PROPOSAL EVALUASI PROGRAM BELAJAR YANG EFEKTIF MENINGKATKAN
KESIAPAN MENGHADAPI UJIANPROPOSAL EVALUASI PROGRAM BELAJAR YANG
EFEKTIF MENINGKATKAN KESIAPAN MENGHADAPI UJIAN SISWA KELAS XII MAN
2 MEDAN
Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Individu F2 Mata Kuliah Evaluasi
Supervisi BK Semester 5 T.A 2011/2012D I S U S U N OLEH: UMMI
SALAMAH HASIBUAN NIM : 109351040 BK EKS A 09 BIMBINGAN DAN
KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2011
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dewasa ini adalah tidak lain sebagai
bukti nyata dari keberhasilan para kaum terpelajar yang selalu haus
akan ilmu pengetahuan. Mereka tidak pernah menghindari diri dari
perbuatan belajar dan selalu belajar. Menurut Thursan Hakim,
belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia,
dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir,
dan lain-lain kemampuan.
Dalam belajar kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal
yang dapat mengantar kita berhasil dalam belajar. Banyak orang yang
belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapat hasil apa-apa
hanya kegagalan yang ditemui, penyebabnya karena belajar tidak
teratur, tidak disiplin, dan kurang bersemangat, tidak tahu
bagaimana cara berkonsentrasi dalam belajar, istirahat yang tidak
cukup dan kurang tidur. Dalam proses belajar mengajar disekolah,
yang berperan dalam mengubah tingkah laku siswa adalah guru sebagai
pendidik. Tidak hanya mempersiapkan dan menyajikan bahan pelajaran,
akan tetapi guru harus dapat menimbulkan kesiapan belajar yang
diperoleh siswa merupakan pertanda krisis mutu pendidikan karena
apabila kesiapan yang diberikan oleh guru itu rendah akan
mengakibatkan prestasi siswa akan semakin rendah yang mengakibatkan
mutu pendidikan menjadi rendah. Menurut Oemar Hamalik (1998 : 12)
bahwa belajar akan berhasil apabila siswa memiliki kesiapan
seseorang siswa dalam menghadapi ujian terkait dengan cara belajar
siswa, karena cara belajar yang baik memungkinkan untuk siswa untuk
menghadapi ujian. Usaha untuk menumbuhkan kesiapan pada siswa sudah
banyak dilakukan guru mata pelajaran yang bersangkutan dan sulit
dilakukan usaha untuk menumbuhkan kesiapan siswa dalam belajar.
Didalam kegiatan belajar juga sangat diperlukan adanya kesiapan
belajar dan mengarah pada tujuan belajar, Apabila peserta didik
memiliki kesiapan yang tinggi untuk belajar tentu akan mendukung
pencapaian hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu setiap
peserta didik memiliki kesiapan dalam meraih prestasi, maka hasil
belajarnya dapat optimal melalui kesadaran akan bertanggung jawab
dalam belajar, cara-cara belajar yang efisien. Kesiapan dalam
menghadapi ujian berarti harus bersifat proaktif, memperbanyak
latihan dan soal/ baca, mengatur waktu belajar dan mengikuti proses
belajar mengajar sehingga tercapai sasaran kegiatan belajar dan
siswa meraih hasil/ prestasi belajar yang tinggi. Namun
kenyataannya berdasarkan hasil wawancara yang peneliti peroleh dari
guru BK di MAN 2 Medan sebagian besar siswa tidak siap menghadapi
ujian baik ujian semester, ujian akhir sekolah, dan ujian nasional
diakibatkan kurangnya siswa memiliki disiplin belajar, sukar
mengatur waktu, tidak serius memperhatikan guru yang menerangkan
materi pelajaran, kurangnya belajar kelompok dan tidak mengulang
kembali pelajaran disekolah ketika dirumah. Hal ini tentu akan
memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa. Dalam proposal ini
penulis mencoba untuk mengevaluasi keberhasilan dari program
Belajar Yang Efektif Meningkatkan Kesiapan Menghadapi Ujian Siswa
Kelas XII Man
Rantau Prapat . Teknik evaluasi yang digunakan dalam proposal
ini adalah dengan menggunakan model CIPP. Model CIPP merupakan
salah satu model yang paling sering dipakai oleh evaluator. Model
ini terdiri dari 4 komponen evaluasi sesuai dengan nama model itu
sendiri yang merupakan singkatan dari Context, Input, Process dan
Product. Evaluasi konteks (context evaluation) merupakan dasar dari
evaluasi yang bertujuan menyediakan alasan-alasan (rationale) dalam
penentuan tujuan (Baline R. Worthern & James R Sanders : 1979)
Karenanya upaya yang dilakukan evaluator dalam evaluasi konteks ini
adalah memberikan gambaran dan rincian terhadap lingkungan,
kebutuhan serta tujuan (goal). Evaluasi input (input evaluation)
merupakan evaluasi yang bertujuan menyediakan informasi untuk
menentukan bagaimana menggunakan sumberdaya yang tersedia dalam
mencapai tujuan program. Evaluasi proses (process evaluation)
diarahkan pada sejauh mana kegiatan yang direncanakan tersebut
sudah dilaksanakan. Ketika sebuah program telah disetujui dan
dimulai, maka dibutuhkanlah evaluasi proses dalam menyediakan umpan
balik (feedback) bagi orang yang bertanggungjawab dalam
melaksanakan program tersebut Evaluasi Produk (product evaluation)
merupakan bagian terakhir dari model CIPP.
Evaluasi ini bertujuan mengukur dan menginterpretasikan
capaian-capaian program. Evaluasi produk menunjukkan
perubahan-perubahan yang terjadi pada input. Dalam proses ini,
evaluasi produk menyediakan informasi apakah program itu akan
dilanjutkan, dimodifikasi kembali atau bahkan akan dihentikan.
B. RUMUSAN MASALAH Sesuai dengan latar belakang dalam penelitian
ini maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah
Apakah melalui bimbingan teknik belajar yang efektif dapat
meningkatkan kesiapan dalam menghadapi ujian siswa dikelas. C.
TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui
proses pelaksanaan bimbingan teknik belajar yang efektif pada siswa
kelas XII SMA N 1 Medan. 2. Untuk mengetahui kesiapan dalam
menghadapi ujian pada siswa kelas XII SMA N 1 Medan. D. MANFAAT
PENELITIAN
Banyak manfaat yang diperoleh dari suatu penelitian, adapun
manfaat dari penelitian ini adalah untuk : 1. Bagi siswa, sebagai
bahan pembelajaran bagaimana menyiapkan diri dalam menghadapi
ujian. 2. Bagi sekolah, sebagai informasi dalam penyelenggaraan
program pembelajaran bidang studi sebelum ujian berlangsung, serta
dapat mencegah kekurangan kesiapan menghadapi ujian dengan
mempersiapkan diri sebaik mungkin sesuai dengan kondisi. 3. Bagi
peneliti, menjadi nilai tambah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan
serta wawasan dalam pembutan skrip
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KERANGKA TEORITIS 1. Pengertian
Evaluasi Istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan,
masing-masing menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap
hasil kebijakan dan program. Secara umum, istilah evaluasi sapat
disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (ratting)
dan penilaian (assessment) kata-kata yang menyatakan usaha untuk
menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti
yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi
mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan. Ketika hasil kebijakan
pada kenyataan mempunyai nilai, hal ini karena hasil tersebut
member sumbangan pada tujuan atau sasaran, dalam hal ini dikatakan
bahwa kebijakan atau program telah mencapai tingkat kinerja yang
bermakna, yang berarti bahwa masalah-masalah kebijakan dibuat jelas
atau diatasi (Dunn, 1999). Menurut Bryant dan White dalam Kuncoro
(1997), evaluasi adalah upaya untuk mendokumentasikan dan melakukan
penilaian tentang apa yang terjadi. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata evaluasi berarti penilaian hasil. Anderson
(dalam Arikunto, 2004 : 1) memandang evaluasi sebagai sebuah proses
menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan
Stufflebeam (dalam Arikunto, 2004 : 1), mengungkapkan bahwa
evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian
informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan
alternative keputusan.
Fungsi utama evaluasi, pertama memberi informasi yang valid dan
dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh
kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan
public. Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan
kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan
target, nilai diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoperasikan
tujuan dan target. Nilai juga dikritik dengan menanyakan secara
sistematis kepantasan tujuan dan taget dalam hubungan dengan
masalah yang dituju yang dapat menganalisis alternative sumber
nilai (misalnya kepentingan kelompok) maupun landasan mereka dalam
berbagai bentuk rasionalitas (misalnya teknis, ekonomis, legal,
social, substantif). Nugroho (2004 : 185) mengatakan bahwa evaluasi
akan memberikan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai
kinerja kebijakan yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan public. Evaluasi
merupakan cara untuk membuktikan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan dari suatu program, oleh karena itu pengertian evaluasi
sering digunakan untuk menunjukan tahapan siklus pengelolahan
program yang mencakup : a. Evaluasi pada tahap perencanaan
(EX-ANTE). Pada tahap perencanaan, evaluasi sering digunakan untuk
memilih dan menentukan prioritas dari berbagai alternative dan
kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
b. Evaluasi pada tahap pelaksanaan (ON-GOING). Pada tahap
pelaksanaan, evaluasi digunakan untuk menentukan tingkat kemajuan
pelaksanaan program dibandingkan dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. c. Evaluasi pada tahap Pasca Pelaksanaan
(EX-POST) pada tahap pasca pelaksanaan evaluasi ini diarahkan untuk
melihat apakah pencapaian (keluaran/hasil/dampak) program mampu
mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini
dilakukan setelah program berakhir untuk menilai relevansi (dampak
dibandingkan masukan), efektivitas (hasil dibandingkan keluaran),
kemanfaatan (dampak dibandingkan hasil), dan keberlanjutan (dampak
dibandingkan dengan hasil dan keluaran) dari suatu program.
Hubungan ketiga tahapan tersebut sangat erat, selanjutnya terdapat
perbedaan metodelogi antara evaluasi program yang berfokus kerangka
anggaran dengan yang berfokus pada kerangka regulasi. Evaluasi
program yang berfokus pada anggaran dilakukan dengan dua cara yaitu
: penilaian indicator kinerja program berdasarkan keluaran dan
hasil dan studi evaluasi program berdasarkan dampak yang timbul.
Cara pertama dilakukan melalui perbandingan indicator kinerja
sasaran yang direncanakan dengan realisasi, informasi yang relevan
dan cukup harus tersedia dengan nudah sebelum suatu indicator
kinerja program dianggap layak.
Cara yang kedua dilaksanakan melalui pengumpulan data dan
informasi yang bersifat mendalam terhadap hasil, manfaat dan dampak
dari program yang telah selesai dilaksanakan. Hal yang paling
penting adalah mengenai informasi yang dihasilkan dan bagaimana
memperoleh informasi, dianalisis dan dilaporkan. Informasi harus
bersifat independen, obyektif, relevan dan dapat diandalkan.
2. Pengertian ProgramProgram dapat diartikan menjadi dua istilah
yaitu program dalam arti khusus dan program dalam arti umum.
Pengertian secara umum dapat diartikan bahwa program adalah sebuah
bentuk rencana yang akan dilakukan. Apabila program dikaitkan
langsung dengan evaluasi program maka program didefinisikan sebagai
unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi dari kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan
sekelompok orang. Dengan demikian yang perlu ditekankan bahwa
program terdapat tiga unsur penting yaitu : a. Program adalah
realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan. b. Terjadi dalam
kurun waktu yang lama dan bukan kegiatan tunggal tetapi jamak
berkesinambungan. c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan
sekelompok orang.
3. Pengertian Evaluasi program Suharsimi Arikunto dan Abdul
Jabar (2004 ; 14) Evalusi program adalah proses penetapan secara
sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas atau kecocokan
sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas
perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diobservasi dengan
menggunakan standard tertentu yang telah di bakukan. Ralp Tyler,
1950 (dalam Suharsimi, 2007) mendefinisikan bahwa evaluasi program
adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan program sudah dapat
terealisasi. Sedangkan Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971)
evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk
disampaikan kepada pengambil keputusan. Dari berbagai definisi di
atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi program
adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu
program pemerintah yang selanjutnya informasi tersebut digunakan
untuk menentukan alternative atau pilihan yang tepat dalam
mengambil sebuah keputusan. Dengan melakukan evaluasi maka akan
ditemukan fakta pelaksanaan kebijakan public dilapangan yang
hasilnya bisa positif ataupun negative. Sebuah evaluasi yang
dilakukan secara professional akan menghasilkan temuan yang
obyektif yaitu temuan apa adanya; baik data, analisis dan
kesimpulannya tidak dimanipulasi yang pada akhirnya akan memberikan
manfaat kepada perumus kebikan, pembuat kebijakan dan masyarakat.
Tujuan Evaluasi Program Seperti disebutkan oleh Sudjana (2006:48),
tujuan khusus evaluasi program terdapat 6 (enam) hal, yaitu untuk :
a. Memberikan masukan bagi perencanaan program; b. Menyajikan
masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan tindak
lanjut, perluasan atau penghentian program; c. Memberikan masukan
bagi pengambil keputusan tentang modifikasi atau perbaikan program;
d. Memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan
penghambat program; e. Memberi masukan untuk kegiatan motivasi dan
pembinaan (pengawasan, supervise dan monitoring) bagi
penyelenggara, pengelola, dan pelaksana program; f. Menyajikan data
tentang landasan keilmuan bagi evaluasi program pendidikan luar
sekolah. Selanjutnya Sudjana berpendapat bahwa tujuan evaluasi
adalah untuk melayani pembuat kebijakan dengan menyajikan data yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan secara bijaksana. Oleh
karenanya evaluasi program dapat menyajikan 5 (lima) jenis
informasi dasar sebagai berikut : 1. Berbagai data yang dibutuhkan
untuk menentukan apakah pelaksanaan suatu program harus
dilanjutkan. 2. Indicator-indikator tentang program-program yang
paling berhasil berdasarkan jumlah biaya yang digunakan. 3.
Informasi tentang unsur-unsur setiap program dan gabungan antar
unsur program yang paling efektif berdasarkan pembiayaan yang
diberikan sehingga efisiensi pelaksanaan program dapat
tercapai.
4.
Informasi untuk berbagai karakteristik sasaran program-program
pendidikan sehingga para pembuat keputusan dapat menentukan tentang
individu, kelompok, lembaga atau komunitas mana yang paling
menerima pengaruh dari pelayanan setiap program.
5.
Informasi tentang metode-metode baru untuk memecahkan berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan evaluasi pengaruh program.
4. Bimbingan Belajar yang Efektif Pada awal bab ini peneliti
memulai dari pengertian bimbingan belajar yang efektif. Menurut
Deni Setiawan, bimbingan belajar dapat diartikan sebagai proses
pemberian bantuan dari guru atau guru pembimbing pada siswa agar
terhindar dari kesulitan belajar, yang mungkin muncul selama proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang
optimal. Optimal dalam konteks belajar dapat dimaknai sebagai siswa
yang efektif, dan prestatif. Pendapat diatas memberi makna bahwa
bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan secara
terus menerus dan sistematis kepada individu dan peserta-peserta
didik dalam memecahkan masalah yang dihadapinya yang berkaitan
dengan kegiatan belajar. Adapun Privat atau bimbingan individu
menunjukan usah-usaha yang sistematis dan berencana membantu
peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi masalah yang
sedang dihadapinya. Sedangkan belajar kelompok merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk membahas
suatu materi dalam pelajaran yang sedang dihadapinya. Mengapa perlu
bimbingan belajar, ada beberapa fungsi bimbingan belajar. Menurut
Deni Setiawan : Mencegah kemungkinan timbulnya masalah dalam
belajar Menyalurkan siswa sesuai dengan bakat dan minatny sehingga
belajar dapat berkembang secara optimal Agar siswa dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar Perbaikan terhadap
kondisi-kondisi yang mengganggu proses belajar Upaya untuk
mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar siswa Tujuan
bimbingan belajar secara umum adalah membantu siswa siswi agar
dapat penyesuaian yang baik didalam situasi belajar secara efisien
dengan kemampuan yang dimilikinya dan mencapai perkembangan yang
optimal. Dalam bimbingan belajar diharapkan siswa siswi melakukan
penyesuaian yang baik dalam situasi belajar secara optimal mungkin
sesuai dengan potensi-potensi, bakat yang ada padanya.
Manfaat bimbingan belajar adalah Menurut Mudjono (2006)
bimbingan belajar merupakan bagian terpenting bagi peserta didik
dituntut untuk bisa berkompetensi. Oleh karena itu siswa diharapkan
mengikuti bimbingan belajar sebagai alat untuk menghadapi tantangan
dimasa depan. Selain itu, manfaat dari bimbingan belajar adalah
dapat membuat siswa semakin kreatif pada kegiatan belajar mengajar,
dan dapat meningkatkan prestasi dalam sekolahnya. Maka sangat
penting bagi peserta didik untuk mengikuti bimbingan belajar agar
mereka mampu bersaing dengan tuntutan zaman pada saat ini. Menurut
Hilgard, yang di akses 25 oktober 2008 bahwa bimbingan keterampilan
belajar adalah suatu kemahiran atau keahlian memproses perubahan
tingkah laku yang potensi terhadap situasi tertentu yang diperoleh
dari pengalaman yang dilakukan secara berulang hingga mampu
menguasai hal itu. Inger mengatakan bahwa bimbingan belajar adalah
suatu pemberian bantuan dalam memberikan perubahan-perubahan
perilaku terampil yang potensial tercermin sebagai akibat dan
latihan dan pengalaman masa lalu terhadap situasi tugas tertentu
atau perubahan tingkah laku dan perubahan kecakapan dalam belajar
yang mampu bertahan dalam waktu tertentu dan bukan berasal dari
proses pertumbuhan. Menurut Mike Hernarki, (1999), bimbingan
belajar sekolah diberikan guru pembimbing kepada siswa untuk
meningkatkan kemampuannya dalam membaca, mencatat, konsentrasi,
mengingat, aktif dalam mengikuti pelajaran. Latihan untuk
meningkatkan keterampilan belajar yang diberikan dalam
bimbinganbelajar biasanya mencakup: teknik membaca, teknik
mencatat, teknik berkonsentrasi, secara aktif mengikuti pelajaran,
teknik mengingat. Teknik Membaca Ada beberapa materi yang dapat
dilatih dalam keterampilan membaca yaitu penggunaan tanda baca.
Adapun metode yang dipergunakan dalam keterampilan membaca adalah
membaca satu persatu, membaca secara bersamaan, membaca kedepan dan
lain sebagainya. Sedangkan alat yang dipergunakan antara lain bahan
bacaan, buku pelajaran Menurut Farida Rahim (2008) Ada beberapa
teknik untuk meningkatkan keterampilan membaca yaitu : a.
Menyiapkan diri, yaitu keadaan mental dan fisik merupakan kunci
penting untuk menjadi pembaca istimewa. Luangkan waktu beberapa
saat sebelum sesi membaca untuk menyesuaikan keadaan fisik dan
mental.
b.
Meminimalkan gangguan, yaitu mencari tempat yang tenang dan
damai untuk membaca. Cobalah untuk mendengarkan musik yang bertempo
60 ketuk permenit. Karena musik dapat membawa orang dalam suasana
santai tetapi juga siaga karena musik merangsang denyut jantung.
Selain itu, menyibukkan otak kanan anda bebas, symbol membiarkan
otak kiri yang logis memusatkan perhatian pada tugas yang ada.
c.
Duduklah dengan sikap tegas, yaitu ratakan telapak kaki diatas
lantai dan bukalah buku diatas meja atau bangku dihadapan anda.
d. Luankan waktu beberapa saat untuk menyenangkan pikiran anda,
yaitu tutuplah mata, tarik nafas panjang dan biarkan diri yang
relaks sambil membayangkan suatu tempat yang sangat tenang. Sambil
tetap memejamkan mata biar mata anda bergerak keatas di balik
pelupuk mata yang tertutup selama beberapa saat sambil melihat,
mendengar, dan merasakan tempat yang tenang itu. Ketika membuka
mata, sadarilah betapa santainya keadaan anda. Lihatlah keatas,
kemudian gerakkan mata kearah buku dan mulailah membaca. e. Gunakan
jari anda atau alat penunjuk lainnya, karena mata secara alamiah
mengikuti benda yang bergerak, maka akan membantu bila anda
penunjuk yang dapat diikuti saat mata bergerak kebagian bawah
halaman. Doronglah mata anda dengan cepat dari pada kecepatan
membaca anda selama ini. Bertahanlah untuk tidak berhenti ataupun
mengulang. f. Melihat sekilas lebih dahulu bacaan yaitu sebelum
membaca lihatlah sekilas bahan bacaan anda seolah-olah sedang
melihat-lihat dietalase toko sebelum membeli.
Teknik Mencatat Materi dalam bimbingan keterampilan mencatat
antara lain adalah dengan mencatat tanpa di dikte. Adapun metode
yang dipergunakan adalah mencatat di dalam buku catatan dan
mencatat kedepan. Sedangkan alat yang dipergunakan dalam mencatat
adalah pena, pensil, kapur dan alat tulis lainnya.
Teknik Berkonsentrasi Materi pelajaran yang menarik perhatian
siswa biasanya akan membuat mereka berkonsentrasi. Metode yang
digunakan antara laian melalui suara yaitu intonasi suara yang
berirama dalam memberikan penjelasan dan melalui gerakan badan.
5. Kesiapan Menghadapi Ujian
Ujian adalah bagian penting dalam pendidikan, tidak ada sekolah
tanpa ujian yang dilakukan bertujuan mengetahui tingkat penguasaan
atau pemahaman siswa sampai dimana siswa itu mencapai tujuan yang
diharapkan dari mata pelajaran. Menurut Idrus H. A dalam kamus
bahasa Indonesia dan pustaka (1996) menyatakan hal atau keadaan.
Jadi disiapkan dalam menghadapi ujian dapat diartikan siswa dalam
keadaan siap menghadapi ujian. Berdasarkan hasil ujian dapat
ditentukan keberhasilan dan prestasi belajar siswa akan berhasil
jika ia mempersiapkan diri dengan sebaiknya. Ujian juga merupakan
suatu kondisi yang harus dihadapi bagi setiap siswa baik sebelum,
sedang, maupun sesudah mengikuti persekolahan. Ujung dari semua
kegiatan akademik yang diikuti oleh siswa adalah ujian. Dalam ujian
siswa diharakan senantiasa siap untuk menghadapinya karena kesiapan
dapat membantu siswa untuk menghadapi ujian dengan tenang tanpa ada
rasa terganggu dan cemas. Siswa tidak siap untuk menghadapi ujian
akan memberikan dampak negative dalam hasil ujian nantinya. Winarno
Surakhman mengatakan Menempuh ujian dengan persiapan yang matang
akan sangat berbeda dari menempuh ujian tanpa persiapan. Menurut
Syaiful Bahri Djomaroh 2002 : 126 Kesiapan-kesiapan apa saja yang
dilakukan untuk menghadapi ujian ? Hal ini terjawab dengan
mengikuti uraian berikut ini : a. Kesiapan Menjelang Ujian Dari
dulu waktu kewaktu, dari hari kehari, dari bulan kebulan, belajar
sudah dilakukan dengan rutin. Tidak tersa masa ujian akan dating.
Tetapi menghadapi kedatangan masa ujian jangan dikwatirkan, karena
anda sudah belajar dengan rutin setiap hari. Dalam menghadapi masa
ujian, anda perlu mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan
dengan masalah perbaikan-perbaikan untuk mengingat kembali
bahan-bahan yang telah dipelajari dengan melakukan sebagai berikut
: 1. Membaca ulang kembali baik pelajaran maupun
rangkuman-rangkuman. 2. Memperbaiki catatan dan menyempurnakannya.
3. Membuat iktisar yang lebih praktis dan mudah diingat. b. Sebelum
Ujian Ada tiga persiapan yang diperlukan anda lakukan sebelum ujian
yaitu : 1. Berdoa 2. Menenangkan hati 3. Mempersiapkan alat-alat
tulis c. Pada waktu UJian Yang perlu anda lakukan pada waktu ujian
qadalah sebagai berikut :
1. Dapat menyelesaikan soal ujian 2. Membaca soal dengan tenang
3. Terlebih dahulu mengerjakan soal yang bias dijawab 2. Kiat- Kiat
Menghadapi Ujian Berikut ini akan diuraikan kiat-kiat menghadapi
ujian : 1. Hadapilah ujian dengan tenang dan proporsional Hadapilah
ujian ini dengan sikap tenang dan proporsional bahwa ujian sebagai
sesuatu yang harus dihadapi, dilalui. Sikap tenang akan
memungkinkan kita menyusun rencana menentukan strategi dan
menjalaninya dengan senang 2. Bersikaplah Proaktif Proaktif adalah
suatu sikap yang beranggapan bahwa kita sendirilah yang menentukan
keberhasilan dan kegagalan dalam hidup ini, termasuk dalam
menghadapi ujian semester dan ujian nasional. Yakinlah bahwa kerja
keras dan usha keras yang kita lakukan akan membuahkan hasil 3.
Buatlah Rencana Menghadapi ujian dapt diibaratkan sebagai
perjalanan menuju sukses. Sebagai perjalanan sukses, sudah
sepatutnya kita membuat perencanaan. 4. Perbanyaklah Latihan soal
dan baca Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh lembaga bimbingan
belajar adalah para siswa banyak berlatih memecahkan soal-soal
dengan cepat. Kita dihadapkan pada soal-soal yang harus dijawab dan
dipecahkan dengan tepat. Dengan sering kita berlatih maka kita
terbiasa dan terlatih, sehingga tidak cemas dan grogi dalam
menghadapi soal. 5. Belajar Kelompok Belajar kelompok merupakan
salah saru cara yang dapat dipakai para siswa untuk berbagi dengan
teman yang lain dalam memecahkan soal dan saling menguatkan
motivasi belajar dan prestasi. Para siswa dari pada banyak bermain
dan membuang-buang waktu dengan percuma, manfaatkanlah dengan cara
belajar yang berkelompok dengan teman disekolah atau sekitar tempat
tinggal kita.
BAB III METODE EVALUASI A. Model evaluasi Model evaluasi yang
digunakan yaitu menggunakan model CIPP. Model CIPP terdiri dari
Contect, Input, Process dan Product. Berdasarkan program belajar
efektif dan efisien yang ada maka bagian-bagian dari ke 4 huruf
tersebut yaitu: 1. Contect Konteks (context), merupakan situasi
atau latar belakang yang mempengaruhi tujuan dan strategi yang
dikembangkan, misalnya: kebijakan departemen atau unit kerja yang
bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja, dan
masalah ketenagaan yang dihadapi unit kerja. 2. Input Masukan
(input), mencakup bahan, peralatan, dan fasilitas yang disiapkan
untuk keperluan program, misalnya: dokumen kurikulum dan bahan ajar
yang dikembangkan, staf pengajar yang bertugas, sarana/prasarana
yang tersedia, dan media pendidikan yang digunakan. 3. Process
Proses (process), merupakan pelaksanaan nyata dari program
pendidikan di kelas atau lapangan yang meliputi: pelaksanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan evaluasi, dan pengelolaan program. 4.
Product Hasil (product), yaitu keseluruhan hasil yang dicapai oleh
program. Hasil utama yang diharapkan dari program produktif adalah
meningkatnya kompetensi siswa sesuai bidang keahliannya
TABEL PENELUSURAN DATA DAN INSTRUMEN DATA EVALUASI PROGRAM
MENGGUNAKAN MODEL CIPP Evaluasi Program Belajar yang Efektif
Meningkatkan Kesiapan Menghadapi Ujian Siswa Kelas XII MAN 2
Medan
NO Variabel/Dimensi
Aspek
Kriteria M.Peng.data Instrumen Sumber data Observasi Wawancara
Siswa siswa takut tidak Wali kelas Guru bidang studi
1.
C ( Conteks)
Siswa
yang
Test
mengalami kesulitan dalam ujian Motivasi untuk mengikuti
mengikuti ujian. Minat untuk belajar efektif agar siap
mengikuti ujian. Kebutuhan siswa dalam belajar efektif agar siap
mengikuti ujian. Metode digunakan pembelajaran 2. I (Input)
Menentukan siswa yang program Menentukan strategi pembelajaran akan
yang akan ikut Analisis dokumen DKN yang dalam
diberikan
kepada siswa Menentukan pada mata pelajaran apa pelaksanaan
program dan siapa yang menjalankan program akan
Menyediakan media pembelajaran akan digunakan Menentukan tempat
dan pelaksanaan program Pelaksanaan program Penggunaan Belajar yang
Efektif Meningkatkan Kesiapan Menghadapi Ujian. Mencatat respon apa
yang diberikan siswa Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang
dialami selama program dilaksanakan 4. P ( Produk ) Jumlah siswa
yang mengalami perubahan terhadap Belajar yang Efektif Meningkatkan
Kesiapan Menghadapi Ujian Minat dan motivasi siswa dalam Belajar
yang Efektif Observasi Wawancara Non-Tes waktu yang
3.
P ( Proses)
Non-test
Meningkatkan Kesiapan Menghadapi Ujian
B. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian ini
berdasarkan pada satu pemikiran bahwa disatu sisi sikap guru
bimbingan dan konseling merupakan sesuatu usaha pengarahan dan
pembinaan bimbingan teknik belajar efektif siswa yang baik
disekolah. Koertoer, (2000:32) menyatakan ada tidaknya minat
seseorang individu dalam melakukan aktivitas dan golongan nya
sangat ditentukan oleh motivasi yang dimiliki atau seseorang
pelajar untuk meningkatkan prestasinya dientukan oleh kuat tidak
nya motivasi yang membatasi minat tersebut. Karena itu adalah
layanan bimbingan dan konseling dilakukan secara kontiniu,
sistematis, dan terencana dengan berpedoman pada prisip bimbingan
dan konseling dan bimbingan yang dimaksudkan untuk menyelamatkan
siswa dari ketidak siapan menghadapi ujian. Koertoer,(2000: 32)
menyatakan : Ada tidaknya minat seseorang individu dalam melakukan
aktivitas belajarnya sangat ditentukan oleh motivasi yang dimiliki
seseorang pelajar untuk menyingkapkan prestasinya ditentukan oleh
kuat tidaknya motivasi yang membatasi minat tersebut. Disisi lain,
siswa sering menimbulkan masalah selama belajar disekolah atau
tidak siap menghadapi ujian. Hal ini dikarenakan siswa tidak dapat
bimbingan teknik belajar yang efektif. Tentu saja memerlukan
penanganan khusus agar siswa tidak terus menerus menimbulkan
masalah yang mengakibatkan ketidaksiapan menghadapi ujian siswa
disekolah baik ujian semester, ujian nasional, dan ujian akhi.
Sekolah. Karena itu adalah tugas dan peranan guru pembimbing untuk
menjembatani penanganan masalah yang dihadapi siswa selama belajar
disekolah dengan menggali masalah bimbingan teknik belajar yang
efektif melalui proses bimbingan dan konseling sehingga siswa dapat
mengatasi masalah yang dihadapinya dan siswa dapat membina agar
tidak menimbulkan masalah selama belajar disekolah. Secara tegas
sikap guru pembimbing konseling dalam mengalami siswa khususnya
dalam hal kasiapan menghadapi ujian dalam belajar sangat dibutuhkan
demi tujuan yang diharapkan. C. Tempat Waktu Evaluasi Subjek dari
penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XII MAN 2 Medan
tahun ajaran 2011-2012 berjumlah 40 orang siswa.
D. Prosedur Kegiatan Sesuaia dari penelitian ini,yaitu
penelitian tindakan kelas maka penelitian ini memiliki tahap yang
berupa sesuatu siklus sebagai berikut : 1 Siklus 1 yang
Tujuan siklus 1 adalah mengaplikasikan model bimbingan teknik
belajar efektif dirancang pada penelitian ini untuk meningkatkan
kesiapn menghadapi ujian.
Pra Penelitian Mengurus izin penelitian Identifikasi masalah,
peneliti bersama guru BK duduk bersama menemukan masalah yang
penting dan harus segera diatasi Siswa kelas XII MAN 2 Medan Tahun
Ajaran 2011/2012. Hasil pendapat bersama guru Bk ditemukan adanya
masalah yang sebagian besar dialami siswa adalah ketidaksiapan
menghadapi ujian. Peneliti melakukan pengamatan yang menggunakan
daftar ceklist untuk melihat gejala ketidaksiapan siswa menghadapi
ujian di kelas.
a. 1.
Perencanaan Mengidentifikasikan berbagai hal terkait dengan
masalah melakukan pengamatan melalui daftar ceklis untuk melihat
gejala kesiapan menghadapi ujian pada saat belajatr di kelas dan
wawancara yang di lakukan dengan guru BK.
2. Penelitian direncanakan 2 siklus 3. Menyusun satuan layanan
4. Membuat format observasi pembelajaran 5. Membuat brosur dan
media pembelajaran 6. Menyiapkan kelengkapan administrasi : alat
evaluasi dan daftar wawancara b. Tindakan/ aksi Pada kegiatan ini
tindakan dilakukan peneliti bersama guru BK menerapkan metode
Bimbingan teknik belajar yang efektif di kelas XII. Penerapan cara
belajar melalui metode bimbingan teknik belajar yang efektif ini
adalah bertujuan untuk meningkatkan kesiapan mengahadapi ujin.
Langkah langkah tindakan yang di berikan siswa adalah sebagai
berikut : i. ii. Pembukaan/pemberian salam (5 menit) Peneliti dan
guru BK membagi siswa dalam bebrapa kelompok, satu kelompok yang
beranggotakan 5 orang secara hetrogen (campuran menurut jenis
kelamin, suku, prestasi dan lain-lain). Pembagian di berikan waktu
selama 10 menit.
iii.
Setelah membentuk kelompok.peneliti menyampaikan materi
pembelajaran dengan memberikan layanan informasi dan pembagian
brosur kepada siswa (15 menit ). Setelah itu barulah kegiatan
kelompok dengan memberikan selembar kertas kepada se tiap siswa
dalam satu kelompok untuk mengungkapkan perasanya ketika menghadapi
ujian. Pada kegiatan, ini siswi-siswi diharapkan supaya tidak
bekerja sama daolam kelompoknya
iv.
setelah pengungakapkan perasaan setiap siswa dalam satu
kelompok, barukah siswa membahas dan mendiskusikan cara-cara
mengatasi perasaan siswa yang belum tepat di dalam kelompok
masing-masing. Selanjutnya peneliti menanyakan kepada kelompok
masingmasing apa saja persiapan yang perlukan dalam menghadapi
ujian nantinya (25 menit)
v.
setelah 25 menit berlalu dan setiap kelompok menyerahkan hasil
diskusi masing-masing, barulah peneliti menyimpulkan hasil diskusi
setiap kelompok juga peneliti memberiakn penjelasan tentang materi
yang diberikan melalui teknik mebaca,teknik mencatat, dan teknik
bekonsentrasi untuk meningkatkan kesipan menghadapi ujian.
vi.
Selam 30 menit penjelasan mengenai materi berlangsung antara
peneliti dan siswa, maka selesailah bimbingan belajar melalui
bimbingan teknik bimbingan belajar yang efektif diberikan kepada
siswa. Peneliti bersama guru BK bersama-sama memberikan evaluasi
kepada siswa yaitu menerapkan apa tujuan serta kesan dari tindakan
yang baru sajadialami mereka. Diharapkan adanya kesan serta
perubahan yang dilalui siswa sepanjang kegiatan berlangsung. c.
Observasi Observasi dilaksanakan selama proses tindakan dilakukan.
Alat observasinya berupa daftar evaluasi dan daftar wawancara :
Aspek yang diobservasi adalah : 1. Seberapa jauh pelaksanan model
bimbingan teknik belajar yang efektif sesuai dengan rencana
tindakan 2. Seberapa jauh pelaksanaan model bimbingan teknik yang
belajar efektif dan menunjukan tanda-tanda akantercapianya tujuan
tindakan 3. Apakah dampak positif dan tindakan 4. Apakah dampak
negatif dan tindakan d. Refleksi Pada tahap ini peneliti
mengkaji,menganalisis, diprediksikan hal-hal yang terkait bimbingan
teknik belajar yang efektif dan kesiapan menghadapi ujian. e.
Evaluasi
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi terhadap bimbingan
belajar yang di rancang dan kesiapan siswa menghadapi ujian.
Kegiatan ini berfungsi untuk mencari tahu seberapa besar tingkat
keberhasilan dari tindakan yang dilakukan. Tingkat keberhasilan
ditentukan 75% dari jumlah siswa memiliki kriteria siap mengikuti
ujian. Untuk jelasnya berikut ini akan dikemukakan peneliti
tindakan yang di lakukan peneliti seperti yang terlihat pada skema
di bawah ini : Indikator menghadapi ujian 1. Persiapan menjelang
ujian Membaca ulang kembali baik catatan pelajaran Memperbaiki
caatatan dan menyempurnakan membuat ikhtisaryang lebih praktis dan
mudah diingat 2. Persiapan sebelum ujian Berdoa Menerangkan diri
dengan rileksi Mempersiapkan alat tulisan E. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas XII IPA MAN 2
Medan yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa 158 orang.
Sampel dalam penelitian dipilih dua kelas yang mewakili populasi
yaitu pada kelas XII IPA-1 dengan jumlah siswa 38 orang.
Pengambilan sampel dan penentuan kelas sampel dalam penelitian
diambil secara acak atau yang disebut cluster random sampling. F.
Pengumpulan Data a) Observasi Observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara
sistematik.Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan
setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian
dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati
tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa
harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan. Berdasarkan
observasi yang dilakukan oleh guru yang mengajar dikelas, penilaian
guru terhadap keterampilan berbicara siswa sebelum pelaksanaan
program dikelas masih kurang baik, hal itu tampak dari penugasan
yang diberikan pada siswa melalui diskusi, prenstasi, bertanya, dan
menaggapi. Hal lain yang tampak adalah, siswa hanya mau berbicara
ketika ditunjuk oleh guru saja, masih banyak sisea yang mali-malu (
tidak percaya
diri) dalam menyampaikan tanggaapan, dan kelancaran siswa dalam
berbicara masih kurang terlihat dari penggunaan struktur kata dan
kalimat yang masih kurang. b) Wawancara Wawancara merupakan suatu
teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan
sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya
jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I.Djumhur
dan Muh.Surya, 1985). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang
mengajar dikelas menyatakan bahwa Permasalahan tentang keterampilan
berbicarat t imbul diantaranya karena : 1. Siswa takut
mengungkapkan ide kepada teman-teman 2. Kesulitan menemukan topik
atau bahan pembicaraan 3. Siswa kurang percaya diri terhadap
kemampuan berbicaranya 4. Guru belum menggunakan strategi yang
tepat dalam menyampaikan materi pelajaran
c) Insrumen Instrumen merupakan alat yang digunakan sebagai
pengumpul data dalam suatu penelitian. d) Sumber atau responden
Data yang diperoleh didapat melalui siswa, daftar kumpulan nilai,
guru mata pelajaran, wali kelas, proses pembelajaran di kelas,
kondisi ruang kelas. G. Analisis Data Analisis data yang dipakai
dalam penelitian ini adalah teknik analisis persentase (dalam Anas
Sudijono) dan analisis kualitatif data ( alam sugiono,2006), yaitu
: 1. Analisis presentase Analisis ini diilakukan untuk mengetahui
berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan dalam penelitian
ini. Hal ini dilihat dari seberapa persenkah tingkat dicapai dari
aktifitasnya belajarnya dengan rumus. x 100 % keberhasilan yang
Tabel : (Sugiono, 2006) Keterangan : P = angka presentase F =
jumlah siswa yang mengalami perubahan N = jumlah seluruh siswa
2. Analisis kualitatif data Analisis data dilakukan sebelum
peneliti memasuki lapangan, selama dilapangan,setelah selesai
dilapangan. a. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut : Reduksi data, yaitu dengan merangkum data,
memilih hal-hal yang pokok dari data, memfokuskan pada hal- hal
penting. Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk daftar ceklist
yang kriterianya sudah ditentukan sebelum memasuki lapangan. b.
Kesimpulan atau vertisifikasi, yaitu kesimpulan yang dibuat
berdasarkan temuan dari yang sebelumnya belum ada,temuan tersebut
beupa deskripsi yang jelas. H. Kriteria Keberhasilan Kriteria
keberhasilan program yang digunakan dengan kriteria kuantitatif.
Kondisi maksimal yang diharapkan untuk peningkatan program belajar
efektif dalam mengatasi masalah sebelum ujian diperhitungkan 100%.
Dalam evaluasi program ini menggunakan empat kategori nilai maka
antara 1% dengan 100% dibagi rata sehingga menghasilkan kategori
sebagai berikut: Nilai 4 (Baik sekali), jika mencapai 76-100% Nilai
3 (Baik), jika mencapai 51-75% Nilai 2 (Cukup), jika mencapai
26-50% Nilai 1 (Kurang), jika mencapai