Top Banner
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA SISWA DI SMP NEGRI 7 TAMBUN SELATAN PADA TAHUN 2013 DISUSUN OLEH : Haula sita fadhilah Nrp : 1010711096 FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS PEMBANGUN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
54

Proposal 123

Mar 31, 2023

Download

Documents

dwi maulia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal 123

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG

BAHAYA MEROKOK PADA SISWA DI SMP NEGRI 7 TAMBUN SELATAN PADA

TAHUN 2013

DISUSUN OLEH :

Haula sita fadhilah

Nrp : 1010711096

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

Page 2: Proposal 123

2010

BAB 1

1.1 Latar Belakang

Merokok merupakan kegiatan yang berbahaya bagi kesehatan

tubuh. Karena menurut badan kesehatan dunia (WHO) rokok

merupakan zat aditif yang memiliki kandungan kurang lebih

4000 elemen, dimana 200 elemen di dalam nya berbahaya bagi

kesehatan tubuh (abadi, 2005). Jaya (2009) menambahkan bahwa

racun yang utama dan berbahaya pada rokok antara lain tar,

nikotin dan karbon monoksida. Racun itulah yang kemudian

akan membahayakan kesehatan perokok aktif dan perokok pasif

(murti, 2005).

Tingkat konsumsi rokok di Indonesia relative tinggi

dibandingkan Negara – Negara di Asia Tenggara. Berdasarkan

hasil survey WHO, Indonesia menempati urutan pertama di Asia

Tenggara dalam hal tingkat prevalensi perokok dewasa per

hari (WHO report on the global Tobacco Epidemic, 2011).

Jumlah perokok dari tahun ke tahun yang semakin meningkat,

hal ini berarti bahwa terdapat pertambahan perokok baru

setiap saat yang kemungkinan besar akan terus menjadi

perokok aktif seumur hidupnya. Perokok baru tersebut

sebagian besar adalah anak – anak dan remaja. Dari beberapa

hasil penelitian menunjukkan hampir 70% perokok Indonesia

memulai merokok sebelum mereka berumur 19 tahun. Berdasarkan

Riskesdas tahun 2007, perilaku penduduk Indonesia dalam

mengkonsumsi rokok menunjukkan bahwa masih lebih banyak

Page 3: Proposal 123

masyarakat yang tidak merokok dibandingkan dengan masyarakat

yang merokok dimana presentase penduduk umur 10 tahun ke

atas 23.7% merokok setiap hari, 5.5% merokok kadang –

kadang, 3.0% adalah mantan perokok dan 67.8% bukan perokok.

Namun presentase tertinggi penduduk yang merokok setiap hari

berada pada kelompok usia sekolah yaitu 15 – 19 tahun dengan

presentase sebesar 36.3% dan konsumsi terbesar kedua

berikutnya berada pada usia 20 – 24 tahun dengan presentase

sebesar 16.3%. fakta ini menunjukkan bahwa konsumsi rokok

justru sangat tinggi di kalangan penduduk usia sekolah yang

umurnya belum memiliki penghasilan sendiri untuk membeli

rokok.

Berdasarkan peraturan pemerintah republic Indonesia nomor

19 tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan, yang

dimaksud dengan rokok adalah hasil olahan tembakau

terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang

dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotianan

Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung

nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Tembakau

juga mengandung alkaloid yang beracun yaitu nikotin,

nikotein dan nikotelin. Gejala keracunan nya berupa diare,

muntah, kejang – kejang dan sesak nafas (Suryo Sukendro,

2007 : 28). Kandungan yang terdapat pada rokok yaitu :

a. Tar

Tar mengandung ratusan zat kimiawi yang kebanyakan

bersifat karsinogenik.

b. Nikotin

Page 4: Proposal 123

Nikotin merangsang pelepasan catecholamine yang bisa

meningkatkan denyut jantung.

c. Karbon monoksida (CO)

CO merupakan 1-5 % dari asap rokok. Zat ini mengusung

oksigen dalam darah (eritrosit) dan membentuk

carboxihaemoglobin. Seorang perokok akan mempunyai

carboxyhaemoglobin lebih tinggi dari orang normal,

sekitar 2-15%, pada orang normal carboxyhaemoglobin

hanya sekitar 0,5-2%. Selain itu CO merusak dinding

arteri yang pada akhirnya dapat menyebabkan

atherosclerosis dan penyakit jantung koroner. CO juga

merusak bayi dalam kandungan.

Berbagai macam anggota tubuh dapat terkena penyakit

yang disebabkan oleh rokok yaitu pada mata dapat menyebabkan

katarak dan kebutaan. Rokok dapat menyebabkan kanker pada

bagian tubuh mulut, tenggorokkan, pita suara dan esophagus.

Lebih dari 90% penderita kanker mulut adalah perokok dan

tingkat kematian penderita kanker mulut pada perokok lebih

besar 20 sampai dengan 30 kali dibandingkan dengan penderita

kanker mulut yang bukan perokok. Pada perokok, resiko

menderita periodontitis (gusi terbakar yang mengarah ke

infeksi) sebesar 10 kali lebih tinggi. Kanker paru – paru,

pneumonia, bronchitis, asma dan batuk kronis, kematian

akibat kanker paru – paru yang disebabkan oleh rokok

berkisar lebih dari 80%. Selain itu studi di finlandia

menunjukkan bahwa merokok pasif menyumbang timbulnya

penyakit asma pada orang dewasa. Dan di inggris, studi yang

dilakukan oleh National Asma Campaign menunjukkan bahwa

Page 5: Proposal 123

rokok memicu serangan asma pada 80% penderita. Kehamilan

pada ibu hamil, merokok dapat menyebabkan bayi lahir

premature, berat badan lahir rendah dan keguguran. Menurut

WHO, wanita merokok pada Negara maju adalah 15%, pada Negara

berkembang adalah 8%. Sedangkan di amerika serikat, wanita

perokok mencapai 15% - 30% dan sebagian dari mereka adalah

wanita hamil.

Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok pertama.

Kebiasaan merokok pada remaja dipengaruhi oleh orang tua,

teman sebaya, kepribadian dan media informasi yang

mengiklankan rokok. Perilaku merokok pada anak dapat

disebabkan karena mencotoh perilaku pada keluarga yang

merokok. Menurut Green, perilaku seseorang dipengaruhi oleh

factor pendahulu (predisposing) yang meliputi pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai dan tradisi. Pada

survey pendahuluan yang dilakukan terhadap 20 orang siswa

SMP, diperoleh data 17 orang (85.0%) diantaranya pernah

merokok dan umumnya mereka mempunyai pengetahuan yang kurang

tentang efek negative dari rokok terhadap kesehatan.

Keluarga mempunyai peran penting dalam pendidikan dan

pembentukan karakter anak. Karena sejak dilahirkan anak

diasuh dalam keluarga sehingga pertumbuhan dan perkembangan

hidupnya tidak akan terlepas dari apa yang akan disediakan

atau diberikan oleh keluarga. Factor keluarga yang

mempengaruhi perilaku merokok diantaranya hubungan orang tua

kurang harmonis, orang tua terlalu otoriter, kurangnya

komunikasi dengan orang tua, keuangan yang berlebihan atau

kekurangan, keluarga yang merokok khususnya pada orang tua

Page 6: Proposal 123

karena orang tua merupakan figure bagi anaknya. Peran orang

tua dalam pembentukan perilaku sangatlah dibutuhkan dalam

masa remaja. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa

transisi antara anak – anak kemasa dewasa, masa transisi ini

seringkali menghadapkan remaja pada situasi yang

membingungkan yang biasanya situasi membingungkan ini

diatasi dengan perilaku yang tidak terkontrol salah satunya

adalah merokok (Aula, 2010).

Peranan orang tua dalam mencegah atau menghindari remaja

untuk tidak merokok sangat besar, ini terbukti dengan orang

tua ataupun guru di sekolah selalu memberikan cara efektif

untuk terhindar dari perilaku merokok, seperti membatasi

kesempatan merokok di sekolah, tempat umum, kendaraan umum,

tempat kerja, dan terutama di rumah karena waktu yang paling

banyak dihabiskan seorang anak adalah di rumah. Peran orang

tua lebih ditingkatkan lagi dengan cara berkomunikasi dan

membantu untuk menemukan alasan merokok, serta cara untuk

menolak ajakan temannya dan sebisa mungkin menjauhkan diri

dari teman perokok. Anggota keluarga yang merokok disarankan

untuk tidak merokok di depan anak dan berusaha untuk

berhenti merokok. Peran keluarga sangat utama sekali dalam

mencegah hal tersebut sehingga perlu kita ketahui peran

orang ibu dan bapak dalam keluarga yaitu : peran ibu dalam

keluarga, yaitu : ibu sebagai pendidik, teladan sedangkan

peran ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak (Gunarsa,

2004).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin

mengetahui tentang Hubungan Peran Orang tua dengan

Page 7: Proposal 123

pengetahuan remaja tentang bahaya merokok pada siswa di SMP

negri 7 Tambun Selatan pada tahun 2013.

1.2 Rumusan Masalah

Merokok merupakan kegiatan yang berbahaya bagi kesehatan

tubuh. Karena menurut badan kesehatan dunia (WHO) rokok

merupakan zat aditif yang memiliki kandungan kurang lebih

4000 elemen, dimana 200 elemen di dalam nya berbahaya bagi

kesehatan tubuh (abadi, 2005).

Perokok baru tersebut sebagian besar adalah anak – anak

dan remaja. Berdasarkan hasil survey WHO, Dari beberapa

hasil penelitian menunjukkan hampir 70% perokok Indonesia

memulai merokok sebelum mereka berumur 19 tahun. Berdasarkan

Riskesdas 2007 Namun presentase tertinggi penduduk yang

merokok setiap hari berada pada kelompok usia sekolah yaitu

15 – 19 tahun dengan presentase sebesar 36.3% dan konsumsi

terbesar kedua berikutnya berada pada usia 20 – 24 tahun

dengan presentase sebesar 16.3%. fakta ini menunjukkan bahwa

konsumsi rokok justru sangat tinggi di kalangan penduduk

usia sekolah yang umurnya belum memiliki penghasilan sendiri

untuk membeli rokok.

Kebiasaan merokok pada remaja dipengaruhi oleh orang tua,

teman sebaya, kepribadian dan media informasi yang

mengiklankan rokok. Perilaku merokok pada anak dapat

disebabkan karena mencotoh perilaku pada keluarga yang

merokok.

Keluarga mempunyai peran penting dalam pendidikan dan

pembentukan karakter anak. Karena sejak dilahirkan anak

diasuh dalam keluarga sehingga pertumbuhan dan perkembangan

Page 8: Proposal 123

hidupnya tidak akan terlepas dari apa yang akan disediakan

atau diberikan oleh keluarga. Factor keluarga yang

mempengaruhi perilaku merokok diantaranya hubungan orang tua

kurang harmonis, orang tua terlalu otoriter, kurangnya

komunikasi dengan orang tua, keuangan yang berlebihan atau

kekurangan, keluarga yang merokok khususnya pada orang tua

karena orang tua merupakan figure bagi anaknya.

Untuk itu peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan

peran orang tua terhadap upaya orang tua menjauhkan remaja

dari dampak bahaya merokok pada siswa di SMP negri 7 tambun

selatan pada tahun 2013.

1.3 Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimanakah peran orang tua dengan pengetahuan remaja

tentang bahaya merokok pada siswa di SMP Negri 7 tambun

selatan?

b. Apakah ada hubungan peran orang tua dengan pengetahuan

remaja tentang bahaya merokok pada siswa di SMP Negri 7

tambun selatan?

c. Apakah ada hubungan tentang pengetahuan remaja tentang

bahaya merokok pada siswa di SMP negri 7 tambun selatan?

d. Bagaimanakah sikap remaja pada bahaya merokok pada siswa

di SMP Negri 7 tambun selatan?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Page 9: Proposal 123

Mengetahui hubungan peran orang tua dengan

pengetahuan remaja tentang bahaya merokok pada siswa

di SMP negri 7 tambun selatan.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Memperoleh informasi karakteristik (usia, jenis

kelamin) pada siswa di SMP negri 7 tambun selatan.

b. Memperoleh informasi tentang peran orang tua

dengan pengetahuan remaja tentang bahaya merokok

pada siswa SMP negri 7 tambun selatan.

c. Memperoleh informasi tentang pengetahuan remaja

terhadap bahaya merokok pada siswa di SMP negri 7

tambun selatan.

d. Memperoleh informasi tentang hubungan peran orang

tua dengan pengetahuan remaja tentang bahaya

merokok pada siswa SMP negri 7 tambun selatan.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Keluarga

Sebagai masukan bagi orang tua bahwa betapa pentingnya

peran orang tua dalam keluarga terhadap bahaya merokok

pada anak usia sekolah di SMP Negri 7 Tambun Selatan

b. Pendidikan

- Sebagai literature tambahan tentang karakteristik

remaja dan peran orang tua dengan tentang bahaya

merokok pada anak usia sekolah

- Diharapkan pendidikan mampu menciptakan remaja yang

mampu dan mengetahui tentang bahaya merokok

c. Profesi Keperawatan

Page 10: Proposal 123

- Bermanfaat bagi ilmu keperawatan khusus nya keperawatan

keluarga dan anak dalam mengidentifikasi pola

komunikasi efektif di dalam keluarga tentang bahaya

merokok di kalangan remaja tidak semakin banyak.

- Perawat mampu menyampaikan dan mengaplikasikan pola

komunikasi yang efktif dalam keluarga terhadap

pentingnya pengetahuan remaja tentang bahaya merokok.

d. Bagi SMP Negri 7 Tambun Selatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi

tambahan kepada SMP Negri 7 Tambun selatan yang terdiri

dari murid kelas IX mengenai hubungan peran orang tua

dalam keluarga terhadap bahaya merokok pada anak usia

sekolah

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini meneliti siswa/I di SMP Negri 7 tambun

selatan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negri 7 tambun

selatan mengenai “ Hubungan Peran Orang tua dengan

pengetahuan remaja tentang Bahaya merokok pada siswa di SMP

negri 7 tambun selatan pada tahun 2013.”

Page 11: Proposal 123

BAB II

Tinjauan Pustaka

1. Remaja

1.1 Definisi

Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak –

kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa

pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun

perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak – anak baik

bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi

bukan pula orang dewasa yang telah matang (Hariyanto,

2010)

Menurut Potter, Perry (2005 : 690) dalam buku ajar

fundamental keperawatan bahwa remaja atau aolesens adalah

periode perkembangan selama di mana individu mengalami

perubahan dari masa kanak – kanak menuju dewasa, biasanya

antara usia 13 dan 20 tahun. Istilah adolesens biasanya

menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas

menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin dapat

terjadi. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan

perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan

mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan

berhadapan dengan abstraksi.

Page 12: Proposal 123

Depkes RI (2005), masa remaja merupakan suatu proses

tumbuh kembang yang berkesinambungan, yang merupakan

massa peralihan dari kanak – kanak ke dewasa muda.

1.2 Tugas perkembangan remaja

Tugas – tugas perkembangan remaja menurut (Hariyanto,

2010) antara lain :

a. Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis-

psikologis.

b. Belajar bersosialisasi dengan seorang laki-laki maupun

wanita.

c. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua

dan orang dewasa lain.

d. Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang

bertanggung jawab.

e. Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis.

1.3 Masa rentang remaja ada tiga tahap yaitu :

berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya menurut

(Widyastuti dkk, 2009 dalam Satria, 2008) masa (rentang

waktu) remaja ada tiga tahap yaitu :

a. Masa remaja awal (10 – 12 tahun)

- tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman

sebaya

- tampak dan merasa ingin bebas

- tampak dan memang lebih banyak memperhatikan

keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal

(abstrak).

b. Masa remaja tengah (13 – 15 tahun)

- Tampak dan ingin mencari identitas diri

Page 13: Proposal 123

- Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan

pada lawan jenis

- Timbul perasaan cinta yang mendalam

c. Masa remaja akhir (16 – 19 tahun)

- Menampakkan pengungkapkan kebebasan diri

- Dalam mencari teman sebaya lebih selektif

- Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan)

terhadap dirinya

- Dapat mewujudkan perasaan cinta

- Meiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak

2. Merokok

2.1 Definisi

Merokok merupakan kegiatan yang berbahaya bagi

kesehatan tubuh. Karena menurut badan kesehatan dunia

(WHO) rokok merupakan zat aditif yang memiliki kandungan

kurang lebih 4000 elemen, dimana 200 elemen di dalam nya

berbahaya bagi kesehatan tubuh (Abadi, 2005).

Perilaku merokok adalah perilku yang dinilai sangat

merugikan dilihat dari berbagai sudut pandang baik bagi

diri sendiri maupun orang lain disekitarnya (Aula, 2010,

dalam Fikriyah, Samrotul, dan Febrijanto 2012,hlm. 100).

Merokok merupakan suatu kebiasaan yang dapat

memberikan kenikmatan bagi siperokok namun di lain pihak

dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu

sendiri maupun orang di sekitarnya (soetjiningsih, 2004).

2.2 Faktor yang mempengaruhi merokok

Page 14: Proposal 123

Mu`tadin (2002, dalam Kemala: 9) mengemukakan faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok pada remaja diantaranya

sebagai berikut:

a. Pengaruh orang tua,

menurut Baer & Corado, remaja perokok adalah anak-

anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia,

di mana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-

anaknya dibandingkan dengan remaja yang berasal dari

lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang

berasal dari keluarga konservatif akan lebih sulit

untuk terlibat dengan rokok maupun obat-obatan

dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang

paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri

menjadi figur contoh yaitu perokok berat, maka anak-

anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya.

Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang

tinggal dengan orang tua tunggal (single parent).

Remaja berperilaku merokok apabila ibu mereka merokok

daripada ayah yang merokok yang lebih terlihat pada

remaja putri.

b. Pengaruh teman,

berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak

remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-

temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya.

Ada dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut,

pertama remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya

atau sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87 %

Page 15: Proposal 123

mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat

yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.

c. Faktor kepribadian,

orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu

atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan

kebosanan. Satu sifat kepribadian yang bersifat pada

pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas

sosial. Pendapat ini didukung Atkinson (1999) yang

menyatakan bahwa orang yang memiliki skor tinggi pada

berbagai tes konformitas sosial lebih menjadi perokok

dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang

rendah.

d. Pengaruh iklan,

melihat iklan di media masa dan elektronik yang

menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang

kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali

terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam

iklan tersebut.

2.3 Tipe – tipe perokok

Menurut Smet (1994, dalam Nasution, 2007) ada tiga tipe

perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyaknya

rokok yang dihisap. Tiga tipe perokok tersebut adalah :

a. perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok

dalam sehari

b. perokok sedang yang menghisap 5 – 14 batang rokok dalam

sehari

Page 16: Proposal 123

c. perokok ringan yang menghisap 1 – 4 batang rokok dalam

sehari

kategori perokok dibedakan menjadi perokok aktif dan

perokok pasif. Perokok aktif adalah orang yang

mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun

walaupun itu cuma satu batang dalam sehari, dan perokok

pasif adalah orang yang bukan perokok tetapi menghirup

asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu

ruangan tertutup dengan orang yang merokok (Proverawati,

dan Rahmawati, 2012 hlm 103).

2.4 Bahaya merokok

Bahaya merokok terhadap remaja yang terutama adalah

terhadap fisiknya. Efek merokok tidak hanya mempengaruhi

kesehatan perokok saja tetapi juga mempengaruh kesehatan

orang sekitarnya yang itdak merokok karena terpapar asap

rokok tersebut yang disebut perokok pasif (Depkes RI,

2003).

Adapun bahaya merokok adalah sebagai berikut (Depkes RI,

2003) :

a) Bagi perokok aktif

1. Meningkatkan resiko dua kali lebih besar untuk

mengalami serangan jantung.

2. Meningkatkan resiko dua kali lebih besar mengalami

stroke.

3. Meningkatkan resiko mengalami serangan jantung dua

kali lebih besar pada mereka yang mengalami tekanan

darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi.

Page 17: Proposal 123

4. Meningkatkan resiko 10 kali lebih besar untuk

mengalami serangan jantung bagi wanita pengguna pil

KB.

5. Meningkatkan resiko 5 kali lebih besar menderita

kerusakan jaringan anggota tubuh yang rentan.

b) Bagi perokok pasif

1. Bahaya kerusakan paru – paru. Kadar nikotin, karbon

monoksida serta zat – zat lain yang lebih tinggi

dalam darah mereka akan memperparah penyakit yang

sedang diderita, dan kemungkinan mendapat serangan

jantung yang lebih tinggi bagi mereka yang

berpenyakit jantung. Anak – anak yang orang tua nya

merokok akan mengalami batuk, pilek, dan radang

tenggorokkan serta penyakit paru – paru lebih

tinggi. Wanita hamil yang merokok beresiko

mendapatkan bayi mereka lahir kurus, cacat dan

kematian.

2. Jika suami perokok, maka asap rokok yang dihirup

oleh istrinya akan mempengaruhi bayi dalam

kandungan.

2.5 Kandungan rokok

Rokok terdapat tiga komponen utama yang sangat berbahaya

menurut Bustan (2007) antara lain :

a. Tar

Yang dimaksud dengan tar adalah senyawa polinuklir

hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik. Tar

terbentuk selama pemanasan tembakau dan kadar tar yang

Page 18: Proposal 123

terdapat asap rokok inilah yang menyebabkan adanya

resiko kanker (Suryo Sukendro, 2007 : 83)

b. Nikotin

Zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam

nikotiana Tobacum, Nicotiana Rustica dan spesies

lainnya atau sintesisnya yang bersifat adiktif dapat

mengakibatkan ketergantungan (PP RI No. 19 tahun 2003).

Formula kimia dari nikotin adalah C10H14N2 yaitu cairan

berminyak yang beracun dan tidak bewarna kekuningan.

Nikotin merupakan obat perangsang yang memiliki efek

berlawanan yaitu memberikan rangsangan sekaligus

menenangkan. Nikotin menyebabkan ketagihan karena dapat

memicu dopamine yaitu unsur kimia di dalam otak yang

berhubungan dengan perasaan senang (Yumaria, 2002 :

17).

c. Karbon monoksida

Merupakan gas beracun yang tidak berwarna dan terdapat

pada rokok dengan kandungan 2% - 6 %. Karbon monoksida

pada paru – paru mempunyai daya pengikat (afinitas)

dengan hemoglobin (Hb) sekitar 200 kali lebih kuat

dibandingkan dengan daya ikat oksigen (O2) dengan Hb.

2.6 Dampak merokok bagi kesehatan

Dampak merokok menurut Poltekes Depkes (2012) antara lain

:

a. Dampak bagi paru-paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi

saluran nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran

nafas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan

Page 19: Proposal 123

kelenjar mukus bertambah banyak (hiperplasia). Pada

saluran nafas kecil, terjadi radang ringan hingga

penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan

lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan

jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat

perubahan anatomi saluran nafas, akan timbul perubahan

pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala

klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya

Penyakit Obstruksi Paru Menahun (PPOM). Dikatakan bahwa

merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM,

termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis dan asma.

b. Dampak terhadap jantung

Banyak peneliti telah membuktikan adanya hubungan

merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11

juta kematian pertahun di negara industri maju. WHO

melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan oleh

gangguan sirkulasi darah, dimana 2,5 juta adalah

penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke.

Survey Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan

peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7%

(peringkat ketiga) menjadi 16% (peringkat pertama).

Merokok menjadi factor utama penyebab penyakit pembuluh

darah dan jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan

penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk

bagi pembuluh darah otak dan perifer.

c. Stroke

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak

atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Resiko

Page 20: Proposal 123

stroke dan kematian lebih tinggi pada perokok

dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam penelitian

yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris,

didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan

timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok

perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan,

sedangkan kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5

bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi

pencetus lebih mudahnya terkena AIDS, sehingga berhenti

merokok merupakan langkah penting dalam pertahanan

melawan AIDS.

d. Mata

rokok dapat menyebabkam katarak dan menyebabkan

kebutaan. Resiko perokok adalah tiga kali lebih tinggi

dibanding dengan bukan perokok.

e. Mulut, tenggorokkan, pita suara dan esophagus

Rokok dapat menyebabkan kanker pada bagian tubuh mulut,

tenggorokkan, pita suara dan esophagus dan dapat

menyebabkan penyakit gusi, pilek dan kerongkongan

kering. Lebih dari 90% penderita kanker mulut adalah

perokok dan tingkat kematian penderita kanker mulut

pada perokok lebih besar 20 sampai dengan 30 kali

dibandigkan dengan penderita kanker mulut yang bukan

perokok.

f. Gigi

Pada perokok, resiko menderita periodontitis (gusi

terbakar yang mengarah ke infeksi dan akan merusak

Page 21: Proposal 123

jaringan halus dan tulang) sebesar 10 kali lebih

tinggi.

g. Perut

Penyakit akibat merokok yang menyerang perut adalah

kanker perut dan lambung. Penelitian menunjukkan bahwa

tingkat resiko kanker perut berbanding lurus dengan

jumlah dan lama merokok.

h. Ginjal

Kanker ginjal dapat juga menyerang perokok dan kanker

ini lebih sering ditemukan di antara perokok

dibandingkan dengan yang tidak merokok.

i. Pankreas

Tingkat kesembuhan kanker pancreas tidak lebih dari 4 %

pada penderita yang lebih dari lima tahun menderita

kanker ini.

j. Kandung kemih

Kanker kandung kemih merupakan salah satu resiko yang

dapat diderita oleh perokok

k. Leher Rahim

Kanker juga dapat menyerang di bagian leher Rahim pada

perokok

l. Kehamilan

Pada ibu hamil merokok dapat menyebabkan bayi lahir

premature, berat badan lahir rendah dan keguguran.

Menurut WHO, wanita merokok pada Negara maju adalah 15%

pada Negara berkembang adalah 8%. Sedangkan di amerika

serikat, wanita perokok mencapai 15% - 30% dan sebagian

dari mereka adalah wanita hamil.

Page 22: Proposal 123

3. Peran Orang Tua

Peran adalah suatu konsep perihal manusia yang saat

dialami masing – masing sebagai individu, dalam suatu

organisasi peran menciptakan perilaku individu dari bagian

dalam suatu struktur (Badau’un, 2002).

Modeling (meniru perilaku orang lain) menjadi salah satu

determinan dalam memulai perilaku merokok (sarafino, 2004).

Keluarga mempunyai peran penting dalam pendidikan dan

pembentukan karakter anak. Karena sejak dilahirkan anak

diasuh dalam keluarga sehingga pertumbuhan dan perkembangan

hidupnya tidak akan terlepas dari apa yang akan disediakan

atau diberikan oleh keluarga. Faktor keluarga yang

mempengaruhi perilaku merokok diantaranya hubungan orang tua

kurang harmonis, orang tua terlalu otoriter, kurangnya

komunikasi dengan orang tua, keuangan yang berlebihan atau

kekurangan, keluarga yang merokok khususnya pada orang tua

karena orang tua merupakan figure bagi anaknya. Peran orang

tua dalam pembentukan perilaku sangatlah dibutuhkan dalam

masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Hal

ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara

anak – anak ke masa dewasa, masa transisi ini seringkali

menghadapkan remaja pada situasi yang membingungkan yang

biasanya situasi membingungkan ini diatasi dengan perilaku

yang tidak terkontrol salah satunya adalah perilaku merokok

(Aula, 2010).

Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak –

anaknya, oleh karena itu dalam mengantarkan anak remajanya

Page 23: Proposal 123

ke alam dewasa ada beberapa peran yang harus dijalankan

orang tua antara lain (BKKBN,2009) :

a. Sebagai pendidik

Sebagai pendidik, orang tua wajib memberikan bimbingan

dan arahan kepada anak remajanya sebagai bekal dan

benteng mereka untuk menghadapi perubahan – perubahan

yang terjadi. Nilai agama yang ditanamkan orang tua

kepada anaknya sejak dini merupakan bekal dan benteng

mereka untuk menghadapi perubahan – perubahan yang

terjadi. Agar kelak remaja dapat membentuk rencana hidup

yang mandiri, disiplin dan bertanggung jawab, orang tua

perlu menanamkan kepada remaja arti penting dari

pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan dari

sekolah.

b. Sebagai panutan

Anak dan remaja memerlukan model panutan di

lingkungannya. Oarng tua merupakan model / panutan dan

menjadi tokoh teladan bagi remajanya. Pola tingkah

lakunya, cara berekspresi, cara berbicara orang tua yang

pertama kali dilihat mereka, yang kemudian akan dijadikan

panutan dalam kehidupannya. Orang tua harus selalu

memberi contoh dan keteladanan bagi anak dan remajanya,

baik perkataan, sikap maupun perbuatan.

c. Sebagai pendamping

Orang tua wajib mendampingi remaja agar mereka tidak

terjerumus ke dalam pergaulan yang membawanya ke dalam

kenakalan remaja dan tindakan yang merugikan diri

sendiri. Namun demikian, pendampingan hendaknya dilakukan

Page 24: Proposal 123

dengan bersahabat dan lemah lembut. Sikap curiga dari

orang tua serta kehilangan kesempatan untuk melakukan

dialog terbuka dengan anak dan remaja.

d. Sebagai konselor

Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi remaja,

ketika menghadapi masa – masa sulit dalam mengambil

keputusan. Sebagai konselor orang tua dituntut untuk

tidak menghakimi, tetapi dengan jiwa besar justru harus

merangkul remaja bila sedang mengalami masalah dan

membantu menyelesaikan masalah tersebut.

e. Sebagai komunikator

Hubungan yang baik antara orang tua dengan anak dan

remajanya akan sangat membantu dalam pembinaan mereka.

Apabila hubungan antara orang tua dengan anaknya terjalin

dengan baik, maka satu sama lain akan terbuka dan saling

mempercayai. Segala kesulitan yang dihadapi anaknya akan

dapat teratasi, sehingga mereka tidak akan mencari

teman/orang lain dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi. Remaja akan merasa aman dan terlindungi, bila

orang tua dapat menjadi sumber informasi, serta teman

yang dapat diajak bicara tentang kesulitan atau masalah

mereka. Salah satu cara yang ideal untuk membina hubungan

dengan anak dan remajanya adalah menjadi sahabat atau

teman.

f. Sebagai teman/sahabat

Dengan peran orang tua sebagai teman/sahabat anak remaja

akan lebih terbuka dalam menyampaikan permasalahan yang

di hadapinya. Sebagai orang tua hendaknya mampu berperan

Page 25: Proposal 123

seperti pohon yang kuat dan rindang, akarnya menghujam ke

dalam tanah sehingga bisa memberikan makan pada dahan dan

daun dan sang pohon dapat menghasilkan buah yang segar,

tidak busuk dan berulat.

Beberapa peran orang tua dalam mencegah perilaku merokok

yaitu (Anonim, 2007) :

a. Sebagai pendengar : mendengarkan secara aktif menunjukkan

kasih saying dan perhatian orang tua kepada anak. Hindari

kata negative atau sikap anda yang negative, seperti

menghakimi, menuduh, mengkritik, mencela atau terlalu

banyak memberi nasihat pada anak seolah anda merasa benar

sendiri. Tunjukkan perhatian anda dengan cara memberi

dorongan non – verbal dan gunakan nada lembut dalam

menjawab pertanyaan nya.

b. Sebagai pendorong : tingkatkan percaya diri anak dengan

memberi pujian dan dorongan untuk hal – hal kecil atau

sepele yang dilakukannya. Mengarahkan keinginan atau cita

– citanya sesuai kemampuan dan berikan tanggung jawab

yang dapat membangung kepercayaan dirinya yang sesuai

kemampuan dirinya.

c. Sebagai pengarah : sejak dini ajarkan anak untuk bisa

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Hal ini

memungkinkan anak berani mengambil keputusan atas

dorongan hati nuraninya, bukan karena tekanan atau

bujukan teman. Dengan begitu anak akan mampu menolak

tawaran untuk merokok, kalau perlu ajarkan juga cara

untuk menolak ajakan temannya.

Page 26: Proposal 123

d. Sebagai teladan : jika anda orang tua perokok maka

berusahalah untuk berhenti karena seribu kiat anda

menasehatinya, tidak akan didengar oleh anak anda jika

orang tua tidak mencontohkannya.

Menurut Rahayu Ginitasasi dalam penelitian peran orang tua

bahwa :

a. Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa

aman, kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungan nya.

b. Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan

pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu

anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungan nya, serta bisa

berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga

c. Peranan anak : melaksanakan peranan psiko social sesuai

dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental,

social dan spiritual.

Menurut Gunarsa (dikutip dari Soerjono Soekamto, 2004)

keluarga yang ideal atau lengkap maka ada dua individu yang

memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran ibu,

secara umum peran kedua individu tersebut adalah :

a. Peran ibu adalah :

- Memenuhi kebutuhan biologis dan fisik

- Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, kasih

sayangdan konsisten

- Mendidik, mengatur dan mengendalikan anak

- Menjadi contoh dan teladan bagi anak

Page 27: Proposal 123

b. Peran ayah di dalam keluarga sebagaimana yang dinyatakan

oleh Najoela Shihab. Peran itu adalah :

- Player

Ayah menjadi teman bermain bagi anak – anaknya.

Permainan membuat anak merasa nyaman dan menjadi sarana

membangun ikatan. Semakin sering ayah bermain dengan

anak, biasanya semakin berkualitas mental anak.

- Teacher

Seorang ayah yang baik juga harus bisa berperan sebagai

guru. Guru itu berarti sumber pengetahuan bagi anak.

Peran penting ayah sebagai guru bukan hanya untuk

mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk memelihara

rasa keingintahuan anak.

- Protector

Fungsi ayah sebagai pelindung adalah mengajarkan anak –

anak untuk melindungi dirinya sendiri karena orang tua

tak mungkin bersama mereka setiap waktu. Ayah perlu

juga mengenali dunia anak : mengetahui apa kesukaannya,

apa yang dibencinya, teman – teman dekatnya, dan dunia

yang ditekuni anak. Semakin ayah mengetahui dunia anak,

semakin mudah menjalin komunikasi dan koneksi dengan

mereka dan sebaliknya.

- Partner

Fungsi ayah tidak bleh hanya berharap dan bergantung

pada ibu, tetapi juga terlihat aktif. Ayah juga

memiliki hak untuk bermain bersama anak, tak hanya

berfungsi sebagai “ bad cop” untuk menakut – nakuti

anak karena ayah dan ibu adalah partner maka peraturan

Page 28: Proposal 123

rumah tangga pun perlu disepakati dan tidak boleh

bersebrangan. Ayah dan ibu perlu punya suara sama. Jika

ayah mengatakan tidak ibu juga mengatakan yang sama.

4. Penelitian terkait

1. Penelitian terkait yang dilakukan oleh (Bayu Hendra

Sukma,2012) Peran orang tua dalam mencegah perilaku

merokok dengan perilaku merokok pada remaja putra hasil

penelitian menunjukkan desain penelitian yaitu korelasi.

Populasi semua remaja putra besar sampel 92 responden.

Pengambilan sample menggunakan teknik simple random

sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner

di analisis menggunakan uji mann whitney dengan α < 0.05.

setelah dilakukan uji statistic mann – whitney pada peran

orang tua dengan perilaku merokok pada remaja putra di

SMAN 3 kediri dengan taraf signifikansi yang ditetapkan α

< 0.05 maka di dapatkan p=0.170. p>a maka Ho diterima dan

Ha ditolak sehingga tidak ada hubungan peran orang tua

dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMAN 3

kediri.

2. Penelitian terkait yang dilakukan oleh (Rahmadi, Afdol,

Yuniar Lestari,Yenita, 2013) hubungan pengetahuan dan

sikap terhadap rokok dengan kebiasaan merokok siswa SMP

di kota padang hasil penelitian ini adalah analitik

observasional dalm bentuk rancanagn cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP di

kota padang. Jumlah sample sebanyak 96 siswa yang diambil

secara cluster sampling dan simple random sampling.

Page 29: Proposal 123

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dan

analisis dengan uji chi – square pada α=0.05. hasil yang

didapatkan 32.30% siswa adalah perokok, 10.4% dengan

pengetahuan rendah dan 7.3% dengan sikap negative. Tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan

(p=1.000) dan sikap (1.000) dengan kebiasaan merokok pada

siswa di SMP di kota padang dengan (p=0.155)

3. Penelitian terkait yang dilakukan oleh (Septhin

E.Mukuan,2006) Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap TentangBahaya Merokok Bagi Kesehatan Dengan Tindakan Merokok Pelajar

Smk Kristen Kawangkoan Penelitian ini merupakan penelitian

survei analitik dengan rancangan potong lintang dengan

sampel 223 pelajar dari total populasi 412 pelajar. Data

pengetahuan, sikap, dan tindakan diukur menggunakan

kuesioner kemudian dianalisis menggunakan uji chi squre

pada CI= 95% dan α= 0,05. Hasil penelitian menyatakan

bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan sebesar

47%, sedangkan laki-laki sebesar 53%, dengan pelajar yang

memiliki pengetahuan baik sebesar 53,4% dan pelajar yang

memiliki pengetahuan tidak baik sebesar 56,6%, untuk

pelajar yang memiliki sikap baik sebesar 61,8% dan

pelajar yang memiliki sikap tidak baik sebesar 38,2%,

sedangkan untuk status merokok, responden yang merokok

sebesar 35,4% dan yang tidak merokok sebesar 64,5%.

Berdasarkan penelitian ini juga maka dapat dinyatakan

bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

bahaya merokok bagi kesehatan dengan tindakan merokok dan

Page 30: Proposal 123

ada hubungan antara sikap tentang bahaya merokok bagi

kesehatan dengan tindakan merokok.

KERANGKA TEORI

Remaja

Karakteristik

remaja (usia dan

jenis kelamin)

Definisi dari

remaja

Page 31: Proposal 123

Notoatmojo (2012)

BAB III

Kerangka Konsep, Hipotesis, Definisi Operasional

Peran orang tua

Definisi dari orang

tua

Peranan orang tua

ayah dan ibu

Peran pendidik

Peran panutan

Peran konselor

Rokok

Definisi dari rokok

Tipe – tipe perokok

Bahaya merokok

Kandungan dari

rokok

Dampak merokok bagi

kesehatan

Pengetahuan

remaja tentang

bahaya merokok

Page 32: Proposal 123

1.1 Kerangka Konsep

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh

generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep

merupakan abstraksi maka konsep tidak dapat langsung

diamati atau diukur. Kerangka konsep penelitian pada

dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep

yang ingin diamati atau diukur melalui penelitan-

penelitian yang akan dilakukan. Variabel adalah sesuatu

yang digunakan sebagai cirri, sifat atau ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang

suatu konsep tertentu ( Notoatmodjo, 2005 ). Pada

penelitian ini penulis mengelompokan variabel menjadi

variabel independent, variabel dependent yang akan

dijabarkan dibawah ini:

a. Variabel bebas yaitu variabel yang di manipulasi untuk

menciptakan suatu dampak pada dependen variabel.

Variabel ini biasanya diamati untuk diketahui

hubungannya dengan variabel lain. Yang termasuk

independent dalam penelitian ini adalah umur, jenis

kelamin, pengetahuan, pendidikan, sikap keluarga, sikap

petugas kesehatan, motivasi keluarga.

b. Variabel tergantung, yaitu variabel respon atau output.

Sebagai variabel respon atau output berarti variabel

ini akn muncul sebagai akibat manipulasi variabel

bebas. Yang termasuk dalam variabel tergantung ini

adalah perilku mobilisasi dini.

Page 33: Proposal 123

Kerangka Konsep

Variabel perancu

Jenis kelamin

Usia

Variabel Independen

Peran orang tua :

Peran pendidik

Peran panutan

Peran pendamping

Peran komunikator

Variabel dependen

Pengetahuan remaja

tentang bahaya

merokok

- Pengetahuan Baik

- Pengetahuan

Page 34: Proposal 123

Lingkungan

Pengaruh teman sebaya

Keterangan :

= diteliti

= dihubungkan

1.2 Hipotesis

Hipotesis kerja ( Ha ) adalah pernyataan tentang

prediksi hasil penelitian berupa hubungan antar variabel

yang diteliti. Dalam hipotesis kerja menyatakan secara

langsung tentang prediksi hasil penelitian ( kelana, 2011

)

Hipotesis statistik ( Ho ) adalah pernyataan

hipotesis yang digunakan untuk kepentingan uji statistik

terhadap data hasil penelitian. Hipotesis ini dirumuskan

untuk menyatakan kesamaan, tidak adanya perbedaan atau

tidak adanya hubungan antar variabel independen dan

variabel dependen.

Ha dalam penilitian ini adalah :

Page 35: Proposal 123

Ada Hubungan peran orang tua dengan pengetahuan remaja

tentang bahaya merokok pada siswa di SMP Negri 7 Tambun

Selatan Tahun 2013

Ho dalam penelitian ini adalah :

Tidak ada hubungan peran orang tua dengan pengetahuan

remaja tentang bahaya merokok pada siswa di SMP Negri 7

Tambun Selatan Tahun 2013

1.3 Definisi Operasional

Variabel/

sub

variable

Definisi

operasiona

l

Alat dan

cara ukur

Hasil ukur Skala

ukur

Karakteris

tik :

a. Usia

Usia

responden

yang

terhitung

sejak

lahir

hingga

ulang

tahun

terakhir

Kuesioner

item

pertanyaa

n

demografi

tentang

umur

Yang

dinyatakan

dalam tahun

1. 12 – 13

2. 14 – 15

Ordinal

b. Jenis

Kelamin

Identitas

responden

sesuai

kondisi

biologis /

Kuesioner

item

pertanyaa

n

demografi

1. Laki –

laki

2. Perempuan

Nominal

Page 36: Proposal 123

fisiknya

yaitu laki

– laki dan

perempuan

tentang

jenis

kelamin

c. Lingkung

an

Lingkungan

responden

dilihat

dari

sekitar

tempat

tinggal

respondem

Kuesioner 1. Tidak

berpengar

uh

2. Berpengar

uh

Ordinal

d. Teman

sebaya

Remaja

yang

memiliki

tingkat

usia yang

sama serta

melibatkan

keakraban

yang

relative

besar

dalam

kelompokny

a

Kuesioner 1. Berpengar

uh

2. Tidak

berpengar

uh

Ordinal

Variabel

terikat Pemahaman Kuesioner 1. Baik Ordinal

Page 37: Proposal 123

Pengetahua

n tentang

bahaya

merokok

dan

pengetahua

n yang

diperoleh

dari

melalui

proses

belajar

dalam

pendidikan

tentang

bahaya

merokok

mengenai

definisi

rokok,

tipe –

tipe

perokok,

bahaya

merokok,

kandungan

dari rokok

dan dampak

merokok

bagi

kesehatan

2. Kurang

baik

Variabel

Page 38: Proposal 123

bebas

Peran

orang tua

Peran yang

diberikan

oleh orang

tua pada

remaja

untuk

mengetahui

apa saja

bahaya

dari

merokok

Kuesioner 1. Kurang

baik

2. Baik

Ordinal

Peran

pendidik

Orang tua

memberikan

bimbingan

dan arahan

kepada

anak

remajanya

sebagai

bekal

untuk

menghadapi

perubahan

Kuesioner 1. Kurang

baik

2. Baik

Ordinal

Peran

panutan

Orang tua

sebagai

panutan

dan

menjadi

Kuesioner 1. Kurang

baik

2. Baik

Ordinal

Page 39: Proposal 123

tokoh

teladan

bagi

anaknya

yang

kemudia

akan

dijadikan

panutan

dalam

kehidupan

nyaPeran

pendamping

Orang tua

wajib

mendamping

i anak

agar tidak

terjerumus

ke dalam

pergaulan

yang

membawanya

kedalam

kenakalan

remaja

Kuesioner 1. Kurang

baik

2. Baik

Ordinal

Peran

komunikato

r

Peran

orang tua

menjalin

Kuesioner 1. Kurang

baik

2. Baik

Ordinal

Page 40: Proposal 123

suatu

hubungan

yang baik

kepada

anaknya

untuk

membina

hubungan

salaing

percaya

dan aman

BAB IV

Metedologi Penelitian

4.1 Desain Penelitian

Page 41: Proposal 123

Desain penelitan ini menggunakan adalah deskriptif

analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

penelitian dimana variabel – variabel yang termasuk

faktor resiko dan variabel – variabel yang termasuk efek

diobservasi sekaligus pada waktu yang sama ( kelana, 2011

). Penelitian ini bertujuan untuk ada tidaknya hubungan

perang orang tua dengan pengetahuan remaja tentang bahaya

merokok pada siswa SMP Negri 7 Tambun Selatan pada tahun

2013. Data untuk menunjang penelitian tersebut didapatkan

dari kuesioner yang dibagikan oleh peneliti kepada

responden.

4.2 Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan

karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya

objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh

karekteristik atau sifat yang dimilki subjek atau objek

tersebut (A. Aziz Alimun Hidayat, 2007). Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa SMP Negri 7 Tambun Selatan

yang berusia antara 12 – 15 tahun, dengan jumlah

populasi 160 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti (Arikunto, 2002). Jenis teknik sampling yg

digunakan adalah simple random sampling, simple random

sampling adalah metode pengambilan sampel secara acak

sederhana dengan asumsi bahwa karakteristik tertentu

yang dimiliki oleh populasi tidak dipertimbangkan

Page 42: Proposal 123

(kelana 2012). Rumus sampel yang digunakan adalah

Yamane.

Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan

rumus :

n= Keterangan :

N : Besar populasi

n : Besar Sampel

d : Presentase kelonggaran ketidaktelitian karena

kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat

ditolerir atau diinginkan, misalnya 2%, 5%, 10%

=

untuk antisipasi drop out, maka dimanipulasi 10%,

menjadi 108 responden. Dari perhitungan diatas maka

jumlah sampel wajib yang harus diambil peneliti adalah

108 orang pada saat menyebarkan kuesioner.

Kriteria Inklusi :

Sampel yang diambil harus memenuhi criteria antara lain

:

1) Anak remaja di SMP negri 7 tambun selatan

Page 43: Proposal 123

2) Bersedia menjadi responden

3) Responden usia anak remaja umur 12 – 15 tahun .

Kriteria Eksklusi :

Sampel tidak diambil bila :

1) Bukan merupakan anak remaja di SMP negri 7 tambun

selatan

2) Tidak bersedia menjadi responden

3) Responden selain usia anak remaja umur 12 – 15

tahun

4.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negri 7 Tambun

Selatan. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut sebagai

tempat penelitian karena peneliti melihat sebagian besar

siswa di sekoah tersebut mengkonsumsi rokok.

4.4 Etika Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti harus membuat

surat permohonan ijin meneliti dari pihak institusi,

peneliti harus membawa rekomendasi dari institusinya

untuk pihak lain dengan cara memberikan dan mengajukan

permohonan ijin kepada institusi atau lembaga tempat

penelitian yang akan dituju oleh peneliti, setelah

mendapatkan persetujuan barulah peneliti dapat

melaksanakan penelitian dengan menekankan masalah etika

yang meliputi :

1. Informed Consent

Sebelum dilakukan penelitian dalam pengambilan

sampel, penelitian harus memberikan lembar persetujuan

lalu diberikan kepada responden yang akan diteliti.

Page 44: Proposal 123

Lembar informed consent berisi permintaan persetujuan

responden untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini

serta dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat

penelitian. Bila salah satu dari responden menolak,

maka peneliti harus tetap menghargai dan menghormati

hak-hak subjek yang akan diteliti.

Peneliti akan memberikan lembar informed consent kepada

responden untuk meminta persetujuan dari responden

untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.

2. Anominity ( tanpa nama )

Pelaksanaan dalam penelitian ini peneliti harus

menjaga dan melindungi objek yang akan diteliti, dengan

merahasiakan identitas pribadi pelaku yang dijadikan

objek yang akan diteliti oleh peneliti. Peneliti harus

merahasiakan identitas responden pada lembar kuisoner

dengan tidak mencatumkan nama responden pada alat ukur

dan hanya memberikan kode lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan ( confidentiality )

Peneliti harus bisa menghindari hal-hal yang akan

menjadikan ketidaknyamanan objek yang akan diteliti

dengan cara memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.

4.5 Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket

atau kuesioner sebagai alat untuk pengumpulan data.

Kuesioner dibuat dalam empat bagian. Bagian pertama

Page 45: Proposal 123

berisi data demografi responden, sedangkan tiga bagian

lainnya berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang terkait

pada indikator-indikator dalam variabel yang akan

diteliti.

Adapun isi kuesioner tersebut adalah sebagai berikut :

a. Data demografi

b. Kuisioner pengetahuan anak tentang bahaya merokok

c. Kuisioner tentang peran orang tua

4.6 Metode Pengumpulan Data

Langkah awal yang dilakukan peneliti yaitu dengan

mengurus surat keterangan melakukan tugas riset dari

pihak FIKES UPN “Veteran” Jakarta, sebagai landasan

permohonan mengadakan riset di sekolah yang dipilih untuk

melaksanakan penelitian. Dan sebelumnya telah ditentukan

sekolah yang diinginkan berdasarkan pertimbangan yang

matang

Penelitian dapat dilanjutkan pada sekolah ini

setelah peneliti memperoleh izin dari pihak sekolah,

dilanjutkan dengan meminta data – data siswa. Kemudian

peneiti akan melakukan pendekatan langsung kepada tiap

siswa yang memenuhi kriteria sampel yang telah dilakukan

sebelumnya, untuk memperoleh kesediaannya menjadi

responden penelitian.

Responden akan memberikan kesediaannya menjadi

subjek penelitian setelah peneliti terlebih dahulu

menjelaskan mengenai penelitian ini kepada calon

responden, serta menjelaskan mengenai penelitian ini

kepada calon responden, serta menjalankan hak responden,

Page 46: Proposal 123

keuntungan dan kerugian ikut serta dalam penelitian ini.

Ketika calon responden menyetujui untuk ikut serta dalam

penelitian, responden diminta untuk menandatangani

informed consent tanpa paksaan.

Penandatanganan informed consent diikuti dengan

pembuatan kontrak waktu pengisian kuesioner antara

peneliti dan responden. Jika responden setuju maka

peneliti menyerahkan kuesioner kepada responden untuk

diisi. Dalam pengisiannya, responden berhak bertanya

kepada peneliti apabila mengalami kesulitan dalam

menjawab kuesioner.

Kuesioner yang telah diisi kemudian dikembalikan

kepada peneliti yang kemudian akan memastikan kelengkapan

data kuesioner. Selanjutnya peneliti mengucapkan terima

kasih atas kesediaan responden untuk menjawab kuesioner

dan memberi reward positif berupa kenang – kenangan kecil

kepada responden. Dan tentunya peneliti akan mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dan

memberikan kontribusinya dalam proses penelitian dari

awal hingga selesai.

4.7 Pengelohan Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian

kegiatan penelitian setelah kegiatan penumpulan data.

Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang

benar, paling tidak ada empat tahapan pengolahan data

yang harus dilalui yaitu :

1. Editing

Page 47: Proposal 123

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian

formulir atau kuesioner apakah jawaban yang ada di

kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan, konsisiten.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk

huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan.

Kegunaan dari coding adalah mempermudah pada saat

analisis data dan juga mempercepat pada saat entry

data.

3. Processing

Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar

dan juga sudah melewati pengkodingan, maka langkah

selanjutnya adalah memproses agar data dapat di

analisis. Pemprosesan data dilakukan dengan cara

memasukan data dari kuesioner ke paket program

computer.

4. Cleaning

Cleaning ( pembersihan data ) merupakan kegiatan

pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada

kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut di mungkinkan

terjadi pada saat mengentry data Komputer menggunkan

program SPSS ( Statistic Package for Social Sciences ) . dalam

penelitian ini peneliti menggunakan pengolahan data

dengan computer dengan program SPSS.

5. Tabulating

Tabulating yaitu hasil pengelompokan data kemudian

ditampilkan secara deskriptif dalam bentuk tabel

sebagai bahan informasi.

Page 48: Proposal 123

4.8 Analisa Data

Analisa data digunakan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan yaitu mempelajari hubunngan antar

variabel. Analisis data yang digunakan pada penelitian

ini adalah :

1. Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel

dari hasil penelitian. Analisis yang digunakan adalah

uji univariat. Tujuan dari analisis ini adalah untuk

mendeskripsikan atau menjelaskan karateristik masing-

masing variabel yang diteliti baik dari jenis data

numerik maupun kategorik.

Rumus yang digunakan: p ═ x100%

Keterangan:

P= presentase

F= Jumlah jawaban

n= Jumlah skor maksimal

2. Bivariat

Tujuan analisis bivariat yaitu untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen. Teknis analisis bivariat yang

digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian

adalah uji analisis chi square (x2) dengan rumus :

Keterangan :

X² : Chi Square

Page 49: Proposal 123

O : Frekuensi observasi

E : Frekuensi harapan

Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistic

digunakan batas kemaknaan (α) = 0,05 hasil uji

statistic dikatakan bermakna apabila mempunyai nilai p-

value < alpha dan tidak bermakna apabila mempunyai

nilai p-value ≥ alpha.

4.9 Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat

ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk

menguji validitas menggunakan kolerasi product moment.

Keterangan :

r : koefisien validitas item yang dicari

n : jumlah responden

X : Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item

Y : Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item

x²∑ : Jumlah kuadrat masing-masing skor X

Y²∑ : Jumlah kuadrat masing-masing skor Y

XY∑ : Jumlah variabel bebas dan variabel terikat

X∑ : Jumlah skor dalam variabel X

Y∑ : variabel skor dalam variabel Y

Page 50: Proposal 123

Uji kuesioner dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

kepada responden yang memenuhi kriteria sampel yang

ditetapkan. Selanjutnya hasil penelitian diolah. Uji

coba tersebut bertujuan untuk mengetahui pemahaman

responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam

kuesioner dan validitas pertanyaan dari kuesioner yang

telah dibuat. Dari hasil uji kuesioner tersebut maka

dapat ditemukan beberapa pertanyaan yang dikurangi atau

disesuaikan.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 30

responden. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan

menggunakan system computer dengan degree of freedom (df)

30 – 2 = 28 (0,361).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh

mana suatu instrumen dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana

hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas

bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang

sama ( Notoadmodjo, 2005 ).

Keputusan uji : bila r hitung > r tabel, maka

variabel valid, sedangkan bila r hitung < dari r tabel

maka variabel tidak valid. Setelah semua pertanyaan

dikatakan valid dilakukan uji reliabilitas, yaitu untuk

melihat tingkat konsistensi suatu instrument.

Page 51: Proposal 123

Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah

metode Alpha Chonbach. Standar yang digunakan dalam

menentukan reliable dan tidaknya suatu instrument

penelitian umumnya adalah perbandingan antara r hitung

dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat

signifikan 5%. Apabila dengan metode Alpha-Chonbach,

maka nilai r hitung bernilai positif, maka suatu

instrument dapat dikatakan reliabel.

Tingkat Reliabel Berdasarkan Nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabel0,00 s.d 0,20 Kurang reliabel>0,20 s.d 0,40 Agak reliabel>0,40 s.d 0,60 Cukup reliabel>0,60 s.d 0,80 Reliabel>0,80 s.d 1,00 Sangat reliabel

Rumus :

Keterangan :

α : Cronbach’s alpha

item : Variance dari pertanyaan

total : Variance dari skor

Page 52: Proposal 123

Daftar Pustaka

Rahmadi Afidol, Yuniar Lestari, Yenita. 2013. Dikutip dari

Artikel penelitian hubungan pengetahuan dan sikap terhadap

rokok dengan kebiasaan merokok

http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_2no_1/25-28.pdf diunggah

pada jam 00.02

Kumboyono. 2008. Dikutip dari Majalah kesehatan FKUB tentang

hubungan perilaku merokok dan motivasi belajar anak usia

remaja

http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1826/1/jurnal

.pdf diunggah pada jam 00.13

Page 53: Proposal 123

Shaluhiyah Zahroh, Karyono, Farid Noor. 2005. Dikutip dari

Factor – factor yang berpengaruh terhadap praktik merokok pada

remaja https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=13&cad=rja&ved=0CDsQFjACOAo&url=h

ttp%3A%2F%2Fejournal.undip.ac.id%2Findex.php%2Fjpki%2Farticle

%2Fdownload

%2F2805%2F2492&ei=l79iUtbxB8msrAe6vYA4&usg=AFQjCNE1HBOsbcbr9pxROr2ak

ZV-pvpxNA&sig2=0ncJ1U1YEvtnvO0yo1yong&bvm=bv.54934254,d.bmk

diunggah pada jam 00.21

Mulya Yudhia, Sri Hidajati Ramdani. 2013. Dikutip dari

analisis perilaku konsumen rokok di kalangan mahasiswahttps://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=11&cad=rja&ved=0CCcQFjAAOAo&url=h

ttp%3A%2F%2Fpasca-unpak.ac.id%2Fejournal%2Findex.php%2FMM%2Farticle

%2Fdownload

%2F20%2F15&ei=l79iUtbxB8msrAe6vYA4&usg=AFQjCNH6wttAdOirlKWIWgwXQrosD

K4yzg&sig2=AFkpeP54OtXSmUNZNBNoJg&bvm=bv.54934254,d.bmk diunggah

pada jam 00.20 WIB

Wahyono Bambang, Chatila Maharani. 2007. Dikutip dari

peningkatan pengetahuan tentang bahaya merokok pada siswa smphttps://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCgQFjAA&url=http

%3A%2F%2Fjournal.unnes.ac.id%2Fnju%2Findex.php%2Frekayasa%2Farticle

%2Fdownload

%2F299%2F287&ei=xbxiUpfYOsOprAfT1oHICw&usg=AFQjCNFNClS3I64HYhYEqu7vV

60jfnAJIA&sig2=7oV-TNhYeX2Qt-wIdlBOpA&bvm=bv.54934254,d.bmk

diunggah pada jam 00.12

Page 54: Proposal 123

Henridha ikhsan, Arwani dan Purnomo. 2012. Dikutip dari

pengaruh pendidikan kesehatan bahaya merokok terhadap perilaku

mengurangi konsumsi rokok pada remaja diunggah pada jam 13.00

WIB

Bayu Hendra Sukma. 2012. Dikutip dari Peran orang tua dalam

mencegah perilaku merokok dengan perilaku merokok pada remaja

putra diunggah pada jam 13.05

Septhin E.Mukuan. 2006 dikutip dari Hubungan Antara PengetahuanDan Sikap Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Dengan Tindakan

Merokok Pelajar Smk Kristen Kawangkoan diunggah pada jam 13.15