PENGARUH LATIHAN JUMP OVER HURDLES TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SEMENDAWAI BARAT KABUPATEN OKU TIMUR 1. Latar Belakang Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, kemampuan sosial, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pencapaiaan tujuan pendidikan khususnya pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak dapat dicapai dengan mudah, hal ini dikarenakan masih ditemukannya permasalahan di dalam pelaksanaannya. Salah satunya masih 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH LATIHAN JUMP OVER HURDLES TERHADAP
KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 1 SEMENDAWAI BARAT KABUPATEN OKU TIMUR
1. Latar Belakang
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, kemampuan sosial,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pencapaiaan tujuan pendidikan khususnya pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan tidak dapat dicapai dengan mudah, hal ini dikarenakan masih
ditemukannya permasalahan di dalam pelaksanaannya. Salah satunya masih ada
kurangnya guru yang berkopetensi dalam mengajarkan mata pelajsanan penjasorkes,
hal ini dikarenakan masih ditemukannya mengajar yang tidak bersesuaian dengan
bidang akademik keahliannya. Sementara itu sikap guru penjasorkes dengan yang
masih terjebak dengan kewajiban untuk melaksanakan pokok-pokok bahasan yang
termuat dalam kurikulum, yang banyak hal disusun oleh para perencanaan tanpa
memperhitungkan kesulitan dilapangan.
Proses pengajaran pendidikan jasmani olahragan dan kesehatan memiliki
empat unsur utama yaitu tujuan, substansi, metode dan strategi, dan asasmen serta
1
evaluasi. Keempat unsur tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tugas utama guru
penjasorkes adalah mengelola persiapan dan keterkaitan keempat unsur tersebut
dalam sebuah mata rantai yaitu berawal pada perencanaan tujuan dan berakhirnya
pada gambaran pencapaian tujuan.
Lompat jauh merupakan keterampilan melompat sejauh-jauhnya dengan
memindahkan seluruh tubuh dari titik tertentu ketitik lainnya. Sedangkan latihan
jump over hurdles atau lompat gawang adalah latihan dengan beberapa rintangan
berbentuk gawang yang harus dilompati oleh pelari dengan demikian bahwa lompat
gawang adalah gabungan antara lari dan lompat. Sejalan dengan tugas utama guru
dalam pencapaian tujuan pendidikan maka metode yang digunakan peneliti untuk
menerapkan latihan lompat gawang terhadap kemampuan jauhnya lompatan adalah
metode eksperimen.
Berdasarkan pengamatan sementara dan informasi yagn peneliti dapatkan dari
guru bidang studi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Negeri 1
Semendawai Barat Kabupaten Oku Timur , bahwa permasalahan yang timbul dalam
mencapai tujuan pendidikan jasmani adalah masih ditemukaknnya siswa yang
memiliki tingkat pendidikan jasmani yang rendah, hal ini ditunjukkan dengan sikap
pemalas siswa yang mengakibatkan hasil belajar penjasorkes siswa rendah yang
terlihat dari kemauan dan keseriusan siswa. Selain itu juga guru penjaskes SD Negeri
1 Semendawai Barat Kabupaten Oku Timur belum pernah mengajarkan cara
melakukan latihan jump over hurdles atau lompat gawang..
2
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis berniat mengangkat permasalahan
berkenaan dengan pengaurh latihan jump over hurdles terhadap kemampuan lompat
jauh di SD Negeri 1 Semendawai Barat Kabupaten OKU Timur.
2. Masalah Penelitian
2.1 Batasan Masalah
Agar permasalahan ini tidak meluas, maka penulis memberikan batasan
masalah sebagai berikut.
1) Latihan jump over hurdles yang dimaksud adalah latihan lompat gawang dengan
beberapa rintangan, berbentuk gawang yang harus dilompati pelari. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa lari gawang adalah gabungan antara lari dan
lompat.
2) Lompat jauh yang dimaksud adalah keterampilan lompatan sejauh-jauhnya
dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik tertentu ke titik lainnya.
3) Siswa yang diteliti adalah siswa kelas V SD Negeri I Semenadawai Barat
Kabupaten Oku Timur
2.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang peneliti ajukan adalah apakah ada pengaruh latihan jump
over hurdles terhadap kemampuan lompat jauh pada ssiwa kelas V SD Negeri 1
Semendawai Barat Kabupaten OKU Timur ?
3
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan jump
over hurdles terhadap kemampuan lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri 1
Semendawai Barat Kabupaten OKU Timur.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagi guru, dapat meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan
kemampuan lompat jauh melalui latihan jump over hurdles
2) Bagi siswa, dengan latihan jump overh hurdles tentunya akan meningkatkan
kemampuan lompat yang sejauh-jauhnya
3) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dijadikan pertimbangan sekolah untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam latihan jump over hurdless
5. Tinjauan Pustaka
5.1 Jump Over Hurdles / lompat gawang
Menurut Donald (1991:22) “Jump Over Hurdles merupakan nomor lari dan
lompat dengan beberapa rintangan berbentuk gawang yang harus dilompati oleh
pelari dengan hasil yang maksimal”. Secara keseluruhan Jump Over Hurdles dapat
diartikan sebagai gabungan antara lari dan lompat.
4
Jump Over Hurdles dapat memupuk sikap bertanggung jawab, disiplin, jujur
dan dapat mengajarkan ritme, langkah dan tempo juga belajar menghargai, hitungan
dan panjang lompatan (Carr, 2003:61).
1) Lapangan permainan dan peralatan `
GAMBAR LAPANGAN JUMP OVER HURDLES
Keterangan gambar
Gawang terbuat dari kayu atau logam dengan berat tidak lebih dari 4 kg, panjang
gawang lebih kurang 1 meter, dan ukuran tinggi 50 sampai dengan 70 cm
Bahan yang digunakan diberi warna yang terang dan garis gelap yang kontras
agar dapat terlihat jelas oleh pelari.
2) Teknik dasar latihan jump over hurdles
Putra dan putri dapat melakukan latihan lari dan lompat gawang dengan peraturan
yang sudah ditentukan, pada saat melompati gawang gerakan yang dilakukan
secara berurutan, rileks diusahakan tidak melayang terlalu lama sehingga hasil
lompatan dapat maksimal.
5
Teknik dalam melakukan latihan jump over hurdles adalah sebagai berikut:
a. Siswa melakukan lompatan dengan awalan atau tumpuan dengan .. sampai ..
kali lompatan gawang yang sudah disiapkan untuk latihan.
b. Pada sat melakukan lompatan posisi kaki diangkat setinggi mungkin secara
bersamaan dan diusahakan kaki sejajar dengan bahu.
c. Setelah melewati gawang, kaki depan diturunkan kebawah sehingga
menyentuh lintasan.
d. Saat kaki depan mnyentuh lintasan kaki yang satunya harus ditekuk dan kedua
tangan mnejaga keseimbangan.
e. Kaki yang dibelakang diangkat kedepan, dan siap kembali berlari dan
melompat gawang berikutnya.
Beberapa aturan yang harus ditaati oleh peserta lari gawang yaitu.
a. Setiap pelari harus berlari dilintasannya sendiri, pelari yang melompati
gawang dilintasan pelari lain akan didiskualifikasi
b. Pelari diharuskan melompati gawangnya, jika pelari tidak berusaha
melompati, misalnya dengan menghindari gawang pelari tersebut akan
didiskualifikasi
c. Kondisi gawang, dalam arti tetap berdiri ataupun terjatuh, tidak
mempengaruhi hasil latihan. Namun, jika menurut penilaian guru seorang
pelari dengan sengaja menjatuhkan gawang, ia akan didiskualifikasi.
3) Kesalahan umum jump over hurdles / lompat gawang dan usaha-usaha
memperbaiki kesalahan
6
Kesalahan umum pada lari/lompat gawang adalah sebagai berikut.
a. Start yang terlalu bernafsu tanpa perhitungan sehingga waktu pengambilan
gaawang pertama langkahnya tidak tepat
b. Tempat menolak dimuka gawnag terlalu jauh sehingga titik fungsi dicapai
dimuka atu dibelakang gawang
c. Kaki belakang yang kaki, kaki belakang yang terlalu cepat ditarik ke muka
sehingga terpaksa dihentikan atau menaha gerakan inilah yang biasanya
menyebabakan melayang terlalu diatas gawang sehingga menyerupai gerakan
lompat
d. Badan yang kurang condong ke depan atau kurang membengkok
e. Ada gerakan-gerakan kesamping yang biasanya dimaksudkan untuk menjaga
keseimbangan badan. Pada hal seperti pada lari sprint semua gerakan harus
lurus maju
f. Kaki belakang yang kurang jauh melangkah kedepan, sehingga langkah
terlalu kecil dan tidak sampai gawang berikutnya dalam tiga langkah
g. Badan yang terlalu tegak pada waktu kaki kedepan mendarat, juga
menyebabkan langkah yang kecil.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kesalahan
a. Start dan pengambilan gawang pertama harus dilatih secara khusus
b. Latihan pelemasan dan penguluran otot-otot sendi pinggul dengan fleksibel
c. Untuk melatih kelancaran gerakan pengambilan gawang dahulu, kemudian
kalau sudah lancar baru meningkat pada jarak yang sesungguhnya
7
d. Usahakan agar gerkan kaki, tangan, bahu dan pinggu ke arah depat lurus
seperti pada gerkan lari sprint
e. Latihan dengan melewati 4 gawang dengan kecepatan yang mendekati
kecepatan tinggi, dan dilakukan berulang-ulang
5.2 Lompat Jauh
5.2.1 Pengertian Lompat juah
Lompat jauh adalah nomor olahraga atletik lompat yang menuntut
keterampilan lompatan sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik
tertentu ke titik lainnya dengan satu kali tolakan (Adi, 2008:49).
Menurut Guthrie (2003:150) berpendapat ”lompat jauh adalah suatu nomor
atletik yang seringkali hanya mendapat sedikit perhatian”.
Sedangkan menurut Jarver (2005:25) lompat jauh adalah lompat yang tidak
dilakukan secara kontinu (berkesinambungan) tetapi dibagi dalam empat tahap secara
terpisah, yaitu tahap lari, tahap take off, tahap melayang diudara dan tetap mendarat.
Secara keseluruhan diatas dapat disimpulkan lompat jauh adalha omor
olahraga atletik yang menurut keterampilan yang dilakukan secara berkesinambungan
dan dibagi dalam beberapa tahap seperti tahap lari, tahap take of, tahap melayang
diudara dan tahap mendarat
8
1) Lapangan permainan dan peraturan
Gambar 1 lapangan lompat jauh
Papan tolakan terbuat dari kayu atau bahan yang memiliki kekuatan dan
permukaan yang sampai serupa dengannya, lebar papan 10 cm dan panjang 1,2 m
dengan tebal 1,5 m yang harus terpasang timbul setinggi 8 m, diatas permukaan
tanah dan terbenam sedalam 7 mm. Papan tolakan tersebut diletakkan dengan
jarak 1 m dari bak pasir.
5.2.2 Komponen-Komponen Teknik Lompat Jauh
Menurut Carr (2003:135) lompat jauh menggunakan dua teknik utama yaitu:
teknik menggantung dan teknik menendang. Kedua komponen ini sangat penting
didalam teknik lompat jauh, apalagi siswa untuk mencapai jarak lebih dari 8,83 meter
(29 kaki).
9
Teknik menggantung dan menendang merupakan pola gerakan yang
digunakan oleh siswa saat melayang. Masing-masing teknik digunakan untuk
menindak balas rotasi keepan yang tidak diinginkan pada saat take off. Jika teknik
menggantung atau menendang tidak dilakukan, kaki siswa akan menyentuh pasir
lebih awal dan menghasilkan jarak yang lebih pendek (Carr, 2003:135).
Teknik menggantung dan menendang membutuhkan run-up yang kencang,
posisi tubuh yang sama saat take off dan gerakan yang sama saat mendarat dipasir.
Kebayakan atlet remaja akan mengalami kesulitan melakukan teknik menendang,
karena teknik ini membutuhkan kecepatna dan lompatan yang memadai. Namun,
lompat jauh tahap dasar dan bentuk permukaan dari teknik menggantung dapat
dijangkau oleh siswa, syarat lompat jauh yang paling penting adalah kecepatan
melompat dan siswa tidak perlu harus melakukan teknik menendang untuk
mendapatkan jarak yang memuskan (Carr, 2003:135).
Menurut Adi (2008:51) untuk melompat lompatan yang maksimal, pelompat
dapat melakukan dengan tiga macam cara yaitu sebagai berikut.
1) Lompatan jauh gaya jongkok
Gaya jongkok merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh disebut gaya
jongkok karena posisi badan atlet sewaktu berada diudara menyerupai orang yang
sedang berjongkok. Karakteristik gerak dasar dalam lompat jauh gaya jongkok
meliputi awalan, tumpuan, atau tolakan, melayang diudara dengan sikap
berjongkok dan mendarat di landasan berpasir.
10
2) Lompat jauh gaya menggantung
Gaya menggantung merupakan salah satu gaya yang gerkan dan posisi badan
pelompat diudara menyerupai orang yang sedang menggantung atau melenting
kebelakang. Gerakan-gerakan yang harus dikuasai pelompat gaya menggantung
adalah awalan, tumpuan / tolakan, sikap melayang dan mendarat.
Pada saat diudara, badan dilentingkan, lalu segera dibungkukkan kedepan,
sehingga badan dan lutut hampir merapat, gerakan ini pula dibantu oleh juluran
tangan kemuka, pada waktu mendarat, lutu ditekuk sehingga memungkinkan
diperoleh suatu momentum yang akan membuat badan terangkat kedepan atas,
tumit terlebih dahulu mendarat menyentuh bak pasir.
3) Lompat jauh gaya berlajan di udara
Gaya berjalan diudara merupakan gaya yang gerakan dan sikap badan pelompat
ketika melayang diudara menyerupai orang yang sedang berjalan. Gerakan-
gerakan yang harus dikuasai atlet dalam melakukan lompatan jauh gaya berjalan
di udara adalah awalan lari, menumpu pada papan tolakan, melayang diudara, dan
mendarang. Ketika melayang gerkan kedua kaki seperti mengayuh diudara,
pelompat hendaknya berusaha agar mampu melayang dengan berjalan didara
selama mungkin untuk menghasilkan lompatan yang maksimal.
Menurut Carr (2003:136-137) langkah pengajaran dalam lompat jauh dengan 4
langkah yaitu:
11
a. Langkah I Pengantar
Lompat jauh menggunakan pengantar dan aktivitas pengantar yang sama, dan
kedua nomor ini membutuhkan kemampuan sprint yang sangat baik dan
kekuatan kaki yang eksplosif. Aktivitas untuk pemula yaitu 3 dan 4 kali
pengulangan dengan istirahat pendekn diantaranya.
b. Langkah lompat jauh dan run-up tahap dasar
Sat take off, atlet meluruskan kaki melompat sepenuhnya dan menekukkan
kaki yang memimpin dengna paha diangkat sehingga borizontal, badan tegak
lurus, pandangan kedepan atas, dan tangan mengimbangi gerakan kaki.
Ketika atlet melayang, kaki yang memimpin diluruskan dan kaki melompat
mengikuti dibelakang sehingga pelompat untuk sementara berada dalam
posisi melangkah, untuk mendarat kaki yang melompat digerakkan kedepan
dan kedua kaki diluruskan. Tangan dan badan menggapai kedepan, dan kaki
ditekukkan pada lutut sat kontak dengan pasir.
c. Langkah-langkah teknik menggantung
Dimana setelah run-up yang kencang, atlet melakukan take off dengan kuat,
meluruskan kaki yang memimpin dan menarik kebelakang untuk bergabung
dengan kaki yang mengikuti. Kedua tangan bergerak memutar kebawah,
belakang kemudian kedepan serah dengan jarum jam dan untuk sementara
atlet ‘tergantung’ diudara. Kaki ditekukkan dan digerakkan kedepan pada saat
kaki diluruskan mendarat, tangan menggapai keepan dan berputar kembali
12
kebelakang pada bahu. Segera setelah menyentuh pasir, kaki ditekukkan pada
lutut dan badan bergerak kedepan diatas kaki.
d. Langkah-langkah teknik mendarat
Setelah run-up yang kencang, atlet melakukan take off dengan kuat. Kaki
yang memimpin yang ditekukkan saat take off, diluruskan sehingga atlet
menirukan posisi melakukan saat diudara, kaki yang memimpin diputar dan
digerakkan kedepan untuk lurus, dan kedua kaki ditekukkan dan digerkkan
kedepan untuk mendarat. Tangan berputar searah jarum jam, mengimbangi
gerakan kaki, ciri gerakan mengayuh sepeda pada kaki disebut tuck kick
(tendangan menyentak).
6. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah melalui latihan jump over hurdles
siswa dapat bertanggung jawab, disiplin, jujur, dan saling bekerja sama dalam
menguasai tugas yang diberikan guru sesuai dengan tingkat kesulitannya, dalam
kaitannya dengan lompat jauh, bahwa di dalam lompat jauh terdapat suatu rangkaian
gaya dan gerak untuk mendarat diudara dengan melalui proses lari, menumpu,
melayang dan mendarat. Ini berarti latihan jump over hurdlesss dapat meningkatkan
kemampuan lompatan yang semaksimal mungkin.
13
7. Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto (2006:75) “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui
data yang terkumpul”. Dari pengertian tersebut, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah “ada pengaruh yang positif latihan jump over hurdles terhadap kemampuan
lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri 1 Semendawai Barat Kabupaten OKU
Timur.
8. Kiteria Pengujian Hipotesis
Adapun kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Ha diterima jika thitung ttabel = Ada pengaruh latihan jump over hurdles terhadap
kemampuan lompat jauh pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Semendawai Barat Kabupaten OKU
Timur
Ho ditolak jika thitung ttabel = Tidak ada pengaruh latihan jump over hurdles
terhadap kemampuan lompat jauh pada siswa kelas
V SD Negeri 1 Semendawai Barat Kabupaten OKU
Timur.
9. Prosedur Penelitian
14
9.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2006:103). Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi
titik perhatian dalam penelitian ini adalah :
1) Variabel x = latihan jump over hurdles
2) Variabel y = kemampuan lompat jauh
9.2 Definisi Operasional Variabel
Sebelum memberikan batasan-batasan yang ada dalam variabel penelitian ini,
maka perlu kiranya ada batasan agar penafsiran sesuai dengna maksud dan tujuan.
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1) Latihan jump over hurdles yang dimaksud adalah latihan lompat gawang dengan
beberapa rintangan, berbentuk gawang yang harus dilompat pelari. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa lari gawang adalah gabungan antara lari dan
lompat.
2) Kemampuan lompat jauh yang dimaksud adalah keterampilan lompatan sejauh-
jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik tertentu ke titik lainnya.
9.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
eksperimen “pre and post test design” yaitu dengan melakukan tes awal dan tes akhir
dan memakai kelompok perlakuan yang diberikan latihan dan kelompok kontrol yang
15
tidak diberikan latihan, test awal dilakukan oleh semua sampel sebelum diberi
perlakukan sedangkan tes akhir dilakukan oleh semua sampel setelah kelompok
perlakukan diberikan dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan.
Untuk lebih jelas alur penelitian ini maka dapat digambarkan seperti dibawah
ini.
Pretest dan posttest one group design (Zulkarmain, 2002:275)
KE I X PT
P S PRT OP
KKO PT
Keterangan :
P = Populasi
S = Sampel
X = Perlakuan
PR = Pre-test
KKI = Kelompok eksperimen atau perlakuan
KKO = Kelompok kontrol
PT = Posttest
9.4 pulasi dan Sampel
16
9.4.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian” (Arikunto, 2006:130). Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Semendawai Barat Kabupaten
OKU Timur dengan jumlah populasi orang, untuk lebih jelasnya dinyatakan dalam
tabel 1 berikut.
TABEL 1
POPULASI PENELITIAN
KelasSiswa
JumlahPutra putri
VA
VB
22
25
23
15
45
40
Jumlah 47 38 85
9.4.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari objek atau wakil yang diteliti, dalam
pengambilan sampel apabila subjeknya kurang dari 100 sebaiknya menggunakan
penelitian populasi akan tetapi jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% sebagai sampel (Arikunto, 2006:134). Untuk menghindari kesalahan dalam
pengambilan sampel maka dalam penelitian ini sampel diambil 1 kelas secara acak
menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh kelas V.B yang
berjumlah 40 siswa.
9.5 Metode Penelitian
17
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yaitu suatu
metode yang terdapat dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kelompok eksperimen menerima perlakuan latihan jump over hurdles terhadap
lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri 1 Semendawai Barat Kabupaten OKU
Timur, sedangkan kelompok kontrol tidak menerima perlakuan sama sekali yaitu
latihan jump over hurdles pada siswa kelas V SD Negeri 1 Semendawai Barat
Kabupaten OKU Timur.
9.6 Teknik Pengumpulan Data
Sebelum melakukan penelitian, hal-hal yang harus dilakukan untuk
mempersiapkan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan dan mengurus kelengkapan surat izin penelitian dan tempat
penelitian.
2. Menghubungi guru mata pelajaran penjasorkes yang berperan dalam penelitian
ini.
3. Mempersiapkan tenaga pembantu dalam melaksanakan penelitian dalam
mengambil data.
4. Menyiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam pengambilan data.
5. Melakukan tes pada variabel yang ingin diteliti.
Data dikumpulkan dari hasil tes pengukuran yang diambil pada saat post tes
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
prosedur:
18
1. Memilih unit percobaan.
2. Membagi unit percobaan menjadi dua kelompok, kelompok satu diberi perlakuan
sedangkan kelompok dua tidak diberi perlakuan .
Langkah-langkah teknik pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut:
1. Treatment yaitu dengan memberikan perlakuan berupa latihan jump over hurdles
selama 2 minggu dan seminggu 3 kali yang dilakukan pada saat diluar jam
sekolah.
2. Post test yaitu melakukan tes akhir setelah mendapatkan latihan selama 2 minggu
siswa melakukan latihan lompat jauh gaya jongkok sebanyak 3 kali ulangan pada
waktu tes.
9.7 Teknik analisis data
Analisis data merupakan suatu cara yang ditempuh guna mempersiapkan atau
menganalisis data yang sedang diperoleh. Analisis data bertujuan untuk kebenaran
yang dirumuskan suatu hipotesis akan di terima atau ditolak tergantung hasil data,
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. adapun langkah-
langkah tekni analisis data sebagai berikut.
3.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan sebagai bahan pertimbangan yang digunakan untuk
menguji normalitas data, maka diperlukan daftar distribusi frekuensi untuk
19
menentukan rata-rata, standar deviasi, dan modus dengan langkah-langha sebagai
berikut.
a. Rentang = data besar – data kecil
b. Banyak kelas interval = 1 + 33 log n (n= banyak data)
c. Panjang kelas interval = rentang / banyak kelas
Untuk menguuji apakah data tersebut berdistribusi normal, maka digunakan
uji kemiringan kurva dengan rumus koefisiensi person, yaitu.
... (Sudjana, 2005:109)
Keterangan :
Km = kemiringan kurva (kemiringan person)
= rata-rata
Mo = modus
S = simpangan baku
Data dikatakan normal apabila harga km terletak antara 1 (-1 km 1).
Langkah-langkah untuk menguji normalitas data :
1) Mencari rata-rata dari masing-masing kelompok dengan rumus
... (Sudjana, 2005:67)
Keterangan :
= rata-rata
Xi = tanda interval kelas
20
Fi = frekuensi kelas interval
2) Mencari modus dengan menggunakan rumus
... (Sudjana, 2005:77)
Keterangan :
Mo = modus
B = batas bawah kelas modus
B1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda
yang lebih kecil sebelum kelas modal
B2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda
yang lebih besar sebelum kelas modal
3) Mencari simpangan baku dengan rumus
... (Sudjana, 2005:95)
4) Masukkan nilai hitung yang di pakai (modus, rata-rata dan standar deviasi)
kedalam rumus koefisien person
3.1.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas perlu dilaksanakan untuk membuktikan kesamaan varian
kelompok yang dibentuk sampel tersebut yang sama.
21
Pengujian sampel dalam penelitian ini menggunakan tes bartlettt dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Cari variasi gabungan dengan menggunakan rumus
... (Sudjana, 2006:6
5:263)
2) Cara Harga satuan B dengan rumus
...(Sudjana, 2005:263)
3) Uji Bartlett menggunakan rumus
...(Sudjana, 2005:263)
Dengan demikian In 10 = 2,3026 disebut logaritma asli bilangan 10, untuk
menghitung dapat digunakan dengan tabel sebagai berikut.
SampelDerajat
Kebebasan (dk)1/dk Log (dk) log
1 (n1-1)
2 (n2-2)
(n1-1)
(Sumber : Sudjana, 2005:262)
3.1.3 Uji Hipotesis
Bila data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan
statistik t.
22
(Suharsimi, 2006:311)
Keterangan :
Mx = selisih jump shoot antara nilai pre test dan post test kelas eksperimen
My = selisih jump shoot antara nilai pre test dan post test kelas kontrol
N = banyaknya subjek
x = deviasi setiap x2 dan x1
y = deviasi setiap nilai y2 dari mean y1
10. Jadwal Penelitian
23
Pelaksanaan penelitian terhitung melalui bulan Juni 2010 sampai dengan
Desember 2010. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
No UraianJuli Agustus September Oktober November Desember