Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN Untuk kata2 arab menggunakan tradisional arabic 18 pt. A. Latar Belakang Masalah Wudhu merupakan salah satu cara bersuci sebelum mengerjakan sholat. Bertujuan untuk menghilangkan najis yang melekat pada dirinya, Baik hadast kecil maupun hadast besar yang kasat mata. Madrasah Ibtidaiyah darunnajah Kloposepuluh merupakan MI yang berada di daerah Jawa Timur tepatnya di kabupaten Sidoarjo. MI Darunnajah kloposepuluh menghadapi masalah yang cukup dalam pembelajaran Fiqih, terutama dalam mempraktikkan tata cara berwudhu. Hal ini ditunjukkan dengan nilai mata pelajaran Fiqih siswa siswi kelas I yang belum mencapai KKM. Hal ini ditunjukkan pada Uji Kompetensi pada tanggal 19 september 2014 dimana yang berhasil mencapai KKM hanya 12 anak dari 28 anak Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan di Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah Kloposepuluh merupakan Madrasah Ibtidaiyah swasta yang berada di jalan Desa Kloposepuluh dusun Pasegan Wetan kecamatan Sukodono kabupaten Sidoarjo. MI Darunnajah memiliki dua gedung sekolahan yang terpisah. Sebelah timur digunakan untuk RA di lantai bawah dan kelas 4, 5 dan 6 di lantai atas. Sedangkan untuk bagian barat terdapat kantor kelapa sekolah, ruang guru, perpustakaan, ruang tata usaha, UKS, kelas 1, 2 dan 3. MI Darunnajah mengalami permasalahan dalam pembelajaran Fiqih tepatnya pada praktik tata cara berwudhu.
30

Proposal Bu Evi

Dec 26, 2015

Download

Documents

St. Welasti N.

PROPOSAL
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Bu Evi

1

BAB I

PENDAHULUAN

Untuk kata2 arab menggunakan tradisional arabic 18 pt.

A. Latar Belakang Masalah

Wudhu merupakan salah satu cara bersuci sebelum mengerjakan sholat.

Bertujuan untuk menghilangkan najis yang melekat pada dirinya, Baik hadast kecil

maupun hadast besar yang kasat mata.

Madrasah Ibtidaiyah darunnajah Kloposepuluh merupakan MI yang berada di

daerah Jawa Timur tepatnya di kabupaten Sidoarjo. MI Darunnajah kloposepuluh

menghadapi masalah yang cukup dalam pembelajaran Fiqih, terutama dalam

mempraktikkan tata cara berwudhu. Hal ini ditunjukkan dengan nilai mata pelajaran

Fiqih siswa – siswi kelas I yang belum mencapai KKM. Hal ini ditunjukkan pada Uji

Kompetensi pada tanggal 19 september 2014 dimana yang berhasil mencapai KKM

hanya 12 anak dari 28 anak

Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan di Madrasah

Ibtidaiyah Darunnajah Kloposepuluh merupakan Madrasah Ibtidaiyah swasta yang

berada di jalan Desa Kloposepuluh dusun Pasegan Wetan kecamatan Sukodono

kabupaten Sidoarjo. MI Darunnajah memiliki dua gedung sekolahan yang terpisah.

Sebelah timur digunakan untuk RA di lantai bawah dan kelas 4, 5 dan 6 di lantai atas.

Sedangkan untuk bagian barat terdapat kantor kelapa sekolah, ruang guru,

perpustakaan, ruang tata usaha, UKS, kelas 1, 2 dan 3. MI Darunnajah mengalami

permasalahan dalam pembelajaran Fiqih tepatnya pada praktik tata cara berwudhu.

Page 2: Proposal Bu Evi

2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dalam proses pemahaman materi

wudhu pada siswa kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh ?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan memahami materi wudhu pada siswa kelas

I MI Darunnajah Kloposepuluh ?

C. Tindakan Yang Dipilih

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi MI Darunnajah Kloposepuluh

peneliti mengambil tindakan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi ,

karena metode ini memudahkan siswa memahami materi yang di ajarkan oleh guru

karena siswa langsung dapat mempraktikkan materi wudhu setelah di contohkan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi dalam materi wudhu pada

siswa kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami metode demonstrasi

dalam materi wudhu pada siswa kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh

E. Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah hasil belajar

materi wudhu.

Page 3: Proposal Bu Evi

3

2. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas I.

3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Darunnajah Kloposepuluh.

4. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014 – 2015.

F. Signifikansi Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan

dapat menghasilkan temuan-temuan data yang bermanfaat, diantaranya:

1. Bagi guru (peneliti)

a. Dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang

disesuaikan dengan tujuan, materi dan kondisi siswa didiknya.

b. Dapat meningkatkan kemampuan dalam merancang model pembelajaran

yang sesuai materi yang di ajarkan.

c. Dapat mengaplikasikan pembelajaran yang di dapatkan pada waktu kuliah.

d. Menjadi bekal sebagai calon pendidik dalam menentukan metode

pemelajaran yang sesuai.

2. Bagi Siswa

a. Mempermudah siswa memahami materi yang diajarkan.

b. Meningkatkan kemampuan membaca siswa.

c. Tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkansehingga mampu

memberikan kontribusi terhadap hasil belajar siswa.

d. Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui proses melibatkan peran aktif

siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan proses pembelajaran.

b. Meningkatkan Output sekolah yang berkualitas

Page 4: Proposal Bu Evi

4

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Memahami

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kemampuan

berasal dari kata mampu yang berarti “sanggup melakukan sesuatu”.1 Istilah

kemampuan biasanya diidentikkan dengan kemampuan individu dalam melakukan

suatu aktifitas, yang menitikberatkan pada latihan dan performance (apa yang bisa

dilakukan oleh individu setelah mendapatkan latihan). Kemampuan merupakan

sesuatu yang benar-benar dapat dilakukan oleh seseorang, artinya pada tatanan

realistis hal itu dapat dilakukan karena latihan-latihan dan usaha-usaha juga belajar.

Woodworth dan Marquis mengungkapkan definisi ability (kemampuan) pada

tiga arti, yaitu :

1. Achievement, merupakan potensial ability yang dapat diukur langsung dengan

alat atau test tertentu.

2. Capacity, merupakan potensial ability yang dapat diukur secara tidak

langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana

kecakapan ini berkembang dengan perpaduan antara dasar dengan pelatihan

yang intensif dan pengalaman.

3. Aptitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkapkan atau diukur dengan tes

khusus yang sengaja dibuat untuk itu.2 Jadi kemampuan adalah potensi yang

dimiliki daya kecakapan untuk melaksanakan suatu perbuatan, baik fisik

1 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: CV. Widya Karya, 2009), hal

308. 2 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hal 160-161.

Page 5: Proposal Bu Evi

5

maupun mental dan dalam prosesnya diperlukan latihan yang intensif di

samping dasar dan pengalaman yang ada.

Sedangkan mendemonstrasikan berasal dari kata demonstrasi. Pengertian

demonstrasi menurut bahasa adalah presentasi atau peragaan. Mendemonstrasikan

merupakan proses, perbuatan dan cara mendapat pemahaman. Dalam Taksonomi

Bloom, mendemonstrasikan termasuk dalam ranah kognitif penerapan. Penerapan

adalah sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok

dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Adapun unsur-unsur

penerapan meliputi :

1. Adanya program yang dilaksanakan

2. Adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadsasaran dan

diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut.

3. Adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang bertanggung

jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun pengawasan dari proses

penerapan tersebut adalah kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari

pengetahuan.

Penerapan menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan kemampuan yang

dicapai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Dapat dikatakan bahwa penerapan

itu tingkatannya lebih tinggi daripada sekedar pengetahuan dan pemahaman.

Penerapan adalah kemampuan seseorang untuk menerapkan prinsip dan

konsep dalam situasi yang baru. Dengan kata lain, penerapan adalah mengaplikasikan

suatu prinsip dan konsep ke dalam suatu situasi. Penerapan merupakan jenjang

kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan, hafalan dan

pemahaman.3

3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hal 160-161.

Page 6: Proposal Bu Evi

6

Indikator penerapan menunjukkan bahwa penerapan mengandung makna

lebih luas atau lebih dalam dari pemahaman. Dengan pemahaman, seseorang belum

tentu dapat mengaplikasikan sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar

mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari.

Sedangkan dengan penerapan, seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang

dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk mendemonstrasikan makna dari

sesuatu yang dipelajari juga mampu mengaplikasikan konsep dari pelajaran tersebut.

Kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan instruksional pada aspek

penerapan ini antara lain: Memperhitungkan, mendemonstrasikan, mengubah struktur,

mengembangkan, menerapkan, menggunakan, menemukan, menyiapkan,

memproduksi, menghubungkan, meramalkan, menangani, dan lain-lain.4

B. Hakikat Mata Pelajaran Fikih

1. Pengertian Mata Pelajaran Fikih

Dalam pengertiannya mata pelajaran fikih berasal dari dua pengertian

yaitu mata pelajaran dan fikih. Mata pelajaran dalam kamus bahasa Indonesia

dapat diartikan sebagai pelajaran yang harus diajarkan (dipelajari) untuk sekolah

dasar dan sekolah lanjutan.5 Kata yang kedua adalah fikih yang berasal dari kata

fiqh. Kata fiqh secara bahasa memiliki arti al-fahm (pemahaman).

Mata pelajaran fikih di madrasah ibtidaiyah merupakan salah satu

pelajaran Agama Islam yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama terutama

menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun

Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang

menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang

makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara

4 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar-Mengajar,(Bandung: Sinar Baru, 1989) hal 49-54

5 Pendidikan Nsional, Kamus Bahasa Indonesia....hal 925

Page 7: Proposal Bu Evi

7

pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran

Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari

sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan

manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia,

makhluk lainnya ataupun lingkungannya.6

2. Dasar dan Tujuan Mata Pelajaran Fikih

Mata pelajaran fikih di madrasah ibtidaiyah bertujuan untuk membekali

peserta didik agar dapat:

a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang

menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman

hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan

baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama

Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri

manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun

hubungan dengan lingkungannya.7

Berdasarkan tujuan yang terkandung dalam mata pelajaran fikih tersebut maka

seharusnya pelajaran di sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi,

menantang, dan bermakna bagi peserta didik.

6 Permenag, no 2 tahun 2008.

7 Permenag, Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetens Dasar (KD) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah 2008,

Page 8: Proposal Bu Evi

8

3. Mata Pelajaran Fikih Materi Tata Cara Tata Cara Wudhu.

a. Syarat – syarat Wudhu

Syarat wudhu adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang

sehingga dia diwajibkan untuk melaksanakan wudhu sebelum melaksanakan

sholat, Adapun syarat wudhu adalah sebagai berikut :

1. Beragama Islam.

2. Tamyiz (bisa membedakan baik atau buruknya suatu

pekerjaan).

3. Dengan air suci lagi mensucikan.

4. Tidak mengandung hadast besar.

5. Bisa mengetahui antara yang wajib dan sunnah.

6. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke anggota wudhu

misalnya cat, oli, getah.

b. Rukun Wudhu

Yang dimaksud rukun wudhu adalah kegiatan yang harus dilakukan

sebelum melaksanakan sholat, bila tidak di lakasanakan sholatnya tidak sah.

Adapun rukun wudhuadalah sebagai berikut :

1. Niat berwudhu ketika membasuh muka

لل ا ض ر ف ر غ ص ال ث د ح ال ع ف ر ل ء و لوض ا ت ي ؤ ن

الى ع ت

Artinya : “ Aku berniar untuk menghilangkan hadats kecil

wajib karena Allah Ta’ala”

2. Membasuh muka.

3. Membasuh kedua telapak tangan sampai siku.

Page 9: Proposal Bu Evi

9

4. Mengusap sebagian rambut kepala.

5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki.

6. Tertib / urut.

c. Sunnah Wudhu

Sunnah wudhu adalah kegiatan yang apabila dikerjakan mendapat

pahala dan bila ditinggalkan tidak apa-apa, sunnah wudhu sebagai berikut :

1. Membaca “ basmalah” pada permulaan wudhu.

2. Mencuci kedua telapak tangan.

3. Berkumur-kumur sambil menggosok gigi.

4. Menghirup air ke dalam hidung.

5. Menyela – nyela jari tangan dan kaki.

6. Menyela – nyela jenggot.

7. Menyapu seluruh kepala dengan air.

8. Menyapau ke dua telinga bagian luar dan dalam.

9. Meniga kalikan di dalam membasuh.

10. Membaca do’a sesudah wudhu.

آلا ل ا ن ه د ا ش ل ه ر يك ش ل ه د ح و هللا ل ا ,ه

ن م ع ل نى اج و ب ين التوا ن م ع لنى اج ا للهم

ت ي ن الم الصل ح ك ب اد ع ن ع لن ىم اج و طهر ين

d. Hal – hal yang membatalkan wudhu

Yang termasuk membatalkan wudhu antara lain :

1. Sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur.

2. Hilangnya akal di karenakan mabuk, gila, dan pingsan.

Page 10: Proposal Bu Evi

10

3. Tidur nyenyak tidak sadarkan diri.

4. Menyentuh kulit antara lelaki dan perempuan yang bukan

muhrimnya.

5. Menyentuh qubul dan dubur ( kemaluan dan anus ).

C. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode

Metode adalah cara atau teknik mengerjakan sesuatu. Metode diartikan

sebagai cara yang digunakan dalam melakukan suatu kegiatan dengan

menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Metode mengajar

adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan

perkembangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas dan

kesemuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Metode

mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan

pembelajaran.

Pada dasarnya metode mengajar ini merupakan cara atau teknik yang

digunakan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan mengajar metode diartikan sebagai

teknik atau cara yang merupakan perangkat sarana untuk menunjang pelaksanaan

strategi mengajar.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan

nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa

metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi

pembelajaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi,

Page 11: Proposal Bu Evi

11

laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium, dan

sebagainya. 8

Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan

tertentu atau dengan kata lain pembelajaran merupakan suatu model atau

kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam suatu kegiatan.

Pemilihan metode merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan

karena metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan

memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan

pembelajaran.

2. Pengertian Demonstrasi

3. Karakteristik Metode Demonstrasi

4. Prosedur Penggunaan Metode Demonstrasi

5. Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

8 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013) hal 21

Page 12: Proposal Bu Evi

12

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Karena penelitian ini dilakukan dalam untuk memecahkan masalah pembelajaran di

kelas. Dalam istilah bahasa inggris disebut dengan Classroom Action Research.

Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk menjawab permasalahan yang

memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang

bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi yang terjadi di

lapangan tanpa adanya manipulasi.9

Penelitian tindakan kelas setidaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Adanya masalah dalam penelitian tindakan kelas, dipicu oleh munculnya kesadaran

pada diri guru bahwa praktik pembelajarannya selama di kelas ada masalah yang

harus diperbaiki

2. Penelitian dilakukan di dalam kelas

Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan bertujuan untuk memperbaiki

pembelajaran. Menurut Arikunto, PTK terdiri dari tiga unsur kata, yaitu penelitian,

tindakan, kelas yang atinya sebagai berikut :

1. Penelitian : suatu kegiatan mencermati objek dengan menggunakan

cara atau aturan metodologi untuk memperoleh data atau informasi

9 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan,( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2011) hal.29

Page 13: Proposal Bu Evi

13

yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik

minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan : Sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus.

3. Kelas : sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran

yang sama pula10

.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kolaboratif dengan guru mata

pelajaran dan di dalam proses belajar mengajar di kelas yang bertindak sebagai pengajar

adalah guru mata pelajaran sedangkan peneliti bertindak sebagai pengamat, penanggung

jawab penuh penelitian tindakan kelas adalah peneliti. Penelitian ini bersifat kualitatif.

Penelitian kaulitatif sendiri merupakan suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan

investigasi karena peneliti mengumpulkan data dengan cara tatap muka langsung dan

berinteraksi dengan orang-orang di lokasi penelitian yang tidak diperoleh melalui

prosedur statistik atau bentuk hitungan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan data

yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif dianalisis melalui suatu penghitungan.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan memahami

materi pembelajaran di kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh, peneliti secara penuh

terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model Kurt

Lewin. Yang menyatakan bahwa satu siklus terdiri dari empat langkah pokok yaitu:11

1. Planning (perencanaan)

2. Acting (pelaksanaan tindakan)

10

Arikunto (2008:1-3) 11

Hamzah B.Uno dkk, Menjadi Peneliti PTK yang Profesional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hal 86

Page 14: Proposal Bu Evi

14

3. Observing (observasi)

4. Reflecting (refleksi)

Dst

Gambar : Model Kurt Lewin

Secara keseluruhan, empat tahapan tersebut membentuk suatu siklus penelitian

tindakan kelas yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah,

bisa lebih dari satu siklus bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus

pertama. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan.

Sebelum melakukan PTK, terlebih dahulu melakukan observasi awal untuk

menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah, menentukan batasan masalah,

Identifikasi masalah

Perencanaan (Planning)

Tindakan (acting)

Refleksi (reflecting)

Perencanaan ulang

Siklus I

Siklus II

dst

Page 15: Proposal Bu Evi

15

menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab

utama terjadinya masalah, merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan

merumuskan hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan, menentukan pilihan

hipotesis tindakan pemecahan masalah, kemudian merumuskan judul perencanaan

kegiatan pembelajaran berbasis PTK.12

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

1. Setting penelitian ini meliputi:

a. Tempat penelitian : kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh, Sukodono – Sidoarjo.

b. Waktu : semester genap pada tanggal 20 September 2014

c. Siklus penelitian : penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus

untuk melihat kemampuan memahami materi tata cara wudhu pada mata pelajaran

Fikih dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas I MI

Darunnajah Kloposepuluh

2. Subjek penelitian

Peneliti mengambil subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I MI

Darunnajah Kloposepuluh Sidoarjo tahun ajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa

keseluruhan 28 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

C. Variabel yang Diselediki

Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel-variabel yang digunakan sebagai

berikut:

a. Variabel input : siswa kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh.

12

Rido Kurnianto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: aprinta Surabaya, 2009) hal 5

Page 16: Proposal Bu Evi

16

b. Variabel proses : Penerapan metode demonstrasi materi tata cara wudhu.

c. Variabel output : peningkatan kemampuan memahami materi tata cara wudhu

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

model Kurt Lewin

1. Siklus I

a. Menyusun perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas

seperti sumber, bahan ajar dan media pembelajaran

3) Mempersiapkan instrumen penelitian untuk menganalisis data yang meliputi:

pedoman observasi, pedoman interview, lembar tes, dan lembar angket.

b. Melaksanakan tindakan (acting)

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan

mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama pembelajaran

berlangsung, yaitu meliputi kegiatan awal, inti, dan kegiatan penutup

Di bawah ini adalah RPP selama pembelajaran dalam siklus I berlangsung:

WAKTU KEGIATAN

5 menit Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam kepada murid-murid.

Page 17: Proposal Bu Evi

17

2. Guru bertanya kepada murid-murid bagaimana kabar mereka hari

ini.

3. Guru mengabsen kehadiran siswa

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

55 menit

Kegiatan Inti

1. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk memancing

ingatan tentang pelajaran sebelumnya :

o Apa yang dimaksud dengan berwudu ?

o Kenapa sebelum sholat di wajibkan untuk berwudu ?

o Siapa yang sudah bisa melakukan wudu ? (menunjuk salah

seorang siswa untuk mempraktikkan tata cara berwudu

sesuai dengan pengetahuannya)

2. Guru menjelaskan tata cara berwudu dengan menggunakan media

gambar orang yang berwudu dengan urut

3. Salah seorang siswa diminta untuk maju ke depan kelas

mengurutkan gambar (untuk mengetahui pemahaman siswa

stetelah mendapat penjelasan)

4. Siswa di ajak menuju musholla sekolah untuk mempraktikkan tata

cara berwudu

5. Guru meminta siswa berbaris dengan rapi untuk bergantian

mempraktikkan tata cara berwudu dengan urut dan benar

(mendahulukan siswa yang putri baru dilanjutkan dengan siswa

putra)

6. Siswa mempraktikkan gerakan dengan diucapkan dengan lisan

Page 18: Proposal Bu Evi

18

c. M

elaksan

akan

Penga

matan

(observ

ing)

P

ada

tahap

pengam

atan

ini,

beberap

a hal

yang harus dilakukan peneliti adalah:

1) Mengamati perilaku peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

2) Memantau kegiatan diskusi atau kerjasama antarpeserta didik dalam kelompok

7. Setelah siswa putri selesai giliran siswa putra melakukan kegiatan

yang sama

10menit

Kegiatan Penutup

1. Siswa diminta berkumpul di ruang tengah untuk mengevaluasi

kegiatan siswa setelah mempraktikkan tata cara berwudu

2. Siswa mencatat urutan tata cara berwudu

3. Siswa menyebutkan tata cara berwudu dengan urut dan benar

4. Guru bertanya masih adakah siswa yang belum paham dan belum

bisa mengurutkan tata cara berwudu

5. Guru memberikan penguatan pada materi hari ini

Kegiatan Tindak Lajut

1. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada murid-murid

2. Guru memberikan pesan kepada siswa untuk (selalu belajar yang

rajin dengan orang tuanya dan sebelum berangkat sekolah

berwudu terlebih dahulu supaya setannya tidak ikut mengganggu

ketika akan belajar)

3. Guru menutup pelajaran dengan membaca Hamdalah bersama-

sama.

4. Guru mengakhiri dengan salam.

Page 19: Proposal Bu Evi

19

3) Mengamati pemahaman setiap peserta didik terhadap penguasaan materi

pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

d. Melakukan Refleksi (reflecting)

1) Mencatat hasil observasi

2) Mengevaluasi hasil observasi

3) Menganalisis hasil pembelajaran

4) Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan

siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat tercapai.

5) Evaluasi tindakan pada siklus 1

2. Siklus II

a. Perencanaan (planning)

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan pada siklus I

dan penetapan alternatif pemecahan masalah

2) Mengembangkan progam tindakan dari siklus I.

b. Tindakan (acting)

Melaksanakan pembelajaran Fikih materi tata cara haji dengan

menggunakan metode simulasi sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

hasil refleksi siklus I.

c. Pengamatan (observing)

1) Mengamati perilaku peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

pada siklus II

2) Memantau kegiatan diskusi peserta didik dalam mengamati simulasi dan

mempresentasikan ke kelompok lain

Page 20: Proposal Bu Evi

20

3) Mengamati pemahaman setiap peserta didik terhadap penguasaan materi

pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK pada siklus II.

d. Refleksi (reflecting)

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta diskusi

dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi dan membuat kesimpulan atas

pelaksanaan pembelajaran Fikih materi tata cara wudhu dengan menggunakan

metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran Fikih

setelah dilaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai siklus II.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data yang

sering digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Secara umum, wawancara

dapat diartikan sebagai proses bertemu muka antara pewawancara dengan

responden (orang yang diwawancarai) dengan cara tanya jawab untuk

mendapatkan informasi yang diperlukan.13

Peneliti mengadakan wawancara yang dijadikan sebagai subjek penelitian

yaitu guru kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh bernama Ibu Hj. Nur Qosidah,

S.Pd.I. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

peningkatan pemahaman siswa materi tata cara wudhu sebelum dilakukan

kegiatan PTK.

b. Observasi

13

Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal 122.

Page 21: Proposal Bu Evi

21

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional.14

Observasi pada penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran

aktif dengan metode demonstrasipada mata pelajaran Fikih tentang tata cara

wudhu.

Dalam pengamatan ini menggunakan dua lembar pengamatan, yaitu

lembar pengamatan aktivitas siswa yang digunakan untuk mengamati aktivitas

siswa dalam pembelajaran dan lembar pengamatan aktivitas guru dalam mengolah

pembelajaran aktif dengan metode demonstrasi.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan serangkaian alat yang digunakan

dalam suatu penelitian untuk mendapatkan data yang diinginkan sesuai dengan

instrumen-instrumen yang disukai, yaitu:

a. Wawancara

Berupa lembar pertanyaan wawancara, berikut ini format panduan wawancara:

1) Kendala apa yang dihadapi siswa kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh dalam

pembelajaran Fikih?

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………

2) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemampuan memahami konsep tata

cara berwudhu kurang maksimal?

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………

14

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal 231

Page 22: Proposal Bu Evi

22

3) Apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada

materi tata cara berwudhu ?

...............................................................................................................................

.....................................................................................................................

4) Apakah dalam pembelajaran Fikih materi tata cara berwudhu menggunakan

media pembelajaran?

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………

5) Apakah metode demonstrasu ini sesuai dengan pembelajaran Fikih materi tata

cara berwudhu ? dan bagaimana pendapat anda tentang metode demonstrasi

tersebut?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………....

b. Observasi

Berupa lembar observasi, berikut ini format panduan observasi:

1) Format panduan observasi aktivitas siswa

No Nama

Aspek yang dinilai

skor

Ketepatan

Ketertiban

(urutan)

Percaya

diri

Tanggung

jawab

Page 23: Proposal Bu Evi

23

Keterangan:

A. Deskriptor penilaian aktivitas siswa

1. Ketepatan

a. Ketepatan dalam membaca bacaan (niat dan doa)

b. Ketepatan dalam melakukan tata cara wudhu

2. Ketertiban

a. Kebenaran dalam urutan tata cara wudhu

3. Percaya diri

a. Kepercayadirian dalam melakukan demonstrasi

b. Keseriusan dalam melakukan demonstrasi

c. Menunjukkan peran aktif dalam kagiatan pembelajaran

4. Tanggung jawab

a. Bertanggung jawab pada tugas yang diberikan

b. Tidak mengganggu teman lain

c. Melaksanakan tugas dengan rasa senang

d. Melaksanakan tugas dengan antusias

B. Keterangan penilaian

1 (kurang) : jika hanya satu indikator yang dilaksanakan

2 (cukup) : jika hanya dua indikator yang dilaksanakan

3 (baik) : jika hanya tiga indikator yang dilaksanakan

4 (sangat baik) : jika semua indikator yang dilaksanakan

C. Keterangan jumlah seluruh penilaian

Page 24: Proposal Bu Evi

24

0-25 : sangat tidak baik

26-50 : tidak baik

51-75 : baik

76-100 : sangat baik

2) Format panduan observasi aktivitas guru

Nama Sekolah : MI Darunnajah

Mata pelajaran : Fikih

Pokok bahasan : tata cara wudhu

Nama guru : Hj. Nur Qosidah, S.Pd.I.

Kelas/ semester : I/Genap

Petunjuk pengisian :

Amatilah pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh oleh guru selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung, kemudian isilah lembar pengamatan

dengan prosedur sebagai berikut

1. Pengamat yang melakukan pengamatan berada pada tempat yang dapat

melihat secara jelas guru yang sedang mengajar

2. Pengamatan dilakukan dengan cara memberikan tanda (√) pada kolom

penilaian sesuai dengan skor yang diberikan

3. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pembelajaran, berikut ini

format panduan observasi:

No Aspek yang diamati Nilai

Page 25: Proposal Bu Evi

25

1 2 3 4

I Persiapan

1. Guru menyiapkan rpp

2. Guru menyiapkan absensi siswa

3. Guru menyiapkan media

pembelajaran

4. Guru menyiapkan instrument

penilaian siswa

II Pelaksanaan

Kegiatan pendahuluan

1. Guru masuk ke kelas kemudian

mengucapkan salam

2. Sebelum memulai pelajaran, guru

bersama peserta didik membaca

do’a

3. Guru mengecek kehadiran peserta

didik

4. Guru menyiapkan alat dan bahan

untuk mensimulasikan

pembelajaran

5. Guru memberikan ice breaking

kepada peserta didik agar

Page 26: Proposal Bu Evi

26

termotivasi dalam pembelajaran

yang berlangsung

6. Guru mengaitkan pembelajaran

kemarin dengan pembelajaran yang

akan disampaikan

7. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

8. Guru memberikan gambaran

masalah dalam situasi yang hendak

dicapai dengan metode demonstrasi

Kegiatan inti

1. Guru meminta siswa untuk berbaris

dengan rapi

2. Guru memanggil satu persatu siswa

untuk melakukan demonstrasi

3. Para siswa lainnya memperhatikan

dengan penuh perhatian

4. Guru memberikan bantuan kepada

pemeran jika mendapat kesulitan.

5. Setelah seluruh siswa telah

mendemonstrasikan tata cara

wudhui, maka guru melakukan

tanya jawab tentang pengalaman

siswa melakukan demonstrasi

Page 27: Proposal Bu Evi

27

6. Guru bertanya jawab tentang urutan

tata cara wudhu

7. guru memberikan kritik dan

tanggapan terhadap proses

pelaksanaan demonstrasi terhadap

seluruh siswa.

Kegiatan penutup

1. Guru memberi kesimpulan

terhadap materi yang telah

dipelajari

2. Guru memberi penguatan dengan

bertanya kepada peserta didik

tentang materi yang telah dipelajari

3. Guru memberi tugas rumah pada

peserta didik

4. Guru bersama peserta didik

menutup pembelajarn dengan

membaca do’a

5. Guru mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan salam

III Pengelolaan waktu

1. Melaksanakan kegiatan

pembelajaran sesuai waktu yng

direncanakan dalam rpp

Page 28: Proposal Bu Evi

28

2. guru tepat dalam memberi

kesimpulan dan menutup pelajaran

Keterangan:

1= sangat tidak baik ( tidak dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak

tepat waktu)

2= tidak baik (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak sesuai waktu)

3= baik (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tidak sesuai waktu)

4= sangat baik (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tepat waktu)

Kriteria keberhasilan :

≥ 90 : sangat baik

80-89% : baik

60-79 % : cukup

40-59% : kurang

< 40 % : sangat kurang

F. Indikator Kinerja

Adapun indikator kinerjanya sebagai berikut:

1. Setelah penelitian dilakukan diharapkan hasil belajar siswa meningkat dari 65 menjadi

75, sebab kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran FIKIH kelas I MI

Darunnajah ini adalah 70.

2. Berdasarkan kriteria KKM, maka prosentase ketuntasan belajar yang dikehendaki

dalam penelitian ini lebih dari 80%

Page 29: Proposal Bu Evi

29

3. Jika sekurang-kurangnya 80% mencapai KKM maka dinyatakan berhasil, tetapi jika

belum mencapai 80% maka harus melanjutkan siklus berikutnya.

G. Tim Peneliti Dan Tugasnya

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, dimana peneliti bekerja sama

dengan ibu Hj, Nur Qosidah, S.Pd.I. selaku guru mata pelajaran Fikih kelas I sebagai

kolaborator. Peneliti menyimpulkan data berdasarkan data yang benar-benar diperoleh

selama proses penelitian berlangsung.

1. Pembimbing

a. Nama lengkap : Hj. Nur Qosidah, S.Pd.I.

b. Jabatan : Guru Fikih kelas I

c. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanakan kegiatan

2) Menyusun persiapan kegiatan belajar mengajar

3) Bertanggung jawab dalam semua jenis kegiatan

2. Peneliti

a. Nama lengkap : Fitriya Anggraeni

b. NIM : D77211070

c. Fakultas/Jurusan : FITK/ PGMI

d. Perguruan tinggi : UINSA Surabaya

e. Tugas :

1) Menyusun perencanaan pembelajaran

2) Menyusun laporan observasi

Page 30: Proposal Bu Evi

30

3) Menyusun laporan hasil penelitian