BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Penurunan tanah (land
subsidence) merupakan suatu fenomena alam yang banyak terjadi di
kota kota besar yang berlokasi di sekitar pantai atau dataran
alluvial, seperti Jakarta, Semarang, dan Bandung. Penurunan tanah
berhubungan dengan fenomena fenomena alam dan lingkungan yang
dibangun manuasia seperti terjadinya banjir, intrusi air laut,
perubahan aliran sungai, dan penataan konstruksi bangunan yang nota
bene bersifat destruktif.Subsidenceadalah gerakan permukaan
(biasanya, permukaan bumi) karena bergeser ke bawah relatif
terhadapdatumseperti permukaan laut. Kebalikan dari penurunan
yangmengangkat, yang menghasilkan peningkatanelevasi. Penurunan
tanah menjadi perhatianahli geologi,insinyur
geoteknikdansurveyor.Amblesan tanah (land subsidence) saat ini
telah menjadi permasalahan yang serius di kota-kota besar di dunia,
tidak terkecuali di Indonesia. Pertumbuhan pembangunan di kota-
kota besar di Pulau Jawa telah menyebabkan berbagai dampak dalam
bidang geofisik dan geoteknik hingga persoalan sosial ekonomi,
salah satunya adalah dampak lingkungan berupa amblesan tanah.
Fenomena bencana amblesan tanah ini telah menimbulkan berbagai
kerugian akibat kerusakan struktur bangunan dan infrastruktur,
intrusi air laut, banjir dan menurunnya kualitas hidup secara umum.
Kesinambungan kegiatan dan hasil pembangunan memerlukan dukungan
kondisi lingkungan bawah permukaan. Permasalahan amblesan tanah di
kota-kota besar di pulau Jawa memerlukan penanganan yang tepat
untuk mengurangi dampaknya.Penulis berminat pada penulisan tugas
akhir dalam bidang geologi teknik dan tertarik untuk melakukan
studi mengenai penurunan muka tanah yang terjadi pada daerah
penelitian berdasarkan data pengeboran dan data CPTU. Studi ini
diharapkan dapat memberikan informasi geologi teknik yang dapat
digunakan seperti tataguna lahan serta pembangunan. Dalam
mengumpulkan bahan untuk penulisan tugas akhir nantinya, penulis
juga berharap dan termotivasi untuk mengembangkan diri terhadap
kemajuan teknologi dewasa ini. Penulis sangat berharap dengan
motivasi tersebut dapat dijadikan jembatan antara dunia pendidikan
(institusi pendidikan) dengan dunia industri.1.2. Maksud dan
TujuanMaksud dari penelitian ini adalah : Sebagai syarat kelulusan
tingkat sarjana (strata-1) di Jurusan Teknik Geologi , Fakultas
Teknik, Universitas Jenderal SoedirmanAdapun tujuan dari penelitian
ini adalah : Mengetahui faktor penyebab dan dampak
terjadinyapenurunan tanah(Land Subsidence) pada daerah penelitian
Dapat membuata penampang Geologi dan penampang Geologi Teknik Dapat
mengkorelasikan antara data CPTU dengan data PengeboranI.3. Batasan
MasalahBahasan utama dalam penelitian ini adalah pemetaan geologi
bawah permukaan dan membuat peta zonasi penurunan muka tanah pada
daerah penelitian dengan data yang berupa data pengeboran dan data
CPTU. I.4. Lokasi PenelitianTugas Akhir dilaksanakan di LEMBAGA
ILMU DAN PENGETAHUAN (LIPI) yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.
Sedangkan daerah penelitian terletak di Kecamatan Rancaekek,
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
2.1 Dasar TeoriGeologi bawah permukaan adalah Keterampilan
memahami kestabilan wilayah melalui teknik pemetaan dan pemodelan.
Metode geofisika dimaksudkan untuk mengetahui secara garis besar
gambaran keadaan geologi bawah permukaan, yaitu : satuan-satuan
tanah/batuan; batas-batas satuan tanah/batuan baik secara
horizontal maupun vertical, dan gejala-gejala geologi seperti
patahan, daerah rekahan, kandungan air tanah dan
lain-lain.Penggunaan penyelidikan geofisika ini banyak mengandung
keuntungan-keuntungan, antara lain: Mendapatkan gambaran keadaan
bawah permukaan di daerah yang luas dalam waktu yang pendek.
Memudahkan membuat intrepetasi penampang geologi Memperkecil jumlah
titik-titik pengeboran, karena akan mempermudah korelasi antara
titik-titik pengeboran. Membuat lebih effisien dan memperkecil
biaya penyelidikanMetode geofisika yang telah dikembangkan untuk
maksud keteknikan, antara lain: Metode seismik, geolistrik dan
metode electromagnetic subsurfaca profiling/Radar (Radio Detecting
and Ranging) Sounding. Metode SeismikMetode ini umumnya dilakukan
mulai dari studi pendahuluan hingga studi kelayakan. Pada studi
pendahuluan metode ini dilakukan untuk mengetahui kondisi
perlapisan tanah dan batuan serta struktur geologi yang akan
dibangun secara makro, sehingga dalam studi kelakyakan akan dapat
dilakukan dengan baik orientasi pekerjaan yang akan dilakukan,
seperti: Penentuan lokasi dan jumlah bor inti yang akan
dilaksanakan Penentuan jumlah contoh yang akan diambil Pembuatan
penempang geologi teknik/geoteknik khususnya dalam pembuatan
korelasi stratigrafi antar titik bor Penentuan ketelitian
penyelidikan terutama pada daerah-daerah yang diperkirakan
mempunyai potensi struktur geologi yang membahayakan Penentuan
lokasi-lokasi struktur bangunan
Metode Electromagnetic Subsurfaca Profiling/Radar (Radio
Detecting and Ranging) Sounding.Metode ini merupakan cara yang
paling cepat untuk membuat penempang bawah permukaan. Metode ini
akan mendeteksi kondisi bawah permukaan dengan cara
memancarkanspectrum/gelombang electromagnetiske formasi
tanah/batuan yang kemudian akan diterima oleh alatreceiveryang
diseret dibelakang alat pemancarnya(transmitter). Dari hasil
pengujian diperoleh profil intasan dan dapat langsung
diinterpretasikan di lapngan.Kenampakan yang dapat dengan mudah
dideteksi, antara lain: Jenis dan perlapisan tanah/batuan, adanya
ruang kosong (lubang) di bawah tanah, sisa-sisa pondasi, ketebalan
lapisan aspal.
Pengeboran teknik / inti Dalam pekerjaan pemetaan untuk
keperluan suatu proyek vital / strategis diharuskan melakukan
pekerjaan pengeboran teknik / inti. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui ketebalan lapisan tanah dan batuan, urutan jenis lapisan
batuan bawah permukaan dan konsistensi serta kepadatan relatif
tanah, kekerasan dan kepadatan batuan. Kedalaman maksimum 60 m,
pengujian N-SPT dan pengambilan contoh tidak terganggu (undisturbed
samples) setiap interval 1,5 hingga 2 meter. Pengeboran teknik /
inti akan dilakukan sesuai kebutuhan dan hasilnya disajikan pada
penampang bor atau log pengeboran teknik dan diusahakan dibuat
korelasi penampang bor untuk mengetahui kondisi bawah permukaan
dapat diwujudkan dalam diagram pagar. Pengujian SPT (Standar
Penetration Test) Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan
atau perlawanan tanah/batuan terhadap penetrasi tabung SPT atau
tabung baja sehingga akan diperoleh jumlah pukulan untuk memasukan
tabung SPT tersebut sedalam 30 cm ke dalam tanah yang masih belum
terganggu atau diperoleh nilai SPT (N). Dengan melihat pada nilai
SPT akan dapat diperkirakan kondisi batas tanah dan lapisan keras
serta dapat dikorelasikan dengan sifat-sifat maupun variasi tanah
yang diuji. Hasil pengujian akan berguna dalam perencanaan letak
dan jenis pondasi.Pada studi khusus ini Salah satu cara untuk
mengetahui geologi bawah permukaan dan karakteristik geologi teknik
pada daerah penelitian dengan menggunakan metode CPTU.
Metode CPT/CPTUMetode yang digunakan untuk menentukan
sifat-sifat geoteknik tanah dan menggambarkan stratigrafi tanah.
Pada awalnya dikembangkan pada tahun 1950 di Laboratorium Belanda
untuk Mekanika Tanah di Delft untuk menyelidiki tanah lunak.
Berdasarkan sejarah ini juga telah disebut "tes kerucut Belanda".
Saat ini, CPT adalah salah satu yang paling digunakan dan diterima
dalam metode tanah untuk penyelidikan tanah di seluruh dunia.Metode
uji terdiri dari mendorong kerucut diinstrumentasi, dengan ujung
menghadap ke bawah, ke dalam tanah pada tingkat yang terkendali
(terkontrol antara 1,5 -2,5 cm / s diterima). Resolusi CPT dalam
menggambarkan lapisan stratigrafi berkaitan dengan ukuran ujung
kerucut, dengan tips khas kerucut memiliki luas penampang dari 10
atau 15 cm , sesuai dengan diameter 3,6 dan 4,4 cmAplikasi awal CPT
untuk menentukan sifat keteknikan tanah. Pengukuran ini melibatkan
pengukuran mekanik sederhana dari ketahanan penetrasi total
mendorong alat dengan ujung kerucut ke dalam tanah. Metode yang
berbeda digunakan untuk memisahkan pengukuran keseluruhan menjadi
komponen-komponen yang dihasilkan oleh ujung kerucut dan gesekan
yang dihasilkan oleh string batang. Sebuah lengan gesekan
ditambahkan untuk mengukur komponen ini dari gesekan dan bantuan
dalam menentukan kekuatan kohesif tanah pada tahun 1960. Pengukuran
elektronik dimulai pada tahun 1948 dan meningkat lebih lanjut dalam
awal 1970-an. Paling modern kerucut CPT elektronik sekarang juga
menggunakan transduser tekanan dengan filter untuk mengumpulkan
data tekanan air pori. Filter biasanya terletak baik di ujung
kerucut (yang disebut posisi U1), tepat di belakang ujung kerucut
(posisi U2 paling umum) atau di belakang lengan gesekan (posisi
U3). Pori data tekanan air membantu menentukan stratigrafi dan
terutama digunakan untuk memperbaiki nilai gesekan tip untuk efek
tersebut. Pengujian CPT dengan piezometer ini disebut pengujian
CPTU. CPT dan pengujian CPTU peralatan pada umumnya memasukan
kerucut menggunakan hidrolik rams yang dipasang pada kendaraan
sebagai. Salah satu keuntungan dari CPT atau Penetration Test
Standard (SPT) adalah profil tanah yang lebih detail, dengan data
yang tercatat CPTU biasanya pada 20cm-1cm. Gambar 1. Alat CPTU dan
conepetrometer
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi PenelitianMetode penelitian yang digunakan
berupa metode survei. Metode survei merupakan suatu metode untuk
memperoleh fakta dari gejala gejala yang ada dan mencari keterangan
secara faktual di Daerah. Penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data data primer dari Daerah dan juga data sekunder
yang berasal dan atas izin LEMBAGA ILMU DAN PENGETAHUAN (LIPI),
yang selanjutnya akan dibantu dengan pekerjaan laboratorium dan
studio.Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini
meliputi investigasi geoteknik bawah permukaan terdiri dari
pemboran teknik pada dengan kedalaman masing- masing 20 meter
disertai uji N-SPT pada setiap kedalaman 1,5 m, uji penetrasi konus
(CPT) hingga kedalaman maksimum 20 meter yang tersebar di lokasi
penelitian.3.2. Tahapan PenelitianUntuk mencapai target yang
maksimal dalam kegiatan penelitian dan penyusunan tulisan Tugas
akhir ini maka dilakukan beberapa tahapan sistematis dan
terencana.3.2.1. Tahapan PendahuluanTahap ini merupakan tahap
pendahuluan sebelum melakukan penelitian dan pengambilan data di
Daerah, meliputi studi regional daerah penelitian untuk mengetahui
gambaran umum tentang data geologi pada daerah penelitian. Studi
pendahuluan ini juga termasuk studi literatur yaitu untuk
mempelajari karakteristik dari setiap data secara langsung di
Daerah sehingga mempermudah dalam kegiatan penelitian. Tahap
pendahuluan ini, meliputi: Penyusunan Proposal Penelitian dan
Kelengkapan AdmisnistrasiPada tahap ini dilakukan sebelum
penelitian dilaksanakan dengan penyusunan proposal sebagai syarat
dan informasi kelengkapan untuk melaksanakan tugas akhir yang
ditunjukkan kepada Universitas Jenderal Soedirman, dan membuat
surat pengantar dari Universitas sebagai surat permohonan untuk
melakukan penelitian di sebuah instansi. Studi Pustaka Studi
pustaka dilakukan untuk mengumpulkan informasi dari berbagai
referensi dari penelitian sebelumnya mengenai daerah penelitian
yang meliputi kajian mengenai Metode yang digunakan dalam melakukan
pemetaan dan penyelidikan geologi teknik adalah metode kualitatif
dan kuantitatif. Metode kualitatif yaitu melaksanakan pengamatan
lapangan, pengukuran struktur, diskripsi sifat fisik dan keteknikan
tanah/batuan, kondisi keairan, dan menginventarisasi kebencanaan
geologi yang ada. Metode kuantitatif yaitu melakukan perhitungan
dan analisis seperti daya dukung, kemantapan lereng,kompresibilitas
dan perosokan tanah daerah penelitian. Dan juga berupa mencari
informasi yang relevan dengan judul penelitian mengenai teori dasar
geologi bawah permukaan, karakteristik geologi teknik dan metode
CPTU.3.2.2 Tahapan Pengambilan DataTahap ini dilakukan untuk
memperoleh data geologi baik primer dan data sekunder untuk studi
khusus yang didapat dan atas izin LEMBAGA ILMU DAN PENGETAHUAN
(LIPI), yang akan dianalisis lebih lanjut. Adapun tahapan atau
prosedur dalam penggunaan CPTU dalam kegiatan ini adalah: Tes
menggunakan tabung sampel berdinding tebal, dengan diameter luar 50
mm dan diameter dalam 35 mm, dan panjang sekitar 650 mm. Hal ini
didorong ke dalam tanah di bagian bawah lubang bor dengan pukulan
dari palu geser dengan berat 63,5 kg (140 lb) jatuh menempuh jarak
760 mm (30 in). Tabung sampel didorong 150 mm ke dalam tanah dan
kemudian jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk tabung untuk menembus
masing-masing 150 mm (6 in) sampai dengan kedalaman 450 mm (18 in)
dicatat. Jumlah dari jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk kedua dan
ketiga 6 di. Penetrasi disebut dengan "ketahanan penetrasi standar"
atau "N-nilai". Dalam kasus di mana 50 pukulan yang cukup untuk
memajukan melalui 150 mm (6 di) rentang penetrasi setelah 50
pukulan dicatat. Jumlah pukulan memberikan indikasi kepadatan
tanah, dan digunakan dalam banyak empiris geoteknik formula
rekayasa.Tujuan utama dari tes ini adalah untuk memberikan indikasi
kepadatan relatif deposito granular, seperti pasir dan kerikil yang
hampir tidak mungkin untuk mendapatkan sampel yang tidak terganggu.
Kelebihan besar tes, dan alasan utama untuk digunakan secara luas
adalah bahwa hal itu sederhana dan tidak mahal. Parameter kekuatan
tanah yang dapat disimpulkan adalah perkiraan, tetapi dapat
memberikan panduan yang berguna dalam kondisi tanah di mana tidak
mungkin untuk mendapatkan sampel sumur kualitas yang memadai
seperti kerikil, pasir, silts, tanah liat yang berisi pasir atau
kerikil dan batu lemah. Dalam kondisi di mana kualitas sampel
terganggu tersangka, misalnya lempung yang sangat berlumpur atau
berpasir sangat, atau tanah liat keras, sering menguntungkan untuk
alternatif pengambilan sampel dengan uji penetrasi standar untuk
memeriksa kekuatan. Jika sampel ditemukan tidak dapat diterima
terganggu, mungkin perlu untuk menggunakan metode yang berbeda
untuk mengukur kekuatan seperti tes piring. Ketika tes dilakukan
pada tanah granular di bawah permukaan tanah, tanah dapat menjadi
tersisa. Dalam kondisi tertentu, dapat berguna untuk terus
mengemudi sampler luar jarak tertentu, menambahkan batang
pengeboran lebih lanjut yang diperlukan. Meskipun ini bukan tes
penetrasi standar, dan tidak boleh dianggap sebagai demikian,
mungkin setidaknya memberikan indikasi apakah deposit benar-benar
longgar sebagai uji standar dapat menunjukkan.Kegunaan hasil SPT
tergantung pada jenis tanah, dengan pasir halus-grained memberikan
hasil yang paling berguna, dengan pasir kasar dan pasir berlumpur
memberikan hasil yang cukup berguna, dan tanah liat dan tanah serak
menghasilkan hasil yang mungkin mewakili sangat buruk dari tanah
yang benar kondisi. Tanah di daerah kering, seperti Amerika Serikat
Barat, mungkin menunjukkan sementasi alami. Kondisi ini akan sering
meningkatkan nilai penetrasi standar.SPT digunakan untuk memberikan
hasil untuk penentuan empiris kerentanan lapisan pasir untuk
pencairan gempa, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harry
Bibit, T. Leslie Youd, dan lain-lain.Korelasi dengan Tanah
Mechanical PropertiesMeskipun banyak kekurangan, itu adalah praktek
yang biasa untuk mengkorelasikan hasil SPT dengan sifat-sifat tanah
yang relevan untuk desain rekayasa geoteknik. Alasannya adalah
bahwa hasil SPT sering hanya hasil tes yang tersedia, oleh karena
itu penggunaan korelasi langsung telah menjadi praktek umum di
banyak negara. Korelasi yang berbeda diusulkan untuk tanah granular
dan kohesif.Penyelidikan GeoteknikInvestigasi geoteknik dilakukan
oleh para insinyur geoteknik atau ahli geologi teknik untuk
memperoleh informasi tentang sifat-sifat fisik tanah dan batuan di
sekitar lokasi untuk merancang pekerjaan tanah dan pondasi untuk
struktur yang diusulkan dan untuk perbaikan kesusahan untuk
pekerjaan tanah dan struktur yang disebabkan oleh kondisi bawah
permukaan. Jenis penelitian ini disebut investigasi situs. [1]
Selain itu, penyelidikan Geoteknik juga digunakan untuk mengukur
resistivitas termal tanah atau bahan urukan yang dibutuhkan untuk
jalur bawah tanah transmisi, jaringan pipa minyak dan gas,
pembuangan limbah radioaktif, dan fasilitas penyimpanan panas
matahari . Penyelidikan geoteknik akan mencakup eksplorasi
permukaan dan bawah permukaan eksplorasi dari sebuah situs.
Kadang-kadang, metode geofisika yang digunakan untuk mendapatkan
data tentang situs. Eksplorasi bawah permukaan biasanya melibatkan
pengambilan sampel tanah dan uji laboratorium dari sampel tanah
diambil.Eksplorasi permukaan dapat mencakup pemetaan geologi,
metode geofisika, dan fotogrametri, atau dapat sebagai sederhana
sebagai berjalan profesional geoteknik di sekitar di situs untuk
mengamati kondisi fisik di lokasi.Untuk mendapatkan informasi
tentang kondisi tanah di bawah permukaan, beberapa bentuk
eksplorasi bawah permukaan diperlukan. Metode mengamati tanah di
bawah permukaan, mendapatkan sampel, dan menentukan sifat fisik
tanah dan batuan meliputi lubang tes, penggalian (terutama untuk
menemukan kesalahan dan pesawat geser), membosankan, dan dalam tes
in situ.Sampling tanahPengeboran datang dalam dua (2) varietas
utama, berdiameter besar dan berdiameter kecil. Pengeboran
berdiameter besar jarang digunakan karena masalah keamanan dan
biaya, tetapi kadang-kadang digunakan untuk memungkinkan seorang
ahli geologi atau insinyur untuk visual dan manual memeriksa
stratigrafi tanah dan batu in-situ. Pengeboran berdiameter kecil
sering digunakan untuk memungkinkan seorang ahli geologi atau
insinyur memeriksa stek tanah atau batuan atau untuk mengambil
sampel pada kedalaman menggunakan samplers tanah, dan untuk
melakukan tes tanah di tempat.Sampel tanah sering dikategorikan
sebagai baik "terganggu" atau "terganggu;" Namun, "terganggu"
sampel tidak benar-benar terganggu. Sampel terganggu adalah satu di
mana struktur tanah telah berubah cukup bahwa tes sifat struktural
tanah tidak akan mewakili kondisi in-situ, dan hanya sifat butir
tanah (misalnya, distribusi ukuran butir, batas Atterberg , dan
mungkin kadar air) dapat ditentukan secara akurat. Sampel terganggu
adalah salah satu di mana kondisi tanah dalam sampel cukup dekat
dengan kondisi tanah in-situ untuk memungkinkan tes sifat
struktural tanah yang akan digunakan untuk mendekati sifat-sifat
tanah in-situ.Koleksi tanah lepas pantai memperkenalkan banyak
variabel yang sulit. Di perairan dangkal, pekerjaan dapat dilakukan
dari tongkang. Dalam air yang lebih dalam kapal akan diperlukan.
Samplers tanah laut biasanya varian dari Kullenberg-tipe sampler,
modifikasi pada corer gravitasi dasar menggunakan piston (Lunne dan
Long, 2006). Samplers dasar laut juga tersedia, yang mendorong
tabung koleksi perlahan ke dalam tanah.In-situ tesSebuah Standard
Penetration Test (SPT) adalah uji penetrasi dinamis in-situ yang
dirancang untuk memberikan informasi tentang sifat-sifat tanah,
sementara juga mengumpulkan sampel tanah terganggu untuk analisis
butir-ukuran dan klasifikasi tanah.Dinamis Cone Penetrometer (DCP)
adalah tes insitu yang berat diangkat secara manual dan dijatuhkan
di kerucut yang menembus tanah. jumlah mm per hit dicatat dan ini
digunakan untuk memperkirakan sifat-sifat tanah tertentu. Ini
adalah metode tes sederhana dan biasanya membutuhkan back up dengan
data laboratorium untuk mendapatkan korelasi yang baik.Sebuah Cone
Penetration Test (CPT) dilakukan dengan menggunakan probe
diinstrumentasi dengan ujung kerucut, didorong ke dalam tanah
hidrolik dengan laju yang konstan. Sebuah perlawanan laporan
instrumen CPT ujung dasar dan ketahanan geser di sepanjang laras
silinder. Data CPT telah berkorelasi dengan sifat-sifat tanah.
Kadang-kadang instrumen selain probe CPT dasar yang digunakan,
termasuk:CPTu - Piezocone Penetrometer. Probe ini maju menggunakan
peralatan yang sama sebagai probe CPT biasa, tapi probe memiliki
instrumen tambahan yang mengukur tekanan air tanah sebagai probe
maju.SCPTu - Seismic Piezocone Penetrometer. Probe ini maju
menggunakan peralatan yang sama sebagai CPT atau CPTu penyelidikan,
namun probe juga dilengkapi dengan baik geophone atau
accelerometers untuk mendeteksi gelombang geser dan / atau
gelombang tekanan yang dihasilkan oleh sumber di permukaan.Penuh
Arus penetrometer - T-bar, Ball, dan Plate: probe ini digunakan
pada tanah liat sangat lembut (seperti deposito dasar laut) dan
maju dalam cara yang sama seperti CPT. Sebagai nama mereka
menyiratkan, T-bar adalah bar silinder terpasang pada sudut kanan
string bor membentuk apa yang terlihat suka T, bola adalah bola
besar, dan piring adalah piring bundar datar. Dalam lempung lunak,
tanah mengalir di sekitar probe yang mirip dengan cairan kental.
Tekanan akibat overburden stres dan tekanan air pori sama di semua
sisi dari probe (berbeda dengan CPT), sehingga tidak ada koreksi
yang diperlukan, mengurangi sumber kesalahan dan meningkatkan
akurasi. Terutama diinginkan di tanah lunak karena beban yang
sangat rendah pada sensor pengukur. Probe aliran penuh juga bisa
bersepeda atas dan ke bawah untuk mengukur tahanan tanah remolded.
Akhirnya profesional geoteknik dapat menggunakan ketahanan
penetrasi diukur untuk memperkirakan kekuatan geser undrained dan
remolded.HPT (Helical Probe Test) eksplorasi Tanah dan pengujian
pemadatan oleh probe heliks tes (HPT) telah menjadi populer untuk
menyediakan metode cepat dan akurat untuk menentukan sifat-sifat
tanah pada kedalaman yang relatif dangkal. The HPT uji menarik
untuk inspeksi in-situ pijakan karena ringan dan dapat dilakukan
dengan cepat oleh satu orang. Selama pengujian, probe didorong ke
kedalaman yang diinginkan dan torsi yang diperlukan untuk mengubah
probe digunakan sebagai ukuran untuk menentukan karakteristik tanah
itu. Pengujian ASTM awal telah menetapkan bahwa metode HPT
berkorelasi dengan baik untuk pengujian penetrasi standar (SPT) dan
Cone Penetrasi Pengujian (CPT) dengan kalibrasi empiris.Plat datar
Dilatometer Test (DMT) adalah probe plat datar sering maju
menggunakan rig CPT, tetapi juga dapat maju dari rig pengeboran
konvensional. Diafragma di piring menerapkan gaya lateral untuk
bahan tanah dan mengukur regangan diinduksi untuk berbagai tingkat
stres diterapkan pada interval kedalaman yang diinginkan.In-situ
tes gas dapat dilakukan di lubang bor pada penyelesaian dan
penyelidikan lubang yang dibuat di sisi lubang persidangan sebagai
bagian dari penyelidikan situs. Pengujian biasanya dengan meteran
portabel, yang mengukur kandungan metana volume persentase di
udara. Oksigen dan karbon dioksida konsentrasi yang sesuai juga
diukur. Sebuah metode yang lebih akurat digunakan untuk memantau
dalam jangka panjang, terdiri dari pipa ledeng pemantauan gas harus
dipasang di lubang bor. Ini biasanya terdiri ditempatkan uPVC pipa
dikelilingi oleh kerikil berukuran tunggal. The 0.5m atas ke 1,0 M
dari pipa biasanya tidak ditempatkan dan dikelilingi oleh pelet
bentonit untuk menutup lubang bor. Katup dilengkapi dan instalasi
dilindungi oleh kran dikunci mencakup biasanya dilengkapi siram
dengan tanah. Pemantauan lagi dengan meteran portabel dan biasanya
dilakukan setiap dua minggu atau bulanan.
Eksplorasi geofisikaMetode geofisika yang digunakan dalam
penyelidikan geoteknik untuk mengevaluasi perilaku sebuah situs
dalam peristiwa seismik. Dengan mengukur kecepatan gelombang geser
tanah yang, respon dinamik tanah yang dapat diperkirakan Ada
beberapa metode yang digunakan untuk menentukan kecepatan gelombang
geser sebuah yaitu.:Metode crossholeMetode downhole (dengan CPT
seismik atau perangkat pengganti)Refleksi gelombang permukaan atau
refraksiSuspensi logging (juga dikenal sebagai PS logging atau
penebangan Oyo)Analisis spektral gelombang permukaan (SASW)Modal
Analisis gelombang permukaan (MASW)Refleksi microtremor
(remi)Sedangkan untuk data pendukung berupa data yang dapatkan dari
hasil pencari jurnal-jurnal, paper mengenai topik penelitian yang
diterbitkan dan berhubungan dengan daerah penelitian.
3.2.3 Tahapan Analisa DataTahapan ini berupa pengolahan data
dalam hal ini Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan
diintegrasikan. Analisis data dilakukan dengan analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan meliputi analisis
laboratorium dan analisis potensi yang memanfaatkan perangkat lunak
komputer. meliputi interpretasi seluruh data menjadi sebuah
kesatuan yang saling berkorelasi. Analisis dan evaluasi data
dimaksudkan untuk mempelajari dan mencari hubungan dari pengaruh
faktor morfologi, geologi, struktur geologi, keairan, tata lahan
dan aktivitas manusia terhadap pengelompokkan geologi teknik serta
pembuatan penilaian geologi teknik, mencakup:0. Mencari hubungan
dan pengaruh sifat fisik dan mekanik tanah/batuan terhadap masalah
geologi teknik;1. Penggambaran peta dan penampang geologi dan
geologi teknik teknik.2. Mencari hubungan kejadian bahaya geologi
dengan kondisi geologi teknik daerah pemetaan/penyelidikan;3.
Analisis daya dukung dan perosokan tanah;4. Analisis kemantapan
lereng terhadap sifat fisik dan mekanik tanah/batuan;5. Penentuan
satuan geologi teknik
Uji laboratoriumBerbagai tes laboratorium dapat dilakukan pada
tanah untuk mengukur berbagai sifat-sifat tanah. Beberapa sifat
tanah yang intrinsik dengan komposisi matriks tanah dan tidak
terpengaruh oleh gangguan sampel, sedangkan properti lainnya
tergantung pada struktur tanah serta komposisi, dan hanya dapat
diuji secara efektif pada sampel relatif tidak terganggu. Beberapa
tes tanah mengukur sifat langsung tanah, sementara yang lain
mengukur "sifat indeks" yang memberikan informasi yang berguna
tentang tanah tanpa langsung mengukur properti yang
diinginkan.Penyusunan satuan geologi teknik dilakukan dengan cara
pengelompokan tanah/batuan yang mempunyai jenis yang sama atau
mendekati sama dari Formasi batuan.Hasil dari pengamatan lapangan
baik berupa pengamatan tanah batuan, penyondiran, pengeboran
tangan, masalah geodinamika (bahaya beraspek geologi) ditambah
dengan data sekunder yang didapat perlu dituangkan dalam peta
geologi teknik.3.2.4 Tahapan Penulisan LaporanTahapan ini berupa
penulisan laporan yang merupakan tahap akhir yang merupakan
keseluruhan akhir hasil studi literatur, analisis data dan
pengolahan data. Pada tahap ini dilakukan setelah tahapan diatas
telah selesai dengan membuat sebuah laporan tertulis mengenai hasil
penelitian, kemudian dikonsultasikan dengan pembimbing terkait
mengenai kesesuaian teori-teori yang ada. Lalu hasil laporan
tersebut dipresentasikan.
Next project
Data Pendukung Stratigrafi Jurnal dan paper
PENYUSUNAN PPROPOSALANALISA DATADATA PRIMER Data CPTU Data
Pengeboran
DATA SEKUNDER Geologi daerah penelitian Data Seismik
Pendukung
PENGUMPULAN DATASTUDI PUSTAKA GEOLOGI REGIONAL PENELITIAN
TERDAHULU KONSEP GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN KONSEP GEOLOGI TEKNIK
KONSEP METODE CPTU
PENDAHULUAN
penampang geologi geologi teknik teknik uantitatif
PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
3.3 PEMBIMBINGPembimbing penelitian tugas akhir terdiri dari dua
orang, seorang dari dosen UNSOED dan seorang dari LIPI yang juga
sebagai pembimbing di lapangan.3.4 Rencana KegiatanPerencanaan
jadwal kegiatan adalah sebagai berikut:Tabel. Rencana Kegiatan
PenelitianNOTahap KegiatanMeiJuniJuli
123412341234
1Studi Literatur
2Pengumpulan Data
3Analisis Data
4Tahap penulisan laporan
5Presentasi dan Evaluasi
* Rencana kerja penelitian dapat berubah sesuai dengan
kesepakatan dengan Lembaga Ilmu Dan Pengetahuan Indonesia
(LIPI).
BAB IVPENUTUP
Kesempatan mahasiswa untuk melakukan penelitian akan sangat
membantu mahasiswa tersebut dalam mengenal dunia kerja sebelum yang
bersangkutan benar-benar terjun ke dalamnya. Hal ini tentunya akan
semakin menambah wawasan mahasiswa untuk menjadi lebih siap
menghadapi tantangan pasar bebas untuk bersaing dengan sarjana luar
negeri. Selain itu, mahasiswa yang semakin siap pakai tentunya akan
semakin mempermudah pihak perusahaan dalam mencari tenaga kerja
yang dibutuhkan.Kesempatan yang diberikan oleh pihak Lembaga Ilmu
Dan Pengetahuan Indonesia (LIPI). kepada penulis, tentunya akan
dimanfaatkan se-optimal mungkin oleh mahasiswa peneliti yang
hasilnya akan disusun dalam bentuk laporan hasil penelitian yang
terbaik bagi Lembaga Ilmu Dan Pengetahuan Indonesia (LIPI). Besar
harapan penulis semoga kegiatan pelitian ini dapat menjalin
kerjasama yang baik dan menguntungkan antara Lembaga Perguruan
tinggi dalam hal ini Universitas Jenderal Soedirman dengan pihak
Lembaga Ilmu Dan Pengetahuan Indonesia (LIPI).
DAFTAR PUSTAKA
ANONIM, 1980.,Pedoman Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanikan
tanah, Departemen Pekerjaan Umum.ASTM, 2004, "Standard Method of
Deep Quasi-Static Cone and Friction-Cone Penetration Tests of
Soil"; ASTM Standard D 3441, ASTM International, West Conshohocken,
PA, 7 pp.ASTM D-5778 "Standard Test Method for Performing
Electronic Friction Cone and Piezocone Penetration Testing of
Soils".Cone Penetration Testing in Geotechnical Practice"; T.
Lunne, P.K. Robertson and J.J.M. Powell. Blackie Academic &
Professional. London. KARL TERZAGHI DAN RALPH B.PECK, 1987,Mekanika
Tanah Dalam Praktek Rekayasa,Alih Bahas Ir. Bagus Wicaksono dan Ir.
Benny Krisna, Penerbit Erlangga. International Reference Test
Procedure for CPT and CPTU - International Society of Soil
Mechanics and Geotechnical Engineering (ISSMGE)
(http://www.issmge.org) Meigh, A.C., 1987 "Cone Penetration Testing
- Methods and Interpretation", CIRIA, Butterworths. Mayne, Paul;
Auxt, Jay A.; Mitchell, James K.; Yilmaz, Recep (October 45,
1995)."U.S. National Report on CPT".Proceedings, International
Symposium on Cone Penetration Testing, Vol. 1 (CPT '95). Linkping,
Sweden: Swedish Geotechnical Society. pp.263276. NOOR ENDAH DAN
INDRASURYA B. MOCHTAR, 1993, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip
Rekayasa Geoteknik), Penerbit Erlangga, Jakarta. PAULUS, P.R.,
1997, Uji Sondir,Interpretasi dan Aplikasinya untuk Perancangan
Pondasi,Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. WESLEY, L.D.,
1976,Mekanika Tanah dan Batuan,Penerbit Pekerjaan Umum, Cetakan ke
VI.
21