bagaimana cara menyelesaikan kendala yang mempengaruhi pendapatan pajak
kendaraan bermotor ?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah dan pokok
permasalahannya ialah :
1. Untuk mengetahui Faktor- faktor apa saja yang mempengaruh pedapatan pajak
kendaraan bermotor.
2. Untuk mengetahui Kendala Apa saja yang mempengaruhi pendapatan pajak
kendaraan bermotor.
3. Untuk mengetahui cara menyelesaikan kendala yang mempengaruhi pendapatan
pajak kendaraan bermotor.
1.4 Manfaat Penilitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran, pemahaman dan
wawasan yang lebih luas tentang sumber-sumber penerimaan daerah yang
berasal dari pajak serta proses penetapannya, khususnya Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dalam organisasi sektor publik.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
masukkan kepada pemerintah, khususnya Departemen Dalam Negeri maupun
Pemerintah Daerah dan Dinas Pendapatan Provinsi Bengkulu mengenai pajak
Kendaraan Bermotor.
1.5 Batasan Masalah
Penelitian ini hanya sebatas mengetahui faktor-faktor apa saja yang apa saja
yang mempengaruh pedapatan pajak kendaraan bermotor, untuk mengetahui kendala
apa saja yang mempengaruhi pendapatan pajak kendaraan bermotor, dan Untuk
mengetahui cara menyelesaikan kendala yang mempengaruhi pendapatan pajak
kendaraan bermotor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anggaran Pendapatan belanja Daerah (APBD)
Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha
Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Pasal 1 (b), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah suatu rencana
keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah sesuai
keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29Tahun 2002 mengenai pedoman
pengurusan.
Besarnya pendapatan dan pengeluaran dapat diukur dengan menentukan
APBD. APBD pun merupakan dokumen anggaran tahunan dimana seluruh rencana
pengeluaran dan penerimaan pemerintah daerah yang dicatat dalam APBD selama
pelaksanaan satu tahun anggaran. Demi menghasilkan APBD yang sangat dibutuh
masyarakat sesuai dengan potensi daerah masing-masing dan dapat memenuhi
tuntunan terciptanya anggaran daerah yang berorientasi pada akuntan publik dan
kepentingan. Untuk menyelenggarakan fungsi daerah otonom maka APBD
merupakan rencana kerja keuangan yang sangat penting. Menurut Mardiasmo
(2002:28), pentingnya penyusunan APBD di suatu daerah berguna bagi peningkatan
kesejahteraan daerahnya dimana hal tersebut dapat dilihan antara lain:
1) Menentukan jumlah pungutan pajak dan retribusi daerah serta pengutan lainnya
yang dilakukan kepada masyarakat.
2) Merupakan sarana mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan
bertanggung jawab.
3) Memberikan isi dan arti kepada tanggung jawab pemerintah daerah umumnya dan
kepada daerah yang khususnya, karena APBD menggambarkan seluruh kebijakan
pemerintah daerah.
4) Merupakan sarana untuk melakukan pengawasan terhadap daerah dengan cara
yang lebih mudah dan berhasil guna.
5) Merupakan suatu pemberian kuasa kepada kepala daerah untuk melakukan
penyelenggaraan keuangan daerah di dalam batas- batas tertentu.
2.2 Pajak
Awalnya, pengaturan pajak diatur dalam pasal 23 ayat 2 UUD 1945 yang
menyatakan bahwa segala pajak untuk keperluan negara harus berdasarkan undang-
undang. Ketentuan ini mengandung konsekuensi secara mendalam terhadap
negaratatkala memerlukan pajak untuk membiayai tujuannya sebagaimana tercantum
dalamalinea keempat pembukaan UUD 1945. pajak yang diperlukan itu harus
berdasarkan undang-undang, berarti pemungutan pajak yang tidak di dasarkan pada
undang-undang tidak boleh dilakukan. Sebenarnya pasal 23 ayat 2 UUD 1945
tersiratlegalitas tidak membenarkan pemungutan pajak kalu belum ada undang-