Top Banner

of 50

Proposal

Mar 07, 2016

Download

Documents

ayeshariandra

pp
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB sepakat untuk mengadopsi suatu deklarasi yang berdasarkan pendekatan yang inklusif, dan berpijak pada perhatian bagi pemenuhan hak-hak dasar manusia yang kemudian disebut sebagai Deklarasi Milenium. Deklarasi ini menghasilkan suatu tujuan pembangunan milenium disebut Millennium Development Goals (MDGs). Setiap tujuan (goal) memiliki satu atau beberapa target yang tercakup dalam MDGs mulai dari mengurangi kemiskinan dan kelaparan, menuntaskan tingkat pendidikan dasar, mempromosikan kesamaan gender, mengurangi kematian anak dan ibu, mengatasi HIV/AIDS dan berbagai penyakit lainnya, serta memastikan kelestarian lingkungan hidup dan membentuk kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan.1 Sebagai salah satu anggota PBB, Indonesia ikut berkomitmen untuk melaksanakan MDGs dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Keikutsertaan Indonesia dalam menyepakati Deklarasi Milenium bukan semata-mata untuk memenuhi tujuan dan sasaran Millenium Development Goals (MDGs), namun keikutsertaan itu ditetapkan dengan pertimbangan bahwa tujuan dan sasaran MDGs sejalan dengan tujuan dan sasaran pembangunan Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia telah mengutamakan MDGs dalam pembangunan sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaannya sebagaimana dinyatakan diantaranya dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025.2 Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta maupun pemerintah sejak dicanangkannya Indonesia Sehat 2010 oleh Pemerintah Indonesia sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 574/Menkes/SK/2000. Dimana untuk mewujudkan bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, diperlukan suatu upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat yaitu dengan memberdayakan masyarakat.3 Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat adalah Puskesmas. Puskesmas sebagai suatu lembaga yang dapat membina dan memberdayakan masyarakat dapat membentuk suatu kader yang bersedia secara sukarela terlibat dalam masalah-masalah kesehatan. Kader merupakan orang terdekat yang berada di tengah-tengah masyarakat, yang diharapkan dapat memegang peranan pekerjaan penting, khususnya setiap permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan. Kader kesehatan mempunyai peran besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal sehingga puskesmas merupakan ujung tombak untuk mencapai MDGs.3,Peran puskesmas sebagai unit pelayanan terdepan menempati posisi yang strategis sebagai pusat pengembangan pembangunan kesehatan dalam mencapai salah satu tujuan pembangunan nasional. Dalam mencapai tujuan, Puskesmas memiliki upaya kesehatan melalui 6 kegiatan pokok secara terpadu dan komprehensif, yaitu KIA/KB, peningkatan gizi, kesehatan lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Pengobatan, dan Promosi Kesehatan. Selain program wajib, puskesmas mempunyai program kesehatan pengembangan. Secara operasional, Puskesmas berarti harus ada upaya yang berkelanjutan, menyeluruh, terpadu, sistematis dan objektif yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.4,Dalam hal pengembangan pembangunan nasional, PBB, WHO dan Puskesmas memiliki persamaan. Salah satu persamaan tersebut adalah meningkatkan status derajat kesehatan ibu dan anak serta menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Untuk itu diperlukan upaya pengelolaan program kesehatan ibu dan anak yang bertujuan untuk memanfaatkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secara efektif dan efisien. Meskipun sudah banyak kemajuan yang telah dicapai bangsa Indonesia yang antara lain ditandai dengan berhasil diturunkan Angka Kematian Ibu dari 334 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003, Angka Kematian Bayi dari 46 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 35 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2002 dan Angka Kematian Balita dari 58 per 1000 kelahiran hidup menjadi 46 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003, namun pencapaiannya masih jauh dari yang diharapkan, apabila dibandingkan dengan negara tetangga ASEAN, Indonesia menduduki peringkat pertama dengan angka kematian ibu melahirkan, bayi, dan balita yang tinggi. Oleh karena itu, departemen kesehatan Indonesia menargetkan pada tahun 2009 AKI dapat menurun menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup. Dan MDGs pada tahun 2015 bertujuan menurunkan AKB dan AKABA di Indonesia dari 34 per 1000 kelahiran hidup dan 44 per 1000 KH menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup dan 32 per 1000 kelahiran hidup.6 Beberapa penyebab kematian yang proporsinya semakin meningkat berdasarkan Riskesdas 2007 pada kelompok bayi adalah gangguan masa perinatal, diare, malnutrition, kelainan kongenital, sedangkan pada kelompok anak balita adalah diare, dengue, TB, malaria, malignancy, dan penyebab luar.5,6Untuk mengatasi beberapa penyebab kematian yang terus meningkat pada kelompok balita maka pada tahun 1994, WHO bekerja sama dengan UNICEF mengembangkan suatu pendekatan baru yang dinamakan Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) yaitu pendekatan baru yang memadukan upaya promotif , preventif dan kuratif serta tatalaksana lima penyakit yang menimbulkan tujuh dari sepuluh kematian bayi dan balita yaitu pnemonia, diare, campak, malaria dan malnutrisi. Indonesia mengadaptasi dan mengadopsi pendekatan ini dengan nama Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Pelaksanaan program MTBS ini kemudian diintegrasi ke dalam program puskesmas sehingga dapat meningkatkan efektivitas pelayanan dan menurunkan biaya bila tujuan program ini tercapai yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian balita, berhubungan dengan penyebab utama penyakit serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan balita yang sehat.7Puskesmas dalam menurunkan angka kematian balita berperan sebagai promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan preventif sangat diperlukan dan diutamakan dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan balita. Salah satu upaya puskesmas dalam mencapai tujuan tersebut tercakup didalam suatu indikator puskesmas yang ditetapkan pemerintah. Indikator indikator ini disebut sebagai standar pelayanan minimal (SPM). Salah satu SPM dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan balita adalah indikator cakupan pelayanan anak balita. Puskesmas Kelurahan Pondok Labu merupakan unit terkecil pelayanan kesehatan di kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak. Cakupan pelayanan anak balita tentu tidak lepas dari upaya pengelolaan (manajemen) dan jaminan mutu (quality assurance) dari puskesmas ini. Walaupun proses-proses tersebut sudah dijalankan semaksimal mungkin, namun masih ada beberapa kekurangan yang harus dikaji untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan masyarakat yang lebih efektif dan efisien.1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan data pencapaian SPM tahun 2014, didapatkan yang menjadi masalah adalah cakupan pelayanan anak balita, cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan ibu nifas, kelurahan Universal Child Imunization (UCI), cakupan kunjungan ibu hamil K4, RW Siaga Aktif dan penemuan penderita baru TB BTA +. Dari daftar masalah yang telah disebutkan kami mengambil salah satu masalah yang termasuk dalam program KIA yang didukung dengan data yang lengkap. Program cakupan pelayanan anak balita berdasarkan data pada bulan Mei hingga Juli 2015 yang pencapaiannya baru 82%.

1.3 Tujuan Diagnostik Komunitas1. Tujuan umum Mengetahui, menganalisa, dan mendeskripisikan pelaksanaan manajemen program dan dibandingkan dengan SPM di Puskesmas Kelurahan Pondok Labu dalam upaya perbaikan kinerja Puskesmas.2. Tujuan khusus a. Mengetahui input dari tenaga kerja, pembiayaan, metode, perlengkapan dan peraatan serta proses P1, P2, dan P3 pada Puskesmas Kelurahan Pondok Labu.b. Mengetahui hasil pencapaian upaya kesehatan dasar dan pengembangan pada Puskesmas Kelurahan Pondok Labu bulan Mei hingga Juli 2015.c. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang terjadi di Puskesmas Kelurahan Pondok Labu.d. Menentukan prioritas masalah yang ada pada Puskesmas Kelurahan Pondok Labu.e. Menentukan alternatif pemecahan masalah dari prioritas masalah yang terpilih di Puskesmas Kelurahan Pondok Labu.f. Menganalisa berbagai faktor yang menyebabkan masalah pencapaian upaya kesehatan Puskesmas Kelurahan Pondok Labu.g. Menbuat rencana kegiatan dari pemecahan masalah terpilih di Puskesmas Kelurahan Pondok Labu.

1.4 Manfaat Evaluasi Program1. Bagi Mahasiswa :a. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.b. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.c. Mengetahui upaya-upaya pokok maupun tambahan yang di puskesmas.d. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan didalam program puskesmas.2. Bagi Puskesmas :a. Mengetahui upaya puskesmas yang belum memenuhi target SPM.b. Membantu Puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya puskesmas yang belum memenuhi target SPM.c. Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian terhadap masalah tersebut.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat selain memberi pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk program pokok. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu program pokok di Puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil, menyusui, bayi dan anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian.2,3Pemantauan wilayah setempat ibu dan anak (PWS KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (Puskesmas/Kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan KIA nya masih rendah. Program KIA yang dimaksud meliputi 4 pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.3Tujuan umum PWS KIA, yaitu meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di setiap desa secara terus menerus. Tujuan khususnya:1. Memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator, secara teratur (bulanan) dan berkesinambungan (terus-menerus) untuk tiap desa2. Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan dan pencapaian sebenarnya untuk tiap desa3. Menentukan urutan desa prioritas yang akan ditangani secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan antara target dan pencapaian4. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan yang dapat digali5. Membangkitkan peran pamong setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi sumber daya3-5

Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/instansi terkait untuk tindak lanjut. Definisi dan kegiatan PWS tersebut sama dengan definisi Surveilens. Menurut WHO, Surveilens adalah suatu kegiatan sistematis berkesinambungan, mulai dari kegiatan mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data yang untuk selanjutnya dijadikan landasan yang esensial dalam membuat rencana, implementasi dan evaluasi suatu kebijakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, pelaksanaan surveilens dalam kesehatan ibu dan anak adalah dengan melaksanakan PWS KIA. Dengan PWS KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat ditingkatkan dengan menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja. Dengan terjangkaunya seluruh sasaran maka diharapkan seluruh kasus dengan faktor risiko atau komplikasi dapat ditemukan sedini mungkin agar dapat memperoleh penanganan yang memadai.3-5Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut:1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas kesehatan. 2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke fasilitas kesehatan. 3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas kesehatan. 4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas kesehatan. 5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat. 6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan. 7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas kesehatan. 8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua fasilitas kesehatan. 9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.3-5

2.1.1 Pelayanan Kesehatan Anak Balita Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau mencegah gangguan ke arah yang lebih berat. Bentuk pelaksanaan tumbuh kembang anak di lapangan dilakukan dengan mengacu pada pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya seperti dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya yang peduli dengan anak. Kematian bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat kesejahteraan suatu negara. Sebagian besar penyebab kematian bayi dan balita dapat dicegah dengan teknologi sederhana di tingkat pelayanan kesehatan dasar, salah satunya adalah dengan menerapkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Bank Dunia, 1993 melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak, malaria, kurang gizi dan yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut. Sebagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian balita, Departemen Kesehatan RI bekerja sama dengan WHO telah mengembangkan paket pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1996 dan implementasinya dimulai 1997 dan saat ini telah mencakup 33 provinsi. Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi : 1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturutturut atau berat badan anak balita di bawah garis merah harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan. 2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar gedung. 3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun.4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita 5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.5

2.2 Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)2.2.1 DefinisiPada tahun 1996 Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) mulai dikembangkan di Indonesia dengan nama Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yaitu suatu program yang bersifat menyeluruh dalam menangani balita sakit yang datang ke pelayanan kesehatan dasar. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) menangani balita sakit menggunakan suatu algoritme, program ini dapat mengklasifikasi penyakit- penyakit secara tepat, mendeteksi semua penyakit yang diderita oleh balita sakit.Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dan Anak Balita dan menekan morbiditas karena penyakit tersebut.5,8Ada 3 komponen dalam penerapan strategi MTBS yaitu: 1. Komponen I : meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (dokter, perawat, bidan, petugas kesehatan) 2. Komponen II : memperbaiki sistem kesehatan agar penanganan penyakit pada balita lebih efektif 3. Komponen III : Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan keluarga dan masyarakat, yang dikenal sebagai Manajemen Terpadu Balita Sakit berbasis masyarakat).Untuk keberhasilan penerapan MTBS, proporsi penekanan pada ketiga komponen harus sama besar.8

2.2.2 Penyesuaian Alur Pelayanan MTBSSalah satu konsekuensi penerapan MTBS di puskesmas adalah waktu pelayanan yang menjadi lebih lama. Untuk mengurangi waktu tunggu bagi balita sakit, perlu dilakukan penyesuaian alur pelayanan.Untuk menerapkan MTBS di fasilitas rawat jalan puskesmas, penyesuaian alur pelayanan mungkin diperlukan untuk memperlancar pelayanan.Penyesuaian alur pelayanan balita sakit disusun dengan memahami langkah-langkah tersebut adalah sejak penderita datang hingga mendapatkan pelayanan yang lengkap meliputi:1. Pendaftaran2. Pemeriksaan dan konseling3. Tindakan yang diperlukan (di klinik)4. Pemberian obat, atau5. Rujukan, bila diperlukanPenyesuaian alur pelayanan MTBS disusun menggunakan model ban berjalan yaitu balita sakit menjalani langkah-langkah pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan yang berbeda.5

2.2.3 Tujuan MTBSAdapun tujuan dari MTBS itu sendiri adalah:1. Menurunkan secara bermakna angka kematian dan kesakitan yang terkait penyakit tersering pada balita. 2. Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak. Menurut data Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian perinatal 0 7 hari terbanyak adalah gangguan/kelainan pernapasan (35,9 %), prematuritas (32,4 %), sepsis (12,0 %). Kematian neonatal 7 29 hari disebabkan oleh sepsis (20,5 %), malformasi kongenital (18,1 %) dan pneumonia (15,4 %). Kematian bayi terbanyak karena diare (42 %) dan pneumonia (24 %), penyebab kematian balita disebabkan diare (25,2 %), pneumonia (15,5 %) dan DBD (6,8 %). Penyakit-penyakit terbanyak pada balita yang dapat di tata laksana dengan MTBS adalah penyakit yang menjadi penyebab utama kematian, antara lain pneumonia, diare, malaria, campak dan kondisi yang diperberat oleh masalah gizi (malnutrisi dan anemia). Langkah pendekatan pada MTBS adalah dengan menggunakan algoritma sederhana yang digunakan oleh perawat dan bidan untuk mengatasi masalah kesakitan pada Balita. Bank Dunia, 1993 melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut. Pendekatan MTBS di Indonesia pada awalnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll). MTBS mengkombinasikan perbaikan tatalaksana kasus pada balita sakit (kuratif) dengan aspek gizi, imunisasi dan konseling (promotif dan preventif) Agar penerapan MTBS dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka diperlukan langkahlangkah secara sistematis dan menyeluruh, meliputi pengembangan sistem pelatihan, pelatihan berjenjang, pemantauan pasca pelatihan, penjaminan ketersediaan formulir MTBS, ketersediaan obat dan alat, bimbingan teknis dan lain-lain. Dari kedua survey di atas, menunjukkan bahwa kematian neonatal mendominasi penyebab kematian bayi dan balita. Puskesmas dikatakan sudah menerapkan MTBS apabila memenuhi kriteria melaksanakan/melakukan pendekatan MTBS minimal 60% dari jumlah kunjungan balita sakit di puskesmas tersebut. Mengingat MTBS telah diterapkan di Indonesia sejak 1997 dan banyak pihak yang telah berkontribusi dalam pelatihan MTBS, tentunya banyak tenaga kesehatan yang telah dilatih MTBS dan banyak insitusi yang terlibat di dalamnya. Sudah banyak fasilitator dilatih MTBS dan para fasilitator ini sudah melatih banyak tenaga kesehatan, baik di tingkat desa dan puskesmas. Keberhasilan penerapan MTBS tidak terlepas dari adanya monitoring pasca pelatihan, bimbingan teknis bagi perawat dan bidan, kelengkapan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan MTBS termasuk kecukupan obat-obatan.8

BAB IIIDATA UMUM DAN DATA KHUSUSPUSKESMAS KELURAHAN PONDOK LABU

3.1. DATA UMUM PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK LABU3.1.1. Data WilayahKelurahan Pondok Labu termasuk satu diantara lima kelurahan lainnya di wilayah Kecamatan Cilandak. Wilayah kelurahan Pondok Labu terletak di sebelah barat daya Kota Jakarta di ketinggian 50 M di atas permukaan laut dengan sudut kemiringan 0,250 serta curah hujan rata-rata 2.036 mm/tahun. Luas wilayah Kelurahan Pondok Labu 18,20 km2 yang terbagi dalam 10 (sepuluh) RW, 99 RT. Adapun daerah yang terluas adalah RW 003: 6,08 km2, sedangkan yang terkecil adalah RW 10: 1,17 Km2 Batas Wilayah Kelurahan Pondok LabuSebelah Utara: Cilandak BaratSebelah Timur: Kelurahan Cilandak Timur Sebelah Selatan: Desa Pangkalan Jati, Kec Limo, Kotamadya DepokSebelah Barat: Kelurahan Lebak Bulus

Gambar 1. Peta Wilayah Pondok Labu

1. Keadaan PendudukJumlah penduduk di wilayah Kelurahan Pondok Labu tahun 2014 adalah 24.821 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 24.581 jiwa dan penduduk perempuan 23.750 jiwa. Terjadi peningkatan jumlah penduduk sekitar 2 % dibanding tahun 2011 (47.680 jiwa)

Tabel 1. Jumlah RW, RT , Jumlah Penduduk, KK dan Kepadatan Penduduk menurut Kelurahan Pondok Labu tahun 2014NORWJumlah RTJumlah KKPENDUDUKJML

LkPr

1011454589511882083

2021166796112742235

303141445218528975082

40493946708891559

5057382404536940

6068756182424194243

70791038132717603087

80863295106781188

90911306102813632391

1010952986511482013

Total986391106691451224821

2. Keadaan Sosial, Ekonomi dan BudayaTabel 2. Persentasi Penduduk Menurut Agama Yang Dianutnya Tahun 2013NoA G A M AJumlah

1Islam43.600

2Kristen Protestan4500

3Kristen Katolik2095

4Hindu900

5Buddha200

Total Keseluruhan51295

Tabel 3. Persentasi Penduduk Menurut Mata Pencariannya Tahun 2013NoMata pencarianJumlah

1Buruh4.500

2Perdagangan3.712

3Swasta9.000

4Pegawai negeri1.200

5Pensiunan1.500

6ABRI900

7Petani-

8Pertukangan912

9Penganguran700

10Balita2500

11Jasa5000

12Ibu Rumah Tangga11.000

9Lain-lain10.371

Total Keseluruhan51.295

3. SaranaI. Puskesmas Tabel 4. Daftar Nama Puskesmas , Alamat Dan Jumlah Tenaga Di Wilayah Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013No.Nama Puskesmas

AlamatJml. Tenaga

1Puskesmas Kelurahan Pondok LabuJl Kelurahan Lama No 2Rt.003/0714

II. Sarana Pelayanan KesehatanTabel 5. Jumlah Sarana Kesehatan Wilayah Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013No.Jenis Sarana KesehatanPuskesmas Kel.Pondok LabuLokasiJumlah

1Rumah Sakit1RW 11

Puskesmas1RW 71

3Rumah Bersalin1RW 11

4Balkesmas1RW 11

5Apotik3RW 13

6Optik1RW 11

7Klinik Fisiotherapi1RW 11

8Posyandu18SETIAP RW18

III. Sarana PendidikanTabel 6. Jumlah Sarana Pendidikan Menurut Jenisnya Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013No.Jenis Sarana PendidikanJumlah

1PT / Akademi3

2SMTA / MA5

3SMTP / MTs10

4SD / MI21

5SLB-

6Pondok Pesantren-

7TK / RA11

7PAUD9

Jumlah59

IV. Sarana BeribadahTabel 7. Jumlah Sarana Peribadatan Menurut Jenisnya Di Wilayah Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013No.RWJumlah Sarana Pribadatan

MasjidMusholla/SurauMajelis TaklimGerejaPura

11255--

22262--

33267--

44213--

55115--

662302-

77120--

881115-

99103--

1010050--

Jumlah1430267

3.1.2. Gambaran Umum Puskesmas Kelurahan Pondok Labu3.1.2.1. Gambaran Umum dan Tenaga KerjaPuskesmas Kelurahan Pondok Labu memiliki luas gedung 256,32 M2 dengan panjang 17,8 M2 dan lebar 14,4 M2. Sebelum Puskesmas berdiri, telah ada Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) yang berfungsi melayani kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan Keluarga Berencana (KB) seiring perkembangan jaman dan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk yang berdampak pada pelayanan kesehatan maka berdirilah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu pada tahun 1976, berlokasi di. Jl. Kelurahan Lama RT/RW 003/07 kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan dengan jumlah tenaga kerja adalah 14 orang yaitu sebagai berikut.

Tabel 8. Data Tenaga Kerja Puskesmas Kelurahan Pondok LabuNoNamaPendidikanAgamaJenisKelaminGolStatus Jabatan

1drg. Hj YosidaS 1 Dokter GigiIslamPerempuanIV APNSKepala Puskesmas

2drg. Ira MustikaS 1 Dokter GigiIslamPerempuan-PNSPenjab. Kesmas, UPG, CR, UKGS, dan UKGM

3dr. Erwin NurrachmanS 1 Dokter UmumIslamLaki-Laki-TKKPenjab MR, Yankes, dan jiwa

4dr.Heni AryaniS 1 Dokter UmumIslamPerempuan-TKKPenjab Lansia dan UPU

5AsniarSPHHIslam Perempuan III CPNSPenjab Kesling

6Muthia Kumala D3 KebidananIslamPerempuan II CPNSPenjab Imunisasi dan gizi

7Andri PurnamadiD3 KeperawatanIslamLaki-laki II CPNSPenjab Promkes, UKS, PM, dam GOB

8MurdilahAKGIslamPerempuan II APNSPerawat Gigi

9Arie Purwoningtyas SMFIslamLaki-laki-TKKPenjab UPO

10Ahmad TaufikSMKIslam Laki-laki -TKKPenjab loket

11SolichinSMK IslamLaki-laki-TKK Loket

12Candra KurniawanD3 Managemen informatikaIslamLaki-laki -TKKPenjab tata usaha

13Siti FatimahD3 KebidananIslamPerempuan-TKKPenjab KIA dan KB

14Neni AriyaniIslamPerempuan--Penjab RTD, CHN, dan diare

3.1.2.2. Sarana FisikPuskesmas Kelurahan Pondok Labu terletak di Wilayah Kecamatan Cilandak, tepatnya di Jalan kelurahan lama no. 2 RT 003/07. Luas Bangunan 256,32 M2 ( 1 lantai ) memiliki sarana fisik yang terdiri dari : Loket Ruang Kerja Kepala Puskesmas Ruang Kerja KB/KIA/Imunisasi/Gizi Ruang MTBS Gudang Obat Ruang tunggu Toilet pegawai Apotik Ruang pelayanan UPG Ruang pelayanan UPU/RTD Ruang Tindakan

3.1.2.3. Sarana PenunjangUntuk menunjang berbagai sarana fisik yang ada, puskesmas kelurahan Pondok Labu memiliki sarana penunjang yaitu sebagai berikut. Sumber Air : Pompa Listrik: Daya 7700 watt AC: 5 unit Kipas: 1 unit Telepon: 2 unit Faximile: 1 unit Microphone TOA: 2 unit Komputer Set : 4 unit Printer: 3 unit Sepeda Motor: 1 unit

3.1.2.4. Sumber DanaUntuk anggaran Pelayanan kesehatan berasal dari Puskesmas Kecamatan dari mulai perlengkapan dan peralatan kesehatan. Sedangkan untuk operasional harian berasal dari Puskesmas Kelurahan Pondok Labu sendiri.

3.1.3. Data 10 Besar Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kelurahan Pondok LabuTabel 9. Data Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Selama Tahun 2014NOKODE PENYAKITNAMA PENYAKITJUMLAH KASUS

12345678910

1112130212221502010213012001150410051505

15030406

Infeksi Akut lain Pernafasan AtasPeny. Darah TinggiPenyakit LainnyaPenyakit Pulpa dan Jaringan PengikatDiare TonsilitisPenyakit Kulit Infeksi Gangguan Gigi & Jaringan Penyakit LainnyaPenyakit Mata Lainnya Penyakit Rongga Mulut, Kelenjar Ludah Rahang dan Linnya Gingivitis dan Penyakit PeriodentalCacar air4932245339613290495184544381295124

79748

JUMLAH KASUS17504

Dari data diatas didapatkan diagnosis terbanyak yang didapatkan di Puskesmas Kelurahan Pondok Labu adalah ISPA dengan jumlah kasus sebanyak 4932 kasus.

3.2. DATA KHUSUS PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK LABU3.2.1. Visi, Misi dan Strategi Puskesmas Kelurahan Pondok Labu3.2.1.1. Visi Visi puskesmas Kelurahan Pondok Labu adalah Mewujudkan puskesmas Kelurahan Pondok Labu menjadi pusat pelayanan yang bermutu dengan tenaga profesional dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Visi diatas bermakna bahwa :1) Puskesmas Kelurahan Pondok Labu diharapkan dapat memberi pelayanan bermutu sesuai prosedur mutu yang telah disepakati dan sesuai dengan standard mutu professional, dapat dipertanggung jawabkan, aktualisasi dan terus menerus mengadakan perbaikan disemua unit pelayanan2) Dapat melayani masyarakat dengan menempatkan tenaga professional sesuai dengan kompetensi dan keahliannya sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan,3) Puskesmas Kelurahan Pondok Labu berharap dengan memberikan pelayanan yang bermutu dengan tarif yang relatif murah sesuai Perda sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dari kalangan ekonomi lemah, sedang bahkan kalangan atas.3.2.1.2. Misi1) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SDM dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, pendidikan-pendidikan, seminar-seminar dan kursus-kursus menuju profesionalisme2) Meningkatkan daya saing dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada disekitarnya3) Meningkatkan disiplin dan kinerja karyawan4) Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan standar pelayanan untuk memuaskan pelanggan,5) Menggalang kemitraan dengan masyarakat dan lintas sektoral yang berhubung dengan bidang kesehatan.3.2.1.3. Strategi Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan, Puskesmas perlu didukung oleh manajemen puskesmas yang baik yang terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian dan Pengawasan serta adanya Evaluasi.1) Perencanaana. Menyusun Usulan KegiatanYaitu proses penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pondok Labu yang tertuang dalam RDASK (Rencana Dokumen Anggaran Satuan Kerja). Usulan kegiatan ini dilakukan dengan memperhatikan berbagai kebjakan yang berlaku baik Nasional maupun Daerah dan disusun dalam bentuk Matriks yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, waktu, lokasi perkiraan kebutuhan, biaya dan sumber biaya untuk setiap kegiatan. 2) Pelaksanaana. PengorganisasianBerupa penentuan penanggungjawab program dan pelaksana serta menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun.b. PenyelenggaraanMenyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang teah ditetapkan3) Pemantauan / PengendalianUntuk meningkatkan kerjasama dalam tim antar petugas Puskesmas dalam rangka pemantauan hasil kegiatan dan mutu pelayanan kesehatan, maka setiap bulan dilakukan kegiatan Minilokakarya dan rapat staf. Setiap masalah atau hambatan yang ditemukan pada setiap kegiatan dibahas bersama-sama serta kemudian disusun rencana kegiatan bulan berikutnya. Sedangkan untuk lintas sektoral dilakukan dalam rapat koordinasi di kelurahan.4) EvaluasiDilakukan pada setiap akhir tahun anggaran. Masalah yang ditemukan disusun dalam skala prioritas dan digunakan sebagai bahan dalam penyusunan rencana kegiatan.

3.2.2. Program Pokok Puskesmas1. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah : Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya Kesehatan Lingkungan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Promosi Kesehatan Upaya Pengobatan2. Upaya Kesehatan PengembanganUpaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemmapuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni: Upaya Kesehatan Sekolah Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Perawatan Kesehatan masyarakat Upaya Kesehatan Usia Lanjut Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Upaya Kesehatan Olah Raga Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut3. Upaya Kesehatan Penunjang Apotek

3.2.3. Struktur Organisasi dan Deskripsi Kerja Puskesmas3.2.3.1. Struktur Organisasi Puskesmas Kelurahan Pondok LabuGambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Kelurahan Pondok Labu

3.2.3.2. Deskripsi Kerja Puskesmas Kelurahan Pondok Labuii. Deskripsi KerjaSesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka di tetapkan tugas organisasi diatas sebagai berikut :1) Kepala Puskesmas Adapun tugas dan tanggung jawab Kepala Puskesmas adalah sebagai berikut :a. Sebagai kepala puskesmas memindahkan pegawai antar unitb. Membina pengaturan operasional sesuai kebijakan manajemen puskesmasc. Melaksanakan dan mengkoordinasi kegiatan yankes dan kesmas, d. Koordinasi kegiatan lintas program dan lintas sektoral, e. Melaksanakan pelayanan di UPG, f. Melaksanakan kegiatan UKGS dan UKGM,g. Memimpin rapat / minlok di puskesmash. Mensosialisasikan hasil rapat lintas program dan sektoral,i. Memberi penilaian kinerja karyawan puskesmas j. Memonitor dan menandatangani laporan hasil kegiatan k. Memelihara menjaga dan bertanggung jawab atas sarana dan prasarana yang ada di Unitnya2) Manajemen Revantitif / MRAdapun tugas dan tanggung jawab Manajemen Revantitif adalah sebagai berikut1. Membuat Kerangka Acuan kegiatan Mutu 2. Memimpin Rapta Persiapan Audit Internal 3. Memimpin Rapat persiapan Audit Eksternal 4. Melaksanakan Tinjauan Manajemen5. Melaksanakan Audit Eksternal Oleh Badan Sertifikasi6. Melaksanakan Temu Pelanggan7. Melaksanakan Survei Kepuasan Pelanggan3) Penanggung Jawab Tata Usaha / TUAdapun tugas dan tanggung jawab Tata Usaha adalah sebagai berikut :1. Bertanggung jawab atas semua urusan ketatausahaan2. Membuat laporan tahunan3. Melaksanakan administrasi umum/ surat menyurat.4. Membantu pengetikan untuk karyawan yang membutuhkan5. Melaksanakan program SIK6. Membantu membuat Rujukan Askes7. Memelihara, menjaga dan bertanggung jawab atas sarana dan prasarana di unitnya.8. Bertanggung jawab atas semua urusan kepegawaian.9. Melaksanakan monitoring barang milik daerah.10. Mengawasi semua keuangan di puskesmas.4) Dokter UmumTugas pokok: Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas dapat berjalan dengan baik.Fungsi :1. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.2. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas baik di Puskesmas, Pustu atau Pusling.3. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita dan masyarakat.4. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran masyarakat.5. Melakukan pencatatan dan pelaporan.5) Dokter GigiTugas Pokok: Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.Fungsi :1. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.2. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah kerja Puskesmas secara teratur.3. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas.4. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.5. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran serta masyarakat.6. Memberikan penyuluhan kesehatan.7. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.6) Perawat GigiTugas Pokok: Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.Fungsi :1. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas.2. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati gigi yang sakit.3. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi.4. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah).5. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi.7) Petugas PuskesmasTugas Pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan baik.Fungsi :1. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar gedung.2. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan Perkesmas.3. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.4. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.5. Melakukan pendataan sasaran secara periodik.8) Petugas PengobatanTugas pokok :1. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.2. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas delegasi dari dokter.3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.4. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.5. Melakukan pencatatan dan pelaporan.6. Melakukan kegiatan Puskesmas.7. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan Pustu.9) Petugas P2MTugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.Fungsi :1. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas.2. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular.4. Melakukanpenyuluhan, pencatatan dan pelaporan.5. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas delegasi dari dokter.6. Melakukan kunjungan rumah.7. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang terkait P2P.8. Memberikan penyuluhan kesehatan.9. Melakukan pencatatan dan pelaporan.10) Petugas KIATugas Pokok: Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.Fungsi :1. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan anak.2. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.3. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.4. Melakukan pembinaan dukun bayi.5. Melakukan pembinaan kepada bidan desa.6. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang terkait dengan KIA.7. Melakukan penyuluhan kesehatan.8. Melakukan pencatatan dan pelaporan.9. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.11) Petugas GiziTugas pokok: Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di wilayah kerja Puskesmas.Fungsi :1. Melaksanakan pemberian makanan tambahan.2. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus kurang gizi.3. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi.4. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.5. Melakukan pencatatan dan pelaporan.6. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.7. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.8. Melakukan pembinaan Posyandu.9. Melakukan rujukan kasus gizi.12) Petugas SanitarianTugas pokok: Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat.Fungsi :1. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih, jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan pekarangan.2. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata air, penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya.3. Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat tempat umum.4. Melakukan pencatatan dan pelaporan.5. Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral.6. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan H.S.7. Memberikan penyuluhan kesehatan.8. Pengawasan, penyehatan perumahan.9. Pengawasan pembuangan sampah.10. Pengawasan makanan dan minuman.11. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)13) Pelayanan ImunisasiTugas pokok: Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat.Fungsi :1. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih, jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan pekarangan.2. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata air, penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya.3. Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat tempat umum.4. Melakukan pencatatan dan pelaporan.5. Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral.6. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan H.S.7. Memberikan penyuluhan kesehatan.8. Pengawasan, penyehatan perumahan.9. Pengawasan pembuangan sampah.10. Pengawasan makanan dan minuman.11. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)14) Petugas ApotekTugas pokok:Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus dan memberikan obatFungsi :1. Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi peresepan, pembungkusan dan pemberian obat pada pasien. 2. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat.3. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di apotek.4. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD.5. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat.6. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat.15) Petugas PendaftaranTugas Pokok:Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada semua pengunjung PuskesmasFungsi :1. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan.2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran.3. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien.4. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku.5. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari tersebut.6. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

3.3. PROGRAM POKOK PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK LABU3.3.1. Upaya Kesehatan Wajib 3.3.1.1. Kesehatan Ibu dan AnakPelayanan kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah. Tujuan dari program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu menuju NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) serta meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Tabel 10. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA Puskesmas Pondok Labu Mei Juni 2015

No.IndikatorTarget (%)Sasaran1 TahunSasaranBulan BerjalanCakupanPencapaian (%)

KegiatanPersen (%)

1

Cakupan kunjungan bumil K4959668018577,0881,14

2

Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani (PONED)851931653110,41129,89

3

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

93833

6915273,4378,96

4Kunjungan nifas

938336915273,4378,96

5Kunjungan balita90350329264773,8682,07

Tabel 11. Cakupan Kunjungan Perawatan Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Tahun 2014NoRWSASARANBUMILSASARAN BUMIL RESTI

KUNJUNGAN BUMILDETEKSI

K 1K 4. RESTI

Abs.%Abs.%Abs.%

1011102211011,410811,22211,4

2021102011011,410711,12010,4

30398179810,1959,8178,8

4048515858,8808,3157,8

5057012707,3656,7126,2

606508505,2353,684,2

7071203012012,411812,23015,5

8088816889,1858,8168,3

9091202812012,411712,12814,5

100101152511511,911011,42512,9

Jumlah96619396610092095,2193100

Tabel 12. Jumlah Bayi yang di Imunisasi Setiap Bulan Pada Tahun 2014NoBulanDPTPolioBCGCampakHB0-7

DPT1DPT3Polio 1Polio 4

1Januari60595958656150

2Februari63606058616452

3Maret61606157626160

4April1961722201722201761

5Mei45384338434334

6Juni4941453945390

7Juli5237453743430

8Agustus5338473843450

9September52394739444352

10Oktober57484545484951

11November52524945524859

12Desember72687274707573

Imunisasi terhadap bayi di lakukan di posyandu dan di dalam puskesmas dan di tempat-tempat praktek bidan dan dokter anak.

Tabel 13. Penanganan Balita SKDN Selama Tahun 2014NoBULANS K D N

SKDN% K/S% D/S% N/S% N/D

1Januari191119111823845100954446

2Februari191119111823845100954446

3Maret190719071615848100854453

4April180718071582775100884349

5Mei190219021656847100874551

6Juni190219021659847100874551

7Juli190219021769847100934548

8Agustus1951195117571036100905359

9September185018501553810100844452

10OKTOBER189518951568758100834048

11NOVEMBER1949194919492031001001010

12 DESEMBER1845184516981129100926166

Total2273222732204529790100904348

Tabel 14. Cakupan Distribusi Vitamin A Anak Balita di Wilayah Kelurahan Pondok Labu Tahun 2010NoRWFEBRUARIAGUSTUSCAKUPAN VIT A (%)

SasaranDistribusiSasaranDistribusi

6 -11 bulan12 -60 bulan6 11 bulan12 -60 bulan6 -11 bulan12 -60 bulan6 -11bulan12 -60bulan6 -11 bulan12 -60 bulan

1019327593275932759327510,610,5

2029027090270902709027010,310,3

3038926889268892688926810,110,2

4048826088260882608826010,09,9

505782157821578215782158,98,2

606681886818868188681887,87,2

7079831598315983159831511,211,9

808852508525085250852509,79,5

9099530095300953009530010,811,4

100109328593285932859328510,610,9

jumlah8772626877262687726268772626100100

Hasil cakupan distribusi Vitamin A pada Februari dan Agustus 2010 adalah 100%.

3.3.1.2. Keluarga BerencanaKeluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan kehamilan, jarak antara kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki. Tujuan KB dapat dibagi 2, yaitu: Tujuan umumUntuk lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS). Tujuan khususa) Agar dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak.b) Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu akan pentingnya memelihara kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan.

Tabel 15. Pencapaian Peserta KB Wilayah Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013NoRWSASARANJENIS KONTRASEPSIJML PB%

IUDMOP/WImplantSuntikPilKondom

1011851812013110518513,1

2021501211510215515010,7

303102107641831027,2

40489966473896,3

505573052020574,1

606451522710453,2

7073358012520021833523,8

8086510103582654,6

90913523115751921359,6

101024517182036124517,4

Jumlah14082244123921107291408100

Pencapaian tertinggi kunjungan pasien KB adalah pada RW 07 dengan jumlah 335 akseptor, sedangkan yang terendah pada RW 6, yaitu 45 akseptor. Kontrasepsi yang terbanyak dipilih peserta KB adalah suntikan sebesar 921 akseptor, sedangkan kontrasepsi yang jarang dipilih adalah MOP/MOW.

3.3.1.3. Upaya Perbaikan Gizi Masyrakat Tujuan dari program perbaikan gizi adalah untuk menurunkan angka penyakit akibat kurang gizi yang umumnya diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah, terutama balita dan wanita. Kegiatan gizi terdiri dari konseling gizi, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita dan ibu hamil, pemberian kapsul yodium pada ibu nifas dan anak, kunjungan rumah BGM dan gizi buruk.Tabel 16. Status Gizi Anak Balita (umur 0 5 tahun) di Puskesmas Wilayah Kelurahan Pondok Labu tahun 2013NoRWSTATUS GIZI

GIZI BAIKGIZI KURANGBGMGIZI LEBIH

101202433

202303524

3033715-2

40482---

50545---

606----

7071403-2

80890312

9093431-9

10010211--8

Jumlah 1787 21 6 30

Tabel 17. Prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) pada Balita (umur 0 5 tahun) di Puskesmas Kelurahan Pondok Labu tahun 2013NoRWBALITA DENGAN

BGMGizi Buruk

10133

20222

303--

404--

505--

NoRWBALITA DENGAN

BGMGizi Buruk

606--

707--

80811

909--

10010--

Jumlah66

Mengenai pemberian Makanan Tambahan., pada balita yang berada di garis merah maka akan diadakan tindakan lanjutan yaitu pemberian makanan tambahan dan dilakukan pemulihan dilaksanakan untuk 5 Balita Gizi Buruk selama 90 hari.

3.3.1.4. Upaya Kesehatan LingkunganKegiatan Penyehatan Lingkungan meliputi :1. Pembinaan Masyarakat Pemukiman Pemerikasaan air bersih yang dilakukan secara sampling. Hasil pemeriksaan ini dikirimkan kembali kepada yang bersangkutan Penyuluhan Pendataan secara rutin oleh petugas mengenai lingkungan 2. Pembinaan Masyarakat Sekolah Pemeriksaan tempat penampungan air dan penggunaan air bersih secara teratur oleh petugas Penyuluhan tentang masalah kesehatan Pemeriksaan Gigi Rutin (UKGS) Pemeriksaan kecacingan pada sekolah tertentu Pemberian ABATE pada sekolah berjentik Pemerikasaan tempat tempat pembuangan sampah Pemeriksaan pengelolaan warung sehat / warung sekolah yang dilakukan oleh petugas.3. Pembinaan Masyarakat Khusus Pembinanan tempat-tempat umum yang dilakukan oleh petugas dari puskesmas kelurahan bersama dengan petugas puskesmas kecamatan Pemerikasaan dan pembinaan dilakukan pada :- Tempat-tempat umum- TPM- Home Industry3.3.1.5. Promosi KesehatanJumlah sasaran penyuluhan Promosi Kesehatan di luar gedung Puskesmas di wilayah Kelurahan Pondok Labu adalah sebagai berikut.Tabel 18. Jumlah Masyarakat Sasaran Penyuluhan Promosi Kesehatan Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013NoRWSASARAN PENYULUHAN

Tokoh MasyarakatMasyarakat UmumMasyarakat SekolahJUMLAH

101335120374

20284254437

303428516305

40463224332

5056216222

606121368156

7072022212254

80830244274

909143858407

10010205124536

Jumlah1233098763297

Tabel 19. Jumlah Sasaran Penyuluhan Promosi Kesehatan Per Materi Di Luar Gedung Puskesmas Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013NoMATERIRW

010203040506070809010

1KIA12361812122461213

2KB123624121012123636

3Gizi6836661261224

4Imunisasi24124861224121412

5Diare

6DBD4353354454

7AIDS11

10Rokok/Narkoba11

14TBC1122

21Lain-lain

Tabel 20. Frekuensi Penyuluhan Per Materi Di Dalam Gedung Puskesmas Di Wilayah Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013No.MateriDalam Puskesmas Pondok Labu

1KIA12

2KB3

3Gizi-

4Imunisasi2

5Diare-

6DBD48

7AIDS-

8Hepatitis-

9ISPA-

10Rokok/Narkoba-

11Kanker-

12Degeneratif-

13Kesling-

14TBC24

15Kusta-

16Gigi & Mulut-

17Kes. Mata-

18Kes. Jiwa-

19Kes. Kerja-

20Kecacingan-

21Lain-lain-

J U M L A H89

3.3.1.6. Upaya Pengobatan Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan yang khusus untuk keperluan tersebut.Pada program pengobatan, keberhasilan program dapat dilihat dengan menilai jumlah kasus yang ada. Kunjungan ini dapat dibagi menjadi 3 kriteria yang merupakan indikator kinerja kerja pada program pengobatan, yaitu:1. Kasus baru: pernyataan diagnosa pertama kali oleh dokter/paramedis bahwa seseorang menderita penyakit tertentu.2. Kasus lama: kunjungan kedua suatu kasus baru penyakit yang sama dalam satu periode penyakit yang bersangkutan.3. Kunjungan kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus (lama) penyakit yang masih dalam periode penyakit yang bersangkutan. Untuk penyakit menahun adalah kunjungan kedua dan seterusnya pada tahun berikutnya. Frekuensi kunjungan adalah rata-rata jumlah kunjungan setiap kasus ke puskesmas dan jaringannya sampai sembuh.Tabel 21. Jumlah Kunjungan Unit Pelayanan Umum Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Tahun 2014BULANUPU

UMUMBPJSTOTAL

LPLPLP

JANUARI287389212293499682

FEBRUARI335461237371572832

MARET319474227394546868

APRIL305426264423569849

MEI267348275367542715

JUNI303394297404600798

JULI204267190306394573

AGUSTUS215299273366488665

SEPTEMER256336307481563817

OKTOBER1783535157996931152

NOVEMBER236315433662669977

DESEMBER2183204457196631039

JUMLAH312343823675558567989967

3.3.1.7. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan PenyakitKarena kelurahan Pondok Labu merupakan wilayah rawan banjir maka diperlukan upaya upaya dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit. Terjadinya genangan air di wilayah Kelurahan Pondok Labu, selain diakibatkan oleh hujan yang terus menerus juga akibat banjir kiriman (luapan air) dari 2 (dua) kali/sungai yang melalui wilayah Kelurahan Pondok Labu yaitu kali Krukut dan Kali Grogol. Tingginya tingkat rawan banjir akan memicu tingginya kelurahan Pondok Labu menjadi daerah rawan demam berdarah dengue /DBD. Pada saat ini seluruh RW masuk dalam kategori endemis bahkan endemis tinggi dengan IR /100.000 diatas 50 penderita, Dibandingkan dengan data penderita pada tahun 2011 (32 kasus) terjadi peningkatan kasus sebanyak 26 kasus sehingga tahun 2012 mencapai 52 penderita (38 %) .Tabel 22. Penanggulangan Kasus DBD Di Kelurahan Pondok Labu Tahun 2013NOBULANPMPENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI (PE)

(-)(+)Tidak ditemukanBukan DBD

1Januari9-52-2

2Februari9-1521

3Maret9-252-

4.April6-22-2

5Mei2---2-

6Juni8-242-

7Juli17-4103-

8Agustus------

9September5-32--

10Oktober3--3--

11November7-25--

12Desember4--4--

Keterangan: P: Penderita, M: Meninggal

3.3.2. Upaya Kesehatan Pengembangan3.3.2.1. Upaya Kesehatan Gigi SekolahTabel 23. Jumlah SD Yang Mengikuti UKGS Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Tahun 2014No SDTARGETTAHAP IITAHAP III

Thp IIThp III%

1109191100 %100 %

Tabel 24. Jumlah Murid Yang Mendapatkan Pelayanan Preventif Dan Kuratif Program UKGS Di Wilayah Kelurahan Pondok Labu Tahun 2014NoKURATIFPREVENTIF

Tambal GigiCabut GigiSikat gigi massalScaling

SusuTetapSusuTetap

1-20276959 Kelas65

3.3.2.2. Upaya Kesehatan Gigi dan MulutTabel 25. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Gigi Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Tahun 2014NoBulanBumilAprasUsia Sek.Lain-lainJumlah

BLBLBLBLBL

1Januari3035810871234952146187

2Februari18282424574613391222

3Maret21374630512317981273

4April196357217383100128243

5Mei254406264587128138219

6Juni204836143574175112264

7Juli1735442237468792163

8Agustus10501222583916072270

9September7562722734017771314

10Oktober8691616695717482318

11November3764419723411160263

12Desember552272146578685191

Tabel 26. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Gigi Per Jenis Kunjungan Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Tahun 2014NoJenis kunjungan

BulanUmumAskesGakinKJSAnak SDJUMLAH

1Januari18865-80-333

2Februari17046-96-312

3Maret20582-88-375

4April18882398-371

5Mei178695105-357

6Juni180683125-376

7Juli13752165-255

8Agustus16960-113-342

9September17263-150-385

10Oktober18577-138-400

11November13479-110-323

12Desember11557-110-282

Tabel 27. Jumlah Penyakit Gigi Dan Mulut Yang Berobat Ke Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Tahun 2014NoJenis PenyakitKodePenyakitJumlah Kasus

BPGUKGS

1Karies Gigi1501129454

2Peny.Pulpa & jaringan periapikal1502343749

3Gingivitis & jaringan periodontal150383565

4Gangguan gigi dan jaringan lain1504383276

5Penyakit rongga mulut lain1505138-

J U M L A H6087444

3.3.3. Upaya Kesehatan Penunjang3.3.3.1. ApotikTabel 28. Jumlah Pemakaian 20 Obat Terbanyak Di Puskesmas Menurut Nama Obat (Generik) Di Wilayah Kelurahan Pondok Labu Tahun 2014NONAMA OBATJUMLAH

ABSOLUT%

1Paracetamol Tablet138094,77 %

2CTM3126510,79 %

3Amoksisilin 500mg184176,36 %

4Vit B Complek 273699,45 %

5GG129374,47 %

6Vit C 50 mg154115,32 %

7Piridoksin98653,41 %

8B1119364,12 %

9Antasida Tablet 157235,43 %

10Amoksisilin 250 mg154265,32 %

11Dexa Tab41861,40 &

12Antalgin174306,02 %

13B 12 72812,51 %

14Asam Mefenamat38031,31 %

15Captropil 12,5 mg238558,3 %

16Ranitidine48381,67 %

17Ibuprofen43771,51 %

18SF111793,26 %

19Captropil 25 mg193236,67 %

20Ambroxol Tab202817,00 &

jumlah289711100 %

Pemakaian obat terbanyak di Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Tahun 2014 yaitu CTM Tablet sebanyak 31.265 tablet.

BAB IVMETODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS

4.1. RANCANGAN DIAGNOSTIK KOMUNITASJenis Penelitan ini adalah penelitian deksriptif, dimana penelitian dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran mengenai suatu keadaan secara objektif.Tujuan dari rancangan penelitian dengan survey adalah untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program dan hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program.

4.2. METODE DIAGNOSTIKMetode yang digunakan pada penelitian ini adalah survey yang dilakukan pada Bulan Mei 2015 Juli 2015 di Puskesmas Kelurahan Pondok Labu.4.2.1. Jenis DataJenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data Primer berasal dari Tanya-jawab mengenai program yang terkait bersama dengan kepala program, kepala Puskesmas, dan warga yang mempunyai balita dan mengunjungi Puskesmas Pondok Labu. Data Sekunder berasal dari laporan PWS dari tiap kepala program yang bertanggung jawab di Puskemas Kelurahan Pondok Labu. 4.2.2. Sumber DataSumber data yang digunakan merupakan laporan PWS (PemantauanWilayah Setempat) di Puskesmas Kelurahan Pondok Labu selama tiga bulan terakhir (Mei 2015-Juli 2015) dan hasil wawancara dari pihak-pihak yang terkait.4.2.3. Indikator Kesehatan1. Pemantauan pertumbuhan anak usia 12 59 bulan minimal 8 kali dalam setahun.2. Pemantauan perkembangan anak usia 12 59 bulan minimal tiap 6 bulan sekali.3. Suplementasi vitamin A dosis tinggi 200.000 IU pada anak usia 12 59 bulan 2 kali per tahun (bulan Februari dan Agustus).

4.3. LOKASI DAN WAKTU4.3.1. Waktu PenelitianPenelitian akan dilaksanakan dari 31 Agustus 2015 9 Oktober 2015.4.3.2. Tempat PenelitianPenelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan.

4.4. SAMPEL DIAGNOSTIK KOMUNITAS4.4.1. Kriteria Inklusi1. Usia 12 59 bulan2. Orang tua bersedia untuk diwawancara dan mengisi kuesioner3. Domisili tempat tinggal berada di wilayah kelurahan Pondok Labu4.4.2. Kriteria Eksklusi1. Usia < 12 bulan2. Usia > 59 bulan

4.5. ANALISIS KOMUNITASData yang sudah terkumpul dari Puskesmas Pondok Labu di analisis secara deskriptif dilakukan berdasarkan kerangka pemikiran pendekatan sistem yang diawali dari input yang meliputi 5M yaitu, man, money, method, material, machine, kemudian dilanjutkan dengan proses yang meliputi fungsi manajemen (P1,P2,P3) dan manajemen mutu sehingga didapatkanlah output. Input dan proses dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. Data kemudian diolah untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencari penyebab yang paling mungkin. Langkah selanjutnya menentukan alternartif pemecahan masalah kemudian penetapan pemecahan masalah terpilih dengan menggunakan kriteria matrix dengan rumus m.i.v/c. Selanjutnya menyusun rencana kegiatan terpilih dan membuat plan of action (POA) dari rencana kegiatan lalu dijadwalkan dalam sebuah Gant Chart.

BAB VANALISIS MASALAH

5.1. ALUR PEMECAHAN MASALAH

Gambar 3. Alur Pemecahan Masalah

Siklus pemecahan masalah adalah seperti berikut :1. Identifikasi/ Inventarisasi masalahMenetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai, kemudian menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Untuk hal ini digunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah membandingkan antara hasil kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah ditentukan.

2. Penentuan prioritas masalahUntuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli. Namun dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah metode Hanlon.3. Penentuan penyebab masalahAnalisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis penyebab masalah antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan), analisis sistem, pendekatan H.L.Bloem, analisis epidemiologi, dan pohon masalah. Dalam hal ini, kami menggunakan metode fish bone analysis untuk menentukan penyebab masalahnya.4. Memilih penyebab yang paling mungkinBertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain dengan cara:a. Menetapkan tujuan dan sasaranb. Mencari alternatif pemecahan masalahPenyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi.5. Menentukan alternatif pemecahan masalahSeringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan.6. Penetapan pemecahan masalah terpilihSetelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.7. Penyusunan rencana penerapanRencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action atau Rencana Kegiatan).8. Monitoring dan evaluasiAda dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

5.2. KERANGKA PIKIR MASALAHDari hasil cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kegiatan Puskesmas Kelurahan Pondok Labu bulan Mei hingga Juli 2015, yang masih menjadi masalah dan perlu diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran pendekatan sistem adalah sebagai berikut :INPUTManMoneyMethodMaterialMachinePROSESP1P2P3

OUTPUTOUTCOMELINGKUNGANFisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem

5.3. IDENTIFIKASI CAKUPAN PROGRAMDari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Kelurahan Pondok Labu mulai bulan Mei hingga Juli 2015 didapatkan masalah karena pencapaiannya kurang dari 100 % yaitu sebagai berikut.

Tabel 29. Cakupan Program yang Masih BermasalahIndikatorTarget (%)Sasaran1 TahunSasaranBulan BerjalanCakupanPencapaian (%)

KegiatanPersen (%)

Cakupan kunjungan ibu hamil K4959668018577,0881,14

Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan938336915273,4378,96

IndikatorTarget (%)Sasaran1 TahunSasaranBulan BerjalanCakupanPencapaian (%)

KegiatanPersen (%)

Cakupan ibu nifas938336915273,4378,96

Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) 1008777320694,0694,06

Cakupan pelayanan anak balita90350329264773,8682,07

Penemuan penderita baru TB BTA +90424758,3464,82

RW Siaga Aktif45101044088,89

5.4. PENENTUAN PRIORITAS MASALAHDari tabel diatas didapatkan beberapa masalah pada Standar Pelayanan Minimal kegiatan program Puskesmas Kelurahan Pondok Labu mulai dari bulan Mei hingga Juli 2015. Dengan banyaknya masalah yang ditemukan, maka perlu dilakukan pemilihan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.1. Metode Hanlon Kuantitatif Merupakan metode yang mudah dipakai untuk menentukan prioritas masalah, dengan rumus :(A + B) x C x DKeterangan :Kriteria A : Besar Masalah (nilai 1-6)Kriteria B: Kegawatan Masalah (nilai 1-5)Kriteria C: Kemudahan Penanggulangan (nilai 1-5)Kriteria D: PEARL Factor (nilai 0 atau 1)Adapun tujuan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif dalam menentukan prioritas masalah : a. Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikutsertakan dalam proses penentuan masalah.b. Mengelompokkan faktor-faktor yang ada dan memberikan skor terhadap kelompok faktor tersebut.c. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai kebutuhannya.2. Kriteria A : Besar MasalahMenetapkan faktor yang digunakan untuk menentukan besarnya masalah. Data yang digunakan bersifat kuantitatif. Untuk menetapkan besar masalah dapat dilihat dari populasi dan sasaran Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam menilai besar masalah maka hal yang perlu diperhatikan adalah penetapan range untuk menentukan nilai besarnya masalah.

Langkah 1: Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih presentasi pencapaian dengan target 100%.Tabel 30. Program-Program yang Belum Mencapai TargetNoProgramPencapaian(< 100%)Besarnya masalah(100% - % pencapaian)

1.Cakupan kunjungan ibu hamil K481,14%18,86

2.Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan78,96%21,04

3.Cakupan ibu nifas78,96%21,04

4.Kelurahan Universal Child Imunization (UCI)94,06%5,94

5.Cakupan pelayanan anak balita82,07%17,93

6.Penemuan penderita baru TB BTA +64,82%35,18

7.RW Siaga Aktif88,89%11,11

Langkah 2 : Menentukan kelas dengan menggunakan rumus Sturgessk = 1 + 3,3 Log nKeterangan: n = jumlah masalahk = jumlah kelasdalam contoh masukkan ke rumus : k = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 7 = 1 + 3,3 x 0,84 = 1 + 2,772 = 3,772 4 Langkah 3 : Menentukan interval dengan menghitung selisih persentase besar masalah terbesar dengan besar masalah terkecil kemudian dibagi dengan nilai kelas. Nilai besar masalah : terbesar= 35,18terkecil = 5,94Interval:nilai terbesar nilai terkecil k: 35,18 5,94 7,31 4Tabel 31. Pembagian Interval KelasKolom/KelasSkala IntervalNilai

Skala 15,94 13,251

Skala 213,36 20,562

Skala 320,57 27,873

Skala 427,88 35,184

Langkah 4 : Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnyaTabel 32. Nilai Masalah Sesuai KelasMasalahBesarnya masalah terhadap presentase pencapaian

5,94-13,25 (1)13,36-20,56 (2)20,57-27,87 (3)27,88-35,18 (4)Nilai

1X2

2X3

3X3

4X1

5X2

6X4

7X1

3. Kriteria B : Kegawatan MasalahKriteria ini dilakukan dengan cara menentukan kegawatan, tingkat urgensi, dan kecenderungan penyebaran dengan sistem skoring dengan skor 1- 5.Tingkat urgensi dengan skor : a. Sangat mendesak = 5b. Mendesak = 4c. Cukup mendesak = 3d. Kurang mendesak = 2e. Tidak mendesak = 1

Kegawatan dengan skor :a. Sangat gawat = 5b. Gawat= 4c. Cukup gawat = 3d. Kurang gawat= 2e. Tidak gawat= 1Kecenderungan penyebaran dengan skor :a. Amat sangat meluas= 5b. Sangat meluas= 4c. Meluas= 3d. Kurang meluas= 2e. Tidak meluas= 1Tabel 33. Daftar Masalah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Berdasarkan Kriteria BMasalahTingkat UrgensiTingkat KegawatanTingkat PenyebaranNilai

14,33217,33

23,673,331,338,33

332,671,337

44,3332,6710

53,673,333,6710,67

64,673,674,6713,01

71,331,671,674,67

4. Kriteria C : Kemudahan dalam penanggulangan Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur dengan sistem skoring dengan nilai 15 dalam bentuk sebaga berikut.1. Sangat sulit: 11. Sulit: 21. Cukup mudah: 31. Mudah: 41. Sangat mudah: 5

Tabel 34. Daftar Masalah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Berdasarkan Kriteria CNo.ProgramPenanggulangan

1Cakupan kunjungan ibu hamil K42

2Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan2

3Cakupan ibu nifas2

4Kelurahan Universal Child Imunization (UCI)4

5Cakupan pelayanan anak balita3

6Penemuan penderita baru TB BTA +2

7RW Siaga Aktif3

5. Kriteria D : PEARL FaktorKelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dengan skor nilai 1 bila jawaban ya dan 0 jika tidak. Faktor penentu tersebut adalah:A. Propriate (kesesuaian dengan program nasional/kesepakatan dunia/program daerah)B. Economic (secara ekonomi murah, kegiatan tersebut untuk dilaksanakan)C. Acceptability (dapat diterima oleh masyarakat, pemda)D. Resources Availability (tersedianya sumber daya alam dalam mendukung kegiatan)E. Legality (dasar/landasan secara hukum/etika kedokteran/ kesehatan/ada/ benar.Tabel 35. Daftar Masalah Puskesmas Kelurahan Pondok Labu Berdasarkan Kriteria DMasalahPropriateEconomicAcceptabilityResourcesLegalityHasil kali

1 111111

2 111111

3 111111

4 111111

5 111111

6 111010

7 111111

6. Penilaian Prioritas MasalahSetelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat, hasil tersebut dimasukkan dalam formula Nilai Prioritas Dasar (NPD) serta Nilai Prioritas Total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah yang dihadapi:NPD = (A + B) x CNPT = (A + B) x C x DTabel 36. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon KuantitatifNo.ProgramABCDNPDNPTPeringkat Masalah

1.Cakupan kunjungan ibu hamil K427,332129,3229,32V

2.Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan38,332149,9849,98II

3.Cakupan ibu nifas37214242III

4.Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) 110414040IV

5.Cakupan pelayanan anak balita210,673164,0264,02I

6.Penemuan penderita baru TB BTA +413,0120104,080VII

7.RW Siaga Aktif14,673114,0114,01VI

5.5. URUTAN PRIORITAS MASALAH1. Cakupan pelayanan anak balita 2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan3. Cakupan ibu nifas4. Kelurahan Universal Child Imunization (UCI)5. Cakupan kunjungan ibu hamil K46. RW Siaga Aktif7. Penemuan penderita baru TB BTA +

DAFTAR PUSTAKA1. BAPPENAS. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011. In:BAPPENAS, Editors. Jakarta:BAPPENAS;2012;p.5-11,27, 47-52.2. BAPPENAS. Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium. In: BAPPENAS, Editors. Jakarta:BAPPENAS;2004;p.14,52-5.3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 2019. In: Kementerian Kesehatan RI, Editors. Jakarta:Kementerian Kesehatan RI;2015;p.5-6,19-21,36-37.4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. In: Kementerian Kesehatan RI, Editors. Jakarta:Kementerian Kesehatan RI;2004;p.11-5.5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012. In: Kementerian Kesehatan RI, Editors. Jakarta:Kementerian Kesehatan RI;2013;p.20-3.6. Djaja S, Wiryawan Y, Maisya IB. Tren Penyakit Penyebab Kematian Bayi dan Anak Balita di Indonesia dalam Periode Tahun 1992-2007. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2009;8(4 Des)7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). In: Depkes RI, Editors. Jakarta:Depkes RI;2008

45