-
PROPOSAL
MAGANG KERJA
MANAJEMEN STOK BERAS DI GUDANG PERUSAHAAN UMUM
BULOG SUB DIVISI REGIONAL TULUNGAGUNG
Disusun oleh :
HADI SUSILO
115040213111030
MINAT HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
MALANG
2014
-
i
PROPOSAL
MAGANG KERJA
MANAJEMEN STOK BERAS DI GUDANG PERUSAHAAN UMUM
BULOG SUB DIVISI REGIONAL TULUNGAGUNG
Disusun oleh :
HADI SUSILO
115040213111030
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
MALANG
2014
-
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
MAGANG KERJA
MANAJEMEN STOK BERAS DI GUDANG PERUSAHAAN UMUM BULOG
SUB DIVISI REGIONAL TULUNGAGUNG
Disetujui oleh:
Pembimbing Utama,
Dr. Ir. Ludji Pantja Astuti, M.S.
NIP. 19551018 198601 2 001
Pembimbing Lapang,
Irlia Dwi Putri, SP. M.M.
NOREG. 8206086
-
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang dengan
rahmat dan
hidayah-Nya telah menuntun penulis sehingga dapat menyelesaikan
proposal magang
kerja yang berjudul Manajemen Stok Beras di Gudang Perusahaan
Umum BULOG Sub
Divisi Regional Tulungagung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya,
kepada Dr. Ir. Ludji Pantja Astuti, M.S., selaku dosen
pembimbing utama atas segala
kesabaran, nasihat, arahan dan bimbingannya kepada penulis.
Penghargaan yang tulus penulis berikan kepada kedua orang tua
atas doa, cinta
kasih sayang, pengertian dan dukungan yang diberikan kepada
penulis. Juga pada rekan-
rekan Agroekoteknologi 2011 serta seluruh pihak atas bantuan,
dukungan dan
kebersamaan selama ini.
Penulis berharap semoga hasil dari penulisan proposal magang ini
dapat
bermanfaat bagi banyak pihak, dan memberikan sumbangan pemikiran
bagi ilmu
pengetahuan.
Malang, Juni 2014
Penulis
-
iv
DAFTAR ISI
COVER PROPOSAL
.....................................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN MAGANG KERJA
..........................................................................
ii
KATA PENGANTAR
.................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI
.................................................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
.................................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang
..............................................................................................................
1
1.2 Tujuan
...........................................................................................................................
3
1.3 Manfaat
.........................................................................................................................
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
....................................................................................................
4
2.1 Beras .
..................................................................................................................................
4
2.2 Gudang
................................................................................................................................
5
2.3 Pengelolaan Komoditas Simpanan
......................................................................................
6
2.4 Hama Gudang
......................................................................................................................
8
III. METODE PELAKSANAAN
..........................................................................................
10
3.1 Tempat dan Waktu
......................................................................................................
10
3.2 Metode Pelaksanaan
....................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA
.................................................................................................................
13
-
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Beberapa Spesies Serangga yang Menyerang Bahan Simpan
(Rees, 2004). ................... 9
-
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Lokasi Tempat Magang Kerja di Gudang Semi Permanen
Garum, Jalan Raya
Bence No. 1, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar
....................................................................
12
-
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk
keterampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja.
Pendidikan yang
dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian
teori dan praktek dalam
skala kecil dengan intensitas yang terbatas. Agar dapat memahami
dan memecahkan
setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa
perlu melakukan
kegiatan pelatihan kerja secara langsung di instansi atau
lembaga yang relevan dengan
program pendidikan yang diikuti. Sehingga setelah lepas dari
ikatan akademik di
perguruan tinggi yang bersangkutan, mahasiswa bisa memanfaatkan
ilmu dan
pengalaman yang telah diperoleh selama masa pendidikan dan masa
pelatihan kerja untuk
melanjutkan kiprahnya di dunia kerja yang sebenarnya. Sebab,
untuk dapat terjun
langsung di masyarakat, tidak hanya dibutuhkan pendidikan formal
yang tinggi dengan
perolehan nilai yang memuaskan, namun diperlukan juga
ketrampilan (skill) dan
pengalaman pendukung untuk lebih mengenali bidang pekerjaan
sesuai dengan keahlian
yang dimiliki. Salah satu program yang dapat ditempuh adalah
dengan melaksanakan
magang.
Magang adalah kegiatan akademik (intrakulikuler) yang dilakukan
oleh
mahasiswa dengan melakukan praktek kerja secara langsung pada
lembaga atau instansi
yang relevan dengan pendidikan yang diambil mahasiswa dalam
perkuliahan. Bentuk
kegiatan yang dilakukan adalah kerja praktek dengan mengikuti
semua aktifitas di lokasi
magang. Kegiatan ini sesuai dengan kurikulum program Strata Satu
(S1), Fakultas
Pertanian, Universitas Brawijaya (UB) Malang, bahwa pada
semester tujuh, setiap
mahasiswa diwajibkan melaksanakan kegiatan magang yang mempunyai
bobot 4 sks.
Magang digunakan sebagai bahan penulisan laporan Tugas Akhir
(TA) sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1). Sesuai
dengan tuntutan dari
kurikulum pendidikan Strata Satu, Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan, Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Malang, maka untuk
kegiatan magang mahasiswa ini dilaksanakan di Perusahaan atau
instansi yang bergerak
di bidang pertanian. Salah satu yang bergerak dalam bidang
tersebut adalah Perum Bulog.
-
2
Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
pengganti Badan Urusan
Logistik (BULOG) yang dulu merupakan Lembaga Pemerintah Non
Departemen
(LPND). Kehadirannya didasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7
tahun 2003 tentang
Pendirian Perum Bulog. (Amrullah, 2004)
Dalam pelaksanaan magang di Perum Bulog mempunyai tugas antara
lain
mendukung tugas pemerintah dalam rangka pengamanan stok pangan
nasional, berperan
secara srategis dalam pengamanan harga pembelian gabah dan beras
yang dapat
memberikan insentif bagi petani agar dapat mempertahankan
kesinambungan usaha
taninya, menjamin ketersediaan stok pangan (khususnya beras)
bagi masyarakat miskin,
menjalankan manajemen logistik untuk meningkatkan pelayanan
kepada petani produsen
maupun konsumen dalam lingkup waktu, jumlah, kualitas dan
tempat, meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pelayanan serta menyelenggarakan
kegiatan ekonomi dibidang
pangan secara berkelanjutan serta memberikan manfaat bagi
perekonomian nasional.
(Amrullah, 2004)
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk
Indonesia
yang memberikan energi dan zat gizi yang tinggi. Beras sebagai
komoditas pangan pokok
dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan preferensi
masyarakat terhadap
beras semakin besar. Berdasarkan data Susenas 1990-1999, tingkat
partisipasi konsumsi
beras di setiap provinsi maupun tingkatan pendapatan mencapai
sekitar 97-100 %. Ini
artinya hanya sekitar 3 % rumah tangga yang tidak mengkonsumsi
beras sebagai pangan
pokok terutama pangan pokok tunggal. Tingkat partisipasi
konsumsi beras yang lebih
kecil 90 % hanya ditemukan di pedesaan Papua. Sebagai gambaran,
tingkat konsumsi
beras rata-rata di kota tahun 1999 adalah 96,0 kg per kapita
/tahun dan didesa adalah
111,8 kg per kapita/tahun (Suharno, 2005).
Akan tetapi, penyimpanan beras di gudang BULOG sangat rentan
terhadap
serangan hama-hama gudang, khususnya serangga hama gudang.
Adapun beberapa faktor
yang mempengaruhi kemunculan serangga hama gudang, yaitu
beberapa faktor fisik
penyimpanan beras yang terdiri dari iklim mikro, bahan simpan,
dan kondisi fisik gudang
sebagai tempat penyimpanan (Pitaloka, dkk, 2012).
Iklim mikro yang berpengaruh yaitu suhu gudang penyimpanan,
kelembaban
dalam gudang, cahaya dan aerasi gudang. Selain itu, faktor fisik
dari bahan simpan itu
-
3
sendiri juga akan berpengaruh terhadap kemunculan hama gudang.
Faktor fisik bahan
simpan tersebut meliputi kadar air dan kondisi butiran bahan
simpan. Kondisi fisik
gudang (komponen yang ada dalam gudang, misalnya atap, ventilasi
dan saluran drainase,
dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya) juga dapat
berpengaruh terhadap kemunculan
hama gudang. Jenis hama gudang yang muncul yaitu serangga,
tungau dan tikus.
Dari beberapa jenis hama gudang tersebut, serangga hama
merupakan jenis hama
gudang yang paling sering menginfestasi di tempat penyimpanan.
Hal ini disebabkan
karena serangga merupakan binatang yang paling banyak jumlahnya
dan mayoritas jenis
serangga berperan sebagai hama. Salah satu sifat serangga adalah
suhu tubuhnya mampu
menyesuaikan dengan suhu lingkungannya. Sehingga serangga dapat
dengan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat hidupnya, terutama
jika keadaan
lingkungannya tidak mengalami perubahan secara ekstrim. Oleh
karena itu untuk
mengatasi hal-hal tersebut maka perlu dilaksanakan sebuah
manajemen stok beras di
gudang penyimpanan khususnya di gudang BULOG.
1.2 Tujuan
Tujuan magang kerja ini dibagi menjadi dua tujuan yaitu tujuan
umum dan tujuan
khusus antara lain sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Untuk memberi kesempatan mahasiswa agar mendapatkan
pengalaman
kerja di sektor pertanian yang relevan dengan profesi yang akan
diembannya
dimasyarakat.
b. Tujuan Khusus
Untuk mempelajari serta memahami manajemen stok beras yang
diterapkan di Perum BULOG Sub Divre Tulungagung.
1.3 Manfaat
Manfaat dari magang kerja ini adalah :
1. Memperoleh pemahaman tentang hubungan antara teori di kampus
dengan
aplikasi praktis di lapangan.
2. Mengenal dan belajar dengan tenaga-tenaga professional di
bidang pertanian.
-
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beras .
Beras merupakan bahan pangan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian
besar
penduduk Indonesia. Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang
telah dipisahkan dari
sekam. Penggilingan beras berfungsi untuk menghilangkan sekam
dari bijinya dan
lapisan aleuron, baik sebagian maupun seluruhnya agar
menghasilkan beras yang putih
serta beras pecah sekecil mungkin. Gabah pada mulanya digiling
untuk membuang
kulitnya, sehingga dihasilkan beras pecah kulit. Setelah itu
akan dilakukan penyosohan
beras untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras,
sehingga dihasilkan
beras sosoh. Menir merupakan kelanjutan dari beras patah menjadi
bentuk yang lebih
kecil daripada beras patah (Damardjati, 1988).
Ukuran butir beras hasil penggilingan dibedakan atas beras
kepala, beras patah,
dan menir. Berdasarkan persyaratan yang dikeluarkan oleh Bulog,
beras kepala
merupakan beras yang memiliki ukuran lebih besar dari 6/10
bagian beras utuh. Beras
patah memiliki ukuran butiran 2/10 bagian sampai 6/10 bagian
beras utuh. Menir
memiliki ukuran lebih kecil dari 2/10 bagian beras utuh atau
melewati lubang ayakan 2.0
mm (Waries, 2006).
Dalam standarisasi mutu, dikenal empat tipe ukuran beras, yaitu
sangat panjang
(lebih dari 7 mm), panjang (6-7 mm), sedang (5.0-5.9 mm), dan
pendek (kurang dari 5
mm). Sedangkan berdasarkan bentuknya (perbandingan antara
panjang dan lebar), beras
dapat dibagi menjadi empat tipe, yaitu : lonjong (lebih dari 3),
sedang (s.4-3.0), agak bulat
(2.0-2.39) dan bulat (kurang dari 2). Tinggi rendahnya mutu
beras tergantung kepada
beberapa factor, yaitu spesies dan varietas, kondisi lingkungan,
waktu pertumbuhan,
waktu dan cara pemanenan, metode pengeringan, dan cara
penyimpanan (Siddik dan
Halid, 1983).
Standarisasi pengolahan dan mutu beras dengan penerapan standar
dari pasca
panen komoditi beras hingga distribusi adalah sebagai berikut :
(1) Perlakuan secara baik
agar tidak kotor, berjamur, dan berbau busuk, (2) Pemilihan dan
penyortiran hasil panen
dari serangan OPT, (3) Produk bebas hama dan penyakit, (4) bebas
dari bau busuk, asam
atau bau yang lainnya, (5) Bebas dari bahan kimia baik dari sisa
pupuk, insektisida dan
-
5
fungisida, (6) Pembersihan hasil panen harus hati-hati supaya
produk tidak cacat, (7)
Produk hasil panen dikemas mengikuti ketentuan grading, (8)
Kemasan harus dapat
melindungi produk dari kerusakan dalam pengangkutan dan
penyimpanan, (9) Bahan
kemasan tidak mengandung OPT, (10) Kemasan diberi label berupa
tulisan yang dapat
menjelaskan produk yang dikemas ( Reza, 2004 ).
2.2 Gudang
Salah satu cara untuk mempertahankan agar beras tetap dalam
keadaan baik
sebelum dijual yaitu dengan penyimpanan. Yang perlu
dipertimbangkan dalam perawatan
beras yaitu kualitas beras, alat pengemas, dan faktor
lingkungan. Kesalahan dalam
melakukan penyimpanan beras dapat mengakibatkan terjadinya
respirasi, tumbuhnya
jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan bahkan yang
sering kita alami yaitu
timbulnya serangan kutu beras. Tentunya itu semua akan dapat
menurunkan mutu beras
(Saripudin, 2010).
Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi dan operasi
industri
yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku dan bahan kemas yang
belum
didistribusikan. Selain untuk penyimpanan, gudang juga berfungsi
untuk melindungi
bahan (baku dan pengemas) dari pengaruh luar dan binatang
pengerat, serangga, serta
melindunginya dari kerusakan. Agar dapat menjalankan fungsi
tersebut, maka harus
dilakukan pengelolaan pergudangan secara benar atau yang sering
disebut dengan
manajemen pergudangan (Priyambodo, 2007).
Pasca panen padi mencakup pemanenan hasil dan pemrosesan gabah
hingga siap
digunakan oleh konsumen. Penyimpanan merupakan merupakan salah
satu tahap penting
karena pada proses tersebut padi mengalami proses penurunan
kualitas dan kuantitas.
Setelah dipanen padi disimpan dalam bentuk gabah atau beras.
Penyimpanan diperlukan
karena padi dpanen secara musiman, sementara beras dibutuhkan
setiap hari salah satu
masalah selama penyimpanan beras adalah serangan hama gudang.
Hama gudang
menimbulkan kerusakan pada gabah maupun beras sehingga menjadi
kotor, timbul bau,
berjamur. Kondisi tersebut mengundang hama sekunder untuk
merusak beras atau gabah
sehingga menambah parah tingkat kerusakan ( Anggara dan
Sudarmaji, 2009 ).
-
6
Menurut (Anonim, 2009) dalam peaturan pergudangan BULOG
terdapat
prosedur penyimpanan meliputi :
1. Lokasi gudang
Lokasi gudang harus strategis guna kelancaran distribusi baik
dari segi
transportasi lalu lintas, bebas dari banjir atau tidak ada air
yang tergenang.
2. Kondisi gudang
Untuk pengeolaan barang maka kondisi bangunan harus kokoh,
rangka
gudang, dinding dibuat yang kuta supaya menjamin keamanan
barang
simpanan, lantai terbuat dari beton dan pintu harus dilengkapi
kunci,
mempunyai peredaran udara atau ventilasi.
3. Perlengkapan gudang
Perum BULOG mempunyai perlengkapan seperti alat timbang,
alas
(flonder), alat pemadam kebakaran, alat pengambil sampel beras,
penjahit
kemasan, pengayak, tangga untuk naik ke tumpukan , pagar yang
kokoh,
alat penerangan listrik yang cukup.
4. Penumpukan barang
Dalam melaksanakan penyimpanan barang maka perlu dilakukan
penumpukan barang yang baik dan benar agar tumpukan barang
tidak
mudah roboh dan dapat dihitung dengan mudah. Untuk ukuran
timpukan
harus disesuaikan dengan kondisi barang. Dalam tumpukan barang
dibuat
lorong yang berfungsi sebagai mempermudah perawatan barang,
mengatur kebersihan.
2.3 Pengelolaan Komoditas Simpanan
Menurut Anonim (2009) upaya perawatan kualitas dan kuantitas
pada produk
simpanan khususnya beras sangatlah perlu untuk diperhatikan guna
tercapainya
efektivitas penyimpanan. Dengan demikian pengelolaan merupakan
suatu hal yang sangat
penting untuk dilaksanakan. Maka dari itu hal-hal yang perlu
untuk dilaksanakan dalam
pengelolaan komoditas simpanan antara lain sebagai berikut :
-
7
1. Pemeriksaan dan Monitoring
Pemerikasaan terhadap kondisi umum gudang seperti ventilasi,
kebocoran, lubang bekas keratan tikus, pemeriksaan terhadap
tumpukan
barang, pemeriksaan terhadap peralatan pergudangan,
pemeriksaan
lingkungan (drainase,vegetasi,kebersihan dan cuaca), pemeriksaan
tingkat
serangan hama guna pelaksanaan fumigasi.
2. Pelaksanaan Sanitasi
Pelaksanaan sanitasi meliputi kebersihan gudang dari kotoran
insektisida.
Pelaksanaan tersebut perlu dilakukan karena dapat membahayakan
produk
simpanan, kebersihan gudang harus diperhatikan guna menekan
populasi
hama seperti tungau hama lainnya. Kebersihan komoditas yang
disimpan
dengam memisahkan barang yang rusak dengan barang yang baik,
kebersihan disekitar gudang untuk menekan kelembaban relatif
yang
merupakan sarang hama, pengaturan vegetasi tanaman tidak boleh
semak-
semak karena dapat menjadi sarang tikus dan sebagainya.
3. Pengendalian Hama
Pengendalian hama dilakukan untuk mengurangi tingkat serangan
hama
pada produk simpanan. Pengendalian ini menggunakan spraying,
fogging,
fumigasi dan menggunakan gas karbondioksida.
4. Perawatan dengan CO2
Perawatan komoditas menggunakan gas karbondioksida merupakan
sistem penyimpanan dengan cara menyungkup komditas dengan
plastik
kedap udara. Tujuan dari perlakuan ini adalah menghambat
pertumbuhan
dan mencegah reinfestasi serangga hama, jamur dan mikroorganisme
lain.
5. Perbaikan Kualitas dan Pengolahan Beras Turun Mutu
Kegiatan pengolahan untuk mempebaiki kualitas beras dari
kenampakan
fisiknya supaya komoditasnya tetap pada standar mutu. Apabila
barang
mengalami kerusakan maka terdapat alternatif penyelesaian
seperti
pengolahan kembali, pemusnahan barang, dan penjualan beras turun
mutu
yang diatur pada peraturan yang berlaku.
-
8
2.4 Hama Gudang
Hama gudang pada umumnya serangga yang menyerang produk
ditempat
penyimpanan (gudang). Hama gudang berpotensi menyebabkan
kehilangan hasil selama
produk dalam penyimpanan. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh
hama gudang dapat
mencapai 10 15% dari isi gudang. Serangga hama gudang adalah
serangga yang telah
beradaptasi pada lingkungan penyimpanan dengan baik (Syarif,
2012). Serangga hama
gudang menyerang bahan-bahan pangan tertentu yang sesuai dengan
kebutuhanya. Selain
komoditi yang berbeda, serangga hama gudang juga mempunyai
siklus hidup yang
berbeda. Salah satu ciri spesifik dari serangga hama gudang
adalah mengalami
metamorfosis yang sempurna, yaitu dari telur,larva, pupa, dan
imago.
Berdasarkan hasil penggolongan taksonom, hama gudang yang
penting terbatas
pada serangga, burung dan mamalia. Menurut Winarno (2006)
beberapa serangga hama
penting yang sering merusak produk/bahan pangan yaitu:
Ordo Coleoptera (kumbang), dengan ciri khasnya yaitu imago
mempunyai sayap
depan yang mengalami pengerasan (elytra) dan mengalami
metamorphosis sempurna dari
telur, larva, pupa, kemudian imago.
Ordo Lepidoptera (ngengat) dengan ciri khasnya yaitu imago
memiliki dua
pasang sayap, sehingga aktif terbang dan mengalami metamorphosis
sempurna, yaitu
telur, larva, pupa, dan imago.
Ordo Psocoptera (psocids) dengan ciri khasnya yaitu imago tidak
bersayap,
antena panjang dengan ruas yang banyak, sangat kecil dan
mengalami metamorphosis
tidak sempurna.
Ordo Coleoptera adalah kelompok serangga yang paling banyak
anggotanya dan
hampir semua relung ekologis dalam penyimpanan dapat
dimamfaatkan olehnya. Famili
Bruchidae, Bostrichidae dan Curculionidae berperan sebagai hama
primer, sedangkan
hama sekunder banyak yang merupakan anggota famili Cucujidae,
Silvanidae dan
Tenebrionidae. Beberapa famili misalnya Cleridae dan Dermestidae
menyerang bahan
simpan hewani. Famili Cryptophagidae, Mycetophagidae dan
Ptinidae adalah pemakan
cendawan atau scavenger, sedangkan famili Staphylinidae,
Carabidae dan Histeridae
menjadi predator di penyimpanan. Ada juga yang menyerang
bangunan penyimpanan
yang terbuat dari kayu, yaitu famili Bostrichidae, Lyctidae dan
Scolytidae. Famili
http://pengendalianhama.com/tentang-hama-gudang/
-
9
Trogossitidae dan Dermestidae berpupa pada tempat-tempat yang
tersembunyi (Munro,
1966).
Tabel 1 Beberapa Spesies Serangga yang Menyerang Bahan Simpan
(Rees, 2004).
Nama Umum Nama Ilmiah Family
Flat grain beetle Cryptolestes pusillus (Schonh) Cucujidae
Rice weevil Sitophilus oryzae (L.) Curculionidae
Red flour beetle Tribolium castaneum (Hum.) Tenebrionidae
Confused flour beetle Tribolium cofusum duVal Tenebrionidae
Trogoderma complex Trogoderma spp. Dermestidae
Cadelle Tenebroides mauritanicus (L.) Ostomidae
Foreign grain beetle Ahasverus advena (Waltl) Cucujidae
Rice moth Corcyra cephalonica Staint Pyralidae
Angoumois grain moth Sitotroga cerealella (Olive.)
Gelechiidae
Maize weevil Sitophilus zeamais Mots. Curculionidae
Lesser grain borer Rhyzopertha dominica (F.) Bostrichidae
-
10
III. METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu
Tempat pelaksanaan magang kerja di Gudang Perum BULOG Sub
Divisi
Regional Tulungagung. Lokasi gudang yaitu di Gudang Semi
Permanen Garum,
Jalan Raya Bence No. 1, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Waktu
pelaksanaan magang kerja ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan
pada bulan Juli
2014 sampai bulan Oktober 2014.
3.2 Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan dengan beberapa metode, yaitu:
1. Praktek magang kerja langsung sesuai kegiatan sehari-hari
yang dilakukan di
Gudang Gadang Perum BULOG Sub-Divisi Regional Tulungagung.
2. Pengambilan data primer yang berhubungan secara langsung
dengan hama
gudang. Pengambilan data primer sebagai berikut:
a. Pemasangan Yellow Sticky Trap, yang digantung diantara
tumpukan beras.
Perangkap ini efektif untuk menangkap serangga yang aktif
terbang.
b. Pemasangan Pitfall trap yang terbuat dari gelas plastik yang
berperekat,
diletakkan sejajar dengan permukaan tumpukan karung. Perangkap
ini
digunakan untuk menjebak serangga yang berjalan diatas
karung.
c. Pemasangan Bait Trap yang terbuat dari campuran biji-bijian
seperti
gabah, beras giling, biji kacang tanah dan kedelai yang dicampur
dengan
minyak zaitun.
3. Pengumpulan data sekunder yang digunakan sebagai pelengkap
data primer untuk
menyusun laporan hasil magang kerja. Metode yang digunakan yaitu
dengan
mencatat dan mencari data yang diperoleh dari Perum Bulog Sub
Divisi Regional
Tulungagung. Pencarian data dapat dilakukan melalui studi
literatur. Selain itu
dapat diperoleh melalui laporan, referensi, brosur yang telah
ada sebelumnya
untuk melengkapi data primer, sehingga memudahkan pengambilan
contoh
selama berada di tempat magang.
-
11
4. Diskusi dan wawancara secara langsung dengan pembimbing
lapang untuk
memperoleh informasi yang lebih jelas tentang hal yang
berhubungan langsung
dengan kegiatan Magang Kerja.
5. Pengambilan foto yang berhubungan/ mendukung kegiatan Magang
Kerja.
-
12
Gambar 1 Peta Lokasi Tempat Magang Kerja di Gudang Semi Permanen
Garum, Jalan
Raya Bence No. 1, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar
Lokasi
Gudang
-
13
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah. 2004. Pedoman Kearsipan Perum Bulog. Jakarta: Tim
Perum Bulog 2011.
Anggara, A. dan Sudarmaji. 2009. Hama Pacsa Panen Padi dan
Pengendaliannya. Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi. http://www.litbang.deptan.go.id.
(online).
Diunduh pada tanggal 10 Mei 2014.
Anonim, 2009. Peraturan Pergudangan di Lingkungan Perum Bulog .
Divisi Persediaan
dan Perawatan Direktorat Pelayanan Publik. 133 hal.
Damardjati, D. S., 1988. Struktur Kandungan Gizi Beras. Bogor:
Balitbang Pertanian
Munro, J.W., 1966. Pests of Storage Product. Hutchinsou of
London. 234 pp.
Pitaloka, A. L., L. Santoso, dan R. Rahardian., 2012. Gambaran
Beberapa Faktor Fisik
Penyimpanan Beras, Identifikasi Dan Upaya Pengendalian Serangga
Hama
Gudang (Studi di Gudang BULOG 103 Demak Sub BULOG Wilayah 1
Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat.
http://ejournals1.undip.ac.id. (online).
Diunduh pada tanggal 10 Mei 2014.
Priyambodo, B., 2007. Manajemen Industri. Edisi Pertama. Cetakan
Pertama.
Yogyakarta: Global Pustaka Utama. Halaman 350 hal.
Rees, D. 2004. Insect of Stored Products. Csiro Publishing. New
York. p. 192.
Reza, H., 2004. Penerapan Standar Pada Pengolahan dan Mutu
Beras. Prosiding.
Lokakarya Nasional. Institut Pertanian Bogor. Hal. 12-13.
Saripudin, E. 2010. Tata Cara Penyimpanan, Pengemasan Maupun
Pelabelan Gabah Atau
Beras Secara Baik dan Benar. http://penatanian.blogspot.com
/2010/09/tata-
cara-penyimpanan-pengemasan-maupun.html. Diunduh pada tanggal 10
Mei
2014.
Siddik, M. dan Halid, H., 1983. Sistem Penyimpanan dan Perawatan
Kualitas Bahan
Pangan di Bidang Urusan Logistik. Risalah Seminar Nasional
Pengawetan
Makanan Dengan Iradiasi 6-8 Juni 1983. Pusat Penelitian dan
Pengembangan
Urusan Logistik BULOG, Jakarta
Suharno, 2005. Perlindungan Tanaman. Diktat STPP. UNS Press.
Surakarta. 114 hal.
Syarif, R., 2012. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan,
Jakarta.
Waries, A., 2006. Teknologi Penggilingan Padi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
-
14
Winarno, F.G., 2006. Hama Gudang dan Teknik Pemberantasannya.
Edisi Revisi. M-
BRIO PRESS, Bogor. 201 hal.