BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang terbentuk atau didirikan tentunya bertujuan untuk mencari laba yang besar dengan modal yang sekecil-kecilnya, laba yang diperoleh tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan dimasa kini dan masa yang akan datang. Tiap perusahaan dalam meningkatkan aktivitasnya haruslah didukung dengan tersedianya asset yang cukup dimiliki oleh perusahaan atau dengan kata lain perusahaan tidak terlepas dari kebutuhan akan kecukupan aktiva (asser) yang berupa sumber dari kelancaran usahanya seperti kas, persediaan barang dagangan, aktiva tetap dan lain- lain. Akan tetapi kondisi kas suatu perusahaan tidak selamanya sama atau berubah-ubah. Oleh karena itulah, diperlukan analisa untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelolah kasnya. Analisa sumber dan penggunaan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan yang terbentuk atau didirikan tentunya bertujuan untuk
mencari laba yang besar dengan modal yang sekecil-kecilnya, laba yang diperoleh
tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan dimasa kini dan masa
yang akan datang. Tiap perusahaan dalam meningkatkan aktivitasnya haruslah
didukung dengan tersedianya asset yang cukup dimiliki oleh perusahaan atau
dengan kata lain perusahaan tidak terlepas dari kebutuhan akan kecukupan aktiva
(asser) yang berupa sumber dari kelancaran usahanya seperti kas, persediaan
barang dagangan, aktiva tetap dan lain-lain. Akan tetapi kondisi kas suatu
perusahaan tidak selamanya sama atau berubah-ubah. Oleh karena itulah,
diperlukan analisa untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelolah
kasnya. Analisa sumber dan penggunaan kas merupakan suatu analisa laporan
yang disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode dan
memberikan alasan-alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan
dari mana sumber-sumber kas diperoleh beserta penggunaanya
Kas memiliki tingkat likuiditas yang paling tinggi. kas diperlukan
perusahaan untuk membiayai setiap kegiatan operasi perusahaan sehari-hari
terutama transaksi tunai. Oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi
dengan baik.Semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan semakin tinggi
1
pula tingkat likuiditasnya. Tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat
likuiditas tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar bearti tingkat
perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut
kurang baik dalam mengelolah kas. Hal ini dikarenakan uang kas tersebut tidak
dapat menghasilkan keuntungan dan hanya mengendap dalam perusahaan serta
tidak digunakan untuk kegiatan yang nenguntungkan ataupun digunakan untuk
investasi-investasi lainnya. Sebaliknya kas dalam jumlah yang terlalu kecil akan
mengakibatkan perputaran kas tinggi dan keuntungan yang diperoleh lebih besar
tetapi perusahaan yang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan
likuiditas akhirnya akan berada dalam keadaan tidak likuid. Dengan demikian
besar kecilnya kas yang tersedia pada perusahaan tergantung kepada cara
pengeloloaan atau pengalokasian kas.
Untuk itu diperlukan analisis terhadap sumber dan penggunaan kas agar
dapat diketahui berasal dari mana pebnerimaan (sumber-sumber) kas maupun
penggunaan kas sehingga tercipta jumlah kas yang efektif dan efisien. Dengan
melihat perkembangan sumber dan penggunaan uang kas ini, maka diharapkan
dapat disusun suatu perencanan dan pengawasan terhadap arus kas masuk dan
arus kas keluar sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal.
CV. Putra Pundarika Batam adalah perusahaan yang bergerak dibidang
perdagangan umum baik impor dan ekspor antar pulau. Sebagaimana umumnya
perusahaan ini juga membuat analisa keuangan dalam hal ini neraca, laporan laba
rugi dan laporan perubahan modal dan laporan lainya yang berhubungan dengan
aktivitas keuangan perusahaan yang berguna sebagai sarana informasi bagi
2
perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan bagi perusahaan sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Perusahaan ini
tentunya memerlukan kas yang cukup untuk membiayai usahhanya sehari-hari.
Peranan kas diperusahaan ini sangat penting karena kas akan digunakan untuk
menjamin kelancaran operasional serta menunjung likuiditas perusahan sehingga
dibutuhkan suatu pengelolahan yang baik terhadap kas untuk menghasilkan kas
yang cukup.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menganalisia
sumber dan penggunaan kas dengan menggunakan ratio keuangan berupa ratio
likuiditas dan profitabilitas dengan judul proposal “Analisis Sumber dan
Penggunaan Kas terhadap Tingkat Likuiditas dan Profitabilitas Dalam
Laporan Keuangan Pada CV. Putra Pundarika Batam
2. Batasan Masalah
Agar penulisan proposalini lebih terarah dan sesuai dengan masalah yang
ada, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya yang sehubungan
dengan sumber dan penggunaan kas pada CV Putra Pundarika Batam Penulis juga
menitikberatkan pada laporan keuangan CV Putra Pundarika Batam yaitu neraca
dan laporan laba rugi tahun 2007, 2008 dan 2009.
3
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan data yang didapat dan dari hasil analisis penulis, maka penulis
menemukan permasalah yaitu:
1. BagaimanaPengelolaan Sumber dan penggunaan Kas pada CV. Putra
Pundarika Batam?
2. Apakah perusahan berada dalam keadaan yang likuid. Serta Apakah
Perusahaan mampu menghasilkan laba yang optimal?
3. Apakah Sumber dan penggunaan Kas terhadap Likuiditas dan
Profitabilitas sesuai pada laporan keuangan pada CV. Putra Pundarika
Batam
4. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah:
1. Memenuhi persyaratan kelulusan mahasiswa Universitas Riau Kepulauan
jurusan akuntansi
2. menerapkan ilmu analisa laporan keuangan yang didapat dari bangku
kuliah pada dunia kerja khususnya pada CV Putra Pundarika Batam
3. penulis dapat membuat laporan sumber dan penggunaan kas pada CV
Putra Pundarika Batam
4. Penilis dapat menganalisis sumber dan penggunaan kas pada CV Putra
Pundarika Batam
4
5. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan proposal ini adalah:
1. penulis akan lebih memperdalam pemahaman mengenai mata kuliah
analisa laporan keuangan, khususnya analisa sumber dan penggunaan kas
serta analisa rasio likuiditas dan profitabilitas/rentabilitas
2. memberikan msukan kepada perusahaan sehingga laporan ini didapat
bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan perusahaan
6. Sistematika Penulisan
Proposal ini disusun dalam 6 Bab dan masing-masing bab terbagi
dalam sub-sub bab. Secara sistematis isi dari proposalini disusun sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan dasar, arah dan permasalahan yang akan
dibahas, dengan urutan yaitu latar belakang pemilihan judul,
perumusan masalah, ruang lingkup pembahasan, tujuan dan
manfaat penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika
penulisan.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan secara singkat mengenai teori-teori yang
akan digunakan untuk membantu penulis dalam melakukan analisis
dan pembahasan masalah. Adapun teori-teori yang akan diuraikan
adalah mengenai pengertian dan tujuan laporan keuangan,
pengertian dan tujun analisis laporan keuangan, pengertian kas dan
setara kas, kegunaan dan pengelolaan kas, sumber dan penggunaan
kas, pengertian analisis sumber dan penggunaan kas serta
manfaatnya bagi perusahaan, teknik penyusunan laporan sumber
dan penggunaan kas, jenis ratio keuangan, rasio likuiditas dan
profitabilitas.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang jenis penelitian,waktu
dan tempat penelitian,teknik pengumpulan data dan analisa data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini akan menguraikan gambaran mengenai keadaan CV Putra
Pundarika Batam secara umum, antara lain mengenai sejarah
singkat perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas, aktivitas
perusahaan secara umum, dan penyajian laporan keuangan CV
Putra Pundarika Batam.
6
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan bab pembahasan dari permasalah yang ada serta
analisis terhadap laporan keuangan yaitu analisis neraca
perbandingan, analisis sumber dan penggunaan kas dan analisis
ratio berupa ratio likuiditas dan ratio profitabilitas.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan simpulan dari penulis setelah melakukan
analisis dan pembahasan. Selain itu, pada bab ini juga penulis
mencoba memberikan saran-saran yang mungkin akan membantu
CV Putra Pundarika Batam dalam menghadapi dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
7
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2. Kas dan Setara Kas
2.1 Pengertian Kas dan Setara Kas
Menurut S. Munawir (2004:158) dalam bukunya Analisa Laporan
Keuangan, Kas merupakan: “Aktiva yang paling likuid atau merupkan salah satu
unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya.”
Sedangkan pengertian kas menurut Soemarso (204:296) adalah: “Segala
sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera
dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa kas merupakan
bagian dari aktiva lancar yang memiliki tingkat likuiditas paling tinggi, yang
dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada
nilai nominalnya.
2.2 Kegunaan Kas
Kas diperlukan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya.
Alasan menyimpan kas dijelaskan oleh John Maynard Keynes yang diadaptasi
oleh Agus Sartono (2001:415) yaitu:
1. Kebutuhan untuk transaksi, karena aliran kas masuk tidak sama dengan
aliran kas keluar, maka diperlukan adanya kas untuk melakukan transaksi
8
usaha, seperti membayar tenaga upah kerja, pajak deviden, pengadaan
persediaan.
2. Kebutuhan untuk berjaga-jaga, karena ketidakpastian aliran kas pada masa
datang dan kemampuan meminjam perusahaan untuk menambah
kebutuhan dana. Bila perusahaan dapat mengetahui dengan pasti aliran
kasnya maka kebutuhan kas untuk berjaga-jaga akan relatif kecil.
3. Kebutuhan untuk spekulasi, kebutuhan kas untuk
2.3 Pengelolaan Kas
Sehubungan dengan pengelolaan kas, S Munawir (2004:158) menyatakan
bahwa: Semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin tinggi
pula tingkat likuiditasnya. Tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat
likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat
perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over investment dalam
kas. Ini berarti kesempatan perusahaan dalam menghasilkan laba kecil. Sedangkan
jumlah kas yang relatif kecil akan menghasilkan tingkat perputaran kas yang
tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar tetapi suatu perusahaan
yang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya
perusahaan tersebut akan dalam keadaan illikuid apabila sewaktu-waktu ada
tagihan. Pentingnya pengelolaan kas dalam suatu perusahaan sangat
mempengaruhi aliran kas masuk (sumber kas) dan aliran kas keluar (penggunaan
kas).
9
BambangRiyanto (2001:93) menyatakan: Aliran kas itu, bagaikan darah
yang terus mengalir dalam tubuh perusahaan yang memungkinkan perusahaan itu
dapat melangsungkan hidupnya. Sehingga pengelolaan kas yang kurang efektif
akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
2.2 Sumber dan Penggunaan Kas
Penerimaan (sumber) dan pengeluaran (penggunaan) kas suatu perusahaan
ada yang bersifat rutin atau terus menerus dan ada pula yang bersifat insidentil
atau tidak terus menerus. Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan
menurut S. Munawir (2004:159), pada dasarnya dapat berasal:
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap, atau adanya
penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal
oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek maupunjangka
panjang serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan
kas.
4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang
diimbangi dengan adanya penerimaan kas.
5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau devided dari
investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian
kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
10
Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas menurut S. Munawir
(2004:159) dapat disebabkan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:
1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun
jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas
perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang.
4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya
operasi.
5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pembayaran pajak,denda-
denda dan lain sebagainya.
Adapun sumber dan penggunaan kas menurut Mamduh M Hanafi
(2003:226) yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas atau kegiatan perusahaan
adalah:
1. Aktivitas Operasi
Adalah aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan dan aktivitas
lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Menurut aktivitas
ini, sumber dan penggunaan kas yang terjadi disebabkan oleh adanya kenaikan
atau penurunan dalam aset berupa:
Piutang Dagang
11
Rekening ini berkaitan dengan penjualan kredit yang dilakukan
perusahaan.
Persediaan
Rekening ini berkaitan dengan persediaan yang dimiliki perusahaan.
Aktiva Lancar Lainnya
Rekening ini berkaitan dengan pembayaran dimuka, seperti uang sewa
dibayar dimuka.
Akumulasi Depresiasi
Depresiasi mengurangi laba bersih untuk suatu periode tetapi tidak
mengurangi aliran kas keluar.
Hutang Dagang
Rekening ini berkaitan dengan pembelian yang dilakukan secara kredit.
Hutang Lancar Lainnya
Rekening ini digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional
perusahaan selain pembelian barang dagangan.
Hutang Pajak
Pajak yang akan dibayar dalam jangka waktu dekat sama dengan biaya
pajak pandapatan (yang menjadi pengurang laba bersih) ditambah atau dikurangi
perubahan dalam hutang pajak dalam periode tersebut.
Laba Bersih
Laba bersih dikelompokkan sebagai transaksi operasional.
12
2. Aktivitas Investasi
Adalah aktivitas perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang(aktiva
tidak lancar) dan investasi yang tidak termasuk dalam pengertian setara kas.
Menurut aktivitas ini, sumber dan penggunaan kas yang terjadi disebabkan oleh
adanya kenaikan atau penurunan dalam aset berupa:
Investasi pada surat-surat berharga
Investasi pada anak perusahaan
Harga perolehan aset
Aset lainnya
3. Aktivitas Pendanaan
Adanya aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan
komposisi kewajiban (utang) jangka panjang dan modal (ekuitas) perusahaan.
Menurut aktivitas ini, sumber dan penggunaan kas yang terjadi disebabkan oleh
adanya kenaikan atau penurunan dalam aset berupa :
Hutang Wesel
Hutang Jangka Panjang
2.3 Analisis Sumber dan Pengunaan Kas
2.3.1 Pengertian Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Untuk dapat melakukan analisis terhadap sumber dan penggunan kas terlebih
dahulu kita harus mengetahui pengertian dari analisis sumber dan penggunaan
13
kas itu sendiri. Pengertian analisis sumber dan penggunaan kas menurut Dwi
Prastowo (2001:57) adalah:
Analisis terhadap sumber dan penggunaan kas untuk memperoleh informasi
mengenai sebab-sebab terjadinya surplus (defisit) kas selama periode tertentu,
sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang kas.
Sedangkan menurut S. Munawir (2004:157), analisis sumber dan
penggunaan kas adalah: Analisis terhadap sumber dan penggunaan kas dilakukan
menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan
mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber
kas dan penggunaanya.
Dari pengertian diatas diketahui bahwa dengan melakukan analisis sumber
dan penggunaan kas dapat diketahui dari mana sumber kas dan penggunaannya
sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan terhadap kas.
2.3.2 Manfaat Analisis Sumber dan Penggunaan Kas bagi perusahaan
Penganalisisan terhadap sumber dan penggunaan kas bagi suatu perusahaan
tentunya ada manfaat yang akan diperoleh perusahaan tersebut. Menurut Sofyan
Syafri Harahap (2004:257), dengan melakukan analisis terhadap sumber dan
penggunaan kas, perusahaan dapat mengetahui:
1. Kemampuan perusahaan meng“generate“ kas, merencanakan, mengontrol
arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.
2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih
perusahaan.
14
3. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa
yang akan datang.
4. Memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang akan
datang,
5. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya
terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
2.4 Teknik Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Menurut Bambang Riyanto (2001:346), teknik penyusunan laporan sumber
dan penggunaan kas adalah:
1. Menyusun laporan perubahan neraca, yang menggambarkan perubahan
masing-masing elemen neraca antara dua titik waktu yang akan dianalisis
(bulanan atau tahunan).
2. Mengelompokkan perubahan-perubahan tersebut dalam golongan
perubahan-perubahan yang memperbesar kas dan golongan
perubahanperubahan yang memperkecil jumlah kas.
3. Mengadakan konsolidasi dari semua infomasi tersebut ke dalam laporan
sumber dan penggunaan kas.
2.5 Ratio Keuangan
Analisis berupa ratio keuangan akan dapat menjelaskan atau memberikan
gambaran mengenai baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
15
perusahaan terutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio
pembanding sebagai standar. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tingkat
ratio perusahaan menurut S. Munawir (2004:65) yaitu:
a. Perbedaan letak perusahaan dengan tingkat harga dan biaya operasi yang
berbeda-beda, seperti besar kecilnya perusahaan. Suatu perusahaan yang
mempunyai ukuran yang sama tetapi yang satu terletak di Medan dan yang
lainnya terletak di Yogyakarta akan berakibat ratio yang dihitung juga
akan berbeda.
b. Jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan
yang digunakan dalam operasi mungkin berbeda dengan perusahaan yang
lain, ada yang aktivanya atau alat-alat yang digunakan untuk operasi hanya
menyewa sehingga operating assetsnya kecil. Kemungkinan yang lain
yaitu adanya perusahaan yang memiliki alatalat operasi atau aktiva tetap
yang melebihi dari kebutuhannya.
c. Adanya perbedaan umur kekayaan yang dimiliki di antara
perusahaanperusahaan tersebut. Suatu perusahaan ada yang memiliki
kekayaan yang masih baru, ada yang sudah lama (sudah tua), ada yang
modern, ada yang sederhana dan sebagainya.
d. Perbedaan kebijaksanaan yang dilakukan untuk masing-masing
perusahaan baik dalam menaksir umur kegunaan suatu aktiva tetap,
metode depresiasi dan metode penilaiannya. Perbedaan dalam penilaian
persediaan serta kebijaksanaan dalam pembelian akan mempunyai akibat
16
bahwa jumlah persediaan yang dalam kwantitasnya sama akan mempunyai
nilai yang berbeda dan angka rationyapun akan berbeda.
e. Perbedaan struktur permodalan yang dimiliki oleh perusahaanperusahaan
yang bersangkutan, ada perusahaan yang modalnya sebagian besar
merupakan modal sendiri, ada perusahaan yang modalnya sebagian besar
dari modal asing (dari kreditor) sehingga beban bunga yang ditanggung
cukup besar.
f. Perbedaan sistem dan prosedur akuntansi yang digunakan termasuk
perbedaan-perbedaan dalam klasifikasi biaya, klasifikasi rekening dalam
penyajian laporan keuangan serta periode akuntansi (tahun buku).
2.5.1 Pengertian Ratio Keuangan
Pengertian ratio keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:301)
adalah:
“Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
dan siknifikan (berarti).“
2.5.2 Jenis Ratio Keuangan
Menurut S. Munawir (2004:68) berdasarkan sumber datanya, angka ratio
dapat dibedakan antara:
17
1. Ratio-ratio neraca (balance sheet ratios) yang tergolong dalam kategori ini
adalah semua ratio yang semua datanya diambil atau bersumber pada
neraca, misalnya current ratio, acid test ratio.
2. Ratio-ratio rugi-laba (income statement ratios) yaitu angka-angka ratio
yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari Laporan Rugi-
Laba, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio
dan lain sebagainya.
3. Ratio-ratio antar laporan (interstatement ratios) ialah semua angka ratio
yang penyusunannya datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari
laporan rugi-laba, misalnya tingkat perputaran persediaan (inventory turn
over), tingkat perputaran piutang (account receivable turn over), sales to
inventory, sales to fixed assets dan lain sebagainya.
Penggolongan angka ratio berdasarkan penganalisis yaitu untuk mengetahui
tingkat likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas dari perusahaan yang
bersangkutan. Mahmud M Hanafi (2003:75) mengelompokkan rasio keuangan ke
dalam 5 macam kategori yaitu:
1. Ratio Likuiditas, ratio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
2. Ratio Aktivitas, ratio yang mengukur sejauh mana efektifitas penggunaan
asset dengan melihat tingkat aktivitas asset.
3. Ratio Solvabilitas, ratio yang mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
18
4. Ratio Profitabilitas, ratio yang melihat kemampuan perusahaan
menghasilkan laba (profitabilitas).
5. Ratio Pasar
Ratio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai
buku perusahaan.
Analisis ratio-ratio yang dipergunakan penulis untuk menganalisis laporan
keuangan perusahaan yang berhubungan dengan permasalahan yang dibuat adalah
sebagai berikut:
1. Ratio Likuiditas
Menurut S. Munawir (2004:31) ratio likuiditas adalah: Ratio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
Ratio likuiditas terdiri dari beberapa macam. Adapun beberapa ratio
likuiditas menurut S. Munawir (2004:72) adalah sebagai berikut:
a. Current Ratio
Ratio yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-
kewajiban lancarnya. Biasanya current ratio 200% atau perbandingan antara
aktiva lancar dengan hutang lancar 2:1 sudah memuaskan, karena perusahaan
dapat menjamin hutang lancarnya dengan mencairkan setengah jumlah aktiva
lancarnya.
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
19
X 100%Current Ratio =
b. Acid Test Ratio
Ratio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang menutupi
kewajiban lancarnya. Acid Test Ratio 100% sudah menunjukkan kondisi keuangan
dalam jangka panjang dalam keadaan yang baik.
Kas+Efek+Piutang
Hutang Lancar
c. Cash Ratio
Ratio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek
yang dapat segera diuangkan. Cash Ratio 100% sudah dianggap baik karena
perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya dengan seluruh aktiva yang paling
likuid. Perbandingan antar hutang lancar dengan kas yaitu 1:1
Kas + Efek
Hutang Lancar
2. Ratio Profitabilitas/Rentabilitas
Menurut S. Munawir (2004:33), Ratio profitabilitas atau rentabilitas adalah:
“Ratio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu.”
Ratio profitabilitas atau rentabilitas terdiri dari beberapa macam yaitu sebagai
berikut:
20
Acid Test Ratio= X 100%
Acid Test Ratio= X 100%
a. Gross Profit Margin
Ratio yang menunjukkan persentase dari laba kotor yang dibandingkan
dengan penjualan. Semakin besar Gross Profit Margin semakin baik keadaan
operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa biaya langsung proyek
relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan.
Penjualan Netto – Hpp
Penjualan Netto X 100%
2. Operating Income Ratio
Rasio yang menunjukkan besarnya laba operasi sebelum bunga dan pajak
yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Makin kecil ratio ini menunjukkan
keadaan yang kurang baik bagi suatu perusahaan.
Penjualan – Hpp – By. Adm Penjualan&umum
Penjualan Netto
3. Operating Ratio
Adalah biaya operasi per rupiah penjualan. Menunjukkan besarnya biaya
operasi per rupiah penjualan. Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi
perusahaan, sehingga yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena
berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya operasi juga
tinggi dan yang tersedia untuk laba kecil. Makin besar rasio ini menunjukkan
keadaan yang tidak baik.
21
Gross Profit Margin = X 100%
Operating Income
Ratio = X 100%
Hpp+By. Adm Penjualan&umum
Penjualan Netto
4. Operating Assets Turnover
Adalah ratio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi (operating
addets) terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tersebut. Ratio
ini merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan
di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating assets
berputar dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.
sales
Total Assets
2.6 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
2.6.1 Pengertian Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:2)
adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
Keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca, Laporan Rugi Laba, Laporan
Perubahan Posisi Keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti
misalnya sebagai Laporan Arus Kas atau Laporan Arus Dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari Laporan
Keuangan.
Sedangkan menurut S. Munawir (2004:2), laporan keuangan adalah: Hasil
dari proses akuntasi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
22
Operating Ratio = X 100%
X 1kali d. Assets Turnover =
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Laporan Keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang pada umumnya
berupa neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang dapat digunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.
2.6.2 Tujuan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan tentunya ada tujuan yang hendak dicapai.
Berikut tujuan dari laporan keuangan menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul
Halim (2003:31) yaitu:
1. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditur, dan
pemakai lainnya, sekarang atau masa yang akan datang (potensial) untuk
membuat keputusan investasi, pemberian kredit, dan keputusan lainnya
yang serupa yang rasional.
2. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditur, dan
pemakai lainnya saat ini atau masa yang akan datang (potensial), untuk
memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan kas
dari dividen atau bunga, dan dari penjualan, pelunasan surat-surat berharga
atau hutang pinjaman.
3. Memberi informasi untuk menolong investor, kreditur, dan pemakai
lainnya untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas
masuk bersih ke perusahaan (lembaga).
23
2.7 Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
2.7.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Salah satu tugas penting setelah akhir tahun adalah menganalisis laporan
keuangan perusahaan. Analisis ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah
disusun. Untuk dapat melakukan analisis terhadap laporan keuangan ada baiknya
terlebih dahulu kita mengetahui pengertian dan tujuan analisis laporan keuangan
itu sendiri. Pengertian analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap
(2004:190) yaitu:
Analisis laporan keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi
unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat siknifikan
atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.
Adapun menurut Dwi Prastowo (2002:52), analisis laporan keuangan
adalah: “Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah
laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur
tersebut dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut.”
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa
analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk menelaah unsur-unsur
yang ada dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan.
24
2.7.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein yang diadaptasi oleh
Sofyan Syafri (2004:54) yaitu:
1. Screening
Analisis dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari
laporan keuangan tanpa langsung ke lapangan.
2. Understanding
Analisis dilakukan untuk memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan
hasil usahanya.
3. Forcasting
Analisis dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa
yang akan datang.
4. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalahmasalah
yang terjadi.
5. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola
perusahaan.
Sedangkan menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2003:5) tujuan
analisis laporan keuangan adalah: “Analisis terhadap laporan keuangan suatu
perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas
(keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari
objek penelitian.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Januari 2011 sampai dengan
Maret 2011 pada Bagian Pengelolaan Keuangan pada CV Putra Pundarika Batam
di Ruko Bunga Raya Block B No.16 ( seberang GOR CBN Bandara ) Batam
26
Tabel 3.1 Waktu Penilitian
Tabel III – 1
Skedul Penelitian
No. Jenis KegiatanFeb Mar Apr Mei Jun Jul
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pemilihan Masalah
2.Penyusunan
Laporan
3.Penyusunan Kajian
Teoritis
4. Pengumpulan Data
5. Analisis Data
6.Penyusunan
Laporan Penelitian
3.3 Jenis Data
Adapun data yang penulis gunakan dalam penulisan proposal ini terdiri dari:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung yang memerlukan
pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh
penulis.
b. Data sekunder, yaitu data yang sudah diolah yang bersumber dari kantor
pemerintahan yang diteliti, misalnya sejarah singkat CV Putra Pundarika
Batam, struktur organisasi, dan informasi yang berhubungan dengan
penyajian laporan keuangan.
3.4 Metode pengumpulan data
27
Menurut supranto(2003:13) metode pengumpulan data dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Riset lapangan
yaitu suatu teknik riset yang dilakukan dengan cara mendatangi secara
langsung objek dalam rangka untuk memperoleh data yang diperlukan.
a. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melalui kunjungan
dan tanya jawab langsung kepada pegawai yang mempunyai wewenang
untuk memberikan data dan informasi yang diperlukan
b. Pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengan jalan membaca
semua buku, referensi, dan literatur guna mendapatkan teori-teori yang
dapat dipergunakan sebagai bahan peralatan analisis data yang tersedia.
2. Riset Kepustakaan (Library Research)
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan jalan membaca
semua buku, referensi dan literatur yang berhubungan dengan judul dan
permasalahan yang diamati guna mendapatkan teori-teori yang dapat
dipergunakan sebagai bahan peralatan analisis data yang tersedia.
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam proposalini
adalah:
1. metode riset lapangan berupa observasi dan wawancara kepada pihak
perusahaan
2. riset kepustakaan tentang teori-teori yang berhubungan dengan analisis
sumber dan penggunaan kas.
28
3.5 Definisi Operasional
1. Kas merupakan bagian dari aktiva lancar yang memiliki tingkat likuiditas
paling tinggi, yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat
pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.
2. Analisis sumber dan penggunaan kas dapat diketahui dari mana sumber
kas dan penggunaannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan terhadap kas.
3. “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari perbandingan dari satu
pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan siknifikan (berarti).“
4. ratio likuiditas adalah: Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus
segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih.
5. Ratio profitabilitas atau rentabilitas adalah: “Ratio yang digunakan untuk
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu.”
6. Sumber daya manusia adalah kemampuan dari anggota atau pegawai
dalam melaksanakan tugasnya dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan daerah.
29
7. Perangkat pendukung lainnya adalah ketersediaan perangkat pendukung
yang akan membantu mereka dalam melaksanakan tugas seperti
tersedianya software yang berkaitan dengan kebutuhan mereka.
3.6 Metode Analisis Data
Dalam menganalis data, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu
dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh
sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah
yang dihadapi.
30
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, Mamhud M. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN
Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi
Kedua, jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ikatan Akuntan Indonesia.2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Yogyakarta: