Top Banner
48
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Nurfaisah
Page 2: Proposal Nurfaisah

SEMINAR

PROPOSAL PRAKTEK LAPANG

Judul : Analisis Komparatif Usahatani Buah Naga Berdaging Super Merah (Studi Kasus

Komparatif Buah Naga Milik M. Garu dan Pakcin di Kelurahan Bontomanai, Kecamatan Bontomanrannu, Kabupaten Gowa)

Nama : NURFAISAH BAHARUDDIN

Stambuk : G 211 11 907

Hari / Tgl :

Waktu :

Tempat :

Dosen Pembimbing: 1. Dr. Ir. Eymal B. Demmalino, M.Si

2. Ir. Idris Summase, M.Si

Dosen Penguji :1.

2.

Panitia Seminar :

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 3: Proposal Nurfaisah

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 14,72 persen pada

tahun 2011 atau merupakan urutan kedua setelah sektor industri pengolahan. Pada

waktu krisis ekonomi, sektor pertanian yang cukup kuat menghadapi goncangan

ekonomi dan ternyata dapat diandalkan dalam pemulihan perekonomian nasional.

Dalam sektor pertanian, salah satu subsektor yang cukup besar potensinya adalah

subsektor perkebunan. Meskipun kontribusi subsektor perkebunan terhadap

pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 2,07 persen pada tahun 2011

atau merupakan urutan ketiga di sektor pertanian setelah subsektor tanaman bahan

makanan dan perikanan, akan tetapi subsektor ini merupakan penyedia bahan

baku untuk sektor industri, penyerap tenaga kerja, dan penghasil devisa

(Badan Pusat Statistik, 2011).

Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

nasional mempunyai peranan strategis dalam pemulihan ekonomi nasional.

Peranan strategis tersebut khususnya adalah dalam penyediaan pangan,

penyediaan bahan baku industri, peningkatan ekspor, devisa negara, penyediaan

kesempatan kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan petani dan

kesejahteraan masyarakat. Prioritas pembangunan pertanian dewasa ini adalah

melestarikan swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas dan mengurangi

pengeluaran devisa yang sekaligus memperluas lapangan kerja, meningkatkan

Page 4: Proposal Nurfaisah

kesejahteraan petani serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu

pengembangan wilayah pedesaan merupakan salah satu tujuan utama

pembangunan pertanian, maka sangat diharapkan perkembangan agribisnis daerah

yang berdaya saing sesuai dengan keunggulan komparatif masing-masing daerah,

berkelanjutan, berkeadilan dan demokrasi (Nahriyanti, 2008).

Pembangunan pertanian subsektor perkebunan memiliki arti penting,

terutama di negara berkembang yang selalu berupaya untuk memanfaatkan

kekayaan sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan. Subsektor perkebuan

mendorong pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan kemakmuran

dan kesejahteraan rakyat, penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja,

perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam

negeri, bahan baku industri dalam negeri, serta optimalisasi pengelolaan sumber

daya alam secara berkelanjutan.

Agrobisnis pertanian ialah salah satu peluang usaha nan cukup menjanjikan.

Disadari atau tidak, peluang agrobisnis pertanian selalu terbuka lebar. Mengingat

kebutuhan akan produk pertanian akan selau meningkat setiap tahunnya seiring

dengan meningkatnya populasi dan kebutuhan penduduk. Jadi, peluang bisnis di

sektor ini cukup menjanjikan dan tak dapat dipandang sebelah mata. Salah satu

peluang agrobisnis pertanian nan cukup menjanjikan ialah agrobisnis buah naga.

Buah eksotik ini mulai dilirik oleh pelaku usaha sebab harga jualnya nan tinggi,

perawatannya nan gampang dan peluang pasar nan masih terbuka lebar. Cukup

Page 5: Proposal Nurfaisah

banyak peluang agrobisnis pertanian buah naga nan cukup potensial. Diantaranya

yaitu; bisnis buah segar, bisnis bibit, pasar ekspor, agrowisata dan bisnis produk

olahan (Bina syifa, 2014).

Buah naga masuk atau mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 2000, dan

bukan dari budidaya sendiri melainkan di impor dari Thailand. Padahal

pembudidayaan tanaman ini relatif mudah dan iklim tropis di Indonesia sangat

mendukung pengembangannya. Tanaman ini mulai dikembangkan sekitar tahun

2001, dibeberapa daerah di Jawa Timur di antaranya Mojokerto, Pasuruan, Jember

dan sekitarnya. Tetapi sampai saat inipun areal penanaman buah naga masih bisa

dibilang sedikit dan hanya ada di daerah tertentu karena memang masih tergolong

langka dan belum dikenal masyarakat luas (Anonim, 2014).

Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari

marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika

Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-

negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat

ditemui di Okinawa, Israel, Australia Utara dan Tiongkok selatan (Anonim,

2008). Selain sebagai buah segar, buah naga pun dapat digunakan sebagai bahan

pewarna dan olahan es krim. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan buah

naga ini dikembangkan menjadi buah yang memasyarakat. Buah naga memang

belum banyak dikenal diIndonesia. Sejak diperkenalkan sebagai buah naga yang

enak dan memiliki banyak khasiat buah naga kian populer dan banyak diburu

orang. Pada pertengahan tahun 2000, di beberapa swalayan Jakarta pernah

dibanjiri buah naga yang diimpor dari Thailand. Saat itu, promosi dilakukan

Page 6: Proposal Nurfaisah

besar-besaran. Kehadirannya pun mengejutkan karena buah ini dipromosikan

sebagai buah yang rasanya lebih manis dari semangka walaupun agak asam.

Trend buah naga bukan saja hanya dimiliki masyarakat Jakarta, tetapi lambat laun

merambah hingga ke daerah-daerah lain di Indonesia. Di beberapa kota besar

Indonesia sudah terlihat kecendrungan peningkatan permintaan akan buah naga

seperti Surabaya, Denpasar, dan Semarang (Kristanto, 2008).

Buah naga saat ini sudah merambah pasaran di Indonesia. Namun pasar

lokal aat ini masih dibanjiri oleh produk buah naga impor. Secara keseluruhan,

buah naga ini baik untuk kesehatan dan dapat memenuhi kebutuhan akan zat gizi

sehari-hari. Ini telah dibuktikan melalui analisis laboratorium yang dilakukan oleh

Taiwan Food industry Develop dan research authoritis. Buah naga yang masak

langsung dapat dikonsumsi sedangkan yang belum masak dapat dibuat sup bunga

naga, digoreng atau dapat dijadikan teh (BKP,2014).

Saat ini Thailand dan Vietnam merupakan pemasok buah terbesar dunia,

tetapi permintaan yang dapat dipenuhi masih kurang dari 50 persen. Pasar lokal

saat ini dibanjiri produk ekspor berdasarkan catatan dari eksportir buah di

Indonesia, buah naga ini masuk ke tanah air mencapai antara 200- 400 ton/tahun

asal Thailand dan Vietnam. Tingginya permintaan buah naga ini di sebabkan oleh

promosi yang menyebutnya sebagai buah meja (sangat menarik dan menggiurkan

bila di sajikan di meja makan) berkhasiat mujarab untuk berbagai penyakit dan

bermanfaat sebagai bahan baku di bidang industri pengolahan makanan,

minuman, kosmetik serta produk kesehatan (Wikipedia, 2008).

Page 7: Proposal Nurfaisah

Buah naga merupakan produk hortikultura yang unik karena bentuk dan

warnanya atraktif. Jenis buah naga umumnya yang dibudidayakan ada 4, yakni

buah naga berdaging putih, berdaging merah, berdaging super merah, dan

berdaging putih berkulit kuning. Buah naga berdaging putih beratnya 400-

500gram dan berdaging merah maksimum 400 gram,. Buah naga yang paling

manis dan yang paling mahal yakni buah naga berdaging super merah. Rasanya

manis dengan berat mencapai 900 gram. Buah naga yang berkulit kuning

berdaging putih mempunyai ukuran paling kecil yakni sekitar 80-100gram

(BKP, 2014).

Buah naga termasuk tanaman yang peluang usahanya menjanjikan dan

proses budidayanyapun cukup mudah. Buah naga sangat cocok dikembangkan

saat ini karena juga memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan tubuh. Namun

saat ini, masih sedikit yang berusaha tani buah naga, hal ini dikarenakan

masyarakat yang tidak mengetahui keunggulan buah naga tersebut. Baik dari segi

kesehatan maupun peluang usahanya yang menjanjikan.

Dikabupaten Gowa dikenal dengan 2 musim yakni musim hujan dan

musim panas. Sebagian besar lahan yang ada di kabupaten Gowa termasuk lahan

kering dan termasuk daerah tropis. Oleh karena itu, keadaan tanah di kabupaten

Gowa cocok untuk pengembangan agribisnis buah naga. Tumbuhan buah naga

dapat hidup dipegunungan maupun perkotaan, hingga ketinggian 0 sampai dengan

900 dpl. Buah naga dapat tumbuh disemua jenis tanah kecuali rawa-rawa sehingga

buah naga ini dapat tumbuh di kabupaten Gowa karena ini juga bukan termasuk

Page 8: Proposal Nurfaisah

daerah yang penuh rawa-rawa. Selain itu, peluang usaha di kabupaten Gowa

termasuk menjanjikan sehingga sudah ada beberapa petani yang berusahatani

buah naga. Serta buah naga termasuk tanaman yang mudah dibudidayakan.

Di Kabupaten Gowa usahatani buah naga mulai diusahakan sejak tahun

2002 hingga saat ini, dan telah berkembang dengan baik. Wilayah pengembangan

usahatani buah naga terdapat di 2 kecamatan antara lain : Kecamatan Bontomanai,

Kecamatan Pallangga. Dalam upaya pengembangan buah naga, keadaan iklim di

Kabupaten Gowa sangat mendukung pembudidayaannya. Budidaya buah naga

sangat cocok dengan kondisi iklim dan alam di kabupaten Gowa. Tanaman ini

tumbuh optimal pada ketinggian 0-350 meter dpl dengan curah hujan sekitar 720

mm per tahun. Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buah naga berkisar 26-36

derajat celcius. Jenis buah naga yang dibudidayakan di Kabupaten Gowa yaitu

jenis buah naga berdaging putih, berdaging merah dan buah naga berdaging super

merah. Tanaman yang buahnya berwarna merah menyala dan bersisik hijau ini

memang belum lama diusahakan. Hal ini disebabkan karena tanaman buah naga

merupakan tanaman pendatang baru bagi dunia pertanian dan melengkapi koleksi

tanaman yang diusahakan (BPS Gowa, 2014).

Kabupaten Gowa merupakan daerah strategis karena dekat dengan kota

Makassar sehingga petani buah naga yang ada di Kabupaten Gowa dapat dengan

mudah memasarkan buah naganya di Minimarket ataupun pasar swalayan yang

ada di Makassar sehingga dapat dikatakan bahwa berbisnis buah naga di

Page 9: Proposal Nurfaisah

Kabupaten gowa sangat menjanjikan selain karena dekat dengan kota Makassar

dan menguntungkan, juga tanah ataupun iklim di Kabupaten Gowa sangat cocok

untuk pengembangan agribisnis buah naga.

Usahatani buah naga di Kabupaten Gowa masih tergolong baru dan daerah

pengembangannya juga masih terbatas. Buah ini masih sulit diperoleh dipasar-

pasar tradisional dan hanya dijumpai dipasar wilayah tertentu. Selain karena

masih sedikit yang menanamnya, juga disebabkan masyarakat yang belum

mengetahui cara pembudidayan buah naga serta masyarakat belum menyadari

khasiat dan peluang usaha buah naga yang menjanjikan ini.

Pengembangan perkebunan buah naga di kab. Gowa perlu dilakukan suatu

penilaian dalam hal finansial untuk memperbaiki investasi atau memilih dari

berbagai macam alternatif sumberdaya yang tersedia untuk memeperoleh

keuntungan, sehingga keseluruhan aktifitas yang menggunakan sumberdaya

dalam memperoleh benefit dikeluarkan dengan harapan untuk mendapatkan hasil

diwaktu yang akan datang dan dapat direncanakan, dibiayai dan dillaksanakan

dalam 1 unit.

Perkebunan buah naga milik M.Garu dimulai sejak tahun 2005 sedangkan

perkebunan buah naga milik Pakcin dimulai sejak tahun 2010. Dilihat dari

pemasaran yang dilakukan oleh pak M.Garu dan Pakcin itu berbeda yakni M.Garu

memasarkan buah naganya dilahan sedangkan Pakcin memasarkan buah naganya

diminimarket. Selain itu, dari teknis budidaya yang dilakukan oleh pak M.Garu

Page 10: Proposal Nurfaisah

dan Pakcin juga berbeda yakni dari segi pupuk, tiang, penyiraman, dosis pupuk.

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui yang mana paling menguntungkan

antara perkebunan buah naga milik M.Garu dan Pakcin.

Sehubungan dengan uraian tersebut, maka penulis menganggap perlu

melakukan suatu penelitian dengan judul “Analisis Komparatif Usahatani Buah

Naga Berdaging Super Merah (Studi Kasus Komparatif Buah Naga Milik

M.Garu Dan Pakcin Di Kelurahan Bontomanai, Kecamatan Bontomarannu,

Kabupaten Gowa)”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana teknologi budidaya (agroteknologi) buah naga milik M.Garu dan

pakcin di Kabupaten Gowa, kecamatan Bontomarannu, Kelurahan

Bontomanai?

2. Bagaimana biaya, tingkat pendapatan dan yang manakah lebih

menguntungkan antara buah naga milik M.Garu atau Pakcin secara finansial?

3. Yang manakah lebih efisien dalam pemasaran buah naga dilahan milik

M.Garu dan Pakcin disupermarket di Kabupaten Gowa, kecamatan

Bontomarannu, Kelurahan Bontomanai ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari uraian latar belakang dan rumusan masalah maka yang

menjadi tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui teknis budidaya buah naga milik M.Garu dan pakcin di

Page 11: Proposal Nurfaisah

Kabupaten Gowa, kecamatan Bontomarannu, Kelurahan Bontomanai.

2. Untuk mengetahui yang mana lebih menguntungkan antara buah naga

milik M.Garu atau Pakcin secara finansial.

3. Untuk mengetahui biaya, tingkat pendapatan dan yang manakah lebih

efisien dalam pemasaran buah naga dilahan milik M.Garu dan

disupermarket milik Pakcin di Kabupaten Gowa, kecamatan

Bontomarannu, Kelurahan Bontomanai.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan didapat dari penelitian ini, yaitu:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi petani

Strategi pengembangan perkebunan buah naga di Kecamatan Bonto

Marannu, KabupatenGowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada

peneliti dalam bidang usaha tani khususnya yang berhubungan dengan

Strategi pengembangan perkebunan buah naga

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi peneliti

selanjutnya dan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan

datang.

Page 12: Proposal Nurfaisah

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Komparatif

Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan.

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua

atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka

pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk

sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda. Menurut

Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang

ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan

menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu

fenomena tertentu. Jadi peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang

digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu

variabel tertentu.

Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, artinya data yang

dikumpulkan setelah peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Expost fackto

merupakan suatu penelitian emperis yang sistematis dimana peneliti tidak

mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudann variabel

tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak

dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan perlakuan dalam membandingkan

dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti hanya mencari satu

atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri

Page 13: Proposal Nurfaisah

kembali masa lalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan

maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data kuantitatif (Andi, 2011).

Desain dasar penelitian komparatif adalah sangat sederhana dan walaupun

variabel bebas tidak dimanipulasi, ada prosedur kontrol yang dapat diterapkan.

Studi komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik yang luas. Desain dasar

penelitian komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok yang berbeda pada

beberapa variabel bebas dan membandingkan mereka pada beberapa variabel

terikat. Kedua kelompok mungkin berbeda, satu kelompok memiliki karakteristik

yang tidak dimiliki kelompok lain atau satu kelompok memiliki pengalaman yang

tidak dimiliki kelompok lain. Atau kedua kelompok berbeda dalam tingkatan; satu

kelompok memiliki lebih dari satu karakteristik daripada kelompok lain atau

kedua koelompok mungkin memiliki perbedaan jenis pengalaman (Raden, 2013).

2.2 Wiratani

Wiratani adalah merupakan pejuang dalam berbagai jenis kegiatan

pertanian.Apakah itu dalam bidang benih padi,jagung,ikan,dll.Perlu kita ketahui

bahwa negara Indonesia adalah negara agraris dan maritim, yang selayaknya

masyarakat dapat hidup sejahtera karena kedua bidang tersebut di atas merupakan

sumber yang sangat potensial dalam memenuhi kebutuhan hidup seperti sandang,

pangan dan papan semuanya telah terhampar dengan subur di bumi

Nusantara.Sehingga tidak layak jika masyarakat Indonesia masih banyak yang

miskin. Kemiskinan bukan karena hasil bumi yang tandus tetapi karena faktor

sumber daya manusia yang masih sangat rendah kualitas moral, pengetahuan,

Page 14: Proposal Nurfaisah

ketrampilan dan etos kerjanya. Indonesia dapat menjadi negara adi daya di bidang

pertanian, perikanan, perkebunan dan pertambangan dengan syarat utama

masyarakat berkomitmen untuk menningkatkan kualitas diri, bersatu padu

(poniranahong, 2008).

Wiratani secara umum adalah orang yang menjalankan usaha atau

perusahaan dengan kemungkinan untung atau rugi dalam bidang pertanian. Oleh

karena itu wiratani perlu memiliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi

keadaan merugi maupun untung besar. Wirausaha dan profesional bisnis juga

sama-sama perlu kompetensi mengelola bisnis.  Kalaupun dalam perjalanan waktu

di kemudian hari wirausaha tersebut menjadi pengusaha besar dan menyerahkan

peengelolaan usahanya pada profesional bisnis, tetap saja pengusaha bersangkutan

membutuhkan kompetensi pengelolaan bisnis khususnya dalam hal pengawasan.

Karenanya tidaklah perlu buang-buang enerji membandingkan ciri khas

profesional bisnis dan wirausaha.  Keduanya adalah manusia.  Keduanya sama-

sama ada di dunia usaha, dan bahkan acapkali mereka berganti posisi dengan

begitu mudah.  Profesional yang biasa menjalankan bisnis secara profesional

dengan relatif mudah ‘berganti baju’ menjadi seorang wirausaha begitu yang

bersangkutan berhenti bekerja. Bahkan ada juga profesional bisnis yang setelah

seharian bekerja sebagai karyawan langsung ‘berganti baju’ menjadi wirausaha

ketika sampai di rumah atau ketika hari libur. Banyak cara untuk menjadi

wirausaha kreatif seperti Heru Budihartono dari HWT (badrina, 2011).

Page 15: Proposal Nurfaisah

2.3 Tanaman Buah Naga Berdaging Super Merah

Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari

marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika

Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-

negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Indonesia dan Malaysia. Buah ini

juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan.

Hylocereus hanya mekar pada malam hari. Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa

orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang

Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu,

buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas

meja altar. Warna merah buah terlihat mencolok di antara warna naga-naga yang

hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat

terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga). Istilah Thang loy

kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai

dragon fruit (Wikipedia, 2014).

Buah naga termasuk tanaman tropis bisa tumbuh pada curah hujan 600-

1.300 mm per tahun. Temperatur maksimum berkisar 38-40 derajat celcius

dengan berat rata-rata berkisar antara 300-500 gram. Buah naga termasuk dalam

keluarga kaktus tetapi bukan kaktus biasa melainkan kaktus pemanjat hylocereus

undatus, disebut pemanjat karena batangnya memanjat batang tanaman lain ketika

Page 16: Proposal Nurfaisah

ditemukan pertamakali di dalam hutan. orang vietnam dan china buah naga

dianggap membawa berkah. Kebiasaan mereka selalu meletakan si buah merah ini

diantara dua ekor patung naga berwarna hijau diatas meja altar. Warna buah ini

sangat mencolok  sekali merah menyala karena itulah orang vietnam kemudian

menyebutnya dengan buah naga merah atau thang loy.  Pada umumnya buah naga

dimakan sebagai pelepas dahaga karena kandungan airnya yang sangat tinggi.

Seikitar 90 persen dari berat buah yang rata rata mencapai 0,5-1kg. Rasanya juga

cukup manis karena kadar gulanya mencapai 13-18 briks. Nama buah ini

kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa inggris  dengan dragon fruit, sumber

lain mengatakan mengapa buah ini disebut buah naga? karena kulit buahnya yang

dipenuhi jumbai jumbai menyerupai sisik seekor naga. Batang buah berbentuk

segitiga dengan duri yang cukup pendek dan tidak mencolok. Sebutan lain yang

tak kalah populer untuk buah naga ialah "kaktus tak berduri". Sampai disini belum

ada informasi kapan dan bagaimana sejarah buah naga merah bisa sampai ke

indonesia. Demikian sekilas tentang asal muasal buah naga  (Petani Majalengka,

2013).

Buah naga berdaging super merah merupakan buah naga yang paling

mahal diantara ketiga jenis buah naga seperti buah naga berdaging putih,

berdaging merah dan berdaging putih berkulit kuning karena rasanya yang paling

manis. Selain itu, buah naga super merah merupakan buah naga yang paling berat

diantara ketiga jenis buah naga yakni dapat mencapai 900 gram. Buah naga super

merah ini berasal dari Costa Rica dan Nikaragua hingga peru. Buah naga super

Page 17: Proposal Nurfaisah

merah ini memiliki batang berlilin, hijau keputih-putihan dengan tepian tajam,

memilikiduri-duri yang sangat kecil. Panjang bunganya sekitar 30cm dengan

bunga putih dengan tepian ungu (BKPPG, 2014).

2.4 Agroteknologi Buah Naga

Agroteknologi merupakan teknologi pertanian. Tetapi, perlu dipahami

bahwa teknologi yang dimaksud di sini itu bukan teknologi berupa mesin-mesin

pengolahan hasil pertanian, atau hubungannya sama teknik pertanian. kalau ada

istilah hulu sama hilir, agroteknologi lebih fokus ke hulu, walaupun sebenarnya

hilir juga menjadi pokok bahasan di program studi ini. Pada dasarnya,

Agroteknologi mempelajari mengenai bagaimana cara mengelola suatu komoditas

dari berbentuk bibit sampai berbentuk hasil dan selanjutnya produk dan

mempelajari tanaman dan tumbuhan, pangan ataupun hortikultura. Selain itu,

dalam agroteknologi mempelajari tentang proses menanam yang baik, proses

panen, proses pengolahan, hingga proses produksi sehingga agroteknologi akan

lebih fokus ke hal-hal yang berkaitan dengan tanamannya itu sendiri dan juga

mengenai hal-hal yang menyangkut dengan proses penanamannya. Antara lain

fokus kepada bagaimana cara membudidayakan tanaman, memuliakan tanaman,

tanaman perkebunan, atau bagaimana cara membuat dan menghasilkan serta

menggunakan pupuk dan pestisida dengan baik, serta meneliti tentang baik

tidaknya suatu tanah di suatu wilayah untuk ditanami oleh suatu komoditas. Jadi,

Agroteknologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai hal-hal yang berbau

Page 18: Proposal Nurfaisah

bahan pangan secara mentah , yang masih dalam bentuk mesin produksi serta hal-

hal yang berkaitan dengannya: tanah sebagai media tanam, pupuk sebagai pemberi

nutrisi dan poses pengolahannya (Riyanti, 2013).

Agroteknologi berasal dari 2 kata agro serta teknologi. Agro berasal dari

agronomi yaitu ilmu yang mempelajari gejala (fenomena) dalam hubungannya

dengan pertanian atau teori serta praktek dalam pengelolaan tanah serta produksi

tanaman. Teknologi berkaitan erat dengan sains serta perekayasaan. Sains

mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai

ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi serta energi dalam interaksinya

satu terhadap lainnya. Dalam perkembangannya sains merupakan

sarana pemecahan masalah mendasar dari setiap peradaban. Sudah terbukti bahwa

Negara yang sainsnya baik serta  sangat maju dalam persaingan global serta

akhirnya lebih maju serta berhasil meningkatkan kemakmuran rakyatnya.

Hubungannya dengan bahagia apa?  Mungkin ada salah satu pembaca mau

berkontribusi dalam hal ini, karena bahagia menurut kami sudah didominasi

hubungannya dengan hati (Anonim, 2012).

2.4.1 Teknis Budidaya Buah Naga

Kebutuhan bibit untuk budidaya buah naga seluas satu hektar sekitar 6000-

1000 bibit. Jumlah bibit yang diperlukan tergantung pada metode tanam dan

pengaturan jarak tanam. Kali ini alamtani membahas metode budidaya buah naga

dengan tiang panjat tunggal. Dengan sistem ini dibutuhkan tiang panjat sebanyak

1600 batang dengan kebutuhan bibit tanaman sebanyak 6400 bibit per hektar.

a. Pembuatan tiang panjat

Page 19: Proposal Nurfaisah

Dalam budidaya buah naga tiang panjat sangat diperlukan untuk

menopang tumbuhnya tanaman. Tiang panjat biasanya dibuat permanen dari

beton. Bentuk tiangnya bisap pilar segi empat atau silinder dengan diameter

sekitar 10-15 cm. Tinggi tiang panjat untuk budidaya buah naga biasanya 2-2,5

meter. Tiang tersebut ditanam sedalam 50 cm agar kuat berdiri. Di ujung bagian

atas diberikan penopang berupa batang kayu atau besi membentuk ‘+’. Kemudian

tambahkan besi berbentuk lingkaran atau bisa juga ban motor bekas. Sehingga

bagian ujung atasnya berbentuk seperti stir mobil. Buatlah tiang panjat tersebut

secara berbaris, jarak tiang dalam satu baris 2,5 meter sedangkan jarak antar baris

3 meter. Jarak ini juga sekaligus menjadi jarak tanam. Di antara barisan buat

saluran drainase sedalam 25 cm.

b. Pengolahan tanah

Setelah tiang panjat disiapkan, buatlah lubang tanam dengan ukuran 60×60

cm dengan kedalaman 25 cm. Posisi tiang panjat persis terletak ditengah-tengah

lubang tanam tersebut. Campurkan 10 kg pasir dengan tanah galian untuk

menambah porositas tanah. Tambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang yang

telah matang sebanyak 10-20 kg. Tambahkan juga dolomit atau kapur pertanian

sebanyak  300 gram, karena buah naga memerlukan banyak kalsium. Aduk bahan-

bahan tersebut hingga merata. Timbun kembali lubang tanam dengan campuran

media di atas. Kemudian siram dengan air hingga basah tapi jangan sampai

tergenang. Biarkan lubang tanam yang telah ditimbun kembali tersinari matahari

dan mengering.

Page 20: Proposal Nurfaisah

Setelah 2-3 hari, berikan pupuk TSP sebanyak 25 gram. Pemberian pupuk

melingkari tiang panjat dengan jarak sekitar 10 cm dari tiang. Biarkan selama

kurang lebih 1 hari. Kini lubang tanam siap untuk ditanami.

c. Penanaman bibit buah naga

Untuk satu tiang panjat dibutuhkan 4 bibit tanaman buah naga.

Bibit ditanam mengitari tiang panjat, jarak antar tiang panjat dengan bibit tanaman

sekitar 10 cm. Bibit dipindahkan dari bedeng penyemaian atau polybag. Gali

tanah sedalam 10-15 cm, atau disesuaikan dengan ukuran bibit. Kemudian bibit

diletakkan pada galian tersebut dan ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan.

Setelah ke-4 bibit ditanam, ikat batang bibit tanaman tersebut sehingga menempel

pada tiang panjat. Lakukan pengikatan setiap tanaman tumbuh menjulur

sepanjang 20-30 cm. Pengikatan jangan terlalu kencang untuk memberi ruang

gerak pertumbuhan tanaman dan agar tidak melukai batang.

d.Pemupukan dan perawatan

a. Pemupukan

Pada masa awal pertumbuhan pupuk yang dibutuhkan harus mengandung

banyak unsur nitrogen (N). Pada fase berbunga atau berbuah gunakan pupuk yang

banyak mengandung fosfor (P) dan kalium (K). Pemakaian urea tidak dianjurkan

untuk memupuk buah naga, karena sering mengakibatkan busuk batang.

Pemupukan dengan pupuk kompos atau pupuk kandang dilakukan setiap 3 bulan

sekali dengan dosis 5-10 kg per lubang tanam. Pada saat berbunga dan berbuah

berikan pupuk tambahan NPK dan ZK masing-masing 50 dan 20 gram per lubang

Page 21: Proposal Nurfaisah

tanam. Pada tahun berikutnya perbanyak dosis pemberian pupuk sesuai dengan

ukuran tanaman. Pupuk tambahan berupa pupuk organik cair, pupuk hayati atau

hormon perangsang buah bisa diberikan untuk memaksimalkan hasil.

b. Penyiraman

Penyiraman bisa dilakukan dengan mengalirkan air pada parit-parit

drainase. Selain itu juga bisa menggunakan gembor atau irigasi tetes. Sistem

irigasi tetes lebih hemat air dan tenaga kerja namun perlu investasi yang cukup

besar. Penyiraman dengan parit drainase dilakukan dengan merendam parit

selama kurang lebih 2 jam. Bila penyiraman dilakukan dengan gembor, setiap

lubang tanam disiram dengan air sebanyak 4-5 liter. Frekuensi penyiraman 3 kali

sehari di musim kering, atau sesuai dengan kondisi tanah.

Penyiraman bisa dikurangi atau dihentikan ketika tanaman mulai berbunga

dan berbuah. Pengurangan atau penghentian penyiraman bertujuan untuk menekan

pertumbuhan tunas baru sehingga pertumbuhan buah bisa maksimal. Penyiraman

tetap dilakukan apabila tanah terlihat kering dan tanaman layu karena kurang air.

c. Pemangkasan

Terdapat setidaknya tiga tipe pemangkasan dalam budidaya buah naga,

yakni pemangkasan untuk membentuk batang pokok, pemangkasan membentuk

cabang produksi dan pemangkasan peremajaan. Pemangkasan untuk membentuk

batang pokok dilakukan pada batang bibit tanaman. Tanaman yang baik memiliki

batang pokok yang panjang, besar dan kokoh. Untuk mendapatkan itu pilih tunas

yang tumbuh di bagian paling atas batang awal. Tunas yang tumbuh dibawahnya

Page 22: Proposal Nurfaisah

sebaiknya dipotong saja. Pemangkasan untuk membentuk cabang produksi

dilakukan pada tunas yang tumbuh pada batang pokok. Pilihlah 3-4 tunas untuk

ditumbuhkan. Nantinya tunas ini akan menjadi batang produksi dan tumbuh

menjuntai ke bawah. Tunas yang ditumbuhkan sebaiknya yang ada di bagian atas,

sekitar 30 cm dari ujung atas.

Pemangkasan peremajaan dilakukan terhadap cabang produksi yang kurang

produktif. Biasanya sudah berbuah 3-4 kali. Hasil pangkasan peremajaan ini bisa

dijadikan sumber bibit tanaman. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan

adalah bentuk tanaman. Biasanya tanaman buah naga tumbuh tidak teratur.

Upayakan agar tunas-tunas yang dipilih bisa membentuk tanaman dengan baik.

Sehingga percabangan tidak terlalu rimbun dan batang yang ada dibawah tajuk

bisa terkena sinar matahari dengan maksimal.

e. Pemanenan

Tanaman buah naga berumur panjang. Siklus produktifnya bisa mencapai

15-20 tahun. Budidaya buah naga mulai berbuah untuk pertama kali pada bulan ke

10 hingga 12 terhitung setelah tanam. Namun apabila ukuran bibit tanamannya

lebih kecil, panen pertamanya bisa mencapai 1,5-2 tahun terhitung setelah

tanam. Produktivitas pada panen pertama biasanya tidak langsung optimal. Satu

tanaman biasanya menghasilkan 1 kg buah. Dalam satu tiang panjat terdapat 4

tanaman. Berarti  dengan jumlah tonggal 1600 dalam satu hektar akan dihasilkan

sekitar 6-7 ton buah naga sekali musim panen. Usaha budidaya buah naga yang

sukses bisa menghasilkan lebih dari 50 ton buah per hektar per tahun.

Page 23: Proposal Nurfaisah

Ciri-ciri buah yang siap panen adalah kulitnya sudah mulai berwarna

merah mengkilap. Jumbai buah berwarna kemerahan, warna hijaunya sudah mulai

berkurang. Mahkota buah mengecil dan pangkal buah menguncup atau berkeriput.

Ukuran buah membulat dengan berat sekitar 400-600 gram (Alamtani, 2014).

2.4.2 Hama dan Penyakit Buah Naga

Hama yang ditemukan dalam buah naga bug bertepung (Hemiptera:

Pseudococcidae) spesies Pseudococcus jackbeardsleyi, Ferrisia virgata, dan

Planococcus sp, kutu daun (Hemiptera: Aphididae).. Spesies Aphis gossypii,

Branchycaudus helichrysi, dan Toxoptera odinae, semut (Hymenoptera:

Formicidae) spesies Oecophylla sp, Camponotus sp, Euprenolepis sp, dan

Polycharis sp, belalang (Orthoptera: Acrididae) spesies Valanga sp, Oxya sp, dan

Atractomorpha sp, tungau (Acarina: Tetranycidae); bekicot (Acathina fulica) , dan

burung. Ayam tidak dianggap sebagai hama, namun mereka dapat menyebabkan

kerusakan parah pada buah jika mereka diizinkan untuk hadir di kebun. Penyakit

yang ditemukan dalam buah naga adalah ganggang merah karat (Cephaleuros sp.),

Anggur tempat oranye (Fusarium sp.), Anggur putih (Botryosphaeria sp. Dan

Phomopsis sp.), Batang hawar (Helminthosporium sp.) Dan antraknosa

(Colletotrichum sp.) , Dothiorella spot, kecoklatan busuk batang, batang

menguning, busuk buah (Colletotrichum sp. dan Helminthosporium sp.) Buah

jeruk spot (Alternaria sp.). Sebuah penyakit bercak hitam pada batang belum

diidentifikasi. Hama dan penyakit belum dikendalikan dalam sistem tertentu,

mungkin karena kejadian mereka tidak mengakibatkan kerugian yang signifikan

(Wikipedia, 2014).

Page 24: Proposal Nurfaisah

2.4.3 Produksi Buah Naga

Pemanenan tanaman buah naga dilakukan apabila sudah menunjukkan ciri

khas nya yaitu warna kulit merah mengkilap, jumbai atau sisik berubah warna dari

hijau menjadi kemerahan. Saat yang tepat untuk memanen buahnya sebaiknya

ditunggu sampai buah benar-benar matang dan menimbulkan bau wangi dan di

anginkan beberapa waktu sebelum siap dikonsumsi. Buah yang mengalami

conditioning ini akan menambah rasa manis buahnya pada saat dikonsumsi.

Pemanenan dapat dilakukan dengan cara menggunting tangkai buahnya dengan

hati-hati. Pada suhu kamar buah naga dapat bertahan hingga 14 hari penyimpanan,

walau kulitnya mulai mengering tetapi isi buah naga tetap segar. Kesegaran buah

naga disebabkan antara lain karena pada bagian kulit terdapat lapisan lilin yang

menyelimuti kulit buah secara alami. Pada kondisi penyimpanan dengan suhu

ruang lebih dari 20° C, buah naga dapat bertahan hingga 2 (dua) bulan lebih

(Wahyu, 2010).

Buah naga yang sudah dipanen akan mengalami kehilangan air yang tidak

dapat digantikan, karena produk tidak dapat mengambil air dari lingkungannya.

Demikian juga kehilangan substrat juga tidak dapat digantikan, sehingga

menyebabkan perubahan kualitas dari produk yang telah dipanen atau dikenal

sebagai kemunduran kualitas dari produk, tetapi pada suatu keadaan perubahan

tersebut justru meningkatkan kualitas produk tersebut.

Pada umumnya kemunduran kualitas dari suatu produk hortikultura yang

telah dipanen biasanya diikuti dengan meningkatnya kepekaan produk tersebut

terhadap infeksi mikroorganisme sehingga akan semakin mempercepat kerusakan

Page 25: Proposal Nurfaisah

atau menjadi busuk, sehingga mutu serta nilai jualnya menjadi rendah bahkan

tidak bernilai sama sekali (Anonim,2012).

Buah naga setelah melalui proses panen, kemudian buah naga dipilih atau

disortir berdasarkan ukuran buahnya. Sortasi atau seleksi merupakan salah satu

rangkaian dari kegiatan setelah panen yang umumnya dikerjakan di bangsal

pengemasan atau di kebun dengan tujuan memisahkan buah yang layak dan tidak

layak untuk dipasarkan (busuk, terserang penyakit, cacat, terlalu muda/tua dan

lain-lain). Sortasi juga dilakukan untuk memenuhi persyaratan mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah atau pasar. Untuk mengemas buah naga dilakukan

dengan menggunakan kardus yang kokoh dengan kapasitas berisi sekitar 20 kg

buah naga. Selanjutnya buah naga yang telah dikemas tersebut dapat di

distribusikan berdasarkan lokasi tujuan pasarnya, apakah untuk dipasok ke

Supermarket atau toko buah. Untuk harga buah naga biasa dijual dengan kisaran

Rp 20.000,. - Rp 30.000,. /kg nya. Bahkan untuk yang lebih eksotik seperti buah

merah hitam, kuning, merah bias melampaui harga jual tersebut. Harga buah naga

tergantung pula dari mutu yang ditampilkan oleh buah naga tersebut, semakin

baik kualitasnya maka harga yang ditawarkan juga akan semakin tinggi

(Sri Purwanti, 2014).

2.5 Efisiensi Pemasaran Buah Naga

Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi

besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang

dijalankan.pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar

arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan

Page 26: Proposal Nurfaisah

maksud untuk menciptakan permintaan efektif. Menurut Soekartawi (2002),

biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran,

meliputi biaya pengangkutan, biaya sortir, biaya pengemasan, dan biaya tenaga

kerja yang digunakan. Makin efisien pemasaran yang dilakukan, makin kecil

biaya pemasaran yang dikeluarkan. Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama

lain disebabkan oleh : (a) macam komoditi, (b) lokasi pemasaran, (c) macam

lembaga pemasaran dan (4) efektivitas pemasaran yang dilakukan. Pemasaran

buah naga semakin sukses apabila buah naga yang akan dipasarkan mempunyai

kualitas prima, yang diperoleh melalui pola budidaya yang baik dan benar. Para

petani buah naga sekarang ini biasanya hanya mengejar kuantitas tanpa

meningkatkan kualitas buahnya, jumlah panen buah memang banyak, tetapi

ukurannya kecil-kecil sehingga banyak ditolak para pedagang buah naga, atau

dibeli dengan harga yang rendah untuk dilempar ke pasar tradisional. Para petani

buah naga banyak yang tidak melakukan seleksi kuntum bunga, pada satu sulur

sering dibiarkan tumbuh buah yang berdekatan dan satu sulur dibiarkan tumbuh

lebih dari tiga buah. Hal yang demikian memperjelek hasil buahnya. Pemasaran

buah naga pada prinsipnya merupakan kegiatan yang diarahkan pada usaha

memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran buah naga

dengan nilai uang yang disepakati. Pemasaran merupakan kegiatan yang penting

dalam siklus produksi. Dalam setiap pemasaran tidak lepas dari saluran maupun

lembaga pemasaran karena keduanya saling berkaitan satu sama lain. Dengan

adanya saluran dan lembaga pemasaran maka produksi buah naga yang dihasilkan

dapat didistribusikan kepada para konsumen. Melalui lembaga pemasaran

Page 27: Proposal Nurfaisah

produsen dapat menjual buah naga merah dan konsumen akan dapat memenuhi

kebutuhan akan buah.

Panjangnya saluran pemasaran buah naga akan ditentukan oleh banyaknya

tingkat perantara yang dilalui oleh komoditi buah naga tersebut. Beberapa saluran

pemasaran buah naga dapat diidentifikasi sebagai berikut : (a). Saluran pemasaran

langsung, yang merupakan saluran pemasaran yang produsennya secara langsung

menjual produknya kepada konsumen, (b). Pengecer merupakan saluran perantara

yang dalam pasar yang disebut juga agen-agen penjualan, (c). Distributor, yang

merupakan saluran dua tingkat dan (d). Saluran tiga tingkat dimana terdapat tiga

perantara yaitu grosir, pengecer, dan pedagang pemborong. Pemborong tersebut

membeli buah naga pada pengecer kecil, yang pada umumnya tidak dapat dilayani

oleh pedagang grosir (Sri Purwanti, 2014).

2.6 Kerangka Pemikiran

Page 28: Proposal Nurfaisah

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Bontomanai, Kecamatan

Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi di

lakukan dengan cara purposive sampling (sengaja) dengan pertimbangan bahwa

wilayah tersebut merupakan salah satu daerah pengembangan usahatani buah

naga. Penelitian dilaksanakan pada November 2014 sampai dengan Januari 2015.

3.2 Objek Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

studi kasus yakni berpusat pada perbandingan kebun buah naga milik M.Garu dan

Pakcin dengan pertimbangan kebun buah naga memiliki perbedaan dan

persamaan, dimana persamaan kedua kebun tersebut yakni sama-sama

berusahatani buah naga berdaging super merah dan memiliki luas lahan 3 Ha.

Sedangkan perbedaannya dari segi pemasaran yakni kebun buah naga milik

M.Garu memasarkan buah naganya dilahan sedangkan Pakcin memasarkan buah

naganya di Supermarket dan terdapat perbedaan teknologi budidaya yang

digunakan pada kebun buah naga milik M.Garu dan Pakcin. Selain itu, kebun

buah naga tersebut cukup berhasil dan berkembang. Menurut Jacobs Dkk (1985)

Page 29: Proposal Nurfaisah

bahwa dalam metode studi kasus hendaknya menguji unit atau individu secara

mendalam dan para peneliti menemukan semua variabel yang penting.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara observasi lapangan

dan wawancara langsung dengan responden dan menggunakan daftar

pertanyaan.

2. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang berhubungan

dengan penelitian ini diantaranya badan pusat statistik Gowa.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini, teknik pengumpuan data yang digunakan ialah:

a) Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

berdasarkan pengamatan langsung terhadap unsur-unsur yang

berhubungan dengan usahatani buah naga.

b) Wawancara mendalam dilakukan dengan cara mewawancarai langsung

responden yang dilaksanakan secara sistematis dan berdasarkan tujuan

penelitian. Wawancara dilakukan dengan dengan meminta responden

untuk menjelaskan, menguraikan ragam kejadian, pengalaman yang terjadi

pada lokasi penelitian serta dengan menggunakan daftar pertanyaan

sebagai panduan wawancara yang telah disusun sebelumnya.

3.5. Analisis Data

Page 30: Proposal Nurfaisah

Pendekatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif yakni dengan menggambarkan teknologi budidaya (agroteknologi) yang

digunakan pada buah naga, strategi pemasaran pada buah naga dan keuntungan

yang diperoleh dari buah naga tersebut. Data yang diperoleh dari praktek lapang

akan diolah dengan menggunakan analisis sebagai berikut :

1. Analisis teknologi budidaya (agroteknologi) akan dilakukan dengan

menggunakan analisis deskriptif. yakni dengan menggambarkan

perbandingan antara teknologi budidaya (agroteknologi) yang digunakan pada

buah naga milik M.Garu dan Pakcin. Yakni mulai dari teknis budidaya, hama

dan penyakit, panen dan pasca panen buah naga.

2. Untuk mengetahui besarnya biaya, tingkat pendapatan dan keuntungan buah

naga milik M.Garu atau Pakcin secara finansial dianalisis menggunakan

metode financial dengan rumus menurut (Riyanto, 1995):

TC= A + BTR= C + D

I = TR – TC

Keterangan :

A = Biaya Variabel

B = Biaya Tetap

C = Jumlah produksi Buah naga

D = Harga buah naga (Kg)

I = Income (keuntungan)

TC = Total Cost (Biaya)

TR = Total Revenue (penghasilan)

Page 31: Proposal Nurfaisah

3. Analisis efisiensi pemasaran akan dilakukan dengan menggunakan analisis

EP = BpHe

x 100%

Keterangan :

Ep : Efisiensi pemasaran

Bp : Biaya Pemasaran buah naga

He : Harga penjualan buah naga

Semakin kecil presentase efisiensi pemasaran, maka semakin

efisien sistem pemasaran tersebut.

3.5KonsepOperasional